PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB...

74
i PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGAL ( Studi di SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi Sulawesi Tengah) Oleh : Kuliawati NIM: 1620420040 TESIS Diajukan kepada Program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah YOGYAKARTA 2018

Transcript of PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB...

Page 1: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

i

PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGAL ( Studi di SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi

Sulawesi Tengah)

Oleh : Kuliawati

NIM: 1620420040

TESIS

Diajukan kepada Program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

YOGYAKARTA 2018

Page 2: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

ii

ii

Page 3: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

iii

iii

Page 4: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat : Jl. Marsda Adisucipto, Telp (0274) 589621. 512474 Fax. (0274) 586117

Tarbiyah.uin-suka.ac.id Yogyakarta 55281

PENGESAHAN B-960/Un.02/DT/PP.01.1/05/2018

Tesisberjudul : PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGAL (Studi di SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri

Kecamatan Ulujadi Sulawesi Tengah) Nama : Kuliawati, S.Pd.I NIM : 1620420040 Program Studi : PGMI Konsentrasi : PGMI – Guru Kelas TanggalUjian : 25 Mei 2018 Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd).

Page 5: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

v

PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS

Tesis Berjudul : PENDIDIKAN DASAR PADA SUKU TERASING

(StudiKasus di SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri

Kecamatan Ulujadi Sulawesi Tengah)

Nama : Kuliawati, S.Pd.I

NIM : 1620420040

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Konsentrasi : Sains MI

telah disetujui tim penguji munaqosah

Ketua/Penguji : ( )

Sekretaris/Penguji : ( )

Pembimbing/Penguji : ( )

Penguji : ( )

diuji di Yogyakarta pada tanggal ...........................2018

Waktu :

Hasil/Nilai :

IPK :

Predikat :

v v

Page 6: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

NOTA DINAS PEMBIMBING

Assalamua’alaikumwr.wb

Setelah melakukan

berjudul:

PENDIDIKANDASARPADASUKUTERASING

(Studi Kasus SDN Inpres Kecil Salena

Yang ditulisoleh:

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsentrasi

Saya berpendapat bahwa

Magister (S2) Fakultas

diujikan dalam rangka

Wassalamu’alaikumwr.wb.

vi

NOTA DINAS PEMBIMBING

KepadaYth.,

DekanFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan

UIN SunanKalijaga

Yogyakarta

Assalamua’alaikumwr.wb

bimbingan, arahan dan koreksit erhadap penulisan

PENDIDIKANDASARPADASUKUTERASING

Kasus SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri Kecamatan

Sulawesi Tengah)

: Kuliawati, S.Pd.I

: 1620420040

Jenjang : Magister (S-2)

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Konsentrasi : Sains MI

bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

rangka memperoleh gelar Magiser Pendidikan (M.Pd).

Wassalamu’alaikumwr.wb.

Yogyakarta, 14Mei 2018Pembimbing, Dr.H. Radjasa,M.SiNIP.

vi

DekanFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan

penulisan tesis yang

PENDIDIKANDASARPADASUKUTERASING

Kecamatan Ulujadi

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

kepada Program

Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk

Pendidikan (M.Pd).

Yogyakarta, 14Mei 2018

Dr.H. Radjasa,M.Si

Page 7: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

vii

M O T T O

“ tidak ada kata terlambat”

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti

berhasil

Page 8: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

viii

PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan untuk :

Almameter tercintaku Program Magister Pendidikan

Guru Madrasah IbtidaiyahKonsentrasi Guru Kelas

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 9: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

ix

ABSTRAK

Kuliawati, NIM.1620420040Pendidikan Dasar Pada Daerah Tertinggal (Studidi SDN Inpres Kecil Salena)Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi Palu Sulawesi Tengah. Tesis. Yogyakarta: Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2018.

Penelitian ini difokuskan di SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri

Kecamatan Ulujadi Palu Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu daerah

terpencil dan terasing.Rumusanmasalah dalam penelitian iniialahPertama, apa

kurikulum yang digunakan di sekolah ini. Kedua, bagaimana sumber daya

manusia di sekolah ini. Ketiga, bagaimana karakter dan budaya di sekolah ini.

Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini sangat

penting dilakukan karena dapat mengetahui permasalahan pendidikan yang terjadi

di daerah terpencil.

Penelitian ini bersifat kualitatif yang dilakukan di SDN Inpres Kecil Salena

Palu Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan cara

observasi, dalam hal ini peneliti akan mengamati guru dalam menggunakan

kurikulum yang berlaku di sekolah, mengamati sumber daya manusia di sekolah,

mengamati karakter dan budaya serta peningkatan religiusitas masyarakat.

Wawancara, peneliti akan bertanya bagaimana pengelolaan pendidikan melalui

kurikulum, sumber daya manusia, karakter dan budaya serta peningkatan

riligiusitas masyarakat. Dokumentasi, dokumen yang penulis teliti adalah

dokumen yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan di sekolah (KTSP:

silabus, RPP, PROSEM dan PROTA), sumber daya manusia, karakter dan budaya

serta peningkatan religiusitas masyarakat di SDN Inpres Kecil Salena.

Hasil dari penelitian ini adalah pada aspek pertama kurikulum. Kurikulum

yang digunakan adalah KTSP, belum sepenuhnya kurikulum KTSP diterapkan di

sekolah, guru-guru belum memahami pengembangan silabus sehingga menyalin

silabus dari sekolah lain, terkadang mengajar tidak berdasarkan RPP yang

disusun.Pada aspek sumber daya manusia, di SDN inpres Kecil Salena sumber

daya manusia belum memenuhi standar karena banyak yang mengajar tidak sesuai

jurusannya. Langkah yang diambil oleh kepala sekolah untuk meningkatkan

sumber daya manusia adalah melakukan manajemen sumber daya manusia. Pada

aspek karakter dan budaya. Masyarakat Salena memiliki karakter yang unik,

kasar, kurang peduli. Aspek budaya, yaitu agama, bahasa, suku, adat. Aspek yang

terakhir adalah peningkatan religiusitas masyarakat. Pada aspek peningkatan

religiusitas masyarakat adalah memperbaiki keyakinan masyarakat terhadap

keyakinannya yang baru yaitu, yang meliputi pengajaran akan adanya Tuhan yaitu

Allah SWT, mengajarkan dasar-dasar agama islam seperti shalat, puasa, zakat dan

haji. Mengajarkan cara berwudhu dan mandi serta membaca Alqur’an.

Kata Kunci: Pendidikan Dasar, Daerah Tertinggal.

Page 10: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian

perpedoman pada surat keputusan bersama menteri agama RI dan menteri

pendidikan dan kebudayaan RI nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22

januari 1998.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan ا ba’ B Be ب ta’ T Te ت ṡa’ ṡ es (dengantitik di atas) ث Jim J Je ج ḥa ḥ ha (dengantitik di bawah) ح Kha Kh kadan ha خ Dal D De د Żal Ż zet (dengantitik di atas) ذ ra’ R Er ر Zai Z Zet ز Sin S Es س Syin Sy esdan ye ش ṣad ṣ es (dengantitik di bawah) ص ḍad ḍ de (dengantitik di bawah) ض ṭa’ ṭ te (dengantitik di bawah) ط ẓa’ ẓ zet (dengantitik di bawah) ظ ain ‘ komaterbaik di atas‘ ع Gain G Ge غ fa’ F Ef ف Qaf Q Qi ق Kaf K Ka ك Lam L El ل Mim M Em م Nun N En ن Wawu W We و ha’ H Ha ه Hamzah ‘ apostrof ء ya’ Y Ye ي

Page 11: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xi

B. Konsonan rangkap karena Syahadah ditulis rangkap

متعقدین عدة

ditulis ditulis

muta’aqqidīn ‘iddah

C. Ta’ marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

ھبة

جزیة

ditulis

ditulis

hibbah

jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap kedalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

’ditulis karāmah al-auliyā كرامھ االولیاء

2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harokat, fathah, kasrah, dan dammah

ditulis t.

Ditulis zakātulfiṭri زكاةالفطر

D. Vocal Pendek

_______ _______ _______

Kasrah fathah

dammah

ditulis ditulis ditulis

i a u

E. Vocal Panjang

fathah + alif

جاھلیة

fathah + ya’ mati

یسعى

kasrah + ya’ mati

كریم

dammah + wawumati

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyyah

a

yas’ā

ī

karīm

u

furūd

Page 12: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xii

F. Vocal Rangkap

fathah + ya’ mati بینكم

fathah + wawumati قول

ditulis ditulis ditulis ditulis

Ai bainakum

au qaulukum

G. Vocal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

أأنتم أعدت

لئن شكرتم

ditulis ditulis ditulis

a antum u idat

la in syakartum

H. Kata sandang alif + lam

a. Bila diikuti huruf qamariyah

القران القیاس

ditulis ditulis

al-Qura ān al-Qiyās

b. Bila diikuti huruf syamsiah ditulis dengan menggandakan huruf syamsiyah

yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.

السماء الشمس

ditulis ditulis

as-Samā asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

ذوي الفروض أھل السنة

ditulis ditulis

ẓawī al-furūd ahl al-sunnah

Page 13: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xiii

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحيم

ين، أشهد أن ال يا والد نـ اله اال الحمد هللا رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الد

م اهللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمداعبده ورسوله النبي بـعده، اللهم صل وسل

على سيدنا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعين ، أما بـعد

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah menuntun manusia

menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Penyusunan tesis ini merupakan kajian tentang Pendidikan Anak Pada

Suku Terasing (Studi Kasus SDN Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri,

Kecamatan Ulujadi Sulawesi Tengah). Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis

ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan

ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Ahmad Arifi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. Abdul Munif, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Konsentrasi Guru Kelas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 14: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xiv

4. Dr. Siti Fatonah, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Konsentrasi Guru Kelas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Dr. H.Radjasa,M.Si selaku dosen .pembimbing tesis yang dengan penuh

kesabaran telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis.

6. Segenap dosen dan karyawan Program Magister (S2) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

7. Bapak Mas’uddin, S.Pd.Iselaku Kepala SDN Inpres Kecil Salena yang telah

memberikan izin penulis melakukan penelitian di SDN Inpres Kecil Salena

dan seluruh guru, serta siswa-siswi SDN Inpres Kecil Salena.

8. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Suardi Ikhsan dan Ibunda Gustiah

Rippi, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, semangat dan do’a

terbaiknya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada beliau

berdua.

9. Teruntuk suamiku tercinta yang telah banyak memberikan motivasi,

bersedia menjadi orang tua tunggal selama saya menyelesaikan studi S2

dan selalu mendukung saya ketika saya ingin menyerah dan menghibur saya

ketika saya rindu kepada anak-anak,kupersembahkan gelarku untukmu.

10. Teruntuk anak-anakku tercinta, Muh.Nuh Rizky, kembarku Dhia Fadhila

rizky dan Dhiza Fashila Rizky yang menjadi Penyemangat Bunda dalam

menyelesaikan studi ini.

Page 15: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xv

11. Saudaraku yang selalu menyayangiku, kak Aswar, kak Hera, terkhusus buat

adekku Anti, Wulan dan Saddam yang bersedia menjaga kemanakannya

selama saya menempuh studi S2.

12. Keluarga sekontrakan deybi, bhia, imha dan waty yang selalu memberikan

semangat dan motivasinya dalam menyelesaikan studi S2.

13. Rekan-rekan seperjuangan S2 PGMI-GK 2016 yang selalu memberikan

semangat dan motivasinya.

14. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tesis ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga amal baik yang kalian lakukan

diterima disisi Allah SWT, dan senantiasa mendapatkan limpahan rahmat

dari-Nya, Amiin.

Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah swt.,

dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya. Amin.

Yogyakarta, 14 Mei 2018 Penulis Kuliawati, S.Pd.I. NIM. 1620420020

Page 16: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAM JUDUL .........................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................

BEBAS PLAGIASI ...........................................................................................

PENGESAHAN DEKAN ..................................................................................

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ....................................................................

NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................

MOTTO ..............................................................................................................

PERSEMBAHAN ..............................................................................................

ABSTRAK ..........................................................................................................

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

DAFTAR TABEL ..............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................

B. Rumusan Masalah ..................................................................................

C. Tujuan dan Kegunaan .............................................................................

D. Studi Pustaka ...........................................................................................

E. Kerangka Teori .....................................................................................

F. Metode Penelitian ..................................................................................

G. Sistematika Penulisan ............................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Kurikulum...........................................................................

B. Sumber Daya Manusia ...........................................................................

C. Karakter dan Budaya ...............................................................................

D. Peningkatan Religiusitas Masyarakat ....................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xiii

xvi

xviii

xix

1

4

4

5

15

24

28

30

48

53

59

Page 17: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xvii

BAB III DESKRIPSI GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Sekolah ………………………………………………………......

B. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ……………………….....

C. Keadaan Siswa ………………………………………………………....

D. Kurikulum ……………………………………………………...............

E. Sarana dan Prasarana ……………………………………………….......

BAB IV PENDIDIKAN DASAR PADA SUKU TERASING DI SDN

INPRES KECIL SALENA

A. Pengelolaan Pendidikan Anak di SDN Inpres Kecil Salena Melalui

Kurikulum ........................................................................…...................

B. Pengelolaan Pendidikan Anak Melalui Sumber Daya Manusia ..............

C. Karakter dan Budaya Peserta Didik SDN Inpres Kecil Salena ……......

D. Peningkatan Reliugisitas Peserta didikdi SDN inpres Kecil Salena .......

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….....

B. Saran ………………………………………………………………........

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN –LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

68

71

76

78

79

82

95

117

137

144

146

Page 18: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Guru SDN Inpres Kecil Salenadengantugasmengajardanlatar

belakangpendidikan ................................................................................. 72

Tabel 2. Data Guru SDN Inpres Kecil Salena........................................................ 73

Tabel 3. TenagaPendukung SDN Inpres Kecil Salena........................................... 74

Tabel 4. Keadaansiswabaru SDN Inpres Kecil Salena (3 tahunterakhir) .............. 75

Tabel 5. Data siswa SDN Inpres Kecil Salena ...................................................... 76

Tabel 6. Data mengulangsiswa SDN Inpres Kecil Salena (3 tahunterakhir) ......... 76

Tabel 7. Data TamatanSiswa SDN Inpres Kecil Salena(5tahunterakhir) .............. 77

Tabel 8.Data saranadanprasarana ........................................................................... 79

Tabel 9. Kondisiruangbelajar SDN Inpres Kecil Salena ........................................ 80

Tabel 10 Kurikulum SDN Inpres Kecil Salena ...................................................... 84

Tabel 11 Strukturkurikulum SDN Inpres Kecil Salena.......................................... 85

Tabel12 Kualifikasipendidikan SDN Inpres Kecil Salena ..................................... 96

Page 19: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

xix

DAFTAR LMAPIRAN

Lampiran I : Transkip Wawancara Lampiran II : Hasil Observasi Lampiran III : Dokumentasi Lampiran IV : Daftar Riwayat Hidup

Page 20: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

wilayah Indonesia yang luas dan terdiri atas ribuan pulau serta

beragamnya kekayaan adat yang dimiliki beserta suku-suku di dalamnya membuat

sebagian warga tersebut tidak dapat menikmati proses pendidikan dan fasilitas

lainnya yang diberikan oleh pemerintah kepada anak bangsa. Harus diakui juga

bahwa faktor sarana dan prasarana penghubung seperti jalan, jembatan dan lain

sebagainya memberikan pengaruh terhadap kurangnya akses yang dapat dirasakan

oleh penduduk di daerah terpencil.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan,

tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan

pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas

masyarakat.

Masyarakat-masyarakat di daerah tertinggal yang ada di Indonesia

secara spasial atau geografis terletak jauh dari pusat-pusat kemajuan dan

perkembangan yang ada, begitu juga mereka secara sistem berada di pinggir atau

bersifat marjinal, yaitu mereka secara de jure atau legal formal masuk kedalam

Page 21: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

2

dan merupakan bagian dari sistem nasional Indonesia tetapi secara kenyataan atau

de fakto mereka berada di pinggiran atau bahkan ada yang berada di luar

jangkauan sistem nasional tersebut. Karena itu tidak mengherankan kalau salah

salah satu ciri utama yang menjadi acuan bagi identitas warga masyarakatterasing

itu, yang muncul dalam interaksi meraka dengan para warga masyarakat lainnya

adalah keterbelakangan dan/atau kemiskinan mereka.1

Pendidikan tinggi harus berperan dalam mendorong daya saing tenaga

kerja Indonesia. Sayang pendidikan tinggi di Indonesia semakin sulit diakses oleh

sebagian masyarakat terutama penduduk pedesaan atau penduduk daerah

terpencil. Ini yang menjadi penghambat bagi ketersediaan tenaga kerja terdidik.

Indonesia yang merupakan benua maritim, yang merupakan kawasan laut, yang

ditebari pulau-pulau membawa masalah tersendiri dalam menyediakan pendidikan

yang mudah diakses oleh semua.

Hambatan geografis menjadi persoalan dalam penyediaan layanan

pendidikan yang bermutu di seluruh Indonesia. Pendidikan adalah kekuatan

pendorong bagi pembangunan sosial dan ekonomi di setiap negara.2 Oleh

karenanya, sangatlah penting untuk menemukan cara-cara baru untuk

menyediakan pendidikan yang bermutu, mudah diakses, dan terjangkau bagi

semuanya. Melalui pendidikan dapat dilakukan suatu proses sosial dalam

masyarakat untuk menuju pada peningkatan kualitas hidup yang mencakup

semakin meningkatnya equality, kebebasan, dan kemampuan mengendalikan

1Https :// repositoriy/ Unri.ac.id/ xmlui/bitstream/ handle/ 123456789/ 4961/ 2.

Perawati.pdf? sequence=1. Diakses 23/12/2017/pukul 19:23. 2Https: // imadiklus.com / pendidikan-untuk-penduduk-pulau-terpencil-kasus-pendidikan-

di-pulau-mursala//. Diakses 23/12/2017 pukul 20.15.

Page 22: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

3

lingkungan. Melalui pendidikan dapat ditingkatkan kualitas kesehatan dan

intelektualitas individu sehingga mereka daya saingnya semakin meningkat pula.

Tiga tantangan besar pendidikan di Indonesia adalah akses pendidikan

bagi semua orang, kualitas pendidikan yang belum merata, dan alokasi anggaran

dan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam realitanya terdapat sebuah perbedaan pengelolaan pendidikan

antara daerah tertinggal dan perkotaan. Hal ini terlihat dari segi pembangunan

inpstruktur serta ketersediaan tenaga pengajar yang kurang di bagian daerah

tertinggal dibanding perkotaan. Hal ini di buktikan hampir rata-rata pendidikan

baik itu dari segi tenaga pengajar dan inspratruktur yang dibutuhkan sangat

kurang di daerah tertinggal dibandingkan daerah perkotaan. Tentu hal ini manjadi

sebuah persoa;an besar dalam mengembangkan mutu pendidikan pada daerah-

daerah tertinggal ataupun daerah terpencil.

Sementara dunia sekarang sedang menuju ke masyarakat informasi

yang ditandai dengan munculnya pembelajar seumur hidup. Masyarakat dapat

mengakses pengetahuan melalui teknologi informasi dan komunikasi agar tetap

dapat mengikuti laju perke mbangan pengetahuan termutakhir.3

Dari hasil observasi pra-research yang dilakukan peneliti pada tanggal

05 dan 13November serta 20Desember 2017 di SDN Inpres Salena yang berada di

Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi Kota Palu, yang dimana jarak tempuh

untuk menuju kesekolah tersebut sekitar 8 KM dari perkotaan, dan akses menuju

kesana sangat meprihatinkan. Sedangkan apabila ditinjau dari aspek kurikulum

3Drs. Sanapiah Saleh, Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan

Pembangunan Nasional, (Penerbit:Usaha Nasional, 1981), hlm. 18

Page 23: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

4

dan kebijakannya sekolah ini belum menerapkan secara optimal, karena kondisi

masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat dan budayanya.

Namun, kondisi tersebut tidak menjadi penghambat perkembangan

sekolah ini. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti

bahwa perkembangan pendidikan di Suku terasing khususnya di SDN Inpres

Salena sudah memiliki kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari para lulusan SDN

Inpres Salena yang mampu bersaing dengan lulusan SDN di wilayah perkotaan

bagi mereka yang sudah melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.

Dalam hal ini peneliti menemukan begitu pentingnya kesetaraan

pendidikan tanpa harus membedakan antara suku masyarakat perkotaan dan suku

terasing khususnya di SDN Inpres Salena. Inilah yang menjadi dasar pemikiran

peneliti untuk melakukan sebuah penelitian Pendidikan Dasar pada Daerah

Tertinggal di SDN Inpres Kecil Salena.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penelitian ini mencoba

untuk menjawab persoalaan terkait Pengelolaan Pendidikan anak di SDN Inpres

Kecil Salena dengan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengelolan Pendidikan Anak di SDN Inpres Kecil Salena

Melalui Kurikulum?

2. Bagaimana Pengelolaan Pendidikan Melalui Sumber daya Manusia di

SDN Inpres Kecil Salena?

3. Mengapa upaya SDN Inpres Kecil Salena dalam membangun Karakter dan

budaya masih mengalami kesulitan ?

Page 24: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

5

4. Apa sajakah upaya SDN Inpres Kecil Salena dalam Meningkatkan

religiusitas Peserta didik?

C. Tujuan dan Kegunaan

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, dapat dirumuskan pula

tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengelolaan pendidikan anak di

SDN inpres Kecil Salena dilihat dari aspek kurikulum, sumber daya

manusia,karakter dan budaya,serta peningkatan reliugisitas masyarakat.

Untuk mengetahui kualitas lulusan dilihat dari nilai UN dan

Pengetahuan Agama. Kegunaan penelitian ini adalah mengarah pada Pemerintah,

masyarakat dan pihak sekolah agar dapat mengembangkan serta meningkatkan

proses pendidikan yang ada di SDN Inpres Selena baik dalam bentuk Materi dan

material. Serta, penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya untuk

para pendidik dan pemerhati pendidikan khususnya untuk pengembangan

pendidikan pada daerah tertinggal. Manfaat secara praktisnya adalah Sebagai

bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan,untuk membuat kebijakan terkait

pengembangan serta pemerataan pendidikan di sekolah dasar.

D. Studi Pustaka

Ada beberapa kajian pustaka yang peneliti temukan sebagai bahan

perbandingan antara kajian yang terdahulu dengan penelitian yang ingin peneliti

lakukan, yaitu:

Page 25: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

6

Penelitian Oleh Wawan Suprianto Nadra, Hariyono, M.Ramli,

“Kebiasaan Belajar Anak Dalam Keluarga Suku Togutil Halmahera Timur”4

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam budaya serta kebiasaan

belajar anak suku Togutil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

kualitatif jenis etnografi. Hasil penelitian menunjukkan, kebiasaan belajar mereka

yang belum terbiasa, justru mereka belajar pada kehidupan yang real. Ditemukan

bahwa (1) kehidupan sosial budaya masyarakat sebagian telah hilang, (2)

kebiasaan belajar anak suku Togutil disesuaikan dengan kondisi budaya,

lingkungan serta keyakinan masyarakat, (3) kurangnya perhatian orangtua,

lingkungan masyarakat, sekolah, dan budaya memengaruhi kebiasaan belajar anak

Suku Togutil, dan (4) memenuhi kebutuhan anak, motivasi orangtua serta fasilitas

sarana dan prasarana dapat meningkatkan kebiasaan belajar anak di dusun Titipa.

Penelitian oleh didin Sarifudin “Pendidikan Yang Berwawasan

Lingkungan Masyarakat Terasing,Beberapa Pengalaman Di Indonesia”5Hasil

peneliannya adalah Keperluan belajar secara minimum perlu ditingkatkan

dalam masyarakat terasing melalui nilai-nilai asli yang telah mapan dan berakar

dalam kehidupan masyarakat. Pengetahuan atau kearifan lokal (local knowledge,

local wisdom) harus masuk ke dalam kurikulum pendidikan sebagai sumber

inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan demi kesejahteraan

masyarakat. Setiap proses pendidikan pada hakekatnya merupakan ikhtiar

4Wawan Suprianto Nadra, dkk , ”Kebiasaan Belajar Anak Dalam Keluarga Suku Togutil

Halmahera Timur”, dalam Jurnal Pendidikan,Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Vol.1,Nomor 9, September 2016.

5Didin Saripudin.,”Pendidikan Yang Berwawasan Lingkungan Masyarakat Terasing Beberapa Pengalaman Di Indonesia”, paper dipersentasikan dalam Internasional Conference Indigonous Pedagogies, Malaysia, 10-12 Nopember 2008.

Page 26: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

7

mengarahkan dan mengerahkan dua daya; di satu sisi daya untuk melestarikan dan

di sisi lainnya daya untuk memajukan.

Untuk memenuhi hak warga negara dalam memperoleh

pengkhidmatan pendidikan terutama pendidikan dasar 9 tahun, Departemen

Pendidikan Nasional Indonesia mengembangkan dua jalur pendidikan, yakni

pendidikan melalui sekolah dan pendidikan luar sekolah (non formal). Pendidikan

luar sekolah terdiri dari program paket A (setara Sekolah Dasar), paket B (setara

Sekolah Menengah Pertama), paket C (setara Sekolah Menengah Atas) dan

berbagai keterampilan hidup. Pendidikan luar sekolah lebih fleksibel

dibandingkan dengan pendidikan sekolah dari segi kurikulum, waktu, tempat,

pelajar dan tenaga pendidik. Pendidikan luar sekolah menjadi salah satu alternatif

kerana tidak terlalu mengekang aktivitas peserta didik untuk belajar sekaligus

menekuni kehidupan nyata di lingkungannya.

Penelitian oleh Mahmud My dan Edy Kusnadi “ Pembangunan Sosial

Masyarakat Di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Masyarakat Suku Anak Dalam

Di Muaro Jambi”6Artikel ini berusaha membahas faktor yang menghambat

pembangunan sosial dengan mengambil kasus pada SukuAnak Dalam di Sungai

Segandi, Desa Nyogan, Kecamatan Mestong,Kabupaten Muarojambi.

Pembangunan sering kali mengesampingkan aspirasi dari bawah dan

menggunakan paradigma dari atas (top-down). Dalam era otonomi

daerahsekarang, pembangunan model tersebut ditinggalkan, diganti

6Mahmud My dan Edy Kusnadi,” Pembangunan Sosial Masyarakat Terasing Di Era

Otonomi Daerah: Studi Kasus Masyarakat Suku Anak Dalam Di Muarojambi”, dalam Jurnal Media Akademika, Vol 25,Nomor 4, Oktober 2010.

Page 27: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

8

denganparadigma bottom-up. Namun, pembangunan model terakhir ternyata tidak

luput dari kegagalan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mat Syuroh “Evaluasi Pelaksanaan

Program Pembinaan Masyarakat Terasing di Indonesia”.7 Mengatakan bahwa

Dari awalnya, Suku Kubu dianggap dapat ”dibina” melalui program PMT

(Pembinaan Masyarakat Terasing) dengan pola permukiman perkampungan,

yakni memindahkan mereka ke pemukiman baru. Dengan pemukiman baru

diharapkan suku terasing, seperti Suku Kubu, dapat dimasyarakatkan seperti

layaknya masyarakat yang sudah maju. Program ini dilakukan ketika pemerintah

mengamati adanya indikasi bahwa mereka sering berkunjung ke pasar-pasar

tradisional yang ada di desa terdekat dengan komunitas mereka. Asumsi yang

kemudian ditarik adalah bahwa mereka (Suku Kubu) bisa dimasyarakatkan karena

telah mengenal kehidupan di luar komunitasnya. Disusunlah perencanaan

berdasarkan konsep ideal yang rapi, dengan penanggung jawab teknis adalah

Departemen Sosial. Pihak Departemen Sosial kemudian telah memberikan

sosialisasi berupa penyuluhan awal untuk memberi motivasi kepada suku terasing,

dalam hal ini Suku Kubu, selama dua tahun sambil menunggu selesainya

perumahan yang dibangun. Penyuluhan juga diberikan kepada Kepala Desa

sebagai pelaksana teknis di lapangan. Namun di balik itu, ternyata permukiman

sosial bagi Suku Kubu dibangun di atas tanah yang berlokasi dekat dengan

perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. Mereka juga tidak disediakan

lahan yang cukup untuk bercocok tanam. Di sisi lain, tempat pemukiman yang

7Mat Syuroh, Evaluasi Pelaksanaan Program Pembinaan Masyarakat Terasing di

Indonesia. Sosiohumanika, 4(2) 2011. Diakses 13 April 2018.

Page 28: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

9

baru ini sangat jauh dari hutan dimana masyarakat Suku Kubu masih sulit

mengubah kebiasaan untuk berburu binatang dan mengumpulkan makanan.

Zulfa Jamalie, “Pola Dakwah pada ‘Masyarakat Suku Terasing’ di

Kalimantan Selatan”.8 Dakwah secara normatif lebih banyak terfokus pada

ceramah, hanya menyentuh kalangan masyarakat tertentu, berbicara halal haram,

baik dan buruk, dosa dan pahala, sorga dan neraka, dan sebagainya. Potret dakwah

yang demikian, menjadikan dakwah tidak populer dan pada akhirnya cenderung

membuat masyarakat jenuh atau bosan dengan segala pesan yang disampaikan

karena tidak menyentuh subtansi permasalahan yang mereka hadapi. Padahal

dakwah sebagai proyek raksasa harus tetap eksis dan survive sehingga tidak

terbayangkan apa yang yang bakal terjadi manakala aktivitas dan gerakan dakwah

terhenti? Barangkali, Islam akan menjadi sesuatu yang mengawang-awang, tanpa

dapat dibumikan dalam bentuk sikap dan prilaku nyata dalam kehidupan sehari-

hari. Sementara itu di sisi lain, masyarakat sasaran dakwah (mad’u) sangatlah

majemuk, mereka terdiri dari kalangan intelektual, pejabat, pengusaha sampai

rakyat jelata. Ada laki-laki, ada perempuan, ada orang tua, remaja, dan ada anak-

anak, ada masyarakat kota (urban) dan ada masyarakat desa (rural), di samping

masyarakat pinggiran (marginal) yang sering terlupakan, dengan berbagai

problem kehidupan yang mereka hadapi. Padahal dalam konteks ini, dakwah

mestinya bisa memberi jawaban dan solusi jitu atas aneka persoalan yang melanda

kehidupan masyarakat. Namun lebih dari itu ruang lingkup dakwah yang luas

telah membuka akses dan peluang yang besar untuk membangun dan

8 Zulfa Jamalie, Pola Dakwah pada ‘Masyarakat Suku Terasing’ di Kalimantan Selatan.

Jurnal Dakwah, Vol. XVI, No. 1 Tahun 2015. Diakses 13 April 2018.

Page 29: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

10

memberdayakan masyarakat melalui karya nyata dalam gerakan dakwah sosial,

yakni dakwah pembangunan masyarakat atau biasa pula disebut dengan istilah

dakwah bil-hal. Karena itu, mestilah dipahami bahwa kegiatan dakwah meliputi

seluruh bidang kehidupan, tidak saja pada dimensi ritual (ibadah mahdhoh), tetapi

juga pada dimensi sosial (muamalah, hablum-minannas) yang meliputi kehidupan

sosial, ekonomi, politik, seni, budaya, lingkungan hidup dan semua bidang

kehidupan manusia yang lain. Esensi dakwah dalam hal ini adalah mengadakan

dan mem-berikan arah perubahan. Mengubah kondisi sosial dan budaya dari

kezaliman ke arah keadilan, kebodohan ke arah kemajuan-kecerdas-an,

kemiskinan ke arah kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan.

Mat Syuroh, “Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas di

Indonesia (Studi Kasus Kelompok Batin Sembilan di Provinsi Jambi)”.9 Hasil

penelitiannya adalah Di Sumatera terdapat suku terasing yang dikenal dengan

kelompok “Batin Sembilan”.yang tinggal di pedalaman hutan Bukit Dua Belas di

provinsi Jambi, yang memiliki gaya hidup primitif dan tradisional, yaitu hunters

and gatherers, serta hidup yang berpindah-pindah. Iklim provinsi Jambi terletak

sekitar khatulistiwa dengan iklim tropis, suhu maksimum di daerah dataran rendah

adalah sekitar 32°C dan di daerah perbukitan suhu maksimum. Kehidupan sosial

dan kebudayaan masyarakat tradisional kelompok ”Batin Sembilan” bertahan dari

pengaruh pola kehidupan sosial dan kebudayaan yang muncul dari pinggiran

daerah tradisional mereka. Akibat dari pembukaan hutan oleh trasmigrasi dan

perusahaan perkebunan serta masyarakat perantau yang membuka hutan pinggiran

9 Mat Syuroh, “Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas di Indonesia (Studi Kasus

Kelompok Batin Sembilan di Provinsi Jambi), Tahun 2011, Volume 24, Nomor 1 Hal: 17-23. Diakses 13 April 2018.

Page 30: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

11

lokasi mereka dalam waktu sembilan tahun terakhir,berpengaruh dengan ekologi,

sosial dan kebudayaan kelompok ”Batin Sembilan” yang berpola kehidupan

primitif dan tradisional. Mereka merupakan suku yang tergolong defensif dan

bertahan atau berjuang untuk mempertahankan hak adatnya yang tidak selalu

diterima oleh institusi resmi pemerintah.

Sri Wahyuni dan Muhammad Yusuf, “hasil Penelitian Perempuan

Miskin Dalam Keterisolasiannya (Study Perempuan Komunitas Adat Terpencil

Suku Laut) Di Desa Kelumu Kabupaten Lingga”.10 Hasil penelitiannya adalah

Masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) identik dengan keterisoliran, dan

keterisoliran salah satu penyebab masyarakat dalam kemiskinan. Akibat dari

keterisoliran masyarakat jauh dari fasilitas pelayanan pemerintah, baik dari sudut

ekonomi , pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur serta interaksi

sosial. Masalah kemiskinan ini dikatakan sebagai suatu problema karena masalah

kemiskinan menuntut adanya suatu upaya pemecahan masalah secara berencana,

terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat. Kemiskinan yang dialami

perempuan merupakan dampak dari kebijakan pembangunan yang kurang respon

sif gender dan juga relasi gender yang tidak seimbang. Karena permasalahan

kemiskinan yang dihadapi laki-laki berbeda dengan permaslahan yang dihadapi

perempuan. Sehingga hal ini lah yang menjadikan perempuan berada pada posisi

marginal.

10 Sri Wahyuni dan Muhammad Yusuf, “hasil Penelitian Perempuan Miskin Dalam

Keterisolasiannya (Study Perempuan Komunitas Adat Terpencil Suku Laut) Di Desa Kelumu Kabupaten Lingga, Universitas Maritim Raja Ali Haji Maret 2012. Diakses 13 April 2018.

Page 31: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

12

Sandy Dharmakusuma, “Dampak Pembangunan Terhadap

Masyarakat Terasing”. Jalan keluar yang terbaik sebenarnya adalah membiarkan

masyarakat suku terasing diam ditempat habitatnya. Hanya memberikan sedikit

cara-cara/pengertian yang baru tentang pertanian, tetapi tetap memakai cara-cara

alam. Hanya perubahan pada metode slash and burn ini yang perlu dirubah.

Tentunya dengan penyuluhan yang hati-hati (dengan pembatasan-pembatasan agar

orang yang tak berkepentingan masuk), dan dengan pembekalan cara-cara bertani

menetap, penggunaan bibit unggul, pupuk alami, pembasmian hama secara alami

menggunakan cara pests'natural enemies, dan serta penghijauan kembali lahan-

lahan yang dibakar, serta pengetahuan pelestarian lingkungan. Dengan bekal-

bekal tersebut beserta pengetahuan yang dimiliki mereka, tentulah dapat

mengatasi masalah-masalah ini. Alternative lain adalah memindahkan mereka,

dengan istilah pemukiman ulang. Tapi cara ini sangat banyak kendalanya, seperti

yang terjadi pada suku bangsa Indian Amerika. Jika harus dimukimkan kembali,

harap dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan dengan persiapan yang matang.

Mereka akan berhadapan dengan lingkungan yang baru, nilai-nilai sosial, ekonomi

yang baru. Dan janganlah memperlakukan mereka sebagai warga negara kelas dua

di lokasi pemukiman yang baru. Hal ini tentu tergantung pada sikap masyarakat

setempat yang lebih dulu tinggal di habitat tersebut. Jika mereka tak berhasil

dengan adaptasi, kebanyakan mereka akan meninggalkan daerah pemukiman baru

dan kembali ke daerah yang lama, hanya untuk mendapatkan bahwa habitat

mereka telah berubah, dan berarti mereka akan tersingkir.

Page 32: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

13

Atik Rahmawati, “Kehidupan Suku Laut di Batam: Sebuah Fenomena

Kebijakan Pembangunan di Pulau Bertam Kota Batam”.11 Sebagai sebuah model

pengembangan masyarakat, pelaksanaan program PKAT pada komunitas Suku

Laut di pulau Bertam-Kota Batam memiliki kelemahan mendasar yaitu

pelaksanaan program tidak mempertimbangkan pada analisis kebutuhan (need

assessment) komunitas sasaran, disamping juga mengesampingkan aspek budaya,

adat dan istiadat komunitas sasaran serta didukung dengan kualitas sumber daya

manusia yang rendah ditunjukkan dengan tingkat buta huruf yang tinggi

menyebabkan Partisipasi komunitas sasaran masih terbatas pada Partisipasi

Incentive (Participation for Material Incentive) pada level fase “menenangkan”

atau masuk dalam kategori “tokenisme”. Tokenisme dalam keadaan terburuk akan

membuat orang-orang yang tak berdaya semakin tak berdaya dan terasing.

Akibatnya saat ini komunitas suku laut yang ada di pulau Bertam menjadi kurang

berkembang. Yang ditandai dengan adanya mobilitas warga baik pindah ke pulau

lain atau kembali menjalani kehidupan sebagai sea nomads.

Mat Syuroh, “Reinterpretasi Dari Program Pembinaan Ke

Pemberdayaan Dalam Pelestarian Ekologi Suku Terasing Di Indonesia (Studi

Kasus Suku Kubu di Sumatera)”.12 Di Kabupaten Musi Banyuasin terdapat suku

yang belum berakulturasi dengan masyarakat pasca tradisional. Mereka dikenal

dengan nama umum suku Kubu, Mereka tinggal berpindah-pindah dari rawa dekat

laut, sampai kaki bukit Kabupaten Musi Banyuasin. Mereka memakai pola hidup

11Atik Rahmawati, Kehidupan Suku Laut di Batam: Sebuah Fenomena Kebijakan

Pembangunan di Pulau Bertam Kota Batam. Universitas Indonesia, 2012. Diakses 13 April 2018. 12Mat Syuroh, Reinterpretasi Dari Program Pembinaan Ke Pemberdayaan Dalam

Pelestarian Ekologi Suku Terasing Di Indonesia (Studi Kasus Suku Kubu di Sumatera). Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 178 – 189. Diakses 13 April 2018.

Page 33: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

14

tradisional dengan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhannya tergantung

dengan Hutan, mereka meramu tumbuh-tumbuhan, Umbi-umbian dan Buah-

buahan serta berburu bunatang hutan seperti Babi, Rusa dan Kijang. Sosial dan

Kebudayaan mereka terjalin dengan kuat sesuai adat tradisional secara turun

temurun. Dalam pemenuhan kebutuhan antar kelompok maupun individu mereka

melakukan tukar menukar benda kebutuhan, kecuali dengan masyarakat pasca

tradisional di pinggiran lokasi mereka menggunakan Uang sebagai alat tukar atau

alat jual beli. Mereka menjual hasil hutan seperti; menyan, buah petanang,

beberapa jenis getah, obat alami dan lain-lain yang diperoleh dari hutan kepada

orang luar (orang terang). Kadang kala menukarkan hasil hutan barang-barang

keprluan hidup seperti munyak tanah, minyak kelapa serta alat-alat terbuat dari

besi seperti parang dan kampak dengan orang luar (orang terang).

Rosita, Imran Rachman dan Andi Sahri Alam. “Kearifan Masyarakat

Lokal Suku Lauje Dalam Pengelolaan Hutan Di Desa Bambasiang Kecamatan

Palasa Kabupaten Parigi Moutong”.13 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

bahwa masyarakat Suku Lauje masih menggantungkan hidupnya terhadap hutan,

dimana masyarakat masih memanfaatkan hasil dari hutan seperti kayu, dan hasil

hutan non kayu, (rotan, damar, bambu). Meskipun kebutuhan masyarakat

sepenuhnya bergantung terhadap hutan, akan tetapi mereka tetap menjaga

keseimbangan alam dengan mengambil hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari dengan pertimbangan bisa diwariskan kegenerasi berikutnya. Oleh

karena itu hutan sebagai sumber budidaya flora dan fauna yang mempunyai

13Rosita, Imran Rachman dan Andi Sahri Alam. Kearifan Masyarakat Lokal Suku Lauje

Dalam Pengelolaan Hutan Di Desa Bambasiang Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba Volume 5, Nomor 1 Hal: 80-86 Maret 2017. Diakses 13 April 2018.

Page 34: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

15

potensi ekonomis memerlukan upaya perlindungan. Hutan juga menyediakan

berbagai jenis obat-obatan dan pangan. Sebagai sarana rekreasi dan pariwisata,

hutan merupakan sebuah tempat rekreasi yang bebas pencemaran. Fungsi

pelestarian alam, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan tersebut yaitu tempat

rekreasi di alam terbuka, misalnya Taman Nasional.

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka penulis belum menemukan

secara spesifik penelitian terhadap Pendidikan Dasar Pada Suku Terasing (Studi

kasus di SD Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri Kecamatan ulujadi Kota Palu

Sulawesi Tengah).

E. Kerangka Teori

1. Pendiikadn Dasar

a. Pengertian Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan

dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat,

serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan

untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan

keterampilan dasar.

Pendidikan dasar disebut sekolah dasar (SD) yaitu lembaga

pendidikan yang dapat ataupun tidak dapat melanjutkan pelajarannya ke lembaga

pendidikan yang lebih tinggi, untuk menjadi warga negara yang baik.14 berikut

14https://silabus.org/pendidikan-dasar/. Diakses 24/12/17 pukul 08.05 wib.

Page 35: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

16

pengertian pendidikan dasar termaktub Dalam undang-undang sistem pendidikan

nasional bab VI pasal 17 menyebutkan:

1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah.

2. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah

ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah

menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTS) atau

bentuk lain yang sederajat. Dalam pendidikan ini akan terjadi

peletakan dasar dari pembangunan manusia. Esensi pendidikan yang

dialami oleh manusia pada permulaan hidup lebih ditekankan pada

fakta dan membaca fakta – fakta dalam pergelaran obyektifitas di

alam ini. Maka dalam pendidikan dasar, orang tua tidak boleh

bertengkar atau berbuat apa saja ya ng belum pantas diketahui oleh

anak, sebab hal itu akan merusak sistem dan suasana hati yang sedang

dibangun, karena alam ini tertib, maka rumah tangga serta

lingkungannya harus tertib.15

Orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya, untuk itu orang tua

harus membimbing dan mengarahkan mereka pada hal-hal yang baik dan

mendidik. Adapun tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara garis besar dapat disimpulkan

15https://silabus.org/pendidikan-dasar/. Diakses 24/12/17 pukul 08.05 wib.

Page 36: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

17

sebagai berikut, bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar ini adalah ditekankan

pada peletakan dasar pengetahuan dan keterampilan di mana pada tingkat ini

siswa atau anak hanya menangkap dan mengelola fakta-fakta yang ada.

Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani

“paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais” yang berarti

“anak” dan kata “ago” yang berarti “aku membimbing”. Jadi paedagogike berarti

aku membimbing anak. Orang yang pekerjaan membimbing anak dengan maksud

membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut ”paedagogos”.16.

Jadi pendidikan adalah usaha untuk membimbing anak.

Pendidikan seperti yang diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan. Definisi pendidikan lainnya yang dikemukakan oleh M. J.

Langeveld bahwa:

1. Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia

yang belum dewasa kepada kedewasaan.

2. Pendidikan ialah usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-

tugas hidupnya agar dia bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab.

3. Pendidikan adalah usaha agar tercapai penentuan diri secara etis sesuai

dengan hati nurani.17

16Soedomo A. Hadi, Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.2008). hlm. 17 17Revrisond Baswir dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS. 200).

hlm 108

Page 37: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

18

Pengertian tersebut bermakna bahwa, pendidikan merupakan kegiatan

untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini

dilakukan guna membekali anak untuk menapaki kehidupannya di masa yang

akan datang. Jadi dapat dikatakan bahwa, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas

dari perspektif manusia dan kemanusiaan.

Tilaar menyatakan bahwa “hakikat pendidikan adalah memanusiakan

manusia, yaitu suatu proses yang melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di

dalam eksistensinya”. Mencermati pernyataan dari Tilaar tersebut dapat diperoleh

gambaran bahwa dalam proses pendidikan, ada proses belajar dan pembelajaran,

sehingga dalam pendidikan jelas terjadi proses pembentukan manusia yang lebih

manusia. Proses mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang bersifat

mendasar (fundamental), karena di dalamnya terjadi proses dan perbuatan yang

mengubah serta menentukan jalan hidup manusia.18

b. Tujuan Pendidikan Dasar

Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian

integral dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai subjek

sekaligus objek pembangunan. Dengan demikian, pendidikan harus mampu

melahirkan SDM yang berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan dan

masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber pengerak

(driving forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat.

Sekolah memainkan peran yang sangat penting sebagai dasar

pembentukan sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar

18http://eprints.uny.ac.id/9397/3/bab%202%20-10712251005.pdf. Diakses 25/12/17 pukul

21.44 wib.

Page 38: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

19

untuk mengetahui dan membangun keahlian serta membangun karakteristik

mereka sebagai bekal menuju kedewasaan.

Bagi anak, ketika masuk ke sekolah dasar menandai suatu perubahan

dimana peran-peran dan kewajiban baru akan dialami. “For most children,

entering the first grade signal a change a from being a “homechild” to being a

“schoolchild” a situation in which new roles and obligations are experiences.

Melalui sekolah dasar, pertama kalinya anak belajar untuk berinteraksi dan

menjalin hubungan yang lebih luas dengan orang lain yang baru dikenalinya.

Suharjo mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai

berikut:

a) Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani,

bakat dan minat siswa.

b) Meberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang

bermanfaat bagi siswa.

c) Membentuk warga negara yang baik

d) Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di SLTP

e) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar bekerja di

masyarakat.

f) Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat mengembangkan

diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Tujuan pendidikan sekolah dasar lainnya dikemukakan oleh Suharjo

yaitu: (1) memberikan bekal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, (2)

memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa

Page 39: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

20

sesuai dengan tingkat perkembangannya, (3) mempersiapkan siswa untuk

mengikuti pendidikan di SLTP. Jika dicermati, tujuan pendidikan SD yang

dikemukakan oleh Suharjo memiliki kesamaan yaitu bahwa sekolah dasar

diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan

pengetahuan dan keterampilan dasar bagi anak yang diperlukan untuk hidup

dalam masyarakat. Selain itu, pendidikan sekolah dasar bertujuan mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan tingkat menengah.19

c. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

1) Perkembangan Fisik dan Kognitif

Masa sekolah dasar berlangsung antara usia 6-12 tahun. Masa ini

sering disebut juga masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar atau sekolah.

Pada masa ini anak-anak lebih mudah diarahkan, diberi tugas yang harus

diselesaikan, dan cenderung mudah untuk belajar berbagai kebiasaan seperti

makan, tidur, bangun, dan belajar pada waktu dan tempatnya dibandingkan

dengan masa pra sekolah.

Dilihat darikarateristik anak pertumbuhan fisik dan psikologisnya

anak mengalami pertumbuhan jasmaniah maupun kejiwaannya. Pertumbuhan dan

perkembangan fisik anak berlangsung secara teratur dan terus menerus kearah

kemajuan. “Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami

perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik”.20 Padafase ini

19Suharjo, “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”. (PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.2006)

hlm. 17 20Sugiyanto, Pendidikan Luar Sekolah dalam upaya mencerdaskan bangsa. (CV. Era

Swasta. Jakarta.,2010). Hlm.1

Page 40: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

21

pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat,

lebih kuat, dan juga lebih banyak belajar berbagai keterampilan.

Pada masa ini juga perkembangan kemampuan berpikir anak bergerak

secara sekuensial dari berpikir konkrit ke berpikir abstrak. Hal ini sejalan dengan

apa yang di kemukakan oleh Jean Piaget bahwa anak usia sekolah dasar berada

pada tahapan operasi konkrit. Pada tahap operasi konkrit ini anak sudah

mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal

yang abstrak. Dalam tahap ini anak mulai berkurang egosentrisnya dan lebih

sosiosentris (mulai membentuk peer group). Akhirnya pada tahap operasi formal

anak telah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk yang lebih

kompleks.21

d. Hubungan Orang Tua dan Anak SD

Santrock menyatakan bahwa “as children move into the middle and

late chilhood years, parents spend considerably less time with them”.Pada usia

akhir, waktu anak-anak bersama keluarganya cenderungberkurang. Hal ini

dikarenakan anak lebih banyak di sekolah dan atau bermain dengan teman-teman

sebayanya yang banyak menyita waktu. Anak tidak lagi puas bermain sendirian di

rumah, karena anak mempunyai keinginan kuat untuk diterima sebagai anggota

kelompok. Namun demikian, dalam hal penanaman norma sosial, kontrol,

dandisiplin, orang tua masih memiliki peranan penting bagi anak.22

21http://eprints.uny.ac.id/9397/3/bab%202%20-10712251005.pdf. Diakses 25/12/17 pukul

21.44 wib. 22http://eprints.uny.ac.id/9397/3/bab%202%20-10712251005.pdf. Diakses 25/12/17 pukul

21.44 wib.

Page 41: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

22

Kontrol yang diberikan orang tua terhadap anak lebih berkaitan

dengan memonitor perkembangan anak, mengarahkan dan memberi dukungan

(support), pemanfaatan waktu secara efektif ketika mereka langsung berhubungan

dengan anak-anaknya. Selain itu, orang tua juga harus berusaha menanamkan

kepada anak kemampuan untuk mengontrol perilaku mereka sendiri, untuk

menghindari resiko cedera, untuk memahami perilaku yang diharapkan, dan

merasakan perhatian ataupun dukungan dari orang tuanya. Berbagai hal tersebut

merupakan bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.

Fuad Ihsan menyatakan bahwa tanggung jawab pendidikan yang

perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain: (a)

memelihara dan membesarkannya, (b) melindungi dan menjamin kesehatannya,

(c) mendidik dengan berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna

bagi hidupnya, (d) membahagiakan anak dunia dan akhirat dengan

memberikannya pendidikan anak.

Dari penyataan ini, dapat dijelaskan bahwa orang tua memiliki

tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak. Pendidikan yang diberikan oleh

orang tua adalah bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya untuk memasuki

masa depan yang lebih baik.23

2. Daerah Tertinggal

a. Pengertian Daerah Tertinggal

Daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang

dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

23Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2008) hlm. 63-64.

Page 42: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

23

b. Kriteria daerah tertinggal ada enam yaitu :

1) Ekonomi yang meliputi jumlah penduduk, keluarga, penduduk miskin,

dan presntase kedalaman kemiskinan.

2) Sumber daya manusia meliputi jumlah penduduk, jumlah puskesmas,

dan fasilitas kesehatan

3) Infrastruktur meliputi jenis permukaan jalan utama, presentase rumah

tangga pengguna listrik, jenis pasar, dan jumlah dokter.

4) Aksebilitas yakni rata-rata jarak dan waktu tempuh dari kantor desa

/kelurahan yang membawahi.

5) Karakteristik daerah yakni presentase daerah berdasarkan

karakteristrik daerah

6) Kapasitas keuangan daerah besarnya celah fiscal berdasarkan

kabupaten dan tahun24

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dan konsep

pendidikan yang diusung oleh John Dewey. Pola pemikiran John Dewey tentang

pendidikan sejalan dengan konsep instrumentalisme yang dibangunnya, dimana

konsep-konsep dasar pengalaman (experience), pertumbuhan (growth),

eksperimen (experiment) dan transaksi (transaction), memiliki kedekatan yang

akrab, sehingga Dewey mendeskripsikan filosofi sebagai teori umum pendidikan

dan pendidikan sebagai laboratorium yang didalamnya berbeda-beda filosofis,

menjadi konkrit diuji.

24 Saifullah ,2006 dalam muhtar 2011

Page 43: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

24

Proyaksi penerapan teori Dewey dalam membangun kepentingan

sosial pada usia dasar dengan experience atau pengalaman yang sangat membantu

pendidikan karna mampu memperbaiki interaksi sosial dari yang kurang sopan,

dan dari bersuara keras menjadi lemah lembut.

Keyakinan bahwa semua pendidikan yang sejatinya muncul melalui

pengalaman tidaklah berarti bahwa semua pengalaman itu murni dan sama-sama

mendidiknya. Pengalaman dan pendidikan tidak bisa disamakan satu dengan yang

lainnya secara langsung. karena ada pengalaman bersifat salah didik, pengalaman

apapun yang mempunyai pengaruh menghambat ataupun mendistorsi

pertumbuhan pengalaman selanjutnya adalah salah didik.25

Mendefinisikan hal itu menjadi lebih singkat, sebagai suatu

rekonstruksi yang terus menerus dari pengalaman dan dalam democration and

education, Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai penuntun secara

intelegensia terhadap pengembangan tentang kemungkinan-kemungkinan yang

melekat pada kebiasaan pengalaman.

Jika dielaborasi lebih lanjut, pemikiran di atas dapat di artikan bahwa

untuk dapat tertarik pada suatu hendaknya terlebih dalam traksaksi yakni dengan

mengalami. Tesis ini berlaku baik pada anak maupun berbagai bentuk organisme

lain. Pengalaman adalah suatu proses yang bergerak terus menerus dari suatu

tahap ke tahap rekonstruksi sebagaimana problem baru mendorong inteligensi

untuk memformulasikan usulan-usulan baru untuk bertindak.

25 John dewey experience and education, diterjemahkan kamaruddin natsir,cetakan I,

April 2004(jakrta:PT Mizan Publika) hlm.10.

Page 44: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

25

Pada prinsipnya, pengembangan pengalaman dapat melakukan

interaksi berbagai aktifitas (means) dimana pendidikan pada dasarnya merupakan

suatu proses sosial. Makna sosial pada pendidikan merupakan penekanan khusus

dalam pemikiran pendidikan Dewey dan menentukan pandangan keduanya, anak

di sekolah dan sekolah di masyarakat.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Desain Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis langsung masuk ke lokasi

penelitian dan mengumpulkan data selengkap mungkin. Dari jenis penelitian

yang digunakan ini penulis berusaha untuk menjelaskan dan menggambarkan

masalah yang diangkat secara deskriptif tentang fenomena pendidikan dasar pada

suku terasing di SDN Inpres Salena.

b. Desain Penelitian

Penelitan ini menggunakan desain penelitian yang mengacu pada

etnografi. Penulis menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku,

kebiasaan, dan cara hidup. Penulis Mendeskripsikan dan menginterpretasikan

budaya, kelompok sosial atau sistem. Teknik pengumpulan data melalui observasi

dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk

kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Tempat penelitian

Page 45: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

26

Tempat penelitian ini adalah SD Inpres Kecil Salena Kelurahan Buluri

Kecamatan Ulujadi Kota Palu.penelitian ini dilakukan pada Pihak sekolah SDN

Inpres Salena, Masyarakat serta Siswa SD Inpres Kecil Salena sebagai subjek

penelitian.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokan menjadi tiga yaitu:

pertama, data yang diperoleh dari narasumber atau informan.Kedua, data yang

diperoleh dari tempat dan peristiwa.Ketiga, data yang diperoleh dari dokumen

resmi atau arsip. Informasi atau sumber data dari ketiga kelompok data diatas

diperoleh dari:

a. Informan atau narasumber, yang diperoleh dari:

Kepala sekolah, guru kelas dan siswa SDN Inpres Salena serta

masyarakat sekitar.

b. Tempat dan peristiwa, yang diperoleh dari:

Lingkungan sekolah SD Inpres Kecil Salena.

c. Arsip dan dokumen resmi, yang diperoleh dari:

Semua hal yang terkait SDN Inpres Salena berupa: visi dan misi

lembaga, kepengurusan dan struktur organisasi, sarana dan prasarana,

keadaan guru, keadaan siswa dan dokumen yang terkait tentang tema

penelitian ini.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Page 46: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

27

a. Observasi

Dalam hal ini peneliti menggali data tentang pendidikan suku terasing

di SDN Inpres Salena. Alat pengumpul data pada teknis observasi langsung

adalah pedoman observasi yang terdiri dari:

1) lembar observasi I untuk mengamati Pendapat masyarakat mengenai

pendidikan di SDN Inpres Salena.

2) lembar observasi II untuk mengamati pelaksanaan pendidikan di

SDN Inpres Salena.

3) lembar observasi III untuk mengamati hasil lulusan di SDN Inpres

Salena.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut

dilakukan dengan tanya jawab secara lisan, baik langsung maupun tidak

langsung.26Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (indeep interview).

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak dapat

diperoleh melalui tehnik observasi maupun dokumentasi yaitu untuk mendapatkan

data lebih dalam terkait karakteristik, dampak faktor dan strategi di SDN Inpres

Salena. Subjek yang diwawancarai adalah guru kelas, kepala sekolah dan siswa di

SDN Inpres Salena serta masyarakat yang ad di sekitar sekolah.

c. Dokumentasi

26Sugiyono, Metode Penelitian …,hlm.312

Page 47: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

28

Dalam hal ini penulis menyelidiki tentang gambaran umum lembaga,

sejarah sekolah, visi dan misi lembaga, kurikulum, kepengurusan, tujuan lembaga,

sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan siswa tata tertib dan dokumen yang

tentunya didapatkan dari SDN Inpres Salena.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:27

a) Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan lapangan.

b) Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

c) Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir

penelitian kualitatif. Penelitian harus sampai pada kesimpulan dan

melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran

kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada tesis ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan: pada bab I berisi: latar belakang masalah (identifikasi

masalah, pembatasan masalah) rumusan masalah; tujuan penelitian;

manfaat penelitian.

27Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara), hlm. 85-89

Page 48: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

29

2. BAB II Kajian Teori: pada bab kajian teori ini akan disajikan terkait teori-

teori yang dipakai peneliti berupa : pengertian Pendidikan Dasar, Tujuan

Pendidikan Dasar, Karakteristik Anak Sekolah Dasar, Hubungan Orang

Tua dan Anak SD, pengertian daerah tertinggal, kriteria daerah tertinggal.

Juga di sajikan kajian penelitian terdahulu dan metode penelitian.

3. BAB III Gambaran Umum : pada bab ini akan disajikan gambaran objek

penelitian. Mendeskripsikan tentang profil sekolah, sejarah berdirinya

SDN Inpres Salena, Visi Misi, keadaan sekolah, kepala sekolah,pendidik

dan tenaga kependidikan, siswa, kurikulum, dan sarana dan prasarana di

SDN Inpres Salena.

4. BAB IV pada bab ini berisi tentang analis dan pembahasan tentang hasil

penelitian. Di bab ini peneliti membahas empat poin pembahasan yaitu

pengelolaan kurikulum di SDN Inpres Kecil Salena, pengelolaan

pendidikan di SDN Inpres kecil Salena melalui sumber daya manusia,

upaya SDN Inpres Kecil Salena dalam membangun Karakter dan Budaya,

dan upaya yang dilakukan SDN Inpres Kecil Salena dalam meningkatkan

reliugisitas peserta didik.

5. BAB V Simpulan dan Saran: pada bab ini akan di sajikan simpulan tentang

hasil penelitian yang merupakan jawaban atas fokus penelitian, saran

pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

Page 49: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

144

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Sekolah Dasar Inpres Kecil Salena menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Akan tetapi belum diterapkan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Kurikulum KTSP di SDN Inpres Kecil Salena belum

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sokolah. Hal ini disebabkan karena

banyaknya guru yang belum mengerti cara mengembangkannya serta

banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya dengan

demikian pelaksanaan kurikulum masih banyak kendala yang harus

ditangani.

2. Sumber daya manusia di SDN Inpres Kecil Salena masih sangat terbatas

disebabkan karena keberadaan sekolah yang terletak di daerah pegunungan

yang jauh dari perkotaan. Untuk meningkatkan standar kualitas sumber daya

manusia, kepalah sekolah melakukan perencanaan sumber daya manusia,

pengorganisasian sumber daya manusia, pelaksanaan sumber daya manusia,

pelatihan dan evaluasi. Dari sekian langkah tersebut upaya yang banyak

mengalami kendala adalah pelaksanaan sumber daya manusia karena

tingginya tuntutan profesi guru, kurangnya pendidikan dan pengembangan

guru serta guru terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga

pelaksanaan program kerja tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Page 50: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

145

3. Masyarakat Salena memiliki karakter yang unik, kasar, kurang peduli.

Sedangkan budaya masyarakat Salena adalah agama (Islam dan Kristen).

Bahasa yang digunakan adalah bahasa kaili, dan suku masyarakat adalah

suku kaili. Dari karakter dan budaya yang diwariskan secara turun temurun

inilah sehingga anak-anak mereka mewarisi karakter dan budaya dari orang

tua sehingga sekolah melakukan beberapa upaya yaitu melakukan

kunjungan rumah, membiasakan siswa bertutur kata yang lembut,

membiasakan siswa memiliki rasa kepedulian, belajar membaca Alquran,

belajar tata cara berwudhu, belajar tata cara shalat/praktek shalat,

membiasakan menggunakan bahasa indoneia di sekolah.

4. Peningkatan religiusitas masyarakat, dilakukan dengan cara mengenalkan

dan menjelaskan keberadaan mereka terhadap keyakinan yang baru mereka

yakini Islam. Demikian pula dengan religiusitas anak-anak mereka, jika

orang tua tidak memiliki sifat religiusitas maka akan diwariskan kepada

anak-anak mereka. Maka sekolah melakukan kegiatan yang merupakan

penjabaran dari pelajaran agama islam di sekolah. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan di sekolah adalah menjelaskan kepada siswa tentang

keberadaan Tuhan yang disembah yaitu Allah swt, mengajarkan siswa

mengaji, berwudhu, shalat dan ketika waktu shalat kadang dibawah ke

masjid untuk melatih shalat berjamaah.

Page 51: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

146

B. Saran

Diharapkan pihak sekolah berbenah diri dan meningkatkan kualitas

sekolahnya agar dapat bersaing dengan sekolah yang lain meskipun berada di

daerah pegunungan.

Untuk Pemerintah diharapkan perhatian dan dukungan pemerintah

untuk mendukung kemajuan sekolah dengan melakukan pembinaan. Pembinaan di

sekolah berupa pelatihan mengembangkan silabus, membuat RPP dan manajemen

kepegawaian. Kemudian mengadakan pembinaan keagamaan bagi masyarakat

salena secara kontinyu.

Page 52: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

147

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Rosdakarya, 2011

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013

Baswir, Revrisond dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang: UNNES PRESS. 2000

Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum,

Dessler, Gray. Human Resources Management terj. Benyamin Molan, Jakarta: Prenhallindo, 1997

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: CV Penerbit Jurnatul Ali-Art, 2004

Hadi, Soedomo A, Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2008

Hakim Alfajar, Lukmanul. Upaya Pengembangan Pendidikaan Karakter di SDN Sosrowijayan, 2014, (Skripsi tidak diterbitkan)

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2002

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012

Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.2008.

Joko Susilo, Muhammad. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ; Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012

John dewey experience and education, diterjemahkankamaruddinnatsir,cetakan I, April 2004(jakrta:PTMizanPublika)

Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir III. Beirut: Dar al-Fikr, TTP Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.2008.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DIKNAS, 2002)

Majid, Abdul. Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis. Bandung: Interes Media, 2014

Maunah, Binti. PengembanganKurikulum Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: Teras, 2009

Page 53: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

148

Marsh, C.J. Key concepts for understanding curriculum. New York. Routledge, 2009

Muhammad al-Razi Fakhruddin Ibnu al-Allamah Dliya al-Din Umar al-Musytahar,Tafsir al-Fakhr al-Razi, al-Mustahir Bi al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih, Juz XXIII, Beirut Libanon: Dar al-Fikr

Muhtarom Wing, Skripsi Pelaksanaan Kurikulum Pai, Palu 2007

Mulyasa, EPedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005.

Mulyasa,E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Muslich, Mansur Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Moschetta, Development, evaluation, and implementation of the secondary english curriculum evaluation. (Disertasi doktor, Robert Morris University, 2010). UniversityMicrofilms International number: 3442978.

Narsoyo RetsoatmojoTedjo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Bandung: Refika Aditama, 2010

Notoatmodjo, Soekodjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta, 1998.

Olivia, Developing The Curriculum. Harper: Collins Publishers, ttp

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet.9, Jakarta : Kalam Mulia Group, 2012

Rusman, Manajemen Kurikulum, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011

Sabrini dan Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2011

Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012.

Saleh, Sanapiah, Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional, Penerbit:Usaha Nasional, 1981

Suherman, Eman. Kiat Sukses Membangun SDM Indonesia. Bandung: CV. Allfabeta, 2012Saleh, Sanapiah, Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional, Penerbit:Usaha Nasional, 1981.

Suharjo, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.2006

Page 54: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

149

Sugiyanto, Pendidikan Luar Sekolah dalam upaya mencerdaskan bangsa.(CV. Era Swasta. Jakarta.,2010).

Sulaiman, Setia Gumilar, Teori-Teori Kebudayaan (Pustaka Setia, 2013)

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Wiles, J. Leading curriculum development. New York: Corwin Press A SAGE Company, 2009.

Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.( Yogyakarta: DIVA Press, 2010)

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Atik Rahmawati, Kehidupan Suku Laut di Batam: Sebuah Fenomena Kebijakan Pembangunan di PulauBertam Kota Batam. Universitas Indonesia, 2012.

Didin Saripudin.,”Pendidikan Yang Berwawasan Lingkungan Masyarakat Terasing Beberapa Pengalaman Di Indonesia”, paper dipersentasikan dalam Internasional Conference Indigonous Pedagogies, Malaysia, 10-12 Nopember 2008.

Mahmud My da nEdy Kusnadi,” Pembangunan Sosial Masyarakat Terasing Di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Masyarakat Suku Anak Dalam Di Muaro jambi”, dalam Jurnal Media Akademika, Vol 25,Nomor 4, Oktober 2010.

Mat Syuroh, Evaluasi Pelaksanaan Program Pembinaan Masyarakat Terasing di Indonesia. Sosiohumanika, 4(2) 2011.

Mat Syuroh, “Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas di Indonesia (Studi Kasus Kelompok Batin Sembilan di Provinsi Jambi), Tahun 2011, Volume 24, Nomor 1 Hal: 17-23.

Mat Syuroh, Reinterpretasi Dari Program Pembinaan Ke Pemberdayaan Dalam Pelestarian Ekologi Suku Terasing Di Indonesia (Studi Kasus Suku Kubu di Sumatera). Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 178 – 189.

Rosita, Imran Rachman dan Andi Sahri Alam. Kearifan Masyarakat Lokal Suku Lauje Dalam Pengelolaan Hutan Di Desa Bambasiang Kecamatan Palasa Kabupaten ParigiMoutong. Warta Rimba Volume 5, Nomor1 Hal: 80-86 Maret 2017.

Sri Wahyuni dan Muhammad Yusuf, “hasil Penelitian Perempuan Miskin Dalam Keterisolasiannya (Study Perempuan Komunitas Adat Terpencil Suk

Page 55: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

150

uLaut) Di Desa Kelumu Kabupaten Lingga, Universitas Maritim Raja Ali Haji Maret 2012.

Wawan Suprianto Nadra, dkk , ”Kebiasaan Belajar Anak Dalam Keluarga Suku Togutil Halmahera Timur”, dalam Jurnal Pendidikan,Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Vol.1,Nomor 9, September 2016.

Zulfa Jamalie, Pola Dakwah pada ‘Masyarakat Suku Terasing’ di Kalimantan

Selatan.Jurnal Dakwah, Vol. XVI, No. 1 Tahun 2015.

Https :// repositoriy/ Unri.ac.id/ xmlui/bitstream/ handle/ 123456789/ 4961/ 2. Perawati.pdf?sequence=1. Diakses 23/12/2017/pukul 19:23.

Error! Hyperlink reference not valid. pendidikan-untuk-penduduk-pulau-terpencil-kasus-pendidikan-di-pulau-mursala//. Diakses 23/12/2017 pukul 20.15 wib.

http://eprints.uny.ac.id/9397/3/bab%202%20-10712251005.pdf. Diakses 25/12/17 pukul 21.44 wib.

https://silabus.org/pendidikan-dasar/. Diakses 24/12/17 pukul 08.05 wib.

http://citraendahsblog.blogspot.co.id/2010/07/dakwah-terhadap-suku-terasing.html. Diakses 25/12/17 pukul 22.14 wib.

https://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/03/11/manajemen-sumber-daya-manusia-terhadap-kualitas-sekolah. Diakses 31 Januari 2018

Wiki Pedia Indonesia, Pengertian Budaya, https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Pengertian_Budaya, diakses tgl 6 Pebruari 2018

http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/ Diakses 31 Januari 2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diakses 31 Januari 2018

Page 56: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

151

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Mas’uddin, S.Pd.I

Jabatan : KepalaSekolah

Hari/ Tanggal : Selasa/06 Februari 2018

Tempat : RuanganKepalaSekolah

Daftar Pertanyaan dan Jawaban.

1. Kurikulum apa yang digunakan disekolah bapak?

Jawaban:

Kurikulum yang digunakan disekolah ini adalah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

2. Bagaimana pendapat bapak tentang kurikulum KTSP ?

Jawaban :

Menurut saya: KTSP merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan

yang menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). KTSP itu sebenarnya hamper sama dengan KBK

hanya dalam KTSP ini yang ditentukan hanya standar kompetensi dan

kompetensi dasar sedangkan yang lainnya membuat sendiri seperti

indikator, materi, silabus disusun sesuai dengan keadaan sekolahnya

masing-masing. Sejak diberlakukannya model kurikulum KTSP, pihak

sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan kurikulum

tersebut dengan segala aspek yang ada di sekolah diantaranya kesiapan

sekolah itu sendiri dilihat dari kesiapan sarana dan prasana yang ada,

kesiapan guru di dalam proses belajar mengajar, dan kesiapan siswa itu

sendiri di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

kurikulum tersebut.

Page 57: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

152

3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum disekolah bapak?

Jawaban :

Dalam pelaksanan kurikulum disekolah, tidak semua guru menguasai

kurikulum yang ada yaitu KTSP. Sehingga sebagian guru dalam menyusun

silabus hanya menyalin atau mengcopy dari sekolah lain sehingga silabus

yang ada tidak dikembangkan sesuai dengan situasi yang ada disekolah.

4. Adakah tim pengembang kurikulum disekolah bapak?

Jawaban :

Tim pengembang kurikulum ada, tetapi dalam pelaksanaannya tim

pengembang kurikulum tidak bekerja. Jadi kalau ada masalah-masalah

yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum ya terpaksa saya

sebagai kepala sekolah langsung mengatasinya semampu saya.

5. Apa upaya yang bapak lakukan dalam peningkatan mutu pendidikan dan

apa dampak dari upaya tersebut?

Jawaban:

Peningkatan mutu pendidikan sangat saya rasakan dengan adanya

manajemen sumber daya manusia yang saya lakukan, berdampak pada

kinerja guru semakin mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya

alternatif metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan guru dalam kelas,

selain itu penggunaan media-media pembelajaran juga semakin

menjadikan kegiatan belajar menjadi aktif dan kreatifdan yang paling

terlihat adalah peningkatan prestasi belajar siswa semakin meningkat.

6. Bagaimana karakter dan budaya pesrta didik di SDN Inpres Kecil salena ?

Jawaban :

Peserta didik di sekolah ini pada umumnya kasar, kurang peduli dan tidak

terbuka kepada orang yang baru mereka lihat.pada umumnya mereka

beragama islam akan tetapi sebagian besar peserta didik belum mengerti

tentang ajaran-ajaran islam seperti, sholat,berwudhu dan mengaji.

Page 58: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

153

Nara Sumber : RosniatiS.Pd.I

Jabatan : Guru Kelas III

Hari/ Tanggal : Selasa/06 Februari 2018

Tempat : Ruang Guru

Daftar Pertanyaan Dan Jawaban

1. Apa saja kendala dalam pelaksanaan kurikulum K13 di SDN Inpres Kecil

Salena?

Jawaban :

Menurut saya: Kurikulum di SDN Inpres Kecil Salena mengalami

kemandekan dalam mengimp lementasikan K13 karena tenaga pendidik

yang terdapat disekolah, tidak mengajar sesuai dengan keahlian masing-

masing sehingga sangat berdampak terhadap mutu pendidikan sekolah dan

peserta didik.

2. Bagaimana karakter penduduk Salena?

Jawaban :

Rata-rata penduduk di dusun Salena ini pekerjaannya bertani dan

berburuh. Kalo sudah pergi berburuh mereka tidak pusing lagi dengan

urusan yang lain termasuk menyuruh anak-anak mereka pergi kesekolah,

bahkan jika anak-anak mereka sudah besar kela sempat sampai kelas enam

itu diajak juga pergi berburuh meskipun di pagi hari.

Page 59: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

154

Nara sumber : Lila.A.Ma.Pd

Jabatan : Guru Kelas VI SDN Inpres Kecil Salena

Hari /tanggal : Senin/12Februari 2018

Tempat : Ruang Guru

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagaimana proses pengorganisasian sumber daya manusia di SDN Inpres

Kecil Salena?

Jawaban:

Proses pengorganisasian yang dilaksanakan di di SD Inpres Kecil Salena

merupakan pengaturan kerjasama, yakni membagi pada tiap tenaga

pendidik dengan sebuah tanggungjawab, tetapi sebenarnya

pengorganisasian tidak hanya mencakup sumber daya manusia, tetapi juga

sumber daya keuangan, karena dalam setiap pelaksanaan kegiatan tentu

membutuhkan pendanaan. Pengorganisasian juga merupakan

pembentukan struktur organisasi dan penjelasan terhadap job diskripsi

masing-masing tugas, kemudian melakukan pembagian tugas sebagai

mana jabatan masing-masing, dan hal itu terkait dengan semua aktivitas

sekolah dari siswa, keuangan, pendanaan dan lain sebagainya.

2. Bagaimana upaya pengembangan dan pelatihan guru dilingkungan SDN

Inpres Kecil Salena?

Jawaban:

Pengembangan dan pelatihan diberikan oleh pihak sekolah kepada tenaga

pendidik untuk meningkatkan kompetensi, melalui pelatihan yang

diberikan pada berbagai acara workshop, maka tenaga pendidik di SD

Inpres Kecil Salena mendapatkan informasi serta pengetahuan dalam

meningkatkan hasil pembelajaran.

Page 60: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

155

Nara Sumber : Dra.Minarsyi

Jabatan : Guru kelas V SDN Inpres Kecil Salena

Hari /tanggal : Senin 19 Februari 2018

Tempat : Ruang Guru

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Menurut ibu bagaimana penyediaan perangkat pembelajaran di SDN Inpres

Kecil Salena?

Jawaban :

Meskipun sekolah kami berada jauh dari kota kami tetap semangat

menyiapkan perangkat pembelajaran. Hal ini kami lakukan agar dalam

mengajar nanti kami terfokus pada masalah dan tujuan yang hendak

dicapai. Meskipun demikian, kami mengalami kendala dalam menyusun

perangkat pembelajaran karena sulit menyesuaikan dengan kondisi

lingkungan. Untuk mengurangi kesulitan ini, kami menyusunnya secara

berkelompok agar bias saling berdiskusi dan berkumpul sambil saling

mengakrabkan diantara kami.

2. Agama apa yang dianut oleh penduduk di sekitar SDN Inpres Salena?

Jawaban :

Penduduk disini semuanya muslim tidak ada yang beragama selain agama

Islam, alhamdulillah. Tetapi kalau yang di bagian atas sana terbalik

semuanya beragama Kristen tidak ada yang beragama Islam. Tetapi

mereka semuanya penduduk asli sini bukan pendatang.

Page 61: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

156

Nara Sumber : Aidy, S.Ag

Jabatan : Guru Pendais SDN Inpres Kecil Salena

Hari / Tanggal : Senin/19 Februari 2018

Tempat : Ruang Guru

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Menurut bapak, bagaimana pengetahuan peserta didik terkait bacaan al-

qur’an?

Jawaban:

Kebanyakan siswa kami disini belum tahu membaca Alquran atau

mengaji. Ini disebabkan karena orang tua mereka juga belum tahu mengaji

dan orang tua mereka juga kurang peduli terhadap anak-anak mereka.

Sehingga kami mengajarkan siswa disini untuk membaca Alquran.

Sehingga siswa disni tidak cukup hanya mengharapkan materi dipelajaran

agama saja tetapi kami harus keluar materi atau membagi materi sesuai

silabus.Misalnya satu jam materi sesuai silabus dan satu jam kami gunakan

untuk mengajar mengaji.

2. bagaimana pemahaman masyarakat salena tentang tata cara berwudhu?

Kalau saya pribadi melihat masyarakat disini belum mengetahui dasar-

dasar ajaran islam, karena selain mereka belum dibimbing secara langsung

juga mereka kasian belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah

untuk dibimbing. Memang sudah ada dulu mereka dibimbing tetapi sudah

lama sekali setelah itu tidak ada lagi. Saya rasa mereka tidak mau shalat

itu karena mereka belum tau bagaimana cara berwudhu.

Page 62: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

157

Nara Sumber : SuhaediA.Ma.

Jabatan : Guru KelasIV SDNInpres Kecil Salena

Hari/ Tanggal : Selasa, 27 Februari 2018

Tempat : Ruang Guru

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Bahasa apa yang di gunakan oleh penduduk salena?

Jawaban :

Penduduk di sini semuanya menggunakan Bahasa kaili dia legunde. Banya

ksekali ini bahasa kaili ibu, saya saja sebagai orang kaili tidak hafal semua

berapa jumlahnya apalagi bahasanya. Tetapi masyarakat disini

menggunakan bahasa kaili unde. Kaili itu induknya, maksudnya semua

bahasa disni namanya kaili tapi dialegnya berbeda.Yang menggunakan

dialeg unde disebut dengan kaili unde.

2. Dalam hal pembinaan shalat, apa saja upaya yang dilakukan pihak sekolah?

Jawaban :

Di sekolah kami ini ibu, siswanya rata-rata masi primitif. Sehingga

dibutuhkan kesabaran dalam membimbing mereka. Shalat saja mereka

belum tahu caranya, jadi kami dari pihak sekolah berinisiatif melakukan

pembimbingan terhadap siswa tentang tata cara shalat, dipraktek satu-satu

agar mereka mengerti. Tidak cukup kalo mengharapkan pelajaran agama

islam. Kami membimbing mereka ini dengan harapan orang tua mereka

yang belum mengetahui cara shalat akan dibimbing oleh anak-anak mereka

di rumah.

Page 63: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

158

LAMPIRAN II HASIL OBSERVASI

HASIL OBSERVASI

06/02/2018

SDN INPRES KECIL SALENA

Pada hari pertama observasi di SDN Inpres Kecil Salena, pada obsevasi pertama

ini peneliti sangat merasa kagum dengan guru-guru yang ada di sekolah ini

mereka mampu bertahan sampai sekarang ini, dengan kondisi jalan yang masih

bebatuan dan dataran tinggi sehingga membutuhkan waktu yang lumayan lama

untuk sampai ketempat ini. Saya melihat ruangan yang ada di SDN ini tidak

begitu banyak dengan kondisi yang memprihatinkan, kelas yang pakai untuk

berlangsungnya proses belajar mengajar ada enam kelas akan tetapi hanya satu

ruangan yang menurut saya layak untuk di gunakan. Ruang kepala sekolah, ruang

guru, ruang TU, dan ruang perpustakaan yang bersatu hanya meja dan beberapa

tripleks yang disekat sebagai pembatas. Ada satu kamar mandi yang digunakan

secara bersamaan antara guru dan peserta didik, itupun belum lama dibangun

karena ada anggaran dari pemerintah, mereka mengutamakan kamar mandi dulu

yang dibangun karna terkadang ada anak yang dating tidak mandi jadi guru

mandikan dulu baru masuk ke kelas, adajuga yang izin pulang buang air besar tapi

tidak kembali lagi kesekolah. masyarakat yang ada di sekitar sekolah merasakan

dengan adanya sekolah ini mereka terbantu sebab anak mereka tidak jauh lagi

pergi sekolah karena sedangkan dekat saja peserta didik masih banyak yang malas

kesekolah apa lagi jauh. Mereka sangat bersyukur karena anak mereka bias

menikmati pendidikan meskipun hanya sampai SD saja, karena kebanyakan anak

mereka tidak melanjutkan ke SMP dengan berbagai macam faktor, seperti jauhnya

SMP dari rumah dan masih banyak yang berfikir bersekolah hanya membuang

waktu mereka.

Page 64: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

159

Dengan adanya SDN Inpres Kecil Salena peserta didik bias belajar ajaran agama

islam, mulai dari berwudu, mengaji, dan sholat karena sebagian besar orang tua

peserta didik tidak memahami ajaran agama islam.

Page 65: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

160

DATA OBSERVASI II

12/02/2018

SDN INPRES KECIL SALENA

Pada hari kedua tepatnya tanggal 12 februari 2018 saya berada di kelas I seperti

umumnya sekolah, dikelas ini berlangsung proses belajar mengajar akan tetapi

suasana ruangan yang sangat berisik karena peserta didik berbicara memang

seperti orang yang berteriak dan memakai bahasa daerah (bahasa kaili) yang saya

tidak mengerti. Peneliti merasakan bahwa guru sangat sabar dan penuh semangat

dalam menghadapi mereka, menurut Nurlela selaku wali kelas I yang

bertanggungjawab dikelas ini pesrta didik di kelas ini masih perlu perhatian dan

diberikan bimbingan yang intensif,s eperti bertutur kata yang sopan dan

berbahasa Indonesia yang baik serta memberikan rasa nyaman dan hal yang baru

sehingga mereka semangat untuk kesekolah. Pada hari ini sedang berlangsung

pelajaran bahasa Indonesia dengan tema transportasi, guru menyediakan media

pembelajaran berupa gambar seperti, kereta api, pesawat , kapal laut, mobil, dan

motor, mereka antusias sekali melihat gambar-gambar tersebut karna yang mereka

sering lihathanya motor dan mobil besar yang terkadang lewat di sekitar rumah

mereka yang mengambil bahan material. Setelah itu guru menanyakan kepada

siswa siapa yang pernah naik pesawat, keadaan ruangan tenang sejenak karena

tidak ada yang menjawab, setelah itu kembali berisik lagi, setelah itu guru

menjelaskan tentang alatt ransportasi tersebut kemudian memberikan tugas.

Page 66: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

161

DATA OBSERVASI III

19/02/2018

SDN INPRES KECIL SALENA

Tamatan di SDN Inpres Kecil Salena belum sesuai dengan harapan dalam hal

kelanjutan pendidikan karena sebagian besar pserta didik harus membantu orang

tua mencari nafkah, sementara jarak tempuh untuk kesekolah lanjutan (SMP)

terbilang cukup jauh. Peserta didik masih ada yang ingin merasakan kebebasan

tidak terikat oleh tanggungjawab, dan kurangnya kesadaran oleh orang tua untuk

memotivasi anak mereka untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam hal agama, tamatan SDN Inpres Salena sudah bias membimbing diri

sendiri untuk mengaji berwudhu dan sholat, bahkan ada yang sudah bias

mengajarkan kepada orang tuanya tentang tata cara berwudhu, meskipun masih

banyak orang tua yang kurang peduli tentang ajaran agama.

Page 67: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

162

DATA OBSERVASI IV

27/02/2018

SDN INPRES KECIL SALENA

Pada hari ini saya berada dikelas IV , berbeda dengan kelas I suasana dikelas ini

lebih tenang, di kelas ini sedang berlangsung pelajaran Pendais (pendidikan

agama islam) peserta didik sangat antusias menyimak pelajaran tentang tata cara

berwudhu yang di ajarkan oleh Aidy selaku penanggung jawab mata pelajaran

Pendais, masih banyak pesreta didik yang belum mengetahui tata cara berwudhu

meskipun palajaran ini sudah berulang kali di ajarkan dari kelas I karena tidak ada

pembiasaan di rumah sehingga mereka lupa,karena sebagian besar orang tua

mereka kurang peduli dengan ajaran agama islam meskipun mereka muslim.

Setelah menjelaskan tata cara berwudhu tibalah saatnya praktek tata cara

berwudhu, pesrta didik sangat antusias karena berada di luar kelas sambil

menunggu giliran mereka bermain air.

Setelah semua siswa mendapatkan giliran untuk praktek berwudhu, guru

menyuruh siswa untuk kembali kekelas dan memberikan tugas tentang tata cara

berwudhu setelah selesai mereka mengumpulkan tugas tersebut.

Page 68: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

163

LAMPIRAN III DOKUMENTASI

Papan Nama Sekolah

Kondisi Salah Satu Gedung SD INPRES SALENA

Page 69: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

164

Kondisi Salah Satu Ruang Kelas dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar

Kondisi Salah Satu Ruang Kelas dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar

Page 70: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

165

Kondisi Jalan Menuju Lokasi Penelitian di SDN INPRES SALENA

Kondisi Ruang Guru SDN INPRES SALENA

Page 71: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

166

Sesi Wawancara antara Peneliti bersama salah satu Dewan Guru di SD INPRES SALENA

Sesi Wawancara antara Peneliti bersama salah satu Dewan Guru di SD INPRES SALENA

Page 72: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

167

Sesi Wawancara antara Peneliti bersama salah satu Dewan Guru di SD INPRES SALENA

Sesi Wawancara antara Peneliti bersama salah satu Dewan Guru di SD INPRES SALENA

Page 73: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

Sesi Wawancara antara Peneliti bersama

Kondisi WC di SD INPRES SALENA

Sesi Wawancara antara Peneliti bersama Kepala Sekolah SD INPRES SALENA

Kondisi WC di SD INPRES SALENA

168

SD INPRES

Page 74: PENDIDIKAN DASAR PADA DAERAH TERTINGGALdigilib.uin-suka.ac.id/31975/1/1620420040_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...Keempat, bagaimana peningkatan religiusitas masyarakat. Penelitian ini

169

LAMPIRAN IV DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Kuliawati

2. Tempat, tanggal lahir : Palopo, 24 Oktober 1986

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Pertiwi BTN Silae Regency Blok G No 5

kotaPalu Sulawesi Tengah

6. No. Hp : 081341294193

7. Email : [email protected]

8. Nama orangtua

a. Ayah : SuardiIkhsan

b. Ibu : Dra.gustiahRippi

9. Alamat orangtua : Palopo Sulawesi Selatan

10. Pendidikan :

a. Tamat SD Negeri 81 LangkanaePalopolulus Tahun 1998

c. MTsN Model Palopolulus Tahun 2001

d. Tamat SMA Negeri 3 PalopoTahun 2004

e. Tamat S1 Pendidikan Agama Islam Universitas MuhammadiyahPalu

Sulawesi Tengah lulus Tahun 2009

f. S2 Konsentrasi Guru Kelas Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

11. Karya Ilmiah:

Pendidikan islam di Indonesia studi komparasi pemikiran KH.Ahmad

Dahlan,KH.Hasyim Asy’ari, dan KH. Imam Zarkasyi(Jurnal IQRA

IlmuKependidikandanKeislaman)