PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern...

72
PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Komparatif Tafsir Al-Mizan Dan Tafsir Ath-Thabari) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Pada Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab Institut Agama Islam Negeri “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten. Oleh: MUHAMAD FADINI NIM : 103200094 FAKULTAS USHULUDDIN, DAKWAH DAN ADAB INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN TAHUN 2015 M/1436 H

Transcript of PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern...

Page 1: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS

DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Komparatif Tafsir Al-Mizan Dan Tafsir Ath-Thabari)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Pada Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan

Tafsir Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab Institut Agama Islam

Negeri “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten.

Oleh:

MUHAMAD FADINI NIM : 103200094

FAKULTAS USHULUDDIN, DAKWAH DAN ADAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2015 M/1436 H

Page 2: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin

(S.Ud) dan diajukan pada Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas

Ushuluddin, Dakwah dan Adab, Institut Agama Islam Negeri Sultan

Maulana Hasanuddin Banten, Ini sepenuhnya asli merupakan hasil

karya ilmiah saya pribadi.

Adapun tulisan maupun pendapat orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini telah saya sebutkan kutipannya secara jelas sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa sebagian atau seluruh

isi skripsi ini merupakan hasil perbuatan plagiarisme atau mencontek

karya tulis orang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi berupa

pencabutan gelar kesarjanaan yang saya terima atau sanksi akademik

lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Serang, 24 April, 2015

MUHAMAD FADINI NIM:103200094

Page 3: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

ABSTRAK Nama: Muhamad Fadini, NIM: 103200094, Judul Skripsi:

Penciptaan dan Tipu Daya Iblis dalam Perspektif al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir al-Mizan dan Tafsir ath-Thabari)

Alam gaib merupakan alam yang secara empirik tidak bisa dijangkau oleh manusia. Keberadaan alam gaib menjadi sangat misterius ketika hal tersebut dihubungkan dengan kehidupan nyata. Salah satunya adalah iblis.Tidak dapat disangkal bahwa banyak hal yang gaib bagi manusia, serta beragam pula tingkat kegaibannya. Ada gaib mutlak, yang tidak dapat diungkap sama sekali karena hanya Allah yang dapat mengetahuinya, dan ada pula gaib nisbi. Sesuatu yang tidak dapat diketahui seseorang tetapi diketahui orang lain, ia adalah gaib nisbi. Kegaiban makhluk spiritual ini banyak menimbulkan persoalan dan salah persepsi, yang akhirnya muncul berbagai perbedaan pendapat di kalangan mufassir.

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah: 1) Apa yang dimaksud denganIblis dalam al-Qur‟an?, 2) Bagaimana penafsiran Thabathaba‟i dalam -

n dan penafsiran Abu Ja‟far Muhammad Ibn Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir Ja l Ayi Al- n dalam memahami penciptaan dan tipu daya iblis dalam Al-Qur‟an?

Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Yang dimaksud denganIblis dalam al-Qur‟an; dan 2) Penafsiran Thabathaba‟i dalam - n dan penafsiran Abu Ja‟far Muhammad Ibn Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir l Ayi Al-Qur‟an dalam memahami penciptaan dan tipu daya iblis dalam Al-Qur‟an.

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Sedangkan analisis yang digunakan yaitu analisis komparatif, yaitu membandingkan sumber data primer yang berupa kitab - n ri‟ l-Qur‟an karya Allamah Sayyid Muhammad Husain Tabataba‟i dengan mi al- - n karya Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari.

Iblis dalam Al-Qur‟an adalah makhluk ciptaan Allah yang enggan bersujud kepada Adam. Thabathaba‟i yang lebih cenderung menggunakan ra‟yi, iblis bukanlah dari golongan malaikat tapi dari golongan jin. Sedangkan menurut Ath-Thabari dengan penafsirannya yang berbentuk ma‟tsur, mencoba menafsirkan Iblis sebagai mahluk yang berasal dari malaikat.Thabathaba‟i mengatakan kata syajaroh adalah pohon Himalaya sebuah tanaman yang bau harumnya kekal, yang mana pada waktu iblis menipu daya dan menggelincirkan Adam dan ath-Thabari mengatakan tidak perlu bagi kita mengetahui apa pohon tersebut, karena Allah tidak menjelaskannya kepada kita, baik melalui al-Qur‟an maupun Sunnah.

Page 4: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

FAKULTAS USHULUDDIN, DAKWAH DAN ADAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa setelah membaca dan

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat skripsi

Saudara Muhamad Fadini yang berjudul : “Penciptaan dan Tipu Daya

Iblis dalam Perspektif al-Qur’an(Studi Komparatif Tafsir al-

Mizan dan Tafsir ath-Thabari)", kiranya dapat diajukan sebagai

salah satu syarat untuk melengkapi ujian munaqosyah pada Fakultas

Ushuluddin, Dakwah dan Adab IAIN Sultan Maulana Hasanuddin

Banten, maka kami ajukan skripsi ini dengan harapan dapat segera

dimuaqosyahkan.

Demikian, atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih.

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, 24 April2015

Pembimbing I

Dr. H. Endad Musaddad, M.A

NIP. 19720626 199803 1 002

Pembimbing II

Drs. KH. IkhwanHadiyin, M.A

NIP. 1973020 `99903 1 001

Nomor : Nota Dinas

Lampiran : Skripsi

Perihal : Pengajuan Ujian

Munaqosyah

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Ushuluddin,

Dakwah dan Adab IAIN “SMH”

Banten

di

Serang

Page 5: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM

PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Komparatif Tafsir al-Mizan dan Tafsir ath-Thabari )

Oleh:

MUHAMAD FADINI

NIM: 103200094

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. H. Endad Musaddad, M.A

NIP. 1972062 6199803 1 002

Pembimbing II

Drs. KH. IkhwanHadiyin, M.A

NIP. 1973020 `99903 1 001

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab

Prof. Dr. H. Udi Mufradi

Mawardi, Lc, M.Ag.

NIP : 1961029 199403 1 001

Ketua

JurusanIlmu Al-Qur‟an danTafsir

Dr. H. Badrudin, M.Ag

NIP.19750405 200901 1014

Page 6: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

PENGESAHAN

Skripsi a.n. Muhamad Fadini, NIM: 103200094, yang

berjudulPenciptaan dan Tipu Daya Iblis dalam Perspektif al-

Qur’an(Studi Komparatif Tafsir al-Mizan dan Tafsir ath-Thabari),

telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ushuluddin, Dakwah

dan Adab Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir pada tanggal 18 Mei

2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) pada Institut Agama

Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Serang, 18 Mei 2015

Sidang Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota,

Dr. Sholahuddin Al Ayubi, M.A

NIP: 19730420 199903 1 001

Sekretaris Merangkap Anggota,

Eneng Purwanti, M.A

NIP : 19780607 200801 2 014

Anggota

Penguji I

Dr. H. Badrudin, M.Ag NIP: 19750405 200901 1014

Penguji II

Lalu Turjiman Ahmad, M.A NIP: 19820911 200912 1 005

Pembimbing I

Dr. H. Endad Musaddad, M.A NIP: 1972062 6199803 1 002

Pembimbing II

Dr. KH. IkhwanHadiyin, M.A

NIP: 1973020 `99903 1 001

Page 7: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

MOTTO

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah ku.( QS. aZ-

zariat 56)

Page 8: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

PERSEMBAHAN

Skripsiinisayapersembahkanuntukmu yang berjiwatulus: OrangtuakuIbuNur AinidanBapak Muhammad soleh di

Kampunghalaman, Dan adik-adikkutercintaAnisa Rahma, Islaiyah, Muhammad aslah,

Aam Amalia. Barakallahu fikum..

Page 9: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkapMuhammad Fadini dilahirkan di

Serang, Banten pada tanggal 22 Desember 1990, merupakan anak

kesatu dari empat bersaudara berasal dari pasangan Bapak Muhammad

Soleh dan Ibu Nur Aini.

Pendidikan formal diselesaikan oleh penulis pada SDN Ciceri

Indah lulus tahun 2002, melanjutkan studyke Pondok Pesanteren

Modern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan

ke Madrasah Aliyah al-Bayan Rangkas Bitung lulus tahun 2009.

Sempat mengenyam pendidikan pondok pesantren tahfid di

daerah Jawa Timur-Sedayu al-Munawwar tahun 2009-2010, dan

sempat mengenyam pendidikan pondok pesantren tradisional di daerah

Pelamunan Keramat watu at-Tohiriah pada tahun 2013, dan sempat

membantu mengajar ngaji di pondok pesanteren Ulul al-Bab Ciomas

Serang Banten pada tahun 2013-2014.

Pada tahun 2010 penulis mulai masuk diInstitut Agama Islam

Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Program Strata Satu

(S1),FakultasUshuluddinDakwah dan Adab, Jurusan Tafsir Hadits atau

yang sekarangdigantimenjadiIlmu Al-Qur'an danTafsir.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada kegiatan

organisasi kemahasiswaan, yaitu: HMI Komisariat USHADA IAIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten sebagai anggota pada tahun 2011-

2012.

Page 10: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wata‟ala,yang telah

memberikan lautan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis,

sehinggadengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad Shallallahu‟alaihi wasallam, Keluarga,Sahabat dan

Pengikutnya sampai akhir zaman.

Dengan pertolongan Allah dan usaha yang sungguh-sungguh

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Penciptaan dan

Tipu Daya Iblis dalam Perspektif al-Qur’an(Studi Komparatif Tafsir

al-Mizan dan Tafsir ath-Thabari).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari

kekurangan, kelemahan, dan masih jauh dari kesempurnaan,

keterbatasan pengetahuan, pengamalan serta kemampuan penulis, oleh

sebab itu penulis mengharapkan pendapat, saran dan kritik yang

bersifat membangun guna mencapai kesempurnaan pada masa yang

akan datang.

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Fauzul Iman, MA. Rektor Institut Agama

Islam Negeri “Sultan Maulana Hasanuddin Banten” Serang,

yang telah mengelola dan mengembangkan IAIN “SMH”

Banten ke arah yang lebih maju.

2. Bapak Prof. Dr. H. Udi Mufradi Mawardi, Lc., M.Ag. Dekan

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam

Negeri “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten, yang telah

memberikan motivasi dan arahan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Bapak Dr. H. Badrudin M.Ag. Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir dan ibu Eneng Purwanti, M.A sebagai Sekretaris

Jurusan Al-Qur‟an dan Tafsir IAIN “Sultan Maulana

Hasanuddin” Banten yang telah memberikan persetujuan

kepada penulis untuk menyusun skripsi dan banyak meluangkan

waktu membantu penulis menyelesaikan administrasi menuju

proses pembuatan skripsi.

4. Bapak Dr. H. Endad Musaddad, MA.,selaku Pembimbing I dan

Dr. KH. Ikhwan Hadiyin, M.A., selaku pembimbing II yang

Page 11: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

telah meluangkan waktunya dalam memberikan nasehat,

pengarahan dan keilmuan.

5. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberikan bekal

pengetahuan yang begitu berharga selama penulis kuliah di

IAIN “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten.

6. Seluruh Civitas Akademika, IAIN “SMH” Banten yang telah

membantu pelayanan administrasi selama perkuliahan dalam

rangka menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta di kampung halaman: „Bapa‟, „Ma‟, kakak

dan adik-adikku yang selalu memberikan do‟a dan dukungan

selama proses study dan penyusunan skripsi ini.

8. Para Asatidzku, Ust. Khairul Iksan, Ust. Humaidi, Ust. Jasiman,

segala ilmu yang telah engkau berikan menjadi bekal berharga

bagiku hari ini dan masa yang akan datang.

9. Rekan-rekan KALIMAH tercinta: Rhosa Armeliani, kang

Makroni, Fahrul, kang Tato Sugiarto, Muhammad Rianto,

Yayan Harianto, Nurul Jihad, Sahari, Manarul Hidayat

terimakasih atas bantuan dan kebersamaanmu, jazakumullah

khoiral jaza‟.

10. Sahabatku tercinta dan semua pihak yang membantu dalam

menyusun skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis memohon agar

seluruh kebaikan dari semua pihak yang membantu selesainya skripsi

ini, semoga di beri balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap

kiranya karya alit ini turut mewarnai khazanah Ilmu Pengetahuan dan

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Serang, 24 April 2015

Penulis

Page 12: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... i

ABSTRAK................................................................................................. ii

NOTA DINAS ........................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN MUNAQOSAH ........................................... iv

PENGESAHAN......................................................................................... v

MOTTO ..................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 10

D. Kerangka Pemikiran ............................................................... 10

E. Kajian Pustaka ......................................................................... 13

F. Metode Penelitian ................................................................... 14

G. Sistematika Pembahasan.......................................................... 16

BAB II MENGENAL THABATHABA’I DAN ATH-THABARI

A. Deskripsi Tafsir al-Mizan karya Sayyid Muhammad

Husain Thabathaba‟i ................................................................ 18

1. Biografi Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i .......... 18

2. Metode dan Corak Tafsir al-Mizan ................................... 21

3. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Mizan ..................... 22

B. Deskripsi Tafsir ath-Thabari KaryaImam Abu Ja‟far

Muhammad Bin Jarir ath- Thabari .......................................... 23

1. Biografi Imam Abu Ja‟far Muhammad Bin Jarir

ath- Thabari........................................................................ 23

2. Metode dan Corak Tafsir ath- Thabari .............................. 28

3. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir ath-Thabari ................. 29

BAB III MAKNA DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM AL’QUR’AN

A. Pengertian Iblis sacara Etimologi dan Terminologi ................ 30

B. Makna Iblis dalam al-Qur‟an ................................................... 32

C. Sejarah Penciptaan Iblis dalam al-Qur‟an ............................... 34

D. Tipu dayaIblis dalam Kehidupan Manusia dalam al-Qur‟an... 37

BAB IV PENAFSIRAN TENTANG PENCIPTAAN DAN

TIPU DAYA IBLIS MENURUT TAFSIR AL-

MIZAN DAN TAFSIR ATH-THABARI

Page 13: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

A. Penafsiran Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i

Tentanng Penciptaan dan Tipu Daya Iblis dalam

Kitab Tafsir al-Mizan............................................................... 42

B. Penafsiran Imam Abu Ja‟far Muhammad Bin Jarir

ath- Thabari Tentang Penciptaan dan Tipu Daya Iblis

Dalam Kitab Tafsir ath-Thabari ............................................... 46

C. Analisis Komparatif Tentang Penafsiran Penciptaan

dan Tipu Daya Iblis (Perbandingan Sayyid

Muhammad Husain Thabathaba‟i dan Abu Ja‟far

Muhammad Bin Jarir ath-Thabari ........................................... 52

D. Dari SegiPenafsiran ................................................................. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 56

B. Saran ....................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN .

Page 14: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Blakang Masalah

Al-Qur‟anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan

mukjizatnya selalu diprkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia

diturunkan Allah ke pada Rasulullah, Muhammad saw, untuk

mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap mnuju yang terang,

serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. 1Di akhir dasawarsa

tahun 90-an sampai sekarang di Amerika Serikat dan Eropa Barat

khususnya berkembang arus pembicaraan tentang ilmu pengetahuan

dengan kitab suci. Dimulai oleh Ian G. Barbour, yang mengemukaan

teori tentang munculnya empat tipologi hubungan sains dengan agama

atau kitab suci.2

Ke empat tipologi hubungan ilmu pengtahuan dengan agama

atau kitab suci yang diungkapkan oleh Barbour tersebut, hemat penulis

dapat ditarik kepada hubungan ilmu pengetahuan dengan teks al-

Qur‟an. Ke empat tipologi yang di maksud adalah, sebagai berikut.

Pertama, tipologi konflik; tipe ini menganggap bahwa agama dan ilmu

pengetahuan itu saling bertentangan, kedua, tipologi independensi;

Pandangan ini beranggapan bahwa semestinya tidak perlu ada konflik,

karena ilmu pengetahuan atau sains dan agama berada di dominan yang

berbeda. Ketiga, adalah tipologi dialog; bentuk ini membandingkan

metodologi kedua bidang ini (agama dan sains) yang dapat menunjukan

adanya teologis, dan pencarian ilmiah tentang hubungan ini, kemiripan,

dan perbedaannya. Keempat, adalah integarasi;pendekatan tersebut

dapat terjadi pada kalangan yang mencari titik temu di antara keduanya. 3

Kitab suci al-Qur‟an sebetulnya tidak pernah membisu bila

diminta pertimbangan oleh siapa saja untuk menjawab setiap

permasalahan hidupnya. Namun pertimbangan dan petunjuk al-Qur‟an

itu baru bisa ditangkap jika secara bijak dan cermat dapat dikenali sifat-

1 Manna‟ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: P T Pustaka

Lentera Nusantara 1992), hlm 1 2 Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial, (Jakarta:

AMZAH 2007), hlm. 15-19 3 Ibid., hlm. 19

Page 15: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

sifat dan kandungannya. Kemudian menggunakan metode yang tepat

untuk mengenali makna yang terkandung di dalamnya.4

Pada kesempatan kali ini akan lebih menyoroti hal-hal yang

bersifat gaib dan memahami kalimat/kata iblis yang terkandung dalam

nas-nas al-Qur‟an, baik dari segi penciptaan dan tipu dayanya terhadap

manusia.

Kalau kita membuka lembaran kitab suci al-Qur‟an, tepatnya

setelah QS.al-Fatihah, yang merupakan induk al-Qur‟an sekaligus

kesimpulannya, hal pertama yang ditemukan adalah uraian tentang

fungsi al-Qur‟an sebagai hudan /petunjuk bagi orang-orang bertakwa

adalah yu‟minuna bi al-ghaib (percaya yang ghaib).

Kamus besar bahasa indonesia mengartikan gaib dengan suatu

yang tersembunyi, tidak kelihatan, atau tidak diketahui sebab-

sebabnya. Sementara, kamus bahasa arab menjelaskannya dengan

antonim dari syahadat. Kata syahadat berarti hadir atau kesaksian, baik

dengan mata kepala maupun mata hati. Jika demikian, yang tidak hadir

adalah gaib.

Tidak dapat disangkal bahwa banyak hal yang gaib bagi

manusia, serta beragam pula tingkat kegaibannya. Ada gaib mutlak,

tidak dapat diungkap sama sekali kerna hanya Allah yang dapat

mengetahuinya, dan ada pula gaib yang relatif. Sesuatu yang tidak

dapat diketahui seseorang tetapi diketahui orang lain,ia adalah gaib

relatif.5

Kegaiban mahluk spiritual ini banyak menimbulkan persoalan

dan salah persepsi, yang akhirnya muncul berbagai perbedaan pendapat

di kalangan mufassir, iblis,merupakan sebagai salah satu mahluk gaib

yang mendapat perhatian bagi para mufassir, dan para Orientalis, dan di

dalam al-Qur‟an lahfad iblis disebutkn sebanyak 11 kali, dan hampir

semua ayat tersebut berkaitan dengan kedurhakaannya dan

pembangkangannya tarhadap perintah Allah.

AYAT-AYAT TENTANG IBLIS DALAM AL-QUR‟AN

Kata “iblis” dalam al-Qur‟an, dalam kitab al-Mu‟jam al-

Mufahras Li Alfazh al-Qur‟an al-Karim, tercatat sejumlah 11 ayat

dalam 9 surat, yaitu :6

4 Syahrin Harahap, Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuludin,

(Jakarta: PT Raja Gerafindo Persada 2000), hlm. 5 5 M. Quraish Shihab, yang halus dan tak terlihat: jin dalam Al-Qur‟an,

(Jakarta : Lentera Hati, 2010), hlm. 12 6 Muhammad Fuad „Abd Al-Baqi, Al-Mu‟jam Al-Mufahras Li Alfazh Al-

Qur‟an Al-Karim, hlm. 170

Page 16: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

1. al-Baqarah : 34;

2. al-A‟raaf : 11;

3. al-Hijr : 31 dan 32;

4. al-Israa‟ : 61;

5. al-Kahfi : 50;

6. Thaahaa : 116;

7. asy-Syu „araa : 95;

8. Saba‟ : 20; serta

9. Shad : 74 dan 75.

Ayat-ayat dalam al-Qur‟an yang menerangkan tentang

penciptaan iblis dan pembangkangannya terhadap tuhannya :

. Allah berfirman:

"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di

waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik

daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau

ciptakan dari tanah".(Q.S al-A‟raf 12)

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka

kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai

perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-

turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka

adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari

Allah) bagi orang-orang yang zalim.(Q.S al-Kahfi 50)”7

7 Mir Aneesuddin, Buku Saku Ayat-Ayat Semesta, (Jakarta: Zaman, 2014),

hlm. 135-137

Page 17: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Ayat-ayat al-Qur‟an ini menunjukan bahwa iblis juga diciptakan

dalam bentuk energi yang sama sebagaimana jin. Iblis tersusun dari

energi dan manusia tersusun dari materi. Barangkali karna menyadari

kemungkinan terjadinya interaksi antara materi dan energi, iblis

menyatakan “Aku akan mesesatkan manusia dan menggoda mereka

dengan kesenang-senangan semu.”8

Sikap kedurhakaan iblis kepada Allah swt tersebut, dapat

memunculkan perbedaan pendapat di kalangan mufassir, terutama

menyangkut siapakah sebenarnya iblis itu. Apakah pnerapan yang

dinyatakan oleh al-Qur‟an kepada iblis atas keenggannannya untuk

bersujud, merupakan penerapan yang menunjukan iblis termasuk

golongan malaikat, atau penerapan lain, shingga iblis digolongkan

dalam golongan jin.

Menurut ath-Tabari dalam tafsirnya, iblis adalah dari golongan

malaikat 9. Sedangkan iblis tersebut dari golongan Jin,menurut ath-

Thabari bukan dilihat dari segi asalnya, akan tetapi dilihat dari segi

penciptaannya. Beda dengan Allamah Sayyid Muhammad Husain

Thabathaba‟i, menyatakan bahwa iblis dari golongan Jin10

, karna jelas

iblis terbuat dari api dan malaikat tercipta dari nur ( cahaya ).

Ini merupakan kemuliaan besar dari Allah bagi Adam yang juga

dianugerahkan kepada anak keturunannya. Di mana ia memberitahukan

bahwa dia telah menyuruh para malaikat untuk bersujud pada Adam.

Adapun maksudnya, bahwa ketika Allah menyuruh para

malaikat bersujud kepada Adam, maka iblis pun termasuk dalam

perintah itu. Karena meskipun iblis bukan termasuk dari golongan

malaikat, namun ia telah menyarupai malaikat dan meniru tingkah laku

mereka. Oleh karna itu, iblis termasuk dalam perintah yang ditujukan

oleh para malaikat, dan tercela atas pelarangan yang dilakukan atas

perintahnya.

Ibnu Jarir, meriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, katanya:

“Iblis itu bukan dari golongan malaikat. Iblis adalah asli dari bangsa

8 Ibid., hlm. 137

9 Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 602 10

„Allamh Sayid muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan (Jakarta:

Lentera,2010) hlm. 247

Page 18: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Jin, sebagai mana Adam adalah asli bangsa manusia.” Dan isnad

riwayat ini sahih dari al-Hasan al-Bashri11

Banyak pakar bahasa Arab berpendapat bahwa kata iblis

terambil dari kata Arab ( ) ablasa yang berarti putus asa atau dari

kata ( ) balasa yang berarti tiada kebaikannya. Iblis, menurut al-

Qur‟an, adalah dari jenis jin (QS.al-Khaf 18:50). Dialah yang enggan

sujud kepada Adam as. Dan dia juga yang di panjangkan usianya oleh

Allah hingga menjelang kiamat.12

Konon iblis, pada mulanya bernama Azazil dalam arti ketua

para malaikat karena ia sangat taat beribadah. Itu pula sebabnya

permohonannya untuk dimasukan dalam kelompok malaikat

dikabulkan Allah dan karena itu, ketika Allah memerintah malaikat

untuk sujud kepada Adam, perintah ini tertuju juga kepadanya, tetapi

ternyata ia membangkang dan durhaka. Sampai kini, Iblis masih hidup

dan dialah yang memimpin para setan, baik setan manusia maupun

setan jin. 13

Dalam kitab/kamus Kata Iblis

dalam al-Qur‟an, tercatat sejumlah 11 ayat dalam 9 surat dalam al-

Qur‟an, yaitu :14

1. Surat al-Baqarah ayat 34

. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah

mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia

Termasuk golongan orang-orang yang kafir.(QS. al-Baqarah

,34)15

11

Abdullah Bin Muhammad Bin „Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaihk,

Tafsir Ibnu Katsir, Juz I, (Jakarta: Pustaka Imam syafi‟i 2008), hlm.106 12

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keseharian al-

Qur‟an, juz 9 (Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm. 276 13

Ibid 14

Muhammad Fuad „Abd Al-Baqi, Al-Mu‟jam Al-Mufahras Li Alfazh Al-

Qur‟an Al-Karim, hlm. 170 15

Ibid

Page 19: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

2. Surat al-A‟raaf ayat 11

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam),

lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada

Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka

merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka

yang bersujud.(QS.al-A‟raaf, 11)16

3. Surat al-Hijr ayat 31 dan 32

Kecuali iblis. ia enggan ikut besama-sama (malaikat)

yang sujud itu, Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu

tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud

itu?"(QS.al-Hijr31-32)17

4. Surat al-Israa ayat 61

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka

sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud

kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"(QS.al-

Israa,61)18

16

Ibid 17

Ibid 18

Ibid

Page 20: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

5. Surat al-Kahfi ayat 50

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam Maka sujudlah mereka

kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia

mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil

Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain

daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah

iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang

zalim.(QS.al-Kahfi, 50)19

6. Surat Thaahaa ayat 116

Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada Malaikat:

"Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka sujud kecuali

iblis. ia membangkang. (QS.Thaahaa, 116)20

7. Surat asy-syu‟araa ayat 95

Dan bala tentara iblis semuanya.(QS.asy-syu‟araa, 95)21

8. Surat Saba ayat 20

Dan Sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan

kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka

19

Ibid 20

Ibid 21

Ibid

Page 21: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang

beriman.(QS.Saba, 20)22

9. Surat Shaad ayat 74 dan 75

Kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan adalah Dia

Termasuk orang-orang yang kafir, Allah berfirman: "Hai iblis,

Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-

ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu

menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-

orang yang (lebih) tinggi?".(QS. Shaad, 74-75)23

Kata-kata iblis yang terdapat dalam al-Qur‟an menurut kitab

yang di dalamnya terdapat 11 ayat dalam

9 surat. Kata iblis hampir semuanya ayat-ayat tersebut membahas

tentang kedurhakaan iblis kepada Allah dan ke keengganannya untuk

bersujud kepada Adam.

Thabathaba‟i mengatakan iblis bukan dari golongan malaikat

melainkan dari golongan jin, karena sudah dikatakn dalam ayat lain

bahwa iblis adalah dari golongan jin.

Thabathaba‟i menjelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 34 yang

berbunyi:

dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:

"Sujudlah, kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis;

ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang

yang kafir. (QS. Al-Baqarah 34)

22

Ibid 23

Ibid

Page 22: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Dalam ayat di atas thabathaba‟i mengatakan dan

menerjemahkan kata “kafir” menunjukan spesies jin, dan iblis

merupakan bagian dari spesies jin.24

Kalimat terakhir ayat ini juga

membawa kepada kesimpulan yang sama. Bukannya mengatakan, “Dia

menolak mempelihara arogansi, dan dia kafir”, ayat ini mengatakan,

“dia adalah satu di antara mereka yang kafir”. Itu bukan bahwa dia

menjadi seorang kafir pada waktu itu, dia sudah sejak lama kafir, tetapi

dia senantiasa merahasiakannya kekufurannya, dan kejadian ini telah

mengungkapkan apa yang selama ini dirahasiakannya.

Ulama berbeda

pendapat tentang makna sujud yang diperintahkan Allah. Ada yang

memahaminya dalam arti menampakan ketundukan dan penghormatan

kepada Adam as. Atas kelebihan yang dianugerahkan Allah kepadanya.

Dengan demikian, sujud yang di maksud bukan dalam arti meletakan

dahi di lantai. Ini adalah pendapat mayoritas ulama ahl as-sunnah.

Dengan demikian tidak ada alasan untuk berkata bahwa iblis enggan

bersujud kepada Adam as. Karna ia enggan bersujud kecuali kepada

Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa sujud yang di maksud adalah

sujud kepada Allah, tetapi dengan menjadikan posisi Adam as sebagai

arah yang di tuju, persis seperti kaum muslimin yang shalat dengan

menjadikan posisi Ka‟bah sebagai arah/kiblat. Tentu saja, menampakan

penghormatan kepada beliau, sebagai mana pendapat pertama di atas,

lebih tinggi nilainya buat Adam as. Dari pada menjadikan beliau

sebagai arah.25

Penulis mencoba menguraikan skripsi dengan judul di atas.

Yang penulis harapkan dapat sedikit membuka wacana kita tentang,

“Pengetahuan yang bersifat gaib, dan mengetahui penciptaan dan tipu

daya iblis dalam al-Qur‟an yang selama ini menjadi bahan penelitian

bagi para mufasir (Studi komparatif Antara Tafsir Al-Mizan fii tafsiri‟

l-Qur‟an karya Allamh sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i

dengan Tafsir Jami al- Bayan an Ta‟wil Ayi Al-Qur‟an karya Abu

Ja‟far Muhammad ibn Jarir Ath-Thabari )”.

24

„Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan,

(Jakarta: Lentera, 2010) hlm 247 25

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keseharian al-

Qur‟an, juz 4 (Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm. 28

Page 23: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

B. Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan iblis dalam al-Qur‟an ?

2. Bagaimana penafsiran Thabathaba‟i dalam tafsir al-Mizan dan

penafsiran Abu Ja‟far Muhammad Ibn Jarir ath-Thabari dalam

Tafsir Jami‟ Al Bayan an Ta‟wil Ayi Al Qur‟an dalam

memahami penciptaan dan tipu daya iblis dalam al-Qur‟an ?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui makna Iblis yang terdapat dalam nas-nas al-

Qur‟an.

2. Untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang

berkaitan dengan penciptaan dan tipu daya Iblis dalam al-Qur‟an

menurut Thabathaba‟i dan ath-Thabari.

D. Kerangka Pemikiran

Secara epistimologi makna iblis yang terkandung dalam nas-nas

al-Qur‟an masih diperselisihkan di kalangan para mufassir tentang

siapakah iblis itu sebenarnya: Pertama mereka mengtakan iblis

termasuk dalam golongan jin dan menafsirkan surat al-Baqarah ayat 34

mengatakan dan menerjemahkan kata “kafir” menunjukan spesies jin,

dan iblis merupakan bagian dari spesies jin.26

Yang kedua mereka

mengatakan iblis dari golongan malaikat dan mereka menafsirkan surat

al-Baqarah ayat 34 mengtakan ketika Allah memerintahkan kepada

seluruh malaikat agar bersujud kepadanya, lalu merekapun bersujud

kepadanya. Kemudian Allah mengecualikan iblis, dan ini menunjukkan

bahwa iblis termasuk golongan mereka, dan termasuk yang

diperintahkan untuk bersujud kepadanya.

Ibnu Jarir, meriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, katanya:

“Iblis itu bukan dari golongan malaikat. Iblis adalah asli dari bangsa

Jin, sebagai mana Adam adalah asli bangsa manusia.” Dan isnad

riwayat ini sahih dari al-Hasan al-Bashri27

26

„Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan,

(Jakarta: Lentera, 2010) hlm 247 27

Abdullah Bin Muhammad Bin „Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaihk,

Tafsir Ibnu Katsir, Juz I, (Jakarta: Pustaka Imam syafi‟i 2008), hlm. 106

Page 24: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Dia berfirman, “Para malaikat pun sujud, „Kecuali Iblis‟.

Sesungguhnya “Dia tidak termasuk mereka yang bersujud,” kepada

Adam.28

Salah satu kutipan al-Quran yang cukup detil mengenai asal

mula kisah Adam dan iblis terdapat dalam Surat Shaad ayat 71-85

sebagai berikut:29

28

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 10,( Jakarta: Pustaka Azzam, 2008 ), hlm. 842 29

Al-Qur‟an Terjemah dan Transliterasi, Depag RI, Juz 23 (Semarang,

Aneka Ilmu), hlm. 939-940

Page 25: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat:

"Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka

apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan

kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur

dengan bersujud kepadaNya". lalu seluruh malaikat-malaikat itu

bersujud semuanya, kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan

adalah Dia Termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman:

"Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang

telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu

menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-

orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik

daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan

Dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka

keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang

yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai

hari pembalasan". Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah

aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman:

"Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari

kiamat)". Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan

menyesatkan mereka Semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang

mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: "Maka yang benar

(adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran Itulah yang Ku-

katakan". Sesungguhnya aku pasti akan memenuhi neraka

Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang

mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.30

Dan telah banyak kajian tentang iblis dan tipu dayanya, yang

dilakukan oleh ulama, mufassir atau penulis-penulis, dengan sudut

pandang yang berbeda, di antara karya yang pernah ada yaitu, Kitab

Talbis Iblis karangan Ibnu Jauzi. Di dalamnya dijabarkan seluk beluk

kehidupan iblis yang berusaha mengganggu manusia dari berbagai

aspek kehidupan, di mana aktivitas iblis dalam kehidupan manusia

cenderung untuk merusak dan menyesatkan agar manusia berbelok dari

jalan yang sudah digariskn oleh al-Qur‟an dengan cara mengendalikan

hawan nafsu manusia, hingga hati manusia tertutup akan kebaikan dan

terjerumus dari berbagai kesesatan yang sudah dikemas oleh iblis.

30

Ibid

Page 26: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Hanya saja dalam pembahasannya, Ibnu Jauzi tidak membedakan Iblis

dan syaitan. Hal ini bisa dilihat secara impelisit dari isi kitab tersebut.31

Jauh sebelum manusia mengenal agama-agama besar, bahkan

sejak masa awal sejarah kemanusiaan, kepercayaan tentang mahluk

halus telah ada. Mahluk itu dalam pandangan mereka bermacam-

macam. Ada yang tidak dapat dilihat sama sekali, ada yang

menampakan dirinya pada orang-orang tertentu melalui mantra atau

jimat, dan ada juga yang merusak pada sesuatu sehingga siapapun

berkesempatan dapat melihatnya.

Dalam kepercayaan mereka, mahluk-mahluk itu ada yang

bersahabat dengan manusia, ada yang memusuhi, ada yang memberi

manfaat, dan ada juga yang mengakibatkan mudarat. Ketika itu, mereka

belum mengenal ruh jahat atau ruh baik. Memang, tulis Abbas al-

Aqqad agamawan dan sastrawan Mesir kenamaan (1889-1964) yang

menguraikan hal diatas dalam bukunya iblis, ada perbedaan antara

kejahatan dan mudarat.32

E. Kajian Pustaka

Dalam skripsi ini penulis menggunakan kajian pustaka, dari

telaah yang dilakukan para ahli berbeda-beda dalam mengartikan kata

iblis. Menurut thabathaba‟i ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat

34 mengatakan dan menerjemahkan kata “kafir” menunjukan spesies

jin, dan iblis merupakan bagian dari spesies jin.33

Kalimat terakhir ayat

ini juga membawa kepada kesimpulan yang sama. Bukannya

mengatakan, “Dia menolak mempelihara arogansi, dan dia kafir”, ayat

ini mengatakan, “dia adalah satu di antara mereka yang kafir”. Itu

bukan bahwa dia menjadi seorang kafir pada waktu itu, dia sudah sejak

lama kafir, tetapi dia senantiasa merahasiakannya kekufurannya, dan

kejadian ini telah mengungkapkan apa yang selama ini

dirahasiakannya. Dalam hal ini thabathaba‟i lebih mendasarkan pada

aspek jenis iblis itu sendiri yang termasuk dari golongan jin.

Dalam kitab Jami‟ Al Bayan an Ta‟wil Ayi Al Qur‟an, ath-

Thabari mengatakan bahwa iblis termasuk dari golongan malaikat.

Beliau beralasan ketika Allah memerintahkan kepada seluruh malaikat

31

Ibnul jauzi, Talbis Iblis, Perangkap Iblis 560 Tipu Muslihat Iblis Yang Tak

Disadari Manusia,(Solo, Pustaka Arafah, 2012) hlm. 22 32

M. Quraish Shihab, Malaikat dalam Al-Qur‟an, yang halus dan tak

terlihat,(Jakarta: Lentera Hati, 2010), hlm. 1-2 33

„Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan,

(Jakarta: Lentera, 2010) hlm 247

Page 27: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

agar bersujud kepadanya, lalu merekapun bersujud kepadanya.

Kemudian Allah mengecualikan iblis, dan ini menunjukkan bahwa iblis

termasuk golongan mereka, dan termasuk yang diperintahkan untuk

bersujud kepadanya. Dalam hal ini ath-Thabari lebih melihat dari segi

asal penciptaannya, yakni diciptakan khusus dari api samum (angin

panas) tidak seperti malaikat yang lain.34

Menurut Syekh Muhammad Ash-Shayim dalam buku Kisah-

kisah Nyata Raja Jin, mengatakan bahwa iblis adalah segolongan

makhluk dari jenis jin. Karena iblis adalah pengabdi yang patuh yang

telah memimpin pasukan malaikat untuk membersihkan bumi dari

golongan jin. Setelah iblis mengetahui bahwa Allah Swt. Akan

menciptakan manusia dari tanah, lalu mengatakannya sebagai khalifah

di bumi, dia iri terhadap Adam. Iblis meyakini bahwa manusialah

makhluk yang telah merebut apa yang sejak dahulu didambakannya.

Dalam hal ini Syekh Muhammad Ash-Shayim melihat dari segi sifat

iblis yang iri hati terhadap Adam. 35

F. Metode Penelitian Untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan, perlu

digunakan suatu metode agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai

dengan apa yang diharapkan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

menggunakan metode sebagai berikut ini:

1. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (Library Research) yaitu bentuk penelitian yang

bersifat teoritis dengan mempelajari literatur-literatur, pendapat

para ahli dan catatan kuliah serta hasil penelitian-penelitian

terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang teliti atau

dibahas dalam skripsi ini.

2. Sumber Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penulis mengambil atau

menggunakan dua jenis sumber yaitu sumber primer dan sumber

sekunder.

a. Sumber primer adalah data-data utama yang dipergunakan,

yaitu Tafsir Al-Mizan karya allamah Sayyid Muhammad

34 Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 610 35 Syekh Muhammad Ash-Shayim, Kisah-Kisah Nyata Raja Jin, (Bandung:

pustaka Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 9

Page 28: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Husain Thabathaba‟i dan Tafsir Jami‟ Al Bayan an Ta‟wil Ayi

Al Qur‟an atau yang dikenal dengan Tafsir Ath-Thabari karya Abu Ja‟far Muhammad bin Jari Ath-Thabari.

b. Sumber sekunder adalah data-data yang diperoleh berupa

informasi-informasi tertulis yang berhubungan dengan

pembahasan yang terkait, seperti literatur-literatur berupa buku,

majalah, koran, dan sebagainya.

3. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan

metode al-Tafsir al-Muqoron, adalah salah satu metode tafsir yang

penafsirannya dengan mengumpulkan pelbagai kitab tafsir.

Pendapat mufasir tersebut kemudian diperbandingkan, baik dari

ulama salaf maupun ulama khalaf, baik dari jurusan tafsir bi al-

manqul maupun bi al-ma‟qul.36

Ada tiga bentuk perbandingan dalam tafsir ini, antara lain

yaitu:

1) Perbandingan antara ayat dengan ayat

2) Perbandingan antara ayat dengan hadits

3) Perbandingan antara pendapat ulama

Ada beberapa tahapan dalam tafsir muqoron, antara lain

yaitu:

1) Memusatkan perhatian pada sejumlah ayat tertentu

2) Lalu mencari berbagai pendapat mufassir tentang ayat tersebut,

baik yang klasik atau modern

3) Membandingkan pendapat-pendapat mereka untuk mengetahui

kecenderungan-kecenderungan atau aliran-aliran yang

mempengaruhi mereka, keahlian yang mereka kuasai, dan

kondisi sosial yang mengitari masing-masing mereka.37

Nasrudin Baidan merinci berbagai definisi tafsir muqaran

dari para ahli sebagai berikut:

a. Membandingkan teks (nash) ayat-ayat al-Qur‟an yang memiliki

persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih,

dan atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu yang sama

b. Membandingkan ayat al-Qur‟an dengan hadis yang pada

lahirnya terlihat bertentangan

36

Endad Musaddad MA, Studi Tafsir Di Indonesia, Kajian atas Tafsir Karya

Ulama Nusantara, (Tangerang Selatan: Sintesis,2012), hlm. 21 37

Ibid

Page 29: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

c. Membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam

menafsirkan al-Qur‟an.38

4. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam skripsi

ini yaitu bersifat komparatif yaitu suatu pendekatan melalui

perbandingan. Dan penulis membandingkan antara penafsiran

tabataba‟i dengan Ath-Thabari, yang disajikan sesuai dengan

datanya kemudian ditelaah dan dianalisa sehingga dilahirkan

menjadi suatu kesimpulan.

5. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan ini, penulis berpedoman kepada:

a. Buku pedoman penulisan karya Ilmiah IAIN BANTEN.39

b. Teknik penulisan ayat-ayat Al-Qur‟an , berpedoman kepada

penulisan Al-Qur‟an dan terjemahannya karya Departemen

Agama.

c. Penulisan Al-Hadits dikutip dari kitab aslinya, akan tetapi

apabila mengalami kesulitan maka penulis mengutip dari buku

lain.

G. Sistematika Pembahasan

Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah

pembahasan dalam penulisan atau memperoleh gambaran yang jelas

dari skripsi ini, maka sistematika yang penulis susun adalah sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan masalah, kerangka pemikiran,

langkah-langkah penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II MENGENAL TABATABA‟I DAN ATH-THABARI

Pada bab ini membahas tentang biografi dari Thabathaba‟i,

metode dan corak penafsiran dari tafsir al-Mizan, dan kajian

analisa kekurangan dan kelebihan tafsir al-Mizan dengan Abu

ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, metode dan corak

penafsiran dari Tafsir ath-Thabari,dan kajian analisa kelebihan

dan kekurangan tafsir ath-Thabari

38

Endad Musaddad MA, Studi Tafsir Di Indonesia, Kajian atas Tafsir Karya

Ulama Nusantara, (Tangerang Selatan: Sintesis,2012), hlm. 21 39

Prof. Dr. H. M. A. Tihami, M.A., M.M. ,Pedoman Penulisan Karya

Ilmiyah, insetitut Agama Islam Negeri “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten,

(Serang : 2006) , hlm. 26

Page 30: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

BAB III MAKNA DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM AL-QUR‟AN

Pada bab ini membahas tentang ,pengertian iblis secara

etimologi dan terminologi, makna iblis dalam al-Qur‟an, sejarah

penciptaan iblis dalam al-Qur‟an, dan tipu daya iblis dalam

kehidupan manusia dalam al-Qur‟an

BAB IV PENAFSIRAN TENTANG PENCIPTAAN DAN TIPU

DAYA IBLIS MENURUT TAFSIR AL-MIZAN DAN TAFSIR

ATH-THABARI

Pada bab ini akan membahas tentang penafsiran penciptaan dan

tipu daya iblis studi komparatif antara Tafsir Al-Mizan dengan

Tafsir Ath-Thabari

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran.

Page 31: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

BAB II

MENGENAL TABATABA’I DAN ATH-THABARI

A. Deskripsi Tafsir Al-Mizan karya Sayyid Muhammad Husain

Thabathaba’i

1. Biogerafi Singkat Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i

Al-Allamah ath-Thabathaba‟i adalah putra as-Sayid

Muhammad bin as-Sayid Muhammad Husain ath-Thabathaba‟i. al-

Allamah lahir di Tabriz pada 30/12/1321 H (17/3/1904 M).

Ayahnya meninggal pada 1330 (1912). Anak yatim ini tumbuh

besar di Tabriz, dan setelah menyelesaikan pendidikan keagamaan

disana, pada sekitar 1341 (1923) dia pergi ke an-Najaf al-Asyraf

(Irak), pusat paling penting untuk pendidikan keagamaan Islam.40

Di an-najaf al-Asyraf, dia mengawali studi-studi tingginya

bersama ulama-ulama termasyhur seperti asy-Syaikh (al-Mirza)

Muhammad Husain (putra Syaikhul Islam al-Mirza abdurrahim)

Na‟ini al-Gharawi (1277/1860/-1-3-1355/1936) dan as-Syaikh

Muhammad Husain (putra al-Hajj Muhammad Hasan, Muinut

Tujjar) Ishfahni (1296/1878/-1361/1942).41

Keduanya ini, bersama asy-Syaikh Dihiyauddin (putra

maula Muhammad) Iraqi (1278/1861-2-1361/1942), sangat

dihormati di dunia Syiah. Mereka termasuk ulama-ulama yang

paling menonjol bukan saja di bidang-bidang yurisperudensi Syiah

dan perinsip-perinsip dasar yurisperudensi, namun juga dalam

semua studi islam. al-Allamah ath-thabathaba‟i banyak

dipengaruhi oleh dua guru ini, (dan khususnya oleh Ishfahani)

dalam perkrmbangan pemikiran-pemikiran dan pengetahuannya.

Pengaruh ketiga datang dari as-Sayid Abdil Qasim Ja‟far (putra as-

Sayid muhammad al-Musawi) Khwansari (1313/1895-6-

1380/1961), yang dikenal sebagai “ahli matematika.” al-Allamah

ath-thabathaba‟i merasa bangga dapat belajar metematika darinya.

Juga, dia menulis sebuah buku tentang beberapa topik metematika

tinggi, di sisni diaplikasikan beberapa teori khusus gurunya. 42

Darakah, sebuah desa kecil disisi pegunungan dekat

Teheran, di tempat inilah Allamah Thabathaba‟i menghabiskan

40

„Allamah Sayid muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan

(Jakarta: Lentera,2010) hlm 11 41

Ibid 42

Ibid ,hlm 12

Page 32: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

bulan-bulan musim panas, menyingkir dari panas kota Qum,

kediamannya. Di desa inilah perofesor Kenneth Morgan, seorang

orientalis terkemuka berkunjung untuk meminta menulis mengenai

pandangan-pandangan Islam Syi‟ah untuk masyarakat intelektual

Barat. Dengan kemampuannya yang mumpuni dan penguasaannya

pada ilma-ilmu Islam tradisional serata pengenalannya terhadap

pemikiran Barat menjadikan Allamah Tahbataba‟i memang orang

yang tepat untuk menulis hal tersebut.43

Di dalam dirinya terdapat kerendahan hati dan kemampuan

analisis intelektualnya bergabung. Dalam kelompok ulama

tradisional Allamah Thbathaba‟i memiliki kelebihan sebagai

seorang syaikh dalam bidang syariat dan ilmu-ilmu esoteris,

sekaligus seorang hakim (filosof atau, tepatnya, teosof Islam

tradisional) terkemuka. Allamah Thabathaba‟i telah membaktikan

segenap hidupnya untuk mengkaji agama. Sebuah dedikasi tinggi

terhadap perkembangan ilmu-ilmu Islam dan ilmu pengetahuan

pada umumnya.44

Namun menjadi mujtahid bukan tujuannya. Thabathaba‟i

lebih tertarik pada ilmu-ilmu aqidah, dan mempelajari dengan

tekun seluruh dasar matematika tradisional dari Sayyid Abul

Qasim Khwansari, dan filsafat Islam tradisional, termasuk naskah

baku asy-Syifa karya Ibnu Sina dan al-Asfar karya Sadr al-Din

Syirazi serta Tahmid al-Qawa‟id karya Ibnu Turkah dari Sayyid

Husain Badkuba‟i.45

Thabathaba‟i juga mempelajari „ilm Hudhuri (ilmu-ilmu

yang dipelajari langsung dari Allah SWT), atau ma‟rifat, yang

melaluinya pengetahuan menjelma menjadi penampakan hakekat-

hakekat supranatural. Gurunya, Mirza Ali Qadhi, yang mulai

membimbingnya ke arah rahasia-rahasia Ilahi dan menuntunnya

dalam perjalanan menuju kesempurnaan spritual. Sebelum

berjumpa dengan Syaikh ini, Thbathaba‟i mengira telah benar-

benar mengerti buku Fushulli al-Hikam karya Ibn Arabi. Namun

ketika bertemu dengan Syaikh besar ini, ia baru sadar bahwa

sebenarnya ia belum tau apa-apa. Berkat sang Syaikh ini, tahun-

tahun di Najaf tak hanya menjadi kurun pencapaian intelektual,

43

Andi Rosadisastra, Tafsir Kontemporer : Metode dan Cara Moder n dari

Para Ahli Tafsir dalam Menafsirkan Al-Qur‟an,( Serang,Dinas Pendidikan Peropinsi

Banten, 2012) hlm. 113 44

Ibid. 45

Ibid.

Page 33: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

melainkan juga kezuhudan dan peraktek-peraktek sepiritual yang

memampukannya untuk mencapai keadaan relasi spiritual.46

Pada tahun 1934 Allamah Thabathaba‟i kembali ke Tabriz

dan menghabiskan beberapa tahun yang sunyi di kota itu, mengajar

sejumlah kecil murid. Kejadian-kejadian perang Dunia Kedua dan

pendudukan Rusia atas persia lah yang membawa Allamah

Thabathaba‟i dari Tabriz ke Qum (1945). Pada waktu itu, dan

seterusnya sampai sekarang, Qum merupakan pusat kajian

keagamaan di persia. Ia mengajar tafsir Qur‟an serta filsafat dan

teosofi tradisional, yang selama bertahun-tahun sebelumnya tidak

di ajarkan di Qum.47

Dengan demikian Allamah Thabathaba‟i telah memberikan

pengaruh yang amat besar, baik di dalam basis tradisional maupun

modern. Dia telah mencoba untuk menciptakan suatu elite

intelektual baru di kalangan kelompok masyarakat berpendidikan

modern yang ingin menjadi akrab dengan intelektualitas Islam di

samping dengan dunia modern. Banyak murid tradisionalnya yang

termasuk kelompok ulama lelah mencoba untuk mengikuti

teladannya dalam upaya yang amat penting ini. Beberapa muridnya

seperti Sayyid Jalal al-Din Asytiyani dari Universitas Masyhad dan

Murtadha Muthahhari dari Universitas Teheran juga dikenal

sebagai sarjana yang mempunyai reputasi istimewa. 48

Dia adalah peribadi yang agung, yang telah mencurahkan

segenap hidupnya untuk didedikasikan kepada kebenaran.

Kecintaannya kepada ilmu telah mengejawantah dalam peribadi

agung ini. Dia telah menjadi lambang dari suatu teradisi panjang

kesarjanaan dari ilmu-ilmu teradisional islam. Kehadirannya

meniupkan suatu aroma dari peribadi yang telah mendapatkan

buah pengetahuan Ketuhanan. Ia mencontohkan dalam

keperibadiannya, kemuliaan, kerendah-hatian dan kecintaannya

kepada kebenaran, yang selama berabad-abad telah terdapat dalam

pribadi-pribadi muslim sejati.

Al-Allamah ath-Thabathaba‟i kembali ke Tbriz pada 1353

(1934). Di sini dia disanbut hangat sebagai seorang ulama. Di

Tabriz inilah dia menghabiskan waktunya dengan mengajar filosofi

tinggi kepada murid-murid yang antusias namun ini merupakan

46

Ibid. 47

Ibid. 48

Ibid.

Page 34: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

sebuah tempat kecil bagi talenta-talentanya. Pada 1364 (1945) dia

hijrah ke Qum, pusat pendidikan keagamaan paling terpenting di

Iran. Di Qum, tenggelam dalam berbagai pengetahuan etika,

filososfi dan tafsir Al-Qur‟an kepada murid-murid yang sudah

mencapai tingkat pengetahuan yang tinggi. Di sini dia tinggal

sampai kewafatannya pada Ahad, 18/1/1402 (15/11/1981).49

2. Metode Dan Corak Penafsiran Tafsir al-Mizan

Muhammad Husain Thabataba‟i dalam menulis tafsir al-

Mizan menggunakan beberapa macam persepektif, antara lain

persepektif ilmiah, teknis, filosofis, spiritualitas, sosiologi, dan

periwayatan. Di antara ketujuh persepektif tersebut, ada tiga yang

lebih menonjol, antara lain:50

1. Persepektif riwayat; untuk memahami dan menafsirkan al-

Qur‟an, Thabataba‟i menggunakan bantuan ayat al-Qur‟an yang

terkait.

2. Persepektif sosiologis;

3. Pesepektif filosofis;

Tafsir al-Mizan memiliki karakteristik metode penafsiran,

berikut ini:51

a. Merujuk kepada literatur dalam bidang tafsir, hadis, sejarah,

yang ditulis oleh ulama syi‟ah dan suni.

b. Membagi ayat dalam beberapa kelompok dan menyatukannya

dalam satu konteks.

c. Terlebih dahulu menjelaskan makna setiap kata dan merujuk

kepada ayat lain tentang makna yang dimaksud.

d. Dalam menentukan makna ini memperlihatkan kontek,

periodesasi Makiyyah-Madaniyyah, dan riwayat yang saling

bertentangan. Juga menggunakan hadits mutawatir dan qaul

sahabat, serta tabi‟in.

e. Menunjukan aspek munasabah ketika menafsirkan ayat.

f. Ia menganut al-ibrah bi umum al- lafazh la bi khusuhusi

shabab.

49

„Allamah Sayid muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan

(Jakarta: Lentera,2010) hlm 13 50 Andi Rosadisastra, Tafsir Kontemporer: Metode dan Cara Modern dari

Para Ahli Tafsir dalam Menafsirkan Al-Qur‟an, (Serang: Dinas Pendidikan Provinsi

Bantan, 2012) hlm. 104 51

Ibid

Page 35: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

g. Menjelaskan aspek bahasa, i‟rab, dan balaghah dalam

menyingkap makna ayat.

h. Mengmukakan perbedaan pendapat lalu mentarjih-nya.

i. Takwil bukanlah pembahasan literal teks, tetapi diluar teks.

Takwil seperti perumpamaan dengan di umpamakan.

j. Menggunakan makna literal-eksoteris untuk menjelaskan ayat

yang tidak jelas.

k. Ia banyak memperkuat ajaran ilmiyah, seperti imamah,

(raj‟ah)52

3. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Mizan

Kelebihan Tafsir al-Mizan

1. Diantaranya adalah dalam menafsirkan al-Qur‟an itu sendiri

berhubung karena Thabathaba‟i memiliki disiplin ilmu yang

begitu banyak mulai dari yang berhubungan dengan agama

sampai dengan ilmu-ilmu umum sekalipun dalam

penafsirannya banyak ilmu-ilmu yang dapat menunjang

dalam penafsiran ayat tersebut terhadap al-Qur‟an itu

sendiri.

2. Thabathaba‟i sangat teliti dalam menuklil riwayat baik itu

yang dinuklil dari Rasulullah, sahabat, maupun di kalangan

tabi‟in.

3. Dapat menggunakan argumen akademis atau filosofis pada

makna-makna al-Qur‟an, menyelaraskan al-Quran dengan

sebuah ide, keyakinan, konsepsi, pendapat atau perinsip

yang tak ada hubungannya. Dengan cara demikian,

penjelasan berubah menjadi adaptasi, realitas-lealitas al-

Qur‟an direduksi menjadi kiasan, dan makna-makna jelas

dan nyata dikorbankan demi apa yang disebut

“interperetasi” atau “penafsiran”.53

Kekurangan Tafsir al-Mizan

1. Tidak menyebutkan sanad hadis secara sempurna akan

tetapi cukup menyebut sumber pertamanya meskipun

terkadang menyebutnya. Sedangkan hadis yang berkaitan

dengan fadhilah-fadhilah surah tidak disebutkan.

52 Ibid. hlm 141 53

„Allamh Sayid muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan (Jakarta:

Lentera,2010) hlm 27

Page 36: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

B. Deskeripsi Tafsir Ath-Thabari Karya Imam Abu Ja’far

Muhammad Bin Jarir Ath-Thabari

1. Biogerafi Singkat Imam Abu Ja‟far Muhammad Bin Jarir ath-

Thabari

Namanya Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin

Ghalib dan kunyahnya adalah Abu Ja‟far. Kelahirannya pada 224

H, menurut pendapat yang paling kuat, ada yang menyebutkn pada

225 H. Ath-Thabari sendiri menyebabkan sebab keraguan dan

kebimbangan ini. Ketika dia ditanya tentang hal itu oleh muridnya,

Abu Bakar bin Kamil, dia menjawab “Penduduk negeri kami

mencatat sejarah berdasarkann dengan peristiwa yang terjadi di

negeri itu, maka para sejarawan itu terjadi pada akhir 224 H.

Sebagian lainnya berpendapat, bahkan itu terjadi pada awal 225 H.

Seringkali para penulis dan sejarawan mencukupkan pada tarikh

yang pertama. Dia dilahirkan di Amul Thabaristan yaitu ibu kota

Thabaristan.54

Semenjak dini Beliau terarah untuk menuntut ilmu dan

mempelajari ilmu-ilmu agama. Beliau sudah hafal al-Qur‟an

semenjak berumur tujuh tahun. Beliau sudah menulis hadis ketika

berumur sembilan tahun. Beliau selalu bepergian menuntut ilmu

bertemu dengan ulama dan guru-guru, beliau selalu paham apa

yang diucapkan guru-gurunya, selalu menyimpan wawasan dan

berbagai macam maklumat yang diberikan, hingga beliau mampu

menjadi rujukan dan sandaran. Pada akhirnya beliau bisa

mengarang kitab-kitab yang bermanfaat dan akan menjadikan

namanya abadi dan tinggi dalam martabat serta menjadikan

namanya berada di kelas atas para ulama.55

Beliau pernah bepergian ke daerah Ray, berguru kepada

Muhammad bin Hamid al-Razi dan ulama hadis yang terkenal

lainnya. Kemudian beliau pindah ke Bashrah dan berguru kepada

Muhammad bin Mu‟alla dan Muhammad bin Basyar yang lebih

dikenal dengan sebutan Bandar. Kemudian beliau pergi ke Kuffah

berguru dengan Hana‟a bin al-Sary, Abu Kerib Muhammad bin

„Ala al-Hamdani. Perjalanan beliau di negeri Irak berakhir di

Baghdad, beliau telah banyak mempelajari bermacam-macam ilmu

54 Syaikh Ahmad

Farid, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. (Jakarta: Darul Haq, 2012) hlm. 669-670

55

Mani‟ Abd Halim

Mahmud, Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif Metode Para Ahli Tafsir. (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2006).hlm 68

Page 37: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

pengetahuan dan memiliki wawasan yang sangat luas. Dari

Baghdad beliau pergi ke negeri Syam, beliau belajar qiraat Syam

dengan al-Abbas bin al-Walid al-Bairuni.56

Perjalanan beliau berakhir di Mesir, beliau berguru dengan

ulama-ulama yang terkenal seperti Muhammad bin Abdullah al-

Hakam, Muhammad bin Ishak bin Khuzaimah dan kepada murid-

murid Ibn Wahab. Perjalan beliau kembali ke Thabrasan kemudian

beliau mengajar di Baghdad sampai meninggal dunia pada hari

ahad akhir Syawal dua hari hari sebelum bulan Zulka‟dah tahun

310 H.57

Ciri-ciri fisik ath-Thabari berkulit coklat kehitaman,

bermata lebar, bertubuh kurus, berpostur tinggi, berlisan fasih,

berambut hitam, rambut dan jenggotnya masih tetap hitam hingga

wafat. Ada sedikit uban padanya, tapi dia tidak merubahnya dengan

menyemirnya atau selainnya.58

Para ulama sangat banyak membicarakan tentang beliau,

baik dari kepribadian maupun kehidupan beliau yang ditinjau dari

berbagai siisi dan sudut pandang. Al-Khatib berkata: “Ibn Jarir ath-

Thabari adalah salah satu imam dan pemimpin umat, perkataannya

dapat dijadikan hukum dan pendapatnya dapat dijadikan rujukan.

Hal ini dikarenakan keilmuan dan kelebihan yang beliau miliki.

Beliau mengumpulkan bermacam-macam ilmu pengetahuan yang

tidak ada bandingannya pada masa itu. Beliau adalah seorang yang

hafiz (hafal) al-Qur‟an, mengetahui makna ayat-ayatnya serta

paham dan mengenal hukum-hukum al-Qur‟an. Beliau mengenal

sunah-sunah baik dari segi perawinya maupun kedudukannya baik

sahih atau tidak, nasakh atau mansukh. Beliau juga mengetahui

perkataan para sahabat dan tabi‟in serta ulama penerusnya. Beliau

juga mengetahui tentang masalah yang diharamkan dan yang

dihalalkan. Selain itu beliau juga tahu tentang sejarah dan kisah-

kisah masa lalu.59

56

Ibid. 57

Ibid. hlm 68-69 58

Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. (Jakarta: Darul Haq,

2012).hlm 670 59

Mani‟ Abd Halim Mahmud, Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif

Metode Para Ahli

Tafsir. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006).hlm 69-70

Page 38: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Ibnu Suraij mengatakan, “Muhammad bin Jarir ath-Thabari

adalah faqih dunia”. Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah

mengatakan, “Aku tidak pernah mengetahui di bawah kolong langit

ada yang lebih tahu dari pada Muhammad bin Jarir”. Yaqut al-

H,awawi mengatakan, “Abu Ja‟far ath-Thabari, muhaddits faqih,

pembaca al-Qur‟an sekaligus sejarawan, dikenal lagi masyhur. Ibnu

Khallikan mengatakan, “Dia adalah penulis tafsir yang sangat besar

dan tarikh yang masyur. Dia adalah imam dalam berbagai cabang

keilmuan. Dia memiliki banyak karya yang mempesona di berbagai

disiplin ilmu, yang menunjukkan keluasan ilmunya dan

keutamaannya yang melimpah. Dia termasuk imam mujtahid”.60

Al-Qifthi mengatakan, “Dia adalah alim yang sempurna,

faqih sekaligus pembaca al-Qur‟an, ahli nahwu sekaligus bahasa,

penghafal sekaligus penutur berita, dan penghimpun ilmu-ilmu.

Belum pernah dilihat orang semisalnya di bidang ini. Dia menulis

karya-karya besar”. Demikian pula dia (al-Qifthi) mengatakan, “Dia

adalah imam alim, orang kesatu di zamannya, dan orang yang tiada

duanya di masanya. Penulis at-Tarikh dan at-Tafsir yang masyhur

dan berukuran besar. Dia memiliki harga yang melebihi harga para

ulama lainnya”.61

Abu Muhammad al-Farghani mengatakan, Abu Bakar ad-

Dinawari menceritakan kepadaku, dia mengatakan, “Tatkala waktu

Shalat Zhuhur pada hari Senin di mana Ibnu Jarir wafat di akhir

hari itu, dia minta air untuk memperbaharui wudhunya. Maka

dikatakan kepadanya, “Akhirkan Zhuhur, jamaklah antara Zhuhur

dan Ashar. Namun dia menolaknya. Dia Shalat Zhuhur tersendiri,

dan Shalat Ashar pada waktunya, dengan menyempurnakan

waktunya dan memperbagus shalatnya.62

Segolongan ulama menghadiri kematiannya, diantaranya

Abu Bakar bin Kamil. Dikatakan kepadanya sebelum ruhnya

keluar, “Wahai Abu Ja‟far, engkau adalah hujjah antara kami

dengan Allah berkenaan dengan ajaran yang kami anut dalam

agama kami. Apakah ada sesuatu yang hendak engkau wasiatkan

kepada kami berupa urusan agama, dan jelaskanlah kepada kami,

yang dengannya kami mengharapkan keselamatan di akhir kami?”

60

Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. (Jakarta: Darul Haq,

2012).hlm 670 61 Ibid.hlm 671 62

Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. (Jakarta: Darul Haq,

2012).hlm 690

Page 39: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Dia mengatakan, “Ajaran yang aku anut yang dengannya aku

menaati Allah dan aku berpesan kepada kalian, ialah apa yang

tercantum dalam kitab-kitabku, maka kerjakanlah itu.” Dan kata-

kata yang semakna dengannya. Dia memperbanyak tasyahhud dan

mengingat Allah, lalu mengusapkan tangannya pada wajahnya,

memejamkan matanya dengan tangannya, dan membentangkan

tangannya. Kemudian ruhnya berpisah dari dunia.63

Ahmad bin Kamil mengatakan, “Ibnu Jarir meninggal pada

petang hari Ahad, dua hari yang tersisa dari bulan Syawal, 310 H,

dan dimakamkan dirumahnya, di Rahbah Ya‟qub, yakni Baghdad.

Dia mengatakan, “Dia tidak merubah ubannya, dan rambut

hitamnya banyak. Dia berkulit coklat kehitaman, bermata lebar,

bertubuh kurus, tinggi, berlisan fasih. Jenazahnya dilayat oleh

banyak orang yang tidak ada yang bisa menghitungnya kecuali

Allah. Dilakukan shalat di atas kuburannya selama beberapa bulan,

baik malam maupun siang. Hingga dia mengatakan, “Dia dipuji

oleh banyak penyair dan ahli agama.64

Diantaranya, ialah perkataan Abu Sa‟ad bin al-A‟rabi,

Kejadian yang mengerikan dan musibah yang besar

menimpanya

Kesabaran penyabar menyamarkan musibah besar sepertinya

Peratap ilmu seluruhnya berdiri

Tatkala pemberitahu kematian Ibnu Jarir berdiri berseru65

Guru-gurunya ath-Thabari yaitu: Adz-Dzahabi mengatakan,

“Dia mendengar dari Muhammad bin Abdul Malik bin Abi asy-

Syawarib, Ismail bin Musa as-Suddi, Ishaq bin Abu Israi‟il,

Muhammad bin Abu Ma‟syar; dia menceritakan kepadanya dengan

al-Maghazi dari ayahnya, Muhammad bin Humaid ar-Razi, Ahmad

bin Maru‟, Abu Kuraib Muhammad bin al-Ala‟, Hannad bin AS-

Sarri, Abu Hammam as-Sakuni, Muhammad bin Abdul A‟la ash-

63

Ibid. 64

Ibid. 65 Ibid

Page 40: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Shan‟ani, Bundar, Muhammad binb al-Mutsanna, Sufyan bin

Waki‟, al-Fadl bin ash-Shabbah.66

Abdah bin Abdullah ash-Shaffar, Salm bin Junadah, Yunus

bin Abdul A‟la, Ya‟qub ad-Dauraqi, Ahmad bin al-Miqdam al-Ijli,

Bisyr bin Mu‟adz al-Aqadi, Sawwar bin Abdullah al-Anbari, Amr

bin Ali al-Fallas, Mujahid bin Musa, Tamim bin al-Muntashir, al-

Hasan bin Arafah, Muhanna bin Yahya, Ali bin Sahl ar-Ramli,

Harun bin Ishaq al-Hamdani, al-Abbas bin al-Walid al-Udzri, Sa‟id

bin Amr as-Sakuni, Ahmad bin Akhi Ibnu Wahb, Muhammad bin

Ma‟mar al-Qaisi, Ibrahim bin Sa‟id al-Jauhari, Nashr bin Ali al-

Jahdzami, Muhammad bin Abdullah bin Bazi‟, Shalih bin Mismar

al-Marwazi, Sa‟id bin Yahya al-Umawi, Nashr bin Abdurrahman

al-Audi, Abdul Hamid bin Bayan as-Sukkari, Ahmad bin Abu

Syuraij ar-Razi, al-Hasan bin ash-Shabbah al-Bazzar, Abu „Ammar

al-Husain bin Huraits, dan banyak orang yang selain mereka.67

Murid-muridnya ath-Thabari yaitu: Adz-Dzahabi

mengatakan, “Sedangkan yang menceritakan hadits darinya, ialah

Abu Syu‟aib Abdullah bin al-Hasan al-Harrani-dan dia lebih tua

dari padanya-, Abu al-Qasim ath-Thabrani, Ahmad bin Kamil al-

Qadhi, Abu Bakar asy-Syafi‟i, Abu Ahmad bin Adi, Maklad bin

Ja‟far al-Baqarhi, al-Qadhi Abu Muhammad bin Zabr, Ahmad bin

al-Qasim al-Khasysyab, Abu Amr Muhammad bin Ahmad bin

Hamdan, Abu Ja‟far Ahmad bin Ali al-Katib, Abdul Ghaffar bin

Ubaidullah al-Hudhaini, Abu al-Mufadhdhal Muhammad bin

Abdullah asy-Syaibani, al-Mu‟alla bin Sa‟id, dan banyak lainnya.68

Karya-Karya tulis Muhammad bin Jarir ath-Thabari yaitu:

Jami‟ al-Bayan fi Ta‟wil „Ayi al-Qur‟an, yang dikenal dengan

Tafsir ath-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, yang dikenal

dengan Tarikh ath-Thabari, Dzail al-Mudzayyal, sudah dicetak satu

juz darinya, Ikhtilaf Ulama‟ al-Amshar fi Ahkam Syara‟i‟ al-Islam,

yang dikenal dengan Ikhtilaf al-Fuqaha, Lathif al-Qaul fi Ahkam

Syara‟i‟ al-Islam, ini mengenai fikih Jariri, al-Khafif fi Ahkam

Syara‟i‟ al-Islam, ini ringkasan dari kitab sebelumnya, Basith al-

66

Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. (Jakarta: Darul Haq,

2012).hlm 688 67

Ibid. 68

Ibid.

Page 41: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Qaul fi Ahkam Syara‟i‟ al-Islam, Tahdzib al-Atsar wa Tafshil ats-

Tsabit an Rosulillah min al-Akhbar.69

Adab al-Qudhah, Adab an-Nufus al-Jayyidah wa al-Akhlaq

al-Hamidah, Al-Musnad al-Mujarrad, Ar-Radd ala Dzi al-Asfar,

dan ini adalah bantahan terhadap Dawud bin Ali azh-Zhahiri, Al-

Qira‟at wa Tanzil al-Qur‟an, Sharih as-Sunnah, At-Tabshir fi

Ma‟alim ad-Din, Fadha‟il Ali bin Abi Thalib, Fadha‟il Abi Bakr wa

Umar, Fadha‟il al-Abbas, Kitab fi Ibarah ar-Ru‟ya fi al-Hadits,

belum dia selesaikan, Mukhtashar Manasik al-Hajj, Mukhtashar al-

Fara‟idh, Ar-Radd „ala Ibni Abdil Hakam „ala Malik, Al-Mujaz fi

al-Ushul, Ar-Ramyu bi an-Nusyab, Ar-Risalah fi Ushul al-Fiqh, Al-

Adad wa at-Tanzil, Musnad Ibni Abbas, Kitab al-Mustarsyid,

Ikhtiyar min Aqawil al-Fuqaha‟.70

2. Metode dan corak penafsiran Tafsir Jami „ Al- Bayan an Ta‟wil

Ayi al- Qur‟an (Tafsir Ath-Thabari)

Metode yang digunakan dalam tafsir ini adalah metode

tahlili. Tahlili berasal dari bahasa Arab hallala-yuhallili-tahlil yang

berarti “mengurai”, “menganalisis”. Tafsir metode tahlili adalah

tafsir yang menyoroti ayat-ayat al-Qur‟an dengan memaparkan

segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya, sesuai

dengan urutan bacaan yang terdapat dalam al-Qur‟an “mushaf

„Usmani”. Muhammad Baqir Sadr menyebutnya dengan tafsir

Taj‟ziy, yang secara harfiah berarti “tafsir yang menguraikan

berdasarkan bagian-bagian, atau tafsir parsial”.71

Dalam metode ini, mufassir biasanya menguraikan makna

yang terkandung dalam al-Qur‟an, secara ayat demi ayat dan surah

demi surah sesuai urutan mushaf. Uraian tersebut menyangkut

berbagai aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan, mulai dari

kosa kata, konotasi kalimatnya, asbab al-nuzulnya, munasabahnya

dengan ayat lain (sesudah maupun sebelumnya), dan tak

ketinggalan pendapat-pendapat di sekitar ayat tersebut baik berasal

dari Nabi, sahabat, tabi‟in atau ahli tafsir yang lainnya.72

69

Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. (Jakarta: Darul Haq,

2012).hlm 689-690 70

Ibid. 71

Endad Musaddad, Studi Tafsir di Indonesia. (Tangerang Selatan: Sintesis,

2012) hlm 18 72

Ibid .

Page 42: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Imam ath-Thabari menitikberatkan tafsir ini ke dalam corak

fiqih. Mengingat beliau adalah seorang ulama di bidang fiqih.

Bahkan beliau sudah menjadi mujtahid mutlak.

Secara garis besar tafsir tahlili dibedakan menjadi dua

macam, yaitu: tafsir bil ma;tsur yang operasionalnya menafsirkan

ayat dengan ayat, penafsiran ayat dengan hadis Nabi, penafsiran

ayat dengan hasil ijtihad para sahabat, atau penafsiran ayat dengan

hasil ijthad para tabi‟in. Sedangkan tafsir bil al-ra‟yi, yaitu

penafsiran al-Qur‟an dengan lebih banyak menggunakan nalar akal

atau ijtihad, terutama setelah penafsir itu betul-betul mengetahui

perihal bahasa Arab, asbab nuzul, nasikh wa mansukh dan hal-hal

lain yang diperlukan oleh lazimnya seorang mufassir.73

3. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir ath-Thabari

Kelebihan Tafsir ath-Thabari

1. Tafsir ath-Thabari mengandung banyak cabang ilmu yang

menunjang kelengkapan dan kesempurnaan, seperti ilmu

bahasa, hahwu, riwayat, qira‟at, dan sebagainya.

2. Dan ath-thabari sangat bersungguh-sungguh dalam menjelaskan

semua perkara. Hal ini terdapat dalam kitabnya, karena dia

meneliti dangan sangat sabar dalam meneliti setiap hadits dan

atsar yang menyangkut penafsiran setiap ayat al-Qur‟an, tanpa

pernah lalai menerangkan asbab nuzul-nya, hukum-hukum,

qira‟at, dan beberapa kalimat yang maknanya perlu dijelaskan

lebih detail.74

Kekurangan Tafsir ath-Thabari

Karena banyaknya riwayat yang dimuatnya, beliau pun

mengomentarinya, namun terkadang ada juga riwayat yang tidak

dikomentarinya, sehgingga dibutuhkan lagi penelitian lebih lanjut

pada riwayat yang tidak dikomentarinya tersebut. Seperti yang di

katakan Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa ath-Thabari

mengumpulkan riwayat hadits yang sangat banyak dalam empat

bagian, kemudian dia mengomentarinya, “Aku malihat setengahnya

dan aku pun kagum dengan riwayat yang sangat luas.75

73

Hamka Hasan, Tafsir Gender Studi Perbandingan antara Tokoh Indonesia

dan Mesir.

(Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009).hlm 105 74

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 42 75 Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 31

Page 43: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

BAB III

MAKNA DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM AL-QUR’AN

A. Pengertian Iblis Secara Etimologi dan Terminologi

Kata iblis secara etimologi ialah: ( ) iblis, menurut

sementara cendikiawan, tidak terambil dari bahasa Arab. Konon

asalnya dari bahasa yunani, yakni Diabolos. Kata ini terdiri dari kata

dia, yang berarti di tengah atau sewaktu, dan ballen, yang berarti

melontar atau mencampakan. Dari penggabungannya, lahir beberapa

makna antara lain menentang, manghalangi, dan yang berada antara

dua belah pihak untuk memecah belah dan menciptakan

kesalahpahaman antara keduanya.76

Banyak pakar bahasa Arab berpendapat bahwa kata iblis

terambil dari kata Arab ( ) ablasa yang berarti putus asa atau dari

kata ( ) balasa yang berarti tiada kebaikannya. 77

Makna iblis dalam kamus al-Munjid ialah terambil dari kata

( ) yang artinya jahat, bersedih hati yang bingung, bersedih

hati ( ) orang yang jahat ( ) jama dari :

yaitu pengetahuan jenis-jenis syaitan.78

Makna iblis dalam kamus al-Munawwir, kata iblis terambil dari

kata ( ) artinya jahat ( ) artinya orang yang jahat, dan( )

yaitu artinya orang yang bingung.79

Kata iblis dalam kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li alfazh al-

Qur‟an al-Karim, tercatat sejumlah 11 ayat dalam 9 surat, yaitu :

al-Baqarah : 34,

al-A‟raaf : 11, al-Hijr : 31 dan 32, al-Israa‟ : 61, al-Kahfi : 50, Thaahaa

: 116, asy-Syu „araa : 95, Saba‟ : 20, serta Shad : 74 dan 75.80

Hampir

semua ayat ini berkaitan dengan kisah pembangkangannya terhadap

perintah Allah. Salah satunya yang terdapat dalam surat al-Kahfi: 50 ,

yaitu :

76

M. Qiraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-

Qur‟an, juz 9 (Jakarta: Lentera Hati 2002.). hlm 276 77

Ibid 78 Ma‟luf, Louwis. Al-Munjid Fi lughah Wal A‟lam. (Beirut: Daar al-

Masyriq, 1986) , hlm. 38 79 Ahmad Warson Munawwir, kamus al-Munawwir (Surabaya: Progresif,

1997), hlm. 105 80 Muhammad Fuad „Abd Al-Baqi, Al-Mu‟jam Al-Mufahras Li Alfazh Al-

Qur‟an Al-Karim, hlm. 170

Page 44: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah

mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia

mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil

Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain

daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah

iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang

zalim.(QS.al-Kahfi 50)

Konon iblis, pada mulanya bernama Azazil dalam arti ketua

para malaikat karena ia sangat taat beribadah. Itu pula sebabnya

permohonannya untuk dimasukan dalam kelompok malaikat

dikabulkan Allah dan karena itu, ketika Allah memerintah malaikat

untuk sujud kepada Adam, perintah ini tertuju juga kepadanya, tetapi

ternyata ia membangkang dan durhaka. Sampai kini, Iblis masih hidup

dan dialah yang memimpin para setan, baik setan manusia maupun

setan jin. 81

Kata iblis Secara istilah (menurut al-Qur‟an) iblis adalah salah

satu golongan jin yang durhaka/enggan kepada perintah Allah untuk

sujud kepada Adam. Seperti dalam firman nya :

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah

81 M. Qiraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-

Qur‟an, juz 9 (Jakarta: Lentera Hati 2002.) hlm 276

Page 45: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia

mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil

Dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain

daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah

iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang

zalim.(QS.al-Kahfi 50)

B. Makna Iblis Dalam Al-Qur’an

Seperti yang sudah diterangkan di atas bahwa kata iblis terambil

dari kata Arab ( ) ablasa yang berarti putus asa atau dari kata ( )

balasa yang berarti tiada kebaikannya. Iblis, menurut al-Qur‟an, adalah

dari jenis jin (QS.al-Khaf 18:50). Dialah yang enggan sujud kepada

Adam as. Dan dia juga yang di panjangkan usianya oleh Allah hingga

menjelang Kiamat.82

Allah Swt berfirman seraya mengingatkan anak cucu Adam

akan permusuhan iblis terhadap mereka dan juga terhadap bapak

mereka. Dan Dia juga sangat mengecam orang-orang yang

mengikutinya, menentang pencipta dan perlindungannya, padahal

Dialah yang telah mencipta dan memulai kejadiannya. Dengan

kelembutan-Nya, Dia memberi rizki dan makanan. Kemudian setelah

itu semua, iblis justru berpaling dan memusuhi Allah Ta‟ala. Di mana

Dia berfirman: “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para

Malaikat,” yakni, kepada seluruh malaikat, sebagai mana yang telah

dikemukakan pembahasannya di awal surat al- Baqarah. ( )

“Sujudlah kamu kepada Adam.” Yakni, sujud penghormatan,

pemuliaan dan pengagungan.83

Dan firman-Nya ( ) “Maka sujudlah

mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin.” Maksudnya,

kecuali iblis yang mengkhiyanati. Asalnya iblis diciptakan dari nyala

api, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Sebagai mana yang

ditegaskan dalam Shahih Muslim, dari Aisyah, dari Rasulullah Saw,

beliau bersabda:

82

M. Qiraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-

Qur‟an, juz 9 (Jakarta: Lentera Hati 2002.) hlm 276 83 Abdullah Bin Muhammad Bin „Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaihk,

Tafsir Ibnu Katsir, Juz I, (Jakarta: Pustaka Imam syafi‟i 2008), hlm. 347

Page 46: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

“Para Malaikat itu diciptakan dari nur, dan Iblis diciptakan

dari nyala api, sedangkan Adam diciptakan seperti yang telah

disifatkan kepada kalian.”(HR. Muslim)84

Allah swt menyebutkan isyarat-Nya dengan menyebutkan

Adam di tengah-tengah para malaikat sebelum diciptakannya, dan

Allah memberikan kemuliaan kepada Adam dengan memerintahkan

malaikat supaya sujud kepadanya. Dan menyabutkan keengganan iblis,

musuh Adam, bersujud di antara para Malaikat, disebabkan oleh rasa

dengki, kufur, keras kepala, sombong, dan membanggakan kebathilan.

Karna itu Iblis berkata:( )

“Aku sekali-kali tidak akan bersujud kepada manusia yang Engkau

telah menciptakannya dari tanah liat kering( yang berasal) dari tanah

lumpur yang diberi bentuk.” Iblis juga berkata: (

) “Aku lebih baik dari padanya, Engkau telah

menciptakanku dari api sedang Engkau menciptakan dia dari tanah.”

(QS.Al-A‟raaf:12)85

Allah swt berfirman, memberitakan tentang iblis dan

pembangkangannya serta arogansinya, dia berkata kepada Rabb:

“ Oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat.”

Sebagian ulama mengatakan: Iblis bersumpah dengan penyesatan Allah

swt kepadanya.” Aku mengatakan: “Ada kemungkinan artinya adalah

disebabkan Engkau telah menyesatkanku: „Pasti aku akan

menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat),”

Maksudnya, bagi anak cucu Adam as, “Di muka bumi,” aku

akan menjadikan mereka senang berbuat bermaksiat atau durhaka,

menyukainya membantu mereka dan mendorong mereka kepadanya

dengan sungguh-sungguh, “Dan pasti aku akan

menyesatkan mereka semuanya.” Maksudnya, sebagaimana Engkau

telah menyesatkanku dan mentakdirkanku demikian.86

84 Ibid, hlm. 348 85 Abdullah Bin Muhammad Bin „Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaihk,

Tafsir Ibnu Katsir, Juz I, (Jakarta: Pustaka Imam syafi‟i 2008), hlm. 97 86 Abdullah Bin Muhammad Bin „Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaihk,

Tafsir Ibnu Katsir, Juz I, (Jakarta: Pustaka Imam syafi‟i 2008), hlm. 99

Page 47: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

C. Sejarah Penciptaan Iblis dalam Al-Qur’an

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud

(kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya

lebih baik dari padanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia

Engkau ciptakan dari tanah".(Q.S. al-A‟raf 12)

Ayat al-Qur‟an ini menunjukan bahwa iblis juga diciptakan dari

bentuk energi yang sama sebagaimana jin. Iblis tersusun dari energi dan

manusia tersusun dari materi. Barangkali karena menyadari

kemungkinan terjadinya interaksi antara materi dan energi, iblis

menyatakan: “Aku akan menyesatkan mereka (manusia) dan menggoda

mereka dengan kesenangan-kesenangan semu.”87

Abu Karib

menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Sa‟id menceritakan

kepada kami, dia berkata: Bisyr bin Umarah dari Abu Rauq dari Adh-

Dhahak, dari Ibnu Abbas, dia berkata: Abu Karib menceritakan kepada

kami, dia berkata: Bisyr bin Umarah dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahak,

dari Ibnu Abbas, dia berkata: Iblis adalah salah satu mahluk dari jenis

malaikat yang disebut Al Hin, mereka tercipta dari apai samum, antara

para malaikat yang lain. Namanya adalah Al-Harits. Dia merupakan

kepala penjaga surga. Seluruh malaikat diciptakan dari cahaya, kecuali

jenis ini. Adapun jin, diciptakan dari api marij, seperti disebutkan

dalam al-Qur‟an, yaitu lidah api yang paling ujung ketika melalap.88

PERBEDAAN JIN, IBLIS, SETAN, DAN MALAIKAT

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata jin diartikan

sebagai makhluk halus (yang dianggap berakal). Dari segi bahasa al-

Qur‟an, kata jinn terambil dari akar kata yang terdiri dari tiga huruf, jim

( ), nun ( ), dan nun ( ). Menurut pakar-pakar bahasa, semua kata

87

Mir Aneesuddin, M.Sc. ,Buku Saku Ayat-Ayat Semesta, Mengerti Rahasia

Alam Nyata dan Alam Gaib dalam Al-Quran dan Sains, (jakarta, zaman 2014) hlm

137 88

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm 603

Page 48: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

yang terdiri dari rangkaian ketiga huruf ini mengandung makna

ketersembunyian atau ketertutupan. Kata janna ( ) dalam QS. al-

An‟am ayat 76 berarti menutup.89

Allah berfirman:

“Ketika malam telah menutupinya, Dia melihat sebuah bintang”

Fakhruddin ar-Razi, seorang pakar tafsir al-Qur‟an kenamaan

yang digelari dengan al-Imam (w. 1210), menjelaskan bahwa sejak

dahulu hingga kini terjadi perbedaan pendapat tentang eksistensi jin. Sebagian besar filsuf dalam tulisannya tidak percaya adanya makhluk

yang bernama jin. Ibn Sina ( 980-1037 M ) dalam risalahnya

menyangkut Definisi Berbagai Hal, menyebutkan bahwa jin adalah:

binatang yang bersifat hawa yang dapat mewujud dalam berbagai

bentuk. Kemudian, lanjut Ibn Sina: Ini adalah penjelasan tentang nama.

Fakhruddin ar-Razi yang menuklil pendapat di atas mengomentari

bahwa penjelasan lanjutan Ibn Sina ini mengandung makna definisi

yang dikemukakannya tadi hanyalah penjelasan tentang arti kata jinn,

sedangkan jin itu sendiri tidak memiliki eksistensi di dunia nyata.

Memeng, bahasa dapat saja mamberi nama tanpa adanya eksistensi

yang dinamainya. Dalam bahasa Arab, dikenal kata: ghul ( ) yang

dipahami sebagai makhluk jahat, kejam, dan berwajah buruk, tetapi

wujudnya tidak pernah ada. 90

Iblis menurut sementara cendikiawan, tidak terambil dari

bahasa Arab. Konon asalnya dari bahasa yunani, yakni Diabolos. Kata

ini terdiri dari kata dia, yang berarti di tengah atau sewaktu, dan ballen,

yang berarti melontar atau mencampakan. Dari penggabungannya, lahir

beberapa makna antara lain menentang, manghalangi, dan yang berada

antara dua belah pihak untuk memecah belah dan menciptakan

kesalahpahaman antara keduanya.91

Konon iblis, pada mulanya bernama Azazil dalam arti ketua

para malaikat karena ia sangat taat beribadah. Itu pula sebabnya

permohonannya untuk dimasukan dalam kelompok malaikat

89 M. Quraish Shihab, jin dalam Al-Qur‟an, yang halus dan tak

terlihat,(Jakarta: Lentera Hati, 2010), hlm. 19 90 M. Quraish Shihab, jin dalam Al-Qur‟an, yang halus dan tak

terlihat,(Jakarta: Lentera Hati, 2010), hlm. 28 91

M. Qiraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-

Qur‟an, juz 9 (Jakarta: Lentera Hati 2002.). hlm 276

Page 49: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

dikabulkan Allah dan karena itu, ketika Allah memerintah malaikat

untuk sujud kepada Adam, perintah ini tertuju juga kepadanya, tetapi

ternyata ia membangkang dan durhaka. Sampai kini, Iblis masih hidup

dan dialah yang memimpin para setan, baik setan manusia maupun

setan jin. 92

Iblis adalah salah satu golongan jin yang durhaka/enggan

kepada perintah Allah untuk sujud kepada Adam karena arogansinya

menganggap dirinya lebih baik dari Adam.

Syaithan (setan), menurut bahasa Arab, diambil dari kata

syathana, artinya ba‟uda (jauh). Jadi, secara tabiaatnya, ia memang

jauh dari tabiat manusia, dan dengan kefasikannya, ia jauh dari segala

kebaikan. Konon ia berasal dari kata syatha, karena ia adalah makhluk

yang diciptakan dari api. Di antara mereka ada yang mengatakan,

keduanya benar secara makna, tapi makna pertamalah yang paling

benar. Hal itu ditunjukan oleh bangsa Arab.93

Imam Sibawih mengatakan, bangsa Arab mengatakan:

tasyaithana fulan, jika seseorang melakukan sebagaimana perbuatan

setan. Seandainya berasal dari syatha, niscaya mereka mengatakan:

tasyayyatha. Sementara syaithan berasal dari bu‟d (jauh), menurut

pendapat yang shahih. Karena itu, mereka menyebut semua yang

durhaka, baik jin, manusia maupun hewan, sebagai setan.94

Malaikat dalam bahasa Indonesia biasanya dianggap bentuk

tunggal , sama dengan kata ulama. Dalam bahasa Arab dari mana kata-

kata itu berasal keduanya merupakan bentuk jamak dari kata malak (

) untuk malaikat dan alim ( ) untuk ulama. Ada ulama yang

berpendapat bahwa kata malak, terambil dari kata alaka ( ) malakah

( ) yang berarti mengutus atau perutusan/risalah.95

Malaikat adalah utusan-utusan Allah untuk berbagi fungsi. Al-

Qur‟an menyatakan: “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan

bumi,yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk

mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-

masing ada yang dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada

ciptaannya apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya, Allah Maha

kuasa atas segala sesuatu” (QS. Fatir,35, 1)96

92

Ibid 93 Syaihk Abdullah bin Jarullah Alu Jarullah, Jangan takut dengan setan,(

Jaka rta: Pustaka at-Tazkia,2009.).hlm. 24 94 Ibid 95 M. Quraish Shihab, malaikat dalam Al-Qur‟an, yang halus dan tak

terlihat,(Jakarta: Lentera Hati, 2010), hlm. 20 96 Ibid

Page 50: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Mantan Mufti Mesir, dan pemimpin Tertinggi al-Azhar,

Muhammad Sayyid Thanthawi, menulis dalam bukunya, al-Qishshah fi

al-Qur‟an (Kisah-kisah dalam al-Qur‟an), bahwa: Malaikat adalah

tentara Allah yang dianuggerahkan akal dan pemahaman serta naluru

untuk taat.

Perbedaan antara jin, iblis, setan, dan malaikat adalah dilihat

dari segi sifat dan penciptaannya yaitu: Tidak semua jin adalah setan.

Karena, jin juga ada yang shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan

hanyalah ditunjukan untuk jin yang membangkang, kafir, munafik,

musrik. Demikian juga tidak semua setan adalah jin. Karena dalam

surat an-Nas ditegaskan, bahwa setan juga ada dari golongan manusia.

Setiap manusia yang membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan

manusia lainnya dari petunjuk Allah, mereka dinamakan setan. Iblis

adalah makhluk ciptaan Allah dari golongan jin yang diciptakan dari

api samum (angin panas)97

, iblis diberikan sifat dan gelar setan kepada

Allah ketika iblis menyatakan alasan penolakan untuk sujud kepada

Adam. Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dari

cahaya. Allah menganuggerahkan kepada mereka akal dan pemahaman,

serta memberi mereka kemampuan untuk berbentuk indah dan

kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat. 98

D. Tipu Daya Iblis Dalam Kehidupan Manusia dalam Al-Qur’an

Ketahuilah bahwa manusia diciptakan dengan diberi hawa nafsu

dan syahwat agar dia menggunakannya untuk mendapatkan manfaat.

Manusia juga dilengkapi dengan amarah agar dapat menepis sesuatu

yang menganggapnya. Manusia diberi akal sebagai pendidik yang

menyuruhnya untuk berbuat adil dalam mendaptkan dan menjauhi

sesuatu.99

Sementara setan diciptakan sebagai mahluk yang menghasung

manusia untuk bertindak berlebihan dalam usaha mendapatkan dan

menjauhi sesuatu. Yang harus dilakukan oleh orang yang berakal

adalah mewaspadai pergerakan musuh ini yang sudah mendeklarasikan

97 Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 610 98 M. Quraish Shihab, malaikat dalam Al-Qur‟an, yang halus dan tak

terlihat,(Jakarta: Lentera Hati, 2010), hlm. 21 99

Ibnul jauzi, Talbis Iblis, (Aiman Shalih Sya‟ban, Perangkap Iblis 560

Tipu Muslihat Iblis Yang Tak Disadari Manusia), (Solo, Pustaka Arafah, 2012).hlm

55

Page 51: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

permusuhannya sejak zaman Adam as dan sudah menghabiskan

umurnya dan dirinya dalam merusak keadaan anak keturunan Adam.

Allah memerintahkan agar manusia mewaspadai setan.100

Allah berfirman, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

setan, karna sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji

dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(al-

Baqarah 168-169)101

Masih banyak dalil yang semakna dengan ini di dalam al-Qur‟an.

Seharusnya diketehui bahwa iblis itu melakukan talbis. Pengacauan

pertama yang dilakukan iblis adalah membantah perintah yang jelas

agar dia bersujud. Iblis mulai membanding-bandingkan dalam hal dari

apa dia diciptakan. Dia mengatakan, Engkau menciptakan aku dari api,

sedangkan Engkau menciptakan dia (Adam) dari tanah liat.”(al-A‟raf;

12)

Setiap kali iblis menggoda manusia dengan sesuatu, sebaiknya

manusia menghindarinya sebisa mungkin dan berkata kepada iblis

ketika dia memerintah untuk melakukan keburukan, “Dengan

perintahmu itu, kamu ingin menasihatiku agar aku menggapai kepuasan

syahwatku. Bagaimana mungkin nasihatmu itu jelas kebenarannya

sementara kamu yang menasihati tidak menasihati dirimu sendiri?

Bagai mana mungkin aku akan percaya kepada nsihat musuh?

Menyingkirlah kamu. Ucapanmu takkan dapat mempengaruhiku sama

sekali.”102

Iblis hanya minta tolong kepada hawa nafsu manusia, karna iblis

menghasung manusia untuk memasukan hawa nafsunya. Hendaklah

manusia manghadirkan akal ke wahana fikirannya tentanng akibat-

akibat dari berbuat dosa. Semoga pertolongan taufik mengutus bala

tentara kekuatannya lantas membinasakan pasukan hawa nafsu.103

Dari Jarir bin Abdillah Ra, Rasulullah Saw bersabda:

100

Ibid 101

Ibid.hlm 56 102

Ibnul jauzi, Talbis Iblis,( Aiman Shalih Sya‟ban, Perangkap Iblis 560

Tipu Muslihat Iblis Yang Tak Disadari Manusia), (Solo, Pustaka Arafah, 2012).hlm

57 103 Ibid

Page 52: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

1991.Sesungguhnya iblis meletakan singga sananya di atas

air, kemudian dia mengirim bala tentaranya. Anggota pasukan

yang paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar

fitnahnya. Salah satu pasukan itu datang dan berkata, “Aku telah

berbuat begini dan begitu.” Iblis berkata, “Kamu belum berbuat

apa-apa.” Selanjutnya datang lagi pasukannya yang lain seraya

berkata, “Aku tidak meninggalkan Manusia yang kugoda sampai

aku berhasil menceraikannya dengan isterinya. Lantas Iblis

mendekati tentaranya itu dengan berkata, Bagus kamu.” (Al-

A‟masy menyebutkan dalam riwayatnya, “Rasulullah saw

bersabda, Maka Iblis memeluknya‟.”) 104

Musuh yang keji lagi menipu ini sangat berkeinginan untuk

menyesatkan manusia. Sejauh mana kita mengetahui tujuan dan sarana

yang dilakukannya untuk menyesatkan. Sejauh mana kita mengetahui

musuh ini: Tujuannya, sarananya, dan cara-cara yang dipergunakan

untuk menyesatkan kita, maka sejauh itu pula kita selamat darinya. Jika

manusia lalai dari perkara-perkara tersebut, maka musuh menawannya

dan mengarahkannya ke arah yang dikehendakinya. Ibnu al-Jauzi

mengilusterasikan perlawanan antara manusia dan setan dengan

ilusterasi yang mengagumkan. Menurutnya :105

Ketahuilah hati itu seperti benteng. Di depan benteng itu terdapat

pagar. Pagar itu memiliki pintu-pintu, pada pagar itu terdapat tsulm

atau lubang (tsulm pada pagar ialah bagian yang rusak darinya).

Penghuninya adalah akal, malaikat keluar masuk pada benteng itu. Di

sisinya terdapat rabdh (bagian untuk ditempati). Di dalamnya terdapat

hawa nafsu dan setan yang lalu-luang ke tempat itu tanpa ada halangan.

Peperangan terus berkecamuk antara penghuni benteng dengan

104

Ibid.hlm 59 105

Syaihk Abdullah bin Jarullah Alu Jarullah, Jangan takut dengan setan,(

Jakarta: Pustaka at-Tazkia, 2009.).hlm 94

Page 53: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

penghuni rabdh. Setan tidak henti-hentinya mengelilingi benteng itu

untuk mencari kelalaian penjaga dan menyeberangi sebagian lubang

yang ada. Karna itu, penjaga mestinya mengetahui semua pintu benteng

yang telah ditugaskan untuk menjaganya dan semua lubang yang ada.

Ia tidak boleh luput dari menjaganya sekejap pun. Sebab musuh tidak

akan meluputkannya. Seseorang berkata kepada al-Hasan al-Basri,

“Apakah iblis pernah tidur ?” Ia menjawab, “Seandainya ia tidur,

niscaya kita bisa istirahat sejenak.”106

Ada sebuah kisah pohon yang disembah manusia yaitu: al-Hasan

berkata, ada sebatang pohon yang dijadikan sesembahan selain Allah.

Seorang laki-laki datang ke pohon itu dan berkata, „sungguh aku akan

menebang pohon ini.‟

Akhirnya laki-laki itu berniat untuk menebang pohon dalam

keadaan marah karna Allah. Iblis menghadangnya dalam wujud

manusia.

Iblis bertanya, „Apa yang kau inginkan?‟

Laki-laki itu menjawab, „Aku akan menebang pohon yang

dijadikn sesembahan selain Allah ini.‟

Iblis memebantah, „Jika kamu sendiri tidak menyembahnya, lalu

apa madharat yang mengenai dirimu dari orang yang menyembahnya?‟

Lelaki itu bersikeras, „Aku benar-benar akan menebangnya.‟

Iblis berkata kepadanya, “Maukah kamu kutawari sesuatu yang

lebih baik bagimu. Kamu tak perlu menebangnya. Lalu imbalannya,

setiap hari kamu akan mendapatkan dua dinar di bawah bantalmu setiap

kamu bangun pagi.‟107

Laki-laki itu bertanya, „Dari mana uang dinar itu?‟

Iblis menjawab, „Aku yang memberikannya untukmu.‟

Lelaki itu akhirnya pulang. Keesokan harinya dia mendapatkan

dua keping uang dinar di bawah bantalnya. Namun, pada hari

berikutnya dia tidak mendapatkan apapun di bawah bantalnya. lelaki itu

bangkit dengan penuh kemarahan, dia hendak menebang pohon itu.108

Iblis kembali menyerupai bentuk manusia dan bertanya, „Apa

yang akan kau lakukan?‟

Lelaki itu menjawab, „ Aku akan menebang pohon yang dijadikan

sesembahan selain Allah Ta„ala itu.‟

106

Ibid 107 Ibnul jauzi, Talbis Iblis, ( Aiman Shalih Sya‟ban, Perangkap Iblis 560

Tipu Muslihat Iblis Yang Tak Disadari Manusia), (Solo, Pustaka Arafah, 2012), hlm .

74 108 Ibid

Page 54: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Iblis membantah, „kamu bohong. Kamu takan bisa menebang

pohon itu.‟

Lelaki itu bangkit untuk menebangnya, tetapi Iblis melawannya

hingga lelaki itu jatuh terjerembab ketanah, lalu iblis mencekiknya dan

nyaris membunuhnya.

Iblis berkata, „Tahukah kamu siapa aku. Aku adalah setan.

Pertama kali dulu kamu datang dengan amarah karna Allah dan aku

tidak mampu melawan kamu, maka aku memperdayaimu dengan dua

dinar, lantas kamu tidak jadi menebangnya. Tetapi sekarang ini kamu

datang untuk membela dua dinar, maka aku berhasil mengalahkan

kamu‟.” 109

Iblis mempunyai lima anak yaitu: Dari Zaid bin mujahid, dia

berkata, “Iblis mempunyai lima anak. Masing-masing dari mereka

mengurusi satu perintahnya. Nama-nama mereka adalah: Tsabar,

A‟war, Miswath, Dasim, dan Zaknabur.

Tsabar adalah setan setan yang mengurusi hal-hal berkaitan

dengan musibah. Dia menyuruh manusia kepada ats-tsubur, menyobek

baju, menampar pipi, dan seruan-seruan jahiliah.

A‟war adalah setan yang mengurusi zina. Dia menyuruh orang

untuk melakukan zina dan menghias-hiasinya.

Miswath adalah setan pengurus kedustaan. Dia mendengar-

dengarkan berita lalu menemui seseorang dan memberitahukan berita

yang dia dapat kepadanya, sehingga orang tersebut menemui orang

banyak, lantas dia berkata kepada mereka, “Aku melihat seorang laki-

laki yang kuketahui wajahnya tetapi aku tidak tahu siapa namanya, dia

menceritakan kepadaku begini begitu.”

Dasim adalah setan yang menemani seorang laki-laki menemui

keluarganya lalu memperlihatkan aib mereka kapada laki-laki itu,

sehingga dia marah.

Zaknabur adalah setan yang mengurusi pasar dan memusatkan

serangannya di pasar.”110

109

Ibnul jauzi, Talbis Iblis, ( Aiman Shalih Sya‟ban, Perangkap Iblis 560

Tipu Muslihat Iblis Yang Tak Disadari Manusia), (Solo, Pustaka Arafah, 2012) hlm

74 110

Ibid.hlm 75

Page 55: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

BAB IV

PENAFSIRAN TENTANG PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA

IBLIS MENURUT TAFSIR AL-MIZAN DAN TAFSIR ATH-

THABARI

A. Penafsiran Thabathaba’i Tentang Penciptaan dan Tipu Daya

Iblis dalam Kitab Tafsir Al-Mizan

Dalam al-Qur‟an dijelaskan bahwa Allah menciptakan tiga jenis

makhluk berakal budi yaitu malaikat, jin dan manusia. Malaikat

diciptakan dari cahaya (nur), jin dari api(nar), dan manusia diciptakan

dari tanah(turab). Iblis adalah nama salah seorang jin, sebagaimana

jibril adalah nama seorang malaikat. Begitu juga Adam yang

merupakan nama seorang manusia. Ibnu jarir, meriwayatkan dari al-

Hasan al-Bashri, katanya: “ iblis itu bukan golongan malikat. Iblis

adalah asli dari bangsa jin, sebagai mana Adam adalah asli bangsa

manusia .” Dan isnad riwayat ini sahih dari al-Hasan al-Bashri.111

Jadi, jelas bahwa Iblis adalah mahluk ciptaan Allah dari

golongan jin yang menggelincirkan dan menipu daya Adam dan Hawa

untuk mendekati dan memakan buah dari pohon yang dilarang oleh

Allah untuk mendekatinya, dan di perkuat lagi dengan ayat menurut

sebagian ulama menjelaskan bahwa iblis adalah golongan “ jin ”, dan

pohon itu adalah “pohon-pohon surga” yaitu QS. al-Baqarah ayat 34-35

karna ayat ini salah satu ayat yang menjadi bahan perdebatan oleh para

ulama, ayat tersebut yang akan penulis angkat dalam penulisan ini, dan

yang akan menjadi objek kajian ini adalah mufassir kontemporer

Sayyid Muhammad Husain Thabthaba‟i dalam kitab tafsirnya al-

Mizan dengan mufassir kelasik Abu Ja‟far Muhammad Bin Jarir ath-

Thabari dengan kitab tafsirnya ath-Thabari.

111

Abdullah bin Muhammad bin „Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaihk, Tafsir

Ibnu Katsir, juz 1,(Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i 2008), hlm. 106

Page 56: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka

kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk

golongan orang-orang yang kafir, dan Kami berfirman: "Hai

Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah

makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang

kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang

menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.(Qs.al-

Baqarah 34-35)

Dalam tafsir al-Mizan mengenai QS.al-Baqarah: 34

menerjemahkan kata “kafir” menunjukan spesies jin, dan iblis

merupakan bagian dari spesies jin.112

Kalimat terakhir ayat ini juga

membawa kepada kesimpulan yang sama. Bukannya mengatakan, “Dia

menolak mempelihara arogansi, dan dia kafir”, ayat ini mengatakan,

“dia adalah satu di antara mereka yang kafir”. Itu bukan bahwa dia

menjadi seorang kafir pada waktu itu, dia sudah sejak lama kafir, tetapi

dia senantiasa merahasiakannya kekufurannya, dan kejadian ini telah

mengungkapkan apa yang selama ini dirahasiakannya. Juga, disebutkan

bahwa peristiwa sujudnya para malaikat pasti terjadi antara kata-kata

Allah, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”,

dan kata-kata, “Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang

telah kamu sembunyikan”. Bisa diajukan pertanyaan: Lantas kenapa

Allah meletakan ayat ini setelah kata-kata itu? Barangkali ini dilakukan

hanya untuk menciptakan sebuah mata rantai antara kisah-kisah tenteng

penciptaan Adam dan eksistensi Adam di surga. Para malaikat tidak

menyembunyikan apa pun dari Allah; iblis-lah yang menyembunyikan

sesuatu dari Allah. Lantas kenapa Allah memandang perbuatan ini

sebagai perbuatan mereka semua (yang tengah kamu sembunyikan)?

Allah, dalam firman ini, menggunakan metode yang bahkan juga

digunakan oleh umat manusia untuk wacana-wacana meraka sendiri,

112

„Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan,

(Jakarta: Lentera, 2010) hlm 247

Page 57: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

kita memandang pekerjaan satu individu sebagai pekerjaan kelompok,

jika pelakunya tidak diidentifikasi sebagai mana mestinya atau kalau

dia berupaya untuk tetap untuk tidak diketahui identitasnya.113

Menurut beberapa hadis, kata “kafir” (dalam anak kalimat, dan

dia adalah salah satu dari mereka yang kafir”) menunjukan spesies jin,

dan iblis merupakan bagian dari spesies jin. Dan spesies jin diciptakan

sebelum manusia. Allah befirman:

Dan

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah

liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,

dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang

sangat panas.QS.Al-Hijr:26-27) Tipu daya iblis terhadap Adam dan Hawa yang berusaha untuk

menggelincirkannya untuk mendekati dan memakan buah dari pohon

yang dilarang oleh Allah untuk mendekatinya, kemudian iblis datang

kepada Adam, dan iblis mengatakan kepada Adam, “Jika kamu

(berdua) makan dari pohon ini, yang kamu dilarang Allah untuk

mendekatinya, kamu (berdua) akan menjadi dua malaikat dan akan

tinggal di surga untuk selamanya; dan jika (berdua) tidak makan dari

pohon ini, Allah akan mengeluarkan kamu dari surga”; dan iblis

bersumpah kepada mereka berdua bahwa dirinya tulus nenasihati

mereka berdua; sebagai mana Allah mengutip perkataan iblis: Tuhanmu

tidak melarangmu untuk mendekati pohon ini kecuali agar kamu brdua

tidak menjadi dua malakat atau agar kamu tidak menjadi bagian dari

mereka yang abadi. Dan dia bersumpah kepada mereka berdua,

“Sesungguhnya aku adalah penasihat tulus untuk kamu.”114

Thabathaba‟i menamakan dan menafsirkan ayat

“ Dan janganlah kalian mendekati pohon ini.” kata syajaroh

adalah pohon Himalaya sebuah tanaman yang bau harumnya kekal,

yang mana pada waktu Iblis menipu daya dan menggelincirkan Adam

113

„Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan,

(Jakarta: Lentera, 2010) hlm 224 114

„Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan,

(Jakarta: Lentera, 2010) hlm 276

Page 58: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

untuk mendekati dan memakan buah dari pohon yang Allah larang

untuk mendekatinya.115

Adam mempercayai kata-kata iblis, dan mereka (yaitu Adam

dan istrinya) makan dari pohon ini: Ketelanjangan mereka jadi nampak

oleh mereka; pakaian yang diberikan kepada mereka berdua (yaitu

pakaian surga) lepas dari mereka berdua, dan mereka berduapun mulai

menutupi diri mereka dengan dedaunan surga; dan Tuhan mereka

berseru kepada mereka: Bukankah telah Aku larang kamu dari

mendekati pohon itu, dan katakan kepadamu bahwa setan adalah

musuh terang-teranganmu? Mereka berkata, sebagai mana Allah

mengutip perkataan mereka: “Tuhan kami telah berbuat tidak adail

terhadap diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak mengampuni kami,

dan tidak mengasihani kami, tak pelak lagi kami akan menjadi bagian

dari mereka yang kehilangan.”116

Kemudian Allah berkata kepada mereka: “Turunlah, yang

sebagian dari kamu menjadi musuh dari sebagian yang lainnya; dan

ada bagin kamu di bumi suatu rumah tinggal dan suatu bekal untuk

suatu waktu.”

Dia (Imam) berkata: “(Waktu) itu adalah hari kebangkitan.”

Imam selanjutnya mengatakan, “ Kemudian Adam turun ke (bukit) ash-

Shafa dan bukit ini di namakan demikian karena ashfiyyullah ( = shabat tulus Allah, yaitu Adam) turun ke bukit ini; sedangkan Hawa

turun di (bukit) al-Marwah bukit ini dan di namakan al-Marwah karena

al-mar‟ah ( = si perempuan ini) turun ke bumi ini. Adam

senantiasa dalam kondisi sujud selama empat puluh hari, sembari

menangis untuk surga. Maka Jibril datang kepada Adam dan

mengatakan, „Tidakkah Allah telah menciptakan kamu dengan tangan-

Nya, dan (tidakkah Dia) meniupkan kedalam dirimu dari ruh-Nya, dan

(tidakkah Dia) membuat para malaikat-Nya sujud di hadapanmu?‟

Adam berkata, „Memang.‟ (Kemudian Jibril berkata),) „dan dia

melarang kamu makan dari pohon itu lalu kamu tidak mentaati-Nya?‟

Adam berkata, „Iblis telah bersumpah palsu kepadaku.117

115

„Allamh Sayid muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan

(Jakarta: Lentera,2010) hlm 250 116

Ibid 117

Ibid

Page 59: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

B. Penafsiran Ath-Thabari tentang penciptaan dan Tipu Daya

Iblis dalam Kitab Tafsir Ath-Thabari

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:

"Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali

Iblis; ia enggan dan takabur dan ia adalah Termasuk golongan

orang-orang yang kafir”.(Qs. Al-Baqarah 34)

Abu Ja‟far berkata: Firman-Nya, adalah huruf athf pada

firman-Nya, seakan-akan Allah menyatakan kepada

orang-orang Yahudi yang berdomosili di sekitar Madinah, “Ingatlah

kalian akan nikmat yang telah Aku berikan kepada kalian, Aku telah

menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian. Juga ingatlah ketika

Aku berfirman kepada para malaikat bahwa Aku hendak menjadikan

seorang khalifah di muka bumi, lalau Aku memuliakan bapak kalian

Adam dengan kemurahan dan kebaikan-Ku kepadanya. Juga ingatlah

ketika Aku memerintahkan kepada seluruh malaikat agar bersujud

kepadanya, lalu merekapun bersujud kepadanya. Kemudian Allah

mengecualikan iblis, dan ini menunjukkan bahwa iblis termasuk

golongan mereka, dan termasuk yang diperintahkan untuk bersujud

kepadanya, sebagaimana firman-Nya:

Sesungguhnya

Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu,

kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu

kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak

Termasuk mereka yang bersujud, Allah berfirman: "Apakah yang

Page 60: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku

menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau

ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".(Qs. Al

A‟raf 11-12)118

Para mufassir berbeda pendapat tentang penciptaan atau sosok

iblis yang sebenarnya, berasal dari malaikat atau berasal dari yang lain?

Sebagian mereka mengatakan berikut:

1. Abu Karib menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsman bin

Sa‟id menceritakan kepada kami, dia berkata: Bisyr bin Umarah

dari Abu Rauq dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas, dia berkata:

Abu karib menceritakan kepada kami, dia berkata: Bisyr bin

Umarah dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas, dia

berkata: Iblis adalah salah satu mahluk dari jenis malaikat yang

disebut al-Hin, mereka tercipta dari apai samum, antara para

malaikat yang lain. Namanya adalah al-Harits. Dia merupakan

kepala penjaga surga. Seluruh malaikat diciptakan dari cahaya,

kecuali jenis ini. Adapun jin, diciptakan dari api marij, seperti

disebutkan dalam al-Qur‟an, yaitu lidah apai yang paling ujung

ketika melalap. 119

2. Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah

menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak, dari Khalad, dari

Atha, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, dia berkata: sebelum iblis

melakukan kemaksiatan, dia termasuk malaikat dan namanya

Azazil, dia tinggal di alam bumi dan termasuk malaikat yang

paling pintar. Oleh karena itu, dia sombong. Dia berasal dari

golongan yang mereka sebut jin.

3. Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah

menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak, dari Khalid, dari

Atha, dari Thawus atau Mujahid Abu al-Hajjaj, dari Ibnu

Abbas, dan lainnya, dengan redaksi sepertinya, namun dia

berkata: Dia termasuk malaikat yang menduduki bumi dari

golongan jin.

4. Musa Bin Harun al- Hamdani menceritakan kepadaku, dia

berkata: Amru Bin Hamad menceritakan kepada kami, dia

berkata:Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi,

118

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm.603 119

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 603

Page 61: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

tentang berita yang disebutkannya dari Malik, dari Abu Shalih,

dari Ibnu Abbas, dari Murruah Al-Hamdani, dari Ibnu Mas‟ud,

dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW: Iblis dijadikan sebagai

pemimpin para malaikat di langit bumi. Dia berasal dari

golongan malaikat. Disebut jin karna mereka bertugas menjaga

surga. Iblis ialah penjaga utamanya, dibantu oleh malaikat lain.

5. Al-Qasim berkata bin al-Hasan menceritakan kepada kami, dia

berkata: Hajjaj menceritakan kepadaku dari Ibnu juraij, dia

berkata: Ibnu Abbas berkata: Iblis termasuk malaikat maulia

yang berasal dari golongan yang mulia. Dia bertugas sebagai

penjaga surga. Dia memiliki kekuasaan di langit bumi dan dan

kekuasaan di alam bumi.120

Abu Ja‟far berkata: Alasan-alasan tersebut menunjukan bahwa

pengetahuan mereka adalah minim, karena tidak dipungkiri bahwa

Allah menciptakan para malaikat berjenis-jenis, segaian mereka

diciptakan dari cahaya, sebagian lain diciptakan dari api, dan sebagian

lain diciptakan dari bahan yang dikehendaki-Nya, dan tidak adanya

informasi dari Allah tentang bahan penciptaan malaikat di samping

bahan penciptaan Iblis tidak menunjukan bahwa iblis di luar jenis

malaikat, karena boleh jadi Allah menciptakan satu jenis malaikat dari

api, dan iblis termasuk di dalamnya, dan menciptakan Iblis secara

khusus dari apai samum (angin panas) tidak seperti malaikat yang

lain.121

Juga, informasi bahwa iblis beranak-pinak tidak menjadi alasan

bahwa dia bukan dari jenis malaikat, akan tetapi karena Allah telah

menjadikannya memiliki hawa nafsu akibat kemaksiatan yang

dilakukannya. Adapun informasi bahwa dia berasal dari jenis jin, itu

karena dia tersembunyi dan tidak kasat mata.122

Iblis adalah mahluk ciptaan Allah yang diciptakan khusus dari

api samum, ia dari golongan jin yang memiliki jenis seperti malaikat

tidak seperti malaikat yang lain.

Tipu daya iblis pada Adam dan Hawa yang tertipu daya dan

digelincirkan oleh iblis untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah,

Bujuk rayunya dimulai saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia

adalah kawan mereka yang ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk

kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus

120

Ibid ,hlm.604 121

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 610 122

Ibid

Page 62: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia

membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka

untuk memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan

hidup kekal sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus

menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka

terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah

mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka

ke bumi. Allah berfirman:

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu

dan dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman:

"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,

dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan

hidup sampai waktu yang ditentukan."(Qs,al-Baqarah 36)

Adam dan Hawa tertipu daya oleh syaitan karena memakan

buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar

dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud

dengan syaitan di sini ialah iblis.

Abu Ja‟far berkata: dalam ayat ini terdapat bukti yang jelas atas

kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa Iblis dikeluarkan dari

surga setelah berlaku sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam.

Surga telah didiami oleh Adam sebelum iblis diturunkan ke bumi.

Tidakkah kalian mendengar firman Allah:

Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu

dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya

Page 63: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan

janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu

Termasuk orang-orang yang zalim., lalu keduanya

digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari

Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu!

sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu

ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai

waktu yang ditentukan."(Qs. al-Baqarah: 35-36)123

Jadi, jelas bahwa

upaya iblis menggelincirkan Adam dari mentaati Allah adalah setelah

dia dilaknat oleh Allah karena enggan bersujud kepada Adam, sebab

malaikat diperintahkannya untuk bersujud sesudah ditiupkannya roh

dalam jasad Adam, dan ketika itulah iblis enggan bersujud, sehingga

akhirnya Allah melaknatnya. Sebagai mana riwayat-riwayat berikut:

1. Musa bin Harun al-Hamdani menceritakan kepadaku, dia

berkata: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, dia

berkata: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi

tentang berita disebutkan dari Malik, dan Abu Shalih, dari Ibnu

Abbas, dari Murrah al-Hamdani, dari Ibnu Mas‟ud, dari

sejumlah sahabat Rasulullah Saw: Iblis bersumpah dengan

nama Allah akan menjerumuskan Adam dan anak keturunannya

serta istrinya kecuali hamba-hamba-Nya yang shalih, sesudah

dia dilaknat oleh Allah dan diusir dari surga dan sebelum turun

kebumi, dan Allah mengajarkan seluruh nama kepada Adam.

2. Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah

bin al- Fadhl menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak, dia

berkata: setelah Allah mencela Iblis karna enggan menaati-Nya

dan melaknatnya, kemudian mengusirnya dari surga, Dia

menghadap kepada Adam setelah dia diajari seluruh nama, lalu

firman, “ Wahai Adam beritahukan kepada mereka nama-nama

benda ini”124

Abu ja‟far berkata: Jadi jelas bahwa upaya iblis untuk

menggelincirkan Adam dari mentaati Allah adalah setelah dia dilaknat

oleh Allah karena ke enggannannya untuk bersujud kepada Adam.

123

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm. 614 124

Ibid, hl m.615

Page 64: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Penakwilan firman Allah SWT dalam bahasa

Arab berarti setiap yang berdiri di atas batang, seperti firman Allah,

“Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan

kedua-duanya tunduk kepada Nya.” (Qs.Ar-Rahmaan 6).

Para mufassir berbada pendapat tentang buah pohon yang Adam

dilarang memakannya.

Sebagian mereka berpendapat bahwa itu adalah sunbulah, yaitu

jenis tumbuhan yang berbau wangi. Seperti riwayat berikut:

1. Muhammad bin Ismail al-Ahmasi menceritakan kepada ku, dia

berkata: Abdul Hamid al- Hamani menceritakan kepada kami

dari Nadhr, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata: pohon

yang Adam dilarang memakan buahnya adalah sunbulah.

2. Ya‟qub bin Ibrahim menceritakan kepadaku, Husyaim

menceritakan kepada kami, dia berkata: Imran bin Utaibah

menceritakan kepada kami dari Hushain, dari Abu Malik,

tentang firman Allah, “ Dan janganlah kalian

mendekati pohon ini,” bahwa itu adalah sunbulah.

3. Ibnu Waki menceritakan kepada kami, dia berkata: Amru bin

Hamad menceritakan kepada kami, dia berkata: Asbath

menceritakan kepada kami dari As-Suddi, dia berkata, “pohon

yang dimaksud adalah anggur.”125

Abu Ja‟far berkata: Menurut kami, Allah hanya

memberitahukan kepada para hambanya bahwa Adam dan isterinya

telah memakan buah dari pohon yang dilarang memakannya, sehingga

dia telah dianggap berdosa setelah dijelaskan kepadanya pohon yang

ditentukan oleh-Nya dalam firmannya “Dan janganlah

kalian mendekati pohon ini,” Namun Allah tidak menjelaskan pada

hambanya nama pohon tersebut, baik secara tekstual maupun

kontekstual. Seandainya mengetahui nama pohon tersebut dianggap

perlu oleh Allah karna dapat mengandung keridhaan-Nya, niscaya

Allah akan menjelaskannya kepada kita, sebagai mana Dia menjelaskan

sejumlah perkara yang apabila diketahui oleh seseorang maka dia akan

memperoleh keridhaan-Nya.

Menurut kami, Allah telah melarang Adam dan isterinya

memakan pohon tertentu dari pohon-pohon surga, namun keduanya

melanggar larangan tersebut dengan memakannya, dan tidak perlu bagi

kita mengetahui apa pohon tersebut, karena Allah tidak menjelaskannya

125

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm 621

Page 65: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

kepada kita, baik melalui al-Qur‟an maupun Sunnah, lalu dari mana

kita mengetahuinya ? Ada yang mengatakan pohon gandum, ada pula

yang mengatakan pohon anggur, dan ada yang mengatakan pohon tin.

Boleh jadi dia salah satunya, namun yang jelas bahwa mengetahui dan

tidaknya tidak dianggap untung rugi.126

C. Analisis Komparatif Tentang Penafsiran Pencintaan dan Tipu

Daya Iblis ( Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i dan Abu

ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabari

Hemat penulis, perbandingan di antara kedua penafsir ini sangat

signifikan. Di satu sisi Sayyid Muhammad Thabathaba‟i adalah seorang

mufassir kontemporer dan Abu Ja‟far Muhammad bin Ja‟far ath-

Thabari adalah seorang mufassir klasik yang keduanya memiliki

perbedaan dalam penafsiran, metode yang digunakan serta yang lain-

lainnya.

1. Dari Segi Corak Penafsiran Thabathaba‟i dan Ath-Thabari

Kecenderungan Thabathaba‟i dalam menafsirkan al-Quran

secara umum penulis kategorikan sebagai tafsir yang multi disiplin.

Artinya, segala bidang keilmuan hampir semua corak penafsiran

dijelaskan dalam tafsir ini. Hanya saja sebagian orang ada yang

mengkategorikannya sebagai tafsir yang memiliki corak filosofis,

hal ini berangkat dari penguasaan Thabathaba‟i dalam bidang

filsafat. Sedangkan ath-Thabari adalah seorang Imam dan seorang

ahli tafsir dan seorang yang sangat ahli dalam Fiqih. Imam ath-

Thabari menitik beratkan tafsir ath-Thabari ke dalam corak fiqih

adalah tafsir yang menitik beratkan bahasan dan tinjauannya pada

aspek hukum (fiqh) dari al-Qur‟an.127

Mengingat beliau adalah

seorang ulama di bidang fiqih. Bahkan beliau sudah menjadi

mujtahid mutlak.

2. Dari Segi Metode Penafsirannya

Muhammad Husain Thabataba‟i dalam menulis tafsir al-

Mizan menggunakan beberapa macam persepektif, antara lain

persepektif ilmiah, teknis, filosofis, spiritualitas, sosiologi, dan

126

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm 625 127

Endad Musaddad, Studi Tafsir di Indonesia. (Tangerang Selatan: Sintesis,

2012).hlm 26

Page 66: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

periwayatan. Di antara ketujuh persepektif tersebut, ada tiga yang

lebih menonjol, antara lain:128

1. Persepektif riwayat; untuk memahami dan menafsirkan al-

Qur‟an, Thabataba‟i menggunakan bantuan ayat al-Qur‟an yang

terkait.

2. Persepektif sosiologis;

3. Pesepektif filosofis;

Tafsir al-Mizan memiliki karakteristik metode

penafsiran, berikut ini:129

a. Merujuk kepada literatur dalam bidang tafsir, hadis, sejarah,

yang ditulis oleh ulama syi‟ah dan suni.

b. Membagi ayat dalam beberapa kelompok dan menyatukannya

dalam satu konteks.

c. Terlebih dahulu menjelaskan makna setiap kata dan merujuk

kepada ayat lain tentang makna yang dimaksud.

d. Dalam menentukan makna ini memperlihatkan kontek,

periodesasi Makiyyah-Madaniyyah, dan riwayat yang saling

bertentangan. Juga menggunakan hadits mutawatir dan qaul

sahabat, serta tabi‟in.

e. Menunjukan aspek munasabah ketika menafsirkan ayat.

f. Ia menganut al-ibrah bi umum al- lafazh la bi khusuhusi

shabab.

g. Menjelaskan aspek bahasa, i‟rab, dan balaghah dalam

menyingkap makna ayat.

h. Mengemukakan perbedaan pendapat lalu mentarjih-nya.

i. Takwil bukanlah pembahasan literal teks, tetapi diluar teks.

Takwil seperti perumpamaan dengan di umpamakan.

j. Menggunakan makna literal-eksoteris untuk menjelaskan ayat

yang tidak jelas.

k. Ia banyak memperkuat ajaran ilmiyah, seperti imamah, (raj‟ah)

Ath-Thabari menggunakan metode tahlili adalah tafsir yang

menyoroti ayat-ayat al-Qur‟an dengan memaparkan segala makna

dan aspek yang terkandung di dalamnya, sesuai dengan urutan

bacaan yang terdapat dalam al-Qur‟an “mushaf „Usmani.

Muhammad Baqir Sadr menyebutnya dengan tafsir Taj‟ziy, yang

128

Andi Rosadisastra, Tafsir Kontemporer: Metode dan Cara Modern dari

Para Ahli Tafsir dalam Menafsirkan Al-Qur‟an, (Serang: Dinas Pendidikan Provinsi

Bantan, 2012) hlm.140 129

Ibid. hlm 141

Page 67: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

secara harfiah berarti “tafsir yang menguraikan berdasarkan bagian-

bagian, atau tafsir parsial”130

Secara garis besar tafsir tahlili dibedakan menjadi dua

macam yaitu tafsir tafsir bil ma‟tsur dan tafsir bil al-ra‟yi, dan ath-

Thabari menggunakan tafsir bil ma‟tsur yang operasionalnya

menafsirkan ayat dengan ayat, penafsiran ayat dengan hadis Nabi,

penafsiran ayat dengan hasil ijtihad para sahabat, atau penafsiran

ayat dengan hasil ijthad para tabi‟in.131

D. Dari Segi Penafsiran

Thabathaba‟i dalam menafsirkan kata “kafir” dalam surat al-

Baqarah ayat 34 tertuju pada Iblis, dan Iblis termasuk dari golongan

atau spesies jin yang diciptakan dari api yang sangat panas. Allah

berfirman:

Dan

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah

liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, dan

Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat

panas.(Qs.al-Hijr:26-27

Ibnu „Abbas, meriwayatkan: “Yaitu api yang sangat panas yang

mematikan.” Dari Ibnu „Abbas, ia mengatakan bahwa jin itu diciptakan

dari nyala api.

Thabathaba‟i menamakan dan menafsirkan ayat

“ Dan janganlah kalian mendekati pohon ini.” kata syajaroh adalah pohon Himalaya sebuah tanaman yang bau harumnya kekal,

yang mana pada waktu Iblis menipu daya dan menggelincirkan Adam

untuk mendekati dan memakan buah dari pohon yang Allah larang

untuk mendekatinya.132

130

Endad Musaddad, Studi Tafsir di Indonesia. (Tangerang Selatan: Sintesis,

2012).hlm 18 131

Ibid 132

„Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Tafsir Al-Mizan

(Jakarta: Lentera,2010) hlm 250

Page 68: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Sedangkan penafsiran ath-Thabari dalm menafsirkan surat al-

Baqarah ayat 34 Abu ja‟far berkata: ketika Allah memerintahkan

seluruh malaikat untuk bersujud kepada Adam, maka mereka pun

bersujud kepadanya. Kemudian Allah mengecualikan iblis, dan ini

menunjukan bahwa iblis termasuk golongan mereka (malaikat).

Ath-Thabari menafsirkan ayat “Dan janganlah

kalian mendekati pohon ini,” Namun Allah tidak menjelaskan pada

hambanya nama pohon tersebut, baik secara tekstual maupun

kontekstual. Seandainya mengetahui nama pohon tersebut dianggap

perlu oleh Allah karna dapat mengandung keridhaan-Nya, niscaya

Allah akan menjelaskannya kepada kita, sebagai mana Dia menjelaskan

sejumlah perkara yang apabila diketahui oleh seseorang maka dia akan

memperoleh keridhaan-Nya.

Menurut kami, Allah telah melarang Adam dan isterinya

memakan pohon tertentu dari pohon-pohon surga, namun keduanya

melanggar larangan tersebut dengan memakannya, dan tidak perlu bagi

kita mengetahui apa pohon tersebut, karena Allah tidak menjelaskannya

kepada kita, baik melalui al-Qur‟an maupun Sunnah, lalu dari mana

kita mengetahuinya ? Ada yang mengatakan pohon gandum, ada pula

yang mengatakan pohon anggur, dan ada yang mengatakan pohon tin.

Boleh jadi dia salah satunya, namun yang jelas bahwa mengetahui dan

tidaknya tidak dianggap untung rugi.133

133

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir,

Tafsir Ath-Thabari, Juz 1,(Jakarta: pustaka Azzam, 2008), hlm 625

Page 69: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Thabathaba‟i menyatakan bahwa iblis adalah golongan jin,

karena jelas bahwa iblis diciptakan dari api, sedangkan malaikat

diciptakan dari nur (cahaya), dan Thabathaba‟i mengatakan dalam kitab

tafsirnya bahwa iblis adalah termasuk dalam sepesies jin.

Thabathaba‟i mengatakan kata syajaroh adalah pohon

Himalaya sebuah tanaman yang bau harumnya kekal, yang mana pada

waktu iblis menipu daya dan menggelincirkan Adam untuk mendekati

dan memakan buah dari pohon yang Allah larang untuk mendekatinya.

Ath-Thabari mengatakan bahwa iblis adalah salah satu mahluk

ciptaan Allah yang termasuk golongan jin yang berjenis malaikat,

karena tidak dipungkiri bahwa Allah menciptakan para malaikat

berjenis-jenis, sebagian mereka diciptakan dari cahaya, sebagian lain

diciptakan dari api, dan sebagian lain diciptakan dari bahan yang

dikehendaki-Nya, dan tidak adanya informasi dari Allah tentang bahan

penciptaan malaikat di samping bahan penciptaan iblis tidak

menunjukan bahwa iblis di luar jenis malaikat, karena boleh jadi Allah

menciptakan satu malaikat dari api, dan iblis termasuk di dalamnya,

dan menciptakan iblis secara khusus dari api samum (angin panas)

tidak seperti malaikat yang lain, dan juga informasi bahwa iblis

beranak-pinak tidak menjadi alasan bahwa dia bukan dari jenis

malaikat, akan tetapi karena Allah telah menjadikannya memiliki hawa

nafsu dia berasal dari jenis jin, itu karena dia tersembunyi dan tidak

kasat mata.

Ath-Thabari mengatakan tentang tipu daya iblis pada Adam dan

isterinya untuk memakan buah dari pohon-pohon surga, namun

keduanya melanggar larangan tersebut dengan memakannya, namun

ath-Thabari mengatakan tidak perlu bagi kita mengetahui apa pohon

tersebut, karena Allah tidak menjelaskannya kepada kita, baik melalui

al-Qur‟an maupun Sunnah, lalu dari mana kita mengetahuinya ? Ada

yang mengatakan pohon gandum, ada pula yang mengatakan pohon

anggur, dan ada yang mengatakan pohon tin. Boleh jadi dia salah

satunya, namun yang jelas bahwa mengetahui dan tidaknya tidak

dianggap untung rugi.

Page 70: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

B. Saran

Mencermati perbandingan tafsir di atas antara Thabathaba‟i dan

ath-Thabari, penulis ingin memberikan beberapa catatan sebagai saran

sebagai berikut:

1) Semoga perbandingan ini dapat memberi sumbangan khazanah

keilmuan khususnya di lembaga pendidikan dan pengembangan

tafsir al-Qur'an. Beberapa pembahasan skripsi ini dapat

dijadikan alat bantu dalam mempelajari kitab tafsir al-Mizan

dan kitab tafsir ath-Thabari di jurusan Ilmu al-Qur'an dan tafsir

dan jurusan study lainnya. Namun patut kita waspadai dan hati-

hati dalam menelaah kitab tafsir al-Mizan ini karena

mengandung faham syiah, yang sudah terlihat kesesatan dalam

ajarannya.

2) Memahami agama bukan secara logis semata tapi juga ada yang

dogmatis, dan berdasarkan penalaran yang kritis, khususnya

tentang pemahaman agama yang menjelaskan tentang hal-hal

yang bersifat gaib yang lebih dikenal dengan “samiyyat”.

Dalam hal ini termasuk di dalamnya tentang iblis dan malaikat.

3) Mampu membedakan mana ajaran yang mutlak dan absolut

yang tidak dapat diubah sebagaimana tercantum dalam teks-teks

suci, dan mana ajaran yang relatif dan dapat diubah dalam

bentuk penafsiran dan interpretasi ulama. Dalam konteks Islam,

perlu dibedakan mana ajaran yang datang dari Allah dan Rasul-

Nya dan mana ajaran yang merupakan hasil ijtihad atau

pemikiran ulama.

4) Penelitian terhadap metodologi tafsir bukanlah hal yang

menjemukan, sebaliknya ia merupakan khazanah yang harus

terus dikembangkan. Berkaitan dengan fungsinya yang nyata

bagi proses pembelajaran tafsir itu sendiri. Tingkat pemahaman

umat yang beragam mengharuskan adanya metode yang pas,

mudah dan menarik, dengan tidak merusak esensi tafsir itu

sendiri, serta dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang

telah ditetapkan.

Page 71: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Baqi, M. Fuad, Al-Mu‟jam Al-Mufahras Li Alfazh Al-Qur‟an Al-

Karim,

Alu Syaihk, Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir jilid 1.Mu‟assasah Daar al-hilaal

Kairo: Pustaka Imam syafi‟i, 1994

Alu Syaihk, Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir jilid 5. Mu‟assasah Daar al-hilaal

Kairo: Pustaka Imam syafi‟i, 1994

Aneesuddin, Mir, Buku Saku Ayat-Ayat Semesta, Mengerti Rahasia

Alam nyata dan Alam Gaib dalam Al-Qur‟an dan Sains,

Jakarta: Zaman, 2014

Ash-shalabi, Ali Muhammad, Khawarij dan Syiah dalam timbangan

ahlu sunnah wal jama‟ah, Jakarta: pustaka al-kautsar 2007

Ath-thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Tafsir Ath-Thabari jilid

1. Mesir: Dar Al Salam, 2001

Ath-thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Tafsir Ath-Thabari jilid

2. Mesir: Dar Al Salam, 2001

Ash-Shayim Syekh Muhammad, Kisah-kisah Nyata Raja Jin, Bandung:

pustaka Sinar Baru Algensindo, 2007

Faizin, Nur, Ayo Yasinan, Membaca dan Memahami Surat Yasin, Jajar

Lawean Surakarta: Sajada, 2013

Farid, Syaikh Ahmad, Biografi 60 Ulama Ahlussunah. Jakarta: Darul

Haq, 2012.

Harahap, Syahrin, Metodologi Studi Dan Penelitian Ilmu-Ilmu

Ushuludin, Jakarta: PT Raja GrafindoPersda, 2000

Jauzi, Ibnul, talbis Iblis ,Perangkap Iblis 560 Tipu Muslihat Iblis Yang Tidak

Disadari Manusia, Solo: Pustaka Arafah, 2012

Lowis, Ma‟luf, Al-Munjid Fi lughah Wal A‟lam. Beirut: Daar al-Masyriq,

1986

Page 72: PENCIPTAAN DAN TIPU DAYA IBLIS DALAM PERSPEKTIF ...repository.uinbanten.ac.id/4212/1/PDF.pdfModern Ulul al-Bab Ciomas lulus tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke Madrasah Aliyah al-Bayan

Mahmud, Mani‟ Abd Halim, Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif Metode

Para Ahli Tafsir, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006

Manna„ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, Bogor Baru:

Puustaka AntarNusa, 1992

Munawwir, Ahmad Warson, 1997, Kamus al-Munawir, Surabaya,

Pustaka Progressif.

Musaddad, Endad, Studi Tafsir di Indonesia, Tangerang: Sintesis, 2012

Rosadisastra, Andi, Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial, Jakarta:

Amzah, 2007

Rosadisastra, Andi, Tafsir Kontemporer: Metode dan Cara Modern dari Para

Ahli Tafsir dalam Menafsirkan Al-Qur‟an, Serang: Dinas Pendidikan

Provinsi Bantan, 2012

Shihab, M. Quraish, Jin dalam Al-Qur‟an, Yang Halus dan Tak

Terlihat, Jakarta: lentera Hati, 2010

Shihab, M. Quraish, Malaikat dalam Al-Qur‟an, yang Halus Dan Tak

Terlihat, Jakarta: Lentera Hati, 2010

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan keseharian Al-

Qur‟an, juz 4 dan 9, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Thabathaba‟i, M. Husain, Tafsir Al-Mizan juz 1, Jakarta: Lentera, 2010