pencegahan penyakit menular

18
LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI POSYANDU TULIP DESA PULO SARI RANGKASBITUNG, LEBAK Oleh : dr. Lydia Amaliya Pendamping : dr. Dini Kuswiandri PUSKESMAS RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN

description

ffgdf

Transcript of pencegahan penyakit menular

Page 1: pencegahan penyakit menular

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR

PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

DI POSYANDU TULIP DESA PULO SARI

RANGKASBITUNG, LEBAK

Oleh :

dr. Lydia Amaliya

Pendamping :

dr. Dini Kuswiandri

PUSKESMAS RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK

PROVINSI BANTEN

2014

Page 2: pencegahan penyakit menular

LAPORAN PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan

terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola

penularan,pengobatan, pencegahan serta penyebabnya pun berbeda – beda mulai

dari penyakit yang ringan sampai yang sulit di sembuhkan.

Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu

penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini

belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini.

Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis.

Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue

tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang

sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi

lingkungan yang tidak bagus.

Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang

kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah

membawa banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat

tiap tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah

satu penyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh

dan integral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa.

Karena saat ini curah hujan cukup tinggi dan banyak daerah termasuk wilayah

Rangkasbitung terkena banjir serta berdasarkan latar belakang diatas, kami

tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai DBD.

Page 3: pencegahan penyakit menular

1.2 Tujuan Penyuluhan

a. Memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang Demam Berdarah

Dengue

b. Memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang cara penularan Demam

Berdarah Dengue

c. Memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang cara mencegah Demam

Berdarah Dengue

1.3 Tempat dan Waktu Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan di Posyandu Tulip Desa Pulo Sari, Rangkasbitung pada

hari Rabu tanggal 11 Desember 2013 pukul 09.00.

1.4 Peserta Penyuluhan

Peserta penyuluhan terdiri dari 20 ibu yang datang ke posyandu

1.5 Proses Penyuluhan

Penyuluhan diberikan kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu untuk

imunisasi ataupun periksa kehamilan. Ibu-ibu yang datang ke posyandu

dikumpulkan agar mengikuti penyuluhan sebelum pulang.

Penyuluhan dilakuan dengan dua arah namun tidak menggunakan media,

penyuluhan hanya diberikan dengan pemberian materi lisan. Pertama – tama,

acara dibuka oleh kader yang bertanggungjawab atas posyandu tersebut kemudian

dilanjutkan dengan pemberian materi penyuluhan oleh penyuluh. Setelah selesai

memberikan materi, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab ini, para ibu

terlihat tampak antusias.

Page 4: pencegahan penyakit menular

1.6 Tinjauan Pustaka

a. Definisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini

mempunyai empat serotipe yang di kenal dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN-

3, dan DEN- 4, yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh

darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan

perdarahan – perdarahan.

b. Cara Penularan

Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan

infeksi virus dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus

dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang

lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang

kurang berperan.

Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat

menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang

berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic

incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada

saat gigitan berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan

kepada telurnya (transovanan transmission), namun perannya dalam

penularan virus tidak penting. Sekali virus dapat masuk dan

berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat

menularkan virus selama hidupnya (infektif).

Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari

(intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan

dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit

Page 5: pencegahan penyakit menular

manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas

sampai 5 hari setelah demam timbul.

c. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti

Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri

khusus untuk mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di

tubuhnya, sepeti di kaki dan diperutnya. Perhatikan pola di punggungnya.

Ae. aegypti memiliki dua garis putih di tengah dan di sisinya ada dua garis

melengkung.

d. Masa inkubasi dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue

Masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang

virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda

dan gejala demam berdarah sebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ).

2. Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura)

perdarahan.

3. Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ).

4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

5. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3

(Trombositopeni)

6. timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah

penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil

kejang, sakit kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces

berlendir dan campur darah ( malena ).

7. Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada

persendian.

8. Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya

pembuluh darah

Page 6: pencegahan penyakit menular

9. Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi

cairan pada rongga tubuh

Berdasarkan kriteria WHO diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal

dibawah ini dipenuhi:

• Demam atau riwayat demam akut, antara 2 – 7 hari, biasanya bifasik

• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:

Uji bendung positif

Petekie, ekimosis, atau purpura

Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)

Hematemesis atau melena

• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)

• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma)

sebagai berikut:

Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan

umur dan jenis kelamin

Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,

dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya

Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau

hipoproteinemi.

Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat:

Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

perdarahan adalah uji tourniquet.

Derajat II Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau

perdarahan lain.

Derajat III Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lambat,

tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di

sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.

Derajat IV Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan

tekanan darah tidak terukur.

Page 7: pencegahan penyakit menular

e. Definisi kasus DBD

Secara Laboratoris

1. Presumtif Positif (Kemungkinan Demam Dengue): Apabila ditemukan

demam akut disertai dua atau lebih manifestasi klinis berikut: nyeri kepala,

nyeri belakang mata, mialgia, artralgia, ruam, manifestasi perdarahan,

leukopenia, uji HI ≥1.280 dan atau IgM anti dengue positif, atau pasien

berasal dari daerah yang pada saat yang sama ditemukan kasus confirmed

dengue infection.

2. Confirmed DBD (Pasti DBD): Kasus dengan konfirmasi laboratorium

sebagai berikut deteksi antigen dengue, peningkatan titer antibodi >4 kali

pada pasangan serum akut dan serum konvalesens, dan atau isolasi virus.

f. Pengobatan

Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi

perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan

mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air

dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di perlukan

untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.transfusi

platelet di lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya

adalah pemberian obat – obatan terhadap keluhan yang timbul.

g. Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti )

DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor

nyamuk. Dari sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang

menjadi vektor DBD, yaitu Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk

mengendalikan penyebaran DBD dilakukan dengan mengendalikan vektor

nyamuk ini yaitu dengan beberapa metode sebagai berikut :

Page 8: pencegahan penyakit menular

a. lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara

lain dengan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah

padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan

desain rumah sebagai contoh : menguras bak mandi atau penampungan air

sekurang – kurangnya sekali seminggu,mengganti dan menguras vas

bunga dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan raat

tempat penampungan air,mengubur kaleng – kaleng bekas,aki bekas dan

ban bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa

distribusi,katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan

menjadi habitat yang penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan

pencegahan tidak dilakukan.

b. Biologis

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan

pemakan jentik ( kan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H – 14 ). Peran

pemangsa yang di mainkan oleh copepod crustacea ( sejenis udang –

udangan ) telah di dokumnetasikan pada tahun 1930 – 1950 sebagai

predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH, 1996 ).selain itu juga

di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur pembunuhan ) yang

saat ini sedang dikembangkan di singapura.

c. Kimia

Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging /

dengan menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk

mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu

memberikan bubuk abate ( temephos ) pada tempat – tempat penampungan

air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain – lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah

dengan mengkombinasikan cara – cara di atas, yang di sebutkan dengan

Page 9: pencegahan penyakit menular

3M plus,yaitu menutup,menguras dan mengubur barang – barang yang

bisa di jadikan sarang nyamuk.selain itu juga melakukan beberapa plus

seperti memelihara ikan pemakan jentik,menabur larvasida, menggunakan

kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan

insektisida,menggunakan repellent,memasang obat nyamuk dan

memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat.

pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan

kembali ( revitalisasi ) pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun

kecamatan dengan pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan

pemeriksaan jentik berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru

pemantau jentik ( jumantik ) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan

pemantauan jentik,pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan

penyuluhan kesehatan.peran media massa dalam penanggulangan KLB

DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga di tingkatkan

dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalyak yang

cepat di harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih

waspada.intensifikasi pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor

dengan dukungan laboratorium yang memadai di tingkat PusKesMas

Kecamatan / Kabupaten juga perlu dibenahi.

1.7 Kesimpulan

Penyuluhan tentang ASI Eksklusif merupakan salah satu upaya untuk

memberantas penyakit DBD. Setidaknya para ibu mengetahui bagaimana cara

mencegah DBD sehingga tidak terjadi wabah DBD di lingkungan tempat tinggal.

Setelah dilakukan penyuluhan pada 20 ibu-ibu yang datang ke Posyandu Tulip

Desa Pulo Sari Rangkasbitung, didaptkan hasil sebagai berikut.

a. Para ibu yang datang ke Posyandu Tulip Desa Pulo Sari, Rangkasbitung

memiliki pengetahuan baru tentang Demam Berdarah Dengue

b. Para ibu yang datang ke Posyandu Tulip Desa Pulo Sari, Rangkasbitung

memiliki pengetahuan tentang cara penularan Demam Berdarah Dengue

Page 10: pencegahan penyakit menular

c. Para ibu yang datang ke Posyandu Tulip Desa Pulo Sari, Rangkasbitung

memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue

Hal tersebut tercermin dari perilaku dan sikap para ibu selama proses

penyuluhan. Para ibu tampak antusias dalam mengikuti penyuluhan. Selain itu,

para ibu banyak bertanya mengenai topik penyuluhan.

1.8 Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. editor. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2009.

2. WHO . Dengue: Guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control.

World Health Organization. 2009.

3. Shepherd SM. Dengue Fever. Updated Oct 23, 2009. Cited from :

http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a0104

4. Soegijanto S. Patogenesa dan Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus Dengue

Page 11: pencegahan penyakit menular

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta dr. Lydia Amaliya

Nama Pendamping dr. Dini Kuswiandri

Nama Wahana Puskesmas Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten

Tema Penyuluhan Demam Berdarah Dengue

Tujuan Penyuluhan d. Memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang

Demam Berdarah Dengue

e. Memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang cara

penularan Demam Berdarah Dengue

f. Memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang cara

mencegah Demam Berdarah Dengue

Hari / Tanggal Rabu, 11 Desember 2013

Waktu 09.00 – 10.00 WIB

Tempat Posyandu Tulip Desa Pulo Sari Rangkasbitung, Lebak

Jumlah Peserta 20 orang

Page 12: pencegahan penyakit menular

LAMPIRAN FOTO