Minimal Area Docx

31
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN PELETAKAN DAN UKURAN SAMPLING MINIMAL AREA Disusun oleh Kelompok 2 ERRY AZHARI 140410100096 AHMAD SAZALI 140410100078 WIWI INDRI ANTI 140410100020 LENNA LISBETH 140410100025 NUR RAHMATIKA P.P 140410100006 CESILIA TIUR M.S 140410100097 ANISA SYARA S. 140410100077 FACHMI AZHAR A. 140410100089 IIS WAHIDAH 140410100021

description

Minimal Area Docx

Transcript of Minimal Area Docx

Page 1: Minimal Area Docx

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

PELETAKAN DAN UKURAN SAMPLING

MINIMAL AREA

Disusun oleh

Kelompok 2

ERRY AZHARI 140410100096

AHMAD SAZALI 140410100078

WIWI INDRI ANTI 140410100020

LENNA LISBETH 140410100025

NUR RAHMATIKA P.P 140410100006

CESILIA TIUR M.S 140410100097

ANISA SYARA S. 140410100077

FACHMI AZHAR A. 140410100089

IIS WAHIDAH 140410100021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: Minimal Area Docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species

richness), jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam

hubungannya dalam kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. Beberapa

komunutas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang

jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan

jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan (Irwan, 2010). Analisa vegetasi

adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan (komposisi) jenis dan

bentuk struktur vegetasi (masyarakat tumbuhan). Analisi vegetasi dibagi atas tiga

metode yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan (3) metode jalur atau transek

(Irwan, 2010).

Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat

kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh

untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu

diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik

analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus

cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas,

tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan

diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak

pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita

anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva

Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1)

luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah

minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang

mewakili jika menggunakan metode jalur ( Marpaung andre, 2009).Beberapa sifat

yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat

– sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sifat

Page 3: Minimal Area Docx

– sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar, dimana dalam analisanya

akan memberikan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif

meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya

(abudance). Untuk mendapatkan data mengenai jumlah populasi dalam suatu

ekosistem dibutuhkan suatu metoda yang dapat memenuhi kebutuhan akan data

tersebut. Namun pada kenyataannya untuk menentukan jumlah populasi dalam suatu

daerah dengan metode sensus, sangatlah sukar dikarenakan kemampuan dari

pengamat dan banyaknya jumlah yang populasi yang akan dihitung serta banyaknya

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perhitungan tidak mungkin dicapai oleh

seorang pengamat.

Untuk memenuhi akan kebutuhan data tersebut maka diperlukan suatu nilai

yang dapat mewakili jumlah data yang ingin didapat, yaitu melalui pengambilan nilai

rata-rata dari suatu populasi yang diwakili oleh suatu tempat (plot) yang kita

asumsikan plot tersebut dapat mewakili jumlah populasi dan kerapatan jenis dari

spesies yang akan diamati nantinya.

Oleh karena itu melalui metode minimal area, dengan mudah kita dapat mengetahui

jumlah populasi dalam suatu daerah dengan mengasumsikan bahwa daerah yang kita

pakai sebagai sampling dapat mewakili kerapatan dan keberagaman jenis populasi

pada daerah yang akan diamati

1.2 Identifikasi Masalah

Permasahan yang ingin di ketahui pada praktikum minimal area adalah :

1. Berapakah ukuran sampling yang ideal untuk suatu analisis ekologi

tumbuhan.

2. Berapakah luasminimal area yang perlu di buat.

3. Apakah komposisi vegetasi yang ada pada daerah yang di amati telah

terwakili.

Page 4: Minimal Area Docx

1.3. Maksud, Tujuan, dan Kegunaan Praktikum

Maksud dan tujuan praktikum ini adalah mengetahui ukuran sampling yang

akan dilakukan bila memulai suatu penelitian dan cara pengumpulan sampel.

Kegunaannya adalah mahasiswa dapat memperkirakan ukuran sampel yang

akan dikumpulkan bila akan melakukan suatu penelitian

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode sampling dengan

menggunakan minimal area, yaitu pembuatan plot sementara untuk mengetahui

adanya vegetasi. Plot sementara ini polanya bertingkat, semakin lama semakin

membesar ukurannya. Pelebaran ukuran plot dihentikan ketika pertambahan jumlah

vegetasi sudah kurang dari 10%. Plot awal dimulai dari 0.5 x 0.5 m, dilanjutkan ke

0.5 x 1 m, kemudian 1 x 1 m, dst.

1.5 Waktu dan Lokasi Pengamatan

Hari : Selasa

Tanggal : 9 Oktober 2012

Pukul : 06.30

Lokasi : Transek Kelompok 2 Arboretum UNPAD

Page 5: Minimal Area Docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat

menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur

dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang

bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup

di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai

komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang

mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum. Dalam mempelajari komunitas

tumbuhan kita tidak dapat melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati

komonitas, terutama apabila area itu cukup luas. Oleh karena itu kita dapat

melakukan penelitian disebagian area komunitas tersebut dengan syarat bagian

tersebut dapat mewakili sebagian komonitas yang ada. Luas area tempat tempat

pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat bervariasi, tergantung

dari bentuk/ struktur vegetasi tersebu (Harun,1993).

Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat

bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi

yang sangat berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap

vegetasi, kemudian muncul pertanyaan yang sering timbul yaitu bagaimana cara

mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak sampel yang herus di

amati sehingga dikatakan representatif bila di dalamnya terdapat semua atau

sebaagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau vegetasi tersebut.

Daerah minimal yang mencerminkan kekayaan. Komunitas atau vegetasi disebut luas

minimum. Dalam mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan

penelitian pada seluruh area yang ditempati oleh komunitas, terutama apabila area

tersebut sangat luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area

komunitas tersebut dengan syarat bagian tersebut dapat mewakili seluruh komunitas

(Harun, 1993).

Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode

luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah petak yang

Page 6: Minimal Area Docx

digunakan dalam metode tersebut. Oleh karena itu pada umumnya suatu vegetasi

akan didominasi oleh spesies tumbuhan tertentu saja. Hal dapat dianalisa dengan

metode luas minimum dan jumlah minimum ini (Harun,1993).

Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang

digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh

(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh

(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu

habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat

dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh

yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi

panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang

mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis

vegetasi dengan metode kuadrat (Anonim, 2010).

Pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan

daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi

luas daerah ini disebut luas minimum.

Cara menentukan luas minimum sebagai berikut:

1. Dibuat petak contoh dengan ukuran misal (0,5 x 0,5) m2 ¾¾ petak 1.

2. Hitung jumlah spesies yang ada pada petak tersebut.

3. Petak tadi diperluas 2 kali luas petak 1, ini ¾¾ petak ke 2.

4. Dihitung jumlah spesies yang ada (penjumlahan komulatif).

5. Penambahan luas petak dihentikan kalau jumlah spesies tidak bertambah lagi.

Dari data yang telah diperoleh dibuat kurva :

1. Luas petak contoh sebagai absis (sb X)

2. Jumlah spesies sebagai ordinat (sb Y)

(Anonim, 2010)

Page 7: Minimal Area Docx

Kemudian dihitung 10% nya luas yang dicapai dan 10% jumlah spesies.

Kemudian ditarik garis resultansinya dari (dari 10% tadi). Setelah itu ditarik garis

singgung pada kurve yang sejajar resultante tersebut. Kemudian dari titik

singgungnya ditarik garis ke absis yang sejajar ordinat. Maka luas minimum petak

(plot)dapatdiketahui(Anonim,2010).

Ukuran kuadrat terbagus yang dipakai tergantung pada hal yang harus diukur.

jika cover sendiri adalah penting, kemudian ukuran tidak merupakan suatu faktor.

kenyatannya kuadrat dapat menyusut menjadi garis dengan satu dimensi atau

menjadi titik tanpa dimensi. tetapi jumlah tumbuhan perunit area atau pola dispersal

harus diukur, kemudian ukuran kuadrat adalah sangat penting. Satu ukuran bagus

adalah memakai satu ukuran kuadrat paling sedikit dua kali luas rata-rata luas kanopi

spesies besar yang lain dengan memakai ukuran kuadrat yang mengijinkan hanya

satu atau dua spesies untuk hadir dalam semua kuadrat. Lain halnya menggunakan

ukuran kuadrat yang memungkinkan kebanyakan spesies untuk hadir tak lebih

daripada 80% semua kuadrat (Hardjosuarno, 1990).

Ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan cara survey pendahuluan untuk

menentukan ukuran luas plot minimal. menentukan luas minimal plot dapat

dilakukan dengan cara membuat kurva luas minimal terlebih dahulu. untuk bentuk

plot persegi dimulai dengan membuat sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu

tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil, misalnya untuk lapangan rumput adalah 25 x

25 Cm2, selanjutnya dicatat spesies tumbuhan yang ada dalam kuadrat terkecil.

kemudian kuadrat diperluas dua kali luas semula dan kemudian penambahan spesies

baru yang terdapat di dalam kuadrat luasan di catat (Suprianto, 2001).

Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil diatasnya sangat bervariasi

untuk setiap bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2 sampai 100 m2. Suatu syarat untuk

daerah pengambilan contoh haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang

dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu

Page 8: Minimal Area Docx

vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi

peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan

ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu

komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari

seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah

pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian

besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas tersebut. Dengan demikian pada

suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi

sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi luas daerah

ini disebut luas minimum (Anonymous, 2007).

Bentuk cuplikan berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas

area tertentu (kuadrat) luasnya bisa bervariasi sesuai dengan batas luas vegetasi alami

yang berbentuk seperti hutan luas kuadrat minimal 200 m2 dan vegetasi sederhana

seperti rumput dengan kuadrat seluas 1 m2. (Doblers & ellenberg,1979 dalam

Rahardjanto,2001).

Untuk memahami luas, metode manapun yang di pakai untuk

menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan dengan

tujuan luas atau sempitnya suatu area yang di amati (Rasnovi,2006). Luas area

tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat bervariasi,

tergantung pada bentuk dan struktur vegetasi tersebut. Untuk vegetasi lumut kerak,

misalnya di perlukan ukuran 1cm2. sedangkan untuk vegetasi hutan campuran dan

tropika di perlukan ukuran 1 atau 10 hektar. Yang perlu di perhatikan adalah seluas

apa percontohan di ambil harus dapat menggambarkan bentuk vegetasi dan apabila

seluruh atau sebagian besar jenis tumbuhan membentuk vegetasi itu berada dalam

daerah percontohan. Dengan demikian biasanya dalam pada suatu bentuk vegetasi itu

akan di dapatkan suatu wilayah terkecil yang dapat mewakili vegetasi kecuali untuk

hutan tropika yang sangat sulit di tentukan luas terkecil. Luas terkecil yang dapat

mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan di

sebut luas minimum (Rahardjanto, 2007).

Kadangkala ekolog tidak mengunakan luas minimum dalam menganalisa

suatu vegetasi tetapi dengan menggunakan luas tertentu yang sudah ditentukan.

Page 9: Minimal Area Docx

Cuplikan yang dibuat kemudian diulangi lagi sehingga menggambarkan suatu jumlah

minimumnya artinya tidak ada lagi penambahan spesies pada cuplikan yang telah

dibuat (Rahardjanto, 2001).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu

daerah adalah Iklim Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam

membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan

sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi

jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. Keragaman Habitat

Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya

lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam. Ukuran Daerah yang luas

dapat menampung lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah yang sempit.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman

spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x

lebih besardari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali

lebih besar (Anwar,1995).

Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang

digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh

(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh

(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu

habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat

dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh

yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi

panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang

mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis

vegetasi dengan metode kuadrat (Harun,1993).

Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak

kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan

kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak

menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimun ini

Page 10: Minimal Area Docx

ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan

jumlah jenis lebih dari 5-10% (Agustia E,W.Dkk, 2011 ).

Untuk luas petak awal tergantung surveyor, bisa menggunakan luas 1m x1m

atau 2m x 2m atau 20m x 20m, karena yang penting adalah konsistensi luas petak

berikutnya yang merupakan dua kali luas petak awal (Rasnovi, 2006).

Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan

luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat

didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3

kemungkinan yaitu: 1. Penyebaran acak 2. Penyebaran secara merata 3. Penyebaran

secara kelompok Untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi

secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis

vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu: 1. Penyebaran percontohan

secara acak 2. Penyebaran percontohan secara sistematik 3. Penyebaran secara semi

acak dan semi sistematik ( Rahadjanto, 2001).

Dalam ekologi komunitas bearti suatu kumpulan bearti suatu kumpulan

populasi yang terdiri dari spesies yang berlainan yang menempati daerah tertentu.

Komunitas tidak harus merupakan suatu daerah luas dengan tumbuhan biasanya

bersifat rumit dan tidak mudah diberi warna menurut satu, dua spesies yang paling

berkuasa sebagai mana umum didaerah beriklim sedang. Suatu komposisi suatu

komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan hewan yang kebetulan mencapai

dan mampu hidup ditempat tersebut dalam kegiatan anggota-anggota komunitas ini

bergantung pada penyesuaian dari setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan

biologi yang ada ditempat tersebut (Heddy,1986).

Page 11: Minimal Area Docx

BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode Umum

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode kuadrat yang tidak

pemanen dengan pola bertingkat yaitu semakin lama semakin membesar ukuran

plotnya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat/Bahan Fungsi/Kegunaan/Parameter yang diukur

Alat tulis Mencatat data

Golok Membersihkan sersah pada daerah yang diamati agar vegetasi

terlihat jelas

Gunting Memotong tali dan mengambil spesimen

Kertas grafik Menggambarkan hasil pengamatan

Meteran Mengukur luas plot

Patok dan Tali

rafia

Menandai dan membatasi luas plot

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data minimal area ini kami menggunakan metode

kuadrat dengan pola bertingkat yaitu dengan pembuatan plot sederhana dan dengan

memperbesar plot tersebut dengan ukuran tertentu . Hal ini dilakukan untuk

mengetahui data kehadiran vegetasi , meliputi struktur dan komposisi tumbuhan yang

terdapat pada daerah tersebut .

Page 12: Minimal Area Docx

3.3.2 Tata Cara Pengumpulan Data

1. Menggunakan jalur transek yang telah dibuat sebelumnya , lalu setiap

kelompok memulai membuat petak kuadrat empat bujur sangkar berukuran

0,5 m X 0,5 m

2. Plot pertama diletakkan pada tempat dengan memilih kondisi lahan yang

mempunyai kerapatan vegetasi dan jumlah jenis yang terlihat banyak

3. Dilakukan pencatatan dan perhitungan jumlah semua jenis tumbuhan yang

berada dalam petak kuadrat tersebut

4. Setelah seluruh tumbuhan yang terdapat pada petak kuadrat 0,5 m x 0,5 m

telat dicatat semua lalu ukuran petak kuadrat diperluas menjadi dua kali lipat

yaitu 0,5 m x 1,0 m . kemudian dilakukan pencatatn dari penambahan jenis

tumbuhan pada petak kuadrat yang telah diperluas 0,5 m x 1 m

5. Seperti tahap yang pertama , dilakukan penambahan ukuran luas petak

kuadrat dengan cara yamg sama yaitu dengan diperluas dua kali lipat dari

ukuran semula : ( 1,0 m x 1,0 m ) , ( 1,0 m x 2 ,0 m ) , (2,0 m x 2,0 m ) , ( 2,0

m x 4,0 m ) , ( 4,0 m x 4,0 m ) , …. Dst

6. Penambahan ukuran dari petak kuadrat tidak lagi dilakukan apabila tidak

terjadi penambahan jenis tumbuhan atau jumlah pertambahan tidak lebih dari

10 %

3.4 Analisa Data

Luas minimal area optimum ditentukan dari garis persinggungan kurva

pertambahan spesies dengan garis yang sejajar antara ujung kurva pertambahan

dengan koordinat (0,0)/garis linear.

Garis m ditarik dari titik 0 ke koordinat 10 % (A) dari jumlah jenis dan 10 %

dari luas petak. Garis m ini merupakan tempat kedudukan dari 10 % luas petak

tempat, dimana terdapat 10% jumlah jenis. Garis n yang sejajar dengan m,

menyinggung kurva pada titik K. Proyeksi K pada sumbu X (titik B adalah luas

minimal petak). Luas petak yang diamati tidak melebihi 10 % seluruh area, karena

Page 13: Minimal Area Docx

jenis-jenisnya hanya akan bertambah 10 % saja, sehingga secara umum cara tersebut

dapat diterima.

Pada plot 1, minimal area optimum didapatkan pada area 1m x 1m. Di area

ini, persentase hasil kurang dari 10 %. Pada minimal area optimum plot 1 ditemukan

spesies : Centrosema pubescens, Hyptis capitata, Acirantes aspira, Aspalum

conjugatum, Kemiri, Jambu, Saga. Penambahan spesies pada plot ini beragam,

yaitu : pada area 0,5m x 0,5 belum ada penambahan, pada area 0,5m x 1m terdapat 2

penambahan spesies, pada area 1m x 1m terdapat 2 penambahan spesies, pada area

1m x 2m tidak terdapat penambahan spesies, pada area 2m x 2m terdapat 1

penambahan spesies, pada area 2m x 4m tidak terdapat penambahan spesies, dan

pada area 4m x 4m juga tidak ada penambahan spesies.

Pada plot 2, minimal area optimum didapatkan pada area 2m x 4m. Di area

ini juga, persentase hasil kurang dari 10 %. Pada minimal area optimum plot 2

ditemukan spesies : Abrus precatorius Linn , Bambusa vulgaris , poaceae , Bauhinia

purpurea , dan Swietenia mahagoni . Penambahan spesies pada plot ini beragam,

yaitu : pada area 0,5m x 0,5 belum ada penambahan, pada area 0,5m x 1m tidak

terdapat penambahan spesies, pada area 1m x 1m terdapat 1 penambahan spesies,

pada area 1m x 2m tidak terdapat penambahan spesies, pada area 2m x 2m terdapat 1

penambahan spesies, pada area 2m x 4m terdapat 2 penambahan spesies, dan pada

area 4m x 4m tidak ada penambahan spesies.

Sedangkan pada plot 3, minimal area optimum didapatkan pada area 1m x

2m. Di area ini juga, persentase hasil kurang dari 10 %. Pada minimal area optimum

plot 2 ditemukan spesies : Bauhinia sp., Kemiri, Jambu Rukem, Rumpu teki, Petai,

Katuk, Bambu,dan Sinyo Nakal . Penambahan spesies pada plot ini beragam, yaitu :

pada area 0,25m x 0,25 belum ada penambahan, pada area 0,5m x 0,5m tidak

terdapat penambahan spesies, pada area 1m x 1m terdapat 1 penambahan spesies,

pada area 2m x 2m tidak terdapat penambahan spesies, pada area 4m x 4m terdapat 2

penambahan spesies, pada area 8m x 8m terdapat 1 penambahan spesies, dan pada

area 16m x 16m tidak ada penambahan spesies.

Page 14: Minimal Area Docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Tabel 1. Rekapitulasi data hasil pengamatan Plot 1

Luas Plot Jumlah spesies Penambahan %

0.5 x 0.5 2 - -

0.5 x 1 4 2 100%

1 x 1 6 2 50%

1 x 2 6 0 0%

2 x 2 7 1 13.3%

2 x 4 7 0 0%

4 x 4 7 0 0%

0,5x0,5 0,5x1,0 1,0x1,0 1,0x2,0 2,0x2,0 2,0x4,0 4,0x4,00

1

2

3

4

5

6

7

8

Grafik Kurva Luas Minimal Area Plot 1

Luas Plot (m2)

Jum

lah

Lines

Tum

buha

n

Gambar 1. Grafik luas plot minimum yang diamati

*ket : Luas Minimum Area

Jenis spesies yang dapat ditemui pada plot yang dibuat adalah :

Page 15: Minimal Area Docx

1. Centrosema pubescens

2. Hyptis capitata

3. Acirantes aspira

4. Aspalum conjugatum

5. Kemiri

6. Jambu

7. Saga

Tabel 2. Rekapitulasi data hasil pengamatan Plot 2

Minimal Area Luas Jumlah Spesies Penambahan %

0,5 m x 0,5 m 0,25 m2 1 0 -

0,5 m x 1 m 0,5 m2 1 0 0 %

1 m x 1 m 1 m2 2 1 100 %

1 m x 2 m 2 m2 2 0 0 %

2 m x 2 m 4 m2 3 1 50 %

2 m x 4 m 8 m2 5 2 33,33 %

4 m x 4 m 16 m2 5 0 0 %

Keterangan spesies di plot II :

0,5 m x 0,5 m : Abrus precatorius Linn

0,5 m x 1 m : Abrus precatorius Linn

1 m x 1 m : Abrus precatorius Linn dan Bambusa vulgaris

1 m x 2 m : Abrus precatorius Linn dan Bambusa vulgaris

2 m x 2 m : Abrus precatorius Linn , Bambusa vulgaris,dan poaceae

2 m x 4 m : Abrus precatorius Linn , Bambusa vulgaris , poaceae , Bauhinia

purpurea , dan Swietenia mahagoni

Page 16: Minimal Area Docx

0,25 m2 0,5 m2 1 m2 2 m2 4 m2 8 m2 16 m20

1

2

3

4

5

6

Gambar 2. Grafik luas plot minimum yang diamati

Keterangan :

Sumbu x : Luas minimal area

Sumbu y : Jumlah spesies

Tabel 3. Rekapitulasi data hasil pengamatan Plot 3

Minimal Area Luas Jumlah Spesies Penambahan

0,5 m x 0,5 m 0,25 m2 5 0

0,5 m x 1 m 0,5 m2 5 0

1 m x 1 m 1 m2 5 0

1 m x 2 m 2 m2 7 2

2 m x 2 m 4 m2 8 1

2 m x 4 m 8 m2 10 2

4 m x 4 m 16 m2 10 0

spesies Ditemukan di Plot (luas m2)

50%

Page 17: Minimal Area Docx

0,25 0,

5

1 2 4 8 16

Bauhinia

sp.

X X X X x

Muncang X X X X X

Jambu

Rukem

X X X

Ruput Teki x x x x X

Petai X X X

Katuk x

Bambu x x

Sinyo nakal x X

Tabel 4. Spesies yang ditemui di plot 3

0.25 0.5 1 2 4 8 160

2

4

6

8

10

12

Jumlah Jenis

Luas Plot (m2)

Jum

lah

Jeni

s Tum

buan

Gambar 3. Grafik luas plot minimum yang diamati

*ket : Luas Minimum Area

Page 18: Minimal Area Docx

4.2 Pembahasan

Minimum Area erat kaitannya dengan analisa vegetasi yang ada didalam suatu

kawasan. Menurut Agustia, E. W, dkk, (2011), Analisa vegetasi adalah cara

mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi . Untuk suatu

kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan

sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili

habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu

jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang

digunakan.

Dari hasil pengamatan pada table diatas diperoleh data pada plot yang berukuran

0,5 x 0,5 m ditemukan 2 spesies tumbuhan yaitu Centrosema pubescens dan Hyptis

capitata . Pada plot 1 dengan luas 0,5 x 1 m ditemukan 2 penambahan spesies yaitu

spesies Aspalum conjugatum dan Acirantes aspira .Begitu pula pada plot dengan

luas 1 x 1 m juga mendapatkan penambahan sebanyak 2 spesies yaitu tanaman

kemiri dan jambu. Akan tetapi pada plot dengan ukuran luas 1 x 2 m tidak terjadi

penambahan jumlah spesies. Memasuki plot dengan luas 2 x 2 m terdapat

penambahan 1 spesies yaitu tanaman saga. Pada plot dengan luas 2 x 4 m dan plot

dengan luas 4 x 4 m tidak terjadi penambahan spesies. Pertambahan jumlah spesies

terjadi pada plot 0,5 x 1 m hingga plot 2 x 2 m dan selanjutnya tidak ada lagi

pertambahan keanekaragaman jenis tumbuhan. Hal ini deikarenakan penyebaran

vegetasi tanaman dalam suatu plot dipengaruhi oleh tanaman yang paling banyak

tumbuhnya dalam suatu plot tersebut. Dan lagi pula kawasan tempat pengamatan ini

merupakan kawasan buatan yang penyebaran keanekaragaman spesiesnya tidak

terjadi secara sendirinya melainkan ada campur tangan dari manusia.

Menurut Anonimus (2010) luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah

awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh

(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh

(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi padasuatu

habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan

eratdengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin

Page 19: Minimal Area Docx

tinggikeanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak

contoh yangdigunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat

persegi panjangdan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum

yang mewakili vegetasihasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis

vegetasi dengan metode kuadrat .

Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak

menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10% (Oosting, dkk dalam Agustia,

E.W, dkk, 2011). Jenis baru hingga plot kelima terjadi peningkatan walaupun pada

plot keempat tidak ada penambahan spesies, sedangkan pada plot pertama dengan

luas 2 x 4 m dan 4 x 4 m tidak ada sama sekali penambahan spesies baru yang lebih

dari 10%. Maka untuk menentukan luas plot minimum dapat dibuat kurva minimal

area dengan menggunakan data luas pada sumbu X dan jumlah spesies pada sumbu

Y. Dapat dilihat pada Gambar 1 diatas , terlihat pada grafik terjadi penambahan

jumlah spesies dari luas 0,5 x 0,5 m hingga plot pertama dengan luas 1 x 1 m yang

ditunjukkan dengan menarik garis yang sejajar dengan garis yang sejajar antara garis

ujung kurva pertambahan dengan koordinat ( 0,0 ) / garis linear, Sehingga dapat

ditentukan luas minimum yang diperlukan untuk menganalisis vegetasi di area

tersebut dengan ukuran 1 x 1 m. hal ini dinyatakan pada saat garis mulai mendatar

atau penambahan jumlah jenis tumbuhan tidak lebih dari 10 %.

Berdasarkan grafik, untuk plot 2 didapatkan luas area minimum yaitu 2 x 4 m yang

dikarenakan setelah ditarik garis singgung menyentuh titik 2 x 4 m dengan

penambahan spesies sebanyak 5 jenis tumbuhan diantaranya adalah Abrus

precatorius Linn , Bambusa vulgaris , poaceae , Bauhinia purpurea , dan Swietenia

mahagoni . hal ini menunjukkan bahwa luas tersebut serta jenis tumbuhan yang

mendominasi di dalamnya dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.

Berdasarkan grafik untuk Plot 3, didapatkan luas minimal area yaitu pada luas 1 x 2

m yang setelah dilakukan penarikan garis singgung menyinggung titik tersebut. Pada

minimal area 1 x 2 m terdapat 7 jenis spesies yaitu dari 2 penambahan pada luas area

sebelumnya. Jenis tumbuhan yang didapat adalah Bauhinia sp., Muncang, Jambu,

Rukem, Ruput Teki, Petai, Katuk. . Hal ini juga menunjukkan bahwa luas tersebut

Page 20: Minimal Area Docx

serta jenis tumbuhan yang mendominasi di dalamnya dapat mewakili karakteristik

suatu vegetasi.

BAB V

KESIMPULAN

1. Jumlah ukuran sampling yang ideal untuk suatu analisis ekologi tumbuhan

yaitu pada plot 1 adalah 6 jenis tumbuhan, Plot 2 5 jenis tumbuhan dan Plot

3 7 jenis tumbuhan. dan ini menunjukkan bahwa jumlah tersebut sudah

dapat mewakili karakteristik suatu vegetasi.

2. .Luas minimum yang diperoleh dalam pengamatan Plot 1 yaitu 1 x 1 m2, Plot

2 2 x 4 m2 dan Plot 3 1 x 2 m2 . Hal ini menunjukkan bahwa luas tersebut

serta jenis tumbuhan yang mendominasi di dalamnya dapat mewakili

karakteristik suatu vegetasi.

3. Penyebaran jenis tumbuhan dalam suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh

faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, keadaan tanah dan senyawa

organik.

4. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,

makinluas petak contoh/plot yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat

berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang.

Page 21: Minimal Area Docx

DAFTAR PUSTAKA

Agustia E.W Dkk. 2011. Analisis Vegetasi. 4shared.com/doc/kFdoYk/preview.html

diakses tanggal 20 oktober 2012.

Anonim. 2010. http://www.Dedy’s_Site.com/doc//Analisavegetasi. Diakses pada 20

Oktober 2012.

Anonima. 2010. http://[email protected]/doc/analisisvegetasiluasminimum

Diakses pada 20 Oktober 2012.

Anonymous.2007.Prinsip Ekologi Hutan. html file by Angan via www. google.com

diakses 29 Desember 2010

Anwar.1995, Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung

Heddy.1986. Pengantar ekologi. Angkasa : Bandung

Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta:

Fakultas Biologi UGM

Harun.1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.

Irwan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan, dan

Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahardjanto,A.K.2007. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. Lab. Biologi

UMM : Malang

Rahardjanto,A.K.2001. Ekologi Tumbuhan.Biologi FKIP UMM : Malang Rasnovi,

Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung: UPI

Page 22: Minimal Area Docx