MTBS, PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN PADA ANAK, …€¦ · 1 Hari-2 Bulan 2 Bulan-5 tahun Nurun...
Transcript of MTBS, PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN PADA ANAK, …€¦ · 1 Hari-2 Bulan 2 Bulan-5 tahun Nurun...
MTBS, PERTOLONGAN
PERTAMA KECELAKAAN
PADA ANAK, DAN SISTEM RUJUKAN
ANAK DAN BBL
Ilmu Kesehatan Anak
STIKes Ngudia Husada Madura
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
NIDN. 0702128901
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris yaitu Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa
klasifikasi penyakit, status gizi, status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan
konseling yang diberikan (Depkes RI, 2008).
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun.
Dibagi menjadi dua kelompok
sasaran yaitu: (Depkes RI, 2008).
1 Hari-2 Bulan 2 Bulan-5 tahun
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Kegiatan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
(Wijaya, 2009; Depkes RI, 2008)
MTBS
World Health Organization (WHO) telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan
dan kecacatan pada bayi dan balita. MTBS telah digunakan di lebih dari 100 negara dan terbukti
dapat: (Soenarto, 2009)
1. Menurunkan angka kematian
balita,
2. Memperbaiki status gizi,
3. Meningkatkan pemanfaatan
pelayanan kesehatan,
4. Memperbaiki kinerja petugas
kesehatan,
5. Memperbaiki kualitas pelayanan
dengan biaya lebih murah.
Meningkatkan ketrampilan
petugas kesehatan dalam tatalaksana
kasus balita sakit
Memperbaiki sistem kesehatan
Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat
dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
MTBS
GAMBARAN PENDEKATAN MTBS
Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali
secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
1
2
3
Apakah anak bisa minum/menyusu?
Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
Apakah anak menderita kejang?
Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan
keluhan utama lain:
Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas? Apakah anak menderita diare?
Apakah anak demam? Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Memeriksa status gizi Memeriksa anemia
Memeriksa status imunisasi Memeriksa pemberian vitamin A
Menilai masalah/keluhan-keluhan lain
(Depkes RI, 2008)
Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut, petugas akan
mengklasifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan
langkah-langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan
dalam penilaian/klasifikasi. Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Pertolongan Pertama Kecelakaan pada Anak
KERACUNAN
Adanya bahan beracun yang memasuki tubuh, atau karena menkonsumsi makanan tertentu yang memberi
reaksi penolakan tubuh (yang dikenal sebagai keracunan makanan)
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
KERACUNAN
Pertolongan Pertama
1 SEGERA DIMUNTAHKAN
1 MENCATAT BAHAN BERACUNNYA
●Dengan cara menyentuh anak-tekak (di pangkal tenggorok) dengan ujung jari telunjuk.
● Kalau dengan cara tersebut tidak berhasil, dapat dengan meminumkan putih telur mentah.
● Bila kedua cara dii atas tidak berhasil, maka harus segera dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas
terdekat.
Perlu Diperhatikan:
1. Memasukkan sesuatu kedalam mulut hanyadilakukan dalam keadaan
sadar (bangun).
2. Untuk menghindari cairan muntah masuk paru-paru, miringkan kepalanya
jika anak berbaring. Cara lain, bungkukkan badan anak, namun kepalanya
jangan tertunduk (jauhkan dagu dari dada), agar cairan muntah tidak
masuk hidung.
Sebisa mungkin mencatat bahan beracun apa
yang sudah anak telan ketika meminta bantuan dokter, atau rumah sakit. Hal ini diperlukan untuk memilih tindakan memberikan penawar racunnya (antidote).
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
● Luka Bakar Tingkat Pertama
● Luka Bakar Tingkat Kedua
● Luka Bakar Tingkat Tiga
LUKA BAKAR
Pahami Penyebab dan Tingkat
Keparahannya
Setelah mengetahui penyebabnya, segera
jauhkan dari tubuh anak.
Luka terjadi pada lapisan kulit paling luar, menyebabkan kulit kemerahan dan bengkak atau kulit menjadi kering tapi tidak lecet.
Luka yang terjadi lebih serius karena sudah mengenai lapisan kulit di bawahnya. Luka bakar pada anak ini menyebabkan kulit melepuh, kemerahan, dan terasa amat sakit.
Luka paling serius ini melibatkan semua lapisan dan jaringan kulit di bawahnya. Luka bakar ini menyebabkan kulit jadi kering, memutih, atau hangus.
Pertolongan Pertama
Membasahi kulit anak yang
terbakar dengan air mengalir.
Kompres area kulit yang terbakar
dengan air biasa selama 3-5 mnt.
Oleskan obat luka bakar yang bisa beli di apotek.
Tutupi luka dengan perban atau kain bersih selama 24
jam Nurun Nikmah, SST., M.Kes
TENGGELAM
Segera Keluarkan dari Air
Lakukan CPR
Cari Bantuan
Gendong untuk Pemulihan
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
KEMASUKAN BENDA ASING
Bila benda yang masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, bisa diambil dengan sebatang kawat berujung
tumpul yang dibengkokkan seperti kail. Secara perlahan kail tersebut dimasukkan ke dalam hidung kemudian tarik biji
tersebut pelan-pelan keluar. Bisa juga dengan menggunakan pinset. Jika tidak berhasil, segera bawa ke dokter.
Benda Masuk Hidung
Jangan memiringkan kepala anak lalu menepuk-nepuk telinga sebelahnya karena bisa membuat gendang telinga
cedera. Jika yang terjadi telinga anak kemasukan serangga seperti
nyamuk atau lalat, teteskanlah minyak atau cutton bud yang diberi minyak, masukkan ke dalam telinga anak. Minyak ini
sebagai pelicin dan serangga dapat dengan mudah dikeluarkan. Bisa juga dilakukan dengan meneteskan H2O2 ke dalam lubang telinga. Diamkan beberapa saat dan usai itu,
koreklah kuping secara hati-hati. Segera konsultasi dengan dokter bila anak mengeluh nyeri
pada telinganya. Bisa jadi sudah terjadi infeksi.
Benda Masuk Telinga
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Masukkan jari ke dinding belakang tenggorokan. Usahakan untuk mencungkil benda tersebut agar keluar. Atau pukul
tengkuk keras-keras agar benda bisa keluar. Cara lain dapat dilakukan adalah dengan memeluk anak
dari arah belakang. Kepalkan tangan Anda di bawah ujung tulang dada dan telapak tangan yang lain di atasnya.
Bengkokkan punggung anak ke depan dengan posisi kepala menggantung. Tekan dan dorong perut anak kuat-kuat dan menyentak yang cepat dengan arah menyerong 45 derajat.
Gunakan kepalan tangan tapi jangan sampai menekan tulang iganya.
Benda Masuk Tenggorokan
Panaskan pinset dengan api. Dinginkan dulu sebelum digunakan. Alihkan perhatiannya saat serpihan tersebut
dikeluarkan, agar mengurangi rasa sakit. Bisa juga dikeluarkan dengan ujung peniti, bila letaknya di bawah kulit. Olesi
betadine, lalu lukai kulitnya sedikit, atau digesek dengan ujung peniti. Kemudian keluarkan atau cabut serpihan benda tersebut. Setelah itu bersihkan dengan antiseptik. Sebaiknya
jangan dibalut dengan plester. Bila yang masuk ke dalam kulit itu serpihan kaca sehingga dagingnya terluka, maka perlu
segera bantuan tenaga medis.
Benda Masuk Kulit
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Biasanya benda yang tertelan ini bentuknya bulat. Tak terlalu bahaya karena akan keluar bersama kotoran. Tapi menjadi
bahaya bila benda yang tertelan itu tajam, misalnya duri ikan. Jangan diberi obat pencahar, karena dapat
membahayakan usus. Sebaiknya diberi makanan padat seperti bulatan nasi, kentang, singkong atau roti. Bisa juga
dengan memberi minum air dalam jumlah banyak.
Benda Tertelan
Bila benda asing yang masuk tadi terlihat bergerak bebas, bisa dibersihkan dengan saputangan yang bersih.
benda sudah keluar tapi anak masih merasa nyeri setelah satu dua jam, anak perlu berobat ke dokter.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah tuangkan air dalam baskom. Lalu celupkan mata anak ke dalamnya. Mungkin
bendanya bisa keluar. Tapi ingat, jangan melakukan apa pun jika benda tertancap di dalam mata. Tutup mata dengan
kasa atau sapu tangan bersih lalu diplester dan segera bawa ke rumah sakit terdekat
Benda Masuk Mata
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
GIGITAN BINATANG
MENSTERILKAN LUKA
MENCEGAH TETANUS
GIGITAN ULAR DAN PENYAKIT RABIES
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Sistem Rujukan BBL
Prinsip Dasar
● Mewaspadai
factor resiko
● Mengenal tanda
tanda resiko tinggi
● Mengetahui
indikasi rujukan
Indikasi Rujukan Bayi
● Bayi berat lahir rendah ≤ 2.000 gram ● Bayi tidak mau minum ASI ● Tangan dan kaki bayi teraba dingin ● Bayi mengalami gangguan atau kesulitan bernafas ● Bayi mengalami perdarahan ● Bayi mengalami kejang kejang ● Bayi mengalami gejala ikterus yang meningkat
● Bayi mengalami gangguan saluran cerna di sertai muntah muntah,diare atau tidak BAB sama sekali dengan perut membuncit
● Bayi menunjukan tanda infeksi berat ● Bayi menyandang kelainan bawaan
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Prosedur Pelaksanaan Rujukan BBL
Sebelum bayi dirujuk, diperlukan stabilitasi keadaan umum bayi
dengan tujuan agar kondisi bayi tidak bertambah berat.
a. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infuse
b. Bayi dengan kejang perlu diberi pengobatan anti konvulsi terlebih
dulu agar kondisi bayi tidak bertambagh berat
c. Bayi sesak nafas dengan sianosis harus dibetikan oksigen
d. Suhu tubuh bayi dipertahankan agar tetap hangat dalam batas
norma ( 36,5-37,5º C).
e. Pemerikasaan gula darah apabila memungkinkan dilakukan
dengan desktrostik dan apabila hasilnya menunjukkan hipoglikemi
pemberian infuse di sesuaikan.
f. Bayi yang muntah atau kembung atau mengalami aspirasi
sebaiknya di pasang slang masuk kedalam lambung atau
derkompresi.
g. Jejas yang terbuka seperti meningocele, grastroskisis, di tutup
dengn kasa yang basahi dengan cairan NaCl 0,9% hangat.
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pelaksanaan Rujukan
a. Berfungsi nya mekanisme rujukan dari tingkat masyarakat dan
puskesmas hingga rumah sakit tempat rujukan.
b. Adanya komunikasi dua arah antara yang merujuk dan tempat
rujukan.
c. Tersedianya tenaga kesehatan yang mampu, terampil dan siaga
selama 24 jam.
d. Tersedianya alat kesehatan dan obat obatan sesuai kebutuhan di
tempat yang merujuk dan di tempat rujukan.
e. Tersedianya sarana angkutan atau transportasi selama 24 jam
f. Bagi keluarga tidak mampu tersedia dukungan dana untuk traspor,
perawatan dan engobatan dirumah sakit
g. Tersedianya dana insentif bagi petugas kesehatan yang siaga 24 jam Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Tanggungjawab Petugas dalam
Pelaksanaan Rujukan
● Persiapan rujukan yang memadai ● Penerangan kepada orang tua atau keluarga mengenai
penyakit yang ditemukan atau diduga.
● Izin rujukan atau tindakan lain yang akan dilakukan. ● Pemberian identifikasi, data (riwayat kehamilan,riwayat
kelahiran,riwayat penyakit) yang ada,yang sudah dilakukan dan yang mungkin diperlukan (hasil laboratorium,foto rontgen atau contoh darah ibu).
● Stabilasasi keadaan fital janin atau bayi baru lahir selama perjalanan ke tempat tujuan
● Bagi petugas yang menerima rujukan berupa penanganan
kasus rujukan ● Pembina kemampuan dan keterampilan teknis petugas
puskesmas oleh dokter spesialis kebidanan dan anak dalam penanganan kasus rujukan neonates sakit,maksimal sekali setiap 3 bulan
Hubungan Kerja Sama antara Petugas yang
Merujuk dan Petugas di Tempat Rujukan
Selama bayi dalam perjalanan, petugas yang merujuk perlu menghubungi petugas ditempat rujukan untuk menyampaikan
informasi mengenai kondisi bayi. Dengan adanya komunikasi tersebut, petugas di tempat rujukan mempunyai cukup waktu untuk
menyiapkan segala kebutuhan, sehingga kasus rujukan langsung dapat ditangani. Keluarga atau petugas kesehatan yang
mendampingi bayi harus menyerahkan surat atau kartu rujukan, menlengkapi identitas dan keterangan mengenai penyakit serta
melaporkan keadaan penderita selama perjalanan.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Umpan Balik Rujukan dan Tindak Lanjut
Kasus Pasca Rujukan
Tempat rujukan mengirim umpan balik mengenai keadaan bayi beserta anjuran tindak lanjut pasca rujukan terhadap bayi ke
petugas yang merujuk (puskesmas/polindes). Tindak lanjut pasca rujukan bayi sakit dilaksanakan oleh bidan di desa atas petugas
di daerah binaan pendekatan perawatan kesehatan masyarakat.
Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan Rujukan
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rujukan dilaksanaan oleh pengelolah dari jenjang administrasi yang lebih tinggi dengan menggunakan instrumen kuesioner. Instrumen ini
digunakan untuk menilai pelaksanaan rujukan di suatu wilayah dati II.
Sarana nya adalah Tim Audit Maternal Parinetal di Dati II dari Dinas kesehatan dan dokter spesialis kebidanan dan spesialis anak dari rumah sakit rujukan yang melakukan pembahasan
rujukan .
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
1. https://fk.uns.ac.id/static/filebagian/MTBS.pdf 2. https://www.sahabatnestle.co.id/content/kesehata
n/kesehatan-anak/pertolongan-pertama-anak-keracunan.html
3. https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/mengatasi-luka-bakar-pada-anak/
4. https://parenting.orami.co.id/magazine/pertolongan-pertama-pada-anak-tenggelam-yang-harus-diketahui/
5. https://www.fiqhislam.com/keluarga/balita/20035-
pertolongan-pertama-ketika-tubuh-bayi-kemasukan-benda-asing
6. https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/pertolongan-pertama-gigitan-binatang-pada-anak.html
7. https://www.academia.edu/9256238/Manajemen_Rujukan_Bayi_baru_lahir
Sumber:
Nurun Nikmah, SST., M.Kes
Thanks! Any Question?
You can find me at
● scienceofmidwife.wordpress.com
Nurun Nikmah, SST., M.Kes