PEMAHAMAN TERHADAP MUSEUM DAN CAFÉ KOPI II.pdfbudaya manusia serta alam dan leingkungannya guna...

33
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP MUSEUM DAN CAFÉ KOPI Bab ini akan memaparkan teori-teori mengenai museum, pemahaman terhadap proyek museum kopi yang akan dirancang dan pemahaman terhadap objek-objek dengan fungsi sejenis yang telah ada sebagai acuan untuk merancang, serta spesifikasi umum mengenai museum kopi yang akan dirancang. 2.1 Tinjauan Umum Museum Pada tinjauan umum museum akan dibahas mengenai klasifikasi museum, peraturan dan ketentuan mengenai museum hingga cara memperoleh dan merawat benda-benda museum yang bermanfaat bagi perancangan Museum Kopi Nantinya.

Transcript of PEMAHAMAN TERHADAP MUSEUM DAN CAFÉ KOPI II.pdfbudaya manusia serta alam dan leingkungannya guna...

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

MUSEUM DAN CAFÉ KOPI

Bab ini akan memaparkan teori-teori mengenai museum, pemahaman

terhadap proyek museum kopi yang akan dirancang dan pemahaman terhadap

objek-objek dengan fungsi sejenis yang telah ada sebagai acuan untuk merancang,

serta spesifikasi umum mengenai museum kopi yang akan dirancang.

2.1 Tinjauan Umum Museum

Pada tinjauan umum museum akan dibahas mengenai klasifikasi museum,

peraturan dan ketentuan mengenai museum hingga cara memperoleh dan merawat

benda-benda museum yang bermanfaat bagi perancangan Museum Kopi Nantinya.

2.1.1 Pengertian Museum

Dalam Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa secara etimologis, “museum”

berasal dari kata Yunani yaitu mouseion yang sebenarnya merujuk kepada nama

kuil tempat tinggal sembilan dewa-dewi yunani (Muses) yaitu dewa-dewi yang

menguasai seni murni ilmu pengetahuan. berhubungan dengan kegiatan seni.

Berikut beberapa pengertian tentang museum yang telah dirumuskan dan

dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:

a. Dalam buku karya Sutaarga yang berjudul Museografi dan Museologi,

dicantumkan bahwa Menurut ICOM (International Council of Museum),

dalam konferensi umumnya yang ke-10 pada tahun 1974 yang dimaksud

dengan museum adalah sebagai berikut:

“Museum adalah suatu lembaga yang bersifat badan hukum yang tetap,

tidak mencari keuntungan dalam pelayanannya, kepada masyarakat tetapi

hadir untuk kemajuan masyarakat lingkungannya, serta terbuka untuk

umum”.

b. Dalam sumber yang sama disebutkan menurut A.C. Parker, menyatakan

bahwa “museum adalah tempat untuk memamerkan koleksi-koleksi

pembuktian manusia, alam dan kebudayaan baik secara synchronis

maupun secara achronis, baik pencerminan historis daripada manusia,

alam lingkungannya dan kebudayaannya”.

c. Dalam buku karya Putu Nantra yang berjudul Pemanfaatan Museum-

museum di Bali sebagai Sumber Belajar oleh masyarakat Bali

dicantumkan Noeng Moehadjir mengemukakan bahwa “museum adalah

suatu lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk mengumpulkan,

menyimpan, memamerkan koleksi-koleksi yang mempunyai keagamaan

dan budaya”.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1995 tentang

Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum

menyebutkan pengertian Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan,

perawatan, pengamatan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil

budaya manusia serta alam dan leingkungannya guna menunjang upaya

perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

Berdasarkan beberapa pengertian museum menurut para ahli di atas dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa museum memiliki persamaan arti yaitu

merupakan tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, melindungi, memelihara

serta memamerkan benda-benda yang menggambarkan dan membuktikan

peradaban kehidupan manusia beserta alam sekitarnya seperti peninggalan sejarah,

seni dan kebudayaan, ilmu pengetahuan, barang-barang kuno dan barang lainnya.

Museum merupakan lembaga yang bersifat tetap, terbuka untuk kepentingan umum

dan merupakan sarana rekreasi yang dapat memberi edukasi namun tidak mencari

keuntungan. Museum juga menjadi tempat untuk menerbitkan hasil-hasil penelitian

mengenai benda-benda koleksi museum yang bersangkutan yang bermanfaat bagi

kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

2.1.2 Fungsi Museum

Menurut Sutaarga (1983) disebutkan bahwa ICOM mengemukakan

sembilann fungsi museum berdasarkan hasil musyawarah umum ke-11 pada

tanggal 14 Juni 1974, diantaranya:

a. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya.

b. Dokumentasi dan penelitian ilmiah

c. Konservasi dan preservasi

d. Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum

e. Pengenalan dan penghayatan kesenian

f. Pengenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa

g. Visualisasi warisan alam dan budaya

h. Cerminan pertumbuhan peradaban manusia

i. Pembangkitan rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.1.3 Peran Museum

Museum sangat memegang peranan penting dalam kehidupan sosial manusia

terutama dalam dunia pendidikan, kebudayaan dan pariwisata. R.AA Santoso

dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Masyarakat mengemukakan peranan

museum sebagai berikut :

a. Museum dapat memperkaya dan memperdalam pengetahuan, pengertian

dan pengalaman yang telah didapat dari buku atau ajaran-ajaran guru.

b. Museum dapat memberikan pengalaman berharga kepada pengunjung

melalui apa yang mereka lihat.

c. Museum dapat memberikan suatu nilai rekreatif dan menghibur.

d. Museum dapat memberikan pembelajaran pada pengunjung mengenai arti

dari pajangan.

e. Museum melalui susunan dan penataan koleksi yang tepat dapat

membangkitkan minat dan mengajak orang untuk merenung.

2.1.4 Tugas Museum

Museum memiliki beberapa tugas untuk melayani kepentingan pengetahuan

umum, sesuai dengan yang disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesai No. 079/0/1975/, dalam pasal 726 dan 757,

tugas-tugas museum yaitu :

a. Tugas Pengumpulan, dimana benda yang dikumpulkan adalah benda yang

memenuhi syarat sebagai koleksi museum.

b. Tugas Pemeliharaan, dilakukan dengan memberi keterangan tertulis pada

setiap benda koleksi dan melakukan perawatan berkala.

c. Tugas Pengamanan, dengan bertanggung jawab menjaga benda-benda

koleksi agar tidak rusak dengan perawatan preventative & represif.

d. Tugas Pendidikan, museum harus dapat memberikan pengetahuan epada

pengunjung dengan penjelasan-penjelasan mengenai koleksi.

e. Tugas Penerangan, dilakukan dengan cara mengadakan penjelasan baik

secara lisan atau tertulis mengenai koleksi.

f. Tugas Penyidikan, dimana museum mengumpulkan benda-benda koleksi

baik untuk pameran maupun obyek studi dalam lingkup penelitian.

g. Tugas Publikasi, dimana museum menyelenggarakan penerbitan dan

hasil-hasil dari penelitian koleksi museum dipublikasikan.

2.1.5 Klasifikasi Museum

Menurut Sutaarga dalam bukunya yang berjudul Museologi dan Museografi

disebutkan bahwa klasifikasi museum terbagi atas empat macam, yaitu:

1. Klasifikasi Museum menurut koleksinya :

a) Museum Umum adalah museum yang koleksinya berkaitan dengan

berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

b) Museum Khusus adalah museum yang koleksinya berkaitan dengan satu

cabang ilmu dan satu cabang teknologi.

2. Klasifikasi Museum menurut kedudukannya :

a) Museum Nasional adalah museum yang koleksinya merupakan kumpulan

benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti materiil manusia

dan lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia.

b) Museum Propinsi adalah museum yang koleksinya merupakan kumpulan

benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti materiil manusia

dan lingkungannya dari wilayah propinsi tertentu.

c) Museum Lokal adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan

benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti materiil manusia

dan lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kota tertentu.

3. Klasifikasi Museum menurut penyelenggarannya :

a) Museum Pemerintah yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola

oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.

b) Museum swasta yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh

perseorangan atau badan swasta.

4. Klasifikasi menurut tipe museum :

a) Museum Umum Negeri Propinsi Tipe A yaitu museum negeri propinsi

yang tergolong besar.

b) Museum Umum Negeri Propinsi Tipe B yaitu museum negeri propinsi

yang tergolong sedang.

c) Museum Umum Negeri Propinsi Tipe C yaitu museum negeri propinsi

yang tergolong kecil.

Berdasarkan ketiga tipe museum tersebut dapat diklasifikasikan lagi menurut

jumlah tenaga, luas bangunan dan luas tanah seperti pada Tabel 2.1

Tipe Museum A B C

Jumlah

tenaga

Minimal (orang) 95 85 75

Maksimal (orang) >95 94 84

Luas Minimal (m2) 12.500 10.000 7.000

bangunan Maksimal (m2) 16.000 12.000 10.000

Luas Minimal (m2) 30.000 20.000 15.000

tanah Maksimal (m2) 40.000 30.000 20.000

Sumber, Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

2.1.8 Persyaratan Berdirinya Sebuah Museum

Dalam buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

yang berjudul Pedoman Pendirian Museum, disebutkan persyaratan-persyaratan

yang bersifat teknis dalam perencanaan pembangunan sebuah museum adalah:

A. Persyaratan Lokasi

1. Lokasi Harus Strategis, yaitu lokasi dengan aksesibilitas mudah yang

dapat dicapai dengan berbagai jenis kendaraan oleh masyarakat umm.

2. Lokasi Harus Sehat, tidak berada di lokasi industri yang berpolusi, bukan

daerah yang berlumpur/tanah rawa.

3. Lokasi sebaiknya menghindari daerah dengan getaran yang keras seperti

daerah lintas gempa dan dekat jalan raya yang dilalui kendaraan berat.

4. Lokasi berdirinya museum tidak berada di dekat pantai untuk menghindari

proses penggaraman yang dapat menimbulkan kerusakan pada koleksi.

5. Lokasi setidaknya memiliki kelembaban udara antara 55-56% (netral)

untuk melindungi pajangan museum agar tetap awet.

Berikut kriteria lokasi museum yang baik ditinjau dari sistem historis dan

sistem kegiatan masyarakat:

Tabel 2.1 Tabel Tipe Museum Pemerintah Berdasarkan Jumlah Tenaga,

Luas Bangunan dan Luas Tanah

1. Kriteria Menurut Sistem Historis

a. Lokasi bernilai historis yang secara planologis dapat dipertanggung

jawabkan.

b. Lokasi yang bernilai historis yang relevan dan memiliki keterkaitan

terhadap nilai koleksi.

c. Lokasi bernilai historis menurut sejarah bangunan, pelaku maupun

peranannya.

2. Kriteria Menurut Sistem Kegiatan Masyarakat

a. Lokasi yang dihubungkan dengan nilai lingkungan yang bersifat

Community Center.

b. Lokasi yang dihubungkan dengan kedekatannya terhadap pusat

pendidikan (sekolah-sekolah, universitas, gelanggang remaja dll).

c. Lokasi yang dihubungkan dengan daerah-daerah yang masih baru

berkembang.

B. Persyaratan Bangunan

Bangunan museum minimal memiliki dua kelompok komponen bangunan

yang menjadi ketentuan standar, yaitu bangunan utama dan bangunan penunjang.

Adapun persyaratan umum untuk bangunan museum adalah sebagai berikut:

1. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan berdasarkan fungsi, aktivitas,

ketenangan, keramaian serta keamanannya.

2. Mempunyai sistem keamanan yang baik terhadap kerusakan, kebakaran

dan kriminalitas dari segi konstruksi maupun spesifikasi ruangannya.

3. Mampu memberikan perlindungan bagi koleksi dari kerusakan alam akibat

pengaruh iklim dan cuaca seperti panas matahari dan hujan.

4. Mempunyai pintu masuk utama untuk pengunjung dan pintu masuk khusus

bagi pelayanan dan administrasi.

5. Mempertimbangkan pembagian area publik, semi publik dan privat sesuai

dengan persyaratan dan spesifikasi masing-masing ruang.

C. Persyaratan Peralatan

Peralatan museum adalah alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk

melaksanakan kegitan-kegiatan di museum. Peralatan museum diantaranya:

1. Peralatan kantor yaitu setiap alat atau benda bergerak yang dipergunakan

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi perkantoran museum.

2. Peralatan teknis merupakan alat untuk kegiatan teknis museum, meliputi

peralatan untuk melestarikan dan merawat bidang koleksi.

2.1.9 Struktur Organisasi Umum Pengelolaan Museum

Struktur organisasi museum dibagi dua yaitu struktur organisasi internal dan

external seperti pada Gambar 2.1 sampai 2.3 berikut.

1. Struktur Organisasi Eksternal Museum

a) Struktur Organisasi Museum Swasta

b) Struktur Organisasi Museum Negeri

2. Struktur Organisasi Internal Museum

Badan Pendiri

Badan Penasehat Badan Pengawas

Badan Pengurus

Museum

Badan Pemerintah

Unit Pelaksana Teknis Museum

Museum Museum Museum

Kepala Museum

Bagian TU

Kelompok Tenaga

Fungsional Koleksi

Kelompok Tenaga

Fungsional Preparasi

&Konservasi

Kelompok Tenaga

Fungsional Bimbingan &

Edukatif

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Eksternal Museum Swasta

Sumber, Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 Th. 2002

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Eksternal Museum Negeri

Sumber, Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 Th. 2002

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Internal Museum

Sumber, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

2.1.10 Koleksi Museum

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1999/2000 disebutkan

bahwa koleksi museum adalah semua jenis bukti material hasil budaya manusia,

alam dan lingkungan atau cabang ilmu pengetahuan yang memiliki nilai historis

dan bermanfaat untuk pembinaan dan atau pengembangan sejarah, ilmu

pengetahuan dan teknologi kebudayaan yang bermanfaat bagi pengetahuan umum

masyarakat luas. Koleksi museum merupakan komponen utama dari dari sebuah

museum, berupa benda kuno yang berusia ratusan bahkan ribuan tahun atau benda

baru atau modern yang memiliki nilai kultural atau nilai historis.

1. Persyaratan Benda Koleksi Museum

Dalam buku Museografika yang diterbitkan oleh Ditjen Kebudayaan

Direktorat Permuseuman dan Isaq Daud dalam bukunya yang berjudul Kecil Tapi

Indah, Pedoman Pendirian Museum disebutkan persyaratan untuk benda-benda

koleksi museum diantaranya:

a. Memiliki nilai budaya, bersejarah serta nilai ilmiah dan estetika.

b. Dapat diidentifikasikan mengenai wujud (morfologi), tipe, gaya, fungsi,

makna dan asalnya secara historis dan geografis, genusnya, generasi serta

periodenya dalam benda-benda sejarah alam dan teknologi.

c. Dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti atas realita dan

eksistensi kehadirannya bagi penelitian ilmiah.

d. Dapat dijadikan monumen atau akan menjadi monumen dalam sejarah

alam dan budaya.

e. Benda asli, replika atau reproduksi yang sah menurut aturan persyaratan

permuseuman.

2. Pengadaan Benda Koleksi Museum

Benda-benda koeksi museum bisa berasal dari berbagai daerah yang didapat

dari berbagai pihak. Cara-cara untuk mendapatkan koleksi museum diantaranya:

a. Dengan cara menghimpun benda-benda koleksi yang langsung ditemukan

di lapangan.

b. Sumbangan, hibah dan wasiat dari pemilik sebelumnya.

c. Melalui pembelian atau imbalan jasa.

d. Pengadaan koleksi dengan cara tukar menukar koleksi.

e. Merupakan barang sitaan dari pengadilan.

f. Barang titipan dari pemiliknya tanpa konsekuensi pembiayaan untuk

dirawat dan dilindungi.

3. Jenis Bahan Benda Koleksi Museum

Menurut Herman dalam bukunya yang berjudul Pedoman Konservasi Koleksi

Museum jenis bahan benda koleksi museum dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Kelompok Bahan Organik

Merupakan benda pajangan yang berasal dari mahluk hidup (hewan dan

tumbuhan), contih: tekstil, kayu, lontar, kertas, gading, tulang dan tanduk.

b. Kelompok Bahan Anorganik

Merupakan benda pajangan yang tidak mengandung organ hidup, seperti

batu, keramik/porselen, logam, benda-benda kaca dan tembikar.

c. Kelompok Benda Khusus

Yaitu benda yang dimaksud adalah lukisan dengan segala jenis bahan yang

digunakan seperti cat minyak, cat air pada kanvas.

4. Perawatan Benda Koleksi Museum

Menurut Herman dalam bukunya yang berjudul Pedoman Konservasi Koleksi

Museum disebutkan perawatan koleksi museum dilakukan dengan dua cara, yaitu:

A. Perawatan Peventif

Merupakan tindakan pencegahan tahap awal yang dilakukan oleh petugas

museum untuk melindungi dan menghindari kerusakan koleksi museum yang lebih

parah. Tindakan perawatan peventif, yaitu:

a. Perawatan dari Faktor Iklim

Untuk melindungi benda koleksi museum dari faktor iklim udara pada

ruangan koleksi diatur agar sesuai dengan kebutuhan barang yaitu pada

antara 55-65% dengan suhu udara 20-24oC yang dapat diatur dengan alat

humidifier atau memasang AC selama 24 jam.

b. Perawatan dari Faktor Cahaya

Melindungi koleksi dari penyinaran atau pencahayaan langsung yang

mengenai koleksi baik berupa cahaya matahari ataupun cahaya buatan dari

lampu. Lampu TL minimal berjarak 40 cm dari benda yang peka terhadap

cahaya seperti tekstil, lukisan, kertas, cat minyak pada kanvas atau pada

kayu, serta lukisan cat air. Selain itu benda koeksi diletakkan jauh dari

bukaan dan memberi filter untuk mengurangi radiasi sinar UV. Cahaya

yang ideal untuk museum yaitu 50-200 lux

c. Perlindungan dari Faktor Serangga & Jamur

Diakukan dengan metode injeksi atau menyemprotkan zat-zat kimia pada

koleksi. Contohnya fumisida yang berfungsi untuk membasmi jamur pada

vitrin kedap udara.

d. Perlindungan dari Faktor Mikroorganisme

Dilakukan dengan menjaga tempratur dan kelembaban udara tetap dalam

keadaan normal.

e. Perlindungan dari Faktor Polusi Udara

Mencegah terpaan angin secara langsung yang mengenai koleksi dengan

memperkecil bukaan dan melakukan pengkondisian udara.

B. Perawatan Kuratif

Perawatan kuratif merupakan perawatan yang dilakukan pada benda-benda

koleksi museum yang telah mengalami kerusakan, sehingga perawatan kuratif ini

memerlukan keahlian khusus dan ketelitian yang ekstra.

2.1.11 Penyajian Koleksi Museum

Museum merupakan tempat yang identik dengan pameran dan pajangan

koleksi-koleksi benda yang memiliki nilai historis dan nilai pengetahuan. Penyajian

koleksi museum berpengaruh kepada minat dan antusiasme pengunjung untuk

datang ke museum, berikut beberapa tata cara penyajian koleksi Museum:

A. Metode Penyajian Koleksi

1. Metode Pendekatan Estetis, penyajian benda-benda koleksi dengan

mengutamakan segi keindahan dari benda-benda yang dipamerkan.

2. Metode Pendekatan Romantika, penyajian benda-benda koleksi yang

disusun untuk mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan

benda-benda yang dipamerkan.

3. Metode Pendekatan Intelektual, penyajian benda-benda koleksi yang

disusun sehingga dapat membrikan informasi ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan benda yang dipamerkan.

B. Teknis Penyajian Koleksi

Teknis penyajian benda-benda koleksi museum harus memperhatikan

beberapa persyaratan sebagai berkut:

1. Tata Letak

Barang koleksi diletakkan sesuai dengan proporsi, keseimbangan, kontras,

kesatuan, harmonis, ritme dan klimaks dari objek. Jika objek berupa benda

yang besar, maka tata letaknya harus jauh dari pengamat, begitu pula

sebaliknya. Selain itu ukuran vitrin dan panil harus pas dengan tinggi rata-

rata orang. Besar benda koleksi dan jarak pandangnya dapat dilihat pada

gambar 2.4

Gambar 2.4 Sudut Pandang dan Jarak Pandang Sesuai Dimensi Objek

Sumber, Data Arsitek Jilid 2

2. Tata Cahaya

Untuk benda-benda koleksi an-organik (batu, keramik, kaca, tembikar,

besi dan baja) dan organik (kayu, bambu, tulang, tanduk dan gading) yang

kurang peka terhadap cahaya, penerangan cahaya dapat mencapai 150 LUX.

Sedangkan benda-benda koleksi yang peka terhadap cahaya, seperti lukisan,

barang-barang cetakan dan tekstil penerangan cahaya maksimal 50 LUX.

Lampu TL pada obyek yang peka terhadap cahaya dipasang maksimal pada

jarak 40 cm dari benda koleksi.

Gambar 2.5 Tata Pameran dengan Dinding Penutup

Sumber, Data Arsitek Jilid 2 : 250

Gambar 2.7 Tata Cahaya Pada Benda Pameran

Sumber, Data Arsitek Jilid 3 : 144

Gambar 2.6 Tata Cahaya Pada Museum

Sumber, Data Arsitek Jilid 2 : 250

3. Tata Warna

Pengaturan warna memberikan efek menunjang penampilan koleksi

dipajang dan menarik perhatian bagi pengunjung. Untuk ruangan yang

tetap sebaiknya menggunakan warna netral atau warna pastel, misalnya

abu-abu, krem dan sebagainya.

4. Tata Pengamanan

Pengamanan benda koleksi menggunakan vitrin dengan kaca setebal 5 mm

agar tahan terhadap benturan dan mencegah debu dan kotoran masuk.

Adapun jenis peralatan pengaman yang dapat dipasang di ruang pameran

antara lain, kamera CCTV.

5. Labeling/Penamaan

Label adalah sarana komunikasi untuk memberikan informasi yang

dimiliki oleh museum mengenai objek pameran kepada pengunjung.

6. Foto-foto Penunjang

Foto-foto penunjang dibuat dengan dimensi yang mudah dilihat

disesuaikan dengan jarak pandangnya. Tujuannya adalah agar benda-

benda koleksi yang dipamerkan lebih informatif terhadap pengunjung.

2.1.9 Jenis Pengunjung Museum

Banyak orang dengan berbagai kepentingan berkunjung ke museum, seperti

disebutkan dalam buku Pengantar Didaktik Museum yang diterjemahkan oleh

Sutaarga disebutkan beberapa jenis pengunjung museum sesuai dengan

kepentingannya, diantaranya:

Gambar 2.8 Tata Cahaya Pada Pameran

Sumber, Data Arsitek Jilid 3 : 144

a. Pengunjung dengan Tujuan Studi, yaitu pengunjung yang datang ke

museum untuk menambah pengetahuan dan penalarannya mengenai

koleksi museum dan mengadakan observasi mengenai museum itu sendiri.

b. Pengunjung dengan Posisi Dinas atau Bidang Bimbingan Edukatif, yaitu

pengunjung yang datang secara khusus dan resmi atas nama lembaga

tertentu untuk keperuan atau tujuan edukatif yang lebih mendalam.

c. Pengunjung dengan Tujuan Tertentu atau Pengunjung Terarah, yaitu

pengunjung yang datang dengan membawa pertanyaan tertentu atau

perhatian tertentu terhadap benda koleksi atau museum itu sendiri.

d. Pengunjung dengan Tujuan Rekreasi, yaitu pengunjung museum dalam

berbagai tingkat, minat, dan perhatian tanpa tujuan yang terperinci.

2.2 Tinjauan Umum Cafe

Pada tinjauan umum café akan dibahas mengenai pengertian café, ciri-ciri

café, perencanaan dasar café dan studi standar kapasitas cafe.

2.2.1 Pengertian Café

Secara harfiah kata café berasal dari bahasa perancis yang berarti minuman

(kopi), tetapi kemudian café dijadikan tempat dimana orang bisa memesan jenis

minuman lainnya selain kopi. Berikut beberapa pengertian cafe menurut beberapa

sumber iterator, diantaranya:

a. Menurut Soekresno (2000:16-17) disebutkan bahwa cafe, coffee shop dan

canteen termasuk dalam Informal Restaurant, yaitu industri jasa pelayanan

makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional

dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktian dan

percepatan frekuensi yang silih berganti.

b. Menurut Marsum (2010:8) disebutkan bahwa dilihat dari klasifikasi

restaurant menurut pengelolaan dan sistem penyajiannya, cafetaria atau

cafe merupakan restaurant yang mengutamakan penjualan sandwich,

cake, kopi dan teh.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan café memiliki arti

memiliki arti restoran dalam lingkup yang lebih kecil, dimana didalamnya menjual

makanan dan minuman dengan menu yang disajikan secara cepat cenderung pada

makanan ringan atau kudapan. Café juga dapat disebut sebagai warung kopi yang

berevolusi menjadi lebih modern dan memiliki banyak inovasi pada menu yang

disajikan. Café saat ini tidak hanya dijadikan sebagai tempat membeli makanan dan

minuman tetapi berkembang menjadi tempat berkumpul, bertukar pikiran, tempat

bersantai bahkan temat untuk mengerjakan tugas-tugas. Perkembangan tersebut

membuat café semakin berinovasi menyediakan tempat yang nyaman dan

dilengkapi berbagai fasiitas seperti free WiFi dan free charging untuk membuat

pengunjungnya betah berlama-lama.

2.2.2 Ciri-Ciri Cafe

Adapun ciri-ciri dari restaurant informal (café) disebutkan dalam buku

Soekresno yang berjudul Manajemen Food and Baverage antara lain:

a. Harga makanan dan minuman yang relative murah

b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat

c. Para pelanggan yang datang tak terikat untuk mengenakan pakaian formal

d. Sistem penyajian yang dipakai yaitu American Service/ready plate

bahkan self serfice ataupun counter service.

e. Tidak menyediakan hiburan musik langsung

f. Daftar menu langsung dipajang di counter atau di atas meja

g. Menu yang disediakan terbatas dan relative cepat disajikan

h. Jumlah tenaga servis relative sedikit dengan standar kebutuhan 1

pramusaji melayani 12-16 pelanggan.

2.2.3 Perencanaan Dasar Café

Mendesain suatu café dibutuhkan sebuah perencanaan yang mengacu pada

food serfice atau pelayanan dari café tersebut. Berdasarkan pelayanan dari café akan

didapat segala failitas yang dibutuhkan. Menurut Littlefield (2008:17) perencanaan

dasar café teriri dari 3 yaitu pelayanan dan penyajian makanan, dapur, dan fastfood

outlet meliputi:

a. Pelayanan dan Penyajian Makanan

Jasa pelayanan makanan memiliki proses yang saing berkaitan, dimana

setiap roses memiliki persyaratan tertentu, diantaranya:

1) Produksi

- Pengirimn dan pemeriksaan bahan makanan dan minuman

- Penyimpanan berupa pendingin

- Memasak yang dikelompokkan secara terpusat

- Makanan yang ipesan diletakkan dalam pendingin sehingga siap

untuk disajikan

- Peralatan mencuci piring dan pembuangan dari sampah padat

2) Pelayanan

- Self-service, dengan menyediakan konter yang dapat diakses oleh

pengunjung

- Para waiter dan waiters membawa makanan dari meja penyajian

menuju ke meja pelanggan.

- Pengumpulan piring-piring kotor hingga dibawa ke dapur

- Side table dan penyimpanan yang digunakan sebagai tempat untuk

menyimpan perlengkapan, peralatan dan furniture.

3) Fasilitas Pelanggan

- Lokasi, lingkungan, karakter, batas-batas site, dan parkir

- Entrance, toilet, resepsionis dan bar jika diperlukan

- Seating area, dengan interior untuk mencerminan konsep dan profil

pelanggan.

- Fasilitas pembayaran

b. Dapur

Pada dapur terdapat dua tahap produksi yaitu persiapan dalam jumlah

besar lalu didinginkan sebelum dimasak dan memasak dalam waktu yang

singkat.

c. Fast Food Outlet

Mengembangkan sistem manajemen yang tinggi untuk menyediakan

pelayanan yang cepat, dengan cara memasak menggunakan peralatan

masak yang khusus dan menu yang terbatas.

2.2.4 Studi Standar Kapasitas Café

Jumlah kapasitas pengunjung maksimal suatu café dilihat berdasarkan jumlah

kursi pada café tersebut, sehingga standar ukuran dan kapasitas pengunjung serta

sirkulasi pada serve area dan dapur harus diperhatikan.

a. Gambaran Ukuran Standard dan Sirkulasi Serve Area

Ukuran serve area pada cafe sangat bergantung pada jumlah kursi serta

sirkulasi yang dibutuhkan. Area makan (serve area) memiliki standar

ruang kursi per orang sebesar 1,08-1,26m2. Sedangkan dimensi kebutuhan

meja yang disarankan sesuai jumlah kursinya dapat diliat pada Tabel 2.2

berikut, serta dimensi meja dan ruang geraknya dapat dilihat pada Gambar

2.9

Sumber, Littlefield 2008

No Jumlah Kursi Dimensi Meja

1 2 60cm x 75cm

2 4 75cm x 75cm

3 4 75cm x 120cm

4 6 75cm x 180cm

5 8 75cm x 240cm

6 10 75cm x 300cm

Tabel 2.2 Ukuran Standar Dimensi Meja dan Kursi

Gambar 2.9 Standar Dimensi Serve Area

Sumber, Littlefield 2008

b. Counter dan Dapur

Pada counter dan dapur makanan dan minuman yang dibuat, peralatan

memasak, cara memasak dan penataan counter serta dapur sangat

menentukan dimensi dari counter dan dapur itu sendiri. Dimensi standar

counter dan dapur dapat dilihat pada Gambar 2.10 sampai 2.12

Gambar 2.10 Standar Dimensi Counter

Sumber, Littlefield 2008

Gambar 2.11 Jenis Penataan Dapur

Sumber, Littlefield 2008

2.3 Kaji Banding Objek Sejenis

Kaji banding objek sejenis bertujuan untuk mengetahui ruang-ruang yang

dibutuhkan dan merasakan secara langsung suasana museum dan café. Kaji banding

objek sejenis mengambil lima objek studi, yaitu UCC Coffee Museum di Jepang,

Bramah Tea and Coffee Museum di London, Museum Subak, Museum Purbakala

dan Museum Bali.

2.3.1 UCC Coffee Museum, Jepang

Ucc Cofee Museum merupakan sebuah museum kopi yang dikelola oleh

pihak swasta, merupakan milik perusahaan kopi ternama di Jepang yaitu

perusahaan UCC Coffee. Berikut tampilan UCC Coffee Museum pada Gambar 2.19

a. Lokasi

UCC Coffee Museum terletak di pusat Kota Kobe, tepatnya di 6-6-2,

Minatojima-Nakamachi, Chuo-ku, Kobe, Prefektur Hyogo pinggiran.

b. Koleksi museum

UCC Coffee Museum memajang berbagai macam koleksi mengenai kopi,

diantaranya:

Gambar 2.13 UCC Coffee Museum

Sumber, https://lh5.googleusercontent.com/DSCN0201.JPG

Gambar 2.12 Sirkulasi pada Dapur

Sumber, Littlefield 2008

1. Sejarah mengenai perusahaan UCC Coffee mulai dari pertama didirikan

hingga kini.

2. Berbagai produk UCC Coffee yang pernah dibuat dan dijual.

3. Mesin pembuat kopi dari sejak zaman dulu (tradisional), hingga kini

(elektronik).

4. Alat-alat meracik kopi.

5. Manekin yang mengilustrasikan kegiatan di dalam perusahaan UCC

Coffee.

6. Kegiatan tambahan yang dapat dilakukan pengunjung yaitu kelas

meracik kopi sendiri.

Suasana UCC Coffee Museum dapat dilihat pada Gambar 2.20 dan 2.21

c. Fasilitas Museum

Fasiitas museum terdiri dari 5 ruangan, yaitu:

2. Ruang Pengelola

Gambar 2.14 Ruang Display UCC Coffee Museum

Sumber, http://www.feel-kobe.jp/upload/spot_images/95_main.jpg

Gambar 2.15 Fasilitas Kelas Meracik Kopi

Sumber, http://www.ucc.co.jp/museum/#_=_

3. Ruang Sejarah Perusahaan UCC

4. Ruang Pamer Mesin Pabrik

5. Ruang Koleksi Iklan dan Kemasan

6. Ruang Kelas Meracik Kopi

d. Tata Pamer Koleksi

Benda yang berbentuk 3D dan berukuran besar seperti mesin kopi dan

peralatan barista dipajang dengan meletakkannya secara terbuka dengan

pembatas railing untuk pengaman. Manikin digunakan untuk menggamarkan

suasana di dalam pabrik UCC. Kemasan kopi dipajang dengan

meletakkannya pada panel di dinding dengan suguhan iklan-iklan yang

pernah dibuat oleh Perusahaan UCC.

e. Konsep

Konsep tampilan UCC Museum ini menggambarkan suasana di dalam

pabrik kopi UCC dengan kemodernan dari segi arsitektur dan teknologi dari

penataan koleksi.

2.3.2 Bramah Museum of Tea and Coffee, London

Merupakan museum pertama di dunia yang menceritakan sepenuhnya

mengenai teh dan kopi. Museum ini menceritakan tentang sejarah 400 tahun

komuditas teh dan kopi dari sejak kedatangannya dari afrika hingga sampai di

Eropa. Museum ini dibuka oleh Edward Bramah pada tahun 1992, berikut tampian

Bramah Museum dapat dilihat pada Gambar 2.22

a. Lokasi

Bramah Museum terletak di tenggara Kota London, sekitar dua menit dari

London Bridge Station tepatnya di kilometer 40 jalan Southwark, E1.

Gambar 2.16 Bramah Museum of Tea and Coffee

Sumber, http://best-museums.com/templates/museum.jpg

b. Koleksi Museum

Bramah Museum of Coffee and Tea London memajang oleksi berupa

artefak yang berkaitan dengan sejarah teh dan kopi di Eropa. Artefak-artefak

tersebut berupa teko-teko yang biasa digunakan menyeduk teh dan kopi dari

zaman dulu hingga modern. Selain tu berbagai peralatan meracik kopi dan teh

dipajang di museum tersebut seperti pada Gambar 2.23 dan 2.24

c. Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Bramah Museum diantaranya

1. Ruang Pengelola

2. Ruang Pamer

3. Café yang menyuguhkan kopi dan teh

d. Tata Pamer Koleksi

Tata pamer kolesi di Bramah Museum dengan cara membiarkan benda-

benda koleksi dipajang dengan terbuka, ditata dan disusun sesuai dengan

tema-tema dan kondisi tertentu.

Gambar 2.17 Koleksi Bramah Museum of Tea and Coffee

Sumber, http://www.cafe-badilatti.ch/typo3temp/pics/fe6325e9d3.jpg

Gambar 2.18 Display Koleksi Bramah Museum of Tea and Coffee

Sumber, c1038.r38.cf3.rackcdn.com/group4/building34130/media/05knny0.jpg

e. Konsep

Bramah Tea And Coffe Museum ini lebih menonjolkan suasana cafe yang

dijadikan museum. dimana suasana di dalamnya sangat santai dengan alur

pengamatan koleksi yang bebas dan memiliki kesan yang hangat.

2.3.3 UPDT Museum Subak, Kediri, Tabanan

Museum subak adalah museum yang menjelaskan dan memajang benda-

benda mengenai kebudayaan masyarakat bali dalam bidang penanaman padi dan

persawahan. Museum ini merupakan milik Pemerintah Daerah Tabanan dan dikeola

dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan. Berikut gambaran Kawasan

UPDT Museum Subak dapat dilihat pada Gambar 2.25

Gambar 2.19 Peta Kawasan Mandala Mathika Subak

Sumber, Pengelola Museum Subak

a. Lokasi

Museum Subak terletak di tengah kota Kediri, Tabanan tepatnya di Jl.

Gatot Subroto, Kediri, Tabanan. Museum berada di dalam kawasan Mandala

Mathika Subak Kabupaten Tabanan.

b. Kapasitas dan Luas Bangunan

Luas Museum subak secara keseluruhan kurang lebih sebesar 6,28 ha.

c. Fasilitas

Fasilitas-fasiitas yang terdapat pada Museum Subak diantaranya:

Museum terbuka berupa miniatur jaringan irigasi subak secara garis

besar (danau, sungai, air terjun, bendungan) pada Gambar 2.26

Ruang Audio Visual, dimana tempat memnonton film dokumentasi

mengenai subak, Gambar 2.27

Ruang Pamer, merupakan ruang tempat memajang kolesi museum

berupa alat-alat pertanian hingga miniatur sistem subak di Bali seperti

pada Gambar 2.28

Gambar 2.20 miniatur Irigasi

Sumber, Observasi 2015

Gambar 2.21 Ruang Audio Visual

Sumber, Observasi 2015

Gambar 2.22 Ruang Pameran Museum Subak

Sumber, Observasi 2015

Rung Rumah Petani Tradisional, merupakan ruangan temat

memamerkan dan menyimpan miniature rumah petani tradisional Bali.

Kantor pengelola & Ruang Perpustakaan

Gudang dan Preparasi

Ruang Serba Guna

d. Tata Pamer Koleksi

Tata pamer koleksi di Museum Subak dengan cara menggunakan metode

romantika dimana benda-benda yang dipajang dikelomokkan berdasarkan

kegunaan dan waktu digunakannya. Benda dengan ukuran kecil diletakkan

pada vitrin dan benda berukuran besar diletakkan terbuka dengan sirkulasi

melingkar.

e. Struktur Organisasi Museum Subak

Adapun struktur Organisasi Museum Subak dapat dilihat pada Gambar

2.29 berikut

f. Perawatan Koleksi Museum Subak

Koleksi yang ada dirawat dengan cara:

1. Sebulan sekali pajangan rutin digosok dengan alcohol

2. Untuk perlindungan dari serangga dilakukan injeksi bahan kimia pada

pajangan berbahan kayu dan pemberian spray kumbang untuk

menghindarkan koleksi dari gangguan serangga.

g. Pengunjung

K.A UPDT

Kelompok Jabatan

Fungsional

Staff Staff Staff

Ktua Tata Usaha

Gambar 2.23 Struktur Organisasi Museum Subak

Sumber, Pengelola Museum Subak 2015

Sebagian besar pengunjung yang datang merupakan siswa sekolah yang

datang di setiap bulan Mei dan Juni sisanya pengunjung yang datang

merupakan tamu asing. Jumlah pengunjung Museum Subak setiap bulannya

dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut

Tabel 2.3 Jumlah Kunjungan di Museum Subak hingga Bulan Setember 2015

No Bulan Mancanegara Domestik Jumlah

1. Januari 69 77 146

2. Februari 117 15 132

3. Maret 65 249 314

4. April 42 60 102

5. Mei 81 490 571

6. Juni 156 2.483 2.639

7. Juli 122 9 131

8. Agustus 151 38 189

9. September 118 44 162

TOTAL 921 3.465 4386

Sumber, Pengeola Museum Subak

h. Konsep

Museum Subak menonjolkan suasana pertanian tradisional bali dengan

penataan koleksi yang bercerita dari proses persiapan penanaman padi hingga

pemanenannya.

2.3.4 Anomali Coffee

Anomali Coffee merupakan sebuah kafe sekaligus coffee store yang

menawarkan kopi dari seuruh Indonesia.Menu-menu yang ditawarkan mulai dari

kopi tradisional hingga menu modern hasil racikan dari Anomali Coffee. Selain

berbentuk minuman, Anomali Coffee juga menawarkan biji kopi pilihan yang telah

disangrai ataupun kopi bubuk yang siap diracik. Fasiitas pelatihan intensif kepada

barista mengenai cara memperlakukan kopi secara profesional juga disediakan.

a. Lokasi

Anomali Coffee terletak di daerah kawasan pariwisata di Kabupaten

Badung, tepatnya di Jalan Kayu Aya 7B, Seminyak, Badung, Bali.

b. Fasilitas

- Smoking area - Coffee Bar

- Dapur - Rak buku dan majalah

- Display kue dan roti - Display jenis-jenis kopi

- Mesin penggiing kopi - Serve Area

- Parkir - Toilet

Dekorasi dan pajangan pada Anomali Café dapat dilihat pada Gambar 2.24

c. Peletakan Ruang-ruang

Adapun peletakan ruang-ruang pada Anomali Coffee dapat dilihat pada

Gambar 2.25

Gambar 2.24 Pajangan Biji Kopi dan Dekorasi Karung Goni pada Anomali Coffee

Sumber, http://www.ultimatebali.com /Anomali.jpg

DAPUR TOILET WERE

HOUSE

COFFEE

BAR

PARKIR AREA SMOKING

AREA

SERVE

AREA READING

AREA

Gambar 2.25 Peletakan Ruang-Ruang pada Anomali Coffee

Sumber, Anomali Coffee 2016

d. Konsep

Anomali Coffee pada tampilannya lebih mengusung konsep yang

menggunakan bahan-bahan perpaduan kayu dengan besi rastik yang tidak di-

finishing sehingga menimbukan kesan unfinished. Didukung dengan dekorasi

berupa peralatan menggiling kopi serta beberapa tumpukan karung goni yang

berisi kopi dan hiasan graffiti erta tulisan-tulisan pada papan kapur pada

dindingnya menambah kesan santai pada cefe tersebut. Suasana Anomali

Coffee dapat dilihat pada Gambar 2.26

2.3.5 Kopi Bali House

Kopi Bali House merupakan sebuah café sekaligus restaurant yang

menyajikan kopi beserta berbagai makanan indonesia hingga eropa. Menu kopi

yang ditawarkan mulai dari kopi tradisional hingga menu kopi internasional seperti

capucino, latte, moca dan sebagainya.

a. Lokasi

Kopi Bali House berlokasi di daerah pariwisata dan perdagangan Jl.

Bypass Ngurah Rai 405B,Denpasar,Bali.

b. Fasilitas

Fasilita yang tersedia pada Kopi Bali House antara lain:

- Smoking Area - Serve Area

- Coffee Bar - Rak Bacaan

- Dapur - Meja kasir 2 buah

Gambar 2.26 Suasana Anomali Café

Sumber, http://www.ultimatebali.com /Anomali.jpg

- Dispay kue dan roti - Parkir

- Toilet

c. Konsep

Tampilan Kopi Bali House lebih terlihat seperti sebuah restaurant

dibandingkan café. Suasana lebih terlihat mewah dan formal dikarenakan

penataan furniture dan pemilihan material furniture yang lebih elegan.

Suasana ruang juga terlihat vintage didukung dengan pernak-pernik peralatan

meracik kopi yang dipajang bersamaan dengan benda-benda antik seperti

radio kuno. Selain itu karya seni berupa lukisan dari kopi juga menjadi daya

tarik tersendiri di Kopi Bai House. Suasana ruang pada Kopi Bali House dapat

dilihat pada Gambar 2.27

2.3.6 Simpulan Kajian Fasilitas dan Lokasi Objek Sejenis

Berikut merupakan kesimpulan dari lima objek sejenis yang telah dikaji dapat

dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.4 Kesimpulan Kajian Fasilitas dan Lokasi Objek Sejenis

Objek Lokasi Konsep Fasilitas

UCC Cofee

Museum

Terletak di pusat Kota

Kobe, tepatnya 6-6-2,

Minatojima-nakamachi,

Chuo-ku, Kobe 650-0046,

Prefektur Hyogopinggiran

- Modern

- Berteknologi

- Kesan hangat

- Ruang Pamer

- Ruang Kelas Meracik

Kopi

- Ruang Pengelola

Bramah Museum

of Tea & Coffee

Terletak di dekat pusat kota

London

- Seperti café

- Santai dan

hangat

- Ruang Pamer

- Ruang pengelola

- Café kopi dan teh

Museum Subak Terletak di dekat pusat kota

Tabanan

- Tradisional

- Dengan

penataan

- Ruang Pengelola

- Perpustakaan

- Pameran Terbuka

Gambar 2.27 Suasana Kopi Bali House

Sumber, http://www.ultimatebali.com /Anomali.jpg

koleksi yang

bercerita

- Ruang Pamer

- Ruang Audio Visual

- Ruang Miniatur

Rumah Tradisional

- Ruang Serba Guna

Anomali Coffee Terletak di pinggiran kota

Badung di daerah

pariwisata

- Menggunakan

bahan kayu dan

besi rastik

- Kesan ruangan

belum selesai

di-finish

- Smoking area

- Dapur

- Café Bar

- Meja Kasir

- Rak buku dan majalah

- Display jenis-jenis

kopi

- Mesin Penggiing kopi

- Display Kue dan Roti

- Toilet dan parkir area

Kopi Bali House Terletak di pinggiran ota

Badung, Daerah pariwisata

dan perdagangan Jl. Bypass

Ngurah Rai

405B,Denpasar,Bali.

- Santai seperti

café

- Modern dan

hangat

- Smoking area

- Dapur

- Coffee Bar

- Meja Kasir

- Display Kue dan Roti

- Toilet dan parkir area

Berdasarkan tabel di atas, fasilitas sejenis yang digunakan sebagai objek kaji

banding memiliki beberapa kesamaan, diantaranya: sebagian museum berada di

dekat pusat kota, museum minimal memiliki ruang pamer dan ruang pengelola.

Fasilitas lainnya yang menunjang museum diperlukan tergantung dari benda

pajangan museum. Café dominan terletak di daerah pariwisata, dengan ruang-ruang

yang harus ada yaitu dapur, counter atau café bar dan display makanan serta tetntu

saja ruang saji dimana peanggan duduk bersantai.

2.4 Spesifikasi Umum

2.4.1 Pemahaman Museum dan Café Kopi

Museum dan Café Kopi di Kintamani merupakan sebuah tempat yang

memadukan unsur edukasi dan rekreasi dalam satu tempat dimana pokok utama

yang ditawarkan mengenai kopi. Museum Kopi merupakan wadah yang dirancang

dan difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan dan memamerkan hal-hal

mengenai kopi dengan cara yang menyenangkan. Museum ini bersifat swasta

sehingga ditunjang dengan keberadaan café sebagai area komersial yang bertujuan

untuk mendatangkan laba dan minat pengunjung.

Tahapan demi tahapan akan diulas pada museum kopi, mulai dari

penanaman pohon kopi, panen serta pengolahan biji kopi akan dipamerkan dan

dijelaskan di museum ini. Peralatan-peralatan yang dipergunakan mulai dari

menanam hingga mengolah, dari yang tradisional hingga yang modern akan

dipajang di mueum ini. Pada museum juga akan memajang benda-benda hasil karya

seni dengan bahan dasar kopi. Setelah menyaksikan proses, serta benda-bnda yang

dipajang pada museum, pengunjung dapat menikmati kopi pada café yang telah

disediakan.

Museum dan Café Kopi di Kintamani akan hadir sebagai objek wisata yang

memberikan fasilitas edukasi mengenai kopi sekaligus wisata kuliner mengenai

kopi Indonesia. Selain itu kehadiran museum kopi juga dijadikan sebagai tempat

untuk berkumpul bagi para pecinta kopi dan barista yang ingin mengadakan acara

atau event tertentu.

2.4.2 Fungsi Museum dan Café Kopi

Adapun fungsi dari Museum dan Café Kopi adalah:

a. Fungsi edukasi, dimana pada museum kopi pengunjung dapat menyerap

ilmu mengenai proses penanaman hingga peracikan bubuk kopi dengan

suasana yang santai dan menyenangkan. Pada area café pengunjung juga

dapat belajar untuk menjadi barista, bagaimana membuat dan

memperlaukan kopi secara professional.

b. Fungi Rekreasi, dimana Museum dan Café kopi akan dibuat

menyenangkan hingga pengunjung tidak bosan untuk melihat-lihat

koleksi. Kehhadiran Café membuat pengunjung dapat langsung menikmati

racikan kopi yang dibuat oleh barista selepas mengelilingi museum.

2.4.3 Batasan Museum dan Café Kopi

Berikut merupakan batasan-batasan dalam merancang museum kopi:

1. Museum Kopi merupakan museum yang hanya akan memajang dan

membahas benda-benda yang berkaitan dengan pertanian kopi, hingga

proses peracikan kopi menjadi minuman.

2. Koleksi dari Museum kopi berbentuk 3D dan 2D seperti foto-foto, peralatan

meracik kopi, mesin-mesin penggiling kopi dan berbagai bungkus-bungkus

kopi yang pernah beredar di Indonesia. Koleksi akan terbagi menjadi dua

jenis yaitu koleksi indoor dan outdoor.

3. Café Kopi pada proyek ini akan menyajikan menu-menu minuman kopi

dengan bahan dasar utama Kopi Kintamani.

4. Selain fungsi pameran dan penjualan, museum dan café juga diengkapi

dengan fungsi tambahan berupa kelas meracik kopi yang dibuka untuk

pengunjung museum ataupun cafe.

5. Museum dan Café Kopi akan dibangun di daerah tujuan wisata yang

memiliki perkebunan kopi.

2.4.4 Tujuan Museum dan Café Kopi

Adapun tujuan direncanakannya Museum dan Cafe Kopi ini adalah untuk

memberi sarana wisata yang membahas dan memberi manfaat edukasi mengenai

kopi. Keberadaan Museum dan Café Kopi ini diharapkan dapat mengangkan nama

Kopi Kintamani agar lebih dikenal lagi oleh masyarakat nusantara dan

mancanegara.

2.4.5 Pengelolaan Museum dan Café Kopi

Museum kopi nantinya berada di bawah pengawasan Unit Pelaksana Teknis

Museum sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 Th. 2002.

Pengelolaan Museum dan Café Kopi secara internal dikelola oleh swasta.

2.4.6 Fasilitas Museum dan Café Kopi

Fasilitas yang akan terdapat di museum kopi yaitu sebagai berikut:

1. Ruang Penerimaan (lobby)

2. Ruag Audio Visual

3. Ruang Pameran Tetap

4. Ruang Pameran Temporer

5. Café Kopi

6. Ruang Penerimaan dan

Perawatan Koleksi

7. Ruang Pengelola

8. Gudang Museum

9. Loading Dock dan Storrage

Cafe

10. Ruang Souvenir Shop

11. Area Parkir

12. Pos Keamanan

13. Toilet

14. Ruang ME