Parasit Pen Yak It

7
NAMA PENYAKIT Hymenolepiasis diminuta HOSPES Definitif : Manusia, tikus Perantara : Pinjal, kumbang tepung MORFOLOGI Dewasa : - Panjang badan dapat mencapai 30 – 60 cm, lebar 3 – 5 mm. - Terbagi atas kepala (skolek), leher dan proglotid-proglotid. - Skolek memiliki 4 batil isap tanpa rostelum. - Proglotid terdiri atas proglotid immature – mature – dan gravid, kurang lebih 800 - 1000 segmen. Telur : - Bentuk relatif lebih bulat daripada telur Hymenolepis nana. - Ukuran 60 x 79 mikron - Dinding telur agak tebal, pada kutub-kutub menebal. - Tidak memiliki filamen dari kutub-kutubnya. - Berisi embrio heksakan (embrio dengan 3 pasang kait). SIKLUS HIDUP Cacing dewasa berada di usus halus manusia akan mengalami perkembangbiakan dari proglotid immature menjadi mature selanjutnya menjadi proglotid gravid yang mengandung banyak telur cacing pada uterusnya. Proglotid gravid akan melepaskan diri dan bila pecah maka keluarlah telur cacing yang bisa dikeluarkan bersama feses manusia. Telur yang berisi embrio tersebut memerlukan hospes perantara, yaitu pinjal. Dalam usus pinjal, telur menetas menjadi larva dan berkembang menjadi sistiserkoid dalam rongga tubuh. Apabila pinjal secara kebetulan termakan oleh manusia atau tikus selanjutnya di usus halus sistiserkoid pecah dan keluarlah skolek yang selanjutnya akan melekat pada mukosa usus. Skolek akan berkembang lebih lanjut menghasilkan proglotid immature, mature dan gravid. Proglotid gravid akan terlepas dari strobila dan bila pecah akan mengeluarkan telur yang dikeluarkan bersama feses. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS Parasit ini umumnya tidak menimbulkan gejala yang berarti pada hospes. Insiden pada manusia rendah.

description

parasit

Transcript of Parasit Pen Yak It

NAMA PENYAKITHymenolepiasis diminuta

HOSPESDefinitif : Manusia, tikusPerantara : Pinjal, kumbang tepung

MORFOLOGIDewasa :-Panjang badan dapat mencapai 30 60 cm, lebar 3 5 mm.-Terbagi atas kepala (skolek), leher dan proglotid-proglotid.-Skolek memiliki 4 batil isap tanpa rostelum.-Proglotid terdiri atas proglotid immature mature dan gravid, kurang lebih 800 - 1000 segmen.Telur :-Bentuk relatif lebih bulat daripada telur Hymenolepis nana.-Ukuran 60 x 79 mikron-Dinding telur agak tebal, pada kutub-kutub menebal.-Tidak memiliki filamen dari kutub-kutubnya.-Berisi embrio heksakan (embrio dengan 3 pasang kait).

SIKLUS HIDUPCacing dewasa berada di usus halus manusia akan mengalami perkembangbiakan dari proglotid immature menjadi mature selanjutnya menjadi proglotid gravid yang mengandung banyak telur cacing pada uterusnya. Proglotid gravid akan melepaskan diri dan bila pecah maka keluarlah telur cacing yang bisa dikeluarkan bersama feses manusia. Telur yang berisi embrio tersebut memerlukan hospes perantara, yaitu pinjal. Dalam usus pinjal, telur menetas menjadi larva dan berkembang menjadi sistiserkoid dalam rongga tubuh. Apabila pinjal secara kebetulan termakan oleh manusia atau tikus selanjutnya di usus halus sistiserkoid pecah dan keluarlah skolek yang selanjutnya akan melekat pada mukosa usus. Skolek akan berkembang lebih lanjut menghasilkan proglotid immature, mature dan gravid. Proglotid gravid akan terlepas dari strobila dan bila pecah akan mengeluarkan telur yang dikeluarkan bersama feses.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINISParasit ini umumnya tidak menimbulkan gejala yang berarti pada hospes. Insiden pada manusia rendah.

EPIDEMIOLOGICacing ini tersebar secara kosmopolit, tetapi lebih suka daerah beriklim panas daripada dingin termasuk Indonesia.

DIAGNOSA LABORATORIUMDiagnosa laboratorium dapat ditegakkan apabila ditemukan telur atau bagian dari cacing dewasa dalam feses. Pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung atau dengan cara tak langsung (konsentrasi).

C.Hymenolepsis diminutaC.1 KlasifikasiKingdom : AnimaliaPhylum : PlatyhelminthesClass : CestodaOrdo :CyclophyllideaFamily :HymenolepididaeGenus : HymenolepisSpecies :Hymenolepis diminutaC.2 Morfologi

GambarHymenolepis diminuta

Gambar skoleksHymenolepis diminuta

Gambar telurHymenolepis diminutaGambar sistiserkoidHymenolepis diminutaCacing dewasa berukuran 20-60 cm mempunyai 800-1000 buah proglotid. Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 batil isap, dan rosteum tanpa kait-kait. Proglotid matang berukuran 0,8 x 2,5 mm. Proglotid gravid mengandung uterus yang berbentu kantong dan berisi kelompok-kelompok telur. Apabila proglotid gravid lepas dari strobila, menjadi hancur dan telurnya keluar bersama tinja. Telurnya agak bulat berukuran 60-79 mikron, mempunyai lapisan luar yang jernih dan lapisan yang dalam yang mengeliilingi onkosfer dengan penebalan pada 2 kutub, tetapi tanpa filamen. Onkosfer mempunyai 6 buah kait.Cacing dewasa hidup di rongga usus halus. Hospes perantaranya adalah serangga berupa pinjal dan kumbang tepung. Dalam pinjal, telur berubah menjadi larva sistiserkoid. Bila serangga dengan sistiserkoid tertelan oleh hospes definitif maka larva menjadi cacing dewasa di rongga usus halus.

C.3 Siklus Hidup

Telur ditemukan pada tinja hospes definitif. Cacing ini memerlukan hospes perantara I yaitu larva pinjal tikus dan kumbang tepung dewasa. Didalam serangga ini embrio yang keluar dari telurnya berkembang menjadi sistiserkoid. Bila dimakan oleh hospes definitif, sistiserkoid akan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus halus dalam waktu kira-kira 18-20 hari.C.4 Epidemiologi dan Distribusi GeografisPenyebaran cacing ini kosmopolit juga ditemukan di Indonesia. Hospes definitif mendapat infeksi bila hospes perantara yang mengandung parasit tertelan secara kebetulan.C.5 PatologiParasit ini tidak menimbulkan gejala , infeksi biasanya terjadi secara kebetulan saja. Manusia secara kebetulan mendapat infeksi karena makanan atau tangan yang terkontaminasi dengan serangga yang mengandung parasit. Infeksi pada manusia adalah ringan dan jangka waktu hidup cestoda pada manusia pendek. Infeksi percobaan pada manusia dewasa hanya berlangsung selama 5-7 minggu.C.6 Pencegahan dan PengendalianUpaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari kontak dengan hospes perantara yang memungkinkan terjadinya kontaminasi. Selalu mencuci tangan sebelum makan juga dapat mengurangi infeksi karena kontaminan yang menempel pada tangan akan mati ketika mencuci tangan. Obat yang efektif adalah antabrine.

Eggs ofHymenolepis diminutaare passed out in the feces of the infected definitive host (rodents, man). The mature eggs are ingested by an intermediate host (various arthropod adults or larvae), and oncospheres are released from the eggs and penetrate the intestinal wall of the host, which develop into cysticercoid larvae. Species from the genusTriboliumare common intermediate hosts forH. diminuta. The cysticercoid larvae persist through the arthropod's morphogenesis to adulthood.H. diminutainfection is acquired by the mammalian host after ingestion of an intermediate host carrying the cysticercoid larvae. Humans can be accidentally infected through the ingestion of insects in precooked cereals, or other food items, and directly from the environment (e.g., oral exploration of the environment by children). After ingestion, the tissue of the infected arthropod is digested releasing the cysticercoid larvae in the stomach and small intestine. Eversion of the scolecesoccurs shortly after the cysticercoid larvae are released. Using the four suckers on the scolex, the parasite attaches to the small intestine wall. Maturation of the parasites occurs within 20 days and the adult worms can reach an average of 30 cm in length. Eggs are released in the small intestine from gravid proglottidsthat disintegrate after breaking off from the adult worms. The eggs are expelled to the environment in the mammalian host's feces.terjemahanTelur Hymenolepis diminuta yang pingsan dalam tinja tuan rumah definitif terinfeksi (tikus, manusia). Telur matang tertelan oleh hospes perantara (dewasa arthropoda berbagai atau larva), dan oncospheres dilepaskan dari telur dan menembus dinding usus dari tuan rumah, yang berkembang menjadi larva cysticercoid. Spesies dari genus umum host Triboliumare perantara untuk H. diminuta. Larva cysticercoid bertahan melalui morfogenesis yang arthropoda untuk dewasa. H. diminuta infeksi diakuisisi oleh host mamalia setelah menelan sebuah hospes perantara membawa larva cysticercoid. Manusia dapat terinfeksi melalui sengaja menelan serangga dalam sereal dimasak, atau bahan makanan lainnya, dan langsung dari lingkungan (misalnya, eksplorasi oral lingkungan oleh anak-anak). Setelah konsumsi, jaringan dari arthropoda terinfeksi dicerna melepaskan larva cysticercoid dalam lambung dan usus kecil. Eversi dari scoleces terjadi tak lama setelah larva cysticercoid dilepaskan. Menggunakan empat pengisap pada scolex, parasit menempel pada dinding usus halus. Pematangan parasit terjadi dalam 20 hari dan cacing dewasa bisa mencapai rata-rata 30 cm. Telur yang dirilis dalam usus kecil dari proglottids gravid yang hancur setelah putus dari cacing dewasa. Telur yang dibuang ke lingkungan dalam tinja host mamalia itu.

5.Hymenolepis diminutaHabitat: Usus HalusDH: - Tikus- Manusia (accidental host)IH: Pinjal, Kumbang,Lipas, Myriapoda, LepidopteraBentuk Infektif: Sisitisercoid infektifCara Infeksi:Morfologi:Cacing dewasaPanjang 1060 cm, lebar 35 mmMempunyai 8001000 segmenTubuh tdd scolex, leher, proglottid