Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum...

37
Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum Willd), Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Ness), dan Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dalam Pembuatan Parfum Utilization of Cardamom (Amomum cardamomum Willd), Cinnamon Bark (Cinnamomum burmannii Ness), and Kaffir Lime (Citrus hystrix DC) Essential Oils in The Manufacture of Perfume Oleh, Retno Kristanti NIM: 652009013 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi: Kimia, Fakultas: Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains (Kimia) Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015

Transcript of Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum...

Page 1: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum Willd), Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii Ness), dan Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dalam Pembuatan

Parfum

Utilization of Cardamom (Amomum cardamomum Willd), Cinnamon Bark (Cinnamomum

burmannii Ness), and Kaffir Lime (Citrus hystrix DC) Essential Oils in The Manufacture

of Perfume

Oleh,

Retno Kristanti

NIM: 652009013

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi: Kimia, Fakultas: Sains dan Matematika guna

memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains (Kimia)

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2015

Page 2: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil
Page 3: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil
Page 4: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

ii

Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum Willd), Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii Ness), dan Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dalam Pembuatan

Parfum

Utilization of Cardamom (Amomum cardamomum Willd), Cinnamon Bark (Cinnamomum

burmannii Ness), and Kaffir Lime (Citrus hystrix DC) Essential Oils in The Manufacture

of Perfume

Oleh,

Retno Kristanti

NIM: 652009013

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi: Kimia, Fakultas: Sains dan Matematika guna

memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains (Kimia)

Disetujui oleh,

Pembimbing Utama

Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc

Pembimbing Pendamping

Silvia Andini, S.Si., M.Sc

Diketahui oleh,

Kepala Program Studi

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 5: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Retno Kristanti

N I M : 652009013

Program Studi : Kimia

Fakultas : Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, Judul :

Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum Willd), Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii Ness), dan Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dalam

Pembuatan Parfum

Yang dibimbingoleh:

1. Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc

2. Silvia Andini, S.Si., M.Sc

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau

gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah-olah sebagai karya saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 13 Februari 2015

Yang memberi pernyataan,

Retno Kristanti

Page 6: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Retno Kristanti

N I M : 652009013

Program Studi : Kimia

Fakultas : Sains dan Matematika

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak

bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya berjudul

:

Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum Willd), Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii Ness), dan Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dalam

Pembuatan Parfum

Beserta perangkat yang ada (jika perlu)

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih media /

mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis /

pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal :

Yang menyatakan,

Retno Kristanti

Pembimbing Utama

Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc

Mengetahui,

Pembimbing Pendamping

Silvia Andini, S.Si., M.Sc

Page 7: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

1

Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum Willd), Kayu

Manis (Cinnamomum burmannii Ness), dan Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dalam

Pembuatan Parfum

Utilization of Cardamom (Amomum cardamomum Willd), Cinnamon Bark

(Cinnamomum burmannii Ness), and Kaffir Lime (Citrus hystrix DC) Essential Oils

in The Manufacture of Perfume

Retno Kristanti*, Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc.**, dan Silvia Andini, S.Si., M.Sc.**

*Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika

**Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jln. Diponegoro no. 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia

[email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study was first, to determine the constituent components of

the essential oil of cardamom, cinnamon, and kaffir lime peel with GC-MS method.

Second, to determine the perfume formulation using the most preferred essential oils

above as perfume with organoleptic method.

The result of this study showed was 1) The chemical composition of cardamom

essential oil consists of 9 chemical components with the most content is 84% cineol, the

cinnamon essential oil consists of 22 chemical components with the most content is

35,55% cineol, while kaffir lime peel essential oil consists of 25 chemical components

with the most content is 19,98% -pinene. 2) According to data analysis of organoleptic

result, all of the perfume formulations were well liked but specifically for the H

formulation in fragrant and fresh genre is determined as fragnance and fresh.

Key words: cardamom, cinnamon, kaffir lime peel, essential oils, GCMS

PENDAHULUAN

Parfum atau perfume berasal dari bahasa Latin “Perfumen” yang artinya melalui

asap. Parfum mengandung 3 macam komponen, yaitu zat pewangi (odoriferous), zat

pengikat (fixatives), dan bahan pelarut/pengencer (diluent) (Ezigbo & Ezigbo, 2011).

Pada dasarnya, parfum memiliki 3 tingkat aroma menurut lamanya penguapan, yaitu 1)

top notes, aroma yang pertama kali tercium dan menghilang setelah beberapa menit, 2)

middle notes, memerlukan 4-6 jam untuk menguap dan merupakan jantung dari parfum,

dimana parfum tersebut dapat dikenal, 3) base notes, aroma paling dasar dan tahan

Page 8: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

lama, ≥ 6-8 jam untuk menguap, base notes juga berfungsi sebagai zat pengikat dan

pencampur bahan-bahan (Gomes et al., 2001).

Minyak atsiri adalah minyak yang terdiri dari campuran zat yang mudah

menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri bukan

merupakan zat kimia tunggal, tetapi terdiri dari berbagai campuran zat yang bersifat

fisika dan kimia yang berbeda. Dalam industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode

penyulingan, yaitu penyulingan dengan air (water distillation), penyulingan dengan air

dan uap (water and steam distillation), penyulingan dengan uap (steam distillation)

(Guenther, 1987). Minyak atsiri yang dihasilkan diidentifikasikan dengan gas

chromatography-mass spectrometry (GC-MS). GC-MS merupakan metode utama untuk

mengidentifikasi senyawa penyusun minyak atsiri (Noorizadeh et al., 2011).

Kapulaga (Amomum cardamomum Willd) atau biasanya dikenal sebagai kapulaga

lokal, berasal dari famili Zingiberaceae, merupakan salah satu rempah yang banyak

digunakan dalam industri makanan/minuman dan obat tradisional. Biji kapulaga

mempunyai aroma yang menyenangkan dan hangat yang sangat karakteristik serta

pedas (Mulyono & Hernani, 1996). Dalam minyak atsiri kapulaga mengandung

komponen penyusun minyak atsiri yang terdiri dari metanol (84,66%), cineol (10,75%),

geraniol (1,23%), dan mirsenol (1,62%), dan senyawa lain (1,74) (Prasasty dkk., 2003).

Kayu manis (Cinnamomum burmannii Ness) dikenal dengan nama Cassia

Indonesia, adalah tanaman yang berasal dari famili Lauraceae (Parthasarathy et al.,

2008). Perolehan minyak atsiri kayu manis dipengaruhi oleh jenis bahannya, cara

penyulingan, lama penyulingan serta ukuran bahan pada waktu penyulingan. Rendemen

minyak atsiri yang diperoleh dari kulit kayu manis berkisar antara 0,5-2%. Warna

minyak atsiri kuning kecoklatan dan mempunyai bau khas kayu manis (Purseglove et

al., 1981 dalam Parthasarathy et al., 2008). Komponen penyusun minyak atsiri kayu

manis adalah -pinene (5,41%), camphene (2,19%), -pinene (2,04%), -copaene

(8,07%), -bergamotene (0,55%), -muurolene (0,86%), cadina-1,4-diene (0,44%),

coumarin (1,35%), limonene (1,53%), cineole (5,07%), benzaldehyde (0,49%), bornyl

acetate (2,01%), 4-terpineol (1,36%), trans--caryophyllene (1,7%), linalyl propionate

(1,11%), -cadinene (1,78%), benzenepropanal (2,3%), cinnamaldehyde (0,56%),

cinnamic aldehyde (50,75%), dan cinnamyl acetate (10,43%) (Rusliawan dkk., 2012).

Page 9: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Jeruk purut (Citrus hystrix DC) berasal dari famili Rutaceae, yang biasanya

digunakan sebagai bahan tambahan di dalam masakan. Jeruk purut, khususnya pada

kulit, memiliki aroma yang kuat dan berbau sedap. Minyak atsiri yang berasal dari kulit

jeruk purut mengandung komponen penyusun yaitu -pinene (35,65%), limonene

(31,87%), -terpinene (10,33%), citronellal (6,48%), tidak teridentifikasi (4,22%), dan

2,3,3-trimethyl-bicyclo (2,2,1) heptane 2-ol (11,55%) (Ginting, 2005) .

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan komponen penyusun minyak atsiri biji kapulaga, kayu manis, dan kulit

jeruk purut dengan metoda GC-MS.

2. Menentukan formulasi parfum menggunakan ketiga minyak atsiri di atas yang

paling disukai sebagai parfum dengan metoda organoleptik.

METODOLOGI

Bahan dan Piranti

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan April

2014 di Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kapulaga (A. cardamomum Willd), kayu manis (C. burmannii Ness), dan jeruk

purut (C. hystrix DC) yang diperoleh dari Salatiga dan sekitarnya. Bahan kimiawi yang

digunakan antara lain akuades, Na2SO4.H2O (pro analysis, Merck), dan etanol.

Piranti yang digunakan antara lain neraca analitis 4 digit (Mettler H 80, Mettler

Instrument Corp., USA), neraca 2 digit (Ohaus TAJ602, Ohaus Corp., USA), Ohaus

Moisture Analyser Balance MB-25, clevenger, refraktometer, panci modifikasi, oven

(WTB binder), desikator (Wherteim GL 32), Gas Chromatography-Mass Spectrometer

(GC-MS), dan peralatan gelas.

Metoda Penelitian

Preparasi Sampel

Kapulaga dalam keadaan bersih dan kering dipisahkan antara kulit dengan bijinya.

Batang kayu manis dicuci bersih sampai lipatan-lipatan kayu manis, dikeringkan dan

Page 10: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

dipotong kecil-kecil. Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil selanjutnya

dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 48°C. Ketiga sampel ini disimpan

dalam wadah berbeda dan rapat.

Penentuan Kadar Air (Moisture Analyser Balance)

Penentuan kadar air menggunakan alat Moisture analyser balance dengan jumlah

sampel masing-masing 1 gram.

Preparasi Penyulingan Minyak Atsiri

a. Minyak atsiri dari biji kapulaga (dimodifikasi dari (Fachriyah & Sumardi,

2007)).

Sampel sebanyak 100 gram biji kapulaga dilakukan distilasi uap dan air selama

6 jam dihitung dari tetesan distilat pertama keluar.

b. Minyak atsiri dari kulit kayu manis (dimodifikasi dari (El-Baroty et al., 2010)).

Kulit kayu manis ditimbang sebanyak 500 gram dilakukan distilasi air selama 6

jam dihitung dari tetesan distilat pertama keluar.

c. Minyak atsiri dari kulit jeruk (Muhtadin dkk., 2013).

Kulit luar jeruk purut yang sudah kering ditimbang sebanyak 100 gram

dilakukan distilasi uap selama 6 jam dihitung dari tetesan distilat pertama

keluar.

Pengukuran Parameter Fisika (SNI 06-3734-2006)

Pengujian Bau

Pengujian ini menggunakan indera penciuman langsung terhadap minyak atsiri

dan hasil pengujian ini diekspresikan dengan diskripsi terhadap minyak atsiri.

Pengukuran Rendemen Minyak Atsiri

Pengukuran rendemen minyak dihitung dari berapa banyak minyak yang

diperoleh dibanding dengan berat bahan yang digunakan untuk penyulingan.

Page 11: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Pengukuran Berat Jenis Minyak Atsiri

Tiap sampel minyak atsiri diukur sebanyak 1 mL menggunakan pipet ukur dengan

ketelitian 0,01 mL kemudian ditimbang dalam botol sampel. Berat jenis tiap minyak

atsiri yang diperoleh dapat ditentukan dengan menggunakan rumus 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒.

Pengukuran Indeks Bias Minyak Atsiri

Pengukuran nilai indeks bias menggunakan alat refraktometer.

Pengukuran Kelarutan Minyak Atsiri dalam Etanol (Guenther, 1987)

Masing-masing sampel diukur dengan pipet ukur sebanyak 1 mL dan dimasukkan

dalam tabung reaksi. Pada sampel minyak atsiri kapulaga dan kayu manis masing-

masing ditambahkan etanol 70% secara perlahan tetes demi tetes, dikocok sampai

minyak atsiri larut seluruhnya. Untuk minyak atsiri jeruk purut dilakukan hal yang sama

menggunakan etanol 80%. Kelarutan dalam etanol dinyatakan dalam jumlah etanol

yang dibutuhkan untuk melarutkan 1 mL minyak.

Penentuan Komponen Kimia Penyusun Minyak Atsiri Kapulaga, Kayu Manis, dan

Jeruk Purut (Loh et al., 2011)

Penentuan komponen penyusun minyak atsiri biji kapulaga, kayu manis, dan kulit

jeruk purut menggunakan GC-MS Shimadzu QP2010S di Laboratorium Kimia Organik,

Fakultas MIPA – UGM, Yogyakarta. Jenis kolom yang digunakan adalah AGILENT

HP 5MS, panjang 30 meter, dan ID sebesar 0,25 mm. Kondisi pengoperasian alat

menggunakan suhu pemanasan kolom: 70°C, selama 5 menit, suhu injeksi: 310°C

selama 0,20 menit, mode injeksi dengan split ratio sebesar 113 dan gas pembawa berupa

helium dengan tekanan 13,7 kPa, total aliran: 60 mL/menit, aliran kolom: 0,50

mL/menit serta kelajuan linier: 25,9 cm/detik. Sedangkan untuk SM dengan kondisi

sebagai berikut: waktu awal (start time) 3 menit kemudian berlangsung sampai 70 menit

(end time), interval 0,50 detik dengan scan speed 1250, awal m/z sebesar 28 dan

berakhir m/z 600. Penentuan jenis senyawa dilakukan dengan bantuan komputer

menggunakan perangkat data base Wiley 7, Wiley 229, NIST 12, NIST 62 Library.

Page 12: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Penentuan Formulasi Parfum

Formulasi parfum dilakukan dengan menggunakan hasil distilasi minyak atsiri biji

kapulaga, kayu manis, dan kulit jeruk purut dengan perbandingan volume. Untuk

pembuatan parfum, ditambahkan etanol hingga volume total 10 mL disajikan dalam

Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Formulasi Minyak Atsiri dan Jumlah Etanol yang Digunakan

Formulasi A B C D E F G H I J

Perbandingan

Minyak

(KL:KM:JP)*

3:1:1 1:1:3 1:3:1 3:2:1 2:1:3 2:3:1 3:1:2 1:2:3 1:3:2 1:1:1

Etanol (mL) 5 5 5 4 4 4 4 4 4 7

Total (mL) 10

Keterangan : *KL (Kapulaga), KM (Kayu Manis), JP (Jeruk Purut)

Analisis Data

Data penelitian dianalisis dengan Metode Sidik Ragam, dengan rancangan dasar

RAK, 10 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah perbandingan volume

campuran antara ketiga minyak atsiri yaitu (3:1:1), (1:1:3), (1:3:1), (3:2:1), (2:1:3),

(2:3:1), (3:1:2), (1:2:3), (1:3:2), dan (1:1:1), sementara sebagai kelompok adalah waktu

analisa. Untuk membandingkan purata digunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan

tingkat kebermaknaan 5% (Steel & Torie, 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air Biji Kapulaga, Kulit Kayu Manis, dan Kulit Jeruk Purut

Hasil kadar air kayu manis menunjukkan rata-rata sebesar 10,70%. Nilai tersebut

masih termasuk standar nilai kadar air, berdasarkan pada SNI 06-3734-2006, yaitu

maksimal 14%. Standar nilai kadar air biji kapulaga menurut SNI 01-3180-1992,

memiliki syarat nilai maksimal 12%. Dalam penelitian ini, hasil kadar air biji kapulaga

sebesar 6,54% masih termasuk dalam standar SNI yang ditetapkan.

Page 13: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Parameter Fisik Minyak Atsiri Biji Kapulaga, Kulit Kayu Manis, dan Kulit Jeruk

Purut

Pengukuran parameter fisik minyak atsiri kapulaga, kayu manis, dan jeruk purut

yang dihasilkan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter Fisik Minyak Atsiri Kapulaga, Kayu Manis dan Jeruk Purut

Sampel Bau Berat Jenis

(g/mL)

Indeks

Bias

Rendemen

(%)

Kelarutan dalam

Etanol

Biji Kapulaga Pedas dan

Hangat

0,9005

±

0,0829

1,356

±

0,0014

0,7

±

0,1123

1 mL larut dalam 3

mL alkohol 70%

Kayu Manis Manis 0,5264

±

0,0155

1,904

±

0,0010

0,16

±

0,0446

1 mL larut dalam 5

mL alkohol 70%

Kulit Jeruk

Purut

Segar 0,4513

±

0,0158

1,891

±

0,0023

0,8

±

0,1473

1 mL larut dalam

3,5 mL alkohol

80%

Berat Jenis

Sampel minyak atsiri kulit jeruk purut memiliki berat jenis sebesar 0,4513 g/mL.

Menurut Botanicessence (2014), minyak atsiri kulit jeruk purut memiliki berat jenis

antara 0,8600-0,8800 g/mL. Minyak atsiri biji kapulaga memiliki standar berat jenis

antara 0,922-0,938 g/mL (Ketaren, 1985). Dalam penelitian ini, berat jenis biji kapulaga

memiliki nilai sebesar 0,9005 g/mL. Di dalam buku “Minyak Atsiri” karya Ernest

Guenther (1990), menyatakan bahwa minyak atsiri kayu manis memiliki berat jenis

1,055-1,070 g/mL. Namun dalam penelitian ini, hasil berat jenis dari minyak atsiri kayu

manis sebesar 0,5264 g/mL. Bila dilihat dari hasil penelitian ini, nilai berat jenis minyak

atsiri kulit jeruk purut dan kayu manis jauh berbeda dengan standar yang ada. Hal ini

dikarenakan mengalami proses pemanasan, sehingga ikatan antar molekul berkurang

dan menyebabkan kerapatan juga berkurang (Sutiah dkk., 2008).

Page 14: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Indeks Bias

Dalam penelitian ini, nilai indeks bias minyak atsiri biji kapulaga yaitu 1,356.

Minyak atsiri biji kapulaga memiliki standar nilai indeks bias sebesar 1,4610-1,4670

(Ketaren, 1985). Standar nilai indeks bias yang dimiliki minyak atsiri kayu manis yaitu

antara 1,600-1,606 (Guenther, 1990), sedangkan dalam penelitian ini hasil indeks bias

minyak atsiri adalah 1,904. Minyak atsiri kulit jeruk purut yang dihasilkan memiliki

nilai indeks bias sebesar 1,891. Dalam Botanicessence (2014), minyak atsiri kulit jeruk

purut memiliki nilai indeks bias antara 1,4570-1,4810.

Rendemen

Tabel 2 menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri kulit jeruk purut memiliki

rendemen yaitu 0,8%. Dalam penelitian Muhtadin dkk. (2013), melaporkan bahwa

minyak atsiri kulit jeruk purut yang diperoleh memiliki rendemen optimum sebesar

0,4%. Di dalam SNI 01-3180-1992, minyak atsiri biji kapulaga memiliki rendemen

maksimal 3% (v/b). Rendemen minyak atsiri biji kapulaga dalam penelitian ini

diperoleh sebesar 0,7%. Rendemen minyak atsiri kayu manis dari penelitian ini

diperoleh sebanyak 0,16%. Menurut Purseglove et al., (1981) dalam Parthasarathy et al.,

(2008), minyak atsiri kayu manis memiliki rendemen sebesar 0,5-2,0%.

Kelarutan dalam Etanol

Kelarutan dalam etanol merupakan salah satu uji mutu minyak atsiri yang

menenentukan seberapa besar kemurnian minyak atsiri. Bila nilai kelarutan minyak

atsiri semakin besar dalam etanol, maka semakin baik mutu minyak atsiri tersebut

(Guenther, 1987).

Tabel 2 menunjukkan bahwa 1 mL minyak atsiri biji kapulaga dapat larut dalam

etanol 70% sebanyak 3 mL. Di dalam buku “Pengantar Teknologi Minyak Atsiri” karya

S. Ketaren (1985) menyatakan bahwa minyak atsiri biji kapulaga dapat larut dalam 2,5-

3,5 mL etanol 70%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kelarutan dalam etanol, minyak

atsiri biji kapulaga masih masuk dalam range standar kelarutan. Minyak atsiri kayu

manis memiliki kelarutan dalam etanol 70% sebanyak 5 mL. Sebagian besar minyak

atsiri kayu manis larut dalam 2-3 mL etanol 70% (Guenther, 1987). Pada minyak atsiri

Page 15: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

kulit jeruk purut, memiliki kelarutan dalam etanol 80% sebanyak 3,5 mL. Minyak atsiri

kulit jeruk purut menjadi putih keruh saat dilarutkan dalam etanol 70%. Sedangkan

dengan etanol 80%, dapat larut menjadi larutan jernih.

Komponen Kimia Penyusun Minyak Atsiri Biji Kapulaga

Hasil pengukuran GC-MS minyak atsiri biji kapulaga disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Kromatogram GC-MS Minyak Atsiri Biji Kapulaga

Analisis minyak atsiri biji kapulaga (A. cardamomum Willd) dengan GC-MS

menunjukkan adanya 9 puncak yang muncul pada kromatogram. Hasil analisis data

kromatogram menunjukkan adanya 3 puncak tertinggi yaitu nomor 3, 9, dan 2 yang

kemudian diidentifikasikan dengan membandingkan spectra data base Wiley. Spektrum

dari puncak nomor 3 (a1) memiliki fragmentasi yang serupa dengan spektrum a2 (Wiley)

(Gambar 2 dalam Lampiran 1), yang teridentifikasi sebagai cineol, sehingga dapat

disimpulkan bahwa puncak nomor 3 (Gambar 1) merupakan puncak dari cineol.

Dengan cara yang sama spektrum dari puncak nomor 9 (Gambar 1) memiliki

fragmentasi serupa dengan spektrum b2 (Wiley) (Gambar 3 dalam Lampiran 1),

teridentifikasi sebagai -terpineol, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 9

(Gambar 1) merupakan puncak dari -terpineol.

Demikian pula spektrum dari puncak nomor 2 serupa dengan spektrum c2 (Wiley)

(Gambar 4 dalam Lampiran 1), yang teridentifikasi sebagai -pinene, sehingga dapat

disimpulkan bahwa puncak nomor 2 (Gambar 1) merupakan puncak dari -pinene.

Page 16: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Langkah yang sama dilakukan pada semua komponen penyusun minyak atsiri biji

kapulaga, dan hasil identifikasi disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Komponen Penyusun Minyak Atsiri Biji Kapulaga

No

Puncak

Indeks

Retensi Komponen Kimia

Rumus

Molekul BM

Kadar Total

Minyak (%)

1 6,993 -trans-Ocimene C10H16 136 1,14

2 8,350 -Pinene C10H16 136 4,59

3 10,505 Cineol C10H18O 154 84,00

4 11,036 -Terpinene C10H16 136 0,98

5 11,292 cis-4-Thujanol C10H18O 154 0,49

6 12,325 Linalool C10H18O 154 0,62

7 14,629 -Terpineol C10H18O 154 0,86

8 14,984 4-Terpineol C10H18O 154 0,98

9 15,529 -Terpineol C10H18O 154 6,33

Tabel 3 menunjukkan adanya 9 komponen yang teridentifikasi pada minyak atsiri

biji kapulaga. Tiga komponen dengan puncak tertinggi yaitu cineol sebesar 84%, -

terpineol sebesar 6,33% dan -pinene sebesar 4,59%.

Senyawa cineol merupakan golongan oxygenated hydrocarbon, yang berperan

besar dalam bau harum dalam minyak atsiri. Oleh karena senyawa ini, minyak atsiri

kapulaga memiliki bau seperti kamfor dan pedas (Gopal et al., 2012). Selain itu,

senyawa cineol memiliki peran sebagai anti mikrobial dan anti peradangan. Menurut

Agnihotri et al. (2012), menyatakan bahwa minyak atsiri kapulaga ditemukan lebih aktif

daripada standar obat yang digunakan dalam agen anti mikrobial. Namun, minyak atsiri

kapulaga sebagai agen anti peradangan, hasil yang diperoleh menyatakan sebanding

dengan standar obat yang digunakan.

Agnihotri et al. (2012) menyatakan bahwa komponen utama tertinggi minyak

atsiri yaitu 2-methylheptane (9,1%), n-tetracosanoic acid (8,0%), dan 2-methylnonane

(7,2%) yang disajikan pada Tabel 4. Dalam penelitian Agnihotri et al. (2012)

menggunakan proses distilasi air untuk memperoleh minyak atsiri kapulaga. Proses

Page 17: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

distilasi yang dilakukan berbeda dengan proses distilasi pada peneitian ini. Dalam

proses distilasi air, sering kali minyak atsiri tidak sepenuhnya terangkat bersama dengan

uap, sehingga masih ada beberapa minyak atsiri yang tertinggal dalam air. Selain itu

juga, proses distilasi air yang panjang menyebabkan beberapa komponen, seperti ester,

bereaksi dengan air pada suhu tinggi untuk membentuk asam dan alkohol (Guenther,

1987).

Tabel 4. Komponen Penyusun Minyak Atsiri Biji Kapulaga Agnihotri et al. (2012)

No. Komponen Kadar Total

Minyak (%) No. Komponen

Kadar Total

Minyak (%)

1 n-Hexane 6,5 14 n-Oktadecane 3,3

2 2-Methylhepatane 9,1 15 n-Nonadecane 2,7

3 n-Heptane 6,2 16 Hexadecanoic acid 2,5

4 n-Non-2-ene 6,5 17 n-Eicosane 3,1

5 2-Methylnonane 7,2 18 Arachidic acid 1,9

6 n-Octanol 4,8 19 n-Docosane 1,8

7 n-Nonanol 3,9 20 n-Tricosane 1,0

8 n-Decanol 3,8 21 n-Tetracosane 0,8

9 n-Dodecanol 3,8 22 n-Tetracosanoic acid 8,0

10 n-Tridecanol 4,0 23 Caryophylladienol I 0,6

11 n-Tetradecanol 3,8 24 9-Epi-caryophylli-

1(12),8(15) diene-14-ol

4,7

12 n-Hexadecane 3,6 25 Caryophyladienol II 2,4

13 n-Heptadecanol 3,3 26 Caryophyllenol acetate 0,7

Sumber: Agnihotri et al. (2012)

Page 18: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Komponen Kimia Penyusun Minyak Atsiri Kayu Manis

Hasil pengukuran GC-MS minyak atsiri kayu manis disajikan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Kromatogram GC-MS Minyak Atsiri Kayu Manis

Analisis minyak atsiri kayu manis (C. burmannii Ness) dengan GC-MS

menunjukkan adanya 22 puncak yang muncul pada kromatogram. Hasil analisis data

kromatogram menunjukkan adanya 4 puncak tertinggi yaitu nomor 4, 12, 11, dan 10

diidentifikasikan dengan membandingkan spectra data base Wiley. Spektrum puncak

nomor 4 (d1) memiliki fragmentasi yang serupa dengan spektrum d2 (Wiley) (Gambar

6 dalam Lampiran 2), yang teriidentifikasi sebagai cineol, sehingga dapat disimpulkan

bahwa puncak nomor 4 (Gambar 5) merupakan puncak dari cineol.

Spektrum dari puncak nomor 12 (e1) diidentifikasi dengan spektra data base e2

(Wiley) (Gambar 7 dalam Lampiran 2) mempunyai kemiripan fragmentasi, yang

teridentifikasi sebagai trans-cinnamaldehyde, sehingga dapat disimpulkan bahwa

puncak nomor 12 (Gambar 5) merupakan puncak dari trans-cinnamaldehyde.

Spektrum puncak nomor 11 (f1) diidentifikasikan dengan spektrum f2 (Wiley)

(Gambar 8 dalam Lampiran 2), yang teridentifikasi sebagai cis-cinnamaldehyde,

sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 11 merupakan puncak dari cis-

cinnamaldehyde.

Hasil spektrum dari puncak nomor 10 (g1) diidentifikasi dengan spektrum g2

(Wiley) (Gambar 9 dalam Lampiran 2), yang teridentifikasi sebagai -terpineol,

Page 19: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 10 (Gambar 5) merupakan puncak

dari -terpineol.

Demikian dengan cara yang sama semua komponen penyusun minyak atsiri kulit

kayu manis dapat teridentifikasi dan hasil identifikasi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Kimiawi Penyusun Minyak Atsiri Kayu Manis

No

Puncak

Indeks

Retensi Komponen Kimia

Rumus

Molekul BM

Kadar Total

Minyak (%)

1 7,009 -trans-Ocimene C10H16 136 4,53

2 7,462 Camphene C10H16 136 1,89

3 8,325 -Pinene C10H16 136 1,68

4 10,279 Cineol C10H18O 154 35,55

5 11,001 -Terpinen C10H16 136 0,94

6 11,994 -Terpinolen C10H16 136 0,41

7 12,457 Linalool C10H18O 154 7,73

8 14,678 Isoborneol C10H18O 154 1,35

9 15,114 4-Terpineol C10H18O 154 7,32

10 15,583 -Terpineol C10H18O 154 8,93

11 18,175 cis-Cinnamaldehyde C9H8O 132 9,33

12 18,379 trans-Cinnamaldehyde C9H8O 132 11,80

13 18,523 Bornyl acetate C12H20O2 196 1,48

14 21,116 trans--Copaene C15H24 204 0,90

15 22,389 -cis-Caryophyllene C15H24 204 1,51

16 22,964 Cinnamyl acetate C11H12O2 176 3,07

17 23,307 1,4,8-Cycloundecatriene,

2,6,6,9-tetramethyl-, (E,E,E) C15H24 204 0,22

18 25,070 -Cadiene C15H24 204 0,28

19 27,758 Globulol C15H26O 222 0,37

20 28,090 Cadinol C15H26O 222 0,20

21 28,375 Cadinol C15H26O 222 0,15

22 28,482 trans--Copaene C15H24 204 0,35

Page 20: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Tabel 5 menunjukkan adanya 22 komponen yang teridentifikasi pada minyak

atsiri kayu manis. Empat komponen dengan puncak tertinggi yaitu cineol (35,55%),

trans-cinnamaldehyde (11,8%), cis-cinnamaldehyde (9,33%), dan -terpineol (8,93%).

Spektrum puncak nomor 12 dan nomor 11 memiliki nama komponen yang sama,

yaitu cinnamaldehyde. Perbedaan antara puncak nomor 12 dan nomor 11 terletak pada

senyawa tersebut termasuk trans-cinnamaldehyde atau cis-cinnamaldehyde. Menurut

yang dilaporkan (Unsupported type (Grant) and source type (Patent) for source

FAl82.) kandungan cis-cinnamaldehyde berkisar 10% dari berat total untuk

cinnamaldehyde. Selain itu juga, menurut Egawa et al. (2008) melaporkan bahwa cis-

cinnamadehyde memiliki konformer yang tidak stabil bila dibandingkan dengan

konformer trans-cinnamaldehyde.

Tabel 6. Komponen Penyusun Minyak Atsiri Kayu Manis Wijayanti dkk. (2013)

No. Komponen Kimia Kadar Total

Minyak (%) No. Komponen Kimia

Kadar Total

Minyak (%)

1 -Pinene 0,83 12 Cinnamic acid 0,33

2 Benzaldehyde 1,09 13 -Caryophyllen 2,76

3 -Pinene 0,52 14 -Humulene 0,36

4 Limonene 1,44 15 Valencen 1,19

5 Cineol 3,48 16 -Muurolene 1,01

6 Benzenepropanal 2,38 17 -Cadinen 2,13

7 Terpineol 1,18 18 -Kalakoren 0,62

8 -Terpineol 2,51 19 Caryophyllene oxide 0,44

9 cis-Cinnamaldehyde 1,72 20 Widdrene 0,33

10 trans-

Cinnamaldehyde 72,17 21 Torreyol 0,2

11 -Copaene 2,53 22 Benzyl benzoate 0,76

Sumber: Wijayanti dkk. (2013)

Wijayanti dkk. (2013) menyatakan bahwa minyak atsiri kayu manis mempunyai

komponen penyusun utama yaitu trans-cinnamaldehyde (72,17%), cineol (3,48%), dan

-caryophyllen (2,76%). Penelitian Wijayanti dkk. (2013) menggunakan petroleum eter

Page 21: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

sebagai pelarut, sedangkan akuades digunakan sebagai pengantar panas ke seluruh

bagian tanaman. Petroleum eter memiliki sifat stabil dan mudah menguap, sehingga

sangat baik digunakan dalam proses ekstraksi. Keuntungan penggunaan petroleum eter

dalam ekstraksi, karena bersifat selektif dalam melarutkan sejumlah kecil zat (lilin,

albumin, dan zat warna). Namun, dapat mengekstrasi zat pewangi dalam jumlah besar

(Guenther, 1987).

Komponen Kimia Penyusun Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut

Hasil pengukuran GC-MS minyak atsiri kulit jeruk purut disajikan dalam

Gambar 10.

Gambar 10. Kromatogram GC-MS Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut

Analisis minyak atsiri kulit jeruk purut (C. hystrix DC) dengan GC-MS

menunjukkan adanya 25 puncak yang muncul pada kromatogram. Hasil analisis data

kromatogram menunjukkan adanya 3 puncak tertinggi yaitu nomor 2, 14, dan 6

diidentifikasikan dengan membandingkan spectra data base Wiley. Hasil spektrum

puncak nomor 2 (h1) diidentifikasi dengan spektrum h2 (Wiley) yang disajikan pada

Gambar 11 dapat dilihat dalam Lampiran 3.

Spektrum h1 (sampel) memiliki fragmentasi yang serupa dengan spektrum h2

(Wiley), yang teridentifikasi sebagai -pinene, sehingga dapat disimpulkan bahwa

puncak nomor 2 (Gambar 10) merupakan puncak dari -pinene.

Cara yang sama juga dilakukan pada spektrum puncak nomor 14 (i1) yang

fragmentasinya serupa dengan spektrum i2 (Wiley) (Gambar 12 dalam Lampiran 3),

Page 22: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

yang teridentifikasi sebagai 4-terpineol, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak

nomor 14 (Gambar 10) merupakan puncak dari 4-terpineol.

Pada spektra puncak nomor 6 (j1) memiliki fragmentasi yang serupa dengan

spektrum j2 (Wiley) (Gambar 13 dalam Lampiran 3), yang teridentifikasi sebagai

limonene, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 6 (Gambar 10) merupakan

puncak dari limonene.

Demikian pula dilakukan identifikasi pada semua komponen penyusun minyak

atsiri kulit jeruk purut, maka dapat diidentifikasi dan hasil identifikasi disajikan pada

Tabel 7.

Page 23: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Tabel 7. Komposisi Kimiawi Penyusun Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut

No

Puncak

Indeks

Retensi Komponen Kimia

Rumus

Molekul BM

Kadar Total

Minyak (%)

1 6,993 -trans-Ocimene C10H16 136 2,44

2 8,451 -Pinene C10H16 136 19,98

3 8,717 -Myrcene C10H16 136 2,06

4 9,207 Pinene C10H16 136 0,85

5 9,638 -Terpine C10H16 136 3,57

6 10,140 Limonene C10H16 136 13,83

7 11,077 -Terpine C10H16 136 5,62

8 12,041 -Terpinolen C10H16 136 2,97

9 12,371 Linalool C10H18O 154 1,73

10 12,861 Isoborneol C10H18O 154 0,39

11 13,975 Cyclohexanol C10H18O 154 1,27

12 14,154 -Citronellal C10H18O 154 1,95

13 14,353 Neoiso(iso)pulegol acetate C10H18O 154 1,11

14 15,246 4-Terpineol C10H18O 154 15,46

15 15,639 -Terpineol C10H18O 154 8,57

16 16,747 -Citronellol C10H20O 156 12,00

17 17,399 Geraniol C10H18O 154 0,77

18 19,819 3,8-Terpin C10H20O2 172 0,12

19 20,268 -Citronellyl acetate C12H22O2 198 1,19

20 21,125 Geranyl acetate C12H20O2 196 1,34

21 22,361 -cis-Caryophyllene C15H24 204 0,40

22 25,075 -Cadiene C15H24 204 0,75

23 25,717 Hedycaryol C15H26O 222 0,20

24 27,858 Spathylenol C15H24 204 0,63

25 28,397 Hedycaryol C15H26O 222 0,78

Tabel 7 menunjukkan adanya 25 komponen yang teridentifikasi pada minyak

atsiri kulit jeruk purut. Tiga komponen dengan puncak tertinggi yaitu -pinene

(19,98%), 4-terpineol (15,46%), dan limonene (13,83%).

Page 24: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Tabel 8. Komponen Penyusun Minyak Kulit Jeruk Purut Omar (1999)

No. Komponen Kimia Kadar Total

Minyak (%) No. Komponen Kimia

Kadar Total

Minyak (%)

1 -Pinene 1,72 16 l-Citronellal 12,56

2 Sabinene 20,13 17 Pulegol 0,54

3 -Pinene 23,45 18 4-Terpineol 4,13

4 -Myrcene 0,98 19 l--Terpineol 1,25

5 Limonene 11,78 20 trans-Sabinene hydrate 0,88

6 Cymene 0,28 21 -Citronellol 3,34

7 Ocimene 0,05 22 4-p-Methene 0,23

8 -Terpinene 0,56 23 Citronellyl acetate 1,67

9 trans-Linalool oxide 0,04 24 Geranyl acetate 0,88

10 Menthan-8-ol 0,13 25 -Bisabolene 1,23

11 -Terpinolene 0,25 26 -Cadinene 0,57

12 Linalool 1,82 27 Elamol tr

13 epoxy-Linalool oxide 0,11 28 Nerolidol 0,23

14 2,6 dimethyl-5-heptenol 0,13 29 Guaiol 0,10

15 d-Citronellal tr 30 Caryophyllene oxide 0,12

Keterangan: tr: trace level

Sumber : Omar (1999)

Omar (1999) menyatakan bahwa terdapat 30 komponen penyusun minyak jeruk

purut, komponen penyusun utama adalah -pinene, sabinene, dan l-citronellal. Dalam

penelitian Omar (1999), peneliti menggunakan diklorometan sebagai pelarut dalam

proses ekstraksi. Menurut Bero et al. (2009), diklorometan lebih aktif jika dibandingkan

dengan metanol maupun air. Diklorometan tidak larut dalam air, sehingga dapat

mengikat senyawa yang memiliki kelarutan besar dalam diklorometan.

Organoleptik

Formulasi parfum diuji organoleptik dengan total panelis 30 orang kisaran usia 18

– 25 tahun, pria dan wanita berstatus mahasiswa. Terdapat 3 parameter penentuan, yang

pertama tingkat keharuman dengan skor nilai 1 untuk sangat harum, 2 untuk harum, 3

Page 25: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

untuk tidak harum, dan 4 untuk sangat tidak harum. Yang kedua tingkat kesukaan

dengan skor nilai 1 untuk sangat suka, 2 untuk suka, 3 untuk tidak suka, dan 4 untuk

sangat tidak suka. Yang ketiga jenis aroma dengan skor 1 untuk manis, 2 untuk segar, 3

untuk halus, 4 untuk tajam (Lawless & Heymann, 2010).

Tabel 9. Hasil Uji Organoleptik Parfum

Formulasi Keharuman

Rataan ± SE Formulasi

Kesukaan

Rataan ± SE Formulasi Jenis Aroma*

H 2,067 ± 0,2962a H 2,333 ± 0,2713

a H 2

J 2,2 ± 0,2724ab

J 2,333 ± 0,3021a J 3

B 2,3 ± 0,2513ab

B 2,467 ± 0,2439a B 4

I 2,333 ± 0,3164ab

I 2,533 ± 0,3079a I 2 dan 4

A 2,4 ± 0,2414ab

A 2,633 ± 0,2201a A 4

D 2,4 ± 0,2756ab

D 2,733 ± 0,2474a D 4

C 2,467 ± 0,3353ab

C 2,667 ± 0,2871a C 4

G 2,467 ± 0,2932ab

G 2,767 ± 0,2605a G 3

F 2,533 ± 0,3079ab

F 2,733 ± 0,2647a F 4

E 2,6 ± 0,2591b E 2,633 ± 0,3320

a E 4

W = 0,474 W = 0,501

*Khusus Jenis Aroma, skor yang digunakan ialah skor terbanyak yang dipilih oleh para panelis (36,67% -

66,67%)

Hasil uji organoleptik penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi parfum H

memiliki aroma yang segar serta parfum yang harum dan disukai oleh para panelis.

Untuk formulasi parfum E memiliki jenis aroma tajam, tergolong tidak harum dan

disukai oleh para panelis. Pada formulasi parfum D termasuk parfum yang harum,

namun memiliki jenis aroma yang tajam serta disukai oleh para panelis.

Page 26: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Analisa GC-MS Formulasi Parfum Terpilih (J)

Hasil pengukuran GC-MS formulasi terpilih disajikan dalam Gambar 14.

Gambar 14. Kromatogram GC-MS Formulasi Terpilih (J)

Analisis formulasi terpilih (J) dengan GC-MS menunjukkan adanya 12 puncak

yang muncul pada kromatogram. Hasil analisis data kromatogram menunjukkan adanya

3 puncak tertinggi yaitu nomor 7, 3, dan 6 kemudian diidentifikasikan dengan

membandingkan spectra data base Wiley. Spektrum puncak nomor 7 (k1) memiliki

fragmentasi serupa dengan spektrum k2 (Wiley) (Gambar 15 dalam Lampiran 4), yang

teridentifikasi sebagai cineol, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 7

(Gambar 14) merupakan puncak dari cineol.

Spektrum dari puncak nomor 3 (Gambar 14) memiliki fragmentasi yang serupa

dengan spektrum l2 (Wiley) (Gambar 16 dalam Lampiran 4), yang teridentifikasi

sebagai -pinene, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 3 (Gambar 16

dalam Lampiran 4) merupakan puncak dari -pinene.

Dengan cara yang sama seperti di atas, spektrum puncak nomor 6 (Gambar 14)

memiliki fragmentasi serupa dengan spektrum m2 (Wiley) (Gambar 17 dalam

Lampiran 4), yang teridentifikasi sebagai limonene, sehingga dapat disimpulkan bahwa

puncak nomor 6 (Gambar 14) merupakan puncak dari limonene.

Demikian pula diidentifikasikan semua komponen penyusun formulasi terpilih,

maka hasil analisa GC-MS disajikan pada Tabel 10.

Page 27: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Tabel 10. Komposisi Kimiawi Penyusun Formulasi Parfum Terpilih (J)

No

Puncak

Indeks

Retensi Komponen Kimia

Rumus

Molekul BM

Kadar Total

Minyak (%)

1 8,142 -Pinene C10H16 136 2,20

2 9,512 Sabinene C10H16 136 3,00

3 9,635 -Pinene C10H16 136 14,71

4 10,118 -Myrcene C10H16 136 0,63

5 11,031 -Terpinene C10H16 136 0,85

6 11,467 Limonene C10H16 136 3,63

7 11,619 Cineol C10H18O 154 65,82

8 12,535 -Terpinene C10H16 136 1,84

9 13,962 Linalool C10H18O 154 0,69

10 15,745 Citronella C10H18O 154 1,14

11 16,593 Terpineol C10H18O 154 3,24

12 17,030 -Terpineol C10H18O 154 2,24

.Tabel 10 menunjukkan adanya 12 komponen yang teridentifikasi pada formulasi

parfum terpilih (J). Tiga komponen dengan puncak tertinggi yaitu cineol sebesar

65,82%, -pinene sebesar 14,71%, dan limonene sebesar 3,63%.

Bila dilihat dari hasil GC-MS formulasi parfum terpilih (J) ini, memiliki

komponen penyusun utama yang sama dengan hasil komponen penyusun utama dari

ketiga minyak atsiri (kapulaga, kayu manis, dan jeruk purut). Namun memiliki

perbedaan dalam jumlah komponen penyusun utamanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Komposisi kimia penyusun minyak atsiri biji kapulaga terdiri atas 9 komponen

kimia dengan kandungan terbanyak cineol sebesar 84%, minyak atsiri kayu manis

terdiri atas 22 komponen kimia dengan kandungan terbanyak cineol sebesar

35,55%, sedangkan minyak atsiri kulit jeruk purut terdiri atas 25 komponen kimia

dengan kandungan terbanyak -pinene sebesar 19,98%.

Page 28: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

2. Berdasarkan hasil analisa data uji organoleptik, semua formulasi parfum tergolong

disukai.

SARAN

1. Perolehan minyak atsiri dioptimalisasikan sehingga perolehan nilai parameter fisika

dan hasil GC-MS dapat maksimal.

2. Penggunaan pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang tidak berbau atau sedikit

berbau, supaya tidak mengganggu aroma minyak atsiri.

3. Untuk uji organoleptik parfum, range panelis diperbesar (umur, jenis kelamin, serta

jumlah panelis) serta formulasi parfum diperlebar dan lebih divariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Unsupported type (Grant) and source type (Patent) for source FAl82.

Agnihotri, S.A., Wakode, S.R. & Ali, M., 2012. Chemical Composition, Antimicrobial

and Topical Anti-inflammatory Activity of Essential Oil of Amomum Subulatum

Fruits. Acta Poloniae Pharmaceutica - Drug Research, 69(6), pp.1177-81.

Bero, J., Ganfon, H., Jonville, M.-C. & Frederich, M., 2009. In Vitro Antiplasmodial

Activity of Plants Used in Benin in Traditional Medicine to Treat Malaria.

Journal of Ethnopharmacology, (122), pp.439-44.

Botanicessence, 2014. Botanicessence Pure Essential Oils. [Online] Available at:

www.botanicessence.com [Accessed November 2014].

Egawa, T., Matsumoto, R., Yamamoto, D. & Takeuchi, H., 2008. Molecular Structure

of trans-Cinnamadehyde as Determined by Gas Electron Diffraction Aided by

DFT Calculations. Journal of Molecular Structure, pp.158-62.

El-Baroty, G.S., El-Baky, H.H.A., Farag, R.S. & Saleh, M.A., 2010. Characterization of

Antioxidant and Antimicrobial Compounds of Cinnamon and Ginger Essential

Oils. African Journal of Biochemistry Research, 4(6), pp.167-74.

Fachriyah, E. & Sumardi, 2007. Identifikasi Minyak Atsiri Biji Kapulaga (Amomum

cardamomum). Jurnal Sains & Matematika (JSM), 15(2), pp.83-87.

Ginting, H., 2005. Karakterisasi Simplisia dan Analisis Komponen Minyak Atsiri dari

Kulit Buah Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Kering. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu

Pertanian, 3(1), pp.15-17.

Gomes, P.B., Mata, V.G. & Rodrigues, A.E., 2001. Characterization of Odor

Performance Using Headspace Analysis. Mercosur Congress on Process Systems

Engineering, (4).

Page 29: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

Gopal, K., Baby, C. & Mohammed, A., 2012. Amomum Subulatum Roxb: Overview in

All Aspects. International Research Journal of Pharmacy, 3(7), pp.96-99.

Guenther, E., 1987. Essential Oils. I ed. Translated by S. Ketaren. Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press).

Guenther, E., 1990. Essential Oils. IV A ed. Translated by S. Ketaren. Jakarta:

Universitas Indonesia (UI-Press).

Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.

Lawless, H.T. & Heymann, H., 2010. Sensory Evaluation Of Food. XXIII ed.

Loh, F.S., Awang, R.M., Omar, D. & Rahmani, M., 2011. Insecticidal Properties of

Citrus hystrix DC Leaves Essential Oil Against Spodoptera litura Fabricius.

Journal of Medicinal Plants Research, 5(16), pp.3739-44.

Muhtadin, A.F., Wijaya, R., Prihatini, P. & Mahfud, 2013. Pengambilan Minyak Atsiri

dari Kulit Jeuk Segar dan Kering dengan Menggunakan Metode Steam

Distillation. Jurnal Teknik Pomits, 2(1), pp.98-101.

Mulyono, E. & Hernani, 1996. Oleoresin Kapulaga., 1996. Tumbuhan Obat dan

Aromatik APINMAP.

Noorizadeh, H., Farmany, A. & Noorizadeh, M., 2011. Quatitative Structure-Retention

Relationships Analysis of Retention Index of Essential Oils. Quim Nova, 34(2),

pp.242-49.

Omar, M.N., 1999. Volatile Aroma Compounds in Citrus hystrix Oil. j. Trop Agric. and

Fd. Sc., 27(2), pp.225-29.

Parthasarathy, V.A., Chempakam, B. & Zachariah, T.J., 2008. Chemistry of Spices.

London: Biddles Ltd. King's Lynn.

Rusliawan, A., Wijayanti, D.M. & Pramudono, B., 2012. Inovasi Produksi Minyak

Kayu Manis dengan Menggunakan Teknik Hidrodistilasi Vakum. Jurnal

Teknologi Kimia dan Industri, 1(1), pp.92-97.

Steel, R.G.D. & Torie, J.H., 1989. Prisnsip dan Prosedur Statika Suatu Pendekatan

Geometrik. Kedua ed. Jakarta: PT Gramedia.

Sutiah, Firdausi, K.S. & Budi, W.S., 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan

Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Berkala Fisika, 11(2), pp.53-58.

Wijayanti, W.A., Zetra, Y. & Burhan, P., 2013. Minyak Atsiri dari Kulit Batang

Cinnamomum burmannii (Kayu Manis) dari Famili Lauraceae sebagai Insektisida

Alami, Antibakteri, dan Antioksidan.

Page 30: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

1

LAMPIRAN 1

a1

a2

Gambar 2. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Biji Kapulaga Puncak 3 (a1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Biji Kapulaga Cineol (a2)

b1

b2

Gambar 3. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Biji Kapulaga Puncak 9 (b1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Biji Kapulaga -Terpineol (b2)

Page 31: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

c1

c2

Gambar 4. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Biji Kapulaga Puncak 2 (c1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Biji Kapulaga -Pinene (c2)

Page 32: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

LAMPIRAN 2

d1

d2

Gambar 6. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kayu Manis Puncak 4 (d1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kayu Manis Cineol (d2)

e1

e2

Gambar 7. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kayu Manis Puncak 12 (e1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kayu Manis trans-Cinnamaldehyde (e2)

Page 33: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

f1

f2

Gambar 8. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kayu Manis Puncak 11 (f1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kayu Manis cis-Cinnamaldehyde (f2)

g1

g2

Gambar 9. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kayu Manis Puncak 10 (g1)

dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kayu Manis -Terpineol (g2)

Page 34: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

LAMPIRAN 3

h1

h2

Gambar 11. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut Puncak 2

(h1) dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut -Pinene (h2)

i1

i2

Gambar 12. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut Puncak 14

(i1) dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut 4-Terpineol (i2)

Page 35: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

j1

j2

Gambar 13. Perbandingan Spektrum Massa Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut Puncak 6

(j1) dengan data base Wiley Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut Limonene (j2)

Page 36: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

LAMPIRAN 4

k1

k2

Gambar 15. Perbandingan Spektrum Massa Formulasi Terpilih (J) Puncak 7 (k1)

dengan data base Wiley Formulasi Terpilih (J) Cineol (k2)

l1

l2

Gambar 16. Perbandingan Spektrum Massa Formulasi Terpilih (J) Puncak 3 (l1)

dengan data base Wiley Formulasi Terpilih (J) -Pinen (l2)

Page 37: Pemanfaatan Minyak Atsiri Kapulaga (Amomum cardamomum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9622/2/T1_652009013_Full... · Jeruk purut segar dibersihkan dan dipotong kecil-kecil

m1

m2

Gambar 17. Perbandingan Spektrum Massa Formulasi Terpilih (J) Puncak 6 (m1)

dengan data base Wiley Formulasi Terpilih (J) Limonene (m2)