Mutasi pada Bunga Krisan

18
Mutasi pada BUNGA Krisan (Chrysanthemum) 1.Nurul Khomsiyatun H0811063 2.Rahma Rizky W. H0811071 3.Christanty Ayu I.W. H0813036

description

Summary of chrysanthemum's mutation researches from Indonesia and other countries

Transcript of Mutasi pada Bunga Krisan

Page 1: Mutasi pada Bunga Krisan

Mutasi pada BUNGA Krisan (Chrysanthemum)1.Nurul KhomsiyatunH0811063

2.Rahma Rizky W.H0811071

3.Christanty Ayu I.W.H0813036

Page 2: Mutasi pada Bunga Krisan

PENDAHULUAN

KLASIFIKASIKingdom: Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)    Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)       Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)           Sub Kelas: Asteridae               Ordo: Asterales                   Famili: Asteraceae                       Genus: Chrysanthemum                          Spesies: Chrysanthemum x grandiflorum

Page 3: Mutasi pada Bunga Krisan

MUTASI Merupakan perubahan materi genetik,

baik pada tingkat DNA ataupun pada tingkat kromosom. Organisme yang mengalami mutasi genetik disebut mutan, sedangkan senyawa atau materi yang dapat menyebabkan mutasi disebut mutagen. Mutagen yang sering digunakan adalah radiasi (penyinaran), misalnya sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar-X; atau senyawa kimia (Pujiyanto, 2008)

PENDAHULUAN

Page 4: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEW

Bunga krisan yang dikenal saat ini merupakan hibrida-hibrida yang kompleks yang berasal dari pemuliaan tanaman selama puluhan tahun. Salah satu jalan pintas untuk meningkatkan keragaman genetik pada krisan potong adalah dengan induksi mutasi melalui iradiasi sinar gamma.

Page 5: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWDatta et al (2005) melakukan penelitian penyinaran floret Chrysanthemum morifolium Ramat. cvs. Flirt, Puja, Maghi dan Sunil dengan 500 dan 1000 rad sinar gamma. Frekuensi regenerasi langsung tunas menurun dalam floret dengan perlakuan sinar gamma. Efek radiasi ditemukan pada tanaman-regenerasi dari eksplan floret dengan perlakuan sinar gamma dan juga pada tinggi tanaman, ukuran daun dan bunga.

Page 6: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWMenurut Sihombing (2004), perlakuan iradiasi sinar gamma menyebabkan penurunan jumlah daun dan tinggi planlet. Selain itu, seiring dengan peningkatan dosis iradiasi, viabilitas planlet saat aklimatisasi mengalami penurunan.

Page 7: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWPenelitian Kumari et. al. (2013) menunjukkan bahwa semua perlakuan sinar gamma secara signifikan mengurangi jumlah daun dan diameter batang. Pengurangan ini meningkat seiring dengan peningkatan dosis. Kelainan tanaman meningkat setelah dilakukan iradiasi dengan intensitas pemberian sinar gamma yang berbeda. Kelainan yang terjadi pada daun meliputi perubahan bentuk daun dan ukuran.

Page 8: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWPenelitian Sanjaya (2004) mengemukakan bahwa iradiasi sinar gamma pada varietas krisan memiliki tujuan untuk mendapatkan mutan-mutan yang sesuai dengan preferensi konsumen dan meningkatkan keragaman genetik krisan dalam upaya memperkaya koleksi plasma nutfah.

Page 9: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWBerdasarkan penelitian Zalewska et. al. (2011) yang mengunakan tiga kultivar krisan sebagai objek penelitian dan radiasi gamma sebesar 15 Gy diperoleh hasil bahwa radiasi gamma pada dosis 15 Gy dapat berhasil diterapkan in vitro sebagai faktor mutagenik dalam pemuliaan krisan. Induksi mutagenesis juga telah terbukti sangat efektif dalam metode pemuliaan krisan.

Page 10: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWPenelitian Lamseejan et. al. (2000), menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknik kultur jaringan dalam kombinasi dengan sinar gamma, mutan warna bunga dapat diisolasi dan dibiakkan secara in vitro sehingga dapat menghasilkan bunga krisan varietas baru.

Page 11: Mutasi pada Bunga Krisan

REVIEWPenelitian Zalewska et al. (2010) tentang mutagenesis somatik menunjukkan bahwa dalam waktu yang singkat dari seorang induk kultivar saja dapat memperoleh banyak mutan yang menarik, sehingga menciptakan kelompok kultivar baru. Iradiasi gamma pada dosis 15 Gy telah dianggap sebagai faktor mutagenik yang lebih efektif daripada iradiasi X.

Page 12: Mutasi pada Bunga Krisan

1. WarnaMenurut penelitian Lema-Rumiska et al. (2004), pembentukan warna baru pada bunga yang disebabkan oleh mutasi nampaknya terkait dengan penghilangan materi genetik baru. Warna turunan dalam krisan ditentukan oleh dua lapisan sel, yatu lapisan sel L1 dan L2.

Sedangkan penelitian Kumari et. al. (2013) mengemukakan bahwa perubahan warna bunga diamati dalam bentuk chimera.Hasil penelitian menunjukkan berbagai warna bunga dari kuning, oranye, pink cahaya untuk ungu gelap nampak pada 10 dan 15 Gy.

Page 13: Mutasi pada Bunga Krisan

2. Efek Radiasi pada Karakter VegetatifKumari et. al. (2013) menunjukkan bahwa sinar gamma memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman. Iradiasi gamma secara signifikan mengurangi persentase kelangsungan hidup tanaman. Semakin besar dosis sinar gamma yang diberikan, semakin besar pula tingkat penurunan kelangsungan hidup tanaman.

Penelitian Dwimahyani (2007) menyatakan pertumbuhan tanaman dari masing-masing dosis menunjukkan perbedaan, baik dalam tinggi tanaman maupun dalam proses pembungaan. Tanaman dosis 15 Gy ke atas berbunga lebih lambat dan tanaman menjadi kerdil. Dosis optimal untuk iradiasi kultivar Pink Fiji adalah 10-15 Gy.

Page 14: Mutasi pada Bunga Krisan

Lanjutan 2…

Poole melalui penelitiannya pada tahun 1962 melakukan percobaan dengan hasil waktu penerapan radiasi, tingkat nitrogen dan kalium, serta dosis radiasi mempengaruhi persentase pertumbuhan. Waktu penerapan radiasi, nitrogen dan radiasi mempengaruhi persen mutasi yang dihasilkan.

Page 15: Mutasi pada Bunga Krisan

3. Efek Radiasi pada Karakter Bunga

Penelitian Kumari et. al. (2013) menjelaskan bahwa karakter bunga dari berbagai krisan secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai iradiasi sinar gamma. Keterlambatan inisiasi tunas bunga dapat disebabkan karena pengurangan dalam proses fisiologis. Keterlambatan inisiasi tunas pada akhirnya akan mengakibatkan terlambatnya pemekaran bunga. Peningkatan dosis sinar gamma secara signifikan juga mengurangi jumlah kepala bunga per tanaman.

Sementara menurut penelitian Barakat (2010), menunjukkan bahwa dosis iradiasi 0,5 Gy adalah dosis yang paling efektif dalam mendorong mutasi dalam bentuk bunga dan jumlah kuntum per kepala bunga.

Page 16: Mutasi pada Bunga Krisan

4. Efek Radiasi pada Palynological dan Karakter Anatomi

Kumari et. al. (2013) menjelaskan bahwa iradiasi sinar gamma memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kesuburan serbuk sari. Pada dosis sinar gamma yang lebih tinggi serbuk sari menjadi keriput, ini menunjukkan penurunan adanya kesuburan.Dalam penelitian ini sinar gamma dosis 10 Gy dan 15 Gy ditemukan baik dalam induksi mutasi yang berguna untuk mengubah warna bunga dan bentuknya.

Page 17: Mutasi pada Bunga Krisan

5. Resistensi Terhadap Penyakit

Hasil penelitian Kumar (2012) menjelaskan adanya peningkatan ketahanan tanaman terhadap bercak daun menggunakan mutasi in vitro dan seleksi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa tanaman krisan memiliki resistensi yang lebih besar terhadap penyakit bercak daun setelah dilakukan mutasi.

Page 18: Mutasi pada Bunga Krisan

THANK YOU