Pendidikan Pancasila Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

download Pendidikan Pancasila Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

of 28

description

Pendidikan Pancasila Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Transcript of Pendidikan Pancasila Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pendidikan PancasilaPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan Pengetahuan

Disusun Oleh :Dimas Syahputra141511007Helmi Fauzi141511011Inda Nabila Maulida141511012Khubaib S. A141511015Muarza Zahrian141511018Muhamad Iqbal141511020Pratamagusta Parawita M. D141511025

Kelas 2-A

Jurusan Teknik Komputer dan InformatikaProgram Studi D3 Teknik InformatikaPoliteknik Negeri Bandung

2015

iDAFTAR ISI

DAFTAR ISIiBAB IPENDAHULUAN11.1.Pengertian Ilmu11.2.Pengertian Ilmuwan11.3.Fakta Pengembangan llmu Saat Ini1BAB IIPENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN32.1.Ilmu Dalam Persektif Historis32.1.1.Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.32.1.2.Sejarah Perkembangan IPTEK di Indonesia72.1.3.Keterkaitan globalisasi terhadap IPTEK.92.2.Aspek Penting Dalam Ilmu Pengetahuan122.3.Pilar-Pilar Penyangga Bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan132.4.Prinsip-Prinsip Berpikir Ilmiah142.5.Perilaku-Perilaku yang Harus Dimiliki Ilmuwan15BAB IIISTUDI KASUS163.1.Studi Kasus163.1.1Menristek Dikti Segera Tutup 18 Kampus Penjual Ijazah Palsu163.1.2.Pelaku Akademik Melakukan Plagiarism183.1.3.Guru Besar dan Mahasiswa Terlibat Narkoba203.2.Pancasila sebagai Dasar Nilai Dalam Strategi Pengembangan Ilmu22BAB IVPENUTUP23REFERENSI25

iBAB IPENDAHULUAN

1.1. Pengertian IlmuMenurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa Latin (science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Perbedaan ilmu dan pengetahuan yaitu : Secara umum, Pengertian ilmu merupakan kumpulan proses kegiatan terhadap suatu kondisi dengan menggunakan berbagai cara, alat, prosedur dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis, objektif, empiris, sistematis dan verifikatif. Sedangkan pengetahuan (knowledge) merupakan kumpulan fakta yang meliputi bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum bisa disebut sebagai ilmu, tetapi ilmu pasti merupakan pengetahuan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode ilmiah tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan. Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia, Pengertian Ilmu/ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menemukan, menyelidiki dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai bentuk kenyataan dalam alam manusia.Menurut Karl Pearson Ilmu merupakan keterangan yang konsisten dan komprehensif tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.

1.2. Pengertian IlmuwanMenurut kamus besar Bahasa Indonesia hal. 325, Ilmuwan adalah : orang yang ahli, orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu, orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh.Menurut Webster Dictionary, Ilmuwan (Sciantist) adalah seorang yang terlibat dalam kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan (ilmu).Ensiklopedia Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.

1.3. Fakta Pengembangan llmu Saat IniFakta saat ini adalah ilmu-ilmu empiris mendapatkan tempat yang sentral dalam kehidupan manusia karena dengan teknologi modern yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan prakts hidup manusia. Ilmu-ilmu empiris tersebut tumbuh dan berkembang dengan cepat melebihi ritem pertumbuhan dan perkembangan perdadaban manusia. Ironisnya tidak diimbangi kesiapan mentalis sebagian masyarakat, khususnya di Indonesia.Teknologi telah merambah berbagai bidang kehidupan mausia secara ekstensif dan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia secara intensif, termasuk merubah pola pikir dan budaya manusia, bahkan nyaris menggoyahkan eksistensi kodrati manusia sendiri (Iriyanto 2005). Misalnya, anak-anak sekarang engan alat-alat permainan yang serba teknologis seperti playstation, mereka sudah dapat terpenuhi hasrat hakikat kodrat sosialnya hanya dengan memainkan permainan tersebut sendirian. Mereka tidak sadar dengan kehidupan yang termanipulasi teknologi.Probelmatika keilmuwan dalam era millenium ketiga ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan ilmu pada masa-masa sebelumnya. Karena itu untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif perlu dikaji aspek kesejarahan dan aspek-aspek lainnya terkait dengan ilmu dan teknologi. Dari sini, problematika keilmuwan dapat segera diantisipasi dengan merumuskan kerangka dasar nilai bagi pengembangan ilmu. Kerangka dasar nilai ini harus menggambarkan usatu sistem filosofi kehidupan yang dijadikan prinsip kehidupan masyarakat, yang sudah mengakar dan membudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila.

BAB IIPENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

2.1. Ilmu Dalam Persektif Historis

2.1.1. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Permulaan dari IPTEK dapat ditelusuri sejak keberadaan manusia. Manusia purba telah memiliki pengetahuan tentang keadaan alam. Usaha mula-mula di bidang keilmuwan yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang terjadi setiap tahun telah mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan pengamatan serta penelitian. Kegiatan keilmuwan kemudian diikuti oleh orang-orang Babilonia dan orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuwan pengembangan iptek berlangsung sampai zaman modern.Perkembangan Iptek didunia juga sejalan dengan laju peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya Zaman iptek yang pada awalnya adalah suatu kebudayaan manusia berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu aktivitas manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menyebabkan manusia berlomba-lomba dalam penciptaan Iptek sehingga lupa dengan perubahan yang diakibatkan dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian perkembangan Iptek sudah dimulai pada zaman purba dan berkembang sampai sekarang.

Perkembangan IPTEK dapat dibuat periodisasi sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut :

A. Zaman Purba (4 Juta tahun yang lalu)

Di dalam kehidupan prasejarah dikenal adanya zaman batu. Ciri-ciri ilmu yang dikembangkan adalah kemampuan mengamati, kemampuan membedakan, kemampuan memilih, dan kemampuan melakukan percobaan, sekalipun masih terbatas pada proses trial dan error. Berdasarkan proses tersebut lambat laun terjelma suatu kemampuan dalam melakukan pekerjaan, misalnya pembuatan alat-alat batu yang tadinya lunak sampai akhirnya terbuat dari batu yang keras. Kemudian bentuk alat-alat itu lebih disempurnakan.Semula penduduk masih nomaden, berburu dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian melalui trial dan error, mulai mengenal api untuk memasak. Hal ini mendorong mereka membuat periuk dan barang pecah belah lainnya. Dalam perkembangannya mereka juga mulai mengenal bercocok tanam dan bertani dengan segala peralatannya yang meningkat dari batu sampai alat-alat perunggu dan besi.Hal yang bersifat khusus lagi adalah kemampuan menulis dan berhitung yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Mereka juga mulai mengenal hal-hal yang berkaitan dengan perbintangan dalam sistem kalender. Pada fase ini dikembangkan, antara lain oleh orang-orang Mesir Kuno, Sumeria, dan Babilonia. Kemudian menyusul orang-orang Hindu.

B. Zaman Yunani (600 - 200 SM)Sementara itu antara masa 600 SM hingga 200 SM sejarah mencatat adanya kemajuan berpikir umat manusia dalam lapangan ilmu dan teknologi yang berpusat di Yunani. Pada waktu itu terjadi perubahan besar pada cara berpikir umat manusia. Sebelum itu manusia cukup puas dengan menerima kenyataan sehari-hari, bahwa di alam ini terdapat tanah, air, api, awan, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.Tetapi kemudian manusia mulai mengajukan pertanyaan yang amat sangat penting, yaitu dari apakah benda-benda yang berjenis-jenis itu dibuat? Mungkinkah ada bahan dasar yang menjadi inti dari sekalian benda-benda yang ada di alam itu? Dengan pertanyaan itu, maka manusia mulai berpikir dan berusaha mengungkap kabut rahasia alam dan tersusunlah ilmu serta teknologi. Sementara itu Pythagoras (580-500 SM) seorang ahli filsafat berhasil menemukan berbagai dasar ilmu. Dia telah menemukan Hukum atau Dalil Pythagoras, yaitu a+b = c yang berlaku bagi segitiga siku-siku, sedangkan jumlah sudut suatu segitiga siku-siku adalah 180. Penemuan Pythagoras itu mendasari ilmu matematika.Sedangkan Socrates (470-399 SM) melalui percakapan atau dialog dengan murid-muridnya telah meletakkan metode berpikir. Socrates merumuskan suatu perkataan atau pengertian, mengadakan analisa sosial dengan diskusi dan memantapkan suatu norma dalam bidang etika.Masih banyak pemikir-pemikir Yunani yang berjasa menyusun ilmu. Plato (427-347 SM) adalah seorang pemikir yang menganggap bahwa yang berada di balik semua benda di alam ini adalah ide, yang bersifat abadi. Kemudian Aristoteles (384-322 SM) sebagai murid Plato, telah berjasa menulis banyak buku yang berisi berbagai ilmu.Buku peninggalan Aristoteles yang penting bagi ilmu dan teknologi antara lain Logika, Biologi, dan Metafisika. Sebenarnya Aristoteles masih banyak menulis kitab-kitab yang penting dalam bidang politik, etika, dan estetika. Pada bidang Biologi Aristoteles telah mempelajari embriologi, khususnya mengenai perkembangan telur ayam sampai terbentuknya kepala ayam. Demikian pula anatomi badan hewan sudah diselidiki.Aristoteles mengamati alam sekitar dengan teliti dan hasilnya dituliskannya dalam sebuah ensiklopedi. Aristoteles tidak hanya mempelajari logika dan biologi tetapi juga memikirkan masalah filsafat dan keagamaan. Untuk jangka waktu yang lama karya-karya Aristoteles itu dipelajari orang. Pengaruhnya besar sekali, sehingga selama lebih dari 2000 tahun pikirannya dianut masyarakat. Sebenarnya tidak semua pikiran Aristoteles itu benar. Pandangannya tentang bumi dan hubungannya dengan matahari ternyata tidak tepat. Aristoteles beranggapan bahwa matahari mengitari bumi sesuai dengan asas geometrisme, padahal bumi yang mengitari matahari (heliosentris).Salah satu ilmu yang hingga sekarang masih penting ialah ilmu ukur bidan datar atau planimetri. Ilmu ukur itu disusun secara cermat oleh Eulid (330 SM) dengan mendasarkan pada definisi, aksioma dan pembuktian menurut dalil-dalil. Salah satu dalil Eulid yang terkenal ialah antara dua titik hanya dapat ditarik dalam satu garis lurus. Archimides (287-212 SM) tercatat sebagai penemu hukum alam, yaitu benda yang terapung atau terendam dalam air kehilangan berat sesuai dengan berat air yang dipindahkan. Arkhimides juga terkenal sebagai seorang ahli teori yang membuktikan teorinya dengan percobaan atau eksperimen. Dia adalah juga seorang ahli teknologi, karena menerapkan sebagian penemuannya pada usaha membuat alatalat.Selanjutnya Ptolemeus ( + 200 M) juga menyusun peta bumi sebagaiman dikenalnya pada zamannya itu dengan mencantumkan 5000 tempat berdasarkan koordinat-koordinat yang hingga sekarang masih berlaku. (Sardiman , 1996: 76)

C. Zaman Pertengahan (31 SM-628 M)

Pada zaman pertengahan oleh para ilmuwan sering dinamakan Abad Kegelapan. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak zaman Yunani-Romawi menjadi terhenti di Eropa. Pada waktu itu agama Kristen berkembang di Eropa.. Kekuasaan gereja begitu dominan dan sangat menentukan kehidupan di Eropa. Semua kehidupan harus diatur dengan doktrin gereja atau hukum dan ketentuan Tuhan. Gereja tidak memberikan kebebasan berpikir. Hal ini telah menyebabkan kemunduran bagi perkembangan ilmu pengetahuan.Apabila di Eropa mengalami Abad Kegelapan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi di timur, di dunia Islam mengalami perkembangan. Perkembangan kekuasaan Islam di timur (di Asia Barat) telah membawa perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mulai menonjol terutama setelah terjadi masa penerjemahan yang terjadi pada tahun 750-850 di masa kekhalifahan Abasiyah. Pada waktu itu para cendekiawan muslim dan cendekiawan Barat melakukan penerjemahan karya-karya klasik dari Yunani, Romawi Kuno, dan Persia. Setelah dipadu dengan pemahaman terhadap kandungan Al-Quran telah melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Para cendekiawan itu juga melakukan penyelidikan. Fase ini mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa berikutnya.Pada zaman Islam itu karya-karya Yunani terutama karya Aristoteles banyak diterjemahkan oleh ahli-ahli Arab, Yahudi dan Persia. Penterjemahan itu kemudian disebarluaskan, sehingga menjadi dasar perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi di dunia Barat dewasa ini. Para ahli Islam menaruh perhatian besar terhadap ilmu kedokteran, ilmu obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Demikian pula ilmu pasti berkembang, terutama sekali perhitungan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.Tokoh ahli ilmu Islam itu antara lain ialah Al Khawarizmi (825 M), yang menyusun buku Aljabar, yang menjadi standar hinga dewasa ini. Ia juga menegaskan dan memantapkan perhitungan desimal, dengan mengganti angka Romawi dengan angka Arab seperti yang dipakai dewasa ini. Penulisan desimal jauh lebih unggul daripada penulisan angka Romawi. Sebenarnya Al Khawarizmi mengembangkan perhitungan desimal itu dari para ahli matematika Hindu seperti Aryabhata (476 M) dan Brahmagupta (628 M). Pada bidang aljabar Al Khawarizmi menemukan perhitungan akar negative. Kemudian Omar Khayam (1043-1132), juga seorang ahli sastra (penyair) dan matematikus. Ia berhasil menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga.Selama zaman Islam itu, penelitian kimia mulai dirintis, walaupun mula-mula dimaksudkan untuk percobaan membuat logam emas. Percobaan itu sendiri tidak pernah berhasil, tetapi efek sampingnya menumbuhkan ilmu kimia atau al Kimia, umpamanya pembuatan salmiak yang berguna bagi ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran pada zaman Islam memang mengalami kemajuan. Nama-nama seperti Al Razi (Razes, 850-923 M), dan Ibnu Sina (Avicenna, 980-1037 M), menghiasi dunia kedokteran. Ibnu Sina menulis kitab kedokteran yang sampai tahun 1650 menjadi buku standar. Abu Qasim juga menulis ensiklopedi kedokteran dan telah mendalami ilmu bedah.Ibnu Rusd (Averoes,1126-1198) telah menterjemahkan kitab-kitab Aristoteles. Pada zaman Islam cabang-cabang ilmu lainnya seperti astronomi, matematika, dan filsafat juga berkembang. Sebuah peta yang memuat 70 daerah yang dikenal waktu itu sudah disusun oleh Al Idrisi (1100-1166).

D. Zaman Modern (658 M-Sekarang)

Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau diawali dengan berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir dan berkembangnya kembali budaya Yunani - Romawi Kuno. Perkembangan Renaissance tidak terlepas dari fase sebelumnya yakni, perkembangan ilmu pengetahuan pada masa penerjemahan di masa Islam. Setelah zaman Romawi, ilmu pengetahuan tidak hanya mengklasifikasikan atau menentukan sesuatu itu termasuk kelas atau kelompok tertentu, tetapi memahami sesuatu atau benda-benda itu memiliki susunan dan aturan yang ada hukum-hukumnya. Leonardo Pisa ahli aljabar dari Italia, terus melakukan penyelidikan sehingga menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ilmu-ilmu alam terus berkembang. Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan Keppler. Mereka telah melakukan penelitian tentang tata surya.Copernicus dan Galileo telah memantapkan prinsip heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya), merombak teori geosentrisme (bumi sebagai pusat). Bumi ini bulat, bukan datar. Francis Bacon juga merupakan ilmuwan penting saat itu. Ia telah mengembangkan ilmu alam dan kegiatan eksperimental (empiriame). Perkembangan di zaman Renaissans terus bertambah maju. Memasuki zaman Aufklarung (zaman Penceharan), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Orang mulai mengandalkan kekuatan akal dan meninggalkan dogma-dogma agama. Fase zaman Aufklarung merupakan fase yang amat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.Para filsuf dan ilmuwan besar pada masa Aufklarung, antara lain Issac Newton. Ia telah mengembangkan ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Newton yang mendorong perkembangan teori gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Tokoh lain, seperti Montesquieu, J.J Rousseau.Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan seolah-olah tidak dapat dikendalikan oleh manusia, mengingat begitu cepat kemajuannya. Aplikasi dari ilmu pengetahuan yang mengembangkan teknologi pun semakin berkembang. Pada abad ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman atom dan nuklir, berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi, dan kini kita kenal zaman komputer dan internet.

2.1.2. Sejarah Perkembangan IPTEK di IndonesiaIlmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di indonesia berkembang dari tahun ke tahun sejak indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia pada masa penjajahan dipelopori dan diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada waktu itu masyarakat diperkenalkan pada persenjataan modern baik yang ringan maupun yang berat. Teknologi lain yang diperlihatkan dan digunakan oleh Belanda berupa kendaraan tempur dan alat-alat transportasi lainnya. Teknologi-teknologi tersebut berasal dari negara-negara di Eropa. Kemudian pemerintah kolonial Belanda menanamkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan di sekolah-sekolah maupun dengan cara penggunaan secara langsung kepada masyarakat di indonesia.Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dari barat di Indonesia membawa dampak bagi kemajuan negara Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai melakukan pergerakan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di samping itu penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di indonesia juga membawa dampak bagi semangat juang bangsa Indonesia. Mereka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk mencari informasi-informasi terkini mengenai keadaan dunia. Oleh karena itu masyarakat Indonesia benar-benar terbantu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pada masa kolonial perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu maksimal. Pemerintah koloniallah yang menjadi penyebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di indonesia. Pemerintah kolonial menghalangi akses-akses masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat ke Indonesia. Mereka juga melakukan pelarangan terhadap pendidikan bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara di sekitarnya. Secara keseluruhan penyebab lain dari ketertinggalan Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya jumlah orang Indonesia yang mendapat pendidikan terutama pendidikan tinggi1. Masyarakat Indonesia jarang terlibat langsung dalam pengembangan iptek1. Pemerintah Belanda dan perusahaan-perusahaan yang berada di indonesia untuk melakukan alih teknologi.1. Minimnya industrialisasi.1. Kurangnya inovasi teknologi yang berarti di dalam masyarakat indonesia sendiri.Setelah merdeka, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi berkembang pesat di Indonesia. Hal ini didorong dengan terbukanya akses-akses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat di Indonesia. Kemerdekaan menciptakan keadilan dalam mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat di Indonesia. Mereka mempelajari sedikit demi sedikit di sekolah-sekolah yang sudah dibuka untuk semua kalangan masyarakat Indonesia. Dengan bekal pengetahuan ini kemudian masyarakat Indonesia melakukan berbagai inovasi dan eksperimen ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia.Pembangunan bidang iptek pada PJPT II merupakan kesinambungan perluasan dari PJPT I. Menurut GBHN 1993 sasaran pembangunan ekonomi PJPT II adalah sebagai berikut:1. Tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa.1. Terpacunya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral dan etik berdasarkan nilai luhur bangsa serta nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah pembangunan iptek adalah sebagai berikut:a. Pemanfaatan pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat proses pembaharuan.b. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.c. Memperluas lapangan kerja.d. Meningkatkan kualitas harkat dan martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.Sedangkan kebijaksanaan iptek dalam Pelita VI pada PJPT II ada 5 sektor sebagai berikut.a. Teknik Produksi : Yaitu keseluruhan unsur yang turut berperan dalam kegiatan manusia yang menghasilkan barang dan jasa.b. Sektor Teknologi : Yaitu kemampuan teknologi dan rekayasa yang mendasari kemampuan bangsa Indonesia dalam melakukan inovasi.c. Sektor Ilmu Pengetahuan Terapan : Yaitu Ilmu pengetahun yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.d. Sektor Ilmu Pengetahuan Dasar : Yaitu ilmu pengetahuan yang menjadi landasan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Humaniora, dan mendukung mutu SDM.e. Sektor Kelembagaan Iptek : Yaitu iptek yang diarahkan untuk meningkatkan SDM agar lebih produktif, kreatif, dan inovatif.Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia setelah merdeka terbagi menjadi dua dekade. Pada dekade pertama, yaitu tahun 1945-1960, bangsa indonesia mulai mengerti arti teknologi produksi, walaupun masih dalam tingkat pasif dan penuh ketergantunga pada pihak luar negeri. Hasil dari pengenalan ilmu pengenalan teknologi untuk pertama kali yaitu pembangunan pabrik semen di Gresik, pabrik kertas di blabak (Magelang),pabrik gelas, dan kosmetik di Surabaya di pertengahan dekade 1950an. Pada dekade ke-2 yaitu pada tahun 1976 dengan mendirikan pabrik pesawat terbang di Bandung yang di beri nama industri pesawat terbang NUR TANIO (IPTN) yang menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi. Teknologi dari pabrik pesawat terbang ini mengacu pada teknologi di Jerman.

2.1.3. Keterkaitan globalisasi terhadap IPTEK.

Pengaruh IPTEK bagi globalisasi dapat didefinisikan sebagai hilangnya batas ruang,jarak dan waktu akibat kemajuan Teknologi. Globalisasi sebagai fenomena abad 20 yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi dan perkembangan IPTEK yang di dominasi oleh barat. Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Berkembang pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa. Itulah Yang Merupakan Faktor Terjadinya Globalisasi. Adapun dampak yang ditimbulkan dari pengaruh globalisasi terhadap perkembangan IPTEK antara lain berdampak positif dan negatif, yang dapat dilihat dari berbagai bidang meliputi:1. Bidang Informasi dan komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain: a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah Sedangkan untuk hal- hal yang negatif, antara lain: a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas). b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu. c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet. d. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi.

2. Bidang Ekonomi dan Industri Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain: a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. b. Terjadinya industrialisasi.c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. d. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komodit. Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain; a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan b. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".

3. Bidang Sosial dan Budaya

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat: a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis b. Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia. c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya: a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi- tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong . d. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC,WECHAT ,KAKAO TALK,), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.

4. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain. Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain: a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Namun , tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut. b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.

5. Bidang politik

a. Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar. b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme.

2.2. Aspek Penting Dalam Ilmu PengetahuanMelalui kajian historis, kita dapat menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu aspek fenomenal dan aspek struktural. Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan diwujudkan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan kesehariannya sangat mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang menurut paradigma Merton disebut universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, dan kongres. Sedangkan sebagai produk, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan dan yang lainnya sebagaimana disebarluaskan melalui karya-karya publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia. Aspek struktural menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan di dalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:1. Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui (Gegenstand).1. Objek sasaran ini terus-menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang justru muncul permasalahan baru yang mendorong untuk terus menerus mempertanyakannya.1. Ada alasan dan motivasi mengapa gegenstand itu terus menerus dipertanyakan.1. Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem (Koento Wibisono, 1985). Dengan Renaissance dan Aufklaerung ini, mentalitas manusia Barat mempercayai akan kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis, bahwa segala sesuatu dapat diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui optimisme ini, mereka selalu berpetualang untuk melakukan penelitian secara kreatif dan inovatif. 2.3. Pilar-Pilar Penyangga Bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan

Dalam perkembangannya ilmu tidak mungkin lepas dari mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Itulah sebabnya ilmuwan dituntut mencari alternatif-alternatif pengembangannya melalui kajian, penelitian eksperimen, baik mengenai aspek ontologis epistemologis, maupun ontologis. Karena setiap pengembangan ilmu paling tidak validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) dapat dipertanggungjawabkan, baik berdasarkan kaidah-kaidah keilmuwan (context of justification) maupun berdasarkan sistem nilai masyarakat di mana ilmu itu ditemukan/dikembangkan (context of discovery).Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ketiga pilar tersebut dinamakan pilar-pilar filosofis keilmuwan. Berfungsi sebagai penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta prerequisite/saling mempersyaratkan. Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan ontologi, epistemologi dan aksiologi.0. Pilar ontologi (ontology)Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi).0. Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural (monisme, dualisme, pluralisme )0. Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu (mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme).Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi, dasar-dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan multidisipliner. Membantu pemetaan masalah, kenyataan, batas-batas ilmu dan kemungkinan kombinasi antar ilmu. Misal masalah krisis moneter, tidak dapat hanya ditangani oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain yang tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti politik, sosiologi.2. Pilar epistemologi (epistemology)Selalu menyangkut problematika teentang sumber pengetahuan, sumber kebenaran, cara memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-dasar kebenaran, sistem, prosedur, strategi. Pengalaman epistemologis dapat memberikan sumbangan bagi kita : (a) sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu (b) memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu (c) mengembangkan ketrampilan proses (d) mengembangkan daya kreatif dan inovatif.

3. Pilar aksiologi (axiology)Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu. Pengalaman aksiologis dapat memberikan dasar dan arah pengembangan ilmu, mengembangkan etos keilmuwan seorang profesional dan ilmuwan (Iriyanto Widisuseno, 2009). Landasan pengembangan ilmu secara imperative mengacu ketiga pilar filosofis keilmuwan tersebut yang bersifat integratif dan prerequisite.

2.4. Prinsip-Prinsip Berpikir Ilmiah

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan maka dibutuhkan prinsip-prinsip berfikir ilmiah yang harus dimiliki oleh para ilmuwan, yaitu :

1. ObjektifCara memandang masalah apa adanya, terlepas dari faktor-faktor subjektif (misal : perasaan, keinginan, emosi, sistem keyakinan, otorita).

1. RasionalMenggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Mencoba melepaskan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan, dan otorita.

1. LogisDengan menggunakan azas logika/runtut/konsisten, implikatif. Tidak mengandung unsur pemikiran yang kontradiktif. Setiap pemikiran logis selalu rasional, begitupun sebaliknya yang rasional pasti logis.

1. MetodologisSelalu menggunakan cara dan metode keilmuwan yang khas dalam setiap berfikir dan bertindak (misal : induktif, dekutif, sintesis, hermeneutic, intuitif).1. SistematisSetiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang jelas.

2.5. Perilaku-Perilaku yang Harus Dimiliki Ilmuwan

Agar ilmuwan daat menjalankan perannya pada pengembangan ilmu dan pengetahuan, maka hendaknya ilmuwan memiliki perilaku-perilaku berikut ini :

0. Mampu Membedakan Opini dan Fakta Opini adalah suatu pendapat yang belum teruji kebenarannya melalui suatu penelitian. Adapun fakta adalah hasil suatu penelitian yang kebenarannya sudah teruji0. Memiliki Rasa Ingin Tahu Seorang peneliti biasanya selalu ingin mengetahui segala hal. Keingintahuan dan minat atas segala sesuatu merupakan salah satu dasar ditemukannya konsep, teori, dan hukum dalam bidang sains.0. Peduli terhadap Lingkungan Sikap peduli terhadap lingkungan harus tertanam dalam jiwa seorang peneliti karena suatu penelitian akan sia-sia jika proses maupun hasilnya merusak lingkungan. Sikap ilmiah ini dapat diwujudkan dengan ikut menjaga kelestarian lingkungan.0. Jujur terhadap Fakta Seorang peneliti harus jujur dalam mengambil dan mengolah data suatu penelitian. Tidak boleh ada pemalsuan (manipulasi) meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya.0. Terbuka dan Fleksibel Seorang peneliti harus terbuka dalam menyampaikan hasil kajiannya. Terbuka di sini berarti mau menerima masukan, saran, dan kritikan agar hasil penelitian menjadi lebih baik.0. Berani Mencoba Rasa ingin tahu tentang sesuatu tidak akan pernah terwujud tanpa keberanian untuk mencoba. Seorang peneliti harus berani untuk mencoba mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang ada di pikirannya.0. Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis Seorang peneliti harus mampu berpendapat secara ilmiah dan kritis. Setiap pendapat harus mempunyai dasar yang kuat dan tepat. Oleh karena itu, seorang peneliti harus banyak membaca buku-buku literatur untuk menambah wawasan.0. Bekerja Sama Pada saat melakukan percobaan seorang peneliti harus mampu bekerja sama dengan orang lain sehingga percobaan dapat berhasil dengan baik.0. Ulet dan Gigih Seorang peneliti tidak boleh cepat berputus asa. Jika gagal dalam suatu penelitian, peneliti harus segera mencari penyebab kegagalan itu dan mencobanya lagi untuk memperoleh kesuksesan.0. Bertanggung Jawab Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus dapat bertanggung jawab terhadap hasil penelitiannya. Selain itu, keselamatan tim dan keselamatan lingkungan juga menjadi tanggung jawabnya.

BAB IIISTUDI KASUS

3.1. Studi Kasus

3.1.1 Menristek Dikti Segera Tutup 18 Kampus Penjual Ijazah Palsu

JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir segera menutup sejumlah perguruan tinggi yang diduga melakukan transaksi jual beli ijazah serta mengeluarkan ijazah palsu."Saya segera mencabut izin dan menutup perguruan tinggi (PT) yang melakukan transaksi jual-beli ijazah dan mengeluarkan ijazah palsu," kata Menristek Dikti Mohamad Nasir kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/5/2015).Menteri Nasir mengungkapkan hal itu menyikapi pengaduan masyarakat yang masuk ke Menteri Riset Teknologi (Kemenristek) dan Dikti. Berdasarkan pengaduan tersebut, menurut dia, ada 18 perguruan tinggi yang melakukan praktik transaksi jual beli ijazah dan mengeluarkan ijazah palsu.Ke-18 perguruan tinggi tersebut terdapat di wilayah Jabodetabek dan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Salah satu perguruan tinggi yang melakukan praktik jual-beli ijazah adalah sebuah perguruan tinggi di Bekasi.Perguruan Tinggi tersebut memberikan ijazah sarjana satu (S1) kepada lulusannya tanpa mengikuti proses perkuliahan yang lazim dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi. Pihak pengadu melaporkan bahwa mahasiswa hanya mengikuti kuliah setahun dua tahun sudah bisa memperoleh ijazah sarjana S1 dengan membayar sejumlah uang.Selain perguruan tinggi tersebut, berdasarkan pengaduan, ada beberapa perguruan tinggi di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) yang mengeluarkan ijazah palsu untuk lulusan sarjana S1. "Ijazah palsu adalah ijazah yang diberikan kepada para lulusannya tanpa perlu mengikuti proses perkuliahan yang lazim," ujar Menteri Nasir tanpa menyebut nama perguruan tinggi yang dimaksud karena sedang diinvestigasi oleh tim dari Kemenristek Dikti.Sementara di Kupang, berdasarkan pengaduan, ijazah sarjana S1 para lulusan sebuah universitas tidak diakui. Hal ini terjadi karena ijazah sarjana S1 tersebut ditandatangani oleh rektor yang gelar doktornya dinilai tidak sah.Rektor salah satu universitas di Kupang mengaku memperoleh gelar doktor (S3) dari Berkeley University di Jakarta, yang merupakan cabang dari Amerika Serikat (AS). Sementara yang di AS dikenal dengan nama University of California, Berkeley. Setelah diteliti, universitas tersebut (Berkeley University cabang Jakarta) pun ternyata tidak pernah ada di Jakarta."Jangankan gelar doktor yang tidak sah, bila ada guru besar yang melakukan plagiasi, maka gelar guru besarnya langsung saya cabut," kata Menteri Nasir.Sikap tegas ini, menurut Menteri Nasir, diterapkannya dalam rangka merealisasikan program peningkatan kualitas dosen.

http://news.okezone.com/read/2015/05/18/65/1151160/menristek-dikti-segera-tutup-18-kampus-penjual-ijazah(Senin, 18 Mei 2015 - 04:58 WIB)

Permasalahan dan Solusi :Penyebab

Ada sejumlah faktor yang memungkinkan maraknya ijazah ilegal dan ijazah palsu. Di satu pihak, proses pencarian kerja saat ini masih mementingkan ijazah. Beberapa jenis pekerjaan mensyaratkan ijazah tertentu, terutama S-1, bagi para pelamar. Begitu pula kenaikan pangkat, khususnya di lingkungan birokrasi pemerintah atau akademik di sekolah dan perguruan tinggi, masih disandarkan pada formalitas gelar.Di pihak lain, ada sebagian pencari kerja atau pemburu jabatan berusaha memenuhi persyaratan itu secara instan. Bermodal uang besar, sebagian dari mereka berusaha membayar lembaga-lembaga penerbit gelar, yaitu perguruan tinggi, untuk memberikan ijazah tanpa proses akademik yang semestinya. Saat bersamaan, perguruan tinggi tergiur oleh imbalan keuntungan besar. Pihak kampus bersedia membuat ijazah meski mahasiswa itu hanya mengikuti beberapa kali seminar atau kuliah singkat dan jauh dari memenuhi kecukupan syarat satuan kredit semester (SKS).Celah itu muncul karena pengawasan, kontrol, dan penegakan hukum dari kementerian terkait, terutama untuk ijazah ilegal, masih lemah. Belum ada sistem permanen yang dibuat dan dijalankan untuk mengantisipasi praktik itu. Saat bersamaan, penegakan hukum dari kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan untuk pemalsuan ijazah belum serius. Para penjual jasa dan pembeli jasa ijazah palsu belum diancam dengan sanksi hukum yang membuat jera.

Solusi yang dapat dilakukan

Untuk mengantisipasi masalah ini, inspeksi mendadak Kemenristekdikti guna mengungkap langsung praktik di perguruan tinggi yang mencurigakan perlu terus dilanjutkan. Sanksi berat harus dijatuhkan kepada kampus dan oknum-oknum yang terlibat dalam kejahatan itu. Lebih jauh, kementerian terkait dituntut untuk lebih serius menyiapkan sistem permanen yang mampu mengontrol dan mencegah kemungkinan pelanggaran tersebut.Pangkalan data di pendidikan tinggi dihidupkan sebagai salah satu sarana untuk memantau dan mengontrol dinamika perkuliahan. Semua perguruan tinggi didorong untuk aktif memasukkan data, Kopertis memverifikasi, dan dikti menelisik data yang mencurigakan. Jika ditemukan indikasi pelanggaran, langsung dicek ke lapangan untuk ditemukan masalahnya dan segera ditangani.Secara teknis, bisa dipertimbangkan untuk mencetak ijazah dengan kertas tertentu yang sulit ditiru, menyematkan hologram, ataupun menerapkan barcode (kode batang) tertentu. Lewat penyusunan khusus, bisa dibuat ciri-ciri khusus untuk memudahkan pendeteksian ijazah lewat penomoran untuk setiap perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan. Dengan demikian, setiap penyimpangan bakal lebih mudah dideteksi sejak dini.Ketika ditemukan kasus ijazah ilegal atau palsu, aparat kepolisian dan kejaksaan hendaknya lebih serius memproses dan mengajukan ke pengadilan. Saat di sidang, para hakim sebaiknya memandang persoalan ini penting dan memberikan hukuman yang tegas dan adil.Di kampus, para insan akademik sepatutnya terus menggembleng mahasiswa dan semua sivitas akademik untuk menjunjung kejujuran dalam proses belajar-mengajar yang seharusnya. Penting disadarkan bahwa kejujuran merupakan prinsip dasar yang tak bisa ditawar dan melandasi karakter sumber daya manusia. Para pengajar dan pejabat dekanat dan rektorat perlu menjadi teladan kejujuran. Singkirkan berbagai bentuk turunan dari ketidakjujuran, seperti manipulasi, plagiarisme, dan sejenisnya.Semua tatanan ideal itu bakal berjalan lancar jika masyarakat juga aktif mendukung. Siapa pun yang menemukan gejala ijazah ilegal atau palsu diharapkan lebih perhatian dan mau melaporkan kepada pemerintah atau aparat penegak hukum. Ini adalah kepentingan kita bersama.Bagaimanapun upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai tujuan negara Indonesia ini didirikan hanya bisa dicapai dengan proses pendidikan yang benar, berkualitas, dan menjunjung nilai kejujuran.Tanpa semua usaha itu, yang harus dilakukan secara bersamaan dan bersinergi satu sama lain, kita bakal sulit membersihkan kepalsuan yang telanjur mencoreng wajah pendidikan kita.

3.1.2. Pelaku Akademik Melakukan Plagiarism

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Salah satu persyaratan untuk mengajukan sertifikasi dosen adalah membuat karya ilmiah atau makalah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah, nasional, atau internasional. Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak dosen yang melakukan plagiarisme untuk pembuatan karya ilmiahnya.Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Djoko Santoso, saat dikonfirmasi tentang hal tersebut, mengakui masih adanya persoalan krusial dalam proses sertifikasi, salah satunya adalah masih adanya plagiarisme. Menurut data Kemendikbud, kasus plagiat atau biasa disebut copy paste (copas) pada proses sertifikasi dosen mencapai 808 kasus di tahun 2013.Kasus plagiarisme bisa terungkap karena Kemendikbud mempunyai data lengkap karya ilmiah, makalah, dan jurnal ilmiah. Terlebih adanya sistem yang bisa mengetahui ada-tidaknya plagiarisme dalam suatu karya ilmiah."Jadi, kalau ada yang copas, pasti ketahuan karena kita punya sistem bagus. Disangkanya tidak tahu. Kalau ada yang ngeyel (tidak mengaku), kami punya buktinya," kata Djoko saat ditemui pada acara Pameran Elektronic Engineering Day ITB di Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganeca, Bandung, Selasa (3/6/2014).Kasus-kasus yang ditemui Kemendikbud antara lain pemalsuan dokumen karya ilmiah, jurnal rakitan, jurnal bodong, artikel sisipan, label akreditasi palsu, nama pengarang sisipan, buku lama tapi sampul baru, dan nama pengarang yang berbeda.Sebenarnya, kata Djoko, imbauan atau peringatan sudah kerap dilayangkan kepada universitas dan perguruan tinggi untuk tidak coba-coba melakukan tindakan plagiarisme karena Kemendikbud memiliki data base komplet."Sudah diimbau, karya ilmiah ya buat sendiri, jangan sekali-kali melakukan tindakan (copas/plagiat) yang merugikan sendiri," katanya.Karena hal tersebut, kata Djoko, Kemendikbud membuat persyaratan khusus bagi doktoral ditingkatkan standar nasional pendidikannya. Dicontohkan, para calon doktor tersebut harus menulis di jurnal internasional minimal dua kali. Selain itu, bagi mahasiswa S3 juga ada batas minimal dan tidak ada batas maksimal. Hal ini dimaksudkan agar riset yang dilakukan benar- benar maksimal dan tidak asal-asalan. "Masa doktor hanya dua tahun, kan ngga benar," katanya.Persoalan lain yang masih dihadapi oleh perguruan tinggi adalah masih adanya perguruan tinggi yang tingkat rasio antara dosen dan mahasiswanya tidak seimbang. Hal ini tentu menjadi pertanyaan tentang kualitas perguruan tinggi tersebut. Diakuinya, persolan tersebut lebih banyak ditemui di perguruan tinggi swasta (PTS)."PTS yang ideal ya sudah ada. Tapi masih ada juga yang belum ideal. Bagaimana mau berkualitas kalau rasio dosen dan mahasiswanya masih tinggi," ujar Djoko.Ia mencontohkan, ada PTS yang rasio dosen dengan mahasiswanya 1:300, bahkan ada 1:700. Menyikapi hal ini, Djoko berharap perguruan tinggi tersebut bisa segera melakukan pembenahan. Selain itu, upaya lainnya, Kemendikbud akan memperketat seleksi atau pengangkatan calon profesor."Untuk mencetak profesor ya tidak asal-asalan. Kalau begitu, dibubarkan saja. Karena kalau nggak benar, nantinya jadi profesor-profesoran, terus ke bawahnya jadi doktor-doktoran, magister-magisteran, sarjana-sarjanaan, terus universitasnya ya jadi universitas-universitasan," katanya.

Dosen Lebih Suka Menjiplak, Tahun Lalu Ada 808 Kasus Plagiarismehttp://www.tribunnews.com/nasional/2014/06/04/dosen-lebih-suka-menjiplak-tahun-lalu-ada-808-kasus-plagiarisme(Rabu, 4 Juni 2014 07:16 WIB)

Permasalahan dan Solusi :

Plagiarism merupakan tindakan membajak ide, kalimat, dan tulisan orang lain yang kemudian diakui sebagai ide, kalimat dan tulisan dirinya sendiri, sehingga tidak merujuk sumber asli dari ide, dan tulisan tersebut. Plagiarisme ini disamakan sebagai tindakan ketidakjujuran akademik, dan pelangaran etika moral seorang ilmuwan. Kasus plagiarism ini banyak terjadi di Indonesia, yang serta merta mendapatkan sorotan tajam dari komunitas akademik dan masyarakat umum. Beberapa kasus yang menonjol antara lain penjiplakan sebuah artikel yang diterbitkan di IEEE, yang dilakukan oleh seorang Dr. lulusan sebuah PTN di Jawa barat. Kasus lainnya yaitu tulisan plagiarism di Koran The Jakarta Post yang dilakukan oleh seorang Professor sebuah PTS di Jawa Barat. Dugaan plagiarism yang dilakukan oleh seorang Rektor PTS Bandung, dan kekilafan sebuah tulisan di harian Kompas yang dilakukan oleh seorang Dosen PTN di Yogyakarta. Sementara kasus dugaan plagiarism baru-baru ini muncul dari seorang peneliti dari Japan Riken Science Institute yang disorot atas dua artikelnya tentang stem cells di majalah Nature.Mengapa kasus plagiarism ini dapat terjadi di kalangan akademisi? Pada hal seorang akademisi lebih memahami seperti apa plagiarism ini. Mereka juga memahami bahwa plagiarism merupakan tindakan tidak jujur, melanggar integritas seorang ilmuwan, dan mencederai filosofi ilmu pengetahuan itu sendiri. Kebanyakan kasus plagiarisme dilakukan secara sadar, dan sangat jarang yang terjadi karena kelalaian dalam mensitasi.Ada dua faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya tindakan plagiarism di kalangan akademisi yang penulis duga. Pertama, keinginan serba instan, tidak mau bersusah payah dari sang pelaku, dalam membuat sebuah tulisan. Pelaku malas untuk menguras otaknya dalam menghasilkan sebuah tulisan. Ia lebih suka melakukan copy and paste, mencomot beberapa paragraph dari tulisan seseorang, dicampur dengan copy paste dari penulis lainnya, untuk kemudian digabungkan sehingga menjadi sebuah tulisan. Kedua, rasa malas untuk menguras otak, disebabkan oleh rendahnya kemampuan sang pelaku dalam membuat karya ilmiah yang bermutu. Hal ini kemudian menyebabkan mereka mencari jalan pintas untuk memenuhi kewajiban publikasi sebagai salah satu kewajiban profesi seorang akademisi. Keinginan untuk mencari jalan pintas dan rendahnya kemampuan menulis dan berargumentasi secara ilmiah menjadi faktor penentu terjadinya plagiarism di kalangan akademisi.Unutk itu, plagiarism perlu dimusnahkan. Beberapa solusi untuk mencegah terjadinya plagiarism ini antara lain, pertama, menumbuhkan semangat berpikir secara mandiri di kalangan akademisi; kedua, penanaman nilai-nilai orisinalitas; ketiga, peningkatan kemampuan berpikir dan menulis secara ilmiah; dan keempat, penerapan punishment yang menimbulkan efek jera bagi pelaku plagiarism. Keempat hal di atas dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk menurunkan kasus plagiarism di dunia akademik di Indonesia. Bagaimana pun plagiarisme merupakan penyakit kronis yang perlu segera diobati, sehingga tidak semakin parah dan membudaya di kalangan akademisi. Hilangnya plagiarism di dunia akademik di Indonesia, akan menjadi pertanda pencapaian puncak kegemilangan pengembangan ilmu pengetahuan di bumi pertiwi ini. Hal ini merupakan tugas bersama semua akademisi untuk menghapus plagiarism dalam kehidupan akademik di Indonesia.

3.1.3. Guru Besar dan Mahasiswa Terlibat Narkoba

Penangkapan Prof Musakkir (M), guru besar FH Universitas Hasanudin (Unhas) karena dugaan pemakaian narkoba di sebuah hotel, di Makassar. Di kalangan koleganya, mereka tak percaya dengan kasus penangkapan M. Apalagi, M dikenal sebagai sosok yang religius. Meski mereka tak percaya, pihak kepolisian mengatakan bahwa M sudah lama diincar sebagai target operasi. Sebagai komitmen hukum, tentu kita harus menempatkan dan menghormati kasus ini pada proses hukum yang berlaku. Rektor Unhas langsung bergerak cepat dengan mencopot M dari jabatannya sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Selagi proses hukum berlaku, kita bisa memberikan beberapa analisis di balik kasus tersebut. Prof M bukan sekadar dosen biasa yang terjerat dugaan kasus narkoba. Dia adalah akademisi yang menyandang guru besar, otoritas tertinggi di universitas. Dari keilmuwan, M adalah ahli dalam bidang hukum yang seharusnya sudah di luar kepala mengenai kasus dan hukuman narkoba. M juga menjadi pejabat kampus Unhas, kampus terbesar di Indonesia timur. Kurang apalagi yang melekat dalam diri M.Dengan berbagai keterlekatan ini, kasus yang menimpa M boleh dikatakan sangat fenomenal dan menyedihkan di dunia kampus sepanjang tahun 2014. Kasus-kasus yang terjadi di kalangan akademisi sejauh ini biasanya terjadi karena plagiarisme dan kasus korupsi yang melanda akademisi dengan tugas sebagai pejabat publik. Tidak mengherankan jika kasus M membuat kita tersentak karena menjadi tamparan keras bagi kalangan akademisi.

Robohnya Moralitas KampusRakhmat HidayatSosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), PhD lulusan Universite Lumiere Lyon 2 Francehttp://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/11/17/nf6agc45-robohnya-moralitas-kampus(Senin, 17 November 2014, 14:36 WIB)

Permasalahan dan Solusi :

Kasus M menjadi sorotan publik karena pelakunya adalah seorang guru besar. Kasus yang terjadi adalah pemakaian narkoba yang notabene menjadi musuh bersama. Selain itu, pelaku ketika tertangkap tangan didampingi mahasiswi. Kontan membuat kasus ini menjadi perhatian publik.Guru besar di sebuah kampus adalah otoritas akademik tertinggi yang disegani dan dihormati. Mereka dihormati karena memiliki basis keilmuwan yang sangat lengkap sebagai ilmuwan sejati. Keberadaan guru besar bisa menjaga dan mempertahankan tradisi akademik sekaligus menjadi benteng moral kampus.Kasus M yang bukan hanya mencoreng wajah kampus tetapi juga mencoreng korps guru besar yang sejatinya menjadi garda depan penjaga moral dan integritas kampus. Dengan basis ilmu dan integritas yang dimilikinya, guru besar harusnya menjadi role model akademisi muda dalam mengembangkan keilmuwannya. Dengan cara ini, kampus bisa menjalankan transfer keilmuwan secara konsisten.Tidak ada ketimpangan generasi antara guru besar dengan akademisi muda.

Moralitas kampusKasus yang menimpa M adalah bentuk lain dari rapuhnya moralitas kampus yang digawangi guru besar. Kampus dihadapkan pada setumpuk masalah yang terus menggelayutinya. Mulai dari kekerasan mahasiswa, korupsi, plagiarisme, hingga narkoba.Apa yang harus dilakukan? Tentu kasus M harus menjadi pelajaran penting bagi kampus, khususnya elite-elite kampus yang mengemban amanah. Jabatan dan kekuasaan adalah titipan sementara.Kampus harus kembali mengokohkan visi dan nilai-nilai luhur yang dianutnya. Jika rakyat sudah tak percaya kepada kampus, kepada siapa lagi harapan rakyat akan disalurkan sementara lembaga politik kita masih terdapat konflik. Dalam konteks perang terhadap narkoba, kampus harus kerja keras untuk terus bersih-bersih warganya dari narkoba. Gerakan tes urine secara temporer mungkin bisa dilakukan untuk mengurangi narkoba di kampus.Perang terhadap narkoba di kampus tak cukup dilakukan secara seremonial tetapi juga harus melibatkan contoh dan teladan dari elite-elitenya.Teladan dari elite kampus akan memberikan pengaruh kepada warga kampus lainnya. Dengan cara ini, kampus tetap konsisten memerangi narkoba.

3.2. Pancasila sebagai Dasar Nilai Dalam Strategi Pengembangan Ilmu

Pengembangan ilmu pengetahuan yang berlandaskan Pancasila merupakan bagian penting bagi keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara di masa mendatang (Pranarka, 1985:391).Peran nilai-nilai pada setiap sila-sila dalam Pancasila adalah sebagai berikut :0. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya.0. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu. 0. Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas dalam sub-sistem sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu integrasi.0. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan massal.0. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa fanatisme kaidah kenetralan keilmuwan atau kemandirian ilmu hanyalah akan menjebak diri seseorang pada masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan semata-mata berpegang pada kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi kehidupan manusia yang berbudaya.

BAB IVPENUTUP

Sejak dulu, ilmu pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas berpikir manusia. Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda makna, ilmu dan pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu.Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori maupun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.Sebagai seorang ilmuwan ia patut menjunjung tinggi asas kejujuran. Kejujuran di perlukan supaya ilmuwan mampu dan terus berupaya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta mencegah upaya penjiplakan atau yang biasa di sebut dengan plagiarisme . Sikap-sikap yang ilmiah perlu di kembangkan oleh seorang ilmuwan, sikap tersebut dapat di wujudkan dalam perilaku sang ilmuwan setiap akan melakukan penulisan suatu penelitian. Sikap ilmiah tersebut menyangkut tentang rasa tanpa pamrih, bersikap selektif, ada rasa kepercayaan terhadap kenyataan serta alat-alat indra, mengembangkan rasa ketidakpuasan untuk mencari kebenaraan yang sebenar-benarnya, harus memiliki sikap etis (akhlak yang baik) .Selain di tuntut untuk memiliki sikap yang ilmiah, ilmuwan juga di tuntut untuk memiliki etika keilmuwan. Etika keilmuwan mencakup hal-hal yang mengatur setiap individu-individu peneliti dalam menjalankan sikap-sikap ilmiah yang di jalankannya. Etika berkaitan erat dengan masalah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti baik dan buruk, asusila dengan tidak asusila. Oleh karenanya sikap-sikap yang ilmiah tersebut harus sejalan dengan etika ilmiah tersebut.Oleh karenanya ilmuwan memiliki tanggung jawab yang besar bukan hanya saja kepada perkembangan ilmu pengetahuan tetapi juga terhadap alam dan lingkungan sosial serta dirinya sendiri yang mengabdikan dirinnya kepada ilmu pengertahuan. Ilmuwan memilki tangggung jawab moral terhadap ilmu pengetahuan yang ia dapat kepada lingkungan dan alam serta setiap manusia. Ilmuwan mempunyai tanggung jawab terhadap ilmu pengetahuan bahwa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ilmuwan harus mempertimbangkan aspek manusia, alam, kepentingan bersama serta bersifat universal. Bersifat universal berarti ilmu pengetauan yang di perolehnya dapat di uji secara terbuka oleh masyarakat.Untuk itu supaya kita dapat menjadi seorang ilmuwan yang baik kita perlu memperhatikan hal-hal tersebut dengan baik. Bukan semena-mena melakukan penelitian tanpa melihat dampaknya bagi alam, manusia serta aspek sosial di dalamnya. Apakah nantinya ilmu pengetahuan tersebut dapat membawa dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia atau hanya akan menghancurkan manusia dan alam sekitarnya. Di situlah fungsi kita sebagai seotang ilmuwan yang sesungguhnya.Karena pada hakekatnya seorang manusia dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari interaksinya baik dengan alam, dan lingkungan sosialnya. Karenanya manusia di tuntut agar dalam setiap kehidupannya selalu terintegrasi dengan alam serta lingkungannya. Walaupun jika di lihat pada saat ini masih banyak manusia yang kehidupannya tidak selaras dengan lingkungan bahkan alam. Keadaan seperti itu tentu saja lambat laun akan menghancurkan kehidupan umat manusia.Seorang ilmuwan yang baik adalah seorang ilmuwan yang mempunyai sikap ilmiah, memiliki etika keilmuwan baik yang sifatnya individual maupun yang sifatnya untuk kebaikan orang banyak, bertanggung jawab penuh terhadap setiap hasil ilmu pengetahuan yang didapatkannya. Dalam arti bahwa setiap ilmu yang ia dapatkan bukan merupakan penjiplakan dari orang lain dan yang dapat di buktikan secara universal kebenarannya. Selain itu ilmuwan yang baik juga harus memiliki moral atau akhlak yang terpuji. Moral dapat di kelompokan menjadi dua, moral umum maupun moral religius. Baik moral yang sifatnya umum dan di anut oleh masyarakat luas maupun moral agama yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa harus dimiliki oleh setiap ilmuwan tersebut.Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya telah tertuang secara filosofis-ideologis dan konstitusional di dalam UUD 1945 baik sebelum amandemen maupun setelah amandemen. Nilai-nilai Pancasila ini juga telah teruji dalam dinamika kehidupan berbangsa pada berbagai periode kepemimpinan Indonesia. Hal ini sebenarnya telah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima sila yang merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya saja perlu diakui bahwa meski telah terjadi amandemen hingga ke-4, namun dalam implementasi Pancasila masih banyak terjadi distorsi dan kontroversi yang menyebabkan praktek kepemimpinan dan pengelolaan bangsa dan Negara cukup memprihatinkan.Bukti-bukti empiris menunjukkan hampir semua inovasi teknologi merupakan hasil dari suatu kolaborasi, apakah itu kolaborasi antar-pemerintah, antar-universitas, antar-perusahaan, antar-ilmuwan, atau kombinasi dari semuanya. Aktivitas ini pun relatif belum terfasilitasi dengan baik dalam beberapa kebijakan pemerintah.

REFERENSI

Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila http://isma-ismi.com/pengertian-ilmu.htmlhttp://www.kompasiana.com/jokowinarto/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan_5500d5018133111918fa7e8bhttp://zonabiokita.blogspot.com/2012/10/sikap-ilmiah-seorang-ilmuwan.html#ixzz3uHw35qf5http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/02/lmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek-perkembangan-dampak-positid-dan-negatif.htmlhttp://tiyangsae123.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-pengaruh-perkembangan.htmlhttp://www.academia.edu/14520810/Sejarah_Perkembangan_IPTEK_di_Indonesiahttp://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/11/17/nf6agc45-robohnya-moralitas-kampushttp://print.kompas.com/baca/2015/06/09/Ijazah-Palsu-dan-Kepalsuan-Pendidikan-Kitahttp://uad.ac.id/id/plagiarisme-di-dunia-akademikhttp://www.tribunnews.com/nasional/2014/06/04/dosen-lebih-suka-menjiplak-tahun-lalu-ada-808-kasus-plagiarismehttp://news.okezone.com/read/2015/05/18/65/1151160/menristek-dikti-segera-tutup-18-kampus-penjual-ijazahhttp://Jurnal Septian_ PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMUhttp://Kriteria Seorang Ilmuan dzprasongko's bloghttp://Pengertian Profesional, ilmuwan, rasa kebangsaan, cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban daya saing, disiplin dan berpartisipasi aktif dalam berkehidupan Didasarkan nilai pancasila _ Infected File'shttp://Peran Pancasila dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Indonesia _ Balairungpresshttp:/masih pohon kecil _)_ PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU18