OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL...

49
i OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL SEBAGAI SCARLESS WOUND HEALING PADA LUKA EKSISI TIKUS GALUR WISTAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Hesti Dwi Fajriyanti NIM : 138114035 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL...

Page 1: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

i

OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL

SEBAGAI SCARLESS WOUND HEALING PADA LUKA EKSISI TIKUS

GALUR WISTAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Hesti Dwi Fajriyanti

NIM : 138114035

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

ii

OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL

SEBAGAI SCARLESS WOUND HEALING PADA LUKA EKSISI TIKUS

GALUR WISTAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Hesti Dwi Fajriyanti

NIM : 138114035

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bidang seorang sarjana adalah berpikir dan menciptakan yang baru –

Soe Hok Gie

Skripsi ini ku persembahkan untuk,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

vi

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala penyertaan

dan berkah yang telah diberikan sehingga skripsi dengan judul “Optimasi Kadar

Piroxicam dalam Sediaan Hidrogel sebagai Scarless Woundhealing pada Luka

Eksisi Tikus galur Wistar” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada banyak pihak

yang turut berkontribusi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Aris Widyawati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph. D., Apt. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang selalu menuntun dan memberikan saran selama penelitian dan

penyusunan skripsi;

3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi dan

yang juga memberikan dukungan dan banyak saran selama penelitian dan

penyusunan skripsi;

4. Ibu Nunung Yuniarti, Ph.D., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan banyak saran selama penelitian dan penyusunan skripsi;

5. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. dan Ibu Dr. Dewi Setyaningsih,

M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah

memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas laboratorium selama proses

penelitian ini;

6. Bapak Yohanes Ratijo, yang telah meluangkan waktu, tempat, tenaga dan

motivasi sehingga proses penelitian ini dapat berjalan dengan lancar;

7. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Kayat, Pak Mukminin dan Pak Wagiran,

selaku laboran laboratorium Farmasi yang telah membantu dalam proses

penelitian di laboratorium;

8. Ibu, Bapak, Mbak Heni dan keluarga besarku, yang selalu mendoakan,

mendukung, memberikan motivasi selama menjalankan studi dan

penyusunan naskah skripsi ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

vii

9. Ananda yang selalu memberikan doa, semangat, tawa canda, pengertian,

motivasi, saran dan perhatian selama penyusunan skripsi;

10. Kenny dan Tya yang telah menemaniku dan selalu memberikan semangat

dari awal proses penyusunan skripsi;

11. Nilla dan Ivana, teman seperjuangan yang selalu membantu, memberikan

semangat dan motivasi selama penelitian dan penyusunan naskah skripsi;

12. Dhuta, Elwy, Dipta, Ryan, Fidel, yang juga selalu mendukung, membantu,

memberikan semangat;

13. Indah, Putri, Ida, Gita, Maria, Aven, Nanda yang selalu memberikan

semangat, keceriaan dan motivasi;

14. Orin, Indah, Nenek, Bubu, Dini, Mba her, Riana yang selalu memberikan

semangat dimanapun kalian berada;

15. Teman-teman FSM A 2013, FST 2013 dan seluruh angkatan Farmasi

2013;

16. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini terdapat kesalahan

yang dilakukan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan maaf kepada semua pihak

yang telah dirugikan. Penelitian ini juga masih jauh dari sempurna sehingga besar

harapan penulis untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun untuk

penelitian selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 1 November 2016

Penulis

Hesti Dwi Fajriyanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v

PRAKATA ................................................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN KATA ............................................................................... xiv

ABSTRAK ................................................................................................................. xv

ABSTRACK .............................................................................................................. xvi

PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ........................................................................................... 1

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 5

Pembuatan Gel Scarlesss Wound ................................................................. 5

Uji Sifat Fisis ............................................................................................... 5

Uji Sterilitas ................................................................................................. 6

Perlakuan Terhadap Hewan Uji .................................................................. 7

Kecepatan Penyembuhan Luka .................................................................... 7

Uji Histopatologi Kulit Tikus ...................................................................... 10

KESIMPULAN .......................................................................................................... 11

UCAPAN TERIMAKASIH ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

LAMPIRAN ............................................................................................................... 13

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula Sediaan Hidrogel Scarless Wound healing ....................... 2

Tabel II. Rata-Rata Hasil Uji Daya Sebar, Homogenitas Dan Viskositas ..... 5

Tabel III. Rata-RataWaktu Penyembuhan Luka ........................................... 8

Tabel IV. Pengukuran Scar Index ................................................................ 9

Tabel V. Hasil Histopatologi ......................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Hasil Uji Rheologi ............................................................ 6

Gambar 2. Hasil Uji Sterilitas ....................................................................... 7

Gambar 3. Preparat Hasil Uji Histopatologi Tikus Piroks 5% ....................... 8

Gambar 4. Preparat hasil uji histopatologi Hematoxylin-Eosin .................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal Skripsi ....................................................................... 13

Lampiran 2. Ethical Clearance ..................................................................... 23

Lampiran 3. Certificate of Analysis ............................................................... 24

Lampiran 4. Data Hasil Uji Sifat Fisis ........................................................... 25

Lampiran 5. Data Wound Closure ................................................................ 26

Lampiran 6. Statistik .................................................................................... 27

Lampiran 7. Gambar Histopatologi .............................................................. 39

Lampiran 8. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

xiv

DAFTAR SINGKATAN KATA

COX : Cyclooxygenase

NSAID : Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs

LAF : Laminar Air Flow

HE : Hematoxylin Eosin

Gel : Basis hidrogel tanpa penambahan piroksikam

Piroks 1 : Sediaan hidrogel dengan penambahan piroksikam1,25%

Piroks 2 : Sediaan hidrogel dengan penambahan piroksikam 2,5%

Piroks 3 : Sediaan hidrogel dengan penambahan piroksikam 5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

xv

OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL

SEBAGAI SCARLESS WOUND HEALING PADA LUKA EKSISI TIKUS

GALUR WISTAR

Hesti Dwi Fajriyanti

Fakultas Farmasi, Univesitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia

Abstrak: Luka merupakan gangguan struktur dan fungsi dari kulit. Proses

penyembuhan luka melalui 4 fase utama yaitu fase hemostatis, inflamasi,

proliferasi dan remodelling. Pembentukan parut luka terjadi karena akumulasi

matriks ekstraseluler akibat peningkatan proliferasi fibroblas yang merupakan

tanggung jawab dari Cox-2. Cyclooxygenase-2 (Cox-2) terekspresi pada saat fase

inflamasi. Penggunan piroksikam sebagai nonsteroidal anti-inflammatory drugs

(NSAID) memiliki peran sebagai antiinflamasi, analgesik yang secara non selektif

akan menghambat kerja enzim Cox-1 dan Cox-2. Penghambatan enzim Cox-2

pada fase inflamasi oleh piroksikam akan mengurangi akumulasi matriks

ekstraseluler penyebab parut luka. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui konsentrasi efektif piroksikam dalam sediaan hidrogel scarless wound

healing yang mampu menyembuhkan luka eksisi pada tikus galur Wistar. Hewan

uji tikus akan diberi perlakuan dengan membuat luka eksisi yang kemudian akan

diaplikasikan sediaan hidrogel piroksikam tiap 12 jam hingga luka menutup.

Kemudian dihitung persentase penutupan luka dan dilakukan uji histopatologi

struktur kulit pada tikus yang telah dieutanasia dengan ketamin. Hasil

menunjukkan bahwa formula optimal yang berperan sebagai scarless wound

healing dilihat dari uji histopatologi yaitu formula hidrogel dengan konsentrasi

piroksikam 5%.

kata kunci: parut luka, piroksikam, hidrogel scarless wound healing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

xvi

OPTIMIZATION OF IROXICAM’S LEVEL IN HYDROGEL PREPARATION

AS SCARLESS WOUND HEALING ON EXCISION WOUND IN WISTAR

RATS

Hesti Dwi Fajriyanti

Fakultas Farmasi, Univesitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia

Abstract: Wound is a disorder of the structure and function of the skin. Wound

healing process through four major phases, namely phases of hemostatis,

inflammation, proliferation, and remodeling. Scar formation occurs due to the

accumulation of extracellular matrix due to increased proliferation of fibroblasts

that are the responsibility of Cox-2. Cyclooxygenase-2 (Cox-2) expressed during

the inflammatory phase. Use of piroksicam as nonsteroidal anti-inflammatory

drugs (NSAIDs) have a role as an anti-inflammatory, analgesic, antipyretic non

selectively inhibit the action of the enzyme Cox-1 and Cox-2. Inhibition of Cox-2

enzyme in the inflammatory phase by piroxicam will reduce the accumulation of

extracellular matrix causes scars. The purpose of this study is to determine the

effective concentration of piroxicam in the preparation of hydrogels capable

scarless wound excision wound healing in Wistar rats. Rat test animals will be

treated with excision making cuts which will then be applied to the preparation of

hydrogels piroxicam every 12 hours until the wound closes. Then calculated the

percentage of wound closure and skin structure histopathology test transactions

are carried out on rats that had been euhtanasia with ketamine. The results

showed that the optimal formula that acts as scarless wound healing seen from

histopathological test is formula hydrogel with concentration of piroxicam is 5%.

keywords: scar, piroxicam, hydrogels scarless wound healing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

1

PENDAHULUAN

Kulit sebagai perlindungan (barrier) utama pada tubuh manusia. Salah satu yang

mengganggu kesehatan kulit adalah keberadaan luka (Ho et al, 2014).

Parut luka terjadi akibat akumulasi berlebih dari matriks ekstraseluler yang tidak beraturan

(Larson et al, 2010). Akumulasi matriks ekstraseluler terjadi akibat peningkatan proliferasi

fibroblas. Sel fibroblas bertanggung jawab untuk sintesis matriks ekstraseluler dan

berbagai komponen jaringan, termasuk kolagen dan fibrin. Fibroblas kemudian

berdiferensiasi menjadi myofibroblasts, yang merupakan sel yang bertanggung jawab

untuk deposisi kolagen dan kontraksi luka (Beanes et al, 2003; Larson et al, 2010).

Peningkatan proliferasi fibroblas tersebut merupakan tanggung jawab dari

Cyclooxygenase-2 (Cox-2) (Blomme et al, 2003). Cyclooxygenase-2 (Cox-2) adalah

metabolit yang diproduksi oleh sel endothelial yang akan terekspresi pada saat fase

inflamasi (Eligini et al, 2009). Piroksikam memiliki aktivitas antiinflamasi, analgesik,

antipiretik dalam penghambatan sintesis prostaglandin yang merupakan nonsteroidal anti-

inflammatory drugs (NSAID) (Abd-Allah et al, 2011). Piroksikam merupakan nonselektif

inhibitor yang dapat menghambat Cyclooxygenase-1 (Cox-1) dan Cyclooxygenase-2 (Cox-

2) (Abd-Allah et al, 2011). Piroksikam sebagai antiinflamasi dapat menekan respon

inflamasi yaitu Cox-2 yang berperan dalam pembentukan parut luka, dengan mengurangi

proses inflamasi sehingga pembentukan parut luka pun akan berkurang (Larson et al,

2010).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi efektif piroksikam dalam

sediaan hidrogel scarless wound healing yang mampu menyembuhkan luka eksisi dan

meminimalkan pembentukan parut luka pada tikus galur Wistar. Diharapkan dengan

dilakukannya penelitian ini dapat mengembangkan sediaan hidrogel piroksikam yang

dapat mengurangi proses inflamasi sehingga mengurangi pembentukan parut luka serta

memenuhi kebutuhan sediaan scarless wound healing yang masih sangat sedikit di

pasaran.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni. Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain piroksikam (Kalbe Farma) sebagai zat aktif. Kalium sorbat

(Brataco) dan asam borat (Brataco) digunakan sebagai pengawet. Carbopol (Brataco),

CMC-Na (Brataco) dan Ca-alginat (Brataco) sebagai gelling agent. Gliserol sebagai

humektan. Trietanolamin (Brataco) digunakan untuk meningkatkan pH. Akuades (Tirta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

2

Amarta) sebagai pelarut. Etanol 96% (Aldrich) sebagai kosolven. Etanol 70% (Aldrich)

digunakan dalam sterilisasi ruangan. Nutrien Agar (Oxoid) sebagai media dalam uji

sterilitas, ketamin 10% (Kepro) digunakan untuk anastesi dan euthanasia, krim depilatori

(Reckitt Benckiser) untuk mencukur bulu tikus, formalin 10% (Aldrich) sebagai pengawet

jaringan kulit.

Alat yang digunakan digunakan dalam penelitian ini antara lain beaker glass, hotplate

magnetic stirrer (Cenco), timbangan analitik (Ohaus), kabinet LAF, mortir, stamper,

batang pengaduk, pipet tetes, plastic wrap, kapas, ose, spuit injeksi, pinset, kaca bundar,

object glass, corong, alumunium foil, gunting, scalpel, blade, mikroskop cahaya

(Olympus), biopsy punch, rheosys (Merlin VR). Penelitian ini menggunakan tikus jantan

Wistar sehat yang diperoleh dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma belum

pernah digunakan untuk percobaan lain, tidak ada kelainan tubuh, berusia 2 bulan, bobot

150-180 g.

Pembuatan sediaan hidrogel scarless wound healing

Pada penelitian ini, sediaan yang akan dibuat adalah gel dengan penambahan zat aktif

piroksikam dan basis gel itu sendiri (Gel). Formula basis hidrogel acuan yang digunakan

telah dioptimasi oleh Yuliani (2012) sebagai berikut:

R/ Carbopol 1

CMC-Na 0,5

Ca-alginat 0,5

Trietanolamin sampai pH 7

Gliserol 12,5

Asam borat 0,5

Kalium sorbat 0,2

Etanol 10

Akuades ad 100

m f. gel

Tabel I. Formula sediaan hidrogel scarless wound healing

Formula Gel Gel Piroksikam

1

Gel Piroksikam

2

Gel Piroksikam

3

Basis 100 98,75 97,5 95

Piroksikam - 1,25 2,5 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

3

Kemudian dikembangkan CMC-Na dalam akuades selama 24 jam, lalu ditambahkan Ca-

alginat dan diaduk hingga homogen (Campuran A). Campuran A ditambahkan kalium

sorbat dan asam sorbat yang telah dilarutkan bersama larutan carbopol. Lalu ditambahkan

gliserol dan diaduk hingga homogen. Kemudian ditambahkan TEA sedikit demi sedikit

sampai pH 7 dan diaduk hingga homogen (Campuran B). Campuran B disterilisasi

menggunakan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Kemudian campuran B yang

telah disterilisasi ditambahkan piroksikam 1,25; 2,5 dan 5%.

Uji daya sebar

Hidrogel ditimbang sebanyak 0,5 g dan diletakkan di tengah kaca bundar yang berskala,

ditutup dengan kaca penutup dengan penambahan beban sehingga total berat penutup dan

beban ialah 125 g, dibiarkan selama satu menit. Pengukuran dihitung dari diameter yang

terbentuk dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.

Uji homogenitas

Sediaan gel diletakkan pada object glass secukupnya dan ditutup dengan object glass

lainnya, ditekan hingga merapat dan pengujian dilakukan tiga kali.

Uji viskositas

Sediaan diletakkan secukupnya pada plate rheosys. Uji viskositas dijalankan menggunakan

alat rheosys (Merlin VR) menggunakan sistem cone and plate dan pengujian dilakukan

pengulangan sebanyak tiga kali.

Uji sterilitas

Kabinet LAF dibersihkan dengan etanol 70% dan lampu UV dinyalakan selama 24 jam.

Peralatan yang digunakan juga disterilkan sebelumnya menggunakan autoklaf pada 121ºC

selama 15 menit. Sebanyak 21 g Nutrient Agar (Oxoid) ditimbang dan ditambahkan pada

750 mL akuades, diaduk hingga homogen. Media NA dipanaskan dengan hotplate

magnetic stirrer sampai homogen, dan dituang sebanyak 15 mL tiap tabung reaksi dan

ditutup dengan penutup yang sesuai. Media NA tersebut disterilisasi menggunakan

autoklaf pada 121ºC selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Dalam LAF media NA yang

telah steril dituang pada cawan petri, dan penuangan dilakukan didekat bunsen. Media NA

dibiarkan memadat dalam cawan petri. Sediaan gel yang akan diuji disiapkan, kemasan

dibersihkan dengan etanol 70%. Jarum ose yang akan digunakan dipanaskan di atas

bunsen hingga memijar, dan didinginkan. Kemasasn gel dibuka secara aseptis didekat

nyala bunsen, dan sedikit gel dibuang, kemudian diambil 1 ose gel dan digoreskan secara

zig-zag pada permukaan media NA. Ose yang digunakan untuk penggoreskan harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

4

dipijarkan setiap penggunaannya. Tiap cawan petri diberi label dan dibungkus dengan

plastic warp, dan diinkubasi terbalik dalam LAF tanpa nyala bunsen selama 24 jam dan

dilakukan pengamatan setelahnya.

Uji aktivitas pada tikus

Ditimbang 3 ekor tikus jantan galur Wistar dengan berat badan (150-180 g) berumur 2

bulan. Tiap tikus dibuat 5 luka eksisi menggunakan biopsy punch, perlakuan tiap luka

eksisi yaitu gel (basis), gel piroksikam 1,25%, gel piroksikam 2,5%, gel piroksikam 5%

dan tanpa diberi sediaan hidrogel. Krim depilatori diberikan pada bagian punggung tikus

dan didiamkan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan kapas basah (air bersih), hingga

tampak kulit punggungnya. Tikus dibiarkan selama 48 jam. Tikus diberi anestesi melalui

injeksi i.m. ketamin 40-50 mg/kgBB dibagian paha dan ditunggu hingga tikus tertidur.

Kulit punggung tikus dibasahi dengan etanol 70% dan dibuat luka secara eksisi

menggunakan biopsy punch dengan diameter 3 mm dan kedalaman 2 mm. Sebanyak 0,1

mL gel dioleskan pada luka menggunakan spuit tanpa jarum suntiknya dan pemberian

sediaan dilakukan tiap 12 jam hingga luka sembuh. Tikus dieutanasia dengan injeksi

ketamin dengan dosis 100 mg/kgBB, kemudian kulit punggung diambil dengan ukuran 2x2

cm dan disimpan dalam pot berisi formalin 10%. Kemudian dimonitor dan area luka

dihitung.

Uji histopatologi pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE)

Sampel berupa jaringan kulit dari perlakuan diambil dan dilakukan pengecatan dengan

hematoxylin eosin. Pemeriksaan histopatologi secara mikroskopis untuk mengetahui

perubahan secara histopatologi dari jaringan kulit. Uji histopatologi hematoxylin-eosin

dilakukan oleh Laboratorium Patologi Anatomi Universitas Gadjah Mada.

Tata cara Analisis Hasil

Analisis kuantitatif Pengukuran waktu penyembuhan luka pada tikus dihitung dengan

persamaan:

( ) a ea luka pada a i ke- -a ea luka pada a i ke-n

a ea luka pada a i ke-

Pengukuran persentase penutupan luka pada tikus dilakukan tiap hari sampai luka

menutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

5

Analisis kualitatif Pengamatan histopatologi akan memberikan perbandingan hasil secara

mikroskopis antara struktur kulit dengan penyembuhan luka eksisi dan struktur kulit

normal tikus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan gel scarless wound healing

Formula yang digunakan untuk pembuatan hidrogel scarless wound healing berdasarkan

formula sediaan gel wound healing pada penelitian Formulasi Sediaan hidrogel

Penyembuh Luka Ekstrak Etanol Daun Binahong. Hidrogel scarless wound healing ini

termasuk produk steril karena merupakan sediaan topikal penyembuh luka (Akers, 2010).

Proses formulasi hidrogel scarless wound healing dalam suasana aseptis di dalam LAF

yang telah dibersihkan dengan etanol dan didiamkan selama 24 jam dibawah sinar UV.

Sterilisasi basis gel dilakukan dengan autoklaf pada suhu 121oC dan tekanan 1 kgf/cm

2

selama 15 menit, kondisi tersebut akan menyebabkan mikroorganisme yang berada di

dalam basis gel akan mati akibat degradasi asam nukleat dan denaturasi enzim (Adji,

Zuliyanti, and Lara, 2007).

Uji Sifat Fisis

Uji sifat fisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji daya sebar, uji homogenitas

dan uji viskositas. Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui penyebaran gel scarless

wound healing pada saat diaplikasikan ke kulit. Uji homogenitas sediaan dilakukan untuk

memastikan bahwa gel scarless wound healing terabsorpsi dengan dosis yang seragam

saat diaplikasikan pada kulit. Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui nilai viskositas

sediaan yang dibuat serta karakteristik rheologi sediaan. Data rata-rata hasil uji daya sebar,

homogenitas dan viskositas disajikan dalam Tabel II.

Tabel II. Rata-rata hasil uji daya sebar, homogenitas dan viskositas (n = 3)

Sediaan Daya sebar ± SD

(cm) Homogenitas

Viskositas ± SD

(Pa.s)

Gel 4,092±0,170 Homogen 2,832±0,386

Piroks 1 4,333±0,243 Homogen 2,301±0,108

Piroks 2 4,375±0,238 Homogen 2,030±0,191

Piroks 3 4,283±0,265 Homogen 2,443±0,077

Nilai viskositas gel, piroks 1,25%, piroks 2,5%, dan piroks 5% adalah 2,030-2,832 Pa.S

serta daya sebar 4,092-4,375 cm. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa semua

sediaan homogen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

6

Hasil uji rheologi menunjukkan bahwa nilai shear stress bertambah seiring meningkatnya

nilai shear rate, sediaan termasuk dalam sifat alir non-Newtonian tipe pseudoplastis.

Gambar 1. Grafik hasil uji rheologi Gel; Piroks 1,25%; Piroks 2,5%; Piroks 5%

Uji Sterilitas

Uji sterilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hidrogel scarless wound healing yang

diformulasi secara aseptis berhasil mempertahankan sterilitasnya atau tidak. Hidrogel

scarless woundhealling harus dalam kondisi steril ketika diaplikasikan pada luka (Akers,

2010) karena dikhawatirkan dapat menyebabkan infeksi. Berdasarkan hasil pengamatan

pada Gambar 2 menunjukkan bahwa semua hidrogel berhasil mempertahankan

sterilitasnya dari awal pembuatan meskipun pada hidrogel scarlesss wound healing tidak

mengandung bahan anti mikroba.

50

60

70

80

90

100

110

120

110,00 130,00 150,00 170,00 190,00 210,00

She

ar r

ate

(1

/s)

Shear stress (Pa)

Grafik rheologi sediaan

Gel

Piroks 1,25%

Piroks 2,5%

Piroks 5%

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

7

Gambar 2. Hasil uji sterilitas: Gel (a); Piroks 1.25% (b); Piroks 2,5% (c); Piroks 5% (d) (n

= 3)

Perlakuan Terhadap Hewan Uji

Penelitian ini menggunakan tikus dengan kriteria antara lain tikus spesies Rattus

norvegicus dengan galur Wistar, usia 2 bulan, bobot berkisar antara 150-180 g. Usia dan

berat badan merupakan faktor yang dikontrol untuk meminimalisir variabel pengacau tak

terkendali pada tikus. Deviasi berat badan tikus yaitu 30 g agar tidak menyebabkan

perbedaan ketebalan kulit yang kemudian dapat mempengaruhi kecepatan proses

penyembuhan luka dan mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias. Tiap tikus menerima

perlakuan berupa lima luka eksisi dan digunakan tiga tikus sebagai replikasi.

Pemberian anestesi ketamin secara intramuskular pada bagian paha dilakukan untuk

menjamin bahwa tikus tidak merasa sakit saat diberikan luka eksisi pada punggungnya.

Diberi jarak antar luka agar tidak mengganggu proses pengamatan. Luka eksisi tidak

dibuat dibagian kulit leher karena bagian leher merupakan bagian yang aktif bergerak

sehingga akan menghambat proses penyembuhan luka. Hidrogel diaplikasikan sesaat

setelah luka eksisi dibuat, kemudian dilanjutkan setiap 12 jam berikutnya hingga luka

sembuh. Setelah persentase penyembuhan luka mencapai 100%, tikus di euthanasia.

Kemudian diambil bagian kulit punggung tikus lalu disimpan dalam pot yang berisis

formalin 10% untuk selanjutnya dilakukan pembuatan preparat dengan pengecatan

Hematoxylin-Eosin dan diamati dibawah mikroskop.

Kecepatan Penyembuhan Luka

Persentase penyembuhan luka (% wound closure) mencapai 100% untuk ketiga tikus

antara 10-12 hari. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan data hari dengan %

wound closure yang telah mencapai 100%, data disajikan pada Tabel III.

(c) (d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

8

Tabel III. Rata-rata waktu penyembuhan luka (n = 3)

Perlakuan luka Rata-rata (hari)

± SD

Kontrol 12 ± 0,577

Gel 12 ± 0,577

Piroks 1 11 ± 0,577

Piroks 2 11 ± 0,577

Piroks 3 11 ± 0,577

Waktu penyembuhan luka berdasarkan data hari penyembuhan dengan % wound closure

100% antar tiap formula menunjukkan bahwa piroks 1,25%, piroks 2,5% dan piroks 5%

tidak berbeda secara signifikan, waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka rata-rata

11 hari. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kecepatan penyembuhan

luka berdasarkan data hari penyembuhan dengan % wound closure 100% antar tiap

formula.

Uji Histopatologi Kulit Tikus

Uji histopatologi dilakukan setelah luka menutup secara sempurna untuk melihat struktur

kulit secara mikroskopis antara kulit normal dan kulit dengan penyembuhan luka eksisi.

Hasil histopatologi disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Preparat hasil uji histopatologi Hematoxylin-Eosin (4x10) (n = 1) Tikus Piroks

5%

Keterangan:

: Scar area

n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

9

Tabel IV. Pengukuran Scar Index

Gambar 4. Preparat hasil uji histopatologi Hematoxylin-Eosin (4x10) (n = 1): Tikus

Tanpa Perlakuan (a); Tikus Kontrol (b); Tikus Gel (c); Tikus Piroks 1,25% (d); Tikus

Piroks 2,5% (e); Tikus Piroks 5% (f).

Keterangan:

j: Epidermis

k: Jaringan granulasi

l: Pembuluh darah

m: Folikel rambut

n: Jaringan ikat

o: Kolagen

Tabel V. Hasil Pengamatan Histopatologi: Tikus Tanpa Perlakuan; Tikus Kontrol ; Tikus

Gel; Tikus Piroks 1,25%; Tikus Piroks 2,5%; Tikus Piroks 5%

Perlakuan Hari penyembuhan Keterangan

Tikus tanpa perlakuan (a) -

Struktur kulit pada tikus tanpa

perlakuan lengkap karena tidak

mengalami proses luka

Formula Scar index (µm) Scar area (µm2) Dermal thickness (µm)

Kontrol 0,999 164.182 164.291

Gel 1,517 164.528 108.452

Piroks 1,25% 1,389 80.390 57.897

Piroks 2,5% 1,055 209.250 198.370

Piroks 5% 0,120 32.337 269.352

(a) (b) (c)

(d) (f) (e)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

10

Perlakuan Hari penyembuhan Keterangan

Tikus piroks 1,25% (d) 11 ± 0,577

Struktur kulit pada tikus

dengan perlakuan piroks 1

terbentuknya jaringan

epidermis, jaringan granulasi

dan kolagen. Jumlah jaringan

granulasi masih banyak

sedangkan kolagen yang

tebentuk masih sangat sedikit,

ini menunjukkan proses

penyembuhan luka sampai

tahap proliferasi.

Tikus piroks 2,5% (e) 11 ± 0,577

Struktur kulit pada tikus

dengan perlakuan piroks 2

terbentuk epidermis, jaringan

granulasi dan jaringan ikat.

Jumlah jaringan granulasi

masih sangat banyak dan

belum terbentuk kolagen, ini

menunjukkan proses

penyembuhan luka sampai

tahap proliferasi.

Tikus piroks 5% (f) 11 ± 0,577

Struktur kulit pada tikus

dengan perlakuan piroks 3

sudah terbentuk struktur yang

lengkap seperti tikus tanpa

perlakuan. Jaringan yang

terbentuk antara lain

epidermis, jaringan ikat, folikel

rambut, pembuluh darah dan

kolagen. Jaringan granulasi

sudah tidak ada dan kolagen

yang terbentuk sudah cukup

sempurna/beraturan, ini

menunjukkan proses

penyembuhan luka sampai

tahap remodelling.

Proses penyembuhan luka melalui tiga fase utama yaitu fase inflamasi, proliferasi dan

remodelling. Berdasarkan hasil pengamatan histopatologi semua tikus telah melewati fase

inflamasi. Tahap proliferasi ditandai terbentuknya jaringan granulasi dan pembuluh darah

sedangkan tahap remodelling ditandai dengan pembentukan kolagen. Tikus yang diberikan

formula gel, piroks 1,25% dan piroks 2,5% masih berada pada fase proliferasi, ini

menunjukkan bahwa tertutupnya luka yang sempurna tidak diiringi dengan proses

penyembuhan luka yang sempurna. Sedangkan untuk tikus kontrol dan tikus yang diberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

11

piroks 5%, proses penyembuhan luka sudah mencapai tahap remodelling. Meskipun pada

tikus kontrol proses penyembuhan luka sudah mencapai fase remodelling, pembentukan

kolagen serta jaringan ikat tidak sempurna dan tidak adanya pembuluh darah. Hal ini

berbeda dengan tikus yang diberi piroks 5% yang juga telah sampai fase remodelling,

pembentukan kolagen serta jaringan ikat sudah tebentuk sempurna dan juga terdapat

pembuluh darah, sehingga diyakini formula piroks 5% merupakan formula optimal yang

mampu memberikan hasil penyembuhan luka yang sempurna. Parut luka terjadi akibat

akumulasi berlebih dari matriks ekstraseluler yang tidak beraturan (Larson et al, 2010).

Scarless apabila nilai scar index 0 dan kolagen yang tersusun sudah beraturan. Hasil

perhitungan scar index disajikan dalam Tabel V. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui

bahwa nilai scar index dari yang terbesar sampai terkecil adalah kontrol Gel > Piroks

1,25% > Piroks 2,5% > Piroks 5%. Semakin besar nilai scar index sebanding dengan

besarnya tebal luka. Piroks 5% dengan scar index paling kecil menandakan ketebalan luka

yang semakin kecil.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, formula optimal yang berperan sebagai scarless wound

healing dilihat dari uji histopatologi menunjukkan tikus dengan perlakuan piroks 5%

memiliki scar index paling kecil dan kolagen yang terbentuk sudah cukup beraturan.

Selanjutnya setelah ditemukan konsentrasi optimal dapat dilakukan penelitian untuk

mengetahui formula gel scarless wound healing yang optimal kemudian dibuktikan dengan

uji aktivitas formula optimal dengan konsentrasi piroksikam 5%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih ditujukan kepada Laboratorium Farmasi Fakultas Universitas Sanata

Dharma, Laboratorium Patologi Anatomi Universitas Gadjah Mada, dan Laboratorium

Invvi yang sudah mendukung penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abd-Allah, F., Dawaba,H.M., Mansour,A., Samy,A.M., 2011. Evaluation of the Anti-

Inflammatory and Analgesics Effects of Piroksikam-Loaded Microemulsion in

Topical Formulations, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences 3, (2), 66.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

12

Adji,D., Zuliyanti, Larashanty, H., 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol

70%, Inframerah, Otoklaf, dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus

subtilis. Journal Sain Veteriner, 25(1), 17-24.

Akers, M.J., 2010. Sterile Drug Products, Informa Healthcare, London, 2.

Beanes, S.R., Dang, C., Soo, C., dan Ting, K., 2003. Skin Repair and Scar Formation: The

Central Role of TGF-β, Cambridge University Press, (5), 8.

Beldon, P., 2010. Basic Science of Wound Healing, Surgery, (28), 409-412.

Blomme, E.A.G., et al., 2003. Selective cyclooxygenase-2 inhibition does not affect he

healing of cutaneous full-thickness incisonal wounds in SKH-1 mice, British Journal

of Dermatology, (148), 212.

Larson, B.J., Longaker, M.T., dan Lorenz, H.P., 2010. Scarless Fetal Wound Healing: A

Basic Science Review, American Society of Plastic Surgeons, 1-4.

Ho, S., Marcal, H., dan Foster L.J.R., 2014. Towards Scarless Wound Healing: A

Comparison of Protein Expression between Human, Adult and Foetal Fibroblasts,

Biomedical Research International, 1.

Okan, D., Woo, K., Ayello, E., dan Sibbald, R.G., 2007. The Role of Moisture Balance in

Wound Healing, Adv Skin Wound Care, 40-48.

Yuliani, S.H., 2012. Ekstrak Etanol Daun Binahong, Disertasi, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

13

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal skripsi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit sebagai perlindungan (barrier) utama pada tubuh manusia juga sebagai gambaran

kesehatan secara visual sehingga kesehatan kulit menjadi hal yang penting untuk

diperhatikan. Salah satu yang mengganggu kesehatan kulit adalah keberadaan luka. Parut

luka menjadi hal yang dihindari guna menjaga kesehatan kulit (Ho et al, 2014).

Parut luka terjadi akibat akumulasi berlebih dari matriks ekstraseluler yang tidak

beraturan (Larson et al, 2010). Akumulasi matriks ekstraseluler terjadi akibat peningkatan

proliferasi fibroblas, sel fibroblas bertanggung jawab untuk sintesis matriks ekstraseluler

dan berbagai komponen jaringan, termasuk kolagen dan fibrin. Fibroblas kemudian

berdiferensiasi menjadi myofibroblasts, yang merupakan sel yang bertanggung jawab

untuk deposisi kolagen dan kontraksi luka (Beanes et al, 2003; Larson et al, 2010).

Peningkatan proliferasi fibroblas tersebut merupakan tanggung jawab dari

Cyclooxygenase-2 (COX-2) (Blomme et al, 2003). Cyclooxygenase-2 (COX-2) adalah

metabolit yang diproduksi oleh sel endothelial yang akan terekspresi pada saat fase

inflamasi (Eligini et al, 2009).

Piroksikam memiliki aktivitas antiinflamasi, analgesik, antipiretik dalam

penghambatan sintesis prostaglandin yang merupakan nonsteroidal anti-inflammatory

drugs (NSAID) (Abd-Allah et al, 2011). Piroksikam merupakan nonselektif inhibitor yang

dapat menghambat Cyclooxygenase-1 (COX-1) dan Cyclooxygenase-2 (COX-2) (Abd-

Allah et al, 2011). Piroksikam sebagai antiinflamasi dapat menekan respon inflamasi yaitu

COX-2 yang berperan dalam pembentukan parut luka, dengan mengurangi proses inflamasi

sehingga pembentukan parut luka pun akan berkurang (Larson et al, 2010).

Bentuk sediaan topikal yang dipilih yaitu hidrogel. Hidrogel merupakan sediaan

semiocclusive yang terdiri dari sebagian besar air dan polimer berfungsi untuk

meningkatkan viskositas dan melapisi permukaan kulit yang terluka (Okan et al, 2007).

Hidrogel yang bersifat semiocclusive akan menjaga kelembaban pada luka karena sediaan

hidrogel memiliki viskositas yang tinggi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan

jaringan baru, memfasilitasi autolytic debridement dan mempercepat penyembuhan luka

kronis dan luka akut (Okan et al, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Berapa konsentrasi efektif piroksikam dalam sediaan hidrogel scarless wound yang

mampu menyembuhkan dan meminimalkan parut luka eksisi tikus galur Wistar ?

1.3 Tujuan

Mengetahui konsentrasi efektif piroksikam dalam sediaan hidrogel scarless wound

yang mampu menyembuhkan luka eksisi pada tikus galur Wistar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

14

1.4 Urgensi Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan sediaan hidrogel piroksikam yang

dapat mengurangi proses inflamasi sehingga mengurangi pembentukan parut luka serta

memenuhi kebutuhan sediaan scarless wound yang masih sangat sedikit dipasaran.

1.5 Kontribusi Penelitian

Dalam penelitian ini diharap mampu bermanfaat dalam perkembangan ilmu

pengetahuan secara khusus dibidang kefarmasian yang berkaitan dengan aktivitas

piroksikam sebagai zat antiinflamasi dalam sediaan hidrogel scarless wound sehingga

dapat dijadikan sumber acuan pada penelitian selanjutnya.

1.6 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah kadar efektif piroksikam dalam

sediaan hidrogel yang dapat mengurangi pembentukan parut luka.

1.7 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mampu membuktikan secara ilmiah mengenai kadar

efektif piroksikam sebagai sebagai zat antiinflamasi untuk mengetahui efektifitasnya dalam

scarless wound.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

15

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LUKA

2.1.1 Proses Penyembuhan Luka

Luka didefinisikan sebagai gangguan struktur dan fungsi dari anatomi secara normal

merupakan respon fisiologis dari berbagai faktor penyebab luka. Luka dapat menyebabkan

pendarahan, vessel contraction disertai koagulasi dan respon inflamasi (Velnar et al, 2009).

Proses penyembuhan luka melalui 4 fase bertahap yaitu fase hemostatis, inflamasi,

proliferasi dan remodelling. Fase inflamasi berperan penting dalam fagositisis dan

debriment material asing dan membunuh bakteri dengan munculnya mediator inflamasi

yang penting dalam migrasi fibroblas pada luka dan memproduksi subsekuen dari kolagen

baru (Surgery, 2006).

Selama berlangsung proses inflamasi neutrofil terakumulasi diarea sekitar luka yang

berperan sebagai ‘w a ’ melalui fagositosis. Kemudian proses pembersihan luka

dilanjutkan dengan monosit yang berperan sebagai makrofag pada luka. Apabila terjadi

gangguan pada makrofag maka akan memperlambat proses penyembuhan luka. Ketika

teraktivasi, makrofag akan merilis PDGF dan TGF-β akan menarik fibroblas dan sel-sel

otot polos ke dalam luka. Selain berperan memfagositosis bakteri pada luka, makrofag

juga menarik sel vaskular endotelial ke dalam luka yang berperan dalam proses

angiogenesis (Beldon, 2010).

Selanjutnya pada fase proliferasi akan terjadi granulasi jaringan. Proses ini akan

melepaskan vascular endothelial growth factor (VEGF), basic fibroblast factor (bFF) dan

TGF-β yang akan mengaktivasi proses angiogenesis. Proses angiogenesis saling

bergantung dengan produksi matrik ekstraseluler baru yang berperan dalam mendukung

pembentukan pembuluh darah. Sel yang bertanggung jawab pada pembentukan matriks

ekstraseluler adalah fibroblas. Fibroblas tertarik ke dalam luka oleh sitokin yang

diproduksi oleh makrofag. Kemudian fibroblas akan meningatkan produksi kolagen. Lalu,

fibroblas akan bermodifikasi menjadi myofibroblas yang akan bertanggung jawab pada

kontraksi luka dan desposisi kolagen (Beldon, 2010; Larson et al, 2010). Selanjutnya

terjadi reepitelisasi yang berperan dalam pengembalian fungsi barrier pada luka (Surgery,

2006).

Fase yang terakhir yaitu remodelling yang berlangsung selama bertahun-tahun sejak

terjadinya luka. Pada proses ini, fibroblas meregulasi kerusakan matriks pada luka oleh

metalloproteinase dan sintesis matriks ekstraseluler baru. Selama proses remodelling dapat

terjadi ketidakseimbangan antara proses degradasi dan sintesis yang akan menghasilkan

pembentukan parut luka abnormal seperti keloid (Beldon, 2010).

2.1.2 Parut luka

Pembentukan luka parut dapat disebabkan karena proses inflamasi, fibroplasia,

granulasi jaringan dan pematangan luka. Cyclooxygenase-2 (COX-2) sebagai respon dari

proses inflamasi bertanggung jawab atas peningkatan proliferasi fibroblas (Blomme et al.,

2003; Eligini et al., 2009). Sel fibroblas bertanggung jawab untuk untuk sintesis matriks

ekstraseluler dan berbagai komponen jaringan, termasuk kolagen dan fibrin. Fibroblas

kemudian berdiferensiasi menjadi myofibroblasts, yang merupakan sel yang bertanggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

16

jawab untuk deposisi kolagen dan kontraksi luka (Larson et al, 2010). Selain itu TGF-β

yang dilepaskan sebagai respon inflamasi khususnya penambahan exogenous TGF-β1

dapat menurunkan ekspresi kolagenase. Kolagenase merupakan matriks metalloproteinase

yang berfungsi mendegradasi kolagen dan penting sebagai modulator bagi matriks

ekstraseluler. Penurunan aktivitas kolagenase menghasilkan lebih banyak akumulasi

kolagen di matriks ekstraseluler yang akhirnya juga membentuk parut luka (Beanes et al,

2003; Larson et al, 2010).

2.2 PIROKSIKAM

Piroksikam memiliki aktivitas antiinflamasi, analgesik, antipiretik dalam

penghambatan sintesis prostaglandin yang merupakan nonsteroidal anti-inflammatory

drugs (NSAID) (Abd-Allah et al, 2011). Piroksikam merupakan nonselektif inhibitor yang

dapat menghambat Cyclooxygenase-1 (COX-1) dan Cyclooxygenase (COX-2)(Abd-Allah

et al, 2011). Mediator utama pada proses terjadinya luka adalah COX-2 yang berfungsi

memproduksi protaglandin (Yates et al, 2012). COX-2 terinduksi sebagai respon dari

proses inflamasi bertanggung jawab atas peningkatan proliferasi fibroblas yang berperan

penting dalam pembentukan parut luka (Lee et al, 2003; Blomme et al., 2003). Sehingga

dengan menghambat COX-2 akan mengurangi proses inflamasi maka pembentukan luka

parut akan berkurang (Lee et al, 2003; Larson et al, 2010).

2.3 HIDROGEL

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel

anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan

(Dirjen POM, 2014). Hidrogel merupakan sediaan semiocclusive yang terdiri dari sebagian

besar air dan polimer seperti poly(methacrylates) dan polyvinylpyrrolidine (Okan et al,

2007; Boateng et al, 2008). Hidrogel mengandung 70-90% air sehingga cocok digunakan

pada luka (Boateng et al, 2008). Hidrogel yang bersifat semiocclusive akan menjaga

kelembaban pada luka karena sediaan hidrogel memiliki viskositas yang tinggi sehingga

dapat mempercepat pertumbuhan jaringan baru, memfasilitasi autolytic debridement dan

mempercepat penyembuhan luka kronis dan luka akut (Okan et al, 2007). Keuntungan

lainnya, hidrogel tidak menimbulkan iritasi dan akan terasa dingin ketika diaplikasikan

sehingga disukai banyak orang (Boateng et al, 2008).

2.4 LANDASAN TEORI

Luka merupakan gangguan struktur dan fungsi dari kulit. Proses penyembuhan luka

melalui 3 fase yaitu fase inflamasi, proliferasi dan remodelling. Pembentukan parut luka

terjadi karena akumulasi matriks ekstraseluler akibat peningkatan proliferasi fibroblas

yang merupakan tanggung jawab dari COX-2. Cyclooxygenase-2 (COX-2) terkspresi pada

saat fase inflamasi. Penggunan piroksikam sebagai nonsteroidal anti-inflammatory drugs

(NSAID) memiliki peran sebagai antiinflamasi, analgesik, antipiretik yang secara

nonselektif akan menghambat kerja enzim COX-1 dan COX-2. Penghambatan enzim

COX-2 pada fase inflamasi oleh piroksikam akan mengurangi akumulasi matriks

ekstraseluler penyebab parut luka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

17

2.5 HIPOTESIS

Penambahan zat aktif piroksikam dengan kadar efektif pada sediaan hidrogel diduga

dapat mengurangi pembentukan parut luka eksisi pada hewan uji tikus galur Wistar dengan

menggunakan metode uji hispatologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

18

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang be judul “Optimasi Kadar Piroksikam dalam Sediaan Hidrogel

sebagai Scarless Wound pada Luka Eksisi Tikus galur Wistar” ini te masuk ekspe imental

murni sederhana dengan rancangan acak lengkap pola searah.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah daya pengurangan pembentukan

parut luka (parameter: diameter kolagen baru).

3.2.2 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi piroksikam dalam sediaan

hidrogel scarless wound.

3.2.3 Variabel Pengacau

3.2.3.1 Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada penelitian

ini adalah berat badan tikus, galur tikus, jenis kelamin tikus, dan asupan gizi tikus.

3.2.3.2 Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali pada

penelitian ini adalah kondisi patologis hewan uji (tikus).

3.2.4 Definisi Operasional

3.2.4.1 Parut luka. Parut luka ialah jaringan yang terbentuk dari hasil proses

penyembuhan luka akibat fase inflamasi.

3.2.4.2 Uji Hispatologi. Suatu pengamatan kulit tikus menggunakan mikroskop

cahaya dengan adanya bantuan zat pewarna tertentu.

3.2.4.3 Kadar piroksikam. Konsentrasi piroksikam sebesar 1,25 g; 2,5 g; dan 5 g.

3.2.4.4 Sediaan hidrogel. Sediaan topikal menggunakan basis carbopol, CMC-Na

dan Ca-alginat dengan pelarut akuades.

3.3 Bahan Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

3.3.1.1 Populasi. Populasi pada penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Wistar dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

3.3.1.2 Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah 3 ekor tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur Wistar berumur 2 bulan dari Laboratorium Imono

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang memiliki berat badan (150-180 g).

3.3.2 Bahan Penelitian

Piroksikam sebagai zat aktif. Kalium sorbat dan asam borat digunakan sebagai

pengawet. Carbopol, CMC-Na dan Ca-alginat sebagai gelling agent. Gliserol sebagai

humektan. TEA digunakan untuk meningkatkan pH. Akuades sebagai pelarut. Etanol

96% sebagai kosolven. Etanol 70% digunakan dalam sterilisasi ruangan. Nutrien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

19

Agar (Oxoid) sebagai media dalam uji sterilitas, ketamine digunakan untuk anastesi

dan euthanasia, krim depilatory untuk mencukur bulu tikus, formalin 10% sebagai

pengawet jaringan kulit. Larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alcohol, larutan

ammonium, larutan stok Eosin alcohol 1% dan larutan working Eosin digunakan

dalam uji histopatologi.

3.4 Alat Penelitian

Beaker glass, stirrer, mortir, stamper, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, plastic

wrap, kapas, ose, spuit injeksi, pinset, kaca bundar, object glass, corong, alumunium foil,

gunting, scalpel, blade, mikroskop cahaya, biopsy punch.

3.5 Tata Cara Penelitian

Gambar 1. Skema penelitian

3.5.1 Sterilitasi ruangan

Proses sterilisasi 24 jam sebelum melakukan proses gel scarless wound dengan

membersihkan ruangan menggunakan etanol 70% termasuk sudut-sudut dan lantai

ruangan. Lampu UV dalam LAF dinyalakan selama 24 jam.

3.5.2 Sterilisasi tube

Sterilisasi ini dilakukan dengan mencuci tube menggunakan etanol 70%, bersamaan

dengan plastik filling gel yang dibiarkan di bawah sinar UV pada LAF selama 24 jam

bersamaan dengan proses sterilisasi ruangan.

Sterilisasi ruangan &

tube

Pembuatan hidrogel

scarless wound

Uji sifat fisika-kimia hidrogel scarless wound

Uji sterilitas hidrogel scarless wound

Perlakuan:

1. Pemberian luka pada tikus

2. Pemberian hidrogel scarless wound

Pengukuran wound closure

Uji histopatologi-Pengecatan

Hematoxylin-Eosin (HE)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

20

3.5.3 Pembuatan gel scarless wound

Pada penelitian sediaan yang akan dibuat adalah gel dengan penambahan zat aktif

piroksikam dan basis gel itu sendiri (Gel). Formula basis gel acuan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

R/ Carbopol 1

CMC-Na 0,5

Ca-alginat 0,5

Trietanolamin sampai pH 7

Gliserol 12,5

Asam borat 0,5

Kalium sorbat 0,2

Etanol 10

Akuades ad 100

m f. gel

Tabel I. Formula sediaan hidrogel scarless wound

Kemudian dikembangkan CMC-Na dalam akuades selama 24 jam, lalu ditambahkan

Ca-alginat dan diaduk hingga homogen (Campuran A). Campuran A ditambahkan

kalium sorbat dan asam sorbat yang telah dilarutkan bersama larutan carbopol. Lalu

ditambahkan gliserol dan diaduk hingga homogen. Kemudian ditambahkan TEA

sedikit demi sedikit sampai pH 7 dan diaduk hingga homogen (Campuran B).

Campuran B disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121ºC selama 30 menit.

3.5.4 Uji daya sebar

Hidrogel ditimbang sebanyak 0,5 g dan diletakkan di tengah kaca bundar yang

berskala, ditutup dengan kaca penutup dengan penambahan beban sehingga total berat

penutup dan beban ialah 125 g, dibiarkan selama satu menit. Pengukuran dihitung dari

diameter yang terbentuk dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.

3.5.5 Uji homogenitas

Sediaan gel diletakkan pada object glass secukupnya dan ditutup dengan object glass

lainnya, ditekan hingga merapat dan pengujian dilakukan tiga kali.

3.5.6 Uji sterilitas

Kabinet LAF dibersihkan dengan etanol 70% dan lampu UV dinyalakan selama 24

jam. Peralatan yang digunakan juga disterilkan sebelumnya menggunakan autoklaf

Formula Gel Gel

Piroksikam 1

Gel

Piroksikam 2

Gel

Piroksikam 3

Basis 100 98,75 97,5 95

Piroksikam - 1,25 2,5 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

21

pada 121ºC selama 15 menit. Sebanyak 21 gram Nutrient Agar (Oxoid) ditimbang dan

ditambahkan pada 750 mL akuades, diaduk hingga homogen. Media NA dipanaskan

dengan hotplate magnetic stirrer sampai homogen, dan dituang sebanyak 15 mL tiap

tabung reaksi dan ditutup dengan penutup yang sesuai. Media NA tersebut disterilisasi

menggunakan autoklaf pada 121ºC selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Dalam

LAF media NA yang telah steril dituang pada cawan petri, dan penuangan dilakukan

didekat bunsen. Media NA dibiarkan memadat dalam cawan petri. Sediaan gel yang

akan diuji disiapkan, kemasan dibersihkan dengan etanol 70%. Jarum ose yang akan

digunakan dipanaskan di atas bunsen hingga memijar, dan didinginkan. Kemasasn gel

dibuka secara aseptis didekat nyala bunsen, dan sedikit gel dibuang, kemudian diambil

1 ose gel dan digoreskan secara zigzag pada permukaan media NA. Ose yang

digunakan untuk penggoreskan harus dipijarkan setiap penggunaannya. Tiap cawan

petri diberi label dan dibungkus dengan plastic warp, dan diinkubasi terbalik dalam

LAF tanpa nyala bunsen selama 24 jam dan dilakukan pengamatan setelahnya.

3.5.7 Perlakuan pada tikus

Ditimbang 3 ekor tikus jantan galur Wistar dengan berat badan (150-180 g) berumur 2

bulan. Tiap tikus dibuat 5 luka eksisi menggunakan biopsy punch, perlakuan tiap luka

eksisi yaitu gel (basis), gel piroksikam 1, gel piroksikam 2, gel piroksikam 3 dan tanpa

diberi sediaan hidrogel. Krim depilatory diberikan pada bagian punggung tikus dan

didiamkan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan kapas basah (air bersih), hingga

tampak kulit punggungnya. Tikus dibiarkan selama 48 jam. Tikus diberi anestesi

melalui injeksi i.m. ketamine 40-50 mg/kgBB dibagian paha dan ditunggu hingga

tikus tertidur. Kulit punggung tikus dibasahi dengan etanol 70% dan melakukan luka

secara eksisi menggunakan biopsy punch dengan diameter 3 mm dan kedalaman 2

mm. Sebanyak 0,1 mL gel dioleskan pada luka menggunakan spuit tanpa jarum

suntiknya dan pemberian sediaan dilakukan tiap 12 jam hingga luka sembuh. Tikus

dieutanasia dengan inhalasi ketamine dengan dosis 100 mg/kgBB, kemudian kulit

punggung diambil dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin

10%. Kemudian dimonitor dan area luka dihitung.

Keterangan Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

a Kontrol Piroks 2 Gel (basis)

a

b

a c

a

d

a e

a

Gambar 2. Pola perlakuan pada punggung tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

22

b Gel (basis) Piroks 3 Piroks 1

c Piroks 1 Kontrol Piroks 3

d Piroks 2 Piroks 1 Kontrol

e Piroks 3 Gel (basis) Piroks 2

Tabel II. Keterangan pola perlakuan pada punggung tikus

3.5.9. Uji Histopatologi

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pengecatan ini diawali dengan proses (trimming) yaitu pemotongan jaringan

menggunakan scalpel.

2. Proses dehidrasi, pada proses ini air yang terkandung dalam jaringan

dikeluarkan menggunakan reagen pembersih.

3. Impregnasi yaitu penetrasi parafin ke dalam jaringan.

4. Embedding, meletakkan jaringan tersebut di atas sebuah balok kayu sebagai alas

pemotongan jaringan dengan pisau mikrotom (cutting).

5. Proses pengecatan (staining) secara berurutan menggunakan xylol, alkohol

absolut, akuades, harris hematoxylin, acid alkohol, eosin, dan alkohol 96%.

6. Mounting yaitu penutupan dengan object glass dengan cover glass dan hasil

histopatologinya diamati pada mikroskop cahaya (Olympus tipe BH-2, Olympus

Corp., Jepang).

3.6 Tata Cara Analisis

3.6.1 Analisis kuantitatif

Pengukuran kecepatan penyembuhan luka pada tikus dihitung dengan persamaan:

( )

3.6.2 Analisis kualitatif

Pemeriksaan histopatologi secara mikroskopis untuk mengetahui perubahan secara

histopatologi dari jaringan kulit. Uji histopatologi ini menggunakan jaringan kulit dari

hewan uji yang telah diberi perlakuan dengan luka eksisi, kontrol dan tanpa

perlakuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

23

Lampiran 2. Ethical clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

24

Lampiran 3. Certificate of Analysis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

25

Lampiran 4. Data hasil uji sifat fisis

Hasil uji viskositas

Viskositas (Pa.s) Gel piroks 1 piroks 2 piroks 3

Replikasi 1 2,387 2,310 2,092 2,364

Replikasi 2 3,069 2,190 1,816 2,447

Replikasi 3 3,039 2,404 2,183 2,518

Rata-rata 0,386 0,108 0,191 0,077

SD 2,832 2,301 2,030 2,443

Hasil uji daya sebar

Daya sebar (cm) Gel piroks 1 piroks 2 piroks 3

Replikasi 1 4,150 4,275 4,625 4,525

Replikasi 2 4,225 4,600 4,350 4,325

Replikasi 3 3,900 4,125 4,150 4,000

Rata-rata 0,170 0,243 0,238 0,265

SD 4,092 4,333 4,375 4,283

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

26

Lampiran 5. Data wound closure

Tabel total hari 100% wound closure

Tikus Piroks 1 Piroks

2 Piroks 3 Kontrol Basis

1 11 11 10 12 12

2 11 11 10 11 11

3 12 12 11 12 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

27

Lampiran 6. Statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

29

Lampiran 7. Gambar histopatologi

Gambar uji histopatologi tikus tanpa perlakuan

Gambar uji histopatologi tikus gel

Gambar uji histopatologi tikus piroks 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

30

Gambar uji histopatologi tikus piroks 2

Gambar uji histopatologi tikus piroks 3

Gambar uji histopatologi tikus kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

31

Lampiran 8. Foto dokumentasi kegiatan penelitian

Sedian hidrogel scarless wound

Proses uji sterilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

32

Proses uji sifat fisis sediaan hidrogel scarless wound

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: OPTIMASI KADAR PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN HIDROGEL …repository.usd.ac.id/8361/2/138114035_full.pdf · Eksisi Tikus galur Wistar´ dapat dseesaa dega ba. Selama penulisan skripsi ini,

33

BIOGRAFI PENULIS

Penulis sk ipsi yang be judul “Optimasi Kada

Piroksikam dalam Sediaan Hidrogel Sebagai Scarless Wound

Pada Luka Eksisi Tikus Galu Wista ” memiliki nama lengkap

Hesti Dwi Fajriyanti. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24

Januari 1996 dari pasangan Bapak Suryanto dan Ibu Sunaryati.

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis

telah menyelesaikan pendidikan di TK Islam Mutiara

Karawang pada tahun 2000 hingga 2001, lalu melanjutkan

pendidikan di SD Negeri Pancawati II pada tahun 2001 hingga

2007. Penulis menempuh sekolah menengah di SMP Negeri 3

Klari pada tahun 2007 hingga 2010 kemudian melanjutkan ke tingkat menengah atas di

SMA Negeri 1 Karawang pada tahun 2010 hingga 2013. Penulis melanjutkan pendidikan

tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma pada tahun 2013 hingga 2016. Selama menjadi

mahasiswa di Fakultas Farmasi Sanata Dharma, penulis cukup aktif daam berbagai

kegiatan kemahasiswaan dan kepanitiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI