Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyfull Learning untuk ...
PENERAPAN PEMBELAJARAN AND LEARNING (CTL) DALAM ...
Transcript of PENERAPAN PEMBELAJARAN AND LEARNING (CTL) DALAM ...
1
PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP OPERASI BILANGAN
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DI SDN 2 SAWAN BULELENG
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARKAT
OLEH:
Ketua: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si.,M.Si. (19740528 200212 2 002)
Anggota: Kartika Sari, S.Si.,M.Sc.(19700711 200312 2 001) Made Susilawati, S.Si.,M.Si.(19710902 199802 2 001)
I Gst. Ayu Made Srinadi, S.Si.,M.Si.(19711213 199702 2 001) I Made Eka Dwipayana, S.Si., M.Si.(19820514 200812 1 001)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
Dibiayai dari Dana BOPTN Universitas Udayana tahun Anggaran 2013 Dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor :28.22/UN14.2/PKM.01.03.00/2013 Tanggal: 16 Mei 2013.
2
LEMBAR PENGESAHAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Judul :
Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Konsep Operasi Bilangan dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Di SDN 2 Sawan Buleleng
2. Ketua Pelaksana 2.1. Nama : Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si 2.2. Golongan, Pangkat, NIP : Penata tk 1, III/d, 19740528 200212 2 002
2.3. Jabatan Fungsional : Lektor
2.4. Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika
2.5. Alamat
- Kantor : Kampus Bukit Jimbaran, Jurusan Matematika FMIPA
Universitas Udayana
- Rumah : Perum. Universitas Udayana Blok E No 24 Jimbaran
2.6. Telepon dan Email : 081353027007; [email protected]
3. Personalia : 5 orang
4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 bulan
5. Bentuk Kegiatan : Rintisan
6. Tempat Kegiatan : SDN 2 Sawan Buleleng
7. Biaya yang Diperlukan : Rp. 4.000.000
Mengetahui, Denpasar, 22 November 2013 Dekan Fakultas MIPA Ketua Tim Pelaksana, (Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons) (Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si) NIP. 19650708 199203 1 004 NIP. 19740528 200212 2 002
Menyetujui, Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
(Prof. Dr, Ir. I Ketut Satriawan. M.T) NIP. 19640717 198903 1 001
3
ABSTRAK
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
masalah dalam kehidupan jangka panjang. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan
siswa adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL). Pendekatan
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Hasil analisis deskriptif dari data nilai evaluasi dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai
evaluasi siswa kelas IV SDN 2 Sawan adalah 78,2 dengan standar deviasi atau keragamannya
sebesar 16.69. Nilai terkecil yang diperoleh siswa adalah 55 dan nilai terbesar adalah 100 dengan
median sebesar 80 walaupun masih ada lima siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM.
Hasil analisis statistika uji t mendapatkan hasil yang sangat signifikan yang mengindikasikan
bahwa penerapan pembelajaran CTL telah meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep
operasi bilangan.
4
KATA PENGANTAR
Pengabdian pada masyarakat merupakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga.
Kegiatan yang kami lakukan ini ditujukan kepada siswa-siswa kelas IV SDN 2 Sawan Buleleng.
Berkat rahmat Ida SangYang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dan menyelesaikan laporan pengabdian ini
tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua beserta seluruh staf LPPM Universitas Udayana yang telah mendukung
terselenggaranya kegiatan pengabdian ini.
2. Kepala Sekolah dan guru-guru SDN 2 Sawan Buleleng atas waktu dan tempat yang telah
diberikan buat kami melakukan kegiatan pengabdian ini.
3. Siswa-siswa kelas IV SDN 2 Sawan Buleleng atas kerjasamanya selama kegiatan
pengabdian ini.
Semoga kegiatan pengabdian ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswa dan guru pengampu
kelas IV SDN 2 Sawan Buleleng. Kegiatan dan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan
yang harus dibenahi, untuk itu kritik dan saran pembaca selalu kami harapkan.
Bukit Jimbaran, 30 Oktober 2013
Penyusun
5
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan …………………………… ii
Abstrak …………………………… iii
Kata Pengantar …………………………... iv
Daftar Isi …………………………... v
Daftar Tabel …………………………... vi
Daftar Gambar …………………………... vii
Daftar Lampiran …………………………... viii
I. Pendahuluan A. Analisis Situasi …………………………... 1 B. Rumusan Masalah …………………………... 3
II. Tujuan dan Manfaat A. Tujuan Kegiatan …………………………… 5 B. Manfaat Kegiatan …………………………… 5
III. Pelaksaan Kegiatan A. Pemecahan Masalah …………………………… 6 B. Khalayak Sasaran Strategis …………………………… 7 C. Metode Kegiatan …………………………… 7
IV. Hasil Kegiatan …………………………… 9 V. Simpulan …………………………… 14 Daftar Pustaka …………………………… 15
Lampiran-Lampiran
6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Nilai Evaluasi Siswa Kelas IV SDN 2 Sawan ……………………….. 11
4.2. Hasil Analisis Deskriptif Data Nilai Evaluasi ……………………….. 11
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Hasil Uji Kenormalan Nilai Evaluasi Siswa 12
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pelaksana Kegiatan ……………………………… 16
Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan …………………………… 18
Lampiran 5. Daftar Hadir ……………………………… 21
9
I. PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Sekolah Dasar Negeri 2 Sawan terletak di desa Sawan kecamatan Sawan Buleleng. Desa
Sawan ini termasuk desa yang lumayan maju karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari kota
Singaraja dengan penghasilan penduduknya sebagian besar petani dan wirausaha pande besi.
Siswa-siswa yang bersekolah di SD ini seluruhnya merupakan penduduk asli desa ini.
Sebenarnya di SD ini proporsi jumlah guru dan murid sudah ideal, namun prestasi
akademik siswa-siswa di sini belum memuaskan. Hal ini menunjukkan peranan lingkungan dan
keluarga sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa disamping guru. Guru
memiliki peranan yang sangat penting dalam hal menumbuhkembangkan minat siswa untuk
meraih prestasi dalam bidang pelajaran tertentu termasuk matematika. Untuk itu seorang guru
perlu mencari strategi alternatif dalam menumbuhkan minat siswa agar mau belajar dengan
gembira (tanpa merasa dipaksa), sehingga dapat menimbulkan percaya diri pada siswa, yang
pada akhirnya mereka dapat mengembangkan kemampuan yang telah ada tanpa mereka sadari.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa hasil pembelajaran matematika masih kurang
memenuhi harapan. Seperti Windayana (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran
matematika masih berorientasi pada pengembangan aspek kognitif yang menstransfer
pengetahuan dari guru ke siswa yang diikuti dengan latihan-latihan untuk membentuk
kemampuan sesaat. Proses belajar demikian tidak membuat siswa memiliki kemampuan
aplikabel dan kekal yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula
Sanjaya (2006) memberikan contoh dalam pelajaran matematika, siswa hafal perkalian dan
pembagian tetapi mereka bingung berapa harus membayar ketika disuruh membeli 2,25 kg
telur dengan harga satu kilogramnya Rp 12.000,00. Dari ke dua pendapat tersebut nampak
bahwa pembelajaran matematika kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam menyelesaikan masalah kehidupan.
Belum optimalnya guru menerapkan model pembelajaran dapat mengakibatkan
proses pembelajaran yang kurang bermakna, siswa tidak aktif, siswa tidak dibiasakan berpikir
kritis dan meningkatkan penalaran dalam memecahkan suatu masalah. Pemecahan masalah
merupakan bagian dari pembelajaran matematika yang sangat penting karena dalam proses
10
pembelajaran maupun penyelesaiannya siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Belajar akan lebih bermakna jika anak
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi
gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Oleh
karena itu diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini.
Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning / CTL). Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) disingkat menjadi CTL merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), menawarkan bentuk
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa. Depdiknas (2003), Sanjaya (2006), dan Trianto (2007) dalam Rostiawati
dan Maulana, 2008 menyimpulkan bahwa CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang dipelajarinya
dan menghubungkan serta menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, peran
siswa dalam pembelajaran CTL adalah sebagai subjek pembelajar yang menemukan dan
membangun sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Belajar bukanlah menghafal dan
mengingat fakta-fakta, tetapi belajar adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi siswa
baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan
kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan
muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan
agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah
dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan
diterapkan dalam tugas pekerjaan.
11
Menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di
dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat lainnya.
Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih serta mendesain lingkungan belajar
yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya,
ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Dalam
lingkungan seperti itu, para siswa dapat menemukan hubungan bermakna antara ide-ide abstrak
dengan aplikasi praktis dalam konteks dunia nyata; konsep diinternalisasi melalui menemukan,
memperkuat, serta menghubungkan dan guru dituntut membantu siswa dalam mencapai
tujuannya.
Alasan perlu diterapkannya pembelajaran kontekstual adalah :
1. Sebagian besar waktu belajar sehari-hari di sekolah masih didominasi kegiatan
penyampaian pengetahuan oleh guru, sementara siswa ”dipaksa” memperhatikan dan
menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa.
2. Materi pembelajaran bersifat abstrak-teoritis-akademis, tdak terkait dengan
masalah-masalah yang dihadapi siswa sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, alam
sekitar dan dunia kerja.
3. Penilaian hanya dilakukan dengan tes yang menekankan pengetahuan, tidak
menilai kualitas dan kemampuan belajar siswa yang autentik pada situasi yang autentik.
4. Sumber belajar masih terfokus pada guru dan buku. Lingkungan sekitar belum
dimanfaatkan secara optimal (Jumadi, 2003).
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam proses pembelajaran di SDN 2 Sawan, guru sering kali berupaya memberikan
penjelasan materi secara lengkap dan siswa cendrung dituntut untuk mengikuti contoh yang telah
diberikan oleh guru. Hal ini tentu saja bertentangan dengan tuntutan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi, karena itu maka masalah yang akan diambil dalam pengabdian ini adalah:
12
Bagaimana menerapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada konsep
operasi bilangan dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika Di SDN 2 Sawan
Buleleng?
13
II. TUJUAN DAN MANFAAT
A. TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan pemahaman konsep matematika yaitu konsep operasi bilangan
pada siswa kelas IV di SDN 2 Sawan Buleleng.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada guru pengampu mata ajar matematika
mengenai pembelajaran CTL.
B. MANFAAT KEGIATAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Peserta Didik
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata ajar matematika, meningkatkan
minat dan interaksi siswa dalam pembelajaran matematika.
b. Guru
Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran CTL pada mata
ajar matematika.
14
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PEMECAHAN MASALAH
Pembelajaran CTL merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran
dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pada kegiatan ini difokuskan pada kemahiran siswa menyusun operasi bilangan yang
dikaitkan pada kejadian sehari-hari. Tahapan pemecahan masalah di atas adalah sebagai berikut:
Pertama, siswa, guru dan pelaksana menyiapkan barang-barang yang akan digunakan dalam
kegiatan ini, seperti: jajanan, snack-snack, minuman, peralatan mandi, peralatan masak, peralatan
sekolah dan lain-lain yang sudah tertera harganya.
Kedua, guru dan pelaksana menyiapkan lotre yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan,
bentuk lotrenya seperti berikut:
Ketiga, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, secara acak dipanggil satu persatu kelompok-
kelompok ini. Dari kelompok yang terpilih ini, seorang siswa disuruh mewakili kelompoknya
untuk mengambil lotre dan membaca pertanyaan yang tertera di lotre. Bersama-sama dengan
teman satu kelompoknya pertanyaan tersebut dibuat formula operasi bilangannya. Selanjutnya
salah satu anggota kelompok ini menuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut.
SAYA DISURUH
MEMBELI Rp.2000
BAWANG MERAH, 3
BUNGKUS ME, 5
BUAH CABE BESAR
15
Keempat, Secara bersama-sama jawaban dari kelompok ini diperiksa, dan kelompok lain boleh
memberikan komentar dan pendapatnya.
Kelima, guru dan pelaksana memberikan solusi dengan menunjukkan jawaban yang benar dan
membahas kesalahan yang telah dilakukan siswa.
B. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS
Khalayak sasaran kegiatan ini adalah guru yang mengampu mata ajar matematika kelas
IV SD N 2 Sawan, dan siswa-siswa kelas IV SD N 2 Sawan.
C. METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berupa penerapan pembelajaran CTL
pada konsep operasi bilangan. Evaluasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pertama, mempersiapkan bahan-bahan untuk pelaksanaan pembelajaran. Kedua, melakukan
demo dengan metode CTL. Ketiga, memberikan evaluasi berupa tes kepada para siswa. Adapun
indicator keberhasilan kegiatan ini adalah adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika, dengan membandingkan terhadap nilai KKM untuk mata
ajar matematika yaitu sebesar 63. Data nilai evaluasi kemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis statistic uji t. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : µ = 63 (nilai evaluasi siswa sama dengan KKM)
H1 : µ > 63 (nilai evaluasi siswa lebih besar dari KKM )
Statistik hitung yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah statistik uji t yang
dirumuskan sebagai berikut:
nSd
XtHit
/1
16
Dengan X adalah Rata-rata nilai evaluasi, Sd = standar deviasi
Ho akan diterima jika nilai thit lebih besar dari nilai t tabel dengan α = 0.05 dan Ho ditolak jika
sebaliknya (Walpole,1995) atau Ho diterima jika nilai α = 0.05 lebih besar dari nilai P.
17
IV. HASIL KEGIATAN
Kelas IV SDN Sawan terdiri dari 20 siswa, dan seluruh siswa hadir pada saat kegiatan.
Materi yang diberikan dengan pembelajaran CTL adalah menyusun operasi bilangan yang
dikaitkan pada kejadian sehari-hari. Penerapan pembelajaran CTL diawali dengan menyiapkan
barang-barang yang akan digunakan dalam kegiatan ini, seperti: jajanan, snack-snack, minuman,
peralatan mandi, peralatan masak, peralatan sekolah dan lain-lain yang sudah tertera harganya
oleh siswa, guru dan pelaksana. Kemudian guru dan pelaksana menyiapkan lotre yang di
dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan, contoh bentuk lotrenya adalah seperti berikut:
1. Ibu menyuruh saya membeli 2 buah buku dan 1 buah pulpen, berapa yang harus saya bayarkan?
4. Saya disuruh membeli Rp.2000 bawang merah, 3 bungkus
me, 5 buah cabe besar, berapa yang harus saya bayarkan?
2. Saya mempunyai uang Rp. 5000, barang apa saja yang dapat saya beli?
3. Nita dikasi uang Rp.10.000 oleh ibunya, dia membeli buku 2 buah, snack 3 buah, dan pensil 2 buah, apakah uang Nita masih ada sisa?
5. Belilah barang-barang dengan uang Rp. 6500
18
Ada banyak lotre-lotre seperti di atas yang disiapkan untuk dibagikan kepada kelompok-
kelompok yang terbentuk. Ada tujuh kelompok yang terbentuk, masing-masing terdiri dari tiga
siswa. Kelompok pertama yang terpilih secara acak adalah kelompok III. Salah satu anggota
kelompok tersebut membacakan perintah dari lotre yang mereka ambil secara acak, dan
melakukan apa yang tertera pada lotre. Lotre yang terambil adalah yang seperti contoh lotre no 2
di atas yaitu “Saya mempunyai uang Rp. 5000, barang apa saja yang dapat saya beli? jawaban
yang mereka tulis adalah 1 Buku (harga Rp.1750/buah), 1 pulpen (harga Rp.750/buah), dan 3
snack (harga Rp.1000/buah). Jawaban mereka ini selanjutnya diperiksa oleh kelompok lain
dengan menuliskan kalimat matematikanya yaitu: 1 x 1750 + 1 x 750 + 3 x 1000 = 5500.
Berdasarkan jawaban di atas maka jawaban kelompok 3 ini salah, karena salah mereka tidak
boleh membawa apa yang tertera di jawaban mereka sebagai hadiah.
Selanjutnya kembali dipilih secara acak kelompok berikutnya, apabila jawaban dari
kelompok ini benar maka barang-barang yang dipilh dalam jawaban mereka bisa diambil dan
dibawa sebagai penghargaannya. Setelah semua kelompok mendapat giliran, maka permainan
dilanjutkan secara individu. Siswa yang berhasil melakukan permainan dengan benar diberi
penghargaan membawa semua barang-barang yang dipilhnya. Penerapan pembelajaran CTL ini
diakhiri dengan memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal-soal cerita.
19
Hasil evaluasi siswa kelas IV SDN 2 Sawan seperti terlihat pada Tabel 4.1. di bawah ini:
Tabel 4.1. Nilai Evaluasi Siswa Kelas IV SDN 2 Sawan
NO Nama Murid
No Absen Nilai Evaluasi Kategori
1 Angga 3 90 Di atas KKM 2 Darma 13 65 Di atas KKM 3 Kadek Angga 4 100 Di atas KKM 4 Reka 18 100 Di atas KKM 5 Gustu 6 65 Di atas KKM 6 Domang 14 95 Di atas KKM 7 Chandra 11 100 Di atas KKM 8 Kmg Diantara 1 55 Di Bawah KKM 9 Dek Gun 19 65 Di atas KKM 10 Gusde 7 100 Di atas KKM 11 Laras 5 96 Di atas KKM 12 Nanda 10 85 Di atas KKM 13 Kmg Widya 15 65 Di atas KKM 14 Agus 2 78 Di atas KKM 15 Dek Sep 20 83 Di atas KKM 16 Km Meta 12 82 Di atas KKM 17 Sri Ayu Laksmi 16 60 Di Bawah KKM 18 Karmila 9 62 Di Bawah KKM 19 Putri Astini 17 60 Di Bawah KKM 20 Ayu Karlina 8 58 Di Bawah KKM Sumber: Data diolah 2013
Hasil analisis deskriptif dari data nilai evaluasi seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Hasil Analisis Deskriptif Data Nilai Evaluasi Variabel Mean StDev Min Median Max
Nilai 78.2 16.69 55 80 100 Sumber: Data diolah 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai evaluasi siswa kelas IV SDN 2
Sawan adalah 78,2 dengan standar deviasi atau keragamannya sebesar 16.69. Nilai terkecil yang
diperoleh siswa adalah 55 dan nilai terbesar adalah 100 dengan median sebesar 80 walaupun
masih ada lima siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM.
20
Analisis selanjutnya adalah analisis untuk melihat apakah asumsi kenormalan data sudah
terpenuhi sebagai prasyarat menggunakan analisis uji t. Hasil uji kenormalan terlihat pada
gambar berikut:
12011010090807060504030
99
95
90
80
70
60
50
40
30
20
10
5
1
Nilai
Pe
rce
nt
Mean 78.2
StDev 16.69
N 20
KS 0.161
P-Value >0.150
Uji Kenormalan Data Nilai Evaluasi SiswaNormal
Gambar 4.1. Hasil Uji Kenormalan Nilai Evaluasi Siswa
Gambar 4.1. memperlihatkan bahwa data sudah menyebar normal karena berdasarkan grafik
sebaran data masih berada dalam satu garis lurus. Begitu pula berdasarkan uji Kolmogorov
Smirnov diperoleh nilai P = 0.150 yang lebih besar dari α = 0.05, yang berarti data menyebar
normal.
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah nilai evaluasi siswa sudah melebihi nilai KKM.
Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : µ = 63 (nilai evaluasi siswa sama dengan KKM)
H1 : µ > 63 (nilai evaluasi siswa lebih besar dari KKM )
Dengan analisis statistic uji t diperoleh hasil t hitung sebesar 4.07 dengan nilai p = 0,0000 yang
lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti Ho ditolak atau H1 diterima. Ini mengindikasikan bahwa
secara statistic nilai evaluasi siswa signifikan lebih besar dari KKM dan berarti penerapan
pembelajaran CTL telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa, khususnya pada mata ajar
matematika.
21
Penerapan pembelajaran CTL juga telah menumbuhkan kesenangan siswa terhadap
matematika. Awalnya siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
membosankan tetapi dengan belajar berdasarkan situasi yang nyata, matematika menjadi lebih
mudah. Penerapan CTL juga mendorong siswa belajar dari pengalaman sendiri, bukan dari
‘pemberian orang lain’ dan siswa menjadi tahu ‘untuk apa’ ia belajar, dan ‘bagaimana’ ia
menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
22
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis statistika uji t mendapatkan hasil yang sangat signifikan bahwa penerapan
pembelajaran CTL telah meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep operasi
bilangan.
2. Pembelajaran CTL mempraktikkan konsep belajar yang mengaitkan materi yang
dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga siswa belajar matematika dengan
gembira tanpa beban.
23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Dikdasmen. Jumadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya. Makalah disampaikan pada Workshop Sosialisasi dan Iplementasi Kurikulum 2004, Madrayah Aliyah DIY, Jateng. Jumadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya. Makalah disampaikan pada Workshop Sosialisasi dan Iplementasi Kurikulum 2004, Madrayah Aliyah DIY, Jateng. Rostiawati dan Maulana, 2009. Penerapan Model Pembelajaran Ctl pada Bahan Ajar Geometri dan Pengukuran Di Sekolah Dasar. Tidak dipublikasikan. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Trianto. 2007. Innovasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Windayana, Husen. 2004. CTL dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Seiring Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Dasar. 2, 11-14.
Walpole, R.E.1995. Introduction to Statistics. Terjemahan Bambang Sumantri.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
24
Lampiran 1.
PELAKSANA KEGIATAN
1. Ketua Pelaksana:
a. Nama : Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si., M.Si.
b. Pangkat/Gol / NIP : Penata / IIIc / 19740528 200212 2 002
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Bidang Keahlian : Matematika
e. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana I:
a. Nama : Kartika Sari, S.Si.,M.Sc. b. Pangkat/Gol / NIP : Penata tk.1/IIId / 19700711 200312 2 001
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Fakultas/Univ. : MIPA/Udayana
e. Bidang Keahlian : Matematika
f. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana II:
a. Nama : Made Susilawati, S.Si., M.Si.
b. Pangkat/Gol / NIP : Penata / IIId / 19710902 199802 2 001
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Bidang Keahlian : Statistika
e. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu
4. Anggota Pelaksana III:
a. Nama : I Gst.Ayu Made Srinadi, S.Si., M.Si.
b. Pangkat/Gol / NIP : Pembina/IVa/19711213 199702 2 001
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Bidang Keahlian : Statistika
e. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu
5. Anggota Pelaksana IV:
a. Nama : I Made Eka Dwipayana, S.Si., M.Si.
25
b. Pangkat/Gol / NIP : Penata Muda/ IIIb / 19820514 2008 12 1 001
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Bidang Keahlian : Matematika
e. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu
6. Tenaga Administrasi : -
26
Lampiran 2.
FOTO-FOTO KEGIATAN
27
28
29
Lampiran 3.
DAFTAR HADIR