Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

30
Pandangan Ulama tentang Qadha dan Qadar (takdir), Ikhtiar, Tawakal, dan Doa

Transcript of Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Page 1: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Pandangan Ulama tentang Qadha

dan Qadar (takdir), Ikhtiar,

Tawakal, dan Doa

Page 2: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Page 3: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Pandangan Ulama tentang

Qadha dan Qadar (takdir),

Ikhtiar, Tawakal, dan Doa

KELOMPOK IV

(11) HANIFA Puspa

Anindya

(10) Frisaranda DEWA

Sukarno

(04) AZKY Abdillah

(27) SHAFIRA Hany

(30) YUNI Artika R.

(13) INDRIA Dewi A.

Page 4: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

“Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, pencipta alam semesta termasuk di

dalamnya perbuatan manusia itu sendiri. Tuhan juga bersifat Maha Kuasa dan

memiliki kehendak yang bersifat mutlak dan absolut. Dari sinilah banyak timbul

pertanyaan sampai di manakah manusia sebagai ciptaan Tuhan bergantung

pada kehendak dan kekuasaan mutlak Tuhan dalam menentukan perjalanan

hidupnya? Apakah Tuhan memberi kebebasan terhadap manusia untuk

mengatur hidupnya? Ataukah manusia terikat seluruhnya pada kehendak dan

kekuasaaan Tuhan yang Absolut?

Page 5: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

1.

FAHAM QADARIYAH

Page 6: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Qadariyah diambil dari bahasa Arab, dasar katanya adalah

qadara yang memiliki arti kemampuan atau kekuasaan.

Adapun pengertian qadariyah berdasarkan terminologi adalah

suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia

tidak diintervensi oleh Tuhan, artinya tanpa campur tangan

Tuhan atau dengan kata lain tidak mengakui adanya qadar

bagi Tuhan. Mereka menyatakan, bahwa tiap-tiap hamba Tuhan

adalah pencipta bagi segala perbuatannya; dia dapat berbuat

sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.

Page 7: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Dalam bahasa Inggris qadariyah ini diartikan sebagai free will

and free act, bahwa manusialah yang mewujudkan

perbuatan-perbuatan dengan kemauan dan tenaganya.

Menurut Ahmad Amin, qadariyah pertama kali dimunculkan

oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy

Page 8: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Doktrin yang dikembangkan oleh kaum Qadariyah ini

diantaranya:

Manusia mempunyai daya dan kekuatan untuk

menentukan nasibnya, melakukan segala sesuatu yang

diinginkan baik dan buruknya. Jadi surga atau neraka

yang didapatnya bukan merupakan takdir Tuhan

melainkan karena kehendak dan perbuatannya sendiri.

Page 9: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Secara alamiah manusia mempunyai takdir yang tak dapat

diubah mengikuti hukum alam seperti tidak memiliki sayap

untuk terbang, tetapi manusia memiliki daya untuk

mengembangkan pemikiran dan daya kreatifitasnya

sehingga manusia dapat menghasilkan karya untuk

mengimbangi atau mengikuti hukum alam tersebut dengan

menciptakan pesawat terbang.

Page 10: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Jadi, secara tidak langsung Qadariyah adalah aliran yang berpendapat

bahwa takdir itu tidak ada. Dan segala sesuatu itu tergantung pada

diri sendiri. Jika ia berkehendak, maka ia dapat memberikan petunjuk

pada dirinya sendiri, barangsiapa menghendaki juga dapat

menyesatkan dirinya sendiri, serta siapa yang berkehendak, maka ia

dapat menghinakan dirinya, dan siapa yang memuliakan dirinya, maka

ia akan mengantarkan dirinya kepada kebaikan. Semuanya itu

kembali pada kehendak hamba itu sendiri dan tidak ada

hubungannya sama sekali dengan kehendak Tuhan.

Page 11: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka

barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia

beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia

kafir” (Qs.Al-Kahfi:29)

“Sesungguhnya Allah SWT tidak merubah keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri”.(Qs.Ar-raad:11)

“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka

Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk

(kemudharatan) dirinya sendiri”.(Qs.An-Nisa’:111)

Page 12: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

2.

FAHAM JABARIYAH

Page 13: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Faham Jabariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa

manusia “majbur”, artinya tidak berdaya apa-apa. Kasab

atau usaha tidak ada sama sekali.

Tokoh di dalam paham Jabariyah sebagai pencetus dan

penyebar aliran ini adalah Ja’ad Ibn Dirham (wafat 124 H).

Page 14: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Menurut al-Syahrastani, al-jabr berarti meniadakan

perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya (nafy al-

fi'l 'an al'abd haqiqah) dan menyandarkan perbuatan itu

kepada Tuhan. Menurut paham ini, manusia tidak kuasa

atas sesuatu. Karena itu, manusia tidak dapat diberi sifat

"mampu" (istitha'ah). Manusia sebagai dikatakan Jahm ibn

Shafwan, terpaksa atas perbuatan-perbuatannya, tanpa

ada kuasa (qudrah), kehendak, (iradah), dan pilihan

bebas (al-ikhtiyar).

Page 15: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia,

sebagaimana perbuatan Tuhan atas benda-benda mati.

Oleh karena itu, perbuatan yang disandarkan kepada

manusia harus dipahami secara majazy, seperti halnya

perbuatan yang disandarkan pada benda-benda. Misalnya

ungkapan, "Pohon berbuah, air mengalir, dan batu

bergerak”.

Page 16: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia,

sebagaimana perbuatan Tuhan atas benda-benda mati.

Oleh karena itu, perbuatan yang disandarkan kepada

manusia harus dipahami secara majazy, seperti halnya

perbuatan yang disandarkan pada benda-benda. Misalnya

ungkapan, "Pohon berbuah, air mengalir, dan batu

bergerak”.

Page 17: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Jadi, Dilihat dari segi pendekatan kebahasaan, Jabariyah

berarti ‘keterpaksaan’ , artinya suatu paham bahwa

manusia tidak dapat berikhtiar. Dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah fatalism atau predestination

(segalanya ditentukan oleh Tuhan) Memang dalam aliran ini

paham keterpaksaan melaksanakan sesuatu bagi manusia

sangat dominan, karena segala perbuatan manusia telah

ditentukan semula oleh Tuhan.

Page 18: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

“Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu baginya, Ya

Allah tidak ada sesuatu yang dapat menahan apa-apa

yang Engkau telah berikan, tidak berguna kesungguhan

semuanya bersumber dariMu ”

(H.R Bukahri)

“Tidak ada bencana yang menimpa bumi dan diri kamu,

kecuali telah ditentukan di dalam buku sebelum kamu

wujud”

(Q.S. Al-Anfal)

Kamu tidak menghendaki, kecuali Allah menghendaki.

(Q.S. al-lnsan: 30)

Page 19: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Pada masa sahabat (Khulafa at-Rasyidin) kelihatannya sudah

ada orang yang berpikir Jabariyah. Diceritakan bahwa Umar ibn

al-Khatab pernah menangkap seorang pencuri. Ketika diintrogasi,

pencuri itu berkata, "Tuhan telah menentukan aku mencuri."

Umar menghukum pencuri itu dan mencambuknya berkali-kali.

Ketika keputusan itu ditanyakan kepada Umar, ia menjawab:

"Hukum potong tangan untuk kesalahannya mencuri, sedang

cambuk (jilid) untuk kesalahannya menyandarkan perbuatan

dosa kepada Tuhan.”

Page 20: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

3.

FAHAM ASYARI’AH

Page 21: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar
Page 22: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

4.

DALIL NAQLI

Page 23: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

FAHAM QADARIYAH

Page 24: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

" Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu. dan janganlh kamu berbuat kerusakan di (muka)

bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berbuat kerusakan. "

Al-Qashash (28) : 77

Page 25: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

"Dan apabila ia berpaling, ia berjalan di bumi, untuk

mengadakan kerusakan padanya dan merusak tanam-

tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai

kebinasaan".

Al-Baqarah (2) : 205

Page 26: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

‘”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,

sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya

dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah

amat dekat kepaa orang-orang yang berbuat baik.“

Al-A’raf : 56

Page 27: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata :

“Orang-orang yang penyayang itu

disayangi oleh Allah yang Maha

Penyayang. Maka sayangilah yang di

bumi, niscaya yang berada di langit

menyayangi kalian”.

[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 216, no. 1989, dan ia berkata : Ini hadits

hasan shahih]

Page 28: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Shukron.Ada pertanyaan?

Page 29: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

Daftar Pustaka

1. http://ansarbinbarani.blogspot.co.id/2013/03/paham-jabariah-

dan-qadariah-pak-mukrim.html

2. http://www.1001-kisahislami.com/2015/02/beriman-kepada-

qadha-dan-qadar.html

3. http://hafiana9.blogspot.co.id/2012/05/qadha-dan-qadar.html

Page 30: Pandangan Ulama tentang Qada dan Qadar

“Manusia mempunyai daya dan kekuatan untuk menentukan nasibnya,

melakukan segala sesuatu yang diinginkan baik dan buruknya. Jadi surga atau

neraka yang didapatnya bukan merupakan takdir Tuhan melainkan karena

kehendak dan perbuatannya sendiri, berbeda dengan yang di I’tiqadkan

ahlusunnah wal jama’ah yang menyatakan pekerjaan manusia pada lahirnya

dikerjakan oleh manusia tetapi pada kahikatnya Tuhanlah yang menjadikan dan

manusia adalah perantara sebagai sebab terjadinnya

(dengan ikhtiyar dan kasab)