PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS...

128
TESIS PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI DARIPADA POVIDONE IODINE UNTUK PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIKUS MUKOSA MULUT TIKUS PUTIH JANTAN NI KD FIORA RENA PERTIWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Transcript of PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS...

Page 1: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

TESIS

PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH

ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50%

LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN

REEPITELIALISASI DARIPADA POVIDONE IODINE

UNTUK PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIKUS

MUKOSA MULUT TIKUS PUTIH JANTAN

NI KD FIORA RENA PERTIWI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

TESIS

PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH

ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50%

LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN

REEPITELIALISASI DARIPADA POVIDONE IODINE

UNTUK PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIKUS

MUKOSA MULUT TIKUS PUTIH JANTAN

NI KD FIORA RENA PERTIWI

1290761002

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS

(Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH

MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN

REEPITELIALISASI DARIPADA POVIDONE IODINE UNTUK

PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIKUS MUKOSA MULUT

TIKUS PUTIH JANTAN

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

NI KD FIORA RENA PERTIWI

1290761002

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 28 JULI 2015

Pembimbing I

Prof. Dr.dr.I Putu Gede Adiatmika, M.Kes

NIP 196603091998021003

Pembimbing II

Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, MOH, Sp.Erg

NIP 194712111976021001

Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program

Pascasarjana Universitas Udayana

Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK

NIP. 195805211985031002

Direktur Program Pascasarjana Universitas

Udayana

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)

NIP 19590215198510 2001

Mengetahui

Page 5: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Tesis Ini Telah Diuji

Tanggal 28 Juli 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

No: 1969/UN14.4/HK/2015, Tanggal 1 Juli 2015

Ketua : 1. Prof. Dr.dr.I Putu Gede Adiatmika, M.Kes.

Anggota :

2. Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, MOH,Sp.Erg.

3. Prof. Dr. dr. Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro

4. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, MSc., Sp.And

5. Dr.dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si, Sp.MK(K)

Page 6: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI
Page 7: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena hanya atas asung wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tesis yang berjudul “Pemberian Topikal Ekstrak Etanol Buah Adas

(Foenicullum Vulgare Mill) konsentrasi 50% lebih Meningkatkan Angiogenesis

dan Reepitelialisasi daripada Povidone Iodine untuk Penyembuhan Ulkus

Traumatikus Tikus Putih Jantan ” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini, dengan ketulusan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Udayana atas segala kesempatan yang telah diberikan,

2. Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK, selaku Ketua

Program Studi Magister Ilmu Biomedik Universitas Udayana atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti program

magister,

3. Prof. Dr.dr.I.P.G.Adiatmika, M.Kes., selaku Pembimbing I atas segala

bimbingan, arahan dan semangat yang telah diberikan selama ini,

4. Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, MOH,Sp.Erg., selaku Pembimbing II

atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan,

5. Prof. Dr. dr. Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro, Prof. Dr. dr. J. Alex

Pangkahila, MSc., Sp.And, dan Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si,

Page 8: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Sp,MK(K) Selaku Penguji, tesis yang telah memberikan masukan, saran,

dan koreksi yang sangat membangun sehingga tesis ini dapat ditulis

dengan benar.

6. Dr. dr. Susy Purnawati, selaku Kepala Bagian Fisiologi Fakultas

Kedokteran, Universitas Udayana atas segala kesempatan dan dorongan

yang telah diberikan,

7. Seluruh Dosen dan Staff pengajar pada Program Magister Biomedik

Universitas Udayana,

8. Kepala Bagian dan Staff Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana Denpasar yang telah memberikan kesempatan

mempergunakan fasilitas yang ada sehingga membantu penulis

menyelesaikan penelitian ini,

9. Kepala Bagian dan Staff Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana Denpasar yang telah memberikan kesempatan

mempergunakan fasilitas yang ada sehingga membantu penulis

menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya,

10. Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si, Sp,MK(K) Selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Udayana atas segala

kesempatan dan dukungan yang telah diberikan.

11. Ayahanda dan Ibunda terkasih, Made Sudarsana dan Ketut Sari, serta

suami tercinta Wayan Tunas Atmajaya atas segala bimbingan, dukungan

dan doanya,

Page 9: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

12. Seluruh Staff Dosen dan Pegawai PSPDG Universitas Udayana yang telah

memberikan bantuan semangat dan doa yang sangat bermanfaat bagi

penulis,

13. Kepada drg. Sartika Putri dan seluruh staff Kuta Raya Klinik 62 yang telah

memberikan doa, motivasi, dan bantuan kepada penulis,

14. Kepada keluarga besar, sahabat dan seluruh teman – teman yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu, yang turut membantu terselesaikannya

tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

maka penulis berharap kepada semua pihak agar memberi sumbangan pikiran,

kritik maupun saran yang positif demi kesempurnaannya. Penulis berharap

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi dokter gigi khususnya dan masyarakat

pada umumnya serta berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Denpasar, 30 Juli 2015

Penulis

Page 10: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

ABSTRAK

PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum

vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN

ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI DARIPADA POVIDONE

IODINE UNTUK PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIKUS MUKOSA

MULUT TIKUS PUTIH JANTAN

Prosedur perawatan gigi terkadang dapat menyebabkan luka pada mukosa

mulut secara sengaja maupun tidak sengaja. Ulkus traumatikus pada mukosa

mulut adalah luka terbuka yang sering ditemukan di dalam rongga mulut.

Gambaran klinis ulkus traumatikus berupa ulkus tunggal pada mukosa yang dapat

disebabkan oleh adanya trauma fisik atau mekanik, perubahan suhu, kimia dan

radiasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ekstrak

etanol (Foenicullum vulgare Mill.) konsentrasi 50% lebih efektif dalam

meningkatkan angiogenesis dan reepitelialisasi daripada Povidone Iodine untuk

penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut tikus putih jantan.

Telah dilakukan penelitian eksperimental Randomized Post Test Only

Control Group Design pada 32 ekor tikus putih jantan yang telah diinduksi

dengan H2O2 sehingga terjadi ulkus traumatikus pada mukosa labial bawah, dibagi

menjadi 2 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok 16 ekor tikus.

Kelompok Kontrol mendapatkan pemberian Povidone Iodine selama 3 hari, dan

Kelompok Perlakuan diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% selama

3 hari. Pada hari ke 7 tikus dieuthanasia untuk pengambilan jaringan mukosa

mulut kemudian dibuat preparat histologi dengan pengecatan HE. Data yang

diperoleh dianalisis, dimana dilakukan uji normalitas dengan Shapiro-wilk dan

dilanjutkan dengan independent T-test.

Rerata neoangiogenesis Kelompok Perlakuan dengan pemberian ekstrak

etanol buah adas konsentrasi 50% (39,19±2,28 unit) lebih tinggi dibandingkan

rerata Kelompok Kontrol yang diberikan Povidone Iodine (16,5+1,63 unit). Rerata

reepitelialisasi yang ditunjukan oleh lebar celah epitel Kelompok Perlakuan

dengan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% (976,88±97,82 μm)

lebih rendah dibandingkan rerata Kelompok Kontrol (Povidone Iodine)

(2031,06±104,70 μm). Hasil rerata neoangiogenesis dan reepitelialisasi ini

berbeda secara bermakna (p<0,05).

Disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% yang

memiliki kandungan flavonoid, saponin, tannin dan vitamin C dapat

meningkatkan neoangiogenesis dan reepitelialisasi daripada Povidone Iodine pada

penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut tikus putih jantan.

Kata Kunci : ekstrak etanol buah adas (Foenicullum vulgare Mill.), Povidone

Iodine, angiogenesis, reepitelialisasi, ulkus traumatikus

Page 11: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

ABSTRACT

TOPICALLY ADMINISTRATIONS OF 50% FENNEL’S ETANOL

EXTRACT ENHANCE NEOANGIOGENIS AND REEPHITELIZATION

IN HEALING TRAUMATIC ULCER ON ORAL MUCOSA MALE RAT

Dental procedures can sometimes inadvertently cause traumatic ulcers.

Traumatic ulcer on oral mucosal are open sore that are often found in the oral

cavity. Clinical features such as a single mucosal ulceration that can be caused by

physical or mechanical trauma, temperature changes, chemicals and radiation. The

purpose of this study was to prove whether the 50% of ethanol extract Fennel’s

(Foenicullum vulgare Mill.) more effective in improving angiogenesis and

reepithelialization than Povidone Iodine in healing traumatic ulcer on oral mucosa

male rats.

This study used Randomized Post Test Only Control Group Design and

were done used 32 male rats that had been induced by H2O2, caused traumatic

ulcers in the lower labial mucosa, this animal were divided into two groups, each

group contain 16 rats. Control group get Povidone Iodine administration for 3

days, and the treatment group was given 50% of ethanol extract fennel’s for 3

days. On 7th day, mice euthanized for tissue sampling and histological

preparations were made by HE staining. The data were analyzed using Shapiro-

Wilk for normality test and continued using by independent T-test.

The Mean of neoangiogenesis at treatment group by administration 50%

of ethanol extract fennel’s (39.19 ± 2.28 units) was higher than the average of the

control group was given Povidone Iodine (16.5 + 1.63 units). The mean of

reepithelialization determined by ephitelial cleft at group treated with 50% ethanol

extract of fennel’s (976.88 ± 97.82 m) lower than the control (2031.06 ± 104.70

m). Results The mean of neoangiogenesis and reepitelialisasi significantly

different (p <0.05).

It was concluded that the 50% of ethanol extract fennel’s that contain

flavonoid, saponin, tannin and vitamin C enhance neoangiogenesis and

reepithelialization than Povidone Iodine for healing traumatic ulcer on white male

rats.

Keywords: ethanol extract of fennel’s (Foenicullum vulgare Mill.), Povidone

Iodine, angiogenesis, reepithelialization, traumatic ulcer

Page 12: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ......................... ............................................................. i

PRASYARAT GELAR ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……….............................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... vi

ABSTRAK …………………………………………………………………. ix

ABSTRACT………………………………………………………………… x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xv

DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 9

1.3.1 Tujuan umum...................................................................... 9

1.3.2 Tujuan khusus..................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 10

1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................. 10

1.4.2 Manfaat Praktis .. .............................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 11

2.1 Ulkus Traumatikus ……………………………………………. 11

2.1.1 Definisi Ulkus Traumatikus ............................................... 11

2.1.2 Insidensi Ulkus Traumatikus …………………………..... 11

2.1.3 Etiologi Ulkus Traumatikus ............................................... 12

2.1.4 Gambaran Klinis Ulkus Traumatikus ............................... 14

2.1.5 Diagnosis Ulkus Traumatikus ........................................... 15

2.2 Kaitan Luka dengan Ulkus .......................................................... 16

2.3 Penyembuhan Luka ..................................................................... 16

2.3.1 Tahapan Penyembuhan Luka............................................. 18

2.3.2 Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Penyembuhan Luka 32

2.4 Peranan Angiogenesis pada Penyembuhan Luka......................... 33

2.5 Reepitelisasi pada Penyembuhan Luka ....................................... 34

2.6 Buah Adas (Foenicullum Vulgare Mill) ....................................... 35

2.6.1 Klasifikasi Ilmiah Buah Adas ....................……………… 36

2.6.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Adas.........……...... 37

2.6.3 Penggunaan Adas dalam Bidang Kuliner …….................. 37

2.6.4 Penggunaan Adas dalam Pengobatan Lokal dan Tradisional 38

2.6.5 Fitokimia Buah Adas ……………………………………. 39

Page 13: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.6.6 Efek Farmakologi Buah Adas …………………………... 43

2.7 Povidone Iodine ......................................................................... 47

2.7.1 Pengertian Povidone Iodine .............................................. 47

2.7.2 Struktur Kimia Povidone Iodine ....................................... 48

2.7.3 Mekanisme Kerja Povidone Iodine .........………………. 49

2.7.4 Keuntungan dan Kerugian Povidone Iodine ……………. 49

2.7.5 Cara Pemakaian Povidone Iodine ……………………….. 49

2.7.6 Manfaat Povidone Iodine ……………………………….. 50

2.8 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) ……………………………….. 51

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................... 52

3.1 Kerangka Berpikir ................................................................... 52

3.2 Konsep Penelitian........................................................................ 54

3.2 Hipotesis Penelitian..................................................................... 55

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................ 56

4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 56

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 57

4.3 Sumber Data ................................................................................ 57

4.3.1 Besar sampel ...................................................................... 57

4.3.2 Kriteria sampel................................................................... 58

4.3.2.1 Kriteria inklusi........................................................ 58

4.3.2.2 Kriteria drop out .................................................... 58

4.4 Klasifikasi dan Identifikasi variable…….................................... 58

4.4.1 Variabel Bebas .......................................................... 58

4.4.2 Variabel Tergantung.................................................. 58

4.4.3 Variabel Terkendali................................................... 59

4.4.4 Hubungan Antar Variabel …………………………. 59

4.5 Definisi Operasional.................................................................... 59

4.6 Bahan dan Alat Penelitian ........................................................... 61

4.7 Prosedur Penelitian...................................................................... 62

4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Adas konsentrasi 50%............. 62

4.7.2 Perlakuan pada Hewan Percobaan Sebelum Penelitian ..... 63

4.7.3 Selama Penelitian ……....................................................... 63

4.7.4 Setelah Penelitian ……………........................................... 65

4.7.5 Pembuatan sedian mikroskopis dan observasi.................... 65

4.7.6 Alur Penelitian …................................................................ 66

4.8 Analisis Data ......................……………………………………. 66

BAB V HASIL PENELITIAN……………………………………………… 68

5.1 Analisis Deskriptif……………………………………………... 68

5.2 Uji Normalitas Data……………………………………………. 69

5.3 Uji Homogenitas……………………………………………….. 69

5.4 Uji Komparasi………………………………………………….. 70

5.4.1 Neoangiogenesis…………………………………………. 70

5.4.2 Reepitelialisasi (Lebar Celah Epitel) ……………………. 71

BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………….. 73

6.1 Subjek Penelitian……………………………………………… 73

Page 14: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

6.2 Ekstrak Etanol Meningkatkan Penyembuhan Ulkus

Traumatikus Mukosa Mulut…………………………………. 73

6.2.1 Pembahasan hasil perbandingan rerata neoangiogenesis

antar kelompok ……….……………………………….. 74

6.2.2 Pembahasan hasil perbandingan rerata reepitelialisasi

(lebar celah epitel antar kelompok)……………………. 76

6.3 Mekanisme Ekstrak Etanol Buah Adas (Foenicullum vulgare

Mill.) konsentrasi 50% Meningkatkan Neoangiogenesis

dan Reepitelialisasi…………………………………………… 79

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 90

7.1 Simpulan……………………………………………………… 90

7.2 Saran …………………………………………………………. 90

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 91

LAMPIRAN………………………………………………………………… 101

Page 15: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

DAFTAR GAMBAR

2.1 Ulkus Traumatikus pada Mukosa Bibir Bawah .................................. 14

2.2 Gambaran Histologi Ulkus Traumatikus ........................................... 15

2.3 Fase Penyembuhan Luka .................................................................... 17

2.4 Fase Proliferasi ................................................................................... 22

2.5 Buah Adas ( Foeniculum Vulgare Mill ) ............................................ 36

2.6 Struktur Molekul Bioaktif Utama dari Komponen Essensial oil

Foeniculum vulgare .......................................................................... 40

2.7 Struktur Molekuler dari Komponen Bioaktif Ekstrak buah Adas

(Foeniculum vulgare) ....................................................................... 42

2.8 Struktur Kimia Povidone Iodine ......................................................... 48

3.1 Konsep Penelitian ............................................................................... 55

4.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 56

4.2 Hubungan Antar Variabel ................................................................... 59

4.3 Alur Penelitian ................................................................................... 65

6.1 Gambaran Histologi neoangiogenesis hari ke 7 .. …………………… 83

6.2 Gambaran Histologi Reepitelialisasi hari ke 7 .................................... 86

6.3 Mekanisme Ekstrak Etanol Buah Adas ( Foenicullum vulgare Mill.)

Konsentrasi 50% dalam meningkatkan neoangiogenesis dan

Reepitelialisasi pada Penyembuhan Ulkus Traumatikus Mukosa

Mulut Tikus Putih Jantan. ................................................................... 89

Page 16: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

DAFTAR TABEL

5.1 Analisis deskriptif neoangiogenesis (unit) dan reepitelialisasi (μm)

mukosa mulut kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol buah

konsentrasi 50%....................................................... ……………….. 68

5.2 Hasil Uji Normalitas neoangiogenesis (unit) dan reepitelialisasi (μm)

mukosa mulut kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% ……………………………………………………. 69

5.3 Hasil Uji Homogenitas neoangiognesis (unit) dan reepitelialisasi (μm)

mukosa mulut kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% …………………………………………………….. 69

5.4 Rerata Neoangiogenesis (unit) dan Hasil Uji Komparasi Independent

T-test mukosa mulut antar kelompok ................................................ 70

5.5 Rerata Reepitelialisasi (µm) dan Hasil Uji Komparasi Independent

T-test mukosa mulut antar kelompok ................................................. 71

Page 17: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

DAFTAR SINGKATAN

ECM : Extra Cellular Matrix

EGF : Epidermal Growth Factor

FGF : Fibroblast Growth Factor

F. vulgare : Foenicullum vulgare

H2O2 : Hidrogen peroksida

HE : Harris Hematoxylin Eosin

IFN : Interferon

IL : Interleukin

MMPs : Matrix Metalloproteinase

MPO : enzim Myeloperoksidase

NOS : Nitric Oxide Synthase

PDGF : Platelet Derived Growth Factor

PMN : Polimorfonuklear

RES : Reticulo Endothelial Cell

TGF α : Transforming Growth Factor α

TGF β : Transforming Growth Factor β

TMJ : Temporo Mandibula Joint

TNF : Tumor Necrosis Factor

VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor

uPA : urokinase – Plasminogen Activator

Page 18: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Kelaikan Etik ............................................ 101

Lampiran 2 Gambaran Histologi Penelitian ............................................. 102

Lampiran 3 Data Hasil Penelitian ............................................................. 103

Lampiran 4 Hasil analisis data dengan SPSS ........................................... 104

Lampiran 5 Dokumentasi Saat Penelitian ................................................ 109

Page 19: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prosedur perawatan gigi terkadang dapat menyebabkan luka pada mukosa

mulut secara sengaja maupun tidak sengaja. Ulkus traumatikus pada mukosa

mulut adalah luka terbuka yang sering ditemukan di dalam rongga mulut.

Kehadiran ulkus traumatikus pada mukosa mulut terkadang sangat mengganggu

pada saat proses pengunyahan, bicara, dan bahkan menggangu kegiatan

membersihkan rongga mulut, karena menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti rasa

sakit dan rasa terbakar pada penderita ulkus traumatikus mukosa mulut.

Ulkus yang terbentuk di mukosa mulut merupakan gambaran lesi oral

yang sangat umum dijumpai pada kebanyakan orang di berbagai usia maupun

jenis kelamin. Ulkus atau ulser adalah suatu kerusakan lapisan epitel yang

berbatas jelas dan membentuk cekungan. Ulkus traumatikus tersebut dapat berupa

ulkus yang berbentuk simetris atau asimetris, ukurannya tergantung dari trauma

yang menjadi penyebab, dan biasanya nyeri (Scully, 2008). Ulkus traumatikus

memiliki karakter adanya kerusakan pada mukosa dengan batas tepi eritema dan

di tengahnya berwarna putih kekuningan, serta menimbulkan rasa nyeri. Pada

umumnya, lesi ini disebabkan oleh trauma mekanis dan hubungan antara

penyebabnya diketahui. Ulkus traumatikus biasanya sering ditemukan pada

mukosa bukal dan labial (Regezi dkk, 2008; Gandolfo dkk., 2006).

Prevalensi terjadinya ulkus pada rongga mulut 25 % dari populasi di

dunia. Salah satu penyebab ulkus yang paling sering yaitu trauma. Prevalensi

Page 20: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

ulkus traumatikus cukup tinggi dibandingkan lesi-lesi mulut lainnya. Penelitian

yang dilakukan oleh Castellanos pada tahun 2003 di Meksiko terhadap 1000

orang menunjukkan prevalensi ulkus traumatikus sebesar 40,24% (Castellanos

dkk., 2008). Cebecci, dkk. (2009) dalam penelitiannya di Turki mendapati

prevalensi ulkus traumatik mencapai 30,47%.

Ulkus traumatikus dapat terjadi akibat rangsangan mekanik, seperti kontak

dengan makanan yang tajam, tergigit selama mengunyah, trauma saat menyikat

gigi, dan saat berbicara. Ulkus traumatik tergolong lesi reaktif dengan gambaran

klinis berupa ulkus tunggal pada mukosa yang dapat disebabkan oleh adanya

trauma fisik atau mekanik, perubahan suhu, kimia dan radiasi yang

mengakibatkan kerusakan jaringan (Regezi dkk., 2008). Pengobatan penderita

ulkus traumatikus pada mukosa mulut bersifat simptomatis yang bertujuan

mengurangi inflamasi, menekan rasa sakit di daerah lesi dan mempercepat

penyembuhan (Cawson dan Odel, 2002).

Mukosa mulut terbentuk dari lapisan tipis keratinosit dan di dasarnya

terdapat jaringan penghubung yang kaya akan pembuluh darah. Luka pada

mukosa mulut menunjukkan penutupan yang lebih cepat dengan lebih sedikit

pembentukan jaringan parut dibandingkan dengan luka daerah lain. Mukosa mulut

memiliki sifat yang khas di mana luka terbuka pada mukosa mulut menutup

dengan cepat dan sering kali tanpa bantuan suturing (Puspitawati, 2003).

Adanya perlukaan pada jaringan selalu diikuti proses perbaikan atau

penyembuhan luka. Perlukaan terhadap jaringan umumnya diikuti oleh reaksi

lokal yang akut dan sebagian besar mempunyai karateristik pada rangkaian

Page 21: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

perubahan vaskular. Penyembuhan luka dapat mengalami reaksi kemerahan,

panas, atau rasa sakit sebagai proses yang alami. Apabila luka yang bersifat lokal

pada pasien tidak dilakukan upaya penyembuhan, maka luka akan menjadi suatu

permasalahan serta dapat menimbulkan rasa tidak nyaman (Leong dan Phillips,

2012).

Penyembuhan luka adalah suatu proses pergantian jaringan yang rusak

atau mati oleh jaringan baru yang sehat oleh tubuh melalui regenerasi. Tahap awal

proses penyembuhan dari perlukaan akan melibatkan jaringan yang rusak,

selanjutnya jaringan ikat yang sehat akan terlihat dalam setiap tahapan dari proses

penyembuhan. Pada setiap proses penyembuhan luka ditemukan tiga bahan utama

yaitu: (1) bahan dasar jaringan, yang mengandung mukopolisakarida asam, (2)

pembuluh-pembuluh kapiler baru hasil proliferasi endotel,pembuluh-pembuluh

kapiler yang rusak pada waktu terjadinya luka, dan (3) fibroblas yang berperan

menghasilkan serabut kolagen (Pusponegoro, 2005).

Observasi klinis dan studi percobaan pada hewan mengindikasikan bahwa

perluasan jaringan granulasi dan pembentukan jaringan parut pada mukosa mulut

secara umum adalah kecil, dan penyembuhan luka mukosa mulut menunjukkan

hasil yang lebih baik dibandingkan dengan jenis luka yang sama pada kulit. Luka

pada mukosa mulut memiliki urutan proses penyembuhan yang sama dengan

proses penyembuhan luka pada kulit yaitu hemostasis, inflamasi, pembentukan

jaringan granulasi dan remodeling matriks jaringan penghubung (Puspitawati,

2003).

Page 22: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Suplai darah yang cukup dibutuhkan dalam penyembuhan luka untuk

meningkatkan aktivitas seluler selama penyembuhan karena lokasi metabolisme

yang aktif butuh oksigen dan substrat untuk ketersediaan energinya. Sistem

vaskuler dapat membentuk kapiler baru (angiogenesis) dalam pemulihan jaringan

yang cidera untuk menjamin jaringan yang beregenerasi mendapat cukup oksigen.

Para klinisi telah menggunakan berbagai strategi untuk memerangi infeksi luka,

termasuk pemberian antibiotik topikal maupun sistemik, dan berbagai agen

antiseptik seperti hipoklorit dan hidrogen peroksida telah digunakan pada luka

untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri (Moreau, 2003).

Agen antimikroba yang umum digunakan adalah povidone iodine,

kompleks iodine, komponen bakterisida, dengan polivinil (povidone), polimer

sintetik. Bentuk komersial yang paling umum adalah solusi 10% dalam air

menghasilkan 1% iodine yang tersedia Keputusan mengenai pilihan pengobatan

luka melibatkan dua pertimbangan dasar: (1) apakah pengobatan tersebut aman,

dan (2) seberapa efektif pengobatan tersebut. Keamanan pengobatan perawatan

luka dapat dilihat dari, apakah pengobatan tersebut memperlambat kemajuan

tahap penyembuhan luka ( inflamasi, proliferasi / reepitelialisasi, dan remodeling).

Khasiat pengobatan perawatan luka (misalnya, Povidone Iodine) dapat dinilai

secara in vitro oleh kemampuannya untuk membunuh mikroorganisme dan in vivo

dengan menurunnya tingkat atau keparahan infeksi luka. Diperlukan evaluasi

lebih lanjut mengenai pilihan larutan Povidone Iodine untuk pengobatan luka,

terutama luka kronis yang paling sering ditemui dalam praktek (Burks, 2008).

Page 23: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Penyembuhan luka merupakan proses yang kompleks yang melibatkan

banyak peristiwa fisiologis. Sel-sel imunologi ditarik untuk melawan infeksi dan

membuang jaringan yang rusak. Pasokan darah di daerah penyembuhan dibentuk

kembali melalui angiogenesis. Regenerasi jaringan melalui proliferasi sel dan

fibroplasia selanjutnya menggantikan jaringan yang rusak atau hancur. Daerah

luka berkurang melalui kontraksi luka. Penutupan luka dicapai melalui migrasi sel

epitel. Akhirnya, remodeling jaringan parut muncul untuk memperbaiki

penampilan dan fungsi. Sebuah pengobatan yang aman harus mendorong proses

penyembuhan atau setidaknya tidak merusak proses ini (Dealey, 2005).

Larutan Povidone Iodine merupakan pengobatan yang relatif aman untuk

luka akut kecil, tidak ada yang bukti yang cukup untuk menunjukkan efektivitas

dalam mengobati luka kronis. Povidone Iodine digunakan dalam perawatan luka

namun dapat menyebabkan dermatitis kontak pada kulit, mempunyai efek

toksikogenik terhadap fibroblas dan leukosit serta menghambat migrasi netrofil

dan menurunkan sel monosit (Niedner, 2010).

Pengobatan alternatif yang lebih baik untuk penyembuhan luka mungkin

tersedia, banyak zat seperti ekstrak jaringan, vitamin dan mineral serta sejumlah

produk tanaman telah dilaporkan memiliki efek penyembuhan. Agen penyembuh

luka yang berasal dari tanaman obat (herbal) diketahui mampu melawan infeksi

dan mempercepat kesembuhan luka (Ferdinandez dkk., 2013).

Perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia dewasa ini menunjukkan

kemajuan yang sangat pesat dengan dilakukannya berbagai macam penelitian

tentang bahan-bahan obat yang bahan dasarnya dari alam, serta pemakaian dan

Page 24: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

pendayagunaan obat tradisional. Selain pengembangan obat-obatan kimia, kini

penggunaan obat-obatan herbal sangat populer di kalangan masyarakat. Obat

herbal dipilih masyarakat karena dinilai lebih mudah diperoleh, harganya yang

cukup terjangkau serta minim efek samping jika dibandingkan dengan obat-obatan

kimia. Kemajuan teknologi yang semakin canggih dapat mengolah obat

tradisional lebih praktis, ekonomis, mudah didapat serta mempunyai efektivitas

yang cukup baik dalam mengobati luka Perkembangan ilmu kedokteran di

Indonesia dewasa ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dengan

dilakukannya berbagai macam penelitian tentang bahan-bahan obat yang bahan

dasarnya dari alam, serta pemakaian dan pendayagunaan obat tradisional. Selain

pengembangan obat-obatan kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat

populer di kalangan masyarakat. Obat herbal dipilih masyarakat karena dinilai

lebih mudah diperoleh, harganya yang cukup terjangkau serta minim efek

samping jika dibandingkan dengan obat-obatan kimia. (Santoso, 2008).

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki

keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi

Indonesia dengan jumlah lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di

antaranya diketahui sebagai bahan obat. Salah satu jenis tanaman obat tradisional

yang kini digunakan oleh masyarakat luas digunakan dan dibudidayakan menjadi

salah satu komoditas pertanian adalah tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill.).

Adas sebagai tanaman obat digunakan sebagai bahan jamu dan obat saat ini. Di

Indonesia, Adas telah dibudidayakan sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat.

Tumbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas

Page 25: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari

Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya, tumbuhan ini banyak pula

ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang (Maheswari, 2002).

Buah adas di pasaran berbentuk buah kering yang berwarna coklat

kehitaman dan bermanfaat sebagai obat batuk, mulas, sariawan, pelega

tenggorokan. Fungsi buah Adas sebagai tanaman obat berkaitan erat dengan

kandungan kimiawinya yang terdiri atas minyak atsiri, flavonoid, saponin,

glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV, stigmasterin, minyak lemak, protein,

asam-asam organik, pentosan, pectin, trigonelin, kolin, dan iodine (Sudarsono

dkk., 2002 ).

Kemampuan ekstrak buah adas konsentrasi 100% dalam menurunkan

tingkat radang pada mukosa mulut tikus wistar telah dibuktikan pada penelitian

Andajani dan Mahardika (Andajani dan Maharddika, 2003). Selain itu, penelitian

Setyaningsih (2006) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah adas dengan

konsentrasi 50% pada perlukaan gingiva tikus Spraque dawley mampu

meningkatkan jumlah fibroblast. Dilaporkan juga oleh Mandala (2006) bahwa

ekstrak buah adas mampu menginduksi reepitelialisasi pada luka gingiva sehingga

mempercepat penyembuhan luka gingiva. Berdasarkan penelitian Anton (2007),

ekstrak adas diketahui dapat menurunkan sel leukosit PMN dan meningkatkan

kepadatan angiogenesis pada proses penyembuhan luka gingival labial tikus

Sprague dawley. Suatu penelitian di tahun 2004 menunjukan bahwa buah Adas

mengandung komponen anti-inflamasi, analgesik, dan antioksidan yang

Page 26: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

membantu proses penyembuhan, seperti flavonoid, saponin dan asam askorbat

(Gulfraz dkk., 2005).

Penelitian pendahuluan oleh penulis yang telah dilakukan pada bulan

Februari 2015, membuktikan pemberian ekstrak etanol buah adas dengan

kosentrasi 50 % pada ulkus traumatikus mukosa mulut tikus yang terpapar H2O2

dapat meningkatkan angiogenesis dan reepitelialisasi. Hal ini dapat dibuktikan

berdasarkan pada pengamatan mikroskopis didapatkan jumlah pembuluh darah

baru yang lebih banyak dan lebar celah epitel yang lebih kecil pada kelompok

perlakuan dibandingkan kelompok kontrol pada hari ke tujuh (Pertiwi, 2015).

Sampai saat ini sudah dilaporkan berbagai khasiat adas (Foeniculum

vulgare Mill.) terhadap berbagai penyakit dan berperan dalam penyembuhan luka.

Sehubungan dengan hasil penelitian di atas, perlu diteliti lebih dalam tentang

perbedaan pengaruh dari pemberian ekstrak etanol buah adas (Foeniculum vulgare

Mill.) konsentrasi 50% dan Povidone Iodine secara topikal dalam meningkatkan

angiogenesis dan reepitelialisasi pada penyembuhan ulkus traumatikus mukosa

mulut tikus putih jantan. Agar didapatkan obat yang lebih efektif, efisien dan lebih

murah, sehingga buah adas diharapkan memiliki nilai ekonomis dan dapat

bermanfaat bagi masyarakat.

Page 27: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

1.2 Rumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apakah pemberian topikal ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih

meningkatkan angiogenesis daripada Povidone Iodine untuk penyembuhan

ulkus traumatikus mukosa mulut tikus putih jantan ?

2. Apakah pemberian topikal ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih

meningkatkan reepitelialisasi daripada Povidone Iodine untuk

penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut putih jantan?

1.3 Tujuan Penelitian :

1.3.1 Tujuan Umum :

Untuk membuktikan pemberian topikal ekstrak etanol buah adas

meningkatkan jumlah angiogenesis dan reepitelialisasi daripada Povidone Iodine

untuk penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut tikus putih jantan.

1.3.2 Tujuan Khusus :

1. Untuk membuktikan pemberian topikal ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% lebih meningkatkan jumlah angiogenesis daripada

Povidone Iodine untuk penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut

tikus putih jantan.

2. Untuk membuktikan pemberian topikal ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% lebih meningkatkan reepitelialisasi daripada

Povidone Iodine untuk penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut

tikus putih jantan.

Page 28: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat pada

umumnya dan peneliti khususnya. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.4.1 Manfaat teoritis :

1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang kesehatan

tentang potensi buah adas sebagai obat tradisional untuk penyembuhan

ulkus traumatikus pada mukosa mulut.

1.4.1.2 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan bagi

peneliti lain bahwa buah adas dapat meningkatkan angiogenesis dan

reepitelialisasi pada penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut,

sehingga dapat dijadikan dasar acuan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat

dalam membantu penyembuhan ulkus traumatikus dan ulkus lainnya pada mukosa

mulut, dengan mempergunakan obat tradisional yang murah dan mudah didapat di

lingkungan sekitar kita.

Page 29: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ulkus Traumatikus

2.1.1 Definisi Ulkus Traumatikus

Ulkus atau ulser adalah suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas

jelas yang membentuk cekungan, ulkus sering ditemukan di rongga mulut (Regezi

dkk., 2008). Namun demikian, kerusakan ulkus dapat dibedakan dengan erosi

karena kerusakan ulkus lebih dalam dari erosi (Gandolfo dkk., 2006). Ulkus

traumatikus didefinisikan sebagai suatu kelainan yang berbentuk ulkus pada

mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma (Greenberg, 2008).

Ulkus traumatikus merupakan lesi sekunder yang berbentuk ulkus, yaitu

hilangnya lapisan epitelium hingga melebihi membrana basalis dan mengenai

lamina propria oleh karena trauma (Regezi dkk., 2008). Trauma merupakan

penyebab tersering terjadinya ulkus pada membran mukosa. Biasanya pasien

dapat memperkirakan kejadian yang menimbulkan ulkus. Pada umumnya ulkus

terjadi setelah beberapa kali paparan trauma (Sonis dkk., 2003).

2.1.2 Insidensi Ulkus Traumatikus

Ulkus traumatikus dapat terjadi pada mukosa rongga mulut, antara

lain: pada lidah, bibir, lipatan mukosa bukal (buccal fold), gingiva, palatum,

mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut, ulkus traumatikus sering terjadi

pada mukosa labial dan bukal karena terletak berdekatan dengan daerah kontak

oklusi geligi sehingga lebih mudah mengalami gigitan pada waktu gerakan

Page 30: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

pengunyahan. Hampir setiap orang pernah mengalami insidensi pada mukosa

rongga mulut (83,6%), dan tidak ada perbedaan bermakna yang terjadi baik antara

pria dan wanita. Biasanya pada pria berkisar 81,4% dan pada wanita biasanya

berkisar 85%. Ulkus traumatikus merupakan salah satu dari tiga kondisi yang

paling sering ditemukan dalam rongga mulut (15,6%), setelah varises dasar mulut

(59,6%), dan fissured tongue (28%) (Delong & Burkhart, 2008). Ulkus

traumatikus juga sering dijumpai pada lateral lidah pada pemakaian gigi tiruan

lepasan di mana sayap atau saddle gigi tiruan lepasannya yang terlalu panjang

atau permukaan gigi tiruan yang kasar. Hal ini menjadi alasan ulkus traumatikus

banyak dijumpai pada pasien di bidang kedokteran gigi (Regezi dkk., 2008).

2.1.3 Etiologi Ulkus Traumatikus

Ulkus traumatikus dapat disebabkan oleh (Scully dkk., 2003;

Greenberg, 2008) :

1. Trauma mekanik: makanan yang kasar (tajam), tergigit, terkena sikat gigi, klamer

gigi tiruan lepasan, tepi restorasi yang tajam.

2. Trauma kimia: Aspirin, perak nitrat, H2O2, fenol.

3. Thermal: makanan atau minuman panas, CO2 dingin (dry ice).

4. Elektrik: sengatan listrik.

Trauma mekanik seperti menggigit bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi

atau mengunyah makanan keras, gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari

gigi yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang tajam (Delong &

Burkhart, 2008). Selain itu dapat juga berasal dari iritasi akibat pemasangan gigi

tiruan yang tidak stabil, tepi protesa atau klamer gigi tiruan sebagian lepasan

Page 31: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

(GTSL), gigi yang tajam atau gigi yang tidak rata, trauma oleh karena benda asing

seperti penggunaan piranti ortodontik ataupun sikat gigi yang digunakan dengan

teknik yang salah sehingga membuat erosi jaringan lunak di sekitarnya, kebiasaan

buruk menusuk gingiva atau mukosa dengan tusuk gigi atau kuku jari, kontak

dengan makanan tajam, tergigitnya mukosa saat mengunyah, bicara ataupun

ketika tidur (Neville dkk., 2002).

Dalam perawatan gigi dapat terjadi trauma pada jaringan lunak secara

tidak sengaja. Ulkus dapat diakibatkan oleh cotton rolls, tekanan saliva ejector

yang tinggi atau instrumen bur yang mengenai jaringan lunak (Regezi dkk., 2008).

Trauma kimia dapat diakibatkan oleh penggunaan sejumlah kecil obat misalnya

aspirin (chemical burn), yang kontak langsung dengan mukosa, iritasi akibat

penggunaan pasta gigi, mouthwash, bahan bleaching dan hidrogen peroksida,

yang digunakan untuk mengobati penyakit gusi, juga mampu menyebabkan

nekrosis epitel (Delong & Burkhart, 2008). Ada pula ulkus traumatikus yang

disebabkan karena thermal. Luka thermal (suhu) disebabkan oleh karena terpapar

atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya (Regezi dkk.,

2008).

Ulkus pada rongga mulut juga dapat terlihat pada pasien yang

menjalani radiasi untuk kanker pada kepala dan leher. Pada keadaan keganasan

tersebut, biasanya adalah kasus karsinoma sel skuamosa yang membutuhkan

terapi radiasi dosis tinggi (60 Gy-70 Gy). Ulkus sering muncul pada daerah yang

terkena sinar tersebut (Regezi dkk., 2008).

Page 32: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.1.4 Gambaran Klinis Ulkus Traumatikus

Ulkus traumatikus tersebut dapat berupa ulkus yang tunggal atau

multipel, berbentuk simetris atau asimetris, ukurannya tergantung dari trauma

yang menjadi penyebab, dan biasanya nyeri. Kebanyakan merupakan keadaan

akut, sedangkan lainnya adalah kronis. Ulkus traumatikus akut memiliki karakter

adanya kerusakan pada mukosa dengan batas tepi eritema dan di tengahnya

berwarna putih kekuningan, serta menimbulkan rasa nyeri. Sedangkan ulkus

traumatikus kronis bisa tanpa disertai rasa nyeri dengan dasar induratif dan tepi

yang meninggi. Sehingga ulkus tersebut dapat dibedakan dengan SCC (Squamous

Cell Carcinoma) dari dasar lesinya secara klinis (Scully, 2008).

Gambar 2.1 Ulkus Traumatikus Pada Mukosa Bibir Bawah

( Scully, 2008)

Page 33: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gambar 2.2 Gambaran histologi ulkus traumatikus (A) Kerusakan lapisan epitel;

(B) Infiltrasi sel-sel radang limfosit, neutrofil, histiosit dan sel plasma (Delong

dan Burkhart, 2008)

2.1.5 Diagnosis Ulkus Traumatikus

Dengan adanya ulseratif yang akut, hubungan antara penyebab dan

akibat dapat terlihat dengan nyata, berdasarkan gambaran klinis dan riwayatnya.

ketika didapatkan adanya etiologi yang jelas, menegakkan diagnosis merupakan

hal yang mudah. Sedangkan pada kasus ulseratif yang kronis, penyebabnya

terkadang tidak dapat diketahui secara pasti. Pada keadaan ini perlu untuk

mengembangkan adanya differential diagnosis. Kondisi yang dapat dijadikan

differential diagnosis adalah suatu infeksi (sifilis, tuberculosis, infeksi jamur) dan

keganasan (malignancy). Jika lesi diduga disebabkan oleh trauma, maka

penyebabnya sebaiknya diamati. Observasi dilakukan selama 2 minggu bersamaan

dengan pemberian mouth rinse seperti larutan sodium bikarbonat. Jika tidak ada

perubahan atau bertambah luas ukurannya, perlu dilakukan biopsi (Regezi dkk.,

2008; Lewis, 2004).

Page 34: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.2. Kaitan Luka dengan Ulkus

Luka (wound atau vulnus) adalah gangguan kontinuitas struktur

jaringan yang umumnya dihubungkan dengan hilangnya struktur jaringan.

Jaringan yang hilang atau rusak perlu dikembalikan kontinuitasnya lewat proses

perbaikan, baik dengan cara regenerasi sel atau pembentukan jaringan parut atau

sikatrik. Ke dua jenis perbaikan ini bertujuan mengisi daerah yang rusak agar

integritas jaringan kembali normal (Permatasari dkk, 2013). Istilah vulnus

seringkali digunakan oleh para ahli bedah untuk menyebutkan lesi yang

disebabkan oleh trauma mekanik (Perdanakusuma, 2007).

Ulkus dalam bahasa latin pada Kamus Kedokteran disebut dengan

Ulcus merupakan luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir atau

mukosa. Proses penyembuhan yang terjadi pada ulkus dan luka memiliki prinsip

yang sama yaitu melalui tahap inflamasi, proliferasi dan remodeling yang akan

dibahas pada subbahasan di bawah (Suryadi dkk, 2013).

2.3 Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah reaksi dari organisme untuk mengembalikan

kontinuitas dan fungsi dari jaringan atau organ yang mengalami jejas (Mackay

dan Miller, 2003; Gottrup dkk., 2007). Penyembuhan luka merupakan proses yang

dinamis, dan melibatkan aktivitas beberapa macam sel dan matriks ekstraseluler di

mana proses ini tergantung pada faktor lokal dan sistemik. Tujuan utama pada

penyembuhan luka setelah terjadi jejas adalah untuk mengembalikan kontinuitas

dan fungsi jaringan. Jejas dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah

Page 35: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

dan ekstravasasi sel darah. Proses penyembuhan luka dapat dibagi dalam tiga fase,

yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling (Gottrup dkk., 2007).

Penyembuhan luka merupakan sebuah proses transisi yang merupakan

salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia yang melibatkan

serangkaian 18 reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan mediator. Fase

inflamasi bertujuan untuk membuang jaringan mati dan mencegah infeksi

(Prasetyono, 2009). Tubuh memiliki respon fisiologis terhadap luka yakni proses

penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari berbagai proses yang

kompleks untuk mengembalikan integritas jaringan. Selama proses ini terjadi

pembekuan darah, respon inflamasi akut dan kronis, neoangiogenesis, proliferasi

sel hingga apoptosis. Proses ini dimediasi oleh berbagai sel, sitokin, matriks, dan

growth factor.

Gambar 2.3 Fase penyembuhan luka. Penyembuhan luka pada kulit orang dewasa

dan sel yang mendominasi pada masing-masing fase (Gurtner, 2007)

Page 36: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.3.1 Tahapan Penyembuhan Luka

Menurut Eslami dkk., (2009) ada beberapa proses pada penyembuhan

luka (wound healing), yaitu :

A. Fase hemostasis

Kerusakan pada permukaan mukosa seringkali menyebabkan

kerusakan pembuluh darah dan terjadi pendarahan. Hal ini menyebabkan deposisi

fibrin, agregasi platelet dan koagulasi. Sesaat setelah luka, bekuan darah yang

terbentuk merupakan barier yang menghubungkan luka dan melindungi jaringan

yang terbuka. Lingkungan rongga mulut yang lembab dan aliran saliva

menyebabkan koagulan mudah lepas. Beberapa menit kemudian, terjadi

vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler yang menyebabkan plasma

protein masuk ke area luka dan memicu migrasi leukosit. Integritas barier proteksi

telah terganggu, mikroorganisme, toksin dan antigen masuk ke dalam jaringan

mukosa, sehingga menimbulkan respon inflamasi (Nanci, 2008).

B. Fase inflamasi

Respon inflamasi ini bertujuan untuk mengeliminasi benda asing dan

mengendapkan matriks ekstra seluler. Pada tahap ini, sel radang akut serta

neutrofil akan menginvasi daerah radang dan menghancurkan semua debris dan

bakteri. Dengan adanya neutrofil maka dimulailah respon keradangan yang

ditandai dengan cardinal symptoms, yaitu tumor, kalor, rubor, dolor dan functio

laesa. Pada ulkus traumatikus, tahap inflamasi ini berlangsung pada hari pertama

sampai hari ke-3 (Gottrup dkk., 2007).

Page 37: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Fase inflamasi terjadi setelah vasokonstriksi dan vasodilatasi pada

daerah luka. Proses ini membantu migrasi sel inflamasi menuju ke daerah luka.

Pada fase ini, terjadi koagulasi sel darah di mana prothrombin berubah menjadi

thrombin, fibrinogen menjadi fibrin, dan clot menjadi fibrin clot. Aktivitas

fibrinolotik terjadi pada fase awal penyembuhan luka. Fibrin memiliki peran

utama dalam dalam mengawali angiogenesis dan mengembalikan struktur

vaskuler. Netrofil, limfosit dan makrofag adalah sel yang pertama kali mencapai

daerah luka. Fungsi utamanya adalah melawan infeksi dan membersihkan debris

matriks seluler dan benda-benda asing (Gottrup dkk., 2007). Fase inflamasi

ditandai dengan terjadinya pembekuan darah (clotting) untuk mempertahankan

hemostasis, pelepasan bermacam-macam faktor untuk menarik sel-sel yang akan

memfagosit debris, bakteri, dan jaringan yang rusak, serta pelepasan faktor yang

akan memulai proliferasi jaringan (Grab dan Smith 2006).

Agen kemotaktik seperti produk bakteri, complement factor, histamin,

prostaglandin, leukotriene dan platelet derived growth factor (PDGF)

menstimulasi leukosit untuk berpindah dari sel endotel. Leukosit yang terdapat

pada luka di dua hari pertama adalah neutrofil. Sel ini membuang jaringan mati

dan bakteri dengan fagositosis. Netrofil juga mengeluarkan protease untuk

mendegradasi matriks ekstraseluler yang tersisa. Setelah melaksanakan fungsi

fagositosis, neutrofil akan difagositosis oleh makrofag atau mati. Meskipun

neutrofil memiliki peran dalam mencegah infeksi, keberadaan neutrofil yang

persisten pada luka dapat menyebabkan luka sulit untuk mengalami proses

Page 38: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

penyembuhan. Hal ini bisa menyebabkan luka akut berprogresi menjadi luka

kronis (Pusponegoro, 2005; Webster dkk., 2012).

Pada saat jaringan terluka, maka darah akan kontak dengan kolagen.

Hal ini memacu platelet untuk mensekresi faktor-faktor inflamasi. Platelet atau

dikenal juga dengan trombosit, juga mengekspresi glikoprotein pada membran sel

sehingga platelet tersebut dapat menempel satu sama lain , beragregasi, dan

membentuk massa (Grab dan Smith 2006). Platelet akan melepaskan berbagai

faktor pertumbuhan yang potensial (Transforming Growth Factor-β, Platelet

Derived Growth Factor, Interleukin-1), sitokin dan kemokin. Mediator ini sangat

dibutuhkan pada penyembuhan luka untuk memicu penyembuhan sel, diferensiasi

dan mengawali pemulihan jaringan yang rusak (Nanci, 2008).

Pada hari ke dua – ke tiga luka, monosit / makrofag masuk ke dalam

luka melalui mediasi monocyte chemoattractant protein 1 (MCP-1). Makrofag

sebagai sel yang sangat penting dalam penyembuhan luka memiliki fungsi

fagositosis bakteri dan jaringan mati. Makrofag mensekresi proteinase untuk

mendegradasi matriks ekstraseluler (ECM) dan penting untuk membuang material

asing, merangsang pergerakan sel, dan mengatur pergantian ECM. Makrofag

merupakan penghasil sitokin dan growth factor yang menstimulasi proliferasi

fibroblast, produksi kolagen, pembentukan pembuluh darah baru, dan proses

penyembuhan lainnya (Gurtner, 2007).

Makrofag akan menggantikan peran polimorfonuklear sebagai sel

predominan. Platelet dan faktor-faktor lainnya menarik monosit dari pembuluh

Page 39: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

darah. Ketika monosit mencapai lokasi luka, maka ia akan dimatangkan menjadi

makrofag. Peran makrofag adalah (Grab dan Smith 2006):

1. Memfagositosis bakteri dan jaringan yang rusak dengan melepaskan

protease.

2. Melepaskan growth factors dan sitokin yang kemudian menarik sel-sel

yang berperan dalam fase proliferasi ke lokasi luka.

3. Memproduksi faktor yang menginduksi dan mempercepat angiogenesis

4. Memstimulasi sel-sel yang berperan dalam proses reepitelisasi luka,

membuat jaringan granulasi, dan menyusun matriks ekstraseluler.

5. Fase inflamasi sangat penting dalam proses penyembuhan luka karena

berperan melawan infeksi pada awal terjadinya luka serta memulai fase

proliferasi. Walaupun begitu, inflamasi dapat terus berlangsung hingga

terjadi kerusakan jaringan yang kronis.

C. Fase Proliferasi

Fase ini dimulai hari ke dua setelah trauma jaringan dan berlanjut dua

sampai tiga minggu setelah trauma (Gottrup dkk., 2007). Fase proliferasi

ditandai dengan terbentuknya jaringan granulasi yang disertai kekayaan

jaringan pembuluh darah baru, fibroblas, dan makrofag dalam jaringan

penyangga yang longgar (Prasetyono, 2009).

Page 40: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gambar 2.4 Fase proliferasi (Gurtner dkk., 2007)

Fase ini disebut fase fibroplasia atau fase regenerasi, merupakan

kelanjutan dari fase inflamasi ditandai dengan proliferasi dan migrasi fibroblas,

serta produksi jaringan ikat. Terdapat tiga proses utama dalam fase proliferasi,

antara lain:

a. Neoangiogenesis

Angiogenesis merupakan pertumbuhan pembuluh darah baru yang

terjadi secara alami di dalam tubuh, baik dalam kondisi sehat maupun

patologi (sakit). Kata angiogenesis sendiri berasal dari kata angio yang

berarti pembuluh darah dan genesis yang berarti pembentukan. Pada

keadaan terjadi kerusakan jaringan, proses angiogenesis berperan dalam

mempertahankan kelangsungan fungsi berbagai jaringan dan organ yang

terkena. Terjadinya hal ini melalui terbentuknya pembuluh darah baru

yang menggantikan pembuluh darah yang rusak (Frisca dkk., 2009).

Pada angiogenesis pembentukan pembuluh darah baru berasal dari

kapiler-kapiler yang muncul dari pembuluh darah kecil di sekitarnya

Page 41: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

(Kalangi, 2011). Pembuluh darah kapiler terdiri atas sel-sel endotel dan

perisit. Ke dua jenis sel ini memuat seluruh informasi genetik untuk

membentuk pembuluh darah dan cabang-cabangnya serta seluruh jaring-

jaring kapiler. Molekul-molekul angiogenik khas akan mendorong

terjadinya proses ini, tetapi ada pula molekul-molekul penghambat bersifat

khusus untuk menghentikan proses angiogenesis. Molekul-molekul

dengan fungsi yang berlawanan tersebut nampaknya seimbang dan serasi

dalam bekerja terus menerus mempertahankan suatu sistem pembuluh

darah kecil yang konstan (Kalangi, 2011).

Pada proliferasi terjadi angiogenesis disebut juga sebagai

neovaskularisasi, yaitu proses pembentukan pembuluh darah baru,

merupakan hal yang penting sekali dalam langkah-langkah penyembuhan

luka. Jaringan di mana pembentukan pembuluh darah baru terjadi,

biasanya terlihat berwarna merah (eritem) karena terbentuknya kapiler-

kapiler di daerah itu (Grab dan Smith 2006).

Selama angiogenesis, sel endotel memproduksi dan

mengeluarkan sitokin. Beberapa faktor pertumbuhan terlibat dalam

angiogenesis antara lain Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF),

angiopoetin, Fibroblast Growth Factor (FGF) dan TGF-β. Setelah

pembentukan jaringan cukup adekuat, migrasi dan proliferasi sel-sel

endotelial menurun, dan sel yang berlebih akan mati dalam dengan proses

apoptosis (Gurtner, 2007).

Page 42: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Pembuluh darah kapiler dibentuk dari penonjolan pembuluh

darah yang ada. Pada awalnya sel-sel endotel berproliferasi dan bermigrasi

membentuk untaian padat sel yang meluas ke lateral dari pembuluh darah

induknya. Penyusunan kembali sel-sel menghasilkan lumen,

memungkinkan sel-sel darah masuk. Arteri dan vena yang kecil dan

sedang mula-mula dibentuk sebagai kapiler, kemudian berkembang

melalui proliferasi sel-sel endotel dan dindingnya menebal dengan

menambah sel otos polos dan berbagai unsur ekstrasel (Bloom dan

Fawcett, 2002). Angiogenesis meliputi urutan peristiwa sebagai berikut

(Bloom dan Fawcett, 2002):

1. Terdapat degradasi lokal dari lamina basal pada kapiler yang

telah ada.

2. Migrasi sel-sel endotel ke tempat pertumbuhan baru.

3. Proliferasi dan diferensiasi untuk membentuk kuncup kapiler.

4. Penyusunan kembali sel-sel endotel untuk membentuk lumen.

5. Anastomosis kuncup-kuncup yang berdekatan untuk membentuk

jalinan pembuluh darah.

6. Pengaliran darah melalui pembuluh darah baru.

Proses Angiogenesis.

Proses angiogenesis tersusun dari beberapa tahapan yang dimulai dari

proses inisiasi yaitu dilepaskannya enzim protease dari sel endotel yang

teraktivasi, pembentukan pembuluh darah vaskular, antara lain terjadinya

degradasi matriks ekstraseluler (Extra Cellular Matrix/ECM), migrasi dan

Page 43: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

proliferasi sel endotel, serta pembuatan ECM baru yang kemudian dilanjutkan

dengan maturasi/ stabilisasi pembuluh darah yang terkontrol dan demodulasi

untuk memenuhi kebutuhan jaringan (Plank dan Sleeman, 2004).

Menurut Frisca dkk. (2009), tahapan-tahapan angiogenesis dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pelepasan faktor stimulus angiogenik.

Kumpulan sel pada jaringan yang mengalami kerusakan (luka) atau mengalami

hipoksia, akan melepaskan faktor angiogenik (berupa faktor pertumbuhan dan

protein rantai pendek lainnya) yang dapat berdifusi ke sel-sel pada jaringan

sekitarnya. Menyusul proses tersebut, terjadi pula proses inflamasi. Pada proses

inflamasi, pembuluh darah kecil yang terdapat secara lokal memegang peranan

penting dalam proses yang terjadi selanjutnya karena pembuluh darah

merupakan suatu jaringan yang dilapisi oleh sel endotel, yang akan berinteraksi

dengan faktor peradangan dan angiogenik. Faktor-faktor angiogenik ini dapat

menarik dan mendorong proliferasi sel endotel dan sel radang. Menjelang

proses migrasi, sel-sel radang juga mensekresi molekul-molekul yang juga

berperan sebagai stimulus angiogenik.

2. Pelepasan enzim protease dari sel endotel yang teraktivasi.

Faktor angiogenik berupa faktor pertumbuhan kemudian berikatan dengan

reseptor yang spesifik terdapat pada reseptor sel endotel (EC) di sekitar lokasi

pembuluh darah lama. Ketika faktor angiogenik berikatan dengan reseptornya,

sel endotel akan teraktivasi dan menghasilkan signal yang kemudian dikirim

dari permukaan sel ke nukleus. Organel-organel sel endotel kemudian mulai

Page 44: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

memproduksi molekul baru antara lain adalah enzim protease yang berperan

penting dalam degradasi matriks ekstraseluler untuk mengakomodasi

percabangan pembuluh darah.

3. Disosiasi sel endotel dan degradasi ECM yang melapisi pembuluh darah lama

Disosiasi sel endotel dari sel-sel di sekitarnya, yang distimulasi oleh faktor

pertumbuhan angiopoetin, serta aktivitas enzim-enzim yang dihasilkan oleh sel

endotel yang teraktivasi, seperti urokinase-plasminogen activator (uPA) dan

matrix metalloproteinase (MMPs), dibutuhkan untuk menginisasi terbentuknya

pembuluh darah baru. Melalui sistem enzimatik tersebut, sel endotel dari

pembuluh darah lama akan mendegradasi ECM dan menginvasi stroma dari

jaringan-jaringan di sekitarnya sehingga sel-sel endotel yang terlepas dari ECM

ini akan sangat responsif terhadap signal angiogenik.

4. Migrasi dan proliferasi sel endotel

Degradasi proteolitik dari ECM segera diikuti dengan migrasinya sel

endotel ke matriks yang terdegradasi. Proses tersebut kemudian diikuti dengan

proliferasi sel endotel yang distimuli oleh faktor angiogenik, yang beberapa di

antaranya dilepaskan dari hasil degradasi ECM, seperti fragmen peptida, fibrin

atau asam hialuronik.

5. Pembentukan lumen dan pembuatan ECM baru.

Sel endotel yang bermigrasi tersebut kemudian mengalami elongasi

dan saling menyejajarkan diri dengan sel endotel lain untuk membuat struktur

percabangan pembuluh darah yang kuat. Proliferasi sel endotel meningkat

sepanjang percabangan vaskular. Lumen kemudian terbentuk dengan

Page 45: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

pembengkokan (pelengkungan) dari sel-sel endotel. Pada tahap ini kontak antar

sel endotel mutlak dibutuhkan.

6. Fusi pembuluh darah baru dan inisiasi aliran darah.

Struktur pembuluh darah yang terhubung satu sama lain akan

membentuk rangkaian atau jalinan pembuluh darah untuk memediasi terjadinya

sirkulasi darah. Pada tahap akhir, pembentukan struktur pembuluh darah baru

akan distabilkan oleh sel mural (sel otot polos dan pericytes) sebagai jaringan

penyangga dari pembuluh darah yang baru terbentuk. Tanpa adanya sel mural,

struktur dan jaringan antar pembuluh darah sangat rentan dan mudah rusak.

Faktor-faktor Angiogenesis

Availibilitas sel endotel aktif (hasil degradasi ECM pada pembuluh

darah lama), migrasi dan proliferasi sel endotel merupakan komponen utama

angiogenesis. Interaksi yang terjadi antara faktor-faktor yang berperan dalam

terjadinya angiogenesis sangat kompleks dan hal ini mendorong para peneliti

untuk melakukan pengisolasian dan purifikasi hormon pertumbuhan sel

endotel. Faktor-faktor angiogenik ini memiliki dampak berbeda-beda pada

pergerakan dan proliferasi sel endotel, yang termasuk tahap penting dalam

angiogenesis. Beberapa faktor angiogenik menstimulasi pergerakan atau

proliferasi sel endotel atau ke dua-duanya, bahkan terdapat pula faktor

angiogenik yang tidak memiliki efek atau menghambat proliferasi sel endotel.

Selain memiliki aksi yang berbeda, masing-masing faktor juga memiliki target

sel yang berbeda (Frisca dkk, 2009).

Page 46: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Menurut Frisca dkk (2009), faktor-faktor angiogenik dapat dikategorikan

menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Kelompok faktor angiogenik yang memiliki target sel endotel, untuk

menstimulasi proses mitosis. Contohnya faktor angiogenik vaskular

endothelial growth factor (VEGF) dan angiogenin yang dapat

menginduksi pembelahan pada kultur sel endotel.

2. Kelompok ke dua merupakan molekul yang mengaktivasi sel target

secara luas selain sel endotel. Beberapa sitokin, kemokin dan enzim

angiogenik termasuk dalam kelompok ini. Fibroblast growth factor

(FGF)-2 merupakan sitokin kelompok ini yang pertama kali

dikarakterisasi.

3. Kelompok ke tiga merupakan faktor yang bekerja tidak langsung.

Faktor-faktor angiogenik pada kelompok ini dihasilkan dari makrofag,

sel endotel atau sel tumor. Kelompok faktor yang paling banyak

dipelajari adalah tumor necrosis factor alfa (TNF-α) dan transforming

growth factor beta (TGF-β) yang menghambat proliferasi sel endotel

in vitro. Secara in vivo, TGF-β menginduksi angiogenesis dan

menstimuli ekspresi TNF-α, FGF-2, Platelet Derived Growth Factor

(PDGF), dan VEGF dengan menarik sel-sel inflamatori. TNF-α

diketahui meningkatkan ekspresi VEGF dan reseptornya, interleukin-8

dan FGF-2 pada sel endotel. Aktivitas TNF-α ini menjelaskan

peranannya dalam angiogenesis secara in vivo.

Page 47: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Beberapa kemungkinan mekanisme stimulasi angiogenesis oleh faktor angiogenik

tipe ini antara lain :

a Mobilisasi makrofag dan mengaktivasi sel tersebut untuk mensekresi

hormon pertumbuhan atau faktor kemotaktik sel endotel pembuluh

darah, atau bahkan mensekresi keduanya.

b. Menyebabkan terjadinya pelepasan nitrogen sel endotel (contohnya b-

FGF) yang dapat disimpan di ECM.

c. Menstimulasi pelepasan penyimpanan intraseluler faktor pertumbuhan

sel endotel.

b. Reepitelialisasi

Secara simultan, sel-sel basal pada epitelium bergerak menuju

daerah luka dan menutupi daerah luka (Gottrup dkk., 2007). Pada tepi

luka, keratinosit akan berproliferasi setelah kontak dengan ECM dan

kemudian bermigrasi dari membran basal ke permukaan yang baru

terbentuk. Ketika bermigrasi, keratinosit akan menjadi pipih dan panjang

dan juga membentuk tonjolan sitoplasma yang panjang. Pada ECM,

mereka akan berikatan dengan kolagen tipe I dan bermigrasi menggunakan

reseptor spesifik integrin. Kolagenase yang dikeluarkan keratinosit akan

mendisosiasi sel dari matriks dermis dan membantu pergerakan dari

matriks awal. Keratinosit juga mensintesis dan mensekresi

Matrixmetalloproteinase lainnya ketika bermigrasi (Schultz, 2007).

Page 48: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

c. Fibroplasia

Fibroblas mulai memasuki daerah luka 2 - 5 hari setelah fase

inflamasi luka berakhir, dan jumlahnya mencapai puncak pada 1 - 2

minggu setelah terjadinya luka. Pada akhir minggu pertama, fibroblas

adalah sel utama dalam luka. Fibroplasia berakhir 2 sampai 4 minggu

setelah luka terjadi (Gurtner, 2007). Fibroblas berproliferasi dan

bermigrasi, sehingga nantinya menjadi sel utama yang menjadi matrix

kolagen di dalam area luka. Fibroblas dari jaringan normal bermigrasi ke

dalam area luka. Awalnya fibroblas menggunakan benang fibrin pada fase

inflamasi untuk bermigrasi, melekat ke fibronektin. Lalu fibroblas

mengendapkan substansi dasar ke dalam area luka yang selanjutnya akan

ditempati oleh kolagen (Grab dan Smith 2006).

D. Fase Maturasi dan Remodeling

Sekitar 1 minggu setelah terjadinya penyembuhan luka, fibroblas

berdiferensiasi menjadi miofibroblas dan luka mulai menyusut. Pada luka

yang dalam puncak penyusutan terjadi dalam 5 - 15 hari setelah terjadinya

luka. penyusutan dapat berakhir dalam beberapa minggu, dan berlanjut bahkan

setelah luka mengalami reepitelisasi. Jika pengerutan berlanjut terlalu lama,

hal ini akan menuju pada kerusakan dan malfungsi. Pengerutan terjadi untuk

mengurangi bentuk yang berlebihan dari penyembuhan luka. Luka yang besar

akan menjadi 40 - 80 % lebih kecil setelah terjadinya pengerutan. Pada

awalnya, pengerutan terjadi tanpa keterlibatan miofibroblas. Miofibroblas

yang mirip sel otot polos bertanggung jawab pada kontraksi. Miofibroblas

Page 49: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

mengandung aktin yang serupa ditemukan di dalam sel otot polos (Grab dan

Smith 2006).

Fase ini dimulai 2-3 minggu setelah penutupan luka. Selama fase ini,

jaringan granulasi mengalami remodeling dan maturasi untuk membentuk

jaringan scar, ketika jaringan granulasi telah ditutupi epitelium. Fase ini

ditandai dengan penurunan densitas sel, jumlah kapiler dan aktivitas

metabolik. Fibril kolagen membentuk serabut kolagen yang tebal (Gottrup

dkk., 2007).

Fase terakhir dalam penyembuhan luka merupakan fase maturasi yang

ditandai keseimbangan antara proses pembentukan dan degradasi kolagen.

Setidaknya terdapat tiga prasyarat kondisi lokal agar proses penyembuhan

luka dapat berlangsung dengan normal, yaitu: 1) semua jaringan di area luka

dan sekitarnya harus vital, 2) tidak terdapat benda asing, 3) tidak disertai

kontaminasi eksesif atau infeksi (Prasetyono, 2009). Saat kadar produksi dan

degradasi kolagen mencapai keseimbangan, maka mulailah fase maturasi dari

penyembuhan jaringan luka. Fase ini dapat berlangsung hingga 1 tahun

lamanya atau lebih, tergantung dari ukuran luka dan metode penutupan luka

yang dipakai. Selama proses maturasi, kolagen tipe III yang banyak berperan

saat fase proliferasi akan menurun kadarnya secara bertahap, digantikan

dengan kolagen tipe I yang lebih kuat. Serabut-serabut kolagen ini akan

disusun, dirangkai, dan dirapikan sepanjang garis luka (Grab dan Smith 2006).

Fase remodelling jaringan parut adalah fase terlama dari proses

penyembuhan. Pembentukan kolagen akan mulai menurun dan stabil.

Page 50: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Meskipun jumlah kolagen sudah maksimal, kekuatan tahanan luka hanya 15

% dari kulit normal. Proses remodelling akan meningkatkan kekuatan tahanan

luka secara drastis. Proses ini didasari pergantian dari kolagen tipe III menjadi

kolagen tipe I. Peningkatan kekuatan terjadi secara signifikan pada minggu ke

tiga hingga minggu ke enam setelah luka. Kekuatan tahanan luka maksimal

akan mencapai 90% dari kekuatan kulit normal (Webster dkk., 2012).

2.3.2 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka

Faktor-faktor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi besarnya luka, jenis

jaringan yang mengalami luka, lokasi, bersih dan kotornya luka (kontaminasi)

serta kecepatan penatalaksanaannya. Faktor sistemik meliputi keadaan umum

penderita beserta kelainan kronik sebelumya yang telah diderita, keadaan gizi,

penyakit sistem imun dan lain-lain (Cotran dkk., 1999; Grab dan Smith 2006).

Faktor sistemik:

1. Nutrisi, merupakan pengaruh yang cukup menonjol. Kekurangan vitamin

C dan protein akan mempengaruhi sintesis kolagen serta memperpanjang

waktu penyembuhan.

2. Status metabolik, misalnya penyakit diabetes melitus di mana pada

penyakit ini penderita mengalami gangguan metabolik.

3. Status sirkulasi darah.

4. Status imunitas, gangguan dan defisiensi sistem imun menyebabkan luka

mudah terinfeksi dan mengganggu penyembuhan luka.

Page 51: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

5. Hormonal, hormon glukokortikoid mempunyai pengaruh sebagai

antiinflamasi, dapat mempengaruhi proses inflamasi dan proliferasi,

sehingga dapat mempengaruhi sintesis kolagen.

Faktor-faktor lokal;

1. Infeksi luka

2. Faktor mekanik, misalnya mobilisasi awal, pergerakan di atas luka akan

proses penyembuhan luka.

3. Benda asing, misalnya benang jahit yang tidak terabsorbsi dan kotoran.

4. Macam, ukuran, dan lokasi luka.

5. Oksigenasi, merupakan faktor terpenting yang berpengaruh pada

kecepatan penyembuhan luka.

2.4 Peranan Angiogenesis pada Penyembuhan Luka

Jaringan pada penyembuhan luka memerlukan suplai oksigen dan nutrisi

supaya dapat berproliferasi dengan baik, oleh karena itu diperlukan suatu proses

yang dapat memfasilitasi hal tersebut yaitu angiogenesis (pembentukan pembuluh

darah baru). Angiogenesis merupakan salah satu proses yang terjadi dalam

penyembuhan luka pada fase proliferasi yaitu antara 2 hari sampai 3 minggu

setelah injuri. Proses ini merupakan proses alami yang penting dan diperlukan

pada penyembuhan luka untuk mengembalikan aliran darah pada jaringan setelah

terjadi injuri, sehingga jaringan-jaringan yang baru mendapatkan suplai nutrisi

yang cukup untuk berproliferasi (Permatasari dkk., 2013).

Page 52: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Proses pada penyembuhan luka, kapiler-kapiler baru membawa

metabolit-metabolit vital seperti asam amino dan oksigen menuju sel-sel luka

yang terlibat dalam suatu rangkaian kompleks dari proses perbaikan luka

tersebut. Unsur pokok sel yang penting dari kapiler-kapiler baru ini adalah sel

endotel. Sel endotel ini berinteraksi dengan zat biokimia cair dan protein

matriks ekstrasel. Pada orang dewasa normal, dalam keadaan non-patologik sel

endotel mengalami pergantian (turn over) dalam waktu bertahun-tahun, namun

sel-sel endotel tersebut berproliferasi dengan cepat (5 hari) pada saat terjadi

rangsangan angiogenesis, misalnya selama regenerasi jaringan pada

penyembuhan luka (Kalangi, 2011).

2.5 Reepitelialisasi pada Penyembuhan Luka

Proses epitelialisasi terjadi selama fase proliferasi. Lapis sel-sel yang

mati karena trauma, melindungi sel-sel hidup di lapisan yang lebih dalam dari

epitel. Lapis-lapis perbaikan luka terbentuk dengan adanya integrasi antara

kolagen yang disintesis oleh fibroblast dengan substansi dasar. Selama

pemulihan luka,sel-sel pada tepian luka menggepang menjadi

lembaran tipis yang menyebar menutupi celah dalam epitel. Sedangkan pada

tepi luka, pembelahan sel dimulai agak belakangan untuk menyediakan sel yang

diperlukan untuk pemulihan epitel sampai tebalnya normal (Martyarini, 2011).

Page 53: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Secara simultan, sel-sel basal pada epitelium bergerak menuju daerah

luka dan menutupi daerah luka (Gottrup dkk., 2007). Pada tepi luka, keratinosit

akan berproliferasi setelah kontak dengan ECM dan kemudian bermigrasi dari

membran basal ke permukaan yang baru terbentuk. Ketika bermigrasi, keratinosit

akan menjadi pipih dan panjang dan juga membentuk tonjolan sitoplasma yang

panjang. Pada ECM, mereka akan berikatan dengan kolagen tipe I dan bermigrasi

menggunakan reseptor spesifik integrin. Kolagenase yang dikeluarkan keratinosit

akan mendisosiasi sel dari matriks dermis dan membantu pergerakan dari matriks

awal. Keratinosit juga mensintesis dan mensekresi Matrixmetalloproteinase

lainnya ketika bermigrasi (Schultz, 2007).

2.6 Buah Adas

Adas (Foenicullum vulgare Mill) suku adas-adasan atau apiaceace

telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan tradisional.

Adas berasal dari daerah laut tengah timur (Italia ke timur hingga Suriah),

tetapi secara luas telah mengalami naturalisasi di banyak belahan dunia

terutama pada tanah kering di dekat pantai laut dan di tepi sungai.

Tumbuhannya berbentuk herba yang berbau harum, berwarna hijau terang,

tegak, dan dapat mencapai dua meter tingginya. Daun tumbuh sehingga 40

sentimeter, panjang berbentuk pita, dengan segmen terakhir dalam bentuk

rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Bunga yang dihasilkan ujung tangkai

adalah bunga majemuk yang berdiameter 5 hingga 15 cm. Setiap bagian

umbel mempunyai 20-50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada

pedikel-pedikel yang pendek. Buahnya adalah biji kering dari 4 hingga 9

Page 54: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

milimeter panjangnya, dan mempunyai alur. Bijinya yang dikeringkan

dikenali sebagai biji adas (Sudarsono dkk., 2002 ; Diaaz-Maroto dkk.,

2006).

2.6.1 Klasifikasi Ilmiah Buah Adas

Gambar : 2.5 Buah Adas (Andajani dan Maharddika, 2003).

Klasifikasi ilmiah tanaman adas adalah (Mimica dkk., 2003) :

Kingdom : Plantae ( tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh )

Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )

Ordo : Apiales

Familia : Apiaceace ( suku bellimbing-belimbingan)

Genus : Foeniculum

Spesies : F. vulgare

Page 55: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.6.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Adas

Buah adas bermanfaat sebagai obat batuk, mulas, sariawan, pelega

tenggorokan, dan penghangat badan (Setyaningsih, 2002). Fungsi buah Adas

sebagai tanaman obat berkaitan erat dengan kandungan kimiawinya yang terdiri

atas minyak atsiri, flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV,

stigmasterin, minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pectin,

trigonelin, kolin, dan iodine. (Sudarsono dkk., 2002). Minyak atsiri memiliki

fungsi sebagai penghambat pertumbuhan mikroba maupun memberikan aroma

harum (Arini dkk., 2003). Flavonoid telah lama diakui memiliki aktivitas

antiinflamasi, antioksidan, antialergi, hepatoprotektif, antitrombotik, antiviral, dan

antikarsinogenik (Nijveldt dkk., 2001). Saponin memiliki fungsi sebagai

antiinflamasi, antibakteri, dan antikarsinogenik (Andajani dan Maharddika, 2003).

Komponen saponin menurut (Froschle dkk., 2004) terbukti mampu menstimulasi

sintesis fibroblast oleh fibronektin (Kanzaki dkk, 1998) menyebutkan bahwa

fungsi saponin berkaitan erat dengan aktivasi TGF-β.

2.6.3. Penggunaan Adas dalam Bidang Kuliner

adas adalah herbal yang sangat aromatik dan memiliki rasa yang kuat,

sering digunakan dalam bidang kuliner dan pengobatan. Biji adas digunakan

sebagai perasa pada makanan yang dipanggang, daging dan ikan, es krim,

minuman beralkohol dan campuran herbal umbi, daun dan biji tanaman adas

banyak digunakan dalam banyak kuliner tradisional dunia. Biji adas kering adalah

bersifat aromatik, adas berwarna coklat atau hijau ketika segar, perlahan-lahan

berubah kusam abu-abu sesuai usia biji.

Page 56: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Biji adas yang berwarna hijau merupakan pilihan terbaik jika digunakan

untuk memasak . umbinya garing, akarnya yg kuat dapat dibuat sayur dan dapat

tumis, direbus, dipanggang atau dimakan mentah. Adas sering digunakan terutama

dalam masakan Mediterania, di mana umbi dan daun yang digunakan, baik

mentah dan dimasak, dalam lauk, salad, pasta, masakan sayuran. Banyak budaya

di anak benua India dan Timur Tengah menggunakan biji adas dalam masakan

mereka. Adas merupakan salah satu rempah-rempah yang paling penting dalam

masakan Kashmiri Pandit dan Gujarati (Diaaz-Maroto dkk., 2005).

2.6.4. Pengunaan Adas dalam Pengobatan Lokal dan Tradisional

Secara medis adas sering digunakan sebagai campuran pencahar untuk

menghilangkan efek sampingnya. campurannya dibuat dlm bentuk bubuk senyawa

manis. Adas dicampur dengan natrium bikarbonat dan sirup digunakan untuk

mengobati perut kembung pada bayi. Teh adas, juga digunakan sebagai

karminatif, dibuat dengan menuangkan air mendidih pada satu sendok teh biji

adas memar. Di anak benua India, biji adas dimakan mentah, kadang-kadang

dengan beberapa pemanis untuk meningkatkan penglihatan. Dalam beberapa

penilitian pada studi hewan ekstrak biji adas terbukti memiliki potensi untuk

digunakan dalam pengobatan glaukoma, sebagai diuretik dan obat yang potensial

untuk pengobatan hipertensi. adas telah digunakan sebagai galactagogue yaitu

meningkatkan pasokan susu ibu menyusui. Hal tersebut disebabkan kehadiran

fitoestrogen yang terkandung dalam adas yang mendorong pertumbuhan jaringan

payudara (Agarwal dkk., 2008).

Page 57: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.6.5. Fitokimia Buah Adas

F. vulgare telah dilaporkan mengandung 6,3% pelembab, protein 9,5%,

10% lemak, 13,4% mineral, serat 18,5% dan 42,3% karbohidrat. Mineral dan

vitamin yang terkandung dalam F. vulgare adalah kalsium, kalium, natrium, besi,

fosfor, tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C. Komponen utama dari minyak

essensial dalam biji F. vulgare minyak esensial antara lain : trans-anethole,

fenchone, estragol (methyl chavicol), dan α-phellandrene, struktur molekul

mereka ditunjukkan pada Gambar. 2.6. Konsentrasi relatif senyawa ini bervariasi

tergantung pada negara fonologi dan asal adas (Diaaz-Maroto dkk., 2006).

Komposisi minyak esensial dari F. vulgare menunjukkan chemodiversity

cukup tergantung pada metode ekstraksi dan asal geografis. Akumulasi senyawa

volatil terdapat dalam bagian-bagiannya yaitu. akar, batang, tunas, bunga dan

buah-buahan (Diaaz-Maroto dkk., 2006 dan Gross dkk., 2009). Dalam satu

penelitian dilaporkan bahwa kandungan minyak atsiri dan komposisi bervariasi

selama tahap pematangan berbeda F. vulgare. Kandungan minyak atsiri

dilaporkan menurun dengan tingkat kematangan buah. Kandungan trans-anethole,

komponen utama, bervariasi antara 81,63% dan 87,85% (Telci dkk., 2009).

Studi lain melaporkan bahwa phenylpropenes estragol dan trans-anethole

yang merupakan konstituen utama dari oleoresin dari bagian aerial F. vulgare

bervariasi selama pengembangan tanaman. Efek farmakologis dari buah F.

vulgare umumnya dikaitkan dengan minyak esensial mereka. Sejumlah penelitian

telah menunjukkan bahwa minyak esensial dan konstituen individu menunjukkan

aktivitas farmakologi baru. (+) Fenchone dan P-anisaldehida diidentifikasi

Page 58: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

sebagai agen acaricidal besar terhadap Dermatophagoides farinae dan

Dermatoghagoides pteronyssinus. Oleh karena itu senyawa ini dapat digunakan

sebagai agen potensial pengendali tungau pada debu rumah. Dalam studi lain,

anethole telah dilaporkan untuk menjadi agen estrogen aktif. Namun, dalam

beberapa studi telah menunjukkan bahwa polimer anethole yaitu dianethole dan

photoanethole adalah agen estrogenik yang sebenarnya. Anethole telah juga

dilaporkan menjadi agen antitrombotik aman karena aktivitas antiplatelet, efek

destabilisasi gumpalan dan aktivitas vaso-relaksan (Tognolini dkk., 2007).

Gambar 2.6 Struktur Molekul Bioaktif Utama dari Komponen Esesensial Oil

Foeniculum vulgare (Tognolini dkk., 2007).

Kelas-kelas lain dari phytochemical yang terkandung dalam F. vulgare

adalah fenol dan glikosida fenolik. F. vulgare telah dilaporkan mengandung asam

fenolik seperti 3-O-Caffeoylquinic, asam 4-O-caffeoylquinic, 5-O Asam -

caffeoylquinic, 1,3-O-di caffeoylquinic asam, 1,4-O-di caffeoylquinic asam, 1,5-

Page 59: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

O-di caffeoylquini. Flavonoid seperti eriodictyol-7-rutinosida, quercetin-3-

rutinosida dan asam rosmarinic juga telah diisolasi dari F. vulgare (Faudale dkk.,

2008).

Quercetin-3-O-galactoside, kaempferol-3-O-rutinosida dan kaempferol-3-

O-glukosida juga telah dilaporkan terdapat di ekstrak air F. vulgare. Quercitin-3-

O-glukuronida, kampferol-3-O-glukuronida, isoquercitin dan isorhamnetin-3-O-

glukosida juga telah diisolasi dari F. vulgare (Parejo dkk., 2004). Senyawa fenolik

hadir dalam F. vulgare dianggap terkait dengan pencegahan penyakit yang

dianggap disebabkan oleh stress oksidatif seperti penyakit jantung, kanker dan

peradangan. Senyawa fenolik ini telah mendapat perhatian luar biasa di kalangan

ahli gizi, ilmuwan makanan dan konsumen karena peran mereka dalam kesehatan

manusia. Diglucoside trimer stilbene dan turunannya benzoisofuranone juga telah

diisolasi dari buah F. vulgare bersama dengan cis-miyabenol C, trans-miyabenol

C, trans-resveratrol-3-O-β-D-glucopyranoside, glukosida sinapyl, syringin-4-O-

β-glukosida, asam oleanolic, 7α-hydroxycampesterol, (3β, 5α, 8α, 22E) 5,8-

epidioxy-ergosta-6,22-dien-3-ol, dan 2,3-dihydropropylheptadec-5-onoate

(Marino dkk., 2007).

Page 60: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gambar 2.7 Struktur Molekuler dari Komponen Bioaktif Ekstrak Buah

Adas (Foeniculum. Vulgare). (Marino dkk., 2007).

Page 61: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.6.5 Efek Farmakologis Buah adas

A. Aktivitas antibakteri

Minyak atsiri dari buah F. vulgare menunjukkan efek antibakteri

terhadap patogen bawaan makanan seperti Escherichia coli, Bacillus

megaterium dan Staphylococcus aureus (Mohsenzadeh, 2007), E. coli

0157: H7, Listeria monocytogenes dan S. aureus (Dadalioglu dan

Evrendilek 2004; Cantore dkk., 2004). Ekstrak air dan organik F. vulgare

telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap beberapa

strain bakteri (Kaur dan Arora, 2008). Biji minyak atsiri F. vulgare juga

telah dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri

patogen manusia. Etanol dan air ekstrak F. vulgare telah menunjukkan

aktivitas terhadap Campylobacter jejuni dan Helicobacter pylori (Mahady

dkk., 2005).

Dalam studi lain, minyak esensial F. vulgare telah menunjukkan

potensi kontrol infeksi multidrug resistant Acinetobacter baumannii.

Beberapa kandungan kimia dari F. vulgare seperti fenil turunan propanoid

– Dillapional telah diidentifikasi sebagai antimikroba aktif. Molekul lain

yaitu Scopoletin yang merupakan turunan kumarin telah diisolasi dari F.

vulgare dan dilaporkan memiliki efek antimikroba marginal (Kwon dkk.,

2002).

Page 62: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

B. Efek Anti Jamur

Minyak esensial adas telah dilaporkan menunjukkan efek anti jamur. Adas

minyak esensial dan ekstrak biji yang telah dilaporkan menunjukkan aktivitas

antimycobacterial dan anticandidal (Abed, 2007). Berbagai ekstrak kulit F.

vulgare juga telah dilaporkan memiliki aktivitas anti jamur terhadap Candida

albicans (Pai dkk., 2010). Minyak esensial dari F. vulgare juga telah dilaporkan

untuk mengurangi pertumbuhan miselia dan perkecambahan Sclerotinia

sclerotiorum dan dengan demikian dapat digunakan sebagai alternatif bio

fungisida untuk fungisida sintetik melawan jamur fitopatogenik (Soylu dkk.,

2007).

Minyak esensial dari F. vulgare telah dilaporkan menunjukkan zona

lengkap penghambatan terhadap Aspergilum niger, Aspergilum flavus, Fusarium

graminearum dan Fusarium moniliforme pada 6 dosis ml (Singh dkk., 2006).

C. Aktivitas Antibiotik

Efek aktivitas antioksidan yang kuat, aman dikonsumsi pada negara-

negara Mediterania yang berbeda telah dibuktikan. (Faudale dkk., 2008). Ekstrak

metanol buah F vulgare. juga telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antioksidan

dengan menurunkan tingkat malondialdehid pada kelompok ekstrak methanol

buah F. vulgare dibandingkan dengan kelompok kontrol. Minyak dan aseton

ekstrak penting dari F. vulgare telah dilaporkan menunjukkan aktivitas

antioksidan yang kuat dibandingkan dengan Butylated hydroxyanisole (BHA) dan

butylated hydroxytoluene (BHT) (Ruberto dkk., 2000).

Page 63: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Aksi inhibisi minyak dan ekstrak aseton dalam sistem asam linoleat

dipelajari dengan memantau akumulasi peroksida dalam emulsi selama inkubasi

melalui metode tiosianat besi. F. vulgare ekstrak buah dan senyawa murni yaitu

cis-miyabenol C 11a-O-β-D-glucopyranosyl- (1 → 6) -β-d-glucopyranoside, cis-

miyabenol C, trans-miyabenol C, glukosida sinapyl dan syringing 4-O-β-

glukosida telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antioksidan. Ekstrak Buah F.

vulgare menunjukkan aktivitas moderat dalam uji peroksidasi lipid tetapi aktivitas

yang kuat pada konsentrasi tinggi. Senyawa murni yang diisolasi dari F. vulgare

menunjukkan aktivitas antioksidan lebih tinggi dari ekstrak kasar (Marino dkk.,

2007).

Senyawa fenolik yang diisolasi dari residu bagian bunga dari adas yang

dihasilkan dari distilasi untuk minyak esensial telah dilaporkan memiliki aktivitas

yang kuat yang dapat memberikan kontribusi pada interpretasi efek farmakologis

dari F. vulgare. Senyawa hasil isolasi dicirikan sebagai 3-caffeoylquinic asam, 4-

caffeoylquinic asam, asam 1,5-O-dicaffeoylquinic, asam rosmarinic, eriodictyol-

7-rutinosida, quercetin-3-O-galactoside, kaempferol-3-O-rutinosida dan

kaempferol-3-O-glukosida. (Parejo dkk., 2004). Dalam ekstrak etanol biji F.

vulgare telah dilaporkan untuk menampilkan aktivitas antioksidan. 100 mg air dan

ekstrak etanol menunjukkan 99,1% dan 77,5% penghambatan peroksidasi dalam

sistem asam linoleat masing-masing dan lebih besar dari dosis yang sama dari α-

tokoferol (36,1%). Kedua ekstrak dilaporkan memiliki kekuatan yang efektif

mengurangi, radikal bebas dan anion radikal superoksida, (Shahat dkk., 2011).

Page 64: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

D. Aktivitas Antitrombotik

Minyak esensial dari F. vulgare dan komponen utamanya telah terbukti

memiliki aktivitas antitrombotik aman karena aktivitas antiplatelet spektrum luas ,

efek destabilisasi gumpalan dan aktivitas vasorelaksan. Anethole yang merupakan

salah satu komponen minyak adas diuji dalam guinea plasma babi dapat

menghambat asam arakidonat, kolagen-ADP dan agregasi U46619 diinduksi.

Anethole juga mencegah trombin disebabkan gumpalan reaksi pada konsentrasi

yang mirip dengan minyak adas. Minyak adas telah diuji pada aorta tikus dengan

atau tanpa endotelium dan ditampilkan aktivitas vasorelaksan independen

sebanding dengan konsentrasi antiplatelet yang telah terbukti bebas dari efek

sitotoksik in vitro. Selain itu, minyak esensial F. vulgare dan anethole (100 mg /

kg oral) memberikan perlindungan yang signifikan terhadap lesi lambung pada

tikus (Tognolini dkk., 2007).

E. Aktivitas anti-inflamasi

Ekstrak methanol buah adas yang diberikan secara oral (200 mg / kg)

dilaporkan menunjukkan efek penghambatan terhadap penyakit inflamasi akut dan

subakut dan reaksi alergi tipe IV dan memberikan efek analgesic, serta

meningkatkan dismutase superoksida plasma dan aktivitas katalase serta

meningkatkan densitas kolesterol lipoprotein. Ekstrak methanol buah adas dapat

menurunkan lipid peroksidase secara signifikan dibanding kelompok kontrol,

hasil tersebut menunjukkan bahwa buah adas dapat mengurangi inflamasi. Selain

itu Pemberian secara oral ekstrak kering etanol 80% dari buah adas yang

Page 65: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

diberikan secara oral pada dosis 200 mg/kg, menghambat oedem tikus yang

diinduksi oleh carrageenan 69% setelah 3 jam (p<0,05). Dosis ini juga

menghambat oedem pada telinga mencit yang telah diinduksi dengan asam

arakidonat 70 % selama 3 jam (p<0,05) (Choi dan Hwang, 2004).

F. Aktivitas Estrogenik

F. vulgare telah digunakan sebagai agen estrogen selama berabad-abad.

Telah dilaporkan meningkatkan sekresi susu, mendorong menstruasi,

mempermudah kelahiran, meringankan gejala klimakterik laki-laki dan

meningkatkan libido. Bahan utama minyak esensial adas yaitu, anethole telah

dianggap sebagai agen estrogen aktif. (Albert dan Puleo, 2001).

G. Aktivitas hepatoprotektif

Minyak esensial adas telah dilaporkan memiliki aktivitas hepatoprotektif.

Dalam sebuah penelitian, hepatotoksisitas yang dihasilkan oleh administrasi CCl4

akut ditemukan dihambat oleh minyak esensial adas dengan bukti penurunan

kadar serum aspartat aminotransferase (AST), SGPT (ALT), alkaline phosphatase

(ALP) dan bilirubin (Ozbek dkk., 2003).

2.7 Povidone Iodine

2.7.1 Pengertian Povidone Iodine

Povidone iodine ialah suatu iodovor dengan polivinil pirolidon berwarna

coklat gelap dan timbul bau yang tidak menguntungkan. Povidone Iodine

merupakan agens antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan

kulit baik pra maupun pascaoperasi, dalam penatalaksanaan luka traumatik yang

Page 66: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

kotor pada pasien rawat jalan, dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar

(Tjay dan Rahardja, 2002).

Povidone Iodine merupakan salah satu antiseptik dari golongan halogen.

Senyawa ini merupakan kompleks antara iodin dengan polivinilpirolidon. Bentuk

kompleks ini merupakan bentuk iodofor, yaitu campuran iodin dengan surfaktan

yang bekerja sebagai pembawa dan pelarut iodin. Golongan ini berdaya aksi

dengan cara oksidasi, namun tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis

bakteri. Povidone Iodine merupakan polimer larut air yang mengandung sekitar

10% Iodine. Povidoen Iodine ditoleransi kulit dengan baik, tidak memperlambat

penyembuhan luka, dan dapat meninggalkan deposit iodin aktif yang dapat

menciptakan efek berkelanjutan. Keuntungan antiseptik berbasis iodin adalah

memiliki cakupan aktivitas antimikroba yang luas. Iodin dapat membunuh semua

patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh desinfektan dan

antiseptik lain (Sneader, 2005).

2.7.2 Struktur Kimia Povidone Iodine

Povidine Iodine adalah senyawa larut air yang merupakan komplek

senyawa iodine dengan polyvinylpyrrolidone, dengan konsentrasi iodine mulai

dari 9 5 sampai dengan 12 % dihitung berdasarkan berat kering. Povidone Iodine

mempunyai rumus bangun (C6H9NO)n.xl (Kapten, 2013).

Page 67: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gambar 2.8 Struktur Kimia Povidone Iodine (Kapten, 2013)

2.7.3 Mekanisme Kerja Povidone Iodine

Povidone Iodine bekerja dengan menghancurkan dinding sel Povidone

Iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 μg/ml dan bersifat bakterisid pada

kadar 960 μg/ml. Mikobakteria tuberkulosa bersifat resisten terhadap bahan ini.

Povidon Iodine memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam

larutan pembersihnya akan lebih meningkat toksisitasnya. Dalam 10% povidone

iodine mengandung 1% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam 1 menit

dan membunuh spora dam waktu 15 menit (Peter, 2002).

2.7.4 Keuntungan dan Kerugian Povidone Iodine

Povidone Iodine memiliki aktivitas antimikroba yang paling luas karena

dapat membunuh semua pathogen yang penting, bahkan dapat membunuh spora

di mana spora merupakan salah satu bentuk dari mikroorganisme yang paling sulit

dibunuh oleh desinfektan dan antiseptik. Povidone Iodine merupakan antiseptik

golongan Iodine yang menyebabkan sedikit iritasi kulit dan jarang menimbulkan

reaksi alergi jika dibandingkan dengan antiseptik iodine lainnya, namun lebih

sering menyebabkan dermatitis kontak iritan jika digunakan untuk pencuci tangan

(Kapten, 2013).

2.7.5 Cara Pemakaian Povidone Iodine

Povidone Iodine diformulasikan dalam bentuk antiseptik topikal, antara

lain larutan (dengan surfaktan dan atau alcohol), aerosol atau salep pada

konsentrasi mulai 7,5% sampai dengan 10%. Zat tersedia dijual bebas dan

digunakan untuk membersihkan dan desinfektan pada kulit. Menyiapkan kulit

Page 68: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

sebelum operasi dan mengobati infeksi yang peka terhadap iodine. Povidone

Iodine harus digunakan secara hati-hati pada penderita yang alergi terhadap

iodine. Jika terjadi iritasi, kemerahan dan bengkak penggunaan zat harus

dihentikan (Kapten, 2013). Larutan Povidone Iodine dapat digunakan beberapa

kali dalam sehari, dan digunakan dengan konsentrasi penuh baik untuk mengoles

maupun kompres (James dan Joise, 2007).

2.7.6 Manfaat Povidone Iodine

Tjay dan Rahardja (2002) berpendapat bahwa :

a. Povidone iodine 10% merupakan antiseptik solution yang digunakan:

1) Untuk pengobatan pertama dan mencegah timbulnya infeksi pada luka-

luka seperti : lecet, terkelupas, tergores, terpotong atau terkoyak.

2) Untuk mencegah timbulnya infeksi pada luka khitan.

3) Untuk melindungi luka-luka operasi terhadap kemungkinan timbulnya

infeksi.

b. Sebagai obat kumur dengan konsentrasi 1%.

c. Sebagai pencuci tangan sebelum operasi 10%, dapat mengurangi populasi

kuman hingga 85% dan kembali ke posisi normal setelah 8jam.

d. Sebagai larutan pembersih 2%, salep 2% , sebagai lotion 0.75%.

Page 69: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2.8 Tikus Putih ( Rattus Norvegicus)

Tikus putih atau mencit adalah tikus rumah adalah binatang asli Asia,

India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena

pengenalan oleh manusia.

Klasifikasi dari tikus putih (Kusumawati, 2004):

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Order : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Rattus

Species : norvegicus

Tikus laboratorium adalah spesies tikus rattus norvegicus yang dibesarkan

dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus laboratorium telah digunakan sebagai

model hewan yang penting untuk penelitian di bidang psikologi, kedokteran dan

bidang lainnya. Selama bertahun-tahun, tikus telah digunakan dalam banyak

penelitian eksperimen, yang telah menambah pemahaman kita tentang genetika,

penyakit, pengaruh obat-obatan dan topik lain dalam kesehatan dan kedokteran.

Para ilmuwan telah memunculkan banyak strain atau galur tikus khusus untuk

eksperimen. Sebagian besar berasal dari tikus Wistar albino, yang masih

digunakan secara luas (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Page 70: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

BAB III

KERANGKA BERPIKIR , KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Ulkus traumatikus pada mukosa mulut adalah luka terbuka yang sering

ditemukan di dalam rongga mulut. Hampir setiap orang pernah mengalami

insidensi pada mukosa rongga mulut (83,6%). Ulkus traumatikus merupakan salah

satu dari tiga kondisi yang paling sering ditemukan dalam rongga mulut. Ulkus

traumatikus didefinisikan sebagai suatu kelainan yang berbentuk ulkus pada

mukosa rongga mulut yaitu hilangnya lapisan epitelium hingga melebihi

membrana basalis dan mengenai lamina propria oleh karena trauma. Trauma

merupakan penyebab tersering terjadinya ulkus pada membran mukosa. Biasanya

pasien dapat memperkirakan kejadian yang menimbulkan ulkus. Pada umumnya

ulkus terjadi setelah beberapa kali paparan trauma.

Ulkus traumatikus dapat disebabkan oleh trauma mekanik seperti

menggigit bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras,

gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi yang patah dan iritasi gigi

tiruan serta tumpatan yang tajam. Selain itu dapat juga berasal dari iritasi akibat

pemasangan gigi tiruan yang tidak stabil, tepi protesa atau klamer gigi tiruan

sebagian lepasan (GTSL), gigi yang tajam atau gigi yang tidak rata, trauma oleh

karena benda asing seperti penggunaan piranti ortodontik ataupun sikat gigi yang

digunakan dengan teknik yang salah sehingga membuat erosi jaringan lunak

Page 71: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

disekitarnya Hal ini menjadi alasan ulkus traumatikus banyak dijumpai pada

pasien di bidang kedokteran gigi.

Penyembuhan ulkus dan luka memiliki prinsip yang sama yaitu

melalui tahap inflamasi, proliferasi dan remodeling. Penyembuhan luka

merupakan proses yang kompleks yang melibatkan banyak peristiwa fisiologis.

Sel-sel imunologi ditarik untuk melawan infeksi dan membuang jaringan yang

rusak. Pasokan darah di daerah penyembuhan dibentuk kembali melalui

angiogenesis. Regenerasi jaringan (proliferasi sel, fibroplasia) selanjutnya

menggantikan jaringan yang rusak atau hancur. Daerah luka berkurang melalui

kontraksi luka. penutupan luka dicapai melalui migrasi sel epitel (reepitelialisasi).

Penyembuhan ulkus traumatikus dapat dipercepat dengan memberikan

obat-obatan baik secara oral maupun secara topikal. Larutan Povidone Iodine

merupakan pengobatan yang relatif aman untuk luka akut kecil. Povidone iodine

digunakan dalam perawatan luka namun dapat menyebabkan dermatitis kontak

pada kulit, mempunyai efek toksikogenik terhadap fibroblas and lekosit,

menghambat migrasi netrofil dan menurunkan sel monosit.

Pengobatan alternatif yang lebih baik untuk penyembuhan luka mungkin

tersedia, Buah adas adalah salah satu jenis tanaman obat, karena dalam buah adas

banyak mengandung bahan aktif yang berkhasiat untuk pengobatan antara lain :

minyak atsiri, flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV,

stigmasterin, minyak lemak, protein, asam asam organik, pentosan, pectin,

trigonelin, kolin, dan iodine.

Page 72: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Zat aktif flavonoid, dan saponin terdapat dalam buah adas mempunyai

khasiat sebagai anti inflamasi, pembunuh kuman, antioksidan dan dapat

menghilangkan rasa sakit, sehingga buah adas dapat digunakan sebagai obat

penyembuhan ulkus traumatikus. Flavonoid mempunyai aktivitas antiinflamasi

karena dapat menghambat beberapa enzim seperti aldose reduktase, xanthine

oxidase, phosphodiesterase, lipooxygenase dan cylooxygenase. Terbentuknya

mediator proses inflamasi difasilitasi melalui jalur enzim cylooxygenase dan

lipooxygenase dari metabolisme asam arakidonat.

Buah adas dapat digunakan sebagai obat ulkus traumatikus karena

mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat

anti-septik, tannin dan flavonoid bersifat sebagai antiinflamasi, alkanoid mampu

menghilangkan rasa nyeri (analgetik) dan vitamin C berperan dalam perbaikan

jaringan mukosa mulut, sehingga dapat membantu proses penyembuhan ulkus

traumatikus.

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka yang telah diuraikan

sebelumnya maka dapat dibuat suatu kerangka konsep yang terkait dengan

masalah penelitian seperti di bawah ini:

Page 73: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gambar 3.1 Konsep Penelitian

3.3 Hipotesis Penelitian

1. Pemberian topikal ekstrak buah adas konsentrasi 50% lebih meningkatkan

angiogenesis daripada Povidone Iodine untuk penyembuhan ulkus

traumatikus tikus putih jantan.

2. Pemberian topikal ekstrak buah adas konsentrasi 50% lebih meningkatkan

reepitelialisasi daripada Povidone Iodine untuk penyembuhan ulkus

traumatikus tikus putih jantan.

Ulkus Traumatikus

Angiogenesis dan Reepitelialisasi

Faktor Eksogen :

- Lingkungan

- Stress

- Infeksi

- obat

Faktor Endogen :

- Hormonal

- Psikologis

- Genetik

- Sistem kekebalan

Pemberian ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% secara topikal

Pemberian Povidone Iodine secara

topikal

Page 74: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan

Randomized Post Test Only Control Group Design (Federer, 2008). Skema rancangan

penelitian:

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

P : Populasi

S : Sampel

RA : Random Alokasi

K : Kelompok kontrol diberikan Povidone Iodine

P : Kelompok perlakuan diberikan estrak adas konsentrasi 50%

O1 : Observasi angiogenesis dan reepitelialisasi kelompok kontrol setelah

diberikan Povidone Iodine

O2 : Observasi angiogenesis dan reepitelialisasi kelompok perlakuan setelah

diberikan ekstrak adas 50%.

K

P

P S RA

O1

O2

Page 75: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Unud dan

Fakultas Kedokteran Hewan Unud.

Waktu Penelitian : Februari - Mei 2015

4.3. Sumber Data

Sampel penelitian 32 ekor dan telah diinduksi dengan H2O2 sehingga

terjadi ulkus traumatikus pada mukosa labial bibir bawah. kemudian dibagi dalam

2 kelompok yang tidak berpasangan, yaitu satu kelompok kontrol diberikan

Povidone Iodine, satu kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol buah adas

50%.

4.3.1 Besar Sampel :

Besar sampel diperoleh dari rumus Federer sebagai berikut (Federer,

2008):

(r-1) (t-1) ≥ 15

(r-1) (2-1) ≥ 15

(r-1) ≥ 15

r ≥ 16

Pada rumus tersebut r adalah replikasi dan t adalah jumlah pengamatan atau

intervensi. Pada penelitian ini total sampel yang digunakan adalah 32 ekor tikus putih

jantan (Rattus norvegicus) yang terbagi dalam dua kelompok, sehingga jumlah

sampel 16 ekor per kelompok

Page 76: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

4.3.2 Kriteria Sampel

Sampel yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tikus putih jantan

(Rattus novergicus) yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

4.3.2.1 Kriteria Inklusi :

1. Tikus putih jantan dewasa strain winstar

2. Umur tikus 2 bulan

3. Berat badan 180 – 200 gram

4. Sehat

4.3.2.2 Kriteria Drop out : Tikus mati saat penelitian

4.4 Klasifikasi dan identifikasi variabel

Variabel penelitian adalah semua faktor yang mempengaruhi jumlah

angiogenesis dan reepitelialisasi pada penyembuhan ulkus traumatikus mukosa

mulut tikus putih jantan, antara lain :

4.4.1 Variabel Bebas :

a. Ekstrak etanol buah adas (Foenicullum Vullgare Mill) konsentrasi 50%

b. Povidone Iodine

4.4.2 Variabel Tergantung :

a. Angiogenesis

b. Reepitelialisasi

4.4. 3 Variabel Terkendali :

1. Galur Tikus

2. Umur Tikus

3. Jenis kelamin tikus

Page 77: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Variabel bebas : - Ekstrak Etanol

Buah Adas 50%

- Povidone Iodine

Variabel kendali :

Galur Tikus, Umur Tikus,

Jenis kelamin tikus, Berat

badan tikus, Jenis

Makanan Tikus.

Variabel tergantung

- Angiogenesis

- Reepitelialisasi

4. Berat badan tikus

5. Jenis Makanan Tikus

4.4.4 Hubungan Antar Variabel

Gambar. 4.2 Hubungan Antar Variabel

4.5 Definisi Operasional

1. Ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%: Ekstrak etanol buah adas

(Foenicullum vulgare Mill.) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari daerah Singaraja Bali, buah adas yang telah dikeringkan kemudian

digiling halus dan ditambah etanol 70% diaduk selama 30 menit dengan

stirrer magnetic dan didiamkan selama 48 jam. Hasil maserasi disaring

sebanyak 3 kali dengan corong buctner yang dilapisi kertas saring dan

ditampung dengan erlenmeyer. Filtrat hasil penyaringan diuapkan dengan

vacum rotary evaporator. Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan

akuades sehingga mencapai konsentrasi 50%.

Page 78: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2. Povidone Iodine: adalah polimer larut air yang mengandung sekitar 10%

Iodine.

3. Ulkus Traumatikus: adalah suatu kelainan yang berbentuk ulkus pada

mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma, merupakan

lesi sekunder yang berbentuk ulkus, dengan lesi berupa bercak putih

kekuningan, bentuk diffuse, dan dikelilingi oleh pinggiran yang

kemerahan. Pada penelitian ini ulkus dibuat dengan pengolesan bahan

hidrogen peroksida (H2O2) 30% menggunakan cottonbud pada bagian

mukosa labial di bawah frenulum insisivus sentral rahang bawah sehingga

terjadi ulkus traumatikus pada mukosa labial tikus dengan ukuran yg

hampir sama.

4. Angiogenesis: jumlah lumen pembuluh darah kapiler, tampak gambaran

berwarna merah dengan pengecatan Harris Hematoxcylin-Eosin. Lumen yang

teridentifikasi berupa gambaran lumen dengan dengan diameter 9-12 μm,

terdapat lapisan endotel pada dinding dan dikelilingi sel perisit (Bloom dan

Fawcett, 2002), kemudian dihitung dalam 4 lapang pandang menggunakan

mikroskop elektrik merk Olympus CX21 dengan pembesaran 400x. Satuan

neoangiogenesis adalah unit per 4 lapang pandang.

5. Reepitelialisasi: jarak celah epitel luka yang masih terbuka. Pengukuran celah

epitel dilakukan menggunakan metoda morfometri dengan satuan mikrometer

dalam 4 lapang pandang menggunakan mikroskop elektrik merk Olympus

CX21 dengan pembesaran 400x (Nanci, 2008).

6. Galur tikus: Hewan coba yang digunakan adalah tikus Wistar yang

merupakan family ratus-ratus berasal dari Benua Amerika, banyak digunakan

Page 79: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

sebagai hewan percobaan pada penelitian di bidang kedokteran, pengobatan,

dan kedokteran hewan.

7. Umur tikus: Tikus yang digunakan berumur 2 bulan, dihitung sejak kelahiran,

didapatkan dari pengembangbiakan tikus.

8. Jenis kelamin tikus: Tikus yang digunakan adalah tikus jantan, ditetapkan

berdasarkan fenotipe tikus yang didapatkan dari pemeliharaan Laboratory

Animal Unit Fakultas Kedokteran Udayana Denpasar.

9. Berat badan tikus: Tikus yang digunakan memiliki berat badan 180-200 gram

yang ditimbang menggunakan timbangan khusus merk Shunle tersedia di

Laboratory Animal Unit Fakultas Kedokteran Udayana Denpasar.

10. Jenis makanan tikus: sesuai dengan formula standar berupa konsentrat dengan

kandungan protein 20-25 %, lemak 5%, pati, serat kasar, abu, vitamin dan

mineral. Jenis pakan HPS 594 produksi PT. Charoen Pokphand diberikan 12 –

20 gram per ekor per hari dan diberikan air minum secara ad Libitum. Selama

penelitian tikus memiliki akses yang bebas untuk makan dan minum (Smith

dan Mangkoewidjojo, 1988)

4.6 Bahan dan Alat Penelitian

4.6.1Bahan penelitian

a. Bahan utama :

1. Mukosa labial tikus

2. Povidone Iodine

3. Ekstrak etanol buah adas 50%

Page 80: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

b. Bahan penunjang

1. Anastesi (xylazin dan ketamin)

2. Hidrogen Peroksida (H2O2) 30%

3. Cat Harris Hematoxcylin–Eosin

4. Alkohol 70 %

5. Neutral Buffer Formalin (NBF) 10%

4.6.2 Alat penelitian :

1. Mikroskop elektrik(Olympus Type CX 21)

2. Scalpel

3. Pinset

4. Cotton buds

5. Mikro brush ( diameter 2mm)

6. Gunting bedah

7. Stop watch

8. Dan lain-lain.

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Adas Konsentrasi 50%

Pada penelitian ini, bahan obat yang dipakai adalah ekstrak etanol buah adas

50%. Buah adas yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Singaraja

Bali. Ekstrak buah adas didapat dengan cara menggiling halus buah adas.

Kemudian ditambah etanol 70% diaduk selama 30 menit dengan stirrer magnetic

dan didiamkan selama 48 jam. Hasil maserasi disaring sebanyak 3 kali dengan

corong buctner yang dilapisi kertas saring dan ditampung dengan erlenmeyer.

Page 81: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Filtrat hasil penyaringan diuapkan dengan vacum rotary evaporator. Selanjutnya

dilakukan pengenceran dengan akuades sehingga mencapai konsentrasi 50%

(Voigt, 1994).

4.7.2 Perlakuan pada Hewan Percobaan Sebelum Penelitian

1. Tiga puluh dua ekor tikus putih jantan, diletakkan dalam kandang, masing-

masing kandang berisi 3 ekor tikus.

2. Kandang terbuat dari wadah plastik berukuran 23cm x 17cm x 9,5cm

dengan alas sekam padi dengan tutup dari anyaman kawat yng kuat, tahan

gigitan, tidak mudah rusak, sehingga hewan tidak mudah lepas.

3. Kandang ditempatkan pada ruangan dengan ventilasi baik, cukup cahaya,

tenang, tidak bising, suhu diatur pada suhu kamar 20oC dengan kelembaban

berkisar 50%. Kandang dibersihkan 3 hari sekali.

4. Tikus diadaptasikan selama 7 hari, diberikan air untuk minum dan diet

standar dengan menggunakan makanan merk HPS 594 produksi PT

Charoen Pokphand diberikan 12-20 gram per ekor per hari dan diberikan

minum secara Ad Libitum.

4.7.3 Selama Penelitian

1. Tiga puluh dua ekor tikus yang telah diadaptasikan mendapat pengolesan

hidrogen peroksida 30% dengan menggunakan cottonbud pada jaringan

mukosa labial mulut selama dua menit sehari yang diberikan selama 3 hari

berturut- turut bertujuan untuk membuat ulkus traumatikus karena trauma

kimia.

Page 82: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2. Untuk memudahkan aplikasi bahan, setiap tikus dianastesi menggunakan

kombinasi xylazin (5mg/kg BB) dan ketamin (20mg/kg BB) secara

intraperitoneal (Hajiaghaalipour dkk., 2013).

3. Tikus yang telah dibuat ulkus pada mukosa labial bibir bawah kemudian

dibagi dalam kelompok kontrol (16 ekor) dan kelompok perlakuan (16

ekor). Masing-masing tikus diberi tanda dengan spidol dan label pada

kandang sesuai dengan kelompoknya.

4. Pemberian bahan obat dilakukan mulai pada hari ke empat selama 2 menit

berturut-turut. Kelompok kontrol diolesi Povidone Iodine menggunakan

microbrush (diameter 2mm) selama 2 menit, 3 kali sehari, berturut-turut

selama 3 hari. Kelompok perlakuan diolesi ekstrak etanol buah adas 50%

menggunakan microbrush (diameter 2 mm) selama 2 menit, 3 kali sehari,

berturut-turut selama 3 hari. Pengolesan selama 2 menit karena dengan

waktu tersebut obat sudah dapat berpenetrasi atau meresap ke dalam

jaringan mukosa rongga mulut. Pengobatan dengan bahan ini selama 3 hari

diharapkan peneliti dapat membedakan proses angiogenesis dan reepitelisasi

yang terjadi pada kedua kelompok.

5. Pada hari ke 7 semua hewan percobaan dieutanasia menggunakan eter secara

inhalasi dan diambil jaringan ulkus pada mukosa labial rahang bawah.

Page 83: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

4.7.4 Setelah Penelitian

Setelah dilakukan euthanasia dan pengambilan jaringan, tikus yang

digunakan pada penelitian ini segera dikubur dan diperlakukan dengan sebaik-

baiknya.

4.7.5 Pembuatan sediaan mikroskopis dan observasi

Spesimen mukosa labial rahang bawah yang telah diambil, difiksasi

dengan Neutral Buffer Formalin (NBF) 10% dan dibuat sediaan mikroskopis.

Untuk semua spesimen, pemotongan dengan mikrotom dilakukan dengan

ketebalan 5 mikron, diambil untuk diwarnai dengan Harris Hematoxcylin Eosin.

Perbandingan antar kelompok dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik dengan

mengamati neoangiogenesis dan reepitelisasi dilihat pada potongan melintang

ulkus mukosa labial mulut, yang telah dibuat preparat/sediaan mikroskopis dan

dilihat pada 4 lapang pandang menggunakan mikroskop elektrik merk Olympus

CX21 dengan pembesaran 400x.

a. Angiogenesis ditentukan dengan menghitung jumlah pembuluh darah yang

baru terbentuk. Pemotretan menggunakan videophoto dengan tiga kali

pengulangan.

b. Reepitelialisasi ditentukan dengan mengukur lebar celah epitel yang masih

terbuka menggunakan metoda morfometri dengan satuan mikrometer.

Pemotretan menggunakan videophoto dengan tiga kali pengulangan.

Page 84: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

4.7.6 Alur Penelitian

Gambar 4.3 Alur penelitian

4.8 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan sebagai dasar untuk analisis

statistik (uji hipotesis) untuk mengetahui karakteristik data yang dimiliki. Fungsi

dari Statistik Deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

Analisis data

Kelompok kontrol (16 ekor) diolesi

Povidone Iodine 3x2 menit selama

3 hari

Kelompok perlakuan (16 ekor)

diolesi ekstrak 50% sebanyak 3x2

menit selama 3 hari.

Menghitung jumlah pembuluh darah baru

dan pengukuran lebar celah epitel

32 Ekor Tikus

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Dibuat ulkus traumatikus dengan diolesi hidrogen peroksida 30%, 1x2 menit

selama 3 hari.

Euthanasia pada hari ke-7

Randomisasi

Pembuatan preparat dengan pewarnaan

Harris Hematoxcylin Eosin.

Page 85: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median dan standar deviasi dari

angiogenesis dan reepitelialisasi.

2. Analisis normalitas data tiap kelompok dengan uji Shapiro-Wilk test karena data

kurang dari 50. angiogenesis dan reepitelialisasi kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan ditentukan normalitasnya

3. Analisis homogenitas. Analisis homogenitas varian antar kelompok dengan

Levene's test

4. Analisis komparasi. Pada penelitian ini dibandingkan dua kelompok pada hari yang

sama (kelompok kontrol 7 hari dengan kelompok perlakuan 7 hari). Untuk

membandingkan rerata parameter (angiogenesis dan reepitelialisasi) antara dua

kelompok ini. Karena data yang diperoleh pada penelitian ini berdistribusi normal,

maka digunakan uji statistik parametrik yaitu independent T-test.

Page 86: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif kedua sampel menggambarkan rerata, range dan

simpang baku dari distribusi frekuensi neoangiogenesis dan reepitelialisasi

mukosa mulut setelah diberikan perlakuan selama 7 hari. Analisis ini disajikan

pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1

Analisis deskriptif neoangiogenesis (unit) dan reepitelialisasi (μm) mukosa mulut

kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

Variabel N Minimal Maximal Rerata SD

Neoangiogenesis (unit)

Povidone Iodine 16 14 19 16,50 1,63

Ekstrak Etanol Adas

Konsentrasi 50% 16 36 44 39,19 2,28

Reepitelialisasi (μm)

Povidone Iodine 16 1835 2163 2031,06 104,70

Ekstrak Etanol Adas

konsentrasi 50% 16 831 1174 976,88 97,82

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rerata neoangiogenesis Kelompok Kontrol

(Povidone Iodine) adalah 16,5±1,63 unit dan rerata Kelompok Perlakuan dengan

pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% adalah 39,19±2,28 unit.

Rerata lebar celah epitel kelompok kontrol adalah 2031,06±104,70 μm, rerata

kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

adalah 976,88±97,82 μm.

Page 87: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

5.2 Uji Normalitas Data

Data neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada masing-masing kelompok

diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya

menunjukkan semua data berdistribusi normal, dengan nilai p>0,05, disajikan

pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2

Hasil Uji Normalitas neoangiogenesis (unit) dan reepitelialisasi (μm) mukosa

mulut kelompok kontrol (Povidone Iodine) dan kelompok ekstrak etanol buah

konsentrasi 50%

Variabel Kelompok p Keterangan

Neoangiogenesis

(unit) Povidone Iodine 0,325 Normal

Ekstrak Etanol Adas

Konsentrasi 50%

0,608 Normal

Reepitelialisasi

(μm) Povidone Iodine 0,279

Normal

Ekstrak Etanol Adas

Konsentrasi 50% 0,400 Normal

Seluruh nilai probabilitas yang disajikan melalui Tabel 5.2 lebih besar dari nilai

alpha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh kelompok data telah

berdistribusi normal (p > 0,05). Oleh sebab itu, pengujian terhadap data dilakukan

menggunakan metode parametrik, dalam hal ini menggunakan uji independent T-

test.

5.3 Uji Homogenitas

Data neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada masing-masing kelompok

diuji homogenitasnya dengan menggunakan Levene's test. Hasilnya menunjukkan

semua data homogen (p>0,05) disajikan pada Tabel 5.3.

Page 88: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Tabel 5.3

Hasil Uji Homogenitas neoangiogenesis (unit) dan reepitelialisasi (μm) mukosa

mulut kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

Variabel F P Keterangan

Angiogenesis

(unit)

1,488

0,232

Homogen

Reepitelialisasi

(μm)

0,368

0,549

Homogen

Seluruh data yang disajikan melalui Tabel 5.3 lebih besar dari nilai alpha.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varian data antar kelompok adalah

homogen (p > 0,05).

5.4 Uji Komparasi

5.4.1 Neoangiogenesis

Uji komparasi bertujuan untuk membandingkan rerata neoangiogenesis

antar kelompok. Hasil analisis kemaknaan dengan uji independent T-test disajikan

pada Tabel 5.4 .

Tabel 5.4

Rerata neoangiogenesis (unit) mukosa mulut dan Hasil Uji Komparasi

independent T-test antar kelompok

Kelompok Subjek n Rerata

Neoangiogenesis

(Unit)

SB Beda

Rerata

t P

Povidone Iodine 16 16,5 1,63

-22,68 -32,29 0.000

Ekstrak Etanol

Adas Konsentrasi

50%

16 39,19 2,28

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa rerata neoangiogenesis Kelompok Kontrol

adalah 16,5+1,63 unit dan rerata Kelompok Perlakuan dengan pemberian ekstrak

Page 89: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

etanol buah adas konsentrasi 50% adalah 39,19±2,28 unit. Berdasarkan data

tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata neoangiogenesis tertinggi terdapat pada

kelompok perlakuan pemberian pemberian ekstrak etanol buah adas, yaitu 39,19

dengan simpang baku sebesar 2,28, sedangkan rata-rata pada kelompok kontrol

(Povidone Iodine) lebih rendah yaitu sebesar 16,50 dengan simpang baku 1,63.

Analisis kemaknaan dengan uji independent T-test menunjukkan bahwa nilai t

sebesar -32,29 memiliki memiliki p-value yang lebih kecil dari alpha. Dengan

demikian terdapat perbedaan neoangiogenesis yang signifikan di antara dua

Kelompok Perlakuan yang dibandingkan (p < 0,05), yang berarti ekstrak etanol

buah adas konsentrasi 50% lebih meningkatkan angiogenesis dibandingkan

Povidone Iodine pada penyembuhan ulkus traumatikus tikus putih jantan.

5.4.2 Reepitelialisasi (Lebar celah epitel)

Uji komparabilitas bertujuan untuk membandingkan rerata reepitelialisasi

dalam hal ini lebar celah epitel antar kelompok. Hasil analisis kemaknaan dengan

uji independent T-test disajikan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Rerata reepitelialisasi (μm) mukosa mulut dan Hasil Uji Komparasi

independent T-test antar kelompok

Kelompok Subjek n Rerata

Reepitelialisasi

(μm)

SB Beda

Rerata

t p

Povidone Iodine 16 2031,06 104,70

1054,18 29,42 0.000

Ekstrak Etanol

Adas Konsentrasi

50%

16 976,88 97,82

Page 90: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa rerata reepitelialisasi (lebar celah epitel)

Kelompok Kontrol (Povidone Iodine) adalah 2031.06±104.70μm, rerata Kelompok

Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% adalah

976,88±97,82 μm. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata lebar

celah epitel tertinggi terdapat pada Kelompok Kontrol (Povidone Iodine) yaitu

2031,06 μm dengan simpang baku sebesar 104,70, sedangkan rata-rata pada

Kelompok Perlakuan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih

rendah yaitu sebesar 976,88 μm dengan simpang baku sebesar 97,82. Analisis

kemaknaan dengan uji independent T-test menunjukkan bahwa nilai t sebesar

29,42 memiliki p-value yang lebih kecil dari alpha. Dengan demikian terdapat

perbedaan reepitelialisasi (lebar celah epitel) yang signifikan di antara dua

kelompok yang dibandingkan (p < 0,05), yang berarti ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% lebih meningkatkan reepitelialisasi dibandingkan Povidone Iodine

pada penyembuhan ulkus traumatikus tikus putih jantan.

BAB VI

Page 91: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

PEMBAHASAN

6.1 Subjek Penelitian

Untuk menguji perbedaan efek pemberian ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% dan Povidone Iodine terhadap peningkatan penyembuhan ulkus

traumatikus mukosa mulut tikus yang terpapar H2O2 30% dengan perubahan yang

signifikan terhadap neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada Kelompok

Perlakuan dan Kontrol, digunakan tikus putih (Rattus Novergicus) , sehat, umur 2

bulan, dan berat 180-200 gram sebagai sampel. Sampel ini dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu Kelompok Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% dan Kelompok Kontrol dengan pemberian Povidone Iodine,

masing-masing kelompok berjumlah 16 ekor.

6.2 Ekstrak Etanol Meningkatkan Penyembuhan Ulkus Traumatikus Mukosa

Mulut

Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan pada hari ke 7, ditentukan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Mandala 2006; Anton 2007). Pemberian

ekstrak etanol buah adas pada luka gingival selama 3 hari menyebabkan peningkatan

neoangiogenesis dan reepitelialisasi (Rather dkk., 2012). Selain itu, pada penelitian

pendahuluan (Pertiwi, 2015) pengamatan dilakukan pada hari ke 7 menunjukan

adanya peningkatan neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada luka mukosa mulut

tikus.

Penentuan konsentrasi ekstrak etanol buah adas (Foenicullum vulgare Mill)

sebesar 50% dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan Setyaningsih (2006),

di mana aplikasi topikal ekstrak etanol buah adas 50% dapat meningkatkan jumlah

fibroblas. Pada penelitiannya menggunakan model tikus, ekstrak etanol buah adas

Page 92: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

dapat meningkatkan penyembuhan luka gingival tikus melalui peningkatan jumlah

fibroblas (Setyaningsih, 2006). Selain itu, pada penelitian pendahuluan (Pertiwi,

2015), konsentrasi 50% paling efektif untuk meningkatkan neoangiogenesis dan

reepitelialisasi pada ulkus traumatikus mukosa mulut tikus.

6.2.1 Perbandingan Rerata Neoangiogenesis

Uji perbandingan rerata neoangiogenesis antar kelompok menggunakan uji

independent T-test, menunjukan terdapat perbedaan neoangiogenesis yang

signifikan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan (p<0,05) yang

disajikan pada Tabel 5.4. Terdapat peningkatan neoangiogenesis yang bermakna

pada Kelompok Perlakuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

dibandingkan kelompok Povidone Iodine pada pengamatan hari ke 7. Hal ini

mempunyai arti bahwa proses penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut

lebih cepat terjadi pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% dibandingkan kelompok Povidone Iodine.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anton

pada tahun 2007 di mana pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

dapat meningkatkan penyembuhan luka gingiva tikus. Pengamatan dilakukan pada

hari ke 7 menunjukan adanya peningkatan poliferasi pembuluh darah dan

kepadatan angiogenesis. Gambaran histopatologi pada penelitian tersebut

menunjukan perbedan yang signifikan antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol, di mana Kelompok Perlakuan yang diberikan ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% menunjukan jumlah pembuluh darah yang baru terbentuk lebih

banyak dibandingkan Kelompok Kontrol (Anton, 2007).

Page 93: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Terjadinya peningkatan neoangiogenesis pada penelitian ini dapat

disebabkan oleh karena ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% memiliki

potensi antioksidan dan antiinflamasi sehingga berpengaruh dalam proses

penyembuhan luka. Ekstrak etanol buah adas (Foenicullum vulgare Mill)

konsentrasi 50% merupakan antioksidan flavonoid, memiliki potensi mencegah

terbentuknya radikal bebas yang keberadaannya dapat menyebabkan stress

oksidatif dan respon inflamasi berkepanjangan sehingga dapat menunda

dimulainya fase proliferasi penyembuhan luka (McKelvey dkk., 2012). Flavonoid

dapat menurunkan inflamasi dan mencegah kerusakan oksidatif jaringan pada

jaringan lunak rongga mulut (Shahat dkk., 2011).

Peningkatan proses penyembuhan luka setelah diberikan ekstrak buah adas

juga ditemukan dalam penelitian Sahane dkk. (2015), hal tersebut dapat terjadi

akibat efek dari flavonoid, yang terkandung di dalamnya, dapat meningkatkan

ekspresi faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pembentukan

pembuluh darah baru di area luka. Neoangiogenesis memiliki peran yang penting

dalam penyembuhan jaringan yang rusak dengan membantu menyalurkan nutrisi

dan oksigen. Angiogenesis, diatur oleh faktor pertumbuhan yang bekerja secara

sinergi. VEGF, angiopoietin dan TGF-β merupakan komponen utama pada

angiogenesis.

Angiogenesis pada Kelompok kontrol lebih rendah dari Kelompok

perlakuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%. Brinemark dkk. (2006)

meneliti efek dari pemberian Povidone Iodine pada luka kecil di pipi hamster

menemukan kelompok yang diberi Povidone Iodine selama satu menit terjadi

Page 94: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

penghentian aliran darah pada permukaan kapiler dan tidak kembali normal dalam

waktu satu jam. Penelitian Brennan dan Leaper (2005) yang meneliti

mikrosirkulasi pada jaringan granulasi luka di telinga kelinci, setelah luka

tergranulasi sempurna dialiri saline dan Povidone Iodine, mikrosirkulasi diperiksa

dengan mikroskop untuk mengetahui efek dari bahan larutan pada mikrosirkulasi

jaringan granulasi, kelompok yang dialiri Povidone Iodine menunjukkan

penghentian aliran darah pada jaringan granulasi dan tidak mengalami perbaikan

selama 72 jam.

6.2.2 Perbandingan rerata reepitelialisasi (lebar celah epitel) antar kelompok

Untuk melihat peningkatan reepitelialisasi, diukur lebar celah epitel yang

masih ada dengan metode morfometri. Uji perbandingan rerata lebar celah epitel

antar kelompok menggunakan uji independent T-test, menunjukan terdapat

perbedaan lebar celah epitel yang signifikan pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Perlakuan (p<0,05) yang disajikan pada Tabel 5.5. Terdapat

peningkatan repitelialisasi yang bermakna pada kelompok perlakuan ekstrak

etanol buah adas konsentrasi 50% dibandingkan Kelompok pada pengamatan hari

ke 7. Pada Kelompok Perlakuan, celah epitel yang masih terbuka lebih kecil

dibandingkan Kelompok kontrol. Hal ini mempunyai arti bahwa proses

reepitelialisasi pada penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut lebih cepat

terjadi pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

dibandingkan Kelompok Kontrol.

Peningkatan reepitelisasi pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mandala (2006) yang menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak

Page 95: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

etanol buah adas dapat meningkatkan neoformasi sel epitel pada luka. Pada

penelitiannya, observasi yang dilakukan pada hari ke 7 menunjukan adanya

perbedaan yang signifikan antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan di mana lebar

celah epitel pada Kelompok Perlakuan pemberian ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% lebih pendek dibandingkan Kelompok Kontrol. Meningkatnya

reepitelialisasi akan mempercepat proses penyembuhan luka. Reepitelialisasi yang

baik ditandai dengan celah epitel yang tertutup sempurna akibat migrasi sel epitel

yang terus terjadi sampai luka tertutup.

Meningkatnya reepitelialisasi pada kelompok yang diberikan ekstrak

etanol buah adas konsentrasi 50% dapat disebabkan karena ekstrak etanol buah

adas konsentrasi 50% mampu meningkatkan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan

dalam migrasi dan proliferasi sel epitel. Buah adas menunjukkan efek

antiinflamasi dan antioksidan sehingga mampu meningkatkan penyembuhan luka

melalui peningkatan kerja Transforming Growth Factor-beta 1 (TGF- β1). TGF-β

1 menstimulasi migrasi dan meningkatkan kekuatan adhesi sel-sel epitel (Sahane

dkk., 2015), meningkatkan aktivitas enzim, menginduksi sintesis nitric oxide dan

COX-2 yang diperlukan pada proses reepitelisasi luka (Larjava, 2012).

Pada penelitian ini, terdapat peningkatan reepitelialisasi yang signifikan

pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%. Hal ini

menunjukan hasil yang sama dengan penelitian Sahane dkk., (2015) yang

menyatakan bahwa ekstrak buah adas dapat meningkatkan regenerasi sel epitel

yang signifikan pada Kelompok Perlakuan. Berdasarkan penelitian tersebut,

Sahane dkk., (2015) menyimpulkan bahwa buah adas dapat mempercepat

Page 96: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

penyembuhan luka. Peningkatan reepitelialisasi ini dapat disebabkan karena

potensi buah adas sebagai antioksidan dalam mencegah terbentuknya radikal

bebas yang menghambat migrasi sel. Buah adas mencegah terjadinya penundaan

fase proliferasi penyembuhan luka akibat radikal bebas dan meningkatkan

regenerasi jaringan untuk mengembalikan integritasnya. Buah adas juga

mempersingkat proses inflamasi dan mengatur respon seluler terhadap luka

berjalan dengan normal (Keller dkk., 2006).

Celah epitel pada Kelompok Kontrol yang diberikan Povidone Iodine

lebih lebar dibandingkan kelompok perlakuan ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50%, hal tersebut sesuai dengan penelitian Kjolseth dkk. (2004)

penelitiannya menunjukkan kelompok yang diberi Povidone Iodine memerlukan

waktu yang lebih lama untuk epitelialisasi daripada Kelompok Kontrol yang

diberikan saline. Begitu juga penelitian Gruber dkk. (2005) membandingkan

waktu yang dibutuhkan untuk epitelialisasi luka pada luka partial thickness dan

full thickness pada tikus, kemudian diberikan hydrogen peroksida 3%, Povidone

Iodine, acetic acid, saline masing-masing 4 kali sehari. Hasilnya tidak ada

perbedaan waktu epitelialisasi antara Povidone Iodine dan saline.

6.3 Mekanisme Ekstrak Etanol Buah Adas (Foenicullum vulgare Mill)

konsentrasi 50% Meningkatkan Neoangiogenesis dan Reepitelisasi

Buah adas mengandung antioksidan flavonoid yang memiliki aktivitas

antiinflamasi. Zat aktif ini dapat menembus hingga ke dalam sel untuk melindungi

mitokondria dari kerusakan akibat radikal bebas yang sangat reaktif (Lingga,

Page 97: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

2012). Antioksidan ini dapat memperbaiki kerusakan sel dan dinding pembuluh

darah akibat radikal bebas (Winarsi, 2007).

Antioksidan dibutuhkan dan sangat penting untuk mencegah terjadinya

kerusakan jaringan. Selain itu, antioksidan mencegah peningkatan produksi

sitokin yang menyebabkan terjadinya proses inflamasi yang berlanjut. Oleh

karena itu, terapi menggunakan antioksidan sangat diperlukan pada inflamasi

kronis seperti penyembuhan luka (Carnelio dkk., 2008).

Flavonoid berfungsi untuk membatasi pelepasan mediator inflamasi.

Flavonoid merupakan golongan senyawa fenol terbesar yang memiliki aktivitas

antiinflamasi melalui penghambatan siklooksigenase dan lipoksigenase sehingga

dapat membatasi jumlah sel inflamasi ke jaringan luka. Hal ini menyebabkan

proses inflamasi berlangsung lebih singkat dan meningkatkan kemampuan

proliferatif dari TGF-β, sehingga proses proliferasi segera terjadi. Aktivitas

flavonoid meningkatkan proses penyembuhan luka melalui mekanisme

antiinflamasi dan antioksidan untuk mencegah kerusakan oksidatif akibat radikal

bebas (McKelvey dkk., 2012).

Pada penelitian ini, dikaji potensi buah adas yang diformulasikan dalam

bentuk ekstrak etanol dalam meningkatkan penyembuhan ulkus traumatikus

mukosa mulut tikus. Reaksi inflamasi yang berlangsung lama dapat menyebabkan

proses penyembuhan luka menjadi terlambat, sehingga diperlukan agen

antiinflamasi untuk mencegah fase inflamasi yang terlalu lama dan antioksidan

untuk menghambat kerusakan jaringan akibat radikal bebas. Pada penelitian ini,

ditemukan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan terhadap neoangiogenesis

Page 98: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

dan reepitelialisasi ulkus traumatikus mukosa mulut tikus pada kelompok

perlakuan dengan pengolesan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

dibandingkan Kelompok Kontrol.

Selain harus membentuk sel-sel jaringan yang baru untuk menggantikan

jaringan yang rusak, tubuh juga harus menghilangkan mikroba karena adanya

infeksi pada luka insisi. Marzoeki (2003) berpendapat bahwa luka terbuka

memudahkan bakteri dalam mengkontaminasi luka. Bakteri masuk dan

mengadakan invasi ke dalam jaringan sehingga timbul infeksi. Adanya mikroba

ini menghambat proses pembentukan jaringan yang baru, hal ini sesuai dengan

pendapat Jawetz dkk. (2004) yang menyatakan bahwa mikroba dalam perkem-

bangannya memerlukan faktor-faktor pertumbuhan yaitu air, karbon, nitrogen,

mineral, vitamin B, purine, pyrimidine sebagai sumber energi serta suhu yang

optimal. Untuk memenuhi kebutuhan akan zat nutrisi ini mikroba yang

menginvasi lokasi daerah luka mengambil nutrient dari hasil metabolisme tubuh

penderita, yang dibawa oleh darah kapiler di sekitar daerah luka sehingga energi

metabolisme untuk pembentukan jaringan tubuh akan berkurang yang akhirnya

menghambat proses pembentukan jaringan yang baru.

Buah adas mengandung antiseptik yang mempunyai daya bunuh kuman

dan mempunyai aktivitas antibakteri (Setiadi dkk., 2005). Penelitian ini dapat

membuktikan bahwa ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih

meningkatkan neoangiogenesis dan reepitelialisasi dibandingkan kelompok

kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa zat-zat berkhasiat Saponin, Tannin,

Flavanoid, vitamin C, dan kalsium yang terdapat dalam buah adas konsentrasi

Page 99: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

50% dapat menekan infeksi dan dapat mempercepat proses penyembuhan ulkus

traumatikus pada mukosa mulut tikus putih jantan.

Saponin merupakan triterpena atau steroid, terutama terdapat sebagai

glikosida yang menyebabkan rasa pahit tumbuhan (Harborne, 2007). Menurut

aktivitasnya tirterpen dapat berfungsi sebagai sitotoksik, sitostatik, antimikroba,

antiinflamasi dan spermisida serta berpengaruh pada metabolisme dan biosintesis

(Das dan Mahato, 2003). Flavonoid bekerja memperbaiki kerapuhan kapiler dan

dapat bersifat desinfektan (Robinson, 2001). Selain itu flavonoid berfungsi

sebagai antiseptik dan antiinflamasi. Sebagai antiinflamasi flavonoid bekerja

dengan cara menekan pembengkakan lokal sehingga suplai darah ke daerah luka

tidak terganggu. Defisiensi suplai darah ke daerah luka meyebabkan hambatan

pada penyembuhan luka (Price dan Wilson, 2008).

Vitamin C pada luka akan meningkatkan terbentuknya hydroxyproline

yang merupakan salah satu penyusun kolagen. Semakin banyak hidroxyproline

maka jumlah kolagen akan semakin banyak yang terbentuk. Sabut kolagen

merupakan protein fibrose yang berfungsi untuk memberikan kekuatan pada luka

sehingga mempercepat proses pengatupan ujung-ujung luka. Selanjutnya Parker

(2001) menyatakan bahwa pemberian vitamin C mampu meningkatkan aktivitas

dan jumlah fibroblast. Peningkatan jumlah sel ini akan merangsang peningkatan

jumlah sabut-sabut kolagen, elastis dan glikosaminoglikan. Glikosaminoglikan

merupakan substansi dasar yang berfungsi sebagai penahan terhadap penetrasi

bakteri sehingga vitamin C yang dikandung buah adas (Foenicullum vulgare

Mill.) dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Vitamin C mempunyai

Page 100: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

peran fisiologis yang penting untuk pertumbuhan epitel kulit, melindung mukosa

dan sel epitel dari proses keratinisasi dan meningkatkan daya tahan mukosa

terhadap infeksi dengan menutup epitel (Mustschler, 2001). Aplikasi obat secara

topikal dilakukan supaya penetrasi obat pada mukosa cepat dan segera mencapai

target. Kegunaan dan khasiat pengobatan secara topikal didapat dari pengaruh

fisik dan kimiawi obat yang diaplikasikan diatas ulkus traumatikus mukosa mulut.

Perbedaan yang signifikan terhadap neoangiogenesis pada Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol dibuktikan berdasarkan uji komparasi terhadap

dua kelompok dimana rerata neoangiogenesis Kelompok adalah 16,50±1,63 unit

dan rerata kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% adalah 39.19±2,28 unit, dengan nilai p< 0,05. Hal ini dapat

terjadi akibat kemampuan ekstak etanol buah adas konsentrasi 50% meningkatkan

proses angiogenesis dengan meningkatkan ekspresi mediator yang diperlukan

pada proses tersebut.

Page 101: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Angiogenesis Kelompok Kontrol

(Povidone Iodine)

Angiogenesis Kelompok Ekstak Etanol Buah Adas

(Foenicullum vulgare Mill) konsentrasi 50%

Gambar 6.1 Gambaran histologi neoangiogenesis hari ke 7. Tanda panah

menunjukkan pembuluh darah yang terbentuk (Pengecatan

Hematoxcylin Eosin. Pengambilan gambar dilakukan dengan

penggunaan mikroskop elektrik Olympus CX21 pembesaran

400x).

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa jumlah pembuluh darah baru

yang terbentuk lebih banyak pada kelompok perlakuan ekstak etanol buah adas

konsentrasi 50% dibandingkan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini dapat

dijelaskan oleh Sahane dkk. (2015) pada penelitiannya pemberian salep ekstrak

buah adas secara topikal pada luka eksisi dapat meningkatkan ekspresi VEGF dan

mempercepat angiogenesis. Pada penelitian tersebut dibuktikan bahwa pemberian

ekstak etanol buah adas pada luka dapat meningkatkan pembentukan jaringan

granulasi, neoangiogenesis dan reepitelisasi secara signifikan.

Peningkatan neoangiogenesis pada penelitian ini dapat terjadi akibat

kemampuan ekstak etanol buah adas sebagai senyawa flavonoid dalam

meningkatkan pelepasan faktor pertumbuhan yang diperlukan dalam

angiogenesis. Hipoksia yang terjadi pada jaringan luka akan memicu makrofag

melepaskan VEGF yang akan merangsang pembentukan pembuluh darah baru.

Neoangiogenesis terjadi akibat proses angiogenesis, dimana sel-sel angioblas akan

berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel-sel endotel, perisit serta sel-sel otot

Page 102: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

polos vaskular. Sel-sel ini berfungsi untuk membentuk pembuluh darah yang baru

pada jaringan luka.

Angiogenesis diatur oleh faktor pertumbuhan yang bekerja secara sinergi

di antaranya VEGF, angiopoietin dan TGF-β. Pemberian ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% secara topikal, dapat meningkatkan ekspresi VEGF dan

angiopoietin-1 yang berperan dalam pembentukan pembuluh darah baru

(Hajiaghaalipour dkk., 2013). Angiogenesis berlangsung secara bertahap, yaitu:

dilatasi pembuluh darah yang sudah ada oleh nitrogen oksida, VEGF menginduksi

peningkatan permeabilitas, sel-sel endotel berproliferasi dan bermigrasi ke arah

stimulus angiogenik, terjadi maturasi sel endotel, dan perekrutan sel-sel

periendotel (sel-sel perisit dan otot polos) (Gruendemann dan Fernsebner, 2005).

Pada penelitian ini, kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol

buah adas konsentrasi 50% secara topikal memiliki jumlah pembuluh darah yang

lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol yang diberikan povidone iodine.

Hal ini dapat disebabkan oleh karena ekstrak etanol buah konsentrasi 50% secara

topikal mampu meningkatkan faktor pertumbuhan Vascular endothelial growth

factor (VEGF) yang merupakan glikoprotein proangiogenik, berfungsi

meningkatkan proliferasi, migrasi, pertahanan pada sel endotel serta meningkatkan

permeabilitas kapiler. Tingkat ekspresi molekul VEGF meningkat pada masa

penyembuhan luka terutama dalam fase granulasi. Meningkatnya ekspresi VEGF

akan meningkatkan proliferasi sel endotel pada arteri, vena dan kapiler dan

merangsang angiogenesis baik in vitro ataupun in vivo (Larjava, 2012).

Page 103: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

VEGF merangsang migrasi monosit dan makrofag yang mempunyai

reseptor VEGFR-1 di permukaannya. Kerja VEGF dimediasi melalui pengikatan

dua reseptor tirosin kinase yaitu VEGFR-1 dan VEGFR-2. Reseptor-reseptor

tersebut diaktivasi oleh VEGF dengan mencetuskan fosforilasi berbagai protein

yang aktif dalam kaskade transduksi sinyal. Angiopoietin dibutuhkan untuk

pematangan pembuluh darah, meningkatkan ekspresi dan fungsi VEGF (Larjava,

2012; Hajiaghaalipour et al., 2013). Dalam penelitian ini, ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% menunjukan efek antiinflamasi dengan meningkatkan

neoangiogenesis melalui peningkatan kerja TGF-β. TGF-β merupakan salah satu

mediator yang menstimulus neoangiogenesis sehingga terbentuk pembuluh darah

baru (Larjava, 2012).

Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukan adanya

perbedaan reepitelialisasi yang signifikan antara Kelompok Kontrol dan

Kelompok Perlakuan pemberiaan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

(p<0,05). Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan uji komparasi yang dilakukan di

mana rerata reepitelialisasi melalui pengukuran lebar celah epitel yang tertinggi

pada Kelompok Kontrol dengan rerata 2031,06±104,70 μm dan rerata Kelompok

Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% adalah

976.88±97,82 μm. Lebar celah epitel pada Kelompok Perlakuan lebih sempit

dibandingkan Kelompok Kontrol, artinya proses reepitelialisasi pada kelompok

pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% meningkat secara signifikan

dibandingkan Kelompok Kontrol yang diberikan Povidone Iodine. Hal ini dapat

terjadi akibat kemampuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%

Page 104: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

meningkatkan proses reepitelialisasi pada ulkus traumatikus mukosa mulut

dengan meningkatkan faktor-faktor yang diperlukan.

Reepitelialisasi Kelompok Kontrol

(Povidone Iodine)

Reepitelialisasi Kelompok Ekstak Etanol Buah Adas

(Foenicullum vulgare Mill) konsentrasi 50%

Gambar 6.2 Gambaran histologi reepitelialisasi hari ke 7, dilakukan pengukuran

lebar celah epitel dengan metode morfometri (μm) (Pengecatan

Hematoxcylin Eosin. Pengambilan gambar dilakukan dengan

penggunaan mikroskop elektrik Olympus CX21 pembesaran 400x).

Kerusakan jaringan menyebabkan pergerakan dan migrasi sel-sel epitel ke

daerah luka. Pada awalnya, sel-sel epitel tersebut kehilangan perlekatannya

dengan jaringan ikat di bawahnya (Nanci, 2008). Regenerasi jaringan dimulai

setelah fase inflamasi, pada awalnya terjadi regenerasi pada epitel kemudian

jaringan ikat (Schultz, 2007). Pada fase proliferasi terjadi reepitelialisasi yaitu

proses pembentukan kembali lapisan epitel yang rusak. ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% mampu menurunkan respon inflamasi oleh karena kandungan

flavonoid yang terdapat di dalamnya selain itu ekstrak etanol buah adas

(Foenicullum vulgare Mill.) konsentrasi 50% juga meningkatkan faktor

pertumbuhan yang diperlukan dalam reepitelialisasi.

Page 105: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sahane dkk. (2015) di mana ekstrak etanol buah adas

(Foenicullum vulgare Mill.) yang mengandung minyak atsiri, flavonoid, tannin,

alkanoid, saponin, vitamin C, kalsium, menunjukkan efek antiinflamasi,

antioksidan, serta memiliki potensi untuk meningkatkan penyembuhan luka

melalui peningkatan kerja Transforming Growth Factor-beta 1 (TGF- β1). TGF-β

1 menstimulasi migrasi dan meningkatkan kekuatan adhesi sel-sel epitel (Larjava,

2012).

Pada penelitian ini, kelompok perlakuan ekstrak etanol buah adas

konsentrasi 50% memiliki lebar celah epitel yang lebih kecil dibandingkan

kelompok kontrol. Hal ini menunjukan bahwa reepitelialisasi kelompok perlakuan

lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Meningkatnya reepitelisasi ini dapat

disebabkan oleh karena ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% mampu

meningkatkan penyembuhan luka dengan meningkatkan Transforming Growth

Factor-beta 1 (TGF- β1) yang menyebabkan peningkatan migrasi sel-sel epitel.

Migrasi dan proliferasi sel-sel epitel ini akan berhenti ketika luka sudah tertutup

sempurna.

Pada reepitelialisasi, pembelahan sel dimulai di lapisan basal, kemudian

sel-sel epitel dengan cepat saling berdekatan sehingga jarak antar tepi luka

membentuk celah epitel yang lebih pendek (Nanci, 2008). Sel-sel epitel di daerah

tepi luka melepaskan perlekatannya dengan hemidesmosom dan memulai migrasi

24 jam pertama setelah luka. Proliferasi dimulai pada leading edge kemudian sel-

sel epitel mulai menyebar ke daerah luka (Larjava, 2012). Sel-sel epitel pada

Page 106: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

mukosa mulut terus bermigrasi sampai mencapai tepi luka sisi lainnya, pada

proses reepitelialisasi terjadi peningkatan pembelahan sel menyebabkan

stratifikasi, diferensiasi, dan terbentuk jaringan epitel normal (Nanci, 2008).

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penulis memakai ekstrak buah

adas secara keseluruhan bukan zat aktifnya sehingga tidak mengetahui zat mana

yang lebih dominan mempercepat penyembuhan ulkus traumatikus. Disamping itu

adas yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari daerah Singaraja Bali

dimana kandungan zat aktif yang terkandung di dalam penelitian ini belum tentu

sama dengan kandungan zat aktif buah adas yang digunakan dalam penelitian-

penelitian lainnya. Kandungan zat aktif buah adas berbeda-beda tergantung

wilayah tempat tumbuhnya tanaman adas, hal tersebut dapat terjadi karena

pengaruh kadar mineral dan zat hara yang terdapat di dalam tanah tempat

tumbuhnya pohon adas. Begitu pula cara mengeringkan dan penyimpanan buah

adas juga dapat mempengaruhi kandungan zat aktif di dalamnya.

Mekanisme ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% dalam

penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut tikus dapat dijelaskan pada

Gambar 6.3 berikut:

Page 107: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gambar 6.3 Mekanisme Ekstrak Etanol Buah Adas Konsentrasi 50% dalam

Meningkatkan Neoangiogenesis dan Reepitelialisasi untuk

Penyembuhan Ulkus Traumatikus Mukosa Mulut Tikus Putih

Jantan

Angiogenesis ↑

Reepitelialisasi ↑

Penyembuhan Ulkus

Traumatikus

Angiogenesis ↑

Reepitelialisasi ↑

Reepitelialisasi ↑

Ekstrak Etanol

(Foenicullum

vulgare Mill)

konsentrasi 50%

Flavonoid Saponin Vitamin C

Antiinflamasi

aaadAAntiinfl

amasi

Antimikroba,

Antiinflamasi Hidroxyproline ↑

Angiopoietin-1

TGF-β ↑,

VEGF ↑

Aktifasi TGF-β 1 Kolagen ↑

Fibroblast ↑

Glikosaminoglikan

Tannin

Antibakteri

Alkanoid

Analgesik

Antioksidan

Makrofag ↓,

Neutrofil ↓,

Limfosit ↓

Page 108: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian topikal ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih

meningkatkan angiogenesis daripada Povidone Iodine untuk penyembuhan

ulkus traumatikus mukosa mulut tikus.

2. Pemberian topikal ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih

meningkatkan reepitelialisasi daripada Povidone Iodine untuk

penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut tikus.

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi zat aktif

yang paling berperan pada buah adas dalam meningkatkan angiogenesis

dan reepitelialisasi untuk penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk menentukan

konsentrasi optimal serta formulasi yang tepat dari buah adas untuk

penyembuhan ulkus traumatikus.

3. Disarankan untuk melakukan clinical trial, agar kemudian buah adas dapat

dimanfaatkan kegunaannya bagi proses penyembuhan ulkus di dalam rongga

mulut dan ulkus-ulkus lainnya di berbagai bagian tubuh pada manusia.

Page 109: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

DAFTAR PUSTAKA

Abed K.F, 2007. Antimicrobial activity of essential oils of some medicinal plants

from Saudi Arabia Saudi J. Biol. Sci., 14 , pp. 53–60

Agarwal, S.K. Gupta, S.S. Agarwal, S. Srivastava, R. Saxena.

2008.Oculohypotensive effects of Foeniculum vulgare in experimental

models of glaucomaIndian J. Physiol. Pharmacol., 52 (2008), pp. 77–83

Albert M, Puleo. 2001. Fennel and anise as estrogen agents. J. Ethnopharmacol.,

2 pp. 337–344

Andajani TW, Maharddika D. 2003. Perbandingan Efek Aplikasi Adas Manis

Segar Tumbuk dan Adas Manis Segar Destilasi Pada Mukosa Mulut Tikus

Wistar Strain LMR yang Mengalami Peradangan (Penelitian Laboratorik).

JKGUI ;10 (Edisi Khusus): 478 -80.

Anton S. 2007. Pemberian ekstrak Ekstrak Buah Adas (Foeniculum vulgare

Mill.) menurunkan PMN dan Meningkatkan Angiogenesis Pada

Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague dawley. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada. 2007.

Arini S, Nurmawan D, Alfiani F, Hertiani T. 2003. Daya Antioksidan dan Kadar

Flavonoid Hasil Ekstraksi Etanol-Air Daging Buah Mahkota Dewa

(Phaleria macrocappa (Scheff) Boerl.). Buletin Penalaran Mahasiswa.

UGM. 2003;10(1):2-5.

Bloom, .W., Fawcett, D. W. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Terjemahan Jan

Tambayong. Jakarta: ECG.

Brennan SS, Leaper DJ. 2005. The effect of antiseptics on the healing wound: a

study using the rabbit ear chamber. Br J Susg. 2005;72: 780-782.

Brinemark PI, Albrektsson B, Lindstr6m J, Lundborg G. 2006. Local tissue

effects of wound disinfectants. Acta Chir Scand. 2006;357(suppl): 166-

176.

Burks, Robert I. 2008. Povidone-Iodine Solution in Wound Treatment. Journal of

the American Physical Therapy Association. PHYS THER 78: pp. 212-

218

Cantore P.L., Iacobelli N.S., Marco A.D., Capasso F, Senatore F. 2004.

Antibacterial activity of Coriandrum sativum L. and Foeniculum vulgare

Miller Var. vulgare (Miller). Essential oils J. Agric. Food Chem., 52

(2004), pp. 7862–7866

Page 110: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Carnelio, S., Khan, S. A., Rodrigues, A. 2008. Definite, probable or dubious:

Antioxidants trilogy in clinical dentistry. British Dental Journal. 204(1):

29-32.

Castellanos, J. L., Guzman, L. D., Guanajuato. 2008. Lesions of the oral mucosa:

an epidemiological study of 23785 Mexican patiens. Mosby. (serial

online), [cited 2013 May 20]. Available from: URL:

http://oralpathol.dlearn.kmu.edu.tw/case/Journal%20reading-intern-08-

03/oral%20mucosa%20lesion-epidemiological%20study-OOOE-

2008.pdf

Cawson, R.A. dan Odell, E.W. 2002.Disease Of the Oral Mucosa: Non-infective

stomatitis, Oral Patologi and Oral Medicine, Churchill Livingstone 192-

195.

Cebeci ARI, Gulsahi A, Kamburoglu K, Orhan BK, Oztas B. Prevalence and

distribution of oral mucosal lesions in an adult turkish population. Med

Oral Patol Oral Cir Bucal [serial online] 2009 [cited-2013 May 20];

14(6): 272-7. Available from URL:

http://www.medicinaoral.com/medoralfree01/v14i6/medoralv14i6p272.p

df

Choi E.M, Hwang J.K. 2004. Anti-inflammatory, analgesic and antioxidant

activities of the fruit of Foeniculum vulgare. Fitoterapia, 75 pp. 557–565

Cotran R.S., Kumar V., Collins T. (1999): Robbins Pathologic Basis of

Disease. 6thed. WB Saunders Co., Philadelphia, PA. 251–259

Dadalioglu I., Evrendilek G.A. 2004. Chemical compositions and antibacterial

effects of essential oils of Turkish oregano (Origanum minutiflorum),

bay laurel (Laurus nobilis), Spanish lavender (Lavandula stoechas L.),

and fennel (Foeniculum vulgare) on common foodborne pathogens. J.

Agric. Food Chem., 52 (2004), pp. 8255–8260

Das, M.C. dan Mahato, S.B. 2003. Triterpenoids. Phytochemistry 22: 1071 –

1095.

Dealey C, 2005. The Care of Wounds. A Guide for Nurses. Oxford: Blackwell

Science Ltd. Pp 1-12

De Long L, Burkhat N. 2008. General and Oral Pathology for The Dental

Hygienist. Philadelphia, US: Lippincott Williams and Wilkins, p. 295 –

297.

Page 111: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Diaaz-Maroto M.C, Pea rez-Coello M.S, Esteban J, Sanz J. 2006. Comparison of

the volatile composition of wild fennel samples (Foeniculum vulgare

Mill.) from Central Spain. J. Agric. Food Chem. pp. 6814–6818.

Diaaz-Maroto.M.C., Hidalgo I.J.D, Saa nchez-Palomo E., Peä rez-Coello M.S.

2005. Volatile components and key odorants of fennel (Foeniculum

vulgare Mill.) and thyme (Thymus vulgaris L.) Oil extracts obtained by

simultaneous distillation–extraction and supercritical fluid extraction J.

Agric. Food Chem., 53 (2005), pp. 5385–5389

Eslami, A., Gallant-Beh, C. L., Hart, D.A., Wiebe, C., Honardoust, D., Gardner,

H. 2009. Expression of Integrin αvβ6 and TGF-β in Scarless vs Scar-

forming Wound Healing. J Histochem Cytochem. 57:543–57.

Faudale M, Viladomat F, Bastida J, Poli F, Codina C. 2008. Antioxidant activity

and phenolic composition of wild, edible, and medicinal fennel from

different mediterranean countries. Agric. Food Chem., 56 , pp. 1912–1920

Federer, W. 2008. Statistics and society: data collection and interpretation. Edisi

ke-2. New York: Markel Deker.

Ferdinandez, M.K., Dada, I.K.T., Damriyasa, I.M. 2013. Bioaktivitas Ekstrak

Daun Tapak Dara (Catharantus dalam roseus) Terhadap Kecepatan

Angiogenesis dalam Proses Penyembuhan Luka pada Tikus Wistar.

Journal of Indonesia Medicus Veterinus. 180-190

Frisca., Sardjono, C.T., Sandra, F. 2009. Angiogenesis : Patofisiologi Dan

Aplikasi Klinis. JKM. 8 (2): 174-188.

Froschle M, Pluss, Peter A, Etzweiler E, Ruegg D. 2004. Phytosteroid for Skin

Care. Personal Care.; 55-8.

Gandolfo, Scully C, Carrozzo. 2006. Oral Medicine. Published by Unione

Tipografico - Editrice Torinse. Hal 44-56.

Gottrup, F., Jensen, S. S., Andreasen, J. O. 2007. Wound Healing Subssequent to

Injury. In: Gottrup, F., Jensen, S. S., Andreasen, J. O., editors. Textbook

and Color Atlas of Traumatic injuries to the teeth. Fourth Edition.

Oxford: Blackwell Munksgaard. p.1-44.

Grabb, W. C., Smith, J.W. 2006. Basic technique of plastic surgery. 6th edition.

Boston: Little Brown company.

Greenberg MS. 2008. Ulcerative, Vesicular and Bulous Lesion in Burket’s Oral

Medicine Diagnosis and Treatment, 11th edition. New York: BC Decker

Inc. p. 57, 63 – 65.

Page 112: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Gross, E. Lewinsohn, Y. Tadmor, E. Bar, N. Dudai, y. Cohen, J. Friedma. 2009.

The inheritance of volatile phenylpropenes in bitter fennel (Foeniculum

vulgare Mill. var. vulgare Apiaceae) chemotypes and their distribution

within the plantBiochem. Syst. Ecol., 37 (2009), pp. 308–316

Gruber RP, Vistnes L, Pardoe R. 2005. The effect of commonly used antiseptics

on wound healing. Plast Reconrts SUT. 2005;55:472-476.

Gruendemann, B. J., and Fernsebner, B. 2005. Keperawatan Perioperatif. Editor:

Egi Komara Yudha dan Siti Aminah. Jakarta: EGC.

Gulfraz M, Waheed A, Mehmood S, Ihtisham M. 2005. Extraction and

Purification of Various Organic Compounds in selected Medicinal Plants

of Kotli Sattian, DistrictRawalpindi, Pakistan, Department of

Biochemistry, Department of Botany,University of Arid Agriculture,

Rawalpindi, Pakistan. 2005.http://www.siu.edu/~ebl/leaflets/kotli.html.

Gurtner GC, 2007. Wound Healing: Normal and Abnormal: Grabb and Smith’s

Plastic Surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;

p. 15-22.

Hajiaghaalipour, F., Kanthimathi, M. S., Abdulla, M. A., dan Junedah, S. 2013.

The Effect of Camellia sinensis on Wound Healing Potential in an

Animal Model, Evidence-Based Complementary and Alternative

Medicine. 7: 1-8.

Harborne, J.B. 2007. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Meng-analisis

Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.

James G W, Josie C. The efficacy and risks of using povidone-iodine irrigation to

prevent surgical site infection: an evidence-based review. Can J Surg.

2007 December; 50(6): 473–481.

Jawetz, E.J.L, Melnick and E.A. Adelberg. 2004. Medical Micro-biology. 16th Ed.

Large Medical Publication. Loss Allos, Califoria.

Kalangi, S.J.R. 2011. Peran Integrin Pada Angiogenesis Penyembuhan Luka.

CDK 184. 38: 177-181.

Kanzaki T, Moraski N, Shiina R, Saito Y.1998. Role of Transforming Growth

Factor – β Pathway in The Mechanisme of Wound Healing By Saponin

from Ginseng Radix Rubra. Br. J. Pharmacol ;125: 255-62

Page 113: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Kapten. 2013. Tindakan Antiseptik. Available from.

http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/217#. Last Update :

29 Maret 2015.

Kaur G.J, Arora D.S, 2008. In-vitro antibacterial activity of three plants

belonging to the family Umbelliferae Int. J. Antimicrob. Agents, 31

(2008), pp. 393–395

Keller, U., Kumin, A., Braun, S., Werner, S. 2006. Reactive Oxygen Species and

Their Detoxification in Healing Skin Wounds. Journal of Investigative

Dermatology Symposium Proceedings. 11.

Kjolseth D, Frank JM, Barker JH. 2004. Comparison of the effects of commonly

used wound agents on epithelialization and neovascularization.J Am Coll

Surg. 2004;179:305-312.

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Yogyakarta: UGM

Press.

Kwon Y.S, Choi W.G, W.J. Kim, W.K. Kim, M.J. Kim, W.H. Kang, C.M. Kim

Antimicrobial constituents of Foeniculum vulgare Arch. Pharmacal Res.,

25 (2002), pp. 154–157

Larjava, Hannu. 2012. Oral Wound Healing: Cell Biology And Clinical

Management. Oxford: John Wiley & Sons.

Leong M, Phillips LG, 2012. Wound Healing. Sabiston Textbook of Surgery Ed.

19. Amsterdam: Elsevier Saunders; h. 984-92

Lewis, A.O. 2004. Clinical Oral Medicine. Butterworth-Heinemann Ltd. Hal 47-

51.

Lingga, Lanny. 2012. The Healing Power of Antioxidant. Jakarta: Elexmedia.

Mackay, D., Miller, A. L. 2003. Nutrutional Support for Wound Healing.

Alternative Medicine Review. 8(4): 359-77.

Mahady G.B, Pendland S.L, Stoia A, Hamill F.A, D. Fabricant, B.M. Dietz, L.R.

Chadwick In-vitro susceptibility of Helicobacter pylori to botanical

extracts used traditionally for the treatment of gastro-intestinal disorders

Phytother. Res., 19 (2005), pp. 988–999

Maheswari S. 2002. Pemanfaatan Obat Alami Potensi dan Prospek

Pengembangannya, Bogor: Program Pasca Sarjana.

Page 114: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Mandala V. Skripsi: Re-epitelisasi Pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus

Sprague dawley Setelah Aplikasi Ekstrak Buah Adas (Foeniculum vulgare

Mill.) 50% invivo. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2006.

Marino. S.D, Gala F, Borbone N, F. Zollo, S. Vitalini, F. Visioli, M. Iorizzi

Phenolic glycosides from Foeniculum vulgare fruit and evaluation of

antioxidative activity Phytochemistry, 68 (2007), pp. 1805–1812

Martyarini, S.A. 2011. Efek Madu Dalam Proses Epitelisasi Luka Bakar Derajat

Dua Dangkal. Skripsi Universitas Diponegoro

Marzoeki, D. 2003. Ilmu Bedah. Luka dan Peralatan Luka Asepsis/ Antisepsis dan

Desinfektan, Luka Bakar. Airlangga University Press, Surabaya.

McKelvey, K., Xue, M., Whitmont, K., Shen, K., Cooper, A., Jacson, C. 2012.

Potential anti-inflamatory treatments for chronic wounds. Wound practice

and research. 20(2): 86-89.

Mimica-Dukic N, Kujundzic S, Sokovic M, Couladis M. 2003. Essential Oil

Composition and Antifungal Activity of Foeniculum vulgare Mill.

Obtained by Different Distilation Conditions. J. Phytother. Res ;17: 368-

71

Mohsenzadeh M. 2007. Evaluation of antibacterial activity of selected Iranian

essential oils against Staphylococcus aureus and Escherichia coli in

nutrient broth medium. Pak. J. Biol. Sci., 10 (2007), pp. 3693–3697

Moreau D, 2003. Wound care. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin

Mustschler, E. 2001. Dinamika Obat. Terjemahan M.B Widianto dan A.S Ranti.

Penerbit ITB, Bandung.

Nanci, A. 2008. Ten Cates Oral Histology: Development, Structure, and

Function. St. Louis: Mosby Inc.

Neville BD, Damm DD, Boquot JE. 2002. Oral and Maxillofacial Pathology, 2nd

edition. Philadelphia: WB Saunders, p 56-64. Niedner R. 2010. Cytotoxicity and sensitization of povidone iodine and other

frequently used anti infective agents. Dermatology (Serial on Internet) 1997

(cited 2010 Dec 27); 195 (2) : 89–92. Available from :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9403263

Nijveldt R.J, Van Nood E, Van Hoorn E, Boelens PG, Van Norren K, Van

Leeuwen. 2001. Flavonoids: a review of probable mechanisms of action

and potential application. Am. J. Clin. Nutr;74: 418-25.

Page 115: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Ozbek H., S. Ugras S., H. Dulger H., I. Bayram I., I. Tuncer I, G. Ozturk G., A.

Ozturk A. 2003. Hepatoprotective effect of Foeniculum vulgare essential

oil Fitoterapia, 74 (2003), pp. 317–319

Pai M.B., Prashant G.M, Murlikrishna K.S.,. Shivakumar K.M,. Chandu G.N.

2010 Antifungal efficacy of Punica granatum, Acacia nilotica,

Cuminum cyminum and Foeniculum vulgare on Candida albicans: an in

vitro study Indian J. Dental Res., 21 (3) (2010), pp. 334–336

Parejo I, Viladomat F, Bastida J,.Schmeda-Hirschmann G, J. Burillo J, C. Codina

. 2004. Bioguided isolation and identification of the nonvolatile

antioxidant compounds from Fennel (Foeniculum vulgare Mill.) waste J.

Agric. Food Chem., 52 , pp. 1890–1897

Parker, F. 2001. Structured Function of Skin. In : M. Orken, H.I. Maibach, and M.V.

Dahl. Dermatologi istrukturalis. Edition. Prentice-hall International inc.

Appleton and large. Connecticut, p. 1-8.

Perdanakusuma, D.S. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.

[cited 2013 dec 8]. Available from http://www.fk.unair.ac.idPermatasari,

N., Prasetyaningrum, N., Genna, Y. 2013. Efek Pemberian Jus Buah

Belimbing Manis (Averrhoa carambola L) Terhadap Peningkatan

Jumlah Sel Makrofag Pada Soket Gigi Tikus (Rattus novergicus) Strain

Wistar Pasca Pencabutan. Majalah Kesehatan FKUB.

Permatasari, N., Prasetyaningrum, N., Genna, Y. 2013. Efek Pemberian Jus Buah

Belimbing Manis (Averrhoa carambola L) Terhadap Peningkatan Jumlah

Sel Makrofag Pada Soket Gigi Tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar

Pasca Pencabutan. Majalah Kesehatan FKUB.

Pertiwi, F R. 2015. Penelitian Pendahuluan Efektifitas Ekstrak Etanol Buah Adas

(Foenicullum vulgare Mill.) Konsentrasi 25%, 50% dan 75% dalam

Meningkatkan Angiogenesis dan Reepititelialisasi pada Penyembuhan

Ulkus Traumatikus Mukosa Mulut Tikus Putih Jantan. (Unpublished)

Peter JO, Robson M.C, Heggers J.P. 2002. Comparison of silver , povidone-

iodine, and physiologic saline in the treatment of chronic prcssure

ulccrs. JAm Cm'atr Soc. 29:232-235.

Plank, M.J., Sleeman, B.D. 2004. Tumour-induced Angiogenesis : a review. J.

Theo. Med. 5: 137-153.

Prasetyono, T. O. H. 2009. General concept of wound healing. Med J Indonesia.

18: 206-14.

Page 116: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Price, S.A., and C.M.C Wilson.2008. Patofisiology (Terjemahan). Edisi kedua.

ECG. Jakarta.

Puspitawati R. 2003. Struktur makroskopik dan Mikroskopik Jaringan Lunak

Mulut. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ;10 (edisi khusus):

462–7

Pusponegoro, A. D. 2005. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat, R., De Jong, W, editor.

Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC. p. 66-88.

Rather, M.A, Dar, B.A, Sofi, S.N, Bhat, B.A, Qurishi, M.A. 2012. Foeniculum

vulgare: A comprehensive review of its traditional use, phytochemistry,

pharmacology, and safety. Arabian Journal of Chemistry. Available at

http://dx.doi.org/10.1016/j.arabjc.2012.04.011

Regezi, J. A., Sciubba, J. J., Jordan, R. C. K. 2008. Oral Pathologic Clinical

Pathologic Correlations, 5th edition. St. Louis: WB Saunders. p: 21-4.

Robinson, T. 2001. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi (Terjemahan K.

Padmawinata). ITB Bandung.

Ruberto G, M.T. Baratta M.T, S.G. Deans S.G, H.J.D. Dorman H.J.D. 2000.

Antioxidant and antimicrobial activity of Foeniculum vulgare and

Crithmum maritimum essential oils Planta J. Med., 66, pp. 687–693

Sahane, Rajkumari. Gokhale, Mitali. Nalawade, Priyanka. 2015. Wound Healing

Activity of Foenicullum Vulgare in Sprague Dawley Rats. World Journal

of Pharmaceutical Researched. Volume 4, Issue 3, 1802-1807.

Santoso,H.B. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Cet.1.-Jakarta: Agro

Media Pustaka.Hal 71-78.

Schultz, G. S. 2007. The Physiology of Wound Bed Preparation. Dalam: Granick

MS, Gamelli RL, penyunting. Surgical Wound Healing and Management.

Switzerland: Informa Healthcare. p. 1-16.

Scully, C. Sudbo, J. Speight, P,M. 2003. Progress in determining the malignant

potential of oral lesions. Journal of Oral Pathology & Medicine 251–256

Scully, Crispian. 2008. Oral and maxillofacial medicine : the basis of diagnosis

and treatment (2nd ed.). "Chapter 14: Soreness and ulcers". Edinburgh:

Churchill Livingstone. pp. 131–139. ISBN 978-0-443-06818-8

Page 117: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Setiadi, Sandjaya, Sudomodan Mursico dan Carvallo. 2005. Daftar Obat

Indonesia. Grafidian Jaya. Jakarta.

Setyaningsih W. 2006. Kepadatan Fibroblast Pada Penyembuhan Luka Gingiva

Tikus Sprague dawley Setelah Aplikasi Ekstrak Buah Adas (Foeniculum

vulgare Mill.) 50% in vivo. Yogyakarta: Bagian Biologi Mulut.

Universitas Gadjah Mada.

Shahat A.A, Ibrahim A.Y, Hendawy S.F, Omer E.A, Hammouda F.M, Rahman

F.H.A , Saleh M.A. 2011. Chemical composition, antimicrobial and

antioxidant activities of essential oils from organically cultivated fennel

cultivars Molecules, J. Biochemistry, pp. 1366–1377

Singh G, Maurya S, de Lampasona M.P, Catalan C. 2006. Chemical constituents,

antifungal and antioxidative potential of Foeniculum vulgare volatile oil

and its acetone extract J. Food Control, 17, pp. 745–752

Smith J,B dan Mangkoewidjojo, S.1988. Pemeliharaan, Pembiakan Dan

Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis, DGHE-

IDP,Universitas Indonesia, Hal 37-39.

Sneader, Walter. 2005. Drug Discovery: A History, p 68. New York: John Wiley

& Sons.

Sonis, S.T. Facio, R.C, Fang, L. 2003.Oral Ulcerative Disease, Principles and

Practice of Oral Medicine, 2nd Ed. WB Saunders Co. 345-349

Soylu S, Yigitbas H, Soylu E.M, Kurt S. 2007. Antifungal effects of essential oils

from oregano and fennel on Sclerotinia sclerotiorum J. Appl. Microbiol.,

103, pp. 1021–1030

Sudarsono PN. Gunawan D. Wahyuono S. Donatus IA. Purnomo.

2002.Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat - Sifat, dan

Penggunaan).Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional Universitas

Gadjah Mada ;85 - 9.

Suryadi, I.A., Asmarajaya, A.A.G.N., Maliawan, S. 2013. Proses Penyembuhan

dan Penanganan Luka. SMF Ilmu Penyakit Bedah FK Universitas

Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

Telci, I. Demirtas, A. Sachin. 2009.Variation in plant properties and essential oil

composition of sweet fennel (Foeniculum vulgare Mill.) fruit during

stages of maturity Ind. J Crops Prod., 30, pp. 126–130

Page 118: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Tjay, T.H., Rahardja, K. (2002). Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan

Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media

Komputindo. Halaman 540-541.

Tognolini. M. , Ballabeni. V, S. Bertoni.S., Bruni.R,, Impicciatore M., Barocelli

E. 2007. Protective effect of Foeniculum vulgare essential oil and anethole

in an experimental model of thrombosis J harmacol. Res., 56 pp. 254–260

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan Noerono, S.,

edisi V. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal 551-564.

Webster, J., Scuffham, P., Sherriff, K. L., Stankiewicz, M., Chaboyer, W. P. 2012.

Negative pressure wound therapy for skin grafts and surgical wounds

healing by primary intention. J. Cochrane Database of Systematic

Reviews. 4:1-45.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinya

dalam Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. p.153.

Page 119: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI
Page 120: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Lampiran 2 Gambaran histologi peningkatan neoangiogenesis dan reepitelialisasi

pada ulkus traumatikus mukosa mulut tikus putih jantan.

Angiogenesis Kelompok Kontrol

(Povidone Iodine)

Angiogenesis Kelompok Ekstak Etanol Buah

Adas (Foenicullum vulgare Mill) konsentrasi

50%

Reepitelialisasi Kelompok Kontrol

(Povidone Iodine)

Reepitelialisasi Kelompok Ekstak Etanol

Buah Adas (Foenicullum vulgare Mill)

konsentrasi 50%

Keterangan: Pada gambaran histologis (Gambar A, B,C, D) tampak peningkatan

angiogenesis dan reepitelisasi pada kelompok Perlakuan ekstrak

etanol adas (Foeniculum Vulgare) konsentrasi 50% (pengecatan

Hematoxcylin Eosin. Pengambilan gambar dengan penggunaan

mikroskop elektrik Olympus CX21 pembesaran 400x).

Page 121: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

NO Perlakuan Data kuantitatif angiogenesis dan

repitelialisasi mukosa mulut tikus putih

Povidone Iodine Angiogenesis

(unit)

Reepitelialisasi

(μm)

1 17 2131

2 19 2056

3 18 2097

4 19 2082

5 16 1835

6 17 2163

7 15 1938

8 14 2129

9 16 2012

10 18 1892

11 15 2138

12 16 2035

13 17 1937

14 14 2160

15 18 1917

16 15 1975

Ekstrak Etanol Buah Adas

(Foenicullum vulgare Mill.)

Konsentrasi 50%

Angiogenesis

(unit)

Reepitelialisasi

(μm)

1 40 831

2 39 1042

3 40 949

4 37 1015

5 37 997

6 42 935

7 38 887

8 36 1017

9 41 894

10 39 975

11 44 938

12 38 1057

13 40 879

14 36 1174

15 38 884

16 42 1156

Page 122: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Lampiran 4. Hasil analisis data dengan SPSS

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Angiogenesis Kontrol Povidone

Iodine

Mean 16.5000 .40825

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 15.6298

Upper Bound 17.3702

5% Trimmed Mean 16.5000

Median 16.5000

Variance 2.667

Std. Deviation 1.63299

Minimum 14.00

Maximum 19.00

Range 5.00

Interquartile Range 3.00

Skewness .000 .564

Kurtosis -1.089 1.091

Ekstrak Adas

Foenicullum vulgare

Mill konsentrasi 50%

Mean 39.1875 .57168

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 37.9690

Upper Bound 40.4060

5% Trimmed Mean 39.0972

Median 39.0000

Variance 5.229

Std. Deviation 2.28674

Minimum 36.00

Maximum 44.00

Range 8.00

Interquartile Range 3.50

Skewness .464 .564

Kurtosis -.313 1.091

Page 123: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Angiogenesis Kontrol Povidone Iodine 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Ekstrak Adas

Foenicullum vulgare Mill

konsentrasi 50%

16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Angiogenesis Kontrol Povidone Iodine .133 16 .200* .938 16 .325

Ekstrak Adas

Foenicullum vulgare Mill

konsentrasi 50%

.136 16 .200* .957 16 .608

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Independent Samples Test

Page 124: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Angioge

nesis

Equal

variances

assumed

1.488 .232

-

32.29

6

30 .000

-

22.6875

0

.70249

-

24.1221

7

-

21.2528

3

Equal

variances not

assumed

-

32.29

6

27.14

1 .000

-

22.6875

0

.70249

-

24.1285

4

-

21.2464

6

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Reepitelialisasi kontrol Povidone Iodine Mean 2031.06 26.175

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 1975.27

Upper Bound 2086.85

5% Trimmed Mean 2034.62

Median 2045.50

Variance 1.096E4

Std. Deviation 104.700

Minimum 1835

Maximum 2163

Range 328

Interquartile Range 193

Skewness -.365 .564

Kurtosis -1.128 1.091

Ekstrak Buah Adas

Foenicullum vulgare

Mean 976.88 24.457

95% Confidence Lower Bound 924.75

Page 125: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Mill Konsentrasi 50% Interval for Mean Upper Bound 1029.00

5% Trimmed Mean 974.03

Median 962.00

Variance 9.570E3

Std. Deviation 97.826

Minimum 831

Maximum 1174

Range 343

Interquartile Range 147

Skewness .654 .564

Kurtosis -.074 1.091

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Reepitelialisasi kontrol Povidone Iodine .138 16 .200* .934 16 .279

Ekstrak Buah Adas

Foenicullum vulgare Mill

Konsentrasi 50%

.114 16 .200* .944 16 .400

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Reepitelialisasi kontrol Povidone Iodine 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Ekstrak Buah Adas

Foenicullum vulgare Mill

Konsentrasi 50%

16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Page 126: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Reepiteli

alisasi

Equal

variances

assumed

.368 .549 29.42

8 30 .000

1054.18

8 35.823 981.028

1127.34

7

Equal

variances not

assumed

29.42

8

29.86

3 .000

1054.18

8 35.823 981.014

1127.36

1

Page 127: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

Lampiran 5. Dokumentasi Saat Penelitian

Gambar 1. Buah Adas

Foenicullum vulgare Mill.

Gambar 2. Penyaringan dengan tabung

Erlenmeyer

Gambar 3. Filtrat diuapkan dengan

vacum rotary evaporator

Gambar 4. Ekstrak Etanol Buah Adas

Foenicullum vulgare Mill.

Gambar 5. Pengolesan H2O2 30% pada

Gambar 6. Ulkus Traumatikus pada

Page 128: PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS … · PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) KONSENTRASI 50% LEBIH MENINGKATKAN ANGIOGENESIS DAN REEPITELIALISASI

mukosa bibir bawah

Gambar 7. Pengolesan Povidone Iodine

pada Ulkus Traumatikus

Mukosa Labial Bawah

Gambar 8. Pengolesan Ekstrak Etanol

Buah Adas (Foenicullum vulgare Mill).

konsentrasi 50%

Gambar 7. Preparat Histologis

Gambar 8. mikroskop elektrik

Olympus CX21