Meningitis
-
Upload
inty-defly-nand -
Category
Documents
-
view
31 -
download
2
Transcript of Meningitis
Meningitis
A. Batasan meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadipada selaput otak (araknoidea dan piamater)
B. Penyebab
Penyebab meningitis adalah mikroorganisme yang tidak spesifik(satu jenis tertentu
seperti penyakit typus).Mikroorganisme yang sering menyebabkan adalah :
1. Pneumokokus
2. Haemofilus influenza
3. Stapilokokus
4. Escherichia coli
5. Salmonella
6. Streptokokus
7. Meningokokus
Bakteri tersebut diatas dikenal sangat toksik karena dapat mengakibatkan jaringan
cepat rusak dan menghasilkan pustule sehingga disebut penyakitnya dengan meningitis
purulenta.
Biasanya mikroorganisme tersebut diatas sampai menginfeksi otak setelah didahului
infeksi pada penyakit lain seperti : bronchitis,tonsillitis,pneumonia.Perpindahan tersebut yang
terbanyak melalui system hematogen.
C. Gambaran klinis
Gambaran klinis yang sering muncul pada anak dengan meningitis ,antara lain :
1. Pada fase akut gejala yang muncul,antara lain :
a. Lesu
b. Mudah terangsang
c. Hipertermia
d. Anoreksia
e. Sakit kepala
2. Peningkatan tekanan intracranial.Tanda-tanda terjadinya tekanan intracranial :
a. Penurunan kesadaran
b. Muntah yang sering proyektil(menyembur)
c. Tangisan merintih
d. Sakit kepala
3. Kejang baik secara umum maupun local
4. Kelumpuhan ekstremitas (paresis atau paralisis )
5. Ganguan frekuensi dan irama pernafasan (cepat dengan irama kadang dangkal dan
kadang dalam)
6. Munculnya tanda-tanda rangsangan meningial seperti : kaku kuduk,regidital
umum,reflex kerning dan Brudzinkly positif.
D. Pathofisiologi
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kokus seperti
streptokokus,stapilokokus,meningiokokus,pneumokokus dan dari golongan lain seperti
tersebut diaatas menginfeksi tonsil,bronkus,saluran cerna.Mikroorganisme tersebut
mencapai otak mengikuti aliran darah.
Di otak mikroorganisme berkembangbiak membentuk koloni.Koloni mikroorganisme
itulah yang mampu menginfeksi lapisan otak (meningen).Mikroorganisme menghasilkan
toksin dan merusak meningen.Kumpulan toksik mikroorganisme,jaringan meningen yang
rusak,cairan sel terkumpul menjadi satu membentuk cairan yang kental yang disebut
pustule.Karena sifatn cairannya tersebut.Penyakit ini popular disebut meningitis purulen.
Toksik yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui hematogen sampai ke
hipotalamus.Hipotalamus kemudian manaikkan suhu sebagai tanda adanya
bahaya.Kenaikan suhu dihipotalamus akan diikuti dengan peningkatan mediator kimiawi
akibat peradangan seperti prostaglandin,epinefrin,norepinefrin.Kenaikan mediator
tersebut dapat merangsang peningkatan metabolism sehingga dapat tertjadi kenaikan
suhu diseluruh tubuh,rasa sakit kepala,peningkatan respon gastrointestinal yang
memunculkan rasa mual dan muntah.
Volume pustule yang semakin meningkat dapat mengakibatkan peningkatan desakan
didalam intrakanial.Desakan tersebut dapat meningkatkan rangsangan dikorteks serebri
yang terdapat pusat pengaturan system gastrointestinal sehingga merangsang munculnya
muntah dengan cepat,juga dapat terjadi gangguan pusat pernafasan.Peningkatan tekanan
intracranial tersebut juga dapat mengganggu fungsi sensorik maupun motorik serta fungsi
memorik yang terdapat pada serebrum sehingga penderita mengalami penurunan respon
kesadaran terhadap lingkungan(penurunan kesadaran.Penurunan kesadaran ini dapat
menurunkan pengeluaran sekresi trakeobronkial yang berakibat pada penumpukan secret
di trakea dan bronchial.Kondisi ini berdampak pada penumpukan secret ditrakea dan
bronkus sehingga bronkus dan trakea menjadi sempit.
Peningkatan tekanan intracranial juga dapat berdampak pada munculnya fase eksitasi
yang terlalu cepat pada neuronsehingga memunculkan kejang.Respon saraf perifer juga
tidak bisa berlangsung secara konduksif,ini yang secara klinis dapat memunculkan respon
patologis pada jaringan tersebut seperti munculnya tanda kernig dan brudinzky.Kejang
yang terjadi pada anak dapat mengakibatkan spasme pada otot bronkus.Spasme dapat
mengakibatkan penyempitan jalan nafas.
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada anak dengan meningitis antara lain:
1. Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi subdural). Cairan ini muncul karena
adanya desakan pada intracranial yang meningkat sehingga memungkinkan lolosnya
cairan dari lapisan otak ke daerah subdural.
2. Peradangan pada daerah ventrikuler otak (ventrikulitis). Abses pada meningen dapat
sampai ke jaringan cranial lain baik melalui perembetan langsung maupun hematogen
termasuk ke ventrikuler.
3. Hidrosepalus. Peradangan pada meningen dapat merangsang kenaikan produksi
Liquor Cerebro Spinal (LCS). Cairan LCS pada meningitis lebih kental sehingga
memungkinkan terjadinya sumbatan pada saluran LCS yang menuju medulla spinalis.
Cairan tersebut akhirnya banyak tertahan di intracranial.
4. Abses otak. Abses otak terjadi apabila infeksi sudah menyebar ke otak karena
meningitis tidak mendapat pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat.
5. Epilepsy
6. Retardasi Mental. Retardasi mental kemungkinan terjadi karena meningitis yang yang
sudah menyebar ke serebrum sehingga mengganggu gyrus otak anak sebagai tempat
menyimpan memori.
7. Serangan meningitis berulang. Kondisi ini terjadi karena pengobatan yang tidak
tuntas atau mikroorganisme yang sudah resisten terhadap antibiotic yang digunakan
untuk pengobatan.
F. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Penatalaksanaan secara umum yang dilakukan di rumah sakit adalah:
1. Pemberian cairan intravena. Pilihan awal yang bersifat isotonic seperti asering atau
ringer laktat dengan dosis yang dipertimbangkan melalui penurunan berat badan anak
atau tingkat dehidrasi. Ini diberikan karena anak yang menderita meningitis sering
datang dengan penurunan kesadaran karena kekurangan cairan akibat muntah,
pengeluaran cairan melalui proses evaporasi akibat hipertermia dan intake cairan
yang kurang akibat kesadaran yang menurun.
2. Pemberian diazepam apabila anak mengalami kejang. Pada dosis awal diberikan
diazepam 0.5 mg/Kg BB/ kali pemberian secara intravena. Setelah kejang dapat
diatasi maka diberikan fenobarbital dengan dosis awal pada neonates 30mg, anak
kurang dari 1 tahun 50 mg sedangkan yang lebih 1 tahun 75 mg. untuk rumatannya
diberikan fenobarbital 8-10 mg/ KgBB/dibagi dalam 2 kali pemberian diberikan
selama 2 hari. Sedangkan pemberian fenobarbital 2 hari berikutnya dosis diturunkan
menjadi 4-5mg/kgBB/dibagi dalam 2 kali pemberian. Pemberian diazepam selain
untuk menurunkan kejang juga diharapkan dapat menurunkan suhu tubuh karena
selain hasil toksik kuman peningkatan suhu tubuh juga berasal dari kontraksi otot
akibat kejang.
3. Penempatan pada ruangan yang minimal rangsangan seperti rangsangan suara, cahaya
dan rangsangan polusi. Rangsangan yang berlebihan dapat membangkitkan kejang
pada anak karena peningkatan rangsangan depolarisasi neuron yang dapat
berlangsung cepat.
4. Pembebasan jalan nafas dengan menghisap lendir melalui section dan memposisikan
anak pada posisi kepala miring hiperekstensi. Tindakan pembebasan jalan nafas
dipadu dengan pemberian oksigen untuk mensupport kebutuhan metabolism yang
meningkat selain itu mungkin juga terjadi depresi pusat pernafasan karena
peningkatan tekanan intracranial sehingga perlu diberikan oksigen bertekanan tinggi
yang lebih mudah masuk ke saluran pernafasan. Pemberian oksigen pada anak dengan
meningitis dianjurkan konsentrasi yang masuk bisa tinggi melalui masker oksigen.
5. Pemberian antibiotic yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab. Antibiotic yang
sering dipakai adalah ampisilin dengan dosis 300-400mg/KgBB dibagi dalam 6 dosis
pemberian secara intravena dikombinasikan dengan kloramfenikol 50mg/KgBB
dibagi dalam 4 dosis pemberian. Pemberian antibiotic ini yang paling rasional melalui
kultur dari pengambilan cairan serebrospinal melalui limbal fingtio.
G. Penatalaksanaan Di Rumah
Penatalaksanaan di rumah bersifat sementara untuk member pertolongan awal dalam
memberikan support berfungsinya organ vital. Setelah itu anak harus segera dirujuk ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Anak dengan meningitis biasanya karena didahului dengan demam tanpa disertai kejang
kadang dianggap peradangan pada organ lain seperti tonsillitis, faringitis atau mungkin
demam typhoid walaupun memang perjalanan meningitis banyak melalui peradangan
pada organ-organ tersebut. Oleh karena itu penatalaksanaan yang dapat dilakukan di
rumah antara lain:
1. Tempatkan anak pada ruangan dengan sirkulasi udara baik, tidak terlalu panas dan
tidak terlalu lembab. Sirkulasi udara yang baik berfungsi mensupport penyediaan
oksigen lingkungan yang cukup karena anak yang menderita demam terjadi
peningkatan metabolism aerobic yang praktis membutuhkan masukan oksigen yang
cukup. Selain itu ruangan yang cukup oksigen juga berfungsi menjaga fungsi saluran
pernafasan dapat berfungsi dengan baik. Adapun lingkungan yang panas selain
mempersulit perpindahan panas anak ke lingkungan juga dapat terjadi sebaliknya
kadang anak justru yang menerima paparan panas dari lingkungan.
2. Tempatkan anak pada tempat tidur yang rata dan lunak dengan posisi kepala miring
hiperekstensi. Posisi ini diharapkan dapat menghindari tertekuknya jalan nafas
sehingga mengganggu masuknya oksigen ke saluran pernafasan.
3. Berikan kompres hangat pada anak untuk membantu menurunkan demam. Kompres
ini berfungsi memindahkan panas anak melalui proses konduksi. Perpindahan panas
anak biar dapat lebih efektif dipadukan dengan pemberian pakaian yang tipis
sehingga panas tubuh anak mudah berpindah ke lingkungan.
4. Berikan anak obat penurun panas ( dosis disesuaikan dengan umur anak). Untuk
patokan umum dosis dapat diberikan anak dengan usia sampai 1 tahun 60-120 mg, 1-
5 tahun 120-150 mg, 5 tahun ke atas 250-500 mg yang diberikan rata-rata 3 kali
sehari.
5. Anak diberikan minum yang cukup dan hangat dengan patokan rata-rata kebutuhan
30-40 cc/KgBB per hari. Cairan ini selain secara volume untuk mengganti cairan
yang hilang karena peningkatan suhu tubuh juga berfungsi untuk menjaga
kelangsungan fungsi sel tubuh yang sebagian besar komposisinya adalah unsure
cairan. Sedangkan minuman hangat dapat membantu mengencerkan secret yang
kental pada saluran pernafasan.
H. Masalah yang lazim muncul pada klien dengan meningitis
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler
3. Ketidak efektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah vena
arteri
4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
5. Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara
aktif ,kurangnya intake cairan
6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan sekresi ADH yang tidak proporsional
7. Resiko injury berhubungan dengan kejang tonik klonik,disorientasi
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksi
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit,prosedur
perawatan,pengobatan
10. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas fisik ,status nutrisi
11. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
12. Potensial komplikasi (PK) :peningkatan tekanan intra cranial
13. Potensial komplikasi (PK) : hipertermi
I. Discharge planning
1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat dan pemantauan efek samping
2. Ajarkan pada orang tua untuk memantau komplikasi jangka panjang serta tanda dan
gejalanya.
J. Rencana keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler
Definisi : ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Batasan karakterisktik :
Dispneu ,Penurunan suara nafas
Orthopneu
Cyanosisi
Kelainan suara nafas (rales,wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk,tidak efektif atau tidak ada
Mata melebar
Produksi spuntum
Gelisah
Perubahan frekuensi dan irama nafas
Factor-faktor yang berhubungan :
Lingkungan : merokok,menghirup asap rokok,perokok pasif(POK),infeksi
Fisiologis : disfungsi neuromuskuler,hyperplasia dinding bronkus,alergi jalan
nafas,asma.
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas.sekresi tertahan,banyaknya
mucus,adanya jalan nafas buatan,sekresi brokus,adanya eksudat dialveolus,adanya
benda asing dijalan nafas.
NOC
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control
Criteria hasil
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan spuntum,mampu bernafas dengan
mudah,tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,irama
nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang normal,tidak ada suara nafas
abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat
jalan nafas.
NIC
Airway suction
Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
Minta klien nfas dalam sebelum suction dilakukan
Berikan O2 menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakel
Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kakteter dikeluarkan
dari nasotrakeal
Monitoring status O2 pasien
Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukkan suction
Hentikan suction dan berikan O2 apabila pasien menunjukkan
brakikardi,peningkatan saturasi O2 ,dll.
Airway management
Buka jalan nafas,gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan
Lakukkan suction pada mayo
Berikanbronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara kassa basah NaCL lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler
NOC
Respiratory status : ventilation
Respiratory status : airway patency
Vital sign status
Criteria hasil
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,tidak ada sianosis
dan dyspneu(mampu mengeluarkan spuntum ,mampu benafas dengan
mudah ,tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,irama
nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang normal,tidak ada suara nafas abnormal).
Tanda-tanda vital dalam rentang normal(tekanan darah,nadi,pernafasan)
NIC
Airway management
Buka jalan nafas ,gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasikan pasien perlunya untuk pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukkan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan
Lakukkan suction pada mayo
Berikanbronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara kassa basah NaCL lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
Bersihkan mulut,hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafasyang paten
Atur peralatan O2
Monitor aliran O2
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tand-tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap O2
Vital sign monitoring
Monitor TD,suhu,nadi dan respirasi
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring ,duduk atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD,nadi,RR,sebelum,selama,dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan abnormal
Monitor suhu,warna,dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,brakikardi,peningkatan
sistolik)
Identifikasikan penyebab dari perubahan vital sign
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah vena arteri
NOC
Circulation status
Tissue prefusion : cerebral
Criteria hasil
a. Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
Tidak ada ortostatik hipertensi
Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial(tidak lebih dari 15
mmHg)
b. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
Menunjukkan perhatian,konsentrasi dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan benar
c. Menunjukkan fungsi sensori motorik cranial yang utuh : tingkat kesadaran
membaik,tidak ada gerakan-gerakan involunter
NIC
Peripheral sensation management (manajemen sensasi perifer)
Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
Monitor adanya paretese
Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
Gunakan sarung tangan untuk proteksi
Batasi gerakan pada kepala,leher,dan punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborsi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Definisi : suhu tubuh naik di atas rentang normal
Batasan karakteristik:
Kenaikan suhu tubuh di atas rentang normal
Serangan atau konvulsi (kejang)
Kulit kemerahan
Pertambahan RR
Takikardi
Saat disentuh tangan terasa hangat
Factor-faktor yang berhubungan:
Penyakit/trauma
Peningkatan metabolism
Aktivitas yang berlebih
Pengaruh medikasi/anastesi
Ketidakmampuan/penurunan kemampuan untuk berkeringat
Terpapar dilingkungan panas
Dehidrasi
Pakaian yang tidak tepat
NOC:
Thermoregulation
Criteria Hasil:
Suhu tubuh dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
NIC:
Fever treatment
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor WBC, HB, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative
dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, brakikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
5. Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif, kurangnya
intake cairan
Definisi: penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah
ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium
Batasan karakteristik:
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membrane mukosa/ kulit kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan
nadi
Pengisian vena menurun
Perubahan status mental
Konsentrasi urine meningkat
Temperature tubuh meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)
Factor-faktor yang berhubungan:
Kehilangan volume cairan secara aktif
Kegagalan mekanisme pengaturan
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional status: food and fluid intake
Criteria Hasil:
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,BJ urine normal, HT
normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Fluid management
Timbang popok/ pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi( kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik), jika diperlukan
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
Lakukan terapi Iv
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi.
6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan sekresi ADH yang tidak optimal
NOC
Electrolit and acid base balance
Fluid balance
Hydration
Criteria hasil
Terbebas dari edema,efusi,anaskara
Bunyi nafas bersih,tidak ada dyspneu/ortopneu
Terbebas dari distensi vena jugularis,reflek hepatojugularis(+)
Memlihara tekanan vena sentral,tekanan kapiler paru,output jantung dan vital sign
dalam batas normal
Terbebas dari kelelahan ,kecemasan atau kebingungan
Menjelaskan indicator kelebihan cairan
NIC
Fluid management
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Pasang urine kateter jika diperlukan
Monitor hasil lab yang sesuai denganretensi cairan(BUN,Hmt,osmolalitas urin)
Monitor stsus hemodinamik termasuk CVP,MAP,PAP,DAN PCWP
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan(cracles,CVP,edema,distensi vena
leher ,asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masuknya makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian
Monitor status nutrisi
Berikan dierutik sesuai interuksi
Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na
<130mEq/L
Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
Fluid monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
Tentukan kemungkinan factor resiko dari ketidakseimbangan
cairan(hipertermia,terapi diuretic,kelainan renal,gagal
jantung,diaphoresis,disfungsi hati,dll.)
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan osmilalitas urine
MonitorBP,HR,dan RR
Monitor tekanan darah orthostatic dan perubahan irama jantung
Monitor parameter hemodinamik infasis
Catat secara akurat intake dan output
Monitor adanya distensi leher,rinchi,odeme perifer dan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari odema
7. Resiko injury berhubungan dengan kejang tonik klonik,disoreintasi
NOC
Risk control
Criteria hasil
Klien terbebas dari cedera
Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury atau cedera
Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan /perilaku personal
Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Mempu mengenali perubahan status kesehatan
NIC : environment management (manjemen lingkungan)
Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Identifikasikan kebutuhan keamanan pasien,sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya:memindahkan perabotan)
Memasang side rail tempat tidur
Menyediakan tempat tidur yang aman dan bersih
Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien
Membatasi pengunjung
Memberikan penerangan yang cukup
Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
Mengontrol lingkungan dari kebisingan
Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau penunjung adanya perubahan
status kesehatan dan penyebab penyakitnya.
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia
Definisi : intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik
Berat badan 20% atau lebih dibawah ideal
Dilaporkanm adanya intake makanan yang kurang dari RDA(Recommended
Daily Allowance)
Membrane mukosa dan konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
Luka,inflamasi pada rongga mulut
Mudah merasa kenyang ,sesaat setelah mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan berat badan dengan makanan cukup
Keengganan untuk makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdomeninal dengan atau tanpa patologi
Kurang berminat terhadap makanan
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
Diare dan atau steatorrhea
Kehilangan rambu yang cukup banyak(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,mis informasi
Factor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemsukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat
berhubungan denganfaktor biologis,psikologis,atau ekonomi
NOC
Nutritional status : food and fluid intake
Hasil criteria:
Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
BB ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda melnutrisi
Tidak terjadi penurunan BB yang berarti
NIC
Nutrition management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi unutk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkandiet yang dimakn mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan bagaimana membuat catatan makanan harian
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Nutritional monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan BB
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak / orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalakan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor tugor kulit
Monitor kekeringan ,rambut kusam,dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,total protein,Hb dan kadar Ht
Monitor makan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat,kemerahan,dan kekringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema,hiperemik,hipertonik papilla lidah dan cavitas oral
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit,prosedur
perawatan,pengobatan
Definisi :tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic
spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah,ketidakakuratan mengikuti
instruksi,perilaku tidak sesuai.
Factor yang berhubungan : keterbatasan kognitif,interprestasi terhadap informasi yang
salah,kurangnya keinginan untuk mencari informasi,tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
NOC
Knowledge :disease process
Knowledge : health behavior
Criteria hasil
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit ,kondisi,prognosis,dan program pengobatan.
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/
tim kesehatan yang lain.
NIC
Teaching : disease process
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
Jelaskan patofisiologis dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi ,dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda-tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,dengan cara
yang tepat
Gambarkan proses penyakit ,dengan cara yang tepat.
Identifikasikan kemungkinan penyebab ,dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,dengan cara yang tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara
yanf tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit.
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengekplorasikan atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat dan diindikasikan
Eksplorasikan kemungkinan sumber atau dukungan dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenaitanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan dengan cara yang tepat,
10. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas fisik,status nutrisi
Definisi : perubahan pada epidermis dan dermis
Batasan karakteristik :
Gangguan pada bagian tubuh
Kerusakan lapisan kulit(dermis)
Gangguan permukaan kulit(epidermis)
Factor yang berhubungan :
Eksternal :
Hipertermia/hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban udara
Factor mekanik:misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka,tekanan,restrain)
Immobilitas fisik
Radiasi
Usia yang ekstrim
Kelembaban kulit
Obat-obatan
Internal:
Perubahan status metabolic
Tulang menonjol
Deficit imunologi
Factor yang berhubungan dengan perkembangan
Perubahan sensasi
Perubahan status nutrisi (obesitas,kekurusan)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor kulit
NOC : tissue integritas : skin and mucous membrane
Criteria hasil
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
(sensasi,elastisitas,temperatua,hidrasi,pigmentasi )
Tidak ada luka /lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang
Mempu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan
alami.
NIC
Pressure management
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Pleskan lotion /minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
11. Cemas berhubungan dengan status kesehatan
Definisi : perasaan gelisahyang tak jelas dari ketidaknyamanan /ketakutan yang disertai
respon autonom(sumner tidak spesifik /tidak diketahui oleh individu);perasaan
keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya.Sinyal inimerupakan peringatan
adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil
langkah untuk menyetujui terhadap tindakan .
Ditandai dengan :
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Focus pada diri sendiri
Kekhawatiran
Cemas
NOC
1. Anxiety control
2. Coping
3. Impilse control
Criteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasikan ,mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol
cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh,ekspresi wajah,bahas tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
NIC
Anciety Reduction(penurunan kecemasa)
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang akan dirasakan selama prosedur.
Pahami prespektif pasien terhadap situasi strees
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi ketakutan
Berikan inforamasi factual mengenai diagnosis,tidakan prognosis.
Dorongan keluarga untuk menemani anak
Lakukan back/neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasikan tingkat kecemasan
Bantu pasien untuk mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan,persepsi.
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.