MODEL Discovery

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seorang guru yang professional dituntut untuk dapat menampilkan keahlian di depan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis model belajar mengajar sehingga dapat memilih model manakah yang paling tepat untuk suatu materi yang akan diajarkan kepada siswanya. Model belajar mengajar merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi urutan kegiatan atau urutan pelaksanaan pembelajaran. Ada berbagai macam model pembelajaran yang bisa dipelajari oleh seorang guru untuk dapat menjalankan proses belajar mengajar yang baik. Dalam makalah ini, khususnya kelompok kami akan membahas tentang model pembelajaran Discovery dan Inquiry. 1

description

model pembelajaran

Transcript of MODEL Discovery

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGSeorang guru yang professional dituntut untuk dapat menampilkan keahlian di depan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis model belajar mengajar sehingga dapat memilih model manakah yang paling tepat untuk suatu materi yang akan diajarkan kepada siswanya.Model belajar mengajar merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi urutan kegiatan atau urutan pelaksanaan pembelajaran. Ada berbagai macam model pembelajaran yang bisa dipelajari oleh seorang guru untuk dapat menjalankan proses belajar mengajar yang baik. Dalam makalah ini, khususnya kelompok kami akan membahas tentang model pembelajaran Discovery dan Inquiry.

BAB IIMODEL DISCOVERY LEARNING DAN INQUIRY LEARNING

2.1. DISCOVERY LEARNING2.1.1. PENGERTIAN MODEL DISCOVERY LEARNINGModel pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi apabila pelajar atau peserta didik tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk final nya, tetapi peserta didik mengorganisir sendiri pelajaran atau suatu kejadian, suatu masalah demi mendapatkan pemecahan nya dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana pendapat bruner bahwa: discovery learning can be defined as the learning that take place when the student isnt presented with subject matter(Lefancois dalam Emetembun. 1986: 103).Model discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif yang akhir nya sampai kepada suatu kesimpulan.(Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mental nya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip (lihat: motivasi-mindset.blogspot.com). Menurut Sunddiscovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental itu ialah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dlsbg (lihat Roestiyah, 2001: 20)Dalam discovery learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan murid nya ntuk menjadi seorang problem soulver, seorang scientis, historis, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan tapi siswa dituntut mengunpulkan informasi,membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, serta membuat kesimpulan. Model pembelajaran discovery learning ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir, mengungkapkan hubungan antar konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada giliran nya akan menimbulkan frustasi.

2.1.2. KARAKTERISTIK MODEL DISCOVERY Model Discovery memiliki ciri khas atau karakteristik yang membedakan model tersebut dengan model yang lainnya:a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan.b. Berpusat pada siswa.c. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

2.1.3. MACAM-MACAM MODEL DISCOVERYPada model Discovery nantinya akan dibagi lagi menjadi tiga macam bentuk pembelajaran Discovery, yaitu sebagai berikut: Penemuan murniPada pembelajaran dengan penemuan murni, pembelajaran berpusat pada siswa dan tidak berpusat pada guru. Siswalah yang menentukan tujuan dan pengalaman belajar yang diinginkan, guru hanya memberi masalah dan situasi belajar kepada siswa. Siswa mengkaji fakta atau relasi yang terdapat pada masalah itu dengan menarik kesimpulan (generalisasi) dari apa yang siswa temukan. Penemuan terbimbingPada pembelajaran dengan penemuan terbimbing guru mengarahkan tentang materi pelajaran. Bentuk bimbingan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, arahan, pertanyaan, atau berupa dialog. Sehingga diharapkan siswa dapat menyimpulkan sesuai dengan rancangan guru. Kesimpulan yang harus ditemukan siswa harus benar-benar dirancang secara jelas oleh guru. Penemuan LaboratoryPenemuan ini dapat diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok. Penemuan. penemuan ini menggunakan objek langsung (media konkret ) dengan cara mengkaji, menganalisis, dan menemukan secara induktif, merumuskan dan membuat kesimpulan.

2.2. MODEL INQUIRY LEARNING2.2.1. PENGERTIAN MODEL INQUIRY LEARNINGIndrawati (1999:9) menyatakan bahwa suatu pembelajaran pada umum nya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model yang menekankan pada bagaimana seseorang berfikir dan bagaimana dampaknya dalam mengolah informasi-informasi. Menurut Downey (1967) dalam joyce(1992:107) menyatakan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Salah satu yag termasuk dalam pemrosesan informasi adalah model pembelajaran Inquiri. Seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (1993: 193), menyatakan bahwa discovery bagian dari inquiry, atau inquiri adalah perluasan proses dari discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiry berarti pernyataan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Gulo (2002) menyatakan bahwa inquiri adalah rangakaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis. Menurut Piaget bahwa model pembelajaran Inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi dan apa pemecahan masalah nya (mulyasa. 2008).Sistem belajar-mengajar ini dikembangkan oleh Bruner. Landasan pemikiran yang mendasari model pembelajaran ini adalah bahwa hasil belajar mengajar dengan cara ini mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer (untuk menghadapi pemecahan masalah). Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiri adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi yang untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Perbedaan antara discovery dan inquiry terletak pada: kalau discovery learning lebih menekankan pada ditemukan nya konsep atau prinsip yang sebelum nya tidak diketahui. Di dalam discovery learning masalah yang dihadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan Inquiry learning guru dan siswa sama-sama tidak tahu pemecahan masalah yang sedang dihadapi.

2.2.2. MACAM-MACAM MODEL INQUIRYModel Inquiry dibagi menjadi dua macam, yaitu model Inquiry Induksi dan model Inquiry Deduksi, seperti pada penjelasan berikut:1. Inquiry InduksiInquiry induktif adalah model inkuri yang penetapan masalah ditentukan sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari. 2. Inquiry DeduksiInquiry deduksi adalah model Inquiry yang permasalahannya dari guru. Siswa dalam Inquiry deduktif diminta untuk menentukan konsep dalam proses pemecahan masalah

2.2.3. KARAKTERISTIK MODEL INQUIRYUntuk lebih mengenal tentang model Inquiry maka kita harus mengetahui karakteristik dari model pembelajaran ini, berikut adalah karakteristik yang dimiliki oleh model Iquiry:1. Menekankan pada akrifitas siswa untuk menemukan.2. Seluruh aktifitas siswa diarahkan untuk menemukan sendiri pemecahan masalah.3. Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreatifitas anak.4. Memberikan kebebasan dan inisiatif anak untuk merumuskan hipotesis nya.5. Sistem nya adalah student center.

2.3. LANGKAH LANGKAH PELAKSANAAN MODEL DISCOVERY DAN INQUIRYUntuk melaksanan proses belajar dan mengajar dengan menggunakan model Discovery dan Iquiry, maka kita harus mengetahui langkah-langkah pelaksanaan model pembelajarannya. Jadi, berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model Discovery dan Inquiry.

2.3.1. Langkah persiapana. Menentukan tujuan pembelajaran.b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa(kemampuan awal, minat, gaya belajar).c. Memilih materi pelajaran.d. Menentukan topik-topik.e. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.2.3.2. Pelaksanaana. Stimulation ( pemberian rangsangan)Pertama tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas lain nya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.b. Problem statement ( pertanyaan/identifikasi masalah )Setelah simulasi guru member kesempatan siswa untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian salah satu nya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. c. Data collection (pengumpulan data)Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi informasi yang relevan untuk membuktikan benar atau tidak nya hipotesis.d. Data processing ( pengolahan data)Menurut Syah(2004: 244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. Semuanya diolah, ditabulasi,dlle. Verification (pembuktian)Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidak nya hipotesis yang ditetapkan.f. Generalization ( kesimpulan )Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

2.4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL DISCOVERY DAN INQUIRYModel Discovery dan Inquiry, sama seperti model-model pembelajaran lainnya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jadi, berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada di model Discovery dan Inquiry:

2.4.1. KELEBIHAN MODEL DISCOVERY DAN INQUIRY1. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inquiri dengan cepat.2. Lebih efektif dalam semua bidang di kurikulum.Model pembelajaran ini sangat cocok dalam materi yang bersifat kognitif. 3. Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.

2.4.2. KEKURANGAN MODEL DISCOVERY DAN INQUIRY1. Memakan waktu yang banyak (time consuming).2. Apabila kurang terpimpin maka akan menjurus pada kekacauan dan kekaburan pada materi yang dipelajari. 3. Bagi siswa yang kemampua nya dibawah rata-rata sulit untuk mengerti pelajaran.

2.5. PERBEDAAN ANTARA MODEL DISCOVERY DAN MODEL INQUIRYSebagai model pembelajaran, model Discovery mempunyai kemiripan dengan model Inquiry yaitu sama sama menekankan keaktifan siswa dan pencarian sendiri oleh siswa dengan model pendekatan ilmiah. Perbedaannya adalah inquiry lebih pada penyelidikan suatu masalah yang secara ketat mengikuti metode ilmiah sedang discovery tidak harus penyelidikan masalah, tetapi dapat berupa penemuan yang biasa, dan dapat juga memecahkan persoalan yang tidak konkrit. Inquiry jelas membutuhkan discovery di dalamnya, yaitu bagaimana seseorang mmenemukan sesuatu. Inquiry menuntut proses yang lebih kompleks dan lengkap sesuai dengan metode ilmiah.sedangkan discovery tidak harus lengkap prosesnya.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KESIMPULANSecara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan utama model inquiry dan discovery adalah untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Karena pada dasarnya secara intuitif setiap individu cenderung melakukan kegiatan ilmiah (mencari tahu/memecahkan masalah). Kemampuan tersebut dapat dilatih sehingga setiap individu kelak dapat melakukan kegiatan ilmiahnya secara sadar (tidak intuitif lagi) dan dengan prosedur yang benar.Guru dapat meyakinkan siswa bahwa ilmu bersifat tentatif dan dinamis, karena ilmu berkembang terus menerus. Sesuatu yang saat ini diyakini benar, kelak suatu saat belum tentu benar atau berubah. Disamping itu, siswa dilatih untuk dapat menghargai alternatif-alternatif lain yang mungkin berbeda dengan yang telah ada sebelumnya dan telah diyakini sebagai suatu kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Zaini,Hisyam. Dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSDRusyan, A.Tabrani,dkk. 1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar mengajar.Bandung: Remaja Karya OffsetTrianto.2010.mendesaian model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Perenada Media GroupJohnson, Elaine B.2007. Contextual Teaching And Learning. Bandung: Mizan Media Utama. 2