Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
-
Upload
alfikariyanti -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
1/20
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
ERGONOMI II
PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2015
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
2/20
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II
SEMESTER III
TIM PENYUSUN :
1. Ipop Sjarifah, Dra., M.Si Ketua2. Lusi Ismayenti, ST., M.Kes Anggota
3. Khotijah, SKM., M.Kes Anggota4. Haris Setyawan, SKM., M.Kes Anggota5. Ica Yuniar Sari, SST Anggota6. Ervansyah Wahyu Utomo, SST Anggota
PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
3/20
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Semua mahasiswa wajib mengikuti rangkaian kegiatan praktikum yang telah
dijadwalkan sebelumnya.
2. Apabila mahasiswa tidak bisa mengikuti rangkaian kegiatan praktikum, maka
harus ada pemberitahuan secara lisan maupun tertulis serta wajib mengikuti di
luar jadwal praktikum.
3. Setiap kegiatan praktikum semua mahasiswa wajib membawa kartu praktikum
dan menandatangani daftar hadir sebagai bukti keikutsertaan.
4. Berpakaian rapi, sopan (baju berkrah & sepatu tertutup) dan datang tepat waktu.
5. Laporan wajib dikumpulkan maksimal 1 minggu setelah praktikum/praktek
6. Dilarang melakukan hal-hal yang mengganggu suasana ketika praktikum
berlangsung dan merusak peralatan praktikum.
7. Kerusakan alat yang disebabkan mahasiswa atau kelompok, maka harus
memperbaiki/mengganti alat tersebut.
8. Peraturan yang belum ditetapkan akan diatur dikemudian hari.
9. Bagi pelanggar peraturan akan dikenakan SANKSI yang berhubungan dengan
nilai praktikum.
10. Peraturan akan tetap berlaku sampai adanya peraturan baru.
Surakarta, Juli 2015
Kepala Program,
Ipop Sjarifah, Dra.,M.Si NIP 19560328 198503 2 001
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
4/20
PEDOMAN K3 UNTUK KEGIATAN PRAKTIKUM
A. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan
partisipasi seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan.
Dengan demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian
ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman.
B. PEDOMAN K3 DI LABORATORIUM
1. Potensi Bahaya
a. Bahaya ListrikHal-Hal yang Perlu Diperhatikan :
1) Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop kontak dan
circuit breaker ) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada
kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada
asisten
2) Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya
listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
3) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada
diri sendiri atau orang lain
4) Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau
sisa air wudhu
5) Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
Penanganan Jika terjadi Kecelakaan Akibat Bahaya Listrik
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus
listrik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu
terjadi:
1) Jangan panik
2) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja
masing-masing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik
3) Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari
sumber listrik
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
5/20
4) Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di
sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
b. Bahaya Api Atau Panas Berlebih
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan :
1) Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke
dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum
2) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api
atau panas yang berlebihan
3) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau
panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain
4) Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiapaktivitas praktikum
Penanganan Jika Terjadi Bahaya Api atau Panas Berlebih
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi
bahaya api atau panas berlebih :
1) Jangan panik
2) Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di
sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih3) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja
masing-masing
4) Menjauh dari ruang praktikum
c. Bahaya Benda Tajam Dan Logam
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan :
1) Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke
ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan2) Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung,
gelang dll.
3) Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan
dapat melukai
4) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri
sendiri atau orang lain
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
6/20
Penanganan Terjadi Kecelakaan Akibat Benda Tajam
1) Jangan panik
2) Lakukan pertolongan pertama sesuai dengan prosedur P3K
3) Beritahukan dan minta bantuan praktikan lain atau asisten mengenai
kejadian tersebut
2. Penggunaan Peralatan Praktikum
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat-alat
praktikum :
1) Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan
alat tersebut/SOP penggunaan alat.
2) Perhatikan dengan baik penjelasan dari Asisten mengenai caramengoperasikan alat tersebut
3) Perhatikan dan patuhi peringatan ( warning ) yang biasa tertera pada badan
alat
4) Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-
alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya.
Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
5) Pahami jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
tersebut sesuai jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan
6) Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari
benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapatmengakibatkan kerusakan pada alat tersebut
7) Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan.
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
7/20
C. PEDOMAN K3 PRAKTEK KUNJUNGAN
1. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
a. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum melaksanakan praktek
kunjungan perusahaan, antara lain :
1) Mahasiswa wajib mengikuti SAFETY INDUCTION yang diberikan
pembimbing lapangan.
2) Mahasiswa wajib mematuhi seluruh peraturan yang ada di tempat
praktek/perusahaan
3) Mahasiswa wajib membaca label dan MSDS yang tersedia.
4) Mahasiswa wajib mengetahui jalur evakuasi diri dan titik berkumpul
jika ada keadaan darurat.
5) Mahasiswa wajib memakai APD yang ditentukan oleh pihak
perusahaan/instansi praktek ketika memasuki area kerja.
6) Mahasiswa wajib mengikuti seluruh instruksi pembimbing
Perusahaan.
7) Mahasiswa dilarang memotret/mengambil gambar ditempat praktek
tanpa seizin pihak pembimbing.
8) Jika terjadi insiden mahasiswa wajib melaporkan kejadian insidenkepada pembimbing lapangan.
9) Jika terjadi keadaan darurat, mahasiswa hendaknya menyelamatkan
diri sesuai jalur evakuasi yang ada di perusahaan.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan praktek kunjungan,
antara lain :
1) Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya
listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
2) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada
diri sendiri atau orang lain
3) Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas
praktikum/praktek
4) Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke
dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum
5) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api
atau panas yang berlebihan
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
8/20
6) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau
panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain
7) Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap
aktivitas praktikum
8) Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke
ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
9) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri
sendiri atau orang lain
c. Lain-Lain
Jika terjadi insiden, mahasiswa harap langsung melapor ke asisten atau
pembimbing lapangan
D. SANKSI
Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
praktikum/praktek yang bersangkutan.
E. LAIN-LAINDilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
Surakarta, Juli 2015
Kepala Program
Ipop Sjarifah, Dra., M.Si
NIP. 19560328 198503 2 001
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
9/20
KELELAHAN KERJA
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui metode atau cara mengukur kelelahan kerja.
2. Untuk menganalisa hasil pengukuran kelelahan kerja.
B. DASAR TEORI
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem
aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah kelelahan
biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi
semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot
dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot/perasaan
nyeri pada otot. Sedang kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya
kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni; intensitas lamanya
kerja fisik; keadaan lingkungan; sebab-sebab mental; status kesehatan dan keadaan
gizi (Grandjean, 1993)
Kelelahan di sini adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efesiensi
dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya
penurunan kesiagaan (Grandjean, 1985). Lelah seperti itu mempunyai arti yang
lebih luas dari pada kelelahan otot yang dirasakan sebagai sakit atau nyeri pada otot-
otot, kelelahan seperti itu adalah kelelahan yang bersifat umum.
Banyak definisi yang diberikan pada kelelahan ini tetapi secara garis
besarnya dapat dikatakan bahwa kelelahan ini merupakan suatu pola yang timbul
pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap individu, yang telah tidak
sanggup lagi untuk melakukan aktifitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh
dua hal, yaitu akibat kelelahan fisiologis (fisik dan kimia) dan akibat kelelahan
psikologis (Mental dan fungsionil ). Hal ini bisa bersifat obyektif (akibat perubahan
performance ) dan bisa bersifat subyektif (akibat perubahan dalam perasaan dankesadaran).
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
10/20
Berdasarkan waktu terjadinya kelelahan, maka kelelahan dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1) Kelelahan Akut adalah kelelahan yang terjadi dengan cepat yang pada umumnya
disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh yang berlebihan.
2) Kelelahan Kronis adalah kelelahan yang terjadi bila kelelahan berlangsung
setiap hari dan berkepanjangan (Grandjean dan Kogi, 1971).
Gejala yang nampak jelas akibat kelelahan kronis antara lain :
1) Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran
atau asosial terhadap orang lain.
2) Munculnya sikap apatis terhadap orang lain
3) Depresi berat, dan lain-lain.Berdasarkan penyebab terjadinya kelelahan, maka kelelahan dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1) Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor fisik di
tempat kerja antara lain oleh suhu dan kebisingan (Singleton, 1972). Dari segi
fisiologis, tubuh manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan
bakar dan memberikan out put berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan
aktifitas sehari-hari. Kerja fisik yang c ontinue dipengaruhi oleh faktorlingkungan fisik, misal : penerangan, kebisingan, panas dan suhu.
2) Kelelahan Psikologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologis
(Singleton, 1972). Kelelahan psikologis terjadi oleh adanya pengaruh diluar diri
berupa tingkah laku atau perbuatan alam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti
suasana kerja, interaksid dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.
Berdasarkan proses terjadinya kelelahan, maka dibedakan menjadi :
1)
Kelelahan Otot yaitu suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibatkontraksi yang berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama mnegakibatkan
keadaan yang disebut kelelahan otot. Otot yang lelah menunjukkan kurangnya
kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi
serta otot menjadi gemetar.
2) Kelelahan Umum yaitu suatu perasaan yang menyebar yang disertai adanya
penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas. Perasaan adanya
kelelahan secara umum dapat ditandai dengan berbagai kondisi antara lain :
lelah pada organ penglihatan (mata), mengantuk, stress (pikiran tegang) dan rasa
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
11/20
malas bekerja atau (circadium fatigue). Selain itu juga ditandai dengan motivasi
kerja yang diakibatkan oleh kelelahan fisik dan psikis.
Berpengaruh terhadap mekanisme-mekanisme di atas, baik secara sendiri-
sendiri ataupun sekaligus. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk
sisa dalam otot dan perdaran darah, dimana produk-produk sisa dalam otot. Dan
peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi
kelangsungan aktivitas otot atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa-sisa ini
mempengaruhi serat-serat saraf dan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan orang
menjadi lambat bekerjanya jika sudah lelah.
a. Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat KerjaMenurut Grandjean, 1995 penyebab terjadinya kelelahan kerja adalah sebagai
berikut :
1) Intensitas dan lama kerja mental dan fisik.
2) Lingkungan : iklim, penerangan, kebisingan, getaran, dll.
3) Circadian Rhythm
4) Problem fisik : tanggung jawab, kekhawatiran konflik
5) Kenyerian dan kondisi kesehatan6) Nutrisi.
b. Gejala Kelelahan Kerja
Menurut Gilmer (1966) dan Cameron (1973) menyebutkan bahwa gejala-gejala
kelelahan adalah sebagai berikut :
1) Gejala yang mungkin berakibat pada pekerjaan seperti penurunan
kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi, cara berpikiratau perbuatan anti social, tidak cocok dengan lingkungan, depresi, kurang
tenaga, dan kehilangan inisiatif.
2) Gejala umum yang sering menyertai gejala-gejala diatas adalah sakit
kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung, kehilangan nafsu
makan serta gangguan pencernaan.
c. Penilaian Kelelahan Kerja
Deteksi atau penilaian tentang kelelahan kerja dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain :
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
12/20
1) Kualitas dan kuantitas hasil kerja. Kualitas hasil kerja dapat dilihat pada
prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan waktu.
Sedangkan kualitas kerja diperoleh dengan menilai kualitas pekerjaan
seperti jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan material dan lain-lain.
2) Pencatatan perasaan subyektif kelelahan kerja, yaitu dengan cara
Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPKK)
3) Pengukuran gelombang listrik pada otak dengan Electroenchepalography
(EEG)
4) Uji psikomotor (Psycomotor test) dapat dilakukan dengan cara melibatkan
fungsi persepsi, interprestasi dan reaksi motor dengan menggunakan alat
digital reaction timer dan flicker fussion
5) Uji Mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan
yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Bourdon Wiersman test merupakan salah satu
alat yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan
konsentrasi.
C. PERALATAN
Alat yang digunakan adalah Reaction Timer (pengukuran kelelahan denganmenggunakan waktu reaksi). Waktu reaksi adalah waktu yang terjadi antara
pemberian rangsang tunggal sampai timbulnya respons terhadap rangsang tersebut.
Rangsang yang digunakan pada alat ini berupa cahaya dan suara. Satuan waktu
reaksi adalah milidetik.
D. CARA KERJA ALAT
1.
Periksa baterai dengan memasang adaptor pada stop kontak, lalu alat di ”ON”kan.
2. Pastikan angka pada display menunjukan 000,0 jika belum tekan tombol reset.
3. Untuk menilai dengan sensor cahaya, maka tekan tombol untuk sensor cahaya.
4. Operator siap untuk menekan saklar rangsang cahaya demikian juga probandus
siap melihat lampu pada alat.
5. Operator menekan saklar sensor cahaya, probandus secepatnya menekan saklar
OFF, untuk sensor cahaya apabila melihat cahaya lampu.
6. Untuk menilai dengan suara maka tekan tombol untuk sensor suara.
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
13/20
7. Cara pemeriksaan untuk sensor suara adalah sama dengan cara sensor cahaya,
hanya saja probandus siap untuk mendengar suara dari alat
8. Pemeriksaan di lakukan sebanyak 20 kali, dengan catatan pemeriksaan nomor 1-
5 dan nomor 16-20 dihilangkan karena 1-5 adalah dalam taraf penyesuaian alat
dan nomor 16-20 dianggap tingkat kejenuhan mulai muncul.
Perlu diperhatikan agar hasil lebih akurat :
a. Pemberian rangsang tidak kontinyu.
b. Jarak maksimal sumber rangsang dengan subyek yang diperiksa maksimum 0,5
m.
c. Konsentrasi subyek hanya pada sumber rangsang (tidak boleh melihat maupun
pemeriksa).
d. Waktu reaksi yang digunakan dapat keduanya atau hanya salah satu (suara atau
cahaya saja).
E. INTERPRETASI HASIL
Kelelahan dapat diklasifikasikan berdasarkan rentang atau range waktu reaksi
sebagai berikut :
Normal (N)
Kelelahan Kerja Ringan (Kkr)
Kelalahan Kerja Sedang (Kks)
Kelelahan Kerja Berat (Kkb)
: waktu reaksi 150,0 – 240,0 mili detik
: waktu reaksi 240,0 < x < 410, 0 mili detik
: waktu reaksi 410,0 ≤ x < 580,0 mili detik
: waktu reaksi ≥ 580, 0 mili detik
Sumber : Balai Hiperkes dan Keselmatan Kerja tahun 2010
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
14/20
LAM PIRAN 1
KRITERIA PENILAIAN PRETEST/POSTESTPROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2015
Nilai : Kedispilinan ( bobot 1 ) + Penampilan ( bobot 1 ) + Nilai Tes ( bobot 2 )4
KETERANGAN :1. Kedisiplinan adalah keterlambatan kedatangan dihitung per 15 menit.2. Penampilan
a. Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana panjang dan sepatu dengan rapi
b. Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atausepatu sandal)
c. Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana panjang
3. Nilai Pretes/Postest adalah nilai yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakanPretest/Postest.
KRITERIA PENILAIAN
KEDISIPLINAN
PENAMPILAN NILAIPRETEST/POSTESTKETERLAMBATAN
KEDATANGAN (MENIT)
0 100 Rapi 85
1 - 15 88 Kurang Rapi 65
16 - 30 75 Tidak Rapi 25
31 - 45 63
45 - 60 50
61 - 75 48
76 - 90 35
91 - 105 23
106 - 120 10
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
15/20
KRITERIA PENILAIAN PRAKTIKUMPROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014
KRITERIA PENILAIAN
KEDISIPLINAN
PENAMPILAN KEAKTIFAN TINGKATPEMAHAMAN
KETERLAMBATANKEDATANGAN
(MENIT)
0 100 Rapi 85 Aktif 85 Sangat baik 100
1 – 15 88 Kurang Rapi 65 Kurang Aktif 65 Baik 80
16 – 30 75 Tidak Rapi 25 Tidak Aktif 25 Sedang 60
31 – 45 63 Kurang 40
45 – 60 50
61 – 75 48
76 – 90 35
91 – 105 23
106 – 120 10
Nilai Praktek :
5)2((bobot1)(bobot1) bobot1)( bobot ahamanTingkatPem Keaktifan Penampilanan Kedisiplin
KETERANGAN :1. Kedisiplinan adalah keterlambatan kedatangan dihitung per 15 menit
2. Penampilana. Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana
panjang dan sepatu dengan rapi b. Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di
jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atausepatu sandal)
c. Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana panjang
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
16/20
3. Keaktifan
a. Aktif : Jika praktikan ≥80% berperan aktif dalam kegiatan praktikum dari awal sampai akhir
b. Kurang Aktif : Jika praktikan 60% - ≤80% berperan aktif dalam kegiatan praktikum dari awal sampai akhirc. Tidak Aktif : Jika praktikan 0% - ≤60% berperan aktif dalam kegiatan
praktikum dari awal sampai akhir4. Tingkat Pemahaman
a. Sangat Baik : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak100%
b. Baik : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak80%
c. Sedang : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak60%
d. Kurang : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak40%
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
17/20
KRITERIA PENILAIAN LAPORANPROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014
Nilai Laporan :
KRITERIA PENILAIANKesalahan
FormatKedisplinan Jumlah
LembarIsi
Hari KeterlambatanPengumpulan
Ketajaman Analisa
0 85-100 0 85-100 ≥25 85-100 SangatBaik
1001 84 1 80 24 842 83 2 75 23 83 Baik 853 82 3 70 22 82 Kurang
Baik70
4 81 4 65 21 815 80 5 60 20 80 Salah 06 78 6 55 19 797 76 7 50 18 788 74 8 40 17 779 72 9 30 16 76
10 70 10 20 15 7511 68 >10 10 14 7312 66 Tidak
mengumpulkan
0 13 7013 64 12 68
14 62 11 6615 60 10 64
16 57 9 6117 54 8 5618 51 7 5119 48 6 4520 45 5 3821 42 4 3822 39 3 3023 36 2 2024 33 1 1025 30 0 026 27 Keterangan :
1. Penilaian dilakukan setelah revisi pertama2. Kesalakan format adalah kesalahan penulisan yang tidak sesuai
dengan pedoman format yang diberikan3. Kedisiplinan adalah keterlambatan hari pengumpulan laporan4. Jumlah lembar adalah jumlah lembar laporan yang dikumpulkan
mulai dari halaman depan hingga daftar pustaka5. Isi adalah pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan
standar perundang-undangan dan teori yang sesuai referensi6. Penilaian 85-100, adalah hasil penilaian prerogative asisten masing-
masing
27 2428 2129 1830 15
>30 10Salahsemua
0
5)2((bobot1)(bobot1) bobot1)( bobot Isiar JumlahLemban Kedisiplinormat Kesalahanf
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
18/20
KRITERIA PENILAIAN PRESENTASIPROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETTAHUN 2014
KRITERIA PENILAIAN
PENAMPILAN KEAKTIFAN CARAPENYAMPAIAN
TANYA JAWAB
Rapi 75 - 90 Aktif 75 – 90 Sangat baik 75 - 90 Jawab Benar 75 – 90
KurangRapi 60 – 74
KurangAktif 60 – 74 Baik 60 - 74
Jawab KurangBenar 60 – 74
TidakRapi ≤ 60
TidakAktif ≤ 60 Kurang ≤ 60 Jawab Salah ≤ 60
TidakMenjawab 0
Nilai :
Penampilan ( bobot 1 ) + Keaktifan ( bobot 1 ) + Cara Penyajian ( bobot 1 ) + Tanya Jawab ( bobot 2 ) 5
KETERANGAN :1. Penampilana. Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana
panjang dan sepatu dengan rapi. b. Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di
jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atausepatu sandal)
c. Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana panjang
2. Keaktifana. Aktif : Jika praktikan 75 – 90 % berperan aktif dalam
presentasi dari awal sampai akhir b. Kurang Aktif : Jika praktikan 60% - 74 % berperan aktif dalam
presentasi dari awal sampai akhirc. Tidak Aktif : Jika praktikan ≤ 60 % berperan aktif dalam presentasi
dari awal sampai akhir
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
19/20
-
8/18/2019 Panduan Praktikum Ergonomi II D4K3 Th 2015
20/20
KRITERIA PENILAIAN MAKALAH
PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN 2015
Nilai :
4)2((bobot1)(bobot1) bobot Isiar JumlahLemban Kedisiplin
KRITERIA PENILAIAN
KedisplinanJumlah Lembar
IsiHari Keterlambatan
Pengumpulan Ketajaman Analisa
0 85-100 ≥25 85-100 Sangat Baik 1001 80 24 842 75 23 83 Baik 853 70 22 82 Kurang Baik 704 65 21 81
5 60 20 80 Salah 06 55 19 797 50 18 788 40 17 779 30 16 76
10 20 15 75>10 10 14 73
Tidakmengumpulkan
0 13 7012 6811 6610 649 618 567 516 455 384 383 302 201 100 0
Keterangan :1. Penilaian dilakukan setelah makalah dikumpulkan2. Kedisiplinan adalah keterlambatan hari pengumpulan laporan3. Jumlah lembar adalah jumlah lembar laporan yang dikumpulkan mulai dari halaman depan
hingga daftar pustaka4. Isi adalah pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan standar perundang-undangan
dan teori yang sesuai referensi5. Penilaian 85-100, adalah hasil penilaian prerogative asisten masing-masing