PEMUDA MESTI DINAMIS

download PEMUDA MESTI DINAMIS

of 17

Transcript of PEMUDA MESTI DINAMIS

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    1/17

    PEMUDA MESTI DINAMIS

    Ceramah Bung karno kepada para pelajar di Surakarta, 11 Juli 1960

    Saudara-saudara Sekalian.Tatkala Pak Sarino, anggota DPP-PNI, menghadap kepada saya untuk mengundang

    saya datang di resepsi Kongres PNI yang IX di Sala. Sala, bukan Solo; Ya, di

    kalangan pemuda-pemudi pun selalu masih: Dari mana, Nak ?... Dari Solo,Pak , beliaupun minta kepada saya untuk memberi ceramah kepada pemuda-

    pemudi Sala, mahasiswa-mahasiswa dan pemuda-pemudi lainnya. Pada waktu itudengan segera saya berkata: Insya Allah, saya akan memberi ceramah.

    Ini tadi, Pak Wakil Menteri Pertama Dr. Leimena, memesan kepada saya: Nantikalau Bung Karno mulai ceramah kepada pemuda-pemudi, ulangilah hal sedikit fobi,

    dan tekankan kepada mereka bahwa problem zaman sekarang ini ialah: progresifatau tidak progresif. Progresif yaitu maju, progresif, siapa yang tidak progresif akan

    digiling, digilas oleh sejarah. Ini perkataan, ucapan-ucapan Pak Dr. Leimenabeberapa detik yang lalu.

    Ucapan Pak Leimena itu tepat sekali. Memang siapa tidak cukup progresif di zamansekarang ini akan digiling, digilas, ditindas habis-habisan oleh sejarah. Maha olehkarena itu saya minta kepada semua pemuda-pemudi supaya berpikir dengan

    semangat progresif. Namanya saja sudah progresif. Progresif itu mengandung artibergerak ke muka. Kalau orang diam, itu tidak progresif. Anak-anak mengerti apa

    itu artinya perkataanprogress ? Progress artinya kemajuan. Progresif artinya ialahmenuju kepada kemajuan. Dus, bukan sikap diam, bukan sikap takut, tetapi sikap

    bergerak maju, sikap dinamis.

    Kalau saya bicara tentang hal dinamis, bergerak, bertindak, bersikap, apalagi jikasaya berhadapan dengan pemuda-pemudi, saya ingat ucapan para mahasiswa kita

    kira-kira 35 tahun yang lalu. Ya, pada waktu itu sebagian mahasiswa-mahasiswaIndonesia di Eropa, sedikit sekali jumlahnya, karena zaman kolonial memang tidak

    memberi kesempatan kepada pemuda-pemudi kita untuk mencari ilmu tinggi. Tigapuluh lima tahun yang lalu di Eropa ada sekelompok mahasiswa-mahasiswa

    Indonesia, dan mereka itu mengeluarkan satu majalah bulanan. Mengeluarkan pula

    satu risalah tahunan untuk memelihara semangat antara mereka, untuk membuatjelas dan jenih tujuan-tujuan yang harus ditempuh. Di dalam kitab tahunan mereka

    itu, 35 tahun yang lalu, waktu itu engkau belum lahir sebab yang hadir di sini masih

    teenagers. Ya, ada sedikit yang lebih dari teenagers mereka menulis begini, ini sayasitir juga pada waktu saya berhadapan dengan pemuda-pemudi kita di Tokyo

    beberapa bulan yang lalu, di dalam bahasa asing, bahasa Belanda waktu itu, jadi iniucapan ditujukan kepada golongan pemuda dan pemudi daripada bangsa sendiri:

    Niet meer kunnen wij ons overgeven aan de belijdenis van een levens-philosofie diedirect of indirect onze eigen ondergang is geweest. Het moderne leven eist

    beweging, activiteit; en wie dat niet eerbiedigt wordt verpletterd in het gedrang vanmensen en volkeren die vechten om het bestaan

    Ini kalimat adalah kalimat yang berhikmat, Niet meer kunnen wij ons overgeven

    aan de belijdenis van een levens-philosofie die direct of indirect onze eigenondergang is geweest. Het moderne leven eist beweging, activiteit; en wie dat niet

    eerbiedigt wordt verpletterd in het gedrang van mensen en volkeren die vechten omhet bestaan

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    2/17

    Artinya, kita sekarang ini tidak boleh hidup dengan falsafah adhem, tentrem, ayem,adhem tentrem kadya siniram banyu wayu sewindu lawase, yang falsafah hidup

    demikian ini sebenarnya menjadi sebab kita tinggelam, kita hancur. Hidup modernmenuntut supaya kita ini bergerak, aktif, sebab siapa yang tidak bergerak, tidak

    aktif, bangsa yang tidak bergerak, tidak aktif maju, akan hancur terhimpit dalamperjuangannya atau perbuatannya bangsa-bangsa atau rakyat-rakyat yang mencari

    hidup, en wie dat niet cerbiedgt wordt verpletterd in het gedrang der mensen envolkeren die vechten om het bestaan

    Het moderne leven eist beweging, activiteit. Hidup baru ini menuntut kita ini

    bergerak, beweging, menuntut kita ini aktif, aktif maju ke muka. Siapa yang tidakbergerak, siapa yang tidak aktif maju ke muka. Siapa yang tidak bergerak, siapa

    yang tidak aktif maju ke muka, hancur lebur, terhimpit dalam perebutanperjuangannya bangsa-bangsa yang mencari hidup.

    Ya, dunia sekarang menunjukkan, het gedrang van mensen en volkeren die vechten

    om het bestaan. Dunia sekarang laksana dunia yang terbelah dua, yang satu samalain hendak bertempur, yang satu sama lain desak-mendesak dan bangsa Indonesia,

    jikalau tidak beweging, tidak ber-beweging, tidak menunjukkan activiteit, bangsa

    Indonesia akan hancur di dalam perjuangan perebutan ini, bangsa Indonesia akanlaksana mentimun terhimpit oleh desakannya buah durian yang keras dan kuat.Akan mati terhimpit laksana cempe, anak kambing di dalam himpitan perebutan

    hidup dua gajah yang besar yang berjuang satu sama lain.

    Saya berkata ucapan ini adalah ucapan yang amat berhikmat dan terus terang saja,kalimat ini menghikmati Bung Karno pula. Pada waktu itu, Bung Karno itu, wah

    seperti kamu ini, jejaka Kakrasana yang baru turun dari pertapaan Argasonya. Ya,hidup saya sebagai mahasiswa itu boleh dikatakan sebagai pertapaan Argasonya.

    Saya, coba tanya Pak Surowiyono ini, temannya almarhum Tjokroaminoto.

    Saya ini sewaktu kecil-kecil, waktu muda-muda, hidup di dalam asuhannya

    almarhum Tjokroaminoto, hidup di dalam satu kamar, yang sederhana, sangatsederhana, tidur di amben. Ada lampu listrik, tetapiplenthong-nya itu mesti dibeli

    sendiri; tetapi tidak ada uang untuk beliplenthong, jadiplenthong peer, olehkarena tidak mempunyai uang untuk membeliplenthong, aku beli lampu cempor.

    Ya, malam-malam saya belajar di dalam sinarnya lampur cempor ini, banyak

    membaca, banyak sekali membaca, sehingga pernah saya ceritakan di dalam pidato

    di luar negeri bahwa saya ini sebenarnya, ini menyimpang sebentar saya inisebenarnya adalah citizen of the worldartinya warga negara dunia, bukan warga

    negara Indonesia saja tetapi warga negara dunia, oleh karena saya telah berjumpadengan pemimpin-pemimpin besar daripada semua bangsa. Aku berkata, aku pernah

    berjumpa dengan George Washington, pernah berjumpa dengan Jefferson yangmenulis Declaration of Independence Amerika. Saya pernah berjumpa dengan

    Gladstone, saya pernah berjumpa dengan pemimpin-pemimpin revolusi Perancis dariMirabeau sampai Danton, sampai Robbespierre, sampai Marat, sampai Theroigne de

    Mericourt, saya pernah berjumpa dengan Mazzini dari Italia dan Garibaldi, sayapernah berjumpa dengan Sun Yat Sen dari Tiongkok, saya pernah berjumpa dengan

    Stalin, dengan Lenin, dengan Plekhanov dari Rusia, saya pernah berjumpa denganMahatma Gandhi, dengan Jawaharlal Nehru, Muhammad Ali, Syaukat Ali; saya

    pernah berjumpa dengan Mustapha Kamil dari Mesir, saya pernah berjumpa denganDr. Jose Y. Mercado dari Filipina.

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    3/17

    Apa sebab ? Ini tadi, di pertapaan Argasonya, aku duduk sendiri, malam-malamdengan sinarnya lampu cempor aku membaca kitab sejarah, membawa riwayat-

    riwayat hidup, membaca tulisan-tulisan dan pidato-pidato daripada orang-orangbesar yang saya sebut namanya itu tadi, sehingga saya berjumpa dengan pemimpin-

    pemimpin besar dari negara-negara, dari bangsa-bangsa di luar negeri itu, sehinggasaya mengerti akan segenap cita-citanya, sehingga saya bisa, boleh dikatakan

    meinleven ini menyatu-duniakan diri saya ini dengan mereka itu, sehingga akhirnyasaya kadang-kadang merasa diri saya ini bukan warga negara Indonesia, but I ama citizen of the world, warga negara dunia.

    Lha, antara apa yang aku baca ini tulisannya, pemuda-pemudanya, pemudi-pemudinya bangsa Indonesia sendiri, menghikmati benar kepada saya. Memang

    jikalau kita progresif, tidak maju, tidak beweging, tidak activiteit, kita akan hancurlebur di dalam himpitannya bangsa-bangsa yang sekarang merebut hidup, yang

    sekarang sudah nyata dunia ini laksana kancah perjuangan. Oleh karena itu, makaboodschap, amanat saya yang pertama kepada pemuda-pemudi ialah: dinamik,

    bercita-cita yang tinggi.

    Ya, meskipun saya harus seribu kali mengulangi bahwa engkau harus

    mencantumkan cita-citamu setinggi bintang di langit, jikalau tidak setinggi bintang dilangit cita-citamu terlalu rendah.

    Saya ambil hal ini dari kitab Emerson, yang berkata, Hangt Uw idealen aan desterren, wanneer zij daar niet hangen dan hangen zij te laag gantungkan cita-

    citamu setinggi bintang di langit, jikalau tidak setinggi bintang-bintang di langit, cita-citamu masih terlalu rendah. Meskipun engkau berkata bahwa cita-citamu setinggi

    Gunung Semeru, aku berkata masih terlalu rendah. Meskipun engkau berkata bahwacita-citamu setinggi Gunung Kinibalu di Kalimantan, aku masih berkata: Cita-citamu

    masih terlalu rendah. Meskipun engkau berkata bahwa cita-citamu setinggi GunungHimalaya di India, aku masih akan berkata bahwa cita-citamu masih terlalu rendah.

    Cita-citamu harus setinggi bintang di langit. Meskipun aku harus seribu kalimengulangi kalimat itu, saya tidak akan bosan-bosan sebab memang pemuda dan

    pemudi harus bercita-cita setinggi bintang di langit. Perkara tidak tercapainya cita-cita itu tergantung daripada kita sendiri. Dr. Ratulangie almarhum, coba, engkau

    pernah mendengar nama itu, salah seorang pemimpin kita; jikalau engkau inginmengetahui benar-benar, namanya lengkap Dr. G.S.S.J. Ratulangie pernah menulis

    berikut: di Minahasa itu ada gunung, gunung tinggi, namanya Gunung Kelabat. Di

    lereng Gunung Kelabat ini ada satu tempat yang namanya Air Madidih. Dr. G.S.S.J.Ratulangie berkata: Onze gedachten gaan naar de top van de Kelabat, onze voeten

    brengen ons tot Air Madidih Kita bercita-cita sampai ke puncaknya GunungKelabat, tetapi ikhtiar kita, kita berjalan hanya sampai ke Air Madidih. Sama dengan

    kita bercita-citakan puncaknya Gunung Lawu, kaki kita membawa kita hanya sampaike Tawangmangu.

    Lha, dus perkara kamu mencapai atau tidaknya cita-cita yang setinggi bintang di

    langit itu tergantung daripada usahamu sendiri, tetapi lebih dahulu cita-citamu harussetinggi bintang di langit.

    Nah, aku kembali kepada cerita yang mula-mula. Di pertapaan Argasonya, kamar

    gelap di rumahnya Haji Oemar Said Tjokroaminoto, aku mengembleng aku punyajiwa, pengetahuan dan lain-lain sebagainya. Nah, kemudian aku keluar dari

    pertapaan Argasonya ini, sebagai pemuda pejuang. Aku ceburkan diri di dalam

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    4/17

    gerakan nasional, menceburkan diri di dalamnya gerakannya pemuda, danalhamdulillah, Tuhan terpuji, sekarang ini, ya Bung Karno ini, bolehlah dikatakan

    jadilah bibit manusia.

    Saudara-saudara, Pak Leimena tadi sudah berkata, mbokpemuda-pemuda itujangan mempunyai rasa takut, karena itu Pak Leimena minta supaya saya

    mendalamkan, mengulangi lagi hal fobi. Kita ini, dan aku menyesal bahwa dikalangan pemuda juga ada yang menderita penyakit fobi. Fobi yaitu penyakitketakutan. Kalau kita takut kepada barang sesuatu, yang normalnya, biasanya kita

    tidak takut kepadanya, kita ini dihinggapi oleh penyakit fobi.

    Tadi malam aku ceritakan tentang orang yang kena penyakit anjing gila, digigit

    anjing gila, ketularan penyakitnya anjing gila itu, ya, Pak Dr. Saleh mengatakanbahwa penyakit anjing gila itu dinamakan penyakit rabies. Orang yang ketularan

    penyakit rabies, antara lain kena rasa takut kepada air. Dia kalau melihat air itu,takut, takut. Tadinya dia tidak takut kepada air, suka mandi, suka minum, suka

    nglangi, berenang, di dalam sungai, pergi ke Tirtonadi dan lain-lain tempat, tetapikalau kena penyakit rabies itudi dalam bahasa asingnya hydro, hydro dinamica,

    hydro electro power, hydro itu air, maka penyakit takut kepada air ini dinamakan

    hydro phobia.

    Kita ini menderita juga penyakit, ada di antara kita itu yang menderita penyakit fobi:

    fobi komunis, takut kepada komunis. Jangan dekat dengan orang komunis. Takut !Yaitu yang saya namakan Communisto phobi. Takut kepada perkataan kiri. Jangan

    dituduh kita itu kiri.

    Tadi malam saya terangkan dengan jelas bahwa orang Marhaenis tulen harus kiri:tidak boleh tidak. Ada yang berkata, Marhaenisme itu adalah satu paham tengah,

    PNI itu sebetulnya mesti partai tengah, tidak kanan, tidak kiri; PNI itu harus tengah,partai tengah. Marhaenisme itu adalah paham tengah. Saya berkata: Itu adalah

    salah ! Marhaenisme adalah kiri. Kita jangan takut kepada perkataan kiri. Jangan

    kita menderita penyakit kiri fobi.

    Jangan kita takut kepada perkataan Marxisme. Ada orang yang Marxisme fobi,Marxisto phobi, takut Marxisme. Bung Karno Marxist. Ya, saya terang-terangan ora

    tedheng aling-aling, aku iki Marxist. Ya, malah saya katakan berulang-ulang,Marhaenisme adalah Marxisme yang dijalankan, toegepst, di Indonesia.

    Marhaenisme is het in Indonesia toegepst marxisme, Marhaenisme adalah

    Marxisme yang di toepassen, dijalankan, diselenggarakan di Indonesia, diIndonesiakan. Lantas barangkali diantara pemuda-pemudi ada yang berkata: Bung

    Karno itu mendirikan masjid di halaman Istana, dikasih nama Baiturrahim. BungKarno itu kok sembahyang Ya, kalau begitu Bung Karno itu beragama, Bung Karno

    itu percaya kepada Tuhan Ya, aku percaya kepada Tuhan, aku bersembahyang,aku mendirikan masjid Baiturrahim. Lha kok Bung Karno Marxist. Marxist itu kan

    anti Tuhan ? Anti Agama. Ini ajarannya profesor siapa ? Marxisme itu adalah satucara berpikir, satu denkmethode. Cara mengupas, cara berjuang. Itu adalah

    marxisme. Dari perkataan Marx.

    Marxisme berfalsafah historisch materialism. Barangkali anak-anak mengetahuibahwa Marxisme itu dia punya dasar falsafah ialah historis materialisme. Tentu

    dikalangan lantas ada: Hmmm, nah kena Bung Karno ini, kena Sebab BungKarno sendiri bilang bahwa falsafah Marxisme ialah materialisme. Bung Karno

    berkata, historis materialisme. Materialisme, perbendaan. Dus tidak ada Tuhan.

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    5/17

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    6/17

    Saya pernah di dalam kongres PKI di Jakarta, menerangkan bahwa saya itu percayamati-matian kepada Tuhan, tetapi juga bahwa saya ini Marxist. Na, janganlah kita

    dihinggapi oleh penyakit marxisto-phobi. Lha wong nggak Jawane Marxisme, wis,nggak mau, nggak mau sama Marxisme. Itu salah ! Apalagi mahasiswa, apalagi

    pemuda-pemudi. Selami, selami, pelajari seperti Pak Karno di dalam dia punyapertapaan Argasonya. Baca kitab-kitab kalau mau ngerti Marxisme. Jangan kok

    sekonyong-konyong diambil kitab tebal yang namanya Das Kapital, kitab Marx yangtermasyur. Ya, tulisan Marx yang termasyur yaitu Das Kapitaldiambil, dibaca,ndleming, ndak ngerti. Sama saja dengan seorang santri yang belum apa-apa sudah

    membaca kitab Sifat Duapuluh. Ya banyak yang miring pikirannya !

    Kalau mau mengerti Marxisme, baca dulu kitab-kitab kecil yang mengomentari

    Marxisme. Kitab-kitab kecil, tulisan komentator-komentator daripada Marxisme itu.Kitab-kitab kecil lebih dahulu yang ditulis oleh orang-orang yang bisa bicara secara

    gampang, secara mudah, secara sederhana. Lha kalau kita sudah membaca kitab-kitab kecil itu, masih lagi kita baca kitab-kitab yang lebih tebal, akhirnya baru bisa

    datang kepada sentralnya, kita membaca Das Kapital, kita membaca kitab Marxyang lain-lain, misalnya kitabAnti Duehring yang ditulis oleh Friedrich Engels baik

    sekali.

    Kalau Saudara-saudara telah membaca kitab-kitab itu, nah, Saudara-saudara sayakira tidak lagi akan menderita penyakit Marxisto phobi. Pemuda tidak boleh

    menderita penyakit fobi. Tidak ! Pemuda harus berani apa saja. Mana yang baikbuat tanah air, mana yang baik buat masyarakat, mana yang baik buat hidup,

    bercita-cita, ambil itu. Jangan belum-belum kok sudah memisahkan diri. Tidak !

    Lha ini, pemuda-pemuda Eropa, yang mengatakan Het moderne leven eist bewegingen activiteit, en wie dat niet eerbiedigt verpletterd in het gedrang van mensen en

    volkeren die vechten om het bestaan. Ini pemuda-pemuda adalah penganjur-penganjur daripada persatuan Indonesia. Pemuda-pemuda ini pun terdiri daripada

    bermacam-macam alam pikiran, misalnya pada waktu itu Pak Dr. Mohammad Hatta

    ada di dalamnya, Pak Ahmad Subarjo, yang sekarang menjadi Duta Besar di Swissada di dalamnya, ada Pak yang sekarang bernama Profesor Mr. Iwa Kusumasumatri,

    presiden daripada Universitas Padjajaran di Bandung. Pada waktu mengeluarkankitab itu, Pak Iwa Kusumasumatri baru pulang dari Moskow. Padahal pada waktu itu

    Moskow masih hebat-hebatnya. Hebat-hebatnya menganjur-nganjurkanbolsyewisme, komunisme, komunisme. Pak Iwa Kusumasumatri tidak gentar; dia

    datang ke Moskow bersama-sama dengan Pak Ahmad Subarjo, dua pemuda di

    Moskow. Dua pemuda ini menyelami benar-benar apa yang dinamakan Marxisme,apa yang dinamakan sosial demokrasi, apa yang dinamakan komunisme. Mereka

    pulang dari Moskow, dua pemuda ini, bercampur gaul dengan pemuda-pemudabangsa Indonesia yang lain; bersama-sama mereka itu lantas menggodok alam

    pikiran baru ini: Het moderne leven eist beweging en activiteit. Bersama-samamereka menganjurkan persatuan Indonesia; bersama-sama mereka mengatakan

    bahwa Indonesia tidak bisa merdeka jikalau rakyat Indonesia tidak bersatu.

    Kalau kita mau bersatu, lebih dahulu kita itu jangan fobi-fobian. Kalau kita maubersatu, apalagi di dalam keadaan yang sekarang ini, yang bangsa Indonesia sudah

    nyata satu golongan besar Islam, satu golongan besar nasionalis, satu golonganbesar komunis, kok kita lantas mau fobi-fobian. Wah, terpecah belah kita punya

    bangsa nanti, adik-adikku. Kita harus bersatu padu.

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    7/17

    Kita harus bisa mensintesekan ini, mensintesekan ini, mensintesekan alam pikiranyang sekarang hidup di dalam kalangan rakyat Indonesia ini, dari Sabang sampai

    Marauke baik daripada golongan agama Islam, ataukah Kristen, maupun daripadagolongan nasionalis, maupun daripada golongan apapun kita persatukan, kita

    sintesekan. Hanya kalau kita bisa mensintesekan segenap tenaga revolusioner diIndonesia inilah, maka Indonesia bisa menjadi satu negara yang kuat dengan satu

    masyarakat yang adil dan makmur di dalamnya. Jikalau tidak demikian, kita makintenggelam. Karena itu, kita lebih dulu harus jangan fobi-fobian.

    Ada fobi USDEK sekarang ini. Masya Allah, lha wong USDEK kok di fobi-fobi,

    sosialisme kok difobi. Iya, ada yang menuduh, Bung Karno ini sudah tidak Pancasila.Dulu Bung Karno itu Pancasila, Pancasila, Pancasila; sekarang Bung Karno kok

    sosialis, USDEK, sosialis, USDEK, Manifesto Politik, amanat penderitaan rakyat,USDEK, sosialis, amanat penderitaan rakyat. Ya, Bung Karno ini sudah nyeleweng !

    Saya tadi malam menjelaskan dengan tegas, dan dahulu di dalam pidato koperasi

    Jakarta pun sudah saya jelaskan dengan tegas, sosialisme adalah sebagian daripadaPancasila. Anak-anak mengetahui Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa,

    Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial. Jangan kira

    keadilan sosial itu lain daripada sosialisme. Tidak ! Keadilan sosial adalah sosialisme.Bapak selalu berkata: adil dan makmur, makmur dan adil. Adil tetapi makmur,makmur tetapi adil. Ada makmur yang tidak adil. Makmur, ya, makmur tetapi adil.

    Ada makmur yang tidak adil. Makmur, ya, makmur. Makmur tetapi, biar kancamampus, biar kanca menderita papa sengsara. Itu makmur, tidak adil.

    Sebaliknya ada yang: adil, samarata samarasa, tetapi tidak makmur. Ya toh. Kalau

    semuanya kita itu baju compang-camping, Ibu Hartini compang-camping, Ibu Utomocompang-camping, Pak Saleh baju compang-camping, saya baju compang-camping,

    ini gaunnya yang merah compang-camping, Ibu Hartini compang-camping, IbuUtomo compang-camping, Pak Nasution yang ganteng ini compang-camping,

    Semuanya compang-camping, compang-camping, semuanya dengan tikar atau goni;

    adil bukan ? Adil ! Samarata samarasa, tetapi tidak makmur.

    Dus, keadilan sosial yang dimaksud di dalam Pancasila itu adalah sosialisme. Maka

    oleh karena itu jangan menderita penyakit sosialisme fobi. Siapa yang setia kepadaPancasila, harus setia kepada sosialisme. Sosialisme yang dikehendaki oleh bangsa

    Indonesia adalah sosialisme adil dan makmur.

    Memang, sosialisme sejati adalah adil dan makmur. Dan makmur tidak bisa begitu

    jatuh sendiri dari langit, kataku berulang-ulang. Kalau kita ingin menjadi satubangsa yang makmur, dan adil, satu bangsa yang cukup sandang cukup pangan,

    cukup perumahan, cukup pengajaran dan pendidikan, cukup alat-alat perlalulintasan,alat-alat kebudayaan, cukup segala-galanya, satu bangsa yang betul-betul gemah

    ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, jikalau kita memang benar ingin menjadibangsa yang demikian, maka kita harus mengadakan kemakmuran yang adil dan

    kemakmuran ini, yang seperti tadi saya katakan, tidak begitu saja jatuh dari langit;tetapi karena usaha keras daripada bangsa kita yang saya berkata di dalam pidato-

    pidato yang lalu, untuk kita menyelenggarakan kemakmuran kita harus sekarang inimengadakan investment of human skill, material investment, mental investment.

    Sebab kalau tidak, kita mengadakan investmentyaitu persiapan-persiapan,persediaan daripada sekarang, kita tidak bisa membentuk satu masyarakat yang

    makmur, apalagi adil.

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    8/17

    Apakah ada cita-cita samarata samarasa yang sebenarnya tidak makmur ? Ada !

    Tempo hari saya jelaskan disini, misalnya antara Mahatma Gandhi dan kita, adaperbedaan yang besar sekali. Kita menghormati Mahatma Gandhi sebagai pemimpin

    India, tetapi dia punya cita-cita sosial ekonomis kita tidak mau terima. MahatmaGandhi itu begini: dia itu saking bencinya kepada kapitalisme, yang dia melihat

    dalam alat kapitalisme, yaitu mesin, kapal udara, lokomotif, ilmiah yang bertingkattinggi, teknologi yang bertingkat tinggi dan sebagainya; Gandhi itu benci kepadaobat-obatan yang modern, benci kepada ilmiah yang tinggi, benci kepada hal-hal

    yang adalah hasil daripada teknologi yang tinggi. Dia itu menghendaki bahwa orang

    India itu semuanya, ya, adil sedikit, asal semua orang mempunyai sebidang tanahkecil, masing-masing orang menanam kapas sendiri di bidang-bidang tanah kecil itu,

    masing-masing orang petik sendiri kapasnya dan pintal sendiri. Ingat dia punyalambang yaitu Jantera. Sudah pernah melihat bendera India ? Di tengahnya itu ada

    jantera, cakranya Kresna, tetapi juga kalau ditinjau dari sudut Gandhiisme, itujantera. Pintal sendiri: kalau sudah pintal sendiri, tenun sendiri.

    Nah, kalau masyarakat India sudah begitu, tiap orang mempunyai tanah yang kecil,

    tanam sendiri dia punya makanan, bikin pakaian sendiri, tenun sendiri, kalau mau

    bepergian, tidak usah naik oto, atau naik kapal udara.. Gendheng, iki piye ? Numpakmotor, numpakkapal udara.. tidak ! Jalan kaki atau naik gerobak ditarik kerbau, diasudah senang. Kita tidak. Sosialisme kita lain daripada itu. Kita menghendaki satu

    masyarakat adil dan makmur, dan kemakmuran tidak bisa diselenggarakan dengantenaga tangan saja.

    Jikalau kita ingin mempunyai masyarakat yang makmur, kita harus mempunyai

    industri, kita harus mempunyai pabrik-pabrik, kita harus mempunyai ilmiah yangtinggi. Kita harus mempunyai laboratorium yang lengkap sama sekali. Kita harus

    mempunyai pemuda dan pemudi yang berpikir modern, kita harus mempunyaimanusia Indonesia yang bisa mengukir langit. Jikalau kita harus mempunyai bangsa

    Indonesia yang demikian, bangsa Indonesia yang bisa menyelenggarakan pabrik-

    pabrik industrialisme, bisa menjalankan penggarapan tanah secara modern, tidakseperti sekarang ini, penggarapan tanah, macul, mbubutisatu persatu kalau matun,

    lantas nggelethakdi bawah pohon lantas ura-ura,pangkuratau dhandhanggulaMasya Allah, bangsa Indonesia begini. Kita ubah sama sekali, bangsa Indonesia

    menjadi satu bangsa yang modern, tetapi pembagian daripada industrialisasi, hasilagraria yang tinggi, hasil daripada kimia, hasil daripada teknologi, hasil daripada

    pengetahuan dokter-dokter, hasil daripada pengetahuan yang bisa mengukir langit,

    untuk seluruh masyarakat.

    Adil. UUD45 pasal 33, disitu ditulis bahwa perekonomian dijalankan berdasarkankekeluargaan. Lha, kekeluargaan itu apa ? Yaitu sosialisme, Adil paramarta, adil tapi

    makmur, dan oleh karena itulah, oleh karena kita menghendaki satu masyarakatyang makmur, kita harus sekarang ini mengadakan investment of human skill,

    material investment. Human skillitu, ya, itu tadi; bisa mengukir langit.

    Saya berkata di dalam kongres koperasi tempo hari bahwa kita tidak bisa

    mengadakan satu masyarakat adil dan makmur, jikalau kita tidak mempunyaidokter-dokter cukup, insinyur-insinyur cukup, ahli-ahli kimia cukup, ahli-ahli

    pertanian cukup, dari cabang-cabang yang rendahan cukup. Pendek, mempunyaihuman skill.

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    9/17

    Kita kekurangan human skill, maka oleh karena itu pemerintah Republik Indonesiasekuat-kuat tenaga dan ya, sekuat-kuatnya membangun sekolah-sekolah.

    Membangun universitas-universitas, membangun akademi-akademi, membangunsekolah-sekolah lanjutan, membuat pemuda-pemudi yang modern, membuat

    pemuda dan pemudi yang bisa berpikir secara modern, secara sosialis. Tidak laintidak bukan itu adalah sebagian daripada usaha kita untuk investment of human

    skill.

    Jadi kewajibanmu sebagai pemuda ialah, nomer satu: membuat dirimu menjadi

    orang yang skillfulsepenuh-penuhnya di lapanganmu masing-masing. Engkau ingin

    jadi dokter ? Baik, skilldokter harus engkau ambil sepenuh-penuhnya. Jangan doktertempe. Dokter yang betul-betul dokter. Engkau ingin menjadi insinyur ? Ya, skillful

    yang se-skillful-skillful-nya. Jangan insinyur yang Cuma bikin gubuk dan jembatankecil. Saya pernah di hadapan pemuda dan pemudi berkata: O, kalau umpamanya

    saya bisa menjadi insinyur thok, dan tidak seperti sekarang ini, disuruh gembar-gembor di hadapan rakyat, O, saya ini ingin membuat jalan kereta api, kataku, dari

    Kutaraja, terus ke selatan, sampai ke Panjang di Lampung, di bawah lautan SelatSunda, tunnel, sampai ke Anyer di Banten. Kereta api terus sampai ke Banyuwangi,

    selulup di bawah Selat Bali, sampai di Gilimanuk, terus melintasi Pulau Bali, terus

    selulup di bawah Selat Sumbawa, terus melintas Lombok, Sumbawa dan seterusnya,terus sampai Kupang. Naik kereta api dari Kutaraja, dua hari kemudian sudahsampai di Kupang, bertemu dengan anak-anak kita di Kupang. Lha, ini, ini insinyur

    yang bercita-citakan setinggi bintang di langit.

    Human skill, tetapi di samping human skillkita harus mengadakan materialinvestment, yaitu mempersiapkan segala materi, alat-alat untuk pembangunan.

    Saya selalu membikin contoh semen. Mana bisa membuat gedung ini kalau tidak adasemen. Mana bisa membuat pabrik kalau tidak ada semen. Mana bisa bikin jembatan

    kalau tidak ada semen; mana bisa membuat landasan kapal udara kalau tidak adasemen. Mana bisa membuat pelabuhan jikalau tidak ada semen. Maka oleh karena

    itu, material investmentadalah perlu sekali. Maka oleh karena itu kita tempo hari

    membuka pabrik semen. Tetapi sekarang pun belum cukup, pabrik Gresik cumamemenuhi kebutuhan 35%. Dulu sebelum pabrik semen Gresik ada, kita mempunyai

    pabrik semen di Indarung, Sumatera Barat, memenuhi 25% dari kebutuhan kita. Ya,kita punya pabrik semen Cuma dua ini lho; satu di Padang, Indarung, satu di Gresik.

    Satu menghasilkan 25%, satu 35%; Cuma 60%, kurang 40%, dan 40% ini kitaharus impor dari luar negeri. Kita harus mengadakan material investmentyang

    berupa semen, sedapat mungkin, kalau uang kita sudah ada, kita harus

    membangunkan pabrik semen, pabrik semen, pabrik semen, pabrik semen.

    Masa, negeri Bulgaria, negeri kecil, saya kan baru darang dari Bulgaria, negeri kecil,penduduknya cuma 6 juta di Bulgaria, mereka itu mempunyai overproductie semen,

    membuat semen lebih banyak daripada kebutuhannya, sehingga pada waktu sayadatang di sana, pemerintah Bulgaria, presidennya dan perdana menterinya

    menawarkan kepada saya: Presiden Soekarno, kami bisa memberi semen kepadaIndonesia, Indonesia mbok kasih kopi sama gula kepada kita Rakyat yang cuma 6

    juta, yang dulunya rakyat Bulgaria rakyat yang paling miskin di seluruh Eropa ! Sayaingat pada waktu saya masih Kaakrasana, saya bikin pidato di Bandung. Saya

    ceritakan hal penderitaan rakyat di Indonesia, ya, pada waktu itu saya berkata,kalau di Eropa, penderitaan rakyat di Indonesia itu hampir-hampir sama dengan

    penderitaan rakyat Bulgaria. Saya bilang rakyat Bulgaria pada waktu itu memegangrecord kemiskinan. Record ! Lho, sekarang over produksi semen, Saudara-saudara,

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    10/17

    karena mereka punya usaha untuk mengadakan material investmentitu hebatsekali.

    Demikian pula negara-negara lain. Saya ini sudah pernah njajah desa milang kori, ke

    luar negeri, hanya ada beberapa negara yang belum saya kunjungi dan insya AllahSubhana Wataala, saya minta persetujuan Pak Dr. Leimena, tahun muka saya mau

    insya Allah datang juga di negara-negara itu. Dia itu pegang uang antara lainSaudara-saudara. Sebagai wakil menteri pertama, tanggung jawab atas uang pul.Lha kalau diizinkan oleh Pak Dr. Leimena, nanti tahun muka saya ingin melawat ke

    negara-negara lain itu.

    Saya telah kata orang Sunda ngalanglang buwana. Menurut orang dari Jawa Barat

    Saudara-saudara, ngalanglang buwana saya sudah. Tiga perempat daripada mukabumi ini sudah saya jelajah dan saya melihat di negara-negara yang sosialis, di

    negara-negara yang berjalan di situ demokrasi terpimpin, material investmentinisangat sekali dikerjakan, sehingga mereka bisa mengadakan pembangunan tahap

    kemudian daripada itu, yang hebat sekali.

    Maka oleh karena itu pun kita bangga Indonesia harus mengadakan material

    investment. Tetapi material investment pun tidak bisa hanya tergantung daripadakekayaan alam kita saja. Jangan menebah dadan dan berkata: Indonesia palingkaya Indonesia is the richest country in the world. Mau apa ? Indonesia punya

    besi ? Punya. Punya timah ? Punya. Punya tin ? Punya. Punya minyak ? Punya.Punya karet ? Punya. Punya kayu ? Punya. Punya kambing ? Punya. Punya bebek ?

    Punya. Segala-galanya punya. Jangan menebah dada, sekedar punya, punya. Itusemuanya harus digali.

    Di luar negeri itu saya mempropagandakan Indonesia itu bukan main. Kalau saya

    sudah menggambarkan kekayaan Indonesia, timah, besi, minyak tanah, karet, danlain-lain sebagainya itu, saya berkata kepada orang luar negeri, ya di Mesir, ya di

    Hongaria, ya di Rumania, ya di Bulgaria, ya di Uni Sovyet, ya di Brasilia, ya di

    Argentina, ya di Amerika Serikat, ya di Kanada, ya di mana-mana saya berkata:Sekarang Indonesia ini sudah kaya bahan-bahannya; tetapi itu yang permukaan

    bumi kita saja. It is only what we have on the surface of Indonesia. What wescratched, scratched, garuk from the surface of Indonesia, kataku. Sekarang ini

    kekayaan kita yang mengagumkan dunia itu sekedar what we have scratched fromthe surface of our country. Belum kita mengetahui apa lagi Indonesia ini isinya, oleh

    karena kita memang belum selidiki sama sekali. Ini yang kita ketahui baru, ta, boleh

    dikatakan, baru yang kita tahu sekarang ini: on the surface. Surface itu kulit, kulitatas itu lho.

    Kita baru garuk kulit tanah air. Huh, ada timahnya, huh, ada minyaknya, huh ada

    tehnya, huh, ada gulanya, huh, ada tembakaunya, huh, kulitnya, tetapi apa yangterkandung in the womb, di dalam haribaan Ibu Pertiwi, kita belum tahu. Kita belum

    tahu apa yang terbenam di dalam tanah Indonesia ini. Maka oleh karena itu, sayaberkata: kekayaan kita ini baru, what we have scratched from the surface of our

    country.

    Kita masih lebih kaya daripada ini, kita masih mempunyai emas lebih daripadasekarang. Mungkin kita masih mempunyai lebih daripada sekarang. Rakyat Uni

    Sovyet selalu berkata: Ural, Pegunungan Ural kaya sekali. Saya datang di kotaSverdlov; di sana itu ada museum geologi. Di dalam museum geologi ini ditunjukkan

    kepada saya dengan bangga: Look here President Soekarno, rhis is what we have in

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    11/17

    the Ural. Ya, ada bijih besi, ada bijih timah, ada batu-batu permata, batu yanghijau, ada yang merah, ada yang kuning, ada yang bruin, ada yang sawo, ada yang

    seperti berlian, tetapi itu Cuma semi precious, Cuma setengah berlian. Dipameri disitu; saya Cuma: Huh itu belum, Kalimantan jauh lebih kaya daripada ini.

    Kita lebih kaya Saudara-saudara, tetapi untuk menggali apa yang di atas kulit, untuk

    mengetahui apa yang masih terbenam di dalam haribaan Ibu Pertiwi, kita harusmempunyai human skill. Harus mempunyai ahli geologi, harus mempunyai ahlikimia, harus mempunyai ahli teknologi dan lain-lain sebagainya. Dus kita harus

    membuat banyak sekali pemuda-pemudi yang betul-betul mempunyai human skill

    yang setinggi-tingginya.

    Kecuali dari itu, kataku, kita harus mengadakan mental investment. Mentalitas kitaini harus kita ubah sama sekali, supaya kita benar-benar bisa berpikir secara modern

    seperti yang dikehendaki oleh pemuda-pemudi kita 35 tahun yang lalu di negeriEropa, Het moderne leven eist beweging, activiteit, en wie dat niet eerbidight wordt

    verpletterd in her gedrang van mensen volkeren die vechten om het bestaan.Mentalitas kita harus menjadi mentalitas yang bewegen dan actief. Mentalitas kita

    harus mentalitas artikel 33 Undang-undang Dasar 45. Mentalitas kita harus

    mentalitas USDEK, mentalitas kita harus mentalitas menyelenggarakan amanatpenderitaan rakyat, mentalitas kita harus mentalitas pejuang, pembangun, pembinayang sehebat-hebatnya. Kalau pikiran ini, seperti tadi saya katakan wong masih

    senang manukperkutut. Kalau sudah kerja sedikit, lantas nggelar klasamethetimanukperkutut, lantas: mboke njaluk the nasthelgi. Njaluk the panas ya

    kenthel ya legi. Itu mentalitas kita, Saudara-saudara; suka mat-matan kita itu.

    Lha kalau saya melihat rakyat di luar negeri, waduh negeri, waduh, dinamis-dinamisnya. Dia antara mahasiswa di luar negeri tidak ada salah pikiran, denkfout,

    seperti kita. Saya pernah di Jakarta mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa, Hai,mahasiswa-mahasiswa, saya mau mengadakan permainan senam antara semua

    yang muda-muda, ya murid sekolah rakyat, ya sekolah menengah, ya sekolah tinggi,

    semuanya bersenam, sebagai yang saya lihat di Moskow, wah, hebat sekali ! Adayang menjawab mahasiswa-mahasiswa ini: Pak, itu bukan buat mahasiswa, Pak; itu

    baik buat sekolah rakyat. Ini denkfout, salah pikiran, mengatakan bersenam hanyabaik buat anak-anak kecil; padahal dilihat di luar negeri, lihat di Uni Sovyet, lihat di

    Bulgaria, lihat di Rumania, lihat di RRT, O, mahasiswa-mahasiswa malahan menjadipemuka-pemuka senam yang hebat sekali, yang membuat pemuda-pemudi kita

    menjadi manusia-manusia yang mentalitasnya pun dinamis, sesuai dengan adagium:

    Mens sana in corpore sano, jiwa sehat di dalam tubuh yang sehat. Nah, saya mintakepada pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi Indonesia, meskipun sudah di

    universitas, jangan dihinggapi denkfout ini pula, jangan dihinggapi oleh semuadenkfout. Denkfout itu salah pikiran sebagai juga yang sudah dicekcokkan oleh

    zaman dahulu kepada kita.

    Di Tiongkok ada satu kampanye hebat, memberantas ketakhyulan. Ya memang,ketakhyulan harus diberantas; tetapi ketakhyulan yang diberantas di Tiongkok itu

    bukan ketakhyulan mengenai dhemit, memedi,jin,peri perayangan saja. Jugaketakhyulan ekonomi, ketakhyulan geologi diberantas sama sekali. Kita masih

    menderita penyakit ketakhyulan geologi, ketakhyulan ekonomi, karena dicekoki olehBelanda. Misalnya berkata: Indonesia tidak mempunyai bijih tembaga. Kita percaya

    bahwa Indonesia itu tidak mempunyai arang batu, arang batu yang kalorinya tinggi,seperti arang batu di Inggris, di Cardiff, yang dia punya kalori 7.900 atau 8.000.

    Indonesia tidak punya. Ada yang berkata Indonesia itu tidak mempunyai bijih emas

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    12/17

    kecuali sedikit di Sumatera Selatan. Kita percaya. Nah, ini menjadi ketakhyulanSaudara-saudara. Takhyul ekonomis, takhyul geologi kepada kita, bahwa Indonesia

    hanya mempunyai bijih emas di situ, tidak mempunyai bijih tembada. DiberantasRRT.

    Cara memberantasnya bagaimana ? Pemuda-pemuda, pemudi-pemudi diberi sedikit

    pengetahuan hal geologi. Bijih besi itu, rupanya begini. Bijih emas, begini rupanya.Bijih tembaga, begini. Pemuda-pemuda mengerti lantas tahu: O, bijih ini begini, bijihitu begitu, dan lain-lain sebagainya; disebarkan di seluruh tanah air RRT, disuruh

    pemuda-pemudi itu mencari, mencari. Dan hasilnya apa ? Ternyata bahwa diseluruh

    RRT ada bijih besi. Dahulu orang berkata bahwa besi ada bijih besi. Dahulu orangberkata bahwa besi di RRT hanya terdapat di situ, di situ bagian sedikit daripada RRT

    utara. Sekarang tidak. Di mana-mana ternyata ada bijih besi. Oleh karena pemudadan pemudinya menyelidiki explore, katanya Inggris explore di mana-mana,

    sehingga di tiap-tiap propinsi di RRT sekarang ada tanur. Tanur yaitu pembakaranbijih besi ini untuk dijadikan besi.

    Nah, kita pun harus demikian. Berantas segala takhyul, bukan saja takhyul setan

    tetapi juga takhyul ekonomis dan geologis yang ada di dalam dada kita, tetapi agar

    supaya kita bisa memberantas takhyul itu, kita pertama harus mempunyai humanskill. Kedua mentalitas kita harus investmentyang sehebat-hebatnya; mentalinvestment. Menjadi pemuda-pemudi yang dinamik, menjadi bangsa yang dinamik.

    Sebab kalau tidak demikian, kita tidak akan mengerti garisnya sejarah ini. PakLeimena ini sudah takut saja; Wah, nanti Indonesia ini jikalau tidak progresif,

    verpletterd in het gedrang van mensen en volkeren die vecthen om het bestaan.Seluruh dunia sekarang ini mengejar kepada progresifitas.

    Di dalam pidato saya 17 Agustus yang lalu saya berkata: Jangan lupa, daripada

    kemanusiaan sekarang ini dalam revolusi. Revolusi yang progresif, revolusi mencarihidup baru, yang lebih layak daripada yang sudah, revolusi untuk mencari dignity of

    man, martabat manusia. Jangan manusia itu ada yang, manusia dikatakan superior,

    tinggi, yang lain itu manusia yang hanya baik diludahi saja. Seperti misalnya diAmerika Selatan. Disana itu rakyat yang berkulit hitam sama sekali tidak diberi kans

    untuk mengembangkan dignity of man. Sekarang ini daripada kemanusiaan didunia yang sudah jumlahnya 2.600 juta, di dalam satu revolusi yang makin lama

    makin menjalar. Asia sudah. Afrika sekrang ini sebagai Saudara-saudaramengetahui, laksana kancah yang berapi-api.

    Tatkala saya membuat pidato di Tunisia, di muka parlemen Tunis, saya gambarkanpandangan rakyat Indonesia terhada kepada Afrika. Saya katakan, di dalam

    pandangan rakyat Indonesia, Afrika ini laksana burning fire, laksana satu api unggunyang menyala-nyala. Dan ucapan saya itu mengharukan segenap anggota parlemen

    Tunisia, sehingga mereka mencucurkan air mata, dan sesudah saya habisi pidato itu,dengan serentak mereka berdiri dan menyanyikan lagu nasionalnya.

    Demikian Saudara-saudara, Tunisia, Marokko, Aljazair, Aljazair pun laksana satu

    burning fire, menjalankan satu revolusi, bagian yang lain-lain dari Afrika, Guinea,Madagaskar, yang sekarang namanya Malagasi, daerah Kongo, Kongo pun laksana

    burning fire dan saya tahu tidak lama lagi Afrika Selatan pun akan menjadi satuburning fire untuk menggerakkan ini, dignity of man.

    Saya datang di negara Amerika Latin, saya datang di Brazilia itu setahun yang lebih

    dahulu daripada kedatangan saya, didatangi oleh Prins Bernard der Nederlanden.

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    13/17

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    14/17

    beralam pikir, bercita-citakan sosialis, sosialisme tidak bisa diselenggarakan olehsatu bangsa yang masih berpikir liberal.

    Sosialisme adalah satu hal yang mengenai hidup segala manusia yang

    menyelenggarakan sosialisme itu. Jangan dikatakan bahwa sosialisme hanya satu haldaripada satu golongan manusia saja. Sebagaimana demokrasi sejati bukanlah

    sekedar tulisan-tulisanzwart op wit, hitam di atas putih di dalam kitab undang-undang, saya berulang-ulang mengatakan bahwa demokrasi adalah a way life,demokrasi adalah satu cara hidup yang menghikmati segenap masyarakat, satu cara

    hidup yang hendak menghikmati segenap warga negara.A way of life. Maka

    demikian pula sosialisme adalah a way of life pula. Maka oleh karena itu akuberkata: demokrasi kita sekarang ini harus demokrasi terpimpin/

    Menuju kepada sosialis ekonominya pun harus terpimpin. Dan oleh karena kita

    menghadapi sebagai mula-mula menjadi penjiwa dari proklamasi 17 Agustus45,sebagai mula-mula menjadi penjiwa daripada Pancasila, maka kita harus kembali

    kepada kepribadian Indonesia sendiri. Oleh karena itu USDEK, Undang-undangDasar45, sosialisme Indonesia, dus demokrasi terpimpin, dus ekonomi terpimpin,

    dus kepribadian Indonesia.

    Aku bertanya kepadamu, Entahlah, engkau sekalian apakah hidup di dalam alampilkiran yang demikian itu ?

    Kita sekarang ini mengadakan Depernas bekerja keras dan nanti tanggal 13 Agustus

    Depernas akan menyerahkan kepada saya, mereka punya blueprintyang pertama.Blueprinttahapan pembangunan pertama. Blueprintini akan saya bawa kepada

    Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara; dan jikalau MPRS telah menerimablueprintini, maka blueprintini bukan lagi milik Depernas, bukan lagi miliknya

    Presiden, bukan lagi miliknya pemerintah, kabinet kerja, tetapi menjadi miliknyabangsa, menjadi National Plan, dan blueprintini harus diselenggarakan oleh kita

    semua. Dan blueprintyang akan diserahkan tanggal 13 Agustus ini, adalah blueprint

    tahapan pertama yang sudah bercorak sosialis.

    Aku bertanya kepadamu, Sudahkah engkau hidup di dalam alam yang demikianini ? Tidakkah engkau keranjingan dengan alam yang demikian ini ?

    Tatkala aku turun dari pertapaan Argasonya kamar kecil yang gelap di rumah

    Tjokroaminoto, dengan balai-balainya tetapi dengan tumpukan bukunya yang tinggi

    sekali, lebih daripada buku-bukunya mahasiswa-mahasiswa yang lain, tatkala akuturun dari Argosonya itu aku merasakan diriku seperti Cakrasana, sebagai tadi

    kukatakan, aku laksana hidup terhikmat, aku hidup laksana di dalam khayal, akudihidupkanlah sama sekali oleh cita-cita yang membakar aku punya jiwa, aku

    laksana hidup diatas api batu bara cita-cita. Aku laksana tidak bisa tidur; karena ituaku laksana tidak bisa berjalan tenang; karena itu aku laksana tidak bisa makan;

    karena itu aku laksana tidak bisa minum; karena itu ya tidur, ya jaga, ya makan, yaminum, ya duduk, ya berdiri. Aku laksana kena obsessic daripada cita-cita yang

    telah kukumpulkan dari buku-buku, kitab-kitab di dalam pertapaan Argasonya itu.Itulah sebabnya, maka aku bisa menyemburkan aku punya diri dengan seluruh aku

    punya tenaga dan minat di gerakan nasional dan gerakan pemuda.

    Pada waktu itu aku berjumpa dengan pemimpin kita pula, Dr. Setiabudhi, yang duluitu bernama E.F.E. Douwes Dekker. Apa kata Douwes Dekker kepadaku ? Dan apa

    yang dia tulis di dalam dia punya kitab yang bernama Indie ? Di dalam kitab Indie itu

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    15/17

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    16/17

    Undang-undang Dasar Konstitusional, revolusi Perancis ini berjalan 80 tahun,Saudara-saudara.

    Revolusi sosialis yang mencetus sejak tahun 1917 sampai sekarang belum selesai.

    Demikian dikatakan oleh Khrushchovsendiri kepada saya bahwa revolusi Sovyetbelum selesai. Kalau dihitung dari tahun 1917, sudah berapa tahun sampai sekarang

    ? Empat puluh tiga tahun. Padahal tahun 1917 itu sekedar pencetusan daripadarevolusi itu. Sebelumnya itu revolusi-revolusi sudah berjalan persiapan-persiapannya, bahkan sudah pada akhir abad XIX, hitung semuanya berpuluh-puluh

    tahun.

    Revolusi Amerika Saudara-saudara, yang dicetuskan oleh Thomas Jefferson pada

    tahun 1776, apakah revolusi Amerika itu juga selesai dalam tahun 1786 ? Dalam 10tahun ? Tidak ! Revolusi Amerika berjalan kurang lebih 60 tahun.

    Lha kok kita baru 15 tahun ber-revolusi, sudah ada manusia yang mengatakan

    bukan revolusi Indonesia belum mencapai tujuannya, tetapi dia berkata: RevolusiIndonesia gagal. Saya berkata: Revolusi Indonesia tidak gagal ! Benar, sesuatu

    revolusi menunjukkan air pasang, air surut, tetapi alirannya selalu berjalan terus.

    Revolusi Indonesia tidak akan mandek, revolusi Indonesia tidak akan gagal. Sayatadi malam berkata; saya hanya akan berkata bahwa revolusi Indonesia gagal, kalaukepada saya datanglah seorang ibu yang menuduh kepada saya: Hai, Soekarno

    engkau pada tanggal 17 Agustus 1945 telah ikut memproklamirkan kemerdekaanIndonesia, engkau telah membakar apinya pemuda dan pemudi Indoensia di dalam

    proklamasi itu. Anakku mati gugur di dalam medan pertempuran. Engkau punyasalah bahwa aku sekarang tidak beranak. Engkau punya salah bahwa pemuda dan

    pemudi melepaskan mereka punya jiwa di medan kehormatan itu. Jikalau adaseorang ibu yang berkata demikian kepadaku, menuduh kepadaku bahwa anaknya

    gugur, anaknya hilang, suaminya mati, oleh karena menjalankan revolusi Indonesia,jikalau ada seorang ibu berkata demikian, aku akan berkata dengan menundukkan

    kepalaku: Ya, aku merasa salah. Tetapi syukur, alhamdulillah sampai sekarang, 15

    tahun lamanya, tidak ada seorang ibu yang berkata demikian. Karena itu akuberkata: Revolusi Indonesia tidak gagal !

    Dan sekarang revolusi Indonesia berjalan terus, terus ! Fase yang satu mengikuti

    fase yang lain. Fasephysical revolution telah lalu, diikuti fase investment.Investmentini akan lalu, diikuti fase pembangunan semesta yang seluas-luasnya.

    Dan fase invesment, fase pembangunan semesta yang seluas-luasnya ini semuanya

    telah ada dasar-dasarnya yang jelas dan nyata: Undang-undang Dasar45,sosialisme Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin, kepribadian

    Indonesia.

    Maka oleh karena itu saya minta kepada seluruh pemuda-pemudi Indonesia supayahidup di dalam alam USDEK ini. Sebagai tadi saya katakan, supaya USDEK ini

    menjadi satu obsessie, menjadi penghikmatan jiwa kepadamu, sehingga engkau bisatidur nyenyak, makan nyenyak lagi, tanpa memikirkan realisasi daripada USDEK itu.

    Jikalau engkau sudah demikian, barulah engkau juga bernama patriot Indonesiayang sejati.

    Saudara-saudara, anak-anakku, sekian ceramahku. Moga-moga Tuhan memberi

    berkah kepada kamu sekalian.

    Terima Kasih. Merdeka

  • 7/31/2019 PEMUDA MESTI DINAMIS

    17/17

    Ceramah kepada para pelajar di Surakarta, 11 Juli 1960