Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

download Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

of 41

Transcript of Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    1/41

    Manajemen Kota

    Santika Purwintaningsih 3613100002

    Arini Natasya 3613100014

    MuhammadHanid Imaddudin 3613100050

    Rio Anang Hadi 3613100066

    Perencanaan Wilayah dan Kota

    Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    2/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    i

    Contents

    BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    1.1 Pendahuluan ................................................................................................................. 1

    1.2 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 2

    BAB 2 PEMAHAMAN KONFLIK ........................................................................................... 3

    2.1 Pengertian Konflik ............................................................................................................ 3

    2.2 Proses Konflik .................................................................................................................. 4

    2.3 Tipe Konflik ...................................................................................................................... 5

    2.4 Teori tentang Penyebab Konflik ....................................................................................... 6

    2.5 Isu-Isu Kritis Konflik..................................................................................................... 8

    2.6 Pendekatan Pengelolaan Konflik........................................................................... 13

    BAB 3 ANALISIS KONFLIK ................................................................................................. 14

    3.1 Definisi Analisis Konflik ........................................................................................... 14

    A. Analisis Konteks ........................................................................................................ 14

    B. Mengapa Analisis Konflik Diperlukan ? ................................................................... 15

    C. Maksud dan Tujuan ................................................................................................... 16

    D. Hasil yang Diharapkan .............................................................................................. 17

    3.2 Prinsip-Prinsip dalam Analisis Konflik ..................................................................... 17

    3.3 Jenis jenis Analisis Konflik ....................................................................................... 19

    3.3.1 Penahapan Konflik ............................................................................................. 19

    3.3.2 Urutan Kejadian ................................................................................................. 20

    3.3.3 Pemetaan Konflik ............................................................................................... 21

    3.3.4 Segitiga SPK ....................................................................................................... 22

    3.3.5 Analogi Bawang Bombay .................................................................................. 23

    3.3.6 Pohon Konflik .................................................................................................... 24

    3.3.7 Analisis Kekuatan Konflik ................................................................................. 25

    3.3.8 Analogi Pilar ....................................................................................................... 26

    3.3.9 Piramida .............................................................................................................. 27

    3.4 Langkah langkah Analisis Konflik ............................................................................ 29

    BAB 4 PENUTUP .................................................................................................................... 34

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    3/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    ii

    4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 34

    4.2 Lesson Learned .......................................................................................................... 36

    4.3 Daftar Pertanyaan ...................................................................................................... 36

    Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 37

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    4/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    1

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1Pendahuluan

    Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang

    mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata

    sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta

    budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu

    menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan

    dan selalu akan terjadi.

    Lembaga atau organisasi sebagai bagian dari proses perkembangan manusia juga tidak

    terlepas dari berbagai macam konflik. Banyak yang beranggapan bahwa konflik itu selalumenimbulkan dampak negatif, padahal dalam kondisi tertentu konflik justru sangat diperlukan

    untuk kepentingan perubahan dan pengembangan keperibadian seseorang.

    Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok dan antara

    organisasi-organisasi. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada pandangan

    yang sama sekali bertentangan tanpa ada kompromi, kemudian menarik kesimpulan yang

    berbeda dan cenderung bersifat tidak toleran, maka dapat dipastikan akan timbul konflik

    tertentu.

    konflik tidak perlu dihindari apalagi ditakuti. Konflik hanya butuh penyelesaian yang

    baik, karena konflik apabila dikelola dengan benar justru berubah menjadi kekuatan baru yang

    sangat besar dalam berinovasi serta sangat potensial untuk pengembangan sebuah organisasi.

    Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak

    luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang

    berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku)

    dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests)

    dan intrepretasi.

    Makalah ini mencoba menyajikan apa yang sebenarnya didefinisikan sebagai konflik,

    pandangan mengenai konflik, sumber dan jenis konflik, macam-macam konflik dan serta

    bagaimana analisis manajemen konflik.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    5/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    2

    1.2 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dari makalah yang berjudul Pemahaman dan Analisis

    Manajemen Konflik adalah sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini dijabarkan latar belakang pemahaman mengenai konflik dan serta

    memahami analisis yang terjadi pada sebuah konflik .

    BAB II PEMAHAMAN KONFLIK

    Bab ini berisi tentang pemahaman lebih lanjut mengenai apa itu konflik, berdasarkan

    dari definisi konflik dari berbagai macam pakar, proses konflik dan hakekat mengenai konflik,

    tipe tipe konflik, teori teori penyebab konflik dan bagaimana pendekatan pengelolahan

    konflik.

    BAB III ANALISIS KONFLIK

    Bab ini berisi tentang pemahan mengenai apa itu analisis konflik dan tujuan dari

    analisis konflik, serta memahami jenis jenis dari analisis konflik untuk mengidentifikasi

    sebuah permasalahan konflik dan langkahlangkah mengenai analisis konflik.

    BAB IV PENUTUP

    Bab ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari pemahaman mengenai konflik

    dan analisis konflik yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga berisi

    tentang lesson learned yang didapat dari pemahaman dan analisis manajemen konflik dan juga

    daftar pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain di saat presentasi.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    6/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    3

    BAB 2 PEMAHAMAN KONFLIK

    2.1 Pengertian Konflik

    Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik

    sebenarnyamerupakan hal alamiah.Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena

    yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagaigejala yang

    wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.

    Konflik berasal dari kata kerja Latin configure yang berarti saling memukul.

    Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih

    (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

    menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik diartikan sebagai percekcokan,

    perselisihan, pertentangan. Definisi konflik menurut sosiologis adalah suatu proses sosial

    antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain

    dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

    Berikut ini adalah pengertian konflik menurut beberapa ahli:

    1.

    Chaidir mengemukakan bahwa konflik pada hakekatnya adalah segala macam

    interaksi pertentangan antar dua atau lebih kepentingan.

    2. Fisher mengatakan bahwa konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih

    (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran yang tidak

    sejalan.

    3. Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perselisihan mengenai nilai atau tuntutan

    yang berkenaan dengan status, kuasa, sumber daya yang bersifat langka yang

    bermaksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

    4. Ross berpendapat bahwa konflik merupakan perilaku kolektif yang terjadi pada

    pihak-pihak tertentu karena merasa adanya perbedaan kepentingan atau

    ketidakcocokan tujuan yang akhirnya saling mengingkari satu sama lainnya.

    Konflik berbeda dengan kekerasan. Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau

    lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau merasa memiliki sasaran yang tidak

    sejalan. Sedangkan kekerasan adalah tindakan, perkataan, atau sikap, berbagai struktur atau

    sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial atau lingkungan, dan ataumenghalangi seseorang untuk meraih potensinya secara penuh. Konflik tidak selalu diakhiri

    http://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengorganisasian-dalam-manajemen.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/manajemen-kepemimpinan.htmlhttp://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengorganisasian-dalam-manajemen.html
  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    7/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    4

    dengan kekerasan. Konflik adalah kenyataan hidup dari konflik yang bersifat pribadi, hingga

    kelompok, organisasi, masyarakat, dan negara.

    2.2 Proses Konflik

    Menurut Robbins (2008), proses konflik dapat dipahami sebagai sebuah proses yang

    terdiri atas lima tahapan: potensi pertentangan atau ketidakselarasan, kognisi dan

    personalisasi, maksud, perilaku, dan akibat.

    1. TAHAP I : Potensi Pertentangan dan Ketidakselarasan

    Tahap pertama adalah munculnya kondisi yang member peluang terciptanya konflik.

    Kondisi-kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai sebab atau sumber konflik.

    Kategori umumnya antara lain:

    Komunikasi

    Strukur

    Variabel-variabel pribadi

    2. TAHAP II : Kognisi dan Personalisasi

    Tahap ini penting karena dalam tahap inilah biasanya isu-isu konflik didefinisikan.

    Pada tahap ini pula para pihak memutuskan konflik itu tentang apa. Konflik yang

    dipersepsi adalah kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya kondisi-kondisi

    yang menciptakan peluang munculnya konflik. Konflik yang dirasakan adalah

    keterlibatan dalam sebuah konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi

    atau rasa bermusuhan.

    3. TAHAP III : Maksud

    Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Banyak konflik

    semakin rumit karena salah satu pihak salah dalam memahami maksud pihak lain. Di

    sisi lain, biasanya ada perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku, sehinggaperilaku tidak selalu mencerminkan secara akurat maksud seseorang.

    4. TAHAP IV : Perilaku

    Pada tahap inilah konflik mulai terlihat jelas. Tahap perilaku ini meliputi pernyataan,

    aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku konflik ini

    biasanya merupakan upaya untuk menyampaikan maksud dari masing-masing pihak.

    5. TAHAP V : Akibat

    Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan

    konsekuensi. Konsekuensi atau akibat ini bisa saja bersifat fungsional atau

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    8/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    5

    disfungsional. Dikatakan bersifat fungsional ketika konflik tersebut justru

    menghasilkan perbaikan kinerja kelompok, sedangkan disfungsional adalah ketika

    konflik tersebut menjadi penghambat kinerja kelompok.

    Gambar 2.1 Proses Konflik Menurut Robbins (1996)

    Sumber:www.pinterest.com,2016

    2.3 Tipe Konflik

    Pada dasarnya ada 4 tipe konflik yaitu:

    1.

    Tidak Ada Konflik

    Tidak ada akar konflik dan tidak ada konflik di permukaan. Terkesan lebih baik,

    namun setiap yg ingin hidup damai maka harus hidup bersemangat dan dinamis yaitu

    dengan cara memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan dan mengelolanya secara

    kreatif.

    2. Konflik Laten

    Ada akar konflik tapi belum muncul. Sifatnya tersembunyi sehingga perlu diangkat ke

    permukaan agar bisa ditangani secara efektif.

    3.

    Konflik PermukaanAda konflik dipermukaan tapi tidak ada akar konflik. Berakar dangkal atau tidak

    berakar dan muncul karena kesalahpahaman, solusinya meningkatkan komunikasi.

    4. Konflik Terbuka

    Ada akar konflik dan ada konflik yang terbuka. Berakar dalam dan sangat nyata, perlu

    tindakan mengatasi akar penyebab dan efeknya.

    http://www.pinterest.com/http://www.pinterest.com/
  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    9/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    6

    Gambar 2.2 Tipe Konflik

    Sumber: Ilustrasi Penulis, 2016

    2.4 Teori tentang Penyebab Konflik

    Teori-teori mengenai berbagai penyebab konflik antara lain ialah antara lain:

    1) Teori Hubungan Masyarakat

    Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi,

    ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatumasyarakat. Sasaran yang ingin dicapai teori ini:

    Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok

    yang mengalami konflik

    Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima

    keragaman yang ada di dalamnya.

    2) Teori Negosiasi Prinsip

    Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras danperbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:

    Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan

    pribadi dengan berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk

    melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka daripada

    posisi tertentu yang sudah tetap.

    Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah

    pihak atau semua pihak.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    10/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    7

    3) Teori Kebutuhan Manusia

    Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar

    manusia (fisik, mental, dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan,

    identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:

    Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan

    mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan

    menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

    Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk

    memenuhi kebutuhan dasar semua pihak.

    4) Teori Identitas

    Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering

    berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:

    Melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami

    konflik mereka diharapkan dapat mengidentifikasi ancaman-ancaman dan

    ketakutan yang mereka rasakan masing-masing dan untuk membangun empati

    dan rekonsiliasi di antara mereka.

    Meraih kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan identitas pokok semua

    pihak.

    5) Teori Kesalahpahaman Antarbudaya

    Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara

    komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran yang ingin dicapai teoriini adalah:

    Menambah pengetahuan pihak-pihak yang mengalami konflik mengenai budaya

    pihak lain.

    Mengurangi stereotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain.

    Meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.

    6) Teori Transformasi Konflik

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    11/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    8

    Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan

    ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:

    Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan

    ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi.

    Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak-pihak

    yang mengalami konflik.

    Mengembangkan berbagai proses dan sistem untuk mempromosikan

    pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan , rekonsiliasi dan

    pengakuan.

    2.5 Isu-Isu Kritis Konflik

    Ketika mengamati interaksi antarpihak yang berkonflik dan menggali lebih dalam

    dinamika konfliknya, beberapa tema terus bermunculan. Tema tersebut secara eksplisit

    disebut sebagi isu konflik. Pada kesempatan lain menjadi latar belakang konflik, berperan

    sebagai faktor yang secara diam-diam berpengaruh. Manajemen atas konflik pada akhirnya

    akan mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh, dan mengklarifikasi ide-ide yang

    berhubungan faktor tersebut serta menentukan tindakan yang penting untuk dilakukan.

    Terdapat beberapa isu-isu kritis dalam konflik yaitu, kekuasaan, budaya, identitas, jender, dan

    hak. Penjelasan dari masing-masing isu tersebut adalah sebagai berikut (disarikan dari Fisher,

    2001):

    A. Kekuasaan

    Kekuasaan adalah unsur penting dalam setiap masalah manusia. Suatu konflik sering

    berpusat pada usaha memperoleh kekuasaan yang lebih besar, atau kekhawatiran kehilangan

    kekuasaan. Kekuasaan memiliki beberapa pengertian, yaitu kekuatan, legitimasi, otoritas,atau kemampuan untuk memaksa. Kekuasaan akan mempengaruhi kehidupan secara terus-

    menerus.

    Kekuasaan ada di dalam dan berdasarkan pada hubungan manusia, misalnya orang tua

    terhadap anak, pemerintah terhadap yang diperintah, warga negara terhadap warga negara

    lain, pemilik tanah terhadap pekerja lahan, atau manajer pabrik terhadap pegawai. Kekuasaan

    tidak tidak selalu bergantung pada kekuatan aktif. Orang tua mungkin mendengarkan

    permintaan anaknya untuk memperoleh kebebasan tetapi tidak pernah mendiskusikannya.

    Pemerintah mungkin menerima petisi rakyat tetapi tidak pernah memasukkannya ke dalam

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    12/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    9

    agenda resmi. Jadi komunikasi, antisipasi, dan kesadaran merupakan sumber alternatif

    kekuasaan.

    Terdapat beberapa sumber kekuasaan, yaitu otoritas (posisi), akses ke sumber daya,

    jaringan kerja, kemampuan/keahlian, informasi, dan kepribadian. Otoritas dapat dimiliki

    individu atau kelompok berdasarkan perannya. Bentuk kekuasaan ini didukung oleh

    peraturan, norma, sumber daya, dan kekuatan lain seperti polisi dan tentara. Misalnya sistem-

    sistem adat sering memberikan tingkat kekuasaan yang berbeda kepada pihak-pihak tertentu.

    Akses ke sumber daya berkaitan dengan kekuasaan yang muncul karena adanya

    kontrol terhadap pasokan sumber daya, seperti bahan baku, teknologi, keuangan, dan lain-lain.

    Jika suatu kelompok bergantung pada kelompok lain untuk memperoleh sumber daya, maka

    dalam beberapa hal kelompok ini berada di bawah kekuasaan kelompok lain.

    Kemampuan/keahlian dapat menjadi sumber kekuasaan. Tanpa adanya hal tersebut suatu

    organisasi akan gagal.

    Informasi sangat diperlukan untuk membuat keputusan. Dalam konflik, kontrol dan

    manipulasi informasi adalah senjata utama. Pihak yang mengontrol dan menyebarluaskan

    informasi memiliki potensi pengaruh yang besar. Sementara itu kepribadian merupakan

    sumber kekuasaan yang dipengaruhi oleh kombinasi beberapa sifat seperti intelegensi, sikap,dan kepercayaan diri. Semuanya dapat meningkatkan kredibilitas dan pengaruh di mata orang

    lain.

    Kekuasaan harus diikuti oleh akuntabilitas. Permasalahan yang muncul kemudian

    adalah akuntabilitas sengaja dihindari dan dilakukan melalui:

    menahan informasi

    melakukan ancaman tersembunyi

    menolak untuk mengakui atau memiliki kekuasaan yang dimiliki

    sedikit berkomunikasi atau tidak sama sekali

    B. Budaya

    Budaya didefinisikan sebagai kebiasaan dan nilai-nilai tertentu yang diakui secara

    umum oleh suatu masyarakat yang tinggal di suatu tempat tertentu. Budaya merupakan

    produk kolektif yang menghasilkan suatu ukuran dan rangkaian tindakan yang dipakai

    sebagai acuan untuk menilai tindakan orang lain. Budaya tidak didapatkan dari sejak lahir,

    tetapi dipelajari dari keluarga, sesepuh, bahkan dari media. Budaya tidak bersifat statis, tetapi

    berubah karena pengaruh kekuatan internal dan eksternal.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    13/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    10

    Budaya sering muncul sebagai faktor yang mempengaruhi konflik. Budaya

    mempengaruhi cara individu untuk berfikir dan bertindak. Setiap tempat membentuk budaya

    yang berbeda dan memberikan corak tersendiri bagi masyarakatnya. Budaya mempengaruhi

    psikologi masyarakatnya dan pada akhirnya memberikan pendangan yang berbeda terhadap

    nilai-nilai. Perbedaan pandangan terhadap suatu nilai inilah yang menjadi sumber konflik

    (benturan budaya).

    C. Identitas

    Identitas dalam kaitannya dengan situasi konflik memiliki banyak dimensi. Rasa

    identitas dapat cepat berubah sebagai respon terhadap ancaman, baik yang nyata atau yang

    dirasakan. Kebutuhan manusia untuk menjadi bagian dari sesuatu dan merasa aman sama-

    sama menyebabkan kerentanan karena konteks lingkungannya berubah. Orang-orang yang

    merasa dirinya sebagai orang Yugoslavia, pada tahun 1988 menjadi orang Bosnia. Ketika

    negara ini hancur berkembanglah rasa takut. Di satu sisi label menyebabkan mekanisme yang

    potensial untuk mengeksploitasi dan dorongan untuk berkuasa.

    Identitas sering digambarkan menurut kelompok-kelompok tertentu dimana kita

    menjadi bagian di dalamnya. Identitas umumnya dihubungkan ke dalam dua hal, yaitu etnis

    dan kebangsaan. Etnis, atau identitas etnis adalah kelompok dimana masyarakatnyamenggunakan bahasa, budaya, dan bahkan agama tertentu. Kebangsaan atau identitas

    nasional adalah kelompok dimana sama-sama berada di wilayah atau bagian dari suatu

    bangsa

    Konflik etnis telah menjadi label yang menunjukkan bahwa suatu konflik diakibatkan

    karena pertentangan antar etnis. Agar ini bisa terjadi. Suatu masyarakat pertama-tama harus

    merasa tidak aman atau ketakutan. Kemudian dibujuk bahwa suatu kelompok atau pemimpin

    tertentu dapat memberikan keamanan.

    D. Jender

    Jender merupakan bagian dinamika hubungan antar manusia yang menjangkau

    jantung kehidupan masyarakat dan karenanya menyebabkan konflik. Jender dijelaskan bahwa

    orang dilahirkan sebagai perempuan dan laki-laki, tetapi masing-masing belajar menjadi

    gadis dan pemuda, yang akhirnya tumbuh menjadi wanita dan pria. Mereka diajari prilaku

    dan sikap, peran dan aktifitas yang pantas bagi mereka, serta bagaimana seharusnya mereka

    berhubungan dengan orang lain. Perilaku yang dipelajari inilah yang menciptakan identitas

    jender dan peranan jender.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    14/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    11

    Peran jender wanita dan pria berbeda dalam semua masyarakat. Peran ini dapat

    bervariasi pada masyarakat yang berbeda dan diantara komunitas yang berbeda dalam

    masyarakat yang sama. Peranan jender tidak statis, tetapi berubah menurut waktu atau

    sebagai respon terhadap traumatik yang mendadak, seperti konflik yang hebat dan perang.

    Karena berbagai alasan, terutama karena perbedaan peran dan tanggung jawab, wanita

    dan pria dapat memiliki perspektif yang berbeda tentang suatu konflik, kebutuhan yang

    berbeda, dan kepentingan yang bersaingan. Karena dalam berbagai aktifitas perlu

    mempertimbangkan kesadaran mengenai Jender. Hubungan antara konflik dan Jender sering

    dikaitkan dengan kekerasan dan pembatasan akses terhadap wanita.

    E. Hak

    Manusia memiliki hak-hak dasar yang harus dipenuhi dan jika tidak maka hak lainnya

    akan sulit dipenuhi. Hak-hak dasar ini meliputi:

    Hak untuk hidup dan memperoleh pekerjaan

    Hak atas perlindungan terhadap kekerasan

    Hak atas air, makanan, dan perlindungan yang aman

    Hak atas kesehatan dan pendidikan

    Hak bagi wanita dan pria untuk menentukan masa depannyaPerbedaan sosial dan budaya, kelas, kasta, dan etnisitas dapat menjadi faktor dalam

    penggunaan dan penyalahgunaan kekuasaan serta menyangkut penyangkalan dan

    pelanggaran hak. Hak yang menurut teori dijamin oleh konstitusi negara, dalam praktiknya

    dapat saja tidak diterima oleh pria dan wanita yang menjadi bagian dari kelompok marginal

    atau yang ditekan oleh penguasa karena melakukan klaim atas hak-haknya.

    Hak menjadi isu mendasar dalam kaitannya dengan konflik. Bagi kelompok miskin

    pelanggaran terhadap hak-hak dasar terjadi setiap hari. Perjuangan kelompok-kelompok yang

    tersisih untuk memperoleh hak-haknya dapat menyebabkan konflik. Pandangan terhadap

    perjuangan dan konflik ini akan bergantung pada perspektif pihak-pihak yang berbeda.

    Dengan demikian untuk mencapai perdamaian maka yang dibutuhkan adalah keadilan.

    Untuk memahami arti keadilan harus memikirkan hak-hak para wanita, anak-anak, orang

    cacat, dan pihak yang tersisih lainnya. Pihak lawan dari suatu konflik mungkin memiliki

    komitmen dan prinsip yang sama mengenai perdamaian dan keadilan, tetapi prioritas dan cara

    mencapainya berbeda.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    15/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    12

    Dari isu-isu konflik yang telah dijelaskan diatas, menurut kami terdapat isu konflik

    yang cukup urgen untuk diperhatikan. Isu tersebut berkaitan dengan lingkungan, walaupun

    pertimbangan lain terhadap isu lingkungan itu bisa juga didudukkan lebih sebagai dampak

    dari suatu konflik. Namun karena alasan semakin dominannya isu lingkungan menjadi center

    issue dalam berbagai kasus sehingga sinyalemen terhadap lingkungan sebagai isu konflik

    cukup beralasan.

    F. Lingkungan

    Pada dekade akhir ini isu lingkungan juga menjadi salah satu tema penting dari suatu

    konflik. Hal ini dikaitkan dengan keterbatasan ketersediaan sumber daya alam. Penambahan

    populasi dan meningkatnya perekonomian menyebabkan semakin besarnya kebutuhan akan

    sumber daya alam. Pada akhirnya terjadi eksploitasi dalam skala luas. Eksploitasi ini akan

    berdampak pada terjadinya kerusakan lingkungan, yang berarti akan mengganggu habitat dan

    eksistensi kehidupan manusia.

    Sumber daya alam bersifat lintas daerah bahkan lintas negara, begitu juga dengan

    kerusakan yang dihasilkan akibat eksploitasi sumber daya alam. Konflik yang umumnya

    muncul adalah dalam pengalokasian dan pemanfaatan sumberdaya, serta kerusakan

    lingkungan yang ditimbulkan. Konflik ini akan melibatkan institusi pemerintah baik lokalmaupun negara dan kelompok-kelompok masyarakat.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    16/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    13

    2.6Pendekatan Pengelolaan Konflik

    Pencegahan Konflik: bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yg keras

    Penyelesaian Konflik : bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui

    suatu persetujuan perdamaian

    Pengelolaan Konflik : bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan

    dengan mendorong perubahan perilaku yg positip bagi pihak yg terlibat

    Resolusi Konflik : menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun

    hubungan baru dan yang bisa bertahan lama diantara kelompok yg bermusuhan

    Transformasi Konflik : mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yg

    lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi

    kekuatan sosial politik yg positip

    Gambar 2.6 Pendekatan Pengelolaan Konflik

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    17/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    14

    BAB 3 ANALISIS KONFLIK

    3.1 Definisi Analisis Konflik

    Proses praktis dalam menguji dan memahami realitas konflik dari berbagai perspektif

    menggunakan seperangkat alat yang memudahkan kita dalam memahami realitas konflik

    yang menjadi dasar bagi penyusunan strategi dan rencana aksi.

    Konflik merupakan sesuatu yang melekat dalam kehidupan manusia, ketika berinteraksi,

    berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan berbagai pihak dalam berbagai kondisi dan

    peristiwa. Analisis konflik dalam konteks pembangunan merupakan suatu alat yang

    digunakan untuk menelaah, menemukan dan memformulasikan kondisi masyarakat secara

    komprehensif dalam kerangka program pembangunan mencakup perencanaan, pelaksanaan

    dan evaluasi. Konflik adalah mengenai persepsi dan pengertian orang-orang mengenai

    kejadian, kebijakan dan institusi. Analisis konflik membantu para pemangku kepentingan

    untuk mempertimbangkan kembali perspekstif mereka, yang lebih sering sangat dipengaruhi

    oleh emosi, salah-pengertian, asumsi, kecurigaan dan ketidakpercayaan. Dalam situasi-situasi

    konflik, emosi dapat dengan mudah mengalahkan logika dan kenyataan. Karena itu penting

    untuk membedakan opini dari fakta. Analisis konflik bukan kegiatan penelusuran yang

    berdiri sendiri tetap berkaitan erat dengan elemen dan tugas pokok pengembangan dan pola

    pengelolaan konflik secara berkelanjutan.

    A. Analisis Konteks

    Analisis konflik merupakan gambaran menyeluruh tentang keadaan, pola intensitas, dan

    karakter masyarkat meliputi kekuatan hubungan antarpemangku kepentingan yang

    berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembangunan dan upaya bina damai. Kajian

    dinamika konflik adalah serangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan formulasi

    data keadaan masyarkat yang meliputi pemahaman konteks, interaksi, intervensi, pelaku,

    masalah dalam rangka perumusan program pembangunan.

    Konteksmerupakan istilah yang merujuk pada lingkungan misalnya, keluarga, masyarakat,

    desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Dalam hal ini dapat berarti

    konteks geografis atau lingkungan sosial dimana konflik terjadi.Interaksimerupakan

    hubungan dua arah, misalnya antar individu, antarkelompok, antarwilayah, antaretnis, dan

    antarkelembagaan yang mempengaruhi pencapaian tujuan. Interaksi yang terjadi diantara

    para pihak dapat berkontribusi dalam memperburuk atau mengurangi kekerasan dan

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    18/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    15

    potensi konflik.Intervensimerupakan serangkaian tindakan dalam bentuk kebijakan,

    program atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat untuk menata

    hubungan atau interaksi pemangku kepentingan dalam mencegah konflik dan membangun

    perdamaian dalam jangka panjang.Pelakumerupakan pihak-pihak atau pemangku

    kepentingan baik secara individu, kelompok atau organisasi yang terlibat secara langsung

    maupun tidak langsung dalam pembangunan..Masalah/Penyebabmerupakan dua istilah

    yang digunakan secara berbeda dalam memahami dinamika konflik untuk menilai

    kesenjangan gap antara harapan dan kenyataan. Penyebab merupakan faktor dominan

    yang mendorong peningkatan konflik atau kesenjangan antar-kelompok dalam masyarakat.

    B. Mengapa Analisis Konflik Diperlukan ?

    Persoalan pembangunan membutuhkan situasi dan kondisi stabil. Salah satu syarat

    keberhasilan pembangunan adanya kondisi kondusif dan terkendali. Pembangunan akan

    sulit dilaksanakan, jika kondisi masyarakat dalam situasi krisis dan anomali

    (ketidakpastian). Pembangunan itu sendiri membutuhkan infrastruktur yang kuat karena

    aktivitas yang dilaksanakan sangat kompleks dan memiliki pengaruh yang luas terhadap

    sendi-sendi kehidupan masyarakat. Semakin maju kebutuhan dan harapan masyarakat

    dalam memperbaiki kehidupannya, maka semakin cepat pula proses perubahan yang herus

    dilakukan. Pemahaman yang benar tentang situasi dan keadaan suatu masyarakat akan

    membantu dalam memetakan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Terutama berkaitan

    dengan situasi dan keadaan masyarakat menyangkut hubungan sosial. sumber daya, nilai-

    nilai yang telah terbangun, pendapatan masyarakat, sistem distribusi, kebijakan, pengaruh

    global dan penyebab ketidakstabilan yang mungkin terjadi dan dapat menghambat proses

    pembangunan itu sendiri.

    Semakin banyak para pendamping atau juru damai memahami kondisi nyata wilayah

    kerjanya, semakin sedikit kemungkinan terjadi kesalahan dalam menyusun rencana kerja

    dan tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program. Di sisi lain, semakin

    besar peluang bagi fasilitator untuk berperan dan bekerjasama dengan para para pemangku

    kepentingan secara efektif. Manfaat kegiatan identifikasi dan analisis konflik bagi

    fasilitator diantaranya :

    Menggali isu-isu strategis berkaitan dengan konflik dan kondisi sosial yang perlu

    mendapat perhatian.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    19/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    16

    Membangun pemahaman bersama tentang hubungan konteks sosial, ekonomi, politik,

    budaya dan agama yang lebih luas dan mendalam untuk kepentingan pengelolaan

    konflik.

    Menetapkan prioritas isu yang akan ditangani.

    Melakukan penelusuran dan pendalaman terhadap dampak dari konflik yang terjadi.

    Mengenal akar permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik untuk

    merumuskan dan menetapkan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk

    menanganinya.

    Mengenal motif dan insentif para pemangku kepentingan berupa harapan, kebutuhan

    dan pandangan masyarakat tentang konflik.

    Mengidentifikasi pola dan bentuk hubungan antara para pemangku kepentingan.

    Menggali dan mengumpulkan informasi berkaitan dengan gejala, permasalahan dan

    dinamika konflik dan informasi lain yang berkaitan.

    Menilai kapasitas kelembagaan dalam mengelola konflik.

    Mengenal sumber daya yang dibutuhkan dalam membangun hubungan (jejaring)

    dengan para pemangku kepentingan untuk membangun perdamaian.

    Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam memecahkan masalah,menentukan masa depan, dan analisis dari para pemangku kepentingan lokal untuk

    menangani konflik.

    Melibatkan peran aktif perempuan dalam menganalisis konflik. Kerjasama antara pria

    dan wanita mempertimbangkan isu-isu yang timbul dari peran dan tanggungjawab

    yang berbeda. Kaum perempuan memiliki pengaruh yang besar dalam struktur sosial

    dan sejumlah strategi tertentu. Hal lain untuk mengikis kelemahan berkaitan dengan

    partisipasi, keragaman, keberlanjutan dan efektifitas dalam analisis yang dilakukan.

    C. Maksud dan Tujuan

    Kajian terhadap konflik berhubungan erat dengan upaya pemerintah daerah dalam

    membangun harmonisasi antarpemangku kepentingan dan pencegahan konflik dalam

    pelaksanaan pembangunan. Kajian konflik dimaksudkan untuk menggambarkan secara

    keseluruhan tentang pola kekuatan hubungan antarkelompok, kerentanan sosial,

    kohesivitas kelompok, serta faktor-faktor pendorong dan penghambat perdamaian sebagai

    masukan dalam merumuskan kebijakan dan strategi program. Secara khusus kegiatan ini

    bertujuan:

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    20/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    17

    Mengidentifikasi kekuatan hubungan antarpemangku kepentingan yang terlibat dalam

    program pembangunan

    Mengidentifikasi kondisi sosial yang menyebabkan kesenjangan diantara kelompok

    atau antarpemangku kepentingan.

    Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan pemecah perdamaian dalam

    masyarakat; dan

    Merumuskan strategi penanganan dan pencegahan konflik serta bina damai ke depan

    secara terpadu.

    D. Hasil yang Diharapkan

    Kajian konflik dalam proses perencanaan dapat membantu tim perencanaan khususnya

    Bappeda untuk mengenal kondisi sosiogeografis, budaya, sejarah perkembangan daera

    (profil daerah) yang berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Kegiatan ini perlu diintegrasikan dalam kegiatan kajian daerah dan penyusunan profil

    daerah agar dihasilkan dokumen perencanaan yang komprehensif dan peka terhadap

    konflik. Perencanaan daerah harus mampu mendorong upaya bina damai dan mencegah

    terjadinya konflik pada saat pelaksanan program. Dengan demikian, perencana harus

    memiliki kemampuan untuk memformulasikan kebijakan dan arah pembangunan secara

    berkelanjutan, diterima oleh masyarakat dan meminimalisasi konflik di masa depan akibat

    keterbatasan sumber daya, sejarah konflik, perbedaan kepentingan, diskriminasi dan

    kesenjangan dalam masyarakat. Secara khusus kajian dinamika konflik menghasilkan hal-

    hal sebagai berikut;

    Profil (gambaran umum) kekuatan hubungan antarpemangku kepentingan yang

    terlibat dalam pembangunan;

    Gambaran kondisi sosial yang menyebabkan kesenjangan diantara kelompok atau

    antarpemangku kepentingan;

    Inventarisasi faktor-faktor pendorong dan pemecah perdamaian dalam masyarakat;

    dan

    Strategi penanganan dan pencegahan konflik serta bina damai secara terpadu.

    3.2 Prinsip-Prinsip dalam Analisis Konflik

    Analisis konflik didasarkan pada pandangan bahwa masyarakat memiliki struktur dan tingkat

    yang sangat kompleks dan membutuhkan kerangka kerja komprehensif untuk memahami

    masalah, persepsi, pertentangan antara kelompok, sumber daya, kelembagaan dan

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    21/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    18

    membangun aksi bersama dalam masyarakat. Oleh kerena itu, dibutuhkan pedoman berupa

    prinsip-prinsip yang disepakati bersama berdasarkan informasi yang lengkap. Beberapa

    prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis konflik.

    analisis terhadap isu dan fenomena konflik yang terjadi. Tidak mudah merancang dan

    menguji alat bantu atau teknis analisis yang mampu meningkatkan kesahihan dari

    perangkat yang disusun.

    Partisipasi berbagai pihak atau pemangku kepentingan untuk melakukan identifikasi,

    penelusuran, penilaian dan merumuskan visi bersama. Keterlibatan pihak-pihak yang

    berkonflik sangat membantu dalam merancang kegiatan dan menetapkan pokok

    strategi dalam penanganan konflik dan membangun keberlanjutan.

    Analisis konflik harus menguji konteks pengembangan secara komprehensif

    mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, sumber daya alam dan isu-isu global.

    Kondisi psikologis pihak-pihak yang berkonflik merupakan aspek penting dalam

    pengelolaan konflik. Hal ini tidak berarti bahwa fakta lebih penting daripada persepsi

    atau perasaan, karena para pemangku kepentingan memiliki cara yang berbeda dalam

    memahaminya.

    Transformasi sosial merupakan hal penting dalam menyediakan ruang kerjasamadalam mengelola konflik. Hal ini juga mencakup upaya peningkatan kapasitas lokal

    dalam penanganan konflik secara terintegrasi.

    Acuan waktu mencakup perencanaan, implementasi strategi, evaluasi dan tindak

    lanjut dalam kerangka penahapan konflik. Aktivitas analisis konflik hendaknya

    menetapkan cakupan pekerjaan dan rentang waktu penyelesaian berdasarkan indikator

    pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

    Fleksibilitas dan penyesuaian dalam menentukan perangkat dan cara

    menggunakannya bersama kelompok. Pertimbangkan pula pada saat mana

    mengintegrasikan dengan perangkat lainnya. Setiap tindakan atau program hendaknya

    dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan situasi dan tingkat penerimaan

    masyarakat.

    Karakteristik informasi dan data yang dikumpulkan akan berbeda pada setiap kasus.

    Kerapkali informasi yang lebih banyak lebih baik daripada lebih sedikit, namun tidak semua

    informasi relevan, valid, dapat dipercaya atau berguna dalam penarikan kesimpulan.

    Kebutuhan informasi perlu dibatasi oleh beberapa faktor diantaranya waktu, tenaga ahli, dan

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    22/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    19

    sumberdaya. Pembatasan definisi dan metodologi perlu dilakukan dalam melakukan analisis

    konflik agar terhindar dari penyimpulankeputusan yang tidak tepat.

    3.3

    Jenis jenis Analisis Konflik

    Ada sejumlah alat bantu (instrument) untuk menganalisis konflik dan menjelaskan cara

    penggunaannya dalam kasus-kasus penanganan konflik tertentu, yakni: 1) penahapan konflik;

    2) pengurutan kejadian; 3) segitiga SPK (sikap-perilaku-konteks); 4) Analogi bawang

    Bombay (Donat); 5) Pohon Konflik; 6) Analisis Kekuatan Konflik; 7) Analogi Pilar; dan 8)

    Piramida (Fisher, dkk., 2001).

    3.3.1 Penahapan Konflik

    Teknik penahapan konflik merupakan suatu cara menganalisis konflik dalam bentuk

    sebuah grafik yang menunjukkan fluktuasi (peningkatan dan penurunan) intensitas konflik

    yang dilukiskan dalam skala waktu tertentu. Tujuannya yakni: pertama, untuk melihat

    tahap-tahap dan siklus peningkatan dan penurunan konflik; kedua, untuk membahas pada

    tahap situasinya sekarang berada; ketiga, untuk berusaha meramalkan pola-pola intensitas

    konflik di masa depan dengan tujuan untuk menghindari pola-pola itu terjadi; dan keempat,

    untuk mengidentifikasi periode waktu yang dianalisis dengan menggunakan alat-alat bantu

    lain.

    Gambar 3.3.1 Grafik Penahapan Konflik

    Analisis dasar dengan teknik penahapan konflik terdiri dari lima tahap berikut ini:

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    23/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    20

    1. Tahap Prakonflik. Ini merupkan periode di mana terdapat ketidaksesuaian sasaran di

    antara dua pihak atau lebih, sehingga timbul konflik. Konflik tersembunyi dari

    pandangan umum, meskipun satu pihak atau, lebih mungkin mengetahui potensi

    terjadinya konfrontasi.

    2.

    Tahap Konfrontasi. Pada tahap ini konflik semakin terbuka. Jika hanya satu pihak

    yang merasa bersalah, mungkin para pendukungnya melakukan aksi demonstrasi atau

    perilaku konfrontatif lainnya. Kadang pertikaian atau kekerasan pada tingkat rendah

    lainnya terjadi di antara kedua pihak.

    3. Tahap Krisis. Ini merupakan puncak konflik, ketika ketegangan dan atau kekerasan

    terjadi paling hebat. Dalam skala besar, ini merupakan periode perang, ketika orang-

    orang dari kedua belah pihak terbunuh. Komunikasi normal di antara kedua pihak

    kemungkinan putus. Pernyataan-pernyataan umum cenderung menentang pihak-pihak

    lainnya.

    4.

    Tahap Akibat Konflik. Suatu krisis akan menimbulkan suatu akibat. Satu pihak

    mungkin menaklukan pihak lain, atau mungkin melakukan gencatan senjata (jika

    perang terjadi). Suatu pihak mungkin menyerah atau menyerah atas desakan pihak

    lain.5. Tahap Pascakonflik. Akhirnya, situasi diselenggarakan dengan cara mengakhiri

    berbagai konfrontasi kekerasan, ketegangan berkurang dan hubungan mengarah ke

    lebih normal di antara kedua pihak. Namun, jika isu-isu dan masalah-masalah yang

    timbul karena sasaran mereka yang saling bertentangan tidak diatasi dengan baik,

    tahap ini sering kembali menjadi situasi pra-konflik.

    Adapun teknik penahapan konflik biasanya digunakan di awal proses analisis untuk

    mengidentifikasi pola-pola dalam konflik. Selain itu, digunakan pula diakhir proses untuk

    membantu menyusun strategi.

    3.3.2 Urutan Kejadian

    Teknik pengurutan kejadian merupakan suatu alat bantu analisis konflik dalam bentuk

    sebuah grafik yang menunjukkan kejadian-kejadian yang digambarkan di dalam skala

    waktu tertentu. Tujuan menggunakan teknik ini yakni: pertama, untuk menunjukkan

    pandangan-pandangan yang berbeda tentang sejarah dalam suatu konflik; kedua, untuk

    menjelaskan dan memahami pandangan masing-masing pihak tentang kejadian-kejadian;

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    24/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    21

    ketiga, untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian mana yang paling penting bagi masing-

    masing pihak.

    Teknik pengurutan kejadian biasanya digunakan mulai pada awal proses, bersama dengan

    alat-alat bantu analisis lainnya; tetapi digunakan pula diakhir proses untuk membantu

    menyusun strategi; biasanya digunakan pada saat mana orang-orang berbeda pendapat

    tentang kejadian-kejadian, atau tidak saling mengetahui sejarah masing-masing; serta

    menjadi suatu cara membantu masyarakat untuk menerima bahwa pandangan mereka

    sendiri sebagian kebenaran.

    Gambar 3.3.2 Urutan Kejadian Konflik

    3.3.3 Pemetaan Konflik

    Teknik pemetaan konflik merupakan sebuah alat bantu analisis konflik dalam bentuk

    semacam teknik visual yang menggambarkan hubungan diantara berbagai pihak yang

    berkonflik. Tujuannya yakni: pertama, untuk lebih memahami situasi dengan baik; kedua,

    untuk melihat hubungan di antara berbagai pihak secara lebih jelas; ketiga, untuk

    menjelaskan di mana letak kekuasaan; keempat, untuk memeriksa keseimbangan masing-

    masing kegiatan atau reaksi; kelima, untuk melihat para sekutu atau sekutu yang potensial

    berada di mana; keenam, untuk mengidentifikasi intervensi atau tindakan; ketujuh, untuk

    mengevaluasi apa yang dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan pada awal proses,bersama dengan alat-alat bantu analisis lainnya; Juga diakhir proses, untuk

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    25/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    22

    mengidentifikasi kemungkinan jalan pembuka dalam mengambil tindakan atau untuk

    membantu proses membangun strategi. Variasi penggunaannya meliputi: peta geografis

    yang menunjukkan tempat dan pihak-pihak yang terlibat; pemetaan berbagai isu;

    pemetaan penjajaran kekuasaan; pemetaan berbagai kebutuhan dan ketakutan; serta patung

    manusia untuk mengungkap berbagai perasaan dan hubungan yang ada.

    Gambar 3.3.3 Pemeteaan Konflik

    3.3.4 Segitiga SPK

    Segitiga SPK merupakan sebuah alat bantu analisis konflik yang menganalisis berbagai

    faktor yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan konteks bagi masing-masing pihak

    utama. Tujuannya yakni:

    Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama.

    Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan

    ketakutan masing-masing pihak.

    Untuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan

    masing-masing pihak.

    Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi.

    Adapun teknik segitiga SPK digunakan pada awal proses untuk memperoleh pemahaman

    yang lebih luas tentang motivasi pihak yang berbeda. Demikian pula, digunakan diakhir

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    26/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    23

    proses untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dapat diatasi dengan suatu intervensi.

    Serta untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu aspek mungkin mempengaruhi

    aspek lain. Cara menggunakannya yakni, setelah membuat daftar isu bagi masing-masing

    komponen spk, maka usulkan kebutuhan atau ketakutan pokok dari pihak yang berbeda di

    tengah-tengah segitiga.

    Gambar 3.3.4 Segitiga SPK

    3.3.5 Analogi Bawang Bombay

    Teknik analisis bawang Bombay merupakan suatu cara untuk menganalisis perbedaan

    pandangan tentang konflik dari pihak-pihak yang berkonflik. Tujuannya adalah: untuk

    bergerak berdasarkan posisi publik masing-masing pihak dan memahami berbagai

    kepentingan serta kebutuhan masing-masing pihak; juga untuk mencari titik kesamaan di

    antara kelompok-kelompok, sehingga dapat menjadi dasar bagi pembahasan selanjutnya.

    Adapun teknik ini digunakan sebagai bagian dari suatu analisis untuk memahami berbagai

    dinamika situasi suatu konflik; juga sebagai persiapan untuk melancarkan dialong di

    antara kelompok-kelompok dalan suatu konflik; serta sebagai bagian dari proses mediasi

    atau negosiasi.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    27/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    24

    Gambar 3.3.5 Analogi Bawang Bombay

    3.3.6 Pohon Konflik

    Teknik analisis pohon konflik merupakan suatu alat bantu analisis dengan menggunakan

    sebuah pohon untuk mengurutkan isu-isu pokok konflik, yakni inti masalah, sebab

    masalah, dan akibat masalah. Jadi, tujuan dari analisis dengan pohon konflik yakni:

    Untuk merangsang diskusi tentang berbagai sebab dan efek dalam suatu konflik.

    Untuk membantu kelompok untuk menyepakati masalah inti.

    Untuk membantu suatu kelompok atau suatu tim dalam mengambil keputusantentang prioritas untuk mengatasi berbagai isu konflik.

    Untuk menghubungkan berbagai sebab dan efek sutu sama lain, dan untuk

    memfokuskan organisasinya.

    Analisis pohon konflik digunakan dengan suatu kelompok yang mengalami kesulitan

    untuk menyepakati masalah inti dalam situasi mereka; juga dengan suatu tim yang harus

    memutuskan isu-isu konflik mana yang seharusnya mereka atasi.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    28/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    25

    Gambar 3.3.6 Pohon Konflik

    3.3.7 Analisis Kekuatan Konflik

    Untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang memengaruhi suatu konflik

    Tujuan :

    1. Untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi suatu konflik

    karena setiap tindakan pasti memiliki kekuatan pendukung atau perintang

    2. Menyediakan suatu cara untuk mengidentifikasi kekuatan positif dan negatif serta

    menilai berbagai kekutan dan kelemahannya

    3.

    Membantu mengenali secara lebih jelas apa kekuatan yang memmpertahankan

    statusquo

    Bagaimana menggunakannya?

    1.

    Mulai dengan menyebutkan sasaran khusus/perubagahn yang diinginkan

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    29/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    26

    2. Di sebelah kiri, tulislah semua kekuatan yang mendukung perubahan dengan

    berbagai ukuran yang menandakan kekuatan relatif masing-masing. Tanda panah

    menunjukkan arah perubahan yang diinginkan

    Gambar 3.3.7 Analisis Kekuatan Konflik

    3.3.8 Analogi Pilar

    Analogi pilar merupakan suatu teknik analisis konflik dalam bentuk grafik dari elemen-

    elemen atau kekuatan-kekuatan yang menahan situasi yang tidak stabil. Tujuannya

    adalah: untuk untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang; juga untuk

    mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan tetap bertahan;

    serta untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi atau menghilangkan

    faktor-faktor negatif ini, atau mungkin untuk mengubahnya menjadi kekuatan-kekuatan

    yang lebih positif. Teknik ini digunakan manakala situasi tidak jelas kekuatan apa saja

    yang membuat situasi tidak stabil tetap bertahan, juga ketika suatu situasi tampak macet

    dalam ketidakadilan struktural.

    Tujuan : Untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    30/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    27

    Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan

    tetap bertahan

    Untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi, menghilangkan atau

    mengubah faktor negatif

    Waktu Penggunaan :

    Ketika situasi tidak jelas kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil

    Katika situasi tampak buntu dalam ketidakadilan struktural

    Gambar 3.3.8 Analogi Pilar

    3.3.9 Piramida

    Teknik piramida merupakan sebuah alat bantu analisis konflik dalam bentuk grafik yang

    menunjukkan tingkat-tingkat stakeholder (para pihak pemangku kepentingan) dalam suatu

    konflik. Tujuannya yakni: untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama, termasuk

    kepemimpinan, pada masing-masing tingkat; untuk memutuskan pada tingkat mana anda

    sedang mengatasi konflik sekarang dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat

    lainnya; juga untuk menilai tipe-tipe pendekatan atau tindakan-tindakan tepat yang

    dilakukan untuk pada masing-masing tingkat; dan untuk mempertimbangkan cara-cara

    untuk membangun kaitan antartingkat; serta untuk mengidentifikasi para sekutu yang

    potensial masing-masing tingkat. Teknik ini digunakan ketika menganalisis situasi yang

    tampaknya melibatkan beberapa pelaku di berbagai tingkat; tetapi juga ketika

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    31/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    28

    merencanakan berbagai tindakan untuk mengatasi konflik multitingkat; serta manakala

    memutuskan dimana energi difokuskan.

    Tujuan :

    Untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama termasu kepemimpinan, pada

    masingmasing tingkat

    Untuk memutuskan pada tingkat mana anda sedang mengatasi konflik sekarang

    dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat lainnya

    Unutk menilai tipe-tipe pendelatan atau tindakan-tndakan tepat yang dilakukan

    pada maisng-masing tingkat

    Untuk mempertimbangkan cara-cara untuk membangun kaitan antartingkat

    Untuk mengidentifikasi para sekutu yang potensial di masing-masing tingkat

    Gambar 3.3.9 Analogi Piramida Konflik

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    32/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    29

    3.4 Langkah langkah Analisis Konflik

    Analisis konflik bukan merupakan suatu tujuan atau target akhir dalam persoalan konflik.

    Analisis konflik merupakan bagian dari proses belajar masyarakat dalam membangun

    kesadaran kritis dan kapasitas untuk mengidentifikasi, menelaah dan merumuskan aksi

    bersama berkaitan isu-isu (membangun kapasitas). Untuk mewujudkan proses pembelajaran,

    analisis konflik harus dijalankan secara partisipatif. Melalui pertukaran informasi, orang

    kemungkinan besar menjadi fokus pada masalah nyata dalam proses negosiasi. Meskipun

    demikian, orang-orang kemungkinan akan menjadi berhati hati dalam pengungkapan

    beberapa jenis informasi. Secara praktis analisis konflik dilakukan pada beberapa tahap

    penting sebagai berikut;

    Langkah 1 Persiapan dan perencanaan. Persiapan dilakukan untuk menentukan

    kerangka acuan dan karakteristik tugas tim yang akan melakukan pengumpulan data dan

    informasi penting tentang konflik. Kerangka acuan berisi panduan kerja dalam melakukan

    analisis mencakup ruang lingkup kegiatan penelusuran, tujuan, output, metodologi, waktu,

    dan rencana biaya. Disamping itu ditetapkan pula pelaku yang terlibat dalam proses

    penyusunan draft dan pengumpul data. Disarankan kombinasi tim paling tidak terdiri dari

    unsur masyarakat (orang atau kelompok yang terlibat dalam konflik, tenaga ahli ataufasilitator dan pelaku lainnya yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengkaji informasi

    sekunder yang tersedia dan mengembangkan ide, gagasan dan asumsi awal mengenai konflik.

    Langkah ke 2 Sosialisasi. Setelah acuan dan tim terbentuk, selanjutnya melakukan kontak

    awal kepada para pemangku kepentingan, agar seluruh kegiatan ini mendapat ruang dan

    dukungan penuh dari masyarakat. Dan apabila suatu saat terjadi persoalan yang menghambat

    proses penilaian dapat diselesaikan dengan cepat. Jelaskan peran yang perlu dimainkan oleh

    para pemangku kepentingan, dengarkan permasalahan dan kesulitan yang dihadapi serta

    perangkat pendukung lain yang digunakan.

    Langkah ke 3 Kajian awal konflik. Langkah selanjutnya fasilitator melakukan penilaian

    cepat (rapid assessment) untuk melakukan pengumpulan dan memferifikasi data-informasi

    tentang potensi, kebutuhan dan situasi sosial masyarakat secara partisipatif. Pada tahap ini,

    dapat dilakukan bersama masyarakat dengan membentuk tim atau kelompok kerja atau jika

    fasilitator setuju agar tidak terlibat, masyarakat dapat merekomendasikan tindakan

    selanjutnya terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Identifikasi kebutuhan dan

    analisis konflik yang dilakukan merupakan langkah strategis dalam memasuki wilayah

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    33/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    30

    konflik dan melakukan pengujian terhadap instrumen untuk menyusun rencana strategis

    dalam mendorong upaya perdamaian. Fasilitator menempatkan posisi sebagai penggerak

    untuk mendorong proses penilaian, dan penemuan akar persoalan konflik, kelembagaan dan

    peran yang telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan itu sendiri. Semua pemangku

    kepentingan mengikuti alur proses, metode, memahami tujuan dan hasilnya serta mampu

    menggunakannya untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, tugas fasilitator adalah

    untuk memberikan pengarahan, penjelasan dan memvisualisasikan secara sederhana seluruh

    alur proses serta target hasil yang hendak dicapai.

    Langkah 4 keterlibatan masyarakat secara dalam. Melibatkan para pemangku

    kepentingan dalam mengidentifikasi dan menganalisis Konflik sangat penting dilakukan agar

    informasi dan data yang terkumpul memiliki kehandalan dan kesesuaian dengan kondisi yang

    sesungguhnya. Pembagian tugas dan wewenang para pemangku kepentingan tercermin pada

    posisi, kepentingan dan kebutuhan serta sejauhmana peran mereka dalam konteks konflik

    yang terjadi. Proses penelusuran bersama akan mendorong lebih awal terhadap upaya

    pencairan suasana diantara mereka yang terlibat konflik. Diharapkan mereka belajar

    mengenal masing-masing dan menyadari pentingnya rencana bersama untuk menghentikan

    pertikaian dan membangun kebersamaan. mereka yang dibandingkan dengan para pemangkukepentingan yang lain.

    Fasilitator dapat melakukan analisis konflik secara terpisah jika dianggap prosesnya terlalu

    berat dan sulit untuk disatukan dalam kegiatan bersama. Hal ini dapat dilakukan dengan

    memisahkan beberapa pemangku kepentingan dengan kepentingan yang berbeda. Meski

    demikian, pada tahapan tertentu, fasilitator dapat membagi tugas para pemangku kepentingan

    yang berbeda untuk menganalisis hal-hal yang spesifik dalam upaya mendorong pemahaman

    yang lebih baik mengenai perbedaan sudut pandang masing-masing pihak. Maksud dilakukan

    analisis partisipatif agar para pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama

    tentang apa, mengapa dan bagaimana konflik yang terjadi, serta implikasinya bagi semua

    pihak. Bagi pemangku kepentingan yang berbeda, hal ini dapat berarti mempersempit atau

    memperlebar cakupan dari isu-isu yang akan digali. Jika semua pihak sepenuhnya memahami

    proses, hal itu akan meningkatkan kapasitas dalam memecahkan permasalahan di masa

    datang.

    Instrumen dan Alat Bantu

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    34/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    31

    Konflik dapat dianalisis dengan bantuan sejumlah alat bantu atau instrumen penilaian

    sederhana, praktis dan dapat digunakan seusai dengan kondisi lokal. Pemanfaatan instrumen

    tersebut didasarkan pada tujuan, jenis data yang akan dikumpulkan dan kapasitas tim atau

    kelompok yang melakukan penilaian. Instrumen digunakan tidak secara kaku tetapi dapat

    diadaptasikan sesuai dengan situasi spesifik dan kebutuhan. Beberapa manfaat dari

    penggunaan instrumen atau alat bantu analisis konflik diantaranya:

    Memberikan informasi dalam bentuk peta mental yang bermanfaat untuk

    menentukan pilihan kegiatan sebagai solusi dalam penyelesaian konflik. Instrumen

    bermanfaat pula sebagai panduan bagi para para pemangku kepentingan dalam

    mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang akan diajukan dan dikumpulkan untuk

    bahan kajian lebih lanjut.

    Memvisualisasikan secara sederhana dan mudah dipahami tentang kondisi sosial dan

    konflik yang terjadi.

    Membantu dalam menyusun pemahaman bersama tentang isu-isu konflik, kondisi

    kekerasan, peran kelembagaan dan hal-hal lain yang perlu digali sebagai bahan

    pengambilan keputusan.

    Mendorong peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan termasuk masyarakatyang terlibat dalam konflik untuk memahami dan mengenal konflik secara benar dan

    menentukan kegiatan atau upaya penyelesaian dalam kerangka strategi pembangunan

    perdamaian secara berkelanjutan. Pemahaman bersama antara para pemangku

    kepentingan dan para mediator, termasuk pemahaman atas dampak konflik dan

    implikasinya terhadap penghidupan dan kepentingan banyak pihak.

    Mendorong tukar-informasi dan studi silang tentang berbagai pengalaman yang

    berbeda dari masing-masing kelompok berkaitan dengan konflik yang dihadapi.

    Menyediakan informasi esensial, pengecekan silang informasi, terutama ketika

    beberapa instrumen/alat digunakan untuk tujuan yang sama.

    Fasilitator perlu memperhatikan beberapa hal berkaitan dengan kelemahan dan kesulitan yang

    dihadapi dalam menggunakan instrumen analisis konflik, diantaranya.

    Perbedaan latar belakang budaya: Perbedaan nilai dan budaya sulit untuk dihindari,

    terutama hambatan komunikasi dan bahasa. Terkadang masyarakat sulit untuk

    menjelaskan dan mengekspresikan ide-ide, pengalaman, kekhawatiran dan

    kepentingan lainnya. Misalnya, kelompok petani yang sulit memahami tentang peta

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    35/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    32

    sosial dan potensi sumber daya yang harus mereka gambar dengan istilah yang

    beragam. Meskipun berdiskusi dan berdialog dengan bahasa yang sama, pihak luar

    sulit untuk memahami dan menghayati peristiwa, kejadian, atau nilai-nilai lokal yang

    berlaku. Pada saat yang sama, orang lokal tidak menyadari apa yang tidak diketahui

    oleh pihak luar.

    Kendala bahasa, beberapa instrumen penilaian membutuhkan syarat penguasaan baca

    dan tulis, meski perangkat lainnya dirancang dalam bentuk komunikasi lain misalnya

    visualisasi bentuk, gambar atau simbol. Umumnya rancangan penilaian cepat (rapid

    assessment) berupaya menghindari hambatan ini, sehingga instrumen yang

    dikembangkan dapat diadaptasi dengan menggunakan bahasa atau pemaparan secara

    visual sehingga siapapun dapat memahami maksudnya.

    Kendala waktu, ruang, keahlian dan sumberdaya lain: Persoalan keterbatasan

    kapasitas fasilitator dan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam analisis

    konflik mungkin muncul terutama sebagian berlatar belakang pendidikan yang

    berbeda atau kurangnya pengalaman dalam menggunakan alat-alat itu. Disisi lain,

    beberapa petugas pemerintah, mendesak tercapainya penyelesaian secara cepat atau

    terdapat kekurangan sumberdaya dan keahlian untuk mengumpulkan informasi ditempat-tempat yang sulit dijangkau dalam waktu cepat.

    Terbatasnya kualitas sumber informasi yang dapat diakses, fasilitator perlu menggali

    data sekunder di perpustakaan atau tempat tertentu yang jauh dan khusus, seperti arsip

    sejarah, dokumen data pemerintah dan dokumen lainnya yang bersifat rahasia.

    Fasilitator dan pemangku kepentingan jangan terlalu berambisi untuk menggali

    informasi yang dalam dan sangat rinci. Jika itu sulit didapat maka kaji ulang kembali

    pemahaman bersama tentang tujuan dan informasi rinci apa yang dibutuhkan dan

    dapat digunakan untuk menyusun kesimpulan atau generalisasi. Jangan sampai

    terjebak pada kesulitan untuk memperoleh data itu, tetapi cukup optimalkah data yang

    dihasilkan untuk pengambilan keputusan. Bisa jadi data tidak serinci yang

    dibayangkan tetapi cukup represntatif dan handal. Fasilitator perlu untuk

    menyeimbangkan tekanan dalam melakukan analisis konflik secara cepat atau terlalu

    sederhana, tapi juga harus mampu menentukan kapan informasi yang dikumpulkan

    telah mencukupi.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    36/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    33

    Peningkatan konflik diantara para pemangku kepentingan. Tidak dapat dihindari pada

    saat melakukan penilaian, fasilitator dihadapkan pada kondisi sulit, dimana terjadi

    ketegangan secara spontan pada saat menggunakan instrumen tertentu. Karena

    beberapa instrumen secara sensitif mampu menggali informasi mendalam

    menyangkut hal-hal spesifik. Dalam situasi ini, lebih sesuai untuk menangguhkan

    penggunaan alat-alat di publik atau memisahkan kelompok kepentingan dan

    menggunakan alat-alat untuk setiap kelompok secara terpisah.

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    37/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    34

    BAB 4 PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Konflik dan kekerasan adalah dua hal yang berbeda dilihat dari pengertiannya

    konflik adalah interaksi berupa pertikaian, perselisahan yang disebabkan oleh

    berbedanya sasaran atau tujuan, sedangkan kekerasan meliputi tindakan, perkataan,

    sikap, berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental

    dan sosial atau lingkungan. Konflik merupakan kenyataan hidup yang tidak dapat

    dihindari dan bersifat kreatif. Konflik timbul karena terjadinya perbedaan pendapat

    antara dua belah pihak atau lebih dan biasanya berbagai perbedaan pendapat ini

    diselesaikan tanpa kekerasan dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi

    pihakpihak yang terlibat. Dengan adanya konflik akan terbentuk mata rantai yang

    memiliki kekuatan untuk menghadirkan perubahan, baik yang konstruktif maupun

    destruktif. Adapun pendekatan pengelolaan konflik. Berikut pedekatan pengelolaan

    pendekatan konflik:

    1. Pencegahan konflik

    Bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik keras

    2.

    Penyelesaian konflik

    Bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui suatu persetujuan

    perdamaian

    3.

    Pengelolaan konflik

    Bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong

    perubahan perilaku yang positif bagi pihak yang terlibat

    4.

    Resolusi konflik

    Menangani sebab sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan

    yang bisa bertahan lama diantara kelompok yang bermusuhan

    5. Transformasi konflik

    Mengatasi sumber sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan

    berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial

    politik positif

    Analisis konflik merupakan suatu proses praktis untuk mengkaji dan

    memahami kenyataan konflik dari berbagai sudut pandang dengan begitu akan dapat

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    38/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    35

    membentuk dasar untuk mengembangkan strategi dan merencanakan tindakan.

    Analisis konflik dapat dilakukan dengan sejumlah alat bantu dan teknik teknik yang

    sederhana. Analisis perlu dilakukan karena berguna untuk memahami latar belakang

    dan sejarah suatu situasi dan kejadian kejadian saat ini, mengidentifikasi semua

    kelompok yang terlibat, hingga berguna untuk belajar dari kegagalan dan juga

    kesuksesan. Analisis konflik memiliki banyak alat bantu penahapan konflik, urutan

    kejadian, pemetaan konflik, segitiga SPK, analogi bawang bombay, pohon konflik,

    analogi pilar, piramida, berikut alatalat bantu analisis konflik:

    1.

    Penahapan konflik

    Penahapan konflik dibagi menjadi lima, mulai dari prakonflik, konfrontasi, krisis,

    akibat, dan yang terakhir pascakonflik.

    2.

    Urutan Kejadian

    Urutan kejadian merupakan suatu cara untuk memicu pembahasan, karena dalam

    konflik pasti terjadi ketidaksepakatan tentang kejadian yang terpenting dan

    bagaimana menjelaskannya.

    3. Pemetaan konflik

    Pemetaan konflik merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan

    konflik secara grafis, menghubungkan pihakpihak dengan masalah dan dengan

    pihak lainnya

    4. Segitiga SPK

    Segita SPK merupakan alat analisis konflik yang digunakan dan menghubungkan

    antara perilaku, sikap dan konteks.

    5. Analogi Bawang Bombay

    Seperti halnya bawang bombay, analogi ini digunakan untuk menemukan inti dari

    permasalahan dengan cara mengupas satu satu permasalahan hingga

    menemukan inti dari permasalahan tersebut.

    6.

    Pohon Konflik

    Seperti halnya pohon penyebab digambarkan sebagai akar pada pohon, masalah

    inti digambarkan sebagai batang pohon, dan efek digambarkan sebagai ranting

    atau bagian atas pohon.

    7.

    Analogi Pilar

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    39/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    36

    Ilustrasi berupa grafik dari elemen elemen atau kekuatan kekuatan yang

    menahan situasi yang tidak stabil.

    8.

    Piramida

    Piramida memiliki beberapa tingkatan. Biasanya tingkatan paling ujung atas

    memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada tingkatan yang ada dibawahnya

    Isuisu krusial dalam analisis konflik biasanya seringkali muncul ketika kita

    melakukan analisis dan menggali lebih mendalam mengenai problematic konflik.

    Adapun isuisu tersebut yakni:

    1.

    Isu kekuasaan (power)

    2. Isu budaya

    3. Isu indentitas

    4.

    Isu jender

    5. Isu mengenai hak

    4.2 Lesson Learned

    Manajemen konflik diharapkan dapat menghasilkan halhal yang konstruktif.

    Agar terjadi konflik konstruktif, maka persyaratan yang diperlukan adalah adanyakesadaran untuk menghormati dan mengakui hak orang lain, memperlakukan orang

    secara adil, dan prinsip take and give. Disini manajemen konflik bukan hanya

    berfungsi untuk memadamkan konflik, tetapi juga dapat menciptakan bagaimana

    suasana yang konstruktif

    4.3 Daftar Pertanyaan

    1.

    Jennie Yuwono : Apakah hambatan yang biasanya ditemui dalam menangani

    konflik ?

    2. Rezza Perdana :

    a)

    Pada UUD pasal 33 mengatakan bahwa sumber daya negara buat rakyat, tapi

    mengapa freeport bukan punya rakyat ?

    b)

    Masingmasing alat analisis dipakai buat kapan saja ?

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    40/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    37

    Daftar Pustaka

    Fisher, S. (2015). Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi Untuk Bertindak. Mengelola

    Konflik bagian Analisis. Malang, Jawa Timur, Indonesia:

    http://chairululid.lecture.ub.ac.id.

    Safrudin B. Layn, S. M. (2010, November 29). Teori Penyebab Konflik. Diambil kembali dari

    Rudi - Manajemen Konflik: http://rudilayn.blogspot.co.id/2010/11/teori-penyebab-

    konflik.html

    Sardjito, Ardy M N. (2016).DIKTAT Mata Kuliah Manajemen Konflik.Surabaya: ITS.

    Sumpeno, W. (2011, December 28). Teknik Analisis Konflik. Diambil kembali dari Pustaka

    Rakyat Blogspot: https://wahjudinsumpeno.wordpress.com/2011/12/28/teknik-

    analisis-konflik/

    Watloly, P. D. (2016, April 28). Langkah Langkah Analisis Konflik. Diambil kembali dari

    blogspot: http://demokrasistyle.blogspot.co.id/2015/09/langkah-langkah-analisis-

    konflik-metode.html

    Mujiburrahman, 2011. Tipe Tipe Konflik. [Online]

    Available at: https://studihukum.wordpress.com/2011/11/17/tipe-tipe-konflik/

    [Accessed 27 April 2016].

    Navastara, A. M., 2007. Isu - Isu Kritis Konflik. [Online]

    Available at: https://jepits.wordpress.com/2007/12/19/isu-isu-kritis-konflik/

    [Accessed 27 April 2016].

    Nofianti, E., 2012. Teori Penyebab Konflik. [Online]

    Available at: http://gudangilmusosiologi.blogspot.co.id/2012/10/teori-penyebab-

    konflik.html

    [Accessed 27 April 2016].

    Novitasari, S., 2015. Pengertian Konflik dan Kekerasan Menurut Beberapa Ahli. [Online]

    Available at: http://blogsindinovitasarisosiologi.blogspot.co.id/2015/02/definisi-

    konflik-dan-kekerasan-menurut.html

    [Accessed 27 April 2016].

    Ratna, 2012. Konflik dan Negosiasi. [Online]

    Available at: http://blognyararatatanana.blogspot.co.id/2012/11/konflik-dan-

  • 7/26/2019 Pemahaman Konflik dan Alat Analisis Konflik

    41/41

    Manajemen Kota

    Pemahaman Manajemen Konflik dan Analisis Konflik

    negosiasi.html

    [Accessed 27 April 2016].

    Yuliatiningsih, R., 2013. Pengantar Manajemen "Manajemen Konflik". Pamekasan:

    Universitas Madura.