Modul Kep Anak i

download Modul Kep Anak i

of 28

Transcript of Modul Kep Anak i

  • 1

    PENGANTAR

    PENYUSUN: Ns. Meira Erawati, S.Kep., M.Si.Med PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

    KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya panduan belajar Keperawatan Anak I ini. Panduan belajar ini merupakan tuntunan bagi mahasiswa untuk mencapai kompetensi pada Mata Ajar Keperawatan Anak I, yang di dalamnya berisi beberapa konsep dasar keperawatan anak dan tujuh kebutuhan manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Ketujuh kebutuhan ini antara lain adalah kebutuhan oksigenasi, kebutuhan nutrisi dan cairan, kebutuhan stres dan koping, kebutuhan komunikasi, kebutuhan konsep diri, kebutuhan eliminasi serta kebutuhan aktivitas dan latihan.

    Pendekatan yang diterapkan dalam melaksanakan panduan belajar ini adalah pendekatan Student Center Learning (SCL) dengan berbagai macam metode, dimana mahasiswa dituntut secara aktif untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Panduan belajar inilah yang akan memandu mahasiswa dalam mencapai kompetensi tersebut. Dosen yang semula sebagai sumber utama, dalam pendekatan SCL hanya sebagai fasilitator saja.Dalam mempelajari keperawatan anak I ini mahasiswa tidak hanya mencapai kompetensi yang bersifat hard skill tetapi juga soft skill. Kompetensi utama hard skill yang ingin dicapai oleh mahasiswa meliputi kemampuan menyusun asuhan keperawatan yang berkaitan dengan berbagai permasalahan pemenuhan kebutuhan yang dialami oleh anak. Kami berharap panduan belajar ini dapat mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada anak.

    Semarang, Agustus 2010 Penyusun

  • 3

    DAFTAR ISI Judul ........................................................................... 1

    Kata pengantar ........................................................... 2

    Daftar isi 3

    Bab I . Pendahuluan ................................................... 4

    A. Deskripsi Mata Ajar ................................................. B. Tujuan Mata Ajar ..................................................... C. Kompetensi Mata Ajar ............................................. D. Strategi Perkuliahan ................................................. E. Bahan Bacaan ........................................................... F. Evaluasi ....................................................................

    4 4 5 6 7 8

    Bab II. Asuhan keperawatan pada anak ..................... 9

    A. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi ............................

    B. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan .................

    C. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan stres dan koping ...................

    D. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan komunikasi ..........................

    E. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan konsep diri ...........................

    F. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi ..............................

    G. Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas dan latihan .............

    9

    12

    15

    17 21

    22

    23

    Lampiran

  • 4

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Deskripsi Mata Ajar

    Mata ajar Keperawatan Anak I merupakan Mata ajar yang didalamnya berisi tentang berbagai konsep dasar yang mendasari pemberian asuhan keperawatan pada anak baik dalam rangka mempertahankan tumbuh kembang yang optimal maupun meningkatkan derajat kesehatan anak. Mata ajar ini berorientasi pada 14 kebutuhan dasar manusia yang telah dipelajari oleh mahasiswa pada waktu-waktu terdahulu dengan focus pada penguatan (booster) 7 kebutuhan dasar awal yang terdiri dari kebutuhan oksigenasi, kebutuhan nutrisi dan cairan, kebutuhan stres dan koping, kebutuhan komunikasi, kebutuhan konsep diri, kebutuhan eliminasi serta kebutuhan aktivitas dan latihan.

    B. Tujuan Mata Ajar Setelah menyelesaikan Mata Ajar Keperawatan Anak I diharapkan mahasiswa memperoleh pemahaman yang komprehensif serta ketrampilan yang memadai dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya. Penguasaan terhadap mata ajar ini akan mendasari praktik keperawatan anak yang dapat diterapkan pada berbagai fasilitas kesehatan dari tingkat dasar sampai lengkap maupun komunitas.

  • 5

    C. Kompetensi Mata Ajar 1. Kompetensi Umum

    Setelah mengikuti mata ajar ini, mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan secara menyeluruh pada anak dengan berbagai gangguan pemenuhan kebutuhan dasar dalam konteks keluarga.

    2. Kompetensi Khusus a. Mahasiswa mampu merancang asuhan

    keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi

    b. Mahasiswa mampu merancang asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

    c. Mahasiswa mampu merancang asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

    d. Mahasiswa mampu merancang asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan komunikasi

    e. Mahasiswa mampu merancang asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal higiene

    f. Mahasiswa mampu merancang asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi

    g. Mahasiswa mampu merancang asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan mobilisasi

  • 6

    D. Strategi Perkuliahan Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan Problem base learning. Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar mencari materi secara mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti internet, expert dan lain-lain, yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Adapun Problem base learning mahasiswa akan diberikan kasus pemicu yang disetting seperti kasus nyata dan mahasiswa akan mendiskusikan dalam kelompok dengan metode sevent jump. Dengan demikian mahasiswa dapat menyampikan gagasan berupa pendapat pribadi atau hasil observasi. Sedangkan untuk beberapa pertemuan dosen akan memberikan kuliah singkat diawal untuk memberikan kerangka pikir dalam diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan keterampilan, metode yang yang akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi di laboratorium.

  • 7

    E. Bahan Bacaan 1. Wong and walley ; 2000, clinical manual of

    pediatric nursing , 5th ed, Mosby, 2. Adele Pillitteri 1999 Child Health Nursing : Care of

    The Child and Family, Lippincott, Philadelphia 3. Hockenberry Eaton, David Wilson, Marilyn L

    Winkelstein, Patricia Schwartz 2001, Wongs essential of pediatric Nursing, St Louis, Mosby Year Book

    4. Cristine Rosco Boggott,2002, Nursing Care Children And Andolescents With Cancer, 3 ed, WB Saunders, Philadelpia

    5. Donna L Wong,2001,Wong's essential of pediatric nursing, sixth ed, Mosby

    6. Soegijano, Soegeng, 2002, Ilmu Penyakit Anak; Diagnosa & Penatalaksanaan, Salemba medika, Jakarta

    7. Matodang, Korri S , 2000, Diagnosis Fisis Pada Anak, ed2, Sagung Seto, Jakarta

  • 8

    F. Evaluasi

    Penilaian Mata Ajar Keperawatan Anak I dilakukan secara menyeluruh mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan ketentuan sebagai berikut : Kehadiran minimal pada pembelajaran di dalam kelas adalah 75%, apabila kurang maka mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti ujian.

    Komponen Penilaian : 1. Ujian tulis I : 15% 2. Ujian Tulis II : 15% 3. Penugasan : 20% 4. Diskusi (SJ, ISS) : 15% 5. Soft skill : 15% 6. Praktikum (lab) : 20%

    Kriteria penilaian :

    NILAI RANGE ANGKA MUTU

    A 80 100 3.51 - 4.00

    B 70 79 2.76 - 3.50

    C 60 69 2.00 - 2.75

    D 50-59 1.00 - 1.99

    E 0-49 0.00 - 0.99

  • 9

    BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

    A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

    GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI Pelajarilah kasus di bawah ini kemudian susunlah dasar teori yang mendasari kasus tersebut. Setelah itu buatlah asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus di bawah ini. Lengkapilah data pengkajian yang dibutuhkan, tentukan diagnosa keperawatannya, susunlah rencana keperawatan yang sesuai beserta rasionalnya dan buatlah evaluasinya.

    1. Kasus I

    Seorang bayi perempuan lahir 20 menit yang lalu. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan nilai APGAR 6 yang menunjukkan bayi tersebut mengalami asfiksia sedang. Bayi lahir dengan riwayat ibu mengalami preeklamsia berat. Status kehamilan G3P2A0.

  • 10

    2. Kasus II Seorang bayi laki-laki berumur 7 bulan. Saat ini dirawat di ruang perawatan anak karena sesak nafas. Dari pemeriksaan fisik lanjutan didapatkan data suhu 390C, bernafas cepat dengan frekuensi pernafasan 60 x/menit serta terdapat tarikan dinding dada saat bernafas. Dari diagnosa medis, bayi dinyatakan menderita pneumonia.

    3. Kasus III Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat karena sesak nafas. Satu jam yang lalu anak bermain dengan seekor kucing. Tidak lama kemudian anak mengalami sesak nafas, kesulitan bernafas dan terdengar bunyi nafas mengi. Dari riwayat kesehatan keluarga didapatkan bahwa ayah dari anak tersebut menderita asma.

  • 11

    4. Kasus IV Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, dirawat di ruang perawatan karena anak tampak pucat dengan nilai kadar Hb 4, lemah, sesak nafas dan tidak punya nafsu makan. Anak didiagnosa menderita thalasemia sejak saat berumur 4 tahun. Pada pengkajian fisik lebih lanjut didapatkan bahwa anak mengalami hemosiderosis yang tampak pada kulit.

  • 12

    B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN Pelajarilah kasus di bawah ini kemudian susunlah dasar teori yang mendasari kasus tersebut. Setelah itu buatlah asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus di bawah ini. Lengkapilah data pengkajian yang dibutuhkan, tentukan diagnosa keperawatannya, susunlah rencana keperawatan yang sesuai beserta rasionalnya dan buatlah evaluasinya. 1. Kasus I

    Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dirawat di ruang perawatan. Anak tampak sangat kurus dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit, terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan paha. Dari nilai Z-score berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) anak berada pada nilai

  • 13

    2. Kasus II Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dirawat di ruang perawatan anak. Perut tampak buncit dan anak mengalami kelemahan. Rambut tipis dan berwarna kemerahan. Kedua punggung kaki edema dan terdapat lesi pada kedua kaki. Dari pemeriksaan lebih lanjut anak dinyatakan menderita kwashiorkor.

    3. Kasus III Seorang anak perempuan berusia 12 tahun dibawa ke rumah sakit karena demam selama 3 hari. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan uji bendung positif. Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hasil nilai trombosit 54000/l. Anak mengeluh nyeri di ulu hatinya.

  • 14

    Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, anak dinyatakan menderita demam berdarah dengue.

    4. Kasus IV Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dirawat di ruang perawatan anak. Anak mengalami bengkak pada wajah, perut dan ekstermitas. Bengkak kelopak mata tampak jelas terutama saat anak bangaun tidur. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil adanya proteinuria dan hipoalbuminemia. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut anak dinyatakan menderita sindroma nefrotik.

  • 15

    Kegiatan laboratorium : Penggunaan format Z-score untuk menentukan

    status gizi anak

    C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

    GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN STRES DAN KOPING Kasus : Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun dirawat di rumah sakit karena demam. Anak senantiasa menangis dan selalu menyatakan ingin pulang. Anak takut setiap kali didekati oleh perawat maupun dokter. Selama dirawat di rumah sakit anak selalu didampingi oleh ayahnya.

  • 16

    Tugas : 1. Berdasarkan kasus di atas gali permasalahan anak

    yang berkaitan dengan hospitalisasi. Buatlah analisis penyebab dan penanganan pada anak tersebut.

    2. Kegiatan laboratorium : buatlah perencanaan program bermain pada anak dan lakukan role play, dengan kasus : a. Anak laki-laki dirawat di rumah sakit karena

    demam. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 2 hari. Usia anak 3 tahun

    b. Anak laki-laki dirawat di rumah sakit karena demam. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Usia anak 5 tahun

    c. Anak laki-laki dirawat di rumah sakit karena demam. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 2 hari. Usia anak 8 tahun

    d. Anak laki-laki dirawat di rumah sakit karena diare. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 2 hari. Usia anak 2 tahun

    e. Anak perempuan dirawat di rumah sakit karena demam. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 2 hari. Usia anak 3 tahun

    f. Anak perempuan dirawat di rumah sakit karena diare. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Usia anak 3 tahun

    g. Anak perempuan dirawat di rumah sakit karena edema anasarka. Anak telah dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Usia anak 4 tahun

  • 17

    D. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KOMUNIKASI Role play komunikasi pada anak : 1. Kasus I

    Seorang anak berusia tiga tahun dirawat di rumah sakit karena demam. Sesuai dengan program diitnya, maka anak tidak diperkenankan makan makanan ringan yang mengandung penyedap rasa, namun anak senantiasa menangis minta dibelikan makanan tersebut. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi kepada anak, agar anak tidak minta makanan ringan itu lagi.

    2. Kasus II Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dirawat di rumah sakit karena diare. Anak minta dibelikan mainan mobil-mobilan. Ibunya menyampaikan bahwa toko mobil-mobilan jauh, sementara anak tidak boleh meninggalkan rumah sakit. Anak marah, menangis keras dan memukul-mukul ibunya. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi kepada anak, agar perilaku tantrum anak tidak berkepanjangan.

  • 18

    3. Kasus III Seorang anak perempuan berusia 5 tahun. Anak dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena demam. Sesuai program medikasinya, anak harus mendapatkan cairan parenteral sehingga harus dipasang infus line. Anak menangis, menolak karena takut dtusuk dengan jarum. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi kepada anak, agar anak mau dipasang infus line.

    4. Kasus IV Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dirawat di rumah sakit karena demam. Untuk mengetahui kondisi suhu tubuhnya maka salah satu program perawatan yang harus dilakukan kepada anak adalah pengukuran suhu badan setiap 6 jam. Anak selalu menangis ketika melihat perawat mendekatinya untuk mengukur suhu tubuhnya. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi kepada anak, agar perawat dapat mendekati anak dan melakukan pengukuran suhu pada anak

  • 19

    5. Kasus V Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dirawat di rumah sakit karena diare. Perawat hendak melakukan anamnesis nyeri yang dirasakan oleh anak. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi untuk mendapatkan data subyektif dari anak.

    6. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dirawat di rumah sakit karena cedera kaki setelah jatuh dari sepeda. Sesuai dengan program perawatan yang didapatkan anak, maka anak harus diganti balutan lukanya setiap pagi. Karena lukanya mengeluarkan cairan serous yang mengering, maka balutan biasanya lengket pada luka dan saat balutan diangkat anak merasa sakit. Oleh karena itu anak takut dan menolak saat balutannya akan diganti. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi dengan anak sehingga anak mau diganti balutan lukanya.

  • 20

    7. Seorang anak perempuan berusia 6 tahun, dirawat di rumah sakit karena demam. Anak demam selama 3 hari. Untuk memastikan penyebab demamnya maka anak harus menjalani pemeriksaan laboratorium. Bahan untuk pemeriksaan laboratorium tersebut adalah darah. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi dengan anak sehingga anak mau diambil darahnya untuk pemeriksaan laboratorium.

    8. Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dirawat di rumah sakit karena inferksi saluran pencernaan. Salah satu program perawatan yang harus dijalani anak adalan pengaturan diit dengan hanya diperbolehkan mengkonsumsi diit lunak yang disediakan rumah sakit. Anak menolak dengan alasan makanan yang disediakan rumah sakit tidak enak. Tugas : Lakukan role play bagaimana perawat berkomunikasi dengan anak tentang terapi diit yang diprogramkan untuk anak.

  • 21

    E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KONSEP DIRI 1. Kasus I

    Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dirawat di ruang perawatan anak di sebuah rumah sakit. Anak sudah dirawat di rumah sakit tersebut selama 7 hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan data bengkak di seluruh tubuh, moonface dan bengkak di kedua kelopak mata. Anak menutup diri dan marah ketika ada yang membezuk. Anak mengatakan malu kalau ada yang membezuknya. Tugas : Dari kasus di atas susunlah asuhan keperawatannya.

    2. Kasus II Seorang remaja 15 tahun duduk di kelas 3 SMP dirawat di ruang perawatan di sebuah rumah sakit. Anak menderita ambiguous genitalia, dimana alat kelamin luarnya tidak spesifik baik laki-laki maupun perempuan. Remaja ini dirawat dalam rangka menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menentukan jenis kelaminnya yang pasti. Saat ini status anak dinyatakan sebagai perempuan, namun anak lebih nyaman berpenampilan dan berperilaku sebagai laki-laki. Tugas : Dari kasus di atas susunlah asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi anak.

  • 22

    F. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI

    Pelajarilah kasus di bawah ini kemudian susunlah dasar teori yang mendasari kasus tersebut. Setelah itu buatlah asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus di bawah ini. Lengkapilah data pengkajian yang dibutuhkan, tentukan diagnosa keperawatannya, susunlah rencana keperawatan yang sesuai beserta rasionalnya dan buatlah evaluasinya. 1. Kasus I

    Seorang anak perempuan berusia 3 tahun mengalami diare dengan frekuensi buang air besar 5-6 kali dan muntah satu kali dalam sehari. Feses cair dan mengandung darah. Anak mengeluh sakit perut dan menangis setiap kali akan buang air besar. Anak tidak memperlihatkan tanda dehidrasi

    2. Kasus II Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan dirawat di ruang perawatan bedah anak. Sejak lahir anak mengalami kesulitan buang air besar. Perut sering kembung dan muntah terutama saat menyusu. Berat badan 3 kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan distensi abdomen. Pada pemeriksaan lebih lanjut, bayi dinyatakan menderita hirschprung.

  • 23

    3. Kasus III Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dirawat di ruang perawatan bedah anak. Anak menderita hipospadia sejak lahir. Setiap kali buang air kecil, urine tidak dapat memancar secara normal tetapi menyebar sehingga sering membasahi kaki.

    4. Kasus IV Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dirawat di ruang perawatan anak karena menderita infeksi saluran kemih. Anak menangis setiap kali buang air kecil dan oleh karena sakit saat buang air kecil, maka anak sering menahan kencing.

    G. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN LATIHAN 1. Kasus I

    Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dirawat di ruang perawatan anak karena menderita cedera saat berlari di sekolah. Anak mengalami perdarahan di bawah kulit yang cukup luas di pergelangan kaki dan lututnya. Di kedua persendian itu tampak pembengkakan dan kulit di sekitarnya berwarna kebiruan. Anak memiliki riwayat penyakit hemofilia. Karena kondisinya tersebut maka segala aktifitas anak dibantu oleh orang lain. Tugas : Dari kasus di atas susunlah asuhan keperawatannya.

  • 24

    2. Kasus II Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dirawat di ruang perawatan anak karena menderita fraktur tibialis. Anak diberikan traksi untuk memperbaiki kondisi frakturnya. Traksi terpasang 24 jam sehari sehingga anak tidak dapat bebas beraktifitas. Tugas : Dari kasus di atas susunlah asuhan keperawatannya.

  • 25

    LAMPIRAN

  • 26

    Lampiran 1

    Z-Score Ketentuan laboratorium penggunaan format Z-score : 1. Masing-masing mahasiswa mempunyai format panduan

    penghitungan Z-score 2. Mahasiswa mengerjakan latihan soal penghitungan

    status gizi dengan menggunakan format Z-score secara individu sesuai kasus yang diberikan.

    Kasus latihan : Hitunglah status gizi anak di bawah ini dengan menggunakan Z-score! 1. Rida adalah seorang anak perempuan berusia 2 tahun 7

    bulan. Berat badan Rida 10 kg dan tinggi badannya 95 cm.

    2. Rido adalah seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 3 bulan. Berat badan Rido 23 kg dan tinggi badannya 110 cm.

    3. Seorang anak laki-laki bernama Umar berusia 2 tahun 3 bulan. Berat badannya 10 kg dan tinggi badannya 91 cm.

    4. Seorang anak laki-laki bernama Amir berusia 5 tahun 6 bulan. Berat badannya 25 kg dan tinggi badannya 117 cm.

    5. Seorang anak perempuan bernama Imar berusia 8 tahun 1 bulan. Berat badannya 20 kg dan tinggi badannya 130 cm.

  • 27

    Lampiran 2

    Laboratorium Bermain

    Format perencanaan bermain 1. Latar belakang 2. Tujuan 3. Landasan teori 4. Organisasi kelompok 5. Organisasi peralatan 6. Pengaturan waktu

    Format penilaian program bermain Nama mahasiswa : NIM : Kelompok : Fasilitator : No Komponen penilaian 1 2 3 4

    1. Perencanaan 2. Role play - Kesesuaian topik - Gambaran penyelesaian masalah - Kesesuaian tumbang anak - Kerja tim 3. Dokumentasi Nilai Total skor

    6

    Semarang,.................. Penilai Ketentuan :

    - Dokumentasi program bermain dibuat dalam bentuk video dan dikumpulkan dalam bentuk CD

  • 28

    Lampiran 3

    Laboratorium Komunikasi

    Format perencanaan komunikasi 1. Latar belakang 2. Tujuan 3. Landasan teori 4. Organisasi kelompok 5. Organisasi peralatan 6. Pengaturan waktu

    Format penilaian komunikasi Nama mahasiswa : NIM : Kelompok : Fasilitator : No Komponen penilaian 1 2 3 4

    1. Perencanaan 2. Role play - Kesesuaian topik - Gambaran penyelesaian masalah - Kesesuaian tumbang anak - Kerja tim 3. Dokumentasi Nilai Total skor

    6

    Semarang,.................. Penilai Ketentuan :

    - Dokumentasi laboratorium komunikasi dibuat dalam bentuk video dan dikumpulkan dalam bentuk CD