PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA...

47
PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI BIOHERBISIDA PADA PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN GULMA Asystasia gangetica (SKRIPSI) Oleh RISA APRIANI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA...

Page 1: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

BIOHERBISIDA PADA PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN

GULMA Asystasia gangetica

(SKRIPSI)

Oleh

RISA APRIANI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

BIOHERBISIDA PADA PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN

GULMA Asystasia gangetica

Oleh

Risa Apriani

Gulma merupakan tumbuhan yang merugikan dan mengganggu kepentingan manusia karena

menjadi tumbuhan yang berkompetisi dalam mendapatkan unsur hara, air, cahaya, dan ruang

tumbuh dengan tanaman budidaya sehingga perlu dilakukan pengendalian. Salah satu gulma

yang menjadi perhatian pada saat ini adalah Asystasia gangetica karena penyebarannya yang

cepat. Untuk mengatasi gulma tersebut pada umumnya dilakukan pengendalian secara

kimiawi dengan menggunakan herbisida sintetik. Akan tetapi, penggunaan herbisida sintetik

secara terus menerus dapat mencemari lingkungan, oleh karena itu dicoba dilakukan

pengendalian yang ramah lingkungan dengan menggunakan bioherbisida salah satunya

dengan menggunakan ekstrak buah lerak yang mengandung senyawa alelopati. Tujuan

penelitian ini untuk menguji ekstrak buah lerak dan mendapatkan konsentrasi ekstrak buah

lerak yang efektif dalam menghambat perkecambahan dan pertumbuhan gulma Asystasia

gangetica. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma dan Rumah Kaca Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung, Gedong Meneng, Bandar Lampung dari bulan Januari

hingga Maret 2018. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan

4 perlakuan yang terdiri atas konsentrasi ekstrak buah lerak 0%, 25%, 50%, dan 75%.

Page 3: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

Risa Apriani

Penelitian dilakukan pada cawan petri dan pot, setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga

didapatkan 32 unit percobaan. Homogenitas ragam diuji dengan uji Barlett dan aditivitas

data diuji dengan uji Tukey, jika asumsi terpenuhi data dianalisis ragam dan perbedaan nilai

tengah diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ekstrak buah lerak mampu menghambat daya perkecambahan dan

pertumbuhan gulma Asystasia gangetica karena adanya senyawa beracun yang terkandung

dalam ekstrak buah lerak yaitu fenol. Ekstrak buah lerak konsentrasi 25%, 50%, dan 75%

mampu menghambat perkecambahan biji gulma Asystasia gangetica, dan pada konsentrasi

50% dan 75% lebih baik menekan pertumbuhan gulma Asystasia gangetica pada pengamatan

tinggi gulma, bobot kering akar gulma, dan bobot kering gulma.

Kata kunci : Asystasia gangetica, ekstrak buah lerak, gulma.

Page 4: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

BIOHERBISIDA PADA PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN

GULMA Asystasia gangetica

Oleh

RISA APRIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

Judul Skripsi : PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK

(Sapindus rarak DC.) SEBAGAI BIOHERBISIDA

PADA PERKECAMBAHAN DAN

PERTUMBUHAN GULMA Asystasia gangetica

Nama Mahasiswa : Risa Apriani

Nomor Pokok Mahasiswa : 1414121204

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Hidayat Pujisiswanto, S.P., M.P. Ir. Sugiatno, M.S.

NIP 197512172005011004 NIP 196002261986031004

2. Ketua Jurusan Agroteknologi

Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si.

NIP 196305081988112001

Page 6: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Hidayat Pujisiswanto, S.P., M.P. …………….

Sekretaris : Ir. Sugiatno, M.S. ....………….

Penguji

Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Nanik Sriyani, M.Sc. ....…………

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si

NIP 196110201986031002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 10 Oktober 2018

Page 7: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang

berjudul “Pengaruh Ekstrak Buah Lerak (Sapindus rarak DC.) Sebagai Bioherbisida

Pada Perkecambahan dan Pertumbuhan Gulma Asystasia gangetica” merupakan hasil

karya saya sendiri dan bukan hasil orang lain. Semua hasil yang tertuang dalam

skripsi ini telah mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah Universitas Lampung.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil salinan atau

dibuat oleh orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan

akademik yang berlaku.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2018

Penulis,

Risa Apriani

NPM 1414121204

Page 8: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi, 06 April 1996. Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara dari pasangan Bapak Piping A. Riva’i dan Ibu Sri Rahayu.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak YKWI III Pekanbaru Riau

pada tahun 2002, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 01 Beringin Raya Bandar

Lampung pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Kartika II-2

Bandar Lampung pada tahun 2011, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri

02 Bandar Lampung pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai

Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui

jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) undangan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen untuk mata kuliah

Kewirausahaan (2016), Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan (2016), Ilmu Teknik

Pengendalian Gulma (2017) dan Pengendalian Gulma Perkebunan (2018). Selain itu,

penulis juga aktif sebagai Anggota Bidang Kaderisasi Unit Kegiatan Mahasiswa

Page 9: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

Fakultas LS-MATA (UKM-F LS-MATA) (2016-2017) dan Anggota Bidang

Penelitian dan Pengembangan Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (2016-2017).

Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Mahameru

Aksara Agri, Rancamaya, Bogor dan pada tahun 2017 penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Rantau Jaya Ilir, Kecamatan Putra Rumbia, Lampung

Tengah.

Page 10: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

“Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang

ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad.”

(Imam Al Ghazali)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah

kesulitan ada kemudahan.”

(QS. Al Insyirah: 5-6)

“Karena kita masih bernapas, semoga tidak lupa untuk bersyukur sebelum mengeluh,

memberi sebelum meminta, dan berdoa sebelum berjuang.”

(Fiersa Besari)

Page 11: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

SANWANCANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Ekstrak Buah Lerak (Sapindus

rarak DC.) Sebagai Bioherbisida Pada Perkecambahan dan Pertumbuhan Gulma

Asystasia gangetica”. Melalui tulisan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan penelitian maupun

dalam penulisan hasil penelitian, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang Agronomi

dan Hortikultura atas saran, nasehat, dan pengarahan yang diberikan.

4. Bapak Dr. Hidayat Pujisiswanto, S.P., M.P., selaku Pembimbing Utama

sekaligus Pembimbing Akademik atas bimbingan, arahan, saran, motivasi, dan

ilmu yang diberikan.

5. Bapak Ir. Sugiatno, M.S., selaku Pembimbing Kedua atas arahan, saran,

motivasi, dan ilmu yang diberikan.

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Nanik Sriyani, M.Sc., selaku Pembahas atas ilmu, nasehat, saran,

dan pengarahan yang diberikan

Page 12: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

7. Bapak Piping A. Riva’i dan Ibu Sri Rahayu atas motivasi, doa, kasih sayang,

bantuan moril dan materi, serta kesabaran dalam memberikan semangat kepada

penulis.

8. Kakak dan adikku tercinta Rismayanti, Resti Desiana Pinasih, dan Riani Puspita

Dewi serta keponakanku El Ghazi Lafatah dan Danendra Naufal Azzamy yang

selalu memberikan motivasi dan semangat untuk penulis.

9. Teman-teman seperjuangan penelitian Rizky Rahmadi, Heppy Kurniati, Kurnia

Oktavia, Romatua Hasiholan Nainggolan, dan Kurnia Ramadhani atas dukungan,

semangat dan kerjasama selama menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman terkasih GGCS (Putri Ulva Priska, Nopa Anggraini, Restu Paresta,

Rafika Restiningtias, Putu Herni Anggraini, Putri Permatasari), Ikrimah, Roby

Januardi, Sevagus Waskita Cahya, Tri Hananto, dan Zerlantio Athena, Yugo

Akbar dan Mira Ismayanti atas bantuan dan semangat serta motivasi untuk

penulis.

11. Teman-teman UKM-F LS-MATA Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang

memberikan motivasi.

12. Teman-teman AGT 2014 dan khususnya untuk kelas D yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

13. Penyemangatku, Muhammad Arieya Pratama.

Semoga skripsi ini diridhoi Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Bandar Lampung, 10 Oktober 2018

Penulis,

Risa Apriani

Page 13: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

Tiada kata yang lebih indah selain mengucapkan syukur kepada Allah SWT dengan

segala kerendahan hati, atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang telah diberikan

selama ini. Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Bapak Piping A.R. dan Ibu Sri Rahayu yang selalu mencurahkan kasih sayang dan

memberiku semangat serta selalu mendoakan keberhasilanku disetiap sujudnya,

kakak dan adik serta saudara-saudariku yang selalu mencurahkan doa-doanya

untukku

Orang terdekat yang selalu memberi dukungan, sahabat, teman seperjuangan yang

selalu memberi semangat

Serta Almamater yang kubanggakan

Agroteknologi, Fakultas Pertamian, Universitas Lampung

Page 14: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

1.4 Landasan Teori ......................................................................................... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 7

1.6 Hipotesis ................................................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alelopati .................................................................................................. 9

2.2 Buah Lerak .............................................................................................. 11

2.3 Bioherbisida ............................................................................................ 13

2.4 Asystasia gangetica ................................................................................. 15

2.5 Perkecambahan Biji ................................................................................ 16

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 18

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 18

3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 18

3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 18

3.4.1 Tata Letak Percobaan .................................................................... 19

3.4.2 Gulma Sasaran .............................................................................. 19

3.4.3 Penanaman Gulma ........................................................................ 19

3.4.4 Ekstrak Buah Lerak ....................................................................... 20

3.4.5 Aplikasi ......................................................................................... 20

3.4.6 Pemeliharaan Gulma ..................................................................... 21

Page 15: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

xv

3.5 Pengamatan ............................................................................................. 21

3.5.1 Uji Perkecambahan ....................................................................... 21

3.5.2 Uji Pertumbuhan Gulma ............................................................... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gulma Asystasia gangetica di Laboratorium .......................................... 24

4.1.1 Persentase Perkecambahan Gulma ............................................... 24

4.1.2 Kecepatan Perkecambahan Gulma ............................................... 28

4.2 Gulma Asystasia gangetica di Rumah Kaca ........................................... 29

4.2.1 Gejala Keracunan Secara Visual Gulma ....................................... 29

4.2.2 Tinggi Gulma ................................................................................ 33

4.2.3 Panjang Akar dan Bobot Kering Akar Gulma ............................... 34

4.2.4 Bobot Kering Tajuk Gulma ........................................................... 34

4.2.5 Bobot Kering Gulma dan Nisbah Akar Tajuk Gulma ................... 36

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................... 38

5.2 Saran ......................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39

LAMPIRAN ........................................................................................................ 43

Tabel 10-46 .......................................................................................................... 44

Page 16: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi hasil analisis ragam respons gulma Asystasia gangetica

terhadap aplikasi ekstrak buah lerak ............................................................. 23

2. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap persentase perkecambahan biji

gulma Asystasia gangetica ............................................................................. 24

3. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap kecepatan perkecambahan biji

gulma Asystasia gangetica ............................................................................. 28

4. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap tingkat keracunan gulma secara

visual gulma Asystasia gangetica pada 1 dan 2 MSA .................................. 31

5. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap tingkat keracunan gulma secara

visual gulma Asystasia gangetica pada 3 dan 4 MSA ................................... 31

6. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap tinggi gulma Asystasia

gangetica ........................................................................................................ 33

7. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap bobot kering akar gulma

Asystasia gangetica ....................................................................................... 35

8. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap bobot kering tajuk gulma

Asystasia gangetica ....................................................................................... 35

9. Pengaruh ekstrak buah lerak terhadap bobot kering gulma dan nisbah

akar tajuk gulma Asystasia gangetica ........................................................... 36

10. Daya berkecambah biji gulma Asystasia gangetica pada 1 MSA akibat

perlakuan ekstrak buah lerak ......................................................................... 44

11. Transformasi √(X+0,5) daya berkecambah biji gulma Asystasia

gangetica pada 1 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........................ 44

12. Analisis ragam daya berkecambah biji gulma Asystasia gangetica

pada 1 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ......................................... 44

Page 17: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

xvii

13. Daya berkecambah biji gulma Asystasia gangetica pada 2 MSA akibat

perlakuan ekstrak buah lerak ......................................................................... 45

14. Analisis ragam daya berkecambah biji gulma Asystasia gangetica pada

2 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ................................................. 45

15. Kecepatan perkecambahan biji gulma Asystasia gangetica pada 2 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 46

16. Analisis ragam kecepatan perkecambahan biji gulma Asystasia gangetica

pada 2 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ......................................... 46

17. Gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia gangetica pada

1 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ................................................. 47

18. Transformasi √(X+0,5) gejala keracunan gulma secara visual gulma

Asystasia gangetica pada 1 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........ 47

19. Analisis ragam gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia

gangetica pada 1 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........................ 47

20. Gejala keracunan secara visual gulma Asystasia gangetica pada 2 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 48

21. Transformasi √(X+0,5) gejala keracunan gulma secara visual gulma

Asystasia gangetica pada 2 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........ 48

22. Analisis ragam gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia

gangetica pada 2 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........................ 48

23. Gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia gangetica pada

3 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak .................................................. 49

24. Transformasi √(X+0,5) gejala keracunan gulma secara visual gulma

Asystasia gangetica pada 3 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........ 49

25. Analisis ragam gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia

gangetica pada 3 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........................ 49

26. Gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia gangetica pada

4 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ................................................. 50

27. Transformasi √(X+0,5) gejala keracunan gulma secara visual gulma

Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........ 50

28. Analisis ragam gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia

gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan ekstrak buah lerak ........................ 50

Page 18: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

xviii

29. Tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 1 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 51

30. Analisis ragam tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 1 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 51

31. Tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 2 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 51

32. Analisis ragam tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 2 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 51

33. Tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 3 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 52

34. Analisis ragam tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 3 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 52

35. Tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 52

36. Analisis ragam tinggi tajuk gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 52

37. Panjang akar gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 53

38. Analisis ragam panjang akar gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 53

39. Bobot kering akar gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 54

40. Analisis ragam bobot kering akar gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 54

41. Bobot kering tajuk gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak .......................................................................................... 55

42. Analisis ragam bobot kering tajuk gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 55

43. Bobot kering gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 56

44. Analisis ragam bobot kering gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat

perlakuan ekstrak buah lerak ......................................................................... 56

Page 19: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

xix

45. Nisbah akar tajuk gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA akibat perlakuan

ekstrak buah lerak ......................................................................................... 57

46. Analisis ragam nisbah akar tajuk gulma Asystasia gangetica pada 4 MSA

akibat perlakuan ekstrak buah lerak .............................................................. 57

Page 20: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah lerak (Sapindus rarak DC.).................................................................... 11

2. Gulma Asystasia gangetica ............................................................................ 15

3. Tata letak percobaan ...................................................................................... 19

4. Pengaruh ekstrak buah lerak pada biji gulma Asystasia gangetica 1 MSA ... 26

5. Pengaruh ekstrak buah lerak pada biji gulma Asystasia gangetica 2 MSA ... 27

6. Jamur Aspergillus niger yang terdapat pada cawan petri di bawah

mikroskop....................................................................................................... 28

7. Gejala keracunan gulma Asystasia gangetica ................................................ 29

8. Gejala keracunan gulma secara visual gulma Asystasia gangetica pada

pengamatan 4 MSA ....................................................................................... 30

9. Pengaruh ekstrak buah lerak pada tinggi gulma Asystasia gangetica pada

pengamatan 4 MSA ........................................................................................ 34

Page 21: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang secara langsung maupun tidak langsung

keberadaannya merugikan dan mengganggu kepentingan manusia. Selama proses

budidaya tanaman, gulma menjadi tumbuhan yang berkompetisi dalam

mendapatkan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh dengan tanaman yang

dibudidayakan. Kompetisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan hasil

tanaman budidaya karena gulma merupakan tumbuhan yang memiliki tingkat

pertumbuhan yang cepat sehingga gulma dapat merugikan manusia secara

ekonomi. Selain itu, gulma juga sebagai inang hama dan penyakit, serta

menyulitkan kegiatan pemupukan dan pemanenan (Pujisiswanto, 2012).

Gulma yang menjadi perhatian pada saat ini adalah Asystasia gangetica karena

penyebarannya yang cepat. Selain itu, gulma Asystasia gangetica merupakan

gulma yang pada saat ini banyak terserbar di Indonesia serta sulit dikendalikan

karena gulma ini tahan terhadap herbisida. Asystasia gangetica termasuk anggota

famili Acanthaceae, dikenal sebagai Violet Cina, Coromandel atau Creeping

foxglove. Di Afrika Selatan gulma ini disebut Asystasia. Gulma jenis ini

memiliki tinggi 600 mm sampai dengan 1 m dan tumbuh menyebar

Page 22: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

2

(Groundcover). Buah Asystasia gangetica berupa kapsul yang dapat meletus pada

saat masih berwarna hijau, dan pada saat kering bewarna coklat (Palasta, 2007).

Dalam mengendalikan gulma ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu

secara mekanis, kultur teknis, biologis, kimiawi, preventif, dan terpadu. Dari

beberapa cara tersebut, pengendalian secara kimiawi dengan herbisida menjadi

pengendalian yang diminati karena efektif mengendalikan gulma dan efisien

waktu dan biaya sampai saat ini. Akan tetapi, pengendalian dengan menggunakan

herbisida kimia dapat mengakibatkan resistensi gulma apabila dilakukan secara

terus-menerus. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian herbisida berbahan

alami yang dapat mengendalikan gulma dan ramah lingkungan.

Pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida yang ramah lingkungan salah

satunya adalah menggunakan bioherbisida. Bioherbisida adalah herbisida

berbahan alami yang mengandung senyawa alelopati yang berpeluang digunakan

sebagai agensia lokal pengendali gulma. Secara positif senyawa alelopati

berpengaruh terhadap gulma untuk dikembangkan sebagai herbisida yang ramah

lingkungan.

Buah lerak merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan senyawa yang

bersifat racun yang dapat mengendalikan gulma. Pengujian secara kualitatif

senyawa yang terdapat pada daging buah lerak diantaranya adalah saponin,

triterpen, alkaloid, steroid, antrakinon, tanin, fenol, flavonoid, dan minyak atsiri

(Sunaryadi, 1999). Hasil penelitian Reza (2016) menunjukkan bahwa

penambahan ekstrak buah lerak dengan campuran cuka mampu meningkatkan

efektivitas pengendalian gulma. Pada penelitian kali ini dilakukan untuk

Page 23: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

3

mengetahui efektivitas dari penggunaan ekstrak buah lerak (Sapindus rarak DC.)

sebagai bahan aktif utama herbisida alami dengan gulma respon Asystasia

gangetica.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan jawaban dari masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak buah lerak mampu menghambat perkecambahan dan

pertumbuhan gulma Asystasia gangetica?

2. Pada konsentrasi berapakah ekstrak buah lerak efektif dalam menghambat

perkecambahan dan pertumbuhan gulma Asystasia gangetica?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menguji ekstrak buah lerak dalam menghambat perkecambahan dan

pertumbuhan gulma Asystasia gangetica.

2. Untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak buah lerak yang efektif dalam

menghambat perkecambahan dan pertumbuhan gulma Asystasia gangetica.

1.4 Landasan Teori

Berdasakan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan,

maka disusun landasan teoritis sebagai berikut:

Pada umumnya, gulma mempunyai beberapa ciri yang khas yaitu

pertumbuhannya cepat, mempunyai daya bersaing yang kuat dalam perebutan

faktor-faktor kebutuhan hidup, mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana

Page 24: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

4

lingkungan yang ekstrim. Gulma mempunyai daya berkembang biak yang besar

baik secara generatif maupun vegetatif ataupun keduanya, alat perkembangbiakan

mudah tersebar dan bijinya memiliki sifat dormansi yang memungkinkan untuk

bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan (Nasution, 1986).

Adanya gulma dapat menimbulkan persaingan antara tanaman dengan gulma.

Kompetisi antara gulma dan tanaman pada sistem produksi tanaman budidaya

berhubungan dengan ketersediaan sarana tumbuh yang ada hanya terbatas

jumlahnya, seperti air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Kompetisi tersebut

dapat mengakibatkan tanaman tidak optimal dalam pertumbuhannya. Faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat kompetisi adalah jenis gulma, kerapatan

gulma, waktu kehadiran gulma, kultur teknis, dan alelokimia (Sembodo, 2010).

Persaingan antara gulma dan tanaman mengakibatkan perebutan unsur hara, air,

dan cahaya matahari dan menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas

maupun kuantitas. Kerapatan gulma sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman budidaya. Semakin rapat gulma, persaingan yang terjadi antara gulma

dan tanaman pokok semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin

terhambat, dan hasilnya semakin menurun (Moenandir, 1993).

Asystasia gangetica merupakan tumbuhan herba yang tumbuh cepat dan mudah

berkembangbiak. Berbatang lunak, dapat tumbuh dalam keadaan yang kurang

baik. Daun berhadapan, sering berpasangan, berbentuk bulat panjang, pangkal

bulat dan bertangkai. Bunga mengelompok, sedikit berbunga tunggal, berwarna

putih atau ungu, kelopak bunga menutupi ovari. Buah kapsul memiliki panjang 2-

3 cm, berbiji empat atau kurang dalam buah kapsul. Kerugian total yang

Page 25: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

5

ditimbulkan oleh Asystasia gangetica dalam nilai uang hampir tidak mungkin

dihitung. Apabila dicoba untuk menghitung juga, maka diperlukan suatu

persamaan yang memerlukan nilai kerugian tanaman budidaya, biaya

pengendalian, kerusakan lingkungan, pengaruh terhadap kesehatan manusia,

kerugian ternak, pengaruh terhadap kualitas kehidupan dan lingkungan dan

banyak lagi faktor (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).

Apabila biji-biji Asystasia gangetica sudah berkecambah dan mulai muncul maka

akan terdapat populasi gulma tertentu dalam suatu lahan dan gulma tersebut juga

akan menyita hampir semua cadangan yang dapat mendukung pertumbuhan di

lahan tersebut bila penyiangan tidak tepat pada saat periode kritis. Kemudian,

apabila penyiangan tidak dilakukan pada saatnya, maka hasil panen akan

berkurang akibat persaingan dengan gulma tersebut. Kerugian terhadap tanaman

budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanaman budidaya itu sendiri, iklim,

jenis gulma itu sendiri, dan tentu saja praktik pertanian disamping faktor lain.

Secara umum kerugian tanaman budidaya yang disebabkan gulma berkisar ± 28 %

dari kerugian total (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).

Pengendalian Asystasia gangetica hampir sama dengan pengendalian gulma lain.

Terdapat beberapa metode/cara pengendalian gulma. Teknik pengendalian

meliputi pengendalian dengan upaya preventif (pembuatan peraturan, karantina,

sanitasi, dan peniadaan sumber invasi), pengendalian secara mekanik/fisik

(pengerjaan tanah, penyiangan, pencabutan, pembabatan, penggenangan, dan

pembakaran), pengendalian secara kultur teknis (pengendalian jenis unggul

terhadap gulma, pemilihan waktu tanam, cara tanam-perapatan jarak tanam,

Page 26: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

6

tanaman sela, rotasi tanaman, dan penggunaan mulsa), pengendalian secara hayati

(pengadaan musuh alami, manipulasi musuh alami, dan pengelolaan musuh alami

yang ada di suatu daerah), serta pengendalian secara kimiawi (herbisida dengan

berbagai formulasi, surfaktan, alat aplikasi (Sukman dan Yakup, 1995).

Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif,

terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya adalah bahaya

keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya.

Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini

harus menjadi pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak

berhasil.

Tanaman lerak atau Sapindus rarak merupakan tanaman yang mampu tumbuh

pada ketinggian 450-1500 m di atas permukaan air laut. Tinggi tanaman dapat

mencapai 15-42 m dan batang kayu yang berwarna putih kusam berbentuk bulat,

keras, dan dapat berukuran 1 m. Buahnya berbentuk bulat, keras, diameter ± 1,5

cm, dan berwarna kuning kecoklatan. Bijinya bundar dan berwarna hitam, daging

buahnya sedikit berlendir, dan mengeluarkan aroma wangi. Famili tanaman lerak

yaitu Sapindaceae dengan nama daerah klerek, lamuran, kalikea, atau kamikia

(Syahroni, dkk., 2013).

Herbisida alami (Bioherbisida) dapat diproduksi dengan mengekstrak tanaman

yang memiliki senyawa alelopati (Sastroutomo, 1990). Alelopati adalah interaksi

antar tumbuhan atau antara tumbuhan dengan mikroorganisme yang bersifat

menguntungkan ataupun merugikan melalui pelepasan senyawa kimia ke

lingkungan (Rice, 1984). Senyawa kimia yang memiliki potensi pada peristiwa

Page 27: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

7

alelopati disebut sebagai alelokimia, yang terdapat pada semua bagian organ

tumbuhan seperti akar, rhizoma, batang, daun, buah dan bunga. Alelopati

(alelokimia) merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu tanaman untuk

menghambat pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya (Sastroutomo, 1990).

Alelokimia merupakan metabolit sekunder, termasuk diantaranya adalah asam

lemak, quinon, terpenoid, flavonoid, tanin, asam sinamat dan derivatnya, asam

benzoat dan derivatnya, cumarin, fenol dan asam fenolat, asam amino non protein,

sulfida serta nukleosida (Raden, dkk., 2008).

1.5 Kerangka Pemikiran

Gulma merupakan tanaman yang tidak dikehendaki karena mengganggu

kepentingan manusia dalam melakukan budidaya tanaman. Gulma memiliki daya

persaingan yang tinggi terhadap tanaman karena adaptasi gulma tinggi serta

gulma dapat bertahan di kondisi yang ekstrim. Salah satu gulma yang penting

pada saat ini yaitu Asystasia gangetica. Seperti sifat gulma secara umum,

Asystasia gangetica merupakan tumbuhan yang memiliki pertumbuhan yang cepat

dan ini menyebar sehingga sangat mengganggu proses budidaya tanaman. Sifat

lain yang dimiliki gulma Asystasia gangetica adalah gulma ini tahan terhadap

herbisida, sehingga perlu dilakukan pengendalian dengan menggunakan herbisida

yang berbahan alami, yaitu bioherbisida dengan salah satu bahan utama ekstrak

buah lerak.

Alelopati merupakan senyawa yang dapat berfungsi sebagai alelokimia yang dapat

menghambat perbanyakan dan pemanjangan sel, laju fotosintesis, dan penahan

pertumbuhan tanaman bahkan menyebabkan kematian tanaman. Senyawa yang

Page 28: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

8

terkandung pada senyawa alelopat yaitu fenol, alkaloid, terpenoid, asam lemak,

sterois, dan polycetylene. Pada buah lerak, terdapat beberapa senyawa yang sama

dengan senyawa yang terkandung dalam senyawa alelopati yaitu senyawa

alkaloid, fenol, dan steroid. Selain itu, buah lerak juga mengandung saponin yang

tinggi apabila dalam bentuk ekstraksi.

Pengendalian secara bioherbisida merupakan pengendalian yang menggunakan

bahan-bahan yang alami. Buah lerak merupakan buah memiliki kandungan

senyawa yang bersifat racun yang dapat mengendalikan gulma. Berdasarkan

penelitian sebelumnya, campuran buah lerak lebih mampu mengendalikan gulma,

sehingga diharapkan dapat mengendalikan gulma Asystasia gangetica secara

efektif tanpa campuran karena senyawa yang terkandung di dalam buah tersebut.

1.6 Hipotesis

Menurut kerangka pemikiran yang telah diutarakan, maka hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini adalah:

1. Ekstrak buah lerak mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan

gulma Asystasia gangetica.

2. Pada konsentrasi tertentu dari ekstrak buah lerak efektif menghambat

perkecambahan dan pertumbuhan gulma Asystasia gangetica.

Page 29: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alelopati

Alelopati merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman, alga,

bakteri dan jamur yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

pertanian dan sistem biologi. Pada tumbuhan senyawa alelopati dapat ditemukan

di seluruh bagian tanaman, tetapi tempat penyimpanan terbesar senyawa ini

biasanya berlokasi di akar dan daun. Senyawa alelopati dilepaskan ke lingkungan

dengan beberapa cara, yaitu melalui penguapan, pencucian, dikeluarkan melalui

akar, dan dekomposisi residu tanaman dalam tanah. Metabolit tersebut dapat

berupa fenolik, flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan cyanogenik glikosida, yang

pada umumnya bersifat hidrofilik (Reigosa, dkk., 2006).

Pada suatu agroekosistem, senyawa alelopati kemungkinan dapat dihasilkan oleh

gulma, tanaman pangan, hortikultura (semusim), tanaman berkayu, residu dari

tanaman dan gulma, serta mikroorganisme. Alelopati dari tanaman dan gulma

dapat dikeluarkan dalam bentuk eksudat dari akar dan serbuk sari, luruhan organ

(decomposition), senyawa yang menguap (volatile) dari daun, batang, dan akar,

serta melalui pencucian (leaching) dari organ bagian luar (Reigosa, dkk., 2000).

Page 30: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

10

Sumber senyawa alelopati yang bersifat racun tersebut dapat terjadi melalui

beberapa cara yaitu diantaranya eksudasi dari akar, larut dari daun segar melalui

air hujan atau embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi dan

transformasi dari mikroorganisme tanah.

Pada umumnya konsentrasi senyawa alelopati yang berasal dari daun segar jauh

lebih rendah dibandingkan yang berasal dari serasah yang telah terdekomposisi.

Hasil-hasil metabolit sekunder seperti senyawa fenol, alkaloid, terpenoid, asam

lemak, steroid dan polyacetylene dapat berfungsi sebagai alelokimia. Zat-zat

alelopati suatu tanaman paling banyak terlokalisasi di daun. Pelepasan zat

alelopati ke lingkungan secara alamiah terjadi melalui peristiwa eksudasi akar,

basuhan batang dan daun oleh air hujan. Pelepasan atau penarikan zat aktif juga

dapat dilakukan dengan cara ekstraksi, dengan air atau pelarut organik lain yang

sesuai. Teknik paling sederhana adalah dengan cara maserasi (perendaman) atau

dengan pemanasan (Waller, 1987).

Senyawa alelopati dapat menyebabkan gangguan atau hambatan pada

perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas giberelin dan Indole Acetid Acid

(IAA), penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun,

sintesa protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Hambatan alelopati dapat

pula berbentuk pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan

pertumbuhan tanaman, gangguan sistem perakaran, klorosis, layu,

bahkan kematian tanaman (Tetelay, 2003).

Page 31: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

11

2.2 Buah Lerak

Lerak (Sapindus rarak) merupakan jenis tumbuhan yang berasal dari Asia

Tenggara yang dapat tumbuh dengan baik pada hampir semua jenis tanah dan

keadaan iklim, dari daratan rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 450-

1500 m dari permukaan laut. Lerak (Sapindus rarak) diklasifikasikan sebagai

berikut.

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledons

Sub kelas : Rosidae

Bangsa : Sapindales

Suku : Sapindaceae

Marga : Sapindus

Jenis : Sapindus rarak (Plantus, 2008).

Gambar 1. Buah Lerak (Sapindus rarak DC.)

Bentuk daun lerak bundar telur, perbungaan majemuk, malai, terdapat di ujung

batang warna putih kekuningan. Bentuk buah seperti kelereng kalau sudah tua

Page 32: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

12

atau masak, warnanya coklat kehitaman, permukaan buah licin atau mengkilat,

bijinya bundar berwarna hitam (Gambar 1). Daging buah sedikit berlendir dan

aromanya wangi (Plantus, 2008). Pengujian secara kualitatif senyawa yang

terdapat pada daging buah diantaranya adalah triterpen, alkaloid, steroid,

antrakinon, tanin, fenol, flavonoid, dan minyak atsiri (Sunaryadi, 1999). Wina,

dkk (2005) menyatakan bahwa kulit buah, biji, kulit batang dan daun lerak

mengandung saponin dan flavonoid, sedangkan kulit buah juga mengandung

alkaloida dan polifenol. Kulit batang dan daun tanaman lerak mengandung tanin.

Senyawa aktif yang telah diketahui dari buah lerak adalah senyawa–senyawa dari

golongan saponin dan sesquiterpen.

Spesies tanaman Sapindus seperti Sapindus saponaria, S. rarak, S. emarginatus,

S. drummonii dan S. delavay pada umumnya mempunyai kandungan saponin yang

tinggi. Salah satu jenis Sapindus yang mempunyai kandungan saponin tinggi dan

dapat dimanfaatkan sebagai imbuhan pakan pada ruminansia adalah Sapindus

rarak (lerak). Buah dalam bentuk hasil ekstraksi dengan metanol telah dilaporkan

mengandung saponin dengan kadar tinggi daripada buahnya yang tanpa diekstrak

(Thalib, 2004). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Suharti, dkk. (2009)

yang menggunakan buah lerak (S. rarak) yang diekstraksi dengan air pada

konsentrasi 3 dan 5% kandungan saponinnya dan buah lerak yang diekstraksi

dengan metanol dengan kandungan saponin 81,5%.

Buah lerak dalam ekstraksi metanol dapat mematikan hampir seluruh populasi

protozoa uji dalam waktu 30 menit, sedangkan pada konsentrasi 3% ekstrak air

tepung lerak dapat menurunkan populasi protozoa sampai 89%. Namun

Page 33: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

13

demikian, ekstrak air tepung lerak dengan konsentrasi 5% sudah efektif

mematikan hampir seluruh protozoa pada waktu 60 menit, hal ini membuktikan

bahwa lerak dalam bentuk ekstrak air tepung lerak dengan konsentrasi 5% dapat

dijadikan agen defaunasi pada protozoa rumen. Menurut Sunaryadi (1999)

kandungan saponin total hasil ekstraksi tanaman lerak banyak terdapat di bagian

daging buah yaitu sekitar 48,87%.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan saponin, alkaloid,

steroid, antikuinon, flavonoid, polifenol, dan tannin terdapat pada lerak di bagian

buah, kulit batang, biji, dan daun tanaman lerak (Fatmawati, 2014). Kandungan

saponin tertinggi terdapat pada bagian buah lerak. Saponin merupakan senyawa

kimia yang berasal dari metabolit sekunder yang banyak diperoleh dari tumbuh-

tumbuhan. Saponin memiliki sifat beracun bagi hewan berdarah dingin, berasa

pahit, berbentuk busa stabil didalam air, dapat menstabilkan emulsi, dan

menyebabkan hemolisis (Syahroni, 2013).

2.3 Bioherbisida

Pengelolaan gulma sudah dikembangkan oleh kontrol biologis dengan

menggunakan organisme hidup, seperti serangga, nematoda, bakteri, jamur, atau

produk alami. Untuk melengkapi metode konvensional, yang membantu

memenuhi strategi pengelolaan gulma yang baru, bioherbisida menawarkan

pendekatan berkelanjutan, berbiaya rendah, dan ramah lingkungan. Ada dua

pendekatan utama pengendalian gulma biologis: pengendalian biologis klasik dan

pendekatan bioherbisida.

Page 34: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

14

Pendekatan biologis klasik mengenalkan musuh alami yang menyebar ke seluruh

wilayah dimana terjadi gulma target. Akan tetapi, pendekatan ini memiliki risiko

menyerang tanaman non-target setelah diperkenalkannya agen biokontrol di

daerah baru (Douglas, 2016). Ekstrak dari sumber alami mungkin juga berpotensi

sebagai bioherbisida. Lima dipeptida yang diekstraksi dari CGM yang

terhidrolisis menghambat pertumbuhan akar gulma yang berkecambah. Metabolit

sekunder dari daun Ailanthus altissima memiliki efek penghambatan pada

perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman Medicago saltiva. Ekstrak

lambung beras menunjukkan potensi allelopatik yang signifikan. Meningkatnya

konsentrasi ekstrak Ailanthus altissima hangat dari kultivar padi terpilih

dihidangkan dalam penghambatan perkecambahan Echinochloa crus-galli,

pertumbuhan bibit, dan berat badan.

Nieves, dkk. (2011) dalam Bioherbicides in Organic Horticulture (2016) juga

melaporkan bahwa ekstrak metanol dari Everniastrum sorocheilum, Usnea

roccellina, dan Cladonia confusa menghambat perkecambahan dan pertumbuhan

akar semanggi merah (Trifolium pratense). Phenolicsextracted dari lumut

Cladonia verticillaris menyebabkan perubahan dalam ultrastruktur dari kedua

akar dan daun bibit selada, menunjukkan potensi sebagai bioherbisida yang kuat.

Kacang hitam memiliki efek alelopati dan ekstrak dari kenari telah diformulasikan

secara komersial sebagai bioherbisida. Produk komersial berbasis ekstrak buah

kenari hitam (NatureCur®, Redox Chemicals, LLC, Burley, ID, AS) benar-benar

menghambat pertumbuhan ekor kuda (Conyza canadensis) dan flyabane berbulu

(Conyza bonariensis) pada konsentrasi 33,3%, menunjukkan potensi sebagai pra -

dan pasca-emergentbioherbicide (Douglas, 2016)

Page 35: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

15

2.4 Asystasia gangetica

Asystasia gangetica merupakan golongan gulma yang saat ini menjadi gulma

penting. Klasifikasi dari gulma ini yaitu sebagai berikut

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Asystasia

Spesies : Asystasia gangetica

Gambar 2. Gulma Asystasia gangetica

Asystasia gangetica dikenal sebagai Violet Cina, Coromandel atau Creeping

foxglove. Di Afrika Selatan gulma ini hanya dapat disebut Asystasia. Gulma

tumbuh menyebar (Groundcover), dengan tinggi mencapai 600 mm atau sampai

dengan 1 m jika kondisi mendukung. Daun berbentuk sederhana dan dengan

susunan berlawanan. Buah Asystasia gangetica merupakan kapsul yang dapat

Page 36: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

16

meletus dengan dalam warna hijau, dan pada saat kering bewarna coklat.

Subspesies Asystasia gangetica, telah lebih besar (30-40 mm) bunga biru atau

ungu muda (Palasta, 2007). Gulma Asystasia gangetica merupakan gulma yang

saat ini menjadi gulma penting karena pertumbuhannya yang pesat akibat

penyebarannya yang cepat, dan gulma yang tahan terhadap herbisida.

2.5 Perkecambahan Biji

Tahap awal pertumbuhan tanaman adalah perkecambahan. Perkecambahan

adalah terbentuknya plumula dan radikula pada biji. Pada tahap-tahap

perkecambahan, embrio yang terdapat didalam biji mengalami perubahan

fisiologis dari masa dorman yang kemudian berkembang menjadi tumbuhan muda

atau biasa disebut kecambah. Proses perkecambahan biji merupakan suatu

rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia.

Perkecambahan biji dimulai dengan proses imbibisi atau penyerapan air oleh biji

sehingga biji menjadi lunak serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan

suplai oksigen sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses

selanjutnya yaitu kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim dimana terjadi

penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-

bentuk yang lebih sederhana dan larut kemudian ditranslokasikan ke titik-titik

tumbuh, kemudian terjadi asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di

daerah meristematik untuk menghasilkan energi baru, pembentukan komponen

dan pertumbuhan sel baru. Proses selanjutnya yaitu pertumbuhan dari kecambah

melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik

tumbuh (Sutopo, 2002).

Page 37: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

17

Menurut Sutopo (2002), perkecambahan biji dapat dihambat oleh beberapa faktor

yaitu sebagai berikut

1. Faktor Luar

Faktor luar yang mempengaruhi terhambatnya perkecambahan biji yaitu air,

suhu, cahaya, dan oksigen.

2. Faktor Dalam

Faktor yang mempengaruhi terhambatnya perkecambahan biji yaitu tingkat

kemasakan biji, ukuran biji, dormansi, dan penghambat perkecambahan. Zat-

zat yang dapat menghambat perkecambahan antara lain larutan dengan tingkat

osmotik tinggi (larutan mannitol dan NaCl), bahan-bahan yang mengganggu

lintasan metabolisme, umumnya menghambat respirasi seperti sianida,

dinitrofenol, azide, fluorida, hydroxylamine, herbisida, coumarin, dan auxin.

Salah satu yang mengganggu lintasan metabolisme merupakan fenol. Fenol dapat

mengganggu aktivitas hormon giberelin yang menurunkan produksi enzim

amilase yang bekerja di endosperma untuk mengubah pati menjadi gula, sehingga

pati yang diubah menjadi gula menjadi sedikit sehingga pertumbuhan embrio

menjadi terhambat dan biji tersebut tidak berkecambah. Perkecambahan biji

ditandai dengan muncul plumula dan radikula. Terdapat dua tipe perkecambahan

biji yaitu tipe epigeal dan tipe hipogeal. Tipe epigeal adalah tipe perkecambahan

biji dengan kotiledon terangkat ke permukaan tanah, sedangkan tipe hipogeal

adalah tipe perkecambahan biji dengan kotiledon tidak terangkat ke permukaan

tanah.

Page 38: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma dan Rumah Kaca

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Gedong Meneng Bandar Lampung dari

Januari – Maret 2018.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, neraca/timbangan,

erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, dan pot. Sedangkan bahan-bahan yang

digunakan adalah buah lerak, biji Asystasia gangetica, aquades, kertas merang,

spons, label, dan tanah.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua set penelitian yaitu uji di cawan petri dan di pot.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan

konsentrasi ekstrak buah lerak yang terdiri atas kontrol, 25%, 50%, dan 75%.

Masing-masing perlakuan dilakukan pada cawan petri dan pot diulang sebanyak 4

kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan pada cawan petri dan 16 unit percobaan

pada pot. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam yang sebelumnya

telah diuji homogenites ragamnya dengan uji Bartlett dan additivitasnya dengan

uji Tukey dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

Page 39: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

19

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Tata letak percobaan

Tata letak cawan petri dan pot diatur dengan jarak yang cukup agar tidak terjadi

kontaminasi antar perlakuan. Tata letak percobaan dapat dilihat pada Gambar 3.

U I U II U III U IV

Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol

25% 25% 25% 25%

50% 50% 50% 50%

75% 75% 75% 75%

Gambar 3. Tata letak percobaan

Keterangan

U : Ulangan

3.4.2 Gulma Sasaran

Gulma sasaran yang diuji adalah gulma golongan daun lebar yaitu Asystasia

gangetica. Pada saat ini, gulma tersebut merupakan gulma penting yang

memiliki tingkat penyebaran yang tinggi.

3.4.3 Penanaman Gulma

Penanaman gulma dilakukan dengan menanam biji gulma Asystasia gangetica.

Biji gulma diambil di sekitar Universitas Lampung. Media yang digunakan untuk

Page 40: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

20

perkecambahan di cawan petri adalah spons yang dilapisi kertas merang.

Sedangkan media yang digunakan untuk perkecambahan pada percobaan yang

dilakukan di pot yaitu tanah. Tanah yang digunakan untuk perkecambahan biji

Asystasia gangetica merupakan tanah yang cocok untuk gulma tersebut, diambil

di tempat yang menjadi habitat gulma tersebut.

3.4.4 Ekstrak Buah Lerak

Metode ekstraksi buah lerak menurut Cheema dan Khaliq (2000) dengan cara

buah lerak dicincang menjadi potongan 2-3 cm dan direndam 24 jam dalam air

destilasi 1:10 perbandingan lerak 100 g dengan air 1 L pada suhu kamar,

kemudian disaring. Hasil saringan tersebut menjadi 100% ekstrak terkonsentrasi

(larutan stok). Konsentrasi selanjutnya diencerkan dengan air destilasi hingga

konsentrasi ekstrak menjadi 25%, 50%, dan 75%.

Konsentrasi ekstrak 25% didapatkan dengan melakukan pengenceran

menggunakan 25ml larutan stok dicampur 75ml air destilata untuk 100ml larutan

ekstrak. Konsentrasi ekstrak 50% didapatkan dengan melakukan pengenceran

menggunakan 50ml larutan stok dicampur 50ml air destilasi untuk 100ml larutan

ekstrak. Konsentrasi ekstrak 75% didapatkan dengan melakukan pengenceran

menggunakan 75ml larutan stok dicampur 25ml air destilasi untuk 100ml larutan

ekstrak.

3.4.5 Aplikasi

a. Uji Perkecambahan Biji Gulma Asystasia gangetica di Cawan Petri

Penelitian dilakukan pada saat biji gulma Asystasia gangetica belum berkecambah

atau tumbuh (pra-tumbuh). Media tanam berupa kertas merang dan spon yang

Page 41: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

21

dimasukkan ke dalam cawan petri ukuran 10 x 5 cm. Biji gulma sebanyak 10 biji

disemai pada setiap cawan petri, biji kemudian disemprot dengan 10 ml larutan

ekstrak buah lerak sesuai dengan perlakuan.

b. Uji Pasca Tumbuh Gulma Asystasia gangetica di Pot

Media tanam berupa tanah yang dimasukkan ke dalam pot ukuran 10 x 15 cm.

Biji gulma sebanyak 10 biji disemai pada setiap pot. Setelah 5 hari, dipilih 5

gulma yang memiliki ukuran yang sama pada masing-masing pot. Perlakuan

dengan penyemprotan 10 ml ekstrak buah lerak sesuai perlakuan diberikan 1 kali

pada hari ke-10 setelah tanam.

3.4.6 Pemeliharaan Gulma

Gulma yang telah dikecambahkan dipelihara dengan dilakukan penyiraman,

penyiangan gulma nontarget, dan pengendalian hama penyakit jika diperlukan.

Penyiraman gulma dilakukan hingga tanah dan spons mengalami kapasitas lapang

dengan tujuan agar gulma dapat berkecambah dan tidak kekurangan air untuk

melakukan perkecambahan. Penyiangan gulma nontarget dilakukan pada

perkecambahan dengan media tanah agar pertumbuhan gulma target tidak

terganggu. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma nontarget dan

membuangnya.

3.5 Pengamatan

3.5.1 Uji Perkecambahan

Pengamatan dilakukan setiap hari setelah aplikasi sampai 2 minggu setelah

aplikasi. Pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Page 42: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

22

1. Daya berkecambah, yaitu jumlah kecambah normal yang dihasilkan : jumlah

contoh biji yang diuji x 100%

2. Kecepatan perkecambahan biji (KP) , KN = persentae kecambah

normal, ∆KN = KN(t) – KN(t-1) waktu perkecambahan, t = jumlah hari sejak

penanaman biji hingga hari pengamatan ke t (t = 1,2,….n)

3.5.2 Uji Pertumbuhan Gulma

Pengamatan dilakukan setiap minggu sampai akhir minggu ke empat.

1. Tinggi tajuk (cm), diukur dari pangkal batang sampai daun terpanjang

2. Panjang akar (cm), diukur dari pangkal batang yang tumbuh sampai akar

terpanjang

3. Bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering tanaman diukur setelah

gulma dipanen kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 80ºC sampai

beratnya konstan

4. Nisbah akar tajuk, dihitung dengan membagi bobot kering akar dengan bobot

kering bagian atas tanaman (tajuk) pada masing-masing perlakuan

5. Tingkat keracunan gulma, dilakukan secara visual pada 1,2,3, dan 4 MSA.

Nilai skoring visual sebagai berikut:

0 = Tidak ada keracunan, 0-5% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal

1 = Keracunan ringan, >5-10% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal

2 = Keracunan sedang, 10-20% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal

3 = Keracunan berat, >20-50% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal

4 = Keracunan sangat berat, >50% bentuk dan atau warna daun muda tidak

normal hingga mengering dan rontok, tanaman mati.

Page 43: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Ekstrak buah lerak pada konsentrasi 25 – 75% mampu menghambat

perkecambahan biji dan menekan pertumbuhan gulma Asystasia gangetica.

2. Ekstrak buah lerak pada konsentrasi 50% dan 75% lebih baik menekan

pertumbuhan gulma Asystasia gangetica pada tinggi gulma, bobot kering akar

gulma, dan bobot kering gulma.

5.2 Saran

Perlu dilakukannya penelitian lanjutan dengan melakukan aplikasi ekstrak buah lerak

di lapang agar diketahui apakah perkecambahan gulma terhambat dan pertumbuhan

gulma tertekan dalam kondisi lapang.

Page 44: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

DAFTAR PUSTAKA

Cheema, Z.A. dan Khaliq, A. (2000). Use of sorghum allelopathic properties to

control weeds in irrigated wheat in a semi arid region of Punjab. Agriculture,

Ecosystem and Environment. 79: 105-112.

Douglas, D., Archbold. 2016. Bioherbicides in Organic Horticulture. Jurnal

Horticulturae 2, 3: doi:10.3390.

Fitri, R., Mayta Novaliza, dan Siti Fatonah. 2013. Uji Ekstrak Daun Gulma

Babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap Perkecambahan dan

Pertumbuhan Gulma Chromolaena odorata L. Skripsi. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Riau.

Hafsah, S., M. Abduh U., dan Cut Mutia. 2012. Efek Alelopati Ageratum

conyzoides terhadap Pertumbuhan Sawi. Jurnal Floratek. 8: 18-24

Hamdi, M., Abdelkader K., dan Jean-Louis Garcia. 1991. The Use of Aspergillus

niger fot the Bioconversion of Olove Mill Waste-Waters. Appl Microbiol

Biotechnol. 34: 828-831.

Khotib, M. 2002. Potensi Alelokimia Daun Jati untuk Mengendalikan

Echinochloa cusgalli. Program Studi Kimia Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kristato. 2006. Perubahan Karakter Tanaman Jgung (Zea mays L.) Akibat

Alelopati dan Persaingan Teki (Cyperus rotundus L.). Jurnal Indon. Trop.

Anim. Agric. 31 (3): 189-194

Kuiters, A. T. 1989. Effects of Phenolic Acids on Germination and Early Growth

of Herbaceous Woodland Plants. Journal of Chemical Ecplogy. 15 : 2.

Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu dan pengendalian Gulma.Buku Edisi I. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendalianya di Perkebunan Karet Sumatera

Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung

Morawa (P4TM). Medan.

Page 45: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

40

Nurtjahyani, S. N. dan I. Murtini. 2015. Karakteristik Tanaman Cabai yang

Terserang Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci). University Research

Colloquium.

Palasta, R. 2007. Efisikasi Beberapa Formulasi Herbisida Glifosat terhadap

Beberapa Spesies Rumput, Teki, dan Daun Lebar. Skripsi Kompetisi

Beberapa Jenis dan Populasi Gulma Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman

Tebu (Saccharum officinarum L.). Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Bandar Lampung. 93 hlm.

Pebriani, Riza L, Mukarlina. 2013. Potensi Ekstrak Daun Sembung Rambat

(Mikania micrantha H. B. K) Sebagai Bioherbisida terhadap Gulma Maman

Ungu (Cleome rutidosperma DC.) dan Rumput Bahia (Paspalum notatum

Flugge). Protobiont. 2(2): 32-38

Plantus. 2008. Anekaplantasia. Plants clipping infomations from all over media in

Indonesia.

Pujisiswanto, H. 2012. Kajian Daya Racun Cuka (Asam Asetat) Terhadap

Pertumbuhan Gulma Pada Persiapan Lahan. Agrin. 16 : 1.

Pujisiswanto, H., Nanik S., dan Erni M. 2018. Potensi Alelopati Buah Lerak

(Sapindus Rarak) Sebagai Bioherbisida Pratumbuh Terhadap

Perkecambahan Gulma Asystasia gangetica dan Eleusine indica.

Makalah Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. 7 hlm.

Raden I, Purwoko, Bambang S, Santosa E, dan Ghulamahdi M. 2008. Pengaruh

Alelopati Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap Perkecambahan Benih

Jagung, Tomat dan Padi Gogo. Bul. Agron. 36(1): 78–83.

Rahmawati, V., Sumarsono dan W. Slamet. 2013. Nisbah Daun Batang, Nisbah

Tajuk Akar dan Kadar Serat Kasar Alfalfa (Medicago sativa) pada Pemupukan

Nitrogen dan Tinggi Defoliasi Berbeda. Animal Agriculture Jurnal, 2 (1): 1-8.

Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang

Reigosa MS, Gonzalezy L, Soute XC et al. 2000. Allelopathy in forest ecosystems,

allelopathy in ecological agricultural and forestry. Proceedings III.

International Congress Allelopathy in Ecological Agricultural and Forestry.

Reigosa MJ, Pedrol N, Gonzales L. 2006. Allelopathy: A Physiological process

with ecological implications. Springer, Dordrecht.

Reza, M. G. 2015. Peningkatan Efektivitas Cuka sebagai Herbisida dengan

Penambahan Larutan Buah Lerak Terhadap Beberapa Jenis Gulma. Skripsi.

Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 111 hlm.

Rice, E.L. 1984. Allelopathy 2. London. Academic Press.

Page 46: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

41

Sastroutomo, S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

168 hlm.

Sinaga, R., 2008. Keterkaitan Nisbah Tajuk Akar dan Efisiensi Penggunaan Air

pada Rumput Gajah dan Rumput Raja Akibat Penurunan Ketersediaan Air

Tanah. Jurnal Biologi Sumatera,3 (1) : 29 -35

Sjahril, R. dan Syam’un, E. 2011. Herbisida dan Aplikasinya. Makasar.

Suharti, S., Astuti, D.A., Wina, E., 2009. Kecernaan nutrien dan performa

produksi sapi potong Peranakan Ongole (PO) yang diberi tepung lerak

(Sapindus rarak) dalam ransum. JITV 14: 200-207.

Sukman, Y. dan Yakup. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta. 159 hlm.

Sukman, Y. dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali

Pers. Jakarta. 157 hlm.

Sunaryadi, 1999, Ekstraksi dan isolasi buah lerak (Sapindus rarak) serta pengujian

daya defaunasinya, Tesis, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Syahroni, Yan Yanuar dan Djoko Prijono. 2013. Aktivitas Insektisida Ekstrak

Buah Piper aduncum L. (Piperaceae) dan Sapindus rarak DC. (Sapindaceae)

serta Campurannya Terhadap Larva Crocidolomia pavonana (F.)

(Lepidoptera : Crambidae). Jurnal Entomologi Indonesia 10 (1) : 39 – 50.

Tetelay, F. 2003. Pengaruh Alelopati Acacia mangium Wild. terhadap

Perkecambahan Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus. L) dan Jagung (Zea

mays). Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 4(1), 41-49.

Thalib. 2004. Uji Efektivitas Saponin Buah Sapindus rarak sebagai Inhibitor

Metanogenesis secara In Vitro. J. Ilmu Ternak dan Veteriner 9 (3): 164-171.

Tjitrosoedirjo, S., I. H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di

Perkebunan. Gramedia. Jakarta. 210 hlm

Umeda, P., G., Marli A. R., Sonia C. J. G., dan Denise, G. S. 2012. Allelopathic

Potential of Sapindus saponaria L. Leaves in the Control of Weeds. Acta

Scientiarum Agronomy. 34: 1-9.

Waller, G. R. 1987. Allelochemical: Role in Agriculture and Forestry. ACS

Symposium Series No. 330. Washington DC. American Chemical Society.

Page 47: PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) …digilib.unila.ac.id/49958/6/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI

42

Wina, E., S. Muetzel, E.M. Hoffmann, H.P.S. Makkar & K. Becker. 2005.

Saponin containing methanol extract of Sapindus rarak affect microbial

fermentation, microbial activity and microbial community structure in vitro.

Anim. Feed. Sci. Technol. 121: 59-174.