Pendekatan Sosial Dalam Medis

18
Pendekatan Sosial Dalam Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan yang sifatnya dinamis ini, manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa lepas dari individu- individu yang lain. Sehingga mereka akan selalu bersentuhan dengan indvidu lainnya, dengan kelompok individu, bahkan antara kelompok individu dengan kelompok individu yang lain, atau dalam dunia sosial lebih dikenal dengan istilah Interaksi Sosial. Interaksi sosial yang terbangun melahirkan gejala-gejala sosial (fakta sosial) dalam kehidupan masyarakat. Ilmu sosial hadir dengan tujuan untuk membangun pemahaman atas setiap fakta sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Pemahaman tersebut dapat ditempuh melalui pengamatan sosial. Pengamatan sosial tidak hanya dilakukan dengan satu cara dan dari satu sudut pandang sosial saja, sehingga hal ini kemudian melahirkan banyak metodologi yang dapat dipergunakan dalam melakukan pengamatan sosial. Diantara metodologi yang ada salah satunya adalah Etnometodologi. Pengamatan atas fakta sosial yang dilakukan oleh ahli ilmu sosial dewasa ini masih terklasifikasi dalam dua wilayah objek kajian, yakni pengamatan yang dititikberatkan pada persoalan- persoalan makro, dan pengamatan yang tertuju pada persoalan-

description

medik

Transcript of Pendekatan Sosial Dalam Medis

Page 1: Pendekatan Sosial Dalam Medis

Pendekatan Sosial Dalam Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Dalam kehidupan yang sifatnya dinamis ini, manusia sebagai makhluk sosial tidak akan

pernah bisa lepas dari individu-individu yang lain. Sehingga mereka akan selalu bersentuhan

dengan indvidu lainnya, dengan kelompok individu, bahkan antara kelompok individu dengan

kelompok individu yang lain, atau dalam dunia sosial lebih dikenal dengan istilah Interaksi

Sosial. Interaksi sosial yang terbangun melahirkan gejala-gejala sosial (fakta sosial) dalam

kehidupan masyarakat. Ilmu sosial hadir dengan tujuan untuk membangun pemahaman atas

setiap fakta sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Pemahaman tersebut dapat ditempuh

melalui pengamatan sosial. Pengamatan sosial tidak hanya dilakukan dengan satu cara dan dari

satu sudut pandang sosial saja, sehingga hal ini kemudian melahirkan banyak metodologi yang

dapat dipergunakan dalam melakukan pengamatan sosial. Diantara metodologi yang ada salah

satunya adalah Etnometodologi.

Pengamatan atas fakta sosial yang dilakukan oleh ahli ilmu sosial dewasa ini masih

terklasifikasi dalam dua wilayah objek kajian, yakni pengamatan yang dititikberatkan pada

persoalan-persoalan makro, dan pengamatan yang tertuju pada persoalan-persoalan mikro. Emile

Durkheim misalnya, adalah salah satu tokoh sosiologi yang menempatkan pengamatannya pada

persoalan makrososiologi (struktur sosial dan pranata sosial). Durkheim berangkat dari

pemahaman bahwa fakta sosial berada diluar dan bersifat memaksa individu untuk mengikuti

struktur dan peranata sosial yang ada. Kemudian adalah Max Weber salah satu tokoh termasyhur

dalam dunia sosiologi yang meletakkan pengamatan pada wilayah mikrososiologi seperti

Tindakan Sosial. Weber berangkat dari pemahaman bahwa individulah yang membangun

struktur sosial, sehingga mengamati persoalan sosial tidak bisa langsung tertuju pada struktur

sosial (makrososiologi) yang ada namun harus diawali dengan mengamati tindakan sosial

individu (mikrososiologi).

Page 2: Pendekatan Sosial Dalam Medis

Berbeda dengan kedua tokoh ahli sosiologi diatas, Harold Garfinkel sebagai pencetus

teori Etnometodologi melihat fakta sosial sebagai sesuatu yang fundamental dalam kehidupan

sosial. Sehingga dalam penggunaannya Etnometodologi tidak terpaku pada hal-hal yang sifatnya

makro maupun mikro, namun memusatkan pengamatannya pada interaksi sosial yang dilakukan

manusia dalam kesehariannya, salah satunya melalui pengamatan Etnometodologi atas

percakapan sehari-sehari yang dilakukan manusia.

Etnometodologi meletakkan studi mengenai kegiatan manusia sehari-hari atas dasar

common sense. Realitas common sense dan eksisitensi sehari-hari manusia merupakan

kepentingan praktis dalam kehidupan sosial. kepentingan praktis kemudian dilawankan dengan

kepentingan ilmiah (teoritis). Teori ilmiah membangun pemahaman atas realitas sosial melalui

penelitian yang sisitematis dan teoritis. Bagi Alferd Schutzs (tokoh sosial yang mempengaruhi

Garfinkel dalam melahirkan teori Etnometodologi) manusia bergerak bukan berdasarkan teori

ilmiah melainkan atas dasar common sense atau kepentingan praktis. Pada wilayah inilah

(kepentingan praktis) etnometodologi hadir sebagai alat pengamatan pergerakan keseharian

manusia untuk membangun pemahaman utuh atas fakta sosial yang tengah tertebar di

masyarakat.

Diakui secara luas bahwa ketidakseimbangan dalam masyarakat sebagai masalah utama

perselisihan sosial yang mengenai sebuah aspek kehidupan sosial. Hal ini tidak mengurangi

masalah dalam hal kesehatan negara dan bentuk-bentuk cara penggunaan pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu penulis akan membahas tentang bagaimana pendekatan teori sosial dalam dunia

kesehatan khususnya.

B.     Rumusan masalah

1.      Gaya hidup dan kesehatan

2.      Teori sosial dalam kesehatan

3.      Pendekatan untuk mengubah perilaku

C.    Tujuan

1.      Menjelaskan Gaya hidup dan kesehatan

2.      Menjelaskan Teori sosial dalam kesehatan

3.      Teori Perilaku Individu

Page 3: Pendekatan Sosial Dalam Medis

4.      Teori Sosial Kognitif

5.      Teori perilaku interpersonal

6.      Teori motivasi untuk proteksi

7.      Menjelaskan pendekatan untuk mengubah perilaku

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan

diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh

pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), Gaya

hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities),

what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves

and the world around them (opinions)”.

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini

khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup

merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya

akan membentuk pola perilaku tertentu.

B.     Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi

seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut

WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi WHO

Page 4: Pendekatan Sosial Dalam Medis

tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang

positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari

unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral

kesehatan.

pengertian yang paling luas, sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana

individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,

Intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (Iingkungan fisik, social dan ekonomi) dalam

mempertahankan kesehatannya

C.    Pola Hidup Kesehatan

Pengertian pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor

tertentu yang memengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Selain itu, gaya hidup

seseorang juga mempengaruhi tingkat kesehatannya. Misalnya, seorang perokok atau sering

minum-minuman keras, tentu saja itu bukan pola hidup sehat.

D.    Gaya Hidup Menentukan Kesehatan

a.       Merokok: ada 4000 macam racun yang terkandung dalam sebatang rokok. Racun-racun yang

utama adalah zat kimia, nikotin, tar, timah hitam, dan gas karbonmonoksida.

b.      Minum-minuman keras: Menurut WHO, mengonsumsi minuman keras dapat menimbulkan

gangguan kesehatan. Dampak negatif minuman beralkohol bahkan mengalahkan dampak

negatif narkoba (opium, kokain, dan lain-lain).  Dalam majalah Medicine Internasional,

disebutkan segudang efek buruk mengonsumsi minuman keras, berupa gangguan tenggorokan

dari mulai radang, pendarahan, hingga yang terburuk adalah kanker tenggorokan.Selain itu,

Page 5: Pendekatan Sosial Dalam Medis

minuman beralkohol juga mengakibatkan radang pankreas, wasir, liver, gangguan pencernaan,

gangguan pernafasan, serta berbagai penyakit lain yang berujung pada kematian.

c.       Terlalu banyak mengkonsumsi obat kimia: Sesungguhnya, obat bukanlah solusi untuk sehat.

Obat kimia dalam resep dokter maupun obat-obatan yang dijual bebas di warung sejatinya hanya

meredakan gejala, namun tidak mengobati penyakit. Jika dikonsumsi terus-menerus, obat-obatan

kimia dalam jangka panjang akan menimbulkan sejumlah efek samping seperti gangguan

hati, ginjal, dan jantung. Komplikasi berbagai penyakit ini dapat berujung pada kematian.

E.     Teori Sosial dalam Kesehatan

a.       Teori Perilaku Individu

Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yang

disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu. Perilaku

individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya rangsangan (stimulus) baik

dari dalam dirinya sendiri (internal) maupun dari luar individu (eksternal). Pada hakekatnya

perilaku individu mencakup perilaku yang tampak (covert behaviour) dan perilaku yang tidak

tampak (inert behavior atau covert behavior). Perilaku yang tampak adalah perilaku yang dapat

diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan perilaku yang tidak tampak

adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu,

misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut.

Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda

dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini,

walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian,

dan motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya. Perbedaan pengalaman yang

dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku

individu di masa kini yang berbeda-beda pula. Perilaku manusia terbentuk karena adanya

kebutuhan. Menurut Maslow, manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis/

biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri.

(a)    Faktor-faktor mempengaruhi Perilaku

Page 6: Pendekatan Sosial Dalam Medis

Menurut Green (2000), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu: faktor predisposisi (

predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor)

(Notoatmodjo, 2003; Green, 2000)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensori khususnya mata dan

telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbetuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya

bersifat langgeng

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, baik yang bersifat

intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas

menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu ( Sunaryo, 2004; Purwanto,

1999 )

Tingkatan respon adalah menerima (receiving), merespon (responding), enghargai (valuing), dan

bertanggung jawab (responsible) (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 )

Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai atau

norma yang telah melekat pada diri seseorang ( Green, 2000 )

Kepercayaan: Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaan tertentu aka

mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh terhadap

kesehatannya

(b)   Persepsi

Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri individu terhadap stimulus yang

diterimanya. Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang

yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan

merupakan respon yang menyeluruh dalam diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan

orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan

dengan obyek. Persepsi pada individu akan menyadari tentang keadaan sekitarnya dan juga

keadaan dirinya. Orang yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu cenderung akan

berperilaku sesuai dengan persepsi yang dimilikinya

Motivasi mempunyai arti dorongan, berasal dari bahasa latin “movere”, yang berarti mendorong

atau menggerakkan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berperilaku, beraktifitas

dalam pencapaian tujuan. Motivasi itu bersifat alami dan kebutuhan, motivasi itu timbul karena

Page 7: Pendekatan Sosial Dalam Medis

adanya kebutuhan seseorang yang harus segera dipenuhi untuk segera mencapai tujuan. Motivasi

sebagai motor penggerak, maka bahan bakarnya adalah kebutuhan

b.      Teori Sosial Kognitif

Asumsi dasar dari Social cognitive theory adalah perilaku terjadi karena proses kognitif

dan interaksinya dengan orang lain serta lingkungan disekitarnya. Menurut Piaget,

perkembangan kognitif mempunyai empat aspek:

         Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan saraf

         Pengalaman, yaitu berhubungan timbal balik antara organisme dengan dunianya

         Interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan

lingkungan sosial

         Ekulibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu

mamu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya

System yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi, Skema

berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisme yang

merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks sedangkan

Adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan

akomodasi . Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori

kognitif:

         Intelegensi: suatu bentuk ekuilibriun kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi,

kebiasaan dan mekanisme sensiomotor diarahkan

         Organisasi adalah tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna nmengintegrasikan

struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi

         Skema, suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya

         Asimilasi, proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau

pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya

c.       Teori Perilaku Interpersonal

Triandis (1980) mengembangkan teori perilaku interpersonal. Teori ini mengusulkan bahwa

minat perilaku ditentukan oleh perasaan yang dimiliki manusia terhadap perilaku, apa yang

Page 8: Pendekatan Sosial Dalam Medis

mereka pikirkan tentang yang seharusnya dilakukan,dan konsekuensi ekpektasian dari perilaku

kemudian akan dipengaruhi oleh kebiasaan dan juga kondisi pemfasilitasi.

J.W dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan

merawat manusia. Tolak ukur pandangan JW ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori

JW ini memahami bahwa manusia memiliki Empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan,

diantaranya :

         Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan

Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi

         Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Funsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan

Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.

         Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk

Berprestasi dan Berorganisas

         Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu

Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, JW memahami bahwa manusia adalah mahluk yang

sempurna, yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan. Sehingga dalam upaya mencapai

kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental dan spiritual. Karena

sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa. Sehingga untuk mencapai

keadaan tersebut, keperawatan harus berperan aktif dalam upaya meningkatkan status kesehatan,

mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan upaya penyembuhannya, yang

fokusnya terdapat pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

d.      Teori Motivasi untuk Proteksi

Teori Motivasi Perlindungan mengusulkan bahwa kita melindungi diri kita sendiri didasarkan

pada empat faktor: keseriusan dengan peristiwa yang mengancam, kemungkinan dirasakan

kejadian, atau kerentanan, efektivitas perilaku pencegahan yang disarankan, dan yang

dirasakan self efficacy.

Perlindungan motivasi berasal dari kedua penilaian ancaman dan penilaian coping. Penilaian

ancaman menilai keparahan situasi dan meneliti bagaimana seriusnya situasi ini. Penilaian

mengatasi adalah bagaimana seseorang merespons situasi. Penilaian mengatasi terdiri dari

kedua keberhasilan  dan efektivitas diri. Keberhasilan adalah harapan individu yang

Page 9: Pendekatan Sosial Dalam Medis

melaksanakan rekomendasi dapat menghapus ancaman tersebut. Self-efficacy adalah

kepercayaan dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan program yang direkomendasikan

tindakan sukses seperti Pencegahan primer yaitu mengambil tindakan untuk memerangi risiko

mengembangkan masalah kesehatan. (Misalnya, mengendalikan berat badan untuk

mencegah tekanan darah tinggi) dan pencegahan sekunder yaitu mengambil langkah untuk

mencegah kondisi menjadi lebih buruk. (Misalnya, mengingat untuk mengambil obat setiap hari

untuk mengontrol tekanan darah)

(a)    Mengatasi-Penilaian Proses

Penilaian mengatasi terdiri dari efektivitas tanggapan, self-efficacy, dan biaya

respon. Kemanjuran Respon adalah efektivitas dari perilaku yang dianjurkan dalam

menghilangkan atau mencegah bahaya yang mungkin. Self-efficacy adalah keyakinan bahwa

salah satu berhasil dapat menetapkan perilaku yang direkomendasikan. Biaya respon adalah

biaya yang berkaitan dengan perilaku yang direkomendasikan. Jumlah mengatasi kemampuan

yang satu pengalaman adalah kombinasi khasiat respon dan efektivitas diri, minus biaya

respon. Proses penilaian koping berfokus pada respon adaptif dan kemampuan seseorang untuk

mengatasi dan menangkal ancaman tersebut. Penilaian mengatasi adalah jumlah dari penilaian

dari efektivitas tanggapan dan self-efficacy, dikurangi fisik atau psikologis "biaya" mengadopsi

respon pencegahan yang direkomendasikan. Mengatasi Penilaian melibatkan penilaian individu

terhadap efektivitas respon perilaku yang direkomendasikan (yaitu dianggap efektivitas tabir

surya dalam mencegah penuaan dini) serta satu yang dirasakan self-efficacy dalam

melaksanakan tindakan yang direkomendasikan. (Yaitu keyakinan bahwa seseorang dapat

menggunakan tabir surya secara konsisten).

Ancaman dan variabel penilaian mengatasi menggabungkan dengan cara yang cukup mudah,

meskipun penekanan relatif dapat bervariasi dari satu topik ke topic yang lain dan dengan

populasi target. Dalam bukunya, "Stres, Penilaian, dan Coping," Richard Lazarus menyatakan

bahwa, "menyarankan studi untuk mengatasi bahwa gaya yang berbeda untuk mengatasi terkait

dengan hasil kesehatan tertentu; kontrol kemarahan, misalnya, telah terlibat dalam hipertensi

Tiga rute. Mengatasi dapat mempengaruhi kesehatan meliputi frekuensi, intensitas, durasi, dan

pola reaksi stres neurokimia; menggunakan zat berbahaya atau melakukan kegiatan yang

menempatkan orang pada risiko, dan menghambat kesehatan adaptif / penyakit yang

berhubungan dengan perilaku”

Page 10: Pendekatan Sosial Dalam Medis

(b)   Khasiat Respon

Kemanjuran Respon menyangkut keyakinan yang mengadopsi respons perilaku tertentu akan

efektif dalam mengurangi ancaman penyakit', dan self-efficacy adalah keyakinan bahwa salah

satu berhasil dapat melakukan respon coping. Sejalan dengan cara tradisional untuk mengukur

konsekuensi dari perilaku, keberhasilan respon yang dioperasionalkan dengan menghubungkan

konsekuensi dengan perilaku yang dianjurkan serta apakah subjek dianggap sebagai konsekuensi

kemungkinan hasil dari perilaku yang dianjurkan

Kotter (1996) berpendapat bahwa proses perubahan dilakukan melalui tahapan berikut:

         Menentukan rasa urgensi, yaitu mengidentifikasi dan mempelajari situasi internal dan eksternal

yang dihadapi

         Menciptakan koalisi pengerahan, membentuk kelompok kerja sebagai tim.

         Membangun visi dan strategi, yaitu menciptakan visi untuk mengarahkan usaha perubahan dan

mengembangkan strategi untuk mencapai visi.

         Mengkomunikasikan visi yang telah berubah. Agar dipahami dan mendapatkan dukungan

         Pemberdayaan aksi secara luas, yaitu struktur, sistem dan mekanisme perlu diubah, disesuaikan

dengan visi

         Membangkitkan kemenangan jangka pendek, yaitu perlu segera memberikan bukti keberhasilan

dan kemenangan.

         Mengkonsolidasikan keuntungan dan menghasilkan perubahan lebih lanjut, dengan

menggunakan peningkatan-peningkatan kredibilitas-kredibilitas merubah semua sistem, struktur,

dan kebijakan yang tidak sesuai dengan perubahan

         Menancapkan pendekatan baru ke dalam budaya, dengan menciptakan kinerja lebih baik melalui

pelayanan dan orientasi produktifitas

F.     Pendekatan untuk Mengubah Perilaku

Dua cara pendekatan yang secara tradisional dilakukan oleh pemerintah adalah

(a)    pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan meliputi pemberian informasi secara sederhana tentang risiko kesehatan,

pemberian label pada makanan dan rokok

Page 11: Pendekatan Sosial Dalam Medis

(b)   Peraturan perundangan walaupun kurang populer, apalagi dilakukan dengan memberikan

larangan yang ternyata efektif menurunkan kejadian cirrhosis liver

G.    Faktor Psikososial mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Selain perilaku individu berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang, banyak faktor lain

yg berpengaruh, seperti lingkungan sosial, faktor demografi (ras, gender, status perkawinan), dan

yg paling penting sbg prediktor adalah status sosial ekonomi (income, pendidikan, dan status

pekerjaan)

Teori perilaku kesehatan meliputi the health belief model dan theory of self efficacy atau

locus of control, fokus pada sikap dan kepercayaan individual sebagai penentu perilaku mereka.

Perspektif lebih luas adalah the ecological model of health behavior, yg memperhitungkan

semua tingkatan pengaruh terhadap sikap dan kepercayaan meliputi hubungan inter-personal,

institutional, dan public policy seperti Peraturan dan Undang-Undang

H.    Program Intervensi Paling Efektif

Program intervensi kesehatan masyarakat yang paling efektif adalah mempengaruhi

kepercayaan masyarakat pada berbagai tingkatan dengan sasaran menciptakan lingkungan sosial

yang nyaman untuk berperilaku sehat. The San Francisco AIDS prevention program adalah

contoh program yg berhasil menurunkan secara signifikan penularan penyakit HIV, namun

memang diperlukan pemeliharaan dari sukses program ini untuk mencegah kambuhnya lagi

perilaku yang tidak sehat.

Peningkatan public health advocacy disadari menjadi cara yg paling paling efektif

meningkatkan perilaku sehat dengan cara melibatkan seluruh masyarakat dalam meningkatkan

lingkungan sosial dan fisik yg kondusif untuk berperilaku sehat

BAB III

PENUTUPA.    Kesimpulan

Page 12: Pendekatan Sosial Dalam Medis

Di era moderenisasi Teori pendekatan social dalam masyarakat bermanfaat sekali untuk di

pelajari untuk bersosialisasi dengan masyarakat luas, dan dapat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari . Terlebih lagi sebagai seorang perawat yang professional kita di tuntut agar bias

melakukan pendekatan bersosialisai dengan individu itu sendiri , dan masyarakat yang luas agar

dapat mewujudkan pola hidup sehat.

B.     Saran

Semoga wacana yang kami sajikan ini dapat diimplementasikan sebagaimana mestinya

mengingat kita adalah calon-calon tenaga kesehatan

Daftar pustakahttp://resosialita.blogspot.com/2012/05/makalah-teori-sosial-etnometodologi.html

http://faisalahmadfani.blogspot.com/2012/10/mengenal-sosiologi-kesehatan.html

http://muhammadsyamsuddin.blogspot.com/2012/10/makalah-teori-sosial-historis.html

http://e-medis.blogspot.com/2013/01/sub-bidang-keilmuan-dalam-

pendidikan.html#.UaqjQ9hCYbs