PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI...

download PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKONGSIAN INI. DENGAN HARAPAN NOTA INI ERMANFAAT UNTUK ANDA DUNIA AKHIRAT.

of 45

Transcript of PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI...

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    1/45

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    2/45

    B.GerakanGerakan Pada Mesin Milling (Frais)

    Ada 3 ( Tiga ) gerakan yang terdapat pada milling ( frais ) yaitu :

    1. Gerakan utama

    Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang digunakan adalah rpm

    ( rotasi per menit ) dan simbolnya n.

    2. Gerakan pemakanan ( Feeding )

    Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan. Satuan yang digunakan adalah mm /

    menit dan simbolnya s.

    3. Gerakan setting ( Depth of Cut )

    Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong. Satuan yang digunakan adalah mm dan

    simbolnya a / t.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    3/45

    C. Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais )

    1.Pemotongan Face Cutting

    Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face ) dari alat

    potong ( Cutter ).

    2.Pemotongan Side Cutting

    Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat potong

    ( Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :

    a. Pemotongan climbing

    Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah

    gerakan pemakanan benda kerja ( Feeding ).

    ...

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    4/45

    b. Pemotongan conventional

    Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah

    dengan arah geraka pemakanan benda kerja ( Feeding ).

    2.BAHAGIAN UTAMAMESIN MILLING

    Bahagian Bahagian Utama Mesin Milling ( Frais )

    1.Spindle utama

    Merupakan bahagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat

    potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

    a. Vertical spindle

    b. Horizontal spindle

    c. Universal spindle

    2.Meja / table

    Merupakan bahagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi

    menjadi 3 jenis :

    a. Fixed table

    b. Swivel table

    c. Compound table

    3.Motor drive

    Merupakan bahagian mesin yang berfungsi menggerakkan bahagian bahagian mesin yang

    lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling

    terdapat 3 buah motor :

    a. Motor spindle utama

    b. Motor gerakan pemakanan ( feeding )

    c. Motor pendingin ( cooling )

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    5/45

    4.Tranmisi/menukar kelajuan

    Merupakan bahagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan.

    Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

    a. Transmisi spindle utama

    b. Transmisi feeding

    Berdasarkan sistem tranmisinya dibezakan menjadi 2 macam yaitu :

    a. Transmisi gear box

    b. Transmisi v blet

    5.Knee/engkol

    Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat

    transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).

    6.Column/tiang

    Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian bagian mesin yang lain.

    7.Base/dasar

    Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat

    cairan pendingin.

    8.Control

    Merupakan pengatur dari bagian bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :

    a. Mekanik

    b. Electric

    Dibagi menjadi 2 bagian :

    1. Sederhana

    2. Komplek ( CNC )

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    6/45

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    7/45

    3.AKSESORIS MESIN MILLINGA. Clamping Tools

    1. Berdasarkan Tangkainya :

    1. Arbor ISO 30

    2. Arbor ISO 40

    3. Arbor ISO 45

    4. Arbor ISO 50

    5. Arbor ISO 55

    6. Arbor ISO 60

    Nr. D1 d1 L1 L2 y D2

    30 31.75 17.4 50 70 1.6 50

    40 44.45 25.3 67 95 1.6 63

    45 57.15 32.4 86 110 3.2 80

    50 69.85 39.6 105 130 3.2 100

    55 88.9 50.4 130 168 3.2 130

    60 107.95 60.2 165 210 3.2 160

    2. Berdasrkan Fungsinya :

    1. DrillChuckArbor

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    8/45

    Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter kecil dan

    memiliki bentuk tangkai silinder.

    2. Sleeve Arbor

    1. Sleeve Arbor for Cutter

    Digunakan untuk mencekam End Mill Cutter yang memiliki bentuk tangkai taper

    atau kon.

    2. Sleeve Arbor for Twist Drill

    Digunakan untuk mencekam Twist Drill yang memiliki bentuk tangkai taper atau

    kon.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    9/45

    3. Collet Arbor

    Digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silinder, dan di bentuk untuk

    mengambil sebuah diameter yang spesifik, dari alasan diatas maka standard collet

    (1 set) di langkahkan dengan penambahan 0,5 mm.

    4. Stub Arbor

    Biasanya digunakan untuk mencengkam Shell End Mill Cutter, dan beberapa tools

    lain yang memiliki lubang silinder ditengah, dan tanpa perlu menambahkan ring untuk

    membantu pencengkaman.

    5. Short Arbor

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    10/45

    Clamping Tools ini digunakan untuk mencengkam Shell End Mill Cutter dan beberapa

    tools lain yang memiliki lubang silinder ditengah, biasanya perlu ditambahkan ring

    untuk membantu proses pencengkaman.

    6. Long Arbor

    Clamping Tools ini digunakan untuk mencengkam Shell End Mill Cutter dan alat

    potong lain yang memiliki lubang silinder ditengah. Biasanya Arbor ini digunakan

    untuk Mesin Horisontal, dan juga ditambahkan ring untuk membantu pencengkaman.

    7. Side Lock Arbor

    Salah satu jenis Arbor yang digunakan untuk mencengkam Cutter dengan tangkai

    silinder, dimana prinsip pencengkamannya cukup sederhana dengan mengetatkan

    screw yang ada pada arbor, sehingga screw tersebut menekan cutter dan

    mengikatnya, untuk itu perlu ada keadaan rata pada sisi tangkai cutter, agar boleh

    tercengkam dengan baik.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    11/45

    8. Boring Head Arbor

    Digunakan untuk mencengkam boring tools, dimana dalam boring head biasanya

    disertai skala yang cukup teliti untuk pembuatan lubang yang memiliki ukuran

    tertentu.

    B. Clamping Device

    1. Clamping Benda Kerja

    1. Clamp

    Alat pencengkam sederhana yang digunakan untuk mencengkam material di meja

    milling, dimana clamp digunakan sebagai pencengkam sedangkan T-slot Bolt sebagai

    pengikatnnya.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    12/45

    2. AnglePlate

    Ketika permukaan benda kerja yang akan di milling memiliki atau ingin dibuat sudut

    tertentu, maka dapat dibuat dengan menggunakan angle plate. Benda kerja yang

    dipasang pada angle plate, biasanya dicengkam dengan menggunakan clamp.

    3. V-Blocks

    V-blocks sangat baik digunakan untuk pencengkaman batang selinder yang akan di

    proses milling, batang selinder yang pendek biasanya ditempatkan pada sebuah V-

    blocks saja, jika batang selindernya panjang, dua buah V-blocks atau lebih dipasang

    pada meja mesin, dengan jarak yang sesuai dengan panjang batang selinder. V-

    blocks dan benda kerja dicengkam pada meja mesin dengan menggunakan clamp.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    13/45

    2. Vice Machine

    1. Fixed Vice

    Alat ini paling sering digunakan dalam pengerjaan di Milling. Fixed vice tidak dapat

    diubah sudutnya, sehingga kedudukkannya selalu tetap.

    2. SwivelVice

    Clamping device ini memiliki kemampuan untuk diubah sudutnya pada satu sudut

    putar, sehingga boleh digunakan untuk membuat sudut semasa proses kerja Milling

    berlangsung.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    14/45

    3. Compound Vice

    Clamping device ini sama dengan Swivel Vice, tetapi memiliki lebih dari satu sudutputar, sehingga boleh digunakan untuk pembuatan sudut / profil yang lebih rumit.

    3. Rotary Table

    Salah satu aksesori mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat radius luar pada

    mesin Milling, semasa proses kerja dilakukan biasanya ditambahkan clamp + center pin

    untuk mencengkam benda kerja lebih kuat.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    15/45

    4. Deviding Heads

    Salah satu aksesori mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat segi tertentu

    (Misal segi 3, 4, 5 dst),Aksesori ini bisa juga digunakan untuk membuat gigi gear, ataupun spiral pada mesin

    milling.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    16/45

    4.CUTTING TOOLS

    A. Alat Potong Cutter

    1. Berdasarkan fungsi dan bentuknya1. Cutter face cutting

    1.End Mill Cutter

    Merupakan cutter dengan sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya, End

    Mill dibuat dari diameter 0.5 50 mm dengan tipe tangkai yang bermacam macam,

    ada yang bertangkai lurus dan ada yang bentuk kon.

    2. Shell End Mill Cutter

    Cutter type ini memiliki lubang berpasak pada bahagian tengah cutter yang

    berfungsi untuk pemasangan pada arbor, dibuat dengan diameter antara 30 200

    mm. Pada cutter ini terdapat sisi potong pada hujung muka dan pada sisi spiralnya.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    17/45

    2.Cutter side cutting

    1. Plain Mill Cutter

    Cutter ini digunakan untuk proses mengisar horizontal dari permukaan yang

    rata. Memiliki bentuk hampir sama dengan SEMC tetapi cutter ini hanya

    memiliki sisi potong spiral pada bahagian badannya, dan memiliki lubang

    berpasak untuk pemasangan pada arbor.

    2. Disk Cutter

    Cutter ini memiliki bentuk pipih dan dapat digunakan pada pembuatan slot

    maupun slitting, sisi potong dari cutter jenis ini ada yang rata, dan ada juga

    yang zig-zag.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    18/45

    3.Cutter profil

    1.Dove Tail Cutter

    Dove Tail Cutter digunakan untuk menghasilkan profil dove tail (ekor burung) pada benda

    kerja. Sisi potongnya berbentuk sudut 45o,60o atau 90o

    2.T-slot Cutter

    T-slot Cutter digunakan untuk membuat alur berbentuk T. memiliki sisi potong di bagian

    yang melingkar, dengan sudut helix yang saling berlawanan. T-slot Cutter ada 2 jenis, yaitu

    T-slot dengan shank rata dan T-slot dengan shank berulir.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    19/45

    3. Prisma Cutter

    Cutter yang digunakan untuk menghasilkan profil V pada benda kerja, dengan

    sudut potong 45

    o

    , 60

    0

    dan 90

    o

    4. Hobbing Cutter

    Cutter yang digunakan pada mesin milling hobbing, untuk menghasilkan profil

    berbentuk roda gigi (gear)

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    20/45

    5. Modul Cutter

    Cutter ini digunakan untuk membuat roda gigi dengan modul tertentu, dan

    menggunakan mesin milling konvensional dalam kerjanya, bentuknya hampir sama

    dengan cutter hobbing tetapi pipih.

    3. Berdasarkan fungsi tugasannya:

    1. Cutter roughing

    Cutter yang digunakan untuk proses roughing pada benda kerja, dimana proses

    pengerjaan dilakukan dengan depth of cut yang besar.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    21/45

    2. Cutter finishing

    Cutter yang digunakan untuk proses finishing, dengan depth of cut yang lebih

    sedikit dibandingkan proses roughing, dan biasanya menghasilkan permukaan yang

    lebih halus.

    4. Berdasarkan arah putarannya:

    1. Cutter putaran kiriApabila putaran cutter berlawanan arah dengan arah

    putaran jarum jam.

    2. Cutter putaran kananApabila putaran cutter searah dengan arah putaran

    jarum jam.

    5. Berdasarkan material benda kerja:

    1. Cutter type N ( normal )

    1. Digunakan untuk material yang normal sampai 70 ( kg/mm2),

    2. Sudut potong ( ) tidak begitu besar 73o,

    3. Sudut spiral ( ) tidak begitu besar 30o,

    4. Kisarnya tidak begitu besar sehingga mempunyai jumlah gigi yang tidak

    begitu banyak,

    5. Pemakan untuk tiap gigi tidak begitu besar.

    2. Cutter type H ( keras )

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    22/45

    1. Digunakan untuk material yang ulet dan keras ( baja panduan, baja

    tuang, Spk ) sampai 100 ( kg/mm2),

    2. Sudut potong ( ) besar 81o,

    3. Sudut spiral ( ) kecil 25

    o

    ,4. Kisarnya kecil sehingga mempunyai jumlah gigi yang banyak,

    5. Kerja menyuap untuk tiap gigi kecil.

    3. Cutter type W ( lembut )

    1. Digunakan untuk material/besi lembut,

    2. Sudut potong ( ) kecil 57o,

    3. Sudut spiral ( ) besar 35o,

    4. Kisarnya besar sehingga mempunyai jumlah gigi sedikit,

    5. Kerja menyuap untuk tiap gigi besar.

    B. Alat Potong Selain Cutter

    1. Alat potong twist drill

    Alat potong yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja, tangkainya ada

    yang silinder dan ada yang kon.

    2. Alat potong reamer

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    23/45

    Alat potong yang digunakan untuk memperbesar sebuah lubang, dan biasanya lubang

    yang dihasilkan berukuran tepat (ISO).

    3. Alat potong thread (Tap)

    Alat potong yang digunakan untuk membuat ulir dalam / luar pada benda kerja.

    Ukurannya ada yang metric (mm) ada yang Whitworth (inchi)

    4. Alat potong boring

    Alat potong yang digunakan untuk memperbesar lubang, atau membuat lubang khususyang tidak boleh dilakukan dengan Twist Drill ataupun Reamer.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    24/45

    5.CUTTING CONDITIONA. Cutting Speed ( Cs )

    Cutting speed / Kecepatan potong alat potong di mesin milling adalah jarak yang ditempuh

    oleh salah satu mata potong ( gigi ) dalam meter per minit.

    Cutting speed ditentukan berdasarkan :

    1. Tabel

    2. Perhitungan

    Yang berdasarkan tabel terdapat sedikitnya 2 buah referensi yaitu :

    1. Berdasarkan tabel material benda kerja,

    2. Berdasarkan tabel material alat potong.

    Hal hal yang mempengaruhi Cutting speed adalah :

    1. Material benda kerja,

    2. Material alat potong,

    3. Pendinginan ( cooling ).

    Sedangkan untuk kondisi mesin itu menentukan besarnya putaran utama ( n ).

    Tabel untuk material benda kerja berbagai macam. Disini kita menggunakan tabel material

    yang dikeluarkan oleh DIN (Jerman Barat). Tabel yang digunakan antara lain :

    1. Steel Comparison Table,

    2. Tabel Materialgruppen Bossard.

    Tata caranya pemilihan Cs adalah sebagai berikut :

    3. Kita tentukan material dengan menggunakan Steel Comparison Table, Material

    yang kita cari dikomparasikan dengan material yang berasal / menggunakan standart

    DIN ( Jerman Barat ).

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    25/45

    4. Setelah diketahui material dengan standart DIN, kemudian kita gunakan tabel

    Materialgruppen untuk mencari material yang sama dengan material tersebut atau

    yang mendekati material tersebut pada kolom kolom yang ada.

    5. Setelah ditemukan material tersebut, kita lihat pada baris paling atas yaitu

    besarnya v ( kecepatan potong ) pada kolom tersebut.

    6. Besarnya v yang didapat adalah Cs dari material yang kita cari.

    Mencari Cs juga dapat digunakan dengan menggunakan rumus. Rumus mencarinya adalah

    sebagai berikut :

    Cs= ( x d x n)/1000satuannya m/min

    dengan :

    d = diameter alat potong, satuanya mm.

    n = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.

    B. Putaran Spindle Utama ( n )

    Hal hal yang mempengaruhi putaran spindle utama / alat potong ( n ) antara lain :

    1. Besarnya kecepatan potong ( Cs ),

    2. Besarnya diameter alat potong ( d ),

    3. Kondisi mesin.

    Jika kecepatan potong yang dipakai terlalu tinggi maka cutter akan lekas tumpul, jika

    terlalu rendah kemampuan potongnya rendah, sehingga dalam menentukan kecepatan potong

    harus sesuai.

    Mencari n menggunakan rumus seperti yang tertulis diatas. Rumus mencarinya adalah

    sebagai berikut :

    n= (1000 x Cs)/( x d)satuannya rpm

    dengan :

    d = diameter alat potong, satuanya mm.

    Cs = kecepatan potong, satuannya m/menit.

    Mencari n juga dapat menggunakan tabel.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    26/45

    C. Feeding ( s )

    Feeding untuk proses milling dibedakan menjadi Tiga ( 3 ) type, yaitu :

    1. Feed per minute: Pergerakan meja dalam mm pada waktu 1 menit. Satuannya

    mm/menit. Simbolnya s / f.

    2. Feed per cutter revolution: Pergerakan meja dalam mm pada 1 kali putaran milling

    cutter. Satuannya mm / revolution. Simbolnya fo / so.

    3. Feed per tooth: Pergerakan meja dalam mm selama waktu cutter yang berputar

    pada benda kerja dari satu mata potong ke mata potong berikutnya. Satuannya

    mm/tooth. Simbolnya fz / sz.

    1. Kecepatan potong ( Cs ),

    2. Jenis material alat potong,

    3. Jenis alat potong,

    4. Diameter alat potong ( d ).

    5. Setelah kita mengetahui data diatas maka kita harus dapat memilih tabel

    yang sesuai. Sebagai contoh kita gunakan tabel yang berdasarkan standart Jerman

    dengan material alat potongnya HSS.

    6. Dari tabel tersebut kita cari berdasarkan jenis alat potongnya, misalnya End

    Mill Cutter Roughing.

    7. Kemudian pada tabel tersebut kita cari kolom yang sesuai berdasarkan Cs

    yang telah kita dapatkan. Kemudian kita cari diameter alat potong sesuai dengan

    data yang ada.

    8. Dari kolom Cs tersebut kita tarik ke bawah, dari diameter alat potong kita

    tarik ke kanan. Sehingga akan ketemu besarnya n dan s pada Cs dan diameter alat

    potong tersebut.

    Rumus untuk feeding tersebut diatas adalah sebagai berikut :

    1. Feed per minute

    s=z x n x szsatuannya mm/min

    dengan :

    z = jumlah mata potongnya.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    27/45

    n = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.

    sz = feed per tooth, satuannya mm/tooth

    2. Feed per cutter revolution

    so=z x sz

    dengan :

    z = jumlah mata potongnya.

    sz = feed per tooth, satuannya mm/tooth

    3. Feed per tooth

    sz=s/(z x n)satuannya mm/tooth

    dengan :

    z = jumlah mata potongnya.

    n = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.

    s = feed per minute, satuannya mm/menit.

    Untuk mencari feeding per minute ( s ) dapat juga menggunakan tabel.

    D. Cara Mencari n dan s Dengan Menggunakan Tabel

    Untuk mencari n dan s dengan tabel, hal hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah :

    Tata cara mencari n dan s adalah sebagai berikut :

    1. Kecepatan potong ( Cs ),

    2. Jenis material alat potong,

    3. Jenis alat potong,

    4. Diameter alat potong ( d ).

    Tata cara mencari n dan s adalah sebagai berikut :

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    28/45

    1. Setelah kita mengetahui data diatas maka kita harus dapat memilih tabel yang

    sesuai. Sebagai contoh kita gunakan tabel yang berdasarkan standart Jerman dengan

    material alat potongnya HSS.

    2. Dari tabel tersebut kita cari berdasarkan jenis alat potongnya, misalnya End Mill

    Cutter Roughing.

    3. Kemudian pada tabel tersebut kita cari kolom yang sesuai berdasarkan Cs yang telah

    kita dapatkan. Kemudian kita cari diameter alat potong sesuai dengan data yang ada.

    4. Dari kolom Cs tersebut kita tarik ke bawah, dari diameter alat potong kita tarik ke

    kanan. Sehingga akan ketemu besarnya n dan s pada Cs dan diameter alat potong

    tersebut.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    29/45

    6.Perhitungan Power Mesin danPower Motor

    1. PENDAHULUAN

    1. Tujuan umum,Mahasiswa dapat mengetahui perhitungan di sekitar proses milling

    2. Tujuan khususMahasiswa dapat menghitung power mesin dan power motor dengan

    system face cutting.

    2. PEMBAHASAN.

    1. Perhitungan power pada umumnya,

    P = W/t dalam watt (J/s).

    Dengan,

    P = Power, watt

    W = Usaha, J

    Perhitungan dari usaha, W

    W= F x s, dalam Nm = J

    Dengan,

    W = Usaha, Nm

    F = Gaya, N

    s = Jarak, m

    t = Waktu, s

    karena W= F x s,

    sehingga P = ( F x s)/ t , dalam watt (J/s)

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    30/45

    Perhitungan kecepatan

    v = s/t, dalam m/s,

    Sehingga P = F x v, dalam watt.

    2. Perhitungan efficiency

    = Pout/Pin, dalam %

    dengan,

    = Efficiency, %

    Pout = power keluar, kW

    Pin = power masuk, kW

    3. Perhitungan power motor pada mesin milling

    Pmot= (Zie x b x hm1-z x ks1.1 x v)/( x 6120), dalam kW

    Dengan,

    Pmot = Power motor, kW.Zie = jumlah gigi yang memotong pada benda kerja pada waktu yang sama.

    Perhitungan jumlah Zie

    Zie = (z x s)/360o , dalam jumlah.

    Dengan,

    z = jumlah gigi pada cutter, jumlah

    s = besarnya sudut dari cutter bersentuhan / bersinggungan dengan benda kerja,

    derajat.

    b = tinggi cutter yang bersinggungan dengan benda kerja, mm.

    perhitungan besarnya b

    b= a/sinK , dalam mm.

    dengan,

    a = kedalaman pemakanan/ depth of cut, mm.

    K = besarnya sudut potong pada cutter, derajad.

    Besarnya sudut pemotongan biasanya 60o, 75o, dan 90o, sehingga:

    Sin 60o = 0,866

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    31/45

    Sin 75o = 0,97

    Sin 90o = 1

    hm1-Z =tebal chip rata-rata terhadap jenis dari material.

    Terdiri dari:hm = tebal chip rata-rata, dalam mm.

    perhitungan besarnya hm

    hm=114,6o/s x sz x sin K x e/Ds, dalam mm.

    dengan,

    1 rad = 57,3o

    sz = besarnya feeding setiap giginya, dalam mm

    Perhitungan sz:

    sz= s/(Z x n) , dalam mm,

    Dengan,

    s = feeding, mm/min.

    Z = jumlah gigi cutter.

    n = putaran cutter, rpm

    e = lebar benda kerja, mm.

    Ds = diameter cutter, mm.

    1-Z = Specific cutting exponent, tergantung dari specific force (ks1.1).

    Berdasarkan Tabel 1 pada lampiran 3.

    Catatan:

    Besarnya hm1-Z bisa di dapat dari perhitungan atau dari Tabel 2 pada lampiran 4.

    Ks 1.1 = specific cutting force, tergantung dari jenis material. Berdasarkan table

    1 pada lampiran 3

    v = kecepatan potong, dalam m/min.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    32/45

    = Efficiency mesin, dalam %

    besarnya efficiency yang sering dipakai = 0,7 (70%).

    3. KESIMPULAN

    1. Nilai kuasa yang keluar lebih kecil dari kuasa yang diperlukan.

    2. Keadaan mesin yang digunakan tidak 100%

    3. Besarnya kuasa tergantung dari:

    1. Jumlah gigi cutter,

    2. Kedalaman pemakanan,

    3. Bentuk alat potong,

    4. Jenis benda kerja dan alat potong,

    5. Besarnya kecepatan potong, putaran alat potong, dan feeding

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    33/45

    7.DIVIDING HEAD/KEPALAPEMBAHAGI

    A. Pengertian Dasar Dividing Head/Kepala Pembahagi

    Seorang mekanik kerap kali harus membahagi keliling benda kerja untuk suatu jenis

    kerja ,misalnya :

    Perlengkapan yang paling sesuai untuk keperluan tersebut adalah kepala pembahagi(Dividing head). Perlengkapan ini merupakan perlengkapan khusus pada mesin Milling / Kisar.

    B. Pembahagian Langsung

    Pembahagian yang digunakan untuk pembuatan segi banyak yang dapat dibahagi dengan

    jumlah lubang pada piring pembahagi tetap.

    Pada spindle dimana alat pencengkam benda kerja terpasang (chuck, collet) terdapat

    sebuah piring pembahagi yang memiliki jumlah lubang tertentu (misal : 24).

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    34/45

    Contoh :

    Pembuatan kepala nut segi enam, maka dilakukan 6 kali pemotongan.

    1. Pemotongan 1 :

    Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindle dikunci dengan memasukkan pin

    pengunci ke dalam salah satu lubang pada piring pembagi 24 lubang, misalnya pada

    lubang bernombor 7.

    2. Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin pengunci

    dibebaskan) ke kanan atau ke kiri, sampai pin pengunci dapat dimasukkan lagi ke dalam

    lubang bernombor 11 atau 3

    3. Demikian seterusnya sampai pemotongan yang ke-enam selesai

    C. Pembahagian Tidak Langsung

    Pembahagian ini digunapakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat dikerjakan

    dengan menggunakan pembahagian langsung, tetapi jumlah segi yang dapat dikerjakan masih

    terbatas pada jumlah lubang pada piring pembahagi (yang dapat ditukar-tukar).

    Misal pembuatan segi : 9, 27, 58, 165, 312 dsb.

    Didalam housing kepala pembahagi ada transmisi gerakan roda cacing dengan ratio i =

    40 : 1. Pergerakan roda cacing terhubung dengan engkol pemutar, sedangkan roda cacing

    terhubung dengan benda kerja, sehingga benda kerja berputar 1 kali, bila engkol diputar 40

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    35/45

    kali.

    Piring pembagi yang terdapat pada mesin kisar ACIERA :

    Piring: 1 Jumlah Lubang : 27 31 34 41 43

    2 Jumlah Lubang : 33 38 39 42 46

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    36/45

    3 Jumlah Lubang : 29 36 37 40

    Rumusan utama untuk pembahagian tidak langsung adalah :

    nk = 40/z

    nk = Putaran engkol

    Z = Jumlah segi yang dikerjakan

    Contoh : membuat segi 8 dan segi 17

    1. Untuk segi 8 :

    nk = 40/8 = 5

    Maka untuk pembuatan segi 8, engkol diputar 5 x

    2. Untuk segi 17 :

    Harus sesuai dengan jumlah lubang pada piringan yang tersedia

    Lubang 34 terdapat pada piring pembahagi yang tersedia

    Karana angka 17 tidak terdapat pada jumlah lubang piringan, maka pecahan harus kita

    kalikan sampai ditemukan angka yang sesuai dengan lubang pada piringan, sehingga menjadi :

    Sehingga untuk pembuatan segi 17, engkol diputar 2x, ditambah 12 lubang pada piringan 34

    D. Pembahagian Differential

    Bilamana segi yang akan kita buat tidak dapat dikerjakan dengan menggunakan

    pembahagian langsung maupun tidak langsung, maka diperlukan pembahagian differential

    untuk proses tersebut.

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    37/45

    Prinsip pembahagian differential adalah pada saat engkol diputar maka piringan

    pembahagi juga akan ikut di putar dengan proses sebagai berikut :

    1. Bila engkol diputar maka poros cacing, roda cacing serta benda kerja akan ikut

    berputar, demikian pula dengan rangkaian roda gigi ganti A-B-C-D, karena roda gigi A

    satu poros dengan roda gigi cacing dan benda kerja.

    2. Sedangkan roda gigi D yang berputar karena pergerakan dari roda gigi A, akan

    menggerakkan helical gear dan otomatis akan memutar piringan pembagi, karena satu

    poros.

    Ingat bahwa antara poros cacing dengan helical gear tidak berhubungan langsung,

    sehingga pergerakan dari helical gear terjadi karena terdapat pasangan roda gigi ganti

    (R).

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    38/45

    Perhatikan Gambar :

    Kepala pembahagi differential dengan dua pasang roda gigi tukar :

    1. Pandangan X : Engkol diputar ke kanan.

    2. Pandangan Y : Benda kerja berputar ke ______________

    : Roda gigi tukar B & C berputar ke ______________

    : Poros H berputar ke ______________

    3. Pandangan X : Piring pembahagi berputar ke ____________4. Kesimpulan : Piring pembahagi berputar ____________ dengan putaran engkol, bila

    pada kepala pembahagi dipasang 4 (empat) buah roda gigi tukar.

    Kesimpulan umum :

    1. Piring pembahagi berputar searah dengan putaran engkol :

    1. 2 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.

    2. 4 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.

    2. Piring pembahagi berputar berlawanan arah dengan putaran engkol :

    1. 2 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.

    2. 4 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.

    Contoh pasangan roda gigi ganti yang terpasang pada gear box

    Daftar roda gigi ganti yang terdapat padamesin kisar ACIERA:

    Z =

    24 (2 buah) 44 72

    28 48 86

    32 56 100

    40 64

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    39/45

    Rumusan untuk pembahagian differential :

    RRG = i x ( Zo Z )/Zo

    RRG = Ratio roda gigi

    RRG = B/D (Untuk 2 buah RGG)

    RRG = ( A x B )/( C x D) (Untuk 4 buah RGG)

    i = Ratio roda gigi cacing ( 40 : 1 ).

    Z = Jumlah segi yang akan dikerjakan

    Zo = Jumlah segi bayangan

    Contoh membuat segi 53

    1. Misal kita kerjakan dengan pembahagian tidak langsung: nk = 40/53 Tidak

    ditemukan piringan yang sesuai dengan 53 Oleh karena itu kita cari angka terdekat dari

    53 yang bisa dikerjakan dengan pembagian tidak langsung atau biasa disebut Z

    bayangan ( Zo )

    Misal Zo = 54 nk = 40/54 = 20/27

    Jadi engkol diputar 0 putaran + 20 lubang pada piringan 27

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    40/45

    2. Kemudian dicari pasangan roda gigi ganti :

    RA=40

    RB=64

    RC=48

    RD = 72

    Catatan : Penentuan Zo boleh lebih besar dari Z atau lebih kecil dari Z dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    Zo > Z = Piring pembagi berputar searah dengan putaran engkol

    Z > Zo = Piring pembagi berputar berlawanan arah dengan putarane engkol

    E. Pembuatan sudut dengan Dividing Head

    Selain digunakan untuk pembuatan segi banyak, Dividing Head juga digunakan untuk

    pembuatan sudut tertentu.

    Rumus yang biasa dipakai :

    nk = i x ( / 360o )

    Karena i yang ada pada Dividing Head 40 : 1 maka,

    nk = ( / 9o )

    = sudut yang dicari

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    41/45

    Contoh membuat sudut 45o dan 60o

    1. Untuk pembuatan sudut 45oMaka untuk pembuatan sudut 45o, engkol diputar 5 x

    2. Untuk pembuatan sudut 60oMaka untuk pembuatan sudut 60o, engkol diputar 6 x

    ditambah 18 lubang pada piringan 27

    Membuat Spiral di Mesin Milling

    A. Pengertian

    Sama halnya pada mesin turning, pada mesin milling juga dapat digunakan untuk

    mengerjakan bentuk bentuk ulir yang sering dinamakan bentukan spiral, seperti worm

    shaft, ulir dengan dua awalan, tiga awalan dan lain sebagainya.

    Untuk membuat bentukan tersebut diperlukan dividing head, dividing head akan

    dihubungkan dengan pergerakan meja pada mesin milling dengan menggunakan transmisi

    roda roda gigi ( gear box ), sehingga dapat digunakan untuk pembuatan spiral tersebut.

    Alat potong yang digunakan ada beberapa macam, tergantung dari bentuk alur yang

    diinginkan, misalnya single lip, prisma cutter, modul cutter dll.

    B. Perhitungan

    Untuk membuat alur yang berbentuk spiral, maka ada kalanya cutter milling harus

    dipasang menyudut () terhadap benda kerja

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    42/45

    Dari gambar diatas dapat diambil rumus untuk mencari sudut kemiringan cutter ()

    tan = P2/( x d )

    Sedangkan besar sudut spiral (&betha;) adalah :

    =90

    =Sudut kemiringan Cutter( o )

    =Sudut spiral( o )

    P2 =Pitch benda kerja yang dikerjakan(mm)

    d = Diameter benda kerja yang dikerjakan ( mm )

    Menentukan Ratio Roda Gigi Ganti

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    43/45

    Gambar diatas menunjukkan bagaimana benda kerja memperoleh dua jenis gerakan :

    1. Gerak lurus : diperoleh dari feeding meja.

    2. Gerak rotasi : diperoleh dari putaran dividing head.

    Sumber gerakan dari proses ini adalah Lead Screw mesin, bukan dari dividing head

    Rumus untuk menentukan besarnya ratio roda gigi ganti adalah :

    RRG = (P1/P2) x i

    P1 =Pitch Lead Screw (4)

    P2 =Pitch benda kerja yang diker jakan

    i = Ratio roda gigi cacing ( 40 : 1 )

    Contoh Soalan :

    Sebuah Spiral dengan pitch 800 mm pada benda kerja diameter 80 mm akan dibuat dengan

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    44/45

    mesin milling yang memiliki pitch lead screw 4 mm dan menggunakan kepala pembagi dengan

    ratio roda gigi cacing 40 : 1, hitunglah besar :

    1. Sudut kemiringan cutter

    2. Sudut Spiral3. Rangkaian roda gigi ganti yang digunakan

    Jawab: :

    Rodagigigantiyangdigunakan:

    RA:40

    RB:32

    RC:100

    RD : 64

  • 7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON

    45/45