Paper Pitiriasis Versikolor.docx

15
Pitiriasis Versikolor 2013 PENDAHULUAN Pitiriasis versikolor merupakan salah satu golongan mikosis superfisialis nondermatofitosis yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Disebut non dermatofitosis karena jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit, sehingga hanya mampu menyerang lapisan kulit yang paling luar. 5 Penyakit ini bersifat kronik dan asimtomatik serta ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang bersisik. Tempat predileksi terutama pada badan, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala yang berambut dan terkadang dapat menyerang ketiak. 1,2,3 Penyakit ini dikenal untuk pertama kali sebagai penyakit jamur pada tahun 1846 oleh Eichsted Robin pada tahun 1853 memberi jamur penyebab penyakit ini dengan nama Microsporum furfur dan pada tahun 1889 oleh Baillon spesies ini diberi nama Mallassezia furfur. Penelitian selanjutnya dan sampai sekarang menunjukkan bahwa Malassezia furfur dan Pityrosporum Orbiculare merupakan organisme yang sama. 1,6 Pitiriasis Versikolor yang dikenal juga dengan istilah Tinea versikolor, Kromofitosis, Dermatomikosis, Liver spots, Tinea flava, pitiriasis versikolor flava dan panau. 2,4 Penyakit kulit ini terjadi secara universal dan terutama terjadi di daerah tropis, seperti Indonesia. 1,2 Penyakit ini banyak ditemukan di daerah yang social ekonominya rendah dan berhubugan dengan buruknya hygiene Page 1

description

paper

Transcript of Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Page 1: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

PENDAHULUAN

Pitiriasis versikolor merupakan salah satu golongan mikosis superfisialis

nondermatofitosis yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Disebut non

dermatofitosis karena jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna

keratin kulit, sehingga hanya mampu menyerang lapisan kulit yang paling luar.5 Penyakit ini

bersifat kronik dan asimtomatik serta ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang

bersisik. Tempat predileksi terutama pada badan, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher,

muka, kulit kepala yang berambut dan terkadang dapat menyerang ketiak.1,2,3

Penyakit ini dikenal untuk pertama kali sebagai penyakit jamur pada tahun 1846 oleh

Eichsted Robin pada tahun 1853 memberi jamur penyebab penyakit ini dengan nama

Microsporum furfur dan pada tahun 1889 oleh Baillon spesies ini diberi nama Mallassezia

furfur. Penelitian selanjutnya dan sampai sekarang menunjukkan bahwa Malassezia furfur

dan Pityrosporum Orbiculare merupakan organisme yang sama.1,6

Pitiriasis Versikolor yang dikenal juga dengan istilah Tinea versikolor, Kromofitosis,

Dermatomikosis, Liver spots, Tinea flava, pitiriasis versikolor flava dan panau.2,4 Penyakit

kulit ini terjadi secara universal dan terutama terjadi di daerah tropis, seperti Indonesia.1,2

Penyakit ini banyak ditemukan di daerah yang social ekonominya rendah dan

berhubugan dengan buruknya hygiene perorangan.6 pitiriasis versikolor terutama mengenai

usia 15-24 tahun dimana glandula sebasea lebih aktif. Tidak ada perbedaan antara pria dan

wanita.7

Page 1

Page 2: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

PITIRIASIS VERSIKOLOR

DEFINISI

Pitiriasis versikolor (BAILLON 1889) adalah penyakit jamur superficial yang kronik,

biasanya tidak memberikan keluhan subyektif dan tidak disertai peradangan, berupa bercak

berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan

kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher,muka, dan

kulit kepala yang berambut.2,3

ETIOLOGI

Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya pitiriasis versikolor

ialah pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau pityrosporum ovale yang berbentuk

oval. Keduanya merupakan organisme yang sama. Faktor predisposisi yang mendukung

terjadinya perubahan dari spora saprofit menjadi parasit adalah faktor endogen atau eksogen.1

Endogen : Kulit berminyak, hyperhidrosis, genetik, imunodefisiensi, sindroma

cushing dan malnutrisi.

Eksogen : Kelembaban dan suhu yang tinggi, higienis, pakaian yang tertutup

rapat, dan penggunaan emolien yang berminyak.5

EPIDEMIOLOGI

Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai di daerah

tropis oleh karena tingginya temperature dan kelembaban. Menyerang hampir semua usia

terutama remaja, Pitiriasis versikolor terutama mengenai usia 15 – 24 tahun dimana gladula

sebasea lebih aktif.7 Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita, walaupun di Amerika

Serikat dilaporkan bahwa penderita berusia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria dan

0,6% wanita. Insiden yang akurat di Indonesia belum ada namun diperkirakan 40-50% dari

populasi di Negara tropis terkena penyakit ini, sedang di negara subtropis yaitu Eropa tengan

dan utara hanya 0,5-1% dari semua penyakit jamur.1

Page 2

Page 3: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

PATOGENESIS

Pitiriasis versikolor timbul bila M.furfur berubah bentuk menjadi bentuk miselia

karena adanya factor predisposisi, baik eksogen maupun endogen. Faktor eksogen meliputi

panas, keringat dan kelembaban. Hal ini merupakan penyebab sehingga Pitiriasi versikolor

banyak dijumpai di daerah tropis dan pada musim panas di daerah subtropis. Faktor eksogen

lain adalah penutupan kulit oleh pakaian atau kosmetik dimana mengakibatkan peningkatan

konsentrasi CO2, mikroflora dan pH.1,2

Faktor endogen berupa malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom chusing, terapi

imunosupresan, hiperhidrosis dan riwayat keluarga yang positif. Disamping itu diabetes

mellitus, pemakaian steroid jangka panjang, kehamilan dan penyakit-penyakit berat

memudahkan timbulnya Pitiriasis versikolor.1

Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh terhambatnya sinar matahari yang

masuk ke dalam lapisan kulit yang akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya

toksin yang langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang

dihasilkan oleh Pityrosporum dari asam lemak dalam sebum yang merupakan Inhibitor

kompetitif dari tirosinase.1

GEJALA KLINIS

Lesi Pitiriasis versikolor terutama dijumpai di bagian atas dada dan meluas ke lengan

atas, leher, tengkuk, perut atas/bawah. Dilaporkan adanya kasus-kasus yang khusus dimana

lesi hanya dijumpai pada bagian tubuh yang tertutup atau mendapat tekanan pakaian,

misalnya pada bagian yang tertutup pakaian dalam. Dapat pula dijumpai lesi pada lipatan

aksila, inguinal atau pada kulit muka dan kepala.1

Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superficial; dan tersering ditemukan di

badan. Lesi kulit berupa bercak putih sampai coklat, merah, dan hitam. Di atas lesi terdapat

sisik halus.1,2,3

Bentuk lesi tidak teratur, dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan lesi

bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk nummular yang meluas membentuk plakat.

Kadang-kadang dijumpai bentuk campuran, yaitu folikular dengn nummular, folikular

dengan plakat ataupun folikular, atau nummular dan plakat.1,2,3

Page 3

Page 4: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

Pada umumnya, pitiriasis versikolor tidak memberikan keluhan pada penderita.

Kadang-kadang terdapat gatal yang ringan, tetapi biasanya penderita datang berobat karena

alasan kosmetik yang disebabkan bercak hipopigmentasi.2,3

Gambar 1. Pada daerah punggung tampak lesi berupa plak hipopigmentasi dan berbatas tegas.

Variasi warna lesi pada penyakit ini tergantung pada pigmen normal kulit penderita,

paparan sinar matahari, dan lamanya penyakit. Kadang-kadang warna lesi sulit dilihat, tetapi

skuamanya dapat dilihat dengan pemeriksaan goresan pada permukaan lesi dengan kuret atau

kuku jari tangan (coup d’angle dari Beisner).3

Pada kasus yang lama tanpa pengobatan lesi dapat bergabung membentuk gambaran

seperti pulau yang luas berbentuk polisiklik. Beberapa kasus di daerah berhawa dingin dapat

sembuh total. Pada sebagian besar kasus pengobatan akan menyebabkan lesi berubah menjadi

macula hipopigmentasi yang akan menetap hingga beberapa bulan tanpa adanya skuama.1

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit

dengan lampu Wood, dan sediaan langsung.2

Diagnosis klinis Pitiriasis versikolor ditegakkan berdasarkan adanya macula

hipopigmentasi, hiperpigmentasi atau kemerahan yang berbatas tegas, tertutup skuama halus.

Pemeriksaan dengan lampu Wood akan menunjukkan adanya pendaran (fluoresensi)

berwarna kuning keemasan pada lesi yang bersisik, pemeriksaan mikroskopis sediaan skuama

Page 4

Page 5: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

dengan KOH memperlihatkan kelompok sel ragi (spora) bulat berdinding tebal dan

berkelompok dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek), yang akan lebih

mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta Parker blue-black atau biru laktofenol.

Gambaran ragi dan iselium tersebut sering dilukiskan sebagai meat ball and spaghetti.1,2,4,5,8

DIAGNOSIS BANDING 1,2,3,4

1. Pitiriasis versikolor

2. Pitiriasis alba

3. Vitiligo

PENATALAKSANAAN

Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.2,3 Penatalaksanaan

Pitiriasis versikolor dibagi 2, yakni secara umum dan khusus (topikal dan sistemik).

Secara umum, penderita pitiriasis versikolor harus menjaga higine pribadi,

menghindari garukan, menjaga kulit agar tidak lembab, memakai pakaian tipis dan menyerap

keringat. 1,2,3

Secara topikal dapat diberikan: suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai

sebagai sampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit,

sebelum mandi. Obat-obat lain yang berkhasiat terhadap penyakit ini adalah : salisil spiritus

10%; derivate-derivat azol, misalnya mikonazol, klotrimazol, isokonazol, dan ekonazol;

sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%; toksiklat; tolnaftat, dan haloprogin. Larutan

tiosulfas natrikus 25% dapat pula digunakan; dioleskan sehari 2 kali sehabis mandi selama 2

minggu.1,2,3,4,5

Pengobatan sistemik diberikan pada kasus pitiriasis versikolor yang luas atau jika

pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah ketokonazol 200

mg/hari selama 10 hari atau itrakonazol 200mg/hari selama 5-7 hari (disarankan untuk kasus

kambuhan atau tidak responsive dengan terapi lainnya).1,2,3,7,8

Page 5

Page 6: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

PROGNOSIS

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten.

Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu

Wood dan sediaan langsung negatif.1,2

Page 6

Page 7: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

LAPORAN KASUS

Telah datang seorang pasien perempuan bernama Vania Lasmaida umur 15 tahun,

suku batak, agama Kristen ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 1 juli 2013 dengan keluhan utama bercak putih

disertai dengan rasa gatal pada daerah punggung dialami lebih kurang 1,5 bulan ini.

Awalnya bercak putih ini timbul sedikit didaerah punggung bagian atas yang disertai

rasa gatal. Lama – kelamaan bercak putih ini makin banyak dan menyebar kebagian

sekitarnya. Os sudah pernah memakai obat Kalpanax yang dibeli diapotik, karena tidak ada

perubahan os memutuskan untuk berobat ke Poliklinik kesehatan kulit dan kelamin rumah

sakit umum DR. Pirngadi Medan.

Dari anamnesis, riwayat penyakit keluarga tidak dijumpai, riwayat penyakit terdahulu

tidak dijumpai, riwayat pemakain obat Kalpanax.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada

pemeriksaan Dermatologis dijumpai ruam kulit berupa macula hipopigmentasi di region

subskapularis, region vetebralis, region interscopularis dan region infascapularis. Skuama

tidak dijumpai.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka

diagnosis banding pasien ini adalah pitiriasis versikolor, pitiriasi alba dan vitiligo. Kemudian

dilakukan pemeriksaan sedian langsung KOH 10% hasilnya Spora ( + ) dan Hifa ( - ). Maka

diagnosa pasien ini adalah pitiriasis versikolor.

Penatalaksanaan pada pasien ini terbagi atas dua, yaitu penatalaksanaan secara umum

dan khusus. Penatalaksanaan secara umum adalah mejaga hygiene, menghindari garukan,

menjaga kulit agar tidak lembab, memakai pakaian tipis dan menyerap keringat. Sedangkan

penatalaksanaan secara khusus diberikan obat sistemik, berupa Ketokonazol (Formyco) tab

1x1 dan Cetirizine diHCL (Ozen) tab 1x1. Secara Topikal diberikan Suspence Selenium

Sulfide 2% (diberikan 2-3kali semingu).

Prognosis pada pasien ini adalah baik.

Page 7

Page 8: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

DISKUSI

Diagnosis pitiriasis versikolor pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Dimana dari anamnesis, keluhan utama

pasien berupa bercak putih tanpa disertai rasa gatal di punggung dialami selama 1,5 bulan ini.

Awalnya bercak putih ini timbul sedikit didaerah punggung bagian atas yang disertai rasa

gatal. Lama – kelamaan bercak putih ini makin banyak dan menyebar kebagian sekitarnya.

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa gejala klinis dari pitiriasis

versikolor berupa bercak – bercak kecoklatan atau kekuningan pada orang berkulit pucat dan

hipopigmentasi pada kulit berwarna yang ditemukan terutama di badan (badan dan

punggung), leher, lengan atas dan selangkangan. Kadang – kadang terdapat gatal yang ringan,

terutama bila berkeringat.

Pada pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan mikroskopis sediaan skuama

(usap) dengan KOH 10% didapatkan hasi spora ( + ) dan hifa ( - ). Ini sesuai dengan

perpustakaan memperlihatkan kelompok sel ragi (spora) bulat berdinding tebal dan

berkelompok dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek), yang akan lebih

mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta Parker blue-black atau biru laktofenol.

Gambaran ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan sebagai meat ball and spaghetti.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka

diagnosa banding pasien ini adalah pitiriasis versikolor, pitiriasis alba dan vitiligo. Hali ini

sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa diagnosa banding pitiriasis versikolor,

pitiriasis alba dan vitiligo.

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum mejaga hygiene, menghindari garukan,

menjaga kulit agar tidak lembab, memakai pakaian tipis dan menyerap keringat. Sedangkan

penatalaksanaan secara khusus diberikan obat sistemik, berupa Ketokonazol (Formyco) tab

1x1 dan Cetirizine diHCL (Ozen) tab 1 x 1. Dan Topikal diberikan suspense Selenium

Sulfide 2% (diberikan 2-3 kali semingu) dioleskan pada lesi dan diamkan 15-30 menit

sebelum mandi. Hal ini sesuai dengan kepustakaan penatalaksanaan secara umum, penderita

pitiriasis versikolor harus menjaga higine pribadi, menghindari garukan, menjaga kulit agar

tidak lembab, memakai pakaian tipis dan menyerap keringat pengobatan sistemik diberikan

pada kasus pitiriasis versikolor yang luas atau jika pemakaian obat topical tidak berhasil.

Obat yang dapat diberikan adalah ketokonazol 200 mg/hari pada pagi hari setelah makan

Page 8

Page 9: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

selama 10 hari atau itrakonazol 200mg/hari selama 7 hari. Secara topikal dapat diberikan:

suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai sebagai sampo 2-3 kali seminggu. Obat

digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit, sebelum mandi.

Prognosis pada pasien ini adalah baik. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang

menyebutkan bahwa prognosis baik jika pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan

konsisten.

Page 9

Page 10: Paper Pitiriasis Versikolor.docx

Pitiriasis Versikolor 2013

REFERENSI

1. Partogi D. Pitiriasis Versikolor Dan Diagnosis Bandingnya. USU e-Repository. 2008

2. Budimulja U. Mikosis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S (editor). Ilmu

Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kelima. FKUI. Jakarta. 2007:100-101.

3. Harahap M. Pitiriasis verssikolor.. Dalam: Ilmu Penyakit Kultt Dan Kelamin. Balai

penerbit Hipokrates. Hal: 73 - 74.

4. Murtiastutik D, Ervianti E, Agusni I, Suyoso S, dkk. Pityriasis Versicolor. Dalam :

Atlas of The Skin And Veneral Diseases. Surabaya : Airlangga University Press.

2009 : 83-6.

5. Abdullah B. Pitiriasis Versikolor. Dalam: Dermatologi Pengetahuan Dasar dan kasusu

di Rumah Sakit. Hal: 33-36.

6. Sulaiman JR. Wahyuningsih R. Bramono K. Kongres Nasional Perhimpunan

Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan. Bogor. 1994. Hal: 65-69.

7. Burkhart CG, Elston DM, dkk. Tinea Versikolor. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1091575 (accessed 8 July 2013, Update 6

April 2013).

8. Janik MP, Hefferman MP. Candidiasis and Tinea Versicolor. Dalam : Fitzpatrick’ s

Dermatology in General Medicine. The Mc Graw-Hill Companies, Inc. 2008 : 1828-

30.

Page 10