Pembahasan Farling
Transcript of Pembahasan Farling
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 1/7
4.1 Pembahasan
Pada Pemanfaatan biji asam jawa sebagai koagulan alami dalam pengelolaan limbah
cair industri farmasi ini dilakukan tehadap kondisi pencemaran dengan parameter pengujian
yaitu TSS, BOD, COD, fenol, amonia, dan juga pengaruh p! asil analisa dengan
menerapkan studi literatur dan penelitian sebelumnya dikatakan biji asam jawa dapat
digunakan sebagai koagulan alami dikarenakan mengandung polisakarida dan tanin!
Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan
satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik! Polisakarida
adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon "C#, hidrogen "#,
dan oksigen "O#! Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa! Beberapa
polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen,
seperti pektin, kitin, dan lignin!
Tanin "atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik# adalah suatu senyawa polifenol
yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan
menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan
alkaloid!
$ambar Struktur Tanin!
BOD "Biological O%ygen Demand# merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua &at organik yang terlarut dan
tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD' hari pada suhu () *C dalam
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 2/7
mg+liter atau ppm! Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran
terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah
biologis bagi air tercemar!
COD "Chemical O%ygen Demand# adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi &at&at organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan
oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen! -ngka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh &at organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis
dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen!
Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi total "TSS# adalah residu dari padatan
total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal (.m atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid! /ang termasuk TSS adalah 0
a! 1umpur,
b! Tanah liat,
c! 1ogam oksida,
d! Sulfida,
e! $anggang
Pada penelitian ini koagulan biji asam jawa yang digunakan adalah berbentuk serbuk!
Serbuk biji asam jawa diperoleh dengan cara dipanaskan dan ditumbuk! Tujuan pemanasan
adalah untuk mempermudah dalam penumbukan biji asam karena setelah pemanasan, kadar
air pada biji asam berkurang dan warna cangkangnya menjadi lebih gelap sehingga mudah
dilepas! Setelah ditumbuk, serbuk diayak menggunakan ayakan tepung untuk
menghomogenkan dan agar luas permukaan koagulan sama!
Sebelum digunakan, serbuk tersebut disimpan di dalam desikator untuk menghindari
uap air! Biji asam jawa dapat digunakan sebagai koagulan pada proses koagulasi karena
pertimbangan kandungan tannin dalam biji tersebut serta polimer alami seperti pati berfungsi
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 3/7
sebagai flokulan! Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman dan disintesis oleh tanaman sedangkan pati merupakan polisakarida yang banyak
terdapat pada sebagian besar tumbuhan dan dapat larut dalam air membentuk larutan koloid!
4.1.1 Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Penyisihan TSS
2ilai TSS limbah industri farmasi sebelum perlakuan menunjukkan nilai 3 mg+1 TSS!
2ilai tersebut sudah dibawah nilai maksimum untuk parameter kualitas air limbah industri
farmasi menurut 4ep'3+5621+3)+377' yaitu 8' mg+1! Pada penelitian ini, dosis optimum
untuk menurunkan kadar TSS pada limbah farmasi adalah 3 g+')) m1 serbuk biji asam jawa
yang dapat diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri
farmasi dapat menurunkan masingmasing menjadi ),)9) mg+1: ),)9; mg+1: ),3<( mg+1:
),()< mg+1: ),)=; mg+1: dan ),)(; mg+1! $rafik hubungan >ariasi dosis koagulan biji asam
jawa dengan nilai TSS dapat dilihat pada Gambar 1!
Semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka kemampuan untuk menjernihkan
limbah cair industri farmasi menjadi jenuh sehingga koagulan yang tersisa akan mengotori
larutan yang ada! Selain itu, pada saat proses koagulasi dikhawatirkan proses koagulasi
sampel belum mencapai keadaan setimbang sehingga ketika koagulasi telah mencapai dosis
optimum, konsentrasi TSS mengalami penurunan kembali!
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 4/7
4.1.2 Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap pH
Biji asam jawa memiliki kadar p yang asam sekitar (?= sehingga lebih cocok
digunakan untuk pengolahan limbah cair yang memiliki p asam! Pada penelitian ini dapat
dilihat hasil penurunan p yang sangat signifikan! 4adar p pada limbah industri farmasi
sudah sesuai dengan 4ep'3+5621+3)+377' yaitu 8,7(! Pada penelitian ini, semakin
banyak koagulan yang ditambahkan maka nilai p semakin naik yaitu dosis 3, 9, ', 8, 7, dan
33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi dapat menaikkan p masingmasing
menjadi =,'9: =,<9: =,88: =,;=: ',8=: dan ',;(! $rafik hubungan >ariasi dosis koagulan biji
asam jawa dengan p dapat dilihat pada $ambar (!
4.1.3 Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi !D
4onsentrasi COD pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan
menunjukkan nilai 99 mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum konsentrasi
COD dalam limbah industri farmasi adalah 3') mg+1 sehingga limbah cair ini sudah
memiliki nilai COD di bawah nilai maksimum! 4enaikan konsentrasi COD dapat diketahui
pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi menaikkan
konsentrasi COD masingmasing (;),' mg+1: <<) mg+1: 7(= mg+1: 39;< mg+1: (=)7 mg+1:
dan (93) mg+1, yang ditunjukkan pada $ambar 9!
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 5/7
4onsentrasi COD sebelum penambahan koagulan sudah berada dibawah batas
maksimum untuk konsentrasi COD limbah cair industri farmasi! 2amun, setelah penambahan
koagulan, konsentrasi COD malah semakin naik! al ini disebabkan bahwa biokoagulan yang
digunakan berasal dari senyawa organik sehingga koagulan tersebut menjadi bahan
bakuuntuk oksidasi! Selain itu, COD dalam air limbah tersebut sedikit sehingga koagulan
dengan muatan negatif yang masuk tidak dapat menyelubungi seluruh koloid yang ada pada
air limbah! 4oagulan yang masuk ke dalam air limbah menjadi berlebih dan menyebabkan
meningkatnya nilai COD!
4.1." Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi #!D
4onsentrasi BOD pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan
menunjukkan nilai 9),'' mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum
konsentrasi COD dalam limbah industri farmasi adalah 8' mg+1 sehingga limbah cair ini
sudah memiliki nilai BOD dibawah nilai maksimum! Penurunan konsentrasi BOD dapat
diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi
menurunkan konsentrasi BOD masingmasing 9),=3 mg+1: 3=,37 mg+1: 39,83 mg+1: 39,((
mg+1: 38,8' mg+1: dan ;,7; mg+1! $rafik hubungan >ariasi dosis koagulan biji asam jawa
dengan BOD dapat dilihat pada Gambar 4!
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 6/7
Dosis biji asam jawa yang terlalu banyak mengakibatkan kemampuan penurunan
kadar BOD limbah cair industri farmasi menjadi jenuh! Selain itu, pada dosis koagulan 7
gram terjadi kenaikan konsentrasi BOD! al ini berhubungan dengan kandungan biokoagulan
biji asam jawa yang memiliki sifat antimikroba yang dapat mengakibatkan kematian
mikroorganisme yang berperan untuk mendegradasikan bahan organik dalam sampel! @8A
Dosis optimum pada penelitian ini yaitu 8 g+')) m1 koagulan dimana dapat menurunkan
konsentrasi BOD menjadi 39,(( mg+1!
4.1.$ Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi %enol
4onsentrasi fenol pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan
menunjukkan nilai 9,;78 mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum
konsentrasi fenol dalam limbah industri farmasi adalah 3,) mg+1 sehingga limbah cair ini
memiliki konsentrasi fenol di atas ambang batas maksimum! 4enaikan dan penurunan
konsentrasi fenol dapat diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair
industri farmasi menaikkan dan menurunkan konsentrasi fenol masingmasing =,9(; mg+1:
=,<8) mg+1: =,89' mg+1: =,;(7 mg+1: =,=)) mg+1: dan (,(;8 mg+1!
asil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi fenol yang semakin tinggi setelah
penambahan koagulan menunjukkan bahwa koagulan ini tidak cocok digunakan untuk
7/26/2019 Pembahasan Farling
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 7/7
memperbaiki kualitas air limbah cair industri farmasi yang mengandung fenol! ika pada
parameter sebelumnya dapat mengurangi kadar pencemar air limbah, maka untuk parameter
fenol ini malah memperburuk kualitas airlimbah yang sebelumnya sudah di atas ambang
batas maksimum! Dengan demikian, jika koagulan ini ditambahkan pada limbah cair industri
farmasi, maka akan mengurangi kualitas air limbah "fenol naik# walaupun untuk parameter
yang lain koagulan ini dapat memperbaiki kualitas air limbahnya! 4enaikan konsentrasi fenol
disebabkan karena kandungan tanin dalam biji asam jawa yang tergolong senyawa polifenol
juga menyebabkan kadar fenol semakin meningkat!
4.1.& Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi 'monium
4onsentrasi amonium pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan
menunjukkan nilai =) mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum konsentrasi
2total dalam limbah industri farmasi adalah 9) mg+1 sehingga limbah cair ini memiliki
konsentrasi 2= di atas ambang batas maksimum! Penurunan konsentrasi 2= dapat
diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi
menurunkan konsentrasi 2= masingmasing 8 mg+1: < mg+1: 3) mg+1: () mg+1: 3<
mg+1: dan 3= mg+1! Pada dosis koagulan 9 gram ke ' gram sampai ke 8 gram, konsentrasi
2= meningkat kemudian menurun kembali! al ini disebabkan kelebihan dosis koagulan
yang ditambahkan ke dalam sampel sehingga koagulan tidak dapat menyelubungi seluruh
koloid pada air limbah dan menyebabkan meningkatnya konsentrasi 2=!