Pedoman TA

78
©Dokumen Internal Polban PEDOMAN PENULISAN STUDI KASUS DAN TUGAS AKHIR SARJANA TERAPAN (D4) PROGRAM STUDI MANAJEMEN ASET Edisi ke dua Revisi ke-1, Juni 2015 JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

description

TA

Transcript of Pedoman TA

  • Dokumen Internal Polban

    PEDOMAN PENULISAN

    STUDI KASUS DAN TUGAS AKHIR

    SARJANA TERAPAN (D4)

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN ASET

    Edisi ke dua

    Revisi ke-1, Juni 2015

    JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah

    melimpahkan nikmat termasuk tuntasnya buku ini yang berjudul:

    PEDOMAN PENULISAN STUDI KASUS DAN TUGAS AKHIR untuk

    mahasiswa Program Sarjana Terapan (D4) Manajemen Aset

    Politeknik Negeri Bandung (Polban).

    Buku ini ditujukan untuk dijadikan pemandu bagi seluruh

    mahasiswa Program Studi Manajemen Aset Polban dalam menulis

    SK (Studi kasus) dan Skripsi atau Tugas Akhir. Pedoman ini dalam

    prakteknya dapat disesuaikan dengan materi yang dielaborasi, namun demikian acuan yang mendasarinya tetap pada buku

    panduan ini. Target pembaca dan pengguna buku pedoman ini

    adalah para pembimbing SK dan TA, penguji/penelaah SK dan TA,

    serta khususnya bagi para mahasiswa bersangkutan. Buku ini berisikan mengenai panduan untuk penulisan SK dan

    skripsi bagi mahasiswa MA Polban. Masing-masing panduan SK dan

    skripsi tersebut mencakup panduan penulisan proposal dan penulisan laporan. Khusus untuk edisi kedua buku pedoman ini

    yang diterbitkan November 2013, ada beberapa penyesuaian

    dengan tuntutan perkembangan penulisan SK dan skripsi. Selain

    itu ada beberapa penambahan antara lain untuk penulisan

    perancangan proyek menjadi 4 bab yang semula cukup 3 bab.

    Semoga buku ini menjadi penunjuk yang bermanfaat bagi

    berbagai pihak khususnya bagi mahasiswa Program Studi

    Manajemen Aset Polban. Kami mohon kritik dan saran yang

    ditujukan untuk meningkatkan kualitas buku pedoman ini di masa

    datang. Bandung, Mei 2015.

    Tim revisi:

    Ketua : Dr A Gima Sugiama, SE., MP.

    Sekrretaris : Dr. Tri Setyowati, Dra.,M.Si.

    Anggota :

    1. Dr. Hennidah Karnawati, Dra., M.Si.

    2. Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si. 3. Drs. Mohammad Raharso, MT.

    4. Dra. Nurlaila Fadjarwati, M.Si.

    5. Dra. Sumarti, M.Si.

    Ketua Jurusan Administrasi Niaga

    Ttd.,

    Dr. Drs. Iwan Mulyawan, Grad. Dpl., MBA

    NIP. 195806291989101001

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................. i

    DAFTAR ISI .......................................................................... ii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... iii

    BAB I STUDI KASUS

    1.1. PENDAHULUAN ......................................................... 1

    1.2. PETUNJUK PELAKSANAAN .......................................... 4

    1.3. SISTEMATIKA LAPORAN ............................................ 10

    BAB II TUGAS AKHIR

    2.1. PENDAHULUAN ......................................................... 12

    2.2. PETUNJUK PELAKSANAAN .......................................... 15

    2.3. EVALUASI ................................................................ 19

    2.4. SISTEMATIKA LAPORAN ............................................ 22

    BAB III KETENTUAN UMUM

    3.1. SUSUNAN ISI LAPORAN STUDI KASUS/TUGAS AKHIR ... 24

    3.2. PENULISAN KUTIPAN ................................................ 26

    3.3. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA ..................................... 29

    3.4. KERTAS DAN PENGETIKAN ........................................ 33

    3.5. HINDARI PLAGIARISME ............................................ 34

    DAFTAR RUJUKAN

    LAMPIRAN

  • iii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A: STUDI KASUS

    LAMPIRAN 1: FORMAT PROPOSAL STUDI KASUS (SK)

    LAMPIRAN 2: FORMULIR BIMBINGAN STUDI KASUS (SK)

    LAMPIRAN 3: FORMAT LAPORAN PENELITIAN (SK)

    LAMPIRAN 4: FORMAT LAPORAN PEMBUATAN PROYEK (SK)

    LAMPIRAN 5: CONTOH SAMPUL LUAR SK LAMPIRAN 6A: CONTOH HALAMAN DALAM SK UNTUK REGULER

    LAMPIRAN 6B: CONTOH HALAMAN DALAM SK UNTUK

    KERJASAMA

    LAMPIRAN 6C: CONTOH LEMBAR PENGESAHAN REGULER LAMPIRAN 6D: CONTOH LEMBAR PENGESAHAN KERJASAMA

    LAMPIRAN B: TUGAS AKHIR

    LAMPIRAN 7: FORMAT PROPOSAL TUGAS AKHIR (TA) LAMPIRAN 8: FORMULIR BIMBINGAN TUGAS AKHIR (TA)

    LAMPIRAN 9: FORMAT LAPORAN HASIL PENELITIAN - TA

    LAMPIRAN 10: FORMAT LAPORAN PEMBUATAN PROYEK (TA)

    LAMPIRAN 11: CONTOH SAMPUL LUAR (TA) KERJASAMA &

    REGULER

    LAMPIRAN 12: CONTOH HALAMAN DALAM TA KERJASAMA

    LAMPIRAN 13: CONTOH LEMBAR PENGESAHAN TA KERJASAMA

    LAMPIRAN 14: CONTOH HALAMAN DALAM TA REGULER

    LAMPIRAN 15: CONTOH LEMBAR PENGESAHAN TA REGULER

    LAMPIRAN 16: CONTOH SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

  • 1

    BAB I

    STUDI KASUS

    1 .1 PENDAHULUAN

    a . Pengert ian

    Studi Kasus (SK) yang dimaksud pada dasarnya kajian yang ditujukan

    untuk mencari (eksploratori) kejelasan masalah. Adapun solusi empirik

    dari masalah bersangkutan disajikan dalam Tugas Akhir (TA) atau skripsi

    mahasiswa tersebut. Karena itulah, SK yang disusun akan menjadi satu

    kesatuan dengan penulisan TA mahasiswa bersangkutan. Secara umum

    perbedaan SK dengan TA yakni, SK membahas permasalahan yang luas

    namun dangkal, berbeda dengan TA yang membahas masalah sangat

    sempit namun tajam dan mendalam.

    Zikmund (2003) mendefinisikan metoda studi kasus sebagai berikut an

    exploratory research technique that intensively investigates one or a few

    situations similar to the researchers problem situation. Dengan kata

    lain, dalam buku pedoman ini, yang dimaksud dengan studi kasus adalah

    teknik penelitian eksplorasi yang secara intensif menginvestigasi

    (menyelidiki) satu atau beberapa situasi (tidak banyak) yang serupa

    dengan situasi masalah yang dihadapi oleh peneliti. Menurut Robert K.

    Yin (2002) studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok

    pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila

    peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengendalikan peristiwa-

    peristiwa yang akan diselidiki, serta bilamana fokus penelitian terletak

    pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan

    nyata.

    Buku pedoman ini menempatkan studi kasus sebagai penelitian awal

    yang dilakukan untuk mengklarifikasi (memperjelas) dan mendefinisikan

    suatu masalah secara presisi serta memberikan beberapa alternatif solusi

    dari masalah tersebut. Pembahasan yang mendalam dan komprehensif

    terhadap masalah dan solusi dari masalah tersebut akan dituangkan pada

    Tugas Akhir (sebagai perpanjangan penelitian dari studi kasus). Jadi,

    Tugas Akhir adalah penelitian lanjut yang dilaksanakan setelah periode

    Studi Kasus selesai. Dengan perkataan lain, Studi Kasus adalah sebuah

    mata kuliah yang menjadi prasyarat bagi penyusunan Tugas Akhir.

  • 2

    Karakteristik Studi Kasus di Program Studi Manajemen Aset adalah:

    kegiatan tersebut bersifat individual dan dilaksanakan di sebuah

    organisasi yang diprediksi memiliki fenonemen-fenomena yang

    berhubungan dengan kajian Manajemen Aset.

    Jenis studi kasus dapat dipilih satu di antara dua alternatif:

    1. penelitian terapan dalam lingkup manajmen aset

    2. perancangan proyek pengembangan dalam lingkup manajmen aset

    Berdasarkan pada hasilnya, sebuah penelitian menghasilkan konklusi

    akademik bernilai ilmiah, sedangkan sebuah proyek menghasilkan

    rancangan (desain) sistem atau bentuk lain yang siap untuk

    diimplementasikan dalam pengelolaan aset. Sebuah proyek memerlukan

    berbagai data dan informasi serta analisis, namun kedalaman analisis

    yang dilakukan umumnya tidak sedalam pada penelitian karena lebih

    mengutamakan hasil berupa rancangan.

    Studi kasus merupakan kajian terpadu dari beberapa mata kuliah inti di

    Program Studi Manajemen Aset terhadap masalah atau kasus nyata di

    lapangan (bersifat empirik). Hal ini sesuai dengan definisi studi kasus

    dari Robert K. Yin (2002) yang menyatakan bahwa studi kasus adalah

    suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks

    kehidupan nyata. Hasil penyelidikan dituangkan dalam bentuk laporan

    yang harus dipertanggungjawabkan dalam forum seminar.

    Studi Kasus merupakan alat untuk mengukur kemampuan

    Mahasiswa/Karyasiswa dalam mendefinisikan masalah dan memberikan

    alternatif solusi ilmiah dalam bidang Manajemen Aset.

    b. Tujuan

    1 ) Tujuan Umum

    Setelah menyelesaikan Studi Kasus, Mahasiswa/Karyasiswa mampu

    menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk

    mengklarifikasikan dan merumuskan masalah secara komprehensif,

    sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

    2 ) Tujuan Khusus

    Setelah menyelesaikan Studi Kasus, Mahasiswa/Karyasiswa mampu:

    a) menemukan dan mengidentifikasikan/merumuskan permasalahan

    di lapangan;

  • 3

    b) menentukan jenis data dan informasi yang diperlukan sesuai

    permasalahan, serta cara pengumpulan data tersebut (dapat

    dibuktikan dalam bentuk dokumen data/informasi dari lapangan);

    c) memetakan data dan informasi tersebut di atas dalam sebuah

    konteks kajian Manajemen Aset sehingga bisa menghasilkan

    analisis kritis yang mampu memberi kontribusi pada pemecahan

    masalah pengelolaan aset;

    d) membuat rancangan alternatif solusi atas permasalahan yang telah

    ditemukan;

    e) membuat laporan yang memenuhi kaidah tata tulis karya ilmiah.

    c. B idang kaj ian

    Pada dasarnya tema yang harus dipilih sesuai dengan kompetensi utama

    yang telah ditentukan bagi mahasiswa Manajemen Aset dan sejalan

    dengan minat Mahasiswa/Karyasiswa, tetapi tetap berorientasi pada satu

    di antara pilihan kompetensi atau bidang kajian di bawah ini:

    1. Merencanakan kebutuhan aset

    2. Mengelola pengadaan aset

    3. Mengelola Inventarisasi Aset

    4. Mengaplikasikan aspek legal dalam pengelolaan aset

    5. Menilai aset

    6. Mengelola pengoperasian aset

    7. Mengelola pemeliharaan aset

    8. Merencanakan investasi dan portofolio aset

    9. Merencanakan pengembangan optimasi aset

    10.Mengelola Penghapusan dan Pemindahtanganan aset

    11.Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Aset

    12.Mengaplikasikan Rencana Tata Ruang dan Wilayah

    Topik kajian harus mengacu kepada sekurang-kurangnya dua mata

    kuliah dari mata kuliah-mata kuliah keahlian berkarya manajemen aset

    yakni kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya Manajemen Aset

    (MKBMA). Kedua mata kuliah dimaksud meliputi 1 MKBMA sebagai mata

    kuliah utama dan 1 MKBMA lainnya sebagai mata kuliah pendukung bagi

    studi kasus tersebut, antara lain:

    1. Optimisasi Aset

    2. Manajemen Properti

    3. Sistem Operasi Aset

    4. Sistem Pemeliharaan Aset

    5. Sistem Informasi Manajemen Aset

  • 4

    6. Pengadaan aset

    7. Ekonomi Prasarana

    8. Penilaian Aset

    9. Manajemen Investasi dan Portfolio Aset

    10. Manajemen Proyek

    11. Strategi Pengelolaan Aset

    12. Manajemen Infrastruktur

    13. Manajemen Risiko.

    d. Beban Studi

    1. Studi Kasus adalah mata kuliah yang bersifat wajib bagi setiap

    Mahasiswa/Karyasiswa;

    2. Studi Kasus memiliki bobot empat (4) SKS dan dilaksanakan pada

    tengah hingga akhir semester VII;

    3. Beban Studi Kasus sama dengan 8 minggu sesuai jam target

    dalam kurikulum yang berlaku;

    4. Nilai minimal untuk dinyatakan lulus dalam Studi Kasus adalah C

    1 .2 PETUNJUK PELAKSANAAN

    a. Proses

    Langkah-langkah yang harus dilakukan Mahasiswa/Karyasiswa adalah:

    1. melaksanakan peninjauan awal ke lapangan;

    2. menyusun proposal (format proposal dapat dilihat dalam Lampiran

    1);

    3. mengikuti seminar manajemen aset

    4. berkonsultasi mengenai isi proposal dengan dosen atau

    narasumber lain yang berhubungan dengan bidang yang dipilih

    sebagai topik kajian;

    5. mengajukan proposal; termasuk tiga nama dosen yang diusulkan

    mahasiwa untuk menjadi pembimbing; judul proposal masih dapat

    diubah setelah langkah kelima;

    6. memperoleh pembimbing dan melakukan proses bimbingan

    sebelum ke lapangan (minimal 1 kali untuk setiap pembimbing);

    7. mengumpulkan data dan informasi dari lapangan (data dan

    informasi harus dalam bentuk dokumen/atau didokumentasikan

    (misal: transkip wawancara) yang dapat dipertanggungjawabkan)

  • 5

    dan melakukan proses bimbingan saat berada di lapangan

    (minimal 1 kali untuk setiap pembimbing);

    8. menyusun laporan studi kasus dan melakukan proses bimbingan

    (minimal 8 kali untuk setiap pembimbing; sebagai syarat untuk

    dapat mengikuti Seminar Studi Kasus (lihat Lampiran 2));

    9. mengumpulkan draft laporan yang telah disetujui pembimbing

    pada waktu yang telah ditentukan;

    10.menyajikan laporan Studi Kasus dalam presentasi dan pengujian

    dalam seminar studi kasus. Jika diperlukan dapat dilakukan revisi,

    dan setelah mendapat persetujuan pembimbing maka laporan

    studi kasus yang telah direvisi dikumpulkan sesuai dengan jadual

    yang telah ditetapkan.

    11.membuat surat ucapan terima kasih yang dilengkapi (dilampiri)

    oleh Laporan SK yang telah diujikan dalam seminar hasil SK

    kepada instansi yang telah memberikan ijin pembuatan SK.

    b. Pembimbing

    1. Mahasiswa/Karyasiswa dimungkinkan dibimbing oleh lebih dari

    satu orang pembimbing.

    2. Pembimbing dipilih dengan mempertimbangkan kompetensi dosen

    dengan materi kajian yang dipilih oleh Mahasiswa/Karyasiswa.

    3. Pembimbing diusulkan oleh:

    4. Ketua Program/Ka Satgas dengan mempertimbangkan masukan

    dari Ketua KBK yang relevan.

    5. Persyaratan bagi pembimbing akademis Studi Kasus:

    a. Berpendidikan serendah-rendahnya Strata dua (S2);

    b. Memiliki keahlian sesuai dengan materi kajian dari

    Mahasiswa/Karyasiswa;

    c. Memiliki jabatan fungsional serendah-rendahnya Lektor;

    d. Pernah menjadi ketua peneliti (dalam penelitian institusional

    atau mandiri);

    e. Berpengalaman menjadi pembimbing minimum program D3

    Politeknik Negeri Bandung.

    c. Penguji

    1) Penguji dalam seminar studi kasus diusulkan oleh:

    a. Ketua Program/Ka Satgas dengan pertimbangan dari Ketua

    Kelompok Bidang Keahlian yang relevan.

    b. Pimpinan instansi/mitra kerjasama yang ditunjuk.

  • 6

    2) Penguji seminar studi kasus dipilih dengan mempertimbangkan

    kompetensi dosen dan materi kajian SK.

    3) Persyaratan bagi penguji seminar studi kasus sama sebagaimana

    pada persyaratan bagi Pembimbing SK.

    d. Seminar Studi Kasus

    Seminar merupakan bentuk pengujian Studi Kasus, dengan ketentuan

    sebagai berikut:

    1. Mahasiswa/Karyasiswa yang berhak mengikuti Seminar Studi

    Kasus adalah mereka yang telah menyelesaikan laporan Studi

    Kasus yang telah disetujui oleh Pembimbing.

    2. Laporan Studi Kasus diserahkan sebanyak tiga eksemplar dalam

    bentuk draft yang dijilid softcover plastik biru muda kepada panitia

    pelaksana seminar sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

    3. Seminar diselenggarakan pada semester III untuk karyasiswa

    Program Kerjasama (lanjutan dari D3) dan semester VIII untuk

    mahasiswa reguler; kegiatan ini dikoordinasi oleh panitia yang

    ditunjuk Ketua Jurusan.

    4. Jadual seminar ditentukan oleh Ketua Program Studi/Ka Satgas

    dengan mengacu pada kalender akademik yang berlaku.

    5. Seminar bersifat terbuka bagi mahasiswa MA. Seminar melalui

    proses yang terdiri dari presentasi, tanya jawab, serta dilanjutkan

    dengan diskusi dengan Dosen penguji dan Pembimbing.

    6. Setiap Mahasiswa/Karyasiswa diuji oleh maksimal tiga penguji (1

    pembimbing Studi Kasus dan dua penguji non-pembimbing), dan

    minimum diuji oleh satu orang penguji dengan satu pembimbing.

    7. Sistematika seminar

    a. Presentasi paling lama 15 menit menggunakan Bahasa

    Inggris dengan media presentasi yang disediakan;

    b. Tanya jawab dan diskusi paling lama 45 menit untuk

    mengetahui pemahaman Mahasiswa/Karyasiswa terhadap

    Laporan Studi Kasus yang telah disusun.

    8. Penilaian terdiri dari:

    a. Nilai Laporan SK dari pembimbing dan penguji SK

    b. Nilai Ujian Seminar SK dari pembimbing dan penguji SK.

  • 7

    e. Tata Tert ib Pe laksanaan Seminar

    Seminar dilaksanakan secara terprogram dengan mengikuti aturan

    berikut:

    1. Ketua, Sekretaris, dan Anggota Panitia Seminar harus hadir pada

    saat seminar dilaksanakan.

    2. Seluruh panitia hadir 30 menit sebelum acara seminar dimulai.

    3. Ketua, Sekretaris, dan Anggota Panitia harus berpakaian rapi dan

    resmi.

    4. Panitia menyiapkan ruangan dan peralatan audio visual yang

    diperlukan untuk presentasi.

    5. Mahasiswa/Karyasiswa yang diuji dalam seminar harus hadir

    selambat-lambatnya 15 menit sebelum acara seminar dimulai;

    mempersiapkan bahan-bahan presentasi; uji coba terhadap

    kehandalan peralatan presentasi.

    6. Mahasiswa harus menyiapkan bahan presentasi dan

    mempresentasikannya dalam bahasa Inggris untuk selama

    antara 10 hingga 15 menit.

    7. Karyasiswa yang diuji harus berpenampilan sopan dan berpakaian

    rapi, dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Pria memakai kemeja lengan panjang, berdasi, tidak bercelana

    jeans, rambut rapi (tidak gondrong), tidak memakai asesoris

    perempuan (misal anting-anting dan yang sejenis yang

    umumnya dipakai oleh wanita).

    b. Wanita memakai pakaian resmi dan rapi.

    8. Mahasiswa/Karyasiswa yang sedang diuji tidak boleh meninggalkan

    ruang seminar tanpa seizin Ketua Panitia Ujian.

    f . Peni la ian

    Untuk menilai hasil Studi Kasus Mahasiswa/Karyasiswa, digunakan

    skala penilaian yang ditetapkan Jurusan dalam bentuk angka 5 s.d. 9.

    Untuk menjamin obyektivitas dan konsistensi penilaian, ditetapkan nilai

    deviasi standar antar-penguji setinggi-tingginya sebesar 1,0 (untuk

    masing-masing Mahasiswa/Karyasiswa). Artinya, jika nilai dari semua

    penguji menghasilkan deviasi standar > 1,0, para penguji harus

    mendiskusikan kembali nilai yang diberikan dan kemudian memperbaiki

    nilai sedemikian rupa sehingga batas 1,0 tidak dilewati.

    Sistem penilaian mengikuti ketentuan berikut:

    1. Penilaian dilakukan oleh pembimbing dan penguji dengan

    komponen dan komposisi nilai yang berbeda.

  • 8

    2. Komponen penilaian pada Seminar Studi Kasus sama dengan

    komponen penilaian pada Sidang Tugas Akhir dengan

    pertimbangan keduanya memiliki bobot sebagai mata kuliah yang

    hampir sama.

    3. Nilai angka kemudian dikonversikan dalam bentuk huruf dengan

    menggunakan acuan sebagai berikut:

    A : 80 X 100

    AB : 75 X 79

    B : 70 X 74

    BC : 65 X 69

    C : 60 X 64

    CD : 55 X 59

    D : 40 X 54

    E : X < 40

    **) utk penilaian bagi mahasiswa mulai angkatan th 2011

    4. Lembar Penilaian seminar Studi Kasus untuk PEMBIMBING:

    Unsur Penilaian Nilai

    (5 s.d 9)

    Bobot

    (%)

    Proporsi

    (%)

    A. Laporan Studi Kasus

    1. Sistematika Penulisan

    2. Relevansi Isi

    3. Teknik Penulisan 4. Penguasaan Bahasa

    5. Ketepatan Metode

    6. Kemanfaatan Studi

    7. Proses Pembimbingan

    10

    30

    10 10

    20

    10

    10

    60

    B. Ujian Seminar Studi Kasus

    1. Presentasi 2. Penguasaan Studi

    Kasus

    3. Penguasaan MK Utama dan Pendukung

    15 50

    35 40

  • 9

    5. Lembar Penilaian seminar Studi Kasus untuk PENGUJI:

    Unsur Penilaian Nilai

    (5 s.d 9)

    Bobot

    (%)

    Proporsi

    (%)

    A. Laporan Studi Kasus

    1. Sistematika Penulisan

    2. Relevansi Isi 3. Teknik Penulisan 4. Ketepatan Metode

    5. Kemanfaatan Studi

    6. Penguasaan Bahasa

    10

    40 10 20

    10

    10

    35

    B. Ujian Seminar Studi Kasus

    1. Presentasi

    2. Penguasaan Studi Kasus

    3. Penguasaan MK Utama

    dan Pendukung

    15

    50

    35 65

    6. Penilaian akhir pengujian SK dihitung berdasarkan rata-rata

    tertimbang dengan bobot nilai Pembimbing 50% dan penguji 50%.

    7. Penjelasan Komponen Penilaian Seminar Studi Kasus (SK):

    1. Sistematika

    Penulisan

    : Isi laporan menunjukkan hadirnya urutan isi

    antar bab/sub bab yang sistematis, kronologis, mengalir (tidak acak); secara deduktif maupun

    induktif. Bukan sekedar format laporan yang

    sistematikanya mengikuti peraturan buku petunjuk pelaksanaan; lebih merujuk pada isi

    laporan.

    2. Relevansi

    Isi

    : Keterkaitan dan korelasi dari semua unsur yang

    ada dalam SK bisa membentuk kesatuan isi yang utuh, tidak terfragmentasi, sejalan dengan hasil

    identifikasi masalah dan rancangan alternatif

    solusi.

    3. Teknik Penulisan

    : Tabel, gambar, istilah, kutipan, daftar pustaka, dan pengetikan harus benar serta rapi, sesuai

    dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah.

    Kesalahan ketik tidak dapat diterima dalam sebuah laporan ilmiah.

  • 10

    4. Penguasaan

    Bahasa

    : Pilihan kosa kata/diksi yang variatif, kalimat

    yang singkat dan bermakna (kalimat yang efisien dan efektif), serta penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (dalam konteks

    bahasa ilmiah).

    5. Kemanfaata

    n studi

    :

    Tingkat kemanfaatan aplikasi dari hasil studi

    bagi objek/tempat/institusi di mana topik studi kasus tersebut dilakukan. Tingkat kemanfaatan

    ini dapat diperkuat oleh bukti surat keterangan dari objek/institusi yang bersangkutan.

    6. Ketepatan Metode

    :

    Cara/teknik yang tepat dalam memformulasikan masalah; kelengkapan data/informasi yang

    digunakan untuk memformulasikan masalah dan

    mengindentifikasi alternatif solusi; serta identifikasi alternatif solusi yang feasible.

    7. Proses

    Pembimbing

    an

    : Frekuensi bimbingan, minimal delapan kali untuk

    setiap pembimbing; daya kreasi dan serta

    inovasi Mahasiswa/Karyasiswa; termasuk kegigihan/perspirasi Mahasiswa/Karyasiswa.

    8. Presentasi : Penguasaan Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa

    Inggris; kejernihan cara berpikir dan mengkomunikasikan ide-ide; attractiveness alat

    bantu presentasi; kerapian penampilan; dan

    manajemen waktu.

    9. Penguasaan SK

    : Memahami isi SK secara paripurna; dapat dibuktikan dengan respon yang tepat/benar

    terhadap setiap pertanyaan penguji yang

    merujuk pada isi Laporan SK.

    10. Penguasaan MK Utama & MK

    Pendukung

    : Memahami hubungan SK dengan mata kuliah utama as a whole; memahami konten mata kuliah utama sebagai pisau bedah dalam

    memberikan alternatif solusi terhadap masalah yang berhasil diidentifikasi.

    1 .3 SISTEMATIKA LAPORAN

    a. Format Laporan Studi Kasus

    1) . Jumlah Halaman

    Tebal tubuh laporan Studi Kasus sekurang-kurangnya 40 halaman

    dan sebanyak-banyaknya 120 halaman (mulai Bab I sampai Daftar

    Pustaka). Lembar lampiran paling banyak 15 halaman dan hanya

    memuat data utama serta kelengkapan skripsi yang dibutuhkan.

    2 ) . Kertas dan Penget i kan

    a) Kertas yang digunakan untuk menulis Laporan Studi Kasus

    adalah kertas HVS 80 gram, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).

    b) Laporan Studi Kasus dicetak hanya satu muka, tidak bolak balik.

  • 11

    c) Ukuran marjin kiri dan atas adalah 4 cm, sedang marjin kanan

    dan bawah adalah 3 cm.

    d) Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan

    ukuran huruf 12 pt.

    e) Spasi

    (1) Jarak antara judul bab dengan subbab adalah 3 spasi.

    (2) Jarak antara subbab dengan teks adalah 2 spasi.

    (3) Jarak antar baris dalam teks adalah 1,5 spasi.

    (4) Kutipan dalam bentuk quotasi dicetak dengan jarak 1 spasi,

    ditulis rata kiri 5 ketukan ke dalam dengan sisi kanan rata

    dengan teks (untuk yang lebih 5 baris). Kutipan kurang dari

    lima baris dicetak sebagaimana pengetikan teks

    normal/biasa.

    (5) Pengetikan laporan harus menggunakan program komputer.

    f) Penomoran halaman

    (1) Penomoran halaman dengan angka Arab (1, 2, 3, dst.),

    dimulai dari halaman pertama (Pendahuluan) sampai

    dengan halaman terakhir (Daftar Pustaka).

    (2) Penomoran halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, dst.)

    secara berurutan digunakan mulai dari halaman pertama

    Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel/Gambar (jika ada)

    sampai dengan Abstrak.

    (3) Semua nomor halaman ditulisk di tengah bawah tanpa

    disertai keterangan apapun, misal pendahuluan, kata

    pengantar, dll.

    3 ) . Kul i t Sampul dan Penj i l i dan

    a) Laporan Studi Kasus yang diajukan untuk diujikan dalam seminar

    dijilid cukup dengan kertas HVS biasa.

    b) Laporan SK yang telah diuji dan direvisi, dijilid dengan urutan:

    (1) Kulit luar berwarna biru dongker adalah sampul Laporan

    Studi kasus yang dijilid dengan soft cover;

    (2) Kulit bagian kedua adalah sampul muka (kertas HVS)

    dengan tulisan sama (lihat Lampiran 5).

    (3) Kulit bagian ketiga adalah lembar pengesahan dari

    pembimbing dan diketahui Ka Satgas (lihat Lampiran 6).

    b. Tata Cara Penul isan Laporan

    Hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penulisan laporan Studi Kasus

    sama sebagaimana pada tata cara penulisan laporan TA dan secara rinci

    disajikan dalam Bab III Ketentuan Umum dari Buku Pedoman ini.

  • 12

    BA B I I

    T UGA S AK H IR

    2 . 1 P E N D AH UL U A N

    a. Pengertian

    Pengert ian . Tugas Akhir (TA) untuk tingkat sarjana sains terapan

    disebut skripsi yang berbentuk kajian dalam format penelitian terapan

    atau pembuatan proyek perancangan sebuah sistem/sub-sistem yang

    dapat diperagakan di hadapan penguji. Isi TA fokus pada solusi dari

    suatu masalah atau kasus nyata di lapangan. Hasil kajian dalam TA

    merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam bidang

    Manajemen Aset yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah untuk

    memecahkan permasalahan. Tugas kahir bagi seorang mahasiswa tingkat

    sarjana ditujukan sebagai wahana untuk mempraktekkan kemampuan

    dalam belajar meneliti.

    Perlu diingat bahwa, secara umum perbedaan SK dengan TA yakni, SK

    membahas permasalahan yang dangkal namun luas, berbeda dengan TA

    yang membahas masalah sangat sempit namun tajam dan mendalam.

    Tugas Akhir merupakan salah satu alat untuk mengukur kemampuan

    Mahasiswa/Karyasiswa dalam menyelesaikan masalah (problem solving)

    secara ilmiah dalam konteks pengelolaan aset di suatu organisasi atau

    perusahaan. Tugas Akhir diutamakan sebagai lanjutan penuntasan

    masalah dari Studi Kasus (SK) yang dibahas oleh mahasiswa

    bersangkutan. Jadi tidak diperkenankan seorang mahasiswa melanjutkan

    penyelesaian masalah yang dikaji dalam SK mahasiswa lainnya. Sebuah

    skripsi dapat juga memilih permasalahan selain materi lanjutan dari SK

    mahasiswa bersangkutan, jika terdapat kendala yang memungkinkan

    mahasiswa tersebut mengambil masalah lain di luar SK yang dikajinya.

    Perbedaan Penelitian dengan Proyek.

    Tugas akhir yang berupa penelitian harus mengandung kejelasan tentang

    hal-hal yang ingin diselidiki (something to be inquired or examined),

    antara lain:

    1. Obyek yang akan diteliti

    2. Permasalahan yang akan dipecahkan

    3. Hipotesa yang akan dibuktikan/diuji kebenarannya (jika ada)

    4. Sesuatu (yang masih menjadi) pertanyaan yang akan dicari

    jawabannya

    5. Memenuhi kriteria penelitian ilmiah dan nilai ilmiah penelitian

  • 13

    6. Luaran sebuah penelitian mungkin berupa penyimpulan dari

    pembuktian sebuah teori, atau luarannya dapat berupa sebuah model

    atau jejaring variabel yang dielaborasi.

    Tugas akhir yang berupa projek perancangan harus mengandung

    kejelasan tentang hal-hal yang akan dirancang, antara lain :

    1. Obyek yang akan dirancang

    2. Masalah rancangan yang akan dipecahkan

    3. Metode perancangan yang akan digunakan untuk memecahkan

    masalah

    4. Deskripsi kelebihan dan kekurangan rancangan

    5. Memenuhi kriteria dan kaidah sebuah perancangan karya ilmiah

    6. Luaran atau output perancangan misal berupa sistem/sub-sistem

    yang dapat diperagakan di hadapan penguji. Beberapa contoh di

    antaranya Perancangan Program SIMA, Sub-sistem Program

    Inventarisasi Aset, Perancangan Landscaping sebuah lahan yang

    ditampilkan dalam animasi.

    b. Tujuan

    1 ) Tujuan Umum

    Setelah menyelesaikan Tugas Akhir, Mahasiswa/Karyasiswa diharapkan

    memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan

    yang komprehensif dan sistematis dalam menyelesaikan masalah secara

    terfokus, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang

    pengelolaan aset. Tugas kahir bagi seorang mahasiswa tingkat sarjana

    ditujukan sebagai wahana untuk mempraktekkan kemampuan dalam

    belajar meneliti atau belajar merancang sebuah sistem/sub-sistem.

    2 ) Tujuan Khusus

    Setelah menyelesaikan Tugas Akhir, Mahasiswa/Karyasiswa mampu:

    a) mengerjakan tugas-tugas di organisasi/perusahaan dalam

    konteks pengelolaan aset secara efektif dan efisien;

    b) mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk

    memetakan masalah pengelolaan aset secara sistematis;

    c) memilih metode/teknik yang tepat untuk memecahkan masalah

    pengolaan aset;

    d) memberikan alternatif solusi yang feasible untuk memecahkan

    masalah pengelolaan aset;

  • 14

    e) membuat long report dalam bidang pengelolaan aset yang

    memenuhi kaidah tata tulis karya ilmiah.

    f) mempresentasikan hasil laporan dihadapan umum.

    c. B idang Kaj ian

    Untuk bidang kajian yang akan dituangkan dalam Tugas Akhir,

    Mahasiswa/Karyasiswa dapat memilih satu dari dua alternatif berikut ini:

    1) mengembangkan topik Studi Kasus yang telah dinyatakan lulus atas

    nama sendiri;

    2) memilih dan mengkaji topik lain yang berbeda dengan topik dalam

    Studi Kasus (sebaiknya sudah dimulai/diidentifikasi ketika SK

    sedang berjalan).

    Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan mengenai bidang kajian yang

    diperbolehkan, ketentuannya sama dengan mata kuliah Studi Kasus.

    Artinya matakuliah yang diambil sebagai mata kuliah utama harus masuk

    ke dalam kelompok Mata Kuliah Keahlian MA untuk TA adalah sama

    dengan dalam ketentuan SK.

    d. Beban Studi

    1) Tugas Akhir merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh setiap

    Mahasiswa/Karyasiswa dan mempunyai bobot empat SKS;

    2) Beban Tugas Akhir sama dengan 12 18 jam/minggu atau kurang

    lebih 300 jam/semester;

    3) Untuk melaksanakan Tugas Akhir, karyasiswa harus memenuhi

    persyaratan yang diatur dalam ketentuan pelaksanaan Tugas Akhir;

    4) Nilai minimal untuk dinyatakan lulus dalam tugas akhir adalah C

    (cukup).

    5) Bila nilai TA

  • 15

    2 . 2 P E T U N J U K P E L A K S AN A A N

    a . P e t u n j uk U m u m

    1) pelaksanaan Tugas Akhir harus melibatkan lembaga pemerintah/

    swasta atau perusahaan/industri atau unit kerja yang relevan.

    Tugas Akhir memiliki nilai ketika TA tersebut berkontribusi pada

    pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu skripsi dapat dilengkapi

    dengan bukti verifikasi hasil (TA) oleh intitusi bersangkutan.

    2) apabila memungkinkan, pelaksanaan Tugas Akhir dapat melibatkan

    peralatan, laboratorium, dan perpustakaan di Jurusan Administrasi

    Niaga, jurusan lainnya, atau fasilitas yang ada di polban, atau .

    b . P e r s y a r a t an b a g i M a h a s i sw a / Ka r y a s i s w a

    Mahasiswa/Karyasiswa yang diizinkan menyusun Tugas Akhir adalah

    Mahasiswa/Karyasiswa yang telah lulus pada Semester I s.d Semester

    VII, serta lulus dalam mata kuliah Seminar Studi Kasus untuk Program

    Studi D-IV Manajemen Aset, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik

    Negeri Bandung.

    c . P r o s e d u r d an K e t e n t u a n P e l a k s a n a a n T u ga s

    A k h i r

    1) . Prosedur Pelaksanaan Tugas Akhi r

    a) Mahasiswa/Karyasiswa mengajukan proposal pembuatan Tugas

    Akhir sebanyak satu eksemplar kepada Ketua Program Studi

    melalui Staf Administrasi. Format proposal Tugas Akhir dapat

    dilihat dalam Lampiran 7.

    b) Berdasar usulan Ka Prodi/Ka Satgas yang disetujui Ketua

    Jurusan, ditunjuk pembimbing bagi Mahasiswa/Karyasiswa yang

    bersangkutan sesuai prosedur yang berlaku.

    c) Mahasiswa/Karyasiswa menghubungi pembimbing yang telah

    ditunjuk untuk melakukan bimbingan atau konsultasi. Setiap

    melakukan konsultasi, Mahasiswa/Karyasiswa harus mengisi

    formulir bimbingan yang telah disediakan untuk diisi dan

    ditandatangani oleh setiap Pembimbing (lihat Lampiran 8).

    d) Mahasiswa/Karyasiswa membuat surat pengantar

    penelitian/pembuatan proyek melalui Staf Administrasi.

    e) jawaban penerimaan dari instansi (asli) diberikan kepada Jurusan

    melalui staf administrasi.

  • 16

    f) Mahasiswa/Karyasiswa segera melaporkan diri kepada pimpinan

    perusahaan/industri atau instansi pemerintah terkait.

    2 ) . Ketentuan Pelaksanaan Tugas Akhi r

    a) penyusunan Tugas Akhir (penelitian/pembuatan proyek)

    dilaksanakan pada Semester VIII, yaitu tengah semester sampai

    akhir semester VIII segera setelah dinyatakan lulus dari seminar

    Studi Kasus.

    b) Mahasiswa/Karyasiswa taat pada tata tertib dan peraturan yang

    berlaku di tempat penelitian/pembuatan proyek; menjaga nama

    baik intansi dan nama baik Polban.

    c) menemui pembimbing dan melakukan proses bimbingan sebelum

    ke lapangan (minimal 1 kali untuk setiap pembimbing);

    d) mengumpulkan data dan informasi dari lapangan (data dan

    informasi harus dalam bentuk dokumen/didokumentasikan; yang

    dapat dipertanggung jawabkan) dan melakukan proses

    bimbingan saat berada di lapangan (minimal 1 kali untuk setiap

    pembimbing);

    e) menyusun laporan Tugas Akhir dan melakukan proses bimbingan

    sekurang-kurangnya total 8 kali untuk setiap pembimbing. Hal ini

    menjadi syarat untuk dapat mengikuti sidang TA;

    f) mengumpulkan draft laporan yang telah disetujui pembimbing

    pada waktu yang sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan;

    g) mempresentasikan Laporan Tugas Akhir dalam forum Sidang

    Tugas Akhir.

    c . P e m b i m b i n g d a n P e n g u j i

    1). Pembimbing adalah dosen yang ditentukan sesuai dengan aturan yang

    berlaku di Politeknik Negeri Bandung (bagi pembimbing dari Polban)

    atau aturan yang berlaku di lingkungan industri sebagai mitra (misal

    untuk Program Kerjasama Pendidikan dengan Kementerian Pekerjaan

    Umum bagi pembimbing dari Kementerian PU).

    2). Jumlah pembimbing untuk setiap Mahasiswa/Karyasiswa sekurang-

    kurangnya 1 orang dan paling banyak 2 orang, sedangkan untuk

    mahasiswa kerjasama industri minimal 1 orang dari Polban dan jika

    memungkinkan 1 orang dari industri mitra kerjasama. Semua

    pembimbing berkedudukan setara dan berkoordinasi dalam

    penyesuaian persepsi mengenai materi yang dikaji mahasiswa.

    3). Pembimbing ditunjuk oleh:

  • 17

    a) Ketua Jurusan, setelah meminta pertimbangan dari Ka Prodi/Ka

    Satgas dan Ketua KBK (pembimbing dari Politeknik).

    b) Melalui pertemuan di antara para pejabat yang berwenang

    (pembimbing dari industri).

    c) Penunjukan pembimbing mempertimbangkan relevansi dengan

    materi kajian Tugas Akhir yang dipilih Mahasiswa/Karyasiswa.

    4). Persyaratan bagi Pembimbing (dari Politeknik Negeri Bandung):

    a) berpendidikan serendah-rendahnya Strata dua (S2);

    b) memiliki keahlian yang sesuai dengan bidang kajian dari

    Mahasiswa/Karyasiswa;

    c) memiliki jabatan fungsional serendah-rendahnya Lektor;

    d) pernah menjadi ketua peneliti (dalam penelitian institusional atau

    mandiri);

    e) Berpengalaman menjadi pembimbing program D3/D4 di Politeknik

    Negeri Bandung. Khusus untuk pembimbing yang belum

    berpengalaman dapat didampingkan ke pembimbing lain yang

    telah berpengalaman membimbing TA D3/D4 di Polban.

    5). Penguji adalah dosen yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan atau pejabat

    berwenang dari Kementerian Pekerjaan Umum.

    6). Persyaratan bagi penguji sama seperti pada persyaratan bagi

    Pembimbing.

    d . U j i a n S i d a n g

    1). Mahasiswa/Karyasiswa yang berhak mengikuti tahap

    presentasi/ujian sidang adalah mereka yang telah menyelesaikan

    draft laporan Tugas Akhir yang telah disetujui oleh Pembimbing.

    2). Draft Laporan Tugas Akhir diserahkan jumlahnya disesuaikan

    dengan ketentuan administratif dan diserahkan kepada Panitia

    Pelaksana Ujian Sidang sesuai jadual yang ditentukan.

    Mahasiswa/Karyasiswa yang menyusun Tugas Akhir berupa

    pembuatan proyek, harus menyerahkan hasil pembuatan proyeknya

    secara fisik kepada Panitia, misal menyerahkan soft file untuk demo

    sistem/sub-sistem yang akan diujikan.

    3). Ujian sidang dilaksanakan oleh Panitia Ujian yang disahkan oleh

    Ketua Jurusan;

    4). Seorang Mahasiswa/Karyasiswa diuji oleh maksimal empat penguji

    (2 Pembimbing dan 2 Penguji lainnya) atau dalam keadaan tertentu

    diuji oleh sekurang-kurangnya dua penguji (1 Pembimbing dan 1

    Penguji lainnya).

    5). Sistematika ujian sidang:

  • 18

    a) presentasi selama 15 menit (menggunakan Bahasa Inggris)

    dengan media presentasi yang disediakan;

    b) tanya jawab selama 60 (enam puluh) menit untuk mengetahui

    pemahaman Mahasiswa/Karyasiswa terhadap Tugas Akhirnya.

    6). Komponen penilaian terdiri atas:

    a) Nilai Laporan Tugas Akhir;

    b) Nilai Ujian Sidang Tugas Akhir.

    f. T a t a T e r t i b P e l a k s a n a a n U j i a n S i d a n g T u g as

    A k h i r

    1). Ketua, Sekretaris dan Anggota Panitia ujian sidang harus hadir pada

    saat ujian dilaksanakan.

    2). Ketua, Sekretaris dan Anggota Panitia harus berpakaian rapi dan

    resmi.

    3). Mahasiswa/Karyasiswa yang diuji harus berpakaian rapi, dengan

    ketentuan sbb:

    a) Pria memakai kemeja lengan panjang, berdasi, tidak bercelana

    jeans; rambut rapi (tidak gondrong), tidak memakai anting dan

    yang sejenis (yang umumnya dipakai oleh wanita).

    b) Wanita memakai pakaian resmi dan rapi.

    4). Mahasiswa/Karyasiswa yang diuji harus siap dan hadir selambat-

    lambatnya 15 menit sebelum ujian dimulai.

    5). Mahasiswa harus menyiapkan bahan presentasi dan

    mempresentasikannya dalam bahasa Inggris untuk selama antara

    10 hingga 15 menit.

    6). Proses tanya jawab dalam sidang TA harus diikuti sepenuhnya oleh

    mahasiswa hingga pimpinan sidang tersebut menyatakan sidang

    selesai.

    7). Mahasiswa/Karyasiswa yang sedang diuji tidak boleh meninggalkan

    ruang ujian tanpa seizin ketua Panitia Ujian.

    g. P e n g u m p u l an L a po r a n T uga s A k h i r

    Mahasiswa/Karyasiswa yang dinyatakan lulus ujian sidang Tugas Akhir,

    wajib menyerahkan Laporan Tugas Akhir (yang sudah direvisi sesuai

    saran dari Pembimbing dan Penguji) dalam bentuk hardcopy sebanyak

    dua eksemplar untuk Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Jurusan dan

    satu eksemplar untuk Perpustakaan di Perusahaan serta dalam bentuk

  • 19

    compact disc sebanyak satu buah, selambat-lambatnya 2 minggu

    sesudah diujikan.

    Ketentuan tentang penjilidan dan cover tugas akhir untuk Pendidikan

    Diploma IV Program Studi Manajemen Aset ditetapkan oleh Jurusan

    meliputi :

    a) penetapan warna cover, kode Jurusan dan kode Program Studi;

    b) penulisan sampul luar TA;

    c) penulisan halaman dalam TA;

    d) penulisan daftar riwayat hidup.

    2 . 3 E V A L U A S I

    a. T u j u a n E v a lu a s i

    Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk menilai hasil Tugas Akhir

    Mahasiswa/Karyasiswa. Penilaian meliputi materi laporan dan penyajian

    laporan secara lisan. Penilaian juga dilakukan terhadap penguasaan mata

    kuliah utama yang relevan dengan laporan Tugas Akhir. Penilaian

    dilakukan di oleh tim penguji di dalam ruang Sidang.

    b . S k a l a P e n i l a i a n

    Untuk menilai Tugas Akhir Mahasiswa/Karyasiswa, digunakan skala

    penilaian yang ditetapkan Jurusan dalam bentuk angka 5 s.d. 9. Untuk

    menjamin obyektivitas dan konsistensi penilaian, ditetapkan nilai deviasi

    standar antar-penguji setinggi-tingginya sebesar 1,0 (untuk masing-

    masing Mahasiswa/Karyasiswa). Artinya, jika nilai dari semua penguji

    menghasilkan deviasi standar > 1,0, para penguji harus mendiskusikan

    kembali nilai yang diberikan untuk kemudian diperbaiki sedemikian rupa

    sehingga tidak melewati batas nilai deviasi standar 1,0.

    Sistem penilaian mengikuti ketentuan berikut:

    1). penilaian dilakukan oleh pembimbing dan penguji dengan komponen

    dan komposisi nilai yang berbeda.

    2). komponen penilaian pada seminar Studi Kasus sama dengan

    komponen penilaian pada Sidang Tugas Akhir dengan pertimbangan

    keduanya memiliki bobot sebagai mata kuliah yang hampir sama.

    3). nilai angka kemudian dikonversikan dalam bentuk huruf dengan

    menggunakan acuan sebagai berikut:

  • 20

    A : 80 X 100

    AB : 75 X 79

    B : 70 X 74

    BC : 65 X 69

    C : 60 X 64

    CD : 55 X 59

    D : 40 X 54

    E : X < 40

    **) utk penilaian bagi mahasiswa mulai angkatan th 2011

    4). Lembar Penilaian Sidang Tugas Akhir untuk PEMBIMBING:

    Unsur Penilaian Nilai

    (0 s.d 100)

    Bobot

    (%)

    Proporsi

    (%)

    A. Isi Laporan Tugas Akhir/Skripsi

    1. Sistematika Penulisan 2. Relevansi Isi (Aspek

    Terapan) 3. Teknik Penulisan 4. Penguasaan Bahasa

    5. Metode Penelitian/Proyek

    6. Proses Pembimbingan

    10 30

    10 10

    20

    20

    70

    B. Ujian Sidang Tugas Akhir/Skripsi

    1. Presentasi 2. Penguasaan Tugas

    Akhir/Materi Skripsi

    3. Penguasaan Mata Kuliah Utama

    15 50

    35 30

  • 21

    5). Lembar Penilaian Sidang Tugas Akhir untuk PENGUJI:

    Unsur Penilaian Nilai

    (0 s.d 100)

    Bobot

    (%)

    Proporsi

    (%)

    A. Isi Laporan Tugas Akhir/Skripsi

    1. Sistematika Penulisan

    2. Relevansi Isi (Aspek

    Terapan) 3. Teknik Penulisan

    4. Metode Penelitian/Proyek

    5. Penguasaan Bahasa

    10

    40

    10

    20 20

    50

    B. Ujian Sidang Tugas Akhir/Skripsi

    1. Presentasi

    2. Penguasaan Tugas

    Akhir/Materi Skripsi

    3. Penguasaan Mata Kuliah Utama

    15

    50

    35 50

    6 ) . Penje l asan Komponen Pen i la i an Tugas Akhi r :

    1. Sistematika

    Penulisan:

    Isi laporan menunjukkan hadirnya urutan isi

    antar bab/sub bab yang sistematis, kronologis, mengalir (tidak acak); secara deduktif maupun

    induktif. Bukan sekedar format laporan yang

    sistematikanya mengikuti peraturan buku petunjuk pelaksanaan; lebih merujuk pada isi

    laporan.

    2. Relevansi Isi: Keterkaitan dan korelasi dari semua unsur yang

    ada dalam TA bisa membentuk kesatuan isi yang utuh, tidak terfragmentasi, mampu

    menjawab identifikasi masalah/proyek dengan

    teori yang relevan dan terbaru.

    3. Teknik Penulisan:

    Tabel, gambar, istilah, kutipan, daftar pustaka, dan pengetikan harus benar serta rapi, sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah.

    Kesalahan ketik tidak dapat diterima dalam sebuah laporan ilmiah.

    4. Penguasaan Bahasa:

    Pilihan kosa kata/diksi yang variatif, kalimat yang singkat dan bermakna (kalimat efektif),

    serta penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (dalam konteks bahasa ilmiah).

  • 22

    5. Metode

    Penelitian/proyek:

    Cara/teknik yang tepat dalam memformulasikan

    masalah penelitian/proyek; metode yang tepat dalam mengumpulkan data/informasi, memproses data/informasi, serta membuat

    kesimpulan dan saran yang bisa menyelesaikan masalah penelitian/proyek.

    6. Proses Pembimbingan

    :

    Frekuensi bimbingan (minimal 8x untuk setiap pembimbing); mahasiswa menunjukkan adanya

    daya kreasi dan inovasi; kegigihan, keuletan, dan kesungguhan.

    6. Presentasi: Penguasaan Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris; kejelasan ide-ide/informasi yang

    disampaikan; kualitas alat bantu presentasi;

    kerapian penampilan; manajemen waktu.

    7. Penguasaan

    Tugas Akhir:

    Memahami isi TA secara paripurna; dapat

    dibuktikan dengan tanggapan yang tepat/benar

    atas setiap pertanyaan penguji yang merujuk

    pada Laporan TA.

    8. Penguasaan

    MK Utama:

    Memahami hubungan TA dengan mata kuliah

    utama as a whole; memahami konten mata

    kuliah utama sebagai pisau bedah dalam memberikan alternatif solusi terhadap masalah

    yang berhasil diidentifikas.

    2 . 4 S I ST E M A T I K A L A PO R A N

    a . Format Penul isan Tugas Akhir

    1) . Tebal Laporan Tugas Akhi r

    Tebal tubuh Laporan Tugas Akhir sekurang-kurangnya 75 halaman

    dan sebanyak-banyaknya 120 halaman (mulai dari Bab I sampai

    dengan Daftar Pustaka).

    2 ) . Kul i t Sampul dan Penj i l i dan

    a) Laporan Tugas Akhir yang akan diujikan, cukup dijilid dengan

    kertas HVS biasa; sampul depan dan belakang berupa plastik

    bening.

    b) Laporan Tugas Akhir yang telah diuji dan direvisi, dijilid sesuai

    dengan aturan yang ditentukan oleh Jurusan (disampaikan

    kemudian).

  • 23

    b. Tata Cara Penul isan Laporan

    Hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penulisan laporan Tugas Akhir

    sama seperti pada tata cara penulisan laporan Studi Kasus dan secara

    rinci akan ditulis dalam Bab III. Ketentuan Umum dari buku Pedoman ini.

  • 24

    BAB III

    KETENTUAN UMUM

    3.1. SUSUNAN ISI LAPORAN STUDI KASUS/TUGAS AKHIR

    1). Bagian Awal

    Bagian awal laporan Studi Kasus/Tugas Akhir terdiri atas judul,

    halaman abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel (bila ada),

    daftar gambar (bila ada), dan daftar lampiran.

    a) Judul Studi Kasus/Tugas Akhir ditulis dalam Bahasa Indonesia

    dan di bawahnya ditulis dalam Bahasa Inggris. Judul laporan

    Studi Kasus/Tugas Akhir sangat penting karena judul laporan

    adalah bagian tulisan yang pertama kali dibaca orang. Oleh

    karena itu, judul harus dapat memberikan gambaran tentang ide

    pokok Tugas Akhir kepada pembaca.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan

    judul Studi Kasus/Tugas Akhir :

    (1) menarik perhatian, mampu menyimpulkan ide pokok SK/TA

    secara sederhana dan dengan gaya bahasa yang baik;

    (2) merupakan pernyataan yang padat dan singkat dari topik

    utama, dapat mengidentifikasikan variabel penelitian, serta

    pola-pola relasi antar variabel tersebut;

    (3) tidak menggunakan singkatan/akronim. Bila terpaksa harus

    menyingkat, gunakan singkatan yang sudah dikenal secara

    umum;

    (4) Dapat dimengerti bila berdiri sendiri, artinya: tidak

    diperlukan konteks tertentu untuk mengartikan judul

    laporan SK/TA;

    (5) hindari kata-kata klise seperti: penelitian pendahuluan, studi

    perbandingan, penelaahan terhadap, suatu tinjauan,

    penelitian empiris, dan lain-lain;

    (6) panjang judul berkisar 15 kata. Apabila diperlukan, judul

    utama dapat diikuti oleh subjudul yang menjelaskan isi

    laporan SK/TA;

    (7) judul ditulis dengan huruf kapital, ada pada posisi tengah

    halaman (center), subjudul ditulis dengan hurus kecil, tetapi

    setiap huruf di awal kata diketik dengan huruf kapital.

    b) Abstrak

    Abstrak merupakan suatu tulisan singkat dan menyeluruh

    tentang isi laporan SK/TA sehingga dengan membaca abstrak

  • 25

    pembaca dapat menilai isi laporan SK/TA dengan cepat. Abstrak

    memuat pokok masalah, dasar teori, data, analisis, dan

    kesimpulan. Dengan hanya membaca abstrak diharapkan

    pembaca dapat menentukan apakah laporan SK/TA mengandung

    topik yang dicari sehingga perlu dibaca lebih lanjut. Panjang

    abstrak maksimal 1 halaman, diketik 1 spasi dalam Bahasa

    Indonesia dan bahasa Inggris. Isi abstrak yang dalam bahasa

    Inggris harus dicetak miring.

    c) Kata Pengantar bertujuan mengantarkan pembaca agar dapat

    memahami isi laporan TA secara paripurna. Bagian ini biasanya

    memuat:

    (1) judul tulisan SK/TA

    (2) tujuan penulisan laporan SK/TA

    (3) sasaran pembaca SK/TA

    (4) kilasan isi SK/TA yang biasanya cukup beberapa kalimat

    singkat saja

    (5) ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu atau memungkinkan terlaksananya penelitian/

    pembuatan proyek dan penulisan laporan Studi Kasus/Tugas

    Akhir;

    (6) kata penutup yang berisi pertanggungjawaban isi laporan

    Studi Kasus/Tugas Akhir dan harapan-harapan penulis.

    Kalimat pertanggungjawaban antara lain berbunyi: Seluruh

    isi laporan Studi Kasus/Tugas Akhir ini sepenuhnya menjadi

    tanggung jawab Penulis.

    (7) judul Kata Pengantar ditulis di tengah halaman, dengan

    menggunakan huruf kapital.

    (8) Kata Pengantar harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang

    baik dan benar, baku, dan formal. Laporan SK/TA

    merupakan sebuah karya ilmiah. Oleh sebab itu, tidak

    diperkenankan untuk menuangkan ucapan terima kasih

    yang sangat masif dan menggunakan frasa-frasa bahasa

    lisan yang tidak baku (misal: julukan informal kepada

    teman-teman kuliah).

    (9) Perlu dibedakan antara Kata Pengantar dengan halaman

    Ucapan Terimakasih. Halaman Ucapan Terimakasih

    hanya berisi penyampaian terimakasih kepada pihak atau

    orang-orang yang berkontribusi bagi penulisan SK/TA ybs

    misal bagi pembimbing, rekan diskusi, pihak industri dan

    lain-lain. Halaman Ucapan terimakasih bukan suatu

  • 26

    keharusan, namun mahasiswa dapat menyajikannya jika

    diperlukan. Demikian pula dengan penyajian Halaman

    Persembahan tidak diharuskan, umpama persembahan

    bagi orang tua atau seseorang yang dianggap sebagai

    kehormatan, atau orang yang sangat dicintai/dikasihi oleh

    penulis bersangkutan.

    d) Daftar Isi: Bagian ini memuat daftar dari seluruh isi laporan Studi

    Kasus/Tugas Akhir yang meliputi kata pengantar, judul dan

    subjudul dari setiap bab, sampai dengan lampiran. Judul setiap

    bab diketik seluruhnya dalam huruf kapital sedangkan subjudul

    diketik dalam huruf kecil, kecuali huruf awal diketik dengan huruf

    kapital. Nomor judul dan subjudul diketik di sebelah kiri.

    e) Daftar Tabel (bila ada): Bagian ini berisi nomor dan nama semua

    tabel yang ada dalam naskah laporan maupun tabel lain yang

    dimasukkan dalam lampiran.

    f) Daftar Gambar (bila ada)

    Bagian ini berisi nomor dan nama semua gambar (baik berupa

    grafik, diagram, bagan, peta dan sebagainya) yang ditampilkan

    dalam laporan Studi Kasus/Tugas Akhir.

    g) Daftar Lampiran :

    Bagian ini memuat daftar semua dokumen yang tidak

    dimasukkan ke dalam batang tubuh laporan tetapi dipandang

    relevan dengan isi laporan SK/TA (misalnya Bagan Organisasi,

    uraian jabatan).

    2). Bagian Tengah Laporan

    Lihat Lampiran dan diskusi dengan Pembimbing SK/TA.

    3). Bagian Akhir

    Bagian akhir dari suatu laporan Studi Kasus/Tugas Akhir umumnya

    berisi daftar pustaka dan lampiran berupa tabel, grafik, gambar,

    contoh item kuesioner, atau hasil pengolahan data.

    3.2. PENULISAN KUTIPAN

    Metoda pengutipan yang benar akan membuat pembaca mudah

    mengidentifikasikan sumber-sumber tulisan, menghindari adanya upaya

    plagiarism, dan apabila pembaca tertarik lebih jauh terhadap sumber-

  • 27

    sumber yang dikutip, dia bisa menindaklanjuti ketertarikannya dengan

    membuka kembali sumber-sumber aslinya. Karena itu sangat penting

    penulisan kutipan secara benar bagi setiap karya ilmiah.

    Metoda pengutipan American Psychological Association (APA) adalah

    metoda yang sudah diadopsi oleh Jurusan Administrasi Niaga dalam

    penulisan-penulisan karya ilmiah seperti artikel jurnal dan Tugas Akhir.

    Di universitas-universitas negara maju seperti Amerika Serikat, Selandia

    Baru, dan Australia, metoda pengutipan ini sudah digunakan secara luas

    dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan menjadi metoda pengutipan

    standar dalam literatur-literatur ilmu komunikasi dan pemasaran.

    Sehubungan dengan kenyataan ini, setiap karyasiswa Jurusan

    Administrasi Niaga yang menyusun Tugas Akhir wajib menggunakan dan

    mengikuti metoda pengutipan APA.

    a. Metoda Pengutipan T idak Langsung

    Metoda pengutipan tidak langsung dilakukan apabila Anda mengutip

    dari suatu sumber dengan cara :

    1). mengubah pola kalimatnya,

    2). meringkas isi bacaan,

    3). menerjemahkan sebagian dari teks bahasa asing atau

    4). meminjam istilah-istilah yang yang digunakan tanpa mengubah

    arti dari sumber-sumber aslinya.

    Pengutipan ini dilengkapi dengan penulisan nama belakang pengarang

    dan tahun penerbitan artikel/buku yang dikutip. Pengutipan ini dapat

    berupa paraphrase, summary, dan precise. Di bawah ini beberapa

    contoh pengutipan tidak langsung.

    Probability sample adalah istilah umum untuk sampel yang diseleksi

    berdasarkan teori probabilitas, khususnya melingkupi beberapa

    mekanisme seleksi yang acak (Babbie, 1995).

    Zeppel (1998) menyimpulkan bahwa selain sebagai atraksi wisata yang

    eksotis, penduduk asli (indigenous people) sekarang berkembang

    menjadi pemilik dan manajer dari atraksi-atraksi wisata berbasis budaya

    dan penyedia fasilitas-fasilitas turis.

    Dalam analisis yang melibatkan 511 konsumen dari Amerika dan

    Jerman, Christian, dkk. (2002) menunjukkan bahwa kualitas dan

    fleksibilitas merupakan faktor-faktor penting dalam menentukan

    kepuasan pelanggan.

  • 28

    b. Metoda Pengutipan Langsung

    Metoda pengutipan langsung dilakukan apabila Anda mengutip dari

    suatu sumber dengan utuh dan tidak mengubah sedikitpun kata,

    frasa, atau kalimat yang terdapat dalam sumber tersebut. Pengutipan

    demikian disebut quotasi atau quotation. Dua metoda penulisan yang

    lazim digunakan pada pengutipan langsung adalah :

    1). kutipan pendek (quotasi pendek) dan

    2). kutipan panjang (quotasi panjang).

    Kutipan pendek digunakan apabila sumber yang dikutip kurang dari 40

    (empat puluh) kata. Sumber yang dikutip mungkin merupakan suatu

    frasa atau kalimat dan dipisahkan oleh tanda kutip. Karena sumbernya

    utuh dan tidak diubah sedikitpun, maka nomor halaman tempat kita

    mengutip sumbernya harus ditampilkan. Contoh:

    Dalam organisasi pemerintah, konsep manajemen sumber daya

    manusia strategis berperan sebagai considerable promise for improving government performance (Tompkins, 2002, hal.95).

    atau

    Tompkins (2002) berpendapat bahwa dalam organisasi pemerintah,

    konsep manajemen sumber daya manusia strategis berperan sebagai considerable promise for improving government performance

    (hal.95).

    Kutipan panjang digunakan apabila sumber yang dikutip berjumlah

    atau lebih dari 40 (empat puluh) kata. Sumber yang dikutip harus

    diturunkan dalam suatu paragraf terpisah, margin kiri dan kanannya

    diperbesar sehingga menjorok ke sebelah dalam. Sebagai contoh:

    Rodriguez dan Wilson (2002) menegaskan pentingnya pola hubungan

    antara buyer-seller dan channel of distribution sebagai berikut,

    Models built on the social exchange framework and

    developed within buyer-seller and channel distribution

    literature can be useful in understanding the nature of the relationship between partners in international strategic

    alliances. The main assumption behind social exchange theory is that actors behave in ways that increase outcomes they value positively and decrease those they value

    negatively in the relationship (hal. 53).

    atau

  • 29

    Pentingnya pola hubungan antara buyer-seller dan channel of distribution

    dapat dilihat pada kutipan berikut,

    Models built on the social exchange framework and

    developed within buyer-seller and channel distribution literature can be useful in understanding the nature of the relationship between partners in international strategic

    alliances. The main assumption behind social exchange theory is that actors behave in ways that increase outcomes

    they value positively and decrease those they value

    negatively in the relationship (Rodriguez & Wilson, 2002, hal. 53).

    Perlu dibedakan dengan tegas tatcara pengutipan antara quotasi dengan

    paraphrase. Secara umum perbedaanya adalah, quotasi adalah kutipan

    langsung tanpa mengubah isi, kata-kata, tanda baca dan lainnya sesuai

    sumber yang dikutip. Adapun paraphrase adalah kutipan langsung tanpa

    mengubah isi dengan menggunakan kata-kata pengutip bersangkutan.

    Berkaitan dengan pencantuman sumber rujukan/bacaan yang dikutip,

    maka pada akhir bagian Studi Kasus/Tugas Akhir, Anda diwajibkan

    menulis dengan rinci setiap sumber yang dikutip. Bagian ini disebut

    sebagai Daftar Pustaka. Daftar Pustaka berfungsi memudahkan pembaca

    untuk mencari sumber dari kutipan secara lebih rinci.

    3.3. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

    Daftar pustaka ditulis dengan cara sebagai berikut:

    Jones, D.H. (1992). Writing succesfully for communication studies. Hamilton: Communication Press.

    Penjelasan:

    1. Nama penulis ditulis dengan mencantumkan nama keluarga/belakang

    diikuti oleh tanda baca koma (,) dan inisial penulis. Gelar penulis tidak

    perlu dicantumkan.

    2. Tahun penerbitan ditulis dalam kurung.

  • 30

    3. Titik (.) kemudian judul artikel/buku, kemudian diikuti oleh tanda

    baca titik (.) lagi. Menurut APA, judul bisa dicetak dalam underlined,

    italicised atau bold type. Jurusan Administrasi Niaga memberlakukan

    pola italicised. Hanya huruf pertama dari judul menggunakan huruf

    besar.

    4. Selanjutnya ditulis tempat/kota penerbitan dan diikuti titik dua (:).

    5. Nama penerbit dicantumkan pada urutan terakhir.

    6. Baris dari setiap sumber daftar pustaka dicantumkan dalam bentuk

    hanging.

    (1) Apabila sumbernya adalah suatu bab dari edited book:

    Higgins, M. (1990). Social network analysis: its implications for business

    and business communication. In Fligo (Ed.), Business communication: New Zealand perspectives. Palmerston North:

    Software Technology (hal. 168-179).

    Perlu digarisbawahi bahwa untuk edited book, judul buku yang digaris

    bawahi/dicetak miring bukan Social network . tapi Business

    communication: ..

    (2) Apabila sumbernya adalah buku yang ber-edisi:

    Mitchell, T.R., & Larson, J.R., Jr. (1987). People in organizations: an

    introduction to organizational behavior (3rd ed.). New York : McGraw Hill.

    (3) Apabila sumbernya adalah buku dengan sejumlah pengarang atau

    departemen pemerintah sebagai penerbit:

    Australia Bureau of Statistics. (1991). Estimated resident population by

    age sex in statistical local areas, New South Wales, June 1990 (No. 3209.1). Canberra, Australian Capital Territory: Author.

    (4) Apabila sumbernya adalah sebuah artikel jurnal, penerbit dan kota

    penerbitan tidak dicantumkan:

    Borman, W.C., Hanson, M.A., Oppler, S.H., Pulakos, E.D., & White, L.A. (1993). Role of eraly supervisory experience in supervisor

    performance. Journal of Applied Psychology, 78, 443 449.

  • 31

    Klimoski, R., & Palmer, S. (1993). The ADA and the hiring process in

    organizations. Consulting Psychology Journal : Practice and

    Research, 45 (2), 10 36.

    Ray, E. B., & Miller, K I. (1991). The influence of communication structure and social support on job stress and burnout.

    Management Communication Quarterly, 4 (4), 506-527.

    Perlu diingat bahwa judul jurnal dicetak miring (italicised), dan huruf

    besar dicantumkan sesuai nama asli jurnal tersebut; nomor halaman

    tidak diawali dengan istilah hal., volume dan nomor penerbitan tidak

    dicantumkan Vol. 4, No. 4 tetapi (4) 4. Kadang-kadang, bulan

    (January) atau musim penerbitan (Spring) dicantumkan pada jurnal-

    jurnal asing.

    (5) Apabila sumbernya adalah sebuah artikel majalah maka yang perlu

    dicantumkan adalah tanggal dan bulan publikasi serta nomor volume

    penerbitan. Sebagai contoh:

    Setyarini, Lies (1997, 11 24 Januari). Kiat praktis memilih TK.

    Ayahbunda, 01, 24.

    (6) Apabila sumbernya adalah sebuah artikel surat kabar harian tanpa

    pengarang, maka penulisannya adalah sebagai berikut:

    Otonomi ditandai dengan keberanian daerah mengambil keputusan

    (1997, 25 April). Suara Pembaharuan, hal.3

    (7) Apabila sumbernya adalah sebuah artikel surat kabar harian,

    halaman bersambung.

    Berakhirnya politik televisi dan bola (1997, 17 April). Kompas, hal 1, 15.

    a. Penul isan Daftar Pustaka dar i Internet

    (1) Web page tanpa pengarang dan tanpa tanggal.

    GVUs 8th WWW user survey. (t.t). Diambil 19 September 2001, sumber

  • 32

    dari http://www.cc.gatech.edu/gvu/user_surveys/survey-

    1997-10/

    Keterangan:

    a. GVUs 8th WWW user survey: nama web page b. t.t: tanpa tanggal

    c. Diambil 19 September 2001 dari: tanggal pengambilan artikel dari

    internet d. http://www.cc.gatech.edu/gvu/user_surveys/survey-1997-10/:

    alamat web page

    (2) Web page tanpa tanggal.

    Thompson, G (t.t). Youth coach handbook. dalam Joe Soccer. Diambil 17

    September 2001 dari http://WWW.joesoccer.com/menu.html

    Keterangan:

    a. Thompson, G: nama penulis b. t.t: tanpa tanggal c. Youth coach handbook: judul artikel

    d. Joe Soccer: nama web page

    (3) Web page dengan institusi/perusahaan sebagai pengarang.

    Wisconsin Department of Natural Resources. (14 Maret 2001). Glacial

    habitat restoration areas. Diambil 18 September 2001 dari

    http://www.dnr.state.wi.us/org/land/wildlife/hunt/hra.htm

    Keterangan: a. Wisconsin Department of Natural Resources: nama departemen

    b. 2001,14 Maret: tanggal editing terakhir

    c. Glacial habitat restoration areas: judul artikel

    (4) Web page dengan individu sebagai pengarang.

    Roever, C. (1998) Preparing the ideal scannable resume. dalam Resumix

    Home Page. Diambil 23 Oktober 1998 dari

    http://www.resumix.com/resume/resume_tips.html

    Keterangan: a. Roever, C: nama penulis b. 1998: tahun penulisan artikel

  • 33

    c. Preparing the ideal scannable resume: judul artikel d. Resumix Home Page: nama web page

    b. Contoh Daftar Pustaka

    Constantinides, H. (Winter 2001). Organizational and intercultural

    communication: an annotated bibliography. Technical Communication Quarterly,10 (1), 31-59

    Disneyland Paris Brief History (29 March 2003). The History of Disneyland

    Paris. Diambil 31 Agustus 2004 dari http://www.solarius.com.dvp/dlp/dlp-history.htm

    Disneyland Paris, History (11 March 1999). General Hsitory 1995.

    Diambil 31 Agustus 2004 dari http://www.reinhardschaffner.de/dlp/his1995.htm

    Frazee, V. (October 1996). Keeping up on Chinese culture. Personnel Journal, 75 (10), 16-17.

    Goman, C. K. (February/March 2002). Cross-cultured business practices. Communication World, 19 (2), 22-25

    Graham, J. L. & Lam, N. M. (October 2003). The Chinese negotiation. Harvard Business Review, 81, 10. 82-91

    Griffith, D. A. & Harvey, M. G. (2001). Executive insights: an intercultural

    communication model for use in global interorganizational networks. Journal of International Marketing, 9, 3. 87-104

    Hofstede, G. (1994). Culture and organizations: software of the mind,

    intercultural cooperation and its importance for survival. London: Harper Collin Business

    Joseph, D. R. (January, 2003). Dangerous assumption. Ceramic Industry,

    153 (1), 120-120

    Keuning, D. (2003). Management: a European perspective. Groningen/Houten, The Netherlands: Wolters-Noordhoff

    Menger, R. (November 1999). Japanese and American negotiators:

    overcoming cultural barriers to understanding. Academy of Management Executive, 13 (4), 100-101

    Munter, M. (May/June 1993). Cross-cultural communication for managers. Business Horizons. 36 (3), 69-78

    Perkins, A. G. (September/October 1993). Diversity. Harvard Business

    Review. 71 (5). 14-15

    Varner, I. I. & Beamer, L. (1995). Intercultural communication in the

    global workplace. Chicago: Irwin

    3.4. KERTAS DAN PENGETIKAN

    Semua proposal dan laporan SK serta TA harus ditulis dengan

    ketentuan kertas & pengetikan sbb.:

  • 34

    1. Kertas yang digunakan untuk menulis Laporan Tugas Akhir adalah

    kertas HVS 80 gram, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).

    2. Laporan Tugas Akhir diketik pada satu muka saja, tidak timbal balik.

    3. Ukuran marjin kiri dan atas adalah 4 cm, sedang marjin kanan dan

    bawah adalah 3 cm.

    4. Jenis huruf yang digunakan adalah huruf yang umum seperti Times

    New Roman dengan ukuran yang setara dengan 12 pt.

    5. Spasi

    a. Jarak antara judul bab dengan subbab adalah 3 spasi.

    b. Jarak antara subbab dengan teks adalah 2 spasi.

    c. Jarak antar baris dalam teks adalah 1,5 spasi.

    d. Kutipan diketik dengan jarak 1 spasi, ditulis rata kiri 5 ketukan ke

    dalam dengan sisi kanan rata dengan teks (untuk yang lebih 5

    baris). Kutipan kurang dari lima baris diketik seperti pengetikan

    teks biasa.

    e. Pengetikan laporan harus menggunakan komputer.

    6. Penomoran halaman

    a. Penomoran halaman dengan angka Arab (1, 2, 3, dst.), dimulai

    dari halaman pertama (Pendahuluan) sampai dengan halaman

    terakhir (Daftar Pustaka).

    b. Penomoran halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, dst.)

    secara berurutan digunakan mulai dari halaman pertama Kata

    Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel (jika ada) sampai dengan

    Abstrak.

    c. Semua nomor halaman dituliskan di bagian tengah bawah tanpa

    disertai keterangan apapun, seperti: pendahuluan, kata

    pengantar.

    3.5. HINDARI PLAGIARISME

    Semua laporan Tugas Akhir (TA) harus dilengkapi LEMBAR

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME yang ditandatangi di atas meterai.

    Lembaran tersebut ditempatkan pada awal laporan TA. Plagiarisme dalam

  • 35

    lingkungan akademik dan masyarakat intelektual termasuk kejahatan,

    karena itulah pelanggar dalam plagiarisme perlu diberi sanksi. Kata lain

    dari plagiasi mencuri, menjiplak, membajak karya orang lain. Pelaku

    plagiarisme termasuk orang yang tidak bermoral, merugikan orang lain,

    menurunkan derajat pelaku plagiasi itu sendiri, dan tentu plagiarisme itu

    merupakan perbuatan berdosa. Permendiknas No.17/2010 mengaskan

    beberapa definisi berkenaan dengan plagiarisme sebagai berikut:

    Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam

    memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk

    suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya

    dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya

    ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai;

    Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok orang pelaku

    plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk

    kelompok dan atas nama suatu badan;

    Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan

    oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi

    plagiat di lingkungan perguruan tingginya;

    Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang

    dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan

    sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang

    bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi

    yang bersangkutan;

    Menurut Oxford American Dictionary dalam Clabaugh (2001) plagiarisme

    adalah: "to take and use another person's ideas or writing or inventions

    as one's own." Selanjutnya menurut Reitz dalam Online Dictionary for

    Library and Information Science (http://www.abc-

    clio.com/ODLIS/odlis_p.aspx) plagiarisme adalah: "Copying or closely

    imitating take work of another writer, composer etc. without permission

    and with the intention of passing the result of as original work"

    Plagiasi dapat diistilahkan juga dengan penjiplakkan (tanpa

    memperhatikan kaidah mengutip). Adapun materi yang dijiplak dapat

    berupa:

  • 36

    1. Karya ilmiah, yaitu hasil karya akademik oleh mahasiswa, dosen,

    peneliti, atau tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi,

    yang dibuat dalam bentuk tertulis, baik cetak maupun elektronik,

    yang diterbitkan dan/atau dipresentasikan

    2. Karya, yaitu hasil karya akademik atau nonakademik oleh individu

    perseorangan, kelompok, atau badan di luar perguruan tinggi, yang

    dibuat dalam bentuk tertulis, baik cetak maupun elektronik, yang

    diterbitkan dan/atau dipresentasikan

    Plagiarisme tidak hanya terbatas pada pencurian gagasan atau hasil

    karya orang lain di bidang ilmiah saja, namun juga berlaku di bidang

    lainnya seperti dunia seni, budaya, dsb. Bentuknya pun dapat beraneka

    macam tidak terbatas hanya pada tulisan.

    Klasifikasi mengenai plagiarisme dapat dibuat tergantung dari berbagai

    aspek pandang:

    1. dari segi substansi yang dicuri,

    2. dari segi kesengajaan,

    3. dari segi volume/proporsi

    4. dari pola pencurian, plagiasi dapat dilakukan kata demi kata,

    maupun dapat diseling dari berbagai sumber dan dengan kata-

    kata sendiri (mozaik).

    5. Berdasarkan individu sumber gagasan, ada pula yang dikenal

    sebagai Auto-plagiarisme/self-plagiarism:

    Pada plagiarisme dikenal pula istilah self plagiarism Apabila

    karya sendiri sudah pernah diterbitkan sebelumnya, maka tatkala

    kita mengambil gagasan tersebut, semestinya dicantumkan rujukan

    atau sitasinya. Bila tidak, ini dapat dianggap sbg auto-plagiarisme

    atau self-plagiarism. Jenis plagiarisme ini sebenarnya dapat dianggap

    ringan, namun bila dimaksudkan atau di kemudian hari

    dimanfaatkan untuk menambah kredit akademik, maka dapat

    dianggap sebagai pelanggaran berat dari etika akademik.

  • 37

    Bagaimana cara menghindari plagiarisme? Berikut ini

    upayanya:

    1. Memakai, menganalisa, membahas, mengritik atau merujuk

    hasil karya intelektual orang lain boleh dilakukan selama kaidah

    pemakaiannya tetap beradab.

    2. Rangkumlah hasil karya orang lain, atau melakukan parafrase

    pada bagian khusus dalam teks dengan cara penguraian

    menggunakan kata-kata sendiri, dan nyatakanlah sumber

    gagasan dan masukkan sumber-sumber yang dipakai dalam

    daftar rujukan.

    3. Menggunakan kata-kata asli penulis juga diperkenankan

    dengan cara memberi tanda kutip pd kalimat-kalimat yang dipakai,

    selain menyebutkan sumber gagasannya.

    Mengapa plagiarisme terjadi? Beberapa penyebanya antara lain:

    1. Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang

    menjadi beban tanggungjawabnya. Sehingga terdorong untuk

    copy-paste atas karya orang lain.

    2. Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap

    sumber referensi yang dimiliki.

    3. Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus

    melakukan kutipan.

    4. Kurangnya perhatian dari guru ataupun dosen terhadap persoalan

    plagiarisme.

    5. Apapun alasan seseorang melakukan tindakan plagiat, bukanlah

    satu pembenaran atas tindakan tersebut.

  • 38

    LAMPIRAN A: STUDI KASUS

    Lampiran 1

    FORMAT PROPOSAL PENELITIAN UNTUK SK

    KATA PENGANTAR ............. DAFTAR ISI ................. DAFTAR LAMPIRAN ..

    DAFTAR GAMBAR . DAFTAR TABEL

    RINGKASAN ......................................................

    BAB I PENDAHULUAN .

    1.1 Latar Belakang Masalah .

    1.2 Identifikasi Masalah ..

    1.3 Batasan Masalah ......................................... 1.4 Rumusan Masalah ........................................

    1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...

    1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian .. ...

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Umum (teori ybs.) ........................ 2.2 Landasan Teori (teori yang menjadi landasan

    (grand theory) .........................................

    2.3 Kerangka Berpikir dan Hipotesis (jika ada)

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Pendekatan dan Metode Penelitian .....

    3.2 Prosedur Penelitian .. 3.3 Populasi dan Sampel (jika ada) .

    3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Alat ukur Variabel Penelitian

    3.5 Operasionalisasi Variabel

    3.6 Metode dan Teknik Analisis Data .... 3.7 Jadwal Penelitian

  • 39

    FORMAT PROPOSAL PROYEK PERANCANGAN SK

    Halaman

    KATA PENGANTAR ..

    DAFTAR ISI . DAFTAR LAMPIRAN ...........

    DAFTAR GAMBAR ...........

    DAFTAR TABEL .............. RINGKASAN ......................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah . 1.2 Identifikasi Proyek ..........

    1.3 Tujuan dan Manfaat Proyek .

    1.4 Lokasi dan Waktu Perancangan Proyek ...

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 2.2

    BAB III METODE PERANCANGAN PROYEK 1.1 Obyek / Unit Analisis

    Menjelaskan tentang : a. Obyek perusahaan/organisasi yang dirancang b. Sistem yang telah dirancang (yang ada di perusahaan/organisasi)

    1.2 Jenis dan Sumber Data a. Penjelasan tentang jenis dan sumber data yang diperlukan untuk

    kegiatan analisis dan rancangan b. Penjelasan tentang sumber data yang digunakan dalam perancangan

    (sekunder, primer)

    1.3 Teknik Pengumpulan Data Penjelasan tentang teknik pengumpulan data yang dilakukan. Ada beberapa cara pengumpulan data, sebagai berikut: a. Observasi b. Wawancara c. Kuesioner d. Lainnya (jika ada)

    1.4 Populasi dan Sampel Penjelasan tentang teknik pengambilan sampel (jika perancangan ini menggunakan sampel), terdiri dari: a. Populasi yang dirancang b. Ukuran sampel c. Cara pengambilan sampel

    3.5 Prosedur Perancangan a. Penjelasan tentang langkah-langkah/prosedur kerja perancangan yang

    digunakan, termasuk alasan penggunaan metode itu b. Penjelasan kekurangan/kelemahan metode yang digunakan c. Jadwal Perancangan Proyek

  • 40

    PENJELASAN

    A. Judul

    Judul hendaknya dibuat singkat, jelas, dan menunjukkan dengan tepat

    masalah serta objek (lokus) yang dikaji, dan tidak memberi peluang bagi

    penafsiran ganda. Bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah yang

    mudah dipahami oleh kelompok bidang keahlian manajemen aset.

    Jumlah kata dalam judul paling banyak 15 kata.

    Halaman Ringkasan disajikan paling banyak 1 halaman. Ringkasan

    berisikan pokok permasalahan (central issue) yang melatarbelakangi

    kajian (maksimum 3 kalimat/phrase), rumusan masalah, tujuan

    penelitian atau perancangan, objek yang dikaji, landasan teori atau grand

    theory (cukup hanya menyebutkan), metode penelitian (jenis metode,

    populasi dn sampel (jika ada), variabel yang dielaborasi, teknik

    pengumpulan data, alat ukur variabel, teknik analisis data).

    Dalam memilih masalah, Mahasiswa/Karyasiswa hendaknya

    memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Kemampuan Mahasiswa/Karyasiswa, yang merujuk pada penguasaan

    teoritis dan metodologis.

    b. Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu.

    c. Kemungkinan memperoleh data yang memadai.

    d. Arti penting atau manfaat masalah yang akan diteliti, baik untuk

    perusahaan/organisasi maupun masyarakat umum, atau untuk ilmu

    pengetahuan.

    B. Pendahuluan

    Latar Belakang

    Pada bagian ini Mahasiswa/Karyasiswa perlu mengemukakan alasan-

    alasan mengapa topik ini dipilih. Pernyataan-pernyataan atau informasi

    yang dikemukakan dapat berasal dari pengamatan yang pernah

    dilakukan, hasil penelitian/temuan sebelumnya, teori yang relevan,

    kutipan dari para ahli, statistik, atau argumentasi logis yang ditarik dari

    pertanyaan sebelumnya.

    Ada tiga hal perlu dikemukakan pada bagian latar belakang, yaitu: bukti,

    informasi tambahan, dan contoh. Bukti dapat ditarik secara logis atau

    diambil dari penelitian/ proyek sebelumnya. Informasi tambahan

    menunjukkan makna masalah, memberikan bungkus teoritik,

    membandingkan dengan pendekatan lain, atau menjabarkan ke dalam

  • 41

    komponen-komponen yang spesifik. Contoh memberikan gambaran

    konkret dari pernyataan yang dikemukakan. Umumnya penulisan latar

    belakang masalah dilengkapi oleh kata-kata yang menunjukkan adalanya

    indikasi masalah misal menggunakan kata: tetapi, namun demikian,

    sedangkan, di sisi lain, padahal, dst.

    Identifikasi Masalah

    Pada bagian ini Mahasiswa/Karyasiswa mengidentifikasikan masalah

    penelitian yang akan diklarifikasikan dan didefinisikan lebih lanjut.

    Dengan kata lain, Mahasiswa/Karyasiswa mengungkapkan kesangsian,

    kesulitan, dilema, atau persoalan yang harus dijawab atau diatasi,

    meskipun belum dapat secara jelas dan konkrit mendefinisikan

    masalahnya. Dalam studi kasus, peneliti belum menyadari sepenuhnya

    masalah yang akan dicarikan solusinya (unaware of problem). Misalnya,

    peralatan di laboratorium uji tanah belum optimal digunakan dan kita

    tidak tahu mengapa dan bagaimana mengoptimalkannya. Dalam

    penelitian bisnis, masalah penelitian dapat berasal dari dilema

    manajemen yang kemudian diterjemahkan ke dalam pernyataan

    manajemen, lalu menjadi pertanyaan penelitian. Pernyataan masalah

    (problem statement) harus dipikirkan secara matang karena mendasari

    seluruh penelitian. Setelah dituliskan atau dikemukakan secara singkat

    dan jelas, ada baiknya masalah tersebut dibicarakan dan didiskusikan

    dengan orang lain (komunitas keilmuan atau institusional ybs.), sehingga

    Mahasiswa/Karyasiswa mendapatkan identifikasi masalah yang tepat dan

    cermat. Sebaiknya identifikasi masalah ditulis dalam sajian penomoran

    (pointer) sehingga menunjukkan rangkaian masalah yang teridentifikasi.

    Batasan Masalah

    Batasan masalah ditujukan untuk membatasi secara jelas dan tergas

    mengenai masalah yang dikaji dalam SK bersangkutan. Batasan masalah

    ini harus menyebutkan masalah mana saja yang dikaji dari serangkaian

    masalah yang disebutkan dalam poin identifikasi masalah di atas. Misal

    dari 5 masalah yang teridentifikasi, hanya 3 masalah yang dikaji.

    Rumusan Masalah

    Rumusan masalah adalah pernyataan yang menungkapkan msalah yang

    menjadi pertanyaan untuk kemudian dijawab melalui kajian dalam SK

    bersangkutan. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam sebuah atau

    beberapa prase yang singkat dan padat. Kata-kata yang dapat digunakan

    dalam rumusan maslah antara lain seberapa besar...., apakah hubungan

  • 42

    antara .... dengan ...., apakah ada bedanya antara ...., seberapa besar

    perbedaan antara ...dengan..., Bagaimana kondisi . dst

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Bagian ini berisikan pernyataan yang dimaksudkan untuk menjawab

    pertanyaan yang diajukan dalam identifikasi masalah. Artinya harus

    menyajikan tentang apa yang akan Anda teliti. Bagian ini dapat

    dimulai dengan kalimat:

    a. Tujuan penelitian ini adalah ., atau

    b. Penelitian ini bertujuan untuk .

    Setelah itu, tujuan dapat dinyatakan dengan menggunakan kata-kata

    pembuka antara lain: mengetahui, menjelaskan, menguraikan,

    membandingkan, memperoleh pengetahuan tentang, menganalisis,

    menggambarkan dan lain-lain yang menunjukkan sebuah proses. Tujuan

    juga dapat lebih jauh menjangkau jawaban yang bersifat hasil misal

    dicerminkan oleh kata-kata antara lain untuk mendaptkan gambaran

    tentang ..., teridentifikasinya ... Tujuan harus bersifat spesifik, terbatas,

    dapat diukur, dan terutama dapat diperiksa dengan melihat fakta sebagai

    hasil penelitian.

    Pada bagian ini, Mahasiswa/Karyasiswa dapat menuliskan alasan

    mengapa Mahasiswa/Karyasiswa melakukan penelitian atau mengapa

    Mahasiswa/Karyasiswa memilih masalah yang bersangkutan.

    Penelitian dianggap penting bila memberikan manfaat praktis dan teoritik

    secara simultan. Mahasiswa/Karyasiswa harus bisa meyakinkan pembaca

    bahwa penelitian Mahasiswa/Karyasiswa tidak saja layak dilakukan,

    tetapi juga bernilai untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan

    teori dalam bidang yang Mahasiswa/Karyasiswa teliti.

    Menunjukkan manfaat praktis berarti menghubungkan penelitian dengan

    kepentingan lembaga/organisasi tertentu atau masyarakat pada

    umumnya. Misal: Mahasiswa/Karyasiswa menjelaskan bahwa hasil

    penelitian tentang efek kualitas komunikasi terhadap kepuasan kerja

    akan membantu perusahaan dalam merancang atau memperbaiki

    kualitas komunikasi pada semua jenjang organisasi. Contoh lain:

    Pengaruh renovasi pasar tradisional terhadap kenyamanan pengunjung

    dan para pedagang, dan masih banyak contoh lainnya.

    Manfaat teoritik menunjukkan relevansi penelitian dengan disiplin ilmu

    yang lebih luas. Pada bagian ini karyasiswa menghubungkan penelitian

  • 43

    dengan suatu kerangka konseptual. Konsep-konsep teoritik menjadi

    acuan dalam mencari data dan informasi di lapangan yang akan

    dipetakan dalam suatu tabel analisis misal dengan mengaplikasikan

    analisis SWOT.

    C. Kerangka Berpikir

    Bagian ini berisi uraian sistematik tentang berbagai keterangan yang

    dikumpulkan dari pustaka/referensi yang memiliki hubungan dan

    menunjang penelitian; juga mengungkapkan teori atau penelitian

    terdahulu yang relevan dengan penelitian karyasiswa. Apa yang

    diungkapkan di bagian ini harus relevan/berkaitan dengan masalah yang

    akan diteliti, bersifat spesifik, dan fokus pada permasalahan. Selain itu,

    kejujuran akademik dan etika penulisan karya ilmiah mengharuskan

    peneliti menunjukkan semua sumber dari mana keterangan tersebut

    diperoleh. Pengutipan harus dengan jelas mencerminkan apakah kutipan

    langsung yang utuh (quotasi), kutipan langsung dengan menggunakan

    kata-kata pengutip (paraphrase), intisari sebuah tulisan atau bentuk

    kutipan lainnya.

    Kerangka berpikir memuat artikel, kutipan, makalah, laporan penelitian,

    wawancara, buku, atau data primer yang:

    (1) memperjelas masalah;

    (2) menunjukkan mengapa penelitian memiliki arti penting;

    (3) mengungkapkan kemampuan karyasiswa untuk menyelesaikan

    persoalan;

    (4) menghubungkan penelitian karyasiswa dengan penelitian lain yang

    menyelesaikan masalah yang kurang lebih sama.

    Hipotesis (bila ada)

    Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang

    diajukan. Hipotesis juga merupakan praduga yang harus dibuktikan

    secara empirik. Hipotesis dapat berupa pernyataan tentang hubungan

    antara dua variabel atau lebih. Hipotesis yang diajukan dapat meliputi

    hipotesis penelitian atau hipotesis statistik Hipotesis yang baik harus

    memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    (1) menyatakan hubungan antara dua variabel;

    (2) menyatakan kemungkinan untuk dapat diuji secara empirik.

    Hipotesis dirumuskan berdasarkan landasan teori/kerangka berpikir.

    Tidak setiap penelitian harus memuat hipotesis. Penelitian yang bersifat

  • 44

    eksploratoris, tidak memerlukan hipotesis, hipotesis bisa jadi merupakan

    hasil dari penelitian itu sendiri.

    Metode Penelitian

    Pada bagian ini dinyatakan jenis pendekatan penelitian, jenis metode

    penelitian dan sertakan alasan mengapa menggunakan pendekatan dan

    metode penelitian tersebut. Jelaskan metode dan teknik pengumpulan

    data yang digunakan (misal: survai, observasi, wawancara, angket, atau

    lainnya). Dalam Studi kasus, (Bila menggunakan SWOT, kejelasan peta

    dari analisis SWOT sangat diperhatikan), semua variabel yang dimonitor

    harus terbukti dalam dokumen yang dilampirkan sampai dengan

    rancangan alternatif solusi yang dibuat. Jelaskan pula teknik analisis

    data dan jika ada jelaskanlah jenis uji statistik yang digunakan, serta

    mengapa serta untuk apa tes tersebut digunakan.

    Variabel:

    Tunjukkan dengan jelas semua variabel yang dikaji dalam penelitian.

    Nyatakan secara jelas dan tegas variabel yang dielaborasi, antara lain

    mengidentifikasinya secara operasional. Tunjukkan pula mana variabel

    bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan lain-lain jika analisis

    tersebut bersifat asosiatif atau kausal. Lalu definisikan setiap variabel

    tersebut secara operasional (tunjukkan indikator-indikator dan

    bagaimana cara mengukurnya). Operasionalisasi variabel akan lebih jelas

    dan mudah dibaca jika disajikan dalam bentuk tabeloperasional variabel

    dan disertai narasi secukupnya.

    D. Jadwal

    Sebutkan jangka waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian.

    Tuliskan kapan penelitian dimulai dan berakhir. Uraikan secara rinci

    waktu untuk tiap tahap penelitian. Contoh: untuk penelitian, tahapannya

    sebagai berikut:

    1) Tahap persiapan: perencanaan, pembuatan