JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL...

17
JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind” Karya Joko Anwar) Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh MUHAMMAD IKHSAN ADIPRADANA D1214050 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Transcript of JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL...

Page 1: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

JURNAL

KRITIK SOSIAL DALAM FILM

(Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film

“A Copy of My Mind” Karya Joko Anwar)

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh

MUHAMMAD IKHSAN ADIPRADANA

D1214050

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

Page 2: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

KRITIK SOSIAL DALAM FILM

(Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film

“A Copy of My Mind” Karya Joko Anwar)

Muhammad Ikhsan Adipradana

Ch Heny Dwi Surwati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Film A Copy of My Mind is a Indonesian drama film directed and writed by Joko

Anwar. This research is aimed to find the meaning contained in A Copy of My Mind

as a social criticisms form. This film tells about lovers, Sari (Tara Basro) and Alek

(Chicco Jerikho). Sari is a therapist of a beauty salon, while Alek is a subtitle maker

of pirated DVD. By accident, they found a DVD containing footage of corruption

involving high official and a presidential candidate. In this research, researcher took

only a few scenes that according researcher there is a hidden meaning that tucked by

the director. The method in this study using semiotics of Roland Barthes. By using

this method, the researchers wanted to find out what criticisms is contained in A

Copy of My Mind. This analyis was using two stages. The first stage are looking for

the meaning of denotations (implicit meaning), and the second stage are looking for

the meaning of connotations (explicit meaning) and myths in the scenes that has been

selected. Based on the analysis from the selected scenes, there are five categorise of

the social criticisms delivered by Joko Anwar. These criticisms are about piracy, the

difficulty of finding entertainment, theft, bribery, kidnapping and violence.

Keyword: Film, Semiotics, Social criticims.

Pendahuluan

Berbagai permasalahan sebagai realitas sosial di masyarakat menjadikannya

suatu ide dalam membuat cerita film. Kenyataannya bahwa film dapat digunakan

sebagai representasi dari permasalahan yang ada di masyarakat. Sebuah film tidak

Page 3: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

hanya menampilkan pengalaman yang dialami oleh suatu kelompok masyarakat tetapi

juga sebagai bentuk deskripsi dalam memaparkan permasalahan apa yang ada pada

masa kini.

Peneliti memilih media film karena merupakan salah satu produk komunikasi

yang populer di masyarakat. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak

segmen sosial membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya.

Hal ini juga yang membuat peneliti tertarik untuk menggunakan film sebagai media

untuk diteliti.

Film sendiri memiliki definisi yang berbeda di setiap negara. Di Perancis ada

pembedaan antara film dan sinema.”Filmis” berarti berhubungan dengan film dan

dunia sekitarnya, misalnya sosial politik dan kebudayaan. Kalau di Yunani, dilm

dikenal dengan istilah cinema, yang merupakan singkatan dari cinematograph (nama

kamera dari Lumiere bersaudara). Cinematographie secara harfiah berarti cinema

(gerak), tho atau phytos adalah cahaya, sedangkan graphie berarti tulisan atau

gambar. Jadi, yang dimaksud dengan cinematographie adalah melukis gerak dengan

cahaya. Ada juga istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu movie yang berasal

dari kata move, artinya gambar bergerak atau hidup1.

“A Copy of My Mind” adalah film yang mengangkat sebuah kehidupan

sepasang jelata yang tak sengaja terjebak pusaran politik kotor para pejabat. Terdapat

beberapa kritik sosial terkait realita dan kenyataan kehidupan Ibu Kota yang

diselipkan dalam film ini, seperti kasus korupsi, kriminalitas tingkat tinggi hingga

yang rendah dan lainnya. Menurut Mohtar Mas’oed, Kritik sosial merupakan sebuah

inovasi, artinya bahwa kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru - di

samping menilai gagasan lama - untuk suatu perubahan sosial2. Keberadaan kritik

sosial berfungsi untuk membongkar berbagai masalah yang menyangkut sikap

konservatif, status quo, dan vested interest dalam masyarakat untuk melakukan

perubahan sosial.

1 Nawiroh Vera, Semiotik dalam Riset Komunikasi, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015, hal.91

2 Mohtar Mas’oed, Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan, Yogyakarta: UII Press, 1999, hal. 48

Page 4: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Rumusan Masalah

Berdasarkan sajian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana representasi kritik sosial yang ditampilkan dalam “A Copy of My

Mind?”

Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi

Onong menyebutkan komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan,

yang di dalamnya terlibat elemen-elemen komunikasi yakni sumber (source),

media (channel), penerima (receiver), dan respon (feedback). Agar komunikasi lebih

efektif, maka gagasan, ide, dan opini akan di-encode atau diterjemahkan menjadi

pesan yang mudah diterima (decode) oleh penerima. Dalam sebuah proses

komunikasi, pesan adalah hal yang utama3.

Salah satu definisi komunikasi yang paling sering digunakan adalah milik

Harold Lasswell, “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”

(Siapa Mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh

bagaimana). Melalui definisi tersebut, dapat diturunkan lima unsur komunikasi, yaitu:

pengirim (sender) atau komunikator (communicator), pesan, saluran atau media,

penerima (receiver) atau komunikate (communicate), dan efek yang terjadi

setelah pesan diterima4.

2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau

elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Dengan demikian komunikasi massa lebih menitikberatkan pada penyampaian pesan

3 Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1995, hlm. 13 4 Deddy Mulyana, 2007, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal

69-71

Page 5: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

kepada khalayak luas melalui media. Media disini merupakan media massa baik cetak

maupun elektronik5

Melihat dari pengertian yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat

terdapat karaktersitik komunikasi sebagai berikut. Setidaknya ada lima ciri dari

komunikasi massa, diantaranya adalah: komunikasi massa berlangsung satu arah,

komunikator pada komunikasi massa melembaga, kesan pada komunikasi massa

bersifat umum, media massa menimbulkan keserempakan, komunikasi massa bersifat

heterogen.

3. Film

Pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman pada Bab 1

mengenai Kententuan Umum Ayat 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan film

adalah karya seni budaya uang merupakan pranata sosial dan media komunikasi

massa yang dibuat berdasarkan kadah sinematografi dengan atau tanpa suara dan

dapat dipertunjukkan6.

Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Dikatakan sebagai

media komunikasi massa karena merupakan bentul komunikasi yang menggunakan

saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal,

dalam arti berjumlah banyak, tersebar dimana-mana, khalayaknya heterogen dan

anonim, dan menimbulkan efek tertentu. Film dan televisi memiliki kemiripan,

terutama sifatnya yang audio visual, tetapi dalam proses produksinya agak sedikit

berbeda (Tan dan Wright, dalam Ardianto & Erdinaya, 2005:3).7

5 Drs. Jalaluddin Rakhmat. Psikologi komunikasi Edisi Revisi, Rosdakarya: Bandung

, 2009, Hal 118. 6 _, https://kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/UU%2033%20Tahun%202009.pdf, pada tanggal 1 Juni

2016 pukul 11.12 7 Vera, Op.Cit., hal 91.

Page 6: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

4. Kritik Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kritik sosial berarti suatu kecaman

atau tanggapan yang terkadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap

suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya, yang di dalamnya menyangkut

masyarakat.8 Sedangkan dalam teori kritis Mazhab Frankfrut, kritik berarti

kemampuan penyadaran diri manusia dari kekuatan hegemonik tertentu sehingga

pada gilirannya manusia itu mampu melakukan perlawanan dan perubahan atasnya.9

Secara sederhana, kritik sosial merupakan salah satu bentuk kepekaan sosial.

Kritik sosial yang murni tidak didasari kepentingan diri sendiri saja, melainkan

mengajak khalayak untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan nyata dalam

masyarakat. Kritik sosial dinyatakan sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam

masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah

sistem sosial atau proses bermasyarakat.10

Adanya kritik dalam masyarakat terkadang

masih dipandang sebagai sesuatu yang negatif karena sering menyampaikan

kejelekan dan kekurangan orang lain. Namun pada kehidupan modern, kritik lebih

ditekankan pada kritik yang membangun.

Untuk mencapai tujuannya, kritik sosial harus memperhatikan cara

penyampaian dan media yang digunakan. Bahkan media film pun dijadikan sarana

penyampaian tentang fenomena yang ada di masyarakat dan memberikan kritik sosial

yang dikemas dengan gaya film. Jika dilihat dari sisi komunikasi, rekayasa unsur

pesan pada sebuah film sangat mungkin dilakukan. Hal itu tergantung pada siapa

khalayak yang dituju, dan melalui media apa pesan tersebut sebaiknya disampaikan.

Iklan televisi merupakan salah satu kegiatan komunikasi massa yang banyak

menggunakan tanda, baik yang berupa tanda verbal maupun non verbal.

8 ______, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989

9 Mohtar Mas’oed, Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan, Yogyakarta: UII Press, 1999, hal. 32

10 Zaini Abar&Akhmad, Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia: Kritik Sosial Dalam Wacana

Pembangunan, Yogyakarta: UII Press, 1999, hal. 47

Page 7: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Metodologi

Penelitian yang dilakukan ini bersifat interpretatif kualitatif. Data pada

penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa angka-angka atau

bilangan), sehingga data lebih bersifat kategori substansif yang kemudian

diinterpretasikan dengan rujukan, acuan dan referensi-referensi ilmiah. Tujuan

penelitian kualitatif adalah bukan untuk mencari sebab akibat, tetapi lebih mencoba

untuk memahami suatu situasi tertentu. Prosedur penelitian ini menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang atau perilaku yang dapat

diamati. 11

Analisis data yang digunakan untuk menganalisa makna dari tanda-tanda pada

isu dan kritik sosial dalam film A Copy of My Mind ini menggunakan analisis

semiotik Roland Barthes. Berdasarkan proses pemaknaan menurut Barthes yang

melalui dua tahap yaitu, denotasi dan konotasi.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber data yang

menggali kebenaran data atau informasi melalu sumber yang berbeda, dan yang

terakhir adalah triangulasi teori yang dimana hasil akhir penelitian kualitatif dapat

berupa rumusan informasi (thesis statement)12

.

Sajian dan Analisis data

Sajian dan analisis data dalam film “A Copy of My Mind” yang menjadi

objek penelitian ini dilakukan dengan mengartikan tanda-tanda atau kode-kode yang

muncul dalam film ini. Tanda-tanda dalam film ini merepresentasikan lima kategori

kritik sosial yang termasuk didalamnya adalah tentang pembajakan, susahnya

mencari hiburan, pencurian, penyuapan dan penculikan yang digambarkan oleh

sutradara.

11

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1989, hal.3 12

Ibid. hal. 144-146

Page 8: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

A. Analisis Film A Copy of My Mind

Budaya Pelanggaran Hak Intelektual pada Film

Pembajakan khususnya film dan musik sudah menjadi hal yang biasa.

Pembajakan film merupakan jenis pembajakan produk, yang pada umumnya

didefinisikan sebagai tindakan memproduksi, memperoleh dan / atau menggunakan

salinan secara illegal dari setiap produk yang asli (otentik).13

Joko Anwar

menyinggung dua faktor yang menjadikan membeli CD/DVD bajakan sebagai

kebiasaan buruk di masyarakat14

. Pertama, aksesnya mudah karena tersebar dipinggir

jalan bahkan di dalam pusat perbelanjaan dan yang kedua, lemahnya kontrol aparat

terhadap kegiatan jual beli CD/DVD bajakan.

Berdasarkan pengamatan analisis denotasi dan konotasi pada beberapa shot di

atas, diketahui bahwa terdapat tindakan pelanggaran hak kekayaan intelektual pada

film yang dilakukan oleh Alek saat memberi subtitle pada DVD yang baru saja ia

terima dari Om Ronny. Alek menggunakan salinan secara illegal dari produk

otentiknya atau yang biasa kita sebut sebagai pembajakan film. Berdasarkan

13

Jason Ho Charles B. Weinberg, (2011),"Segmenting consumers of pirated movies", Journal of

Consumer Marketing, Vol. 28, hal. 252 14

https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/alasan-orang-jakarta-masih-beli-cd-bajakan diakses pada 30

September 2016, pukul 09.12 WIB

Page 9: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

pengamatan di atas pula lah peneliti dapat mengungkapkan mitos strategi marketing

film yang ditunjukkan pada dialog Om Ronny yang mengatakan “Felem art? Bokep?

Sekarang ya... bokep kalo dikasi subtitle itu pembelinya lebih banyak. Kita musti

kreatif kalau bajakan felem-felem biasa mah, udah kagak laku. Apalagi yang original.

alaah.” Mitos lainnya juga terdapat pada gambar diatas, dimana Alek berada di

sebuah pusat pertokoan scene 15, yang memperlihatkan Alek berjalan melewati

empat orang pembeli DVD bajakan yang sedang memilih DVD pada rak-rak DVD

yang tersedia. Hal ini menunjukkan kebiasaan buruk masyarakat yang telah

memaklumi pembajakan film15

, pembajakan bukan lagi menjadi sebuah pelanggaran

yang berarti.

Dilema Masyarakat Urban

Kategori kedua ini merepresentasikan dilema masyarakat urban bahwa untuk

mendapatkan hiburan itu sulit. Sulit disini diartikan sebagai mahal. Untuk orang

golongan menengah ke bawah seperti Sari yang berpenghasilan tidak seberapa akan

sangat sulit untuk mendapatkan hiburan, apalagi yang gemar menonton film. Saat ini

saja bioskop-bioskop di Indonesia hampir seluruhnya dikuasai oleh Cineplex 21

15

https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/alasan-orang-jakarta-masih-beli-cd-bajakan diakses pada 30

September 2016, pukul 09.12 WIB

Page 10: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Group, yang sekaligus importir film. Harga paling murah tiket masuk bioskop

Cineplex 21 Group adalah Rp.25.000,- dan yang paling mahal adalah Rp.125.000,-16

,

sudah jelas bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan akan lebih memilih film

bajakan untuk mereka tonton. Begitu juga dengan Sari, dia pun masih sulit menikmati

film yang dia tonton. Kadang televisinya mati, teks terjemahannya sulit dimengerti

dan kadangkala suara filmya menghilang. Kemudian akan sulit juga untuk orang-

orang yang ingin menikmati film dengan menonton di bioskop, tetapi tidak tersedia di

kota mereka. Kurangnya layar bioskop mengakibatkan enggannya distributor film

menjajakan film-film mereka. Dari 450 kota yang ada di Indonesia, hanya ada 50 kota

yang memiliki layar bioskop. Total seluruh layar di bioskop hanya 800 layar.

Perbedaan yang begitu jauh dengan Tiongkok yang memiliki 13 ribu layar, dan

Amerika Serikat yang memiliki 15 ribu layar17

.

Fakta-fakta diatas membuktikan bahwa masyarakat Indonesia khususnya

kaum urban golongan menengah ke bawah dan orang-orang yang tinggal di daerah

tertentu memiliki dilema yakni kesulitan untuk mendapatkan hiburan, terutama bagi

mereka yang suka menonton film.

Pada pengamatan denotasi dan konotasi di atas, bioskop sampai hari ini masih

menjadi tempat mewah bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Sudut

pandang dari masyarakat tersebut menjadikan hal ini sebagai mitos bahwa bioskop

hanya untuk orang berduit. Fakta bahwa bioskop telah dimonopoli oleh Cineplex 21

Group18

, semakin menguatkan mitos ini. Dengan berjayanya Cineplex 21 Group

tersebut, maka bioskop-bioskop kelas dua yang menayangkan film dengan harga

lebih murah mulai hilang tergerus arus monopoli.

.

16

http://www.21cineplex.com/ diakses pada 30 September 2016, pukul 13.38 WIB 17

Anneila Firza Kadriyanti,https://www.selasar.com/kreatif/film-indonesia# diakses pada 30

September 2016, pukul 13.43 WIB 18

http://www.21cineplex.com/ diakses pada 30 September 2016, pukul 13.38 WIB

Page 11: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Gambaran Pencurian

Pada scene-scene ini, produser ingin memberikan pesan bahwa masyarakat di

Indonesia yang terlalu toleran terhadap korupsi. Korupsi yang dimaksud disini bukan

hanya penyalahgunaan atau penyelewengan uang negara seperti yang terdapat pada

KBBI. Korupsi disini diambil dari bahasa latin corruptio dari kata kerja corrumpere

memiliki makna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah

tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang

terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan

kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan

sepihak19

.

Hal ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan para pejabat saja, tetapi

banyak orang yang melakukannya. Bagi mereka tindakan mencuri merupakan suatu

hal yang kecil yang mereka anggap sebagai suatu tindakan yang normal. Tidak hanya

pembajak DVD saja yang korup, tetapi orang yang membeli hasil bajakannya pun

19

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi#cite_note-1 diakses pada 30 September 2016, pukul 17.13

WIB

Page 12: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

ikut korup. Maka dari itu hal-hal yang seperti ini dianggap normal di Indonesia.

Dapat dilihat banyak DVD bajakan bertebaran dari pinggir jalan sampai di mall20

.

Dari dialog yang dilakukan Alek dan Sari menunjukkan konotasi bahwa

sesuatu yang korup mudah ditolerir. Pada scene 18 saat Sari ketahuan mencuri oleh

Alek, disitu Alek malah meminta maaf ke Sari ketimbang melaporkannya ke pihak

yang berwajib. Lalu pada scene 33 menunjukkan konotasi menyepelekan pelanggaran

hukum, disaat Sari ketahuan mencuri, Alek hanya protes dan menunjukkan

kekecewaannya terhadap Sari, namun tidak ada hukuman, nasihat atau apapun yang

membuat Sari sadar ataupun jera.

Berdasarkan pengamatan pada denotasi dan konotasi di atas, peneliti

menemukan mitos klepto. Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein,

"mencuri", μανία, "mania") adalah gangguan mental yang membuat penderitanya

tidak bisa menahan diri untuk mencuri.21

Mitos tersebut muncul setelah terjadi cedera

otak traumatik dan keracunan monoksida. Penderita akan merasa senang dan puas

setelah berhasil mengambil sesuatu yang bukan miliknya sendiri atau yang lebih

sering kita sebut dengan mencuri. Seperti halnya Sari ia telah dua kali tertangkap

basah mencuri DVD, namun tak pernah sekalipun merasa bersalah. Bagi Sari

tindakan mencuri merupakan suatu hal yang kecil yang ia anggap sebagai suatu

tindakan yang normal.

Sang penderita klepto biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum

mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan

tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa

yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan

sebelumnya. Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa.

20

http://screenanarchy.com/2016/03/osaka-2016-joko-anwar-talks-politics-pirates-and-a-copy-of-my-

mind.html diakses pada 30 September 2016, pukul 17.22 WIB 21 https://id.wikipedia.org/wiki/Kleptomania diakses pada 2 Pebruari 2017, pukul 21.43 WIB

Page 13: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Gambaran Penyuapan

Dari potongan scene rekaman milik Bu Mirna, disinggung kata “apel” dalam

percakapan mereka. jika dikaitkan dengan dialog berikutnya, maka akan didapatkan

makna dari kata apel tersebut. Frase pertama, “jumlah apel yang terlalu besar”, berarti

para anggota DPR tersebut membutuhkan sesuatu dalam jumlah yang besar. Lalu

frase kedua “butuh modal”, yang menunjukkan konotasi bahwa mereka

membutuhkan sesuatu dengan jumlah tertentu untuk dijadikan modal untuk

membagun hotel. Dari hipotesis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa konotasi

lainnya pada shot tersebut adalah uang, apel yang dimaksud dalam dialog tersebut

adalah uang.

Stradara bermaksud menyampaikan bahwa untuk mencapai atau mendapatkan

sesuatu yang sulit didapat, caranya adalah dengan melakukan suap. Di Indonesia

sendiri tindakan tersebut sudah menjadi hal yang wajar dimata masyarakat. Banyak

masyarakat yang rela untuk memberikan sejumlah uang agar urusan mereka cepat

selesai. Contohnya saat mereka berurusan dengan birokrasi pemerintah yang terlalu

menyulitkan. Seperti proses pembuatan SIM misalnya. Berdasarkan catatan dari

Divisi Humas Polri, sebanyak 160 kasus pungli terjadi di unit yang melayani

pembuatan SIM, STNK, dan surat-surat kendaraan lainnya. Hal ini dikarenakan

banyaknya persyaratan serta uji praktik yang menyulitkan banyak orang, sehingga

menggunakan cara cepat untuk mendapatkan SIM. Lalu, bagi mereka yang gagal dan

gagal lagi dalam ujian itu, cari jalan pintas dan bahkan juga dari internal anggota

Page 14: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

berikan satu peluang terjadinya pungli, sehingga ada dua unsur di sini antara mereka

yang ingin cepat lulus dan aparaturnya yang beri kesempatan untuk pungli22

Pengamatan pada denotasi dan konotasi di atas telah menguak mitos jalan

pintas, suatu cara lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan miliknya. Jalan pintas

menjadi populer digunakan oleh masyarakat yang tak tahan dengan rumitnya sebuah

sistem dengan banyak tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum

mendapatkan apa yang ia inginkan.

Gambaran Penculikan dan Kekerasan

Pada adegan penculikan yang dilakukan terhadap Alek, terdapat konotasi

penculikan bahwa orang tersebut akan disiksa, diasingkan, atau tindakan apa saja

yang akan memberikan keuntungan kepada penculik tersebut. Hal ini terdapat pada

gambar Alek yang disekap dengan karung dari belakang. Gambar tersebut

merepresentasikan tindakan penyiksaan karena Alek yang disekap dengan karung

akan mengalami kesulitan bernafas jika terus dibiarkan dalam kondisi kepala tertutup

karung. Tindakan penculikan memiliki motif tertentu. Kebanyakan dari kasus yang

ada, penculikan identik dengan pemerasan. Pelaku meminta sejumlah uang untuk

menebus korban yang telah disandera. Namun, tidak hanya itu, motif lain dari

penculikan memang karena gangguan jiwa atau perdagangan orang. Di Indonesia

sendiri, kasus perdagangan orang masuk dalam tiga besar terbanyak di dunia .

Namun, ada juga orang yang diculik dengan tujuan agar korban penculikan tutup

mulut atu bahkan membuka mulut akan suatu informasi.

22

http://news.liputan6.com/read/2629674/polri-proses-pembuatan-sim-paling-rawan-pungli diakses

pada tanggal 1 Desember 2016, pukul 19.50 WIB

Page 15: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Berdasarkan pengamatan pada denotasi dan konotasi di atas, terdapat mitos

otoriter yang mencuat pada gambaran penculikan dan kekerasan ini. Otoriter dalam

kamus besar bahasa Indonesia berarti berkuasa sendiri; sewenang-wenang.23

Jika

dalam komunikasi orang otorianisme hanya mengenal komunikasi dalam bentuk

instruksi, dalam bertindak mereka suka main kuasa. Yang dimaksud dengan main

kuasa adalah pemaksaan kuasa dengan melumpuhkan orang, menggunakan ancaman,

dan menyepelekan perkara. Seperti yang terjadi pada Alek, ia menjadi korban

otoritarianisme pejabat politik yang telah berani melakukan penculikan dan kekerasan

pada Alek.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

bahwa sutradara ingin menyampaikan film yang berjudul A Copy of My Mind

merepresentasikan kritik sosial dalam lima kategori yang terdiri dari budaya

pelanggaran hak kekayaan intelektual pada film, dilema masyarakat urban, gambaran

pencurian, gambaran penyuapan serta gambaran penculikan dan kekerasan. Dari

jumlah total 51 scene, terpilih gambar-gambar yang merepresentasikan lima kategori

diatas. Pada tahapan pertama peneliti akan mencari makna denotasi dan konotasi

yang telah ditemukan dari beberapa scene yang sudah masuk kategori kritik sosial.

Lalu tahap terakhir dari keseluruhan film diambil garis besar yang merepresentasikan

mitos yang ada dalam film ini. Peneliti mendapati beberapa kategori kritik sosial

yang disampaikan Joko Anwar dalam film ini, yaitu:

1. Budaya pelanggaran hak kekayaan intelektual pada film di Indonesia merupakan

sesuatu hal yang biasa di mata masyarakat. Meskipun hukumannya cukup berat,

namun karena lemahnya kontrol aparat kegiatan tersebut masih berjalan di

masyarakat.

23 http://kbbi.web.id/otoriter diakeses pada 2 Pebruari 2017, pukul 23.24 WIB

Page 16: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

2. Dilema masyarakat urban terutama bagi orang-orang golongan bawah. Bagi

mereka yang menyukai film dan menjadikan film sebagai media hiburan mereka,

akan sulit untuk menikmatinya karena harga tiket masuk bioskop yang lumayan

mahal. Lalu, terbatasnya bioskop yang hanya tersedia di kota-kota tertentu

membuat penggemar film baik dari golongan bawah sampai atas akan sulit untuk

menikmati pengalaman menonton di bioskop.

3. Gambaran pencurian yang tindakannya dianggap normal bagi beberapa orang.

4. Gambaran penyuapan yang tindakannya dilakukan untuk tercapainya sesuatu

yang diinginkan.

5. Gambaran penculikan dan kekerasan yang tindakannya untuk membungkam

seseorang atau sekelompok orang.

Saran

Melalui penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Dalam penelitian semiotika kemungkinan besar adanya berbagai penilaian atau

interpretasi dari masing-masing orang. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya,

apabila dimungkinkan, peneliti dapat melakukan konfirmasisecara langsung

dengan narasumber (orang-orang yang terlibat saat pembuatan film). Sehingga

dalam analisis yang dilakukan pun dapat lebih tajam dan akurat.

2. Melalui skripsi ini, penulis mengharapkan kepada berbagai pihak (audiens) untuk

lebih melihat pesan sebenarnya yang ingin disampaikan oleh sutradara melalui

film yang dibuatnya. Sehingga kita tidak hanya menikmati film sebagai media

hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi.

Daftar Pustaka

Anonim. (2009). UU 33 Tahun 2009. Diambil dari Kejaksaan Republik Indonesia.

https://kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/UU%2033%20Tahun%202009.pdf,

pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 11.12

Anonim, (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Page 17: JURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis … M Ikhsan A-D1214050.pdfJURNAL KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Studi Analisis Semiotika Kritik Sosial dalam Film “A Copy of My Mind”

Anonim. (Tanpa tahun). Cineplex 21. Diambil dari Cineplex21.

http://www.21cineplex.com/ diakses pada 30 September 2016, pukul 13.38

WIB

Anonim. (2016). Korupsi. Diambil dari Wikipedia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi#cite_note-1 diakses pada 30 September

2016, pukul 17.13 WIB

Anonim. (2014). Kleptomania. Diambil dariWikipedia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kleptomania diakses pada 2 Pebruari 2017,

pukul 21.43 WIB

Anonim, (Tanpa tahun). Otoriter. Diambil dari KBBI versi daring.

http://kbbi.web.id/korupsi diakses pada 2 Pebruari 2017, pukul 23.24 WIB

Djaya, Andi Baso. (2015). Alasan Orang Jakarta Masih Beli CD Bajakan. Diambil

dari Beritagar.id. https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/alasan-orang-

jakarta-masih-beli-cd-bajakan diakses pada 30 September 2016, pukul 09.12

WIB

Effendy, Onong U. (1995). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Ho, Jason dan Charles B. Weinberg, (2011),"Segmenting consumers of pirated

movies", Journal of Consumer Marketing, Vol. 28, hal. 252. Diambil dari

Emerald Insight.

http://www.emeraldinsight.com/doi/full/10.1108/07363761111143141

Kadriyanti, Anneila Firza. (2016). Cerita Film Indonesia. Diambil dari Selasar

Kreatif. https://www.selasar.com/kreatif/film-indonesia# diakses pada 30

September 2016, pukul 13.43 WIB

Mas’oed, Mohtar. (1999). Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta:

UII Press

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

O'Keeffe, Christopher. (2016). Osaka 2016: Joko Anwar Talks Politics, Pirates And

A COPY OF MY MIND. Diambil dari Screenanarchy.

http://screenanarchy.com/2016/03/osaka-2016-joko-anwar-talks-politics-

pirates-and-a-copy-of-my-mind.html diakses pada tanggal 31 Agustus 2016

pukul 10.45 WIB dan 30 September 2016, pukul 17.22 WIB

Rakhmat, Jalaludin. (2009). Psikologi komunikasi Edisi Revisi. Bandung:

Rosdakarya.

Salim, Hanz Jimenez. (2016). Polri: Proses Pembuatan SIM Paling Rawan Pungli .

Diambil dari Liputan6. http://news.liputan6.com/read/2629674/polri-proses-

pembuatan-sim-paling-rawan-pungli diakses pada tanggal 1 Desember 2016,

pukul 19.50 WIB

Vera, Nawiroh. (2015). Semiotik dalam Riset Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia.