Mesin freis

230
Laporan Praktikum Proses Manufaktur Kelompok 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Proses manufaktur memiliki hubungan yang sangat erat dengan produksi suatu barang yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara umum bentuk dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku material dan design, proses produksi output berupa barang jadi dari design yang dapat di nilai maupun di analisa. Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang manajer harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang produksi yang berkualitas tinggi. Untuk lebih mendalami luwes dalam pengetahuan tentang proses manufaktur, tidaklah cukup hanya mendapat materi atau teori-teori yang berasal dari buku atau diberikan oleh dosen. Praktikum proses manufaktur sangat membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan atau mengaplikasikan ilmu-ilmu atau materi yang telah didapat. Melalui praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan baku atau material yang tepat

Transcript of Mesin freis

Page 1: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin,

peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah

menjadi barang jadi untuk dijual. Proses manufaktur memiliki hubungan yang sangat

erat dengan produksi suatu barang yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara

umum bentuk dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku

material dan design, proses produksi output berupa barang jadi dari design yang dapat di

nilai maupun di analisa.

Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang

manajer harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat

mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang

produksi yang berkualitas tinggi.

Untuk lebih mendalami luwes dalam pengetahuan tentang proses manufaktur,

tidaklah cukup hanya mendapat materi atau teori-teori yang berasal dari buku atau

diberikan oleh dosen. Praktikum proses manufaktur sangat membantu mahasiswa dalam

memahami dan menerapkan atau mengaplikasikan ilmu-ilmu atau materi yang telah

didapat. Melalui praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang

design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan baku atau

material yang tepat untuk membuat barang produksi, maupun melakukan pengukuran,

menggunakan perkakas, serta mampu mengoprasikan mesin-mesin yang digunakan pada

proses manufaktur.

Pada praktikum proses manufaktur 2013 ini, mahasiswa diharapkan dapat

merancang design dan memproduksi ragum dengan bahan terbuat dari besi. Ragum

adalah benda yang digunakan untuk mencekam/menjepit benda kerja agar posisi kuat.

Proses kerja pembuatan ragum meliputi : kerja bangku, kerja turning, kerja milling

1

Page 2: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum proses manufaktur ini adalah :

1. Mahasiswa diharapkan mengetahui berbagai macam mesin dan alat produksi

secara umum, khususnya semua yang ada di LSP.

2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi, kegunaan dan cara pengoperasian mesin

dan alat-alat tersebut.

3. Mahasiswa dapat mendesain dan membuat sebuah benda/produk buatan

sendiri.

4. Mahasiswa dapat menhghitung estimasi waktu dan biaya yang diperlukan

untuk menyelesaikan sebuah produk.

5. Mahasiswa dapat menganalisa segala macam proses yang dilakukan pada

praktikum proses manufaktur.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan praktikum, dan sistematika

penulisan BAB II Dasar teori

Berisi tentang landasan teori proses produksi, proses manufaktur, proses

permesinan, kerja turning, kerja milling, kerja bangku dan assembly.

BAB III Pengolahan Data dan Analisis

Berisi analisis ukuran dimensi desain dengan actual dan analisis estimasi

waktu dengan waktu aktual.

BAB IV Penutup

Berisi kesimpulan dan saran

2

Page 3: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

BAB II

DASAR TEORI

Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan operasi untuk

memproduksi barang atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem

yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output

produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan

informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut

sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

Gambar 2. 1 Input-Output Sistem Produksi

Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam bahasa

Indonesia) berasal dari bahasa latin, yaitu : manus = tangan (hand), factus = membuat

(make). Pada abad-abad yang lalu dalam bahasa inggris manufacture berarti made by

hand atau dibuat dengan tangan. Namun pada masa modern kata manufaktur lebih

sering dikaitkan dengan bantuan permesinan dan kontrol komputer.

(Groover manufacturing)

Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun

kimia untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam

pembuatan komponen suaytu produk.

3

Page 4: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Proses manufaktur membutuhkan komponen-komponen sedrehana untuk diproses

sehingga menjadi barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen seperti baut, mur,

plat besi an lain-lain yang meripakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi

komponen lebih rumit dan mempunyaoi nilai yang lebih besr da berguna.

Proses permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagaian bahan

dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan yang

biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses

penggurdian ( dr illing), proses pembubutan ( tur ning), proses penyayatan/frais

(milling), proses gergaji (sawing), proses broaching, dan proses gerinda (grinding).

Proses pemesinan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu;

1 . Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan pisau

pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.

2 . Proses abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda.

3 . Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektrik

Proses pemesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut

pada dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana

pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan bagian

benda kerja yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja dengan

kecepatan V dan kedalaman pemotongan Doc. Pergerakan pahat ini mengakibatkan

timbulnya geram (chip) yang terbentuk akibat proses pergeseran (shearing) secara

kontinu pada bidang geser.

(Daryanto Mpd, 1999)

.

4

Page 5: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.1 Kerja Turning

2.1.1 Definisi

Pekerjaan memotong yang paling utama terhadap benda kerja adalah

membubut. Dalam hal ini benda kerja bergerak berputar, sedangkan pahat-pahatnya

bergerak lurus. Oleh sebab itu benda kerja disebut melakukan gerak potong

sedangkan pahatnya melakukan gerak berjalan.

(Ir.Slamet Setyo, 1983, Hal 86)

Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang memproduksi bentuk

silindris. Mesin bubut mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai

pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda kerja dengan

pahat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam,

bergerak ke kanan atau ke kiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat benda

kerja. Kegunaan lain dari mesin bubut adalah membuat pusat (center), mengebor.

(Bambang Priambodo, 1986, hal. 101)

2.1.2 Prinsip Kerja Turning

Prinsip-prinsip kerja bangku yaitu :

1. Benda Kerja yang berputar.

2. Menggunakan pahat bermata tunggal (single point-cutting tool).

3. Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu

sehingga membuang permukaan/ surface turning adalah proses bubut rata,

tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda.

4. Proses bubut permukaan/ surface turning adalah proses bubut yang identik

dengan proses bubut rata, tetapi gerakan arah permukaan tegak lurus

terhadap sumbu benda.

5. Proses bubut identik dengan proses bubut rata diatas, hanya pahat

yang dijalankan.

(Daryanto, 1999)

5

Page 6: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.1.3 Jenis – Jenis Mesin Bubut

Jenis – jenis mesin bubut antara lain :

1. Mesin bubut horizontal.

Mesin bubut horizontal merupakan mesin bubut yang paling umum digunakan.

Mesin ini dapat digunakan untuk membuat silindris, mengebor, dan lain – lain.

(Drs.Daryanto, 1987)

Gambar 2. 2 Mesin Bubut Horisontal

2. Mesin bubut center

Mesin bubut jenis ini pada headstocknya tidak memiliki pencekam, tetapi

digantikan oleh center kepala tetap. Jadi kedua sisinya, baik tailstock dan

headstock menjepit benda dengan menggunakan center.

Gambar 2. 3 Mesin Bubut Center

6

Page 7: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

3. Mesin bubut tugas berat

Mesin bubut ini digunakan untuk benda kerja yang memliki diameter besar dan

terbuat dari logam yang sangat keras, seperti baja karbon tinggi, baja karbon

rendah, dan sebagainya.

Gambar 2. 4 Mesin Bubut tugas Berat

4. Mesin bubut turet horizontal otomatis

Mesin bubut turet horizontal otomatis sudah menggunakan beberapa kendali

otomatis, sehingga tidak perlu pengendali manual seperti mesin bubut standar.

Pada mesin ini letak pahat dan benda kerja horizontal.

Gambar 2. 5 Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis

(Bambang Priambodo, 1986)

7

Page 8: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

5. Mesin bubut turet vertical

Pada mesin bubut turet vertical ini, benda kerja diletakkan secara vertical.

Pergerakan mata pahatnya juga kearah vertical.

Gambar 2. 6 Mesin Bubut Turet Vertical

(Bambang Priambodo, 1986)

6. Mesin bubut pencekam vertical stasiun majemuk.

Mesin ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya di lengkapi dengan lima

atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan pemuatan. Keuntungan mesin ini

adalah bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan.

Gambar 2. 7 Mesin Bubut Pencekam Vertical Stasiun Majemuk

(Bambang Priambodo, 1986)

8

Page 9: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

7. Mesin bubut revolver (pistol)

Mesin bubut revolver ini dalam pengoperasiannya dapat digunakan perkakas

yang bersamaan dan juga dapat membuat potongan yang sama dalam jumlah

besar

Gambar 2. 8 Mesin Bubut Revolver (Pistol)

8. Mesin bubut korsel

Mesin bubut korsel ini digunakan untuk membubut benda kerja yang berukuran

pendek dan berdiameter besar.

Gambar 2. 9 Mesin Bubut Korsel

(Drs. Daryanto, 1987)

9

Page 10: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

9. Mesin bubut penyalin

Mesin bubut ini dapat membuat benda kerja dengan cara duplikat. Yaitu

menjadikan operator tidak perlu lagi mengukur benda yang akan dijadikan

contoh, tetapi cukup meletakkan benda itu dalam tempat benda contoh. Yang

kemudian melalui peraba, mesin bubut ini akan membuat duplikatnya pada

benda kerja.

(Drs.Daryanto, 1987)

Gambar 2. 10 Mesin Bubut Penyalin

10. Mesin bubut CNC

Merupakan penyempurnaan dari berbagai tipe mesin bubut yang ada dimana

proses penyayatan benda kerja dapat diprogram terlebih dahulu dengan

komputer, sehingga memungkinkan untuk membubut benda kerja secara masal

dengan ketelitian yang tinggi dalam waktu singkat.

10

Page 11: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.1.4 Bagian – Bagian Mesin Bubut

Gambar 2. 11 Mesin Bubut

1. Headstock

Headstock dipasang pada landasan (bed) dan dilengkapi dengan motor, pulley,

dan V-belt yang menyuplai tenaga ke spindel pada kecepatan rotasi yang beragam.

Fungsi headstock antara lain:

Memegang dan memutar benda kerja

Memegang peralatan lain yang cocok dengan spindel

Sebagai ruang perubahan kecepatan

Bagian-bagian dari headstock:

a. Spindel

Fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja. Spindel harus

terpasang kokoh dan terbuat dari baja yang kuat. Pada umumnya bagian

dalam spindle dibuat berlubang. Permukaan bantalan spindel biasanya

dikeruskan dan digerinda. Bantalan ini terbuat dari perunggu. Untuk

mengurangi gesekan dipakai “roller bearing” (bantalan roll).

11

Page 12: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Spindel utama dengan bantalan bearing

Gambar 2. 12 Spindel Utama dengan Bantalan Bearing

Keterangan:

a: Main Spindle (spindel utama)

b: Head of Main Spindle (kepala spindel utama)

c: Bearing Bush (bantalan luncur)

d: Ring Nut (mur ring)

e: Thrust Bearing (bantalan aksial)

Spindel utama dengan Roller atau Ball Bearing

Gambar 2. 13 Spindel Utama dengan Roller atau Ball Bearing

Keterangan:

a: Tapper Roller Bearing (bantalan rol tirus)

b: Ball Bearing (bantalan peluru)

c: Roller Bearing (bantalan rol)

12

Page 13: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

b. Chuck

Alat pengikat benda kerja dan sekaligus untuk menyetel benda kerja.

c. Transmisi

Alat pengatur kecepatan dan dapat mengatur roda-roda gigi yang saling

berhubungan.

Gambar 2. 14 Headstock

Gambar 2. 15 Lubang Spindel Pada Headstock

2. Tailstock

Kegunaan dari Tailstock adalah:

Sebagai tempat pemikul ujung benda kerja yang akan dibubut.

Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor.

Sebagai tempat kedudukan penjepit bor.

Bagian-bagian tailstock:

13

Page 14: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

a. Handwheel:

Roda tangan untuk menggerakkan poros center pada tailstock.

b. Body:

Berfungsi sebagai badan penyangga tailstock.

c. Bed Lock:

Tuas untuk mengunci tailstock.

d. Barrel Lock:

Tuas untuk mengunci barrel.

e. Barrel:

Fungsinya sama dengan spindel pada headstock, bedanya barrel terletak

pada tailstock.

Gambar 2. 16 Kepala Lepas Mesin Bubut

14

Page 15: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

3. Bed

Gambar 2. 17 Alas Mesin Bubut

Bed yaitu landasan tempat dipasangnya rel-rel atau slop yang menyangga

carriage, tailstock, dan feeding mechanism. Biasanya terbuat dari besi cor yang

terbuat dari lapisan krom dan terdapat celah pendek pada landasan depan kepala

tetap untuk menaikkan kapasitas mesin bulat pada saat membuat roda-roda dan

puli-puli besar.

Kegunaan dari bed adalah :

Tempat kedudukan kepala lepas

Tempat kedudukan eretan (carriage atau support)

Tempat kedudukan penyangga diam (steady rest)

Kerangka utama pada mesin bubut untuk landasan tailstock dan carriage alur.

Kerusakan atau cacat pada alas mesin adalah menandakan tidak sempurnanya

pekerjaan membubut karena kelurusan jalannya pahat bubut tergantung dari

kerataan alas mesin.

Bagian-bagian Bed:

a. Bed Casting: Alas yang digunakan untuk menopang carriage dan tailstock.

15

Page 16: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

b. Bed rack (poros beralur): berfungsi untuk memajukan carriage pada operasi

memutar saat automatic feed lever dikunci.

c. Feed shaft: sebagai poros penyimpan yang dapat dihubungkan dengan kepala

lepas bubutan dan lewat kepala gear.

d. Swarf Fray: tempat untuk menampung geram dari benda kerja yang dibubut.

(Drs. Daryanto.1987.Hal.10)

4. Carriage

Gambar 2. 18 Eretan Mesin Bubut

Adalah alat pemegang pahat untuk memberi tekanan pada benda kerja. Dengan

demikian pahat akan memotong benda kerja dengan potongan yang sudah diset

terlebih dahulu. Carriage umumnya berbentuk “H datar” dari besi cor yang

bergerak di alur luar (outer way) dari bed. Slide harus bergerak tanpa berubah

posisi (tidak boleh kendur) dalam guide ways (bed), saddle dan cross slide

digerakkan oleh feed shaft dan lead screw.

16

Page 17: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Keterangan:

a. Saddle d. Tool Holder

b. Eretan Lintang e. Kontak Appron

c. Eretan Kombinasi f. Tap Slide Screw

(Drs.Daryanto.1987. hal. 22)

Bagian-bagian carriage:

Sadel adalah bagian yang terpasang pada alas mesin dan dapat bergeser

sepanjang rel alas mesin.

Appron adalah bagian yang terpasang pada saddle dan di dalamnya terdapat

gear, clutch serta leaver atau menjalankan eretan secara manual atau

otomatis.

Gambar 2. 19 Sisi Depan Apron

Gambar 2. 20 Belakang Apron

17

Page 18: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Eretan Melintang (Cross slide) terpasang pada saddle dan bergerak

melintang.

Penjepit Pahat (Tool post) berfungsi untuk memegang alat potong atau mata

pahat.

Gambar 2. 21 Tool Post

Compound rest untuk melayani gerakan luncur yang dilakukan oleh alat

potong dengan sudut tertentu.

(Drs.Daryanto.1987. hal. 22)

5. Feeding Mechanism

Untuk memberikan suatu gerak otomatis bagi perkakas bubut yang secara

langsung berhubungan dengan perputaran potongan kerja. Bagian-bagian feeding

mechanism:

a. Quick Change Gear Box

Kotak tempat roda-roda gigi yang digunakan untuk mereduksi putaran

motor listrik menjadi gerakan lurus ke arah spindel pada pembuatan ulir dan

pembubutan otomatis.

b. Feed Shaft

Berfungsi untuk memajukan carriage.

c. Spaling Nut

d. Gear

18

Page 19: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Segi positif dari system penggerak yang berupa roda gigi adalah tidak

adanya selip.

e. Lead Screw

Hanya dipakai untuk membuat ulir.

f. Lever and Cluthes

Gambar 2. 22 Exterior dan Interior Quick Change Gear Box

Gambar 2. 23 Feeding Mechanis

19

Page 20: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.1.5 Peralatan Mesin Bubut

Alat – alat yang digunakan pada mesin bubut antara lain :

1. Pahat bubut

Pahat bubut digunakan untuk memotong atau menyayat benda kerja, pahat

dijepit atau dipasang pada penjepit pahat (tool post).

(Drs.Daryanto, 1987, hal. 30)

Sifat bahan dasar pahat bubut yaitu :

1. High Speed Steel (HSS); dipakai untuk berkecepatan tinggi. Attention

pahat ini tahan terhadap suhu 600o, karena mengandung C, Ni, S, Si,

Wolfram, V dan Cr. Kapasitas sayatnya besar sekali.

2. High Carbon Steel (HCS); dipakai untuk bahan yang lebih kuat atau keras,

tahan panas dan tahan terhadap gesekan. Unsure yang memenuhi syarat

antara lain : chromium steel, tungsten steel, chromium silicon steel.

3. Industrial Diamond; dipakai untuk memotong benda kerja yang terbuat dari

aluminium, plastik dan karet keras.

4. Ceramic; terbuat dari aluminium oksida dan silicon oksida dengan pengikat

berupa kaca dan mampu mencapai suhu 2000o F.

5. Cast Non Ferrus Alloys.

6. Carbida; terbuat dari sebentuk logam dengan proses sintering dengan

perangkat kobalt dan dapat mencapai 2000o F. Mengandung tungsten carbida

(82%), titanium (10%), kobalt (8%) dengan kekerasan Rockwell antar 70 –

95.

(Taufiq Rachim, 1993, hal. 142)

Macam-macam pahat bubut antara lain :

Pahat potong

Pahat alur

Pahat serong

Pahat serong 45o

20

Page 21: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Pahat pisau kanan

Pahat lurus bulat

Pahat ulir luar

Pahat rata muka

Pahat rata bulat

Gambar 2. 24 Macam Pahat Bubut

Sedangkan macam pahat potong antara lain :

1. Pahat potong kiri

2. Pahat ujung bulat

3. Pahat potong kanan

4. Pahat potong sudut kanan

5. Pahat potong ulir segitiga

6. Pahat sudut kanan

7. Pahat sisi kiri

8. Pahat potong rata

9. Pahat sisi kanan

10. Pahat bentuk

21

Page 22: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 25 Macam Pahat Potong

Gambar 2. 26 Macam pahat dengan logam keras yang terpasang pada tangkainya

Untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan pahat yang tepat, oleh karena itu dipilih

berdasarkan tujuan pembubutannya.

Pahat Roughing ( pahat kasar )

Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat

mungkin, oleh karena itu pahat ini harus dibuat kuat, bentuknya lurus atau

bengkok.

Pahat Finishing

Pahat ini dibagi menjadi pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat

finishing datar dengan sisi potong rata.

22

Page 23: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Macam-macam pahat berdasarkan bahannya:

a. Unalloyed Steel / Carbon Steel / Tool Steel

Adalah baja dengan kandungan karbon 0.5 – 45%. Kekerasannya akan

berkurang pada suhu 250 0C. Tidak cocok untuk cutting speed tinggi. Hanya

dipakai secara khusus.

b. Alloy Tool Steel

Mengandung karbon, kromium, vanadium dan molybdenum. HSS adalah

baja campuran tinggi yang tahan terhadap keausan pada suhu sampai 600 0C.

Ketahanan tinggi tersebut disebabkan oleh tungsten. HSS dipakai untuk

membubut dengan kecepatan tinggi.

c. Cemented Carbide

Digunakan untuk meningkatkan kemampuan pahat, terdiri dari tungsten atau

molybdenum, kobalt dan karbon. Cemented Carbide tip ini di Brassing pada

tangkai pahat yang terbuat dari Carbon Steel, harganya sangat mahal.

d. Diamond Tips

Kegunaannya untuk pengerjaan finishing pada mesin-mesin khusus, sangat

keras dan tahan lama.

e. Ceramic Cutting Materials

Material ini sangat keras. Penggunaannya seperti pada cutting tip.

Sifat-sifat Bahan Dasar Pahat Bubut :

Keras

Agar “cutting edge” dapat memotong benda kerja

Ulet

Agar sisi potong tidak mudah patah

Tahan Panas

Agar ketajaman sisi potong / cutting edge tidak mudah aus atau rusak

23

Page 24: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Tahan Lama

Agar menguntungkan secara ekonomis.

2. Pencekam

Pencekam berfungsi untuk memegang benda kerja yang akan dibubut.

Pencekam akan mencekam benda kerja yang berbentuk silindris/tidak berbentuk

silindris, tidak bergantung pada bentuk bulat. Pencekam terdiri dari 2 macam,

yaitu :

Three Jaws Chuck yaitu pencekam tiga rahang yang bisa salah satu chucknya dikencangkan maka chuck lainnya ikut kencang

Four Jaws Chuck yaitu pencekam empat rahang, ini tidaklah berbeda

dengan three jaws chuck. Bedanya cuma pada pengunci baja, di mana

chucknya tidaklah otomatis.

(a) (b)

Gambar 2. 27 (a) Three Jaws Chuck, (b) Four Jaws Chuck

Metode pencekaman benda kerja pada mesin bubut.

Empat macam metode yang bisa digunakan untuk mencekam benda kerja

pada proses turning antara lain (a) mounting the work between center. (b)

chuck (c) collet, dan (d) face plate. Metode pencekaman ini terdiri dari

berbagai macam mekanisme untuk mencekam, center dan mendukung pada

posisi sepanjang spindle axix dan putaran.

24

Page 25: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

a) The work between centers

The work between centers biasanya menggunakan 2 buah center yang

satu terdapat pada headstock dan yang lain pada tailstock. Metode ini

berfungsi untuk benda kerja dengan ukuran panjang dan diameter yang

besar.

b) Collet

Collet terdiri pipa tabung dengan longitudinal slits yang terdapat pada

sepanjang setengah dari panjang dan biasanya diruang sekitar adalah

keliling ruangan.

c) Face plate

Face plate dibuat untuk pencekaman yang lebih cepat dari spindle pada

mesin bubut dan face plate digunakan untuk mencekam benda kerja

dengan bentuk yang tidak teratur karena bentuk yang tidak teratur.

3. Center

Berfungsi untuk memegang ujung – ujung dari benda kerja yang akan dibubut

khususnya untuk benda kerja yang panjang agar tidak goyang. Ada dua macam

center :

a. Center mati/tetap (dead center)

Gambar 2. 28 Center Mati

25

Page 26: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

b. Center hidup/jalan (live center)

Gambar 2. 29 Center Hidup

4. Pembawa (Lathe Dog)

Alat ini dipasang bersama – sama plat pembawa dengan maksud untuk

membawa serta benda kerja supaya ikut berputar seirama sumbu mesin.

Gambar 2. 30 Lathedog

(Drs.Daryanto, 1987, hal 40)

5. Penyangga (Steady)

Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang bulat yang panjang. Untuk

menjaga benda kerja supaya tidak melengkung ke bawah, sehingga tetap lurus

segaris sumbu. Macam penyangga ada dua, yaitu:

a. Penyangga Jalan (Following Steady)

Alat penyangga ini ikut bergerak searah dengan gerakan pahat atau

eretan.

26

Page 27: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 31 Penyangga Jalak

b. Penyangga Tetap (Fix steady)

Alat ini merupakan penyangga yang tidak dapat mengikuti gerakan pahat

atau eretan melainkan tetap.

Gambar 2. 32 Penyangga Tetap

(Drs.Daryanto, 1987, hal. 52)

27

Page 28: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

6. Kartel

Kartel adalah suatu alat yang gunanya untuk membuat alur – alur kecil pada

benda kerja dengan maksud agar supaya tidak licin jika dipegang dengan tangan

seperti pemegang. Kartel ini dipasang sama persis seperti pahat.

Kartel dibagi menjadi dua maca, yaitu :

a. Diamond Knurl adalah kartel pesilang diagonal.

b. Straight Knurl adalah kartel lurus.

Gambar 2. 33 Kartel

Peralatan lain yang digunakan pada saat menggunakan mesin bubut adalah

cairan pendingin. Macam – macamnya antara lain :

a. Cairan sintetik (Syntetic fluids, chemical fluids)

Larutan murni ini bersifat melumasi biasanya dipakai untuk sifat

penyerapan panas yang tinggi dan melindungi terhadap korosi.

b. Cairan emulsi (Emulsions, water miscible fluids, water soluble oils)

Unsur pengemulsi ditambahkan ke dalam minyak yang kemudian

dilarutkan dalam air. Penambahan jenis minyak jenuh atau unsur lain

dapat menambah daya pelumas.

28

Page 29: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

c. Cairan semi sintetik

Merupakan perpaduan cairan sintetik dan emulsi dimana :

Kandungan minyak lebih sedikit

Kandungan pengemulsinya lebih banyak dari tipe cairan sintetik

d. Minyak (Cutting Oils)

Berasal dari satu atau kombinasi dari minyak bumi, minyak binatang,

minyak ikan atau minyak nabati.

(Taufiq Rachim, 1993, hal.442)

Penggunaan cairan pendingin berdasarkan logam yang digunakan adalah :

1. Pada besi cor, pendingin yang digunakan adalah udara tekan, minyak

larutan, dikerjakan kering. Penggunaan udara kering tekan memerlukan

sistem untuk mengeluarkan debu yang ditimbulkan.

2. Pada besi mampu tempa, pendinginannya dikerjakan kering dengan

pelumas, minyak larut air.

3. Pada baja pendingin dilakukan dengan minyak larut air, minyak

bersulfurisasi/minyak mineral.

4. Pada aluminium, pendinginannya yaitu pelumas kerosin, minyak

larutan/air soda.

5. Pada kuningan, pendinginannya yaitu minyak paraffin/campuran minyak

mineral.

Fungsi dari cairan pendingin adalah :

1. Untuk mengurangi gesekan antara mata pahat dengan benda kerja.

2. Untuk mengurangi suhu pahat.

3. Untuk memperpanjang umur pahat.

4. Untuk menurunkan daya yang diperlukan.

29

Page 30: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Macam-macam pekerjaan membubut dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Membuat Bubut Longitudinal (lurus)

Pada pembubutan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda

kerja, sedang untuk pembubutan muka yang datar pahat ini sejajar dengan

sumbu horizontal benda kerja. Cara pembubutan ini adalah yang paling

sederhana di dalam pekerjaan membubut.

(Drs.Daryanto, 1987, hal.57)

Gambar 2. 34 Membubut Longitudinal

2. Membubut Tirus

Cara membubut tirus ada tiga macam :

a. Dengan menggeser posisi tailstock kearah melintang.

b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas atau penjepit pahat.

c. Dengan memasang pembentuk.

Gambar 2. 35 Membubut Tirus

30

Page 31: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Pergeseran melintang dari kepala lepas (tailstock) dapat dihitung dengan rumus :

tg a = 1/ 2(D d ) atauP

tg a = (D d )2P

dimana :

a = sudut pergeseran eretan atas

D = diameter terbesar

D = diameter terkecil

P = panjang tirus

(Drs.Daryanto, 1987, hal.61)

3. Membubut eksentris

Bila garis bagi dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar

maka benda kerja ini disebut eksentris, jarak antara garis – garis bagi itu

disebut eksentrisitas (e). Pengencang luar dimana tingginya h dihitung

sebagai berikut :

h = 1,5 e – r + (r2 – 0,75 e2)1/2

Gambar 2. 36 Membubut Eksentris

31

Page 32: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

4. Membubut Alur

Untuk pekerjaan membubut alur dipergunakan pahat bubut pengalur dan

jenisnya ada yang lurus, bengkoko, berjenjang ke kanan, atau ke kiri. Dan

bentuk – bentuknya sebagai berikut :

Gambar 2. 37 Membubut Alur

5. Memotong Benda Kerja Berbentuk Batang Pada Mesin Bubut

Digunakan sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang ramping atau pipih.

Gambar 2. 38 Memotong Benda Kerja Berbentuk Batang

6. Mengebor Pada Mesin Bubut

Pada proses ini juga bisa disebut proses drill, dimana pada proses ini benda

kerja terjadi pengeboran. Ada dua cara pembuatan lubang center, yaitu :

32

Page 33: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

a. Benda kerja yang berputar

Gambar 2. 39 Mengebor Benda Kerja Berputar

b. Bor Center Yang Berputar

Gambar 2. 40 Mengebor Dengan Center Yang Berputar

(Drs.Daryanto, 1987, hal. 72)

7. Membubut Dalam (Reaming)

Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam.

8. Membubut Profil

Membubut profil dilakukan dengan menggunakan pahat profil yangdiasah

menurut profilnya. Pahat profil cocok untuk produk-produk yang pendek.

33

Page 34: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 41 Membubut Profil

9. Mengkartel (Knurling)

Mengkartel adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel

yang tersedia. Kartel bekerja dengan mencekam benda kerja bukan dengan

menyayat.

Gambar 2. 42 Mengkartel (Knurling)

10. Membubut Ulir Sekrup (Threading)

Untuk membuat ulir sekrup dengan mesin bubut digunakan khusus dengan

berbagai bentuk sesuai bentuk ulir yang diinginkan. Untuk memeriksa pahat

ulir digunakan mal ulir.

34

Page 35: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 43 Membuat Ulir

Dalam pengoperasian mesin bubut ada beberapa hal yang penting sehingga

perlu diperhatiakn dengan cermat, diantaranya adalah :

Gambar 2. 44 Prinsip Kerja Mesin Bubut

35

Page 36: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.1.6 Parameter Kerja Turning

Parameter-paremetr yang ada pada kerja Turning

1. Kecepatan potong (Cutting Speed)

Kecepatan potong adalah kecepatan yang terjadi saat keliling benda kerja

bergerak sepanjang pahat atau cutter yang dinyatakan dalam rpm yaitu

rotasi permenit.

(R.Syamsudin, 1997, hal. 62)

Secara sistematis dapat dirumuskan :

v 3,14 D n

1000

dimana :

v = kecepatan potong (m/menit)

D = diameter benda kerja (mm)

n = putaran spindel

2. Gerak Pemakanan (fr)

Gerak pemakanan adalah gerak dari pahat terhadap benda kerja yang

berputar atau menghasilkan geram.

fr f N

dengan satuan mm/putaran.

Macam gerak pemakanan :

Gerak pemakan melintang, yaitu pahat bergerak tegak lurus terhadap

benda kerja.

36

Page 37: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gerak pemakanan mendatar, yaitu pahat bergerak sejajar dengan sumbu putaran benda kerja.

Gerak pemakanan tirus, yaitu merupakan kombinasi dari gerakan

melintang dan mendatar.

3. Depth of Cut

Depth of Cut yaitu kedalaman dan pemakanan dengan pahat bulat.

doc D d

mm2

dimana :

D = diameter sebelum pembubutan

d = diameter setelah pembubutan

4 . Banyaknya Pembubutan i

adalah banyaknya pemakanan pahat terhadap benda kerja,

5. Waktu Permesinan

Waktu yang diperlukan dalam proses pembubutan suatu benda kerja.

T

Turning

L L T i

fn

Facing

L d / 2T i

fn

L i f n

37

Page 38: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Drilling

L 0,3d

T

fn

Dimana T = waktu pengerjaan (menit)

L = panjang benda kerja (mm)

L = toleransi (mm)

d = diameter lubang (mm)

i = banyaknya pemakanan

f = gerak pemakanan

n = putaran spindel

(Kalpakjian ,2000)

Setting Nol

1. Pasang benda kerja pada chuck, pastikan pemasangan kuat dan pas

2. Atur letak pahat tepat menyentuh ujung benda kerja , lalu beri sedikit

jarak.

3. Cutting motion (benda kerja berputar); dengan putaran utama.

4. Gerakkan pengatur pemakanan / cross slide crank sampai pahat

sedikit memakan benda kerja.

5. Menjauhkan pahat dari benda kerja, posisikan pada angka nol tanpa

mengubah posisi handle.

38

Page 39: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.2 Kerja Milling

2.2.1 Pengertian

Milling adalah sebuah proses untuk membuang sebagian material dengan

pemakanan benda kerja melalui gerak rotasi pahat majemuk. Pemotongan dari mata

pahat di sekeliling pahat milling, mempercepat proses milling.

(Kent, 1961:46)

Mesin milling adalah mesin perkakas yang dapat menghasilkan benda kerja

dengan menggunakan pahat milling sebagai pahat penyayat yang berputar pada

sumbu mesin, baik yang mempunyai sisi potong tunggal atau sisi potong jamak.

Selanjutnya benda kerja dipasang pada meja benda kerja atau menggunakan

penjepit (ragum) dan dibawa kontak dengan cutter yang berputar.

Mesin milling merupakan mesin perkakas serbaguna yang dapat menghandel

bermacam-macam operasi seperti permukaan datar, bentuk permuakaan tidak

teratur, roda gigi, ulir, drilling, boring, reaming, dan slotting. Karena merupakan

mesin serbaguna sehingga mesin milling adalah salah satu mesin perkakas yang

paling penting di dalam mesin shop (workshop).

(Ir.AP.Bayuseno MSc, 2001:41)

Gerakan pada mesin milling yaitu :

1. Gerakan utam

Sisi potong dari pisau dapat dibuat melingkar sambil memotong, pahat

berputar pada sumbunya.

2. Gerakan Pemakannan

Benda kerja digerakkan sepanjang bidang yang akan di frais, gerakan

pemakanan adalah gerka lurus, melingkar atau lurus melingkar.

(Daryanto, 1992)

39

Page 40: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.2.2 Prinsip Dasar Kerja Mesin Milling

Mesin milling mempunyai gerak utama pahat yang berputar pada sumbu z,

pahat dipasang pada arbor, jika arbor mesin berputar melalui putaran motor listrik

maka pahat milling ikut berputar, arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri,

berputarnya pahat ini merupakan gerak potong. Sedangkan benda bergerak translasi

pada dua sumbu x dan y yang merupakan gerak makan.

2.2.3 Bagian-bagian Mesin Milling

Gambar 2. 45 Gambar Mesin Milling Horisontal

Keterangan :

1 = paksi ulir untuk memindahkan meja siku dalam arah vertikal

2 = roda tangan untuk memindahkan meja siku dalam arah vertikal

3 = roda tangan untuk memindahkan meja dalam arah melintang

4 = hantaran untuk melintang

5 = eretan melintang

6 = meja tambat

7 = hantaran untuk memindahkan meja siku secara vertikal

8 = frais silindris

9 = poros milling

40

Page 41: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

10 = lengan penunjang

11 = paksi utama

12 = badan mesin

13 = lemari hubung

14 = roda tangan untuk memindahkan meja tambat dalam arah memanjang

15 = poros pemindah atau untuk catu awal mekanis

16 = meja siku

(Drs.Daryanto,1992:34)

2.2.4 Klasifikasi Operasi Milling

Operasi mesin milling secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Peripheral Milling (Plain Milling)

Dalam operasi ini sumbu pahat sejajar dengan benda kerja, operasi pemotongan

terjadi pada ujung pahat sepanjang mata pahat bagian peripheral pahat.

Gambar 2. 46 Gambar Operasi Peripheral Milling

Dalam peripheral milling digunakan 2 metode yang berbeda yaitu :

a. Up Milling

Dalam metode ini, benda kerja bergerak maju ke arah pahat dari sisi dimana

mata pahat bergerak ke atas. Arah perputaran pahat berlawanan dengan gerak

pemakanan. Bila pahat berputar searah jarum jam, benda diproses dengan metode

up millling. Ketebalan geram minimum pada awal pemotongan dan maximum pada

akhir pemotongan.

(Kent, 1961:46)

41

Page 42: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Proses up milling lebih banyak dipilih karena alasan-alasan tentang tekanan

meja, getaran dan kerusakan. Tetapi proses up milling akan mempercepat

keausan pahat karena mata pahat lebih banyak menggesek benda kerja pada

saat mulai memotong dan permukaaan benda kerja akan lebih kasar. Proses up

milling dapat dilihat pada Gambar 3. 47

Gambar 2. 47 Gambar proses up milling

b. Down Milling (Climb Milling)

Dalam metode ini, benda kerja bergerak maju ke arah pahat dari sisi

dimana mata pahat bergerak ke bawah. Arah perputaran pahat sama dengan

arah gerak pemakanan. Jika pahat berputar berlawanan arah jarum jam,

benda diproses dengan metode down milling.

(Kent, 1961:46)

Proses down milling akan menyebabkan benda kerja lebih tertekan

ke meja terdorong oleh pahat yang mungkin suatu saat gaya dorongnya akan

melebihi gaya dorong roda gigi penggerak meja.

42

Page 43: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 48 Gambar Proses Down Milling

Beberapa operasi peripheral milling adalah :

a. Slab milling

Pada operasi ini pahat sejajar dengan permukaan benda kerja. Operasi ini

biasa digunakan untuk meratakan permukaan.

Gambar 2. 49 Slab Milling

b. Slotting

Operasi ini biasanya digunakan untuk pemotongan benda kerja atau juga

membuat alur “U”.

Gambar 2. 50 Sloting

43

Page 44: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

c. Side milling

Operasi ini biasa digunakan untuk memakan benda kerja dari arah tepi.

Side milling juga bisa di gunakan dalam pembuatan profil / contour.

Gambar 2. 51 Side Milling

d. Stradle milling

Operasi ini menggunakan dua pahat dalam sekali pemakanan. Operasi ini

dapat mamakan benda kerja dalam dua bagian sekaligus

Gambar 2. 52 Stradle Milling

2. Face Milling

Pada face milling sumbu pahat tegak lurus terhadap benda kerja jadi

permukaan benda kerja sejajar dengan permukaan ujung pahat. Proses

pemotongan dilakukan oleh ujung pahat dan sisi peripheral pahat.

44

Page 45: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 53 Gambar operasi face milling

Beberapa operasi face milling adalah :

a. Convencional face milling

Biasanya untuk meratakan permukaan benda kerja dimana pahat tegak lurus

terhadap permukaan benda kerja.

b. Partial face milling

Operasi ini hampir sama dengan side milling, bedanya terletak pada posisi

pahat terhadap benda kerja.

c. End milling

Operasi ini hampir sama dengan slot milling. Perbedaannya hanya pada

posisi pahat.

d. Profile milling

Operasi ini digunakan untuk menghaluskan sisi permukaan lekuk

e. Pocket milling

Operasi ini di gunakan untu membuat lubang saku pada permukaan benda

kerja

f. Surface milling

Operasi ini digunakan untuk membuat alur permukaan.

45

Page 46: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 54 Operasi Face Milling

(Groover, Mikell P. Fundamental of Modern manufacturing)

2.2.5 Jenis-Jenis Mesin Milling

Mesin milling dibuat dalam jenis dan ukuran yang sangat beraneka ragam.

Penggeraknya mungkin sabuk puli kerucut atau motor tersendiri. Hantaran benda

kerja mungkin dilakukan dengan tangan, secara mekanis atau secara hidrolis.

Berikut adalah jenis-jenis dari mesin milling :

a) Mesin milling vertikal

Mesin milling vertikal mempunyai spindle yang kedudukan/letaknya

vertical. Pada mesin ini kepala spindelnya dapat diputar, yang memungkinkan

penyetelan spindle dalam bidang vertical pada setiap sudut dari vertical sampai

horizontal. Mesin ini mempunyai perjalanan spindle aksial yang berukuran

pendek untuk memudahkan proses pengefraisan bertingkat. Kegunaanya untuk

perluasan lubang, pemotongan tepi, dan lain-lain.

(Priambodo, Bambang. 1993)

46

Page 47: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Beraneka ragam pemotongan seperti horizontal, vertical dan miring dapat

dilakukan dengan mesin frais vertical. Di dalam mesin jenis knee benda kerja

dipotong (feed) di dalam :

1. Sepanjang sumbu vertical (sumbu z) dengan menaikkan atau menurunkan

knee.

2. Sepanjang sumbu horizontal (sumbu y) dengan menggerakkan saddle

sepanjang knee.

3. Sepanjang sumbu horizontal (sumbu x) dengan menggerakkan meja

melintasi saddle.

(Ir.Bayuseno,M.Sc. 2001:41-45)

Gambar 2. 55 Mesin Milling Vertikal

47

Page 48: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

b) Mesin Milling Horisontal

Mesin ini memiliki ciri khas yaitu poros utama yang horisontal dan memiliki

bantalan di dalam sebuah rangka yang berbentuk lemari. Karena poros utama

mesin ini tidak dapat distel, maka perlu untuk memasang benda kerja di atas

meja siku yang dapat distel dengan eretan melintang dan memanjang. Fungsinya

untuk meratakan.permukaan benda kerja dengan area yang cukup luas. Mesin ini

cocok untuk semua pekerjaan milling dan mempunyai banyak jenis spindel yang

dipasang mendatar.

(Daryanto. 1992)

Gambar 2. 56 Mesin Milling Horisontal

(Daryanto, 1992)

48

Page 49: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

c) Mesin Milling Universal

Disebut mesin milling universal karena posisi spindelnya dapat diubah ke

posisi naik turun maupun bergerak ke kanan atau ke kiri. Mesin ini meiliki 2

spindel, yaitu spindel mendatar dan spindel tegak yang dapat diset. Pada mesin

frais universal, poros utamanya dapat diubah-ubahdari poros vertical menjadi

horizontal maupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan. Sifat pokok mesin ini

meja mesin dapat dipakai dalam berbagai keperluan, misal membuat bentuk

pilin.

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 57 Mesin Milling Universal

d) Mesin Milling Datar (Plain Milling Machine)

Mesin milling datar mempunyai tipe meja yang dapat dipindah sesuai

dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Ciri utama mesin milling datar adalah

proses pengefraisannya dengan arah memanjang, sehingga dapat malakukan

pekerjaan yang banyak dalam waktu yang singkat dan menghemat biaya.

49

Page 50: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 58 Mesin Milling Datar

e) Mesin Milling Meja Putar

Yaitu mesin milling yang meja kerjanya dapat diputar sehingga

memungkinkan untuk membuat lingkaran.

Gambar 2. 59 Mesin Milling Meja Putar

(Priambodo, Bambang. 1993)

f) Mesin Milling Duplikat

Mesin milling duplikat yaitu mesin milling yang mempunyai keunggulan

khusus dimana mampu mengerjakan suatu benda kerja yang sama persis dengan

aslinya tanpa harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.

50

Page 51: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 60 Mesin Milling Duplikat

g) Mesin Milling Profil

Mesin ini dikhususkan pada pembuatan profil benda kerja. Misalnya

pembuatan profil ekor burung. Mesin ini mempunyai pemotongan putar,

gerakannya dikendalikan gerak dan meja. Mesin ini tidak ekonomis dalam tugas

produksi yang mencakup peelpasan banyak logam sehingga metode ini telah

dioperasikan secara elektrik dan hidrolis. Selama gerakan ini, maka gaya yang

dilepaskan akan menggerakkan beberapa peluncur mesin sedemikian rupa untuk

memberikan pada pemotongan suatu gerakan yang identik dengan gerakan

pencari jejak.

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 61 Mesin Milling Profil

51

Page 52: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

h) Mesin Milling Planet

Mesin ini digunakan untuk mengefrais luar maupun dalam dari permukaan

dan ulir pendek pertama kali, pemotongan dihantarkan secara radial sampai

kedalaman yang cukup kemudian diberikan gerakan planet di dalam atau

sekeliling benda kerja. Mesin ini dapat digunakan untuk membuat ulir dalam dan

luar pada segala jenis permukaan tirus, permukaan bantalan.

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 62 Mesin Milling Planet

i) Mesin Milling Penyerut

Mesin milling penyerut ini berfungsi khusus untuk menyerut/menyayat

benda kerja. Mesin ini digunakan untuk mengefrais benda besar yang

memerlukan pelepasan stok berat.

(Priambodo, Bambang. 1993)

52

Page 53: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 63 Mesin Milling Penyerut

j) Mesin Milling Produksi

Mesin ini dilengkapi dengan kepala spindel tunggal, ganda dan tripel dan

hanya memiliki gerakan longitudinal pada meja kerjanya. Mesin ini sangat

efektif untuk membuat suatu produksi karena dapat mengerjakan berbagai

macam proses pengerjaan.

Gambar 2. 64 Mesin Milling Produksi

k) Mesin Milling Korter

Mesin milling korter khususnya untuk perbesaran lubang. Mesin ini

digunakan untuk pengerjaan mengkorter benda kerja sebagaimana fungsi dari

53

Page 54: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

mesin bor, hanya saja mesin milling ini dapat melakukan pekerjaan pada benda

kerja yang besar.

Gambar 2. 65 Mesin Milling Korter

l) Mesin Milling Ketam / serut

Mesin milling ketam ini adalah mesin frais yang proses permesinannya

khusus pengerjaan hasil ketam/serut. Digunakan untuk mengetam atau

mengubah permukaan benda kerja menjadi bentuk-bentuk yang dikehendaki.

Gambar 2. 66 Mesin Milling Ketam/ Serut

(Priambodo, Bambang. 1993)

54

Page 55: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.2.6 Alat Perlengkapan Mesin Milling

Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses milling adalah:

1. Arbor (Poros tempat cutter / pahat milling)

Arbor adalah tempat memasang / memegang pahat milling pada setiap mesin,

arbor juga dinamakan poros milling yaitu perlengkapan yang berguna sebagi

tempat kedudukan pisau milling yang terletak pada sumbu mesin. Bentuk arbor,

bulat panjang dan sepanjang badannya diberi alur pasak yang terdapat pada ring

penjepit pahat, bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir. Ring

penjepit pahat disini dinamakan collar. Bentuk-bentuk arbor dan bagian-

bagiannya dapat dilihat pada Gambar 3.67.

(Drs.Daryanto,1992:39-40)

(a) (b)

Gambar 2. 67 (a) Macam-macam arbor (b) Bagian-bagian arbor

2. Cutter (Pahat milling)

Pahat ini mempunyai bermacam-macam bentuk diseduaikan dengan

kebutuhan sehingga nama pahat disesuaikan dengan bentuk dan kegunaannya.

a. Klasifikasi pahat berdasarkan pada bentuk mata pahatPahat profile (permukaan)

Termasuk semua bentuk pahat yang ditajamkan dengan grinding

contohnya adalah pahat muka dan pahat muka dengan ujung karbid. Gambar

pahat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.68

55

Page 56: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

(a) (b)

Gambar 2. 68 (a) pahat milling muka (b) pahat milling muka dengan ujung karbid

(Drs.Daryanto,1992:40)

Pahat pembentuk (formed cutter)

Meliputi semua pahat yang memiliki bentuk ujung pahat yang khusus (aneh).

Pahat ini diasah dengan grinding pada permukaan mata pahatnya.

b. Klasifikasi pahat berdasarkan metode pencekaman.Pahat arbor

Merupakan pahat dengan lubang untuk mencekam pada arbor.

Pahat shank

Merupakan semua pahat yang memiliki shank lurus atau shank taper.

Pahat milling muka

Termasuk semua pahat yang dirancang untuk dipasang sebagai pelengkap

pada ujung spindel atau ujung arbor pendek (stub arbor).

c. Klasifikasi pahat berdasarkan jenis dan penggunaanya.

Pahat milling datar (Plain milling cutter)

Berbentuk silinder dengan mata pahatnya pada permukaan circumferen

(sekelilingnya). Digunakan untuk menghasilkan permukaan datar yang

sejajar dengan sumbu pahat.

56

Page 57: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 69 Gambar pahat-pahat milling datar

Pahat milling sisi (side milling cutter)

Merupakan pahat miliing datar dengan tambahan mata pahat pada kedua

sisinya.

Gambar 2. 70 Gambar jenis-jenis pahat milling sisi

Pahat sambung (interlocking cutter)

Digunakan untuk membuat alur atau slot dengan kedalaman standar.

Pahat milling mata pahat miring (staggered tooth milling cutter)

57

Page 58: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Merupakan pahat silinder dengan mata pahat pemotong di sekelilingnya

saja. Jenis pahat ini digunakan untuk mendapatkan kedalaman yang tepat untuk

pembuatan alur. Pahat ini membuang banyak logam tanpa terjadi getaran.

Gambar pahat ini dapat dilihat pada Gambar 2.71.

Gambar 2. 71Gambar staggered milling cutter

Pahat celah gergaji

Merupakan pahat milling datar dengan bentuk ramping untuk memberikan

jarak sampingnya. Gambar pahat ini dapat dilihat pada Gambar 2.72.

Gambar 2. 72 Gambar pahat celah gergaji

Pahat milling sudut

Dibuat baik dalam bentuk sudut tungggal atau sudut ganda. Gambar dapat

dilihat pada dibawah ini.

Gambar 2. 73 Gambar pahat milling sudut.

58

Page 59: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Pahat milling pembentuk

Biasanya memiliki outline mata pahat berbentuk kurva yang digunakan

dalam membentuk permukaan dari bermacam-macam bentuk. Pahat ini dibagi

dalam dua kelompok:

Pahat pembentuk profile (permukaan)

Diasah dengan grinding pada bagian ujung pemotongan, bentuk pahat

harus direproduksi setiap kali pahat diasah.

Pahat pembentuk bentuk cam

Digunakan untuk membentuk pahat profile

Gambar 2. 74 Gambar pahat milling pembentuk.

End mills cutter (pahat end mill)

Merupakan pahat dengan mata pahat pada sekelilingnya dan pada bagian

ujung akhirnya. Mata pahat sejajar dengan sumbu putar atau helik, baik arah

kanan maupun arah kiri. End mill dibagi menjadi 8 jenis secara umum yaitu:

Solid end mill

Digunakan untuk membuat slot, profilling (meratakan permukaan) dan

menghaluskan permukaan yang dekat (kedalamannya kecil).

Two-lip end mill

Terdiri dari pahat shank dengan 2 mata pahat disekelilingnya dan di

ujung pahat sampai ke tengah. Diameter pahat biasanya dapat diambil dari solid

stock.

59

Page 60: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Pahat T-slot

Mata pahatnya berada disekelilingnya dan pada kedua sisinya. Pada

pembuatan T-slot, pemotongan pertama dipotong dengan pahat milling sisi atau

sebuah pahat two-lipped end mill.

Pahat woodruff key seater

Dibuat untuk jenis shank dan arbor. Jenis shank biasanya hanya memiliki

mata pahat di sekeliling permukaannya. Jenis arbor biasanya digunakan pada

ukuran lebih luas dari 2 inchi dalam diamater.

Fly cutter

Terdiri dari pahat tunggal, dicekam dan diputar pada arbor dapat

membentuk dengan tepat bentuk yang diinginkan.

Face mill

Berbentuk silinder dengan slot dibagian peripheralnya. Mata pahat dari

high speed steel dimasukkan di dalam slot.

Gambar 2. 75 Gambar macam-macam pahat end mill

Shell-end mill

Adalah sebuah pahat milling muka dari jenis solid dengan pemotongan

mata pahat pada sekelilingnya dan pada ujung sarunya.

60

Page 61: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

d. Material yang digunakan untuk pahat milling :Steel

Carbon tool steel

Alloy tool steel

Cast nonferous alloys

Cast high speed steel

Cast nonferous tool material

Sintered carbide tool material

Tungsten carbide

Tantalum carbide

Tungsten-titanium carbide

(Kent, 1961:48-51)

3. Kepala lepas

Proses yang akan dikerjakan pada mesin milling dapat diikat dengan dengan

cekam seperti pada mesin bubut atau ditempelkan pada meja milling dengan

mengklem alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segiempat,

sedangkan untuk memproses milling alur pasak, roda gigi lurus, alur helix atau

segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara 2 senter, salah satunya

pada kepala lepas. Gambar kepala lepas ditunjukkan pada Gambar 3.76

Gambar 2. 76 Gambar kepala lepas.

(Drs.Daryanto,1992:43)

61

Page 62: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

4. Kepala pembagi

Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam

lubang pada spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala

lepas. Untuk menahan benda benda kerja yang panjang biasanya menggunakan

kepala lepas.

Untuk membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, alur-alur poros

digunakan kepala pembagi. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat

pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang dalam sekali

pemakanan. Macam-macam kepala pembagi ada 4 yaitu : pembagi langsung,

pembagi sederhana, pembagi sudut, pembagi diferensial. Gambar 3.33

menunjukkan bagian-bagian kepala pembagi.

.

5. Ragum (Penjepit)

Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk

benda berbeda-beda maka tersedia juga bermacam-macam ragum. Ragum datar

dipakai untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan berat pada

mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut

rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horisontal sebesar sudut tertentu.

Ragum universal sudut arahnya dapat disetel ke arah horisontal dan vertiakal

dengan sudut tertentu. Penjepit benda kerja sembarang dapat digunakan dengan

sudut tertentu.

6. Collet Chuck

Berfungsi sebagai pengencang pahat pada mesin milling, biasanya terdapat

di dalam arbor. Collet chuck sering juga disebut rumah pahat.

62

Page 63: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 77 Colet Chuck

2.2.7 Proses Permesinan Pada Kerja Milling

Pahat milling merupakan pahat potong yang berganda. Supaya pahat milling

dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti

halnya pada pahat bubut. Untuk mendapatkan geram, benda kerja bergerak lurus,

gerakan utama dan gerakan pemotongan dijalankan oleh mesin, selama pengerjaan

setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus

mendapatkan pendingin.

Pada pengerjaan sederhana sumbu pahat paralel dengan permukaan benda

kerja yang dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai sisi potong pada

sekelilingnya. Berikut akan dijelaskan mengenai proses dasar pada kerja milling

yaitu:

a. Meratakan permukaan benda kerja.

Proses ini dilakukan menggunakan pahat milling mantel (plain milling

cutter) pada mesin horisontal dan pahat muka pada mesin vertikal.

Gambar 2. 78 Gambar proses meratakan permukaan datar

63

Page 64: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

b. Membuat muka bersudut

Proses ini menggunakan pahat milling bersudut pada mesin horisontal dan

pahat milling jari yang diserongkan pada mesin vertikal.

Gambar 2. 79 Gambar proses membuat muka bersudut

c. Membuat alur

Proses ini menggunakan pahat milling alur (slot) pada mesin horisontal dan

vertikal.

Gambar 2. 80 Gambar proses menbuat alur atau slot

d. Membuat alur T

Proses ini menggunakan pahat milling alur kemuadian dilanjutkan dengan

pahat milling alur T.

Gambar 2. 81 Gambar membuat alur T

(Drs.Daryanto,1992)

64

Page 65: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2.3. Kerja Bangku

Kerja bangku adalah suatu proses pengerjaan benda kerja tanpa menggunakan alat-

alat permesinan, dikerjakan di atas meja kerja. Biasanya proses kerjanya tidak bisa

dilakukan oleh mesin. Pekerjaan yang dilakukan oleh kerja bangku antara lain :

1. Pemotongan logam dengan gergaji

2. Proses meratakan permukaan benda kerja, membuat chamfer dengan kikir

3. Proses pembuatan ulir, pengetapan (tap), dan penyenayan (sney)

4. Pengukuran

Peralatan Kerja Bangku dan Penggunaannya

1. Bangku Kerja

Digunakan untuk meletakkan alat-alat yang digunakan secara rapi.

Konstruksi dibuat kuat dan kaku agar tidak mudah goyang.

Gambar 2. 82 Bangku kerja

2. Kikir

Suatu peralatan yang terbuat dari baja karbon tinggi, yang dibuat sesuai

dengan fungsinya.

Macam – macam kikir menurut bentuknya antara lain sebagai berikut :

a. Kikir bulat (round)

Fungsinya untuk pengerjaan tusuk, membesarkan lubang, dan

membulatkan sudut.

b. Kikir pipih (mils)

Fungsinya untuk pengerjaan permukaan, menghaluskan permukaan.

65

Page 66: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 83 Bentuk-bentuk kikir

c. Kikir bujur sangkar

Fungsinya untuk pengerjaan tusuk, pengerjaan sudut – sudut yang tidak

dapat dikerjakan dengan kikir rata.

d. Kikir rata

Fungsinya untuk mengikir sudut yang besarnya kira – kira 60 0.

e. Kikir warding

Fungsinya untuk mengikir lubang yang berupa alur – alur kecil.

f. Kikir segi empat (sqhuare)

Fungsinya membuat lubang dengan penampang kikirnya segi empat.

g. Kikir pilar

Pada bagian sisinya hanya ada satu gigi pengikir, mukanya bergigi kembar

dengan uung tanpa tirus.

h. Kikir setengah lingkaran (half round)

Mempunyai dua macam bentuk permukaan, yaitu: rata dan cembung.

i. Kikir silang (crossing)

Ujungnya tirus dengan gigi kembar pada kedua sisi, bentuknya dua

cembung dan digunakan untuk mengikir alur cekung dan bagian bawah.

j. Kikir pisau (knife)

Bentuknya seperti pisau dengan sudut 100, pada ujungnya terdapat tirus,

dan biasanya digunakan untuk mengikir sudut kecil.

66

Page 67: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Berdasarkan sisinya, kikir dibedakan menjadi :

a. Kikir dengan sisi sejajar

Untuk pengerjaan permukaan. Digunakan untuk menghasilkan

permukaan atau bidang yang rata.

b. Kikir dengan sisi tirus

Untuk mengerjakan permukaan agar menghasilkan permukaan atau

bidang yang cekung.

Berdasarkan pahatannya, kikir dibedakan menjadi :

a. Pahatan tunggal ( single cut )

Untuk pengerjaan penyelesaian dengan gigi pengikirnya hanya satu

alur, yaitu dengan sudut 65 0 – 85 0.

b. Pahatan ganda ( double cut )

Untuk pengerjaan awal atau permulaan. Kikir dengan pahatan ganda

ini, dua baris gigi saling bersilangan antara yang satu dengan yang

lainnya, dengan sudut berkisar antara 30 0 – 87 0.

c. Pahatan parut ( rasp )

Untuk pengerjaan benda kerja dari bahan kayu, plastik, atau logam

lunak dengan volume pembuangan bahan yang relatif banyak.

d. Pahatan kurva ( curved tooth )

Untuk pengerjaan benda kerja dari bahan lembaran baja.

Gambar 2. 84 Cara memegang kikir

67

Page 68: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Cara memegang kikir :

1. Gagang kikir dipegang tangan kanan dengan ibu jari di atas gagang.

2. Ujung kikir dipegang tangan kiri dengan jari-jari mencekam bagian bawah

kiri. Kedudukan tangan kiri hampir lurus.

3. Kedudukan badan agak condong ke muka dan kaki kiri berada di muka.

3. Ragum

Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda pada waktu pengerjaan

mekanik, seperti memotong, mengikir, mengetap dan lain-lain. Ragum dibuat dari

besi tuang dan baja tempa.

Macam – macam ragum adalah :

1. Ragum tak sejajar

Ragum ini cocok untuk mencekam benda kerja dengan pekerjaan berat,

misalnya membengkokkan atau meluruskan batang baja.

2. Ragum sejajar / plat

Ragum ini cocok untuk mencekam benda kerja hasil proses permesinan

dimana bidang yang kontak dengan rahang ragum sudah sejajar.

a. b.

Gambar 2. 85 Gambar a. Ragum busur dan b. Ragum pelat

3. Ragum tangan

Terdiri dari tuas, batang berulir, rahang gerak, rahang tetap, ulir penahan,

pengunci, landasan yang semua operasinya dilakukan dengan mudah oleh

tangan.

68

Page 69: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

4. Ragum pelat

Dipakai untuk pengerjaan berat pada mesin berat.

a. b.

Gambar 2. 86 a. Ragum datar dan b. Ragum universal

5. Ragum busur

Pada alas ragum ini terdapat skala indeks sudut.Sudutrahang benda kerja

dapat distel dalamarah vertical dan horizontal sebesar sudut tertentu.

6. Ragum Universal

Sudut rahangnya dapat di stel dalam arah horizontal dan vertical sebesar sudut

tertentu.

7. Ragum Datar

Dipakai untuk pengerjaan ringan.

4. Gergaji Tangan

Gambar 2. 87 Gergaji Tangan

Gergaji tangan berfungsi untuk memotong bentuk bahan – bahan yang

berpenampang kecil. Agar penggergajian tidak meleset dari batasnya, sebelumnya

dilakukan pembuatan alur.

69

Page 70: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Bagian – bagian dari gergaji tangan:

1. Kerangka / bingkai : Terbuat dari pipa baja yang kuat

2. Daun gergaji : untuk memotong benda kerja

3. Mur pengencang : untuk mengencangkan daun gergaji dengan kerangka

4. Pin : untuk mengaitkan daun gergaji dengan kerangka

5. Gergaji Mesin

Gambar 2. 88 Gergaji Mesin

Digunakan untuk memotong bahan atau benda kerja yang berpenampang besar.

Keuntungan dari gergaji mesin adalah daun gergaji yang kecil sehingga akan

kehilangan bahan sedikit, selain itu daya potongnya besar.

6. Palu

Terbuat dari baja karbon tinggi yang digunakan untuk memukul. Biasanya

digunakan untuk menitik dan mengencangkan atau melepaskan tuas. Bagian atas

palu disebut peen sedangkan bagian bawah palu disebut face.

Macam – macam palu :

a. Ballpen Hammer

Hammer umum dengan berat antara 55 sampai 1400 gram.

Ukurannya dalam berbagai variasi bentuk

70

Page 71: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 89 Ballpen Hammer

b. Softeen Hammer

Palu ini adalah digunakan untuk menempa atau memukul benda kerja yang lunak

seperti aluminium atau benda kerja yang sudah diproses menggunakan soft hammer

yang bahan kepalanya dibuat dari kayu, karet, plastic dan kuningan.

Gambar 2. 90 Softeen Hammer

7. Penggores (Scriber / Kraspan)

Penggores digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja yang akan

dikerjakan lebih lanjut. Penggores terbuat dari baja bulat tipis dengan salah satu

ujungnya runcing. Ujung penggores harus mempunyai sudut 20 - 25 tepat.

Macam penggores yang biasanya digunakan di bengkel :

a. Penggores sederhana

b. Penggores dengan salah satu ujungnya bengkok

c. Penggores yang dapat diubah – ubah ujungnya.

Gambar 2. 91 Penggores

71

Page 72: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

8. Penitik

Berfungsi untuk membuat titik pada benda yang akan mengalami proses

pengeboran atau pengedrillan.

Terbuat dari baja dengan salah satu ujungnya runcing. Macam-macam

penitik, yaitu:

Penitik Bersudut 600

Penitik Bersudut 900

Penitik otomatis

Gambar 2. 92 Penitik

Cara Pemakaian Penitik :

1. Memegang penitik dengan tangan kiri dan dihimpit dengan ibu jari dengan

empat jari lainnya, sementara tangan kanan memegang palu.

2. Ujung penitik ditempatkan pada titik ditandakan di permukaan benda kerja

secara tegak lurus dengan permukaan benda kerja, kemudian dipukul

dengan palu.

9. Tap

Gambar 2. 93 Tap

72

Page 73: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Tap adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam sebuah lubang.

Tap yang baik terbuat dati baja kecepatan tinggi (HSS = High Speed STeel ).

Umumnya terdiri dari 3 macam :

a. Tap tirus/ konus

b. Tap plug (pengetapan tengah/ tap antara)

c. Tap bottom (pengetapan akhir

10. Pemegang Tap

Digunakan untuk memegang tap

Cara Mengetap yang benar :

a. Tap dimasukkan dalam lubang dengan posuisi tegak lurus terhadap benda

kerja

b. Minyak pelumas dimasukkan kedalam lubang

c. Memutar tap searah jarum jam untuk membuat alur dengan besar sudut kira-

kira 450dengan sedikit tekanan untuk memulai pemakanan.

Gambar 2. 94 Pemegang Tab

d. Memutar berlawanan arah jarum jam kira-kira 1800 untuk memperlancar

pemakanan.

e. Mengulangi langkah a sampai d selesai. Agar uliran yang dibuat hasilnya

bagus, tap dapat diputar terus sampai mendekati akhir uliran.

11. Sney

Merupakan alat untuk membuat ulir pada batang yang bulat. Bentuknya bulat

dan memiliki gigi-gigi pemotong ditengahnya. Gigi sney yang terbaik terbuat

dari baja HSS, sehingga dapat membuat ulir pada bahan yang keras.

73

Page 74: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 95 Kepala Sney

Gambar 2. 96 Sney Holder

12. Kunci ( wrench )

Kunci adalah alat yang terbuat dari baja tempaan yang berfungsi untuk

mengencangkan dan mengendurkan mur atau baut. Kunci mempunyai bentuk

yang bervariasi sesuai dengan mur atau bautnya. Ada 2 jenis kunci, yaitu :

1. Kunci – kunci kaku, yang terbagi menjadi :

a. Kunci pas berganda

b. Kunci mata

c. Kunci sok

d. Kunci cincin

2. Kunci – kunci khusus, terbagi menjadi :

a. Kunci Allen

b. Kunci Moki

c. Kunci Inggris

d. Kunci lubang

e. Kunci gegep

f. Kunci obeng

74

Page 75: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

13. Alat Pengukur

a. Jangka Sorong

Gambar 2. 97 Jangka Sorong

Sebuah alat dengan ketelitian sampai 1/20 mm. Digunakan untuk mengukur

permukaan luar bidang, lubang dan kedalaman benda kerja. Pembacaan

jangka sorong dapat dilihat pada gambar.

b. Mistar Ukur Siku

Adalah alat ukur yang mempunyai bentuk siku, dengan sudut 90o. biasanya

dibuat dari bahan plat baja atau kuningan, dimana kedua sisi pada kedua

ujungnya diberi skala (metrik dan inchi).

Gambar 2. 98 Mistar Ukur Siku

c. Mistar Ukur

Adalah alat ukur linier yang paling sederhana biasanya berupa plat baja atau

kuningan, dimana dikedua sisinya diberi skala.

d. Mikrometer Sekrup

Digunakan untuk mengukur diameter atau tebal benda kerja dengan ketelitian

sampai 0,01 mm.

75

Page 76: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 99 Mikrometer Sekrup

14. Mesin Bor dan Drill

Mesin Drill adalah pembuat lubang atau alur yang efisien. Mesin drill

menggunakan mata bor yang mempunyai diameter yang bermacam-macam

sebagai penyayatnya.

Jenis-jenis mesin bor antara lain:

a. Mesin Bor Meja

Biasanya ditempatkan di atas bangku kerja kaki khusus dan poros bor

langsung digerakkan oleh sebuah motor listrik.

Gambar 2. 100 Mesin Bor Meja

b. Mesin bor manual

Mesin bor manual, pahat potongnya digerakkan secara manual, melalui

tangkai pemutar dan pasangan roda gigi.

76

Page 77: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 101 Mesin bor manual

c. Mesin Bor Tangan

Mesin bor jenis ini, pahat potongnya digerakkan menggunakan motor

listrik, dimensinya kecil dan ringan sehingga dapat dibawa dengan

mudah.

d. Mesin Bor Tiang

Digunakan untuk mengebor benda-benda kerja yang lebih tinggi dari

mesin bor meja.

Gambar 2. 102 Mesin Bor Tiang

e. Mesin Bor Radial

Digunakan untuk pengeboran dalam jumlah yang banyak dalam sebuah

benda kerja yang besar dan berat yang sulit untuk dpindahkan.

Gambar 2. 103 Mesin bor radial

77

Page 78: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

f. Mesin bor berporos majemuk

Digunakan untuk pengeboran siku – siku bagian mesin, alat – alat dan

instrumen – instrumen dalam jumlah kecil secara teliti.

Gambar 2. 104 Mesin bor berporos majemuk

g. Mesin bor lemari

Digunakan untuk pengeboran lubang – lubang yang sangat besar. Mesin

bor ini cocok untuk pengerjaan akhir dari lubang – lubang.

Gambar 2. 105 Mesin bor lemari

78

Page 79: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

h. Mesin bor dan frais horizontal

Digunakan untuk meluaskan, mengetap, pemfraisan rata permukaan.

Gambar 2. 106 Mesin bor dan frais horizontal

i. Mesin Bor Berkoordinat

Digunakan untuk pengeboran siku-siku bagian untuk mesin-mesin, alat-

alat dan instrumen-instrumen dalam jumlah kecil secara teliti.

Gambar 2. 107 Mesin bor koordinat

79

Page 80: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Bagian – bagian mesin bor :

Gambar 2. 108 Bagian mesin bor

1. Plat kaki

Untuk menyangga dan sebagai alas dari mesin bor

2. Bor spiral

Mata bor yang digunakan untuk mengebor yang berbentuk spiral

3. Paksi bor

Untuk pengencang mata

4. Tuas

Untuk memasukkan gerak catu awal mekanis

5. Roda tangan

Untuk menggerakkan bor

6. Tuas

Untuk mengatur kecepatan perputaran

7. Lemari roda gigi

Tempat roda gigi

80

Page 81: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

8. Motor listrik

Sebagai penggerak mesin bor

9. Tuas

Untuk mengatur banyaknya perputaran

10. Tuas

Untuk pergerakan otomatis

11. Tuas

Untuk gerak catu awal dengan catu awal sangat kecil

12. Kolom

Sebagai frame dari mesin bor

13. Meja tambat

Tempat diletakkannya benda kerja

14. Hantaran untuk meja bor

Tempat menaik – turunkan meja bor

15. Pompa untuk cairan pendingin

Untuk mengeluarkan cairan pendingin

16. Handle

Untuk menyetel tinggi meja

Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Secara

original mata bor terbuat dari baja karbon yang dikeraskan dan disepuh keras,

tetapi mesin-mesin bor yang bekerja berat dan berproduksi besar lebih banyak

menggunakan mata bor yang terbuat dari baja berkecepatan tinggi (HSS),

karena mata bor HSS dapat digunakan dengan kecepatan putaran yang tinggi

dan penyayatan yang tebal serta hasilnya yang lebih terjamin ketelitiannya.

81

Page 82: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Mata bor mempunyai 3 bagian terpenting, yaitu :

1. Bagian badan

2. Titik ujung

3. tangkai

15. Mesin Gerinda

Gerinda memiliki kegunaan yang hampir sama dengan kikir, yaitu untuk

membuang sebagian permukaan atau bagian lain dari suatu benda kerja, tetapi

gerinda hanya bergerak dengan gerak melingkar.

Gambar 2. 109 Mesin Gerinda

Jenis – jenis dari mesin gerinda yaitu :

Gambar 2. 110 Jenis Mesin Gerinda

82

Page 83: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Batu atau roda gerinda merupakan pahat penyayat dari mesin gerinda.

Batu/roda gerinda ini terbuat dari pengasah dan perekat. Ada 2 jenis butiran

pengasahan yang digunakan dalam pembuatan roda gerinda, yaitu :

Aluminium oksid

Silikon karbid

(Teknologi Mekanik: Erlangga)

2.4 Assembling

A. Kerja Las

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi

satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Selain itu juga dapat

didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik – menarik

antara atom. Pengelasan merupakan alat penyambung permanen dari bagian –

bagian dan memiliki sambungan yang lebih ringan dan kuat daripada sambungan

keling.

Disamping diberi tekanan, permukaan benda dipanaskan, sehingga kedua

permukaan benda akan melebur dan terjadilah sambungan las. Semakin tinggi suhu,

keuletan logam induk bertambah dan difusi atom akan bertambah cepat.

Sambungan di bawah ikatan antar atom. pengaruh panas dan tekanan lebih efisien,

namun kekuatannya ditentukan oleh

( B.H Amstead, Teknologi Mekanik)

Klasifikasi Proses Pengelasan

1. Pengelasan Fusi

Merupakan suatu cara pengelasan dengan memanaskan logam sampai mencair.

Pengelasan fusi dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

a. Pengelasan Gas

(1) Udara – asetilen

(2) Oksi hidrogen

83

Page 84: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

(3) Oksiasitelin

(4) Pengelasan gas bertekanan

b. Pengelasan Busur

(1) Elektroda karbon

(2) Elektroda logam

c. Pengelasan laser

d. Pengelasan listrik berkas elektron

e. Pengelasan termit

(1) Las tekanan

(2) Las tanpa tekanan

2. Pengelasan Tekan

Merupakan suatu cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan

kemudian ditekan hingga menjadi satu. Pengelasan tekan dibagi menjadi:

a. Pengelasan Tempa

b. Pengelasan Tahanan, terdiri dari: Las Titik

Las Proyeksi

Las tumpul

Las Kampuh

Las Perkusi

c. Pengelasan Induksi

d. Pengelasan Gesek

e. Pengelasan Dingin

f. Pengelasan Letup

( B.H Amstead, Teknologi Mekanik)

84

Page 85: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Macam-Macam Las

1. Pengelasan Gas

Pengelasan gas meliputi semua proses pengelasan yang sumber panasnya

menggunakan campuran gas. Nyala gas yang biasa digunakan adalah gas alam,

asetilen, dan hidrogen yang dicampur dengan oksigen, yaitu :

a. Udara dan asetilen

Suhu pada campuran ini jauh lebih rendah dari pada proses pengelasan gas yang

lain. Oleh karena itu hanya digunakan untuk pengelasan suhu rendah dan patri

timah.

b. Oksihidrogen

Suhunya lebih rendah dari pada oksiasetilen. Pengelasan ini biasanya digunakan

untuk pengelasan lembaran tipis dan paduan dengan titik cair rendah dan dalam

pekerjaan patri.

c. Oksiasetilen

Terdiri dari campuran oksigen dan asetilen.

d. Pengelasan Gas bertekanan

Pengelasan ini terdiri dari 2 macam cara yang sering dipakai, yaitu :

(1) Metode Sambungan Tertutup

Kedua permukaan logam yang akan disambung ditekan satu sama lain

selama proses pemanasan.

(2) Metode Sambungan Terbuka

Menggunakan nyala ganda yang pipih yang ditempatkan antara kedua

permukaan yang disambung. Permukaan in idipanaskan sampai cair,

kemudian dicabut, dan diteka sampai logam membeku.

2. Pengelasan Busur

Pada las busur sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur

listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam

pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga

terjadi sambungan las. Mula – mula terjadi kontak antara elektroda dan benda

kerja sehingga terjadi aliran arus. Energi listrik diubah menjadi energi panas

dalam busur.

85

Page 86: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Sedangkan sumber listrik ada 4 macam yaitu :

a. DC generator dengan variabel voltage, digunakan untuk singleoperator.

b. DC generator dengan konstan voltage, digunakan untuk multiple

operator.

c. DC power line jarang dipakai karena tidak memenuhi syarat kebutuhan

voltage yang diperlukan.

d. AC generator yaitu transformator.

Las Listrik DC (Las Arus Searah ) adalah las yang menggunakan arus

listrik searah. Pesawat las arus searah (DC ) dapat berupa pesawat

transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin

maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Las Listrik AC ( Las Arus Bolak – balik ) yaitu las yang menggunakan

arus bolak – balik. Mesin las arus AC memperoleh busur nyala dari

transformator dimana didalam pesawat ini arus dari jaring – jaring listrik

diubah menjadi arus bolak – balik oleh transformator yang sesuai dengan arus

yang digunakan untuk mengelas sehingga mesin las juga disebut mesin las

transformator.

( B.H Amstead, Teknologi Mekanik).

Posisi Pengelasan

1. Posisi Bawah Tangan

Merupakan posisi las yang paling mudah pelaksanaannya dan logam cair

tidak keluar dari kampuh las.

Gambar 2. 111 Posisi Bawah Tangan

86

Page 87: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

2. Posisi Mendatar / Horizontal

Pada posisi ini cairan logam cenderung akan jatuh ke bawah. Untuk

menghindarinya pengelasan dibuat sependek mungkin dan dengan arus

yang lebih rendah.

Gambar 2. 112 Posisi Mendatar ( Horizontal )

3. Posisi Tegak / Vertikal

Posisi tegak / vertikal yaitu posisi pengelasan dimana pengelasan

dilakukan dari atas ke bawah dengan posisi vertikal.

4. Posisi Atas Kepala

Pelaksanannya palning sulit, cairan logam cenderung lebih besar

jatuh sehingga untuk mengatasinya dibuat pendek sekali. Hasil

pengelasannya sering kurang baik.

Gambar 2. 113 Posisi Atas Kepala

( Diktat Kuliah Teknologi Mekanik, ITS )

87

Page 88: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Alat-alat Bantu Las

1. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet

isolasi. Kabel las ada tiga macam, yaitu:

Kabel Elektroda : menghubungkan pesawat las dan elektroda

Kabel Massa : menghubungkan pesawat las dan benda kerja

Kabel Tenaga : menghubungkan sumber tenaga dengan pesawat las.

2. Pemegang Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.

Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh

bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian

pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari

bahan fiber atau kayu.

Gambar 2. 114 Pemegang Elektroda

3. Palu Las

Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur las

yang dilakukan dengan memukulkan pada daerah las.

Gambar 2. 115 Palu Las

88

Page 89: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

4. Tang

Tang digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih

panas.

Gambar 2. 116 Tang

5. Sikat kawat

Sikat kawat digunakanuntukmembersihkan benda kerja yang akan dilas dan

membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

Gambar 2. 117 Sikat Kawat

6. Klem Massa

Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa kebenda kerja.

Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti

Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi

dengan pegas yang kuat yang dapat menjepit benda kerja dengan baik .

Gambar 2. 118 Klem Massa

89

Page 90: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Perlengkapan Keselamatan Kerja dalam Proses Pengelasan

1. Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata.

Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung

sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat

mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah.

Gambar 2. 119 Helm Las

2. Sarung Tangan

Sarung Tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan

memegang pemegang elektroda. Pada saat mengelas, sarung tangan harus selalu

dipakai untuk melindungi tangan dari panas.

Gambar 2. 120 Sarung Tangan

3. Apron

Bajulas/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat

melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala harus

memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai

apron.

90

Page 91: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Gambar 2. 121 Apron dan Baju Las

4. Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila

tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

Gambar 2. 122 Sepatu Las

5. Masker Las

Masker las berfungsi untuk melindungi terhirupnya gas beracun yang

berasal dari proses pengelasan.

Gambar 2. 123 Masker Las

B. Assembling

Assembling merupakan proses perakitan benda kerja dari komponen – koponen

yang masih terpisah. Assembling juga dapat diartikan sebagai proses perakitan

91

Page 92: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

barang setengah jadi menjadi barang jadi. Sebelum melakukan assembling, benda

kerja harus melalui proses pengerjaan sebelumnya yang meliputi kerja turning,

kerja milling, kerja bangku.

Proses perakitan / assembling terdiri dari 2 proses yaitu:

a. Proses penyambungan

Proses untuk menyambung komponen – komponen benda kerja dengan las.

b. Proses Pemasangan

Proses pemasangan komponen benda kerja dengan menggunakan baut, mur dan

lain – lain.

Dalam setiap proses assembling ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara

lain ketepatan ukuran dari komponen – komponen benda kerja. Ketidaktepatan

ukuran komponen – komponen benda kerja akan berakibat pada ketidaktepatan atau

ketidaksesuaian assembling benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. Apabila

ada ukuran – ukuran yang tidak sesuai, akan diproses kembali melalui kerja turning,

kerja milling, atau kerja bangku sampai ukuran tersebut tepat dan bisa dirakit

dengan komponen lainnya menjadi benda yang diinginkan.

Ada 3 jenis assembling yaitu:

a. Permanen Assembling

Yaitu assembling yang hasilnya dapat dibongkar lagi tetapi merusak benda

kerja. Contohnya adalah assembling dengan las.

b. Semi Permanen

Merupakan assembling yang hasilnya dapat dibongkar atau dilepas namun

disertai dengan adanya sedikit perusakan terhadap benda kerja yang dibuat

c. Temporal Assembling

Merupakan assembling yang hasilnya dapat dibongkar atau dilepas tanpa

melakukan perusakan terhadap benda yang dibuat. Contohnya assembling

dengan menggunakan mur, baut.

92

Page 93: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

BAB III

ANALISIS PRODUK

3.1 ANALISIS DIMENSI PRODUK

3.1.1 Analisis Dimensi Eretan

Tabel 3. 1 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual

Kode Desain AktualA 140 mm 123 mmB 34 mm 12 mmC 28 mm 26,3 mmD 4 mm 4 mm

Analisis:

Pada kode A dan B, panjang dan lebar pada desain dan aktual sangat jauh

berbeda. Ukuran aktual lebih kecil daripada ukuran desain karena pada saat

pengukuran operator salah baca gambar. Operator masih kurang teliti dan fokus

sehingga hasil yang didapat sangat jauh berbeda.

Pada kode C yaitu lebar kedua benda kerja plat L yang sudah digabungkan sangat jauh berbeda karena operator salah membaca gambar.

Pada kode D yaitu tebal benda kerja ukuran dimensi desain dan aktual yang

sama. Hal ini dikarenakan pada benda kerja yang sebanarnya tidak ada

pengurangan tebal benda kerja lagi. Benda kerja yang disediakan sudah

memiliki ketebalan sebesar 4 mm. Tanpa adanya pengurangan, maka hasil yang

didapat juga memiliki ketebalan yang sama.

Dari ukuran keempat kode tersebut memiliki perbedaan ukuran antar desain

dengan aktual. Sehingga dimensi yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Part pendorong yang kami buat ukurannya lebih kecil daripada desain. Baik dari

segi panjang maupun lebarnya. Namun tebalnya sudah sama karena praktikan tidak

mengurangi ketebalan yang ada pada benda kerja yaitu plat L. Namun produk yang

93

Page 94: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

kami buat tidak sesuai dengan yang ada pada desain. Itu semua karena praktikan

kurang teliti dalam melakukan pengukuran dan juga masih kurang pokus

3.1.2 Analisis Dimensi Win Base

Tabel 3. 2 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Win Base 1

Kode Desain AktualA 16 mm 17 mmB 44 mm 45 mmC 3 mm 3 mmD 60 mm 60 mmE 12 mm 13 mmF 4 mm 4 mmG 38 mm 38 mmH 45 mm 45 mm

Analisis:

Pada kode A dan B yang akual memiliki ukuran yang lebih besar dibanding

dengan desain. Kedua kode terdapat perbedaan lebar pada aktual dan desain.

Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran allowance yang diberikan cukup

banyak yaitu 2 mm. Setelah permukaan sisi benda kerja rata allowance yang

dibuang hanya membutuhkan 1 mm sehingga hasil ukuran yang didapat

melebihi ukuran desainnya.

Pada kode C yang merupakan ukuran dari sisi miring dari benda kerja

memuliki ukuran dimensi desain dan aktual yang sama. Hal ini dikarenakan

pada operator lebih teliti melakukan pegukuran dan pemotongan benda kerja

Pada kode D, dimana panjang dari benda kerja plat L memiliki ukuran dimensi

desain dan aktual yang sama. Hal ini terjadi karena operator lebih teliti dalam

pengukuran awal dengan memberikan sedikit allowance sebesar 1 mm dan

pada saat pemotongan allowance yang diberikan telah berkurang untuk

meratakan permukaan sisi dari benda kerja. Allowance yang diberikan berguna

untuk menghindari ukuran yang kelonggaran yang diberikan untuk

mendapatkan ukuran yang sama dengan desain dan meratakan sisi

permukannya jika pada saat pemotongan tidak lurus.

94

Page 95: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Pada kode E tedapat perbedaan antara aktual dan desain. Hal ini dikarenakan

pada saat pengukuran operator kurang teliti dan akhirnya pada kerja bangku

yaitu pemotongan hasilnya tidak sesuai dengan ukuran dimensi desain.

Pada kode F, G, dan H memiliki ukuran yang sama antara desain dan aktual.

Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran operator lebih teliti dan fokus pada

pemotongan kerja bangku. Selain itu allowance yang diberikanb lebih sedikit

sebanyak 1 mm.

Maka, produk yang kami hasilkan tidak sesuai dengan desain. Sudah terlihat

pada setiap kode memiliki ukuran aktual berbeda dengan desain. Untuk

mendapatkan ukuran yang sesuai, kami menyarankan agar dalam melakukan

pengukuran lebih teliti, begitu juga pada saat melakukan pemotongan.

Tabel 3. 3 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Win Base 2

Kode Desain AktualA 3 mm 3 mmB 16 mm 18 mmC 16 mm 18 mmD 38 mm 38 mmE 4 mm 4 mmF 60 mm 61 mmG 12 mm 14 mmH 45 mm 45 mm

Analisis:

Dari Tabel diatas menunjukkan perbandingan dimensi desain dengan aktual

pada prduk win base 2. Dari ukuran aktualnya didapat perbedaan dengan desain.

Dengan mendapatkan ukuran aktual maka kia harus melihat apakah ukurannya

sesuai dengan desain. Agar produk yang kita hasilkan pada part ini dapat di

assembly. Oleh karena itu ukuran sangat menentukan hasil proses assembly dengan

menggabungkan tiap-tiap part.

95

Page 96: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Berikut ini analisi dari tiap-tiap ukuran (kode) yang ada pada tabel diatas yaitu :

Pada kode A memiliki nilai desain dan aktual sudah sama yang menandakan

bahwa praktikan sudah cukup mengerti dan cukup teliti dalam melakukan

pengukuran dan pemotongan pada saat kerja bangku.

Pada kode B dan C memiliki ukuran desain dan aktual yang berbeda. Hal ini

dikarenakan pemberian allowance yang cukup besar dan pada saat pemotongan

melewati garis yang sudah diukur.

Pada kode D yaitu panjang benda kerja plat L memiliki ukuran yang sama

antara desain dan aktual. Dalam pengukuran operator memberikan allowance

yang cukup kecil yaitu 1 mm, sehingga pada saat pemotongan dan pengelasan

allowance yang diberikan sudah habis dan ukurannya sudah sesuai dengan

desain.

Pada kode E yang merupakan ketebalan dari benda kerja. Kedua kode ini

memuliki ukuran dimensi desain dan aktual yang sama. Hal ini dikarenakan

pada benda kerja yang sebanarnya tidak ada pengurangan lagi.

Pada kode F dan G, dimana panjang dan lebar benda kerja plat L memiliki

ukuran dimensi aktual dan desain yang berbeda. Hal ini dikarenakan allowance

yang diberikan cukub besar yaitu 2 mm. Selain itu operator masih kurang

menguasai teknik-teknik dari pemotongan pada kerja bangku sehingga pada

saat pemotongan operator memotong benda kerja melewati garis ukur.

Pada kode H memiliki ukuran yang sama antara desain dan aktual. Hal ini

dikarenakan pada saat pengukuran operator lebih teliti dan juga operator lebih

fokus pada saat melakukan pemotongan benda kerja. Selain itu allowance yang

diberikan lebih sedikit.

Dengan produk yang kami hasilkan untuk mendapatkan ukuran yang sesuai

dengan desain maka diperlukan pengukuran yang teliti dan pemotongan dengan

cara kerja bangku yang tepat. Fokus/ konsentrasi pada saat melakukan

pemotongan agar pada saat menggergaji, gergaji tidak bergeser melewati garis.

96

Page 97: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

3.1.3 Analisis Dimensi Bracket

Tabel 3. 4 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Bracket

Kode Desain AktualA 10 3B 17 17C 2 -D 45 -E 20 20,9F 19 -

Analisis:

Dari tabel diatas merupakan perbandingan ukuran antar desain dan aktual

(yang dihasilkan). Dan dari tabel terlihat bahwa sebagian ukuran tidak dihasilkan.

Dari tabel diatas juga menunjukkan perbedaan yang sangat jauh. Oleh karena itu

produk bracket yang kami hasilkan tidak sesuai dengan yang ada pada desain.

Kode A pada desain tertera diameter lubang lingkaran 10 mm dan diameter

pada benda operator 3 mm. Terjadi perbedaan yang cukup besar dengan desain.

Disebabkan karena pada saat melakukan drilling (pembuatan lubang) waktu

yang diberikan masih kurang. Sehingga operator hanya mampu membuat

diameter lubang sebesar 3 mm.

Kode B ukuran desain yang ada 17 dan pada akutal juga 17. Jadi dalam

pengukuran operator dapat menghasilkan pola dengan benar sehingga dalam

penggergajian baik.

Kode C dan D tidak menghasilkan ukuran aktual. Operator tidak

menyelesaikan proses kerja dengan baik, hal ini dikarenakan waktu yang

dibutuhkan operator untuk menyelesaikan benda kerja dengan ukuran yang

ditentukan pada desain masih kurang. Selain itu operator harus bekerja secara

bergantian dengan operator yang lain karena mesin di laboratorium masih

terbatas jumlahnya.

97

Page 98: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Kode E, ukuran desain dengan ukuran aktual tidak sama, dikarenakan adanya

penggergajian yang kurang teliti dan pemberian allowancenya terlalu tinggi

sedikit.

Kode F tidak menghasilkan ukuran aktual. Hal ini dikarenakan operator tidak

mempunyai cukup waktu untuk menyelasikan ukuran yang diinginkan pada

desai.

3.1.4 Analisis Dimensi Pendorong

Tabel 3. 5 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Pendorong

Kode Desain AktualA 19 19B 13 13C 44 mm 44 mmD 50 mm 55 mmE 3 mm 3 mmF 45 mm 45 mmG 160 mm 160 mmH 10 mm 9,8 mmI mm mmJ 5,5 mm -K 10 mm 10 mm

Analisis:

Kode A dan B ukuran diameter lingkaran antara desain dengan aktual

mendapatkan ukuran yang sama, yaktni 19mm dan 30 mm. Memungkinkan

perhitungan cukup teliti dalam mesin turning.

Kode C ukuran desan dengan ukuran kami besarnya sama yakni 44 mm. Perhitungan operator cukup teliti dalam melakukan proses mesin turning.

Kode D memiliki ukuran desain dan aktual yang ccukup jauh berbeda.

Perbedannya sebanyak 5 mm, hal ini dikarenakan operator kurang teliti dalam

melakukan pengukuran dan juga melakukan proses turning.

Kode E, F, dan G ukuran desain dan ukuran aktual memiliki ukuran yang sama.

Hal ini dikarenakan operator sudah cukup fokus dalam melakukan proses

turning.

98

Page 99: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Kode H, terdapat perbedaan sebesar 0,2 mm antara desain dan aktual.

Perbedaan yang dengan ukuran yang dibuat kurang dari ukuran desain karena

operator masih kurang teliti dan konsentarsi dalam melakukan proses turning.

Selain itu operator juga belum mengusai teknik dalam melakukan pembubutan

dengan baik.

Kode I ukuran desain dengan ukuran aktual sama. Pengukuran yang teliti dan

juga fokus dalam melakukan proses pebubutan menjadi alasan untuk

mendapatkan ukuran yang sama dengan desain.

Kode J, tidak menhasilkan ukuran. Dari desain diketahui ukurannya sebesar 5,5

mm. Namun kami tidak menyelsaikan pekerjaan dari part ini. Hal ini

dikarenakan operator masih kurang mengerti dalam proses pembubutan.

Kode K ukuran desain dengan ukuran kami sama adanya. Pengukuran yang

teliti saat melakukan turning.

3.1.5 Analisis Dimensi Moveable Jaw

Tabel 3. 6 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Moveable Jaw

Kode Desain AktualA 6,30 mm -B 3,40 mm -C R 25 R 25D 20 mm 20,8 mmE mm 19 mmF mm -G 24 mm 27 mmH 28 mm 27 mm

Analisis:

Kode A dan B pada desain tertera 36 mm, namun pada benda operator tidak

ada. Operator tidak membuat lubang pada benda kerja dikarenakan waktu yang

kurang cukup untuk melakukan proses kerja drilling.

Kode C ukuran desain dan ukuran benda kerja yang dihasilkan operator sudah

sama, dikarenakan pada saat proses milling operator sangat berhati-hati dalam

proses pemakan benda kerja.

99

Page 100: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Kode D ukuran yang didesain adalah 20 mm tetapi pada benda kerja operator

berukuran20,8 mm. Adanya perbedaan ukuran karena operator kurang fokus

dalam prosas pemakan nbenda kerja dan masih kurang memahami teknik kerja

milling. Operator belum bisa mengatur jarak pemakan yang akan dimilling.

Kode E didesain tertulis 21, 10 mm dan pada benda kerja tertulis 19 mm.

Adanya perbedaan yang cukup jauh dimana ukuran sebenarnya lebih kecil dari

ukuran dimensi. Hal ini dikarenakan pada saat memakan benda kerja tidak

sesuai dengan ukuran yang dibuat, bergeser sedikit.

Kode F tertulis kedalamannya sedalam 8 mm namun kami sebagai operator

tidak membuat ukaran desain tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu

untuk proses kerja milling

Kode G, ukuran desain dengan aktual cukup jauh berbeda disebabkan pada kerja milling yang ragu-ragu untuk memakan benda kerja.

Kode H, pada desain ukurannya 28 mm sedangkan ukuran yang kami hasilkan

pada benda kerjanya adalah 27 mm, terjadi perbedaan yang lebih kecil. Hal ini

disebabkan karena pada saat kerja milling terjadi pergeseran garis sehingga

memakan lebih banyak.

3.2 ANALISIS WAKTU PROSES

Tabel 3. 7 Analisis perbandingan waktu estimasi dan aktual Part Keseluruhan

Nama Part Waktu Estimasi Waktu Aktual

Eretan 50 menit 56,3 menit

Win Base 1 35 menit 32,5 menit

Win Base 2 31 menit 29,8 menit

Bracet 32,688 menit 56,4 menit

Pendorong 99,2009 menit 177,2 menit

Moveable Jaw 83,954 menit 170,6 menit

Total 331,849 menit 522,8 menit

100

Page 101: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Analisis:

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat produk yang waktu estimasi maupun

waktu aktual lebih lama adalah pendorong dan moveable Jaw. Sementara waktu

estimasi lebih kecil adalah Eretan, Win base 1 dan Win base 2. Hal ini dikarenakan

pada part pendorong dan moveable jaw memakai mesin untuk mekakukan

pemakanan ataupun pembuatan lubang yaitu mesin turning, milling dan drilling.

Sementara untuk membentuk pada eretan, Win Base 1 dan Win Base 2 tidak

memerlukan mesin. Karena yang dilakukan untuk membentuk part ini adalah

memotong benda kerja dengan gergaji. Sehingga, waktu yang diperlukan dalam

permesinan lebih lama dibandingkan dengan kerja bangku. Dalam melakukan

proses permesinan harus sesuai dengan prosedur masing-masing mesin, misalnya

melakukan pemakan pada moveable jawa yaitu dengan menghitung berapa strip

yang harus dimakan dengan besarnya pemakanan maksimal 10 mm. Jika melebihi

dari besarnya pemakan maka pahat milling tidak akan mampu menghabiskan benda

kerja atau menghasilkan geram. Sesuai dengan itu maka mesin akan rusak. Oleh

karena itu praktikan diharapkan sebelum menggunkan semua mesin sudah mengerti

dan memahami tekni-teknik menggunakan mesin agar hal tersebut tidak terjadi.

Pada tabel diatas juga dapat dilihat bahwa waktu aktual part yang paling lama

dari keenam part yang dikerkajakan adalah pendorong. Hal ini disebabkan dalam

menghitung watu aktual proses permesinan tidak menggunakan rumus, melainkan

waktu yang sebenarnya terjadi. Waktu yang dihabiskan operator untuk

menyelesaikan part ini merupakan waktu aktul. Sedangkan waktu estimasi

merupakan waktu yang yang telah diberikan. Dalam mengitung waktu etsimasi

permesinan dengan menggunakn rumus. Dalam mendapatakan waktu ini

memperhatikan faktor-faktor permesian yaitu kecepatan spindle, putaran spindle,

gerak pemakan, dan factor dari benda kerja itu sendiri yaitu panjang, lebar, luas

penampang, dan diameter.

Total waktu yang sudah kami habiskan untuk menyelesaikan produk ini

adalah 522,8 menit. Sedangkan estimasi yang diberikan hanya 331,849 menit.

101

Page 102: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

Padahal produk kami belum selesai dikerjkan. Ada beberapa desain yang tidak

dibentuk oleh kami. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu yang diberikan untuk

menyelesaikan seluruh part-part ini.

Oleh karena itu, diharapkan operator lebih serius, tidak ragu-ragu, teliti,

mengerti dan memahami keseluruhan proses dari pembuatan produk ragum ini.

Agar hasil yang didapat atau dihasilkan sesuai dengan desain.

102

Page 103: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

BAB IV

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Macam-macam mesin perkakas yaitu mesin turning, mesin milling, mesin drilling.

2. Dapat mengoperasikan mesin turning, milling dan drilling, dimana:

Mesin Turning merupakan mesin konvensional yang digunakan untuk

pengerjaan benda-benda silindris yang memiliki gerak utama yaitu gerak putar

dan gerak pemakanan

Mesin milling merupakan mesin pemotong logam yang bekerja berdasarkan

prinsip bahwa pahat berotasi dan benda kerja bergerak secara translasi dengan

menggunakan bebbagai macam pisau frais

Mesin drilling merupakan mesin yang diunakan untuk membuat lubang pada

benda kerja, dimana pahat akan berotasi dan benda digerakkan keatas dan

kebawah untuk mendapatkan diameter lubang sesuai dengan diameter pahat

3. Dapat membuat produk yang diinginkan yaitu pada part pendrong mesin yang

digunakan adalah mesin Turning, moveble jaw dengan menggunakan mesin

milling dan drilling, dan pada bracket dengan menggunakan mesin drilling.

4. Total estimasi waktu yang diperlukan untuk membuat ragum sederhana ini adalah

331,8429 menit.

5.2 Saran

Dari hasil praktikum yang dilakukan, ada beberapa saran yang diberikan antara lain :

1. Saat praktikum, praktikan harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

agar meminimalkan resiko kecelakaan.

2. Praktikan harus konsentrasi sehingga dapatmempercepat dan meminimalkan

kesalahan.

3. Sebelum praktikum, praktikan harus mengetahui mengenai permesinan agar

mampu mengetahui tentang mesin-mesin.

103

Page 104: Mesin freis

Laporan Praktikum Proses Manufaktur

Kelompok 9

DAFTAR PUSTAKA

Groover, Mikell P. 2008. Automation Production System dan Komputer Integrated

Manufacturing 3rd edition.New Jersey : Prentice-Hal.Inc.

Kalpakjian, Steven R. Schmid. 2001. Manufacturing Engineering and Technology

Fourth Edition. New Jersey : Pearson Education Inc.

B.H Amstead, Sriarti. 1989. Teknologi Mekanik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Priambodo, Bambang. 1993

104

Page 105: Mesin freis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Proses Manufaktur

2013 ini dengan baik. Laporan ini kami susun untuk melengkapi serangkaian

pembelajaran yang berkaitan dengan Proses Manufaktur.

Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu kami mengucakan rasa terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing Praktikum Proses Manufaktur 2013.

2. Semua asistem Laboratorium Sistem Produksi (LSP).

3. Kelompok 9 yang telah bekerja keras dalam pembuatan laporan praktikum

Proses manufaktur ini.

4. Para asisten selaku pembimbing dari kelompok kami

Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih kurang sempurna.

Akhir kata kami hanya berharap laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah

pengetahuan.

Semarang, 16 Desember 2013

Penyusun,

iii

Page 106: Mesin freis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................…...ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................…..iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................…..iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................…..vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................….vii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum....................................................................................................2

1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................................2

BAB II DASAR TEORI....................................................................................................3

2.1 Kerja Turning..........................................................................................................5

2.1.1 Definisi..............................................................................................................5

2.1.2 Prinsip Kerja Turning.......................................................................................5

2.1.3 Jenis – Jenis Mesin Bubut.................................................................................6

2.1.4 Bagian – Bagian Mesin Bubut........................................................................11

2.1.5 Peralatan Mesin Bubut....................................................................................20

2.1.6 Parameter Kerja Turning.................................................................................36

2.2 Kerja Milling.........................................................................................................39

2.2.1 Pengertian.......................................................................................................39

2.2.2 Prinsip Dasar Kerja Mesin Milling.................................................................40

2.2.3 Bagian-bagian Mesin Milling.........................................................................40

2.2.4 Klasifikasi Operasi Milling.............................................................................41

2.2.5 Jenis-Jenis Mesin Milling...............................................................................46

iv

Page 107: Mesin freis

2.2.6 Alat Perlengkapan Mesin Milling...................................................................55

2.2.7 Proses Permesinan Pada Kerja Milling...........................................................63

2.3. Kerja Bangku........................................................................................................65

2.4 Assembling............................................................................................................83

BAB III ANALISIS PRODUK.......................................................................................93

3.1 ANALISIS DIMENSI PRODUK..........................................................................93

3.1.1 Analisis Dimensi Eretan.................................................................................93

3.1.2 Analisis Dimensi Win Base............................................................................94

3.1.3 Analisis Dimensi Bracket...............................................................................97

3.1.4 Analisis Dimensi Pendorong...........................................................................98

3.1.5 Analisis Dimensi Moveable Jaw.....................................................................99

3.2 ANALISIS WAKTU PROSES...........................................................................100

BAB IV PENUTUP......................................................................................................103

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................103

5.2 Saran....................................................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................104

v

Page 108: Mesin freis

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual....................................................93

Tabel 3. 2 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Win Base 1.................................94

Tabel 3. 3 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Win Base 2.................................95

Tabel 3. 4 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Bracket.......................................97

Tabel 3. 5 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Pendorong..................................98

Tabel 3. 6 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Moveable Jaw............................99

Tabel 3. 7 Analisis perbandingan waktu estimasi dan aktual Part Keseluruhan...........100

vi

Page 109: Mesin freis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Input-Output Sistem Produksi......................................................................3

Gambar 2. 2 Mesin Bubut Horisontal...............................................................................6

Gambar 2. 3 Mesin Bubut Center......................................................................................6

Gambar 2. 4 Mesin Bubut tugas Berat..............................................................................7

Gambar 2. 5 Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis......................................................7

Gambar 2. 6 Mesin Bubut Turet Vertical..........................................................................8

Gambar 2. 7 Mesin Bubut Pencekam Vertical Stasiun Majemuk.....................................8

Gambar 2. 8 Mesin Bubut Revolver (Pistol).....................................................................9

Gambar 2. 9 Mesin Bubut Korsel......................................................................................9

Gambar 2. 10 Mesin Bubut Penyalin..............................................................................10

Gambar 2. 11 Mesin Bubut.............................................................................................11

Gambar 2. 12 Spindel Utama dengan Bantalan Bearing.................................................12

Gambar 2. 13 Spindel Utama dengan Roller atau Ball Bearing......................................12

Gambar 2. 14 Headstock.................................................................................................13

Gambar 2. 15 Lubang Spindel Pada Headstock..............................................................13

Gambar 2. 16 Kepala Lepas Mesin Bubut......................................................................14

Gambar 2. 17 Alas Mesin Bubut.....................................................................................15

Gambar 2. 18 Eretan Mesin Bubut..................................................................................16

Gambar 2. 19 Sisi Depan Apron.....................................................................................17

Gambar 2. 20 Belakang Apron........................................................................................17

Gambar 2. 21 Tool Post...................................................................................................18

Gambar 2. 22 Exterior dan Interior Quick Change Gear Box.........................................19

Gambar 2. 23 Feeding Mechanis.....................................................................................19

Gambar 2. 24 Macam Pahat Bubut.................................................................................21

Gambar 2. 25 Macam Pahat Potong................................................................................22

Gambar 2. 26 Macam pahat dengan logam keras yang terpasang pada tangkainya.......22

Gambar 2. 27 (a) Three Jaws Chuck, (b) Four Jaws Chuck............................................24

Gambar 2. 28 Center Mati...............................................................................................25

Gambar 2. 29 Center Hidup............................................................................................26

Gambar 2. 30 Lathedog...................................................................................................26

vii

Page 110: Mesin freis

Gambar 2. 31 Penyangga Jalak.......................................................................................27

Gambar 2. 32 Penyangga Tetap......................................................................................27

Gambar 2. 33 Kartel........................................................................................................28

Gambar 2. 34 Membubut Longitudinal...........................................................................30

Gambar 2. 35 Membubut Tirus.......................................................................................30

Gambar 2. 36 Membubut Eksentris.................................................................................31

Gambar 2. 37 Membubut Alur........................................................................................32

Gambar 2. 38 Memotong Benda Kerja Berbentuk Batang.............................................32

Gambar 2. 39 Mengebor Benda Kerja Berputar.............................................................33

Gambar 2. 40 Mengebor Dengan Center Yang Berputar................................................33

Gambar 2. 41 Membubut Profil......................................................................................34

Gambar 2. 42 Mengkartel (Knurling).............................................................................34

Gambar 2. 43 Membuat Ulir...........................................................................................35

Gambar 2. 44 Prinsip Kerja Mesin Bubut.......................................................................35

Gambar 2. 45 Gambar Mesin Milling Horisontal...........................................................40

Gambar 2. 46 Gambar Operasi Peripheral Milling.........................................................41

Gambar 2. 47 Gambar proses up milling........................................................................42

Gambar 2. 48 Gambar Proses Down Milling..................................................................43

Gambar 2. 49 Slab Milling..............................................................................................43

Gambar 2. 50 Sloting......................................................................................................43

Gambar 2. 51 Side Milling..............................................................................................44

Gambar 2. 52 Stradle Milling.........................................................................................44

Gambar 2. 53 Gambar operasi face milling....................................................................45

Gambar 2. 54 Operasi Face Milling................................................................................46

Gambar 2. 55 Mesin Milling Vertikal.............................................................................47

Gambar 2. 56 Mesin Milling Horisontal.........................................................................48

Gambar 2. 57 Mesin Milling Universal..........................................................................49

Gambar 2. 58 Mesin Milling Datar.................................................................................50

Gambar 2. 59 Mesin Milling Meja Putar........................................................................50

Gambar 2. 60 Mesin Milling Duplikat............................................................................51

Gambar 2. 61 Mesin Milling Profil.................................................................................51

viii

Page 111: Mesin freis

Gambar 2. 62 Mesin Milling Planet................................................................................52

Gambar 2. 63 Mesin Milling Penyerut............................................................................53

Gambar 2. 64 Mesin Milling Produksi............................................................................53

Gambar 2. 65 Mesin Milling Korter................................................................................54

Gambar 2. 66 Mesin Milling Ketam/ Serut.....................................................................54

Gambar 2. 67 (a) Macam-macam arbor (b) Bagian-bagian arbor...................................55

Gambar 2. 68 (a) pahat milling muka (b) pahat milling muka dengan ujung karbid......56

Gambar 2. 69 Gambar pahat-pahat milling datar............................................................57

Gambar 2. 70 Gambar jenis-jenis pahat milling sisi.......................................................57

Gambar 2. 71Gambar staggered milling cutter...............................................................58

Gambar 2. 72 Gambar pahat celah gergaji......................................................................58

Gambar 2. 73 Gambar pahat milling sudut.....................................................................58

Gambar 2. 74 Gambar pahat milling pembentuk............................................................59

Gambar 2. 75 Gambar macam-macam pahat end mill....................................................60

Gambar 2. 76 Gambar kepala lepas................................................................................61

Gambar 2. 77 Colet Chuck..............................................................................................63

Gambar 2. 78 Gambar proses meratakan permukaan datar............................................63

Gambar 2. 79 Gambar proses membuat muka bersudut.................................................64

Gambar 2. 80 Gambar proses menbuat alur atau slot.....................................................64

Gambar 2. 81 Gambar membuat alur T...........................................................................64

Gambar 2. 82 Bangku kerja.............................................................................................65

Gambar 2. 83 Bentuk-bentuk kikir..................................................................................66

Gambar 2. 84 Cara memegang kikir...............................................................................67

Gambar 2. 85 Gambar a. Ragum busur dan b. Ragum pelat..........................................68

Gambar 2. 86 a. Ragum datar dan b. Ragum universal..................................................69

Gambar 2. 87 Gergaji Tangan.........................................................................................69

Gambar 2. 88 Gergaji Mesin...........................................................................................70

Gambar 2. 89 Ballpen Hammer.......................................................................................71

Gambar 2. 90 Softeen Hammer.......................................................................................71

Gambar 2. 91 Penggores.................................................................................................71

Gambar 2. 92 Penitik.......................................................................................................72

ix

Page 112: Mesin freis

Gambar 2. 93 Tap............................................................................................................72

Gambar 2. 94 Pemegang Tab..........................................................................................73

Gambar 2. 95 Kepala Sney..............................................................................................74

Gambar 2. 96 Sney Holder..............................................................................................74

Gambar 2. 97 Jangka Sorong..........................................................................................75

Gambar 2. 98 Mistar Ukur Siku......................................................................................75

Gambar 2. 99 Mikrometer Sekrup...................................................................................76

Gambar 2. 100 Mesin Bor Meja......................................................................................76

Gambar 2. 101 Mesin bor manual...................................................................................77

Gambar 2. 102 Mesin Bor Tiang.....................................................................................77

Gambar 2. 103 Mesin bor radial......................................................................................77

Gambar 2. 104 Mesin bor berporos majemuk.................................................................78

Gambar 2. 105 Mesin bor lemari....................................................................................78

Gambar 2. 106 Mesin bor dan frais horizontal................................................................79

Gambar 2. 107 Mesin bor koordinat...............................................................................79

Gambar 2. 108 Bagian mesin bor....................................................................................80

Gambar 2. 109 Mesin Gerinda........................................................................................82

Gambar 2. 110 Jenis Mesin Gerinda...............................................................................82

Gambar 2. 111 Posisi Bawah Tangan.............................................................................86

Gambar 2. 112 Posisi Mendatar ( Horizontal )...............................................................87

Gambar 2. 113 Posisi Atas Kepala..................................................................................87

Gambar 2. 114 Pemegang Elektroda...............................................................................88

Gambar 2. 115 Palu Las..................................................................................................88

Gambar 2. 116 Tang........................................................................................................89

Gambar 2. 117 Sikat Kawat............................................................................................89

Gambar 2. 118 Klem Massa............................................................................................89

Gambar 2. 119 Helm Las................................................................................................90

Gambar 2. 120 Sarung Tangan........................................................................................90

Gambar 2. 121 Apron dan Baju Las................................................................................91

Gambar 2. 122 Sepatu Las..............................................................................................91

Gambar 2. 123 Masker Las.............................................................................................91

x

Page 113: Mesin freis

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR

Disusun Oleh:

Kelompok 9

1. PASKARINA SAMOSIR 210701111400972. HARI DARMAWAN 21070111140102

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 114: Mesin freis