Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

19
A. Taksonomi Taksonomi dari cacing namatoda adalah: Filum : Nemathelminthes Kelas : Nematoda Ordo : Strongylorida, rhabditorida, ascaridorida, spirurorida, camallanorida, dorylaimorida, dioctophymatorida Famili : Trichostrongylidae, rhabditidae, cephalobidae, strongyloididae, ancylostomatidae, strongylidae, syngamidae, metastrongilidae, ascarididae, filariidae, dll Genus : Trichostrongylus, strongyloides, ancylostoma, necator, strongylus, haemonchus, dipetalonema, dirofilaria, dll Spesies : Trichostrongylus axei, Strongyloides papillosus, Ancylostoma caninum, Necator americanus, Strongylus equinus, Haemonchus contortus, Dipetalonema reconditum, Dirofilaria immitis, dll B. Morfologi Umum Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda. Mereka mempunyai saluran usus dan rongga badan, tetapi rongga badan tersebut dilapisi dengan selaput selular sehingga disebut pseudosel atau pseudoseloma. Nematoda berbentuk bulat pada potongan melintang, tidak bersegmen, dan ditutupi oleh

Transcript of Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

Page 1: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

A. Taksonomi

Taksonomi dari cacing namatoda adalah:

Filum : Nemathelminthes

Kelas : Nematoda

Ordo : Strongylorida, rhabditorida, ascaridorida, spirurorida, camallanorida,

dorylaimorida, dioctophymatorida

Famili : Trichostrongylidae, rhabditidae, cephalobidae, strongyloididae,

ancylostomatidae, strongylidae, syngamidae, metastrongilidae,

ascarididae, filariidae, dll

Genus : Trichostrongylus, strongyloides, ancylostoma, necator, strongylus,

haemonchus, dipetalonema, dirofilaria, dll

Spesies : Trichostrongylus axei, Strongyloides papillosus, Ancylostoma caninum,

Necator americanus, Strongylus equinus, Haemonchus contortus, 

Dipetalonema reconditum, Dirofilaria immitis, dll

     

B. Morfologi Umum

Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda. Mereka mempunyai saluran usus

dan rongga badan, tetapi rongga badan tersebut dilapisi dengan selaput selular sehingga

disebut pseudosel atau pseudoseloma. Nematoda berbentuk bulat pada potongan melintang,

tidak bersegmen, dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan sel langsung

dibawahnya, hipodermis.

Kutikula terdiri dari sejumlah lapisan dan sedikitnya terdiri dari 5 protein yang berbeda.

Di bawahnya adalah hipodermis, suatu tabung tipis dengan empat penebalan longitudinal,

korda yang mengandung inti sel hipodermal, di antara tiap-tiap korda terdapat lapangan

interkordal atau daerah interkordal. Lapisan berikutnya setelah hipodermis di daerah

interkordal ini terdapat lapisan otot somatik. Otot ini lebih kurang berbentuk kumparan dan

terletak sepanjang cacing, salah satu tepinya melekat pada hipodermis. Serabut-serabut otot

terletak sepanjang tepi korda ini dan pada beberapa kasus, juga terdapat sepanjang bagian

dari sisi-sisinya; sisa dari sel otot diisi oleh sarkoplasma dan mengandung inti. Terdapat juga

otot khusus yang melekat pada alat-alat kopulasi, esophagus dan lain sebagainya.

Saluran pencenaan merupakan tabung lurus panjang. Terdapat sebuah mulut pada ujung

anterior cacing. Mulut ini dikelilingi oleh bibir. Jumlah bibir yang primitif adalah 6, dua

subdorsal, dua lateral, dan dua suventral. Walaupun demikian, pada beberapa nematoda

terjadi fusi sehingga terdapat tiga bibir (satu dorsal dan dua subventral), dan bibir (lateral)

Page 2: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

atau tanpa bibir. Pada nematoda lain bibir diganti dengan 6 hingga 40 papila membentuk

corona radiata atau mahkota daun.

Setelah lubang mulut sampailah pada stoma atau rongga bukal, yang dilapisi oleh

kutikula, dan setelah itu adalah esophagus, juga dilapisi kutikula. Lumen dari stoma kurang

lebih bulat pada potongan melintang, sedangkan esophagus berbentuk triradiata, salah satu

jarinya mengarah ke ventral.

Terdapat empat tipe esophagus, yang paling primitif adalah esophagus rabditiform

yang tersusun dari satu korpus di anterior (sering terbagi menjadi dua bagian, satu prokorpus

yang anterior dan satu metakorpus yang posterior), satu ismus di tengah, dan satu bulbus di

posterior. Esophagus bentuk kedua adalah strongiloform; mempunyai satu bulbus di

posterior, dan satu korpus di anterior, tetapi tidak ada ismus. Bentuk ketiga adalah filariform;

bentuk ini adalah silinder yang uniform dan sempit. Bentuk keempat adalah trikurida; bentuk

ini tersusun dari jajaran sel-sel (stikosit) yang disebut stikosoma, yang sebagian atau seluruh

hidupnya menutupi esophagus; lumennya tidak berbentu segitiga, tetapi agak kempis. Tiga

bentuk pertama esophagus tersebut di atas berurat daging, sedangkan yang keempat tidak.

Sebagai tambahan, bentuk keempat esophagus tadi hanya ditemukan dalam bentuk nematoda

kelas Adenophorasida.

Di posterior dari esophagus terdapat katup esopagointestinal yang juga dilapisi oleh

kutikula, dan di poeteriornya adalah intestinum atau mesenteron. Ini merupakan tabung lurus

dengan lumen yang kurang lebih sirkuler pada potongan melintang. Intestinum tersebur

terdiri dari lapis tunggal dari 18 atau 20 sampai kira-kira 1 juta sel, bergantung dari jenis

cacing. Sisa yang menghadap ke lumen setiap sel mempunyai lapis mikrovili yang diduga

mempunyai fungsi penyerapan. Sitoplasma sel usus terdiri dari sejumlah besar sferokristal

yang mungkin tersusun dari xantina, beta seng sulfida, atau bahan lain adalah cadangan

makanan.

Sekum mungkin ada atau tidak ada, bergantung dari jenis nematoda. Apabila ada,

biasanya sekum lebih di anterior sedangkan pada mamalia di posterior.

Di posterior dari usus cacing betina terdapat rektum dan pada yang jantan kloaka.

Rektum atau kloaka dilapisi oleh kutikula, dan terbuka keluar melalui anus. Bagian tubuh

disebelah posterior anus disebut ekor.

Sistem saraf terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi ismus esopagus dan yang

tersusun dari sejumlah ganglia dan saraf. Dari cincin saraf terdapat enam batang saraf

berjalan ke anterior dan empat ke posterior. Saraf yang ke posterior terdapat di dalam empat

korda, yang dorsal dan ventral masing-masing dibentuk oleh gabungan dua dari enam batang

Page 3: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

saraf primitif. Di samping itu terdapat ganglia lain, terutama pada saraf ventral; terdapat

hubungan silang antara batang-batang saraf; dan terdapat pula saraf khusus yang menuju ke

papila, seta, kemoseptor dan sebagainya. Dijumpai adanya dua kemoseptor anterior, biasanya

seperti kantung, amfida dan juga dua kemoseptor posterior yang agak serupa, fasmida.

Nematoda dibagi atas dua kelas; pembagian ini dulunya berdasarkan ada atau tidaknya

fasmida ini, tetapi pembagian demikian tidak praktis karena fasmida sangat sulit atau

mustahil terlihat pada cacing dewasa, bahkan mungkin mereka tidak ada.

Sistem ekskresi berupa ekskresi maupun osmoregulasi. Dalam kelas yang mencakup

kebanyakan nematoda parasit, Secernentasida, sistem ekskresi terdiri dari saluran-saluran

lateral yang berjalan dalam korda lateral, satu atau dua kelenjar ekskresi atau reneta, satu

saluran ekskresi ventral dan satu lubang ekskresi yang terbuka ke luar disebelah ventral

esopagus. Mungkin terdapat atau tidak terdapat ampula kontraktil pada saluran ekskresi.

Dalam kelas nematoda yang lain, Adenophorasida, tidak ada saluran lateral tetapi hanya ada

satu sel kelenjar ekskresi ventral dan satu lubang ekskresi.

C. Morfologi Jantan dan Betina

Jenis kelamin pada kebanyakan nematoda terpisah. Sistem reproduksi jantan terdiri dari

satu kadang-kadang dua testis tubuler.

Dari setiap testis muncul vas eferen menuju vesikulum seminal, sebagai tempat

penyimpanan sperma. Walaupun demikian, bisanya kedua organ ini tidak ada, dan vas

deferen keluar dari testis langsungke kloaka. Dinding sebagian vas deferen kadang-kadang

bemodifikasi berfungsi untuk sekresi. Kadang-kadang terdapat lubang yang masuk ke bagian

ini yang berasal dari kelenjar ejakulator (yang membentuk semen adesif yang digunakan pada

saat kopulasi) dan kelenjar kloaka (yang mensekresi zat yang tidak diketahui). Vas deferen

biasanya masuk ke dalam kloaka dari sisi ventral.

Di sebelah dorsal kloaka terdapat sebuah kantung, kantung spikulum, yang berisi dua

spikula (atau satu atau tidak ada sama sekali) tersusun dari kutikulin tebal kekuningan. Alat

ini digunakan oleh nematoda untuk kopulasi dan oleh ahli taksonomi untuk membedakan

jenis nematoda. Beberapa nematoda juga mempunyai gubernakulum kutikuler yang sedikit

atau banyak bersklera terletak di dorsal dari spikulum, dan sedikit nematoda mempunyai

struktur kutikuler bersklera lain. Telamon, yang terletak pada dinding ventral dan lateral

kloaka. Spikulum adalah padat, dan sperma tidak melaluinya. Pada saat kopulasi spikulum

dimasukkan ke dalam vagina cacing betina, dan diduga membuka bibir sedemikian rupa

Page 4: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

sehingga sperma dapat lewat di antara bibir tersebut. Gubernakulum dan telamon membantu

mengarahkan spikulum.

Terdapat sejumlah papila yang kadang-kadang bertangkai, mengelilingi anus. Pola

susunan papila ini sering digunakan untuk membedakan nematoda. Terdapat dua tipe ekor

cacing jantan. Salah satu diantaranya, ala kaudal (“sayap” dari kutikula sepanjang sisi cacing)

tidak begitu melebar, sedangkan tipe yang lain meluas membentuk bursa. Organ ini tersusun

dari dua lobus lateral berisi sejumlah jari-jari (papila-papila kaudal diperkuat oleh jaringan

otot). Juga kadang-kadang terdapatsatu lobus dorsal. Struktur jari-jari juga berguna untuk

mengidentifikasi nematoda. Bursa tersebut berguna untuk menggenggam cacing betina

selama kopulasi.

Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari dua (kadang-kadang satu) ovarium tubuler,

masing-masing disertai oviduk yang menuju uterus. Bagian dari uterus setelah oviduk dapat

meluas setelah membentuk reseptakulum seminal untuk menyimpan sperma. Dari dua uterus

melanjutkan sebagai vagina ventral tunggal, yang membuka keluar melalui vulva. Vagina

kadang-kadang terbagi dua, satu vagina vera di distal atau vagina sejati, dan satu vagina

uterina, di proksimal. Sebagai tambahan kadang-kadang terdapat ovejektor, tersusun dari

vagina melulu atau vagina ditambah sebagian uterus. Kadang-kadang dapat ditemukan katup

pada vulva. Vagina dilapisi kutikula, uturus dengan epitel squamosa dan oviduk dengan epitel

kolumner tinggi.

Page 5: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

D. Habitat/Tempat Tinggal

Terdapat sekitar 10.000 jenis nematoda yang hidup didalam segala jenis habitat mulai

dari tanah, air tawar dan air asin sampai tanaman dan hewan.

E. Siklus Hidup

Siklus hidup nematoda mengikuti pola standar terdiri dari telur, empat stadium larva,

dan dewasa. Larva kadang-kadang disebut juvenil karena mereka mirip yang dewasa, yakni

mereka berbentuk cacing juga. Menyilih (ekdisis) terjadi setelah setiap stadium larva. Telur

kadang-kadang menetas pada saat larva berkembang  didalamnya, dengan demikian stadium

infektif mungkin telur atau mungkin larva, bergantung kepada jenis nematoda. Apabila

stadium infektif adalah larva, biasanya larva tersebut stadium ketiga (L-3). Jika stadium

infektif adalah telur, larva yang dikandung biasanya larva tersebut stadium kedua (L-2).

Nematoda kadang-kadang mempunyai induk semang antara, bergantung kepada jenisnya.

Jika tidak terdapat induk semang antara, siklus hidup disebut langsung, sedangkan jika ada,

disebut tidak langsung. Larva yang infektif dapat berselubung. Pada nematoda-nematoda

yang larvanya berselubung, larva tersebut biasanya stadium ketiga, dan selubungnya adalah

pelepasan kutikula larva kedua yang semua lubang yang ada telah tertutup. Oleh karena itu

larva yang infektif tidak dapat makan, tetapi harus hidup dari cadangan makanan didalam sel-

sel ususnya. Larva infektif dapat menginfeksi induk semang sejati dengan cara termakan atau

aktif menembus kulit. Sekali berapa didalam induk semang sejati, mereka segera menetap di

dalam lokasi akhir dan berkembang menjadi stadium dewasa, atau tergantung jenisnya,

mereka mungkin bermigrasi kemana-mana di seluruh tubuhnya.

Fase kritis siklus hidup nematoda adalah fase pada waktu penularan dari satu induk

semang ke induk semang yang lain. Ini terbukti bahwa nematoda meletakkan begitu banyak

telur tetapi jumlah nematoda di dunia tidak menunjukkan pertambahan bahaya penularan

yang cukup besar. Umumnya, nematoda tanpa induk semang antara lebih banyak dibanding

yang dengan induk semang, meskipun hal ini terdapat variasi. Setiap faktor lingkungan yang

mempengaruhi satu induk semang antara atau nematoda stadium hidup bebas mempengaruhi

pada penularan nematoda.

Page 6: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

F. Jenis Pembagian

Nematoda Pada Babi

I. ASCARIS SUUM

Taksonomi

Phylum : Nematohelminthes

Class : Nematoda

Ordo : Ascaridoria

Family : Ascarididae

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris suum

Morfologi

Cacing Ascaris suum berbentuk bulat panjang, memiliki kutikula yang tebal serta

memiliki tiga buah bibir pada bagian mulutnya. Dua buah bibirnya terletak pada bagian

dorsal. Masing-masing bibir dilengkapi dengan papillae dibagian lateral dan subventral dan

dilengkapi pula dengan sederetan gigi pada permukaan sebelah dalam. Ukuran panjang tubuh

cacing jantanberkisar antara 15-25 cm dengan diameter penampang lintang 3 mm. Sedangkan

cacing betina dapat mencapai panjang 41 cm dengan diameter penampang lintangnya 5 mm.

Page 7: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

Siklus Hidup

o Langsung

o Telur bersama feses (infektif 13-18 hari/30-40 hari dengan suhu 18-20 derajat celcius)

→tertelan telur infektif menetas di dalam usus. Molting→larva stadium II. Kemudian

menembus dinding usus→Hepar (melalui portal hepatik) kemudian Molting→larva

stadium III (4-5 hari) →Jantung (melalui aliran darah) →pulmo (melalui aliran darah)

kemudian Molting→larva stadium IV (5-6 hari) →

alveoli→bronchioli→bronchi→trachea→dibatukkan→tertelan→usus halus→dewasa

o Larva stadium IV terdapat di usus halus 2-3 minggu setelah infeksi.

II. METASTRONGYLUS APRI

Taksonomi

Phylum : Nematohelminthes

Class : Secernentasida

Ordo : Strongylorida

Family : Metastrongyloridae

Genus : Metastrongylus

Spesies : Metastrongylus apri

Morfologi

Cacing ini merupakan cacing paru-paru pada babi. Terdapat dua bibir lateral berlobus

tiga dan tersebar adalah lobus yang ditengah. Kapsul bukal sangat kecil, dengan spikula pada

yang jantan panjang dan lembut, dengan sayap garis melintang. Ekor berbentuk kerucut.

Vulva dekat dengan anus. Uterus paralel. Cacing ini oviparosa. Cacing jantan panjang 11-

26mm dan cacing betina 28-60 mm. Telur berukuran 45-57 X 38-41 mikron dan telur

berembrio ketika dikeluarkan.

Siklus Hidup

Siklus hidup cacing ini secara tidak langsung yaitu melalui induk semang antara. Telur

dikeluarkan pada bronkhus dan bronkhiolus, dibatukkan kemudian ditelan dan dikelurkan

bersama tinja. Telur ini harus dimakan cacing tanah untuk perkembangan lebih lanjut. Cacing

tanah yang dapat berperan sebagai hospes intermidier antara lain : Allobophora chloritica,

Denroboena rubida, Eisenia austriaca, E. foitida dan Lumbricus terrestris. Babi terinfeksi

Page 8: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

dengan jalan memakan cacing tanah yang mengandung larva stadium 3, kemudian larva

dibebaskan didalam usus halus babi, menembus usus halus menuju limfaglandula

mesenterika melalui sistem limfe. Di tempat tersebut larva menyilih menyilih menjadi larva

stadium 4, kemudian melalui sistem limfa dan peredaran darah menuju jantung dan paru-

paru, menyilih menjadi stadium dewasa.

III. TRICHINELLA SPIRALIS

Morfologi

Cacing dewasa kecil, tetapi sering muncul dalam jumlah besar, larva cacing

menyebabkan efek yang serius dengan mengkista pada urat daging. Cacing betina panjangnya

1,4 –1,6 mm dan jantan 3-4 mm, ukuran telur 40 x 30 mikron, telur akan menetas dalam

uterus cacing betina (viviparosa). Larva ditemukan dalam kista mikroskopis pada urat daging

bergaris melintang . yang jantan mempunyai anus yang ditonjolkan dan sembulan berbentuk

kerucut disetiap sisi. Tidak mempunyai spikulum dan selubung. Vulva terletak pertengahan

esofagus.

Siklus Hidup

Apabila kista yang infektif termakan oleh induk semang, maka daging yang

mengandung kista tercerna oleh pengaruh enzim pencernaan dan larva cacing akan terbebas.

Larva akan masuk kedalam usus halus dan menjadi dewasa kelamin.. kemudian cacing jantan

dan betina kawin, setelah kawin cacing jantan segera mati. Cacing betina akan menembus

kedalam mukosa usus melalui glandula liberkhun kedalam ruang limfe, disini cacing betina

bertelur dan menetas didalam saluran uterus dari cacing. Larva yang dihasilkan masuk

saluran limpe, menembus ductus thoracicus, vena cava superior kiri dan kanan jantung,

kemudian keperedaran darah yang disebarkan keseluruh tubuh. Penyebaran larva terutama

pada urat daging bergaris melintang dan selanjutnya berkembang pada otot maseter,

diafragma, inter costae, lidah, larinx dan mata. Kadang-kadang ditemukan pada hati, pankreas

dan ginjal. Larva tumbuh sampai berukuran panjang 0,8 – 1 mm dan diameter 30 mikron (16

hari). Dinding kiste terbentuk setelah 3 bulan dan mulai melingkar dalam kista yang dibentuk

oleh jaringan sekitarnya. Otot disekitar mengalami degenerasi dan pengapuran setelah 6-9

bulan, tetapi larva dalam kista tetap hidup untuk beberapa tahun (sampai 11 tahun). Kista

akan tumbuh menjadi cacing dewasa dalam usus induk semang berikutnya bila termakan oleh

induk semang tersebut. Daur hidup cacing ini tertutup.

Page 9: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

Nematoda Pada Unggas

I. ASCARIDIA GALLI

Taksonomi

Phylum : Nematohelminthes

Class : Nematoda

Family : Ascarididae

Genus : Ascaridia

Spesies : Ascaridia galli

Morfologi

Ascaridia galli merupakan cacing berbentuk silinder, berukuran paling besar pada

unggas. Cacingberwarna putih kekuning-kuningan, memiliki tiga buah bibir yang berukuran

sama, esofagus berbentuk alat pemukul dan tidak dijumpai adanya bulbus posterior.

Cacing jantan panjangnya 5-6 cm dan ekornya mempunyai alae kecil yang dilengkapi

dengan sepuluh pasang papillae yang sebagian besar pendek dan tebal. Mempunyai sucker

(batil isap ) precloaka dan berbentuk bundar dengan tepi cutikuler yang tebal. Spikulum tidak

sama besarnya, tetapi sama panjang berukuran 1-2,4 mm dan tidak ada gubernakulum.

Cacing betina dewasa berukuran 7,2 – 11,6 cm, bagian ekornya memipih kebagian

ujung, sedangkan lubang kelamin terletak lebih kearah depan (pertengahan tubuh).

Telur cacing A. galli berbentuk oval dengan dinding yang halus, licin, tidak bersegmen

dan belum berkembang saat dikeluarkan. Telur cacing berukuran 73 – 92 X 45-57 mikron.

Cacing betina dewasa mengeluarkan telur sebanyak 250.000 butir setiap hari.

Siklus Hidup

Telur cacing keluar bersama tinja hospes definitif terinfeksi pada saat defikasi. Di alam

luar telur akan mengalami perkembangan yaitu di dalam telur akan terbentuk larva, telur

infeksius (telur dengan larva stadium II) akan dicapai setelah kira-kira 10 hari dan sangat

tahan terhadap pengaruh luar, dan bahkan dapat bertahan selama tiga bulan pada tempat yang

teduh tetapi cepat terbunuh dalam kekeringan, kepanasan dan terkena sinar matahari

langsung.

Unggas terinfeksi bila makan/minum yang tercemar telur infektif atau termakannya

cacing tanah yang sebelumnya menelan telur cacing infektif, transmisi dapat terjadi secara

mekanik langsung ke dalam usus hospes definif. Setelah telur infeksius tertelan, didalam

Page 10: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

saluran pencernaan hospes definitif , karena pengaruh enzem pencernaan telur akan menetas

dan terbebaslah larva stadium II. Setelah menetas, larva II akan menetapdidalam lumen usus

selama 8 hari dan mengalami ekdisis ( menyilih) menjadi larva III, setelah itu larva III akan

masuk kedalam mukosa usus halus sampai hari ke-17 menyilih menjadi larva IV dan

akhirnya masuk ke lumen usus dan menjadi dewasa ( 6-8 minggu ).

II. HETERAKIS GALLINARUMTaksonomi

Phylum : Nematohelminthes

Class : Nematoda

Ordo : Ascaridoria

Family : Heterakidae

Genus : Heterakis

Spesies : Heterakis gallinarum

Morfologi

Cacing jantan berukuran panjang 7-13 mm. Cacing betina 10-15 mm. Memiliki alae

lateralis yang besar, dengan esofagusbulbus yang kuat. Ekor cacing jantan diperlengkapi alae

yang besar, sebuah sucker precloaca yang menonjol dan membulat serta 12 pasang papillae.

Spikula tidak sama, yang kanan langsing 2 mm, yang kiri memiliki sayap lebar 0,65 –0,7

mm. Vulva ditengah-tengah tubuh cacing betina. Telur berdinding tebal, halus dengan ukuran

65-80 u X 35 – 46 mikron.

Siklus Hidup

Telur cacing keluar bersama tinja saat defikasi, kemudian telur cacing diluar tubuh

hospes berkembang menjadi stadium II yang infektif setelah 14 hari (270 C), tetapi

perkembangan biasanya lebih lama sampai beberapa minggu pada suhu yang lebih rendah.

Telur sangat tahan terhadap kondisi lingkungan dan tahan sampai berbulan-bulan.

Bila hospes menelan telur infektif, larva menetas dalam usus halus setelah 1-2 jam.

Sekitar 4 hari kemudian cacing-cacing muda tersebut berada dalam mukosa caecum dan

dapat merusak kelenjar disitu. Didalam kelenjar larva stadium II berada selama 2-5 hari

sebelum melanjutkan perkembangan di dalam lumen. Pada 6 hari setelah infeksi menyilih

Page 11: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

menjadi stadium III, kemudia pada hari ke-10 menyilih menjadi stadium IV dan pada hari ke-

15 menjadi dewasa. Periode prepaten adalah 24-30 hari setelah infeksi.

Cacing tanah dapat membantu sebagai reservoir (inang paretenik), dimana dalam

tubuh cacing tanah parasit berada sebagai larva stadium II. Infeksi terjadi karena memakan

cacing tanah yang mengandung larva stadium II.

III. SYNGAMUS TRACHEALIS

Taksonomi

Phylum : Nematohelminthes

Class : Nematoda

Ordo : Strongylorida

Family : Syngamidae

Genus : Syngamus

Spesies : Syngamus trachealis

Morfologi

Speies yang penting Syngamus trachea, dijumpai di dalam trachea mentog, ayam,

bebek, angsa dan berbagai burung diseluruh dunia. Berwarna merah tua dan selalu berada

dalam keadaan kopulasi. Cacing jantan panjang 2-6 mm, yang betina 5-20 mm. Lubang mulut

lebar, tanpa corona radiata. Capsula bucalis bentuk cawan berisi 6-10 gigi-gigi kecil pada

dasarnya. Bursa cacing jantan memiliki alur pendek dan kuat. Telur ukurannya 70-100 U X

43-48 mikron, memiliki operculum tebal pada kedua ujung.

Siklus Hidup

Telur cacing pada umumnya dibatukkan keatas dan ditelan masuk alat pencernaan,

kemudian keluar tubuh bersama tinja. Larva infeksius terbentuk didalam telur setelah keluar

dari dalam tubuh. Pada kondisi optimal yaitu kelembaban tinggi dan suhu optimal dibutuhkan

waktu 3 hari, pada kondisi lapangan dibutuhkan waktu 1 sampai 2 minggu. Didalam telur

larva ekdisis dua kali dan larva infektif dapat menetas dari telur, namun pada umumnya

infeksi terjadi dengan menelan telur yang mengandung larva infektif. Larva yang menetas

dapat tertelan oleh cacing tanah, siput, kumbang, kutu dan arthropoda lainnya dan mengkista

disitu. Arthropoda dan cacing tanah dapat sebagai inang paratenik.

Larva yang menetas dari telur, didalam usus akan menembus dinding usus, ikut aliran

darah sampai ke paru-paru, dicapai selama 6 jam. Ecdisis berikut terjadi 3 hari setelah infeksi

Page 12: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

ecdisis terakhir terjadi hari keempat atau kelima dan cacing muda migrasi dari alveoli ke

bronchioli yang lebih besar dan copulasi disini. Trachea dicapai setelah 7 hari dan periode

prepaten 17 – 20 hari setelah infeksi.

Page 13: Nematoda merupakan anggota dari filum nematoda.docx

DAFTAR PUSTAKA

D. Levine, N. 1994. Parasitologi Veteriner. Gajah Mada University Press : Yogyakarta

Hasna, Q. 2009. Taksonomi Nematoda. http://planthospital.blogspot.com/2012/05/

taksonomi-nematoda.html. Diakses tanggal 13 Mei 2012

Mufti Kamaruddin, dkk. Buku Ajar Parasitologi Veteriner. FKH Unsyiah : Banda Aceh

http://www.tinasark.com/images/hookworm.jpg

http://sharonapbio-taxonomy.wikispaces.com/file/view/nematode.jpg/50864359/

nematode.jpg