Pembahasan Farling

7
4.1 Pembahasan Pada Pemanfaat an biji asam jawa sebagai koagu lan alami dalam pengelo laan limbah cair industri farmasi ini dilakukan tehadap kondisi pencemaran dengan parameter pengujian yait u TSS, BOD, COD, fenol, amonia, dan juga pengar uh p! asi l anal isa de ngan menerap kan studi lite ratu r dan pen elit ian sebelumny a dikatakan bij i asam jawa dapat digunakan sebagai koagulan alami dikarenakan mengandung polisakarida dan tanin! Po li sakarida ad al ah po limer yang te rs usun da ri ra tu san hin gga ri buan satu an mo no saka ri da yang di hu bu ng ka n de ngan ikatan gl ik os idik! Po li saka ri da adala h karbohidrat , sehingga tersu sun ha ny a dari at om karbon "C#, hidr ogen " #, dan oksigen "O#! Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa! Beberapa  polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen, seperti pektin, kitin, dan lignin! Tanin "atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik# adalah suatu senyawa polifenol yan g beras al da ri tu mbu ha n, beras a pah it da n kel at , yan g berea ksi de nga n da n menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid! $ambar Struktur Tanin! BOD "Biological O%ygen Demand# merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua &at organik yang terlarut dan ters uspens i dala m air bua ngan, din yat akan denga n BOD' har i pad a suhu () *C dal am

Transcript of Pembahasan Farling

Page 1: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 1/7

4.1 Pembahasan

Pada Pemanfaatan biji asam jawa sebagai koagulan alami dalam pengelolaan limbah

cair industri farmasi ini dilakukan tehadap kondisi pencemaran dengan parameter pengujian

yaitu TSS, BOD, COD, fenol, amonia, dan juga pengaruh p! asil analisa dengan

menerapkan studi literatur dan penelitian sebelumnya dikatakan biji asam jawa dapat

digunakan sebagai koagulan alami dikarenakan mengandung polisakarida dan tanin!

Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan

satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik! Polisakarida

adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon "C#, hidrogen "#,

dan oksigen "O#! Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa! Beberapa

 polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen,

seperti pektin, kitin, dan lignin!

Tanin "atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik# adalah suatu senyawa polifenol

yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan

menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan

alkaloid!

$ambar Struktur Tanin!

BOD "Biological O%ygen Demand# merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen

yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua &at organik yang terlarut dan

tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD' hari pada suhu () *C dalam

Page 2: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 2/7

mg+liter atau ppm! Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran

terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah

 biologis bagi air tercemar!

COD "Chemical O%ygen Demand# adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk 

mengoksidasi &at&at organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan

oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen! -ngka COD merupakan ukuran bagi

 pencemaran air oleh &at organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis

dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen!

Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi total "TSS# adalah residu dari padatan

total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal (.m atau lebih besar dari

ukuran partikel koloid! /ang termasuk TSS adalah 0

a! 1umpur,

 b! Tanah liat,

c! 1ogam oksida,

d! Sulfida,

e! $anggang

Pada penelitian ini koagulan biji asam jawa yang digunakan adalah berbentuk serbuk!

Serbuk biji asam jawa diperoleh dengan cara dipanaskan dan ditumbuk! Tujuan pemanasan

adalah untuk mempermudah dalam penumbukan biji asam karena setelah pemanasan, kadar 

air pada biji asam berkurang dan warna cangkangnya menjadi lebih gelap sehingga mudah

dilepas! Setelah ditumbuk, serbuk diayak menggunakan ayakan tepung untuk 

menghomogenkan dan agar luas permukaan koagulan sama!

Sebelum digunakan, serbuk tersebut disimpan di dalam desikator untuk menghindari

uap air! Biji asam jawa dapat digunakan sebagai koagulan pada proses koagulasi karena

 pertimbangan kandungan tannin dalam biji tersebut serta polimer alami seperti pati berfungsi

Page 3: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 3/7

sebagai flokulan! Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada

tanaman dan disintesis oleh tanaman sedangkan pati merupakan polisakarida yang banyak 

terdapat pada sebagian besar tumbuhan dan dapat larut dalam air membentuk larutan koloid!

4.1.1 Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Penyisihan TSS

 2ilai TSS limbah industri farmasi sebelum perlakuan menunjukkan nilai 3 mg+1 TSS!

 2ilai tersebut sudah dibawah nilai maksimum untuk parameter kualitas air limbah industri

farmasi menurut 4ep'3+5621+3)+377' yaitu 8' mg+1! Pada penelitian ini, dosis optimum

untuk menurunkan kadar TSS pada limbah farmasi adalah 3 g+')) m1 serbuk biji asam jawa

yang dapat diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri

farmasi dapat menurunkan masingmasing menjadi ),)9) mg+1: ),)9; mg+1: ),3<( mg+1:

),()< mg+1: ),)=; mg+1: dan ),)(; mg+1! $rafik hubungan >ariasi dosis koagulan biji asam

 jawa dengan nilai TSS dapat dilihat pada Gambar 1!

Semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka kemampuan untuk menjernihkan

limbah cair industri farmasi menjadi jenuh sehingga koagulan yang tersisa akan mengotori

larutan yang ada! Selain itu, pada saat proses koagulasi dikhawatirkan proses koagulasi

sampel belum mencapai keadaan setimbang sehingga ketika koagulasi telah mencapai dosis

optimum, konsentrasi TSS mengalami penurunan kembali!

Page 4: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 4/7

4.1.2 Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap pH

Biji asam jawa memiliki kadar p yang asam sekitar (?= sehingga lebih cocok 

digunakan untuk pengolahan limbah cair yang memiliki p asam! Pada penelitian ini dapat

dilihat hasil penurunan p yang sangat signifikan! 4adar p pada limbah industri farmasi

sudah sesuai dengan 4ep'3+5621+3)+377' yaitu 8,7(! Pada penelitian ini, semakin

 banyak koagulan yang ditambahkan maka nilai p semakin naik yaitu dosis 3, 9, ', 8, 7, dan

33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi dapat menaikkan p masingmasing

menjadi =,'9: =,<9: =,88: =,;=: ',8=: dan ',;(! $rafik hubungan >ariasi dosis koagulan biji

asam jawa dengan p dapat dilihat pada $ambar (!

4.1.3 Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi !D

4onsentrasi COD pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan

menunjukkan nilai 99 mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum konsentrasi

COD dalam limbah industri farmasi adalah 3') mg+1 sehingga limbah cair ini sudah

memiliki nilai COD di bawah nilai maksimum! 4enaikan konsentrasi COD dapat diketahui

 pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi menaikkan

konsentrasi COD masingmasing (;),' mg+1: <<) mg+1: 7(= mg+1: 39;< mg+1: (=)7 mg+1:

dan (93) mg+1, yang ditunjukkan pada $ambar 9!

Page 5: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 5/7

4onsentrasi COD sebelum penambahan koagulan sudah berada dibawah batas

maksimum untuk konsentrasi COD limbah cair industri farmasi! 2amun, setelah penambahan

koagulan, konsentrasi COD malah semakin naik! al ini disebabkan bahwa biokoagulan yang

digunakan berasal dari senyawa organik sehingga koagulan tersebut menjadi bahan

 bakuuntuk oksidasi! Selain itu, COD dalam air limbah tersebut sedikit sehingga koagulan

dengan muatan negatif yang masuk tidak dapat menyelubungi seluruh koloid yang ada pada

air limbah! 4oagulan yang masuk ke dalam air limbah menjadi berlebih dan menyebabkan

meningkatnya nilai COD!

4.1." Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi #!D

4onsentrasi BOD pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan

menunjukkan nilai 9),'' mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum

konsentrasi COD dalam limbah industri farmasi adalah 8' mg+1 sehingga limbah cair ini

sudah memiliki nilai BOD dibawah nilai maksimum! Penurunan konsentrasi BOD dapat

diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi

menurunkan konsentrasi BOD masingmasing 9),=3 mg+1: 3=,37 mg+1: 39,83 mg+1: 39,((

mg+1: 38,8' mg+1: dan ;,7; mg+1! $rafik hubungan >ariasi dosis koagulan biji asam jawa

dengan BOD dapat dilihat pada Gambar 4!

Page 6: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 6/7

Dosis biji asam jawa yang terlalu banyak mengakibatkan kemampuan penurunan

kadar BOD limbah cair industri farmasi menjadi jenuh! Selain itu, pada dosis koagulan 7

gram terjadi kenaikan konsentrasi BOD! al ini berhubungan dengan kandungan biokoagulan

 biji asam jawa yang memiliki sifat antimikroba yang dapat mengakibatkan kematian

mikroorganisme yang berperan untuk mendegradasikan bahan organik dalam sampel! @8A

Dosis optimum pada penelitian ini yaitu 8 g+')) m1 koagulan dimana dapat menurunkan

konsentrasi BOD menjadi 39,(( mg+1!

4.1.$ Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi %enol

4onsentrasi fenol pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan

menunjukkan nilai 9,;78 mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum

konsentrasi fenol dalam limbah industri farmasi adalah 3,) mg+1 sehingga limbah cair ini

memiliki konsentrasi fenol di atas ambang batas maksimum! 4enaikan dan penurunan

konsentrasi fenol dapat diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair 

industri farmasi menaikkan dan menurunkan konsentrasi fenol masingmasing =,9(; mg+1:

=,<8) mg+1: =,89' mg+1: =,;(7 mg+1: =,=)) mg+1: dan (,(;8 mg+1!

asil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi fenol yang semakin tinggi setelah

 penambahan koagulan menunjukkan bahwa koagulan ini tidak cocok digunakan untuk 

Page 7: Pembahasan Farling

7/26/2019 Pembahasan Farling

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-farling 7/7

memperbaiki kualitas air limbah cair industri farmasi yang mengandung fenol! ika pada

 parameter sebelumnya dapat mengurangi kadar pencemar air limbah, maka untuk parameter 

fenol ini malah memperburuk kualitas airlimbah yang sebelumnya sudah di atas ambang

 batas maksimum! Dengan demikian, jika koagulan ini ditambahkan pada limbah cair industri

farmasi, maka akan mengurangi kualitas air limbah "fenol naik# walaupun untuk parameter 

yang lain koagulan ini dapat memperbaiki kualitas air limbahnya! 4enaikan konsentrasi fenol

disebabkan karena kandungan tanin dalam biji asam jawa yang tergolong senyawa polifenol

 juga menyebabkan kadar fenol semakin meningkat!

4.1.& Pengaruh Variasi Dosis Koagulan Terhadap Konsentrasi 'monium

4onsentrasi amonium pada limbah cair industri farmasi sebelum pengolahan

menunjukkan nilai =) mg+1! 5enurut 4ep'3+5621+3)+377' batas maksimum konsentrasi

 2total dalam limbah industri farmasi adalah 9) mg+1 sehingga limbah cair ini memiliki

konsentrasi 2= di atas ambang batas maksimum! Penurunan konsentrasi 2= dapat

diketahui pada dosis 3, 9, ', 8, 7, dan 33 gram per ')) m1 limbah cair industri farmasi

menurunkan konsentrasi 2= masingmasing 8 mg+1: < mg+1: 3) mg+1: () mg+1: 3<

mg+1: dan 3= mg+1! Pada dosis koagulan 9 gram ke ' gram sampai ke 8 gram, konsentrasi

 2= meningkat kemudian menurun kembali! al ini disebabkan kelebihan dosis koagulan

yang ditambahkan ke dalam sampel sehingga koagulan tidak dapat menyelubungi seluruh

koloid pada air limbah dan menyebabkan meningkatnya konsentrasi 2=!