pelajaran

3
Notulensi Kuliah “Retina” dr. Firman Setiawardana, Sp.M. M.Kes Retinopati diabetika meurpakan penyebab utama kebutaan yang menyerang penduduk usia produktif yakni usia antara 20 - 74 tahun dengan prevalensi yang sering terkena adalah penduduk dengan usia 40 - 64 tahun. Retinopati diabetika merupakan penyakit yang ireversibel apabila sudah mengenai persarafan pada mata, sedangkan bila dibadingkan dengan katarak maka katarak lebih reversible karena dapat dilakukan tindakan seperti operasi. Dengan pencegahan dini dan kontrol yang baik akan mecegah kebutaan pada kasus retinopati diabetika sebesar 90% Makula merupakan titik tengah dari retina dan banyak terdapat sel konus atau padat sel konus. Sehingga fungsi nya adalah sebagai penglihatan sentral, lemihat detail, persepsi warna dan persepsi cahaya yang kuat. Sedangkan pada retina perifer akan lebih banyak didominasi oleh sel basil atau sel batang sehingga hanya berfungsi untuk pengkihatan perifer saja. Pada gambaran Retinopati diabetikum akan terdapat eksudat, aneurisma pembuluh darah dan hal ini merupakan tanda apabila sudah terjadi edema macula. Apabila dilihat menggunakan ophtalmoskop, gambaran aneurisma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu: dot (pembuluh darah masih belum pecah, seperti bulatan

description

kuliah

Transcript of pelajaran

Notulensi Kuliah

Retina

dr. Firman Setiawardana, Sp.M. M.Kes

Retinopati diabetika meurpakan penyebab utama kebutaan yang menyerang penduduk usia produktif yakni usia antara 20 - 74 tahun dengan prevalensi yang sering terkena adalah penduduk dengan usia 40 - 64 tahun.

Retinopati diabetika merupakan penyakit yang ireversibel apabila sudah mengenai persarafan pada mata, sedangkan bila dibadingkan dengan katarak maka katarak lebih reversible karena dapat dilakukan tindakan seperti operasi. Dengan pencegahan dini dan kontrol yang baik akan mecegah kebutaan pada kasus retinopati diabetika sebesar 90%

Makula merupakan titik tengah dari retina dan banyak terdapat sel konus atau padat sel konus. Sehingga fungsi nya adalah sebagai penglihatan sentral, lemihat detail, persepsi warna dan persepsi cahaya yang kuat. Sedangkan pada retina perifer akan lebih banyak didominasi oleh sel basil atau sel batang sehingga hanya berfungsi untuk pengkihatan perifer saja.

Pada gambaran Retinopati diabetikum akan terdapat eksudat, aneurisma pembuluh darah dan hal ini merupakan tanda apabila sudah terjadi edema macula. Apabila dilihat menggunakan ophtalmoskop, gambaran aneurisma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu: dot (pembuluh darah masih belum pecah, seperti bulatan kecil), dan blot (pembuluh darah sudah pecah). Neovaskuler juga terjadi pada retinopati diabetic sebagai respon dari adanya iskemia jaringan penurunan supply oksigen pada retina). Neovaskuler terjadi karena pembentukan angiogenesis oleh adnaya faktor VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor). Neovaskuler ini rapuh dan mudah sekali pecah. Apabila pecah di dekat sudut iridokornea, maka dapat menyebabkan perdarahan dan dapat menutupi sudutiridokornealis dan beresiko menjadi glaukoma.

Retinopati diabetic dibagi menjadi dua menurut tingkat keparahannya yakni: Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR), dan Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR). Pada NPDR biasanya akan terjadi mikroaneurisma, sedangkan pada PDR akan terjadi neovaskularisasi. Gejala yang ditemui adalah pasien datang sering tanpa gejala tetapi merasakan pandangan kabur dan meihat seperti ada bintik hitam yang melayang.

Skrining pada pasien DM dibagi menurut tipe DM nya. Pada DM tipe 1, dilakukan skrining 3 - 5 tahun setelah terdiagnosa. Sedangkan pada tipe II sesegera mungkin harus melakukan kontrol atau skrining.

Tatalaksana utama adalah dengan kontrol lifestyle, mulai dari pola makan, pola berolahraga, pola tidur, pola beraktivitas, dll. Bila menggunakan terapi medis amaka dapat digunakan terapi laser fotokoagulasi dengan indikasi pasda pasien NPDR yang berat atau PDR. Operasi lain yang dapat dilakukan adalah operasi vitrektomi yakni untuk tatalaksana apabila terjadi perdarahan vitreous pada PDR. Selain itu dapat dilakukan injeksi intra vitreal anti VEGF (Bevacizumab, Ranibizumab).