Neo

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 Konsep BBL (Bayi Baru Lahir 2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Donna L. Wong, 2003) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep. Kes. RI, 2005) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat, (M. Sholeh Kosim, 2007) 2.4.2 Klasifikasi BBL 1. Klasifikasi menurut masa neonatal a. Neonatus: adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir

Transcript of Neo

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep BBL (Bayi Baru Lahir

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002)Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Donna L. Wong, 2003)Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep. Kes. RI, 2005)Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat, (M. Sholeh Kosim, 2007)2.4.2 Klasifikasi BBL1. Klasifikasi menurut masa neonatal

a. Neonatus: adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahirb. Neonatus dini: usia 0 7 hari

c. Neonatus lanjut: usia 7 28 hari

2. Klasifikasi menurut berat lahir yaitu :

a. Bayi Berat Lahir Cukup: bayi dengan berat lahir 2500 - 4000 gram

b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau Low birthweight infant: bayi dengan berat badan lahir 1500 2500 gram

c. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) atau very low birthweight infant: bayi dengan berat badan lahir 1000 1500 gram

d. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) atau Extremely very low birthweight infant: bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram.3. Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu :

a. Bayi Kurang Bulan (BKN) : Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu ( < 259 hari)

b. Bayi Cukup Bulan (BCB) : Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37 42 minggu (259 293 hari)

c. Bayi Lebih Bulan (BLB) : Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari)

d. Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan : bayi dilahirkan dengan berat lahir ( < 10 Persentil) menurut grafik Lubchenco

e. Bayi Besar Untuk Masa Kehamilan : Bayi dilahirkan dengan berat lahir > 10 persentil menurut grafik Lubchenco

( Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2012)2.4.3Ciri ciri bayi baru lahir

1. Berat badan 2500 4000 gram

2. Panjang badan 48 52 cm

3. Lingkar dada 30 38 cm

4. Lingkar kepala 33 35 cm

5. Frekuensi jantung 120 160 kali/menit

6. Pernafasan 60 40 kali/menit

7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genetalia ;

Perempuan labia mayor sudah menutupi labia minor

Laki laki testis sudah turun, skrotum ada

11. Reflek menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik

14. Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan

(Marmi & Kukuh, 2012)2.4.4Pengkajian Fisik Pada BBL

Pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan pada dua tahap. Pertama, pengkajian segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari ehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace (reflek atau respon terhadap rangsang), activity (tonus otot), and respiratory effort (usaha bernafas). Pengkajian dimulai saat kepala pampak pada diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik/ penunjang lain dari catatan medic yang menunjang.

(muslihatun, 2010)Table Nilai APGAR Bayi Baru Lahir

Tanda012

appearance (warna kulit)Blue(seluruh tubuh bayi biru dan pucat)Body Pink Limbs Blue (Tubuh kemerahan, ekstremitas Biru)All Pink (seluruh tubuh kemerahan)

pulse (denyut jantung)Absent (Tidak ada)< 100 100

grimace (reflek)None (Tidak Bereaksi)Grimace (Sedikit gerakan)Cry (Reaksi melawan, menangis)

activity (tonus otot)Limp (lumpuh)Some flexion of limbs (Ekstremitas sedikit fleksi)Active movement, limbs well flexed (gerakan aktif, ekstremitas fleksi dg baik)

respiratory (usaha bernafas)None (tidak ada)Slow, irregular (lambat, tidak teratur)Good, strong Cry (menangis Kuat)

Sumber : (Marmi & Kukuh, 2012)2.4.4.1Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)a. Kepala

Ubun ubun besar, Ubun ubun kecil, sutura, molase, caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung

b. Muka

Tanda tanda paralisis

c. Mata

Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subconjungtiva.d. Telinga

Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan perdengaran

e. Hidung

Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan

f. Mulut

Bentuk simetris / tidak, mukosa mulut kering / basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, reflek menghisap, adakah labio / palatoskisis, trush, sianosis

g. Leher

Bentuk simetris / tidak, adakah pembengkakan atau benjolan, kelainan tyroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom, dll.

h. Klavikula dan lengan tangan

Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari

i. Dada

Bentuk dan kelainan bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan

j. Abdomen

Penonjolan tali pusat saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, omfalokel, palpasi hati, ginjal

k. Genetalia

Kelamin laki laki : penis panjang, testis sudah turun berada dalam skrotum. Kelamin perempuan : labia mayor, labia minor, klitoris, orifisium vagina, secret , dll.

l. Tungkai dan kaki

Gerakan, bentuk simetris / tidak, jumlah jari, pergerakanm. Anus

Berlubang / tidak, posisi, fungsi spingter ani, adanya atresia ani, megacolon

n. Punggung

Bayi tengkurap, scoliosis, pembengkakan, spina bifida, meilomeningokel, lesung/ bercak rambut, dll.

o. Pemeriksaan Kulit

Verniks caseosa, lanugo, warna, odema, bercak, tanda lahir, memar

p. Reflek

Refleks Grabella

Refleks hisap

Refleks menelan

Refleks mencari

Refleks genggam

Refleks babinsky

Refleks moro

Refleks merangkak

Refleks melangkah

Refleks tonic neck

Refleks ekstrusi

q. Antropometri Ukuran antropometri BBLLaki - lakiperempuan

Berat Lahir3,35 (2,53 4,43)3,40 (2,25 4,15)

Panjang Lahir56,6 (52,8 60,9)55,3 (51,5 59,3)

Lingkar Kepala35,8 (32,1 38,5)34,7 (32,3 37,7)

2.4.4.2Perubahan Fisik Neonatus Setelah Kelahiran

1. Perubahan Fisik Fisiologis Perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil rangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.

1) Gangguan metabolik karbohidrat

Kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan menurun menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120mg/100ml.

2) Gangguan umum

Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 250C maka bayi akan kehilangan panas, melalui evaporasi, konversi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit.

Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi oleh tubuh hanya sepersepuluh dari yang dibentuk dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Hal ini sangat berbahaya terutama untuk neonatus bayi berat lahir rendah dan asfiksia, akibat tubuh yang rendah metabolisme jaringan akan meningkatkan dan asidosis metabolik yang ada akan bertambah berat sehingga kebutuhan oksigen pun akan meningkat, hipotermia ini juga akan menyebabkan hipoglikemia, bayi baru lahir dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan mengurangi konsumsi energi serta merawatnya di dalam Neutral Thermal Environment (NTE).

3) Perubahan sistem pernafasan

Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti: kemoreseptor carotid yang sangat peka terhadap kekurangan oksigen. Rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan di luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya.

Tekanan rongga dada bayi pada waktu memulai jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru, yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini, sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru- paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.

4) Perubahan sistem sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen di dalam alveoli meningkat, sebaliknya tekanan karbon dioksida menurun. Hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonaris mengalir ke paru-paru dan duktus arterious menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat darah dari plasenta melalui vena inferior dan foramen oval ke atrium kiri berhenti.

Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan. Ini menyebabkan foramen oval menutup, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.

2.4.5TermoregulasiTermoregulasi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi panas dan hilangnya panas dalam rangka menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal, kemampuan ini sangatlah terbatas pada BBL. Suhu normal pada BBL adalah 36,50 C 37,50 C.Hipertermi pada BBL adalah peningkatan suhu tubuh > 37,50 C, hal ini akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi, peningkatan rata rata metabolisme tubuh dan peningkatan kehilangan cairan tubuh.

Hipotermia pada BBL adalah suhu dibawah 36,50 C yang terbagi atas hepotermia ringan yaitu suhu tubuh antara 36 36,50 C, hipotermia sedang yaitu suhu tubuh antara 32 360 C , dan hipotermia berat yaitu suhu tubuh < 320 C. BBL dapat mengalami hipotermi melalui beberapa mekanisme, yang berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas :1. Penurunan produksi panas

Hal ini dapat disebabkan kegagalan dalam system endokrin dan terjadi penurunan basal metabolisme tubuh, sehingga timbul proses penurunan produksi panas misalnya pada keadaan disfungsi kelenjar tyroid, adrenal ataupun pituitaria.

2. Peningkatan panas yang hilang

Konduksi

Perpindahan panas yang tejadi sebagai akibat perbedaan suhu antara kedua objek. Kehilangan panas terjadi saat kontak langsung antara kulit BBL dengan permukaan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas terjadi pada BBL yang berada pada permukaan / alas yang dingin, seperti pada waktu penimbangan.

Konveksi

Transfer panas yang terjadi secara sederhana dari selisih suhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingindi permukaan tubuh bayi. Sumber kehilangan panas disini dapat berupa : incubator dengan jendela yang terbuka, atau pada waktu proses transportasi BBL ke rumah sakit. Radiasi

Yaitu perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang dingin, misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu lingkungan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas dapat berupa suhu lingkungan yang dingin atau suhu incubator yang dingin.

Evaporasi

Panas terbuang akibat penguapan, melalui permukaan kulit dan traktus respiratorius. Umber kehilangan panas dapat berupa BBL yang basah setelah lahir atau pada waktu dimandikan.3. Kegagalan termoregulasi

Kegagalan termoregulasi secara umum disebabkan kegagalan hipotalamus dalam menjalankan fungsinya dikarenakan berbagai penyebab. Keadaan hipoksia intrauterine / saat persalinan/ post partum, defek neurologic dan paparan obat prenatal (analgesik/anastesi) dapat menekan responns neurologic bayi dalam mempertahankan suhu tubuhnya. Bayi sepsis akan mengalami masalah salam pengaturan suhu dapat menjadi hipotermi atau hipertermi.

2.4.6Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. PAda saan penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :

1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.

2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.

3. Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang steril. Jika menggunakan bola karet penghisap pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi

4. Memastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih

5. Memastikan bahwa timbangan, pita ukur, thermometer, stetoskop, dan benda benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih

6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama payudara dengan mandi setiap hari. (putting susu tidak boleh terkena sabun)

7. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari8. Menjaga bayi dari orang orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.

Upaya yang lain dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah :

1. Pencegahan infeksi pada tali pusat

Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan disebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan dan mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yan dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda tanda infeksi tali pusat yang harus diwaspadai antara lain tali pusat berwarna kemerahan, ada pus atau nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segeramelapor ke dokter jika ada tali pusat ditemukan perdarahan, pembengkakakn, keluar cairan, tampak merah dan berbau busuk.

2. Pencegahan infeksi pada kulit

Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi didada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadi kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibody bayi yang sudah terbentuk dan tergantung dalam air susu ibu.3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir

Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep / obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep mata, misalnya bayi baru lahir diberi salep mata setelah lewat 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.

4. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memasukan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Jadwal imunisasi yang diwajibkan sesuai program pengembangan imunisasi (PPI) adalah BCG, polio, hepatitis B, DPT, dan campak :

1. BCG

BCG (Bacille Calmette-Guerin), Perlindungan penyakit : TBC / Tuberkulosis. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberkulosis, namun dapat mencegah komplikasinya atau tuberkulosis berat.

a. Kandungan : Mycobacterium bovis yang dilemahkan,

b. Waktu pemberian : Umur : usia < 2 bulan, apabila BCG diberikan diatas usia 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

c. Kontraindikasi : Reaksi uji tuberkulin > 5 mm.Menderita inveksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau dengan resiko tinggi infeksi HIV Menderita gizi buruk Menderita demam tinggi.

d. Efek samping Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah, atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan imunisasi tidak perlu diulang. Jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan.

2. Hepatitis B

a. Perlindungan Penyakit : Hepatitis B

b. Waktu dan dosis pemberian : Minimal diberikan sebanyak 3 kali Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir Interval antara dosis pertama dan kedua minimal 1 bulan. Dosis ketiga merupakan penentu respons antibodi karena merupakan dosis booster (3-6 bulan).

c. Efek samping Kejadian pasca imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual, dan nyeri sendi. Orang tua/pengasuh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup disekdar dengan air hangat. Jika reaksi tersebut menjadi berat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi / anak ke dokter.

3. DPTImunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B.Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu.Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB. Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.4. Polio

a. Perlindungan Penyakit : Poliomielitis/Polio (lumpuh layuh).

b. Waktu Pemberian : Vaksin polio oral diberikan pada bayi baru lahir sebagai Dosis awal, kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan tiga dosis terpisah berturutturut dengan interval waktu 6-8 minggu.

c. Kontraindikasi Demam (>38.5 0C) Muntah atau diare Keganasan, HIV (Human Immunodeficiency Virus) Efek samping Diperkirakan terdapat 1 kasus poliomyelitis paralitik yang berkaitan dengan vaksin terjadi setiap 2,5 juta dosis OPV (Oral Polio Vaksin) yang diberikan. Resiko terjadi paling sering pada pemberian pertama dibandingkan dengan dosis-dosis berikutnya. Setelah vaksinasi sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, dan nyeri otot.

5. Campak

a. Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ditemukan spesifik enantem (Kopliks spot) diikuti dengan erupsi mukopapular yang menyeluruh.b. Penyebab : campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk dalam family Paramyxovirus. Virus ini sensitif terhadap panas, dan sangat mudah rusak pada suhu 370c.c. Waktu pemberian : pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara subkutan, walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular.d. Efek samping

Efek samping pemberian imunisasi campak berupa demam > 39,5oC yang terjadi pada 5-15% kasus dijumpai pada hari ke 5-6 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari ke 7-10 berlangsung selama 2-4 hari.e. Reaksi yang berat dapat ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati timbul pada 30 hari setelah imunisasi.

Jadwal imunisasi yang dianjurkan sesuai program pengembangan imunisasi non PPI , adalah MMR, hib, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza :

1. Measles, Mumps, Rubella (MMR)Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, parotitis,dan campak Jerman (Rubella).

a. Parotitis menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Parotitis bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Campak Jerman (Rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan atau gangguan perdarahan.b. Perlindungan penyakit : Campak, Parotitisdan Rubellac. Waktu dan dosis pemberian : diberikan dosis tunggal 0.5 ml subkutan, dan diberikan pada umur 12-18 bulan.d. Kontra Indikasi Keganasan Demam akut, defisiensi imun Efek samping. Pada penelitian yang mencakup 6000 anak yang berusia 1- 2 tahun, dilaporkan setelah vaksinasi MMR dapat terjadi malaise, demam, atau ruam yang terjadi 1 minggu setelah imunisasi. Dalam masa 6-11 hari setelah imunisasi, dapat terjadi kejang demam pada 0.1 % anak ensefalitis pasca imunisasi 2 tahun.

d. Jarang menimbulkan efek samping. Reaksi lokal merupakan efek samping tersering (21% -54%) tetapi umumnya ringan.

3. Typhoid & Parathypoid

a. Perlindungan Penyakit : Demam typhoid

b. Dibuat dari kuman Salmonella typhi yang telah dilemahkan Penyebab penyakit typhoid : Bakteri Salmonella typhi

c. Cara pemberian : oral dan parenteral Dosis : Kemasan dalam bentuk kapsul, untuk anak umur > 6 tahun atau lebih. Suntikan : untuk anak > 2 tahun.

d. Waktu Pemberian : imunisasi diulang setiap 3 tahun.

4. VAricella

a. Perlindungan Penyakit : cacar air Penyebab penyakit varicella : Virus Varicella-Zoster

b. Waktu Pemberian : Vaksin varicella dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila 20 diberikan pada umur >12 tahun, diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

c. Kontra indikasi Demam tinggi, Defisiensi imun, Pasien dengan pengobatan kortiko steroid dosis tinggi.

5. Hib (Haemophillus Influenza b)

a. Perlindungan penyakit : Meningitis

b. Bagian kapsul Hib yang disebut polyribosyribitol phosphate (PRP) menentukan virulensi dari Hib.Vaksin Hib yang beredar di Indonesia adalah vaksin konjugasi dengan membran protein luar dari Neisseria meningitides yang disebut sebagai PRP-OMP dan konjugasi dengan protein tetanus yang disebut sebagai PRP-T.Kedua vaksin tersebut menunjukan efikasi dan keamanan yang sangat tinggi. Vaksin Hib diberikan sejak umur 2 bulan PRP-OMP diberikan 2 kali sedangkan PRP-T diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibody.

6. Influenza

a. Penyebab penyakit : Influenza

b. Vaksin Influenza mengandung virus yang tidak aktif, diproduksi dari virus yang tumbuh pada embrio ayam. Terdapat dua macam vaksin, yaitu whole-virus vaccine dan split-virus vaccine.

c. Jadwal pemberian : diberikan pada anak sehat usia 6-23 bulan. Dosis: untuk < 3 tahun 0. 25 ml dan untuk > 3tahun 0.5 ml.

d. Efek samping : efek samping minimal berupa ruam makula/papula, 9% menunjukan reaksi lokal ringan dan transien serta 28% reaksi sistemik ringan.

e. Kontra indikasi: Individu dengan hipersensitif anafilaksis terhadap pemberian vaksin influenza sebelumnya dan komponen vaksin seperti telur. Individu yang sedang menderita penyakit demam akut yang berat Ibu hamil dan menyusui.

7. HPV ( Human Papilloma Virus)

a. Penyebab penyakit : Kanker serviks

b. Terdapat 2 jenis vaksin HPV: vaaksin bivalen dan quadrivalen diberikan pada anak perempuan sejak usia > 10 tahun Dosis 0.5 ml diberikan intramuskular pada daerah deltoid.

c. Efek samping : Nyeri, reaksi kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan, Reaksi sistemik : demam, nyeri kepala, dan mual.

2.4.7Rawat Gabung

Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui anaknya.

Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama sama selama 24 jam penuh seharinya.

Rawat gabung dapat bersifat :

kontinu, dengan bayi tetap berada disamping ibunya terus menerus

parsial, ibu dan bayi bersama- sama hanya dalam beberapa jam seharinya.

Tujuan rawat gabung :

1. Membina hubungan emosional antara ibu dan bayi

Setelah menunggu selama Sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan bayinya. Si ibu dapat membelai belai bayi, mendengar tangisannya serta memperhatikan di saat buah hatinya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat penting ditumbuhkan pada saat saat awal dan bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya

2. Penggunaan ASI

Dari segala sudut pertimbangkan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Dan produksinya akan makin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan sesegara dan sesering mungkin. Pada hari hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal itu tak perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit.

3. Pencegahan infeksi

Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung antibody dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan mukosa dari saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini akan mencegah infeksi terutama terhadap diare.4. Pendidikan kesehatan

Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Bagaimana teknik menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat, merawat payudara dan nasehat makanan yang baik, merupakan bahan bahan yang diperlukan si ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan merawat diri akan mempercepat mobilisasi, sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.