Metoda pelaksanaan Sheet Pile

28
1 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI METODE PELAKSANAAN PROGRAM : PROGRAM PENGENDALIAN BANJIR DAN PENGAMANAN PANTAI KEGIATAN : NORMALISASI DAN PERKUATAN TEBING BATANG KALAMPAIAN PEKERJAAN : NORMALISASI DAN PERKUATAN TEBING BATANG KALAMPAIAN LOKASI : KABUPATEN PADANG PARIAMAN T. ANGGARAN : 2016 Diagram alir pekerjaan persiapan

Transcript of Metoda pelaksanaan Sheet Pile

Page 1: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

1 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

METODE PELAKSANAAN

PROGRAM : PROGRAM PENGENDALIAN BANJIR DAN PENGAMANAN PANTAIKEGIATAN : NORMALISASI DAN PERKUATAN TEBING BATANG KALAMPAIANPEKERJAAN : NORMALISASI DAN PERKUATAN TEBING BATANG KALAMPAIANLOKASI : KABUPATEN PADANG PARIAMANT. ANGGARAN : 2016

Diagram alir pekerjaan persiapan

Page 2: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

2 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

I. PENDAHULUAN

1.1. UmumSetelah mengikuti aanwijzing kantor dan lapangan serta mempelajari bestek/gambar dan berita acara aanwijzing, maka kami mencoba membuat metoda pelaksanaan kerja, sebagai salah satu syarat teknis dalam melakukan penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan. Yang kami susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang. merupakan urutan atau tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan/ lokasi kerja dan dilengkapi dengan gambar – gambar kerja.Mengingat Metode Kerja sangat penting yang mana kriteria proyek selalu :

1.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai waktu terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait.

1.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien agar tujuan proyek tercapai secara optimal.

Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya, dipercayakan kepada kami ditunjuk sebagai pemenang, berkomitmen akan melaksanakan pekerjaan dengan metode kerja yang seefektif dan seefisien mungkin, sehingga hasil akhir pekerjaan akan sesuai dengan apa yang diharapkan didalam dokumen kontrak dapat dipertanggungjawabkan dengan :

a. Tepat waktub. Tepat biayac. Tepat mutu

1.2. TujuanMetode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil fisik yang dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dengan demikian urutan kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus disusun secara sistimatis.

1.3. Bentuk dan isi1.3.1 Untuk memudahkan pembacaan dibuat dalam bentuk diagram atau grafis (time schedule,

network planning, schedule bahan, schedule tenaga, schedule alat dan diagram pengendali cuaca).

1.3.2 Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari waktu ke waktu tentang :1.3.2.1 Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.1.3.2.2 Pendatangan macam-macam bahan dan peralatan kerja serta jumlahnya.1.3.2.3 Penggunaan bermacam-macam tenaga dan peralatan kerja serta jumlahnya.

Page 3: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

3 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

II. FUNGSI KEGUNAAN

2.1. Mempermudah urutan tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik.2.2. Mempermudah pendatangan bahan menurut waktu dan kebutuhannya.2.3. Mempermudah pendatangan tenaga kerja menurut waktu dan kebutuhannya.2.4. Mempermudah pendatangan peralatan kerja menurut waktu dan kebutuhannya.2.5. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan effektif.2.6. Pengendalian biaya dan waktu lebih akurat dan effektif.2.7. Bila terjadi force majeur akan tercatat lebih akurat, sehingga mempermudah pembuktian guna

meminta perpanjangan waktu.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Informasi pekerjaan

3.2. Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan :Dengan item pekerjaan :

I PEKERJAAN PERSIAPAN1. Foto Dokumentasi,Pengukuran Ulang Dan Penggambaran2. Mobilisasi dan Demobilisasi3. Pengadaan Pelaporan, Asbuilt Drawing, dan Shop Drawing4. Clearing Grubbing        

           II PEKERJAAN KONSTRUKSI1. Galian Tanah dengan alat berat2. Timbunan Tanah Bekas Galian Dan Dipadatkan3. Kisadam Dan Dewatering        4. Pengadaan Sheet Pile Beton W 350-1000 5. Pemancangan Sheet Pile Beton W 350-1000 6. Pembobokan Kepala Sheet Pile Beton7. Beton K. 225 (Molen)8. Beton K 125 (Molen)9. Pasangan Batu Kali dengan Mortar tipe N (Campuran 1 PC:4 PP)

10. Plesteran tebal 1,5 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S ( 1 PC:3 PP)11. Bekisting12. Pembesian dengan besi polos atau ulir13. Pasangan Pipa Suling-suling (1 m')14. Elastic Filler

Page 4: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

4 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

IV. METODE PELAKSANAAN

Urutan / Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk Time Schedule, dan Kurva ”S” serta Netwok Diagram.

4.1.1 Schedule dan Kurva ” S ”4.1.2 Network Diagram U

Pekerjaan Plank ProyekParalel dengan pekerjaan pembuatan kantor lapangan, dikerjakan

pembuatan plank proyek. Plank proyek dibuat sesuai dengan ukuran standar pekerjaan umum dari bahan papan kayu sebagai plank dan balok kayu untuk tegak plank dan dicat serta ditulis informasi proyek.

I. PEKERJAAN PERSIAPANPekerjaan Persiapan meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut:

1. Foto Dokumentasi,Pengukuran Ulang Dan Penggambaran Dokumentasi

Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital.

Cara Pelaksanaana.       Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan

masih pada posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi pengambilan foto yang sama.

Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikerjakan oleh penyedia jasa.

Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%.

Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.

b.      Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

c.       Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut :

1.       Nama Kontrak2.       Nama Bangunan3.       Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%

e.      Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 3 (tiga) rangkap

Page 5: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

5 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

bersama 1 (satu) negatifnya kepada direksi.f.       Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi

pengambilan harus dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pengukuran MC 0%, MC 100% dan Asbuilt DrawingPengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan

topografi daereahpekerjaan secara memanjang (long section) dan secara melintang ( cross section) sebelum pekerjaan dimulai yang disebut MC 0%. Setelah pengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapi dengan rencana letak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.

Cara Pelaksanaana.    Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk

pekerja, patok-patok, serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran. Penyedia jasa harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk pengukuran.

b.   Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok kayu 4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.

c.   Patok – patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan berpindah tempat karena telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan Pengukuran.

d.   Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja (working drawing) sebagai panduan pekerejaan di lapangan yang harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.

e.    Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran ulang di lokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt drawing) sebagai tanda pekerjaan selesai. Asbuilt drawing dinyatakan selesai bila direksi telah menyetujui.

f.    Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :

Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman

Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 3 (satu) asli (kalkir) dan 1 (satu) rekaman serta ukuran A3 sebanyak 2 (dua) rekaman.

2. Mobilisasi Dan Demobilisasi Mobilisasi Personil Lapangan

Mobilisasi personil lapangan meliputi Staf Inti dan tenaga kerja. Staf Inti Proyek meliputi Site Manager, Pelaksana Lapangan, Adm Teknik, Bagian Logistik, yang akan dimobilisasi pada minggu pertama sejak dimulainya pekerjaan proyek. Untuk tenaga kerja diusahakan penduduk / masyarakat setempat (Lokasi Proyek).

Page 6: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

6 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Kantor Lapangan Barak kerja untuk tenaga kerja, tempat gudang, dan kantor urusan ADM Proyek Kontraktor. Untuk barak – barak kerja disewa rumah – rumah penduduk dilokasi proyek.

Mobilisasi Peralatan ProyekMobilisasi peralatan pekerjaan seperti Excavator, Buldozer, Dump Truck, Pick Up, Molen Concrete, Pompa Air Submersible, Pompa Air Engine, Vibrator Beton, Crawler Crane, Pile Driver + Hammer, Genset dan alat penunjang pekerjaan lainnya. Pada saat semua perlengkapan dilapangan telah tersedia. Pekerjaan yang tertera diatas dikerjakan pada minggu pertama kontrak berjalan.

Pembuatan Dan Pengujian Kubus Beton Uk.15x15x15 cmKualitas pekerjaan dari suatu proyek benar-benar dituntut dari

masing-masing item pekerjaan. Untuk itu pelaksanaan akan menyiapkan Laboraturium dilokasi pekerjaan atau base camp yang ada dengan berbagai peralatan pengujian. Untuk menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, pemeriksaan pengujian akan dilakukan seperti sebagai berikut :

Kubus Beton K-2251. Pengujian Beton

o Test kubuso Slump testo Uji kuat tekano Uji kelenturano Dll

2. Pengujian bahan Tanah o CBR Laboraturiumo CBR Lapangano Kepadatan lapangan > Sand Cone o Kepadatan Laboraturium > Proctor test o Pemeriksaan Kadar air o Pemeriksaan Berat Jenis

Page 7: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

7 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

o Plastisitas Indeks, Batas-batas Atterberg 3. Pengujian Agregat

o Analisa saringano Berat Jeniso Abrasio Dll

Referensi yang dijadikan pedoman pengendalian mutu bahan yang digunakan dan hasil pelaksanaa pekerjaan yang dicapai di lapangan ada beberapa pedoman yaitu :

1. Spesifikasi Umum 2. Spesifikasi Khusus 3. Standar AASHTO dan SNI

Ketentuan-ketentuan lain dari Sistim Pengendalian mutu ini adalah : a. Pengendalian mutu akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar

yang akan digunakan pada pekerjaan Kegiatan ini.b. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin agar

bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan ini telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

c. Pemeriksaan mutu bahan akan dilaksanakan oleh pelaksana dengan personil lapangan sebagai Quality Engineer dan Material Pavement Engineer.

d. Hasil pemeriksaan mutu akan diperiksa oleh pihak konsultan supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk dapat disetujui.

Plank Proyek Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kami akan mengamankan lokasi

dengan jalan memasang rambu – rambu sebagai pengaman jalan agar pengguna jalan berhati – hati Karena ada tumpukan bahan / material. Plank Proyek Dan Rambu- rambu dibuat dengan jelas dari papan yang diberi cat dan tulisan yang mengingatkan pengguna jalan bahwa ada pekerjaan perbaikan jalan.

3. Pengadaan Pelaporan, Asbuilt Drawing, dan Shop Drawing

Laporan harian dibuat setiap hari pekerjaan dilaksanakan. Laporan ini berisi catatan kontraktor atas item pekerjaan yang dilaksanakan, volume pekerjaan, jumlah kedatangan bahan, jumlah bahan yang digunakan dan alat yang dibutuhkan.

Laporan Mingguan adalah rekap dari laporan harian serta bobot pekerjaan yang telah diselesaikan.

Laporan aktual, adalah laporan volume pekerjaan yang telah 100 % dikerjakan dan hitungan volumenya disetujui oleh direksi.

Page 8: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

8 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Asbuilt Drawing : gambar – gambar dari volume yang nyata-nyata telah dikerjaan lengkap dengan dimensi dan ukuran bangunan.

Tahap laporan disesuikan dengan jenis laporan yang akan diserahkan ke pemilik pekerjaan

4. Clearing Grubbing 1. Semua tempat-tempat yang akan terkena bangunan atau tempat-tempat

pengambilan tanah ditunjukkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi, harus

dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak-semak, sampah dan unsur-- unsur lain

yang mengganggu. Pohon-pohon harus dibongkar sampai bersih berikut akar-

akarnya.

2. Pagar-pagar, dinding-dinding, puing-puing bangunan dan lain-

lainyang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah Direksi harus dipindahkan dan

atau dibersihkan.

3. Bahan-bahan hasil pembongkaran tersebut harus dibuang, kecuali bila ada

ketentuan lain yang disetujui Direksi.

4. Kami akan memulai pembersihan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.

Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang

diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Kontraktor harus diperbaiki

atau diganti oleh Kontraktor.

5. Sesudah pembersihan, permukaan tanah di bawah rencana tanggul, tanjakan pengantar

(oprit) dan jalan harus dikupas untuk membuang tonggak-tonggak, akar-akar,

rumput-rumput dan bahan-bahan organik lain yang dapat mengganggu kestabilan

bangunan.

6. Pada lokasi tanah yang normal, “kupasan” harus dikerjakan sekurang-kurangnya

sedalam 25 cm dan meliputi minimal 50 cm di luar tapak kaki timbunan rencana, atau

apabila dalam gambar ditentukan lain.

7. Jika di lapangan dijumpai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman kupasan

ditentukan oleh Direksi secara tertulis.

8. Pekerjaan “kupasan” hanya boleh dilakukan pada profil yang segera akan

ditimbun.

9. Bahan hasil kupasan harus dibuang di tempat pembuangan sesuai petunjuk

Direksi. Kupasan permukaan di bawah tempat buangan tidak diperlukan, termasuk

juga tempat yang telah dibersihkan.

Page 9: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

9 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI1. Galian Tanah dengan alat berat

Galian mekanis adalah penggalian tanah dengan menggunakan alat berat seperi Excavator PC-100 atau PC-200 (tergantung kebutuhan). Penyedia jasa harus melakukan penggalian ini dengan mengikuti gambar rencana.4Cara Pelaksanaan

a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke luar areal kerja

b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat persetujuan dari direksi.

h.      Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuang oleh penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.

i.        Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.

j.       Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup aman dari longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.

k.      Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.

Penggalian dilakukan sesuai garis ketinggian dan elevasi yang ditunjuk dalam gambar. Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau dikumpulkan dan distock di tempat penampungan sementara. Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck dibuang ke Disposal Area yang disetujui Direksi. Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur.

2. Timbunan Tanah Bekas Galian Dan Dipadatkan Setelah pekerjaan penggalian dilaksanakan dilanjutkan dengan

pengerjaan timbunan tanah hasil galian. Pekerjaan timbunan ini dilaksanakan dengan menggunakan bahan timbunan dari hasil galian pada bagian konstruksi saluran dengan alat berat.

Cara Pelaksanaan :a. Material timbunan diambil dari hasil galian yang telah disetujui oleh

pihak direksi.b. Tanah hasil galian dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan alat

bantu.c. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui

oleh pihak direksi.Peralatan : Alat BantuTenaga : Excavator, Mandor dan PekerjaBahan : Tanah Bekas Galian

Page 10: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

10 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Metode : 1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang

akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan

Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada. 4. Tanah bekas galian Ditimbun dibelakang pasangan batu kali 1 : 45. Meratakan tanah bekas galian yang telah ditimbunkan 6. Memadatkan tanah bekas galian yang telah ditimbunkan7. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi

hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.8. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada

Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir.

9. Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.10. Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.11. Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.12. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan dan Kurva “ S “.

Dasar pembayaran pekerjaan Timbunan/ Meratakan tanah bekas galian diukur M3 (meter kubik).

3. Kisdam Dan Dewatering Untuk mengamankan pelaksanaan pembangunan kolam tambat labuh dilakukan pembuatan

kistdam pada dua sisi luar rencana kolam. Apabila di sekitar lokasi pelaksanaan pekerjaan tidak

memungkinkan untuk dibuat saluran pembelok aliran sungai, maka dapat diatasi dengan

metode kistsdam setengah-setengah seperti gambar di bawah ini :

Page 11: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

11 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Gambar 10.1. Metode kistdam salah satu sisi sungai

4. Pengadaan Sheet Pile Beton W 350-1000 Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemprosesan, dan pengangkutan Sheet

Pile Beton W 350-1000 dari pabrik ke lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Ketentuan :- Mutu Beton K 450- Ukuran Sesuai Spesifikasi teknis- Strand 4, dia. 3/8 “- Test Dengan Hammer test sesuai dengan kekuatan beto rencana

bersama direksi sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi proyek.

Material Tiang Pancang :

- Mini pile uk. Sesuai dengan spesifikasi teknis- Diproduksi dengan sistim pabrikasi oleh pensuplai material- Sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan dilakukan pengujian kekuatan

beton bersama direkdsi menggunakan hammer test.

Metode Kerja :

Page 12: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

12 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

- Untuk memudahkan transportasi material ke lokasi pekerjaan maka jalan kerja perlu dibentuk dan dibuat sisi rencana turap beton yang berupa timbunan batu kapur tebal 30 cm yang di padatkan.

- Tiang pancang adalah produk pabrikasi dengan spesifikasi sesuai standar spesifikasi yang ditentukan oleh pengangkutan dari site dengan mengguanakan crawler crane 15 Ton ( Service Crane ).

- Dalam pekerjaaan pengadaan tiang pancang hal-hal yang harus diperhatikan adalah Handling Method.

- Beton mempunyai kuat karakteristik yang sudah memenuhi untuk melawan tegangan tekan tapi lemah terhadap tegangan tarik dan tegangan lentur.

- Cara mengangkat material tiang pancang, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik angkat. Dalam hal 2 titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang.

5. Pemancangan Sheet Pile Beton W 350-1000 Temporary Steel Sheet PileALAT :

Crawler Crane Kapasitas 35/45 Ton Vibro Hammer 60 KVa Genset 250 KVa Mesin Las Manual Katrol Theodolit Alat Bantu, dll

BAHAN :

Sheet Pile Kawat Las Material Bantu, dll

METODE PELAKSANAAN

1. Lakukan perhitungan analisis untuk mengecek kedalaman sheet pile yang tertanam berdasarkan type sheet pile yang dipakai dan data tanah hasil soil investigation. (Cek Perhitungan).

2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunakan theodolite.

3. Lakukan penumpukkan sheet pile sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan sehingga dapat dijangkau langsung oleh Crawler Crane, sehingga penggunaan Crane service dapat diminimalkan.

Page 13: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

13 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan dengan pemasangan Guide Wall terlebih dahulu

Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton  + Vibro Hammer 60 KVa dan Genset 250 Kva.

Pastikan pemancangan pertama tegak lurus, karena akan berpengaruh terhadap ketegakan sheet pile berikutnya. Pemancangan hanya sampai elevasi + 1.00 m’ di atas level rencana, karena connecting antar sheet pile dapat mengakibatkan sheet pile yang telah terpancang amblas sewaktu pemancangan sheet pile sebelahnya.

Setelah 10~15 sheet pile pemancangan dapat dilanjutkan sampai elevasi rencana dan pemancangan dapat dilanjutkan sesuai urutan yang sama.

Hal yang harus mendapat perhatian : Kecenderungan sheet pile selalu miring ke arah pemancangan  

(membentuk kipas) akibat getaran vibro & pemancangan tidak tegak

Page 14: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

14 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

lurus, hal ini dapat diatasi dengan alat bantu katrol untuk menarik sheet pile menjadi lurus setelah selesai pemancangan.

Jika berdasarkan perhitungan konstruksi sheet pile free standing tidak mampu menahan geser dan guling akibat tekanan tanah aktif dapat ditambah dengan walling beam + anchor.

5. Pembobokan Kepala Sheet Pile Beton Setelah proses pemancangan Sheet Pile Beton W 350-1000, pasti ada

tiang pancang yang tersisa diatas elevasi rencana, hal ini karena karakteristik tanah setiap titik berbeda-beda, sehingga pencapaian tiang pancang ke dalam tanah keras ikut berbeda juga. Untuk menyetarakan tiang pancang tersebut dengan gambar bestek, maka satu-satunya cara adalah dengan cara penghancuran tiang pancang menggunakan palu (hammer).

6. Beton K. 225 (Molen)

Sebelum dilakukan penghamparan beton, tanah dasar atau lapisan pondasi bawah diperiksa kepadatan dan bentuk penampang melintangnya. Permukaan lapisan yang akan dicor beton harus senantiasa bebas dari benda-benda asing, sisa-sisa beton, dan kotoran-kotoran lainnya.

Persiapan : Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan

Direksi, bila disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh proyek, guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi untuk selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan campuran (Trial Mix).

Page 15: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

15 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Contoh Pengujian Slump Test Beton

Beton Konstruksi K 225 Bahan :

Semen Pasir Beton Agregat Kasar Kayu Perancah

Paku  Alat :

Con Pan. Mixer Truck Mixer Water Tanker Alat Bantu

Adapun pelaksanaan pekerjaannya sebagai berikut : Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan

menggunakan mesin pengaduk beton atau ready mix. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus sepengetahuan Direksi. Permukaan bagian dalam molen harus selalu bersih, tidak diperbolehkan ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.

Campuran Adukan Beton

Page 16: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

16 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran Beton yang sesuai dengan RKS. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan - bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat - alat penakar yang tertera dalam RKS.

Waktu Pengadukan Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran

beton adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah semua bahan kecuali air, dimasukkan ke dalam molen.

Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin lebih besar dari l m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2 menit dan seterusnya. Kekentalan Adukan Beton

Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03).

Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas. Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air

yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau

kelembapan bahan - bahan adukan Pengecoran Beton. Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus

dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan tinggi

jatuh lebih dari 1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.

Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.

Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.

Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merat/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus dihindarkan terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan berbentuk miring. Pengecoran lapisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin Direksi.

Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah – langkah pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara langsung.

Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting, harus digetarkan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang - sarang kerikil.

Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau besi tulangan.

Page 17: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

17 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan beton tidak boleh terlalu lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsur – unsur adukan beton.

Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan/dimensi bagian yang harus dicor. Gambar Proses Mengetarkan Beton Dengan Menggunakan Alat Penggetar (vibrator) Pembentukan Tekstur Permukaan.

Setelah dipadatkan, permukaan beton semen harus diratakan. Beton yang masih plastis diberi tekstur permukaan dengan mendirikan

burlap, penyikatan dengan kawat dan pembuatan alur. Menyikat melintang, cocok untuk lalulintas sedang atau tinggi, dapat

dikerjakan secara manual atau mekanis, penyikatan dilakukan secara melintang dan kedalaman tekstur ± 1,5 mm Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton.

Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan.

Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.

Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di permukaan beton yang masih basah. Perlindungan Dari Air Hujan/Perawatan Beton.

Lembaran plastik dan baja sisi acuan atau papan kayu harus tersedia setiap saat untuk melindungi permukaan dan sisi perkerasan beton yang baru dihampar, bila terjadi hujan.

Bila hujan menerpa perkerasan beton yang baru dihampar belum mengeras, tutup permukaan dengan lembaran plastik.

Tambahan air pada permukaan perkerasan akan menaikkan rasio air semen yang berpotensi mengurangi durabilitas Pembukaan Bekisting.

Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari.

Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.

Quality Control Pengujian Beton

Test kubus Slump test Uji kuat tekan Uji kelenturan

7. Beton K 125 (Molen) Begitu juga dengan pekerjaan beton K-125 tanpa penulangan. Cara

pelaksanaannya juga tidak jauh berbeda dengan pekerjaan beton K-225. Pekerjaan beton tidak bertulang K-125 menggunakan campuran 1Pc : 3Psr : 5 Batu Pecah, yang diaduk dengan mesin molen ( Concrete Mixer ). Material yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran yang dapat merusak kualitas beton nantinya.

Page 18: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

18 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Pengerjaan Beton K-125 berfungsi untuk pengunci pasangan, yang mana pengerjaan ini dilaksanakan secara manual memakai adukan beton K-125.

a. Peralatan : Molen, Vibrator, Dump Truck, cangkul, sekop, sendok spesi, bak spesi, waterpass, meteran, roskam dan peralatan pendukung lainnya

b. Tenaga : pekerja, mandor, tukang, kepala tukangc. Bahan : Semen , Split, Pasir Beton, Paku, Papan Cetakan.d. Metode :

Persiapan : Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, bila disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh proyek, guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi untuk selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan campuran (Trial Mix).

8. Pasangan Batu Kali dengan Mortar tipe N (Campuran 1 PC:4 PP) a. Peralatan : alat bantub. Tenaga : Mandor, Tukang Batu, Kepala Tukang, Pekerjac. Bahan : Batu Kali, semen, Pasir, aird. Metode :

1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.

2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.

3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.

4. Sebelum pelaksanaan pasangan batu dimulai dilakukan pemasangan bowplank dan profil yang dipasang pada 2 bagian ujung pasangan batu atau jarak ± 3 m untuk menjamin dimensi pasangan batu sesuai dengan Gambar Rencana.

5. Material dan alat pencampur adukan/spesi dipersiapkan, batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.

6. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar.7. Pemasangan masing-masing batu dengan diberi alas adukan,

semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung.

Page 19: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

19 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

8. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir.

9. Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.10. Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.11. Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.12. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “

S “. Dasar pembayaran pekerjaan Pasangan Batu Kali diukur M3 (meter kubik).

9. Plesteran tebal 1,5 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S ( 1 PC:3 PP)

a. Peralatan : alat bantub. Tenaga : pekerja, tukang batu, kepala tukang, mandorc. Bahan : semen, pasir, aird. Metode :

1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.

2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.

3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.

4. Permukaan yang akan di plester dibersihkan dan dibasahi dengan air.

5. Bahan-bahan diaduk menjadi mortar semen.6. Mortar semen di ditempel ke tempat yang akan diplester

diratakan dan dirapikan dengan alat bantu, ketebalan akhir plesteran adalah 1,5 cm atau sesuai Gambar Rencana.

7. Setelah plesteran cukup kering maka dilanjutkan dengan acian dari adukan air semen dilakukan dengan rapi dan halus.

8. Kelembaban plesteran dijaga dengan membasahi permukaan plesteran bila terlihat kering dan melindungi dari panas matahari langsung.

9. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama

Page 20: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

20 METODA PELAKSANAAN By Design IMKIdengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir .

10. Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.11. Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.12. Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.13. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “

S “. Dasar pembayaran pekerjaan Plesteran diukur M2 (Meter persegi).

10. Bekisting Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut : Bekisting harus terbuat dari Multiflex ukuran 9 mm dan rangka yang

kokoh terbuat dari kayu keras Kaso 5/7 cm , sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka bekisting. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed), permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus atas seijin Direksi/ Pengawas. Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran – ukurannya.

11. Pembesian dengan besi polos atau ulir Untuk Pekerjaan Baja Tulangan ini akan kami kerjakan dengan

beberapa tenaga pekerja dan seorang kepala tukang yang ahli dalam pekerjaan Besi. Ada Beberapa persyaratan untuk pekerjaan ini, Sbb :

Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24

(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2). Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak minyak,

karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan

tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam

keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan direksi konsultan pengawas terlebih dahulu.

Penggunaan diameter tulangan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam gambar bestek tidak dapat diterima dan kontraktor harus mengganti dengan tulangan yang sesuai.

Page 21: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

21 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Jika kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan direksi/konsultan pengawas.

12. Pasangan Pipa Suling-suling (1 m') Merupakan pekerjaan pemasangan pipa PVC pada pekerjaan pasangan

batu setiap 10m sesuai persetujuan direksi pengawas, dimana ujung pipa di beri ijuk. Hal ini digunakan untuk mengalirkan air rembesan pada tanah timbunan di belakang pekerjaan pasangan batu.

13. Elastic Filler Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler)

harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan tanah dasar, dan takikan sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui.

Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinyemen yang semestinya selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya menurut garis lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka di antara unit-unit yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.

Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), kami akan mengajukan permintaan secara tertulis kepada kami untuk penyerahan pertama pekerjaan.

Kami akan meminta panitia penerimaan pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah kami selesaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan dan /atau cacat hasil pekerjaan, kami wajib menyelesaikan/memperbaiki, kemudian panitia penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan.

Demikianlah Metoda Pelaksanaan ini kami buat untuk memenuhi persyaratan Usulan Teknis penawaran yang kami ajukan. Meskipun dalam Metoda Pelaksanaan ini tidak diuraikan secara rinci setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan, namun kami akan bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan semua pekerjaan yang kami tawar, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam bestek, gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Page 22: Metoda pelaksanaan Sheet Pile

22 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI

Pariaman, 07 Maret 2016 Penawar Pekerjaan,

CV. BENING SAMETO

Ttd

MAYANG BELIA SAMETO Direktris