NURUL YAQIN - ia801807.us.archive.org
Transcript of NURUL YAQIN - ia801807.us.archive.org
1
2
3
4
Persembahan:
Kepada dua bersaudara: Abu Mushthofa al-Jinabiy dan Abu
Anas al-Jinabiy –semoga Allah menjaga mereka berdua.
Penerbit: Daarul Jabhah Linnasyr wat Tauzii’.
Ucapan Terima Kasih dan
Penghormatan
Matan (teks) kitab ini dipublikasikan para ikhwah di Mimbar
Tauhid wal Jihad (website www.tawhed.ws) dengan hiasan
yang indah.
Saya telah menambahkan catatan kaki pada naskah yang
dipublikasukan mereka.
Semoga Allah membalas mereka -dari saya, orang-orang
bertauhid dan para mujahidin- segala kebaikan.
5
Aqidah dan Manhaj kami:
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah ta’ala
Kami memuji dan memohon pertolongan-Nya. Kami
berlindung kepada Allah ta’ala dari keburukan jiwa dan amal
perbuatan kami yang buruk. Barang siapa yang diberi hidayah
oleh Allah ta’ala, maka tidak ada seorang pun yang dapat
menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh
Allah ta’ala, maka tidak ada seorang pun yang dapat
memberinya petunjuk.
Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
benar selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya.
أ يا أي ها الذين آمنوا ات قوا الله حق ت قاته ولا تموتن إلا و لمو ت ت م (٢٠١ن ت
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” [QS.
Ali Imran (3): 102]
6
ت منت ن فتس واحدة وخل يا أي ها الناس ات قوا الذي خلقك ها ربك ها وت ق من ت به والأ اءلو اء وات قوا الله الذي ت الا كثيرا ون هما ر وبث من ت إ رتحا
ت رقيبا عليتك (٢الله كا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanyaAllah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” [QS. An Nisa` (4): 1]
ت (يصتلحت ٠٠يا أي ها الذين آمنوا ات قوا الله وقولوا ق وتلا سديدا ت أعتمالك لكا عظي ف وت ت ومنت يطع الله ورسوله ف قدت فا ت ذنوبك (٠٢ما وي غتفرت لك
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan Katakanlah Perkataan yang benar, Niscaya Allah memperbaiki
bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-
dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka
Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” [QS.
7
Al Ahzab (33): 70-71].1
Amma ba'du:
Ini adalah aqidah 2 dan manhaj 3 “Tanzhim al-Qa’idah 4 fi
1 Pengarang matan ini memulai dengan teks khutbatul haajah yang sudah
terkenal ini. Sunah yang suci dan shahih menerangkan, khotbah-khotbah
dan kitab-kitab dibuka dengan bacaan basmalah, bacaan hamdalah atau
dengan salah satu ayat dari kitabullah ‘Azza wa Jalla. Adapun hadits-
hadits yang mencela memulai penyampaian khotbah dan penulisan kitab
dengan selain bacaan basmalah sebenarnya statusnya dha’if (lemah), tidak
shahih sama sekali.
Faidah: Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Ibnu ‘Abbas
h, bahwa Dhimad mendatangi Mekkah, dia berasal dari Azd Syanuuah,
dia biasa meruqyah beberapa penyakit. Dia mendengar penduduk Mekkah
yang bodoh mengatakan: Muhammad orang gila. Dia berkata: Seandainya
aku melihat orang ini, barangkali Allah menyembuhkannya melalui
tanganku. Ibnu ‘Abbas berkata: lalu dia berjumpa dengan beliau lantas
berkata: wahai Muhammad, sesungguhnya aku bida meruqyah dari
penyakit ini dan Allah akan menyembuhkan orang yang dikehendaki-Nya
melalui tanganku, apakah kamu mau? Rasulullah n bersabda:
(Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Kami memuji dan memohon
pertolongan-Nya. Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tidak
ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang
disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat
memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
benar selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Amma
Ba’du).
Ibnu ‘Abbas melanjutkan: Dia berkata: Ulangi kembali kata-katamu
tersebut untukku. Maka Rasulullah n pun megulanginya kembali
untuknya sebanyak tiga kali. Ibnu ‘Abbas: Dia berkata: Aku pernah
8
mendengar perkataan para dukun, para penyihir, dan para penyair, namun
aku tidak pernah mendengar perkataan seperti itu. Sungguh, perkataan itu
telah sampai ke tengah dan kedalaman lautan. Ibnu ‘Abbas: dia berkata:
kesinikan tanganmu aku akan berbai’at atas Islam. Ibnu ‘Abbas: Lalu dia
membai’at beliau. Rasulullah n bersabda: Kamu juga harus berbai’at atas
kaummu! Dia berkata: juga atas kaumku. Ibnu ‘Abbas: ketika Rasulullah
n mengutus ekspedisi pasukan, mereka melewati kaumnya, komandan
pasukan bertanya kepada annggotanya: Apakah kalian merampas sesuatu
dari mereka? Salah seorang anggotanya menjawab: Aku berhasil
merampas dari mereka sebuah alat untuk bersuci. Sang komandan berkata:
Kembalikan alat itu, karena mereka adalah kaum Dhimad.
2 Terdapat dalam Taajul ‘Aaruus: ( د ي عتقده عقتدا فانعقد : شده (ع قد الحبتل والب يتع والعهت‘aqada=syadda (mengikat). Para Imam Pakar ilmu asal usul kata
menerangkan:
في اسعمل ث وت عقد قدان تع وقد وعقده وت عتقادا عقتدا ي عتقده عقده الحل نقيض العقتد أصل أ ا والاعقاد الصمي في اس عتمل ث وغيرها والعقود البيوعات من العقود أنواع .أه لجا
al-‘Aqdu lawannya al-hillu (melepaskan), kemudian dipergunakan dalam
macam-macam aqad seperti aqad jual beli, aqad perjanjian dan lainnya.
Kemudian juga dipergunakan dalam ketetapan hati dan keyakinan yang
mantap. Selesai. Sang pengarang akan menyebutkan dalam matan ini
sarana yang dipergunakan tanzhim ini dalam beribadah kepada Allah
‘Azza wa Jalla, kemudian setelah itu menjelaskan jalan perjuangan dalam
merealisasikan aqidah ini dalam alam nyata (manhaj).
3 Manhaj adalah jalan yang jelas. Maksud manhaj yang dikehendaki
pengarang adalah berkaitan dengan amal. Yakni jalan mengamalkan
aqidah yang benar (al-aqidah ash-shahihah). Oleh karena itu pengarang
membagi matan kepada dua bagian; ia memulai dengan menjelaskan
aqidah kemudian diikuti penjelasan manhaj untuk meninggikan kalimat
Allah (hukum Allah) ‘Azza wa Jalla.
9
Biladir Rafidain”. Berisi laporan dan penjelasan mengenai
keadaan dan tujuan kami berkumpul, itu adalah agama Allah
yang kami beragama dengannya, menyerahkan loyalitas di
atasnya, dan karenanya lah kami berjihad serta memusuhi5.
Maka kami katakan –setelah memuji Allah l dan minta
pertolongan dengan-Nya:
- Kami beriman bahwa Allah Ta’ala yang Maha Agung dalam
4 Ia adalah tanzhim (organisasi) terkenal yang menyibukkan dunia baik
timur maupun barat. Perintisnya adalah sang penyulut perang Syaikh Abu
Abdillah Usamah bin Ladin hafizhahullah di negara Afghanistan yang
mulia kemudian organisasi ini berkembang tersebar luas di seluruh
penjuru dunia. Hampir di setiap negara atau wilayah terdapat pengikut
organisasi ini. Barangkali cabang paling terkenal dari pohon yang kuat ini
adalah Tanzhim Al-Qaida di Jazirah Arab, Tanzhim Al-Qaida di negeri
dua aliran sungai (Iraq) dan Tanzhim Al-Qaida di Al-Maghrib Al-Islamiy
(Aljazair).
5 Tali wala’ dan bara’ terikat atas dasar dien Allah bukan atas dasar
fanatisme jahiliyah (ashabiyah jahiliyyah).
10
ke-Maha Tinggian-Nya6. Tidak ada tuhan (ilah)7 yang berhak
6 Rabb kita k berbeda jauh dari makhluk-Nya. Maha Tinggi di atas
mereka. Kami tidak mengatakan sebagaimana perkataan orang-orang
Nasrani dan orang-orang semacam mereka dari kalangan orang-orang
kafir Hindu dan zanadiqah shufiyyah (para sufi zindiq) bahwa Allah
menyatu dalam beberapa makhluknya atau seluruhnya. Maha Tinggi Allah
dari apa yang dikatakan orang-orang zhalim dengan ketinggian yang besar.
Banyak dalil dari kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnah Nabi-Nya serta ijma’
salaf yang menyatkan ke-maha tinggian Allah l. Lihat rincian hal itu
dalam kitab “Al-‘Uluww” karya Imam Adz-Dzahabiy v atau
“Mukhtashar Al-‘Uluww” karya Syaikh Al-Albaniy v.
7 Al-Ilah adalah al-ma’luh yakni al-ma’bud. Laa nafiyah liljins
(meniadakan jenis). Isimnya (ilah). Khabarnya terhapus taqdirnya haqq
(yang benar). Karena ada tuhan-tuhan (aalihah / ma’buudaat) yang batil.
Allah Ta'ala berfirman,
((١2 الجاثية ذ إلهه هواه (( أف رأيتت من اتخ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya.” [QS. Al-Jatsiyah (45): 23].
Allah Ta'ala berfirman,
ت ولا تذر ودا ولا سواعا و را(( نوحلا ي غو وقالوا لا تذر آلهك ت (١2ث وي عوق ون
“Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts,
ya'uq dan nasr.".” [QS. Nuuh (71): 23]. Tidak boleh men-taqdirkan
khabar dengan kata maujud (ada) sebagaimana yang dikatakan oleh ahli
kalam yang bodoh.
11
disembah selain-Nya.
Tidak ada sembahan yang benar8 diibadahi selain-Nya. Kami
menetapkan untuk-Nya l apa yang ditetapkan oleh kalimat
8 Kalimat ini menafsirkan kalimat sebelumnya. Alinea ini -pada matan ini-
menjelaskan makna tauhid uluhiyyah atau tauhid ibadah atau tauhid al-
qashd wa al-iradah (maksud dan kehendak). Metodologi tulisan
pengarang sangat bagus. Yakni dengan memulai tauhid uluhiyyah sebelum
tauhid rububiyyah. Hal itu dilakukan karena beberapa pertimbangan:
pertama, bahwa mayoritas manusia mengakui rubuiyyah Allah k.
Permusuhan dengan ahli syirik (orang-orang musyrik) adalah dalam
uluhiyyah Allah dan mengikhlaskan (memurnikan) ibadah kepada-Nya
Jalla wa ‘Alaa. Allah Ta'ala berfirman,
رتض ومنت لله قلت أفل قلت لمن الأت ، سي قولو ت ت عتلمو ت كن ت ، قلت منت فيها إ تذكرو لله قلت أفل ت قو ، سي قولو بتع ورب التعرتش التعظي ماوات ال ، قلت منت بيده رب ال
ء وهو يجير ،سي ملكوت كل شيت ت ت عتلمو ت كن ت لله قلت فأنى ولا يجار عليته إ قولو: (( المؤمنو حرو ت (48-48ت
“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada
padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan
Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah:
"Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy
yang besar?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah:
"Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di
tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia
melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika
kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah."
12
tauhid9. Kami menafikan dari-Nya kesyirikan dan menjadikan
tandingan untuk-Nya10. Kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan
Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu
ditipu?".” [QS. Al-Mukminun (23): 84 -89].
Kedua, bahwa ini adalah da'wah para rasul. Allah Ta'ala berfirman,
نبوا الطاغوت(( ت اعتبدوا الله وا ( .23 النحل ولقدت ب عث تنا في كل أمة رسولا أ“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".” [QS.
An-Nahl (16): 36].
Ketiga, bahwa tauhid uluhiyyah mengandung tauhid rububiyyah.
9 Dia-lah satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Sebagaimana
dalam hadits shahih yang berbunyi,
ت عباده على الله حق فإ ركوا ولا ي عتبدوه أ ((ئاا شيت به يشت
“Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah merupakan
beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatupun.”
10 Definisi syirik adalah “engkau menjadikan tandingan bagi Allah
padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” [Muttafaq ’Alaih]. Syirik itu
menjadikan tandingan selain Allah, ia berdoa kepadanya sebagaimana
berdoa kepada Allah. Ia berharap kepadanya sebagaimana berharap
kepada Allah. Ia takut kepadanya sebagaimana ia takut kepada Allah. Ia
mencintainya sebagaimana ia mencintai Allah. Dan semisalnya. Ini semua
adalah syirik akbar yang mana Allah mengutus para rasul dan menurunkan
kitab-kitab untuk melarangnya, mengkafirkan para pelakunya dan
menghalalkan darah dan harta mereka. [Syarhu An-Nuniyyah karya
Ahmad bin Ibrahim bin ‘Isa Asy-Syarjiy: 2 / 266].
13
yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa syahadat laa
ilaaha illallaah ini adalah awal dan akhir dien11, zhahir dan
batinnya, barang siapa yang mengucapkannya dan komitmen
11 Tauhid adalah pintu pertama yang dengannya seseorang bisa masuk
Islam dan pintu terakhir yang dengannya seorang muslim keluar dari alam
dunia. Sebagaimana sabda Nabi n:
منت .التجنة دخل الله إلا إله لا : كلمه آخر كا
“Barang siapa akhir ucapannya laa ilaaha illallaah pasti masuk surga.”
Tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir. Tauhid awal dan akhir
segala urusan. [Lihat: Syarhu Ath-Thahawiyyah: 77].
14
dengan syarat-syaratnya12 dan memenuhi haknya13 maka ia
adalah muslim.
12 Syarat-syarat Kalimat Tauhid:
a. Ilmu, yakni mengetahui makna kalimat tauhid. Lawannya adalah
bodoh. Allah Ta'ala berfirman,
ت أنه لا إله إلا الله " (٢8" القال: فاعتل
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan,
tuhan) selain Allah.” [QS. Al-Qital / Muhammad (47): 19].
Muslim v meriwayatkan hadits dari Utsman z, Rasulullah n
bersabda,
وهو مات منت » .« التجنة دخل الله إلا إله لا أنه ي عتل“Barang siapa mati sedangkan ia mengetahui bahwasanya tidak ada
tuhan yang berhak disembah kecuali Allah niscaya ia akan masuk surga.
”
b. Mengucapkan, lawannya adalah diam. Allah Ta'ala berfirman,
(٢23" البقرة قولوا آمنا بالله "“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada
Allah.”.” [QS. Al-Baqarah (2): 136].
c. Yakin, lawannya adalah ragu-ragu. Allah Ta'ala berfirman,
ت ي رتتابوا" ل الذين آمنوا بالله ورسوله ث منو ((.٢1حجرات ال"إنما التمؤت
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu.” [QS. Al-Hujurat (49): 15].
d. Jujur, lawannya adalah dusta. Rasulullah n bersabda,
15
هد وهو مات منت " ت يشت الله إلا إله لا أ دخل ق لتبه منت صادقا ه الل رسول محمدا وأ . د م حت أ اه و ر " التجنة
“Barang siapa yang mati sedang dia bersaksi bahwasanya tidak ada
tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad
adalah utusan Allah jujur dari hatinya niscaya ia akan masuk surga.”
[HR. Ahmad].
e. Cinta, lawannya adalah benci. Allah Ta'ala berfirman,
ت كحب الله و " لذين آمنوا أشد حبا اومن الناس منت ي خذ منت دو الله أنتدادا يحبون ه (٢31" البقرة لله
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah.” [QS. Al-Baqarah (2): 165].
f. Menerima dan tunduk patuh kepada hak-haknya, lawannya adalah
sombong. Allah Ta'ala berfirman, " برو كت ت ت لا إله إلا الله ي ت كانوا إذا قيل له (21ات:" الصافإن ه
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa
ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah)
mereka menyombongkan diri.” [QS. Ash-Shaaffaat (37): 35].
g. Ikhlas, lawannya adalah syirik. Allah Ta'ala berfirman,
ل " ين فاعتبد الله مخت (.١" الزمر:صا له الد
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”
[QS. Az-Zumar (39): 2].
h. Kufur kepada thaghut, lawannya adalah iman kepada thaghut. Allah
Ta'ala berfirman,
16
فرت بالطاغوت وي ؤتمنت بالله " ك بالتعرتوة ا فمنت يكت مت (.١13" البقرة: لتوث تقىف قد است
“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat.” [QS. Al-Baqarah (2): 256].
13 Mengamalkan tuntutannya berupa mengesakan ibadah hanya kepada
Allah Jalla wa ‘Alaa semata, kufur kepada thaghut, taat kepada Rasul-Nya
n, melazimi (mengamalkan) sunnahnya, menyerahkan loyalitas kepada
orang-orang beriman, dan berlepas diri dari orang-orang kafir. Dalam Al-
Musnad, Bisyr bin Al-Khashaashiyyah berkata, “Saya pernah
mendatangi Nabi n untuk berbaiat kepadanya. Beliau mensyaratkan
kepadaku agar aku bersyahadat bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya, menegakkan shalat, membayar zakat berhaji hajinya orang
Islam, berpuasa di bulan Ramadhan dan berjihad fie sabilillah (di jalan
Allah). Saya berkata, “Wahai Rasulullah ada dua hal yang saya tidak
mampu melakukannya, yakni jihad dan shadaqah (zakat). Rasulullah n
menggenggam tangannya kemudian menggerakannya dan bersabda,
“Kamu tidak mau berjihad dan membayar zakat, lalu dengan apa kamu
akan masuk surga?!” “Wahai Rasulullah kalau begitu saya berbaiat
kepadamu atas semua itu” ujar saya. Imam Asy-Syahid (insya Allah)
Sulaiman Aalu Asy-Syaikh v berkata, “Dalam hadits ini terdapat
kesimpulan bahwa jihad dan membayar zakat merupakan syarat untuk
masuk surga berikut tauhid, shalat, haji, dan puasa Ramadhan. Hadits-
hadits berkaitan dengan masalah ini banyak sekali. [Taisir Al-‘Aziz Al-
Hamid]. Semua amal yang disebutkan tadi adalah termasuk hak-hak
kalimat tauhid.
17
Barang siapa tidak melaksanakan syarat-syaratnya14, atau
melakukan salah satu pembatalnya15 maka ia kafir meskipun
ia mengaku bahwa dirinya muslim.
14 Syarat itu ketika tidak ada maka sesuatu itu pasti tidak ada. Misalnya
thaharah (bersuci) merupakan syarat sah shalat. Kalau ia tidak ada maka
shalatnya tidak sah.
15 Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab v berkata,
"Ketahuilah di antara pembatal-pembatal Islam yang paling besar itu ada
sepuluh, yakni:
Pertama, syirik dalam beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-
Nya. Dalilnya firman Allah Ta'ala,
" ت ي غتفر لا الله إ رك أ ما وي غتفر به يشت " شاء ي لمنت ذلك دو
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.” [QS. An-Nisaa’ (4): 48 / 116]
Termasuk syirik adalah menyembelih untuk selain Allah sebagaimana
orang yang menyembelih untuk jin atau kubah kuburan.
Kedua, orang yang menjadikan antara dirinya dan Allah perantara-
perantara, ia berdoa kepada perantara-perantara itu dan meminta syafa’at
kepada mereka maka ia kafir berdasarkan ijma’.
Ketiga, orang yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu-
ragu mengenai kekafiran mereka atau membenarkan madzhab mereka
maka ia kafir berdasarkan ijma’.
18
Keempat, orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih lengkap
daripada petunjuk beliau atau bahwa hukum selain beliau lebih baik
daripada hukum beliau, sebagaimana orang-orang yang mengutamakan
hukum thaghut atas hukum beliau maka ia kafir.
Kelima, orang yang membenci salah satu ajaran yang dibawa Rasulullah
n sekalipun ia mengamlakannya maka ia kafir berdasarkan ijma’.
Dalilnya firman Allah Ta'ala,
ت ذلك " بط الله أن تزل ما كرهوا بأن ه ت فأحت " أعتماله
“Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada
apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-
pahala) amal-amal mereka.” [QS. Muhammad (47): 9].
Keenam, orang yang mengolok-olok salah satu bagian dari dien Allah,
pahalanya atau sangsinya (hukumannya) maka ia kafir. Dalilnya firman
Allah Ta'ala,
ت ورسوله وآياته أبالله قلت " كن ت زئو هت ت ت قدت ت عتذروا لا * ت ت إي ب عتد كفرتت " مانك
“Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu
selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir
sesudah beriman.” [QS. At-Taubah (9): 65 - 66].
Ketujuh, sihir, misalnya ash-sharfu (sihir untuk memalingkan seseorang
sehingga benci dari orang lain) dan al-‘athfu (sihir untuk membuat
seseorang suka pada orang lain). Barang siapa melakukannya atau rela
dengannya maka ia kafir. Dalilnya firman Allah Ta'ala,
وما " ن إنما ي قولا حى أحد منت ي عل ما نة نحت " فرت تكت فل ف ت
“…sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
sebab itu janganlah kamu kafir.".” [QS. Al-Baqarah (2): 102].
Kedelapan, membantu dan menolong orang-orang musyrik dalam
melawan orang-orang Islam. Dalilnya firman Allah Ta'ala,
19
Kami beriman bahwa Allah Ta'ala Dia-lah yang Maha
Pencipta, yang Maha Mengatur, miliknyalah seluruh
ت ومنت " ت ي وله ت فإنه منتك ه من ت دي لا الله إ ي هت " لظالمين ا التقوت
“Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS. Al-
Maidah (5): 51].
Kesembilan, orang yang meyakini bahwa ada sebagian manusia yang tidak
wajib mengikuti Nabi n dan bahwasanya ia boleh keluar dari syariat
beliau sebagaimana Khidhir keluar dari syariat Musa as maka ia kafir.
Kesepuluh, berpaling dari dien Allah; tidak mempelajari dan
mengamalkannya. Dalilnya firman Allah Ta'ala,
ومنت ر ممنت أظتل رب ه بآيات ذك ها أعترض ث رمين الت من إنا عن ت مجت قمو من ت
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya?
Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang
yang berdosa.” [QS. As-Sajdah (32): 22].
Tidak ada bedanya dalam semua pembatal-pembatal ini antara orang yang
main-main (senda gurai), serius dan takut kecuali mukrah (terpaksa).
Semua pembatal ini termasuk yang paling besar bahayanya dan paling
sering terjadi. Sebaiknya bagi setiap muslim untuk mewaspadainya dan
mengkhawatirkannya atas dirinya. Kami berlindung kepada Allah dari hal-
hal yang menyebabkan kemarahan-Nya dan pedihnya siksaan-Nya.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Muhammad. [Mu-
allafaat Asy-Syaikh Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab hal 214].
20
kerajaan16, miliknyalah segala puji. Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Dialah yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha
Zhahir dan Maha Batin17.
16 Inilah tauhid rububiyyah dan tidak ada orang yang salah dalam tauhid
uluhiyyah kecuali orang yang belum memberikan hak tauhid rububiyyah
sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Muhammad bn Abdul Wahhab:
“Di antara yang akan semakin memperjelas masalah ini adalah: bahwa
tawakkal termasuk di antara hasilnya. Tawakkal termasuk di antara derajat
dien dan tingkatan orang-orang beriman tertinggi. Inabah (kembali) dan
tawakkal bisa jadi dilakukan oleh penyembah berhala disebabkan karena
pengetahuannya akan tauhid rububiyyah. Hal ini sebagaimana firman
Allah Ta'ala,
مس وإذا ا نت [4( ]الزمر: إليته منيبا ربه دعا ضر الت
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon
(pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya.” [QS. Az-
Zumar (39): 8].
Mengenai selalu ikhlas dalam beribadah kepada-Nya pada waktu terjepit
dan longgar mereka tidak mengetahuinya karena ini buah dari tauhid
uluhiyyah. Begitu juga iman kepada Allah dan hari akhir, iman kepada
kitab-kitab dan rasul-rasul Allah dan yang lainnya. Mengenai sabar, rela,
pasrah, tawakkal, inabah, tafwidh, cinta, takut, mengharap, itu semua
termasuk di antara buah dari tauhid rububiyyah. Dengan juga tauhid
uluhiyyah, ia merupakan buah daru tauhid rububiyyah yang paling
penting. Masalah ini dan yang semacamnya tidak bisa diketahui kecuali
dengan berfikir, barangkali dengan muthala’ah (membaca) dan memahami
kalimat.” [Mu-allafaat Asy-Syaikh Al-Imam Muhammad bin Abdul
Wahhab hal 121].
21
17 Aisyah s berkata: Rasulullah n pernah bersabda,
ء ق ب تلك ف ليتس الأول أنتت الله ء ب عتدك ف ليتس الآخر وأنتت ، شيت وأنتت ، شيتء ف وتقك ف ليتس الظاهر ء ش دونك ف ليتس التباطن وأنتت ، شيت يت ل ت (( رواه م
“Ya Allah, Engkaulah yang pertama (paling awal) dan tidak ada sesuatu
pun sebelum-Mu, Engkaulah yang terakhir dan tidak ada sesuatu pun
setelah-Mu, Engkau yang zhahir (nyata) tidak ada di atas-Mu yang lebih
nyata, Engkau yang tersembunyi dan tidak ada sesuatu pun yang lebih
tersembunyi.” [HR. Muslim].
Zhahiriah-Nya adalah tempat-Nya ada di atas dan ketinggian-Nya di atas
segala sesuatu. Ketersembunyian-Nya adalah bahwa Dia melingkupi
segala sesuatu dimana Dia lebih dekat kepadanya daripada dirinya sendiri.
Imam Ibnul Qayyim t berkata: Poros empat nama Allah ini ada pada
al-ihathah (melingkupi). Al-ihathah ini ada dua: zamaniyyah (berkaitan
dengan waktu) dan makaniyyah (berkaitan dengan tempat). Cakupan
lingkupan kepertamaan-Nya dan keterakhiran-Nya meliputi yang dekat
dan jauh. Setiap yang duluan berakhir pada kepertamaan-Nya dan setiap
yang terakhir berakhir pada keterakhiran-Nya. Kepertaman dan
keterakhiran-Nya meliputi semua yang awal dan akhir. Ketinggian dan
ketersembunyian-Nya meliputi setiap yang tinggi dan tersembunyi. Setiap
sesuatu tinggi pasti Allah ada di atasnya. Setiap sesuatu yang tersembunyi
pasti Allah lebih tersembunyi darinya. Setiap sesuatu yang awal pasti
Allah-lah yang ada sebelumnya. Setiap sesuatu yang terakhir pasti ada
Allah setelahnya. Pertama adalah Allah ada sebelum segala sesuatu itu
ada. terakhir adalah kekekalan Allah.
Azh-Zhahir adalah ketinggian dan keagungan Allah. Al-Bathin adalah
kedekatan Allah. Dengan Allah itu Pertama Dia mendahului segala
sesuatu. Dan dengan keterakhiran-Nya Allah tetap kekal setelah segala
sesuatu Allah maha tinggi atas segala sesuatu dengan ketinggiannya dan
maha dekat dengan segala sesuatu dengan ketersembunyian-Nya. Maka
22
ميع البصير{ليتس كمثتله شيت } ء وهو ال
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia18, dan Dia-
lah yang Maha Mendengar dan Melihat19.” [QS. Asy-Syuura :
11].
tidak ada langit yang bisa sembunyi dan tidak pula ada bumi yang bisa
sembunyi dari-Nya. Sesuatu yang nyata tidak bisa dihalangi dari-Nya
meskipun tersembunyi. Tetapi sesuatu yang tersembunyi bagi Allah
nampak nyata. Sesuatu yang tidak terlihat bagi-Nya terlihat. Sesuatu yang
jauh baginya dekat. Sesuatu yang dirahasiakan bagi-Nya kelihatan jelas
sekali.
Empat nama ini mengandung rukun-rukun tauhid. Allah itu pertama dalam
keterakhiran-Nya dan yang terakhir dalam kepertaman-Nya. Nyata dalam
ketersembunyian-Nya dan tersembunyi dalam ke-nyataan-Nya. Dia
senantiasa pertama, terakhir, zhahir dan bathin. . [Ma’ariju Al-Qabul I /
135].
18 Ayat yang mulia ini adalah pokok agung dalam memahami tauhid asma
dan sifat. Ayat ini mencakup nafi (peniadaan) dan itsbat (penetapan).
Meniadakan penyerupaan-Nya dengan salah satu dari makhluk-makhluk-
Nya. Menetapkan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi dan nama-nama-Nya
yang terbaik. Pada surat yang semakna dengannya dan ada tambahan
adalah surat Al-Ikhlash yang menetapkan bagi Allah k sifat-sifat Maha
Esa, tempat bergantung segala sesuatu, ketuhanan dan meniadakan dari-
Nya Jalla wa ‘Alaa kesetaraan, tandingan, ibu dan anak.
19 Menetapkan sifat mendengar dan melihat. Pendengaran dan
penglihatan-Nya tidak menyerupai pendengaran dan penglihatan makhluk
23
sebagaimana diterangkan permulaan ayat yang mulia. Betapa faqihnya
(dalamnya pemahaman) Aisyah dalam kisah Al-Mujadilah, hal itu terlukis
dari perkataannya: “Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya
mendengar segala suara.” Barang siapa yang memahami ayat ini akan
terbuka baginya celah yang lebar untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an
mengenai sifat-sifat-Nya yang bersifat berita berdasarkan manhaj manusia
terbaik (Rasulullah n).
24
Kami tidak menyimpang20 dari kebenaran dalam memahami
nama-nama Allah Ta'ala21 dan tidak pula dalam sifat-sifat
Allah Ta'ala.
20 Allah Ta'ala berfirman,
مائه سي ولله في أست نى فادتعوه بها وذروا الذين ي لتحدو ت ماء التح ست ما الأت زوت جت(( الأعراف: (٢4٠كانوا ي عتملو
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.” [QS. Al-A’raf (7): 180].
Ibnu Katsir t berkata: “Asal penyimpangan dalam perkataan orang-
orang Arab adalah berpaling dari maksud, cenderung, zhalim dan
menyeleweng. Dari kata ilhad terdapat kata al-lahdu (liang lahat) yang
terdapat dalam liang kubur.” Ahlul ilhad (orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran) dalam memahami sifat-sifat Allah ada dua macam:
pertama, ahlu ta’thil (orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah) dan
kedua, ahlu tamtsil (orang-orang yang menyerupakan sifat-sifat Allah
dengan sifat-sifat makhluk). Insya Allah sebentar lagi mereka akan kami
sebutkan.
21 Itu adalah nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah k. Ar-Rahim (Maha
Penyayang) salah satu nama Allah k. dari nama ini kita bisa
mengambil sifat ar-rahmah (penyayang).
25
Kami menetapkannya untuk-Nya22 sebagaimana terdapat
dalam Al-Kitab (Al-Qur'an) As-Sunnah Ash-Shahihah (hadits
22 Yaitu dengan menyifati Allah dengan sifat yang Allah sifatkan untuk
diri-Nya dan dengan sifat yang Rasul-Nya sifatkan untuk-Nya. Allah lebih
tahu dengan diri-Nya sendiri dan dengan selain-Nya. Dia lebih benar dan
lebih bagus perkataan-Nya daripada makhluk-Nya. Kemudian para Rasul-
Nya benar dan dibenarkan berbeda dengan orang-orang yang mengatakan
atas-Nya apa yang tidak mereka ketahui. [Lihat Al-‘Aqidah Al-
Wasithiyyah].
26
yang shahih) tanpa takyif23, tamtsil24, takwil25 dan tidak pula
ta’thil26.
23 Takyif adalah menafsirkan hakikat sifat-sifat Allah Ta’ala Rabb
kita.Sebagai misal: dikatakan “bersemayam dengan posisi seperti ini; atau
turun ke langit dengan cara seperti ini; atau berbicara dengan Al-Qur'an
dengan cara seperti ini. [Ma’ariju Al-Qabul 1 / 363].
24 Tamtsil adalah mengatakan: sesungguhnya Allah memiliki mata
sebagaimana mata kita, memiliki tangan sebagaimana tangan manusia.
Dan mengatakan: sesungguhnya Allah turun sebagaimana turunnya kita.
Orang-orang yang melakukan ini adalah kelompok pendahulu Rafidhah
semisal Hisyam bin Al-Hakam. Ia seorang penganut paham rafidhah.
Demikian juga Hisyam Al-Jawaliqiy dan Daud Al-Jawaribiy. [Lihat:
Al-Masaa-il Al-Mardhiyyah ‘Alaa Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah].
25 Takwil menurut terminologi Ahli Kalam (Ahli Filsafat) adalah
memalingkan makna sutu kata dari zhahir dan hakikatnya karena
mengikuti hawa nafsu dan pendapat batil. Hakikat makna ini adalah
menyelewengkan kandungan-kandungan Al-Kitab dan As-Sunnah.
Misalnya orang yang menyelewengkan mengatakan bahwa arsy Ar-
Rahman adalah kiasan dari kekuasaan-Nya. Seandainya engkau
menanyakan kepadanya mengenai firman Allah Ta'ala,
مئاذ ثمانية (( ت ي وت ق ه مل عرتش رب ك ف وت ائها ويحت والتملك على أرت
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari
itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala)
mereka.” [QS. Al-Haaqqah (69): 17]
… pasti ia bingung. Barang siapa yang tidak Allah beri cahaya maka ia
tidak akan memiliki cahaya.
27
Peringatan 1: Takwil secara bahasa adalah tafsir. Sebagaimana dalam
sabda Rasulullah n, ين في ف ق ه الله ه الد ((الأتويل وعل مت “Ya Allah faqihkanlah ia
terhadap ilmu dien dan ajarilah ia takwil”. Maksudnya ajarilah ia tafsir
Al-Qur'an.
Peringatan 2: Para pengikut aliran pemikiran Modernis-Rasionalis yang
busuk termasuk di antara orang-orang ekstrim yang menyelewengkan Al-
Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya. Tindakan mereka tidak terbatas hanya
menyelewengkan sifat-sifat-Nya Azza wa Jalla tetapi sampai seluruh dien
juga mereka selewengkan baik dari sisi aqidah maupun syariat.
Peringatan 3: Tindakan orang yang menyimpangkan makna sifat-sifat
Allah itu dengan mengingkarinya dan manafikannya.
26 Termasuk di antara makna al-‘athal adalah al-ikhlaa’ (mengingkari).
Ta’thil dalam sifat-sifat-Nya Azza wa Jalla adalah mengingkari sifat-sifat
yang Allah sifatkan untuk diri-Nya. Golongan yang mengingkari sifat-sifat
Allah (Al-Mu’aththilah) ada dua golongan: pertama, orang-orang yang
murni mengingkari (Ahli Ta’thil Mahdh), mereka mengingkari seluruh
sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla; kedua, orang-orang yang mengingkari dan
menyelewengkan (Ahli Ta’thil wa Tahrif), mereka menetapkan sebagian
sifat-sifat-Nya ‘Azza wa Jalla dan menafikan sifat-sifat yang lain dengan
menakwilkannya.
Hukum orang yang mengingkari sifat-sifat Allah (Al-Mu’aththilah):
Syaikh Mujahid ‘Ali Al-Khudhoir –fakkallaahu asrahu- berkata,
“Mengenai ta’thil mahdh (ta’thil murni) yang tidak ada tindakan
menyelewengkan (tahrif) maka hukumnya adalah kekafiran; karena itu
sama saja mendustakan Al-Qur'an. Sebagaimana orang yang mengatakan:
Sesungguhnya Allah tidak bersemayam, atau Allah tidak memiliki tangan.
Allah Ta'ala berfirman, { ت وه فرو من يكت { بالرحت “Mereka kafir kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah.” [QS. Ar-Ra’du (13): 30].
28
Kami beriman bahwa Muhammad n adalah Rasulullah
(utusan Allah) kepada seluruh makhluk –manusia27 dan jin28-
Begitu juga ta’thilnya Jahmiyyah sejati hukumnya keluar dari millah.
Demikian juga ta’thilnya ahli filsafat dan kaum bathiniyyah. Mengenai
ta’thil yang mengandung tindakan menyelewengkan (tahrif) maka
hukumnya sama dengan hukum tahrif. Jika tahrifnya boleh secara bahasa
maka hukumnya adalah bid’ah. Hukumnya sama dengan masalah-masalah
yang belum jelas (masaa-il khafiyyah) seperti ta’thil yang dilakukan oleh
orang-orang Asya’irah, Maturidiyyah dan yang semacamnya. Jika tidak
dibolehkan secara bahasa maka hukumnya kufur akbar. Atas uraian di
muka maka ta’thil mahdh (ta’thil murni) lebih berbahaya daripada
tahrif dari sisi hukumnya.” [At-Ta’liiqaat Al-Mardhiyyah].
27 Allah Ta'ala berfirman,
ث ر الناس لا وما أرتسلتناك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا ولكن أكت(( سبأ: (١4ي عتلمو
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” [QS. Saba’
(34): 28].
28 Al-Qur'an surat Al-Jinn dan akhir surat Al-Ahqaf.
29
. Wajib mengikuti beliau29, menaati30 semua perintahnya31,
membenarkannya, pasrah menerima semua khabar yang
diberitakannya32.
29 Allah Ta'ala berfirman,
(( آل عمرا ببتك الله فاتبعوني يحت ت تحبو ت كن ت (2٢ قلت إ
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihimu.".” [QS. Ali Imran (3): 31].
30 Allah Ta'ala berfirman,
الله لا يحب التكافرين (( آل عم ت ت ولوتا فإ (2١را قلت أطيعوا الله والرسول فإ
“Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.".” [QS. Ali
Imran (3): 32].
31 Allah Ta'ala berfirman,
الله ش ت عنته فان ت هوا وات قوا الله إ الرسول فخذوه وما ن هاك ديد التعقاب(( وما آتاك (.٠ الحشر
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” [QS. Al-Hasyr (59): 7].
32 Baik khabar mengenai orang-orang terdahulu maupun terkemudian, dan
berita-berita tentang jannah (surga), neraka, malaikat, jin dst. Allah Ta'ala
berfirman,
اء (( الزمر: والذي التم قو ق به أولئاك ه ق وصد (.22بالص دت
30
Kami komitmen dengan tuntutan firman Allah Ta'ala
berkaitan dengan kewajiban terhadap beliau. Allah Ta'ala
berfirman,
لا ي } ت ث ن ه موك فيما شجر ب ي ت حى يحك جدوات في فل ورب ك لا ي ؤتمنوا م ما قضيت ت حر ه ليماأنف ت ل موات ت [.31اء: الن{ ]ت وي
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya33.” [QS. An-Nisaa’ (4): 65].
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [QS. Az-
Zumar (39): 33].
33 Allah l menerangkan bahwa barang siapa yang berpaling dari
ketaatan kepada Rasulullah n dan berpaling dari hukumnya maka ia
termasuk golongan orang-orang munafik, ia bukan orang beriman. Karena
orang beriman adalah orang yang mengatakan: kami mendengar dan kami
taat. Apabila nifaq (sifat munafik) sudah bercokol pada diri seseorang dan
iman hilang hanya dengan sekadar berpaling dari hukum Rasulullah n
dan keinginan berhakim kepada selain beliau, padahal ini hanya murni
meninggalkan dan bisa jadi sebabnya adalah kuatnya dorongan syahwat,
maka bagaimana dengan orang yang menghina serta mencela beliau dan
yang semisalnya?! [Ash-Sharim Al-Maslul: 43].
31
Kami beriman kepada malaikat-malaikat Allah34 yang
dimuliakan (al-mukarramiin)35. Tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan36. Mencintai
34 Allah Ta'ala berfirman,
خر ف ق فرت بالله وملئكه وكبه ورسله والتي وت الآت ضل ضللا بعيدا(( دت ومنت يكت (٢23 الناء:
Ketika Rasulullah n ditanya Jibril q mengenai iman beliau bersabda,
ت ...(( التحديتث.وملئكه ، بالله ت ؤتمن أ
Engkau beriman kepada Allah dan para malaikat-Nya …[Al-Hadits].
35 Rabbul ‘Izzah berfirman mengenai mereka,
(( الأنبياء رمو (١3 بلت عباد مكت
“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan.” [QS. Al-Anbiyaa’ (21): 26].
(٢3 كرا ب ررة(( عبس:
“Yang mulia lagi berbakti.” [QS. ‘Abasa (80): 16].
36 Allah Ta'ala berfirman,
(( الحري مرو ما ي ؤت علو ت وي فت الله ما أمره (3لا ي عتصو
“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS.
At-Tahrim (66): 6].
32
mereka terhadap bagian dari iman dan membemci mereka
termasuk bagian dari kekafiran37.
37 Allah Ta'ala berfirman,
الله عدو للت بتريل وميكال فإ عدوا لله وملئكه ورسله و كافرين منت كا (84(( البقرة:
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-
rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh
orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah (2): 98].
33
Kami beriman bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (firman
Allah Ta'ala)38 berikut huruf-huruf dan makna-maknanya39.
38 Allah Ta'ala berfirman,
مع ت رته حى ي جارك فأ ركين است ت أحد من التمشت (3 الوبة: (( الله كل وإ
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta
perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat
mendengar firman Allah.” [QS. At-Taubah (9): 6].
Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman, لوا ت ي بد أ الله يريدو ت كل (( ال الله ق قلت لنت ت بعونا كذلك
“Mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali
tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan
sebelumnya".” [QS. Al-Fath (48): 15].
Allah Subhanahu berfirman,
لة واحدة كذلك لن ث ب ت ب وقال مت ورت لتناه ه ف ؤادك الذين كفروا لوتلا ن ز ل عليته التقرتآ (2١(( الفرقا:ت رتتيل
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur
dan benar).” [QS. Al-Furqan (25): 31].
Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman, عه مت نا علي ت انك ل عتجل به، إ فاتبعت ق رتآنه(( فإذا ق رأتناه ه، وق رتآن لا تحر كت به ل
(٢4-٢3 القيامة:
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena
hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan
34
Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu.” [QS. Al-Qiyamah (75): 16 - 18].
ك ل س و ه يت ل ع الله ىل ص الله ل وت س ر أ : ر اب وعنت د ه ش ال د عت ب ه ت ل ص يف ول ق ي اائي. ...(( الله ل ك ل ك الت ن حت أ التحديتث رواه الن
Jabir a meriwayatkan bahwasanya Rasulullah n biasa mengucapkan
dalam shalatnya setelah membaca bacaan tasyahhud, “Sebaik-baik ucapan
adalah firman Allah …” [HR. An-Nasa-i].
39 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Allah berfirman dengan
Al-Qur'an berikut huruf-huruf dan makna-maknanya serta dengan suara-
Nya sendiri. Allah memanggil Musa dengan suara-Nya sendiri. Hal ini
sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijma’ salaf.
Suara hamba bukanlah suara Rabb dan tidak sama dengan suara-Nya.
Karena Allah tidak sama dengan sesuatu pun, tidak dalam Dzat-Nya, tidak
pula dalam sifat-sifat-Nya dan tidak pula dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Para imam Islam semenjak Imam Ahmad dan para imam sebelumnya telah
menyatakan apa yang dinyatakan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah
bahwasanya Allah memanggil dengan suara, Al-Qur'an adalah firman-
Nya, Allah berbicara dengannya melalui huruf dan suara, di dalam Al-
Qur'an tidak ada ucapan selain-Nya, tidak Jibril dan tidak pula yang
lainnya. Dan bahwasanya para hamba-Nya membacanya dengan
suara dan perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Suara yang
terdengat dari hamba yang membacanya adalah suara si pembaca
sedangkan yang diucapkan adalah firman Allah Sang Pencipta.”
[Majmu’ Al-Fatawa: 12 / 584].
35
Al-Qur'an adalah salah satu sifat Allah Ta'ala dan ia bukan
makhluk40. Oleh karena itu kita wajib mengagungkannya,
mengikutinya dan berhakim kepadanya41.
40 Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa berbicara, kapan saja mau Dia
akan berbicara dengan kehendak dan kekuasan-Nya. Keyakinan ini
berbeda dengan golongan Jahmiyyah Kafir yang mengingkari sifat kalam
dan mengklaim bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Orang pertama yang
menyebarkan pendapat yang buruk ini adalah Al-Ja’d bin Dirham –
semoga Allah menghinakannya. Kholid bin Abdullah Al-Qusariy
menyembelihnya sebagai kurban pada hari raya ‘Idhul Adh-ha (hari Nahr).
Ia berkata, “Berkurbanlah kalian wahai manusia semoga Allah menerima
kurban-kurban kalian. Sesungguhnya saya akan berkurban dengan
menyembelih Al-Ja’d bin Dirham. Karena ia telah mengklaim bahwa
Allah tidak menjadikan Ibrahim sebagai kholil (kekasih) dan tidak
berbicara langsung dengan Musa –Maha Tinggi Allah dari perkataan Al-
Ja’d bin Dirham dengan ketinggian yang besar-.” Kemudian ia turun dari
mimbar terus menyembelih Al-Ja’d bin Dirham.
41 Allah Ta'ala berfirman,
قا لما ب - د ت بما يتن يديته من التكاب ومهيت " وأن تزلتنا إليتك التكاب بالتحق مص ن ه ت ب ي ت ك منا عليته فاحتا ها رتعة ومن ت ت ش علتنا منتك اءك من التحق لكل ت عما واءه اء الله و أن تزل الله ولا ت بعت أهت لوت ش
ت أمة واحدة رات إلى الله م لجعلك بقوا التخي ت ت فاست ت في ما آتاك لوك ت ولكنت لي ب ت ميعا ف ي ن ب ئاك ت عك رتذرت ت واح ت واءه ه ولا ت بعت أهت ا أن تزل الل ت بم ن ه ت ب ي ت ك احت ، وأ لفو ت في ه تخت ا كن ت ت بم ت أ نوك عنت ه ي فت
ت بب عتض ذنوب يب ه ت يص ا يري د الل ه أ ت أنم ت ت ولوتا ف اعتل ك ف إ ا أن تزل الل ه إلي ت كثيرا من ب عتض م ت وإ هن من الله ومنت أحت غو التجاهلية ي ب ت ، أفحكت ما ل الناس لفاسقو " المائدة: حكت -84قوت يوقنو
1٠)
36
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa
yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari
hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum
Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?.” [QS. Al-Maidah
(5): 48 - 50].
37
Kami beriman kepada seluruh nabi dan rasul Allah Ta'ala42.
Nabi pertama adalah Adam q43 dan penutup mereka
42 Allah Ta'ala berfirman,
- ت ي فر قوا ب يتن الله ورس إ أ بالله ورسله ويريدو فرو من الذين يكت ن ؤت له وي قولو ا ت ي خذوا ب يتن ذلك سبيل، أولئاك ه أ فر بب عتض ويريدو حقا بب عتض ونكت لتكافرو
نا ل ت ي فر وأعتدت ت لتكافرين عذابا مهينا، والذين آمنوا بالله ورسله ول ه قوا ب يتن أحد من ت الله غفورا رحيما(( ت وكا وره ت أ تيه (٢1١-٢1٠ الناء: أولئاك سوتف ي ؤت
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-
Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah
dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang
sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta
bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara
yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir
sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir
itu siksaan yang menghinakan. Orang-orang yang beriman kepada Allah
dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara
mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. An-Nisaa’
(4): 150 - 152].
43 Allah Ta'ala berfirman,
ونو طفى آد الله اصت على التعالمين(( إ را وآل عمت آل حا وآل إب تراهي (22عمرا:
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”
[QS. Ali Imran (3): 33].
38
adalah Muhammad n44. Mereka bersaudara dan saling
mencintai45. Mereka diutus untuk menyampaikan risalah
tauhid Rabbil ‘Alamin.
Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani meriwayatkan dari Abu Dzarr, ia berkata,
“Saya berkata, “Wahai Rasulullah siapakah nabi pertama?” Beliau
menjawab, “Adam.” Saya bertanya, “Ia seorang nabi?” Beliau menjawab,
“Ya.” Saya melanjutkan, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab,
“Kemudian Nuh dan antara keduanya ada sepuluh keturunan.”
44 Allah Ta'ala berfirman,
الل النبي ين وكا ت ولكنت رسول الله وخات الك محمد أبا أحد منت ر ه بكل ما كاء عليما(( الأحزاب: (8٠شيت
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS. Al-Ahzab (33):
40].
45 Rasulullah n bersabda,
لى النا» وة ل أنا أوت ن تيا والآخرة، والأنتبياء إخت فى الد ى ابتن مرتي ت س بعي علت، أمهات هت واحد (2882 التبخاري « . شى، ودين ه
“Saya orang yang paling dekat dengan ‘Isa putera Maryam di dunia dan
akhirat. Para nabi itu saudara se-ayah, ibu mereka berbeda-beda namun
dien mereka sama.” [HR. Bukhariy: 3443]. Al-‘Allaat adalah Adh-Dharaa-
ir (ibu yang berbeda). Makna hadits ini bahwa asal (pokok) dien mereka
sama yaitu tauhid meski syariatnya (cabangnya) berbeda-beda. [Fat-hul
Baariy].
39
Kami beriman bahwa As-Sunnah adalah wahyu kedua46. Ia
merupakan penjelas dan penafsir Al-Qur'an47. Selama ada As-
46 Rasulullah n bersabda,
ل » ومث تله معه ألا يوشك ر عانا ألا إن ى أوتيت التكاب ومث تله معه ألا إن ى أوتيت التقرتآ ثنى شب ت ي ن تدت ت فيه منت حلل فأحلوه وما و ت دت فما و ت بالتقرتآ ت فيه منت حرا فحر موه ت على أريكه ي قول عليتك
باع ألا ولا لقطة منت مال . ألا لا لى ولا كل ذى ناب من ال التحمار الأهت ت لحت عاهد م يحل لكت ها صاحب ها ومنت ن زل بقوت ف عليته غتنى علي ت ت ت ي ت إلا أ روه ت ي قت ت أ ت ي عتقبوه ت أ ت ف له روه ت ي قت ت ل فإ
ت رواه أحمد وأبو داود وصححه الألباني. ((بمثتل قراه
“Ingatlah sesungguhnya saya diberikan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yang
semisalnya bersamanya (As-Sunnah). Ingatlah sesungguhnya saya
diberikan Al-Qur'an dan yang semisalnya bersamanya (As-Sunnah).
Ingatlah hampir-hampir ada seorang yang kekenyangan bersandar di
singgasananya sambil berkata, “Kalian harus mengamalkan Al-Qur'an.
Apabila kalian mendapatkan di dalamnya sesuatu yang halal hukumnya
maka halakanlah ia dan apabila kalian dapati di dalamnya sesuatu yang
haram hukumnya maka haramkanlah ia. Ingatlah daging keledai jinak itu
tidak halal bagi kalian, tidak pula setiap binatang buas yang bertaring.
Ingatlah tidak halal pula bagi kalian barang milik orang kafir mu’ahad
kecuali pemiliknya memang tidak membutuhkannya. Barang siapa yang
singgah di suatu kaum hendaklah kaum itu menghormati dan memberikan
perjamuan kepadanya. Bila mereka tidak memberikan perjamuan
kepadanya hendaknya mereka mengambil dari harta mereka seharga
perjamuan yang menjadi hak tamu itu. [HR. Ahmad dan Abu Daud serta
dishahihkan oleh Al-Albaniy].
Hukum-hukum yang disebutkan dalam hadits di atas tidak dinyatakan
dalam Al-Qur'an Al-Karim. Ia tasyri’ (pensyariatan) yang berasal dari
Nabi n –wajib ditaati dan tidak boleh mendurhakainya. Ini bukan bentuk
mendahulukan As-Sunnah daripada kitab Allah tetapi ini adalah bentuk
40
kepatuhan kepada perintah Allah yaitu perintah untuk menaati Rasul-Nya.
[Lihat rincian masalah ini dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in].
47 Kedudukan As-Sunnah terhadap Al-Qur'an ada tiga bentuk:
Pertama, As-Sunnah bersesuaian dengan Al-Qur'an dari segala sisi,
sehingga ketika dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah disebutkan berurutan atas
satu hukum tertentu maka ini dinamakan dalil yang berurutan dan banyak.
Misalnya: perintah umum untuk menegakkan shalat, membayar zakat dan
berjihad fi sabilillah dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Kedua, As-Sunnah menjadi penjelas dan penafsir maksudnya dari Al-
Qur'an. Ini jumlahnya sangat banyak dan terlihat jelas. Al-Qur'an
menyebutkan berbagai hukum, bahkan banyak berita secara global dan
penjelasannya diserahkan kepada wahyu kedua (As-Sunnah). Misalnya:
Allah Ta'ala berfirman, " الصلة وأقيموا" “dan dirikanlah shalat”. Al-Qur'an
tidak menjelaskan kepada kita rukun-rukunnya, tidak pula wajib-wajibnya
dan tidak pula sunnah-sunnahnya. Dan yang bertugas menjelaskannya
adalah As-Sunnah. Makanya Rasulullah n bersabda, "أصل ي رأي تموني كما صلوا " “Shalatlah sebagaimana kalian melihat saya shalat.”
Ketiga, As-Sunnah mewajibkan suatu hukum yang Al-Qur'an
mendiamkan ke-wajibannya; atau mengharamkan suatu hukum yang Al-
Qur'an mendiamkan pengharamannya. Misalnya: hal-hal yang disebutkan
dalam hadits di atas. [Ringkasan dari I’lamul Muwaqqi’in].
41
Sunnah (hadits) yang shahih maka kami tidak akan
meninggalkannya karena perkataan seseorang siapa pun
orangnya48.
48 Imam Syafi’i t berkata, “Telah kuberikan padamu suatu kalimat
yang bermanfaat untukmu insya Allah Ta'ala; jangan sekali-kali kamu
meninggalkan hadits Rasulullah n. Suatu kali ia t pernah
meriwayatkan suatu hadits. Ada seseorang bertanya kepadanya, “Apakah
Anda mengambil hadits tersebut?” Ia menjawab, “Apakah kamu melihat
saya orang musyrik ataukah kamu melihat di pinggangku ada zinar atau
kamu melihatku keluar dari gereja?! Ya saya mengambilnya, saya
mengambilnya, saya mengambilnya, karena itu wajib bagi setiap muslim.”
Imam Malik t pernah berkata, “Saya manusia biasa, kadang salah
kadang benar. Lihatlah pendapatku. Setiap pendapatku yang sesuai dengan
Al-Kitab dan As-Sunnah maka ambillah dan setiap pendapatku yang tidak
sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah maka tinggalkanlah ia.”
Imam Abu Syaamah t berkata, “Hal itu telah jelas dari pendapat para
imam bahwasanya kapan saja ada hadits shahih dari Rasulullah maka
wajib berpendapat dengan zhahir hadits tersebut selama tidak
bertentangan dengan dalil yang lain. Inilah yang harus dilakukan oleh
setiap orang. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
لا ورب ك فل منو موك حى ي ؤت جر فيما يحك ت ش ن ه ت في يجدوا لا ث ب ي ت ه أن تف ا ل موا قضيتت مما حر ليما وي ت ت
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” [QS. An-Nisaa’ (4): 65].
42
Kami menjauhi berbagai bentuk bid’ah baik yang kecil
maupun yang besar49.
Mencintai Nabi kita adalah kewajiban dan qurbah (ibadah
yang mendekatkan diri kepada Allah)50. Sebalikya, membenci
Allah Subhanahu wa Ta’ala menafikan keimanan orang yang tidak
berhakim kepada Rasul-Nya ketika terjadi perselisihan dan tidak
menerima keputusannya. [Lihat Mukhtashar Al-Muammal Fie Ar-Radd
Ilaa Al-Amr Al-Awwal karya Imam Abu Syaamah Al-Maqdisiy: 57 - 64].
49 Bid’ah adalah ungkapan mengenai metode ciptaan dalam urusan dien
yang menandingi syariat Allah. itu bertujuan untuk berlebihan dalam
beribadah kepada Allah Subhanahu. [Al-I’tisham: 1 / 26].
Rasulullah n bersabda,
دث ات ات " ت ومح ت لل ة وإي اك ة ض ع ل ب دت ة وك ع دث ة ب دت ل مح ت ك د "لأمور ف إ م رواه أحتره. وغي ت
“Jauhilah perkara-perkara yang baru. Karena setiap perkara yang baru
adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” [HR. Ahmad dan
yang lainnya].
50 Anas a berkata, Rasulullah n bersabda,
معين " ت أحب إليته منت والده وولده والناس أ ت حى أكو من أحدك رواه . "لا ي ؤت. التبخاري
“Tidak beriman salah seorang dari kalian sebelum saya menjadi yang
paling ia cintai daripada ayahnya, anaknya dan seluruh manusia.” [HR.
Bukhariy].
43
beliau adalah kekafiran dan kemunafikan51. Karena kecintaan
kepada Nabi kita maka kita mencintai Ahli Baitnya52,
51 Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman,
ت عذاب ألي رسول الله له (3٢(( الوبة:والذين ي ؤتذو
“Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab
yang pedih.” [QS. At-Taubah (9): 61].
Allah Subhanahu berfirman, خالدا فيها ذل هن له نار ت ي عتلموا أنه منت يحادد الله ورسوله فأ ك التخزتي أل
(( الوبة: (32التعظي
“Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya
barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
nerakan jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu adalah
kehinaan yang besar.” [QS. At-Taubah (9): 63].
Allah Ta'ala berfirman,
ب ت ر(( الكوثر: شانئاك هو الأت (2 إ
“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang
terputus.” [QS. Al-Kautsar (108): 3].
52 Istri-istri beliau n orang pertama yang masuk menjadi Ahli Bait
beliau berdasarkan nash Al-Qur'an. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
ن الصلة و ولى وأقمت ن ت ب رج التجاهلية الأت ت في ب يوتكن ولا ت ب ر آتين الزكاة وق رتل التب يتت وأطعتن الله س أهت ت الر هب عنتك ت ورسوله إنما يريد الله ليذت رك ويطه
(22تطتهيرا(( الأحزاب:
44
mengormati mereka, tidak berlebihan (ghuluw) terhadap
mereka dan tidak mengada-adakan kedustaan kepada
mereka53.
Kami mendoakan “radhiyallahu ‘anhu” “semoga Allah
meridhainya” kepada seluruh sahabat Nabi54. Mereka semua
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [QS. Al-
Ahzab (33): 33].
Ahli Bait beliau n meliputi istri-istri beliau, keluarga Ali, keluarga ‘Uqail,
keluarga Ja’far dan keluarga Abbas.
53 Rasulullah n bersabda,
رك ل يف الله أذك .يب يت أهت ل ت (( ثلثا رواه م
“Saya ingatkan kalian dengan nama Allah mengenai Ahli Baitku. Tiga
kali.” [HR. Muslim].
54 Seorang sahabat adalah setiap orang yang bertemu Nabi dalam keadaan
muslim dan mati dalam keadaan Islam.
45
adil55 dan kami tidak mengatakan mengenai mereka selain
kebaikan56.
55 Keadilan para sahabat Nabi terbukti dan dapat diketahui dari
rekomendasi langsung dari Allah kepada mereka. Dan dapat diketahui
melalui berita mengenai kesucian mereka dan bahwa mereka adalah
manusia-manusia pilihan Allah. Semua itu terdapat dalam nash Al-Qur'an.
Di antaranya adalah firman Allah Ta'ala,
ت " ر كن ت تت أمة خي ت ر "للناس أخت
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” [QS.
Ali Imran (3): 110].
Dan:
ت وكذلك " علتناك وي الناس على شهداء لكونوا وسطا أمة ت الرسول كو شهيدا عليتك"
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” [QS.
Al-Baqarah (2): 143].
Meskipun lafal ini bersifat umum namun maksudnya adalah khusus. Ada
yang berpendapat: maksud lafal ini adalah para sahabat bukan selain
mereka. Dan firman Allah Ta'ala,
منين عن الله رضي لقدت ف الشجرة تحتت ي بايعونك إذت التمؤت ت في ما عل فأن تزل ق لوبهكينة ت ال ت عليته قريبا ف تحا وأثاب ه
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika
mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui
apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas
46
mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang
dekat (waktunya).” [QS. Al-Fath (48): 18].
Dan firman Allah Ta'ala,
ابقو وال ولو رين من الأت نتصار التمها ت ات ب ع والذين والأت وه ا ت له ال رضي بإحت ه عن ت عنته ورضوا
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha
kepada Allah.” [QS. At-Taubah (9): 100].
Dan firman Allah Ta'ala,
ابقو وال ابقو أولئاك ( ٢٠ ال نات في( ٢٢ التمقربو (٢١ النعي
“Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, Mereka itulah yang
didekatkan kepada Allah. Berada dalam jannah kenikmatan.” [QS. Al-
Waqi’ah (56): 10 - 12].
Dan firman Allah Ta'ala,
بك النبي أي ها يا ت منين من ات ب عك ومن الله ح التمؤت
“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-
orang mukmin yang mengikutimu.” [QS. Al-Anfal (8): 64].
Dan firman Allah Ta'ala,
رين للتفقراء وا الذين التمها ر ت منت أخت ت دياره واله ي ب ت وأمت وانا الله من فضتل غو ورضت أولئاك ورسوله الله وي نتصرو ه ار ت ب وءوا والذين ( 4 الصادقو الد يما ت نت م والت ق بتله
ر منت يحبو ت ها ولا إليته ت في يجدو ة صدوره وتواأ مما حا ت على وي ؤتثرو ه أن تف ولوت ت كا ه ن فت شح يوق ومنت خصاصة به فأولئاك التم ه لحو (8 فت
47
“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung
halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari
Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya.
Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah
menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang
yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan
kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang
orang yang beruntung.” [QS. Al-Hasyr (59): 8 - 9].
Dan masih ada banyak ayat yang lain yang menyebutkan keadilan mereka.
Juga dalam banyak hadits-hadits Rasulullah yang mendeskripsikan
karakter mereka dan penghormatan serta pujian kepada mereka. Hadits-
hadits tersebut jumlahnya sangat banyak dan semuanya bersesuaian
dengan nash Al-Qur'an. Semua itu menunjukkan kesucian para sahabat
dan memastikan akan keadilan dan kebersihan nama baik mereka. Dengan
adanya rekomendasi bahwa mereka adalah orang-orang yang adil
menjadikan tidak perlu lagi –bagi yang ingin mengetahui hati mereka satu
per satu- rekomendasi dari makhluk. [Al-Kifayah Fie ‘Ilmi Ar-Riwaayah:
47].
56 Seorang ulama besar (Al-Imam Al-Jaliil) Abu Zur’ah t mengatakan,
“Jika engkau melihat seseorang yang menghina salah satu sahabat
Rasulullah n maka ketahuilah bahwa ia adalah orang zindiq. Itu karena
Rasulullah menurut kami benar (haq) dan Al-Qur'an benar. Yang
menyampaikan Al-Qur'an ini dan sunnah-sunnah Rasulullah n kepada
kita adalah para sahabat Rasulullah. Orang-orang zindiq tersebut ingin
menganggap para saksi kami cacat dengan tujuan untuk membatalkan Al-
Kitab dan As-Sunnah. Dan menganggap para sahabat Rasulullah cacat
48
Mencintai mereka adalah kewajiban kami dan membenci
mereka menurut kami adalah kemunafikan57. Dan kami
manahan diri dari berkomentar mengenai perselisihan yang
terjadi di antara mereka.
keadilannya lebih berbahaya. Orang-orang yang seperti itu benar-benar
sudah menjadi orang-orang zindiq. [Ibid].
57 Ahli Sunnah, mereka adalah orang-orang yang dimaksud dalam ayat
yang mulia ini,
واننا الذين سب قونا ب خت رب نا اغتفرت لنا ول ت ي قولو اءوا منت ب عتده ولا والذين يما التعلت في ق لوبنا غل للذين آ (( الحشتجت (٢٠ر:منوا رب نا إنك رءوف رحي
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor),
mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-
saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang.".” [QS. Al-Hasyr (59): 10].
Rasulullah n bersabda,
حاب » بوا أصت ت أن تفق يلا ت أحدك ت ولا مثتل أحد ذهبا ما ب ، ف لوت أ مد أحده لره.« . نصيفه رواه التبخاري وغي ت
“Jangan kalian cela para sahabatku. Seandainya salah seorang kalian
menginfakkan emas sebanyak gunung Uhud, itu tidak akan menyamai
infak mereka walau hanya satu mud, tidak pula setengahnya.” [HR.
Bukhariy dan lainnya].
49
Perselisihan yang terjadi di antara mereka karena mereka
muta-awwil (salah interpretasi)58. Kurun mereka adalah
sebaik-baik kurun59.
58 Maksudnya, masing-masing pihak yang berselisih menghendaki
kebaikan dan meninggikan kalimat Allah. Mereka berijtihad dalam
perselisihan tersebut. Barang siapa yang benar ijtihadnya ia mendapat dua
pahala. Barang siapa yang salah ijtihadnya ia mendapat satu pahala.
Barang siapa yang ikut campur urusan mereka dan mengomentari
pendapat mereka dengan akal pikirannya maka ia telah tergelincir dan
lancang terhadap suatu perkara besar. Ia telah menceburkan dirinya pada
perkara yang tidak Allah bebankan kepadanya. Mereka adalah umat yang
sudah berlalu. Mereka mendapat pahala (dari kebajikan) yang mereka
usahakan dan kalian mendapat siksa (dari kejahatan) yang kalian kerjakan.
Barang siapa yang memusuhi wali Allah maka Allah telah menabuh
genderang perang dengannya.
59 Rasulullah n bersabda,
ر الناس ق رتنى » رواه التبخاري.« خي ت
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang semasa denganku.” [HR.
Bukhariy].
50
Kami beriman kepada qodar (takdir)60 baik maupun buruk61.
Semuanya berasal dari Allah Ta'ala. Allah Subhanahu
60 Iman kepada qodar terbagi menjadi dua tingkatan. Masing-masing
tingkatan mengandung dua perkara. Seandainya seseorang memahaminya
itu sudah cukup baginya untuk memahami masalah yang agung ini.
Tingkatan pertama berkaitan dengan ilmu Allah. Tingkatan ini
mengandung: 1) Iman kepada ilmu Allah secara mutlak yang meliputi
segala sesuatu baik yang kecil maupun yang besar. 2) Bahwa Allah
Subhanahu telah menulis semua yang Ia ketahui dari keadaan makhluk di
Lauhul Mahfuzh.
Tingkatan kedua berkaitan dengan kehendak-Nya Jalla wa ‘Alaa.
Tingkatan ini mengandung: 1) Iman bahwa kehendak Allah bersifat
mutlak, apa saja yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa saja yang tidak
Allah kehendaki pasti tidak terjadi. Dalam kerajaan-Nya tidak sesuatu pun
yang tidak dikehendaki-Nya. Allah Subhanhu Maha Kuasa atas segala
sesuatu baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Semua yang
ada di bumi dan langit hanya Allah-lah yang menciptakannya. Tidak ada
pencipta dan Rabb selain-Nya. 2) Allah Maha Pencipta yang menciptakan
para hamba dan perbuatan mereka. Mereka yang benar-benar melakukan
perbuatan tersebut. Mereka mempunyai kehendak tapi Allah yang
menciptakan kemampuan dan kehendak mereka. Barang siapa yang
mengklaim bahwa hamba sendiri yang menciptakan perbuatannya maka ia
telah menyekutukan Allah dan mensifati hamba dengan sifat yang tidak
layak kecuali hanya untuk Allah Pencipta langit dan bumi dan apa yang
ada di dalam keduanya. Allah Ta'ala berfirman,
(( الصافات: ت وما ت عتملو (83 والله خلقك
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat
itu.” [QS. Ash-Shaaffaat (37): 96].
Dan firman Allah Ta'ala,
51
memiliki masyiah ‘aammah (kehendak yang bersifat umum)
dan irodah muthlaqoh (kehendak mutlak). Apa saja yang
Allah kehendaki pasti terjadi dan apa saja yang tidak Allah
kehendaki pasti tidak terjadi. Allah Ta'ala pencipta perbuatan
ت يشاء الله رب التعالمين(( إلا أ ، وما تشاءو قي ت ت ي ت أ لمنت شاء منتك (١8 الكوير:
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali
apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” [QS. At-Takwir (81):
29]. [Al-Wasithiyyah dengan perubahan redaksi].
Penulis hanya membahas mengenai tingkatan kedua. Karena tingkatan
pertama sudah dikenal oleh setiap orang yang berafiliasi kepada qiblat
(setiap muslim). Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang
kafir. Benak seorang muslim akan langsung tertuju padanya jika
disebutkan tentang qodar. Sedangkan tingkatan kedua adalah yang
diperselisihkan antara Ahli Sunnah dan Ahli bid’ah.
61 Buruk dari sisi hasil qadha bukan pada perbuatan qadha (ketentuan)
dari-Nya ‘Azza wa Jalla. Keburukan tidak boleh dihubungkan kepada-Nya
‘Azza wa Jalla sebagaimana disebutkan dalam hadits. Keburukan juga
tidak boleh dinisbatkan baik kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya dalam
hal perbuatan-Nya. Misalnya: memotong tangan pencuri menimbulkan
rasa sakit dan buruk bagi si pencuri dari satu sisi. Akan tetapi ia merupakan
kebaikan dan keadilan bagi kaumnya bahkan bagi dirinya karena dengan
ia dihukum itu akan membersihkan dosa-dosanya. Sakit merupakan
keburukan dan menimbulkan rasa sakit bagi seseorang dari satu sisi. Akan
tetapi pada hakekatnya itu untuk mengingatkan nikmat yang hilang
darinya ketika sakit dan menghapus dosa-dosanya. Silakan kiaskan dengan
ini.
52
hamba. Para hamba-Nya mempunyai hak memilih apa yang
akan dilakukannya setelah izin Allah. Qadha dan qodar-Nya
subhanahu tidak akan keluar dari rahmat, karunia dan
keadilan Allah Ta'ala.
Kami beriman bahwa siksa dan nikmat kubur benar adanya62.
Allah akan menyiksa orang yang berhak menerimanya jika Ia
menghendaki. Dan jika menghendaki Ia akan memaafkannya.
62 Allah Ta'ala berfirman,
: (( المؤمنو عثو خ إلى ي وت ي ب ت ت ب رت (٢٠٠ ومنت ورائه
“Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka
dibangkitkan.” [QS. Al-Mukminun (23): 100].
Allah Subhanahu berfirman,
ت ها غدوا وعشيا وي وت علي ت سوء التعذاب، النار ي عترضو قو وحاق بآل فرتعوت أشد التعذاب(( غافر: اعة أدتخلوا آل فرتعوت (83-81ال
“Dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petan], dan pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun
dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.".” [QS. Ghafir / Al-
Mukmin (40): 45 - 46].
Mengenai hadits-hadits tentang itu jumlahnya sangat banyak. Derajatnya
sampai pada batasan hadits mutawatir maknawi. Syaikh Hafizh Al-
Hakamiy t menyebutkan hadits dari 33 sahabat dalam kitab
Ma’aarijul Qabuul. Silakan lihat.
53
Kami beriman kepada adanya pertanyaan malaikat Munkar
dan Nakir sesuai dengan hadits Rasulullah n yang
menyebutkankannya63. Juga sesuai dengan firman Allah
Ta'ala,
63 Imam Tirmidzi t meriwayatkan dari Rasulullah n, beliau bersabda,
“Jika seorang mayyit atau salah satu dari kalian dikubur ada dua malaikat
mendatanginya. Keduanya berwarna hitam dan biru. Yang satu namanya
Munkar dan yang satu lagi namanya Nakir. Keduanya bertanya kepada si
mayyit, “Dulu apa yang kamu katakan mengenai orang ini.” Ia menjawab
sebagaimana dulu ia mengatakan. Ia adalah hamba dan utusan Allah. Saya
bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah
dan bahwasanya Muhammad hamba dan Rasul-Nya. Kedua malaikat
berbicara lagi: dulu kami mengetahui bahwa kamu mengatakan ini.
Kemudian kuburnya dilapangkan sampai 70 X 70 dziraa’ (hasta).
Kemudian di dalamnya ia diterangi dengan sinar. Kemudian dikatakan
tidurlah. Ia berkata, “Saya akan kembali ke keluargaku untuk memberitahu
mereka.” Dua malaikat berkata, “Tidurlah seperti tidurnya pengantin baru.
Ia tidak bisa dibangunkan kecuali oleh keluarga yang paling dicintainya.
Sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya itu.” Jika ia orang
munafik ia akan berkata, “Saya dulu mendengar orang-orang
mengatakannya maka saya pun ikut mengatakan seperti perkataan mereka,
saya tidak tahu.” Dua malaikat berkata, “Dulu kami tahu bahwa kamu
mengatakan itu. Maka diperintahkan kepada bumi, “Telanlah orang ini.”
Bumi pun menelannya. Tulang rusuknya pun remuk dibuatnya. Ia akan
terus disiksa di kubur hingga Allah membangkitkannya dari tempat tidurya
itu.”
Masih dalam bab ini terdapat riwayat dari Ali, Zaid bin Tsabit, Ibnu
Abbas, Al-Barraa bin ‘Azib, Abu Ayyub, Anas, Jabir, Aisyah, dan Abu
Sa'id, semuanya meriwayatkan dari Nabi n mengenai siksa kubur. Abu
‘Isa mengatakan, “Hadits riwayat Abu Hurairah derajatnya hasan shahih.
Demikian perkataan Tirmidzi. Hadits ini dihasankan oleh Al-Albany.
54
ن يا الحياة في الثابت بالقول آمنوا الذين الله ي ث ب ت } رة وفي الد الخل {. يشاء ما الله وي فعل الظالمين الله ويض
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan
di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki64.” [QS. Ibrahim
(14): 27].
Dalam kitab As-Sunnah Imam Ibnu Abi ‘Ashim berkata, “Dalam masalah
siksa kubur ini terdapat banyak hadits yang shahih. Hadits-hadits
mengenai pertanyaan kubur dari Munkar dan Nakir merupakan hadits-
hadits yang derajatnya shahih. Dan hadits shahih mengharuskan ilmu.
64 Dari Al-Barraa bin ‘Azib a bahwasanya Rasulullah n bersabda,
« ل ت هد التقبتر في سئال إذا الم ت يشت ، الله إلا إله لا أ دام وأ فذلك ، الله رسول حمله ن تيا ياة التح في الثابت بالتقوتل آمنوا الذين الله ي ث ب ت : ق وت رواه « الآخرة وفي الد
.التبخاري
“Jika seorang muslim di kubur ditanya ia akan bersaksi bahwasanya tidak
ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah. Itu maksudnya firman Allah Ta'ala,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia
kehendaki.” [QS. Ibrahim (14): 27].
55
Kami beriman adanya kebangkitan setelah kematian65 dan
adanya hari akhir (hari kiamat)66.
Kami beriman bahwa amalan-amalan dan para hamba akan
disodorkan kepada Allah Ta'ala67. Kami beriman kepada hari
65 Inilah yang membuat orang-orang kafir terheran-heran. Mereka
mengatakan, وه يي التعظا ؟(( منت يحت ي رمي “Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang belulang, yang telah hancur luluh?” [QS. Yaasiin (38): 78]. Allah
Yang Maha Agung menjawab, )) ييها الذي أنتشأها أول مرة وهو بكل خلتق علي قلت يحت“Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali
yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” [QS.
Yaasiin (38): 79].
66 Allah Ta'ala berfirman,
خر...(( ولكن التبر منت آمن بالله والتي وت الآت
“… akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, …” [QS. Al-Baqarah (2): 177].
67 Allah Ta'ala berfirman,
ت خافية (( الحاقة: فى منتك لا تخت مئاذ ت عترضو (٢4ي وت
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun
dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” [QS. Al-Haaqqah (69):
18].
Abu Musa a berkata, “Rasulullah n bersabda,
56
فجدال ومعاذير و » التقيامة ثلث عرضات فأما عرتضا أما الثالثة ي عترض الناس ي وتمد.« . ه الأيتدى فآخذ بيمينه وآخذ بشمال فيك تطير الصحف فعنتد ذل رواه أحت
Kelak pada hari kiamat manusia akan dihadapkan pada tiga keadaan. Yang
pertama ia akan berdebat dengan Allah. yang kedua ia akan
menyampaikan alasan-alasannya. Yang ketiga, ketika itu lembaran-
lembaran catatan amal beterbangan ke tangan-tangan manusia. Ada yang
mengambilnya dengan tangankanannya dan ada yang mengambilnya
dengan tangan kirinya.” [HR. Ahmad].
57
penghitungan amal (yaumul hisab)68, timbangan69 amal,
telaga70, titian71 dan bahwa surga dan neraka benar adanya.
68 Allah Ta'ala berfirman,
قلب إ يرا، وي ن ت ابا ي وتف يحاسب ح له فأما منت أوتي كابه بيمينه، ف لى أهتلى عو ث بورا، ويصت وتف يدت ره، ف رورا، وأما منت أوتي كابه وراء ظهت ت م
(٢١-٠سعيرا(( الانشقاق:
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali
kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun
orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan
berteriak: "Celakalah aku." Dan dia akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).” [QS. Al-Insyiqaq (84): 7- 12].
Aisyah s berkata, Rasulullah n bersabda,
ب » التقيامة عذ وتف ع ف قلتت أليتس قدت قال الله « . منت حوسب ي وت ل ف ز ويرا ( ف قال ابا ي اب إنما ذاك التعرتض م » يحاسب ح نت نوق ليتس ذاك التح
ب التقيامة عذ اب ي وت . رواه التبخاري.«التح
“Barang siapa yang kelak pada hari kiamat dihisab (diperiksa) pasti ia akan
disiksa. Saya berkata, “Bukankah Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman,
“maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”. [QS. Al-
Insyiqaq (84): 8] Lalu beliau menjawab, “Itu bukan hisab namanya. Tetapi
itu adalah al-‘ardh (penyodoran amalan). Barang siapa yang kelak pada
hari kiamat hisabnya diteliti ia pasti akan disiksa di neraka.” [HR.
Bukhariy].
58
69 Timbangan itu mempunyai dua daun timbangan tempat menimbang
amal perbuatan, perkataan, kebaikan dan keburukan. Allah Ta'ala
berfirman,
، ومنت خف لحو التمفت ينه فأولئاك ه مئاذ التحق فمنت ث قلتت موا ي وت ينه والتوت تت موا(( الأعراف: ت بما كانوا بآياتنا يظتلمو ه روا أن تف (،9-8فأولئاك الذين خ
“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa
berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami.” [QS. Al-A’raf (7): 8 - 9].
70 Ia adalah telaga Al-Kautsar.
نا رسول الله صلى الله عليه وسل ذات ي وت ب يتن أظتهرنا إذت أغتفى إغتفاءه ث رفع عنت أنس قال ب ي ت ما ف قلتنا ما أضتحكك يا ر الله » ف قرأ « . سورة أنتزلتت على آنفا » سول الله قال رأتسه م ب ت ب
شانئاك هو الأب ت ر ث ر فصل لرب ك وانتحرت إ ناك التكوت من الرحي إنا أعتطي ت قال «الرحت » . ث رو أتدتث ر . قال ف ق « . ما التكوت ر وعدنيه رب ى» لتنا الله ورسوله أعتل ر كثير هو فإنه ن هت ل عليته خي ت عز و
التقيامة آني ه عدد النجو «حوتض ترد عليته أمى ي وت ل ت .. رواه م
Anas a berkata, “Pada suatu hari Rasulullah n sedang berada bersama
kami tiba-tiba beliau tertidur sejenak (ngliyep –jawa). Kemudian
mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Kami bertanya, “Apa yang
membuat Engkau tersenyum wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Barusan ada satu surat yang diturunkan kepadaku.” Lalu beliau membaca
surat Al-Kautsar, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak (al-kautsar). Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu;
dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus.” Kemudian beliau menyambung, “Tahukah kalian
apa itu Al-Kautsar?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
59
Kami beriman dengan tanda-tanda datangnya hari
kiamat72 yang bersumber dari hadits Nabi n yang shahih dan
bahwa fitnah terbesar semenjak diciptakannya Adam q
sampai datangnya hari kiamat adalah fitnah Al-Masih Ad-
Dajjal73.
tahu.” Al-kautsar adalah sebuah sungai yang Rabbku ‘Azza wa Jalla
janjikan kepadaku yang padanya terdapat kebaikan yang melimpah ruah.
Ia adalah telaga yang didatangi umatku kelak pada hari kiamat. Bejananya
(untuk meminum) sejumlah bintang di langit.” [HR. Muslim].
71 Jembatan yang melintang di atas neraka jahannam. Manusia akan
melewatinya dalam kondisi yang berbeda-beda tergantung amala yang
mereka lakukan dalam kehidupan dunia baik berupa ihsan (perbuatan
baik), isa-ah (perbuatan buruk), atau campuran kebaikan dan keburukan.
Orang-orang yang melewati titian ini salah satu antara tiga golongan,
pertama, golongan yang lolos melewatinya sehingga sampai ke surga;
mereka adalah orang-orang beriman dengan perbedaan derajat dan
tingkatan dalam hal cepat dan lambatnya. Kedua, golongan yang berlebih-
lebihan terhadap dirinya sehingga dijungkirkan ke dalam neraka dan tidak
selamat. Ketiga, golongan yang dibakar api neraka sebanyak dosanya,
kemudian dikeluarkan dari neraka. Hadits-hadits mengenai gambaran
titian dan gambaran manusia yang melewatinya jumlahnya banyak sekali.
[Ma’arijul Qabul dengan perubahan redaksi].
72 Baik tanda-tanda yang besar maupun yang kecil.
73 Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Abdullah bin Umar,
ia berkata, “Rasulullah n berdiri di tengah manusia. Lalu beliau memuji
60
Kami beriman dengan turunnya ‘Isa q yang akan
menegakkan keadilan dan kami beriman dengan akan
kembalinya Khilafah Rasyidah di atas Minhaj Nubuwwah74.
Allah dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi. Kemudian beliau
menyebutkan mengenai Dajjal. Beliau bersabda,
مه ولكنت أقول » مه لقدت أنتذره نوح ق وت ت ل إن ى لأنتذركموه ما منت نبى إلا وقدت أنتذره ق وت ت فيه ق وتلا ل كمه ت ع الله ت بارك وت عالى ليتس بأعتور ي قلته نبى لقوت ب رنى «لموا أنه أعتور وأ . قال ابتن شهاب وأخت
رس ب ره ب عتض أصتحاب رسول الله صلى الله عليه وسل أ ول الله عمر بتن ثابت الأنتصارى أنه أختال صلى الله ع حذر الناس الد ن يت " :ليه وسل قال ي وت وب ب يتن عي ت ره منت كره إنه مكت ه كافر ي قت
ره كل مؤتمن ت ربه عز » . وقال "عمله أوت ي قت ل حى يمو ت علموا أنه لنت ي رى أحد منتك « .ت و
“Sesungguhnya saya benar-benar akan memperingatkan kalian darinya.
Setiap nabi selalu memperingatkan kaumnya dari Dajjal. Sungguh Nuh
telah memperingatkan kaumnya (dari Dajjal). Akan tetapi saya katakan
kepada kalian mengenainya suatu perkataan yang belum pernah dikatakan
seorang nabi pun kepada kaumnya, “Pelajarilah oleh kalian (ciri-ciri
Dajjal). Dajjal itu mempunyai ciri-ciri a’war (buta sebelah matanya) dan
Allah Tabaroka wa Ta’ala itu tidak buta sebelah matanya. Ibnu Syihab
berkata, Umar bin Tsabit Al-Anshariy mengkhabarkan kepadaku,
bahwasanya beberapa sahabat Rasulullah mengkhabarkan kepadanya,
bahwa Rasulullah –pada hari ketika memperingatkan bahaya Dajjal-
bersabda, “Di antara kedua matanya tertulis kata “kafir”. Tulisan itu bisa
dibaca oleh orang yang membenci amal perbuatannya atau bisa dibaca
oleh setiap mukmin.” Beliau melanjutkan, “Pelajarilah bahwasanya salah
seorang di antara kalian tidak akan melihat Rabbnya ‘Azza wa Jalla
sampai mati.”
74 Hudzaifah a berkata: Rasulullah n bersabda,
61
Kami beriman bahwa Allah akan mengeluarkan dari
neraka suatu kaum yang bertauhid dengan syafa’at syafi’in75
(pertolongan orang-orang yang berhak memberinya) dan
bahwa syafa’at adalah benar adanya dan akan diberikan
خ » تكو ت ي رتف عها ث ي رتف عها إذا شاء أ ث ت تكو ت ما شاء الله أ الن ب وة فيك هاج تكو لفة على من ت ت ي رتف عها ث ي رتف عها إذا شاء أ ث ت تكو ما شاء الله أ ما ت الن ب وة ف كو ملتكا عاضا ف يكو كو
ما شا بترية ف يكو ملتكا تكو ت ي رتف عها ث ي رتف عها إذا شاء أ ث ت يكو شاء الله أ ت يكو ء الله أ خلف تكو ت ي رتف عها ث ي رتف عها إذا شاء أ هاج ن ب وة ث مد. «ة على من ت رواه أحت
“Kenabian akan ada di tengah kalian selama Allah menghendaki ada.
Kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendaki mengangkatnya.
Kemudian akan ada Khilafah di atas Minhaj Nubuwaah. Ia akan
berlangsung selama Allah menghendaki ada. Kemudian Allah
mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada
kerajaan yang kejam. Ia akan berlangsung selama Allah menghendaki
ada. Kemudian Allah mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya.
Kemudian akan ada kerajaan yang sewenang-wenang. Ia akan
berlangsung selama Allah menghendaki ada. Kemudian Allah
mengangkatnya jika Allah berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan
ada Khilafah di atas Minhaj Nubuwwah.” [HR. Ahmad].
75 Yaitu para nabi, syuhada (orang-orang yang mati syahid di jalan Allah),
para penghafal Al-Qur'an dan orang-orang yang disebutkan dalam hadits-
hadits yang mulia.
62
kepada orang yang Allah izinkan memberinya dan orang yang
meridhai perkataannya76.
Kami beriman dengan syafa’at Nabi kita n dan bahwa
beliau memiliki al-maqom al-mahmud (kedudukan yang
terpuji) kelak pada hari kiamat77.
76 Syarat-syarat syafa’at: 1 – Ridha Allah kepada syafi’ (yang memberi
syafa’at). 2 – Ridha-Nya kepada masyfu’ (yang diberi syafa’at). 3 – Izin-
Nya untuk memberi syafa’at. Allah Ta'ala berfirman,
ماوات لا ت غتني ت منت ملك في ال ئاا إلا منت ب عت وك ت شي ت الله لمنت شفاع ه ت يأتذ د أ (١3(( النج: يشاء وي رتضى
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun
tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang
dikehendaki dan diridhai (Nya).” [QS. An-Najm (53): 26].
Dan firman Allah Subhanahu,
فع عنتده إلا بإذتنه (١11(( البقرة:منت ذا الذي يشت
“Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya.” [QS.
Al-Baqarah (2): 255].
77 Dari Anas a bahwa Nabi n bersabda, “Kelak pada hari kiamat orang-
orang beriman ditahan sampai mereka bersedih karenanya. Mereka
berkata, “Andai saja kita meminta syafa’at kepada Rabb kita tentu Dia
akan membuat kita nyaman dari tempat kita ini.” Lalu mereka mendatangi
Adam. Mereka berkata kepadanya, “Adam, engkau adalah bapaknya
manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan menempatkanmu
di surga-Nya. Dia memerintahkan para malaikat-Nya untuk sujud
63
kepadamu. Dia mengajarimu nama-nama segala sesuatu. Sudilah kiranya
engkau memberi syafa’at kepada kami di sisi Rabbmu hingga Dia
mengistirahatkan kami dari tempat kami ini.
Rasulullah bersabda, “Adam berkata, “Saya bukan orang yang berhak
memberikan syafa’at kepada kalian, saya tidak bisa melakukannya.”
Beliau bersabda, “Lalu Adam menyebutkan kesalahannya yang
membuatnya memakan pohon yang dilarang.” Adam melanjutkan,
“Datanglah kepada Nuh, nabi pertama yang Allah utus kepada penduduk
bumi.”
Mereka pun mendatangi Nuh. Lalu ia berkata, “Saya bukan orang yang
berhak memberikan syafa’at kepada kalian, saya tidak bisa
melakukannya.” Ia menyelisihi kesalahannya yang membuatnya meminta
kepada Rabbnya tanpa ilmu. Nuh melanjutkan, “Akan tetapi datanglah
kepada Ibrahim, Khalilurrahman (kekasih Allah). Rasulullah melanjutkan
sabdanya, “Mereka pun mendatangi Ibrahim. Namun ia berkata, “Saya
bukan orang yang berhak memberikan syafa’at kepada kalian, saya tidak
bisa melakukannya.” Ia menyebutkan tiga kata yang ia ucapkan dengan
dusta. Ibrahim melanjutkan, “Akan tetapi datanglah kepada Musa, seorang
hamba yang Allah beri Taurat dan berbicara langsung dengannya serta
didekatkan kepada-Nya di waktu dia munajat (kepada-Nya).
Rasulullah melanjutkan, “Mereka pun mendatangi Musa. Namun Musa
berkata, “Saya bukan orang yang berhak memberikan syafa’at kepada
kalian, saya tidak bisa melakukannya.” Ia menyebutkan kesalahannya
yang membuatnya membunuh orang. Musa melanjutan, “Akan tetapi
datanglah kepada ‘Isa, seorang hamba Allah, Rasul-Nya, ruh Allah dan
kalimat-Nya.” Rasulullah melanjutkan, “Mereka pun mendatangi ‘Isa.
Namun ‘Isa berkata, “Saya bukan orang yang berhak memberikan syafa’at
kepada kalian, saya tidak bisa melakukannya. Akan tetapi datanglah
kepada Muhammad n, seorang hamba Allah yang Allah telah
mengampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang.”
Mereka pun mendatangiku. Lalu aku minta izin kepada Rabbku untuk
masuk ke negeri-Nya (surga) saya diizinkan-Nya untuk masuk ke
dalamnya. Tiba-tiba saya melihat diriku sendiri jatuh tersungkur sujud.
Dia membiarkanku beberapa waktu sekehendak Allah. Dia berfirman,
64
“angkat kepalamu Muhammad. Berbicaralah pasti kamu didengar. Berilah
syafa’at pasti kamu akan diberi hak memberikan syafa’at. Mintalah pasti
kamu akan diberi.” Beliau melanjutkan, “Saya pun mengangkat kepalaku.
Lalu saya memuji-muji Rabbku dengan pujian dan sanjungan yang Dia
ajarkan kepadaku. Lalu Dia menentukan kaum yang akan saya beri
syafa’at. Terus saya keluar lalu memasukan mereka ke surga.”
Qotadah berkata, “Saya pernah mendengar beliau mengatakan, “Lalu saya
keluar terus saya mengeluarkan mereka dari neraka dan memasukan
mereka ke surga. Kemudian saya kembali. Lalu aku minta izin kepada
Rabbku untuk masuk ke negeri-Nya (surga) saya pun diizinkan-Nya untuk
masuk ke dalamnya. Tiba-tiba saya melihat diriku sendiri jatuh tersungkur
sujud. Dia membiarkanku beberapa waktu sekehendak Allah. Dia
berfirman, “angkat kepalamu Muhammad. Berbicaralah pasti kamu
didengar. Berilah syafa’at pasti kamu akan diberi hak memberikan
syafa’at. Mintalah pasti kamu akan diberi.” Beliau melanjutkan, “Saya pun
mengangkat kepalaku. Lalu saya memuji-muji Rabbku dengan pujian dan
sanjungan yang Dia ajarkan kepadaku. Lalu Dia menentukan kaum yang
akan saya beri syafa’at. Terus saya keluar lalu memasukan mereka ke
surga.”
Qotadah berkata, “Saya pernah mendengar beliau mengatakan, “Lalu saya
keluar terus saya mengeluarkan mereka dari neraka dan memasukan
mereka ke surga. Kemudian saya kembali untuk yang ketiga kalinya. Lalu
aku minta izin kepada Rabbku untuk masuk ke negeri-Nya (surga) saya
pun diizinkan-Nya untuk masuk ke dalamnya. Tiba-tiba saya melihat
diriku sendiri jatuh tersungkur sujud. Dia membiarkanku beberapa waktu
sekehendak Allah. Dia berfirman, “angkat kepalamu Muhammad.
Berbicaralah pasti kamu didengar. Berilah syafa’at pasti kamu akan diberi
hak memberikan syafa’at. Mintalah pasti kamu akan diberi.” Beliau
melanjutkan, “Saya pun mengangkat kepalaku. Lalu saya memuji-muji
Rabbku dengan pujian dan sanjungan yang Dia ajarkan kepadaku. Lalu
Dia menentukan kaum yang akan saya beri syafa’at. Terus saya keluar lalu
memasukan mereka ke surga. Sampai tidak tersisa di neraka kecuali orang
yang ditahan oleh Al-Qur'an, yakni ia harus kekal di neraka.” Qotadah
melanjutkan, “Kemudian beliau membaca ayat ”mudah-mudahan Tuhan-
65
Kami beriman bahwa iman terdiri dari qoul
(ucapan)78, amal (amal perbuatan)79 dan niat80.
mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Ia melanjutkan lagi, “Inilah
“tempat yang terpuji” yang dijanjikan kepada Nabi kalian n.” [HR.
Bukhariy].
78 Qoulul qalbi (perkataan hati) yakni perkara-perkara yang berkaitan
dengan keyakinan dan qoulul lisan (perkataan lisan).
79 ‘Amalul qalbi (amalan hati) yakni misalnya cinta, ikhlas, taat, tawakkal,
takut … dst.; amalan lisan yakni misalnya membaca dzikir, amar ma’ruf
dan nahi mungkar …dst.; dan amalan anggota badan yakni misalnya
shalat, puasa, jihad … dst.
80 Niat termasuk di antara amalan hati. Ini dalam konteks ‘athful khaash
‘alal ‘aam (penyebutan hal yang khusus setelah hal yang umum) dengan
tujuan untuk mengagungkan masalah niat ini dan untuk mencegah
kesalahpahaman yang seringkali terlalaikan.
PASAL: Banyak Nash Al-Kitab dan As-Sunnah yang Menyebutkan
bahwa Iman itu Terdiri dari Perkataan (qoul) dan Amal Perbuatan (‘amal).
Allah Ta'ala berfirman,
وال اهدوا بأمت ت ي رتتابوا و ل الذين آمنوا بالله ورسوله ث منو ت في إنما التمؤت ه ت وأن تف ه ((سبيل الله
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
66
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah.” [QS. Al-Hujurat (49): 15].
Allah Subhanahu berfirman,
ين حن فاء ويقيموا الصلة وي لصين له الد ؤتتوا الزكاة وما أمروا إلا لي عتبدوا الله مخت ((وذلك دين التقي مة
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus.” [QS. Al-Bayyinah (98): 5].
Allah Jalla Jalaaluhu berfirman,
ا ت آي إنم تت عليته ت وإذا تلي تت ق لوب ه ل ه و ذين إذا ذكر الل ال منو ت التمؤت ادت ته ه ات ت ي نتفق ناه لة ومما رق ت الص ، الذين يقيمو ت ي وكلو إيمانا وعلى رب ه ، أولئاك ه و
من حقاالتمؤت ((.و“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-
ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya.” [QS. Al-Anfal (8): 2 - 4].
Nabi-Nya n bersabda,
67
ما ات » رو ده أتدت بالله وحت . قال « . ليما ت لا إله » قالوا الله ورسوله أعتل شهادة أ، رمضا الصلة، وإياء الزكاة، وصيا محمدا رسول الله، وإقا ت ت عتطوا إلا الله وأ وأ
التخمس «من التمغتن
“Tahukah kalian apakah iman kepada Allah semata?” Para sahabat
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah, “Iman
kepada Allah semata adalah persaksian bahwasanya tidak ada ilah yang
berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah
Rasulullah (utusan Allah), menegakkan shalat, membayar zakat, puasa
bulan Ramadhan dan kalian harus memberikan seperlima harta
ghanimah.”
Nabi-Nya n bersabda,
ول الت ي بن » محمدا رس ت لا إله إلا الله وأ هادة أ س ش على خمت ل لله، وإقا اس ت .«الصلة، وإياء الزكاة، والتحج ، وصوت رمضا
“Islam dibangun di atas lima pondasi: 1) bersaksi bahwasanya tidak ada
ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad
adalah Rasulullah (utusan Allah), 2) menegakkan shalat, 3) membayar
zakat, 4) haji, dan 5) puasa bulan Ramadhan.”
PASAL: Nukilan Ijma’ Salaf bahwa Iman itu Terdiri dari Perkataan (qoul) dan
Amal Perbuatan (‘amal).
Imam Bukhariy t, imam ahli sunnah, mengatakan, “Saya bertemu
dengan lebih dari seribu ulama Hijaz, Mekkah, Madinah, Kufah, Bashrah,
Wasith, Baghdad, Syam, dan Mesir, saya pernah menemui mereka semua
berkali-kali, kurun demi kurun kemudian kurun demi kurun saya pernah
menemui mereka semua. Mereka berjumlah banyak semenjak 46 tahun.
Ulama Syam, Mesir dan Jazirah Arab dua kali. Ulama Bashrah empat kali
dalam beberapa tahun. Ulama Hijaz juga beberapa tahun. Sedangkan
68
ulama Kufah dan Baghdad tidak terhitung banyaknya. Dengan ulama
hadits Khurasan, di antaranya …(kemudian ia menyebutkan nama-nama
beberapa dari mereka) …Saya tidak melihat saru pun dari mereka yang
berbeda pendapat dalam masalah bahwa dien itu terdiri dari perkataan
(qoul) dan amal perbuatan (‘amal). Definisi itu berdasarkan firman Allah
Ta'ala,
ين حن فاء ويقيموا الصلة و وما أمروا لصين له الد ي ؤتتوا الزكاة إلا لي عتبدوا الله مخت ((وذلك دين التقي مة
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus.” [QS. Al-Bayyinah (98): 5].” [Al-
Laalikaa-i: 1 / 174].
Imam Ahli Hadits yang mulia Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi
Hatim berkata: Saya pernah bertanya kepada bapakku dan Abu Zur’ah
mengenai madzhab Ahli Sunnah dalam pokok dien (ushuluddien) dan apa
pendapat para ulama yang mereka berdua temui di berbagai negara dan
apa yang mereka berdua yakini dari pokok dien tersebut. Mereka berdua
mengatakan, “Kami menemui para ulama di seluruh negara baik di Hijaz,
Iraq, Syam maupun Yaman, di antara madzhab mereka adalah bahwa iman
itu terdiri dari perkataan (qoul) dan amal perbuatan (‘amal), bisa
bertambah dan berkurang. [Al-Laalikaa-i: 1 / 176].
Barang siapa yang ingin menambah keterangan dalam masalah ini silakan
merujuk pada kitab karya Al-Laalikaa-i t.
69
Iman itu81 keyakinan dengan hati, pengakuan (ikrar)
dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Sebagiannya tidak bisa menggantikan sebagian lainnya82.
Meyakini dengan hati83 adalah mencakup perkataan
dan amalan hati. Perkataan hati adalah pengetahuan atau
81 Ini definisi kedua tentang iman yang menjelaskan definisi pertama dan
menguatkannya. Definisi kedua ini juga berlaku pada lisan salaf.
82 Barang siapa yang meyakini saja tanpa adanya perkataan (qoul) dan
amal perbuatan (‘amal) maka ia kafir. Barang siapa yang ada padanya
perkataan (qoul) dan amal perbuatan (‘amal) tanpa meyakini maka ia
munafiq. Barang siapa yang ada padanya perkataan (qoul) dan amal
perbuatan (‘amal) dan keyakinan maka ia mukmin. Allah telah
menjelaskan klasifikasi manusia di awal surat Al-Baqarah. Allah
menyebutkan orang-orang beriman (lahir dan batin), orang-orang kafir
(lahir dan batin), orang-orang munafiq (mereka menampakkan iman dan
menyembunyikan kekafiran), dan tidak menyebutkan macam yang
keempat yang mana orang-orang murjiah mengklaim macam yang
keempat ini ada, yakni orang-orang beriman secara batin namun kafir
secara lahiriahnya!! Padahal, engkau tidak menemukannya dalam realita
kehidupan, tidak pula dalam nash-nash syariat –kecuali mukrah (orang
yang terpaksa)-. Ini hanya sekadar pengandaian yang tidak ada
kenyataannya di luar benak orang-orang murjiah.
83 Di sini pengarang menjelaskan maksudnya meyakini dengan hati dalam
definisi kedua dengan tujuan supaya Ahli bid’ah tidak punya alasan untuk
mengeluarkan amalan hati dari definisi iman.
70
ilmu dan pembenarannya. Dan di antara yang termasuk
amalan hati adalah cinta, takut, mengharap, …dst.
Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan kemaksiatan84. Ia memiliki banyak cabang
Faidah: Para salaf punya ungkapan yang berbeda-beda dalam
mendefinisikan iman. Namun semuanya kembali ke satu makna. Definisi
pertama yang tersebar adalah iman itu perkataan (qoul) dan amal
perbuatan (‘amal). Ketika muncul bid’ah, para salaf memberikan
tambahan beberapa kata pada definisi ini. Yang memberi tambahan kata
“meyakini dengan hati” karena ia khawatir bagian “perkataan (qoul)”
hanya dipahami mencakup perkataan yang bersifat lahiriah (terlihat).
Yang memberi tambahan “niat” karena ia khawatir bagian “amal
perbuatan (‘amal)” dipahami bahwa ‘amal itu tidak mengandung niat dan
ikhlas. Yang memberi tambahan ittiba’ussunnah (mengikuti sunnah)
karena itu semua (perkataan dan perbuatan) tidak akan menjadi dicintai
Allah kecuali dengan mengikuti sunnah. Para salaf ketika mendefinisikan
iman terdiri dari perkataan dan perbuatan, tidak bermaksud semua
perkataan dan perbuatan. Tetapi yang mereka maksudkan adalah semua
perkataan dan perbuatan yang disyariatkan. [Lihat rincian masalah ini di
Majmu’ Al-Fatawa: VII / 172].
84 Allah Ta'ala berfirman,
(( الفح: ت (8 لي زتدادوا إيمانا مع إيمانه
“Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang
telah ada).” [QS. Al-Fath (48): 4].
Allah Ta'ala berfirman,
71
sebagaimana yang dikhabarkan Ash-Shadiq Al-Mashduq
(yang benar dan dibenarkan) Rasulullah n 85. Cabang iman
tertinggi adalah laa ilaaha illallaah dan cabang yang paling
ادتته هذه إيمانا فأما ت ت أيك ت ي ت إيمانا وه الذين آمنوا ف زادت ته (( بتشرو (٢١8 الوبة:
"Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya)
surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira.” [QS. At-Taubah (9): 124]. Allah Subhanahu berfirman,
ت إيمانا (( آل عمرا: (٢٠2 ف زاده
“Maka perkataan itu menambah keimanan mereka.” [QS. Ali Imran (3):
173]. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman,
ت إلا إيمانا اده ليما(( الأحزاب: وما ت (١١وت
“Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan ketundukan.” [QS. Al-Ahzab (33): 22].
Iman akan bertambah hingga sebesar gunung dan akan berkurang hingga
tidak tersisa sedikit pun. Wal’iyyaadzubillah.
85 Abu Hurairah a berkata: Rasulullah n bersabda,
شعتبة فأفتضلها ق وتل لا إله إلا الت » أوت بضتع وسو عو بضتع وسب ت الله وأدتناها يما لأذى عن الطريق والتحياء شعتبة من ات إماطة ات م رواه .«ليما ل .ت
“Iman itu memiliki tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang.
Yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaaha illallaah dan yang
paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu
adalah salah satu cabang dari iman.” [HR. Muslim].
72
rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Di antara
cabang iman ada yang merupakan pokok dimana iman akan
hilang dengan hilangnya pokok iman tersebut86. Sebagai
misal: cabang tauhid –yakni Laa ilaaha illallaah Muhammad
Rasulullah-, shalat dan amalan-amalan semisalnya yang
dinyatakan oleh Asy-Syaari’ (Sang Pembuat Syariat, yakni
Allah l) dengan meninggalkan amalan-amalan tersebut akan
menghilangkan dan membatalkan pokok iman. Di antara
cabang iman yang lain adalah apa yang disebut sebagai
wajibatul iman87 dimana iman wajib akan berkurang dengan
86 Kaidah berkaitan dengan amalan anggota badan dan amalan hati yang
masuk dalam pokok iman (ashlul iman) baik berupa perbuatan ataupun
meninggalkan: bahwa setiap amalan dimana orang yang
meninggalkannya kafir maka melakukannya termasuk pokok iman.
Sebagai misal: pembenaran (tashdiq), kepatuhan hati (inqiyad qolbiy),
pengakuan dengan lisan (iqror bil lisan) dan shalat. Dan setiap amalan
dimana orang yang melakukan kafir maka meninggalkannya
termasuk pokok iman. Sebagai misal: menjadikan dien sebagai bahan
perolok-olokan dan memanjatkan doa kepada selain Allah. itu karena
lawan dari pokok iman adalah kufur (kekafiran). [Al-Jami’ Fie Thalabil
‘Ilmi Asy-Syarif dengan sedikit perubahan redaksi].
87 Yakni iman wajib. Iman wajib adalah tambahan dari pokok iman berupa
melakukan berbagai kewajiban dan meninggalkan berbagai hal yang
diharamkan.
Kaidah amalan-amalan yang masuk dalam iman wajib baik berbentuk
perbuatan ataupun meninggalkan adalah bahwa setiap amalan apabila
ditinggalkan ada ancamannya namun orang yang meninggalkannya
73
hilangnya wajibatul iman tersebut. Sebagai misal: berzina,
minum khamer, mencuri dan amalan semisalnya88.
Kami tidak mengkafirkan seorang yang bertauhid,
tidak pula orang yang shalat menghadap qiblat kaum
Muslimin karena dosa-dosa yang dilakukan –seperti zina,
tidak kafir maka melakukan amalan tersebut termasuk iman wajib.
Sebagai misal: berlaku jujur, amanah, berbakti kepada kedua orang tua dan
jihad yang hukumnya wajib; dan setiap amalan apabila dilakukan ada
ancamannya namun orang yang melakukannya tidak kafir maka
meninggalkan amalan tersebut termasuk iman wajib. Sebagai misal:
berzina, bermuamalah dengan riba, mencuri, minum khamer, berbohong,
menggunjing (ghibah) dan mengadu domba (namimah). [Al-Jami’ Fie
Thalabil ‘Ilmi Asy-Syarif].
88 Barang siapa yang melakukan salah satu dosa besar ini maka ia menjadi
mukmin naqishul iman (kurang imannya) atau muslim yang memiliki
pokok iman. Ia dinamakan Al-Fasiq Al-Milliy (orang fasiq yang masih
muslim), maksudnya, meskipun ia fasiq namun ia masih termasuk ahlul
millah (masih beragama Islam) untuk membedakannya dengan Al-Fasiq
Al-Kafir (orang fasiq yang sudah kafir). Al-Fasiq Al-Milliy ini di bawah
kehendak Allah yang Maha Penyayang, jika berkehendak Allah
memaafkannya dan memasukannya ke surga sejak awal dan jika
berkehendak Allah akan mengazabnya terlebih dahulu kemudian
memasukannya ke surga setelah itu.
74
minum khamer dan mencuri- selama ia tidak
menghalalkannya (menganggapnya halal dilakukan)89.
89 Karena orang yang menghalalkan dosa besar berarti ia mendustakan
Allah dan Rasul-Nya. Umat Islam telah bersepakat atas kafirnya orang
yang menghalalkan dosa besar.
75
Kesesatan Konsep Iman
Kaum Khawarij dan Murjiah
Pendapat kami tentang iman pertengahan antara
kaum khawarij yang ekstrim90 dan ahlul irja’ (kaum murjiah)
yang lalai91.
90 Mereka adalah orang-orang yang mengkafirkan orang karena dosa
besar yang di bawah dosa syirik. Pertama kali muncul pada masa Amirul
Mukminin Ali a setelah “peristiwa tahkim”. Ali a memerangi mereka
setelah mereka melakukan pelanggaran berat kepada kaum Muslimin.
Menurut mereka iman terdiri dari perkataan dan perbuatan, hanya saja ia
tidak bertambah dan tidak berkurang, Bila sebagian iman ada yang hilang
maka seluruh iman juga hilang.
91 Mereka banyak kelompoknya. Mereka sependapat dalam hal
mengeluarkan amal dari hakekat iman. Di antara mereka ada yang
mengklaim bahwa iman hanya sekadar pengetahuan (ma’rifah). Ada yang
mengatakan iman adalah pembenaran hati (tashdiq qalbiy). Yang terbaik
dari mereka adalah yang mengatakan bahwa iman adalah pembenaran
dengan hati dan lisan (at-tashdiq bil qalbi wal lisan). Menurut kaum
murjiah, iman itu tidak bertambah dan juga tidak berkurang. Pada asalnya
orang-orang beriman sama. Imannya orang fasiq sama dengan imannya
Jibril q!! Semoga Allah memburukkan kaum murjiah itu dan semoga
Allah memburukkan pendapat mereka yang mana menjadikan keluar dari
dien Allah menjadi indah di mata manusia. Akibanya mereka
meninggalkan syariat Allah, shalat dan jihad. Sangat benar Ibrahim An-
Nakha’i t ketika mengatakan: “Kaum murjiah meninggalkan dien ini
76
Kekafiran itu ada dua: kufur akbar92 dan kufur
ashghar93. Hukumnya berlaku pada pelakunya94 baik dalam
bentuk keyakinan, perkataan ataupun amal perbuatan95.
Namun mengkafirkan salah seorang dari mereka96 secara
tertentu (takfir mu’ayyan) dan memvonisnya kekal di neraka
lebig tipis daripada baju sabiriy.” [As-Sunnah karya Abdullah: 1 / 313].
Baju sabiriy adalah baju yang sangat tipis tembus pandang.
92 Kekafiran yang mengeluarkan dari millah (agama); seperti beribadah
kepada kuburan, menjalankan undang-undang buatan dan mencela Nabi
n.
93 kekafiran yang tidak mengeluarkan dari millah (agama); seperti
mengingkari kebaikan orang dan istri yang mengingkari kebaikan suami
dan setiap dosa yang dinamakan kufur (kekafiran) oleh Syari’ (Sang
Pembuat Syariat, yaitu Allah k) maka ia termasuk dosa besar yang
paling besar.
94 Maksudnya berlaku pada pelaku kekafiran.
95 Maksudnya bahwa kekafiran terjadi karena keyakinan (i’tiqad), seperti
meyakini bolehnya berhakim kepada selain syariat Allah; atau karena
perkataan, seperti mencela Nabi n; atau karena amal perbuatan, seperti
menyembelih untuk selain Allah.
96 Maksudnya mengkafirkan personal tertentu yang melakukan
kekafiran.
77
tergantung pada terpenuhinya syarat-syarat pengkafiran
(takfir)97 dan ketiadaannya penghalang-penghalang
pengkafiran98. Kami mengucapkan nash-nash (teks-teks dalil)
97 Pembahasan di sini berkaitan dengan menamakan nama kafir yang
mengharuskan terkena siksa. Syarat-syaratnya secara ringkas adalah 1)
berakal, 2) hujjah telah sampai, 3) paham hujjah (ini khusus dalam
masalah-masalah khafiyyah/belum jelas), dan 4) orangnya terbukti
melakukan kekafiran.
Peringatan:
Anak kecil, orang gila, dan orang yang tuli dari kalangan ahli kitab dan
orang-orang kafir diikutkan dengan mereka (status hukum di dunia sama-
sama kafir) hanya saja ketiga orang tadi tidak diazab sebelum ditegakkan
hujjah kepada mereka bertiga.
98 Penghalang-penghalang takfir (pengkafiran) –yang mengharuskan
siksaan-: 1) tidak berakal, 2) belum tegak hujjah (dengan memperhatikan
perincian adanya perbedaan dalam syirik akbar dan masalah-masalah
zhahirah/jelas dan khafiyyah/tidak jelas), 3) ikrah (keterpaksaan), 4)
jahl/kebodohan (ini khusus dalam masalah-masalah khafiyyah, sedangkan
dalam masalah-masalah zhahirah tidak ada udzur bagi si jahil/orang bodoh
kecuali a) orang yang baru masuk Islam, atau b) orang yang tinggal di
tempat yang tidak terjangkau ilmu di pedalaman yang jauh, atau c) orang
yang tinggal di negara kafir yang tidak ada jalan ke orang-orang Islam;
dalam syirik akbar kebodohan bukan sebagai udzur yang diterima), 5)
takwil (ini khusus dalam masalah-masalah khafiyyah saja), 6) taklid (ini
dalam masalah-masalah khafiyyah), 7) orangnya tidak terbukti melakukan
kekafiran. [Silakan rujuk perincian masalah-masalah ini dalam kitab Al-
Haqaa-iq Fie At-Tauhid karya Syaikh Ali bin Khudhair Al-Khudhair
fakkallahu asrahu].
78
yang berisi janji (wa’d), ancaman (wa’id), pengkafiran (takfir)
dan memvonis fasiq (tafsiq) secara mutlak (global). Kami
tidak memvonis orang tertentu masuk dalam cakupan nash
yang bersifat umum itu hingga terpenuhi syarat-syaratnya
dan tidak ada yang menghalangi syarat-syarat itu99. Kami
PERINGATAN PENTING:
Syaikh Ali bin Khudhair Al-Khudhair fakkallahu asrahu berkata:
Ada penghalang-penghalang pengkafiran yang tidak dianggap, namun
sebagian orang menduganya termasuk penghalang padahal sebenarnya
bukan penghalang, seperti:
1) Takut. 2) Tidak bermaksud kafir. 3) Menjadikan kekafiran hanya karena
keyakinan saja. 4) Keberadaannya sebagai penguasa, ulama, da’i, atau
mujahidin sehingga dilarang mengkafirkannya sekalipun ia melakukan
kekafiran yang sangat nyata dan jelas. 5) Pendidikan yang buruk. 6)
Maslahat da’wah atau maslahat-maslahat lainnya, selama ia bertujuan
mendapatkan maslahat sekalipun melakukan kekafiran maka ia tidak
boleh dikafirkan. 7) Senda gurau dan tidak serius, yang boleh dikafirkan
hanya orang yang serius saja. 8) Tidak berlakunya konsekuensi hukum
takfir atau sangsi takfir, sebagian orang menganggap itu sebagai salah satu
penghalang takfir bagi orang yang kekafiran yang jelas nyata. Mereka
mengatakan, “Orang yang melakukan kekafiran yang jelas nyata itu tidak
boleh dikafirkan. Karena, bila kamu mengkafirkannya, kamu tidak akan
pernah membunuhnya dan memberontak kepadanya. Padahal makna ia
kafir berarti ia tidak mendapat hak waris dan harus meninggalkan istrinya.
Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak boleh mengkafirkannnya!
99 Seseorang terbukti kafir atau fasiq secara meyakinkan ketika terpenuhi
syarat-syarat takfir dengan sempurna dan tidak ada penghalang-
penghalangnya, sebagaimana penjelasan di muka.
79
tidak mengkafirkan orang berdasarkan dugaan-dugaan
(zhunun), tidak pula berdasarkan ma-aal (akibat
pendapatnya) dan tidak pula berdasarkan lazimul qoul
(konsekuensi pendapatnya)100.
Kami mengkafirkan101 orang yang Allah dan Rasul-Nya
kafirkan. Barang siapa yang menganut dien selain Islam maka
100 Beberapa perkataan tidak disadari akibatnya oleh orang-orang yang
mengatakannya dan tidak paham akan konsekuensi-konsekuensinya yang
merupakan kekafiran. Sehingga mereka tidak boleh dikafirkan bila tidak
komitmen dengan akibat dan konsekuensi-konsekuensinya tersebut.
Keadaan maksimal diri mereka adalah bahwa perkataan mereka
mengandung sesuatu yang kontradiktif sedangkan kontradiktif bukan
merupakan kekafiran sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah t. Dan betapa banyak kontradiktif pada banyak orang.
Misalnya: Orang yang menakwilkan beberapa sifat Rabb ‘Azza wa Jalla
bahwa sifat-sifat Allah tersebut adalah majaz. Konsekuensi dari pendapat
ini adalah ia mengingkari semua nama-nama dan sifat-sifat Allah
sebagaimana yang dilakukan Jahmiyyah tulen –semoga laknat Allah
ditimpakan kepada mereka-. Akan tetapi orang yang menakwilkan tadi
tidak komitmen dengan konsekuensi tersebut. Justru ia malah
mengingkarinya. Sehingga ia tidak boleh dikafirkan berdasarkan
konsekuensi pendapatnya (lazimul qoul). Karena, ketika ia dikafirkan
karena konsekuensi pendapatnya maka berarti orang yang mengkafirkan
telah berdusta atas namanya dan mengada-ada perkataan juga atas
namanya padahal ia tidak mengatakannya. [Lihat Majmu’ Al-Fatawa: V /
306].
101 Takfir (pengkafiran) adalah hukum syar'i. Tidak ada fitnah di
dalamnya. Yang menjadi fitnah adalah orang yang mengkafirkan orang
80
ia kafir102 –baik hujjah sudah sampai padanya103 ataupun
belum sampai-. Mengenai siksaan di akhirat, yang akan
lain tanpa dalil yang benar semisal orang-orang khawarij. Andai saja fitnah
timbul karena pengkafiran tentu para sahabat dan tabi’in menamakan
fitnah khawarij dengan nama fitnatu takfir. Tetapi mereka tidak melakukan
itu. Hal itu karena ksempurnaan ilmu dan pemahaman mereka. Setiap
muslim harus bertaqwa kepada Allah dan jangan memperolok-olok hukum
syar'i yang sangat penting ini. Barang siapa yang memperolok-olok salah
satu hukum Allah maka ia telah murtad (keluar) dari diennya.
Wal’iyyaadzubillah (kita berlindung kepada Allah darinya).
102 Barang siapa melakukan syirik maka ia telah meninggalkan tauhid.
Karena keduanya adalah dua hal yang bertentangan yang tidak mungkin
bersatu dan dua hal yang kontradiksi yang tidak mungkin bersatu dan tidak
mungkin hilang (pada diri seseorang). [Dari perkataan Aimmatud Da’wah
An-Najdiyyah/Para imam da’wah negeri Nejed]. Apabila hujjah sudah
tegak pada pelaku syirik akbar itu maka ia kafir ( plus musyrik –pent.)
berhak menerima siksaan di dunia dan akhirat. Dan apabila hujjah belum
tegak padanya maka ia kafir musyrik (mungkin maksudnya musyrik saja
karena status kafir itu berlaku jika hujjah sudah tegak –pent.). Namun tidak
terkena siksaan hingga hujjah ditegakkan padanya di dunia atau hingga
diuji di akhirat sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits yang mulia.
103 Tegaknya hujjah dalam masalah syirik akbar dan kewajiban-
yang nampak nyata maksudnya bukan harus memahami hujjah
sebagaimana klaim orang-orang murjiah. Syaikhul Islam Muhammad bin
Abdul Wahhab t berkata, “Jika mu’ayyan (orang tertentu) tidak boleh
dikafirkan kecuali jika hujjah sudah tegak padanya maka sudah menjadi
hal yang maklum bahwa tegaknya hujjah bukan maknanya: harus
memahami firman Allah dan sabda Rasul-Nya sebagaimana pemahaman
Abu Bakar a. Tetapi jika firman Allah dan sabda Rasul-Nya sudah
sampai padanya dan tidak ada sesuatu pun yang bisa menjadi udzur maka
81
ia kafir. Sebagaimana dahulu, hujjah tegak kepada seluruh orang kafir
dengan Al-Qur'an. Padahal ada firman Allah Ta'ala,
ت أكنة أ علتنا على ق لوبه ١1الأنعا { يفقهوه }و
“… padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga
mereka tidak) memahaminya…” [QS. Al-An’am (6): 25] … Dan firman Allah Ta'ala,
{ } الذين لا ي عتقلو التبكت واب عنتد الله الص شر الد إ
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi
Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-
apapun.” [QS. Al-Anfal (8): 22]. [Ad-Durar As-Saniyyah – Kitab
Hukmil Murtad: 69].
Hujjah tegak atas manusia dengan ilmu, penyampaian, adanya da’wah atau
kesempatan/peluang sampai ke tempat da’wah.
Ibnu Hazem t berkata: Hanyasanya Nabi n mewajibkan siapa saja
yang mendengar kenabian beliau untuk beriman kepada beliau. Sehingga
setiap orang musyrik yang berada di ujung selatan, utara, timur, kepulauan
terpencil, ujung barat dan bagian bumi yang terlalaikan lalu ia mendengar
beliau n disebut-sebut maka wajib baginya untuk mencari tahu tentang
keadaan beliau, tanda-tanda beliau dan beriman kepada beliau. Sampai
perkataannya: sedangkan orang yang berita tentang Nabi n dan ajaran
yang dibawa beliau namun kemudian ia tidak menemukan orang di
negaranya yang bisa memberitahunya tentang beliau maka ia wajib
berangkat meninggalkan negaranya menuju negara yang di sana ia bisa
memperjelas hakikat beliau. Andai saja tidak ada informasi dari beliau
bahwasanya tidak ada Nabi sesudah beliau tentu kita juga wajib
melakukan hal itu pada setiap orang yang kita dengar bahwa ia mengaku
sebagai nabi. Akan tetapi kita telah aman dari hal itu. Walhamdulillah. [Al-
Ihkam Fie Ushulil Ahkam: II / 112].
82
menerimanya hanya orang yang hujjah sudah sampai
padanya. Allah Ta'ala berfirman,
Barang siapa tinggal di pedalaman tapi dekat dengan da’wah Islam maka
hujjah sudah tegak atasnya. Bila ia mati di atas syirik maka ia akan disiksa.
Bila orang-orang Islam hendak menyerangnya maka boleh tanpa harus
dida’wahi atau diperingatkan terlebih dahulu. Imam Ahmad t berkata:
Sekarang ini saya tidak tahu ada seseorang yang harus dida’wahi. [HR.
Tirmidzi – Bab Ad-Da’wah Qablal Qital]
Dalam Al-Mughniy, Ibnu Qudamah berkata: (Adapun perkataannya dari
“ahli kitab dan Majusi tidak dida’wahi sebelum memeranginya.” Ini harus
dipahami berdasarkan keumumannya. Karena da’wah sudah tersebar luas
dan merata sehingga tidak di antara mereka orang yang belum sampai
da’wah padanya kecuali sangat langka. Mengenai perkataannya “para
penyembah berhala harus dida’wahi sebelum diperangi” ini bukan umum.
Bila ada orang yang sudah sampai da’wah padanya maka tidak dida’wahi
tapi bila ada yang belum sampai da’wah padanya maka ia harus dida’wahi
sebelum diperangi. Begitu juga bila ada ahli kitab orang yang da’wah
belum sampai padanya maka mereka harus dida’wahi sebelum diperangi.
Ahmad berkata: Sesungguhnya da’wah sudah sampai dan tersebar luas,
namun bila ada suatu kaum di belakang Romawi dan di belakang Turki
dengan kondisi semacam ini maka tidak boleh memerangi mereka sebelum
dida’wahi …Ahmad berkata: Adalah Nabi mengajak kepada Islam
sebelum memerangi hingga Allah menampakkan dien-Nya dan hingga
Islam berkuasa. Sekarang ini saya tidak tahu ada seseorang yang harus
dida’wahi. Karena da’wah sudah sampai pada setiap orang. Bangsa
Romawi da’wah sudah sampai kepada mereka. Mereka tahu apa yang
dimaksudkan dari mereka. Da’wah itu hanya wajib sebelum Islam. kalau
sekarang ada yang berda’wah maka tidak apa-apa). [Al-Mughniy: X /
385].
83
عث رسولا{} بين حى ن ب ت [.٢1 السراء:] وما كنا معذ
“Dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus
seorang rasul.” [QS. Al-Israa’ (17): 15].
Barang siapa mengucapkan dua kalimat syahadat,
menampakkan Islam kepada kami dan tidak melakukan salah
satu nawaqidhul Islam (pembatal Islam) kami
memperlakukannya sebagai orang Islam dan kami serahkan
urusan hatinya kepada Allah Ta'ala. Karena barang siapa yang
menampakkan syiar-syiar suatu dien maka hukum-hukum
penganutnya diberlakukan padanya. Perkara-perkara
manusia harus dipahami berdasarkan lahiriahnya dan Allah
yang mengetahui urusan hatinya104.
Hakikat Rafidhah
104 Rasulullah n bersabda,
ت إن ي " ت رت م وت أ ل ت أشق ولا ؛ الناس ق لوب عنت أن ق ب أ رواه " بطون ه ل ت (.م
“Sesungguhnya saya tidak diperintahkan untuk mengetahui isi hati
manusia dan tidak pula membelah perut-perut mereka.” [HR. Muslim].
84
Menurut kami Rafidhah adalah kelompok musyrik
dan murtad105.
105 Riwayat mengenai perbedaan pendapat tentang kekafiran Syi'ah
adalah perbedaan bersejarah (historis) pada suatu kaum yang tidak
disatukan dengan Syi'ah Rafidhah kecuali hanya sekadar nama saja dan
klaim mencintai ahlul bait. Syaikh Ali Al-Khudhoir –fakkallahu asrahu-
menjelaskan masalah ini dengan penjelasan yang sangat baik dan bagus.
Beliau berkata, ((“Nama Syi'ah melewati beberapa fase perkembangan.
Fase pertama muncul mereka dihubungkan dengan orang yang
melebihkan Ali atas Utsman radhiyallu ‘anhuma. Kemudian orang yang
melebihkan Ali atas Syaikhain Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anil
jamii’. Kemudian muncul As-Saba-iyyah yang sudah keluar dari Islam,
para pengikut Ibnu Saba’ Al-Yahudiy. Pada era Zaid bin Ali bin Al-
Husein dan era khilafah Hisyam bin Abdul Malik mereka terpecah
menjadi Syi'ah Zaidiyyah, mereka para pengikut Zaid bin Ali bin Al-
Husein, dan Syi'ah Imamiyyah Itsnay ‘Asyriyyah, sekarang mereka
banyak terdapat di Iran, kawasan Teluk dan wilayah lainnya. Kemudian
Syi'ah Isma’iliyyah Bathiniyyah, mereka terdapat di wilayah Najran,
Yaman dan India. Kemudian Syi'ah Nashiriyyah dan Duruz yang terdapat
di wilayah Syam. Mengenai Syi'ah yang hanya ber-tasyayyu’ (mendukung
dan lebih memihak) Ali bin Thalib a dan ahli bait dan lebih
mendahulukan Ali, menurut yang saya ketahui, sekarang ini, satu pun
mereka sudah tidak ada lagi. Yang ada sekarang ini adalah Syi'ah
Rafidhah, Isma’iliyyah Bathiniyyah, Nashiriyyah Bathiniyyah dan
Duruz Bathiniyyah. Keempat kelompok inilha yang menuhankan dan ber-
istighatsah (memohon pertolongan) kepada ahli bait. Mereka adalah
Quburiyyuun. Status mereka musyrik kafir bukan muslim. Tidak beda
antara para ulama, muqallid (orang-orang yang taqlid/ikut-ikutan saja) dan
juhhaal (orang-orang bodoh), semuanya musyrik bukan muslim.
Mereka tidak di-udzur (dimaafkan) karena alasan kebodohan dalam
peribadatan mereka kepada selain Allah.
85
Kami meyakini bahwa jika sebuah negara dikuasai
oleh syariat (undang-undang) kafir dan yang mendominasi
adalah hukum-hukum kafir dengan mengalahkan hukum-
hukum Islam maka negara itu adalah negara kafir106. Tapi ini
Apabila ada dari Syi'ah Zaidiyyah yang Quburiy, ia menyembelih untuk
selain Allah atau ber-istighatsah kepada selain Allah maka orang seperti
ini juga musyrik kafir. Apabila ada dari mereka yang jadi ahli kalam
(rasionalis), pengikut hawa nafsu dan paham mu’tazilah maka status
hukumnya sama dengan orang-orang penganut paham mu’tazilah.
Wallahu a’lam.
Mengenai orang yang berkata, “Sesungguhnya perbedaan kami dengan
mereka adalah hanya dalam masalah furu’ (cabang dien), ini adalah salah
besar yang menunjukkan kebodohan yang sangat parah. Perbedaan kita
dengan mereka adalah dalam masalah ushul (pokok dien). Perbedaan
antara kufur dan iman serta Islam dan syirik. Selain Syi'ah Zaidiyyah
harus ada rincian sebagaimana kami sebutkan.”))
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab t memperingatkan
pengklasifikasian ini sebagaimana dijelaskan barusan. Beliau –setelah
menyebutkan rincian masalah tafsiq (memvonis fasiq) dan takfir
(memvonis kafir) kelompok-kelompok Syi'ah terdahulu berkata, “Ini
adalah status hukum asal pada Syi'ah Rafidhah. Mengenai status hukum
orang-orang belakangan sekarang ini, sekarang di samping mereka
rafidhah mereka juga melakukan syirik akbar. Syirik akbar ini mereka
lakukan di kuburan-kuburan (masyahid). Kesyirikan yang mereka lakukan
lebih parah daripada kesyirikan bangsa Arab pada saat Rasulullah n
diutus kepada mereka. [Ad-Durar As-Saniyyah: X / 249 - 250].
106 Inilah yang berlaku menurut jumhur fuqaha (mayoritas ulama fiqih)
mengenai definisi daarul kufri (negara kafir).
86
tidak mengharuskan mengkafirkan penduduk negara
tersebut karena tidak adanya Daulah Islam dan orang-orang
murtad mendominasi dan memegang kendali hukum
(kekuasaan) di negara-negara kaum Muslimin107.
Kami tidak berpendapat dengan pendapatnya orang-
orang ekstrim (ghulaat), yakni “hukum asal manusia adalah
kafir secara mutlak”108. Tetapi setiap orang tergantung
keadaannya masing-masing, ada yang muslim dan ada yang
kafir.
107 Orang-orang kafir dan murtad telah menguasai negara-negara Islam
sejak dahulu. Misal di masa lalu adalah berkuasanya orang-orang salibis
dan Tartar atas Syam, Iraq, Persia (Iran) dan negara di balik sungai
(Jaihun). Berkuasanya Banu ‘Ubaid Al-Qodaah (Al-Fathimiyyun) yang
murtad atas Mesir. Dengan itu maka negara itu menjadi negara kafir,
namun penduduknya orang-orang Islam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t punya fatwa yang sangat terkenal
mengenai negara Maridin yang pernah dikuasai oleh bangsa Mongol
padahal negara itu didominasi oleh orang-orang Islam. Beliau
menggambarkan negara mereka sebagai negara murokkabah. Orang Islam
di negara itu diperlakukan sesuai haknya dan orang yang keluar dari
syariat Islam harus diperangi sesuai haknya. [Majmu’ Al-Fatawa: XXVIII
/ 241].
108 Ini adalah pendapat orang-orang khawarij.
87
Kami beriman bahwa sekulerisme (al-‘ilmaniyyah)109
dengan berbagai macam bentuk dan madzhabnya –semisal
nasionalisme (al-qoumiyyah), patriotisme (al-wathoniyyah),
komunisme (asy-syuyu’iyyah), paham kebangkitan (al-
ba’tsiyyah)- itu semua adalah kekafiran nyata yang
membatalkan Islam110 dan mengeluarkan dari millah
(agama).
109 Ini istilah yang telah diselewengkan artinya oleh para penerjemah
(penerjemah bahasa Inggris-Arab) dari asal bahasanya yaitu bahasa Eropa.
Mereka mengaitkannya dengan ilmu. Padahal ilmu berlepas diri darinya.
Yang benar istilah ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan istilah
ad-dunyawiyyah atau al-laadiiniyyah. Dua istilah ini yang sepadan dengan
makna harfiah istilah secularism. Asal paham ini adalah pemisahan negara
dari dien.
110 Karena mereka tidak menyerahkan urusan dunia mereka kepada
syariat Allah, bahkan mereka berpendapat bahwa hawa nafsu para
tokohnya dan undang-undang buatan mereka lebih baik daripada dien
Allah.
88
Manhaj Kami111
Pokok dalil menurut kami adalah Al-Kitab dan As-Sunnah112
dengan pemahaman salafush shalih113 dari tiga kurun
pertama yang dimuliakan114.
Pokok dalil menurut kami adalah Al-Kitab dan As-Sunnah112
dengan pemahaman salafush shalih113 dari tiga kurun pertama yg
111 Di muka sudah dijelaskan definisi manhaj. Lihat foot note nomor 3.
112 Ijma’ dan qiyas (analogi) serta pokok-pokok lain pada hakikatnya
kembali kepada dua pokok ini. Alangkah bagusnya perkataan Ibnul
Qayyim t ketika mengatakan:
ilmu itu firman Allah dan sabda Rasulullah
serta perkataan para sahabat, mereka lah orang-orang yang
berilmu
bukanlah ilmu jika engkau laksana orang dungu menghadapi
perbedaan pendapat
antara sabda Rasulullah dan pendapat si fulan
113 Karena mereka mengambil ilmu dari Rasulullah n. Beliau
meninggalkan mereka sedang beliau ridha dengan pemahaman mereka.
Beliau telah menunaikan amanah dan menyampaikan risalah kepada
manusia-manusia terbaik dan paling berilmu. Pemahaman mereka lebih
selamat dan lebih berilmu daripada selain mereka. Syaikhul Islam v
mengatakan, “Sebaiknya manusia itu membiasakan untuk mengikuti
89
dimlikan114.Kami berpendapat bolehnya shalat di belakang
setiap muslim baik ia orang berbakti maupun orang fajir115
kebenaran salaf seperti di zaman Rasulullah n. Karena mereka adalah
masa terbaik. Sebaik-baik perkataan adalah kalamullah (firman Allah) dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad n. Tidak boleh seorang
pun berpaling dari petunjuk sebaik-baik manusia dan petunjuk sebaik-baik
masa beralih kepada petunjuk orang yang derajatnya di sisi Allah di bawah
mereka.” [Majmu’ Al-Fatawa: I / 375].
… dan barang siapa yang mencela dan mencerca pemahaman salaf, pada
hakekatnya ia mencela orang yang mengajari mereka –yaitu Nabi
Muhammad n-. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Mencela
mereka berarti mencela Al-Qur'an dan As-Sunnah. Oleh karena itu
manusia membahas tentang pengkafiran sekte Rafidhah. [Ibid].
114 Rasulullah n bersabda,
ر أم » ت يق رتن يخي ت الذين ي لون ه ت ث الذين ي لون ه ره. التبخاري رواه . «ث وغي ت
“Sebaik-baik umatku adalah umat yang sekurun denganku. Kemudian
orang-orang setelah mereka. Kemudian orang-orang setelah mereka.”
[HR. Bukhariy dan lainnya].
115 Sekelompok sahabat, seluruhnya, tanpa ada satu pun yang berbeda
pendapat dan seluruh fuqaha tabi’in, tanpa ada satu pun yang berbeda
pendapat serta meyoritas ulama setelah mereka, juga mayoritas (jumhur)
ahli hadits, dan ini pendapat Imam Ahmad, Syafi’i, Abu Hanifah, Daud
dan imam-imam lainnya, mereka semua berpendapat bolehnya shalat di
belakang orang fasiq baik shalat jum’at maupun shalat lainnya. Kami juga
berpendapat seperti ini. Pendapat yang menyelisihi pendapat ini adalah
bid’ah muhdatsah (yang diada-adakan). [Al-Fashl Fie Al-Milal wa Al-
Ahwaa’ wa An-Nihal: IV / 135]. Dan silakan lihat juga Majmu’ Al-
90
(suka berbuat dosa) dan masturul hal (tidak diketahui
keadaannya)116.
Fatawa: III / 280. Namun shalat di belakang orang yang lebih utama itu
lebih baik dan bagus.
116 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Boleh shalat di
belakang setiap muslim mastur berdasarkan kesepakatan empat imam dan
imam-imam kaum Muslimin yang lain. Maka barang siapa yang
mengatakan, “saya tidak mau shalat baik shalat jum’at maupun jamaah
kecuali di belakang orang yang saya ketahui aqidahnya (keyakinannya) di
hatinya” maka orang semacam itu adalah mubtadi’ (ahli bid’ah). Ia telah
menyelisihi (pendapat) para sahabat dan para tabi’in yang mengikuti
mereka dengan baik, empat imam, dan imam-imam kaum Muslimin yang
lain. Wallahu a’lam. [Majmu’ Al-Fatawa: IV / 542]. Itu dikarenakan
hukum asal kaum Muslimin adalah selamat aqidahnya. [Al-Mughniy: II /
27].
91
Jihad tetap eksis keberadaannya hingga datangnya
hari kiamat117, baik ada imam atau tidak118, meski imamnya
117 Nabi n bersabda,
على التحق ظاهرين إلى ي وت التقيامة لا ت زا» -قال -ل طائفة منت أمى ي قاتلو ى ابتن مرتي عليته الله صلىف ي نتزل عي ت ت عال صل لنا . ف ي قول لا ف ي قول أ وسل ميره
رمة الله هذه الأمة ت على ب عتض أمراء . تكت ب عتضك واه ر .«. إ ل ت .وم
“Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu berperang di atas
kebenaran dan selalu menang sampai hari kiamat. Hingga ‘Isa putera
Maryam n turun. Amir (pemimpin) mereka mengajak ‘Isa, “Mari sini
shalat menjadi imam kami.” ‘Isa menjawab, “Tidak mau. Sesungguhnya
sebagian kalian atas sebagian yang lain adalah pemimpin. Itu sebagai
wujud pemuliaan Allah terhadap umat ini.” [HR. Muslim].
118 Ini sudah menjadi ijma’ umat Islam. tidak ada yang berpendapat ganjil
menyelisihi ima’ ini melainkan para ulama penjilat pada masa kita ini.
Bahkan sekalipun imam itu ada dan ada sekelompok orang hendak
menyerang dan memerangi musuh kafir hal ini masih dibolehkan meski
hukumnya makruh, tetapi tidak sampai haram. Lalu bagaimana dengan
jihad defensif, jihad membela dien, kehormatan dan negeri kaum
Muslimin?!!. Imam Asy-Syahid –menurut persangkaan kami- Ibnu
Nuhas Ad-Dimyathiy t mengatakan, “Ketahuilah dimakruhkan
berperang tanpa seizin imam atau amirnya. Namun tidak sampai haram
karena ini tidak lebih dari jiwa yang tertipu. Dalam ini dibolehkan.
Syaikhul Islam Abu Hafsh Al-Balqiiniy t dalam “Tash-hih Al-
Minhaj” mengatakan, “Ada beberapa tempat yang dikecualikan dari
hukum makruh ini, yaitu:
Pertama, jika orang yang ingin berperang terdiri dari satu orang atau
sebuah kelompok seandainya ia pergi minta izin kepada imam atau
92
amirnya malah maksudnya tidak tercapai maka perangnya tanpa minta izin
terlebih dahulu hukum tidak makruh.
Kedua, jika imam menihilkan perang, ia dan para tentaranya terlena
dengan urusan dunia dan urusan-urusan lainnya sebagaimana yang bisa
kita saksikan di mana-mana, di sini hukum makruh tidak bisa diterapkan
pada orang -baik satu orang atau sebuah kelompok- yang ingin berperang
karena ketika itu berarti mereka melaksanakan kewajiban yang dinihilkan.
Ketiga, jika orang yang ingin berperang tidak mampu minta izin, dan besar
dugaannya seandainya ia minta izin malah tidak akan diizinkan, maka
dalam kondisi seperti ini tidak berlaku hukum makruh. Selesai. Ini baik
sekali. [Masyari’ul Aswaaq: 1019].
93
zalim maupun adil119. Jika imam tidak ada jihad tidak boleh
ditunda; karena kemaslahatan jihad akan terlewat dengan
menundanya120.
119 Imam Bukhari t mengatakan, “Bab: Jihad tetap dilaksanakan baik
bersama orang baik maupun fajir (suka berbuat dosa) berdasarkan sabda
Nabi n , “Kebaikan itu terikat di ubun-ubun kuda hingga datangnya hari
kiamat.” [Shahih Bukhariy].
Imam Al’Ainiy t (salah satu ulama pensyarah Shahih Bukhariy)
menerangkan alasan Imam Bukhariy berdalil dengan hadits itu: “Alasan
Imam Bukhariy berdalil dengan hadits ini adalah: ketika Allah meletakkan
kebaikan pada ubun-ubun kuda sampai datangnya hari kiamat maka dapat
diketahui bahwa jihad tetap berlaku sampai datangnya hari kiamat. Sudah
diketahui bahwa di antara umatnya ada para imam (pemimpin) zhalim
yang tidak berlaku adil dan lebih mengutamakan harta ghanimah. Namun
meski demikian Allah tetap mewajibkan jihad bersama mereka.”
[‘Umdatul Qaariy: 14 / 145].
Saya berkata, “Allah sudah tahu akan hilangnya kekhilafahan dan imam
(khalifah) namun meski demikian Allah tetap mewajibkan jihad kepada
mereka sampai datangnya hari kiamat. Dalam hal ini terdapat bantahan
yang mengena kepada para ahli bid’ah yang mengklaim bahwa tidak ada
jihad kecuali dengan adanya khalifah. Inilah, sebagaimana anda lihat,
alasan Imam bukhariy berdalil dengan hadits tersebut.
120 Ungkapan ini berasal dari perkataan Imam Ibnu Qudamah Al-
Maqdisiy. [Lihat: Al-Mughniy: 10 / 374 ].
94
Jika memperoleh harta ghanimah, maka harus dibagi
kepada orang-orang yang berhak menerimanya sesuai
dengan aturan syariat121.
Setiap mukmin seharusnya berjihad memerangi
musuh-musuh Allah Ta'ala sekalipun tinggal ia sendirian122.
Menurut kami darah, kehormatan dan harta kaum
Muslimin haram123. Tidak ada -dari ketiga hal itu- yang
121 Rinciannya ada dalam kitab-kitab fiqih.
122 Perhatikan perkataan Syaikh Abdurrahman bin Hasan Aalu Asy-
Asyaikh terdahulu. Termasuk di antara hal yang mengagumkan dari apa
yang diceritakan Syaikh Usamah bin Ladin adalah bahwa ketika Abu
Mush’ab Az-Zarqawi masuk Iraq bersamanya hanya ada 17 mujahid saja
untuk berperang melawan kekuataan kafir paling hebat!
123 Allah Ta'ala berfirman,
منا إلا خطأ" الناء: ل مؤت ت ي قت من أ لمؤت (،8١"وما كا
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja).” [QS. An-Nisaa’ (4): 92].
Allah Ta'ala berfirman,
خالدا فيها وغضب ال هن ه دا فجزا منا م عم لت مؤت ه عليته ولعنه وأعد له ل "ومنت ي قت (82عذابا عظيما" الناء:
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
95
dihalalkan kecuali yang dihalalkan syariat Allah dan dianggap
sia-sia oleh Rasulullah n 124.
Apabila ada orang-orang kafir yang menyerang kesucian
kaum Muslimin125, maka ketika itu jihad menjadi fardhu
‘ain126. Tidak disyaratkan apapun untuk berjihad ketika
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya.” [QS. An-Nisaa’ (4): 93].
124 Rasulullah n bersabda, “
يحل لا " امترئ د ل ت دى إلا م والارك بالن فتس فتس الزانى والن الث ي ب ثلث بإحت ، التبخاري رواه " للتجماعة التمفارق لدينه ل ت (وم
“Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga
hal: orang sudah menikah yang berzina, membunuh sesama muslim dan
orang yang meninggalkan diennya ia meninggalkan jamaah kaum
Muslimin.” [HR. Bukhariy dan Muslim].
125 Dien, kehormatan dan harta benda mereka.
126 Ini juga termasuk di antara perkara yang sudah disepakati. Tidak ada
satu pun ahlul qiblah (muslim) yang menyelisihinya baik yang ahli sunnah
maupun yang ahli bid’ah. Imam Al-Jashshaash t berkata, “ Sudah
menjadi hal yang maklum dalam keyakinan kaum Muslimin bahwasanya
jika ahli tsughur merasa khawatir dari serangan musuh sedangkan mereka
tidak mampu melakukan perlawanan terhadap musuh sehingga mereka
merasa khawatir dengan negeri, jiwa dan keturunan mereka maka yang
wajib bagi seluruh umat Islam adalah berangkat jihad untuk melindungi
kaum Muslimin dari serangan musuh. Dalam masalah ini tidak ada sedikit
96
hukumnya sudah fardhu ‘ain. Kaum Muslimin harus
melawannya sesuai kemampuan. Tidak ada satu pun yang
lebih wajib -setelah wajibnya iman- dari melawan127 musuh
penyerang yang merusak dien dan dunia.
Kufur riddah (kekafiran orang murtad) lebih besar dosa dan
bahayanya daripada kufur asli (kekafiran orang kafir asli)
pun perbedaan pendapat di tengah umat Islam. Bukanlah perkataan
seorang muslim apabila ia membolehkan duduk-duduk berpangku tangan
sampai orang-orang kafir menumpahkan darah-darah kaum Muslimin dan
keturunan mereka.” [Ahkaamul Qur’an: 4 / 312 ].
Al-Qurthubiy mengatakan, “ Dalam masalah ini tidak ada sedikit pun
perbedaan pendapat.” [Tafsir Al-Qurthubiy: VIII / 136].
Ibnu Hazem t berkata, “Ijma’ umat Islam mengatakan bahwasanya
jika musuh menduduki negeri kita maka kita wajib melakukan perlawanan
dan membela diri.” [Al-Ihkaam: IV / 491].
127 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta'ala berkata,
“Mengenai perang defensif (qital ad-daf’), ini adalah macam yang paling
berbahaya dalam melawan penyerang kesucian dan dien, ia hukumnya
wajib berdasarkan ijma’. Tidak ada satu pun yang lebih wajib -setelah
wajibnya iman- dari melawan musuh penyerang yang merusak dien dan
dunia. Tidak disyaratkan apapun untuk berjihad tapi setiap muslim harus
berjihad melawannya sesuai kemampuan. Hukum ini telah dinyatakan
oleh para ulama baik dari kalangan sahabat-sahabat kami maupun ulama
lainnya. Maka harus dibedakan antara melawan dalam rangka membela
diri dari musuh zalim yang menyerang dengan menyerang musuh di
negerinya. [Majmu’ Al-Fatawa: V / 537].
97
berdasarkan ijma’128. Oleh karena itu menurut kami
memerangi orang-orang murtad lebih utama daripada
memerangi orang kafir asli129.
128 Karena orang murtad membatalkan ikatan imannya sekaligus
mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Dan biasanya orang-orang murtad,
disamping karena kemurtadannya, mereka juga membantu dan membela
orang-orang kafir asli. Padahal itu sudah sangat membuat rugi karena
mereka mengetahui kondisi dan aurat (rahasia kelemahan) kaum
Muslimin.
Allah Ta'ala berfirman,
ت ة التك وإ ت ف قاتلوا أئم ت وطعنوا في دينك ده ت منت ب عتد عهت ت لا نكثوا أيتمان ه ر إن ه فترا ت وهموا بإخت ما نكثوا أيتمان ه ق وت ، ألا ت قاتلو هو ت ي ن ت ت لعله له ت أيتما ج الرسول وه
منين(( البدءو ت مؤت ت كن ت شوته إ ت تخت ت فالله أحق أ ن ه شوت ت أول مرة أتخت (،٢2-٢١وبة:ك
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan
mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin
orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-
orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah
(janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul
dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu
takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti,
jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [QS. At-Taubah (9): 12 -
13].
Allah Ta'ala berfirman,
98
ت ف ومنت ت عنت دينه ف يمتت وهو كافر فأولئاك حبطتت أعتماله ن تيا ي رتتددت منتك ي الد(( البقرة: ت فيها خالدو خرة وأولئاك أصتحاب النار ه (،١٢٠والآت
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan
di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” [QS. Al-Baqarah (2): 217].
Ibnu Rajab Al-Hambaliy t berkata, “Jumhur (mayoritas) ulama
membedakan antara keduanya (yakni orang kafir asli dan orang kafir
murtad). Mereka menganggap orang kafir murtad lebih besar dosa dan
bahayanya karena sebelumnya pernah Islam. Oleh karena itu ahlul harbi
(orang-orang yang perang dengan kaum Muslimin) yang tidak boleh
dibunuh, statusnya berubah menjadi harus dibunuh karena
kemurtadannya, seperti orang yang sudah tua renta, setengah baya, dan
orang buta. Mereka pada asalnya tidak boleh dibunuh dalam perang.”
[Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: I / 127].
Ibnul Qayyim t berkata, “Orang yang membatalkan perjanjian
keadaannya lebih buruk daripada orang kafir asli yang memerangi;
sebagaimana orang yang membatlakn imannya dengan melakukan
kemurtadan (orang murtad) keadaannya lebih buruk daripada orang kafir
asli.” [Ahkaam Ahli Adz-Dzimmah: III / 1192].
129 Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy t berkata, “Mereka (orang-
orang murtad) paling berhak untuk diperangi karena dengan meninggalkan
mereka bisa jadi mendorong orang-orang semacam mereka untuk
menyerupai mereka dan ikut-ikutan murtad bersama mereka sehingga
akan menimbulkan banyak bahaya. Apabila mereka diperangi, apabila ada
yang tertangkap ia harus dibunuh, apabila ada yang kabur melarikan diri
harus dikejar, apabila ada yang terluka harus segera dibunuh. Inilah
perkataan Imam Syafi’i. [Al-Mughniy: X / 90].
99
Imamah (kepemimpinan) tidak boleh diberikan kepada orang
kafir130.
Apabila imam melakukan kekafiran maka ia tidak sah jadi
pemimpin, tidak wajib menaatinya131 dan kaum Muslimin
130 Ketika tujuan dari adanya imam adalah meninggikan kalimat Allah
dan berusaha mengatur kemaslahatan-kemaslahatan kaum Muslimin. Oleh
karena itu Allah Ta'ala berfirman,
مت "يا أي ها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول "وأولي الأت ت (18 الناء: ر منتك
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu.” [QS. An-Nisaa’ (4): 59].
Maksudnya kata “minkum” yaitu bagian dari jamaah kaum Muslimin. Al-
Qadhiy ‘Iyadh t menukilkan ijma’ (kesepakatan) kaum Muslimin atas
hal ini. [Syarah Muslim karya Imam Nawawiy: XII / 229].
131 Umat Islam juga bersepakat (berijma’) atas hal ini. Qadhiy ‘Iyadh
t berkata, “Para ulama bersepakat (berijma’) bahwa imamah
(kepemimpinan) tidak sah bagi orang kafir dan seandainya muncul
kekafiran pada pemimpin muslim maka ia harus dilengserkan
(dimakzulkan) … seandainya muncul kekafiran, pengubahan syariat atau
bid’ah padanya maka ia telah keluar dari hukum perwalian (tidak berhak
jadi pemimpin), tidak wajib menaatinya, orang-orang Islam wajib bangkit
mencopotnya dan menggantinya dengan pemimpin yang adil jika itu
memungkinkan. Jika yang mampu melakukannya hanya suatu kelompok,
maka wajib atas kelompok itu bangkit mencopot pemimpin yang kafir.
Jika pemimpinnya menjadi ahli bid’ah tidak wajib atas mereka bangkit
mencopotnya kecuali jika mereka memprediksi mampu mencopotnya.
Namun jika mereka dalam keadaan lemah tidak berdaya mereka tidak
wajib bangkit mencopotnya. Dalam keadaan seperti itu seorang muslim
hendaknya hijrah meninggalkan negerinya ke negeri lain untuk
100
wajib bangkit untuk mencopotnya serta harus menggatinya
dengan imam yang adil jika itu memungkinkan132.
Tegaknya dien itu dengan Al-Qur'an yang memberikan
petunjuk dan pedang yang membela133. Jihad kami lakukan
menyelamatkan diennya. [Ibid]. Disyaratkannya “mampu” dalam konteks
bangkit memberontak kepada pemimpin ahli bid’ah, bukan pemimpin
kafir. Maka perhatikanlah hal ini!
132 Jika itu tidak memungkinkan, mereka wajib mempersiapkan persiapan
dan berusaha agar mampu, karena sesuatu yang suatu kewajiban tidak bisa
dilakukan dengan sempurna kecuali dengannya maka sesuatu itu wajib
hukumnya.
133 Rabb kita yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana berfirman,
لي قو الن التكاب والتميزا ط وأن تزلتنا " لقدت أرتسلتنا رسلنا بالتب ي نات وأن تزلتنا معه ت اس بالتق الله منت ي نتصره ورسله ب الله قوي التغيتب إ التحديد فيه بأتس شديد ومنافع للناس ولي عتل
("١1عزيز سورة الحديد:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.
Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi
itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [QS. Al-Hadid (57): 25].
101
dengan pedang dan tombak serta hujjah (argumen) dan
bayan (penjelasan).
“Barang siapa yang berpaling dari Al-Qur'an maka ia harus diluruskan
dengan besi (senjata). Oleh karena itu tegaknya dien itu dengan mush-haf
Al-Qur'an dan pedang. Jabir bin Abdullah h berkata: Rasulullah
memerintahkan kami untuk memukul dengan ini –yakni pedang- orang
yang berpaling dari ini –yakni mush-haf Al-Qur'an.” [Majmu’ Al-Fatawa:
XXVIII / 264].
Syaikhul Islam juga berkata: “Allah Ta'ala menyebutkan bahwasanya Dia
menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Mizan (neraca timbangan) dan
bahwasanya Dia menurunkan besi untuk menegakkan keadilan dan agar
Allah mengetahui siapa orangnya yang menolong-Nya dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu itu tegaknya dien itu dengan Al-Kitab yang memberi
petunjuk dan pedang yang membela. Cukuplah Rabbmu sebagai pemberi
petunjuk dan penolong.” [Majmu’ Al-Fatawa – At-Tuhfah Al-‘Iraqiyyah
Fie Al-A’maal Al-Qalbiyyah: X / 13].
Saya berkata: Demi Allah, sungguh sangat bagus perkataan Syaikhul
Islam ini karena kami penduduk Iraq serasa mendapat bingkisan dengan
perkataan beliau ini.
102
Barang siapa yang menyeru kepada selain Islam134 atau
mencerca (menghujat) dien kami135 atau mengangkat
pedang melawan kami136 maka ia memerangi kami.
134 Barang siapa yang menyeru kepada selain Islam maka ia telah
menantang Allah untuk berperang dan mencela dien dan hukum-Nya tanpa
ragu. Barang siapa yang menyeru kepada demokrasi, sekulerisme,
sosialisme dan madzhab-madzhab kafir serta millah-millah syaitan maka
ia memerangi Ahli tauhid (orang-orang bertauhid). Syaikh Asy-Syahid –
menurut persangkaan kami- Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad
bin Abdul Wahhab rahimahumullahu ta’ala berkata, “Barang siapa
menyerukan berhakim kepada selain Allah Ta'ala dan Rasul-Nya n maka
berati ia menyerukan berhakim kepada thaghut.” [Taisir Al-‘Aziz Al-
Hamid: 493]. Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk memerangi thaghut
dalam Al-Furqan Al-‘Azhim. Allah Ta'ala berfirman,
بيل ا في س بيل الله والذين كفروا ي قاتلو في س لطاغوت ف قاتلوا الذين آمنوا ي قاتلو ضعيفا الناء: كا كيتد الشيتطا إ لياء الشيتطا (٠3أوت
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang
yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan
syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
[QS. An-Nisaa’ (4): 76].
135 Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman,
ت ت نكثوا أيتمان ه ت ف قاتلوا أئم وإ ت وطعنوا في دينك ده ر((منت ب عتد عهت ة التكفت
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan
mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin
orang-orang kafir itu.” [QS. At-Taubah (9): 12].
103
Kami membuang furqah (perpecahan) dan ikhtilaf
(perbedaan pendapat) dan kami menyerukan persatuan dan
kesatuan137.
Ibnul Qayyim t berkata: “Setiap orang yang mencerca dien kami
maka ia termasuk di antara para pemimpin orang-orang kafir.” “Tidak
diragukan lagi bahwa menikam (mencerca) dien lebih besar dosa dan
bahayanya daripada menikam menggunakan tombak dan pedang”
lanjutnya. [Ahkaam Ahli Dzimmah].
136 Sa’iid bin Zaid z berkata: Saya pernah mendengar Nabi y
bersabda,
قل منت " قل شهيد ومنت ف هو دينه دو قل و منت يد شه ف هو دمه دو ماله دو قل ومنت شهيد ف هو له دو .وصححه ي ذ م رت ال و د او د وب أ اه و ر "شهيد ف هو أهت
“Barang siapa terbunuh karena membela diennya ia adalah syahid.
Barang siapa terbunuh karena membela darahnya ia adalah syahid.
Barang siapa terbunuh karena membela hartanya ia adalah syahid.
Barang siapa terbunuh karena membela keluarganya ia adalah syahid.”
[HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menshahihkannya].
137 Allah Ta'ala berfirman,
ميعا ولا ت فرقوا واذتكروا نعتمة الله عل ت يت " واعتصموا بحبتل الله ت أعتداء فألف ب يتن ق لوبك ت إذت كن ت كها كذلك ي ب ت من ت رة من النار فأن تقذك ت على شفا حفت وانا وكن ت ت بنعتمه إخت بحت ت آياته فأصت ي ن الله لك
ت ، ولتكنت منتك دو ت ت هت بالتمعتروف وي لعلك إلى التخيتر ويأتمرو عو عن التمنتكر وأولئاك أمة يدت هوت ن ت التب ي نات وأولئا اءه لفوا منت ب عتد ما ، ولا تكونوا كالذين ت فرقوا واخت لحو التمفت ت عذاب ه ك له
(.٢٠1-٢٠2" آل عمرا: عظي
104
Kami tidak menganggap seorang muslim berdosa dan
meng-hajrnya (memboikotnya) karena perbedaan dalam
masalah ijtihadiyah138.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu
menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa yang berat.” [QS. Ali Imran (3): 103 - 105].
138 Ini masalah yang samar dan rumit yang tidak banyak diketahui orang
pada umumnya. Ibnul Qayyim t berkata: “Pendapat yang benar yang
dipegang oleh para imam adalah bahwa selama dalam masalah-masalah
ijtihadiyah tidak ada dalil yang mewajibkan untuk mengamalkannya
semisal hadits shahih yang tidak ada penentangnya dari hadits shahih yang
lain, maka dalam masalah-masalah semacam ini jika tidak ada dalil jelas
yang mewajibkan untuk mengamalkannya dibolehkan berijtihad. Hal ini
dikarenakan dalil-dalil yang ada saling bertentangan atau karena dalil-
dalilnya tidak diketahui.” [I’lamul Muwaqqi’in: III / 288]. Barang siapa
yang berijtihad dalam masalah-masalah semacam ini, jika ia benar maka
ia mendapat du pahala dan barang siapa yang berijtihad namun salah
ijtihadnya maka ia mendapat satu pahala. Hal ini sebagaimana tersebut
hadits shahih dari nabi kita Muhammad n.
105
Kami berpendapat umat wajib bersatu –terutama
para mujahidin- di bawah satu panji139.
Kaum Muslimin adalah satu umat, tidak ada
keutamaan bagi bangsa Arab atas bangsa non Arab (asing)
kecuali dengan keutamaan taqwa140. Darah kaum Muslimin
setara. Orang yang paling rendah derajatnya di antara
mereka jika memberikan jaminan keamanan maka berlaku
139 Demi Allah mereka bersikap benar dan jujur. Sepak terjang mereka
menjadi saksi atas hal ini. Mereka memulai dengan membentuk Majelis
Syura Mujahidin, kemudian langkah kedua membentuk Hilful
Muthayyabin, dan langkah ketiga mereka bergabung masuk di bawah
kepemimpinan (imrah) Daulah Islam Iraq.
140 Rasulullah bersabda dalam kesempatan khutbah wada’ (perpisahan):
ل لعربى على أعتجمى ولا لعجمى على عربى ولا لأ "ألا ود ولا لا فضت مر على أست حتمر إلا بال قتوى ود على أحت مد.رواه أحت ."أست
“Ketahuilah tidak ada keutamaan bagi bangsa Arab atas bangsa non
Arab (asing), tidak pula bagi bangsa non Arab atas bangsa Arab, tidak
pula bagi bangsa berkulitmerah atas bangsa berkulit hitam, tidak pula
bagi bangsa berkulit hitam atas bangsa berkulit merah kecuali dengan
keutamaan taqwa.” [HR. Ahmad].
106
pada semua kaum Muslimin141. Kami tidak berpaling dari
nama-nama yang Allah Ta'ala berikan kepada kami142.
141 Rasulullah n bersabda:
" ت ت كافأ المؤمنو ه عى دما ت ت وي ت بذم ه ت أدتناه ت منت ىل ع يد وه ل ولا سواه ي قتد ذو لا و افر بك مؤمن ده يف عهت ه " عهت ر مد أخت ائ و داود وأبو أحت حه ي وصح الن
ح الت .اك
“Darah kaum Muslimin setara. Orang yang paling rendah derajatnya di
antara mereka jika memberikan jaminan keamanan maka berlaku pada
semua kaum Muslimin. Mereka bersatu laksana satu tangan dalam
menghadapi musuh-musuh mereka. Seorang mukmin tidak boleh dibunuh
karena ia membunuh orang kafir dan tidak pula orang kafir mu’ahad
(terikat perjanjian dengan orang Islam) karena ia membunuh orang
kafir.” [HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai dan dishahihkan oleh Al-Hakim].
Ibnul Qayyim t memberi komentar terhadap hadits yang agung ini:
Berikut ini ada empat persoalan universal,
Pertama: darah mereka setara, ini menghalangi kita untuk membunuh
seorang muslim karena ia telah membunuh orang kafir.
Kedua: “Orang yang paling rendah derajatnya di antara mereka jika
memberikan jaminan keamanan maka berlaku pada semua kaum
Muslimin” ini mengharuskan kita untuk menerima jaminan keamanan
yang diberikan seorang wanita dan hamba sahaya.
Ketiga: bahwa kaum Muslimin bersatu laksana satu tangan dalam
menghadapi musuh-musuh mereka. Ini melarang dari menjadikan orang-
orang kafir sebagai pemimpin dalam segala tingkatannya. Karena
pemimpin bisa menguasai bawhannya.
107
Kami menyerahkan loyalitas kami kepada para wali
Allah Ta'ala dan memberikan pembelaan kepada mereka143.
Keempat: orang yang paling jauh dari mereka harus mengembalikan harta
ghnimah kepada mereka. Ini mengharuskan bahwa bila ada pasukan
mendapatkan ghanimah dengan kekuataan pasukan Islam maka harta itu
milik mereka semua termasuk anggota pasukan yang berada jauh. Karena
dengan andil kekuataannya mereka semua bisa mendapatkan ghanimah.
Harta fai yang di baitul mal diperuntukkan untuk anggota pasukan baik
yang jauh maupun yang dekat. Sekalipun sebab ia mengambilnya adalah
anggota yang dekat. [Zaadul Ma’ad dengan sedikit ringkasan: V / 81].
142 Allah Ta'ala berfirman,
لمين ت التم (٠4منت ق بتل" الحج: " هو سماك
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu.” [QS. Al-Hajj (22): 78].
143 Allah Ta'ala berfirman,
لياء ب عتض" الوبة: ت أوت منات ب عتضه والتمؤت منو (٠٢" والتمؤت
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.” [QS. At-
Taubah (9): 71].
Allah Ta'ala berfirman, ر" الأنفال: النصت ين ف عليتك ت في الد نتصروك است (٠١" وإ
“Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” [QS. Al-Anfal (8):
72].
108
Dan kami memusuhi serta membenci musuh-musuh Allah
Ta'ala144.
Kami melepaskan diri, berlepas diri dan kufur
(mengingkari) setiap millah (agama) selain agama Islam145
144 Allah Ta'ala berfirman,
ت إنا ب مه والذين معه إذت قالوا لقوت نة في إب تراهي وة ح ت أست ت رآء " قدت كانتت لك منتك التعداوة والتب غت نك ن نا وب ي ت ت وبدا ب ي ت منت دو الله كفرتنا بك ضاء أبدا حى ومما ت عتبدو
ده" الممحنة: منوا بالله وحت (8ت ؤت
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata
kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu
dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja.” [QS. Al-Mumtahanah (60): 4].
145 Allah Ta'ala berfirman,
نبوا الطاغوت" النحل ت اعتبدوا الله وا (23" ولقدت ب عث تنا في كل أمة رسولا أ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".” [QS.
An-Nahl (16): 36].
Allah Ta'ala berfirman, خرة من بل منته وهو في الآت ل دينا ف لنت ي قت س ت ر الت غي ت رين آل ا" ومنت ي ب ت لتخاس
(41عمرا:
109
dengan menempuh jalan Al-Kitab dan As-Sunnah sambil
menjauhi jalan-jalan bid’ah dan kesesatan.
Inilah aqidah dan manhaj kami. Keduanya dien dan
cirikhas kami. Di atasnyalah kami bersatu dan karenanyalah
kami berjihad.
Kami memohon kepada Allah Ta'ala petunjuk,
keteguhan (tsabat) dan konsisten di atas keduanya sampai
ajal menjemput, dan kami memohon kepada Allah Ta'ala
agar menjadikan kami menjadi bagian dari pasukan penakluk
negara-negara kafir yang akan mengibarkan panji tauhid dan
sunnah dan memerangi syirik dan bid’ah146.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.” [QS. Ali Imran (3): 85].
146 Ya Allah kabulkanlah permohonan kami. Shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad dan segenap keluarga, para
sahabat dan para tentaranya.
Telah ditulis oleh
Abi Mariyah Al-Qurasyiy
semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa kedua orang
tuanya.
110
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Nabi kita Muhammad dan segenap keluarga serta para
sahabatnya.
Pimpinan Tanzhim Al-Qaida di
Negeri Dua Aliran Sungai
Lajnah Syar’iyyah
Tanzhim Al-Qaida di Negeri Dua Aliran
Sungai