Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

32
1 DAFTAR ISI Daftar Isi.................................................... ......................................................1 Daftar Gambar................................................. ................................................2 Bab I Pendahuluan............................................ ............................................3 Bab II Pemeriksaan Sendi Temporomandibular...................................... .....4 2.1 Anamnesa............................................... .......................................4 2.2 Pemeriksaan Klinis................................................. ......................5 2.3 Radiografi............................................. ........................................6 Bab III Penatalaksanaan Gangguan Sendi ................................................. ...7 1

Transcript of Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

Page 1: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi..........................................................................................................1

Daftar Gambar.................................................................................................2

Bab I Pendahuluan........................................................................................3

Bab II Pemeriksaan Sendi Temporomandibular...........................................4

2.1 Anamnesa......................................................................................4

2.2 Pemeriksaan Klinis.......................................................................5

2.3 Radiografi.....................................................................................6

Bab III Penatalaksanaan Gangguan Sendi ....................................................7

Bab IV Penatalaksanaan Non Bedah.............................................................8

4.1 Komunikasi Dgn Penderita...........................................................8

4.2 Mengistirahatkan Rahang.............................................................9

4.3 Perawatan Sendiri/ Fisioterapi/ Terapi Fisis.................................9

4.4 Perawatan Farmakoterapi.............................................................11

4.5 Latihan Rahang...........................................................................12

4.6 Memakai Alat Di Dalam Mulut...................................................15

4.7 Perawatan Psikososial..................................................................17

4.8 Karies Dan Pathologi Lainnya.....................................................18

4.9 Protesa..........................................................................................18

4.10 Terapi Oklusal............................................................................19

Bab V Kesimpulan.......................................................................................20

Daftar Pustaka................................................................................................21

1

Page 2: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Otot Masseter...................................................................................5

Gambar 2.2 Otot Temporalis...............................................................................5

Gambar 2.3 Otot Pterigoidues Medialis............................................................. 6

Gambar 2.4 Otot Pterigoideus Lateralis............................................................ .6

Gambar 4.1 Reposisi Manual.............................................................................10

Gambar 4.2 Splin Stabilisasi..............................................................................12

2

Page 3: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

3

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan sendi temporomandibular merupakan suatu keadaan keradangan

akut atau kronis dari sendi temporomandibular, yang berhubungan dengan rahang

bawah. Gangguan yang terjadi pada temporomandibular dapat menyebabkan

sakit yang signifikan dan kerusakan. Tanda dan gejala dari kelainan sendi

temporomandibular sangat beragam dan disebabkan karena hal-hal yang

kompleks.1

Penanggulangan non bedah terhadap gangguan sendi temporomandibula

ialah perawatan pendahuluan untuk mengatasi keluhan penderita, mengurangi

beban yang merusak, serta merestorasi fungsi dan aktivitas normal sehari-hari.2

3

Page 4: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

4

BAB II

PEMERIKSAAN SENDI TEMPOROMANDIBULA

Untuk menegakkan diagnosa maka diperlukan anamnesa yang teliti,

pemeriksaan intra oral, ekstra oral dan bantuan radiografi.

2.1 Anamnesa

Bila anda merasa gangguan pada TMJ anda, maka cobalah untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan ini 3,4 :

1. Apakah grinding dan clenching anda lakukan dalam keadaan sadar?

2. Apakah anda bangun dengan perasaan sakit dan kaku otot di sekitar

rahang?

3. Apakah anda sering mengalami sakit kepala?

4. Apakah dalam keadaan stres membuat anda sering melakukan

kebiasaan clenching?

5. Apakah ketika membuka mulut anda merasa ada suara clicking,

popping, atau rahang terasa terkunci/ terbatas gerakannya

6. Apakah anda merasa sulit dan sakit ketika membuka mulut dan

menguap?

7. Apakah Anda pernah cedera leher, kepala atau rahang?

8. Apakah Anda memiliki gigi yang tidak saling menyentuh bila dalam

keadaan mengunyah?

4

Page 5: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

5

9. Apakah gigi anda terasa berbeda dari waktu ke waktu?

10. Apakah gigi anda ada yang sensitif, goyang, rusak atau aus?

Bila anda menjawab ya untuk sejumlah pertanyaan di atas, maka dapat

dipastikan sendi temporomandibula anda terganggu.3

2.2 Pemeriksaan Klinis

Umumnya penderita gangguan sendi temporomandibula tampak pada

ekstra oral yaitu dengan melihat facial profil, deviasi pergerakan rahang ataupun

adanya bunyi clicking dan popping ketika membuka tutup rahang. Untuk kasus-

kasus tertentu hal ini mungkin saja tidak bisa terlihat, seperti pada disc dislocation

without reduction. Pemeriksaan intra oral bisa diperhatikan keadaan rongga mulut

panderita, adanya malposisi, maloklusi ataupun adanya pergeseran garis median

pada incisivus sentral.4

Pemeriksaan selanjutnya adalah palpasi, sebelumnya kita harus mengukur

jarak deviasi pergerakan rahang. Karena palpasi sering memperburuk otot-otot

pengunyahan dan sendi rahang, yang dapat menyebabkan penurunan jangkauan

gerak. Palpasi dilakukan di daerah otot-otot sekitar fasial.4

Gb 2.1 Otot Masseter Gb 2.2 Otot temporalis

5

Page 6: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

6

Gb 2.3 Otot Pterigoideus Medialis Gb 2.4 Otot Pterigoideus Lateralis

2.3 Pemeriksaan Radiografi

Untuk menunjang penegakkan diagnosa, selain dengan anamnesa dan

pemeriksaan klinis diperlukan pemeriksaaan penunjang radiografi. Pemeriksaan

radiografi membantu menjelaskan perincian tulang dari sendi dan menganalisa

jaringan lunak. Adapun pemeriksaan yang dapat membantu yaitu, arthrograpy,

sefalometri, panoramik, CT Scan dan MRI.3,4

6

Page 7: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

7

BAB III

PENATALAKSANAAN GANGGUAN

SENDI TEMPOROMANDIBULAR

Keberhasilan perawatan gangguan sendi temporomandibular pada

sebagian besar keadaan tergantung pada etiologi dan pemeriksaan yang

menyeluruh dari keadaan klinis. Cara perawatan yang rasional diarahkan untuk

menghilangkan beban yang berlebih pada sendi, terutama dengan mengurangi aksi

otot yang berlebihan serta abnormal. Adapun, perawatan gangguan sendi

temporomandibular yang dapat dibedakan sebagai berikut2 :

1. Perawatan Non Bedah (Konservatif)

2. Perawatan Bedah (Operatif)

Cara perawatan tersebut hanya suatu pedoman karena ada beberapa tehnik

perawatan yang mengikutsertakan lebih dari satu bidang ilmu. Perawatan dari

setiap keadaan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, serta waktu dan

fasilitas juga perlu dipertimbangkan. Bila perawatan dilakukan di rumah sakit,

maka harus ada ruang khusus untuk tujuan ini, tetapi walaupun demikian, ruang

operasi pribadi atau kamar praktek merupakan lingkungan yang paling sesuai.2

7

Page 8: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

8

BAB IV

PENATALAKSANAAN NON BEDAH

Perawatan untuk gangguan sendi temporomandibular adalah rumit yang

disebabkan berbagai faktor, seperti salah diagnosa, salah pengertian terhadap

etiologi, dan respon yang tidak spesifik. Gejala-gejala berhubungan dengan faktor

psiko fisiologis sehingga perawatannya juga harus secara fisik dan psikologis dan

menggunakan dulu metode reversible sebelum yang irreversible, dan

perawatannya harus multidisipliner antara dokter gigi ahli, ahli farmasi, ahli

psikologi, ahli terapi fisik, ahli psikiatri dan ahli neurologi. Berikut akan diuraikan

perawatan konservatif/ reversible.3

4.1 Komunikasi Dengan Penderita.

Praktisi diharapkan dapat menjelaskan ada pasien bahwa gejala yang

timbul bukanlah disebabkan oleh kelainan struktur atau penyakit organik tetapi

suatu kelainan reversibel yang mungkin saja berhubungan dengan pola hidup

pasien. Dengan demikian bisa memotivasi pasien agar lebih percaya diri hingga

timbul kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien,dan pasien pun secara

bertahap bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan clenching atau parafungsi.3

4.2 Mengistirahatkan Rahang.

8

Page 9: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

9

Pasien dianjurkan untuk mengistirahatkan rahang, menghindari pergerakan

rahang yang berlebihan seperti menguap, atau gerak untuk mengunyah makanan

yang keras. Pasien dianjurkan untuk memakan makanan yang keci-kecil atau telah

di potong-potong.2,6

4.3 Perawatan Sendiri/ Fisioterapi / Terapi Fisik.

Pasien bisa melakukan perawatan ini sendiri dirumah. Terapi fisik

merupakan terapi yang mendukung terapi gangguan sendi temporomandibular

lainnya yakni terapi oklusal dan psikososial. Terapi fisik dibagi dua yaitu: 2,3,5,6

1) Modalities.2,3,5

Modalities yaitu cara-cara fisis untuk pengubahan termal, histokemikal

dan fisiologik. Tipe-tipe modalities terdiri dari terapi panas, terapi dingin,

elektroterapi, terapi ultrasound dan akupuntur.

Terapi panas dapat mengurangi rasa nyeri dan kekakuan otot, caranya

meletakkan handuk basah hangat, atau lap diletakkan botol berisi air panas. Terapi

10-15 menit terus-menerus sekurang-kurangnya tiga minggu di daerah yang

terserang. Terapi dingin adalah metode yang sederhana dengan menggunakan es

yang diletakkan pada area yang spasme untuk mengurangi nyeri.

2) Tehnik Manual.2,3,5

9

Page 10: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

10

Tehnik manual terdiri dari tiga kategori yaitu : mobilisasi jaringan lunak,

muscle conditioning dan joint distraction. Mobilisasi jaringan lunak merupakan

stimulasi dengan cara massage pada daerah nervus sensori kutaneus untuk

mengurangi nyeri.

Muscle conditioning adalah terapi fisik yang bertujuan merestorasi fungsi

otot menjadi normal. Tehniknya ada beberapa kategori antara lain membatasi

pergerakan mandibula dan terapi relaksasi dengan mengontrol stress emosional.

Distraksi pasif pada sendi dapat menambah pergerakan dan menghambat aktivitas

otot yang menarik melawan sendi sehingga otot dapat relaksasi. Cara dini

dilakukan dengan menekan daerah area molar mandibula menggunakan ibu jari

operator.

Gambar 4.1 Cara Reposisi Manual

10

Page 11: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

11

Prinsip reposisi adalah mengembalikan posisi kondilus ke fossa dengan

cara menembalikan kebawah lalu caudal dan dorsal. Caranya letakkan ibu jari di

oklusal mandibula hingga ke posterior, jari-jari yang lain diletakkan di inferior

mandibula. Kemudian bagian oklusal ditekan ke bawah, dengan saat yang

bersamaan dorong kebelakang mandibula hingga keposisi normal. Pasien

usahakan dalam keadaan tenang.4 Bila terlalu lama dapat menggunakan obat-obat

pelemas otot misal valium iv sebanyak 10mg dan gerakan reposisi dimulai setelah

menit ketiga.

Prosedur reposisi yang telah dijelaskan biasanya dilakukan pada

gangguan dislokasi mandibula yang bersifat akut, adapun pada dislokasi yang

yang kronis atau long standing biasanya selain non bedah juga dilakukan

penatalaksanaan bedah. Menurut Bradley dkk (1994), pada gangguan ini (long

standing) penatalaksanaanya yaitu : Pertama, reduksi secara manual. Kedua,

reduksi secara tidak langsung dengan penarikan melalui sudut sigmoid notch atau

processus coronoideus serta penekanan pada kondilus. Ketiga, reduksi secra tidak

langsung melalui pembedahan pada sendi. 8

4.4 Perawatan dengan Farmakoterapi.

Obat-obatan dapat membantu meredakan gejala gangguan sendi

temporomandibular seperti rasa sakit, hiperaktivitas otot, ansietas dan depresi.

Baik pengalaman klinis maupun studi eksperimental terkendali menunjukkan

bahwa farmakoterapi dapat menjadi katalis kuat bagi rasa nyaman pasien dan

rehabilitasinya bila digunakan sebagai program penatalaksanaan komprehensif.

11

Page 12: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

12

Obat-obatan yang bermanfaat terdiri dari, analgetik, anti inflamasi, kortikosteroid,

relaxan otot, anti anxietas dan anti depresi. untuk meringankan rasa sakit yang

timbul bisa diberikan : aspirin, asetaminophen, ibupropen. Anti inflamasi ;

NSAID, yaitu Naproxen, ibupropen. Antianxiety ; Diazepam. Musle relaxan ;

Cyclobenzaprine (Flexeril). Lokal Anastetik ; Lidokain dan Mepivakain.3,5,6

4.5 Latihan Rahang

Latihan untuk penanggulangan gangguan sendi temporomandibula

diperkenalkanpertamakali oleh Schwartz. Latihan akan menolong untuk relaksasi

otot dan menambah nobilitas sendi rahang. Terdapat beberapa macam latihan

yang disarankan untuk mengatasi gangguan sendi temporomandibula, yaitu

Stretching Exercise (latihan peregangan), Resistive Exercise (latihan resistif)

Retruded Opening Exercise (latihan pembukaan mulut dengan tekanan) dan

Midline Exercise (latihan keseimbangan rahang). Biasanya dengan latihan teratur

dan terarah keluhan akan hilang dalam 3-5 hari.2,3,6,7

4.5.1 Latihan Peregangan7

Latihan ini dianjurkan untuk penanggulangan spasme dan

pembukaan rahang yang terbatas, latihan ini terdiri dari : 1) Peregangan

Aktif, setelah periode waktu pemanasan awal yaitu dengan gerakan yang

lembut dalam jarak terbatas, pasien diminta untuk perlahan-lahan

membuka mulut selebar mungkin. 2)Peregangan Terbantu, pasien

diminta untuk membuka mulut selebar mungkin.kemudian pasien atau

12

Page 13: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

13

terapis menggunakan jari dan ibu jari untuk secara lembut memisahkan

gigi insisif maksila dan mandibula. Posisi dipertahankan selama satu

menit tiap satu ruas jari. Kemudian perlahan-lahan menambah jumlah jari

tangan menjadi dua jari dan akhirnya tiga jari tangan tiap satu menit.

4.5.2 Latihan Resistif 7

Latihan ini digunakan untuk penanggulangan spasme otot,

pergerakan terbatas, lemah otot dan inkoordinasi otot. Latihan ini

melibatkan kontraksi otot-otot mandibula melawan resistensi selama

gerakan pembukaan, penutupan dan lateral rahang.

1. Latihan resistif Penutupan rahang, pada latihan ini posisi jari dan

tangan sama seperti yang digunakan pada latihan peregangan

terbantu, digunakan untuk memberikan resistensi pada penutupan

mandibula.

2. Latihan Resistif Pembukaan Rahang, pada latihan ini kepalan tangan

diletakkan di bawah dagu pasien dan memberikan resistensi yang

diperlukan pada pembukaan mandibula.

3. Latihan Resistif Gerakan Lateral, pada latihan ini dilakukan dengan

satu tangan yang diletakkan berseberangan dengan sisi mandibula

untuk menyediakan resistensi pada gerakan lateral.

13

Page 14: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

14

4.5.3 Latihan Pembukaan Mulut dengan Tekanan 7

Pada latihan ini pasien diajarkan untuk membuka dan menutup

mulut dalam posisi tertekan untuk menghindari gerakan posisi protrusif.

Ibu jari menyandar pada dagu yang dapat berperan sebagai penanda dan

mendeteksi gerakan kedepan. Jika terdapat translasi, pasien juga dapat

memonitor gerakan translasi yang terlalu dini dari kondilus dengan

menempatkan jari diatas sendi temporomandibula. Latihan ini seringkali

disarankan untuk meminimalisasi atau menghilangkan clicking pada

sendi temporomandibula.

4.5.4 Latihan Keseimbangan Rahang 7

Latihan ini dilakukan untuk melatih otot memperbaiki gerakan

pembukaan dan penutupan mulut yang disharmoni oleh karena deviasi

mandibula. Latihan ini bertujuan untuk mengembalikan keadaan otot

tidak seimbang yang disebabkan oleh distribusi tekanan pada sendi

temporomandibula yang tidak berimbang.

Pasien menempatkan posisi lidah bagian 1/3 anterior pada

palatum, rahang dalam keadaan terbuka, dan tempatkan jari telunjuk

kedua tangan pada masing-masing sisi mandibula, serta ibu jari pada

bagian bawah dagu. Lakukan gerakan mandibula menutup dan membuka

rahang. Usahakan tidak menyimpang pada salah satu sisi. Latihan

dilakukan di depan cermin agar dapat dievaluasi.

4.6 Memakai alat di dalam mulut (splint, night guard)

14

Page 15: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

15

Efektivitas penggunaan splin oklusal sampai sekarang masih

dipertanyakan, akan tetapi menurut Carraro (1975), penggunaan splin oklusal

ternyata dapat mengurangi rasa nyeri pada sendi dan otot bahkan dapat hilang.2

Adapun fungsi splin oklusal yaitu: 2,3

1) Menghilangkan kebiasaan parafungsi

2) Menghilangkan gangguan oklusi

3) Menstabilkan hubungan gigi dan sendi

4) Merelaksasi otot

5) Melindungi abrasi terhadap gigi

6) Mengurangi beban sendi temporomandibula

7) Menghilangkan nyeri akibat disfungsi

8) Sebagai alat diagnostik untuk memastikan bahwa oklusi lah yang

menyebabkan rasa nyeri dan gejala-gejala yang sulit diketahui

penyebabnya.

Macam-macam splin : 2,3,5

1) Splin Stabilisasi

Pembuatan splin dengan hubungan rahang atas dan rahang bawah pada

posisi sentrik.kriteria untuk pemakaian splint ini apabila masalahnya murni dari

otot tapi sendi dalam keadaan normal, maka dibuat splin itu, juga pada keadaan

dimana untuk mencapai keadaan treatment position pada kasus internal

derangement menyebabkan nyeri, adanya degeneratif sendi, keadaan nyeri sendi

15

Page 16: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

16

dan otot tanpa dapat didiagnosa dengan tepat. Splin ini dipakai 4-6 bulan dipakai

setiap waktu kecuali makan.

Gambar 4.2 Splin stabilisasi

2) Splin Reposisi

Bila gejala yang diderita pasien diantaranya ada deviasi (rahang yang

menyimpang), adanya clicking sendi yang diindikasikan adanya inkoordinasi

diskus-kondilus (interkoral derangement) maka diperlukan splin reposisi dengan

maksud mereposisi rahang bawah ke posisi normal dan mengembalikan

keseimbangan tonus otot-otot pengunyahan, juga menghilangkan clicking.

Splin reposisi bertujuan menghilangkan gejala pergeseran diskus dengan

reduksi clicking resiprokal, clicking waktu membuka mulut terjadi saat gerak

translasi kondilus dimulai, dan clicking waktu menutup mulut terjadi sebelum

mencapai oklusi maksimal. Splint dipasang sesaat sebelum clicking resiprocal

ketebalannya tidak boleh melewati freeway space.

16

Page 17: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

17

4.7 Perawatan Psikososial

Aktivitas neuromuskular yang menimbulkan beban yang besar dan

berulang-ulang dari sendi, disebabkan oleh tekanan emosi dan ketegangan. Oleh

karena usaha menghilangkan faktor-faktor diatas merupakan tujuan utaman dalam

merawat faktor penyebab sindrom ini. Karena dokter gigi yang sering

menghadapi gangguan sendi temporomandibular cenderung kurang memiliki

pengetahuan psikiatrik. Maka tahap ini mungkin merupakan tahap tersulit dalam

perawatan gangguan tersebut. Tekanan emosional yang meningkat dapat

mempengaruhi fungsi otot dan mengaktifkan sistem nervus simpatik, yang dengan

sendirinya merupakan sumber rasa sakit pada otot.2

Tekanan dan tegangan yang dterima manusia, dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan yang

disebabkan oleh keadaan tertentu. Stress sehari-hari dapat dialami seluruh

manusia setiap waktu walaupun dalam ambang toleransi dan respon yang

berbeda-beda. Contohnya adalah hubungan pribadi, kesulitan keuangan, kesulitan

pekerjaan.2

Kelompok yang kedua adalah stress emosional yang disebabkan oleh

keadaan tertentu seperti problem dalam keluarga, penyakit yang parah atau

perubahan mendadak dalam segi penghasilan. Timbulnya gangguan sendi

temporomandibula sering bersamaan dengan salah satu keadaan tersebut.2

4.8 Karies dan Kelainan Patologi Lain

17

Page 18: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

18

Semua karies harus dihilangkan, dan restorasi yang kurang memuaskan

atau yang bocor harus diganti. Gigi dengan karies yang besar dan tidak dapat

dirawat lagi harus dicabut dan kelainan gigi atau patologi yang lain harus dirawat.

Faktor-faktor tersebut merupakan sumber rasa tidak enak dan dapat

mempengaruhi cara pasien mengigit atau mengunyah. Tetapi harus tetap diingat

bahwa gangguan sendi temporomandibular dapat makin parah perawatan gigi

yang terlalu lama dan oleh karena itu waktu perawatan harus dibuat sesingkat

mungkin.2,3,6

4.9 Prothesa

Restorasi prostetik atau penggantian gigi ditentukan berdasarkan jumlah

dan letak gigi-gigi yang hilang atau apakah protesa yang sekarang digunakan

menggangu fungsi. Terutama pada keadaan dimana kurangnya dukungan oklusal

dari gigi-gigi belakang atau bila pasien menggunakan gigi tiruan yang abrasi,

tidak memiliki desain yang baik dan longgar. Gigitan yang terlalu tinggi dapat

merangsang sendi terkena beban yang lebih besar dari biasa. Protesa yang longgar

dapat merangsang aktivitas otot parafungsional atau fungsi abnormal untuk

menstabilkan selama pasien mengunyah atau istrahat.2,3,6

4.10 Terapi oklusal

Terapi oklusal bertujuan mengubah gigitan untuk mengurangi tekanan

yang berlebihan pada sendi. Terapi ini meliputi perawatan ortodontik, restorasi

mahkota, dan selektif grinding.2,3,6

18

Page 19: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

19

BAB V

KESIMPULAN

19

Page 20: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

20

Penatalaksanaan gangguan sendi temporomandibula meliputi perawatan

non bedah dan bedah. Mayoritas penderita gangguan sendi teporomandibula

mencapai perbaikan secara memadai dari gejala yang dirasakannya dengan terapi

non bedah. Perawatan non bedah penting untuk dimengerti praktisi dokter gigi,

karena umumnya gangguan sendi temporomandibula pertama kali didiagnosa oleh

dokter gigi. Perawatan bedah hanya dilakukan jika penderita gagal memberi

respon terhadap perawatan non bedah.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Penatalaksanaan Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder Jadi

21

1. Pengaruh kelainan sendi temporomandibular pada pengunyahan. 2009

[2010,des,1]; Available from: http://ilmudoktergigi.blogspot.com/2009/02/

pengaruh-kelainan-sendi.html.

2. Aryanti S. Penanggulangan gangguan sendi temporomandibula akibat

kelainan oklusi secara konservatif. 2007.

3. Kurnikasari E. Perawatan disfungsi sendi temporomandibula secara

paripurna. [2010,des,1]; Available from: pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/.../ perawatan _disfungsi_sendi.pdf.

4. Wright EF. Manual of temporomanbular disorder. Second Ed. Wiley-

Blackwell

5. Okeson JP. Management of temporomandibular disorder and occlusion.

4thed. USA; Mosby Year Book.

6. Rintoko B. Temporomandibular disorder. 2009 [2010,des,1]; Available

from: http://hi-in.facebook.com/topic.php?uid= 130041110573 & topic

=13774.

7. Zaal M, Rikmasari R, Kurnikasari E. Program pelatihan fisik untuk

penanggulangan kelainan sendi rahang dan sindroma nyeri miofasial.

[2010,des,15]; Available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/

uploads/.../ program_pelatihan_fisik.pdf.

8. Gazali M, Kasim A. Dislokasi mandibula ke arah anterior. [2010,des,15];

available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp.../dislokasi_mandibula _ke_

arah_anterior.pdf

21