PENAFSIRAN AYAT

11

description

- PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENAFSIRAN AYAT

Page 1: PENAFSIRAN AYAT
Page 2: PENAFSIRAN AYAT
Page 3: PENAFSIRAN AYAT

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan

bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan

kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (14)Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan

membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka (15) (al-Baqarah:13-15)

(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang

diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi.

(27) mereka Itulah orang-orang yang rugi.

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu

dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah

kamu dikembalikan. (28)(Al-Baqarah: 27-28)

Page 4: PENAFSIRAN AYAT

1. Kepribadian mukmin: A. Khusyu’ dalam shalat:

mengkonsentrasikan jiwa raga sepenuhnya hanya kepada Allah, dan mengabaikan segala sesuatu selain dari pada Allah. Seseorang yang khusyu’ dalam shalatnya, akan muncul dalam dirinya perasaan takut jika shalatnya tidak diterima oleh Allah.Karena itulah terkadang orang yang khusyu’ ketika shalat air matanya akan keluar sebagai bahagian dari rasa harap dan cemas terhadap shalatnya.

Page 5: PENAFSIRAN AYAT

B. al-Laghw al-Mu’ridhun: menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. Orang beriman sangat berhati-hati dalam menjalani hidupnya. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang dapat mendatangakn keburukan dalam hidupnya, baik berupa tingkah laku, ucapan, dan lainnya.

C. az-Zakati Fa’ilun: melaksanakan atau membayarkan zakat (sedekah). Kata fa’ilun mengindikasikan bahwa orang beriman sangat memperhatikan persoalan zakat atau sedekah. Bukan hanya sekedar mengetahui tapi melaksanakannya dengan kesadaran bahwa sedekah merupakan bahagian dari cara Allah untuk membagikan rezki-Nya kepada manusia. Dengan demikian, merupakan suatu kewajiban yang mutlak bagi setiap manusia untuk berbagi rezki dengan sesamanya.

Page 6: PENAFSIRAN AYAT

D. Furuj: lebih tepat diartikan alat kelamin manusia. Hafizun: memelihara. Jadi yang dimaksud oleh kalimat ini adalah kesadaran yang dimiliki oleh seorang beriman untuk manjaga diri dan kehormatannya agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan (perzinaan). Kenapa ini dijdikan sebagai salah satu tanda kepribadian orang mukmin adalah karena orang yang tidak beriman dia akan leluasa untuk menikmati kebebasan tanpa memperhatikan nilai-nilai dan kehormatan seorang manusia. Kehormatan bagi mereka dapat dihargai dengan harta dan uang. Sedangkan bagi orang mukmin kehormatan manusia merupakan anugerah Allah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah nantinya.

Page 7: PENAFSIRAN AYAT

2. Kepribadian munafik A. Sombong merupakan sifat merasa

diri lebih baik dan hebat dari orang lain. Dari segi keimanan, dia merasa dirinya lebih mantap keimannannya dari orang lain. Dari segi ilmu merasa lebih tinggi ilmunya dari orang lain. Dari segi harta merasa hartanya paling banyak. Hal inilah yang terkandung dalam kalimat “aamana as-sufahaa”. Artinya orang-orang munafik selalu menganggap dirinya lebih pintar dari orang lain, meskipun kenyataannya tidak demikian. Namun mereka tidak mau dianggap sebagai orang yang bodoh dan tertipu.

Page 8: PENAFSIRAN AYAT

B. Bermuka dua. Orang munafik sangat pintar menyembunyikan kekurangannya dengan menampilkan kebaikannya. Jika bertemu dengan orang mukmin dia akan mengatakan kami seiman dengan kalian. Namun jika mereka kembali kepada kelompoknya dia akan mengatakan bahwa kami tetap bersama kalian dalam kekafiran. Inilah sifat orang-orang munafik, selalu manis dibibir, tapi pahit di hati. Mereka akan senang mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang terpedaya oleh rayuannya. Mereka tidak akan pernah berlaku jujur dengan dirinya dan orang lain.

Page 9: PENAFSIRAN AYAT

3. Kerpibadian kafir A. Suka melanggar janji. Kata

“yanqudu” mengandung makna “mengurai” atau “mengingkari”. Orang-orang kafir selalu mengingkari atau melanggar setiap perjanjian yang mereka buat dengan Allah. Seperti yang dilakukan oleh orang yahudi dan nasrani, ketika mereka masih berada di bawah bimbingan Nabi mereka masing-masing (nabi Musa dan Isa), mereka mengikuti semua ajaran yang disampaikan. Tapi setelah ditinggal oleh nabi tersebut, mereka melakukan pelanggaran terhadap ajaran nabi mereka masing-masing.

Page 10: PENAFSIRAN AYAT

B. Membangkang kepada Allah. Kata “yaqtha’u” mengandung makna “memutus” atau “menentang” kepada aturan Allah. Orang-orang kafir selama hidupnya akan selalu menentang setiap perintah Allah. Mereka tidak akan pernah mau mengikuti ajakan kepada keimanan dan kebajikan. Karena dalam pikiran mereka yang ada hanyalah keyakinan terhadap dunia. Mereka beranggapan bahwa dunia ini akan kekal dan mereka dapat hidup selamanya. Mereka tidak peduli dengan ketentuan-ketentuan Tuhan terhadap dunia ini. Yang penting semua kebutuhan mereka dapat terpenuhi selama hidup di dunia ini. Orang kafir sangat materialistis.

Page 11: PENAFSIRAN AYAT

C. Membuat kerusakan di muka bumi. Kata “yufsiduna fil ardh” mengandung makna bahwa “merusak” atau “menghancurkan”. Kepribadian lain dari orang kafir adalah suka berbuat kerusakan di muka bumi. Hal ini dapat dipahami karena bagi mereka bumi ini adalah milik mereka sehingga mereka bisa melakukan apa saja yang mereka butuhkan. Mereka tidak peduli meskipun kadang kala perlakukan mereka terhadap bumi ini sudah melewati batas. Kerusakan juga bisa bersifat batiniah seperti kerusakan iman karena kekafirannya. Dan mereka selalu ingin mengajak orang lain untuk ikut kafir bersama mereka.