penetasan
-
Upload
roro-rasi-putra -
Category
Documents
-
view
31 -
download
1
description
Transcript of penetasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1latar belakang
Mata kuliah teknologi penetasan ini sangan penting di berikan kepada mahasiswa
untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui macam dan jenis
mesin penetasan yang digunakan untuk menetasakan telur ayam ,itik,maupun telur
puyuh,selain itu matakuliah ini dapat memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk
membuat dan mengoperasikan berbagai macam mesin tetas sesuai dengan standar yang
berlaku.
Praktikum yang dilaksanakan di fakultas peternakan institut pertanian bogor ini
bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
penetasan disana,dan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung berbagai jenis mesin
tetas yang belum ada di laboratorium peternakan universitas bengkulu sehingga dapat
mengetahui lebih dalam tentang mesin tetas tersebut,berupa jenis mesin tetas,kapasitas mesin
tetas,serta daya tetas berbagai macam mesin tetas tersebut,termasuk bagaimana cara
mengopersikan mesin tetas tersebut dan perawatanya.
1.2
Diharapkan setelah praktikum ini berlangsung mahasiswa mendapat pengetahuan dan
keterampilan mengenai macam dan jenis nmesin tetas,cara mengoperasikan dan merawat
mesin tetas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih mesin Penetas Telur
Ada beberapa hal dan perlengkapan mesin penetas telur yang perlu diketahui sebelum
memulai usaha penetasan telur sebagai berikut:
Bahan Mesin Penetas telur
Pada prinsipnya mesin penetas telur dapat dibuat sendiri maupun dapat membeli produk yang
sudah jadi. Membuat sendiri mungkin bisa menghemat biaya , tetapi masalah kualitas dan
daya tetas masih perlu diuji. Jika memilih membeli maka pilihlah mesin penetas telur yang
sudah teruji kualitasnya, ada baiknya bertanya dan berbagi pengalaman dengan orang lain
yang sudah menekuni usaha ini. Bahan yang dipergunakan untuk membuat mesin penetas
telur adalah bahan yang mampu menahan panas yang cukup lama dan tidak mudah
terpengaruh cuaca di luar ruangan, biasanya dipilih bahan Multiplex dan kayu. Selain itu
dipilih bahan yang tidak mudah berubah karena perubahan suhu udara. Kayu-kayu jenis
tertentu akan melengkung jika suhu berubah sehingga menjadi tidak rapat.
Kapasitas Dan Daya Mesin Penetas TELUR
Kapasitas mesin penetas telur perlu disesuaikan dengan kebutuhan penetasan, kapasitas
mesin penetas telur untuk keperluan penetasan biasanya tersedia dari mulai kapasitas sekitar
40 butir telur sampai ribuan. Semakin besar kapasitas telur yang dapat ditetaskan semakin
besar daya listrik yang diperlukan. Jika kebutuhan penetasan hanya kecil tidak perlu
membeli mesin penetas telur yang berukuran besar karena boros daya.
Sumber Daya biasanya bersumber dari bolam lampu listrik yang dilengkapi dengan cerobong
untuk penempatan cadangan lampu minyak. Perhatikan juga letak sumber lampu, lebih baik
lampu dengan daya kecil tetapi merata dibandingkan dengan lampu berdaya besar tetapi
terkumpul dalam satu tempat. Hal ini menyebabkan panas tidak merata di seluruh ruangan,
ada bagian ruangan yang terlalu panas dan ada yang kurang panas. Hal ini tidak baik bagi
kualitas penetasan. Mesin penetas telur yang baik adalah yang memiliki pemyebaran panas
yang merata. Pada mesin penetas telur besar dan bagus dilengkapi dengan semacam blower
untuk meratakan panas.
Pengatur Panas Dan Rak Telur
Suhu ruangan dalam mesin tetas diupayakan selalu stabil dan tidak terpengaruh oleh udara
luar,sekitar 37-38 derajat Celcius. Untuk memastikan hal tersebut diperlukan termometer
ruangan sebagai pengukur suhu dan thermostat untuk mengontrol suhu ruangan.
Thermostat sederhana menggunakan cairan yang dikemas dalam bentuk kapsul, jika panas
maka kapsul akan mengembang dan menekan mikroswitch untuk mematikan lampu, jika
sudah dingin akan mengempis sehingga mikroswitch akan bebas dan lampu menyala
kembali. Setting thermostat jenis ini dilakukan dengan cara manual dengan mengatur jarak
antara kapsul dan mikroswitch. Thermostat modern menggunakan sensor suhu yang sudah di
setting sebelumnya. Selain itu Mesin penetas telur dilengkapi dengan Termometer untuk
mengukur suhu ruangan. Biasanya sudah include saat membeli mesin tetas.
Rak telur merupakan tempat untuk meletakkan telur-telur dalam ruang Mesin penetas telur ,
rak telur yang baik tidak boleh terlalu rapat agar sirkulasi udara baik dan menjamin telur
tidak mudah menggelinding dan bergerak. Selain itu rak telur harus bisa ditarik keluar agar
mudah pada saat membalik telur, membersihkan dan mengangin-anginkan telur.
Untuk menjamin kelembaban udara dalam ruang Mesin Penetas Telur/ inkubator diperlukan
bak air dan Hygrometer untuk mengukur kelembaban udara. Bak air diperlukan untuk
menambah kelembaban udara dalam ruangan, pada penetasan telur itik diperlukan
kelembaban udara yang cukup tingi. Hygrometer biasanya bersifat optional dan jarang
include dengan mesin tetas karena harganya cukup mahal.
Model Pemutaran Telur
Salah satu faktor penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur adalah pemutaran atau
membolak-balik telur. Frekuensi pemutaran telur sangat menentukan daya tetas telur,
minimal dalam sehari dilakukan pemutaran telur dua kali. Idealnya dalam sehari dilakukan
enam kali . Ada beberapa berapa jenis mesin penetas bersadarkan model pemutaran telur:
Cara Manual, dilakukan dengan membalik telur satu persatu dengan membuka ruangan
inkubator. Untuk jumah telur yang banyak sangat tidak efektif dan memerlukan tenaga yang
besar. Biasanya dilakukan pada mesin-mesin penetas sederhana untuk hobi.
Cara Semi Otomatis, dilengkapi dengan semacam tuas pemutar di luar mesin penetas telur.
Untuk membalik tidak perlu membuka ruangan inkubator cukup dengan memutar tuas. Rak
Telur biasanya didesain sedemikian rupa agar saat diputar tidak terjatuh. Cara ini relatif lebih
baik dibandingkan dengan cara manual.
Cara Otomatis, Mesin penetas telur dilengkapi dengan Timer dan desain yang memungkinkan
telur-telur dapat diputar secara otomatis berdasarkan timer yang sudah di setting sebelumnya.
Dengan Mesin Penetas telur model ini akan mengurangi tenaga manusia secara significant
dalam proses pembalikan telur. Frekuensi pembalikan dapat lebih terjamin sesuai dengan
frekuensi ideal. Dengan model otomatis daya tetas juga semakin tinggi.
BAB III
METODOLOGI
3.1 waktu dan tempat
Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal bertempat di laboratorium fakultas peternakan Institut Pertanian Bogor.
3.2 alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam peraktikum ini adalah sebagai berikut:
Alat : alat tulis dan kamera
Bahan : berbagai macam mesin tetas yang ada di IPB
3.3 cara kerja
- mengamati jenis dan macam mesin tetas,serta bagian-bagianya
-mencatat penjelasan dari penyaji mengenai kapasitas mesin tetas,persentase daya tetas,cara pengoperasian dan perawatan mesin tetas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil
(c) (d)
4.2 pembahasan
Praktikum penetasan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 April
2012 di Labolatorium Fakultas peternakan Institut Pertanian Bogor.
Sebelum kegiatan penetasan dimulai, mula-mula menyiapkan mesin tetas
dan telur yang merupakan komponen utama dalam proses penetasan
dalam hal ini teknologi mesin tetas yang di gunakan adalah model mesin
tetas semi otomatis dan mesin tetas otomatis berbeda dengan model
mesin tetas yang ada di laboratorim jurusan Peternakan Universitas
Bengkulu.
Ada dua istilah penting dalam proses penetasan telur dengan mesin
penetas buatan (Tradisional), yaitu daya fertilitas dan daya tetas. Daya
fertilitas adalah persentase jumlah telur yang fertil (dibuahi, dikawini) dari
jumlah telur yang pertama kali masuk mesin tetas. Semakin tinggi angka
yang diperoleh maka semakin baik pula kemungkinan daya tetasnya. Hal-
hal yang mempengaruhi daya fertilitas antara lain : asal telur (hasil dari
perkawinan atau tidak), ransum induk, umur induk, kesehatan induk, rasio
jantan dan betina, umur telur, dan kebersihan telur. Sedangkan daya
tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang
fertil.(Teknisi Lab Fakultas Peternakan IPB)
Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, sebaiknya
ruangan mesin tetas di sanitasi dengan desinfektan. Agar Kotoran-kotoran
yang melekat pada alas lantai mesin, rak telur/pengeraman, dan dinding
mesin bebas dari baketri yang akan mempengaruhi kwalitas telur. Setelah
proses sanitasi selesai mesin ditutup kemudian dinyalakan dan dibiarkan
sampai suhu mencapai stabil yaitu antara 38-40°C atau sekitar 102⁰F.
Suhu yang tepat merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan daya
tetas dengan mutu tinggi.
Pengaturan suhu pada mesin tetas model ini berlangsung secara
otomatis menggunakan alat yang disebut thermostat hanya saja model
dan jenis thermostatnya yang berbeda dengan yang ada pada mesin tetas
di Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu.
Pada umumnya mesin tetas menggunakan thermostat elektro-
mekanikal dengan sensor pemanas (kapsul) tipe wafer. Sensor ini berupa
dua keping pelat berongga berbahan kuningan dan diisi dengan eter,
yang akan mengembang jika panas bertambah dan mengerut jika panas
berkurang, dan menghasilkan gerakan yang mengaktifkan saklar mikro
(microswitch). Kemudian microswitch inilah yang akan mematikan dan
menghidupkan pemanas (lampu atau nikelin). Dengan demikian panas
dalam mesin tetas akan naik dan turun dalam kisaran tertentu, namun
tidak boleh melebihi 1° C. Misalnya jika suhu terendah (saat pemanas
mati) adalah 38°C maka suhu tertinggi (saat pemanas hidup) maksimum
39°C. Pengaturan suhu juga sangat bergantung pada ketepatan kita
membaca termometer. Untuk itu letakkan termometer di tengah-tengah
telur untuk pembacaan paling akurat. Prinsip utama pembacaan suhu
adalah memonitor suhu pada termometer pada saat lampu pemanas mati
atau hidup. Inilah keuntungan mesin tetas yang menggunakan pemanas
lampu pijar. Lampu pijar yang digunakan sebanyak enpat (6) buah dan 1
buah lampu yang nyala secara nonstop, tiap lampu memiliki daya sebesar
25 Watt. Suhu pada mesin disetting berkisar antara 38-40°C dengan cara
mengatur thermoregulator atau thermostatnya. Sedangkan kelembaban
disetting pada kisaran antara 50-60% yang bersumber dari udara dengan
bantuan kipas angin di dalam mesin tetas tersebut. Pada bagian atas
mesin, diberi ventilasi udara agar dapat terjadi pertukaran udara di dalam
mesin dengan udara luar. Ventilasi udara dibuka mulai hari ke-4 sedikit
demi sedikit sampai pada hari ke-7 lubang ventilasi sudah terbuka penuh.
Kelembaban yang rendah menyebkan DOQ sulit memecah kulit telur
karena lapisannya menjadi keras dan berakibat DOQ melekat / lengket di
selaput bagian dalam telur dan mati. Akan tetapi kelembaban yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan DOQ didalam telur juga sulit untuk memecah
kulit telur atau kalaupun kulit telur dapat dipecahkan maka anak ayam
tetap berada didalam telur dan dapat mati tenggelam dalam cairan dalam
telur itu sendiri.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dilkukan di institut pertanian bogor dapat diambil kesimpulan
bahwa:
Peralatan yang digunakan dalam penetasan di sana antara lain mesin tetas otomatis kapasitas
2000 butir ,dan mesin tetas semi otomatis.
Perawatan mesin tetas sangat perlu dilakukan agar dapat menjaga keberhasilan daya tetas
mesin.
Pada saat menetaskan telur hendaknya sesuai dengan prosedur yang benar sehingga tingkat
keberhasilanya bisa maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Wuryadi slamet, Sukses Beternak Puyuh, Jakarta:Agromedia Pustaka,2007.
Teknisi Laboratorium Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB)
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENETASAN
Disusun oleh:
Dadang hirawan
E1C010012
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012