Metodologi Dakwah Islam

download Metodologi Dakwah Islam

of 12

description

bcnbvmn

Transcript of Metodologi Dakwah Islam

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah. Makalah Metodologi dan teknologi dalam dakwah islam dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi kita.Dalam penyelesaian makalah ini tidak kurang hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan penulis mengucapkan terim ksaih kepada orang orang yang telah membantu. Penulis menyadari dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dan peningkatan yang selanjutnya.

METODOLOGI DAKWAH ISLAMAl-Quran merupakan referensi otentik bagi pola pikir dan pola tindak setiap manusia. Dalam alquran dijelaskan salah satu fungsi penciptaan manusia adalah untuk menjadi khalifah yang akan menstabilkan ekosistem di muka bumi (Q.S. 2:29). Proses ini salah satunya dapat direalisasikan dengan jalan dakwah. Dakwah merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Dalam dunia dakwah sering kita mendengar istilah dakwah islam, yaitu dakwah yang dilakukan untuk mengubah keadaan komunitas muslim kearah yang lebih baik dengan berasaskan al-Quran dan al-Sunnah. Dalam melaksanakan aktivitas dakwah setiap dai memerlukan metodologi tertentu. Dalam Q.S. 3:110 dinyatakan bahwa diantara metode berdakwah ialah amar maruf nahyi munkar dan iman kepada Allah. Istilah amar maruf nahyi munkar bagaikan dua sisi mata uang yang tidak adapat dipisahkan. Amar maruf merupakan mesin penggerak yang potensial untuk memotivasi suatu komunitas sehingga dapat meningkatkan kualitas amalnya setiap saat, nahyi munkar merupakan mesin pengontrol yang potensial untuk mengawasi setiap aktivitas muslim agar senantiasa berada dalam koridor yang disepakati. Dakwah Islam Pengertian dakwah islam menurut ensiklopedi islam yang ditebitkan depag adalah:Kegiatan untuk menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan melarang perbuatan munkar sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul, agar mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat (1993:231). Dengan demikian dakwah merupakan sarana yang dapat mengusung komunitas muslim pada kedudukan yang berkharakat dan bermartabat dan mampu memetik buah kebahagiaan didunia dan akhirat. Islam adalah agama yang risalah untuk seluruh umat. Orang yang wajib menyebarkan risalah adalah seluruh umat islam (Q.S. 3:110). Muslim dan muslimah tidak dapat mengelak dari kewajiban ini. Setiap pribadi muslim harus menjadi sponsor dari agamanya dimana seluruh perhatian, perbuatan dan setiap pola perilaku hars mencerminkan islam, apa yang keluar dari pribadi muslim semata mata syiar untuk islam. Seajarah mencatat, bahwa dakwah islami yang bertitik awal dari konsepsi iman yang belandaskan ilmu pengetahuan sebagai pancaran hakikat Al-Quran, dalam waktu hanya 23 tahun telah dapat mengeliminasi budaya jahiliah yang telah mendarah daging pada diri orang Arab. Hal itu merupakan bukti bahwa dakwah Islamiyah pernah mencapai tujuan yang sesuai dengan pesan Tuhan (khairu ummah). Selain itu, kegemilangan yang dicapai melalui dakwah Islamiyah merupakan bukti otentik kesuksesan nabi sebagai seorang dai.Metode Amar Maruf Nahy MunkarDalam surat Ali Imran ayat 110 Allah berfirman :Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.Dalam ayat di atas, tersurat kata amar maruf nahy munkar. Dalam Al-Quran, istilah amar maruf nahy munkar secara berulang disebut secara utuh, artinya tidak dipisahkan antara amar maruf dan nahy munkar, dalam 5 surat sebanyak 9 kali. (Dawam Raharjo, 2002:624)Kata maruf secara diametral bertentangan dengan kata munkar, artinya yang dibenci, yang tidak disenangi, yang ditolak oleh masyarakat, karena tidak patut, tidak pantas, tidak selayaknya yang demikian itu dikerjakan oleh manusia yang berakalAgama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana maruf itu dan mana yang munkar. Sebab itu, maka maruf dan munkar tidaklah terpisah dan pendapat umum. Kalau ada orang yang berbuat maruf, maka seluruh masyarakat umunya menyetujui, membenarkan dan memuji. Kalau ada perbuatan munkar seluruh masyarakat menolak, membenci dan tidak menyetujuinya. Sebab itu, bertamabah tinggi kecerdasan beragama, bertambah kenal akan yang maruf dan bertambah benci akan yang munkar. Jadi masyrakatlah yang menjadi barometer apakah perbuatan seseoarng itu maruf atau munkar. Disinilah terletak korelasi antara amar maruf nahy munkar dengan dakwah, karena salah satu fungsi dakwah adalah untuk membentuk pendapat umum (public opinion). Dimana yang berkembang dalam masyaraakat ialah bahwa kata maruf merupakan istilah yang disandarkan pada perbuatan baik dan kata munkar pada perbuatan buruk. Bagaiman pun wujudnya kemunkaran harus di enyahkan, hal itu sesuai dengan sabda rasulullah SAW : siapa diantaramu yang melihat kemunkaran, maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya. Dan jika tidak mampu lagi, dengan hatinya, itulah iman yang paling lemah. Dari hadist tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bagaimanapun caranya kemarufan harus ditegakkan dan kemunkaran harus di enyahkan. Menegakkan kemarufan dengan tangan berarti iman yang paling kuat. Kata tangan disini bisa diartikan eksplisit maupun implicit. Tangan bisa diartikan kekuatan, jika kita melihat suatu kemunkaran maka kita mesti memukul atau yang lainnya. Bisa juga diartikan sebagai kekuasaan pemerintah, jika terjadi pagelaran munkaratmaka penguasa wajib mengerahkan segala kemampuan dan semua aparat yang berwenanang untuk menghilangkan perbuatan tersebut. Iman Kepada Allah Iman atau percaya kepada Tuhan yang satu merupakan kekuatan yang dapat membuat mental kita sekuat baja dalam melakukan kebaikan dan perisai yang dpat melindungi diri kita dari kemunkaran. Keimanan merupakan ajaran islam yang paling tinggi, dalam keimanan tidak aka nada kekufuran dan segala bentuk keburukkan, karena merupakan sunnah Allah bahwa hal yang kontradiktif tidak mungkin terjadi dalam satu waktu yang bersamaan. Hadist rasul menyatakan bahwa seseorang tidak dikatakan beriman ketika dia berzina, meminum khamr ataupun perbuatan munkar laiinya. Khairu UmmahKhairu ummah merupakan tujuan dakwah yang tertera dalam surat Ali Imran ayat 110. Didalam shafwat al Bayan li maan al-Quraan diriwayatkan oleh turmudzy, Rasulullah SAW menyatakan engkau merupakan penyempurna 70 umat, engkaulah yang paling baik dan mulia di sisi Tuhan. Sedangkan dalam shafwah al-tafasir dinyatakan bahwa antum disini adalah umat Muhammad yang merupakan umat terbaik karena melakukan hal yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya ( Muhammad Ali As-Shabuny, 1980:222) Khairu Ummah merupakan cita cita setiap komunitas yang ada dimuka bumi. Jika khairu ummah tercipta, niscaya kehidupa ini akan berjalan sesuai harapan tuhan dalam pesannya(al-Quran). Bentuk-Bentuk Media DakwahDitinjau secara tekstual/eksplisit, memang tidak ditemukan ayat atau hadits yang membicarakan tentang media atau alat apa saja yang dapat digunakan untuk menyampaikan dakwah, tetapi secara kontekstual/implisit banyak isyarat al-Quran tentang masalah media ini. Hamzah Yacub mengelompokkan media dakwah kepada lima macam yaitu sebagai berikut:

a. Lisan Di antara media lisan adalah khutbah, nasehat, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah dan lain-lain. Dalam al-Quran ditemui isyarat tentang media lisan ini, antara lain Dalam Q.S. al-Araf ayat 158. Artinya: Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." Dalam surat Yusuf ayat 4: Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."Dan dalam surat Al-Baqarah ayat 104 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.

Dalam beberapa ayat tersebut dinyatakan bahwa para Nabi telah menyampaikan dakwahnya pertama kali dengan menggunakan media lisan secara langsung. Termasuk dalam kelompok ini khutbah, ceramah, nasehat, pidato, dan sebagainya, yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau suara. Menurut Abdul Karim Zaidan dalam Salmadanis, media lisan atau bahasa adalah media pokok dalam menyampaikan dakwah Islam kepada orang lain. Di antara media lisan tersebut adalah khutbah, nasehat, pidato, ceramah, kuliah diskusi, seminar, musyawarah dan lain sebagainya.

b. Tulisan Dakwah dengan cara tulisan adalah dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan, seperti buku-buku, majalah, surat kabar, buletin, risalah, kuliah-kuliah tertulis, pamflet, pengumuman tertulis, spanduk dan lain-lain. Secara langsung memang tidak ditemui dalam Al Quran anjuran menggunakan media tulisan sebagai alat dakwah, tetapi secara tersirat dapat dipahami dari satu surat yangterdapat dalam al-Quran, yaitu surat Al Qalam. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan huruf nun, sebagai isyarat terpenting tentang peran huruf, pena dan tulisan dalam pelaksaan dakwah islamiyah. Hal ini dapat lebih dipahami dengan menelaah surat Al Qalam ayat 1. Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, dan juga dapat lebih diperkuat dengan memahami surat Al Alaq: 1-5. Rasulullah telah memberi contoh dengan memerintahkan menulis surat yang ditunjukkan kepada kepala-kepala negara yang bukan Islam untuk menyeru mereka agar menerima Islam, seperti surat Beliau kepada Kisra di Persia, Hercules di Bizantium, Mauqaqis di Mesir dan Negus di Ethiopia. Surat Rasulullah itu antara lain berbunyi, Saya mengajak tuan memperkenankan panggilan Allah, peluklah Islam supaya tuan selamat.

Ini menunjukkan bahwa dakwah Rasulullah selain dilaksanakan dengan metode lisan juga dengan tulisan (surat).

c. Lukisan Metode seperti ini berupa gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film, cerita dan sebagainya. Media ini memang banyak menarik perhatian orang dan banyak dipakai untuk menggambarkan suatu maksud ajaran yang ingin disampaikan kepada orang lain, namun sulit ditemukan isyaratnya dalam al quran.

d. Audio visual Metode Audio Visual adalah suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam media televisi dan jenis media lainya. Sama juga halnya dengan media nomor 3, tidak begitu jelas diungkapkan dalam Al-Quran, barangkali karena Audio visual ini tidak ditemukan di masa Nabi, dengan kata lain media ini adanya pada zaman modern seperti sekarang ini. Dakwah yang disampaikan melalui media televisi sangatlah efektif dan mudah untuk masyarakat. Penulis berpendapat bahwa dakwah yang disampaikan lewat televisi jangkauannya sangat luas dan tidak terbatas, pada saat ini bisa dikatakan seluruh masyarakat memiliki media ini, jadi dengan mudah mereka bisa menyaksikan dakwah yang disampaikan seseorang da'i tanpa harus pergi ke tempat dimana dai tersebut sedang berdakwah.

e. Akhlak Akhlak di sini ialah perilaku yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan media dakwah dan sebagai alat untuk mencegah orang dari berbuat kemungkaran, atau juga yang mendorong orang lain berbuat maruf, seperti membangun masjid, sekolah atau suatu perbuatan yang menunjang terlaksananya syariat Islam di tengah-tengah masyarakat.

Dalam Al Quran masalah ini banyak disinggung antara lain dalam surat Al-Araf ayat 199 yaitu sebagai berikut: Artinya: Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Kemudian dalam Surat Luqman ayat 17 yaitu sebagai berikut: Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Selanjutnya dalam Surat Al-Ahqaf ayat 35 : Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.

Dalam Surat Hud ayat 88 Artinya: Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.

Ayat-ayat di atas mencerminkan akhlak yang mesti dimiliki oleh seseorang juru dakwah dalam upaya meyakinkan orang lain kepada ajaran Islam. Mayoritas penganut Islam mempunyai kecendrungan melihat kepada sosok figur. Bila figurnya tidak mempunyai moral, para audiens akan meninggalkannya. Pada sisi lain, media dakwah yang proposional dalam fenomena masyarakat adalah terletak pada sikap dan prilaku para dai. Figur Muhammad SAW bukan hanya terletak pada keahliannya, akan tetapi akhlaknya yang dapat dijadikan panutan, ikutan bagi umatnya.

f. Budaya Di samping hal di atas budaya juga dapat dijadikan sebagai media dakwah. Misalnya Aceh dengan kebudayaan atau seninya. Dimana kita ketahui Aceh dengan kesenian tari seribu tangan yang dimilikinya. Karena menurut sejarah orang Aceh, pada zaman dahulu, tari zaman digunakan untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada masyarakat. Begitu juga dengan Minangkabau dengan budaya yang dimilikinya, semuanya bisa dijadikan media untuk berdakwah, salah satunya rabab, bila kita perhatikan bahwa dalam lantunan rabab selain berkisah tentang adat istiadat minangkabau yang harus diikuti, juga terselip nasehat-nasehat agama yang harus kita amalkan.

Macam-Macam Metodologi DakwahSeorang pendakwah harus sungguh-sungguh dalam memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk memahami kenyataan yang melingkupinya. Seorang dai harus memahami persoalan yang sedang dihadapinya, bukan hanya pada permukaannya tapi sampai ke jantung masalah.Dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang pasti dan benar, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan.Demikian menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An Nasafi.Disamping mampu menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan atau kesamaran pengetahuan yang mendalam juga akan menghasilkan kebijaksanaan. Al hikmah juga diartikan kebijaksanaan, akal budi yang mulya dan menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan.Pada tahap ini kebijaksanaan akan berpengaruh pada ketepatan dalammengolah materi dakwah. Karena ketepatannya menentukan keberhasilan dakwah dan ketidaktepatannya mengaburkan bahkan menimbulkan persepsi yang keliru atas pesan dakwah bahkan agama itu sendiri. Maka hikmah pula yang pada akhirnya menentukan sikap dai, apakah harus bicara atau diam.1. Metode Al Mauidzah bil Hasanah,terkandung dalam QS. Al-Nahl (16) ayat 1Pengertiannya secara istilah menurut Imam Abdullah bin Ahmad an Nasafi adalah: Al Mauidzatul hasanah adalah perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberi nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan Alquran.Cara dakwah semacam ini dengan memberi nasihat lazim ditemui dalam masyarakat kita, dimana para dai berceramah di mimbar-mimbar, memberi nasihat di depan umat dalam berbagai acara dan dalam banyak kesempatan.Kisah-kisah yang baik yang diceritakan oleh orang tua kepada anaknya, bimbingan-bimbingan guru di sekolah, prilaku-prilaku yang baik pun termasuk metode ini.Mauidzatul hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau bimbingan dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik. Begitu menurutAbdul Hamid al Bilali dalam Fiqh al Dakwah fiingkar al Mungkar2. Metode Al Mujadalah Bi-al-Lati Hiya AhsanAl-Mujdalah terambil dari kata, yang bermakna diskusi atau perdebatan. Kata jadal (diskusi) terulang sebanyak sembilan kali dengan berbagai bentuknya di beberapa tempat dalam al-Quran.Dari kata-kata itu, yang menunjuk kepada arti diskusi mempunyai tiga obyek,yaitu: membantah karena: (1) menyembunyikan kebenaran,padahal mempunyai ilmu atau ahli kitab, (3) kepentingan pribadi di dunia. Dari berbagai macam obyek dakwah dalam berdiskusi tersebut, akan dititik beratkan pada obyek yang mempunyai ilmu. Berdiskusi dengan obyek semacam ini membutuhkan pemikiran yang tinggi dan wawasan keilmuan yang cukup. Sebab, al-Quran menyuruh manusia dengan istilah ahsan (dengan cara yang terbaik).Jidal disampaikan dengan ahsan (yang terbaik) menandakan jidal mempunyai tiga macam bentuk,ada yang baik, yang terbaik dan yang buruk.Menurut Dr. Quraisy Shihab bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu, maka perdebatan ibarat menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.metode ini dilakukan dengan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.Antara satu dengan lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.Selain pembagian seperti diatas, terdapat pembagian lain seperti yang di kemukakan oleh Dr. Moh. Ali Azizi, M.Ag. menurut beliau Pada garis besarnya, bentuk dakwah ada tiga, yaitu: dakwah lisan (dawah bi al-lisan), dakwah dengan tulisan ( dawah bi al-qalam ), dan dakwah dengan tindakan ( dawah bi al-hal).Berdasarkan ketiga bentuk dakwah tersebut maka metode dakwah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Metode Ceramah, Metode ceramah atau muhadlarah atau pidato merupakan cara yang telah dipakai oleh semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran-Nya. Sampai sekarangpun metode ini paling sering digunakan oleh pendakwah sekalipun alat komunikasi modern telah tersedia. Umumnya, ceramah diarahkan kepada sebuah publik ( public speaking), lebih dari seorang. Sifat komunikasinya lebih banyak searah(monolog) dari pendakwah kepada audiensi. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan dengan ceramah bersifat ringan, informatif, dan tidak mengundang perdebatan. Dialog yang dilakukan juga terbatas pada pertanyaan,bukan sanggahan.2. Metode Diskusi , ini dimaksudkan untuk bertukar pikiran tentang suatu keagamaan sebagai pesan dakwah antar beberapa orang dalam tempat tertentu.Dibandingkan dengan metode lainnya, metode diskusi memiliki kelebihan-kelebihan antara lain:a) Suasana dakwah akan tampak hidup, sebab semua peserta ikut mencurahkan perhatiannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.b) Dapat menghilangkan sifat-sifat individualistis dan diharapkan akan menimbulkan sifat-sifat yang positif pada mitra dakwah seperti toleransi,demokrasi, berpikir sistematis dan logis.c) Materi akan dipahami secara mendalam.3. Metode Konseling.4. Metode Karya Tulis.5. Metode Pemberdayaan Masyarakat.6. Metode Kelembagaan.

Teknologi dalam media dakwah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia menuju peradaban modern atau era globalisasi terhadap segala aspek kehidupan. Suatu peradaban yang ditandai dengan banyak dimanfaatkannya teknologi untuk membantu aktivitas manusia. Sehingga pola hidup manusia pun mengalami perubahan, terutama di bidang sosio-kultural. Oleh karena itu, pelaksanaan dakwah yang memuat materi, metode maupun media harus bersifat dinamis dan kreatif agar mampu mengimbangi, mengarahkan dan mengendalikan dalam menghadapi perubahan itu sendiri.Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu mempunyai pertentangan yang saling bertolak belakang, di satu sisi mempunyai dampak positif yang dapat membantu kehidupan manusia, yakni teknologi dilihat sebagai eksistensi dari manusia, atau teknologi dianggap sebagai proses spiritualisasi dari material, atau sebagai proses dimana manusia semakin mendunia. Akan tetapi disisi lain berdampak negatif yang dapat merugikan kehidupan manusia yang lebih menitikberatkan pada kritik dan keprihatinan terhadap salah penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan asumsi akibat-akibat yang fatal bagi manusia. Manusia terasing dari lingkungan dan Tuhannya, maka terjadilah disharmoni dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, orang lain, alam, dan Tuhannya.Walaupun teknologi dapat membawa kerugian bagi umat Islam, tapi seorang muslim tidak akan (bahkan tidak boleh) bersikap apriori terhadap teknologi. Akan tetapi ia harus bersikap selektif dalam membeli atau memanfaatkan teknologi itu. Oleh karena itulah, teknologi disamping menambah tantangan bagi dakwah juga mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dalam proses dakwah. Terutama karena dengan teknologi komunikasi, dakwah sebagai sebuah proses komunikasi akan mendapatkan beberapa manfaat, yaitu:1. Tidak tergantung waktu dan tempat. 2. Cakupan yang luas. 3. Pendistribusian yang cepat. 4. Keragaman cara penyampaian.