News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

20
Newsletter ISSN 0853/8298 Newsletter Mahasiswa Usakti Edisi 03/2014 DEMOKRAsI TANPA KENDALI

description

 

Transcript of News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Page 1: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Newsletter

ISSN

085

3/82

98

Newsletter Mahasiswa Usakti Edisi 03/2014

DEMOKRAsITANPA KENDALI

Page 2: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

EDITORIAL

DAFTAR ISI EDITORIAL LAPORAN UTAMA TIPS & TRICK LIPUTAN KHUSUS SUDUT PANDANG OPINI MAHASISWA TEKNO SOSOK UKM ADVERTORIAL

Pemilu Raya selalu dibalut denganeuforia sesaat. Ramai saat para calon memperde-batkan visi-misi mereka, saat para calon menjual janji manis mereka untuk Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti. Setelah mendapatkan kursi panas yang diperebutkan, euforia itu hilang. Selain itu beberapa bentuk ketidakdisiplinan para calon terhadap peraturan menjadi hal yang lumrah, per-lahan-lahan menjadi budaya. Budaya Demokra-si yang seharusnya diwarnai dengan sikap saling menghargai; menghargai kebebasan untuk memi-lih, menghargai perbedaan pendapat dan visi-misi, serta menghargai peraturan yang dibuat. Tapi atur-an hanya aturan, menjadi pudar saat diabaikan. Memasuki bulan Maret ini, banyak orang membicarakan tentang pemilu. Baik pemilu legisla-tif maupun pemilihan umum untuk Presiden Maha-siswa. Yang menjadi tolak ukur kesuksesan pemilu raya adalah pemira tersebut berlangsung secara aman dan damai. Fakta di lapangan menunjukkan etika berpolitik yang tidak baik masih saja menjadi bumbu pahit di balik acara pemilihan raya tersebut. Pemainnya tak hanya kader partai atau para calon bahkan lembaga setingkat semi yudikatif-pun ma-sih belum tahu menempatkan etika politik tersebut. KJB kembali menerbitkan Newsletter Edisi ke-3 yang kali ini lebih menggambarkan bu-daya politik di balik Pemilihan Umum Raya. Meli-hat lebih jauh bentuk-bentuk ketidaktertiban yang menjadi budaya Pemira Trisakti. Selain itu akan dibahas juga mengenai bentuk kepedulian Maha-siswa Trisakti terhadap korban bencana Gunung Kelud. Semoga dapat menyuguhkan informasi yang terkini (up to date) untuk MMUT. Semoga menjadi bacaan yang inspiratif dan mencerdas-kan MMUT. Menjadi media yang menjembatani para calon presma dan MMUT. Lantas mari mengenal siapa calon pemimpin kita untuk satu ta-hun ke depan. Selanjutnya pilihan di tangan Anda!

ISSN 0853/8298 PENERBIT LPM KJB Universitas Trisakti PENANGGUNG JAWAB Rektor Universitas Tri-sakti PEMBIMBING Warek III Universitas Trisakti, Ka.BAMA Universitas Trisakti PEMBINA Dewan Re-daksi PEMIMPIN UMUM Raymond Pratama PEMIMPIN REDAKSI Ardhy Agung Trytama PEMIMPIN BIRO

FOTO Imam Ilmi BENDAHARA Diva E. Prameswari LITBANG Pacian Priya SEKRETARIS Riviani Kusu-mawardani DANA USAHA Edi Mulyadi HUMAS Paramita Ika Ardisty PRA-CETAK & SIRKULASI Masluchi REDAKTUR PELAKSANA Zefri Dermansyah REDAKTUR ARTISTIK Brahmantyo Azhar Jihad EDITOR Hanni Yubetri KETUA HARIAN BIRO FOTO Akhmad Nurcholish STAF FOTOGRAFER Prasetyo Mangun Raharjo, Sugi Prasetyo.

2 | KJB | Edisi III - 2014

DAFTAR ISI

223

1310121416171819

Page 3: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

3Edisi III - 2014 | KJB|

LAPORAN UTAMA

Entah apa yang ada di benak Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Kon-gres Usakti, bahkan Kepresidenan Maha-siswa (K epresma) Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti (MMUT) dalam menyelenggarakan dan menga-wasi Pemilihan Raya (Pemira) kali ini. KPU, sebagai pelaksana pemilihan umum tampaknya tidak memperhati-kan etika politik dalam berorganisasi.

KPU yang sebelumnya diben-tuk pada Desember 2013, membuka pendaftaran calon Presiden Mahasiswa secara manual pada awal Maret 2014.

Namun, KPU tidak membuka pendaftaran dan pengembalian formulir calon presiden maha-siswa MMUT, di Kongres Mahasiswa Trisakti. Disatu pihak, KPU sebagai lembaga indepen-den penyelenggara pemilihan pemimpin lem-baga eksekutif, menyelenggarakan pemilihan pemimpin eksekutif, namun ternyata pelaksa-naan pendaftaran juga dilakukan di sekretariat lembaga eksekutif. Sedangkan lembaga ekse-kutif tersebut berkepentingan dalam hal kade-risasi. Akuntabilitas penyelenggaraan Pemira ini patut dipertanyakan, bagaimana konsep penyelenggaraan rangkaian Pemira ini dapat mencampuradukkan dua lembaga yang memili-ki fungsi yang berbeda dalam pelaksanaannya.

Kala Etika Tak jadi Asas

Page 4: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

4 | KJB | Edisi III - 2014

LAPORAN UTAMA

Menjawab hal ini, Dylan, Ketua KPU 2014, menyampaikan bahwa, “Seketariat Kongres kotor karena kebanjiran, sehing-ga tidak dapat digunakan. Lagipula, sekretariat Kepres-ma lebih besar dan Kepres-ma sudah dalam masa demisioner”, Dylan juga menambahkan bahwa Ia juga sudah meminta izin ke Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

Senada dengan Dylan, Rizka, Ketua Kon-gres MMUT 2013-2014, ber-pendapat bahwa hal terjadi karena suatu alasan teknis. Sebagaimana yang dikutip dalam pernyatannya ke-pada KJB, “Kongres tidak memadai untuk dijadikan

sekretariat KPU, dikarenakan kondisi pasca banjir. Toh Presma sudah de-misioner sekarang, tempatnya di Presma ataupun di Kongres, itu hanya perkara ruangan.”

Menanggapi hal ini, Riadhil Munira, Ketua BEM Fakultas Hukum Trisakti mencoba untuk tetap berpikir positif, “Gue mengharapkan KPU tetap menjaga inde-pendensinya, meski bersek-retariat di Kepresma. Namun, untuk orang-orang yang ma-suk ke sana harus dibatasi.”

Masih terkait dengan Sekretariat KPU yang kali ini bertempat di Kepresma Usakti, Bambang Sucondro,S.H.,M.H, Wakil Dekan III Universitas Trisakti, turut memberikan pendapatnya, “Pembentukan sekretariat KPU di Presma

jangan sampai terjadi. Karena secara psikologis, tidak baik. Permasalahan teknis seha-rusnya bisa diatasi dengan teknis lagi. Kalau memang permasalahannya bekas ban-jir, seharusnya diperbaiki se-belum pembentukan KPU.” Mangkirnya Para Calon Presma

Calon Pemimpin yang ta-dinya bersembunyi di-belakang Tim Sukses dan junior-juniornya diharapkan unjuk gigi pada tanggal 5 hingga 7 Maret 2014. Hingga Jumat (7/3) tengah malam, tidak ada satupun calon yang mengembalikan formulir pendaftaran calon Presi-den Mahasiswa (Presma) ke sekretariat KPU, yang bertempat di ruangan

Pengumuman yang terpampang di pintu masuk ruang Kepresma MMUT.

Page 5: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

5Edisi III - 2014 | KJB|

LAPORAN UTAMA

sekretariat Kepresidenan Ma-hasiswa Universitas Trisakti (Kepresma MMUT). Padahal menurut Anjas, Wakil Ket-ua KPU, hingga hari Sela-sa (4/3) terdapat 6 formulir pendaftaran yang sudah diambil secara manual oleh para calon dari Fak. Lansekap & Teknik Lingkungan (FAL-TL), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Teknologi Indus-tri (FTI), Fakultas TeknikSipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Ekonomi (FE) dan terdapat beberapa calon lain yang melakukan pendaftaran secara online, namun tidak diketahui jumlah pastinya.

Melihat kondisi ini KPU memberikan penambah-an waktu bagi para calon yang ingin mengembalikan formulir. Namun hingga selesain-ya perpanjangan waktu be-lum ada satupun calon yang mengembalikan nya.“Untuk pengembalian formulir, se-karang telah ditutup, karena

sampai batas jam 12 dan di-tambah 3 x 10 menit tidak ada yang mengembalikan formulir. Untuk pembukaan lagi, akan kita rapatkan bersama Kon-gres. Ada kemungkinan buka lagi, tapi untuk kapannya akan menyusul.” ujar Dylan, Ketua KPU.

Rencananya hari ini (Senin, 10/3) akan diada-kan rapat untuk menentukan pembukaan kembali pengem-balian formulir. Namun, agen-da ternyata berubah menjadi pembahasan tentang peruba-han mekanisme Pemilu Raya (Pemira). “Untuk mencegah aklamasi, kita ingin menawar-kan kepada kongres besok terkait mekanisme pencalonan yang hanya mencalonkan presiden mahasiswa saja. Karena hal ini terkait dengan perubahan mekanisme, maka harus diputuskan melalui ra-pat kongres.” Tambah Dylan. Ia juga menambahkan bahwa pengembalian formulir calon harus selesai pada minggu

ini, mengingat perlunya pem-bentukan Presma baru dalam persiapannya untuk aksi 12 Mei, yang merupakan agen-da rutin Kepresma MMUT.

Tidak Tegas, Angin Segar Bagi Pelanggar

Tidak hanya menilai akuntabilitas kinerja KPU berdasarkan kebijakannya memilih sekretariat. Kiner-ja KPU dalam membangun suatu sistem administrasi pendaftaran, juga patut diperhatikan. KPU membuka pendaftaran, dengan sistem pendaftaran on-line, pada tanggal 29 Maret hingga 2 Maret 2014. Model pendaft-aran yang dibuat oleh KPU adalah hanya dengan men-gunduh formulir, yang menurut Dylan, bahwa hal ini dilakukan untuk membuka kesempa-tan yang seluas-luasnya bagipendaftar. Namun, pada akhirnya KPU ti-dak dapat melakukan

Pasangan Prasetyo Wisnu bersama Ginda, berpose ber-sama, sesaat setelah menerahkan berkas kepada KPU, 17 Maret 2014 (setyomangun/KJB)

Pasangan Defri bersama Harris berpose bersama, sesaat setelah menerahkan berkas kepada KPU, 17 Maret 2014

(setyomangun/KJB)

Page 6: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

6 | KJB | Edisi III - 2014

LAPORAN UTAMA

pemantauan terhadap pengunduh- pengunduh formulir on-line tersebut. Tidak hanya terkait formulir on-line, dalam praktiknya, KPU juga mem-biarkan seseorang yang tidak berkualifikasi dalam pencalonan untuk mengambil for-mulir (manual) pendaftaran Presma. Ada 6 pihak yang mengambil formulir pendaft-aran, yaitu dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Arsitek-tur Lansekap dan Teknologi Lingkungan (FALTL), Fakultas Hukum (FH), Jurusan Teknik Industri, Jurusan Teknik Informati-ka, dan Jurusan Manajemen. “Kami tidak tahu nama-nama para calon yang mendaft-arkan diri. Semua formulir diambil oleh ma-hasiswa 2013, yang bersangkutan tidak mengambil langsung”, tutur Dylan, saat ditemui KJB di Sekretariat Kepresidenan Mahasiswa Trisakti, Rabu 5 Maret 2014.

Berdasarkan telusuran KJB, sistem administrasi pendaftaran yang berantakan ini merupakan akibat dari spekulasi dari KPU sendiri, hal ini diperkuat dari pernyataan Anjas, Wakil Ketua KPU saat ditemui KJB, ”Disaat ada yang mengambil berkas, gua juga ga mau

nanya itu untuk siapa, itu sudah merupakan masalah personal jurusan. Gue tidak mau ada sensitifitas disini (rangkaian pemira .red), takutnya tiba-tiba ada gesekan dan menjadi masalah.”Mendengar kebijakan administasi yang diambil oleh KPU ini, Bambang Sucondro juga mem-berikan komentarnya, ”KPU disini pelaksana sekaligus wasit (dalam Pemira ini), mereka se-harusnya disiplin. Kalau wasit tidak ada kete-gasan bagaimana sistem ini berjalan dengan baik?! Akan tidak ada lagi kewibawaan KPU”, tegasnya.

Sistem administrasi yang tidak teratur, bukan merupakan satu-satunya ketidaktegasan KPU dalam menyelengga-rakan Pemira kali ini. Tidak dikembalikann-ya berkas-berkas dan formulir pendaftaran Capres dan Cawapres, sebagai akibat tidak beresnya sistem administrasi, juga menuntut sikap KPU dalam menghadapi calon-calon yang mangkir. Melanjutkan komentarnya terhadap sistem administrasi yang dibentuk oleh KPU, Bambang Sucondro memberikan pendapat, “Seharusnya ada aturan yang jelas. Kalau perlu didiskualifikasi. Seharusnya yang mengambil formulir adalah calon, ka-

Bambang Sucondro, S.H.,M.H, Wakil Dekan III, Fakultas Hukum Trisakti, saat ditemui Tim KJB di Fakultas Hukum. (mondemon/KJB)

Page 7: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

7Edisi III - 2014 | KJB|

LAPORAN UTAMA

lau bukan calon yang mengambil akan kacau, administrasinya menjadi tidak jelas.”

“Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa.” Mungkin kutipan Soe Hok Gie itu masih mewakili dinamika kehidupan mahasiswa masa kini. Calon Pemimpin Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti tidak be-rani dengan jantan menunjukkan diri se-bagai calon pemimpin. Mahasiswa baru dijadikan alat kekuasaan senior untuk bersem-bunyi. Mungkin mahasiswa dengan mental seperti ini yang tersisa untuk menjadi pemi-mpin MMUT, entah kemana mahasiswa - mahasiswa yang masih berjiwa besar itu.

Melihat situasi ini, Sentot Paku Alam, mahasiswa D4 Keuangan Trisakti menanggapi calon pemimpinnya, “Seharusnya mereka mem-persiapkan hal ini jauh-jauh hari, dalam hal pengembalian formulir saja mereka mereme-hkan apalagi kalau sudah jadi presma nanti.” Hal ini diperkuat dengan pendapat Dylan, “Kalau memang niat untuk men-

calonkan diri, seharusnya lebih memper-siapkan diri dari awal, jadi sama-sama enak.”Gagalnya agenda pengembalian formulir ini mengakibatkan kerugian tenaga, pikiran, dan materi. Hingga acara pengembalian formulir ini, total biaya yang telah dikeluarkan oleh KPU adalah sekitar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), “Total pengeluaran sampai hari ini, ki-ra-kira Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), itu sudah termasuk biaya kotak suara, yang mer-upakan pengeluaran terbesar.” ungkap Dylan.

Menutup malam yang berujung nihil, Mahesa, yang akrab disapa Eca, Wakil Pres-iden Mahasiswa Kabinet Sigap, menyam-paikan kekecewaannya, “Ini yang Gue sayang-kan, takutnya ini menjadi budaya yang jelek. Seakan-akan, batas waktu pengembalian formulir hanya sekedar formalitas. Gua sampai tengah malam disini, ingin meli-hat penerus-penerus gua dan Iwang, tapi gak ada, Gue kecewa.” Eca menambah-kan, “Banyaknya kader, atau minimnya kader tidak menjadi indikator organisasi ini dapat berjalan lebih baik. Ini masalah men-tal seorang kader untuk menjadi pemimpin.”

Suasana serah terima berkas dari Tim Sukses masing-masing pasangan kepada KPU, 17 Maret 2014 pukul 23.50 (setyomangun/KJB)

Page 8: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

8 | KJB | Edisi III - 2014

LAPORAN UTAMA

Akhirnya Unjuk Gigi Senin, 17 Maret 2014, ini adalah kali ketiga dibukanya sekretariat Komisi Pemili-han Umum (KPU) untuk pengembalian for-mulir. Menurut pantauan KJB hingga pukul 23.00 belum ada tanda-tanda adanya calon presiden (capres) mahasiswa yang akan mengembalikan formulir capres dan calon wakil presiden (cawapres). Tidak ada keseriusan dari para calon untuk menaati jadwal yang telah dibuat oleh KPU. Pengem-balian formulir yang awalnya direncanakan pada tanggal 7 Maret 2014, tertunda dan ti-dak sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh KPU. Berikut tanggapan dari Dylan selaku ketua KPU mengenai perihal tersebut, “Yang Gue kecewain, kenapa MMUT (Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti) nih maha-siswanya seperti ini, bisa dibilang memper-mainkan (KPU .red) lah. Soalnya Gue se-bagai KPU sendiri hanya bisa ngelaksanakan, tidak bisa maksa-maksa calonnya juga (pengembalian formulir) (red). Seharusnya ada iktikad baik kalo mau naik jadi Presiden.”

KPU berencana menambah waktu pengembalian formulir 1x24 jam, bila hanya ada satu calon yang mengumpulkan formulir, untuk menghindari aklamasi. Tetapi jika terjadi kembali hal yang sama, tidak ada calon yang mengum-pulkan formulir maka KPU akan terus memper-panjang waktu pengembalian formulir hingga adanya calon presma yang mengumpulkan. Namun ternyata diluar dugaan, te-pat pukul 23.50, akhirnya KPU mendapatkan daftar nama capres dan cawapres, setelah kurang dari 2 minggu berlalu tanpa kepastian. Pengembalian formulir diserahkan ke-pada Anjas selaku wakil ketua KPU melalui tim sukses dari masing-masing capres dan cawa-pres. Hal ini disaksikan oleh Ketua KPU dan para anggota KPU dalam melihat kelengkapan berkas para calon. Terdapat dua pasang calon yang mengembalikan formulir. Mereka dian-taranya, Harris Naga Putra sebagai capres dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) serta pasangannya Defri Tri Hendra dari Fakul-tas Teknologi Industri (FTI) sebagai cawapres. Pasangan lainnya adalah Prasetyo Wisnu wakil dari Fakultas Arsitektur Lansekap

dan Teknologi Lingkungan (FALTL) sebagai Capres serta Ginda Purnama dari Fakultas Te-knologi Industri sebagai cawapres. Berikut pernyataan dari kedua pas-ang calon mengenai kesiapan mereka da-lam memimpin MMUT. “Kami siap secara rohani dan jasmani memimpin MMUT, ser-ta siap bersaing secara sehat” menurut Haris. Sedangkan pasangan lainnya menyatakan, “Kami berdua siap menjalan-kan amanah dan perintah serta terpanggil untuk menjadi pemimpin Kepresidenan Maha-siswa periode 2014-2015” menurut Prasetyo . Walaupun mereka, para calon presi-den MMUT telah melakukan ketidaksiplinan, masih ada harapan dari MM Universitas Tri-sakti dan Civitas Akademika. Harapan ini di sampaikan oleh Bambang Sucondro, “Semoga ketidakdisiplinan dari para calon sebatas han-ya pada pengembalian formulir saja, kedepan-nya disiplinlah jadi pemimpin” Harapan yang saya buat yang menang, buatlah program kerja yang baik, membawa citra Trisakti menjadi leb-ih baik, berikanlah contoh berorganisasi den-gan baik kepada penerus-penerusnya, serta bertanggung jawab akan program kerjanya.” Selain dari Civitas Akademika, MMUT yang disampaikan oleh Sentot berharap pada Calon Presiden Mahasiswa, “Gue sih ma-sih berharap jauh lebih baik dari yang sebe-lum-sebelumnya walaupun biasanya mereka cuma janji dan nanti juga lupa. Presmanya jauh lebih merhatiin MMUTnya, bikin kegiatan yang lebih positif lagi.” Semoga ini tidak sekedar menjadi pesta demokrasi sesaat, melainkan dapat membawa perubahan yang dapat dira-sakan oleh MMUT. Sehingga MMUT dapat merasakan fungsi dari Kepresidenan Maha-siswa Universitas Trisakti. (Tim Laput/KJB).

* * *Bagi teman-teman yang ingin berbagi inspirasi, sudut pandang, celotehan, bahkan ilmunya, melalui tulisan, silakan kirimkan tulisan kalian ke surel LPM KJB, r e d a k s i . k j b @ h o t m a i l . c o m . Maksimal 400 kata.

Tim Laput: TryAT, ZefD, setyomangun, & mondemon

Page 9: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

9Edisi III - 2014 | KJB|

TIPS & TRICK

Bagi teman-teman yang pernah mengalami kehilangan Kartu Mahasiswa, semoga tulisan ini dapat membantu kamu men-gurus Kartu Mahasiswa yang baru. Juga, bagi teman-teman yang belum pernah mengalami kehilangan Kartu Mahasiswa, mungkin tulisan ini dapat berguna bagi kamu ataupun teman-teman kamu dikemudian hari. Mari kita simak!

Kartu Mahasiswa memiliki fungsi yang cukup penting bagi kita sebagai mahasiswa. Selain sebagai identitas kamu sebagai maha-siswa Universitas Trisakti, Kartu Mahasiswa membantu kemudahan proses adminstrasi perkuliahan, sebagai syarat pengambilan kartu ujian, dan juga dapat digunakan sebagai reken-ing pribadi kamu di Bank BNI 46. Nah, bila kehi-langan Kartu Mahasiswa, tentunya urusan ad-ministrasi kamu akan juga menjadi terhambat.Bila dilihat dari betapa pentingnya fungsi Kartu Mahasiswa, selayaknya wajib dijaga baik-baik. Namun, sebagai manusia tentun-ya kita pernah mengalami musibah ataupun keteledoran, sehingga membuat Kartu Ma-hasiswa kita hilang. Bila hal ini terjadi, un-tuk mengurusi pembuatan KTM yang baru, kamu bisa mengikuti tahapan – tahapan ini :

1.Buat surat kehilangan Hal paling pertama yang perlu kamu lakukan yaitu membuat surat kehilangan. Surat ini bisa kamu urus di kantor polisi terdekat. Bila kamu kehilangan di luar kampus, kami merekomen-dasikan untuk mengurus ini di kantor polisi. Opsi lain yang bisa kamu lakukan, Buat surat kehilangan di UPT Otorita di Gedung L, Kampus A USAKTI, dekat dengan sekretariat LPM KJB.

2. Isi Form pembuatan KTM baru di Bank BNI Setelah kamu mengurus surat kehilangan, isi formulir pembuatan KTM baru di Customer Service Bank BNI cabang Harmoni, di Gedung I Kampus A, Universitas Trisakti, Grogol. Setelah itu, kamu ikuti prosedur selanjutnya di teller.

3. Mengurus administrasi di Biro Adminis-trasi Mahasiswa Setelah menyiapkan form dan su-rat kehilangan, siapkan dua buah pas foto ukuran 2x3 atau 3x4, lalu bawa ke Biro Ad-ministrasi Mahasiswa - Akademik, di lantai 7 Gedung M, dan sampaikan maksudmu un-tuk membuat Kartu Mahasiswa yang baru.

4. Urus ke kantor BNI kampus A Setelah selesai dari Biro Administrasi, kamu akan mendapatkan dokumen adminis-trasi, yang harus kamu serahkanke Bank BNI di Gedung I. Hal-hal yang perlu kamu bawa yakni, Surat Kehilangan, Surat dokumen ad-ministrasi, formulirpembuataan KTM dari BNI, dan buku tabungan Bank BNI. Jangan lupa untuk mengambil nomor antrian ya. Setelah melalui semua proses itu, Petugas Bank akan memberikan sesi foto Kartu Mahasiswa, dan Kartu Mahasiswa yang baru akan segera jadi.

Demikian tahapan tahapan untuk men-gurus Kartu Mahasiswa Univeritas Trisakti yang baru bila kamu mengalami kehilangan. Lakukan sesuai prosedur, kamu hanya perlu kesabaran. Jaga Kartu Mahasiswamu baik-baik ya. Salam Mahasiswa! (Jihad/KJB)

“ Bagaimana Mengurus KTM yang Hilang ?? ”

Kartu Mahasiswa Universitas Trisakti (mondemon/KJB)

Tim Laput: TryAT, ZefD, setyomangun, & mondemon

Page 10: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Bencana alam meletusnya Gunung Kelud menyebabkan dampak bagi para korban yang menyebabkan hilangnya harta benda, dan bahkan nyawa dari sanak keluarga para korban bencana gunung Kelud. Hal ini men-dorong tergeraknya Mahasiswa Pecinta Alam dari Trisakti Aranyacala, TBMT (Tim Bantuan Medis Trisakti), serta KEPRESMA MMUT untuk mengadakan kegiatan aksi sosial. “ Keberang-katan dari Tim Aranyacala sendiri diperkirakan 7 hari, disana kita akan menempati posko in-duk yang menjadi pusat informasi dan akan bekerjasama dengan Consina, BNPD (Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daer-ah), serta dokter dari alumni Trisakti yaitu Dokter Herlan,” tutur Desi ketua Aranyacala.

Perencanaan Bentuk koordinasi yang dilakukan dari ketiga ormawa tersebut ialah; dari Aranyaca-la memiliki peran dalam hal operasional, ter-utama dalam hal mengevakuasi para korban. TBMT tentunya akan berperan dalam hal medis, fokus mereka ialah pengadaan obat-obatan untuk para korban bencana alam, memperhatikan kesehatan dan keselamatan dari para korban bencana Kelud serta kese-lamatan para panitianya. “Persiapannya sih untuk menghindari bahaya dari abu vulkan-ik, kita menyediakan masker dengan jenis yang berbeda dari biasanya serta Goggle

(kacamata khusus). Karena abu vulkanik membahayakan bagi yang menghirupnya ser-ta berbahaya juga untuk kesehatan mata.” Menurut Diva, Koordinator Lapangan TBMT. Sedangkan peran dari Presma ialah pen-gadaan logistik untuk para korban bencana alam; berupa uang tunai, konsumsi serta pa-kaian bekas layak pakai. “Sejauh ini kami tel-ah melakukan pengumpulan uang tunai dari ‘Gerakan Untuk Kelud’ melalui broadcast mes-sage.” Jelas Mahesa atau yang akrab disapa Eca, Wakil KEPRESMA MMUT. Presma juga akan membuka posko di sembilan Fakultas pada hari Jumat (21/02) yang berkoordinasi. Keberangkatan misi kemanusiaan ini terbagi dalam dua gelom-bang yaitu Tim Aranyacala yg terdiri dari 2 orang Tim Advance, TBMT 3-4 orang, serta Presma 2 orang yang berangkat terlebih dahu-lu pada hari Sabtu (22/02) untuk menentukan lokasi serta mensurvey kondisi disana. Pada gelombang yang kedua, tim yang akan berangkat pada hari Senin (24/02) yang terdiri dari ke-tiga ormawa tersebut akan memenuhi kebutuhan logis-tik disana, baik uang tunai, konsumsi, obat-obatan serta pakaian bekas layak pakai, dimana jumlah kebutuhan tersebut telah diketahui dari data-data yang diperoleh melalui tim yang berang-kat pada gelombang satu.

Jalannya Aksi Dari pihak Aranya-cala sendiri tidak ada target yang hendak dicapai dari aksi sosial ini, kegiatan ini

AKSI SOSIAL MM USAKTI BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD

Seorang Tim Medis TBMT menelaskan cara penggunaan obat kepada pasien (setyomangun/KJB)

10 | KJB | Edisi III - 2014

LIPUTAN KHUSUS

Rapat Koordinasi antara Kepresma Usakti, MPA Aranyacala, dan TBMT, sebelum berangkat menuju Kelud. (Akhmad/KJB)

Page 11: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

murni untuk membantu korban bencana alam Gunung Kelud. Baik dari Aranyacala, TBMT, maupun KEPRESMA MMUT membuka kesem-patan bagi mahasiswa atau masyarakat kampus yang ingin menyumbang dalam bentuk apapunSetelah rapat koordinasi yang dilakukan ketiga organisasi tersebut, akhirnya Senin (24 Febru-ari 2014), rombongan berangkat menuju Kedi-ri. Setibanya di Balai Desa Kebonrejo yang berjarak 7 Km dari Gunung Kelud, Tim sukare-lawan dari Trisakti langsung bersiap mendi-rikan tenda posko untuk pengobatan medis. Karena masih banyak abu-abu vulkanik yang bertebaran di jalan, tim harus terlebih dahulu membersihkan abu-abu tersebut. Sebelum tiba di lokasi, Jupriadi, Wakil Komando Posko 1 dari PMI berpesan kepada Tim Sukarelawan dari Trisakti agar bertindak adil, “Apa yang disumbangkan harus dibagi merata, agar tidak terjadi kecemburuan diantara warga dan agar membuat warga merasa nyaman atas kedatan-

gan adik-adik dari Trisakti”.Setelah tenda didirikan, Tim langung bergerak member-ikan pengobatan medis. Fokus keberangkatan Tim Sukarelawan ini adalah un-tuk memberikan pengobatan bagi warga, baik dari segi fisik maupun psikis. Selain melakukan pengobatan fisik, TBMT bersama Tim Aranya-cala dan Kepresma Usakti, juga melakukan kegiatan psikososial kepada anak-anak yang menjadi korban bencana alam ini. Tim mem-berikan kegiatan-kegiatan untuk menghibur anak terse-but. Kegiatan tersebut dian-taranya, mewarnai, memben-tuk malam (lilin), memberikan pengetahuan mengenai ke-bersihan diri (personal hy-giene), bermain bola, dan membagikan makan ringan.Selain pengobatan di Posko Utama yang bertempat di Balai Desa, Tim TBMT dan Aranyacala juga melaku-kan pengobatan keliling ke

rumah-rumah warga yang berada jauh dari Balai Desa. Hal ini disambut baik oleh warga, seperti yang disampaikan oleh Sukimi, seo-rang wanita paruh baya yang berobat di Posko keliling TBMT, “Terima kasih banyak atas ke-datangan adik-adik dari Trisakti, karena selain Puskesmas, belum ada pengobatan keliling seperti ini.” Untuk membantu warga yang ru-mahnya rusak akibat bencana ini, Kepres-ma Usakti memberikan sumbangan 1000 genteng melalui Kepala Desa Kebon rejo.Sebagai informasi, kerusakan paling parah terjadi di ring 1, di daerah-daerah yang bera-da pada radius 5-7 Km dari Gunung Kelud. Kerusakan yang terlihat parah adalah keru-sakan pada bangunan –bangunan diwilayah tersebut. Bangunan-bangunan rusak tertim-pa material-material yang keluar dari Gunung Kelud. Pada radius 1-4 Km, kerusakan ter-jadi pada tanah pertanian. “Kerugian pada lahan pertanian warga akibat bencana ini adalah sekitar 3 milyar rupiah.” Ujar Haryo-no, Camat Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. (Ardhy, Akhmad, setyomangun/KJB)

Iwang (Presiden MM USAKTI 2012-2013) secara simbolis memberikan sumbangan 1000 buah genteng kepada

(Setyomangun / KJB)

Seorang Tim Medis TBMT menelaskan cara penggunaan obat kepada pasien (setyomangun/KJB)

11Edisi III - 2014 | KJB|

LIPUTAN KHUSUS

Page 12: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

SUDUT PANDANG

12 | KJB | Edisi III - 2014

Di bulan Maret ini lembaga eksekutif dan legislatif tingkat universitas akan segera berganti. Dengan masuknya 2 pasang calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti maka berbu-nyilah gong kompetisi untuk memperebutkan kursi tertinggi tingkat eksekutif di Universitas Trisakti. Menjadi lucu hari ini dalam mekanisme pemilihan Ketua Kongres MMUT bahwa sudah dua kali pemilihan Ketua Kongres MMUT terpi-lih tidak berada di wilayah kampus. Banyak ala-san yang mengatakan bahwa ketika pemilihan diadakan didalam kampus akan sangat tidak kondusif mengingat yang punya hak pilih han-ya Senator Kongres tersebut, tetapi bukankah Ketua Kongres MMUT ini ditunjuk untuk men-jalankan fungsinya untuk MMUT atau hanya untuk sekelompok golongan yang eksklusif ? Apakah pernah pemilihan ketua DPR/MPR RI diadakan di Singapura ? Adakah jaminan bah-wa ketika diadakan di luar kampus benar benar steril dan bisa disaksikan oleh Masyarakat Ma-hasiswa Universitas Trisakti ? Memang betul bahwa aturan tempat penyelenggaraan pemilihan tidak diatur dalam konstitusi MMUT. Tetapi ketika “kondusifitas kampus” ini dijadikan alasan untuk diadakan-nya pemilihan Ketua Kongres MMUT yang hanya senator memilih, bandingkan dengan kondisi pemilu raya dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden MMUT yang melibatkan beribu-ribu mahasiswa. Bukankah potensi un-tuk chaos lebih tinggi pada pemilihan eksekutif

dibandingkan legislatif? Kalau begitu, dengan alasan “kondusifitas kampus” yang mengikuti logika diatas, seharusnya pemilu raya diada-kan dikampus sebelah saja agar “kondusif”. Bukankah permasalahan tersebut bisa diata-si ketika Kongres MMUT lebih menjalankan fungsinya sebagai legislatif dengan membuat RUU Keamanan Kampus ? Kalau kejadian ini baru terjadi sekali mungkin masih bisa ditolerir, tetapi ini sudah kedua kalinya terjadi dan ma-sih belum ada aturan mengenai pengamanan “kondisifitas kampus”? Kongres MMUT nantinya menjalank-an fungsinya dilingkungan kampus, kalo dari awal saja Kongres MMUT sudah tidak nyaman dengan lingkungan kampus sendiri, bagaimana mungkin akan membuat MMUT lebih baik ke-tika yang ingin mengatur sudah tidak nyaman dengan lingkungan yang akan diatur nantinya ? Sangat miris MMUT melupakan salah satu pilar yaitu “Berkepribadian dalam Budaya”, di-mana hari ini kader secara gampang menerima budaya baru tanpa melihat esensial apa yang telah dihilangkan dengan adanya budaya baru tersebut. Kita sadar bahwa hari ini semangat untuk berormawa telah luntur. Ketika kita pa-ham dengan kondisi ini maka kembalikanlah pemilihan Kongres MMUT didalam kampus agar Masyarakat Mahasiswa Universitas Tri-sakti merasakan euforia berormawa. Mari men-jadi mahasiswa yang bersikap membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa.

Oleh:Mahesa Sutadini HusainMantan Wakil Presiden Mahasiswa Usakti Periode 2013 -2014

Membiasakan yang Benar,

Bukan

Membenarkan yang Biasa

Page 13: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

SUDUT PANDANG

Bila kita mendengar suatu wacana atau pembicaraan yang berbau politik, terbe-sit di kepala kebanyakan orang bahwa poli-tik itu kotor, licik, dan sebagainya. Tanpa ter-kecuali kita sebagai mahasiswa, coba saja Anda tanyakan tentang suatu hal yang ber-bau politik kepada teman Anda sebagai ses-ama mahasiswa dapat dihitung dengan jari dari sekian banyak kepala yang akan mer-espon positif pembicaraan anda tersebut..Tanpa kita sadari kehidupan sehari-hari kita diwarnai oleh politik. Loh, kok gitu? Memang kenapa kalo “APOLITIK”? Bukannya politik hanya buat orang berkuasa? Politik kan ha-nya buat parpol? Kalau sempat terbesit per-tanyaan seperti itu , maka Anda akan segera membuangnya setelah melihat bahasan ini.

PARADIGMA POLITIK Merupakan suatu landasan ber-pikir,menilai,menafsirkan,dan bertindak dalam menyikapi permasalahan interraksi antar in-dividu atau kelompok dengan konteks setiap individu atau kelompok memiliki kepentingan berbeda.Pembagian jenis paradigma politik dapat terurai menjadi beberapa kelompok,ta-pi saya hanya akan membahas paradigma politik dalam konteks apresiasi,”APOLITIK” dan MADANI.Dari survey yang telah saya lakukan dengan objek survey mahasiswa Trisakti berjumlah dua ratus koresponden dari sembilan falkutas dengan subjek per-tanyaan tentang pengetahuan politik situasi nasional dan situasi kampus terkini,80% ma-hasiswa Trisakti tidak bisa menjawab subjek pertanyaan yang saya berikan dan sisan-ya mampu dan mayoritas salah menjawab.

Dari sini saya tidak bisa mendiskreditkan mayoritas mahasiswa tersebut dan perlu kita pahami fenomena ini secepatnya harus diber-antas yang menurut saya akan menjadi baha-ya laten.Kenapa bisa dibilang bahaya laten? mari kita bandingkan dari dua sudut pandang.

Sisi positif “APOLITIK” Ya,bisa dibilang orientasi individu dalam menilai,menafsirkan,dan menyikapi segala sesuatu yang berhubungan dengan politik itu pilihan pribadi.Toh,konsentrasi individu da-lam kehidupan sehari-harinya berbeda dan mempunyai tingkat persoalan kehidupan be-ragam. Apalagi dengan “APOLITIK” setiap individu dapat fokus dengan tujuan hidupnya dan mampu membangun kehidupannya menjadi lebih baik.Lain cerita bila individu tersebut memang ingin terjun di kancah pe-merintahan atau parpol.Dengan setiap indi-vidu dapat fokus dengan passion hidupnya,-mungkin individu-individu tersebut dapat menjadi profesional handal yang mungkin akan membangun NKRI secara maksimal.

Sisi negatif “APOLITIK” “APOLITIK” itu berarti apatis politik.Otomatis segala yang bersentuhan dengan dunia politik cenderung keinginantahuan in-dividu pasif. Dengan paradigma “APOLITIK”, secara perlahan akan membentuk potensi sep-aratism.Kenapa? karena dengan paradigma “APOLITIK” ini secara tak sadar akan memben-tuk pola pikir individu semakin apatis dengan perkembangan NKRI .Toh,yang berhubungan dengan kehidupan Tata Negara adalah pemer-intahan dan pemerintahan tidak akan pernah lepas dari politik.Sebagai contoh,masyarakat kita saat ini hanya bisa menghujat dan berte-riak bila rumusan kebijakan politik yang dihasil-kan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat. Ayolah kawan-kawan Mahasiswa Trisakti,isu “APOLITIK” ini bersifat seri-us dan menjadi potensi bahaya laten yang akan mengancurkan Negara ini.Patut segera disadari terutama kita sebagai Mahasiswa Trisakti yang menganut asas TRI DHARMA pendidikan perguruan tinggi yang terkonver-si pada lambang Trisakti di dada sebelah kiri almamater kita.Ini tugas pokok kita mengamal-kannya terutama dalam hal “BERDAULAT DIBIDANG BERPOLITIK”,sekarang saatnya kawan kita lawan paradigma “APOLITIK” ini.

Oleh : Pratomo Adi

-MENSOSPOL-T. Perminyakan 2010

PARADIGMA APOLITIK MAHASISWA

13Edisi III - 2014 | KJB|

Page 14: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Menurut gua Presma jarang melakukan kegiatan di kampus B, terutama di pertenga-han periode. Seharusnya Presma lebih peduli dengan MMUT di Kampus B. Program-program nyata yang dibuat Presma sedikit dan sangat biasa seperti aksos dan aksi 12 Mei yang merupa-kan kegiatan rutin dengan format yang sama saja. Harapan gue buat Presma selanjutnya agar lebih terlihat dari mahasiswa yang ikut ormawa dan yang non ormawa, sehingga pemilih merasa tidak jera untuk Pemira (pemilu raya) selanjutnya karena merasa yang dipilihnya bermanfaat bagi kampus ini. Presma harus memiliki kaderisasi yang lebih baik dan presma harus mewadahi kita agar setiap fakultas memiliki kader-kader penerus yang bisa menjadi calon presma berikutnya.Adrianus Rajasa, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Kabem) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) 2013-2014.

Kinerja Presma sebelumnya menurut gue baik. Ketika saat ini semangat berormawa di Trisakti rendah, masih ada Iwang dan Eca yang masih aktif dalam dinamika politik kampus. Gue rasa ketika berbicara kinerja sudah optimal, tapi masih ada yg belum maksimal. Kelebi-han kinerja mereka adalah cukup merangkul beberapa bagian MM Usakti terutama yang ber-organisasi. Kekurangannya adalah ketika mereka naik secara aklamasi itu menurut gua adalah sesuatu tidak bagus. Harapan gua untuk Presma yang akan datang adalah karena tahun ini tahun politik,gue berharap jangan pernah menjual harga diri Mahasiswa Universitas Trisakti.Septian Dwi Putra, Kabem Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) 2012-2013.

Waktu Pemira kemarin, gue ikut berpartisipasi. Menurut gue selama kuliah di Trisakti sampai sekarang,Kinerja Presma cenderung statis tidak jauh beda dari sebelumnya, baik dari segi kreatifitas acara, pengkaderan, dll. Hampir disetiap periode acaranya tidak jauh berbeda. Menurut gue hal itu yang bikin perkembangan organisasi di Trisakti menurun, karena minat anak-anak baru untuk mencoba organisasi kurang dan hanya orang tertentu. Misalnya gue nanya junior kenapa malas ikut organisasi karena menurut mereka organisasi membosankan, dan sebagainya isinya rapat politik ga jelas. Tapi sebenarnya bukan itu makna untuk organisa-si, tetapi bagaimana memiliki citra yang baik dimata anak-anak baru supaya ada minat juga. Dengan adanya hal itu harapan gue kedepan lupakan hal-hal yang berbau politik dan yang terlalu serius banget dan jangan hanya heboh rapat pada saat 12 Mei, gue senang dengan adanya 12 Mei tapi lebih kembangkan kreatifitas , organisasi lebih kekinian dan modern. Andhika Andaru Pratama, Kabem Fakultas Arsitek Lansekap dan Teknologi Lingkun-gan (FALTL) 2013-2014.

Kalau untuk kinerja, gue kurang mengetahui. Menurut gua Presma (Presiden Ma-hasiswa) ini bukanlah wadah untuk proker (program kerja) maupun EO (Event Organizer), masih banyak seharusnya pekerjaan yang kita kerjakan. Tidak hanya duduk, seminar, men-datangkan pembicara. Sebagai pemimpin seharusnya tahu skala prioritasnya. Soal agenda 12 Mei kemarin sebenarnya ada agenda yang merpertemukan Ibu Ani Yudhoyono dengan bunda-bunda (Ibu-ibu korban Tragedi Trisakti) namun Presma tidak mem”follow up”nya. Malah Presma malah membuat taman yang menurut gue bukan prioritas. Kalau mereka memang di awal punya cita-cita untuk fokus internal, ingin membangun hubungan dengan MMUT gue rasa itu masih belum tercapai sepenuhnya. Harapan gue buat Presma selanjutnya adalah kap-asitas calon Presma dan visi-misi yang kuat. Dengan visi-misi yang jelas, Gue rasa itu cukup untuk menangkis kepentingan-kepentingan yang gak sesuai yang akan masuk di tahun 2014.Derry Adirama, Kabem Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) 2013-2014.

Kinerja PRESMA menurut BEM

14 | KJB | Edisi III - 2014

OPINI MAHASISWA

Page 15: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Kinerja Presma sendiri gua kurang tahu karena informasi dari presma tidak langsung ke Masyarakat Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Mungkin karena kampusnya terpisah, seh-ingga informasi dari kampus A tidak sampai ke kampus B. Hampir 50% mahasiswa di Fakul-tas Kedokteran pasti tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Ormawa. Harapan gue buat Pesma berikutnya adalah yang pertama, sosialisasi mereka harus lebih intensif ke kampus B karena dua Fakultas ada di kampus B, dan jika sekali-kali buat kegiatan di kampus B jan-gan fokus di kampus A saja. Kedua, membuat bakti sosial yang mengajak semua fakultas. Dan ketiga, kegiatan 12 mei jangan hanya anarki di jalan-jalan, lebih tonjolkan sisi positifnya.

Ria Maharani Ramadina, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Wakabem) Fakultas Kedokteran (FK) 2013-2014.

Berbicara tentang presma periode lalu, gue turut berpartisipasi dalam pemilihan presma kemarin. Menurut gue kinerja mereka kemarin sangat dirasakan, apalagi saat aksi 12 Mei kemarin.Harapan kedepannya untuk para calon Presiden dan Wapres ketika sudah terpi-lih nanti di harapkan mencoba menyelesaikan masalah yang ada di Trisakti seper-ti kasus antara Yayasan dan Rektorat meskipun itu adalah masalah kampus, kare-na kampus merupakan bagian dari kita juga dan tidak bisa menghindar dari masalah itu.

Faiz Dwi Hajrian, Kabem Fakultas Ekonomi (FE) 2013-2014.

Gua memandang kinerja Presma kemarin agak sedikit kurang kelia-tan, kurang dirasakan sama masyarakat. Jadi apa sih dampak yang dibuat dari pro-ker-proker Presma ke Masyarakat Mahasiswa Usakti (MMUT). Program Ker-ja yang gue tahu dan gue rasakan selalu tentang aksi 12 Mei, hanya aksi 12 Mei. Untuk kedepannya yang gue harapkan, presma membuat proker yang dapat dirasakan oleh MMUT. Jadi presma lebih merangkul dan merakyat, sehingga mahasiswa non ormawa pun dapat mera-sakan fungsi dari Presma. Dari situ juga dapat menambahkan kecintaan terhadap kampus Trisakti

Riadhil Munira, Kabem Fakultas Hukum (FH) 2013-2014.

Tidak ada perubahan kinerja yang signifikan, dalam artian sama aja sama yang sebelumnya, gak jauh berbeda. Kinerja yang gue lihat secara keseluruhan sih oke, cuma tidak ada perubahan yang siginifikan.

Paulus, Kabem Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) 2012-2013.

Sulit untuk mengukur kinerja Kepresma, karena kita bekerja masing-masing, namun gue bersyukur dengan cara M. Irwan (Iwang) menjalin relasi dan kerjasama dengan BEM-BEM untuk mendukung program-program yang ada. Gue melihat bahwa harapan Iwang dan Eca untuk membuat Presma menjadi partisipatif, sudah bagus. Gue berharap, untuk kedepan-nya, Presiden Mahasiswa Trisakti bisa dikenal oleh seluruh mahasiswa Trisakti. Untuk men-jalin hubungan dengan ormawa, mungkin akan lebih mudah dilakukan, namun untuk menjalin hubungan dengan seluruh mahasiswa, masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama.

Nur Akbar, Kabem Fakultas Teknik Industri (FTI) 2013-2014.

15Edisi III - 2014 | KJB|

OPINI MAHASISWA

Page 16: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

1

Di era smartphone saat ini, aplika-si messenger menjadi aplikasi yang wajib yang harus diinstal di gadget kita. Aplikasi messenger ini mampu meruntuhkan kepop-uleran Short Messaging Service (SMS), se-hingga operator telekomunikasi di Indonesia sekarang ini lebih mempromosikan layanan data daripada layanan telpon dan sms.

Aplikasi messenger asal Jepang ini, sangat populer dengan penggunaan stickernya yang lucu-lucu. Pengguna LINE di seluruh dunia hampir mencapai 500 juta pengguna. Di Indonesia mereka sangat intens berpromosi di media terutama media televisi. Line memberikan layanan messenger yang lengkap seperti chatting, group chatting, voice call dan video call. Pengguna LINE di seluruh dunia saat ini

Aplikasi messenger adalah aplikasi pengan-tar pesan instan yang penyalurannya melalui data koneksi. Secara umum aplikasi messen-ger berisi layanan chatting privat ataupun grup namun ada beberapa aplikasi yang menam-bahkan layanan telepon dan video call. Ini ada-lah 5 aplikasi messenger Android terpopuler yang diunduh di Playstore hingga Maret 2014.

5 Aplikasi Messenger Android Terpopuler

ZefD/KJB

2Aplikasi messenger yang satu ini merupakan aplikasi terpopuler sebelum LINE ada. Pada

awalnya Whatsapp dibuat untuk platform iOS hingga akhirnya dibuat untuk lintas platform.

Messenger ini menggunakan nomor telepon sebagai identitas penggunanya. Saingannya waktu

itu adalah BBM yang waktu itu eksklusif di platform Blackberry OS - BBOS. Berbeda dengan

messenger yang lain whatsapp menarik $0,99 setiap tahun setelah tahun pertama yang mere-

ka berikan secara gratis.

3WeChat adalah mesenger pertama yang memiliki fitur videocall di dalam layanannya. Messenger asal negeri tirai bambu ini memiliki pengguna hampir 300 juta di seluruh dun-ia. Namun banyak orang-orang menganggap bahwa WeChat meniru LINE dalam fiturnya. Untuk promosinya WeChat memilih Lionel Messi sebagai brand ambassadornya.

4Messenger yang bertema kuning-coklat ini memiliki lebih dari 130 juta pengguna di seluruh

dunia. Kakaotalk mengunggulkan kecepatan pengiriman pesannya yang tanpa pending dan

mengklaim sebagai mesenger tercepat di dunia. Untuk layanannya hampir sama dengan ada yang

tersedia di LINE. Untuk menggaet penggunanya, Kakaotalk menawarkan kupon dan voucher

yang berasal dari kerjasama para tenant jika kita me“like” ofisial accountnya.

5Blackberry Messenger- BBM dulunya hanya tersedia untuk handset yang berplatform BB OS saja. Namun seiring menurunnya pengguna Blackberry di dunia, akhirnya BBM dirilis untuk lintas platfrom. Namun peluncurannya diwarnai situasi yang tidak mengenakkan, installer tidak resmi yang banyak diunduh, mengakibatkan server BBM down. Hingga saat ini pengguna BBM di Android mengeluhkan pesan yang sering pending. Pada versi BBM 2.0 Blackberry menambahkan fitur voice call.

16 | KJB | Edisi III - 2014

TEKNO

Page 17: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Menuju ke-50 tahun berdirinya UKM MPA Aranyacala Trisakti (Satu Aranyacala Menuju Emas), mengadakan Misi Ekspedisi menuju Puncak Gunung Aconcagua. Acon-cagua adalah gunung tertinggi (6.962 meter dari permukaan laut/mdpl) di Benua Amerika, yang termasuk dalam jajaran Seven Sum-mits (Tujuh Puncak Dunia). Gunung ini ter-letak di jajaran Pegunungan Andes, tepatn-ya di wilayah Provinsi Mendoza, Argentina. Tim pendaki dari Aranyacala ke Aconcagua ini beranggotakan tiga orang, yakni Ronie Ibrahim (manager tim), Berry Permana, serta

Muhammad Fajar Rizki (Japra). Mereka mulai berangkat ke Argentina dari Jakarta pada 11 Januari silam, dalam ekspedisi yang diberi nama “Indonesia Bangkit Expedition” (IBE) 2014.

Pendakian diawali dari pintu masuk (Arcones) menuju ke Confluencia untuk menye-suaikan suhu (Aklimatisasi), setelah itu menuju Plaza Francia. Keesokan harinya menuju Plaza de Mulas, dalam pendakian tersebut mengalami kendala cuaca yang tidak menentu, yang men-gakibatkan tertundanya perjalanan Ekspedisi. “Pada saat pendakian kecepatan angin 60-80 km/jam, suhu bisa mencapai -10 ◦ C dan sempat terkena badai pada saat perjalanan dari camp1 ke camp2 sehingga kami harus turun lagi ke basecamp Plaza de Mulas dan tidak melanjut-kan perjalanan.” tutur Japra. Keesokan harinya Tim Ekspedisi memutuskan untuk melanjut-kan pendakian, namun pada ketinggian +5000 mdpl Ronie dan Berry tidak dapat melanjutkan pendakian. Perjalanan diteruskan oleh Japra untuk mencapai puncak namun pada saat ketinggian 6690 mdpl lagi-lagi cuaca buruk menghadang yang mengakibatkan terhentinya pendakiannya. “Pada pendakian yang kedua sebenarnya sudah mau mendekati puncak, tapi karena angin yang cukup kencang diser-tai badai gue terpaksa menghentikan ekspedisi ini, dan turun menuju Base camp,” tutur Japra.

Walaupun gagal mendaki sampai ke puncak Aconcagua, Japra memecahkan re-kor untuk pendakian tertinggi sepanjang se-jarah Aranyacala (6690 mdpl). Persiapan yang dilakukan untuk bisa mencapai pendaki tertinggi, ia dikarantina selama 1 bulan, dim-ulai dari latihan fisik hingga latihan mental. “Harapan Gue sih buat anak-anak Ary sendi-ri bisa melebihi prestasi yang udah gue ca-pai, dan pasti gue dukung.” tutur Japra. Japra juga berharap suatu saat dapat menaklukkan gunung-gunung tertinggi yang ada di Indone-sia. Dalam suatu Ekspedisi cuaca merupakan hal yang berpengaruh dalam menentukan proses pendakian, sehingga harus dipertim-bangkan secara matang. (Akhmad, Edi/KJB)

Pencetak Rekor Baru Aranyacaladi Aconcagua

Japra (kiri), salah Satu Pendaki Tim Ekspedisi Indonesia Bangkit Expedition (IBE) 2014 yang Berhasil Mencapai Ketinggian 6690 Mdpl. (Foto: Dokumentasi Aranyacala)

17Edisi III - 2014 | KJB|

SOSOK

Page 18: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Universitas Trisakti memperkenalkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru. UKM baru ini adalah UKM Kateda, suatu UKM yang mempelajari seni bela diri Kateda, yaitu suatu seni bela diri yang ditemukan oleh seorang Petapa di Himalaya dalam Sebuah Kitab.

Kateda merupakan aliran yang men-gombinasikan gerakan fisik/jurus dengan ilmu pernafasan tenaga murni . Senam keseha-tan yang dikombinasikan dengan ilmu per-nafasan dimanfaatkan untuk membela diri. Seperti yang dijelaskan oleh Bhakti, pelopor UKM Kateda di Trisakti, “Kateda merupa-kan seni bela diri pertahanan. Seni bela diri Kateda mengandalkan pernafasan sebagai pertahanan utama. Dalam seni bela diri Ka-teda, kita diajarkan untuk mengolah nafas agar otot-otot kita berkontraksi, yang mem-buat pertahanan kita menjadi lebih kuat.”

Banyaknya manfaat mempelajari ilmu bela diri Kateda ini, seperti membuat tubuh dan sistem imun menjadi sehat dan kuat, melatih inner vision (penglihatan batin .red), melatih konsentrasi, hingga memper-luas pertemanan, membuat Bhakti dan Fadil ingin memperkenalkan Kateda kepada Maha-siswa Trisakti. “Saya memperkenalkan Seni Bela Diri Kateda ini kepada mahasiswa Tri-sakti, karena ilmu ini tidak akan bermanfaat apabila hanya saya yang tahu.”, ujar Bhakti.

Bhakti bersama Fadil, Mahasiswa FTKE Jurusan Teknik Per-minyakan 2011, mulai memperke-nalkan Seni Bela Diri Kateda sejak Oktober 2012. Hingga saat ini, UKM Kateda

sudah beranggotakan 25 orang. Kegiatan la-tihan UKM ini, dilakukan dua kali dalam sem-inggu, yaitu pada hari Selasa dan Jumat, pukul 19.00 WIB, bertempat di depan Gedung M (Parkiran Jungle). Rutinnya, setiap 3 hing-ga 4 bulan sekali, UKM Kateda mengadakan ujian kenaikan sabuk bagi para anggotanya.

Bagi teman-teman mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti dan mempe-lajari seni bela diri kateda ini, teman-teman dapat langsung menghubungi Bhakti – 081219316584. (Edi/KJB)

Bhakti (kanan), salah seorang pelopor UKM Kateda sedang melakukan demonstrasi per-tahanan diri dalam kegiatan Trisakti Martial

Art Festival 6 Juli 2013 (Sugi/KJB)

Anggota UKM Kateda Universitas Trisakti berfoto bersama pelatih dan panitia Trisakti Martial Arts

Festival 2013 (Setyomangun/KJB)

Kateda, Karate Ala Indonesia

18 | KJB | Edisi III - 2014

UKM

Page 19: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Menjadi mahasiswa tidaklah sekedar belajar akademik dikampus, tetapi bagaimana mahasiswa menggali ide kreatif dan melihat peluang yang ada untuk hal-hal positif. Seperti halnya yang dilakukan oleh Muhammad Imam Ilmi, mahasiswa FTKE Jurusan Pertambangan ini, melihat peluang bisnis yang dapat dilakukan mahasiswa dengan tidak perlu repot banyak menghabiskan waktu dan biaya. Dia menco-ba melirik bisnis dibidang pakaian yaitu den-gan menjual kemeja flanel second high quality. Usaha tersebut dibangun dengan nama Ga-rage Corner ID yang didirikan bersama empat orang temannya yaitu Ali, Randa, Dede, dan Juniman. “Ide ini muncul karena melihat anak muda khususnya mahasiswa sering memakai kemeja, sehingga saya berinisiatif untuk men-jual kemeja dengan harga yang lebih murah dari merek- merek yang terkenal.” ujar Imam.

Pria yang biasa dipanggil Imam ini memulai bisnis kemeja flanel second ini pada awal tahun 2014. Kemeja yang dijual merupa-kan kemeja branded seperti Uniqlo, Polo, Zara, Converse, Wrangler, dan masih banyak lagi dengan kondisi barang 90%. Harga yang di-tawarkan pun bervarian sesuai dengan ukuran mulai dari harga Rp 80.000 hingga Rp 110.000, cukup terjangkau untuk kantong mahasiswa. Tidak berbeda jauh dengan sistem promosi bisnis yang banyak dilakukan oleh pemasar, produk ini dapat dilihat melalui media so-sial seperti facebook (Garage Corner) dan Instagram (Garagecornerid) atau bagi kon-sumen yang tertarik dapat melihat langsung dan memilih kemeja yang diinginkan di distro

mini yang bertempat di sekitar Trisakti tepat-nya di Jalan Permata Ujung 12 kamar 108, Grogol Jakarta Barat. Atau selain itu, bagi teman-teman yang tertarik dapat melihat akun instagram Garage Corner (@garagecornerid)

Mahasiswa harus mulai berbisnis karena un-tuk turut membangun bangsa ini, kita sebagai mahasiswa harus menciptakan lapangan kerja, tidak hanya menjadi angkatan kerja. “Keluarkanlah ide gila, lo…jangan takut akan kegagalan. Karena disetiap kegagalan pas-ti disana ada kesuksesan.” Semangat Imam. (Diva & ZefD/KJB)

“Mahasiswa sebagai masa depan bangsa seharusnya membuat lapangan pekerjaan, bukan sebagai pencari kerja.”

Bermodal

Ide Gila

dan Keberan

ian

Imam dengan baju-baju yang ia jual. (DIVA / KJB)

19Edisi III - 2014 | KJB|

ADVERTORIAL

Page 20: News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Untuk Iklan, Silakan hubungi: 0857 9747 4567 (Edi M.)