Mundur Dari Gelanggang Dakwah

5
Mundur dari Gelanggang Dakwah, Mengapa? Dakwah - 14 Juni 2004 Penulis:Tate Qomarudin Pernahkah Anda merasa benar-benar kecewa ketika mengetahui ada aktifis dakwah yang ?menggantungkan pecinya? (ibarat petinju menggantung sarung tinjunya atau petenis menggantungkan raketnya)? Inilah yang oleh para pakar dakwah disebut futur (keloyoan) dalam dakwah. Fenomena futur sesungguhnya bukan sekedar ?menggantungkan peci? atau berhenti naik mimbar. Karena, bukankah kita sudah sepakat bahwa yang disebut dakwah bukan hanya tabligh, ceramah atau khutbah? Dakwah adalah segala aktifitas yang ditujukan untuk menyampaikan hidayah Allah kepada manusia dan mengajak mereka untuk istiqamah menjalankan segala yang diajarkan Allah dalam Quran dan Sunnah. Jadi aktifis dakwah tidak selalu berarti menjadi penceramah atau mubaligh dan mubalighah. Oleh karena itu pula, mundur dari gelanggang dakwah jangan hanya dimaknai berhenti dari ceramah. Berhenti dari segala aktifitas dakwah pun masuk kategori mundur dari gelanggang dakwah. Jangan dianggap biasa Sudah merupakan sunatullah, bahwa usaha-usaha penghancuran Islam serta pemurtadan Umat Islam akan berlangsung secara gencar dan terus menerus, seperti yang digambarkan oleh Allah swt. dengan firman-Nya: ?Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.? (QS. Al-Baqarah / 2:217)

description

mundur

Transcript of Mundur Dari Gelanggang Dakwah

Page 1: Mundur Dari Gelanggang Dakwah

Mundur dari Gelanggang Dakwah, Mengapa?Dakwah - 14 Juni 2004

Penulis:Tate Qomarudin

Pernahkah Anda merasa benar-benar kecewa ketika mengetahui ada aktifis dakwah yang ?menggantungkan pecinya? (ibarat petinju menggantung sarung tinjunya atau petenis menggantungkan raketnya)? Inilah yang oleh para pakar dakwah disebut futur (keloyoan) dalam dakwah.

Fenomena futur sesungguhnya bukan sekedar ?menggantungkan peci? atau berhenti naik mimbar. Karena, bukankah kita sudah sepakat bahwa yang disebut dakwah bukan hanya tabligh, ceramah atau khutbah? Dakwah adalah segala aktifitas yang ditujukan untuk menyampaikan hidayah Allah kepada manusia dan mengajak mereka untuk istiqamah menjalankan segala yang diajarkan Allah dalam Quran dan Sunnah. Jadi aktifis dakwah tidak selalu berarti menjadi penceramah atau mubaligh dan mubalighah. Oleh karena itu pula, mundur dari gelanggang dakwah jangan hanya dimaknai berhenti dari ceramah. Berhenti dari segala aktifitas dakwah pun masuk kategori mundur dari gelanggang dakwah.

Jangan dianggap biasaSudah merupakan sunatullah, bahwa usaha-usaha penghancuran Islam serta pemurtadan Umat Islam akan berlangsung secara gencar dan terus menerus, seperti yang digambarkan oleh Allah swt. dengan firman-Nya:

?Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.? (QS. Al-Baqarah / 2:217)

?Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.? (QS. Al-Baqarah / 2:120)

Akan tetapi Allah swt. Juga menjamin bahwa bumi ini tidak akan sepi dari orang-orang yang terus teguh berdakwah dan menegakkan kebenaran. Rasulullah saw menjelaskan:

?Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang terus menerus menegakkan kebenaran. Tidak dapat mencelakakan mereka orang yang menghinakan mereka hingga kemenangan dari Allah datang, dan mereka tetap dalam keadaan demikian (menegakkan kebenaran).? (Al-Bukhari dan Muslim)

Page 2: Mundur Dari Gelanggang Dakwah

Namun, jaminan itu berlaku dalam skala komunitas bukan skala personal. Karenanya, selalu saja ada orang-orang (jama?ah) yang konsisten dalam dakwah dan perlawanan terhadap kezaliman. Akan tetapi tidak juga mustahil jika kemudian ada individu-individu jama?ah tersebut yang mundur dari medan dakwah.

Idealnya, tentu saja, setiap aktifis dakwah terlibat secara istimror (tiada henti) dalam dakwah dengan segala bentuk aktifitasnya. Akan tetapi, pada kenyataannya ketergelinciran atau keloyoan bisa terjadi pada diri orang tertentu karena segala sifat kemanusiaannya, sebagaimana diisyaratakan oleh Allah swt. dalam Quran.

?Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.? (QS. 7:175)

?Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (QS. 4:95)

Meskipun adanya orang yang mundur dari gelanggang dakwah adalah bagian dari sunnatudda?wah, namun bukan berarti kita boleh membiarkannya. Perlu ada upaya untuk mengantisipasi dan mengobati gejala tersebut. Di antara bentuk antisipasi ini adalah dengan mengenal sebab-sebab terjadinya insilakh dari dakwah itu. Tentu saja mengenal sebab-sebab ini bukan dimaksudkan sekedar untuk disimpan dalam file atau memori otak kita melainkan untuk ditindaklanjuti dan disikapi dengan pola pembinaan yang relevan. Ustadz Jasim Muhalhil, seorang?..telah menguraikan soal sebab-sebab mundurnya seseorang dari gelanggang dakwah. Beberapa yang beliau sebutkan adalah:

KesombonganKesombongan biasanya disertai sikap penolakan terhadap kebaikan dan kebenaran. Allah swt. mengisyaratkan, ?Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya?? (QS. 7:40)

Dan Rasulullah saw menegaskan, ?Kesombongan adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang lain.?

Bentuk kesombongan dalam konteks dakwah misalnya melecehkan seseorang yang sudah dimusyawarahkan menjadi pimpinan dakwah dengan mengatakan, ?Mengapa harus dia yang jadi pemimpin? Apa yang membuatnya layak untuk itu? Untuk apa aku melaksanakan program-programnya yang dangkal dan tidak realistis?

Mengkhawatirkan diri dan keluarga

Page 3: Mundur Dari Gelanggang Dakwah

Kekhawatiran akan keselamatan diri dan keluarga dapat menjangkiti para da?i saat keyakinan bahwa ajal dan rizki berada di tangan Allah swt. Hal itu akan lebih parah lagi di saat kesibukan dakwah demikian membelenggu sementera suplai ruhiyah amat minim.

Sejarah juga telah mencatatkan untuk kita kisah Hathib Bin Abi Balta?ah. Saat Rasulullah saw dan orang-orang tertentu dari kalangan sahabat merencanakan secara rahsia untuk melakukan serangan ke Makkah, Abi Balta?ah berusaha mengirimkan surat melalui kurir untuk memberitahu orang-orang Quraisy tentanng rencana itu. Namun Allah swt. melindungi Rasulullah saw dan kaum Muslimin dari pengkhianatan itu. Hathib -semoga Allah meridhoinya- sendiri terselamatkan dengan jasanya sebagai salah satu dari assabiqunal-awwalun dan peran sertanya dalam Perang Badar. Hal itu ternyata dilakukannya bukan karena kemunafikan tidak pula karena murtad. Melainkan karena kelemahan manusiawi dan harapan mendapat tempat di sisi orang-orang Quraisy kelak usai pertempuran.

Karenannya manhaj rabbani mengajari kita dengan kisah Nabi Musa as. Allah swt. menerangkan, ?Dan (ingatlah) ketika Rabbmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertaqwa?" Berkata Musa: "Ya Rabbku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku". Allah berfirman: "Jangan takut (mereka tidak akan berhasil membunuhmu),maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mu'jizat-mu'jizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan), (QS. 26: 10-15)

Meskipun kekhawtiran Nabi Musa adalah terhadap nasib dakwah bukan terhadap dirinya, akan tetapi Allah swt. memberikan jawaban tegas, ?"Jangan takut (mereka tidak akan berhasil membunuhmu).?

Sifat Terburu-buru (Isti?jal).Dakwah adalah proyek panjang yang tidak ada putusnya hingga hari kiamat. Allah pun sudah memberikan parameter kemenangan perjuangan dalam ayat-Nya:

?Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.? (QS. 24:55)

Persoalannya adalah kemenangan itu hadir atas kuasa dan kehendak Allah bukan atas perencanaan dan keinginan manusia. Sangat boleh jadi kemenangan belum juga Allah berikan padahal para da?i dan mujahid telah merasa habis-habis dalam berjuang dan

Page 4: Mundur Dari Gelanggang Dakwah

berjihad. Nah, bagi orang yang tidak memahami manhaj dan Sunnah dakwah secara utuh kondisi di atas tidak mustahil menyebabkan munculnya frustrasiyang kadang berujung pada terlepasnya diri dari ikatan-ikatan dakwah.

Apa yang disebutkan di atas hanyalah beberapa contoh sebab-sebab kemunduruan seseorang dari arena perjuangan dakwah. Sekali lagi, ini menegaskan kepada kita bahwa tarbiyah adalah keniscayaan dalam dakwah. Allahu a?lam.