pembahsan kelarutan zat

4
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Sedangkan kelarutan (solubility) suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam pelarut. Pada percobaan kali ini praktikan menentukan kelarutan asam oksalat pada temperatur 5°C,10° C,15° C, 20° C, 25° C, 30° C dan 35 o C. Percobaan diawali dengan melarutkan kristal asam oksalat dalam air sampai keadaan jenuh, yaitu dimana suatu zat sudah tidak dapat larut lagi (mengendap) dalam pelarut dengan kata lain proses kecepatan melarut serta mengendap larutan tersebut seimbang. Kelarutan zat padat (dalam percobaan ini adalah asam oksalat) dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Adanya kalor (panas) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik antar molekul- molekul air dan terjadi kelarutan. Energi kinetik rata-rata molekul pada suhu tinggi lebih besar daripada energi kinetik rata-rata molekul pada suhu rendah. Ketika asam oksalat dilarutkan dalam air campuran tersebut menjadi dingin atau sistem mengalami penurunan suhu, hal itu

description

teknik kimia

Transcript of pembahsan kelarutan zat

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Sedangkan kelarutan (solubility) suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam pelarut.Pada percobaan kali ini praktikan menentukan kelarutan asam oksalat pada temperatur 5C,10 C,15 C, 20 C, 25 C, 30 C dan 35oC. Percobaan diawali dengan melarutkan kristal asam oksalat dalam air sampai keadaan jenuh, yaitu dimana suatu zat sudah tidak dapat larut lagi (mengendap) dalam pelarut dengan kata lain proses kecepatan melarut serta mengendap larutan tersebut seimbang.Kelarutan zat padat (dalam percobaan ini adalah asam oksalat) dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Adanya kalor (panas) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik antar molekul-molekul air dan terjadi kelarutan. Energi kinetik rata-rata molekul pada suhu tinggi lebih besar daripada energi kinetik rata-rata molekul pada suhu rendah.Ketika asam oksalat dilarutkan dalam air campuran tersebut menjadi dingin atau sistem mengalami penurunan suhu, hal itu menunjukkan bahwa proses melarutnya asam oksalat adalah endoterm. Hal ini dibuktikan dengan makin sedikitnya jumlah asam oksalat yang larut seiring dengan turunnya suhu, yakni pada suhu yang semakin rendah maka akan terdapat endapan yang semakin banyak serta pada waktu dilakukan pengadukan, suhu larutan turun dan diluar beaker gelas terasa dingin. Kelarutan asam oksalat ini bersifat endoterm juga diperkuat dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa H = +2016,805991 J/gmol.Dalam percobaan ini dilakukan penambahan garam, fungsi penaburan garam pada es batu adalah untuk menjaga suhu disekitar agar tetap konstan dan memperlambat proses pencairan es batu.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan suatu zat antara lain adalaha. Pengaruh Jenis Zat pada KelarutanZat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampurb. Pengaruh Temperatur pada KelarutanKelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, tetapi Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi.c. Pengaruh tekanan pada kelarutanPerubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu.Dari grafik hubungan antara 1/T vs lnS kita dapat menentukan nilai m sabagai kemiringan garisnya. Dengan mengetahui harga m kita bisa menentukan panas pelarutan (H) nya. Dalam hal ini kita akan mendapatkan dua buah grafik yaitu grafik hubungan antara 1/T vs lnS jika suhunya dinaikkan serta grafik 1/T vs lnS jika suhunya diturunkan .Dari grafik hubungan antara 1/T vs lnS jika suhunya dinaikkan didapatkan nilai m nya -1886. Dan H nya 15680.204 joule/mol atau 15.68 k joule/mol. Sedangkan dari grafik hubungan antara 1/T vs lnS jika suhunya diturunkan didapatkan nilai m nya -2617. Dan H nya 21757.738 joule/mol atau 21.76 k joule/mol. Harga H dari kedua percobaan diatas bernilai positif ,hal itu berarti kelarutan asam oksalat bersifat endotermis.Selain dari grafik hasil percobaan, sifat kelarutan asam oksalat juga dapat dilihat dari data hasil percobaan. Data hasil percobaan menunjukkan bahwa volume NaOH yang dibutuhkan untuk menitrasi 10 ml H2C2O4 bertambah jika suhunya dinaikkan dan berkurang jika suhunya diturunkan. Jumlah volume NaOH yang dibutuhkan berbanding lurus dengan kelarutan H2C2O4.http://banyaktugas.blogspot.com/2010/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html