PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan...

91
PEMBERIAN TEK PENURUN KEPERA SED PROG SEKOLAH TIN KNIK RELAKSASI NAFAS DALAM NAN TEKANAN DARAH PADA AS AWATAN Ny.W DENGAN HIPERT DANG DI PANTI SASANA TRESNA WREDHA DHARMA BAKTI WONOGIRI DISUSUN OLEH : MONIKA DYAH DEWANTI NIM. P13034 GRAM STUDI DIII KEPERAWATA NGGI ILMU KESEHATAN KUSUM SURAKARTA 2016 M TERHADAP SUHAN TENSI A AN MA HUSADA

Transcript of PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan...

Page 1: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny.W DENGAN HIPERTENSI

SEDANG DI PANTI SASANA TRESNA

PROGRAM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny.W DENGAN HIPERTENSI

SEDANG DI PANTI SASANA TRESNA

WREDHA DHARMA BAKTI

WONOGIRI

DISUSUN OLEH :

MONIKA DYAH DEWANTI

NIM. P13034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny.W DENGAN HIPERTENSI

SEDANG DI PANTI SASANA TRESNA

KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny.W DENGAN HIPERTENSI

SEDANG DI PANTI SASANA TRESNA

Untuk

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny.W DENGAN HIPERTENSI

SEDANG DI PANTI SASANA TRESNA

WREDHA DHARMA BAKTI

WONOGIRI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

MONIKA DYAH DEWANTI

NIM. P13034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny.W DENGAN HIPERTENSI

SEDANG DI PANTI SASANA TRESNA

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

ii

SURAT PERNYATAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Monika DyahDewanti

NIM : P 13.0034

Program Studi : D-III Keperawatan

Judul : Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Asuhan Keperawatan Ny.

W Dengan Hipertensi Sedang Panti Sasana Tresna

Wredha Dharma Bakti Wonogiri

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Ahkir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Ahkir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 19 Desember 2015

Yang MembuatPernyataan

Monika DyahDewanti

NIM. P 13.034

Page 4: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

iii

Page 5: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Asuhan Keperawatan Ny. W Dengan Hipertensi

Sedang Di Panti Sasana Tresna Wredha Dharma Bakti Wonogiri”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan an dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberika kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta

2. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekertaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta

3. Ns. Anita Istiningtyas M.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, sabar, memberikan masukan,

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi

kesempurnaan studi kasus ini.

4. Ns. Fakhrudin N.Sani M.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi demi kesempurnaan

studi kasus ini.

5. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang yelah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Panti Sasana Tresna Wredha Dharma Bakti Wonogiri yang telah memberikan

izin dan kesempatan bagi penulis untuk pengambilan data guna

menyelesaikan karya tulis ini.

Page 6: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

v

7. Kedua orang tua saya, Bapak Jaka Mursito dan Ibu Bintar Nining yang selalu

menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan

pendidikan.

8. Teman-teman mahasiswa Prodi DIII STIKes Kusuma Husada Surakarta dan

bagi pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk oerkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 13 Mei 2016

Penulis

Page 7: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ..................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ......................................................................... 6

1. Hipertensi ......................................................................... 6

2. Asuhan Keperawatan Hipertensi ...................................... 19

3. Relaksasi Nafas Dalam ...................................................... 30

B. Kerangka teori ......................................................................... 35

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset .............................................................. 36

B. Tempat Dan Waktu .................................................................. 36

C. Media Dan Alat Yang Digunakan ............................................ 36

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ...................... 36

E. Alat Ukur Evaluasi Dari Aplikasi Tindakan ........................... 38

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ......................................................................... 39

B. Pengkajian ............................................................................... 39

C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................... 45

D. Perencanaan .............................................................................. 46

Page 8: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

vii

E. Implementasi ............................................................................ 47

F. Evaluasi ................................................................................... 54

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................... 57

B. Perumusan Keperawatan ......................................................... 61

C. Perencanaan ............................................................................ 65

D. Implementasi ........................................................................... 69

E. Evaluasi ................................................................................... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 75

B. Saran ........................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ....................................................... 7

2. Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi WHO ............................................ 8

3. Tabel 3.1 Lembar Pengukuran Tekanan Darah ............................... 38

Page 10: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4. Gambar 2.1 Pathways ............................................................................. 14

5. Gambar 2.2 Kerangka Teori ................................................................ 35

Page 11: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Usulan Judul

Lampiran 2. Lembar Konsultasi

Lampiran 3. Surat Pernyataan

Lampiran 4. Jurnal

Lampiran 5. Asuhan Keperawatan

Lampiran 6. Log Book

Lampiran 7. Lembar Pendelegasian

Lampiran 8. Lembar Observasi

Lampiran 9. SOP Relaksasi Nafas Dalam

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi

adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sesorang berada di atas batas

normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk

diastolik. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena

penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Sebelum

memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu

lama dan terus menerus bisa memicu stroke serta serangan jantung, gagal

jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik

(Purnomo, 2009).

Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita

hipertensi. Data WHO menyebutkan jumlah penderita hipertensi di India

tahun 2000 adalah 60.4 juta dan juga diperkirakan sebanyak 107,3 juta pada

tahun 2025 (terjadi kenaikan sebesar 65%). Di Cina pada tahun 2000

sebanyak 98,5 juta orang menderita hipertensi dan tahun 2025 diperkirakan

menjadi 151,7 juta (kenaikan sebesar 65%). Sedangkan dibagian lain asia

tercatat tahun 2000 sebesar 38,5 juta penderita hipertemsi dan tahun 2025

sebesar 67,3 juta (kenaikan sebesar 57%). Data ini mennjukan bahwa

hipertensi menjadi ancaman bagi masyarakat dunia (Kamaludddin, 2010).

Page 13: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

2

Saat ini jumlah penderita hipertensi di Indonesi diperkirakan 15.000 juta

orang. Prevalensi pada daerah urban dan rural bekisar antara 17-21% dan

hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi pada dewasa

adalah 6-15% dan 50% di antara orang dewasa yang menderita hipertensi

tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung

untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak

mengetahaui faktor resiko dan 90% merupakan hipertensi essensial

(Irza, 2009).

Kebanyakan pasien mempunyai tekanan darah pre hipertensi sebelum

mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakan diagnosis hipertensi

terjadi pada umur diantara dekade ke 3 dan dekade ke 5. sampai dengan umur

55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertendi dibanding perempuan.

Pada umur 55-74 tahun sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki

yang menderita hipertensi.

BerdasarkanlaporandariDinasKesehatanProvinsiJawatengah,

kasustertinggihipertensiessensialsebanyak 554.771 (RisKesDas, 2012).

Kabupaten wonogiri, tahun 2012 sebanyak 37.865, lansia dengan hipertensi

15.250 (Dinkes Wonogiri, 2013)

Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi

berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-

orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi

dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Lansia sering terkena

Page 14: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

3

hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah

cenderung meningkat (Ritu Jain, 2011).

Stres berkaitan dengan hipertensi, hasil dari penelitian (Prasetyorini,

2012) menyebutkan bahwaadanyapengaruh yang signifikan antara tingkat

stres terhadap komplikasi pada penderita hipertensi. Stres akanmenstimulasi

sistem saraf simpatis yang meningkatkan curah jantung danvasokontriksi

arteriol, yang kemudian meningkatkan tekanan darah (Kozier,

2010).Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi sangat berperan

untukdapat mengelola stres dengan baik (Hawari, 2008).

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengelola stressalah satunya

dengan melakukan upaya peningkatan kekebalan stresdengan mengatur pola

hidup sehari-hari seperti makanan, pergaulan danrelaksasi (Dalimartha,

Purnama & Sutraini, 2008).Berbagai macam tekhnik relaksasi sudah banyak

dikembangkan sepertirelaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, relaksasi

yoga dan relaksasihipnosa (Utami, 2002). Salah satu teknik relaksasi yang

mudah dilakukanadalah relaksasi nafas dalam (deep breathing ) (Izzo, 2008).

Relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada sistem pernafasan berupa

suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan

menjadi 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan

kardiopulmonal (Izzo, 2008). Relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan

alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, mengurangi

stres baik stres fisik maupun emosional (Smeltzer & Bare, 2002). Relaksasi

nafas dalam juga akan membuat individu merasa rileks (Priharjo, 2003).

Page 15: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

4

Hasil dari penelitian (Suwardianto, 2011) tentang pengaruh relaksasi

nafas dalam(deep breating) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi menunjukan terjadi penurunan signifikan tekanan darah sesudah

dilakukan relaksasi nafas dalam. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi melalui penurunan stres.Selain relaksasi nafas dalam, relaksasi

dengan memasukkan unsur keyakinan dapat dilakukan oleh siapa saja yang

yakin terhadap sesuatu dan dapat dipraktekkan oleh agama apa saja

(Benson, 2000).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengaplikasikan

dan melaporkan hasil dari pemberian relaksasi nafas dalam dengan masalah

hipertensi agar dapat di masukan dalam rencana tindakan keperawatan dan

implementasi keperawatan dalam mengukur dan memonitor tekanan darah

tinggi pada pasien hipertensi.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruhrelaksasi nafas terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan hipertensi

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan hipertensi

Page 16: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

5

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien

dengan hipertensi

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan

hipertensi

e. Pasien mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan hipertensi.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pasien

Dapat digunakan sebagai informasi keperawatan mandiri pasien

penderita hipertensi

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pemberian

pelayanan kesehatan berkaitan dengan masalah keperawatan dengan

hipertensi

3. Bagi Perawat

Sebagai bahan acuhan dalam pemberian tindakan keperawatan pada

pasien hipertensi

4. Bagi Penulis

Memperoleh wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh teknik

relaksasi nafas dalam, beserta masalah hipertensi dan konsep

keperawatannya sehingga dapat di jadikan sumber ilmu dan wawasan

oleh penulis

Page 17: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Hipertensi

a. Pengertian

Hipertensi yang diderita oleh seseorang erat kaitannya

dengan tekanan sistolik dan diastolik, Tekanan sistolik berkaitan

dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi,

sedangkan tekanan diastolic berkaitan dengan arteri pada jantung

mengalami relaksasi diantara dua denyut jantung. Dari hasil

pengukuran, tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar dari

tekanan diastolik (Corwin, 2009).

Selain itu, Hipertensi juga didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan

diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional tentang

hipertensi “ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh utama

tekanan darah tinggi pada penyakit kardiovaskular. Perjalanan

penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin

tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini

menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan

organ yang bermakna (Price, 2005).

Page 18: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

7

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama

dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih atau sama

dengan 90 mmHg atau mengonsumsi obat anti hipertensi (Guyton,

2007).Jadi, dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistolik dan tekanan

diastoliknya lebih dari 140/90 mmHg.

b. Klasifikasi

Klasifikasi takanan darah untuk dewasa 18 tahun atau lebih

menurut Sixth Report of The Joint National Committee on Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (Price, 2005) dan

klasifikasi menurut WHO.

Tabel 2.1

Klasifikasi menurut Sixth Report of The Joint National Committee

on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure

(Price, 2005).

Kategori Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)

Normal <130 <85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

• Tingkat 1 (ringan)

• Tingkat 2 (sedang)

• Tingkat 3 (berat)

140-159

160-179

≥180

90-99

100-109

≥110

Page 19: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

8

Tabel 2.2 Klasifikasi menurut WHO

Kategori Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)

Optimal

Normal

Normal Tinggi

<120

<130

130-139

<80

<85

85-89

Tingkat 1 (hipertensi

ringan)

Sub-grup : perbatasan

140-159

140-149

90-99

90-94

Tingkat 2 (Hipertensi

sedang)

160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi

berat)

Sub grup : perbatasan

≥140

140-149

<90

<90

c. Etiologi

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu

hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.

1) Hipertensi esensial

Hipertensi esensial atau lebih dikenal dengan hipertensi

primer atau idiopatik, merupakan hipertensi yang tidak jelas

etiologinya. Kasus hipertensi esensial merupakan hipertensi

yang paling sering terjadi yaitu sekitar 90%. Hipertensi esensial

disebabkan oleh multifactor, diantaranya faktor genetic dan

lingkungan. Faktor keturunan bersifat poligenik dan terlihat dari

adanya riwayat penyakit kardiovaskular dari keluarga. Faktor

predisposisi dapat berupa sensitivitas pada natrium, kepekaan

terhadap stress, dan resistensi insulin. Faktor lingkungan yang

dapat menyebabkan hipertensi, diantaranya stress, obesitas, dan

mengonsumsi natrium yang berlebihan.

Page 20: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

9

2) Hipertensi sekunder

Disebabkan oleh obat-obatan dan penyakit ginjal yang

berupa hipertensi akibat lesi pada arteri ginjal sehingga

menyebabkan hipoperfusi ginjal. Selain itu, hipertensi sekunder

disebabkan oleh penyakit pada sistem endokrin, misalnya akibat

kelainan korteks adrenal, tumor di medulla adrenal,

hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme.

Prevalensi hipertensi ini sekitar 5-8%. Sekitar 90% kasus

hipertensi adalah hipertensi primer atau esensial sedangkan 7%

disebabkan oleh kelainan ginjal atau hipertensi renalis dan 3%

disebabkan oleh kelainan hormonal atau hipertensi hormonal

serta penyebab lainnya. Faktor tertentu yang mungkin menjadi

faktor penyebab lainnya adalah

a) Usia lanjut

Kemungkinan pertambahan usia juga berpengaruh

pada penderita hipertensi. Karena adanya perubahan

struktural dan fungsional sistem vaskular perifer. Perubahan

ini meliputi asteroklerosis, dan hilangnya elastisitas jaringan

ikat. Dengan pertambahan usia, jantung penderita menjadi

kaku dan kurang berfungsi.

Page 21: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

10

b) Jenis kelamin

Umumnya hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-

laki pada usia pertengahan umur, sedangkan pada

perempuan terjadi setelah usia pertengahan umur. Penyakit

ini banyak menyebabkan komplikasi dan kematian pada

pria.

c) Keturunan

Faktor keturunan sangat berpengaruh pada penderita

hipertensi. Keluarga tertentu memiliki kadar natrium

intraseluler dan menurunkan rasio potassium natrium. Studi

menunjukkan hubungan antara tekanan darah dan

lingkungan untuk anggota keluarga genetiknya mirip. Dari

studi tersebut, peneliti memperkirakan hampir 25-60%

kasus hipertensi disebabkan oleh faktor genetik.

d) Obesitas

Umumnya, lebih besar berat badan orang, semakin

tinggi tekanan darahnya. Oleh karena itu, orang dengan

berat badan obesitas disarankan untuk menurunkan berat

badannya secara signifikan agar tekanan darah juga turun

sehingga dapat mengurangi dosis obat antihipertensi.

Penumpukan lemak pada tubuh bagian atas khususnya perut

lebih berpotensi menderita hipertensi daripada lemak

dibagian pinggul dan paha.

Page 22: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

11

e) Konsumsi tembakau

Meskipun merokok belum tentu menjadi penyebab,

namun orang yang berhenti merokok dapat mengurangi

resiko terserang penyakit jantung. Berdasarkan hasil

penelitian, penderita hipertensi yang tidak merokok, tiga

sampai lima kali lebih kecil kemungkinannya untuk

menderita infark miokard dibandingkan pasien hipertensi

yang merokok.

f) Diet lemak tinggi

Makanan dengan kandungan lemak tinggi memiliki

efek langsung pada tekanan darah. Diet lemak tinggi

memberikan kontribusi untuk obesitas dan hiperlipidemia

yang meningkatkan risiko penderita komplikasi

kardiovaskular. Hiperlipidemia merupakan kelebihan

lemak dalam plasma yang dapat meningkatkan risiko

aterosklerosis. Dengan demikian, pasien hipertensi harus

dimotivasi untuk makan diet rendah lemak untuk

mengurangi risiko komplikasi cardiovascular.

g) Stress

Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat

meningkat sebagai respon normal akibat stresor fisiologis

seperti marah, takut, dan rasa sakit fisik. Namun, jika

stressor tersebut tetap berlangsung, vasokonstriksi

Page 23: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

12

meningkat, detak jantung meningkat, dan stimulasi

pelepasan renin dapat menyebabkan tekanan darah terus

tinggi. Dengan demikian, pasien yang terkena stres berulang

memiliki peningkatan risiko hipertensi.

h) Gaya hidup yang menetap

Risiko hipertensi meningkat sebanyak 25% akibat

gaya hidup yang menetap. Penderita hipertensi harus

didorong untuk latihan pola hidup sehat sebagai cara

memperbaiki kesehatan kardiovaskularnya. Latihan yang

dilakukan tidak perlu berat, misalnya aktivitas ringan

seperti berjalan cepat 30-45 menit selama tiga sampai lima

kali seminggu. Dengan mempertahankan aktivitas aerobik

secara teratur, pasien hipertensi dapat menurunkan tekanan

darah sistoliknya sekitar 10mmHg.(Muttaqin, 2009)

d. Manifestasi Klinik

Menurut Pudiastuti 2013 :

1) Penglihatan kabur karena kerusakan retina

2) Nyeri pada kepala

3) Mual dan muntah akibat meningkatkan tekanan intra kranial

4) Edema dependent

5) Adanya pembengkakan karena meningkatkannya tekanan

kapiler

Page 24: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

13

e. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting

enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam

mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang

diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh

ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat

di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.

Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan

tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah

meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.

ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada

ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan

meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar

tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi

osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan

ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari

bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada

akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

adrenal. Aldosteronmerupakan hormon steroid yang memiliki

peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan

ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)

Page 25: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

14

dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya

konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara

meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah (Anggraini, 2009).

f. Pathway

Etiologi :

- Umur

- Obesity

- Jenis kelamin

- Gaya hidup

Hipertensi

Vasokontriksi

pembuluh darah

↑ after load

↓ COP

Ginjal

Vasokontriksi pembuluh

darah ginjal

↓ aliran darah

Respon rennin

angiotensin dan

aldosteron

↑ aldesteron

Retensi Na

Edema

Kelebihan

volume cairan

↓ suplay O2

ke otak

Pingsan

Resiko

tinggi

injuri

Gangguan

perfusi

jaringan

Resistensi pembuluh

darah otak

↑ tekanan

pembuluh

darah otak

Nyeri tekan

Nyeri

Otak

Gambar 2.1 Pathway

Page 26: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

15

g. Pemeriksaan penunjang

1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2) Pemeriksaan retina

3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ

seperti ginjal dan jantung

4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram

renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar

urin.

7) Foto dada dan CT scan

8) Hb/ HCl untuk menilai hubungan antara sel-sel dari viskositas

darah sebagai faktor resiko dari hiperkoagulasi, enemia, dll.

9) BUN/ creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

10) Glukosa, hiperglikemia akibat tingginya katekolamin akan

menambah hipertensi.

11) Sistem potasium. Bila ditemukan adanya hipokalamia ini

merupakan tanda adanya aldostenon primer sebagai efek

samping diuretika.

12) Serum kalsium, bila tinggi biasanya signifikan pada hipertensi.

13) Serum trigliserida dan kolesterol bila tinggi merupakan faktor

predisposisi hipertensi.

14) Tiroid. Hipertirordisme menyebabkan vasokontriksi vaskuler

Page 27: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

16

15) WP untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi, apakah

merupakan penyakit parenkim ginjal atau renal kalikulo

(Brunner dan Suddart, 2002).

h. Penatalaksanaan

1) Terapi Non Farmakologis

a) Diit rendah lemak

b) Diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium

benzoat, monosodium glutamat.

c) Menghindari makanan daging kambing, buah durian,

minuman beralkohol

d) Melakukan olahraga secara teratur

e) menghentikan kebiasan merokok (minum kopi)

f) Menjaga kestabilan berat badan padapenderita hipertensi

yang disertai kegemukan

g) Menghindari stress (Boestan dkk, 2010)

2) Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis yang diberikan berupa obat-obatan

menurut The Joint National Committee on Detection, Evaluation

and Treatment of High Blood Pressure (Price, 2005),

diantaranya :

a) Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron

Antagonist

b) Beta Blocker (BB)

Page 28: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

17

c) Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)

d) Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)

e) Angiotensin II Receptor Blocker atau Areceptor

antagonist/blocker (ARB)(Price, 2005)

i. Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi, diantaranya :

1) Stroke

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di

otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak

yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada

hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak

mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke

daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak

yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga

meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma

(Corwin, 2009).

2) Infark Miokard

Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke

miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat

aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi

kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen

miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi

Page 29: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

18

iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga

hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan

waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi

disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko

pembentukan bekuan (Corwin, 2009).

3) Gagal Ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif

akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus.

Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit

fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut

menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran

glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan

osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang

sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2009).

4) Gagal Jantung

Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam

memompa darah yang kembalinya ke jantung dengan cepat

mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain

sering disebut edema. Cairan didalam paru – paru menyebabkan

sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki

bengkak atau sering dikatakan edema (Corwin, 2009).

Page 30: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

19

5) Ensefalopati

Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada

hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi

pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan

mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan

saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma

serta kematian (Corwin, 2009).

2. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Fokus Pengkajian (Doengoes, 2000)

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup

monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama

jantung, takipneu

2) Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner dan penyakit cerebrovaskuler.

Tanda : Kenaikan TD (pengukuran serial, dan kenaikan

tekanan darah diperlukan untuk menegakkan

diagnosis)

Hipotensi postural, nadi, denyut apikal, frekuensi atau irama,

bunyi jantung.

Page 31: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

20

3) Integritas ego

Gejala : Riwayat perusahaan keperibadian, ansietas, depresi,

euforia, atau marah kronik.

Faktor-faktor stres multiple (hubungan, keuangan, yang

beerkaitan dengan pekerjaan)

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue

perhatian, tangisan yang meledak

Gerak taangan empati, otot muka tegang, gerakan fisik cepat,

pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.

4) Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi /

obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang

lalu

5) Makanan / cairan

Gejala : Makanan yang disukai, yang dapat mencakup

makanan (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterol (gorengan, keju, telur), kandungan tinggi

kalori.

Mual-muntah

Perubahan berat badan akhir-akhir ini

Riwayat penggunaan diuretik

Tanda : Berat badan normal atau obesitas.

Adanya edema, kongesti vena, glikosuria

Page 32: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

21

6) Neurosensori

Gejala : Keluhan pening atau pusing

Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan

menghilang secara spontan setelah beberapa jam).

Episoe kebas dan kelemahan pada satu sesi tubuh.

Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)

Episode epistaksis

Tanda : Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi,

pola/isi bicara,afek, proses pikir atau memori

(ingatan)

Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

tangan dan atau reflek tendon dalam.

Perubahan perubahan retinal optikdari sklerosis atau

penyempitan arteri ringan

sampai berat dan perubahan

sklerotik dengan edema,

eksudat, dan hemoragi

tergantung pada berat atau

lamanya hipertensi.

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan

jantung)

Page 33: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

22

Nyeri hilang timbul pada tungkai (indikasi arterosklerosis pada

arteri esktremitas bawah)

Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi

sebelumnya

Nyeri abdomen atau massa

8) Pernapasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja

Takipneu, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal

Batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum

Riwayat merokok

Tanda : Distres respirasi atau penggunaan otot aksesori

pernapasan

Bunyi napas tambahan (krakels / mengi)

Sianosis.

9) Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi atau cara berjalan

Episode parestesia unilateral transien

Hipotensi postural

10) Pembelajaran atau penyuluhan

Gejala : Faktor-fakto risiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis,

penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit

serebrovaskuler atau ginjal.

Page 34: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

23

Faktor-faktor resiko etnik, seperti orang Afrika, Amerika, Asia

Tenggara.

Penggunaan pil KB atau hormon lain : penggunaan obat atau

alkohol.

b. Diagnosa (Doengoes, : 2000)

1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan

suplay O2 dan kebutuhan tubuh

3) Nyeri kepala (pusing) berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskular cerebral

4) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan masukan

berlebihan, pola hidup monoton

5) Koping individu inefektif berhubungan dengan krisis

situasional, sistem pendukung tidak adekuat

6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan

kurang pengetahuan

c. Fokus intervensi (Doengoes, 2000)

1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi.

Tujuan : Tidak terjadi adanya tanda-tanda dan gejala-gejala

penurunan curah jantung.

Page 35: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

24

KH : Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

atau beban kerja jantung.

Mempertahankan TD dalam rentang individu yang

dapat diterima.

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

dalam rentang normal pasien.

Intervensi :

a) Pantau TD, ukur pada kedua tangan atau paha untuk evaluasi

awal.

b) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

c) Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

d) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian

kapiler

e) Catat edema umum atau tertentu.

f) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas atau

keributan lingkungan

g) Pertahankan pembatasan aktivitas sepeti istirahat di tempat

tidur atau kursi

h) Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan

leher, meninggikan kepala tempat tidur.

i) Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imaginasi, aktivitas

pengalihan

j) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.

Page 36: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

25

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

suplay O2 dan kebutuhan tubuh

Tujuan : Toleransi aktivitas tubuh Meningkat.

KH : - Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan atau

diperlukan

- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas

yang dapat diukur.

- Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda

intoleransi aktivitas.

Intervensi :

- Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi

nadi lebih dari 20 kali permenit di atas frekuensi istirahat.

- Instruksikasn pasien tentang tehnik penghematan energi,

misal menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir.

- Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau

perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi

- Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

3) Nyeri kepala (pusing) berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskular cerebral.

Tujuan : Nyeri dapat teratasi

KH : Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan hilang atau

terkontrol

Page 37: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

26

- Mengungkapkan metode yang memberikan

pengurangan.

- Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Intervensi :

- Mempertahanakn tirah baring selama fase akut.

- Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan

sakit kepala,misal : kompres dingin pada dahi, tehnik

relaksasi.

- Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang

dapat meningkatkan sakit kepala, misal : mengejan saat

BAB, batuk panjang, membungkuk

- Bantuan pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

- Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang

teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung

telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan.

- Kolaborasi dalam pemberian analgetik, anti ancietas, misal :

lorazepam, diazepam.

4) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan masukan

berlebihan, pola hidup monoton.

Tujuan : Pemenuhan nutrisi tidak terganggu

KH : -Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan

kegemukan

Page 38: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

27

- Menunjukkan perubahan pola makan,

mempertahankan berat badan yang diinginkan

dengan pemeliharaan kesehatan optimal

Intervensi :

- Kaji pemahaman pasien tentang berhubungan langsung

antara hipertensi dan kegemukan.

- Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan

batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.

- Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan

- Kaji ulang masukan kalori harian dan piliah diet.

- Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik

dengan pasien.

- Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan

harian.

- Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat,

hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi.

- Kolaborasi dengan ahli gizi.

5) Koping individu inefektif berhubungan dengan krisis

situasional, sistem pendukung tidak adekuat.

Tujuan : Kopping individu efektif

KH : - Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan

konsekuensinya.

Page 39: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

28

- Menyatakan kesadaran kemampuan koping atau kekuatan

pribadi.

- Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil

langkah untuk mengubahnya atau menghindari.

- Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan atau metode

koping efektif.

Intervensi :

- Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi

perilaku.

- Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan,

kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi

sakit kepala, ketidakmampuan untuk mengatasi masalah.

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi stresor spesifik dan

kemungkinan strategi untuk mengatasinya.

- Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri

dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.

- Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan

hidup.

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai

merencanakan perubahan hidup yang perlu.

Page 40: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

29

6) Resiko penurunan kondisi kesehatan diri berhubungan dengan

kurang pengetahuan

Tujuan : Kondisi kesehatan tidak menuru

KH :

- Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan

regimen pengobatan.

- Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan

komplikasi yang perlu diperhatikan.

- Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi :

- Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.

- Tetapkan dan nyatakan batas TD normal, jelaskan tentang

hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal

dan otak.

- Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko

kardiovaskuler yang dapat diubah.

- Bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien

dalam membuat rencana untuk berhenti merokok.

- Instruksikan dan peragakan tehnik pemantauan TD mandiri.

- Sarankan untuk sering mengubah posisi, olahraga kaki saat

berbaring

Page 41: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

30

- Instruksikan pasien tentang peningkatan masukan makanan

atau cairan tinggi kalium, misalnya jeruk, pisang, tomat,

kentang dan lain-lain.

- Bantu pasien untuk menurunkan atau menghilangkan kafein.

- Dorong pasien untuk membuat program olahraga sendiri

seperti olahraga aerobik ringan.

3. Relaksasi Nafas Dalam

a. Definisi

Teknikrelaksasimerupakanmetode yang

digunakanuntukmenurunkanteganganotot (muscle tention).Salah

satumetodetindakaneksternal yang mempengaruhirespon internal

individuterhadapnyeri. BeberapaTeknik relaksasi nafas dalam

merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini

perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas

dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan

bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat

menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat

meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah

(Smeltzer & Bare, 2002).

MenurutDamayanti (2013) salahsatuobat yang

dipakaidalampengontrolanhipertensiadalahmelalui proses

latianrelaksasikarenadenganrelakssidapatmelebarkanpembuluhdarah.

Menurut Medical Shocker, (2012) dalamkondisirileks metabolism

Page 42: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

31

tubuhberjalanlambatsehinggasiklusperafasanmenjadilebihrendahseki

tar 3-4kali/ menit,

sertadapatmenurunkantekanandarahdantekananjantung.

b. Manfaat dan Tujuan Relaksasi Nafas Dalam

Manfaat teknik relaksasi nafas dalam menurut Priharjo (2003) dalam

Arfa (2014) adalah sebagai berikut :

1) Ketentraman hati.

2) Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah.

3) Tekanan darah dan ketegangan jiwa menjadi rendah.

4) Detak jantung lebih rendah.

5) Mengurangi tekanan darah.

6) Meningkatkan keyakinan.

7) Kesehatan mental menjadi lebih baik.

Menurut Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan

teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik

maupun emosional.

c. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah

sebagai berikut:

Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah

pernapasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah

Page 43: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

32

diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran

abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama

inspirasi.

Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam

menurutPriharjo (2003)adalah sebagai berikut :

1) Ciptakanlingkungan yang tenang.

2) Usahakan tetap rileks dan tenang.

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan

udara melalui hitungan 1,2,3.

4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil

merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks.

5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui

mulut secara perlahan-lahan.

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam.

9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri.

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa

berkurang.

11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5

kali.

12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara

dangkal dan cepat.

Page 44: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

33

d. Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Tekanan

Darah

Nafas dalam merupakan tindakan yang disadari untuk mengatur

pernafasan secara dalam yang dilakukan oleh korteks serebri,

sedangkan pernafasan spontan dilakukan oleh medulla oblongata.

Nafas dalam dilakukan dengan mengurangi frekuensi bernafas 16-19

kali dalam satu menit menjadi 6-10 kali dalam satu menit. Nafas

dalam yang dilakukan akan merangsang munculnya oksida nitrit

yang akan memasuki paru-paru bahkan pusat otak yang berfungsi

membuat orang menjadi lebih tenang sehingga tekanan darah yang

dalam keadaan tinggi akan menurun.

Oksida nitrit disintesis oleh enzim nitric oxide synthase (eNOS)

endotel dari L-arginin. Peningkatan aktivitas dari eNOS dan

produksi oksida nitrit dipengaruhi oleh faktor-faktor yang juga

meningkatkan kalsium intraselular, dan juga termasuk mediator

lokal. Mediator lokal tersebut adalah bradikinin, histamin, dan

Serotonin, serta beberapa neurotransmitter. Produksi nitrit oksida

secara kontinu akan memodulasi resistensi vaskular, dan telah

diketahui bahwa inhibisi eNOS menyebabkan peningkatan tekanan

darah (Ward, 2005).

Oksida nitrit merupakan vasodilator yang penting untuk mengatur

tekanan darah dan dilepaskan secara kontinu dari endotelium arteri

dan arteriol yang akan menyebabkan shear stress pada sel endotel

Page 45: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

34

akibat viskositas darah terhadap dinding vaskuler. Stres yang

terbentuk mampu mengubah bentuk sel endotel sesuai arah aliran

dan menyebabkan peningkatan pelepasan nitrit oksida yang

kemudian mengakibatkan pembuluh darah menjadi rileks, elastis dan

mengalami dilatasi

Pembuluh darah yang rileks akan melebar sehingga sirkulasi

darah menjadi lancar, tekanan vena sentral (central venous pressure,

CVP) menurun, dan kerja jantung menjadi optimal. Penurunan CVP

akan diikuti dengan penurunan curah jantung, dan tekanan arteri

rerata. Vena memiliki diameter yang lebih besar daripada arteri yang

ekuivalen dan memberikan resistensi yang kecil. Oleh karena itu

vena disebut juga pembuluh kapasitans dan bekerja sebagai reservoir

volume darah (Ward, 2005).

Curah jantung merupakan hasil kali dari isi sekuncup dan

frekuensi jantung. Curah jantung secara langsung dipengaruhi oleh 3

faktor, yaitu volume pengisian atau volume akhir-diastolik, fraksi

ejeksi, dan frekuensi jantung. Penurunan volume darah dan curah

jantung yang terjadi dapat menyebabkan tekanan darah menjadi

turun.

Page 46: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

35

B. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

(Corwin, 2009)(Boestan dkk, 2010)

Etiologi :

a. Hipertensi primer

atau essensial

b. Hipertensi

sekunder

Hipertensi

Tekanan Darah

Meningkat

Non Farmakologi

a. Relaksasi nafas

dalam

b. Aktivitas Jalan Kaki

Farmakologi :

a. Propanol

b. Diurerik oral

Teknik Relaksasi

Nafas Dalam

Penuruna Tekanan

Darah

Page 47: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

36

BAB III

METODE APLIKASI RISET

A. SubjekAplikasiJurnal

Subjekdariaplikasirisetkeperawatan medikal bedahini adalah pasien dengan

hipertensi stadium sedang.

B. TempatdanWaktu

Aplikasirisetdilakukan di PantiSosial Tuna Wreda Dharma Bakti Wonogiri.

Pengambilan data ini dilakukan di PSTW Dharma Bakti Wonogiri pada

tanggal 4 Januari 2016 sampai dengan 6 Januari 2016

C. Media danAlat

Dalamaplikasirisetini media danalat yang digunakanadalah :

1. Tensi

2. SOP teknikrelaksasinafasdalam

3. Lembar observasi

D. ProsedurTindakanBerdasarkanAplikasiRiset

1. Tahapprainteraksi

a. Cekcatatankeperawatan

b. Siapkanalat-alat

c. Cucitangan

Page 48: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

37

2. Tahaporientasi

a. Berikansalam, panggilkliendengannamanya.

b. Menjaga privacy klien

c. Jelaskantujuan, prosedurdanlamanyatindakankliendankeluarga

3. Tahapkerja

a. Aturposisipasien agar rilekstanpabebanfisik

b. Instruksikanpasienuntuktariknafasdalamsehinggaronggaparuberisiud

ara

c. Intruksikanpasiensecaraperlahandanmenghembuskanudaramembiark

annyakeluardarisetiapbagiananggotatubuh,

padawaktubersamaanmintapasienuntukmemusatkanperhatianbetapan

ikmatnyarasanya

d. Instruksikanpasienuntukbernafasdenganirama normal beberapasaat (

1-2 menit )

e. Instruksikanpasienuntukbernafasdalam,

kemudianmenghembuskansecaraperlahandanmerasakansaatiniudara

mengalirdaritangan, kaki, menujukeparu-

parukemudianudaradanrasakanudaramengalirkeseluruhtubuh

f. Mintapasienuntukmemusatkanperhatianpada kaki dantangan, udara

yang mengalirdanmerasakankeluardariujung-

ujungjaritangandankakidanrasakankehangatanya

Page 49: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

38

g. Instruksiakanpasienuntukmengulangiteknik-teknikini apabila rasa

nyerikembalilagi setelahpasienmerasakanketenangan,

mintapasienuntukmelakukansecaramandiri

4. Tahapterminasi

a. Evaluasihasilkegiatan

b. Lakukankontrakuntukkegiatan selanjutnya

c. Akhirikegiatandenganbaik

d. Cucitangan

5. Dokumentasi

a. Catatwaktupelaksanaantindakan

b. Catatresponspasien

c. Parafdannamaperawatjaga

E. AlatUkurEvaluasi Dari AplikasiTindakanBerdasarakanRiset

Alatukurlembardokumentasidengancaramengukurtekanandarahsebelumdanse

sudahdilkukanaktifitasfisik

Tabel 3.1

Pengukuran Tekanan Darah sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas

pada pasien dengan hipertensi.

Pengukuran Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Tekanan

darah

Page 50: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

39

BAB IV

LAPORAN KASUS

A. Identitas klien

Pasien merupakan seorang perempuan berusia 81 tahun dengan inisial

Ny. W bertempat tinggal di Wonogiri, beragama Islam, dengan diagnosa

medis Hipertensi, pasien masuk ke Panti Sasana Tresna Wredha Darma Bakti

Wonogiri tanggal 13 November 2013, selama di Panti yang bertanggung

jawab atas Ny. W adalah Tn. P berusia 81 tahun, bertempat tinggal di

Wonogiri, hubungan dengan pasien adalah suami.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 04 Januari 2016, jam 10.30 dengan

metode pengkajian autoannamnesa, alloannamnesa, observasi, dan

pemeriksaan fisik. Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah pusing

kepala (cengeng), dengan riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan

sebelumnya bisa melakukan aktivitas seperti biasa tetapi semenjak usianya

lanjut menjadi kurang aktivitasnya karena sudah tidak kuat lagi, merasa

letih setelah melakukan aktivitas, kepalanya sering pusing, lehernya

cengeng, BAK tidak lancar 3x/hari, dari pemeriksaan fisik

didapatkan kaki udem, wajah tampak lesu, mata kurang bercahaya, bicara

pelo, ada perubahan bentuk tulang pada kaki sebelah kiri dan

tangan sebelah kiri,tangan kiri udem dengan hasil pemeriksaan tanda-

Page 51: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

40

tanda vital tekanan darah 170/100 mmHg, suhu 36,70C, nadi 74x/menit,

pernafasan 18x/menit.

Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan tidak memiliki riwayat

penyakit saat anak-anak, belum pernah kecelakaan, maupun operasi, tetapi

pasien pernah dirawat di rumah sakit, pasien tidak memiliki riwayat alergi,

imunisasinya lengkap, kebiasaan pasien sehari-hari bekerja dirumah sendiri

misal menyapu dan mencuci baju.

Riwayat penyakit keluarga, pasien merupakan anak ke 3 dari 3

bersaudara dan memiliki 2 orang anak.

Ny. W, 81 tahun, Hipertensi

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Perempuan / Laki-laki meninggal

: Pasien

Riwayat kesehatan lingkungan, pasien mengatakan lingkungan

disekitarnya bersih dan aman.

Page 52: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

41

Pola kesehatan fungsional : pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan,

pasien mengatakan kesehatan itu penting dan harus dijaga, ketika pasien

merasa sakit pasien langsung berkonsultasi dengan dokter dipanti tersebut.

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit pasien mengatakan

makan 3x/hari dan minum, nasi sayur lauk seperti; tempe, tahu, ayam, makan

satu porsi habis, dan tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan

makan 3x/hari, nasi sayur lauk, makan ½ porsi habis, dan mudah kenyang.

Balance cairan +100 per 8jam

Pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan BAK 4x/hari, jumlah

urin kira-kira 1200cc, warna kuning, dan tidak ada keluhan. BAB 2x/hari,

jumlah kira-kira 150cc, warna kuning, dan tidak ada keluhan. Selama sakit

pasien mengatakan BAK 3x/hari, jumlah urin 200cc, warna kuning

kecoklatan, dengan keluhan susah BAK keluarnya sedikit. BAB 1x/hari,

jumlah 100cc, warna kuning kecoklatan, dengan keluhan susah BAB.

Analisa Keseimbangan Cairan Per 8 jam

No Intake Output Analisa

1 Makan 100

Minum 500

Urine 200

Feses 100

IWL 250

Intake 600

Output 500

Total 600 Total 550 Balance +100

Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit pasien mengatakan makan-

minum, toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi

atau ROM dapat melakukannya sendiri. Selama sakit pasien mengatakan

makan-minum, toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur dapat

Page 53: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

42

melakukan sendiri tetapi berpindah dan ambulasi atau ROM dilakukan

dengan alat bantu.

Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan biasanya tidur

siang satu jam, tidur malam 7 jam, tidur dengan nyenyak, setelah bangun

perasaannya segar. Selama sakit pasien mengatakan tidur siang selama

setengah jam, tidur malam 7 jam, tidur dengan sering terbangun 30 menit

tidak nyenyak, perasaan setelah terbangun masih ngantuk.

Pola kognitif perseptual, sebelum sakit pasien mengatakan tidak

merasakan sakit pada anggota tubuhnya. Selama sakit pasien mengatakan

kepala pusing (cengeng), dengan karakteristik sakit yang dirasakan adalah

sebagai berikut, provocate faktor pencetusnya aktivitas pasien, quality

kualitas sakit rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku, region daerah yang terasa

sakit adalah leher-kepala, severe/skala sakit 6, time waktu sakit hilang timbul

1 - 2 menit.

Pola persepsi konsep diri, sebelum sakit pasien mengatakan gambaran

dirinya pasien mensyukuri seluruh anggota tubuhnya, ideal dirinya pasien

mengatakan keadaannya sehat, harga dirinya pasien mengatakan bisa

menerima keadaanya dan tetap mensyukuri, peran dirinya pasien mengatakan

melakukan kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, identitas dirinya

pasien mengatakan sebagai seorang perempuan. Selama sakit, pasien

mengatakan gambaran dirinya pasien mensyukuri seluruh anggota tubuhnya,

ideal dirinya pasien mengatakan ingin segera sembuh, harga dirinya pasien

mengatakan bisa menerima keadaannya dan tetap mensyukuri, peran dirinya

Page 54: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

43

pasien mengatakan sebagai pasien dipanti jompo, identitas dirinya pasien

mengatakan sebagai seorang perempuan.

Pola hubungan peran, sebelum sakit pasien mengatakan memiliki

hubungan yang baik dengan keluarga dan orang lain. Selama sakit, pasien

mengatakan masih memiliki hubungan yang baik dengan tetangga maupun

pengurus panti.

Pola seksualitas reproduksi, sebelum sakit maupun selama sakit

pasien mengatakan sudah menikah memiliki 2 anak dan 4 orang cucu.Pola

mekanisme koping, sebelum sakit maupun selama sakit pasien mengatakan

ketika ada masalah pasien selalu berdiskusi dengan pengurus panti.Pola nilai

dan keyakinan, sebelum sakit maupun selama sakit pasien mengatakan

sseorang yang beragama islam, rajin beribadah, dan berdoa.

Hasil pemeriksaan fisik : Pasien dengan kesadaran composmentis,

tanda-tanda vital : Tekanan darah 170/100, Nadi 74x/menit dengan irama

teratur, teraba kuat, Respirasi 18x/menit, iramanya teratur, dan suhu 36.70C.

Hasil pemeriksaan kepala, bentuknya mesochepal, kulit kepala bersih,

rambut berwarna putih beruban dan bersih. Hasil pemeriksaan mata, palpebra

tidak udem, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupilnya isokor,

diameter pupil ± 2 mm, reflek terhadap cahaya mengecil bila ada cahaya,

melebar bila tidak ada cahaya, dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan.

Hasil pemeriksaan hidung bentuk simetris, tidak ada secret. Hasil

pemeriksaan mulut mukosa bibir lembab, tidak ada perubahan tonsil. Hasil

pemeriksaan gigi bersih, sudah banyak yang tanggal. Hasil pemeriksaan

Page 55: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

44

telinga bersih, tidak ada serumen, ada gangguan pendengaran. Hasil

pemeriksaan leher tidak ada pembesaran limfe dan pembesaran tiroid.

Hasil pemeriksaan dada, paru-paru inspeksinya simetris, palpasinya

vocal fremitus kanan/kiri sama, ekspansi paru kanan/kiri sama, perkusinya

sonore, auskultasinya tidak ada suara tambahan, vesikuler. Jantung

inspeksinya ictus cordis tidak tampak, palpasinya ictus cordis teraba di

intercosta 5 mid clavicula sinistra, perkusinya pekak, auskultasinya tidak ada

suara tambahan, regular.

Hasil pemeriksaan abdomen, inspeksinya tidak ada jejas, tidak ada

jaringan parut, auskultasinya bising usus 18x/menit, perkusinya kuadran 1

bunyinya redup kuadran 2, 3, dan 4 bunyinya timpani, palpasinya tidak ada

nyeri tekan. Hasil pemeriksaan genetalia bersih, tidak terpasang kateter. Hasil

pemeriksaan rektum bersih, tidak ada luka dan tidak ada hemoroid.

Hasil pemeriksaan fisik ekstremitas, atas: kekuatan otot kanan 5 kiri 4

bisa digerakkan dengan normal, Capilary refile time 5 detik kembali, Ada

perubahan bentuk tulang pada tangan kiri dan ada udem, Perabaan akralnya

hangat. Bawah: kekuatan otot kanan 5, kiri 4, bisa digerakkan tetapi

menggunakan alat bantu, Range of Motion kaki kiri bengkok, sedangkan kaki

kanan normal, Capilary refile time 5 detik kembali, Perubahan bentuk tulang

ada pada kaki kiri, dan perabaan akralnya hangat.

Page 56: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

45

C. Daftar perumusan masalah

Analisa pada tanggal 04 Januari 2016 didapatkan data subyektif

pasien mengatakan tangan, leher, dan punggung terasa pegal dan kemeng.

Data obyektif pasien tampak lemas capilary refile 5 detik, tekanan darah

170/100 mmHg, nadi 74x/menit, suhu 36,5°C,RR 20x/menit. Dari data

tersebut ditegakkan diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan tekanan darah tinggi

Daftar perumusan masalah yang didapatkan berdasarkan pengkajian

diatas adalah yang kedua nyeri akut dengan etiologi agen cidera biologis dan

data subjektif pasien mengatakan pusing provocate faktor pencetusnya

aktivitas pasien, quality kualitas sakit rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku,

region daerah yang terasa sakit adalah leher-kepala, severe/skala nyeri 6, time

waktu sakit hilang timbul 1 - 2 menit, data objektif pasien tampak lesu,

tekanan darah 170/100mmHg, nadi 74x/menit, RR 18x/menit, memegangi

kepala.

Ketiga hambatan mobilitas fisik dengan etiologi kerusakan integritas

struktur tulang dan data subjektif pasien mengatakan letih setelah aktivitas,

data objektifnya tekanan darah 170/100mmHg, nadi 74x/menit, suhu 36.70C,

RR 18x/menit, ada perubahan bentuk tulang pada kaki kiri, bicara pelo,

tampak lesu.

Prioritas diagnosa yang pertama ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Diagnosa kedua nyeri akut

Page 57: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

46

berhubungan dengan agen cidera biologis dan diagnosa ketiga hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan intregritas struktur tulang.

D. Perencanaan

Intervensi keperawatan untuk diagnosa yang pertama yaitu

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan tekanan darah

tinggi mempunyai tujuan tekanan systole dan diastole dalam rentang yang

diharapkan tidak ada ortostatik hipertensi. Intervensi keperawatan yang

disusun yaitu monitor tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam, monitor vital sign untuk mengetahui perubahan vital

sign, berikan tehnik non farmakologi relaksasi nafas dalam dengan rasional

menurunkan tekanan darah pasien karena tekanan darah yang tinggi dapat

menimbulkan nyeri kepala, batasi gerakan pada kepala, leher, tangan, dan

punggung rasional untuk mengurangi rasa pegal dan mengganti sipasi

datangnya pegal, monitor adanya daerah tertentu yang peka terhadap panas

atau dingin untuk mengetahui daerah rangsang.

Perencanaan yang dibuat berdasarkan masalah keperawatan kedua

yaitu nyeri akut yang dilakukan selama 2x24 jam diharapkan dapat tercapai

dengan kriteria hasil pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang, dengan

intervensi kaji tanda-tanda nyeri; rasionalnya memudahkan intervensi

selanjutnya, monitor tanda-tanda vital; rasionalnya data dasar untuk

mengetahui perubahan perkembangan pasien, ajarkan teknik relaksasi;

Page 58: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

47

rasionalnya mengurangi rasa nyeri secara nonfarmakologis, kolaborasi

pemberian analgetik; rasionalnya mengurangi rasa nyeri secara farmakologis.

Masalah keperawatan ketiga hambatan mobilitas fisik yang dilakukan

selama 2x24 jam diharapkan dapat tercapai dengan criteria hasil pasien

meninggat dalam aktifitas fisik, dengan intervensi observasi keadaan umum

pasien; rasionalnya untuk mengetahui perkembangan keadaan pasien,

dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi; rasionalnya mengurangi resiko

pasien terjatuh, latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara

mandiri sesuai kemampuan; rasionalnya melatih kekuatan otot pasien,

kolaborasi dengan pengurus panti tentang rencana ambulasi sesuai dengan

kebutuhan; rasionalnya untuk meningkatkan ambulasi mandiri pasien.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari selasa 05 Januari

2016 yang pertama ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan

dengan tekanan darah tinggi yaitu Jam 08.00 mengobservasi tanda-tanda vital

pasien dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diukur tanda-tanda

vitalnya dan data obyektif TD : 170/100 mmHg, N : 74 x/ menit, RR : 20 x/

menit, S : 36,5°C, capilary refile 5 detik, Jam 08.30 memberikan tehnik

relaksasi nafas dalam dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

diberi latihan relaksasi nafas dalam dan data obyektif pasien tampak rileks.

Jam 09.00 mengobservasi tekanan darah sebeleum dan setelah dilakukan

relaksasi nafas dalam, data subyektif pasien ngatakan bersedia dilakukan

Page 59: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

48

pengukuran tekanan darah data obyektif tekanna darah sebelum dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam 170/100 mmHg, setelah dilakukan tindakan

teknik relaksasi nafas dalam tekanan darah pasien 160/100 mmHg. jam 08.00

memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau

dingin data subyektif pasien mengatakan daerah pipi peka terhadap panas

atau tajam data obyektif pasien tampak memejamkan mata. Jam 09.30

membatasi gerakan pada kepala, leher, tangan, dan punggung data subyektif

pasien mengatakan kepala, leher, tangan, dan punggungnya terasa pegal,

pasien mengatakan bersedia membatasi gerakan dan data obyektif pasien

tampak terlihat memijat tangan dan punggungnya.

Implementasi hari pertama pada selasa tanggal 5 Januari 2016 jam

08.00 untuk diagnosa kedua diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis dengan mengkaji keadaan umum pasien respon subjektifnya

pasien mengatakan bersedia diperiksa, respon objektifnya pasien tampak lesu,

memegangi kepala, dengan pemeriksaan tekanan darah 170/100mmHg, nadi

74x/menit, RR 18x/menit. Implementasi jam 08.30 untuk diagnosa kedua

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis mengajarkan teknik

relaksasi respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diajarkan

teknik relaksasi, respon objektifnya pasien mendemonstrasikan teknik

relaksasi. Implementasi jam 09.00 untuk diagnosa kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis memonitor tanda-tanda vital

dengan respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diperiksa,

respon objektifnya hasil tekanan darah 170/100mmHg, nadi 70x/menit, RR

Page 60: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

49

20x/menit, suhu 370C. Implementasi jam 10.00 untuk diagnosa kedua nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera biologis memonitor tanda-tanda vital

dengan respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diperiksa,

respon objektifnya hasil tekanan darah 170/100mmHg, nadi 67x/menit, RR

18x/menit, suhu 36.50C.

Implementasi hari kedua pada hari rabu tanggal 6 Januari 2016 pada

diagnosa pertama ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan

dengan tekanan darah tinggi yaitu Jam 07.00 mengobservasi tanda-tanda vital

pasien dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diukur tanda-tanda

vitalnya dan data obyektif TD : 165/90 mmHg, N : 74 x/ menit, RR : 20 x/

menit, S : 36,5°C, capilary refile 5 detik, Jam 07.10 memberikan tehnik

relaksasi nafas dalam dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

diberi latihan relaksasi nafas dalam dan data obyektif pasien tampak rileks.

Jam 08.00 mengobservasi tekanan darah sebeleum dan setelah dilakukan

relaksasi nafas dalam, data subyektif pasien mengatakan bersedia dilakukan

pengukuran tekanan darah data obyektif tekanan darah sebelum dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam 165/90 mmHg, setelah dilakukan tindakan teknik

relaksasi nafas dalam tekanan darah pasien 140/90 mmHg. jam 08.00

memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau

dingin data subyektif pasien mengatakan daerah pipi peka terhadap panas

atau tajam data obyektif pasien tampak memejamkan mata. Jam 08.05

membatasi gerakan pada kepala, leher, tangan, dan punggung data subyektif

pasien mengatakan kepala, leher, tangan, dan punggungnya terasa pegal,

Page 61: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

50

pasien mengatakan bersedia membatasi gerakan dan data obyektif pasien

tampak terlihat memijat tangan dan punggungnya.

Implementasi hari kedua pada hari rabu tanggal 6 Januari 2016 jam

09.30 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektifnya pasien

mengatakan bersedia saat akan diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan

darah 160/100mmHg, nadi 63x/menit, RR 17x/menit, suhu 36.70C.

Implementasi jam 10.15 untuk diagnosa ketiga nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis memonitor tanda-tanda vital dengan respon

subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diperiksa, respon

objektifnya hasil tekanan darah 160/100mmHg, nadi 68x/menit, RR

16x/menit, suhu 370C. Implementasi jam 13.00 untuk diagnosa kedua nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera biologis mengkaji nyeri klien respon

subjektifnya pasien mengatakan pusing provocate faktor pencetusnya

aktivitas pasien, quality kualitas sakit rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku,

region daerah yang terasa sakit adalah leher-kepala, severe/skala sakit 5, time

waktu sakit hilang timbul 1 - 2 menit, respon objektifnya pasien tampak lesu,

memegangi kepala dengan pemeriksaan tekanan darah 160/100mmHg, nadi

70x/menit, RR 20x/menit. Implementasi jam 14.00 untuk diagnosa kedua

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis mengajarkan teknik

relaksasi respon subjektifnya pasien mengatakan masih mengingat cara

relaksasi nafas dalam, respon objektifnya pasien mendemonstrasikan teknik

relaksasi. Implementasi jam 15.15 untuk diagnosa kedua nyeri akut

Page 62: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

51

berhubungan dengan agen cidera biologis melakukan terapi tertawa dan

senam respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya semua pasien dipanti

mengikuti senam dan terapi tertawa. Implementasi jam 15.45 untuk diagnosa

kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis memonitor tanda-

tanda vital dengan respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan

diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan darah 150/90mmHg, nadi

67x/menit, RR 18x/menit, suhu 370C. Implementasi jam 16.15 untuk

diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektifnya pasien mengatakan

bersedia saat akan diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan darah

140/80mmHg, nadi 69x/menit, RR 17x/menit.

Implementasi hari pertama pada selasa tanggal 5 Januari 2016 jam

07.00 untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan integritas struktur tulang dengan mengkaji keadaan umum pasien

respon subjektifnya pasien mengatakan letih setelah beraktivitas, respon

objektifnya pasien tampak lesu, bicara pelo, ada perubahan bentuk tulang di

ekstremitas bawah kiri dengan pemeriksaan tekanan darah 170/100mmHg,

nadi 74x/menit, RR 18x/menit, suhu 36.70C. Implementasi jam 07.30 untuk

diagnosa ketiga mengajarkan teknik ambulasi respon subjektifnya pasien

mengatakan bersedia saat akan diajari, respon objektifnya pasien melakukan

ambulasi. Implementasi jam 10.15 untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang umum

memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektifnya pasien mengatakan

Page 63: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

52

bersedia saat akan diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan darah

160/100mmHg, nadi 69x/menit, RR 17x/menit, suhu 36.50C. Implementasi

jam 13.30 untuk diagnosa ketiga memberikan latihan otot tangan dan kaki

respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diberikan latihan,

respon objektifnya pasien melakukan latihan otot. Implementasi jam 15.45

untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan integritas struktur tulang memonitor tanda-tanda vital dengan

respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diperiksa, respon

objektifnya hasil tekanan darah 160/100mmHg, nadi 70x/menit, RR

20x/menit, suhu 370C. Implementasi jam 16.15 untuk diagnosa ketiga

memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektifnya pasien mengatakan

bersedia saat akan diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan darah

160/100mmHg, nadi 67x/menit, RR 18x/menit, suhu 36.50C.

Implementasi hari kedua pada hari rabu tanggal 6 Januari 2016 jam

09.30 untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan integritas struktur tulang memonitor tanda-tanda vital dengan

respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diperiksa, respon

objektifnya hasil tekanan darah 160/100mmHg, nadi 63x/menit, RR

17x/menit, suhu 36.70C. Implementasi jam 10.15 untuk diagnose ketiga

hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur

tulang memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektifnya pasien

mengatakan bersedia saat akan diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan

darah 160/100mmHg, nadi 68x/menit, RR 16x/menit, suhu 370C.

Page 64: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

53

Implementasi jam 13.00 untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang mengkaji keadaan

umum pasien respon subjektifnya pasien mengatakan letih setelah

beraktivitas, respon objektifnya pasien tampak lesu, bicara pelo, ada

perubahan bentuk tulang di ekstremitas bawah kiri dengan pemeriksaan

tekanan darah 160/90mmHg, nadi 70x/menit, RR 20x/menit, suhu 36.50C.

Implementasi jam 13.30 untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang memberikan latihan

otot tangan dan kaki respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat

akan diberikan latihan, respon objektifnya pasien melakukan latihan otot.

Implementasi jam 15.45 untuk diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang memonitor tanda-

tanda vital dengan respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan

diperiksa, respon objektifnya hasil tekanan darah 160/90mmHg, nadi

67x/menit, RR 18x/menit, suhu 370C. Implementasi jam 16.15 untuk

diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

integritas struktur tulang memonitor tanda-tanda vital dengan respon

subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan diperiksa, respon

objektifnya hasil tekanan darah 160/90mmHg, nadi 69x/menit, RR 17x/menit,

suhu 370C.

Page 65: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

54

F. Evaluasi

Evaluasi hari pertama selasa tanggal 05 Januari 2016 jam 13.00 WIB

dengan metode SOAP, respon subyektif mengatakan kepala-leher cengeng,

pegel. Respon obyektif TD : 160/100 mmHg, N : 65x/ menit, S : 36, 5°C, RR

: 20x/ menit, pasien terlihat lemas, kulit pasien tampak pucat, capilary refile 5

detik. Analisa keperawatannya masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi dengan monitor vital

sign, mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah berikan teknik relaksasi

nafas dalam, memberikan teknik relaksasi nafas dalam.

Evaluasi hari kedua, rabu tanggal 06 Januari 2016 jam 13.10 WIB

dengan metode SOAP, respon subyektif mengatakan kepala-leher cengeng,

pegel. Respon obyektif TD : 140/90 mmHg, N : 65x/ menit, S : 36, 5°C, RR :

20x/ menit, pasien terlihat lemas, kulit pasien tampak pucat, capilary refile 5

detik. Analisa keperawatannya masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi dengan monitor vital

sign, mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah berikan teknik relaksasi

nafas dalam, memberikan teknik relaksasi nafas dalam.

Evaluasi hari pertama selasa 5 Januari 2016 jam 12.50 untuk diagnosa

kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis evaluasi

subjektifnya pasien mengatakan pusing provocate faktor pencetusnya

aktivitas pasien, quality kualitas sakit rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku,

region daerah yang terasa sakit adalah leher-kepala, severe/skala sakit 6, time

waktu sakit hilang timbul 1 - 2 menit, evaluasi objektifnya tampak

Page 66: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

55

memegangi leher-kepala, tekanan darah 160/100mmHg, RR 18x/menit, nadi

67x/menit,analisanya masalah belum teratasi, planningnya lanjutkan

intervensi beri teknik relaksasi.

Evaluasi hari kedua rabu 6 Januari 2016 jam 13.30 untuk diagnosa

kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis evaluasi

subjektifnya pasien mengatakan pusing provocate faktor pencetusnya

aktivitas pasien, quality kualitas sakit rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku,

region daerah yang terasa sakit adalah leher-kepala, severe/skala sakit 5, time

waktu sakit hilang timbul 1 - 2 menit, evaluasi objektifnya tampak

memegangi leher-kepala, tekanan darah 150/90mmHg, RR 16x/menit, nadi

69x/menit,analisanya masalah belum teratasi, planningnya lanjutkan

intervensi beri teknik relaksasi.

Evaluasi hari pertama selasa 5 Januari 2016 jam 12.40 untuk

diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

integritas struktur tulang evaluasi subjektifnya pasien mengatakan letih

setelah beraktivitas, evaluasi objektifnya ekstremitas bawah ada perubahan

bentuk tulang, bicara pelo, tekanan darah 140/90mmHg, RR 18x/menit, nadi

67x/menit, suhu 36.50C, analisanya masalah belum teratasi, planningnya

lanjutkan intervensi beri latihan.

Evaluasi hari kedua rabu 6 Januari 2016 jam 13.10 untuk diagnosa

ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang evaluasi subjektifnya pasien mengatakan letih setelah

beraktivitas, evaluasi objektifnya ekstremitas bawah ada perubahan bentuk

Page 67: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

56

tulang, bicara pelo, tekanan darah 150/90mmHg, RR 16x/menit, nadi

69x/menit, suhu 36.70C, analisanya masalah belum teratasi, planningnya

lanjutkan intervensi beri latihan ambulasi.

Page 68: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

57

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Bab ini merupakan pembahasan kasus yang diambil dari BAB IV,

yaitu membahas mengenai analisa penurunan tekanan darah yang diperoleh

dari studi kasus asuhan keperawatan tekanan darah pada Ny. W dengan

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer akibat Hipertensi di Panti Sasana

Tresna Werdha Darma Bakti Wonogiri, berdasarkan teori dan kesenjangan-

kesenjangan yang terjadi pada saat studi kasus, dimana pembahasan yang

penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan salah satu komponen dari

proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam

menggali permasalahan dari pasien meliputi usaha pengumpulan data

tentang status kesehatan seorang pasien secara sistematis, menyeluruh,

akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2009).

Pengkajian dilakukan dengan komprehensif pada Ny. W

dengan hipertensi pada tanggal 04 Januari 2016 dengan metode

pengkajian autoannamnesa, alloannamnesa, observasi, dan pemeriksaan

fisik(Setiadi, 2012). Dalam teori tersebut dijelaskan metode

pengkajian dengan cara wawancara langsung pada pasien

Page 69: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

58

maupun keluarga, observasi, dan pemeriksaan fisik, akan tetapi disini

penulis menambahkanuntuk menelaah catatan medis dan catatan perawat

sebagai data penunjang pasien.Hasil pengkajian penulis terhadap Ny. W

sudah sesuai dengan teori pengkajian pola gardon (Setiadi, 2012) dimana

dalam teori tersebut menjelaskan format pengkajian pasien dengan

pendekatan pola fungsi kesehatan menurut Gordon (Gordon Functional

Health Patterns) terdiri dari tanggal masuk, ruangan/kelas, nomer kamar,

diagnosa masuk. Identitas terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, penanggung jawab. Pada

riwayat sakit dan kesehatan terdiri dari keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyekit dahulu, pengkajian fisik abdomen, integumen,

ektremitas. Pemeriksaan penunjang. Rumusan masalah (Setiadi 2012).

Hasil pengkajian Ny. W di diagnosa memiliki penyakit

Hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Widharto, 2007)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih

dari suatu periode. Berbagai hal berperan sebagai factor pencetusnya

antara lain factor keturunan, jenis kelamin, dan usia (laki-laki yang

berumur 35-50 tahun dan wanita pasca menopause beresiko tinggi

mengalami hipertensi), diet (mengkonsumsi tinggi garam dan lemak

secara langsung berhubungan dengan perkembangan hipertensi), berat

badan, gaya hidup (merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat

Page 70: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

59

meningkatkan tekanan darah bila gaya hidup menetap). Hipertensi

biasanya tanpa gejala dan sering disebut silent killer.

Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny. W didapat keluhan

utama nyeri kepala pusing saat beraktivitas, kualitas sakit rasanya

cengeng (pegel-pegel) kaku, pada leher-kepala, skala sakit 6, hilang

timbul 1 - 2 menit, tekanan darah 170/100mmHg, nadi 74x/menit, RR

18x/menit, Hal ini sesuai dengan teori (Udjianti, 2010) dalam

(Ambarwati, 2013) bahwa penyebab nyeri kepala pada kasus hipertensi

berat gejala yang dialami oleh penderita hipertensi antara lain palpitasi,

kelelahan, ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri dada,

epistaksis, pandangan kabur atau ganda, sulit tidur, dan gejala paling

umum adalah nyeri kepala (rasa berat di tengkuk).

Pada hasil pengkajian BAK tidak lancar, balance cairan

+100CC/8Jam, mukosa bibir lembab, capillary refile time kembali dalam

5 detik, kaki udem, ada perubahan tekanan darah 170/100mmHg. Hal ini

sesuai dengan manifestasi klinis hipertensi yaitu timbulnya perubahan

tekanan darah (T. Heather Herdman, 2012). Tekanan darah adalah gaya

atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari

jantung keseluruh tubuh (Palmer, 2007), Tekanan darah orang dewasa

dinyatakan normal bila angka sistolik (angka atas) di bawah 140 mmHg

dan angka diastolik (tekanan bawah) di bawah 85 mmHg (Price dan

Henderson, 2005; dalam Herminto, dkk, 2013).

Page 71: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

60

Pada pengkajian ekstremitas, atas: kekuatan otot kanan bisa

digerakkan dengan normal, Range of Motion kanan bisa digerakkan

dengan normal, tidak ada udem, Capilary refile time 5 detik kembali,

Perubahan bentuk tulang ada pada tangan kiri dan ada udem, Perabaan

akralnya hangat. Bawah: kekuatan otot kanan/kiri bisa digerakkan tetapi

menggunakan alat bantu, Range of Motion kaki kiri bengkok, sedangkan

kaki kanan normal, Capilary refile time 5 detik kembali, Perubahan

bentuk tulang ada pada kaki kiri, dan perabaan akralnya hangat. Menurut

Corwin (2009); dalam Kristmas, et al (2013) menyatakan bahwa ada

beberapa tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita hipertensi

bertahun-tahun, yaitu seperti sakit kepala saat terjaga (terkadang disertai

mual dan muntah akibat peningkatan intrakranium), penglihatan kabur

akibat kerusakan hipertensif pada retina, cara berjalan mulai terganggu

karena mulai adanya kerusakan susunan saraf pusat, nokturia yang

disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,

edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

Hasil pengkajian pola aktivitas dan latihan selama sakit penulis

mendapat data bahwa aktivitas seperti makan/minum, berpakaian,

mobilisasi ditempat tidur, dan toileting didapat score 0 atau mandiri

tetapi berpindah dan ambulasi atau ROM didapat score 1 atau dibantu

dengan alat. Menurut Tarwoto (2011) dalam Ambarwati (2013) nyeri

kepala pada pasien hipertensi menimbulkan perasaan yang tidak nyaman

dan hal ini dapat berpengaruh pada aktifitasnya, tidak terpenuhi

Page 72: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

61

kebutuhan dasarnya, bahkan dapat berdampak pada kebutuhan

psikologisnya seperti, menarik diri, menghindari percakapan, dan

menghindari kontak dengan orang lain.

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien

sedang. Kesadaran composmentis dengan nilai glasglow coma scale

(GCS) 15, eye 4, verbal 5, motoric 6. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

sebagi berikut, tekanan darah 170/100mmHg, frekuensi nadi 74x/menit

dengan irama teratur, teraba kuat, Respirasi 18x/menit, iramanya teratur,

dan suhu 36.70C. Teori menyatakan pasien hipertensi akan mengalami

peningkatan yang abnormal pada tekanan darah dalam pembuluh darah

arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Menurut WHO

batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah

140/90mmHg, sedangkan tekanan darah lebih dari 160/95mmHg

dinyatakan dalam hipertensi (Udjianti, 2010; dalam Ambarwati, 2013).

2. Perumusan masalah keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon

individu, keluarga daan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai

dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi 2012). Dalam

merumuskan diagnosa keperawatan terdiri dari 3 komponen yaitu respon

manusia (problem), faktor yang berhubungan (etiologi), tanda dan gejala

(simpton) (Setiadi, 2012).

Page 73: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

62

Pada diagnosa keperawatan pertama yang diambil penulis

adalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

tekanan darah tinggi. Menurut Nurarif (2013), Ketidakefektifanperfusi

jaringan perifer adalah penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat

mengganggu kesehatan. Batasan karakteristik capilary refile<2 detik,

perubahan tekanan darah di ekstremitas, perubahan fungsi motorik,

perubahan karakteristik kulit, warna kulit pucat (Herdman, 2012).

Diagnosa ketidakefektifanperfusi jaringan perifer berhubungan dengan

hipertensi muncul pada Ny.W berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal

04 Januari 2016 didapatkan hasil untuk diagnosa pertama bahwa pasien

mengatakan pusing, cengeng, dan lehernya terasa pegal. Data obyektif

pasien terlihat lemas, warna kulit pasien tampak pucat, pasien tampak

memegangi leher, capilary refile 5 detik kembali. Tekanan darah 170/100

mmHg, frekuensi nadi 74 kali per menit, suhu 36,50

C, frekuensi

pernafasan 20 kali per menit, sehingga didapatkan masalah keperawatan

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan tekanan

darah tinggi.

Untuk memprioritaskan diagnosa keperawatan Ny.W. Diagnosa

pertama adalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan

dengan hipertensi dikarenakan sirkulasi darah berhubungan dengan

kebutuhan fisiologis seseorang, namun dengan tindakan pemberian

relaksasi nafas dalam diharapkan dapat menurunkan tekanan darah.

Dengan tindakan tersebut maka sirkulasi darah tubuh pasien akan

Page 74: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

63

mengalir dengan lancar dengan pemberian relaksasi nafas dalam dapat

memperlancar peredaran darah dan meregangkan ketegangan otot maka

dapat menurunkan tekanan darah menjadi normal.

Perumusan diagnosa keperawatan pada kasus ini didasarkan

pada keluhan utama dan beberapa karakteristik yang muncul pada pasien

dan dibuat berdasarkan kebutuhan dasar teori Maslow. Dari pengkajian

pada Ny. W didapatkan hasil pengkajian pola kognitif perseptual,

sebelum sakit pasien mengatakan tidak merasakan sakit pada anggota

tubuhnya. Selama sakit pasien mengatakan kepala pusing (cengeng),

dengan karakteristik sakit yang dirasakan adalah sebagai berikut,

provocate faktor pencetusnya aktivitas pasien, quality kualitas sakit

rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku, region daerah yang terasa sakit

adalah leher-kepala, severe/skala sakit 6, time waktu sakit hilang timbul

1 - 2 menit. Data objektif didapatkan pasien tampak memegangi kepala

(sikap melindungi area nyeri), mata kurang bercahaya, Tekanan Darah

170/100mmHg, Nadi 74x/menit, pernafasan 18x/menit. Sehingga penulis

mengambil diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(hipertensi). Dimana nyeri akut adalah pengalaman sensori dan

emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan

jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal

kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of

Pain):awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga

Page 75: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

64

berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan

berlangsung ≤ 6 bulan (Nurarif & Kusuma 2013).

Batasan karakteristik nyeri akut secara subyektif diungkapkan

pasien secara verbal atau melaporkan dengan isyarat, sedangkan secara

obyektif diungkapkan pasien dengan gerakan melindungi nyeri,

perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan

frekuensi pernafasan, mata kurang bercahaya (Nurarif & Kusuma 2013).

Penentuan etiologi dari diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis didasarkan pada pengkajian hasil perubahan tekanan

darah tinggi.

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan

muskuloskeletal. Ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan

merasa nyeri dan kaku pada kedua lututnya, kakinya gemetaran jika

berjalan atau berdiri terlalu lama, jika nyeri timbul pasien kesulitan

menggerakkan kedua kakinya. Dan data objektifnya kaki pasien tampak

gemetaran, pasien tampak kesulitan menggerakkan kakinya, tampak

perubahan bentuk tulang (pasien berjalan membungkuk), kekuatan otot

ekstremitas bawah kanan dan kiri skala 4.

Perumusan diagnosa ketiga didapatkan hasil pengkajian

hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh

atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Batasan karakteristiknya

antara lain: penurunan waktu reaksi, kesulitan membolak balikan posisi,

melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (misal:

Page 76: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

65

meningkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, mengendalikan

perilaku, fokus pada ketunadayaan/ aktivitas sebelum sakit), dispnea

setelah beraktivitas, perubahan cara berjalan, keterbatasan kemampuan

melakukan keterampilan motorik halus, keterbatasan tentang gerak sendi,

tremor akibat pergerakan, pergerakan lambat dan pergerakan tidak

berkoordinasi (Herdman, 2012).

Pada pembahasan ini penulis mengambil tiga diagnosa yaitu

diagnose pertama ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan

dengan tekanan darah tinggi, diagnosa kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang. Hal ini sesuai

dengan teori Muttaqin (2009). Dimana dalam memprioritaskan diagnosa

sesuai dengan teori Hirearki Maslow. Dalam teori Muttaqin (2009) pada

pasien hipertensi terdapat 5 diagnosa keperawatan, tetapi penulis hanya

mengambil 3 diagnosa keperawatan karena data yang muncul yang

diperoleh dari pasien hanya meliputi 3 diagnosa tersebut.

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk

mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu,

meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan

klien. Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dan

arti pada asuhan keperawatan, karena perencanaan adalah sumber

Page 77: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

66

informasi bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan klien.

Rencana ini merupakan sarana komunikasi yang utama, dan memelihara

continuitas asuhan keperawatan klien bagi seluruh anggota tim (Setiadi,

2012). Proses perencanaan keperawatan meliputi penetapan tujuan

perawatan, penetapan kriteria hasil, pemilihan intervensi yang tepat, dan

rasionalisasi dari intervensi dan mendokumentasikan rencana perawatan

(Setiadi, 2012).

a. Ketidakefektifanperfusi jaringan berhubungan dengan tekanan darah

tinggi

Dengan intervensi adanya perubahan tekanan darah untuk

mengetahui perubahan vital sign, berikan terapi non-farmakologi dengan

pemberian relaksasi nafas dalam untuk melancarkan peredaran

pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot, ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam. Pada kasus Ny.W penulis melakukan rencana tindakan

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan sirkulasi darah dalam tubuh

tidak terganggu dengan kriteria hasil tekanan systole dan diastole dalam

rentang yang diharapkan, tidak ada ortostatik hipertensi (Wijaya dan

Puri, 2013). Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan

darah 120-140/80-90 mmHg, frekuensi nadi 60-100 kali per menit, suhu

36-37,50

C (Purwatiningsih, 2009).

Masalah keperawatan yang kedua dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis, yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan nyeri akut dapat

Page 78: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

67

berkurang bahkan hilang dengan kriteria hasil pasien mengungkapkan

penurunan rasa nyeri, skala nyeri turun menjadi 1 bahkan 0, pasien

merasa nyaman, pasien mampu mengontrol nyeri, pasien terlihat rileks,

pasien mampu mengontrol nyeri dengan teknik non-farmakologi (tarik

nafas dalam). Penulis menuliskan intervensi sesuai dengan kriteria NIC

(Nursing Intervension Clacification)menurut Nurarif & Kusuma,

(2013)berdasarkan diagnosa keperawatan nyeri akut, perencanaannya

adalah (Pain management) lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor

presipitasi, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, gunakan

teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri

pasien, kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri, evaluasi

pengalaman nyeri masa lampau, evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau, bantu

pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan, kurangi

factor presipitasi nyeri, pilih dan lakukan penanganan nyeri,

farmakologis dan nonfarmakologis), kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi, ajarkan tentang teknik non farmakologis, berikan

analgetik untuk mengurangi nyeri, evaluasi keefektifan kontrol nyeri,

kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri yang

tidak berhasil. Penulis menyusun perencanaan antara lain kaji status nyeri

pasien dengan rasionaliasi untuk mengetahui skala nyeri pasien. Untuk

mengetahui skala nyeri pasien maka dalam mengkaji skala nyeri penulis

Page 79: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

68

menggunakan metode pengkajian nyeri PQRST. Provoking inciden :

Apakah ada peristiwa yang menjadi factor prepitasi nyeri.Quality of pain

: Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien. Apakah seperti terbakar,

berdenyut / menusuk. Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa

reda, apakah rasa sakit menjalar / menyebar dan dimana rasa sakit

terjadi.Saverity (scale of pain) : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan

pasien, bisa berdasarkan skala nyeri / pasien menerangkan seberapa jauh

rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya. Time : Berapa lama

nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari /

siang hari. (Nasrul Effendy, 1995) dalam Wijaya & Putri (2013).

Intervensi yang kedua adalah berikan kesempatan waktu

istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman dengan

rasionalisasi memberikan kenyamanan pada pasien untuk

istirahat.Intervensi yang ketiga adalah ajarkan pasien untuk melakukan

tarik nafas dalam ketika nyeri muncul dengan rasionalisasi memberikan

kenyamanan pada pasien. Relaksasi nafas dalam merupakan kebebasan

mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat merubah

persepsi konitif dan motivasi efektif pasien. Teknik relaksasi membuat

pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau rasa

nyeri stres fisik dan emosi pada nyeri (Perry & Potter, 2005). Penulis

tidak membuat semua perencanaan berdasarkan teori dikarenakan adanya

keterbatasan alat dan tempat yang tidak memadai.

Page 80: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

69

Intervensi Masalah keperawatan yang ketiga dengan diagnosa

hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x

24 jam diharapkan dapat tercapai dengan criteria hasil pasien meningkat

dalam aktifitas fisik, dengan intervensi penulis menyusun perencanaan

antara lain: kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, dampingi dan

bantu pasien saat mobilisasi, ajarkan pasien tentang teknik

ambulasi/ROM untuk melatih pergerakan pasien, dan kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain untuk mengawasi aktifitas pergerakan pasien (NIC

dalam Yuli Reni, 2014).

4. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus dari

intervensi keperawatan antara lain : mempertahankan daya tahan tubuh,

mencegah komplikasi, menemukan perubahan sistem tubuh, mencegah

komplikasi, menemukan perubahan sistem tubuh, memantapkan

hubungan klien dengan lingkungan, implentasi pesan dokter (Setiadi,

2012).

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny.W dengan

diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

tekanan darah tinggi yaitu memonitor TTV, memberikan aktivitas jalan

pagi untuk menguatkan otot jantung dan memperbesar bilik jantung, hal

ni akan meningkatkan efisiensi kerja jantung elastisitas pembuluh darah

Page 81: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

70

akan meningkat sehingga jalannya darah akan lebih lancar dan tercegah

pula keadaan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner.

Lancarnya pembuluh darah juga akan membuat lancar pula pembuangan

zat sisa sehingga tidak mudah lelah otot rangka akan bertambah

kekuatan, keletentukan, dan daya tahannya, sehingga mendukung

terpeliharanya kelincahan serta kecepatan reaksi. Kekuatan dan

kepadatan tulang akan bertambah karena ada tarikan otot sewaktu latihan

fisik dan tercegahlah pengeroposan tulang persendian akan lebih lentur

sehingga gerakan sendi tidak terganggu. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian Khomarun (2012), dengan judul pengaruh aktifitas jalan pagi

yang hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan dalam perubahan

penurunan tekanan darah setelah dilakukan aktifitas fisik jalan pagi

memberikan posisi nyaman, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam,

memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau

dingin, membatasi gerakan pada kepala, leher, tangan, dan punggung.

Implementasi dilakukan dari perencanaan yang disusun

sebelumnya. Berikut ini pembahasan implementasi dari masing-masing

diagnosa: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,

implementasi yang dilakukan pada tanggal 5, 6, 7 Januari 2016 adalah

mengkaji status nyeri pasien PQRST, metode PQRST meliputi Provoking

inciden : Apakah ada peristiwa yang menjadi factor prepitasi

nyeri.Quality of pain : Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Apakah seperti terbakar, berdenyut / menusuk. Region Radiation,

Page 82: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

71

relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar /

menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.Saverity (scale of pain) :

Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala

nyeri / pasien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya. Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan,

apakah bertambah buruk pada malam hari / siang hari (Nasrul Effendy,

1995) dalam Wijaya & Putri (2013).

Mengajarkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam ketika

nyeri muncul. Penulis menekankan pada pemberian teknik relaksasi nafas

dalam untuk menurunkan nyeri,dimana teknik relaksasi nafas dalam

adalah salah satu dari tindakan keperawatan dalam menurunkan nyeri.

Dalam jurnal Syaiful & Rachmawan (2014) teknik relaksasi nafas dalam

terbukti sangat efektif untuk menurunkan nyeri, teknik relaksasi nafas

dalam juga sangat mudah dilakukan tanpa menggunakan alat bantu.

Relaksasi nafas dalam melibatkan sistem otot dan respirasi tidak

membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau

sewaktu-waktu dan dapat digunakan dalam jangka waktu relatif lebih

lama. Penulis melakukan teknik relaksasi nafas dalam ini selama 3 hari

pengelolaan, dan selama 1 hari berikan teknik relaksasi 4 kali. Dimana

dalam 3 hari pengelolaan ini penulis mendapatkan data sebagai berikut

pada hari pertama skala nyeri 6, hari kedua skala nyeri 5, hari ketiga

skala nyeri 4. Hal ini sesuai dengan teori dalam jurnal Syaiful &

Rachmawan (2014) dimana dalam setiap implementasi mengalami

Page 83: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

72

penurunan skala nyeri. Penulis tidak melakukan semua perencanaan

berdasarkan teori dikarenakan adanya keterbatasan alat dan tempat yang

tidak memadai.

Diagnosa keperawatan ketiga implementasi yang dilakukan

mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, mendampingi dan

membantu pasien saat mobilisasi, mengajarkan pasien tentang teknik

ambulasi/ROM untuk melatih pergerakan pasien, dan berkolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain untuk mengawasi aktifitas pergerakan

pasien (NIC dalam Yuli Reni, 2014).

5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien,

keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk

melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan

dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

Evaluasi keperawatan pada Ny. W yang dirawat dipanti sasana

tresna wredha dharma bhakti wonogiri hari pertama selasa pada tanggal

05 Januari 2016 diagnosa pertama dengan metode SOAP, respon

subyektif mengatakan kepala-leher terasa cengeng, pegal-pegal. Respon

obyektif pasien terlihat lemas, kulit pasien tampak pucat, capilary refile 5

detik. Maka dapat disimpulkan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer belum teratasi. Planning, lanjutkan intervensi dengan monitor

Page 84: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

73

vital sign, monitor tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan

tindakan relaksasi nafas dalam, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

Evaluasi dilakukan setiap hari diakhir shift dengan metode

SOAP berdasarkan kriteria NOC (Nursing Outcame Clacification)

menurut Nurarif & Kusuma, (2013), didapatkan hasil evaluasi hari kedua

rabu tanggal 6 Januari 2016 jam 17.00 untuk diagnosa kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis evaluasi subjektifnya pasien

mengatakan pusing provocate faktor pencetusnya aktivitas pasien,

quality kualitas sakit rasanya cengeng (pegel-pegel) kaku, region daerah

yang terasa sakit adalah leher-kepala, severe/skala sakit 4, time waktu

sakit hilang timbul 1 - 2 menit, evaluasi objektifnya tampak memegangi

leher-kepala, tekanan darah 140/90mmHg, RR 18x/menit, nadi

69x/menit, analisanya masalah teratasi sebagian, planningnya lanjutkan

intervensi beri teknik relaksasi. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut sesuai

dengan kriteria NOC (Nursing Outcame Clacification) menurut Nurarif

& Kusuma, (2013) bahwa teori tersebut menyebutkan mampu

mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), melaporkan

bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu

mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, tanda nyeri), menyatakan

rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Evaluasi hari kedua 6 Januari 2016 jam 17.30 untuk diagnosa

keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

Page 85: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

74

integritas struktur tulang dengan menggunakan metode SOAP

(Subjective, Objective, Analise, Planning) didapatkan hasil sebagai

berikut subjektifpengurus panti mengatakan bersedia mengawasi aktifitas

pasien, objektif pengurus panti tampak mengawasi aktifitas pasien dan

tampak seringkali mengingatkan pasien untuk lebih berhati-hati saat

melakukan kegiatan atau aktifitas. Analisa masalah teratasi sebagian.

Planning intervensi dilanjutkan yaitu kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lain untuk mengawasi aktifitas pergerakan pasien dan ajarkan tehnik

ambulasi/ROM untuk melatih pergerakan pasien.

Page 86: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

75

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan intervensi berbasis riset yang telah dilakukan penulis

pada Ny. W dengan hipertensi di Panti Sasana Tresna Wredha Dharma Bakti

Wonogiri pada tanggal 05 sampai dengan 07 Januari 2016 dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian pada Ny. W diperoleh data subyektif pasien

mengatakan kepala-leher terasa cengeng, pegal-pegal. Data obyektif

pasien tampak lemas, capilary refile 5 detik, warna kulit pasien terlihat

pucat, tekanan darah 170/100 mmHg nadi 74x/menit, RR 18x/menit.

Pada pasien hipertensi ditemukan data-data yaitu nyeri akut,

didapatkan data pasien pasien mengatakan pusing provocate faktor

pencetusnya aktivitas pasien, quality kualitas sakit rasanya cengeng

(pegel-pegel) kaku, region daerah yang terasa sakit adalah leher-kepala,

severe/skala sakit 6, time waktu sakit hilang timbul 1 - 2 menit. Data

objektif pasien tampak lesu, tekanan darah 170/100mmHg, nadi

74x/menit, RR 18x/menit, memegangi kepala.

Masalah diagnosa ketiga hambatan mobilitas fisik ditandai

denganletih setelah aktivitas, data objektifnya tekanan darah

Page 87: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

76

170/100mmHg, nadi 74x/menit, suhu 36.70C, RR 18x/menit, ada

perubahan bentuk tulang pada kaki kiri, bicara pelo, tampak lesu.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien dengan

hipertensi untuk lansia ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan tekanan darah tinggi, nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis, hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kerusakan intregritas struktur tulang.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi yang dibuat berdasarkan masalah keperawatan yang

pertama ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

tekanan darah tinggi, memonitor vital sign, berikan aktifitas jalan pagi,

batasi gerakan pada kepala, leher, tangan, dan punggung, monitor adanya

daerah tertentu yang peka terhadap panas atau dingin.

Intervensi yang dibuat untuk mengatasi masalah keperawatan

yang muncul pada kasus dengan hipertensi, yakni dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali 24 jam diharapkan

masalah keperawatan teratasi dengan kriteria hasil pasien melaporkan

bahwa nyeri berkurang, mengatakan rasa nyaman setelah nyeri

berkurang, dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Rencana

keperawatan untuk menyelesaikan masalah nyeri yaitu kaji secara

komprehensif tentang nyeri PQRST (Provoking, Quality, Regio, Scale,

Time), monitor tanda-tanda vital, lakukan teknik variasi untuk

Page 88: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

77

mengurangi nyeri secara (aplikasi pemberian teknik relaksasi nafas

dalam), dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik.

Rencana keperawatan yang dilakukan penulis untuk

menyelesaikan masalah hambatan mobilitas fisik yaitu kaji kemampuan

pasien dalam mobilisasi, dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi,

ajarkan pasien tentang teknik ambulasi/ROM, dan kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain untuk mengawasi aktifitas pergerakan pasien.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan yang dapat dilakukan pada Ny.W

dengan hipertensi stadium II adalah sesuai dengan intervensi yang sudah

dibuat dan lebih mengoptimalkan pemberian relaksasi nafas dalam untuk

menurunkan tekanan darah.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan yang didapat setelah 2 hari pengelolaan pada

Ny.W dengan hipertensi adalah masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

belum teratasi, masalah nyeri akut belum teratasi, hambatan mobilitas

fisik belum teratasi.

6. Analisa praktek jurnal

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan ada penurunan

tekanan darah yang signifikan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas

dalam selama 2 hari dengan frekuensi latihan 1 kali.

Page 89: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

78

B. Saran

1. Bagi Pasien

Diharapkan agar klien dapat melakukan tehnik relaksasi nafas dalam

ketika nyeri muncul.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan

maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawatan yang optimal pada umumnya yaitu dengan dengan

memberikan Teknik relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan aplikasi berbasis riset ini dapat menjadi referensi bagi

institusi keperawatan tentang pemberian tehnik relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Diharapkan

institusi pendidikan dapat mengembangkan tehnik relaksasi nafas dalam

ini untuk memperluas wawasan.

4. Bagi Penulis

Diharapkan dapat memberi pengalaman baru dalam melakukan intervensi

berbasis riset berdasarkan jurnal. Penulis dapat mengetahui manfaat

pemberian tehnik relaksasi nafas dalam bagi pasien yang mengalami

hipertensi.

Page 90: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Waren A&SitumorangE.dkk.2009.Faktor-Faktor Yang

BerhubunganDenganKejadianHipertensiPadaPasien Yang Berobat Di

PoliklinikDewasaPuskesmasBangkinangPeriodeJanuariSampaiJuni

2008. Jurnal.FK UNRI.hal 10-11

Arthur C. Guyton, John E Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.

Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.

Boestan, dkk. 2010. Pedoman Diagnosa dan Terapi. Surabaya : RSUD Dr.

Soetomo.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.

Jakarta: EGC.

Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi. Editor: Yudha, E Komara.

Jakarta: EGC

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta: EGC.

Gunawan, Lany, (2001), Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Yogyakarta: Kanisius

Irza, Sukriyani. 2009. Analisis Faktor Resiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari

Bungo Tanjung Sumatera Barat. Medan : universitas Sumatera Utara

Kamaludddin, Ridlwan. 2010. Pertimbangan Dan Alasan Pasien Hipertendi

Menjalani Terapi Alternatif Komplementer Bekam Di Kabupatan

Banyumas. Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.

Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

KardiovaskulerDan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika

Medical Shocker, 2012. Pengaruh Tehnik Relaksasi Pernafasan

DiafragmaTerhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

Derajat II

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/49017834?extension=

pdf&ft=1370166341&lt=1370169951&user_id=37484991&uahk=ukNPk

Vht7KNn7ibpVAxsj1+4uaA (diakses pada tanggal 20 Desember

2015,pada pukul 20:15 WIB)

Page 91: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP … filepenurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan ny.w dengan hipertensi sedang di panti sasana tresna program sekolah tinggi

NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan; Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Edisi 6. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC

Potter PA, & Perry AG. 2010. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta :

Salemba Medika

RISKESDAS, 2007. http:://

www.k4health.org/sites/default/files/laporan%20Riskesdas%202007.pdf

. Diakses pada tanggal 19 Desember 2015

Ritu, Jain. 2011. Pengobatan Alternatif Untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta

: Gramedia

Smeltzer, S. C. & bare, B.G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Jakarta: EGC

Soeharto, I. 2001. Kolesterol & Lemak Jahat, Kolesterol & Baik, Dan Proses

TerjadinyaSerangan Jantung Dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Susanto, Sigit 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi

11.5. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Tarwoto, (2011), Pengaruh Latihan Slow Deeb BreathingTerhadap

IntensitasNyeri Kepala Akut Pada Pasien Cedera Kepala Ringan,

Jakarta : Tesis. Universitas Indonesia