Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

100
GPS DAN GIS SURVEI PEMETAAN MENGGUNAKAN

Transcript of Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Page 1: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

GPS DAN GIS

SURVEI PEMETAAN MENGGUNAKAN

Page 2: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang tak terkira sehingga modul pelatihan ini selesai disusun. Pelatihan ini akan secara nyata meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang Pemetaan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Peningkatan kapasitas ini sangat penting artinya dalam pengelolaan data dan informasi geospasial, dan juga sebagai dukungan dalam kegiatan pencantuman koordinat geografis (geotagging) pada lokasi pelaksanaan paket kegiatan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, untuk dapat membantu terlaksananya program PU melalui Kepmen PU Nomor 25 Tahun 2014 tentang pengelolaan Data Spasial di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta dalam mendukung percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan Nasional. GPS merupakan alat bantu dalam mengelola data baik spasial maupun non spasial dan saat ini telah menjadi alat utama untuk mengetahui informasi posisi. Pelatihan ini memberikan kesempatan kepada para petugas dari berbagai bidang di Kementerian Pekerjaan Umum untuk memperbarui diri dengan perkembangan teknologi GPS yang cepat tersebut. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan pengguna dapat melakukan pekerjaan - pekerjaan survei dan pemetaan menggunakan GPS. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya penyusunan modul pelatihan ini, para reviewer yang telah meluangkan waktu untuk mereview dan memberikan saran perbaikan, dan juga terselenggaranya pelatihan dasar - dasar GPS dan pemetaan. Pada akhirnya semoga modul sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa saja.

Disusun di Jakarta tahun 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi

Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

KATA PENGANTAR

Page 3: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

K A T A P E N G A N T A R

D A F T A R I S I

B A B I Pengenalan GPS dan GIS

B A B I I Quantum GIS

B A B I I I Manajemen Data GPS di dalam GIS

B A B I V Simbolisasi dan Layouting Kartografis

B A B V Analisa Spasial dan Aplikasi GIS

B A B V I Publikasi Data GPS Ke dalam Peta Online

G L O S S A R I U M

DAFTAR ISI

Page 4: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

1

BAB I

GPS DAN GIS

1. 1 Mengapa Menggunakan GPS ?

Manfaat utama GPS adalah dapat memberikan informasi posisi di permukaan bumi, Segala

kegiatan yang berkaitan dengan posisi/lokasi di permukaan bumi dapat diselesaikan dengan

bantuan GPS. Misalnya kita akan pergi ke suatu tempat baru yang belum pernah kita kunjungi,

dengan bantuan GPS, kita bisa mengetahui cara (disebut rute) agar kita bisa sampai di tempat

tersebut tanpa harus bertanya kepada orang - orang rute menuju ke tempat tersebut. Ilmu dan

metode untuk mengetahui posisi suatu tempat (baik secara relatif maupun absolut) kita kenal

dengan istilah navigasi. Ilmu ini banyak digunakan sejak jaman dulu sampai sekarang. Bentuknya

juga berkembang mulai dari kompas sederhana, peta, teropong, hingga sekarang menggunakan

GPS. GPS telah merevolusi cara pandang orang terhadap posisi dan lokasi. Penggunaan GPS di

jaman sekarang dapat ditemui di berbagai bidang, mulai dari dunia transportasi (posisi pesawat,

bus, mobil, keretaapi), militer (navigasi rudal, satelit mata-mata), hingga ke aktivitas olahraga

(hiking, climbing). Dengan menggunakan GPS, orang tidak terlalu khawatir berada di

tempat asing karena dia dapat mengetahui posisinya dengan baik dan apa yang harus dia lakukan

di tempat tersebut.

1. 2 Sistem GPS

Global Positioning System (GPS) adalah sebuah sistem navigasi satelit yang menyediakan

informasi lokasi dan waktu dalam berbagai kondisi cuaca, dimanapun di atas permukaan bumi,

sepanjang masih menerima sinyal GPS yang dipancarkan dari satelit. Pengembangan GPS dimulai

dari tahun 1973 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan beroperasi penuh pada tahun

1995. Nama resminya adalah NAVSTAR-GPS. Sistem GPS terdiri dari 24 satelit yang membentuk

konstelasi di luar angkasa dan beberapa satelit lagi sebagai cadangan. Berikut ini adalah tabel

perkembangan jumlah satelit yang beroperasi semenjak awal dibangun hingga sekarang.

Page 5: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

2

Blok Satelit

Periode

Peluncuran

Jumlah satelit yang telah diluncurkan

Beroperasi di Orbit

Sukses Gagal Dalam persiapan Rencana

I 1978–1985 10 1 0 0 0

II 1989–1990 9 0 0 0 0

IIA 1990–1997 19 0 0 0 6

IIR 1997–2004 12 1 0 0 12

IIR-M 2005–2009 8 0 0 0 7

IIF From 2010 8 0 4 0 8

IIIA From 2016 0 0 0 12 0

IIIB — 0 0 0 8 0

IIIC — 0 0 0 16 0

Total 65 2 5 36 32

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Satelit GPS (Sumber : Wikipedia. Juni 2014)

1. 3 Cara Kerja Sistem GPS

Untuk menentukan posisi koordinat suatu tempat di permukaan bumi, GPS menggunakan prinsip

triangulasi. Sebagaimana diketahui, GPS memancarkan sinyal ke segala arah dari pusat satelit, dan

membentuk ruang sinyal dalam bentuk bola (sphere). Kita dipermukaan bumi menerima sinyal

tersebut dan receiver yang kita gunakan mencatat bahwa jarak kita 11.000 miles (kenapa jarak bisa

diketahui ? GPS memancarkan sinyal pada jam X dengan kecepatan Y dan diterima oleh receiver

dalam waktu X+I, dengan demikian jarak satelit ke receiver adalah I dikalikan Y). Karena ruang

sinyal bentuknya sphere, maka jarak 110000 miles dapat berada dimana saja di dalam ruang sinyal

satelit.

Gambar 1.2 Triangulasi Satelit Pertama

Sumber : Trimble GPS Tutorial

Page 6: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

3

Selanjutnya, ada satelit kedua yang memancarkan sinyal dan menangkap posisi kita pada jarak

12000 miles. Berarti, ada dua sphere yang terbentuk, dan posisi kita pasti ada di irisan antara dua

sphere tersebut, tidak lagi di seluruh ruang sphere 1 dan sphere 2. .

Gambar 1.3 Triangulasi Satelit Kedua

Kemudian ada satelit ketiga yang diterima sinyalnya, dan jarak ke receiver ternyata 13000 miles.

Adanya satelit ketiga ini semakin menyempitkan posisi kita menjadi hanya ada dua kemungkinan

lokasi seperti ditunjukkan gambar di bawah. Untuk memastikan yang mana lokasi kita, bisa

digunakan satelit keempat, tapi biasanya salah satu dari dua lokasi tersebut posisinya tidak berada

di permukaan bumi, sehingga dapat dipastikan hanya ada satu lokasi yang merupakan lokasi

receiver kita, dengan demikian posisi kita dapat ditentukan koordinatnya.

Dalam pembahasan tentang spheres yang dihasilkan oleh satelit GPS, tadi disebutkan bahwa

triangulasi titik kedua dan ketiga akan membatasi kemungkinan lokasi receiver dan pada akhirnya

nanti satu diantara dua lokasi tersebut akan ditolak karena tidak berada di permukaan bumi. Yang

menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa mengetahui satu titik berada di permukaan bumi,

padahal informasi yang tersedia hanya jarak dari satelit ke receiver. Hal ini dapat dijawab dengan

mudah jika posisi koordinat satelit di luar angkasa di ketahui, sehingga koordinat receiver dapat

dihitung. Koordinat posisi satelit dikirimkan ke receiver bersamaan dengan sinyal GPS. Posisi

koordinat dan ketinggian satelit sendiri, serta aspek-aspek pemeliharaan satelit dan perubahan orbit

dikontrol oleh Ground Stations. Setiap ada perubahan data satelit akan dikirim ke satelit oleh ground

station dan kemudian dipancarkan ke seluruh dunia.

Gambar 1.5 Pseudo Random Code

Sumber : Trimble GPS Tutorial

Sumber : Trimble GPS Tutorial

Page 7: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

4

Dengan menggunakan kecepatan cahaya, maka waktu tempuh satelit ke receiver biasanya sangat

sedikit (seper sekian detik), oleh karena itu penanda waktu baik di satelit maupun receiver haruslah

sangat tersinkronisasi dan sangat presisi. Untuk satelit tidak ada masalah karena bisa digunakan

jam atom. Namun untuk receiver? Implementasi jam atom akan menyebabkan harga receiver

menjadi sangat mahal dan tidak akan dapat dibeli masyarakat umum. Oleh karena itu, sebagai

pengganti jam atomik yang presisi, di GPS receiver digunakan pengukuran satelit keempat dari

triangulasi di atas. Jika waktu di receiver tidak ada kesalahan, seharusnya pengukuran jarak dari

GPS keempat (dan sphere yang dihasilkan) akan menghasilkan lokasi fix kita di permukaan bumi,

namun jika waktu receiver tidak sinkron dengan satelit, maka kalkulasi akan menjadi error dan

pengukuran satelit keempat tidak akan tepat menginterseksi ketiga pengukuran satelit sebelumnya.

Receiver kemudian akan menghitung faktor koreksi dalam bentuk pengurangan hasil pengukuran

agar ke empat sphere dari empat satelit tepat berinterseksi di satu titik, faktor koreksi ini juga

sekaligus menjadi faktor koreksi waktu di Receiver agar kembali sama dengan jam atomik di satelit.

Gambar 1.6 Triangulasi Satelit Keempat sebagai Pengkoreksi Waktu Receiver

Dalam pembahasan tentang spheres yang dihasilkan oleh satelit GPS, tadi disebutkan bahwa

triangulasi titik kedua dan ketiga akan membatasi kemungkinan lokasi receiver dan pada akhirnya

nanti satu diantara dua lokasi tersebut akan ditolak karena tidak berada di permukaan bumi. Yang

menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa mengetahui satu titik berada di permukaan bumi,

padahal informasi yang tersedia hanya jarak dari satelit ke receiver. Hal ini dapat dijawab dengan

mudah jika posisi koordinat satelit di luar angkasa di ketahui, sehingga koordinat receiver dapat

dihitung. Koordinat posisi satelit dikirimkan ke receiver bersamaan dengan sinyal GPS. Posisi

koordinat dan ketinggian satelit sendiri, serta aspek-aspek pemeliharaan satelit dan perubahan orbit

dikontrol oleh Ground Stations. Setiap ada perubahan data satelit akan dikirim ke satelit oleh ground

station dan kemudian dipancarkan ke seluruh dunia.

Dengan demikian, melengkapi prinsip triangulasi sebagai cara receiver memperoleh informasi posisi

koordinat di permukaan bumi, dapat diketahui juga tiga aspek yang menyusun sistem GPS, yaitu

Satelit GPS di angkasa, GPS receiver di permukaan bumi, dan Ground Station sebagai pemelihara

sistem.

Page 8: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

5

Gambar 1.7 Tiga Segmen GNSS/GPS

1. 4 Sinyal GPS

Setiap saat Satelit GPS memancarkan sinyal elektromagnetik pada spektrum gelombang mikro

berisi pesan navigasi ke seluruh dunia sesuai cakupannya. Sinyal ini diterima oleh receiver dan

memprosesnya menjadi informasi posisi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Sinyal dari

satelit membawa informasi antara lain sinyal jarak untuk menghitung jarak receiver dan satelit, dan

pesan navigasi. Pesan navigasi antara lain berisi informasi orbit satelit, jam satelit pada waktu sinyal

diluncurkan, dan informasi lainnya. Pesan navigasi ini diistilahkan sebagai “Almanac GPS”. Sinyal

GPS satelit kemudian dipancarkan dalam beberapa frekuensi mulai dari Frekuensi L1 sampai L5.

Frekuensi L1 merupakan frekuensi yang di masa lalu dikenal sebagai Coarse Acquisition (C/A)

Code dan Encrypted Precision P(Y) Code. L1 merupakan frekuensi yang diterima di

kebanyakan receiver mulai dari grade navigasi sampai grade geodetic. L1 sendiri dibagi dua

yaitu C/A code untuk kepentingan sipil dan P(Y) code untuk kepentingan militer.

Frekuensi L2 merupakan frekuensi baru yang dikembangkan pada tahun 1995. Frekuensi L2

lebih presisi daripada frekuensi L1 dan hanya bisa diterima receiver tipe geodetik dan

sebagian receiver tipe mapping. Receiver yang mendukung penerimaan dual frequency (L1

dan L2) memungkinkan untuk melakukan differential GPS processing untuk memperoleh data

posisi dengan akurasi sentimeter sampai millimeter.

Frekuensi L3 merupakan frekuensi sangat presisi yang hanya digunakan untuk kepentingan

militer, yaitu untuk kepentingan peledakan nuklir.

Frekuensi L4 dan L5 tidak ditransmisikan ke permukaan bumi dan hanya digunakan untuk

mengkaji pengaruh ionosfer terhadap sinyal GPS dan kemungkinan koreksinya.

Page 9: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

6

1. 5 Jenis dan Sumber Kesalahan Posisi dari GPS

Sinyal GPS dan pemodelan matematis untuk memperoleh informasi koordinat yang akurat hanya

bisa diperoleh jika sinyal ditransmisikan dalam kondisi ruang hampa udara dan tidak ada unsur

pengganggu diantara satelit dan receiver. Dalam kenyataannya, terdapat banyak faktor internal dan

eksternal yang dapat berpengaruh terhadap sinyal GPS sehingga tidak dapat menghasilkan

informasi koordinat yang akurat dan presisi .

Sumber utama eksternal pengganggu sinyal GPS adalah atmosfer bumi. Atmosfer dapat

menghamburkan, membelokkan dan memperlambat sinyal GPS sehingga kecepatannya tidak

konstan (yang berpengaruh pada kalkulasi jarak). Strata dari atmosfer yang dapat mengganggu

sinyal GPS antara lain Ionosfer (ketinggian 50 sampai 500 km dari permukaan bumi) yang banyak

mengandung partikel ionisasi, dan Troposfer (ketinggian 0 - 50 km) yang banyak mengandung uap

air dan variasi suhu/tekanan udara. Diantara keduanya, yang paling berat pengaruhnya terhadap

sinyal GPS adalah Ionosfer.

Gambar 1.8 Sinyal GPS terpengaruh oleh Ionosfer dan Troposfer

Setelah sampai di permukaan bumi, gangguan tidak berhenti. Sinyal GPS besar kemungkinan

dipantulkan dan dibelokkan arahnya oleh benda di permukaan bumi sebelum sampai ke receiver.

Efek ini disebut dengan “multipath error”. Gedung, vegetasi tinggi dan benda bermagnet merupakan

beberapa contoh penyebab multipath yang pada akhirnya menyebabkan penerimaan sinyal yang

sama selama dua kali atau lebih di receiver sehingga kalkulasi koordinat menjadi rawan salah.

Beberapa jenis receiver mapping dan geodetik biasanya mempunyai teknologi pemilahan sinyal

untuk memisahkan sinyal yang datang langsung dari satelit dan sinyal yang disebabkan oleh efek

multipath.

Sumber : Trimble GPS Tutorial

Page 10: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

7

Gambar 1.9 Multipath

Sedangkan faktor internal penyebab kesalahan posisi antara lain kesalahan informasi ephemeris

dan almanac GPS yang dipancarkan oleh satelit bersamaan dengan sinyal. Walaupun kesalahan ini

biasanya sudah dimonitor dan diminimalisir oleh Ground Station, kesalahan dari aspek satelit ini

masih mungkin bisa terjadi.

Sebelum tahun 2000, sistem GPS pernah diimplementasikan yang disebut Selective Availability

(SA). SA adalah implementasi “noise” terhadap sinyal GPS sehingga kalkulasi koordinat tidak bisa

akurat dalam batas tertentu. Hal ini sengaja dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika untuk

mencegah penggunaan GPS oleh pelaku kejahatan dan terorisme. SA tidak berlaku untuk

kepentingan militer karena receiver militer diberikan semacam kode pendeskripsi SA sehingga efek

ini dapat dihilangkan. Saat ini SA sudah dimatikan sehingga GNSS/GPS dapat digunakan

semaksimal dan seoptimal mungkin baik untuk kepentingan sipil maupun militer.

Kesalahan - kesalahan diatas umumnya dapat dikoreksi antara lain menggunakan teknik differensial

GPS (akan dibahas di modul GPS tingkat lanjut).

1.6 Jenis Receiver GPS

GPS Receiver adalah alat yang dapat melakukan penerimaan sinyal GPS dari satelit GPS dan

memproses sinyal tersebut untuk menghasilkan data koordinat. Dewasa ini dikenal tiga kategori

GPS Receiver untuk kepentingan sipil (non militer), yaitu GPS Receiver Tipe Navigasi, GPS

Receiver Tipe Mapping, dan GPS Receiver Tipe Geodetik

1.6.1 Receiver GPS Tipe Navigasi

GPS Receiver tipe navigasi adalah GPS Receiver yang fungsi utamanya adalah sebagai alat bantu

navigasi dan informasi posisi secara umum. Receiver navigasi biasanya dicirikan dengan

kemampuan memberikan informasi koordinat dengan akurasi mulai dari 3 meter hingga puluhan

meter. Selain informasi posisi, receiver navigasi biasanya mempunyai fitur lain seperti Peta, turn by

turn navigation, lokasi fasilitas penting, route planning, tracking, geocaching dan fungsi lain.

Receiver tipe navigasi harganya biasanya cukup murah dan tersedia bebas di pasaran. Receiver

tipe Navigasi dapat berbentuk dedicated handheld atau GPS modules yang bisa dikoneksikan

dengan komputer, laptop, kamera, kendaraan atau smartphone. Beberapa perusahaan

pengembang GPS Receiver tipe navigasi antara lain Garmin, Navman, Magellan, Tomtom, Mio dan

Navigon.

Sumber : Trimble GPS Tutorial

Page 11: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

8

Gambar 1.10 Receiver Navigasi Handheld (Kiri), Receiver Navigasi Modules (Kanan)

1.6.2 Receiver GPS Tipe Mapping

GPS Receiver tipe mapping adalah GPS Receiver yang fungsi utamanya adalah sebagai receiver

GPS untuk kepentingan Survei dan Pemetaan. Receiver mapping biasanya dicirikan dengan

kemampuan memberikan informasi koordinat dengan akurasi mulai dari orde centimeter hingga 3

meter. Receiver ini juga sudah mendukung fasilitas koreksi data GPS yang diakibatkan efek

multipath, bias atmosfer, dan low visibility, baik secara koreksi metode absolut maupun differensial,

dan juga secara realtime correction maupun post processing correction, sehingga secara umum

kualitas data yang dihasilkan lebih baik dari receiver navigasi. Dikarenakan kegunaan utamanya

untuk survei dan pemetaan, biasanya fungsi navigasi yang disediakan tidak sebanyak receiver

navigasi, tapi fungsi pemetaan, manajemen data spasial dan Sistem informasi Geografisnya

diperbanyak. Receiver tipe Mapping umumnya berbentuk dedicated handheld dan sudah

mendukung sistem operasi mobile seperti Windows Mobile dan Android. Beberapa perusahaan

pengembang GPS Receiver tipe mapping antara lain Trimble, Spectra, Topcon, Sokkia, dan Leica.

Gambar 1.11 Receiver Mapping Handheld

Page 12: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

9

1.6.3 Receiver GPS Tipe Geodetik

GPS Receiver tipe Geodetik adalah GPS Receiver yang fungsi utamanya adalah sebagai receiver

GPS untuk memperoleh informasi posisi yang akurat dan presisi hingga orde milimeter. Receiver ini

juga sudah mendukung fasilitas koreksi data GPS yang diakibatkan efek multipath, bias atmosfer,

dan low visibility, baik secara koreksi metode absolut maupun differensial, dan juga secara realtime

correction maupun post processing correction, sehingga secara umum kualitas data yang dihasilkan

jauh lebih baik dari receiver navigasi dan receiver mapping. Dikarenakan kegunaan utamanya untuk

informasi posisi yang presisi, biasanya fungsi navigasi dan mapping yang disediakan tidak banyak,

tapi fungsi koreksi data, logging/perekaman data. Receiver tipe Geodetik umumnya berbentuk

dedicated Antenna/Receiver yang nanti dapat dikoneksikan dengan receiver Mapping sebagai

controller-nya (atau dedicated controller). Beberapa perusahaan pengembang GPS Receiver tipe

mapping antara lain Trimble, Spectra, Topcon, Sokkia, dan Leica. GPS Receiver tipe geodetic

banyak dipakai untuk aplikasi yang memerlukan informasi posisi yang presisi seperti studi deformasi

tanah dan batuan, pengukuran kadastral (bidang tanah), studi pergerakan lempeng, pembuatan

peta skala besar, dan lain-lain.

Gambar 1.12 Receiver Geodetik

1.7 Aplikasi GPS

GNSS/GPS saat ini telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam kegiatan survei

dan pemetaan, tetapi juga kegiatan lain seperti kerekayasaan, olahraga, navigasi, transportasi,

kebencanaan dan lain-lain. Secara umum aplikasi GPS dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu

Lokasi, Navigasi, Tracking, Mapping dan Timing.

Page 13: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

10

1.7.1 Lokasi

Penentuan posisi koordinat merupakan aplikasi paling dasar dari GNSS/GPS. Contoh kegiatan

penentuan lokasi dalam kehidupan sehari-hari misalnya, pemetaan titik dan penunjuk posisi sesuatu

di permukaan bumi.

Gambar 1.13 Penentuan Posisi

1.7.2 Navigasi

Navigasi atau penunjukan arah dan jalur menuju tempat tertentu sekarang sudah lazim

menggunakan GPS dibanding alat konvensional seperti kompas. Berbagai sarana dan kegiatan

transportasi sudah menggunakan GPS antara lain dalam penerbangan pesawat, pelayaran, hiking,

bepergian menggunakan kendaraan, dan lain-lain.

Gambar 1.14 Navigasi GPS menggunakan Smartphone

1.7.3 Tracking

Kalau navigasi atau penunjukan arah dan jalur menuju tempat tertentu, tracking adalah proses

monitoring dan perekaman sepanjang perjalanan menuju tempat tersebut. Beberapa kegiatan yang

menggunakan tracking antara lain pemetaan jalan, sungai, monitoring posisi kendaraan pelayanan

public seperti bus dan ambulans, dan lainnya.

Page 14: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

11

1.7.4 Mapping

Survei dan Pemetaan merupakan salah satu pengguna utama GPS. Dengan menggunakan GPS,

pemetaan dan ploting obyek di permukaan bumi dapat langsung dilakukan tanpa harus

menginterpretasi dan melihat posisi obyek tersebut berdasarkan referensi tertentu (misalnya peta

dasar dan foto/citra udara). Melalui fungsi penentuan titik (waypoint) dan tracking, pemetaan obyek

titik dan garis dapat langsung dilakukan menggunakan data GPS (tanpa harus menggunakan peta

dasar).

Gambar 1.16 Pemetaan Menggunakan GPS

1.7.5 Timing

Timing atau penentuan waktu/jeda waktu sekarang juga menggunakan GPS sebagai salah satu

sumber informasi atau referensi. Jam atom yang terpasang di satelit dapat menjadi standar

penunjuk waktu untuk berbagai kepentingan atau aplikasi yang memerlukan kepresisian waktu di

seluruh dunia.

Page 15: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

12

Gambar 1.17 Penggunaan GPS untuk menentukan waktu di Server maupun Client

1.8 GNSS (Global Navigation Satellite System)

Setelah GPS sukses digunakan di seluruh dunia, negara - negara maju yang memiliki teknologi

serupa mulai membangun dan meluncurkan sistem GPS milik mereka sendiri. Rusia

mengembangkan GLONASS, Eropa mengembangkan GALILEO, China membanguna jaringan

navigasi satelit BeiDou, India dengan INRSS-nya dan Jepang dengan sistem QZNSS.

Perkembangan ini menyebabkan berbagai sistem navigasi satelit yang telah dikembangkan

diusulkan untuk dapat bekerja secara bersama dan membentuk sistem navigasi satelit global yang

disebut Global Navigation Satellite System (GNSS) .

Sistem GNSS menggunakan konstelasi dua atau lebih satelit di angkasa untuk menghitung dan

mengirimkan informasi posisi (dalam bentuk koordinat absolut lintang, bujur dan ketinggian) ke

penerima di permukaan bumi. Sistem GNSS terdiri dari beberapa konstelasi satelit milik beberapa

negara yang membentuk satu konstelasi besar guna memberikan layanan posisi yang seakurat dan

sepresisi mungkin di seluruh dunia. Dengan adanya kerjasama GNSS, maka sistem GPS yang

sebelumnya hanya mampu menerima 24 satelit, jika ditambah GLONASS bisa menjadi sekitar

50-an satelit, Implikasinya adalah, kapanpun kegiatan penggunaan GPS dilakukan, kita tidak akan

khawatir akan ketersediaan jumlah satelit yang mengorbit tepat di atas kita. Namun demikian, belum

semua receiver mendukung penggunaan dua sistem navigasi satelit (misalnya GPS dan

GLONASS) pada waktu yang bersamaan. Biasanya hanya receiver tipe Mapping dan Geodetik

yang sudah mendukung dua atau lebih sistem navigasi satelit (umumnya GPS dan GLONASS yang

sudah operasional).

Page 16: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

13

Tabel 1.2 Perbandingan Beberapa Konstelasi Sistem GNSS (Sumber : Wikipedia)

Gambar 1.18 Konstelasi Berbagai Sistem GNSS di Dunia, Uni Eropa Galileo (Kiri atas), Jepang QZNSS (Kanan atas), Amerika

GPS (Kiri bawah) dan Rusia GLONASS (Kanan bawah)

System

GPS GLONASS BeiDou Galileo IRNSS

Pemilik

Amerika Serikat Rusia China Uni Eropa India

Koding CDMA FDMA CDMA CDMA CDMA

Tinggi Orbit 20,180 km (12,540 mi) 19,130 km (11,890 mi) 21,150 km (13,140 mi) 23,222 km (14,429 mi) 36,000 km (22,000 mi)

Period Rotasi 11.97 hours (11 h 58 m) 11.26 hours (11 h 16 m) 12.63 hours (12 h 38 m) 14.08 hours (14 h 5 m) N/A

Jumlah Satelit Minimal 24

31, Termasuk

24 operasional

1 dalam persiapan

2 dalam pemeliharaan

3 cadangan

5 Sateli Geostationer,

30 Satelit medium Earth

orbit (MEO)

4 test bed satellites in

orbit,

22 operational satellites

budgeted

3 geostationary orbit

(GEO) satellites,

4 geosynchronous orbit

satellites

Akurasi (akses free)

Posisi: 3.5-7.8 m[9]

Posisi: 5–10 m

kecepatan: 0.1 m/s

Posisi: 10 m

kecepatan: 0.2 m/s

Posisi: 1 m Posisi: 10 m (India

daratan), 20 m (Indian

Akurasi (akses berbayar) Posisi: lebih baik dari 3.5

-7.8 m melalui koreksi

Posisi: 10 cm Posisi: 1 cm

Frequency 1.57542 GHz (L1 signal)

1.2276 GHz (L2 signal)

Around 1.602 GHz (SP)

Around 1.246 GHz (SP)

1.561098 GHz (B1)

1.589742 GHz (B1-2)

1.20714 GHz (B2)

1.26852 GHz (B3)

1.164–1.215 GHz (E5a

and E5b)

1.260–1.300 GHz (E6)

1.559–1.592 GHz (E2-L1

-E11)

N/A

Status Beroperasi Beroperasi 15 satelit beroperasi,

20 direncanakan

Dalam persiapan 4 satelit beroperasi,

3 satelit akan diluncurkan

Page 17: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

14

1.9 Sistem Informasi Geografis

1.9.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem

informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff,

1989).

Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:

” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang

bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanip-

ulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.

Keunggulan utama dari SIG adalah SIG memungkinkan kita untuk melihat, memahami, menanyakan, menginterpretasi

dan menampilkan data spasial dalam banyak cara, yang memperlihatkan hubungan, pola dan trend secara spasial, da-

lam bentuk peta, globe, laporan dan grafik. SIG mampu membantu dalam pemecahan masalah dengan cara menampil-

kan data menggunakan cara yang mudah dipahami dan hasilnya mudah disebarluaskan.

Beberapa pertanyaan dan masalah yang dapat dipecahkan secara efektif dan efisien dengan menggunakan SIG, misal-

nya:

1. Dimana saja wilayah yang mengalami penurunan kualitas permukiman ?

2. Jenis pohon apa saja yang dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Rinjani?

3. Apakah setiap kawasan wisata pesisir di Indonesia sudah mengimplementasikan Peringatan Dini Bahaya Tsuna-

mi?

4. Bagaimana peluang pasar yang ada apabila di sebuah tempat akan dibangun sebuah toko?

5. Bagaimana perkembangan permukiman di Jakarta dari tahun 1980 sampai 2010?

6. Manakah rute yang tercepat dari Kantor Kementerian PU ke Bandara Sukarno Hatta?

dan beragam pertanyaan dan permasalahan spasial lainnya. Secara singkat fungsionalitas SIG meliputi kemampuan pen-

gukuran (measurement), pemetaan (mapping), pemantauan (monitoring) dan pemodelan (modeling).

Untuk menjawab pertanyaan diatas kita memerlukan data spasial yang menyajikan sebaran indikator permasalahan yang

diangkat dalam pertanyaan/permasalahan spasial untuk kemudian dianalisis menggunakan metode/teknik tertentu. Jika

dalam SIG dasar kita mempelajari cara pembuatan peta, esensi data spasial, karakteristik data spasial, akuisisi data,

manajemen data, dan aspek kartografi data spasial, maka dalam SIG analisis kita mempelajari mengenai bagaimana

cara memecahkan masalah keruangan atau mengaplikasikan SIG untuk kegiatan tertentu dan menghasilkan output ter-

tentu.

Page 18: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

15

1.9.2 Elemen SIG

Gambar 1.19 Elemen SIG

Sebagai sebuah sistem, SIG terdiri dari beberapa elemen fungsional yang mempunyai tugas - tugas spesifik. Elemen SIG

meliputi input data, manajemen data, manipulasi dan analisis data serta keluaran informasi.

Data input merupakan elemen yang bertugas mengatur bagaimana data mentah dimasukkan ke dalam SIG. Data

yang dapat menjadi masukan dalam SIG antara lain peta (analog atau dijital), pengukuran lapangan, data GPS, foto

udara dan citra satelit, DEM, data statistik dalam bentuk laporan dan tabel , serta berbagai jenis data lainnya. Teknik

input data ke dalam SIG juga terdapat berbagai macam cara. Untuk data peta dalam bentuk cetak dapat dimasukkan ke

dalam SIG dengan menggunakan teknik dijitasi manual menggunakan digitizer. Sedangkan untuk data peta hasil scan-

ning dapat dimasukkan dalam SIG menggunakan teknik on-screen digitizing atau konversi raster ke vektor. Data foto

udara dan citra satelit dapat diekstrak informasinya menggunakan teknik on-screen digitizing (untuk interpretasi visual)

atau import raster (untuk hasil analisis dijital). Untuk data GPS dapat dimasukkan ke dalam SIG dengan menggunakan

teknik COGO (coordinate geometry) atau menggunakan fasilitas import GPS data dari software SIG. Sedangkan untuk

data statistik dan data spasial dijital lain dapat dimasukkan ke dalam SIG menggunakan fasilitas eksport-import data yang

biasanya tersedia di setiap software.

Setelah dimasukkan ke dalam SIG, data kemudian dikelola dan disimpan dalam sebuah basis data spasial. Proses

pengelolaan data meliputi editing data dan cara penyimpanan data. Editing data diperlukan karena biasanya data

yang masuk ke dalam SIG masih memiliki kesalahan sebagai akibat dari proses input data maupun proses import datan-

ya. Penyimpanan data terkait bagaimana cara penyimpanan data ke dalam basis data spasial agar nantinya ketika data

dipanggil (retrieval) untuk analisa tertentu dapat berjalan optimal, efektif dan efisien. Terdapat berbagai jenis model

penyimpanan basis data di dalam SIG, masing - masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Manipulasi dan analisis data adalah mengenai bagaimana data diolah dan dianalisis untuk menghasilkan sebuah

informasi. Teknik analisa data di dalam SIG dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu teknik analisis data spasial

dan teknik analisis data atribut. Yang termasuk dalam kategori analisis spasial antara lain pengukuran

(measurement), reklasifikasi spasial (spatial reclassification), analisa jaringan, analisa permukaan (surface analy-

sis), vector geoprocessing (overlay, clipping, buffer, extraction, merging), dan raster geoprocessing (filter,

reklasifikasi, map algebra, majority analysis, interpolasi). Sedangkan yang termasuk teknik analisis data atribut

antara lain query, join table, analisa statistik.

Informasi hasil manipulasi dan analisis kemudian ditampilkan dalam berbagai bentuk. Bentuk paling umum dari keluaran

SIG adalah peta, baik dalam bentuk dijital di layar monitor, disket, CD ataupun dalam format cetak (hardcopy).

Bentuk keluaran yang lain bisa berupa tabel, grafik, maupun laporan. Hasil keluaran analisis juga bisa disimpan kembali

dalam basis data yang dapat dimanfaatkan untuk aplikasi lain.

Page 19: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

16

1.9.3 Data Spasial

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geo-

grafis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membu-

atnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut ini :

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan

koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum (referensi titik ketinggian terendah) dan proyeksi.

2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang

berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

Gambar 1.20 Data Grafis dan Data Atribut

1.9.4 Format Data Spasial

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file

satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

1.9.4.1 Data Vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh

garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah

garis).

Gambar 1.21 Data Vektor

Page 20: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

17

1.9.4.2 Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data

raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).

Gambar 1.22 Data Raster

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran piksel-nya. Dengan kata lain, resolusi piksel menggam-

barkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap piksel pada citra. Semakin kecil ukuran per-

mukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepre-

sentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan

sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin

besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.

1.9.5 Geoprocessing/Analisis Spasial

Geoprocessing adalah suatu proses dalam SIG yang digunakan untuk mengolah/melakukan analisa terhadap data spasi-

al, dimana pada akhirnya akan menghasilkan data dan informasi yang baru. Bisa dibilang geoprocessing ini adalah aspek

yang paling penting di dalam SIG, yang membedakannya dengan kartografi (kartografi hanya berkutat pada teknik pem-

buatan peta saja). Geoprocessing dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu geoprocessing vector dan geoprocessing

raster.

Geoprocessing vector adalah teknik - teknik geoprocessing yang diimplementasikan pada struktu data vektor. Contoh dari

teknik geoprocessing vector antara lain clipping , buffering, splitting, merging, dan overlay vector.

Geoprocessing raster adalah teknik - teknik geoprocessing yang diimplementasikan pada struktur data raster. Raster

geoprocessing dipecah lagi menjadi operasi berbasis titik (point operation), berbasis piksel tetangga (neighbourhood op-

eration) dan berbasis zona (zonal operation). Yang termasuk dalam kategori point operation antara lain map algebra.

Sedangkan yang termasuk dalam kategori neighbourhood operation antara lain filter, raster statistics analysis dan majori-

ty analysis. Adapun yang termasuk dalam kategori zonal operation adalah zonal statistics analysis.

Gambar 1.23 Vector Geoprocessing dan Raster Geoprocessing

Page 21: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

18

1.9.6 Sumber Data Spasial

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :

Peta Analog

Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta

analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata

angin dan sebagainya.

Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara perubahan

format dari analog menjadi digital. Proses perubahannya dan input datanya dapat dengan cara manual menggunakan

digitizer, maupun secara digital di layar monitor.

Data Penginderaan Jauh

Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting

bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit

di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam

tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

Data Hasil Pengukuran Lapangan

Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupa-

kan sumber data atribut contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan

hutan dan lain-lain. Data pengukurang lapangan yang bersifat spasial biasanya disimpan dalam bentuk tabel, untuk

kemudian setelah dimasukkan di dalam SIG kemudian dibangun topologi data spasialnya.

Data GPS (Global Positioning System)

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS se-

makin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Pembahasan

mengenai GPS akan diterangkan selanjutnya.

Data Statistik, Tabel, Laporan

Data statistik dalam bentuk tabel dan laporan - laporan dapat menjadi masukan dalam SIG. Data tabular setelah dimasuk-

kan dalam SIG kemudian diintegrasikan dengan data spasialnya melalui fungsi join dan relate table. Hasil join dan relate

dapat digunakan untuk mendukung analisa dan memperkaya data dan informasi di dalam basis data spasial.

1.9.7 Peta

Peta merupakan bagian penting dari SIG. Peta dalam SIG dapat berfungsi sebagai data masukan, cara representasi da-

ta, model untuk melakukan analisa, dan bentuk penampilan informasi. Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh

muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan

proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap

dan sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada

peta.

Page 22: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

19

1.9.7.1 Proyeksi Peta

Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan sebagian muka bumi untuk

kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat dida-

tarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar.

1.9.7.2 Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator)

Proyeksi UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi ini menjadi standar untuk pemetaan

topografi.

1.9.7.3 Sifat-sifat Proyeksi UTM

1. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi pada dua buah meridian, yang

disebut dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah.

2. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga bola bumi dibagi menjadi 60 zone.

3. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.

4. Perbesaran pada meridian standar adalah 1.

5. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.

6. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.

1.9.7.4 Sistem Koordinat UTM

Gambar 1.24 Grid UTM Per Zona

Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM setiap meridian tengah dalam tiap zone diberi harga 500.000

mT (meter timur). Untuk harga-harga ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis datum dan diberi harga 0 mU (meter

utara). Untuk perhitungan ke arah selatan ekuator diberi harga 10.000.000 mU.

Page 23: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

21

BAB II

QUANTUM GIS

2.1 Quantum GIS

Quantum GIS adalah sebuah perangkat lunak SIG Open Source yang dapat dijalankan di dalam platform Microsoft Win-

dows, Linux, Unix, Mac OSX, dan Android. Perangkat lunak ini dikembangkan mulai tahun 2002, dan saat ini merupakan

salah satu perangkat lunak SIG dengan kemampuan dan fungsionalitas SIG yang paling lengkap untuk kategori

perangkat lunak SIG open Source.

Quantum GIS terdiri dari beberapa modul, yaitu :

1. QGIS Desktop - Untuk input data, penampilan data, query data, analisa data, dan presentasi dalam bentuk peta. 2. QGIS Browser - Untuk manajemen data.

3. QGIS Server - Untuk mengelola basis data spasial dan layanan peta yang mendukung koneksi web site.

4. QGIS Client - Framework Aplikasi GIS berbasis web yang mengkonsumsi data dari Quantum GIS Server.

Gambar 2.1. Tampilan Quantum GIS Desktop

Page 24: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

22

Gambar 2.2. Tampilan Quantum GIS Browser dan Gambar 2.3. Tampilan Quantum GIS Client

2.2 Pengenalan Quantum GIS Desktop

Quantum GIS Desktop terdiri dari dua modul utama, yaitu Quantum Desktop itu sendiri dan Quantum GIS Browser. Quan-

tum GIS Desktop digunakan untuk penampilan data, editing data, simbolisasi data, analisa data, dan pembuatan layout

peta. Sedangkan Quantum GIS Browser untuk manajemen data (copy, paste, preview, delete).

2.2.1 Pengenalan Quantum GIS Desktop Map

1. Buka Quantum GIS Desktop Map dari Menu Start Programs>Quantum GIS>Quantum GIS Desktop 1.8.0

2. Buka layer Batas Kecamatan Sulawesi Tenggara dalam format shapefile dengan cara klik tombol Add Vector layer ,

atau dari menu Layer > Add Vector Layer.

3. Di pilihan Source Type pilih File, kemudian klik Browse, Arahkan ke folder

C:\PelatihanQGIS\Data\Pengenalan\Batas_kecamatan_sultra.shp. Klik Open.

4. Lakukan eksplorasi data dengan menggunakan tool berikut ini dibawah. Kenali fungsi—fungsi seperti zooming dan

panning. Zooming bisa dilakukan juga menggunakan mouse wheel.

Untuk menggeser peta

Untuk Zoom in

Untuk Zoom Out

Untuk Zoom ke layar penuh

Untuk Zoom ke tampilan sebelum dan sesudah

Page 25: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

23

2.2.2 Pengenalan Quantum GIS Desktop Map Browser

1. Buka Quantum GIS Desktop `Browser dari Menu Start Programs>Quantum GIS>Quantum GIS Browser 1.8.0

2. Navigasikan ke C:\PelatihanQGIS\Data\Pengenalan\. Data spasial yang berada di folder tersebut akan ditampilkan.

3. Di Quantum GIS browser kita bisa melakukan operasi operasi seperti melihat dan mengedit metadata citra, melihat

preview data spasial dan atribut, mengatur koordinat layer, dan membuat data spasial baru.

Page 26: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

25

BAB III

MANAJEMEN DATA GPS DI DALAM GIS

3. 1 Import Data GPS ke dalam GIS (Format GPX)

Data dari GPS lazim disimpan dalam format GPX. GPS keluaran terbaru (seperti Garmin Oregon 550) bahkan sudah

menggunakan format GPX native sebagai format penyimpanan data hasil pengukuran). Data GPS dengan format GPX ini

dapat dipanggil secara langsung ke dalam Quantum GIS untuk dimanfaatkan dalam pemetaan bersama data lain dengan

format shapefile. Langkah import datanya adalah sebagai berikut

1. Dari menu Layer pilih Add Vector Layer, kemudian navigasikan ke tempat anda menyimpan file gpx. Pastikan jenis file

yang dipilih di kolom filetype adalah GPX. Klik Open.

2. Setelah klik Open, QGIS akan menampilkan layer mana yang akan ditampilkan. Data GPS yang lazim disimpan da-

lam file GPX adalah data waypoints (titik), data rute (garis dan titik) dan data tracks (garis dan titik). Pilih sesuai

dengan jenis data yang akan ditampilkan. Jika data yang akan dipanggil adalah data titik (waypoint) gunakan pilihan

Point, jika data yang akan dipanggil adalah data hasil tracking, gunakan pilihan tracks.

Page 27: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

26

3. Data akan ditampilkan, untuk mengubah format, klik kanan nama layer, kemudian Save As. Pilih format yang umum

digunakan untuk data spasial, yaitu format shapefile (shp).

3. 2 Import Data GPS ke dalam GIS (Non Format GPX)

Beberapa jenis GPS dari Garmin atau Magellan, terutama untuk seri lama seperti Garmin 12 Series tidak mendukung

penyimpanan file format GPX secara langsung, oleh karena itu kita memerlukan bantuan software tambahan untuk meng-

import data dari GPS non USB. Salah satu software gratis yang menyediakan fungsi tersebut adalah GPSBabel yang

dapat diunduh di website http://www.gpsbabel.org/download.html. Langkah import data-nya adalah sebagai berikut :

1. Download dan install GPSBabel.

2. Buka GPSBabel, koneksikan GPS ke dalam komputer.

3. Untuk menu Input, pilih device, kemudian format gunakan Garmin Serial/USB Protocol, device akan secara otomatis

terdeteksi. Kemudian di menu Translation pilih dan centang data yang akan diekstrak. Kemudian di kolom output pilih

file, format pilih GPX XML dan klik tombol Filename untuk menentukan lokasi keluaran file.

Page 28: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

27

3. 3 Editing dan Koreksi Data GPS (Cara Manual)

Data hasil pengukuran GPS tidak lepas dari kesalahan (error), sebagaimana diuraikan di awal, kesalahan dapat disebab-

kan karena kalibrasi alat yang tidak benar, adanya multipath, adanya pengaruh bias atmosfer dan penyebab lain. Untuk

pengukuran menggunakan GPS Navigasi, perbedaan posisi hasil pengukuran dan posisi sebenarnya besar sekali

kemungkinannya untuk terjadi. Pergeserannya bervariasi dari 5 meter hingga puluhan meter. Oleh karena itu ada baiknya

sebelum digunakan dalam pemetaan, data hasil pengukuran dikoreksi terlebih dahulu guna mendapatkan data dengan

akurasi yang lebih baik. Untuk pengukuran menggunakan GPS Navigasi, data hasil pengukuran umumnya tidak akan

dapat memberikan akurasi yang lebih baik dari 3 meter, oleh karena itu data ini tidak dapat digunakan untuk pemetaan

skala besar (lebih besar dari skala 1 : 25.000), Untuk pemetaan skala besar, gunakan GPS receiver tipe Geodetik yang

akurasinya bisa sampai orde millimeter.

Metode koreksi yang dibahas dalam modul ini ada dua, yaitu koreksi relatif menggunakan peta dasar yang kita anggap

lebih akurat (bisa menggunakan citra ortho-corrected) dan koreksi relatif menggunakan teknik perataan (averaging).

Koreksi pengukuran GPS menggunakan citra orho ini pada prinsipnya adalah melihat kesesuaian antara hasil pengukuran

GPS dengan kenampakan lokasi pengukuran yang dilihat di citra satelit ortho. Adapun yang dimaksud dengan citra satelit

ortho adalah citra satelit yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga kesalahan geometriknya sudah dihilangkan dan

dapat digunakan untuk kegiatan pemetaan baik sebagai sumber informasi, sumber referensi maupun peta dasar. Akurasi

citra ortho bergantung pada jenis citra dan resolusi spasialnya. Untuk praktek ini digunakan citra ortho SPOT-6 perekaman

tahun 2014 dengan resolusi spasial 1,5 meter yang merekam daerah Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Citra ini diproses

oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan dapat digunakan untuk pemetaan skala 10.000, sehingga dengan demikian

hasil pengukuran GPS dapat ditingkatkan akurasinya untuk memenuhi standar akurasi Peta Skala 1 : 10.000. Berikut ini

contoh koreksi data pengukuran menggunakan citra ortho.

1. Buka QGIS Dekstop

2. Buka data hasil pengukuran GPS yang sudah dikonversi ke format shapefile.

3. Tampilkan citra satelit SPOT-6 Kota Yogyakarta Tahun 2013 dari Menu Layer > Add Raster Layer, kemudian navi-

gasikan ke lokasi penyimpanan file.

Page 29: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

28

4. Untuk memulai proses editing, klik kanan dari nama layer titik waypoint, kemudian pilih Toggle Editing.

5. Gunakan Selection Tool (Lingkaran merah) untuk memilih titik yang akan diedit, kemudian gunakan tombol Move Fea-

tures (Lingkaran biru) untuk memindahkan titik. Klik Tombol Save (lingkaran hijau) apabila editing sudah selesai. Untuk

menutup sesi editing, klik tombol Toggle Editing (lingkaran kuning).

6. Untuk mengedit data hasil tracking, buka data track yang sudah dikonversi ke format shapefile ke dalam QGIS

menggunakan tombol Add Vector Layer.

7. Aktifkan mode editing untuk data track dengan cara klik Tombol Toggle Editing.

8. Gunakan Selection Tool (Lingkaran merah) untuk memilih garis yang akan diedit, kemudian gunakan tombol Move

Features (Lingkaran biru) untuk memindahkan garis. Gunakan tombol Node Tool (lingkaran Ungu) untuk mengubah

bentuk garis. Klik Tombol Save (lingkaran hijau) apabila editing sudah selesai. Untuk menutup sesi editing, klik tombol

Toggle Editing (lingkaran kuning).

Page 30: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

29

3. 4 Editing dan Koreksi Data GPS (Teknik Perataan/Averaging).

Data koordinat dari GPS untuk sebuah posisi di permukaan bumi jika diambil secara kontinu berdasarkan selang waktu

tertentu tidak pernah menunjukkan posisi yang benar - benar sama ketika data diplot. Hal ini disebabkan antara lain peru-

bahan konfigurasi satelit, efek bias atmosfer, efek multipath dan pengaruh lain terhadap sinyal sehingga hasil kalkulasi

koordinat tidak sama. Jika kita menggunakan GPS receiver grade geodetic pergeseran koordinat dari waktu ke waktu bi-

asanya relatif kecil (di dalam radius sentimeter sampai millimeter), hal ini dikarenakan sumber - sumber penyebab kesala-

han sudah dieliminir di GPS geodetic. Selain itu di GPS Geodetik biasanya sudah mendukung proses koreksi data baik

secara real time (misalnya RTK) maupun Post Processing (misalnya DGPS). Adapun untuk GPS receiver tipe navigasi,

pergeseran posisinya dari range 3 meter sampai puluhan meter. GPS navigasi juga tidak mendukung penerimaan data

mentah (RAW) dari satelit, sehingga tidak bisa dilakukan koreksi realtime maupun differensial sebagaimana di GPS Geo-

detik. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil koordinat yang lebih baik/akurat dari GPS navigasi, idealnya kita tidak han-

ya mengambil satu koordinat saja ketika survei, tapi dilakukan berulang kali (sampling) dan hasilnya nanti dilakukan

perataan untuk memperoleh koordinat yang paling mendekati koordinat sebenarnya dari sebuah posisi di permukaan

bumi.

Untuk proses perataan koordinat, kita bisa menggunakan berbagai perangkat lunak baik geografis maupun non geografis.

Perangkat lunak non geografis yang bisa digunakan antara lain software spreadsheet seperti Microsoft Excel. Dalam prak-

tek ini kita akan mencoba melakukan perataan koordinat menggunakan Microsoft Excel.

Tahapannya sebagai berikut :

1. Untuk melakukan perataan koordinat, ketika survei dilakukan, ketika berada di posisi yang akan diambil koordinatnya,

aktifkan mode tracking di dalam GPS receiver, dengan konfigurasi pengambilan data berdasarkan waktu. Atur interval

logging data misalnya per detik, per dua detik atau per lima detik sesuai kebutuhan, kemudian lakukan logging dalam

selang waktu ertentu, misalnya 5 menit atau 10 menit. Untuk konfigurasi logging dengan interval 1 detik selama

5 menit, kita akan memperoleh data koordinat sebanyak 300 pasang koordinat untuk satu lokasi survei. Setelah

selesai, matikan mode tracking, save track, kemudian lanjutkan di lokasi survei berikutnya dengan cara yang sama.

2. Setelah survei selesai, ambil setiap track yang merepresentasikan satu lokasi survei ke dalam computer melalui kon-

eksi USB atau koneksi lain yang didukung oleh GPS Receiver. File yang diambil adalah file track dengan ekstensi

GPX.

Page 31: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

30

3. Kita akan menggunakan software Quantum GIS yang mempunyai fitur membuka file Tracklog GPS dalam format

Point (kebanyakan software hanya bisa membuka file tracklog GPS dalam format line/garis). Buka Quantum

GIS Dekstop, kemudian dari menu Layer klik Add Vector Layer > File, pilih format GPX sebagai filetype. Mun-

cul pilihan jenis data yang akan di-import, pilih Track Points, kemudian klik OK.

Page 32: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

31

5. Data hasil tracking akan ditampilkan sebagai point layer.

6. Simpan layer tracklog dengan cara, dari nama layer > klik kanan > Save as, muncul pilihan save vector, pilih for-

mat ESRI Shapefile, tentukan lokasi penyimpanan dan nama file, kemudian klik OK.

7. Tampilkan data tracklog dalam format SHP ke dalam QGIS dari Menu Layer > Add Vector Layer > File, pilih Shape-

file sebagai filetype, kemudian pilih layer tracklog.shp.

Page 33: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

32

8. Buka tabel atribut dengan cara klik kanan nama layer > Open Attribute Table.

9. Kita akan menambahkan nilai Koordinat X dan Y ke dalam tabel atribut agar nanti bisa kita hitung nilai perataanya.

Klik tombol Toggle Editing (Lingkaran merah), kemudian klik Field Calculator (Lingkaran biru).

Page 34: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

33

10. Setelah jendela field calculator muncul, centang pilihan create new field, kemudian masukkan KoordinatX sebagai

nama field dan field type ke Decimal Number, dan Precision atur ke 10. Di kolom function list, expand kelompok

fungsi Geometry, kemudian klik dua kali piliha $X, kemudian klik OK.

11. Koordinat X (longitude) akan ditambahkan di tabel atribut.

12. Ulangi langkah yang sama, tapi untuk Koordinat Y. Jangan lupa pilih $Y di kolom geometry. Setelah selesai, klik

Tombol Toggle Editing lagi untuk menyimpan hasil editing.

Page 35: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

34

13. Untuk langkah selanjutnya kita akan menggunakan Microsoft Excel untuk melakukan perataan koordinat. Agar bisa

dibaca di Microsoft Excel, data tabel atribut yang dihasilkan perlu dieksport ke format yang bisa dibaca oleh Mi-

crosoft Excel, kita akan menggunakan format CSV (Comma Separated Values). Untuk melakukan eksport file, dari

nama layer > klik kanan > Save As. Muncul pilihan save vector, pilih format Comma Separated Values. Un-

tuk menghindari kesalahan pembatas kolom, di kolom Separator ganti dari COMMA menjadi TAB. Kemudi-

an klik OK untuk menyimpan.

14. Buka tabel hasil export di Microsoft excel, kemudian hapus semua kolom yang tidak diperlukan. Untuk contoh

semua kolom saya hapus kecuali kolom koordinat X (longitude) dan Y (Latitude). Dalam kenyataannya sebenarn-

ya terdapat kolom-kolom berisi informasi penting yang mungkin diperlukan, misalnya tanggal perekaman data dan

elevasi titik survei.

Page 36: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

35

15. Untuk menghitung nilai rata - rata koordinat kita akan menggunakan fungsi AVERAGE dari Microsoft Excel. Ben-

tuk statement-nya dan hasilnya seperti contoh di bawah. Selain koordinat X lakukan juga untuk koordinat Y.

16. Setelah selesai, hapus semua field dan record, kecuali field Average X dan Average Y, save as tabel sebagai file

Comma Separated Value (CSV) dengan cara, klik kanan nama layer > Save As, muncul jendela save as,

pilih format CSV, tentukan lokasi penyimpanan kemudian kilk OK.

17. Hasil perataan untuk Koordinat X dan Y merupakan koordinat pendekatan yang lebih akurat daripada pengambi-

lan koordinat secara langsung. Setelah mendapat pasangan koordinat rata-rata, simpan sebagai file CSV kem-

bali.

Page 37: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

36

18. Hasil perataan dapat ditampilkan ke dalam Quantum GIS dengan cara sebagai berikut. Klik tombol Add delimited

text Layer, kemudian muncul jendela pengaturan delimited layer, .browse ke file CSV hasil editing di Ex-

cel. Untuk file format pilih CSV, kemudian geometry definition ke Point Features, X field ke Kolom Average X,

dan Y field ke kolom Average Y. Klik OK. Jika ada pilihan penentuan system koordinat, klik OK

19. Koordinat hasil perataan ditampilkan di peta.

Page 38: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

37

3.5 Evaluasi Koreksi GPS

Demikian telah dibahas dua metode sederhana untuk mengkoreksi data hasil survei GPS menggunakan GPS receiver tipe

navigasi. Dua metode diatas memang bukan metode terbaik untuk memperoleh data koordinat yang akurat dan presisi,

mengingat penggunaan GPS navigasi sendiri mempunyai banyak keterbatasan sebagaimana dijelaskan di awal. Satu hal

yang harus dipahami adalah, kita akan sulit memperoleh data koordinat dengan akurasi 3 meter atau lebih kecil

menggunakan GPS navigasi. Dua metode yang telah dijelaskan pun tidak lepas dari berbagai kelemahan yang menyebab-

kan penggunaannya menjadi terbatas.

Untuk metode koreksi manual menggunakan peta dasar/citra ortho yang telah diketahui kualitas geometriknya, kualitas

data hasil koreksi akan bergantung pada kualitas peta/citra referensi. Jika citra ortho yang kita gunakan mempunyai resolu-

si spasial 5 meter, maka koreksi yang kita lakukan terhadap data GPS mungkin tidak akan lebih baik dari 15 meter.

Demikian pula jika resolusi spasial citra 0,5 meter (50 cm), maka koreksi yang kita lakukan terhadap data GPS bisa men-

capai akurasi 2-3 meter. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan resolusi citra akan sangat menentukan kejelasan ke-

nampakan lokasi survei di permukaan bumi, sehingga dapat dikatakan, makin tinggi resolusi citranya, makin mudah kita

mengamati dan mengidentifikasi pergeseran posisi antara lokasi survei yang sebenarnya dengan lokasi yang ditunjukkan

oleh pembacaan GPS.

Adapun untuk teknik perataan (averaging), metode ini hanya bisa dipakai untuk meningkatkan akurasi jika sebaran data

titik hasil logging mempunyai distribusi penyebaran yang normal. Dilihat dari konsep statistik, distribusi normal/Standar

deviasi kecil, memungkinkan nilai rata-rata (mean/average) dapat digunakan untuk merepresentasikan populasi atau sam-

pel. Sedangkan jika distribusinya tidak normal, maka teknik ini tidak dapat digunakan, dan kemungkinan besar tidak akan

memberikan koordinat rata-rata yang cukup akurat dan presisi. Dalam prakteknya kita dapat melakukan seleksi data jika

data sampel tidak menunjukkan distribusi yang normal, data - data yang memiliki kecenderungan penyebaran yang me-

nyimpang jauh (outliers) dapat dihapus dan tidak digunakan dalam proses averaging. Di bawah ini adalah contoh sebaran

data titik koordinat yang terdistribusi normal dan tidak normal.

Distribusi Normal

Distribusi Tidak Normal

Page 39: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

38

3.6 Input Data Atribut

Input data atribut dapat dilakukan langsung ketika data grafis selesai didigit, tapi bisa juga dilakukan setelah input data

grafis selesai. Terdapat tiga macam cara untuk melakukan entri data atribut, yaitu menggunakan tool identify features,

tabel atribut, dan Field calculator.

3.6.1 Input Data Atribut menggunakan Identify Features.

1.Buka data penggunaan lahan.shp hasil digitasi di langkah sebelumnya. Kemudian klik toggle editing untuk

mengaktifkan mode editing.

2.Lakukan identify features menggunakan tombol Identify , hasil identify akan ditampilkan di layar. Klik dua kali menu

Actions, akan muncul menu Edit Feature From. Klik, kemudian jika nilainya masih NULL, isi dengan jenis

penggunaan lahan yang sesuai.

3. Klik tombol save atau toggle editing untuk menyimpan hasil editing.

3.6.2 Input Data Atribut menggunakan Tabel Atribut.

1. Dalam mode editing, Editing atribut menggunakan tabel atribut dilakukan dengan cara, klik kanan nama layer

kemudian pilih open attribute table. Kemudian klik dua kali field yang akan diedit.

Page 40: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

39

3.6.3 Input Data Atribut menggunakan Field Calculator

Field calculator digunakan untuk mengisi data sekaligus dalam jumlah banyak. Dalam

menggunakan field calculator, field yang akan diisi harus di select dahulu menggunakan menu ad- vanced

search atau selection tool.

1. Lakukan selection kenampakan yang akan diedit menggunakan selection tool, kemudian buka tabel atribut dari layer

yang diedit. Setelah tabel atribut muncul klik field calculator.

2. Menu field calculator akan muncul, centang pilihan only update selected features, update existing field (pilih

field jenis) , kemudian di menu expression masukkan isi cell yang akan diisi dengan didahului dan diakhiri tanda

kutip. Field yang ter-select akan otomatis terisi.

Page 41: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

40

Berikut ini keterangan dari tool—tool yang ada di tabel data atribut.

3.7 Pengelolaan dan Penyimpanan Data GPS dalam GIS

Data spasial dan data hasil pengukuran GPS yang telah melalui proses editing dan kontrol kualitas idealnya dikelola dan

disimpan dalam format tertentu yang cukup kompak, integratif dan tidak terpencar. Keuntungan dari penyimpanan data

yang kompak adalah data tersusun secara rapi dan kronologis, sehingga apabila nanti akan digunakan untuk berbagai

kepentingan analisis, aplikasi, atau dipublikasikan ke pihak lain tidak membingungkan dan dapat digunakan sesuai

dengan tujuannya. Oleh karena itu, data GPS/GIS yang sudah terkoreksi idealnya disimpan dalam sebuah basisdata spa-

sial atau geodatabase. Geodatabase dapat disimpan dalam arsitektur Client-Server database atau lebih dikenal dengan

istilah Database Management System (DBMS) dan File based database (desktop database). Contoh DBMS antara lain

PostgreSQL, Microsoft SQL Server, MySQL, dan Oracle. Sedangkan untuk desktop database contohnya antara lain File/

Personal Geodatabase ESRI dan SpatialLite database.

Kita akan mencoba menyimpan dan mengelola data spasial dalam geodatabase di QGIS menggunakan SpatialLite.

1. Buka QGIS Desktop

2. Dari Jendela Layer klik Create Layer kemudian New Spatial Lite Layer.

Memindahkan

record terpilih

ke atas

Membalik pili-

han, dari yang

terpilih menjadi

tidak terpilih, dan

sebaliknya

Save edit

Mengeluarkan

field calculator

Membuat kolom

baru

Menghapus kenam-

pakan terpilih

Mengkopi record

terpilih ke clipboard

Mengeluarkan

Query Builder

Toggle Editing

Menggeser peta ke

kenampakan terpilih

Zooming peta ke ke-

nampakan terpilih

Menghapus kolom

Page 42: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

41

3. Muncul jendela pengaturan spatial lite layer, Klik Tombol kanan dari pilihan database, untuk membuat database baru.

Tentukan lokasi penyimpanan database dan namanya. Kemudian klik CANCEL.

4. Database sudah terbentuk di lokasi penyimpanan, selanjutnya kita akan menyimpan data GPS hasil survei yang telah

diedit dan dikonversi menjadi format shapefile ke dalam database. Untuk itu tampilkan layer waypoint dan track yang telah

diedit ke dalam QGIS.

5. Selanjutnya, dari menu Database klik DB Manager. Kemudian muncul jendela DB Manager. Expand pilihan Spatiallite/

Geopackage, kemudian database yang telah dibuat di langkah sebelumnya akan tampil. Klik kanan dari nama database

kemudian klik RECONNECT. Database akan terkoneksi.

Page 43: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

42

6. Selanjutnya, klik Import File dari Jendela DB Manager, Masukkan Waypoint hasil pengukuran GPS sebagai input, lalu

klik tombol Update Options. Centang juga kolom Primary Key, Replace Destination Table, dan Create Spatial Index. Klik

OK, data akan di-import kedalam database.

7. Ulangi langkah 6 untuk data hasil tracking.

8. Untuk menampilkan data spasial yang tersimpan di dalam SpatialLite, dari menu layer klik Add Layer, kemudian Add

SpatialLite Layer. Muncul jendela pilihan, Klik tombol CONNECT, kemudian pilih layer yang akan ditampilkan, dan klik

tombol ADD. Data akan ditampilkan di QGIS.

9. Kelebihan penyimpanan data dalam sebuah database adalah file tidak banyak, kompak dan mudah untuk dipindahkan/

disebarluaskan, daripada format lain seperti shapefile yang dalam satu layer terdapat banyak file.

Page 44: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

43

4.1. Simbolisasi Peta

Salah satu fungsi dan kemampuan SIG adalah kemampuan melakukan pemetaan dan pembuatan peta. Salah satu aspek

dalam pembuatan peta adalah desain peta dan simbolisasi data. Quantum GIS mempunyai tool dan fasilitas untuk

memvisualisasikan data spasial dalam berbagai cara, sesuai dengan informasi yang ingin ditampilkan. Simbolisasi peta

sendiri dapat didefinisikan sebagai penerapan sebuah symbol tertentu (bisa berupa warna, pola, bentuk, ukuran, sudut,

transparansi) terhadap sebuah kenampakan spasial, sehingga bisa diidentifikasi dalam sebuah peta.

4.1.1 Simbolisasi Titik

1. Buka layer titik waypoint hasil survei GPS.

2. Klik dua kali nama layer di TOC untuk memunculkan layer properties.

3. Setelah Layer Properties muncul, ganti pilihan single symbol menjadi categorized. Di menu Column pilih field nama

sebagai field yang digunakan sebagai dasar simbolisasi. Kemudian ganti Color Ramp sesuai selera anda, dan klik

Classify. Data akan dikelaskan sesuai dengan jumlah kategori.

4. Klik salah satu kategori yang ada, misalnya Eating/Drinking, kemudian klik tombol symbol, akan muncu menu symbol

selector untuk mengganti jenis symbol, Klik tombol Change, akan muncul menu Symbol Properties. Ada 4 pili-

han jenis symbol beserta propertiesnya masing—masing. Silahkan mencoba berbagai pilihan symbol. Parameter

size untuk menentukan ukuran, parameter angle untuk menentukan sudut, parameter height untuk menentukan tinggi,

parameter width untuk menentukan lebar, dan parameter lainnya.

BAB IV

SIMBOLISASI DAN LAYOUT PETA

Page 45: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

44

5. Setelah selesai mengatur symbol, klik OK, kemudian klik OK juga di menu symbol selector. Ganti juga symbol untuk

kategori—kategori yang lain. Setelah selesai, klik OK. Contoh hasil adalah seperti gambar di bawah ini.

Page 46: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

45

4.1.2 Simbolisasi Garis

Simbolisasi garis pada dasarnya sama saja tekniknya dengan simbolisasi titik.

1. Buka layer hasil tracking

2. Klik dua kali nama layer untuk memunculkan layer properties. Gunakan Field Unsur Untuk Mengklasifikasi

3. Contoh klasifikasi seperti gambar di bawah ini.

4.1.3 Simbolisasi Area

1. Buka layer fungsi_hutan.shp

2. Klik dua kali nama layer untuk memunculkan layer properties. Gunakan Field Nama Untuk Mengklasifikasi

3. Klasifikasikan agar sedikit banyak mirip dengan gambar di bawah.

Page 47: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

46

4.1.4 Menampilkan Label/Anotasi

1. Buka data Waypoint hasil survei GPS.shp

2. Dari Menu layer klik Labeling.

3. Menu Label akan muncul, centang pada pilihan Label this Layer, kemudian pada pilihan Field with Labels, pilih KABU-

PATEN. Pilih jenis font dan warna yang dikehendaki, kemudian tentukan juga apakah label akan diberi warna back-

ground apa tidak dengan mencentang pilihan buffer. Jika dicentang tentukan juga ukuran dan warna buffer. Klik OK jika

sudah selesai.

Page 48: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

47

4.2 Membuat Layout

Peta yang baik selain menampilkan informasi petanya sendiri, juga harus memunculkan informasi pendukung agar peta

dapat dibaca dan dimanfaatkan dengan baik. Informasi pendukung tersebut antara lain, Judul, legenda, skala, Grid

koordinat, informasi sumber data, tanggal pembuatan peta, informasi nama pembuat. Untuk keperluan tersebut maka

pengetahuan layout peta merupakan sebuah hal yang cukup penting.

1. Buka layer toponimi, jalan , sungai, dan administrasi kabupaten sultra.shp.

2. Atur simbolisasinya agar sedikit banyak mirip dengan gambar di bawah.

Page 49: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

48

3. Buka Print Composer melalui menu File > New Print Composer.

4. Modul Print Composer akan ditampilkan. Atur ukuran kertas di panel sebelah kanan menjadi ukuran A3 dengan

orientasi landscape. Untuk Eksport setting pilih 300 Dpi. Dan Snap Tolerance 2 Px. Centang juga pilihan Snap to

Grid dari Menu View > Snap to Grid

Page 50: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

49

5. Untuk langkah layouting yang pertama, kita akan menambahkan garis tepi (neatline) sebagai batas peta. Dari menu

layout klik Add Shape kemudian Add Rectangle. Untuk mengatur Ketebalan garis dan warna, di panel kanan pindah ke

Item Properties, kemudian atur style-nya di Main Properties.

Page 51: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

50

6. Selanjutnya masukkan peta menggunakan tombol Add Map (lingkaran merah). Kemudian atur penempatan po-

sisinya menggunakan tombol Move Item (lingkaran biru) dan Move Content (lingkaran kuning).

7. Di panel sebelah kanan bawah, klik Grid. Submenu Grid akan diexpand, klik tombol Add Grid (lingkaran merah) dan

centang draw grid, atur parameter interval koordinat x dan y seperti gambar di bawah kanan. Lanjutkan ke bawah,

terdapat pilihan draw coordinates, centang. Kemudian atur bagaimana anotasi grid akan ditampilkan, contoh

pengaturan misalnya seperti gambar di bawah kanan. Hasil akan Nampak seperti gambar di bawah.

Page 52: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

51

8. Langkah berikutnya adalah memasukkan judul peta. Klik Add Label, kemudian drag and drop di tempat yang kosong

di lembar peta. Untuk mengedit konten label dilakukan di panel label sebelah kanan. Tombol Font dan Font Color Ber-

fungsi untuk mengatur warna, jenis, format, dan ukuran font. Atur Horizontal Alignment di Center dan Vertical Align-

ment di Middle.

Page 53: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

52

9. Tahap berikutnya adalah memasukkan North Arrow atau tanda arah utara. Dari menu Layout pilih Add North Ar-

row, kemudian Drag di ruang kosong untuk membuat North Arrwo. Untuk memperbesar dan memperkecil ukuran

gambar bisa dilakukan menggunakan width and height di sebelah kanan, atau di klik drag di sudut gambar. Tam-

bahkan huruf “U” di atas north arrow menggunakan add label . Hasil Nampak seperti gambar di bawah.

Page 54: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

53

11. Tahap berikutnya adalah memasukkan legenda. Klik Add Legend, kemudian drag and drop di tempat yang kosong.

Gunakan panel di sebelah kanan untuk mengatur parameter legenda. Tab General untuk mengatur Judul, font, dan

spasi legenda, tab Legend Items untuk mengatur layer—layer yang akan dimunculkan di legenda, tab General Proper-

ties untuk mengatur frame legenda. Atur seperti gambar di bawah. Hasil akhir seperti gambar di bawah.

Page 55: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

54

12. Langkah berikutnya adalah memasukkan Skala Grafis. Klik Add Scale, kemudian klik ruang kosong di peta, scale

bar akan ditampilkan. Klik Scale Bar Properties di sebelah kanan untuk mengatur property dari scale bar. Untuk

mengubah satuan ke kilometer, isikan 1000 di label unit multiplier.

4.3 Eksport Peta

1. Langkah terakhir adalah mencetak peta atau mengeksport peta ke dalam format gambar (jpeg, tiff, png, bmp),

SVG atau PDF, yang nantinya agar peta dapat ditampilkan di media lain sesuai kebutuhan. Untuk mengeksport

dari menu File di Modul Print Composer, klik Eksport kemudian pilih format yang akan digunakan.

Page 56: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

55

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, struktur data dalam SIG terdiri dari struktur data raster dan vector. Struktur data

ini akan mempengaruhi bagaimana analisis dalam SIG dilakukan. Analisis data vector berbeda dengan raster, demikian

pula sebaliknya. Namun demikian, kedua jenis analisis dapat digunakan secara bersama dalam memecahkan masalah

keruangan Data vector banyak dipakai untuk memetakan fenomena permukaan bumi yang bersifat diskrit (batasnya ter-

lihat jelas di lapangan). Contohnya antara lain jalan, sungai, penggunaan lahan, batas wilayah.

Adapun yang termasuk dalam kelompok alat analisis data vector antara lain adalah

1. Buffer

2. Clip

3. Overlay (Intersect & Union)

4. Dissolve

5. Query

6. Network Analysis

5.1 Buffer

5.1.1 Tinjauan Teoritis Buffer

Buffering adalah proses pembuatan zona dengan luasan tertentu disekeliling data masukan, sesuai dengan penentuan

jarak oleh operator. Buffering biasanya digunakan untuk menentukan area yang terpengaruh oleh adanya kenampakan

tertentu. Ilustrasi buffer ditunjukkan pada gambar di bawah.

Gambar 2.1 Vector Buffering

BAB V

ANALISA DATA SPASIAL

Page 57: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

56

5.1.2 Studi Kasus Buffer

Dalam sebuah kegiatan perencanaan pembangunan Jalan Tol antara Kota Yogyakarta dan Kota Solo diberikan tiga

alternatif rute yang harus dipilih salah satu yang terbaik, yaitu luas tanah yang harus dibebaskan paling sedikit. Kriteria

yang digunakan adalah lahan yang harus dibebaskan adalah selebar 60 meter dari sisi kiri dan kanan trase. Kita akan

menggunakan analisa buffer untuk mengetahui luas lahan yang harus dibebaskan di setiap trase, kemudian menentukan

mana yang paling kecil luas lahan yang harus dibebaskan.

1. Buka Quantum GIS, kemudian Add Layer Trase Jalan Tol Trase A di Folder Analisis/PerencanaanTOl.. Buka juga

peta google map menggunakan tool Add Raster Layer untuk menunjukkan gambaran lokasi.

2. Dari Menu Vector, klik Menu Geoprocessing Tools kemudian pilih Buffer. Kemudian pilih layer Trase_A sebagai input,

pilih buffer distance dan isikan 60, kemudian Segment to approximate diisi 1, kemudian simpan di folder

perencanaan Tol. Klik Ok

3. Tampilan hasil buffer di Peta adalah sebagaimana nampak pada gambar di bawah.

Page 58: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

57

4. Selanjutnya kita akan menghitung luas area hasil buffer (luas area tanah yang harus dibebaskan). Buka Tabel Atribut

dari Layer Polygon Hasil Buffer, kemudian Klik Field Calculator. Setelah jendela field calculator muncul, centang pilihan

Create a New Field, kemudian isikan “Luas” sebagai Output field name, untuk field type isikan decimal number,

kemudian expand pilihan operator, pilih kolom geometry, kemudian klik dua kali operator “$area”. Luas area akan diisi-

kan secara otomatis, dalam satuan meter persegi.

5. Lanjutkan langkah yang sama untuk Trase_B dan Trase_C.

6. Lakukan perbandingan trase manakah yang membutuhkan pembebasan lahan paling banyak dan paling sedikit.

Nama Trase Luas pembebasan lahan yang diperlukan (m2)

Trase A

Trase B

Trase C

Page 59: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

58

5.2 Clip

5.2.1 Tinjauan Teoritis Clip

Clipping adalah pemotongan bagian tertentu dari suatu layer peta dengan menggunakan peta lain sebagai bidang pemo-

tong. Clipping biasanya digunakan untuk memecah data peta besar menjadi bagian—bagian lebih kecil atau mengekstrak

daerah tertentu dari suatu data peta untuk tujuan tertentu. Ilustrasi clipping ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar . Vector Clipping

5.2.2 Studi Kasus Clip

Melanjutkan studi kasus Perencanaan Jalan Tol, Kita mempunyai sebuah Peta Zona Nilai Tanah tahun 2011. Peta zona

nilai tanah ini bersalah dari beberapa kabupaten di seluruh Indonesia, kita hanya akan menggunakan Zona Nilai Tanah

untuk Kabupaten Boyolali, oleh karena itu kita akan melakukan proses Clipping untuk memperoleh Peta Zona Nilai Tanah

Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.

1. Buka Peta Zona Nilai Tanah di Folder Analisis\PerencanaanTol\ZNT. Buka juga peta batas administrasi kabupaten

Boyolali dan Sukoharjo dari folder yang sama.

2. Dari Menu Vector, klik Menu Geoprocessing Tools kemudian pilih Clip. Kemudian pilih layer Peta Zona Nilai Tanah

sebagai input, pilih Batas Kabupaten Boyolali sebagai Clip Layer, kemudian simpan di folder perencanaan Tol. Klik

Ok.

3. Ulangi langkah 2 Untuk Batas Kabupaten Sukoharjo.

Page 60: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

59

4. Berikut ini di bawah adalah hasil contoh Clipping Peta ZNT Kabupaten Boyolali dan Sukoharjo.

Page 61: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

60

5.3 Overlay (Intersect dan Union)

5.3.1 Tinjauan Teoritis Overlay.

Overlay adalah proses pentumpangsusunan dua layer peta atau lebih yang menghasilkan data baru yang mengintegrasi-

kan informasi dari kedua layer penyusunnya. Overlay digunakan untuk misalnya apabila kita ingin mengetahui misalnya

dimana saja permukiman yang menempati lahan dengan kemiringan lereng relatif datar. Untuk menjawab pertanyaan

diatas kita perlu mengoverlaykan antara peta penggunaan lahan dan peta kemiringan lereng, kemudian hasilnya di-query.

Ilustrasi overlay ditunjukkan seperti pada gambar di bawah.

Gambar . Vector Overlay

Terdapat beberapa macam kategori overlay, namun dua yang paling penting adalah intersect dan union. Intersect adalah

penggabungan dua layer dengan hanya menyisakan bagian yang overlap dari kedua layer tersebut sebagai keluarannya.

Sedangkan Union adalah penggabungan dua layer dengan tetap menyisakan seluruh bagian dari kedua layer masukan.

Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan intersect dan union dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar . Intersect (kiri) dan Union (kanan)

Page 62: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

61

Kita akan melanjutkan analisa penentuan trase jalan tol. Jika dilihat dari luas lahan yang harus dibebaskan, terdapat salah

satu trase yang paling potensial karena lahan yang harus dibebaskan relatif sedikit. Kita akan melanjutkan proses analisa

dengan melibatkan satu kriteria lagi, yaitu Harga Tanah. Untuk itu kita akan melakukan Overlay antara Peta lahan yang

harus dibebaskan (hasil analisa buffer) dan Peta Zona Nilai Tanah.

1. Buka Peta Buffer Luas Lahan dari langkah sebelumnya dan Peta ZNT Kabupaten Boyolali dan Sukoharjo hasil anali-

sa Clip.

2. Dari Menu Vector, klik Menu Geoprocessing Tools kemudian pilih Intersect. Kemudian pilih layer Peta ZNT Kabupat-

en Boyolali sebagai input, pilih Hasil Trase A Buffer untuk Clip Layer, kemudian simpan di folder

perencanaan Tol. Klik Ok

3. Hasil operasi intersect adalah Peta Luas lahan yang harus dibebaskan disertai informasi nilai tanahnya.

4. Ulangi langkah 2 untuk Trase B dan Trase C menggunakan peta ZNT Kabupaten Sukoharjo.

Page 63: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

62

4. Sebelum ke langkah analisa berikutnya, data spasial hasil intersect terkadang masih bersifat “MULTIPART”, artinya

ada dua atau lebih polygon tapi hanya mempunyai satu baris atribut di tabel . Hal ini nanti akan berpengaruh pada

analisa luas, oleh karena itu perlu dilakukan “EXPLODING” dengan cara Menu Vector > Geometry > Multiparts to

Single Parts.

5. Selanjutnya, kita akan memperkirakan biaya pembebasan lahan yang harus dianggarkan untuk setiap trase dari luas

lahan yang harus dibebaskan dan zona nilai tanah per meter persegi. Buka atribut peta hasil operasi intersect. Lakukan

operasi penghitungan luas seperti pada analisa buffer.

6. Kemudian, buka kembali Field Calculator, kalikan antara kolom luas lahan yang diperoleh dengan kolom nilai tanah.

Rumus perkaliannya adalah seperti gambar di bawah ini. “NILAI” dan “Luas_fix” adalah nama kolom nilai tanah dan luas

lahan yang diperoleh dari Grup Field and Values (Lingkaran merah) dan Operator Perkalian dari Grup Operator (lingkaran

biru). Jangan lupa pilih Create New Field dan berikan nama kolom, serta jenis field Decimal Number.

Page 64: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

63

7. Berikut ini contoh hasil peta perkiraan biaya pembebasan lahan untuk trase A yang melewati Kabupaten Boyolali

8. Ulangi langkah penghitungan biaya untuk Trase B dan Trase C menggunakan peta ZNT Kabupaten Sukoharjo.

9. Untuk menghitung total jumlah biaya yang harus dikeluarkan, gunakan Tombol Summarize (lingkaran merah).

Nama Trase Biaya pembebasan lahan

Trase A

Trase B

Trase C

Page 65: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

64

5.4 Network Analysis

5.4.1 Tinjauan Teoritis Network Analysis.

Network analysis atau dalam Bahasa Indonesia analisa jaringan adalah salah satu teknik analisa yang dapat dilakukan

GIS untuk jenis data vektor, lebih spesifiknya untuk data vektor jaringan, seperti jaringan jalan, jaringan sungai, jaringan

utilitas, drainase dan lain-lain. Beberapa keluaran yang dapat dihasilkan dari Network Analysis antara lain,

1. Jarak terdekat dari Titik A ke Titik B (Shortest path).

2. Luas dan sebaran optimal yang dapat dilayani sebuah fasilitas (Service area).

3. Fasilitas terdekat yang dapat dijangkau jika terjadi insiden (closest facility).

4. Rute terbaik untuk berpergian dari satu tempat ke tempat lain dengan mempertimbangkan waktu tempuh, jarak

tempuh, adanya rintangan (barrier) dan penghambat lain (Routing)

5.4.2 Studi Kasus

Untuk studi kasus network analysis, kita akan mencoba menerapkan analisa shortest path (jarak terpendek) untuk

menentukan lokasi paling optimal calon lokasi pembangunan TPS (Tempat penampungan sementara) agar truk

pengangkut sampah dapat mencapai TPA seefektif dan seefisien mungkin. Untuk studi kasus kita akan menggunakan

Kota Bogor yang akan membangun TPA di Kelurahan Kayu Manis, Tanah Sareal.

1. Aktifkan Tool Shortest Path dengan cara klik kanan toolbar, kemudian centang pilihan Shortest Path.

2. Kemudian tampilkan Peta Jalan Kota Bogor, Peta Lokasi TPS dan Peta calon lokasi TPA Kayu Manis dari folder Ana-

lisis\LokasiTPA.

3. Tampilkan juga peta Open Street Map format raster menggunakan Add Raster data sebagai background.

Page 66: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

65

2. Sebelum memulai proses analisa, kita perlu mengatur unit dan satuan jarak dan waktu dalam menentukan rute. Untuk

mengatur satuan jarak dan waktu dapat dilakukan dari Menu Vector > Road Graph > Settings.

3. Untuk mengatur Unit waktu gunakan Time Unit, pilihannya bias menggunakan detik atau jam, kita akan

menggunakan jam. Kemudian distance unit gunakan kilometer. Untuk transportation layer, pilih peta jalan kota bogor,

kemudian untuk direction field pilih oneway dan isikan value two way direction dengan angka 1. Di Peta jalan Kota

Bogor ini, informasi mana jalan yang searah dan dua arah ada di field oneway dan dikodekan dengan angka 0 untuk

searah dan angka 1 untuk dua arah. Untuk topology tolerance biarkan saja kosong. Kemudian pindah ke Tab Default

Settings. Disini diatur untuk direction Two Way Direction, kemudian Speed = 1.

Page 67: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

66

4. Untuk memulai proses analisa, Aktifkan tool Shortest Path dari Menu Tool.

5. Untuk memulai proses analisa, Klik Lokasi TPST A menggunakan tombol Start sampai ada nilai koordinat yang masuk.

Kemudian dilanjutkan dengan klik tombol Stop di lokasi TPA Kayumanis. Setelah muncul baris koordinat kemudian klik

Calculate untuk mendapatkan rute terbaik. Untuk kriteria anda dapat menggunakan Length atau Time.

6. Untuk mengeksport hasil kalkulasi ke dalam file shapefile baru, klik tombol Export. Kemudian ulangi langkah nomor 5

Untuk TPST B dan TPST C. Ulangi juga langkah kerja untuk ketiga TPST menggunakan Kriteria waktu sebagai acuan.

Catat jarak tempuh dan waktu yang diperlukan untuk setiap rute untuk menentukan mana calon lokasi terbaik dari ketiga

calon lokasi TPST.

Page 68: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

67

Calon Lokasi TPST Waktu (s) Jarak (m)

TPST A

TPST B

TPST C

Page 69: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

68

5.5 Analisa Raster

Di dalam SIG, data raster dan analisis data raster banyak digunakan untuk pemetaan obyek yang bersifat kontinu

(batasnya tidak terlihat jelas di lapangan/ gradual) dan pemodelan spasial, baik statis maupun dinamis. Analisa data ras-

ter banyak menggunakan peta—peta hasil analisa digital citra satelit karena peta raster dan citra satelit mempunyai

struktur data yang sama, yaitu grid cell, sehingga kompatibel satu dengan lainnya. Hal ini berbeda dengan data vector,

dimana agar bisa dianalisis secara bersama, data raster hasil analisa digital citra satelit harus dikonversi dulu ke struktur

data vektor. Contoh jenis fenomena permukaan bumi yang biasa dipetakan menggunakan struktur data raster antara lain

topografi, lereng, curah hujan, kelembapan tanah, penggunaan lahan, kerapatan vegetasi, dan lain—lain. Adapun yang

termasuk dalam analisis data raster antara lain :

1. Analisis Kemiringan Lereng

2. Analisis Arah Lereng

3. Analisis Hillshade

4. Interpolasi Spasial

5. Pembuatan Kontur dari data DEM

5.5.1 Studi Kasus

Untuk studi kasus analisa raster, kita akan mencoba membuat peta estimasi genangan bendungan menggunakan data

titik ketinggian yang disurvei di seluruh area calon lokasi genangan bendungan. Bendungan yang akan menjadi lokasi

kajian adalah Calon Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.

1. Buka Data Titik Tinggi dari Folder Analisis\GenanganBendungan

Page 70: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

69

5.6 Interpolasi Spasial

5.6.1 Tinjauan Teoritis Interpolasi

Interpolasi adalah salah satu teknis analisis dalam SIG yang ditujukan untuk memprediksi nilai suatu fenomena dalam

suatu area yang tidak diketahui nilainya dengan mendasarkan pada prediksi berdasarkan nilai - nilai yang diketahui dari

area lain dalam wilayah yang bersangkutan. Jenis–jenis fenomena yang biasanya dipetakan dengan cara interpolasi an-

tara lain elevasi, kelembaban udara, suhu udara, konsentrasi senyawa tertentu dalam udara, sebaran batuan dan miner-

al, dan lain - lain. Contoh penerapan interpolasi dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar . Interpolasi

Studi Kasus

Untuk tahap pertama dari pembuatan peta genangan, kita akan membuat sebuah model medan digital atau Digital Eleva-

tion Model dari data Titik tinggi menggunakan teknik interpolasi spasial.

1. Setelah data titik tinggi dibuka, dari Menu Raster, klik Interpolation. Setelah jendela interpolation muncul, pilih titik tinggi

sebagai input, kemudian “nilai ketinggian” sebagai interpolation attribute, lalu klik tombol ADD. Interpolation method di set

ke IDW, dengan cellsize X dan cellsize Y sebesar 30 piksel. Jumlah kolom dan extent akan menyesuaikan secara otoma-

tis, untuk file output, berikan ekstensi *.tif.

Page 71: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

70

2. Hasil interpolasi berupa data DEM dalam format raster ditunjukkan pada gambar di bawah.

.

5.7 Pembuatan Kontur dari DEM

5.7.1 Tinjauan Teoritis

Pembuatan kontur dari DEM sebenarnya salah satu bagian dari teknik interpolasi, dimana teknik interpolasi yang

digunakan adalah interpolasi linier. Dengan teknik ini, data kontur dapat diturunkan secara otomatis dari DEM, yang perlu

ditentukan secara manual hanyalah interval kontur yang ingin dihasilkan. Ekstraksi kontur juga merupakan salah satu

contoh operasi konversi raster ke vector, dimana dalam hal ini data raster berupa DEM dikonversi menjadi data vector

kontur. Contoh hasil ekstraksi kontur dari DEM dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar Ekstraksi Kontur

Studi Kasus

Kita akan melanjutkan analisa genangan tahap kedua dengan membuat garis kontur dengan interval tertentu dari DEM

yang dihasilkan dari titik tinggi.

Page 72: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

71

1. Buka DEM yang dihasilkan dari analisa interpolasi.

2. Klik Menu Raster, kemudian pilih Terrain Analysis, lalu pilih Extraction>Contour. Jendela parameter Contour akan

muncul. Masukkan DEM hasil interpolasi sebagai input, tentukan lokasi output, Interval kontur dalam contoh

dipilih 5 meter, tapi anda dipersilahkan menentukan interval kontur sendiri (makin kecil interval, makin banyak data

kontur yang dihasilkan, konsekuensinya ukuran file, proses ekstraksi dan proses loadingnya menjadi lama). Kemudi-

an tandai attribute name, hal ini agar nilai ketinggian disimpan di data atribut garis kontur hasil ekstraksi, berikan na-

ma elevasi. Tandai juga Load into canvas when finished.

3. Contoh hasil ekstraksi kontur seperti gambar di bawah

Page 73: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

72

5.8 Ekstraksi Daerah Genangan

Untuk tahap terakhir dari studi kasus ekstraksi genangan yang kita lakukan, kita akan mengekstrak luasan genangan dari

data kontur yang dihasilkan. Yang pertama harus dilakukan adalah kita harus mengidentifikasi ketinggian paling rendah

dari cekungan yang akan dibendung.

Berdasarkan hasil pengamatan data kontur dan DEM, ketinggian terendah untuk daerah kajian diketahui sebesar kurang

lebih 75 meter. Andaikan ketinggian bendungan yang akan dibangun adalah 16 meter, maka berarti ketinggian puncak

adalah 91 meter. Untuk itu kita perlu memilih garis kontur dengan ketinggian 91 meter yang melalui calon lokasi AS Ben-

dungan.

1. Perhatikan garis kontur di peta, tampilkan label dan identifikasi garis kontur dengan ketinggian 91 meter yang melalui

Outlet Sungai Bajulmati (calon AS bendungan)

2. Setelah ketemu, pilih garis tersebut menggunakan selection tool. Kemudian klik kanan nama layer > save as ke file

shapefile baru. Untuk memastikan hanya garis genangan yang tersimpan, centang pilihan Save Only Selected features.

Page 74: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

73

3. Selanjutnya tampilkan garis genangan ke dalam Canvas QGIS, dan remove garis kontur.

4. Aktifkan editing mode dengan menekan tombol Toggle Editing, kemudian tambahkan garis baru di posisi AS ben-

dungan berada. Contoh seperti gambar di bawah ini. Save Edit kemudian matikan mode editing dengan menekan tombol

Toggle Editing.

5. Langkah terakhir adalah mengkonversi garis genangan menjadi Polygon, dengan cara dari menu Vector > Geometry

> Lines to Polygons

Page 75: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

74

6. Hasil Ekstraksi estimasi genangan bendungan Nampak seperti gambar di bawah ini.

Page 76: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

75

BAB VI PUBLIKASI DATA GPS DALAM PETA ONLINE

Data hasil pengukuran GPS dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Untuk kepentingan survei dan pemetaan, data

GPS dapat digunakan sebagai sumber utama data titik, garis dan area/polygon melalui kemampuan pengambilan way-

points, route, dan tracks. Data kemudian dapat dimasukkan ke dalam peta, baik peta cetak maupun peta online/web map.

Bab ini akan membahas cara publikasi data GPS ke dalam peta online. Beberapa layanan peta online yang menyediakan

hosting data secara gratis diantaranya :

1. Google Mymaps (http://www.google.com/mymaps)

2. ArcGIS Online (http://www.arcgis.com/)

3. Geocommons (http://www.geocommons.com/)

4. GIS Cloud (http://www.giscloud.com/)

5. Mapbox (http://www.mapbox.com/)

Untuk praktek ini, kita akan mencoba mempublish data hasil pengukuran GPS ke dalam portal ArcGIS.com dan Google

MyMaps.

VI. 1 Google MyMaps.

Untuk dapat menggunakan layanan My Maps, minimal kita harus mempunyai akun google (gmail), gunakan akun google

anda untuk login ke dalam Portal My Maps. Jika belum, silahkan register terlebih dahulu.

Page 77: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

76

1. Setelah membuat akun google, buka http://www.google.com/mymaps di browser (disarankan menggunakan google

chrome atau Mozilla firefox versi terbaru). Halaman utama Google My Maps seperti di bawah ini.

2. Klik tombol Create a New Map, jendela akan berganti dengan tampilan new map.

3. Berikan judul peta dengan cara mengklik kolom yang ada tulisan “untitled map”, kemudian berikan judul dan

deskripsi, kemudian klik tombol save untuk menyimpan.

Page 78: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

77

4. Untuk tahap selanjutnya kita akan mengimport data GPS yang telah kita buat ke dalam peta, namun untuk portal

Google My Maps hanya mendukung import data spasial dalam format KML, untuk itu, data GPS kita yang dalam

format GPX harus kita konversi dahulu ke dalam format KML. Kita dapat menggunakan software yang digunakan di

sesi sebelumnya, yaitu Quantum GIS dan Global Mapper untuk mengkonversi data GPX ke dalam format KML.

Selain kedua software tersebut, kita juga dapat menggunakan Google Earth. Berikut ini dicontohkan tahapan konver-

si data menggunakan software Global Mapper. Buka data GPX dari GPS di software Global Mapper.

5. Data akan ditampilkan di dalam software Global Mapper, untuk mengeksport ke dalam format KML gunakan export

vector layer dari Menu File > Export > Export Vector/Lidar Format. Pilih format KML/KMZ, muncul pilihan KML/KMZ

Export Options, biarkan semua pilihan kecuali pilihan “Create Compressed KMZ file” jangan dicentang (lihat gambar

di bawah). Tentukan nama dan lokasi penyimpanan, kemudian klik OK, konversi akan dijalankan.

Page 79: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

78

6. Kita kembali ke tampilan Google My Maps, klik tombol import dari layer pertama, muncul jendela upload

data, pilih file KML hasil konversi dari Global Mapper. Data akan diupload.

7. Setelah upload selesai, data akan ditampilkan ke dalam peta.

8. Kita dapat mengubah nama layer, membuka tabel atribut, atau menghapus lauer dari pilihan layer options di sebelah

kanan nama layer. Misalnya kita ubah nama layer menjadi “titik survei”. Klik tombol save jika sudah selesai.

Page 80: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

79

9. Selanjutnya, kita dapat mengatur symbol tiap titik survei dengan cara mengklik tiap kenampakan, setelah diklik mun-

cul jendela pop-up yang menginformasikan atribut dari data yang dipilih. Di menu pop up tersebut terdapat tiga pilihan

di kanan bawah, yang paling kiri (symbol pensil) untuk meng-edit konten atribut, yang tengah (symbol arah) untuk

menunjukkan route dari tempat kita ke lokasi tersebut, dan yang kanan (symbol tempat sampah untuk menghapus

kenampakan yang bersangkutan. Klik tombol pensil untuk melakukan editing atribut.

10. Setelah tombol “pensil” di klik, nama feature dan description sudah bisa diedit, selain itu di kanan bawah juga ada

tombol dengan ikon “kamera” yang digunakan untuk menyisipkan foto. Contoh editing seperti gambar di bawah

ini. Klik tombol kamera untuk menyisipkan foto. Anda dapat menggunakan image search dari google atau

menggunakan foto anda sendiri. Untuk menggunakan foto sendiri, foto anda harus diupload ke layanan penyim-

panan foto online, kemudian URL nya di paste di kolom image URL (kotak merah).

Page 81: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

80

11. Foto akan dilampirkan di dalam Pop up window, di kanan bawah foto terdapat tombol Crosshair dan Tong sampah

(lingkaran merah). Tombol crosshair digunakan untuk menambah foto, sedangkan tombol tong sampah digunakan

untuk menghapus foto. Setelah selesai klik Tombol Save. Lakukan editing untuk titik survei yang lain.

12. Selanjutnya, kita dapat mengganti ikon dari kenampakan yang kita petakan, dari layer klik tombol symbolization di

sebelah kanan (lingkaran merah), muncul pilihan warna dan ikon yang bisa kita gunakan, terdapat juga tombol “more

icon” untuk menambahkan ikon lain yang lebih banyak. Kita juga bisa memasukkan ikon kita sendiri yang sudah

diupload ke dalam penyimpanan gambar online,

Page 82: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

81

13. Contoh Hasil Petanya adalah sebagai berikut

14. Untuk menampilkan label, Klik kolom “individual styles”, kemudian set labels ke :Name” atau atribut lain yang akan

dijadikan label.

Page 83: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

82

Contoh hasilnya seperti di bawah ini

15. Kita dapat pula mengganti Peta Dasar sebagai background peta, ada beberapa pilihan base map seperti base-

map topografi, citra satelit, dan peta jalan.

Page 84: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

83

16. Data yang telah kita publish bisa juga kita tambahkan data lain dengan menggunakan digitizing tool yang ada di

bawah search box. Berikut ini adalah fungsi masing - masing tombol.

17. Segala hasil editing akan secara otomatis disimpan. Selanjutnya kita dapat melakukan operasi pengelolaan peta

seperti menghapus peta, mengeksport data, pencetakan peta, atau melampirkan peta ke dalam website (map

embedding) dari menu Map Options (lingkaran merah).

Undo editing

Redo editing

Panning (menggeser peta)

Menambah data titik

Menambah data garis

Membuat rute

Melakukan pengukuran

Parameter Keterangan

New Map Membuat Peta Baru

Open A Map Membuka Peta yang telah dibuat sebelumnya

Delete This Map Menghapus Peta Eksisting

Set Default View\\ Mengatur tampilan saat ini sebagai tampilan ketika peta

dibuka orang lain

Embed on My Site Melampirkan Peta ke dalam Sebuah Website

Export to KML Mengeksport/download data dalam format KML

Print Map Mencetak Peta

Page 85: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

84

18. Untuk berbagi peta dengan orang lain melalui email, link, atau social media, gunakan tombol share. Sebelumnya

ubah dulu permission untuk sharing peta dengan mengklik tombol change, ada tiga pilihan, public on the web

(semua orang bisa mengakses), anyone with the link (hanya yang diberi link yang bisa melihat), atau specific people

(hanya yang diberi link dan harus sign in ke google). Selain itu kita juga bisa mengatur apa orang lain hanya boleh

melihat, atau bisa ikut mengedit dan mengupdate peta online (collaborative mapping). Kita juga bisa mengatur apa

orang lain boleh menambahkan orang lainnya lagi sebagai editor atau tidak.

VI. 2 ArcGIS.Com

Selain Google My Maps, portal lain yang menyediakan layanan peta online adalah ArcGIS.com. Dibanding Google,

arcgis.com lebih baik dalam hal antara lain format data yang didukung sudah mendukung format GIS dan GPS seperti

SHP, GPX, KML, dan Geodatabase, sehingga kita tidak perlu melakukan konversi data GPS untuk bisa ditampilkan di

dalam peta online. Di ArcGIS.com juga dapat diintegrasikan jenis - jenis layanan peta lain seperti Map Services dari

ArcGIS Server atau OGC WMS, sehingga apabila data GPS akan dibandingkan dengan data-data resmi dari berbagai

Kementerian dan Lembaga dapat lebih mudah. ArcGIS Online dapat diakses dari http://www.arcgis.com . Berikut ini ada-

lah tampilan utama Website ArcGIS Online.

Page 86: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

85

1. Untuk mulai menggunakan aplikasi ini, kita harus membuat account terlebih dahulu. Untuk membuat account, klik

tombol “sign in” di kanan atas, kemudian muncul jendela baru. Untuk membuat peta kita hanya memerlukan sebuah

public account, oleh karena itu buat public account dari tombol public account, Kemudian ikut step pembu-

atan akunnya sampai selesai, kalau sudah selesai lakukan proses sign in ke dalam aplikasi.

2. Berikut ini adalah tampilan ketika setelah proses sign in

Page 87: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

86

3. Untuk mulai membuat peta, klik tombol map di deretan menu atas.

4. Tampil halaman utama My Map.

5. Untuk menampilkan data GPS, klik tombol Add Data > Layer From File. Muncul jendela upload, masukkan data GPX

hasil pengukuran GPS, kemudian klik Import Layer. Data akan ditampilkan di peta.

Page 88: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

87

6. Untuk modifikasi tampilan, dapat dilakukan dengan meng-klik tombol panah di samping nama layer. Berikut ini ket-

erangan masing-masing pengaturan.

7. Yang pertama kita ubah tampilannya adalah Set Visibility Range, geser visibility range agar data bisa tampil di level

Country. Kemudian Rename layer menjadi “Hasil Survei GPS”

8.

8. Selanjutnya kita akan mengubah symbol, klik menu Change Style, tampilan menu kiri akan berubah, di kolom

choose attribute to show, pilih jenis atribut yang akan ditampilkan (untuk contoh dipake “show location only”).

Kemudian klik menu Options untuk mengganti symbol. Klik ikon symbol untuk mengganti symbol, terdapat bebera-

pa kategori yang bisa anda pilih. Selain itu juga bisa menggunakan custom symbol, atur juga ukuran symbol. Klik

OK kemudian Done apabila sudah selesai.

Parameter Keterangan

Zoom to Untuk melakukan zooming ke layer

Transparency Untuk mengatur transparansi layer

Set Visibility Range Untuk mengatur rentang skala/zoom level kapan layer ditampilkan, kapan

tidak

Move Up Menggeser layer ke atas agar tampil lebih dahulu dari layer lain

Move Down Menggeser layer ke bawah agar tampil di bawah layer lain

Rename Mengganti nama layer

Remove Menghapus layer

Copy Meng-copy layer menjadi layer baru

Hide in Legend Tidak menampilkan layer di legenda

Remove Pop up Menghilangkan pop up atribut ketika kenampakan dari layer yang ber-

sangkutan di klik

Configure Pop-up Mengatur informasi apa saja yang tampil di jendela Pop up

Change Style Untuk mengganti symbol

Create Labels Untuk menampilkan label

Enable Editing Untuk meng-edit konten layer

Show Table Untuk menampilkan tabel data atribut

Save Layer Untuk menyimpan layer

Kategori simbol

Custom simbol

Ukuran simbol

Page 89: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

88

9. Contoh tampilan setelah diedit simbolnya.

10. Tahap berikutnya adalah memasukkan label, Klik Create Label. Menu text menunjukkan atribut yang akan kita

gunakan sebagai label, di bawahnya adalah menu untuk menentukan ukuran font, Bold, italic, underlined, dan warna

font. Menu alignment menentukan di sebelah mana label akan ditempatkan sesuai arah mata angin. Klik OK apabila

sudah selesai.

11. Untuk mengganti Base Map dapat dilakukan dari tombol Base Map di samping Tombo Add Data.

Page 90: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

89

12. Untuk menyimpan peta, klik tombol Save, pada tahap ini dilakukan juga pemberian judul peta, deskripsi, dan tag.

Anda dapat pula membuat folder baru atas akun anda guna menyimpan peta yang telah dibuat.

13. Berikut ini fitur lain yang tersedia di ArcGIS.com

14. Untuk sharing data, ArcGIS.com menawarkan beberapa fungsionalitas tambahan yang tidak ditemui di Google

Mymaps. Klik Tombol share, muncul pilihan sharing, yang pertama, centang pilihan Everyone (public) yang berarti

peta akan bisa diakses oleh seluruh pengguna internet. Kemudian muncul link peta yang bisa dishare di face-

book, link, atau twitter. Selain itu juga ada pilihan untuk melakukan embedding ke website dan membuat Web Ap-

plication.

Untuk sharing peta ke sesama

pengguna internet atau social

media

Untuk mencetak peta

Untuk melakukan pengukuran

Untuk menyimpan tampilan

peta

Page 91: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

90

15. Untuk pilihan embedding ke website, ada beberapa pilihan yang bisa diatur, seperti ukuran peta, zoom control,

basemap selector, home button dan pilihan lain yang akan dimasukkan ke dalam peta embed. Hasil yang diperoleh

adalah baris code (lingkaran merah) yang nanti di copy paste ke halaman website pribadi, blog, website instansi

atau website lain untuk mempublikasi peta di luar ArcGIS.com sendiri. Di bawah ini ada contoh Webmap Embed

yang saya lampirkan dalam blog saya.

16. Selain itu kita juga dapat membuat web application dari Peta kita di ArcGIS.com untuk dipublish, baik di

ArcGIS.com kita maupun di-download untuk ditampilkan di server kita sendiri. Web Application yang di-download

bahkan bisa di-coding ulang untuk membuat webGIS baru yang sesuai dengan kebutuhan kita sendiri.

Page 92: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

91

17. Contoh Web Application yang dipublish di dalam ArcGIS.com

VI. 3 Review.

Demikian telah diuraikan contoh penggunaan portal layanan peta online untuk mempublikasikan hasil pengukuran GPS.

Setiap portal biasanya menawarkan layanan yang berbeda-beda. Google My Maps kapasitas penyimpanan onlinenya

lebih banyak dan proses visualisasi dan editing datanya lebih mudah, Selain itu basemap-nya baik basemap peta maupun

citra satelit juga lebih update. ArcGIS.com menawarkan berbagai format data spasial yang tidak tersedia di Google, selain

itu juga ada layanan pembuatan Web Application custom yang nantinya dapat dikembangkan sendiri oleh pengguna tanpa

harus tergantung dengan fungsionalitas di ArcGIS.Com sendiri. Demikian pula dengan portal lain, ada hal-hal unik yang

ditawarkan. Semua kembali pada kebutuhan kita, apa yang kita perlukan dari sebuah Web Map, oleh karena itu sangat

disarankan pengguna modul untuk mencoba juga portal layanan data spasial online/Web Map yang lain seperti Geocom-

mons, GIS Cloud, MapBox, MangoMap, dan lain-lain.

Page 93: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

92

VI. 4 Membuat WebGIS Sederhana dari Quantum GIS

Selain menggunakan layanan peta online, kita juga dapat membuat aplikasi webgis sederhana dari Quantum GIS

menggunakan sebuah plugin yang diunduh dari Plugins Manager. Aplikasi peta yang dihasilkan ini nanti dapat dicopykan

ke dalam sebuah server online apabila ingin dapat diakses dari internet. Tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut.

1. Buka QGIS

2. Dari menu Plugins buka Plugins Manager/Manage and Install Plugins.

3. .Cari Plugins qgis2web kemudian install.

4. Tampilkan data hasil survei GPS di dalam QGIS kemudian atur simbolisasi seperti yang dilakukan di Bab Simbolisasi

dan Layouting.

5. Dari Menu Web pilih Qgis2web > Create Web Map.

6. Muncul jendela pengaturan

Page 94: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

93

7. Untuk menu kanan atas adalah pilihan layer yang akan ditampilkan. Centang layer yang akan dimasukkan ke dalam

webGIS. Kemudian tentukan tabel atribut yang akan dimasukkan ketika kenampakan pada peta di klik. Pilih “All Attributes”

apabila semua informasi atribut akan ditampilkan.

8. Kolom kedua adalah kolom pengaturan web. Parameter Export

folder untuk mengatur lokasi folder keluaran. Mapping library loca-

tion di set ke “local” yang berarti file-file yang dibutuhkan akan

disimpan dalam folder keluaran. Centang pilihan minify GeoJSON

untuk mengurangi ukuran file. Precision berarti derajat generali-

sasi tampilan data di web. Agar tampilan semirip mungkin dengan

tampilan QGIS, gunakan precision tinggi. Untuk parameter Scale/

Zoom menentukan luas area yang akan dipetakan dan zoom level

yang tersedia. Gunakan canvas extent dan zoom level antara 9

sampai 28. Centang juga pilihan restrict extent agar peta online

tidak dapat di-zoom out melebihi batas extent. Pilihan lain adalah

Appearance, dimana kita diberi kebebasan untuk memasukkan

beberapa fitur tambahan seperti layer list, measure tool dan lain-

lain.

Page 95: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

94

9. Pengaturan terakhir adalah pilihan framework aplikasi yang akan digunakan, apakah akan digunakan openlayers3 atau

leaflet. Selain itu juga ada pilihan peta dasar online yang akan menjadi background tampilan peta. Klik tombol Update Pre-

view untuk melihat perubahan konfigurasi. Jika sudah selesai klik Export.

10. Berikut ini adalah tampilan hasil webgis yang ditampilkan di Browser.

11. Folder hasil export webgis dapat diupload ke dalam sebuah server online agar webgis yang dihasilkan dapat diakses

secara online.

Page 96: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

95

Annotasi Keterangan atau informasi tambahan yang menjelaskan posisi atau titik tertentu. Biasanya anotasi berhubungan dengan keterangan atau kata-kata yang dicetak pada peta yang dibuat.

Atribut Keterangan atau informasi tentang sebuah bentukan/Feature dalam SIG/GIS. Biasanya berbentuk tabel yang masing-masing catatannya mempunyai kaitan dengan bentuk/feature tertentu. Contohnya bentukan/feature sungai mungkin memiliki atribut antara lain: nama sungai, panjangnya, tingkat sedimentasinya, dapat berlayar pada sungai tersebut atau tidak, dan lain sebagainya. Pada data raster, atribut biasanya mengacu kepada nilai sel raster tersebut. Pada umumnya hanya satu atribut saja yang dapat disimpan. Terkadang pada tabel atribut ini tersimpan juga ket-erangan bagaimana sebuah bentukan harus ditampilkan pada ArcMap (misalnya berapa ketebalan garis, warna, jenis font yang digunakan, dan lain sebagainya).

Citra Satelit Foto-foto permukaan bumi atau permukaan benda angkasa lain yang direkam oleh satelit buatan (bukan satelit alam seperti bulan).

Coverage Data tempat menyimpan bentukan/feature geografi. Sebuah coverage menyimpan informasi atau ket-erangan seragam (titik saja, garis saja atau polygon saja) dan biasanya juga sejenis/tematis seperti misalnya jenis tanah, sungai, jalan, tata guna lahan. Selain bentukan/feature, coverage juga menyimpan keterangan dan penjelasannya da-lam atribut maupun anotasi.

Digitasi Sebuah kegiatan untuk merubah bentukan/feature geografi yang berasal dari peta analog ke bentuk digital dalam format GIS/SIG. Proses perubahan ini biasanya menggunakan perangkat meja digitasi atau dapat juga dengan pemindai (scanner).

Domain Sekumpulan nilai yang telah diperiksa keakuratannya dalam sebuah elemen.

Data Attribute Data tabular atau teks yang menjelaskan lebih lengkap mengenai sebuah bentukan/ feature. Penjela-san ini memiliki link/kaitan dan berbeda dengan bentukan/feature yang lainnya.

DBMS Data Base Management System adalah sekumpulan perangkat lunak yang dijalankan pada sekumpulan perangkat keras yang dipergunakan untuk membuat dan mengelola database/basis data berdasarkan aturan tertentu yang sudah direncanakan sebelumnya. DBMS ini data dapat dengan mudah ditambah, disimpan, dirubah, dihapus dan juga dimanfaatkan.

Data Frame Data frame bisa terdiri dari sebuah layer atau lebih. Sebuah peta (dalam layout di ArcGIS) bisa memiliki beberapa data frame (peta utama, inset satu, inset dua, peta pembanding dan lain sebagainya), namun pada data view hanya satu data frame yang dapat ditampilkan pada satu saat. Selain itu dapat mendefinisikan sebuah wilayah geo-grafis, besarnya bagian peta yang akan dipakai untuk menampilkannya, sistem koordinatnya dan berbagai pengaturan tampilan lainnya. Secara umum, cartographer/pembuat peta menyebutnya sebagai map body/tubuh peta.

Data Raster Data yang terdiri sel-sel yang disusun menurut baris dan kolom. Pada masing-masing sel tersebut tersim-pan sebuah nilai tunggal. Data raster biasanya merupakan sebuah gambar (warna-warninya) bisa juga nilai sel tersebut melambangkan sesuatu yang berbeda-beda (seperti tata guna lahan) atau yang berkesinambungan seperti curah hujan dan ketinggian. Sebuah sel data raster hanya mampu menyimpan sebuah keterangan atau nilai saja, untuk mengatasi keterbatasan digunakan beberapa band data raster yang masing- masing menampilkan keterangan yang berbeda (contohnya citra satelit yang ditampilkan dalam komposit band Red Green Blue (RGB) yang terdiri dari 3 band data ras-ter. Masing-masing sel pada data raster mewakili bentuk/kondisi tertentu di alam nyata. Luas wilayah yang diwakilkan oleh sebuah sel (biasanya berbentuk bujur sangkar) yang disebut resolusi.

Data Spasial Data Ruang adalah keterangan tentang lokasi dan bentukannya di permukaan bumi serta keterkaitan satu aspek dengan lainnya. Biasanya data spasial menyimpan koordinat dan topologi dari bentukan tersebut. Definisi lainnya menyebutkan data spasial adalah semua data yang dapat dipetakan.

Data Vektor Data titik, garis atau polygon (daerah/wilayah) yang masing -masingnya dibangun atas sebuah koordinat (titik) atau kumpulan koordinat (garis dan polygon). Data tersebut mewakili benda/obyek tertentu di muka bumi. Misal-nya garis yang mewakilkan jaringan jalan.

GLOSSARIUM

Page 97: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

96

Data View Sebuah View/jendela pada ArcMap dan ArcReader berfungsi untuk melihat, menampilkan, mengek-splorasi, meng-query data-data geografis dan tidak menampilkan keterangan selain data geografis misalnya legenda, judul dan skala.

Datasets Koleksi atau kelompok data-data yang berkaitan, dikumpulkan dan disimpan pada tempat yang sama.

Datum Referensi yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran permukaan bumi. Pada ilmu survei dan geodesi, datum merupakan titik referensi di permukaan bumi berikut model asosiasi yang matematis dimana penhitungan koordinat dilakukan.

ESRI Environmental System Research Institute (Inc.) Salah satu perusahan pengembang perangkat lunak Sistem In-formasi Geografis

Feature Bentukan atau gambaran secara sederhana atas benda/fenomena/objek di permukaan bumi yang diseder-hanakan sebagai titik, garis atau polygon (daerah/luasan).

Feature Class Dalam terminologi perangkat lunak ArcGIS, adalah koleksi dari feature/bentukan geografi yang mem-iliki persamaan geometri (seperti hanya titik saja, garis saja atau polygon saja), persamaan atribut dan persamaan refer-ensi ruangnya. Feature Class ini dapat disimpan dalam sebuah geodatabase, shapefile, coverage atau format data lainnya. Feature Class memungkinkan feature/bentukan sejenis digabungkan ke dalam satu unit untuk mempermudah penyimpanannya. Sebagai contoh, jalan utama, jalan pemukiman, jalan negara, jalan propinsi, jalan kecamatan dan lorong dapat dikelompokkan dalam satu feature class yang kita namakan jaringan jalan.

FGDC Federal Geographic Data Commitee ialah organisasi yang didirikan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengelola, menganggarkan, mengkoordinasikan pengembangan, penggunaan, berbagi pakai dan desiminasi data-data survey, pemetaan dan data keruangan lainnya. Organisasi ini menetapkan standar sebuah metadata keruangan di Amerika Sarikat yang dipakai dalam konteks pengembangan National Spatial Data Infrastructure (NSDI).

Foto Udara Foto permukaan bumi yang diambil dengan kamera yang berada (jauh) di atas permukaan bumi. Baik yang dipegang dengan atau dipasang pada dudukan khusus dari sebuah wahana (pesawat, helikopter, balon udara, roket, layangan dan lainnya). Dalam kaitannya dengan pemetaan, foto udara dilakukan dengan cara-cara tertentu dan hasilnya diproses mengikuti tata cara pengolahan yang baku.

Full Extent Tool yang digunakan pada data view untuk menampilkan sebuah atau beberapa feature secara kese-luruhan.

Georeference Menyelaraskan data geografis sehingga ia dapat tepat berada pada koordinat yang tepat dengan

demikian data tadi dapat dilihat, di-query dan dianalisa serta diperbandingkan dengan data geografis lain yang mem-

iliki cakupan wilayah yang sama. Proses-proses georeference meliputi pergeseran, pemutaran, perubahan skala dan

kadang dibutuhkan warping dan rubber sheeting serta orthorektifikasi.

Georektifikasi Suatu proses penyelarasan citra satelit atau foto udara secara digital terhadap peta yang mencakup

wilayah yang sama. Dalam proses ini tempat-tempat yang dapat ditemukan pada foto udara atau citra satelit misalnya

persimpangan jalan, ditandai baik pada citra maupun peta. Untuk proses ini dibutuhkan paling sedikit tiga pasangan

titik yang dapat dijumpai pada peta dan citra. Kemudian titik ini dijadikan acuan dalam pemrosesan selanjutnya hingga

akhirnya didapatkan citra atau foto udara yang dapat ditampilkan mewakili tempat sebenarnya di permukaan bumi.

Geodatabase Sebuah database yang menyimpan, mengelola suatu data, informasi geografis dan data keruangan

yang lainnya. Tujuan utama pengembangan geodatabase adalah untuk mempermudah pengguna untuk query data.

Misalnya Geodatabase Provinsi NAD yang di dalamnya terdapat kumpulan data Provinsi NAD dengan berbagai feature

(titik, garis, polygon).

GPS Global Positioning System adalah sebuah sistem navigasi yang memanfaatkan satelit NAVSTAR yang dapat di-

pergunakan secara global (di seluruh dunia). Penerima GPS (reveiver) yang dipakai akan menginformasikan koordinat

tempat GPS berada.

ISO Kependekan dari International Organization Standardization. Sebuah federasi dari institusi standarisasi nasional

145 negara di dunia yang bergabung menjadi sebuah organisasi internasional untuk mendefinisikan dan memastikan

kriteria - kriteria tertentu sebagai sebuah standar internasional.

Page 98: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

97

Layer Representasi visual dari data geografis pada peta digital. Secara konseptual sebuah layer adalah irisan atau strata tertentu atas realitas geografis pada sebuah daerah tertentu yang kurang lebih sejenis atau mempunyai kriteria yang sama maupun mirip. Misalnya jaringan jalan, batas administrasi pemerintahan, batas kawasan taman nasional, sungai.

Layer File Dalam ArcGIS, selain layer - layer yang disimpan sebagai shapefile, coverage atau geodatabase, ada format lain yaitu layer file (*.lyr) sebagai media penyimpanan sebuah layer dan menyimpan keterangan tambahan mengenai tampilan datanya.

Map Tips Sebuah tool kotak kuning yang tampil secara sekilas bila kita menggerakan mouse pada data spasial (titik, garis dan poligon) yang tampil pada data view. Memberikan keterangan secara singkat. Untuk mengaktifkan tool ini, terlebih dahulu field yang akan ditampilkan harus diaktifkan.

Line Dalam kaitannya dengan data vektor, sebuah garis adalah sebuah bentukan yang terhubung oleh dua titik atau lebih. Misalnya jalan.

Metadata Sebuah layer/shapefile/geodatabase menjadi lebih informatif jika metadatanya tersedia. Fungsi metadata adalah sebagai informasi data tersebut, kapan data tersebut dibuat, proyeksi yang digunakan, institusi yang memproduksinya. Contohnya sebuah pada sebuah data tertulis 15414 yang berarti sebuah kode pos, maka angka tadi merupakan informasi yang berarti.

Orthophoto Foto udara yang sudah dikoreksi secara geometris (orthorectified) sehingga skala pada foto tadi men-jadi seragam dan jarak sebenarnya bisa diukur dengan tepat, dalam kata lain orthophoto bisa dianggap sebagai sebuah peta.

Orthorectification Proses untuk menghasilkan sebuah orthophoto melalui rektifikasi.

Pan Salah satu tool yang digunakan untuk menggeser tampilan yang ada pada data view untuk data frame yang aktif.

Peta Tematik Sering juga disebut sebagai peta statistik atau peta dengan tujuan khusus/tertentu yang bertujuan untuk menampilkan pola dari satu tema saja. Misalnya Kepadatan Penduduk, Sebaran Penyakit Malaria, Iklim dan se-bagainya.

Polygon Poligon, secara harfiah diterjemahkan sebagai bentuk bersudut banyak. Dalam GIS istilah poligon adalah kumpulan pasangan koordinat yang menghubungkan paling sedikit tiga titik (vertex) dan titik awal bertemu dengan titik yang paling akhir dan menutup. Misalnya : Batas Administrasi.

Polyline Polyline secara harfiah diterjemahkan sebagai garis yang saling terhubung. Pada GIS, polyline adalah garis yang terhubung satu dengan lainnya yang terpusat pada garis induknya . Misalnya sungai besar yang memiliki anak sungai.

Point Dalam kaitannya dengan data vektor, sebuah titik (vertex) adalah sebuah bentukan yang memiliki koordinat x dan y yang mewakili suatu pusat atau tempat. Misalnya : Ibukota, Negara, Titik Sample.

Proyeksi Adalah cara untuk menggambarkan bentuk permukaan (permukaan bumi) yang melengkung menjadi se-buah bidang datar (peta) dengan proses transformasi matematis yang sistematis. Perlu dicatat bahwa tidak ada satu proyeksipun yang mampu secara sempurna memindahkan bidang lengkung menjadi bidang datar sehingga akan ada aspek yang terdistorsi misalnya jaraknya, luas wilayahnya, bentuknya, arahnya atau kombinasi dari beberapa atau semua aspek tadi.

Rektifikasi Proses transformasi citra atau foto udara dengan persamaan matematis tertentu untuk mendapatkan citra atau foto udara yang planimetris.

RDBMS Relational Database Management System adalah database yang memiliki lebih dari satu tabel didalamnya dan masing - masing tabel berhubungan satu dengan yang lainnya pada satu kolom umum yang sering disebut kolom kunci.

Select Element Gambar panah berwarna hitam pada toolbar berfungsi untuk memilih elemen-elemen pada lay-outing dan memilih label-label manual.

SIG Sistem Informasi Geografis. Berasal dari bahasa Inggris GIS - Geographic Information System adalah sekumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan data yang terintegrasi satu dengan lainnya yang mampu menampilkan, mengel-ola data dan informasi secara geografis, menganalisa hubungannya secara keruangan serta memodelkan proses-proses keruangan. SIG memberikan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan mengorganisasi data keruangan dan informasi lain yang terkait sehingga tidak hanya ditampilkan saja namun dapat dianalisa. Beberapa definisi lain memasukkan un-

Page 99: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016

Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SURVEI DAN PEMETAAN MENGGUNAKAN GPS DAN GIS

Balai Pemetaan Tematik dan Prasarana Dasar

98

Sistem Koordinat Sebuah kerangka referensi yang mengacu kepada sumbu horizontal X dan Y (dua dimensi) dan ketinggian atau kedalaman Z (tiga dimensi) beserta seperangkat aturan- aturannya. Sistem koordinat yang digunakan untuk menentukan posisi dalam konteks ruang.

Symbology Salah satu tab Properties yang memiliki seperangkat konvensi, aturan atau sistem pengkodean yang mendefinisikan bagaimana bentukan/feature geografis ditampilkan lewat simbol - simbol pada sebuah peta.

Skala Perbandingan antara ukuran sesungguhnya dengan ukuran model.

TOC Table of Content adalah daftar berisi data frame, layer-layer yang digunakan pada pada suatu project document. Pada TOC ini juga kita bisa mengontrol layer-layer yang aktif.

Titik Kontrol Dalam survey, titik kontrol atau benchmark adalah titik yang telah diketahui ketinggian dan koordi-natnya. Penanda ini telah dipasang secara khusus permanen oleh surveyor (dari suatu institusi yang berkompeten). Titik kontrol ini biasanya dibentuk menjadi tugu kecil atau kadang-kadang tanda-tanda lain seperti cat untuk titik kontrol bantu.

Toolbar “Tools” Toolbar standar, berfungsi pada penggunaan data frame atau view pada operasi ArcMap atau ArcCatalog.

UTM Universal Transverse Mercator adalah sistem koordinat yang sudah diproyeksikan (Transverse Mercartor) dengan membagi bumi menjadi 60 zona yang berbeda, masing-masing selebar 6°. Zona 1 berada pada 180° Bujur Barat hingga 174° Bujur Barat. Pertambahan zona ke arah timur.

Vertex Pasangan koordinat yang bersama-sama dengan vertex lainnya yang saling terhubung dan membentuk sebuah garis atau poligon. Vertex yang mengawali dan mengakhiri sebuah garis atau poligon disebut juga node.

View Pada ArcGIS, view merupakan cara untuk dapat melihat secara keseluruhan isi dari coverage, shapefile atau geo-database yang dipilih pada Catalog Tree di ArcCatalog. Pada ArcView 3.x adalah salah satu dari lima jenis dokumen yang ada dalam sebuah file project (*.apr). View dipakai untuk menampilkan, meng-query, dan menganalisa tema-tema geografis.

WGS84 World Geographic System 1984 adalah datum dan sistem koordinat yang paling umum digunakan saat ini yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk menggantikan WGS72. Pengukuran GPS juga menggunakan datum dan sistem proyeksi ini.

XML eXtensible Markup Language yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C) sebagai sebuah standar bahasa markup umum terutama untuk menampilkan format text sehingga datanya dapat dibaca oleh berbagai aplikasi computer. XML adalah aturan - aturan untuk membuat format informasi standar dengan menggunakan tag - tag (penanda) sehingga data dan format text dapat dimanfaatkan pada berbagai aplikasi/perangkat lunak.

Zoom In Tool yang digunakan untuk memperbesar view (tampilan) yang ada dalam data frame atau peta.

Zoom Out Tool yang digunakan untuk memperkecil view (tampilan) yang ada dalam data frame atau peta.

Page 100: Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016