Muslimah ideal

10
|| 1 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428 ŒΗΤΩΤ™Ψ∏ΗΤΥφΤΤ±√≅†ΩΤ⊇ } ŒΗΤΩΤΨ⇒ΗΤΩΤ∈ τ ŒΗΤςℵ≠Ψ⊃ΗΤΩΤš γ ˆ∼Ω ⊕<∏ΠΨ√ †Ω∧ΨŠ ς↵÷Ψ⊃Ωš ð Σ/≅… Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) .(QS. An-Nisa’(4):34). Dalam ayat ini setidaknya ada tiga karakteristik utama wanita muslimah yang ditampilkan oleh Allah , di antaranya sebagai berikut; Pertama, shalihat yaitu beribadah kepada Allah Ta'ala dengan penuh keikhlasan hanya mengharap ridha-Nya semata, bukan sanjungan dan pujian manusia. Dan dalam beribadah kepada-Nya, ia selalu mencontohi Rasulullah . Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk dan patuh. Sedangkan menurut Istilah seperti yang dikatakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, ibadah adalah sebuatan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun yang batin. Ibadah bisa dibagi menjadi tiga macam yaitu; A)- Ibadah Qalbiyah (hati) seperti khauf (takut), Raja(mengharap), mahabbah (cinta), Tawakkal, Ragbah (senang). B)- Ibadah badaniyah (badan) seperti shalat, puasa, zakat, haji. C)- Ibadah lisaniyah (lisan), seperti zikir, membaca al-Qur an dan lainnya. Dengan demikian ibadah mencakup seluruh tingkah laku dan ucapan seorang mukmin jika itu diniatkan mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan adat dan kebiasaan yang mubah bisa menjadi Ibadah apabila

description

 

Transcript of Muslimah ideal

Page 1: Muslimah ideal

|| 1 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

⟩ŒΗΤΩΤ™Ψ∏ΗΤΥφΤΤ±√≅†ΩΤ⊇ ŒΗΤΩΤΨ⇒ΗΤΩΤ∈ τŒΗΤςℵ≠Ψ⊃ΗΤΩΤš γ ∼Ω⊕<∏ΠΨ√ †Ω∧ΨŠ ς↵÷Ψ⊃Ωš &ϑðΣ/≅…

Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah

memelihara (mereka)

.(QS. An-Nisa’(4):34).

Dalam ayat ini setidaknya ada tiga karakteristik utama wanita

muslimah yang ditampilkan oleh Allah , di antaranya sebagai berikut;

Pertama, shalihat yaitu beribadah kepada Allah Ta'ala dengan penuh

keikhlasan hanya mengharap ridha-Nya semata, bukan sanjungan dan pujian

manusia. Dan dalam beribadah kepada-Nya, ia selalu mencontohi Rasulullah

. Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk dan

patuh. Sedangkan menurut Istilah seperti yang dikatakan oleh Syekhul Islam

Ibnu Taimiyah,” ibadah adalah sebuatan yang mencakup seluruh apa yang

dicintai dan diridhai oleh Allah , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang

dzahir maupun yang batin.

Ibadah bisa dibagi menjadi tiga macam yaitu; A)- Ibadah Qalbiyah

(hati) seperti khauf (takut), Raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), Tawakkal,

Ragbah (senang). B)- Ibadah badaniyah (badan) seperti shalat, puasa, zakat,

haji. C)- Ibadah lisaniyah (lisan), seperti zikir, membaca al-Qur’an dan

lainnya. Dengan demikian ibadah mencakup seluruh tingkah laku dan

ucapan seorang mukmin jika itu diniatkan mendekatkan diri kepada Allah.

Bahkan adat dan kebiasaan yang mubah bisa menjadi Ibadah apabila

Page 2: Muslimah ideal

|| 2 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada Allah. Seperti tidur, makan,

mencari nafkah dan lainnya.

Kesalahan persepsi tentang ibadah bisa terjadi dengan cara

mengurangi makna ibadah serta membatasi pelaksanaannya pada ibadah

ritual dan syiar-syiar tertentu saja. Tidak ada ibadah yang berkaitan dengan

masalah sosial, akhlak dan muamalah. Begitu juga mereka yang berlebih-

lebihan dalam masalah ibadah, sehingga yang sunah kadang dianggap

wajib, atau yang mubah (boleh) dianggap haram. Ibadah yang benar harus

berlandaskan pada tiga filar yang utama yaitu; A)- Al-Hubb (cinta), yang

harus dibarengi dengan sikap rendah diri. B)- Al-Khauf (takut), yang harus

dibarengi dengan rasa raja (harap). C)- Ar’raja’ (mengharap).

Syekhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Dienullah adalah

menyembahnya dengan taat dan tunduk kepadaNya. Akan tetapi ibadah

yang diperintahkan mengandung makna tunduk dan cinta. Siapa yang

tunduk kepada seseorang dengan perasaan benci kepadanya maka ia

bukanlah menghamba (menyembah) kepadanya. Dan jika ia menyukai

sesuatu tetapi tidak tunduk kepadanya maka diapun tidak menghamba

padanya. Karena itu tidak cukup salah satu dari keduanya dalam beribadah

kepada Allah, tetapi hendaknya Allah lebih dicintainya dari segala sesuatu

dan Allah lebih diagungkan dari segalanya. Tidak ada yang berhak

mendapatkan kecintaan dan ketundukan yang sempurna selain Allah ”.

(Majmu’ Tauhid Najdiyah, hal.542)

Syekhul Islam berkata, “ Inti agama adalah dua yaitu kita tidak

menyembah kecuali kepada Allah, dan tidak menyembah Allah kecuali

dengan apa yang disyariatkan Allah .

Muslimah juga tidak menyekutukan Allah dalam ibadahnya baik

Syirik Akbar (besar), yaitu menyekutukan-Nya dalam do’a, sebagaimana

firman-Nya,”Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada Allah

dengan memurnikan ketaatan kepadaNya, tetapi tatkala Allah

Page 3: Muslimah ideal

|| 3 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

menyelamatkan mereka sampai ke darat tiba-tiba mereka kembali

mempersekutukan Allah”, (QS. al-Ankabut;65)

Atau syirik dalam niat dengan menjadikan tujuan amalnya hanya

semata untuk dunia, Allah berfirman, “Barangsiapa yang menghendaki

kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka

balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia

tidak akan dirugikan”, (QS.Hud;15)

Syirik dalam ketaatan dengan memberi ketaatan yang sama antara

Allah dengan makhluk-Nya, Sebagaimana firman-Nya, ”Mereka menjadikan

orang-orang alim dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah”,

(QS.at-Taubah;31)

Syirik dalam cinta dengan mencintai selain Allah menyamai

cintanya kepada Allah , sebagaimana firman-Nya,” Dan di antara manusia

ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah, mereka mencintainya

seperti mencintai Allah”, (QS. al- Baqarah;165).

Kedua; syirik Ashghar (kecil), yaitu beberapa perbuatan yang yang

disebutkan oleh Al-Qur’an dan hadits sebagai syirik tetapi tidak termasuk

syirik besar seperti bersumpah dengan selain Allah dan riya’

sebagaimana hadits Nabi yang artinya, “Sesungguhnya perkara yang paling

aku khawatir kepada kalian adalah syirik kecil yaitu riya’, (HR.Ahmad)

Ketiga; Syirik khofi (samar) , yaitu syirik yang terselubung seperti

yang digambarkan oleh Rasulullah dalam sabdanya, “Bagaimana sekiranya

aku beritau kalian tentang sesuatu yang lebih aku takuti (terjadi) pada

kalian daripada AL-Masih Ad-Dajjal?, mereka menjawab, Ya, wahai

Rasulullah!. Beliau bersabda, “Syirik yang samar, seperti seorang yang

berdiri lalu dia melakukan shalat maka dia perbagus shalatnya karena dia

melihat ada orang lain yang melihatnya”, ( HR.Ahmad , dari Abi Sa ’id Al-

Khudri). Dalam riwayat al-Hakim Rasulullah pernah mengilustrasikan

syirik itu lebih samar dari semut yang merayap di atas batu hitam di tengah

Page 4: Muslimah ideal

|| 4 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

malam yang gelap- gulita. Oleh sebab itu beliau mengajarkan do’a sebagai

berikut;

اللهم إني أعوذ بك أن نشرك شيئا وأنا اعلم واستغفرك من الذنب الذي ال

لمأع

Artinya, “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari segala perbuatan syirik

yang kuketahui, dan aku memohon ampunan-Mu dari dosa yang tidak

kuketahui”.

Kedua, Qhanithat (taat). Al-Hafidz Imaduddin Abil Fida’ Ismail Ibnu

Katsir menulis perkataan Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan

Qhanithat dalam ayat ini adalah taat kepada suaminya. karena lafadz ayat

ini umum, maka taat yang dimaksud juga meliputi taat kepada kedua orang

tua, sebagaimana firman Allah , “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan

supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat

baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di

antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya

perkataan ”ah”, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan

kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap

mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah; “Wahai

Tuhanku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah

mendidik aku waktu kecil”. (QS.Al -Isra ’; 23-24)

Ibu dan bapak adalah orang yang pertama setelah Allah yang

berjasa mewujudkan kita di dunia. Tidak ada seorangpun setelah Nabi Adam

dan Nabi Isa yang terlahir tanpa proses kedua orang tua. Perjalanan panjang

sejak dari setetes mani, menjadi darah kemudian segumpal daging yang

akhirnya menjadi manusia yang sempurna membutuhkan perjuangan yang

berat dari mereka berdua. Al-Qur’an sendiri mengilustrasikan perjuangan

Page 5: Muslimah ideal

|| 5 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

berat tersebut dengan lafaz “Wahnan Ala Wahnin” (lemah di atas

kelemahan), (QS.Lukman;13), di ayat lain dengan kata-kata “Hamalathu

Kurhan wa Wadha’athu Kurhan” (Mengandungnya dengan susah dan

melahirkan dengan susah pula). (QS.Al-Ahqaf;15).

Allah menceritakan semuanya dengan tujuan sebagaimana di akhir

ayat, agar setiap anak manusia bisa bersyukur kepada Allah dan kepada

orang tuanya. Bersyukur kepada Allah kata Syekh As-Sa’di,”Yaitu dengan

beribadah kepada Allah yang menciptakanya dan jangan sampai

keberadaannya di dunia untuk maksiat kepada Allah. Adapun bersyukur

kepada orang tua yaitu dengan berbuat baik dan taat kepada keduanya.

(Taisir Karimurrahman; hal. 597).

Kewajiban berbuat baik kepada orang tua diperintahkan oleh Allah

dengan menggunakan lafaz “Wawasshaina” (Kami wasiatkan) kepada

manusia (QS.Al-Ankabut;8, Lukman;14). Ini dimaksudkan agar manusia

tetap ingat kepada kewajiban tersebut apapun profesi dan kedudukannya

kelak. Juga Allah mensejajarkan perintah berbuat baik pada orang tua,

dengan kewajiban beribadah kepada-Nya (QS.Isra ’; 23), menunjukkan

betapa agungnya perintah tersebut. Maka ketika Rasulullah ditanya

perbuatan apa yang paling afdhal, beliau menjawab setelah shalat di awal

waktu adalah berbakti pada orang tua (HR.Bukhari Muslim).

Suatu hari di musim haji seorang laki-laki menggendong ibunya

ketika tawaf dalam keadaan yang berdesakan. Ia bertanya kepada Ibnu

Umar,”Apakah dengan ini aku sudah membalas jasa ibuku ?”. Ibnu Umar

menjawab,“Belum, sekalipun setetes air susunya. Dan seorang tidak akan

mungkin bisa membalas jasa kedua orang tuanya kata Rasulullah, kecuali

ia dapatkan bapaknya tertawan menjadi budak kemudian dia tebus dan

memerdekakannya. (HR.Muslim).

Sebagai orang yang mengandung, melahirkan dan menyusui bahkan

sampai dua tahun (QS.Al-Baqarah;233), ibu mestinya mendapatkan

Page 6: Muslimah ideal

|| 6 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

perlakuan yang lebih dibandingkan ayah. Seorang laki-laki bertanya kepada

Rasulullah ,”Siapakah orang yang paling berhak untuk dilayani dengan

sebaik-baiknya ?”. Beliau menjawab “Ibumu !”. “Lalu siapa lagi ?”. Beliau

menjawab,“Ibumu !”. “Lalu siapa lagi ?”, Beliau menjawab ,“Ibumu !”. “Lalu

siapa lagi ?”. Beliau menjawab,“Bapakmu !”. (HR.Bukhari Muslim).

Mentaati orang tua kata Imam Ahmad diwajibkan pada semua yang

mubah (dibolehkan dalam agama). Kalau orang tua melarang melakukan

sesuatu atau memerintahkan melakukan sesuatu sekalipun itu dalam

masalah pribadi, anak harus mentaatinya. Seperti seorang ibu yang

memerintahkan anaknya untuk menceraikan isterinya yang tidak taat dan

tidak bisa berbuat baik pada mertuanya, ia harus melakukannya.

Sebagaimana yang diceritakan oleh Abdullah bin Umar bahwa bapaknya

Umar bin Khattab pernah menyuruhnya untuk menceraikan isterinya yang

sangat dia cintai. Ketika itu diadukan kepada Rasulullah, beliau bersabda,

“Ceraikanlah isterimu !” (HR.Abu Daud dan Tirmidzi, shahih).

Bahkan seorang tidak boleh mengorbankan hak orang tuanya

sekalipun dengan tujuan ibadah Selama ibadah itu bukan hal yang wajib.

Ada seorang yang datang kepada Rasulullah meminta ikut berjihad untuk

mencari ridha Allah. Nabi bertanya,“Apakah orang tuamu masih hidup ?”.

Dia menjawab,“Ya”. Nabi bersabda,“Maukah engkau mencari ridha Allah ?.

Pulanglah dan perbaikilah cara berbaktimu pada keduanya !” (HR.Bukhari

Muslim). Dalam riwayat lain Nabi bersabda,“Pulanglah dan berjihadlah

pada keduanya”, (HR.Bukhari Muslim). Maksudnya berjihad dengan cara

berbuat baik kepadanya. Hadits ini menunjukkan agungnya kedudukan

orang tua. Berbuat baik kepadanya lebih utama daripada jihad fisabilillah.

Dan kalau jihad itu Fardhhu Kifayah maka diharamkan seorang anak pergi

tanpa seizin kedua orang tuanya (Riyadhusshalihin; 137).

Sekalipun orang tua berbeda agama, seorang anak tetap

berkewajiban untuk berbuat baik kepadanya. (QS. Lukman;15). Asma’ binti

Abu Bakar pernah mengadukan ibunya yang non muslim kepada Rasulullah

Page 7: Muslimah ideal

|| 7 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

yang selalu datang kepadanya minta untuk minta diperlakukan dengan baik.

Nabi bersabda,“Perlakukanlah ibumu dengan cara yang baik”, (HR.Bukhari

Muslim). Dan berbuat baik kepada keduanya masih diwajibkan sekalipun

mereka sudah meninggal dunia. Seorang sahabat bertanya kepada Nabi,

apakah masih ada hak orang tuanya setelah ia meninggal dunia. Nabi

menjawab,“Mendoakannya, memohonkan ampunan untuknya, dan

menyambung persahabatan yang pernah dia bina di masa hayatnya”.

(HR.Ahmad )

Begitu agungnya kedudukan orang tua, maka Allah melarang

untuk durhaka kepada keduanya. Sekalipun hanya dengan perkataan,“Uffin

!” (ah), (QS.Isra’; 23). Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini

mengatakan,“Jangan mereka mendengar kata yang tidak baik darimu

walaupun sekedar perkataan “ah”, yaitu perkataan yang sangat sepele.

Jangan pula keluar darimu perbuatan yang tidak layak baginya. Tetapi

sebaliknya mengatakan perkataan yang lunak dan berisi penghormatan

dan do’a baginya”,(Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim;III/50).

Rasulullah menganggap, durhaka kepada orang tua, termasuk salah

satu dosa besar. (HR.Bukhari Muslim). Dan akibat kedurhakaannya, seorang

anak bisa merasakannya semenjak di dunia. Kita masih mengingat kisah Si

Malin Kundang anak durhaka. Syekh Athiyah Muhammad Salim, seorang

guru besar di Masjid Nabawi pernah bercerita kepada penulis, ketika beliau

menjabat sebagai Ketua Mahkamah Syariah di Madinah. Beliau pernah

mengadili seorang anak yang membunuh ayahnya dengan cara

menyembelihnya di balik batu besar di tengah padang pasir. Ketika ditanya

kenapa melakukan pembunuhan itu dan kenapa memilih tempat di sana ?.

Anak tersebut menjawab,”Sebelum saya membunuhnya, ayah saya

berkata,”Di sinilah aku dulu juga membunuh ayahku”.

Allah mengajarkan do’a untuk orang tua,” Ya, Allah ! Tunjukilah

aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan

kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang salih yang

Page 8: Muslimah ideal

|| 8 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)

kepada anak cucuku. (QS.Al-Ahqaf;15)

Juga taat kepada pemimpin dan siapaun selama tidak mengajak

kepada kemaksiatan, Rasulullah bersabda,” Tidak boleh ta’at kepada

makhluk, dalam maksiat kepada Khaliq (Allah). Juga tidak boleh taat pada

orang tua dalam kemaksiatan, atau mengajak kepada kemusyrikan

(QS.Lukman;15 ).

Bagi seorang isteri ta’at kepada suami merupakan sebuah ibadah dan

kewajiban. Rasulullah bersabda, “Apabila wanita telah shalat lima waktu,

dan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati

suaminya, maka dikatakan kepadanya; masuklah ke surga lewat pintu mana

yang disuka” , (HR.Ahmad dari Abdurrahman bin Auf).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,”Kalau wanita diajak oleh

suaminya ke ranjang, kemudian dia menolak maka malaikat akan

melaknatnya sampai pagi” , (HR.Bukhari Muslim).

Semuanya ini karena besarnya tanggungjawab suami kepada isteri,

sehingga dia berhak mendapatkan perlakuan dan hak seperti itu.

Ketiga, Hafidzaat (menjaga diri). Islam memuliakan wanita muslimah

dari kedzaliman jahiliyah yang memperbudak wanita bahkan membunuh

anak-anak wanitanya, sebagaimana firman Allah , “Dan apabila seseorang

dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah

(merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan

dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan

kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung

kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)

Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS. An-

Nahl (16):58-59).

Al-Qur’an sangat memperhatikan prinsip-prinsip kesetaraan jender

sebagaimana yang bisa dianalisa dengan lewat beberapa variabel sebagai

Page 9: Muslimah ideal

|| 9 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

standar di antaranya; laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba

Allah yang mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi

hamba yang ideal (muttaqin), (QS. 49:13). Penghargaan dan balasan yang

akan diperoleh oleh hamba adalah sama tanpa melihat status jendernya,

(QS.16:97). Sama-sama berpotensi untuk meraih prestasi di dunia dan di

akherat, (QS.3:195), (QS.4:124), (QS.16:97), (QS.40:40). Beberapa bentuk

kekhususan yang diberikan kepada laki-laki seperti sebagai qawwamah

(pelindung) bagi perempuan, (QS.4:34), mendaptakan warisan yang lebih,

(QS.4:11), diperkenankan poligami bagi yang memenuhi persyaratan,

(QS.4:3), tidaklah menyebakan laki-laki menjadi hamba yang utama, tetapi

harus dipahami sebagai bentuk tanggung jawab yang lebih besar kepada

laki-laki dalam kapasitasnya yang mempunyai peran publik dan sosial yang

lebih dari perempuan.

Untuk menjaga kehormatan dan kesucian itulah, Allah

memerintahkan muslimah untuk menutup auratnya dan tidak dipamerkan

kepada orang yang bukan mahramnya. Allah berfirman, » Katakanlah

kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan

mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka

menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari

mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka,

dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami

mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera

mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka,

atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara

perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang

mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai

keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang

aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar

diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada

Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. al-Nur

Page 10: Muslimah ideal

|| 10 dari 10 || Copyleft 2007 – 1428

(24): 31). Juga firman Allah ,” Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,

anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah

mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu

supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak

diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.

Al-Ahzab (33):59)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,” Wanita yang paling baik

adalah muslimah yang apabila anda melihatnya, kau akan senang, apabila

kau menyuruhnya dia akan taat, dan apabila engkau tidak ada di

sampingnya, dia akan menjaga dirinya dan hartamu, (HR. Ibnu Jarir)

Inilah beberapa karakteristik utama muslimah yang ideal menurut al-Qur’an

dan Sunnah. semoga Allah memberikan kita hidayah dan inayah-Nya

kepada kita agar kita bisa menjagi hamba-hamba-Nya yang ideal, Amin!.

Wallahu A’ lam bishshawab

Rujukan:

- Tafsir al-Qur’an al-Adzim oleh Imaduddin Isma’ il Ibnu Katsir juz 1/653-655).

- Riyadushshalihin

© Copyright Maktabah Abî Salmâ al-Atsarî 2007

URL: http://dear.to/abusalma Email : [email protected]

Artikel ini adalah publikasi online dari Maktabah lit Tahmîl (Download Library) Abŭ Salmâ al-Atsarî. Artikel ini dapat disebarluaskan dan dipublikasikan dalam

berbagai bentuk selama dalam rangkaian tujuan dakwah, dan bukan untuk tujuan komersil.