PENGARUH JUMLAH BAG I HASIL DEPOSITO MUDHARABAH...

136
PENGARUH JUMLAH BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, TINGKAT IMBALAN SBIS, SUKU BUNGA SIMPANAN BERJANGKA 1 BULAN, DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH (STUDI KASUS PT. BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2007-2011) Oleh Suratman 108081000135 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of PENGARUH JUMLAH BAG I HASIL DEPOSITO MUDHARABAH...

PENGARUH JUMLAH BAGI HASIL DEPOSITO

MUDHARABAH, TINGKAT IMBALAN SBIS,

SUKU BUNGA SIMPANAN BERJANGKA 1 BULAN,

DAN INFLASI

TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH (STUDI KASUS PT. BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2007-2011)

Oleh

Suratman

108081000135

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama lengkap : Suratman

Panggilan : Mamen

Tempat&tanggal lahir : Tangerang, 8 Mei 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Swadaya II No. 48 Kp. Utan, Pdk. Pucung, Pdk.

Aren, Tangerang Selatan, Banten 15229

Telepon : 085694606819

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

2008 – 2013 : Program Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2004 – 2007 : SMK Yuppentek 6 Ciledug

2001 – 2004 : SMP Negeri 2 Pondok Aren

1995 – 2001 : SD Negeri 2 Pondok Pucung

Pendidikan Informal

Seminar-seminar

Pengalaman Organisasi

1. Ketua Majelis Ta’lim Ribathul Musthofa 2011/2012

2. Koordinator Departemen Keagamaan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010/2011

3. Bendahara Pembangungan Pondok Pesantren Yatim Piatu (P4YP)

Kampung Utan periode 2010-2011

4. Anggota Ikatan Remaja Masjid Sabilul Muttaqin (IRSA)

5. Anggota Pramuka SMK Yuppentek 6 Ciledug

6. Bendahara OSIS SMK Yuppentek 6 Ciledug

7. Anggota Pramuka SD Negeri 02 Pondok Pucung

Pengalaman Bekerja

Pengajar Private/Bimbingan Belajar Pribadi tahun 2013 sampai saat ini

Magang/KKN selama 1 bulan di UKM Aneka Kue Andika tahun 2011

Karyawan PT. Melawai Group tahun 2007-2008

Magang selama 2 bulan di PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang tahun

2006

vi

Keahlian

Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point)

Olahraga : Sepak Bola, Futsal, Badminton

vii

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of the total profit

sharing mudharabah deposits, rate of return for SBIS, 1 month time deposit rates,

and inflation against the total of mudharabah deposits at Syariah Mandiri Bank.

The data for assessing this research are acquired monthly data from January

2007 to December 2011. This research used multiple linier regression method.

Data processing in this research uses SPSS software 19.0 and Microsoft Excel

2010.

The results of the analysis indicated that partially, total of profit sharing

mudhrabah deposits, rate of return for SBIS, 1 month time deposit rates, and

inflation are significant to total of mudharabah deposits. Simultaneously variables

total of profit sharing mudhrabah deposits, rate of return for SBIS, 1 month time

deposit rates, and inflation are significant to total of mudharabah deposits. This is

proved by value of sig-F 0.000 which is smaller than 5% of significance.

Predictive ability of the four variables of the financing is 68,8%, as indicated by

the amount of the adjusted R-square, while the remaining amount of 31,2%

influenced by other factors that are not included in the study variables.

Keywords: The Total of Profit Sharing Mudhrabah Deposits, Rate of Return for

SBIS, 1 Month Time Deposit Rates, Inflation, The Total of

Mudharabah Deposits, Multiple Linier Regression

viii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah bagi

hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi terhadap jumlah

deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. Data yang digunakan pada

penelitian ini adalah data bulanan dari Januari 2007 sampai Desember 2011.

Penelitian ini menggunakan metode analisis linier regresi berganda dengan

menggunakan program komputer SPSS versi 19.0 dan Microsoft Excel 2010.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial, jumlah bagi hasil

deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1

bulan, dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah.

Secara simultan variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan

SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi berpengaruh signifikan

terhadap jumlah deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig-F

0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%. Kemampuan prediksi dari keempat

variabel tersebut terhadap jumlah deposito mudharabah adalah 68,8%.

sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square, sedangkan sisanya

31,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam variabel

penelitian ini.

Kata kunci : Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan

SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, Inflasi,

Jumlah Deposito Mudharabah dan Analisis Regresi Linier

Berganda

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada

hambanya. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito

Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan

dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank

Syariah Mandiri Tahun 2007-2011)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat

kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Tentunya keberhasilan penyusunan skripsi ini tak lepas dari adanya orang-

orang yang selalu siap membantu dan terus memberikan semangat kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda tercinta Sanin dan Ibunda tercinta Hj.

Pesoh, terima kasih atas doa dan kasih sayang serta kesabarannya selama ini

telah merawat dan mendidik anakmu tanpa lelah dan tanpa pamrih. Semoga

Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan

kepada Ibu dan Ayah tercinta. Aamiin.

2. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Arief

Mufraini, LC., M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan

waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Bapak Prof. Dr.

Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si selaku

Pudek I FEB, Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku Pudek II FEB, dan Bapak Herni

x

Ali HT, SE., MM selaku Pudek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen,

Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen dan

Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis

untuk berkarya.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajarkan ilmu,

semoga amal baktinya dijadikan amalan sholeh. Aamiin.

6. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya

melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi

dan Bisnis khususnya Pak Heri, Pak Ismet, Bu Siska, Bu Umi, dan Pak Sofyan.

7. Kakak-kakakku tercinta Ibu Artinah, Ibu Halimah, Ibu Sopiah, Bapak Dodi,

Bapak Aden dan Bapak Nizan yang selalu memberikan motivasi kepada

penulis. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang, motivasi dan dukungannya

baik moril, materil maupun spiritual.

8. Untuk guru - guruku tercinta, Ust. Labiib, Habib Nabiel, Habib Hasan, Habib

Mundzir, Mu’allim Ubaidillah, terimakasih atas do’a dan motivasinya.

9. Keluarga besar penulis yang senantiasa menanti kelulusan saya, terima kasih

atas do’a, semangat dan motivasi yang selalu diberikan. Sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

10. Sahabat-sahabatku Rezza Yolanda, Azizah Utami, Nur Fauziyah, Qonitia

Lutfiah, Inggrit, Dian Dewati, Anggun, Trin, Levy, Vita, Kiki, Hera, Iza,

Permana Sukma, Hasan Arrafi, Ali Fasihi, Nur Padilah, Arief Rahman Hakim,

Hendi Setiawan, Hafidz Setia Kurniawan, Nurdin Rohendy, Arya, Bojes, Noe,

Ade, Rivai, Helmi, Ervan, Rizky Boz, Maul, Habibi, Saddad, Ismy, Ajenk,

Neneng, Imro yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis,

serta selalu ada dalam keadaan susah dan senang. Semoga persahabatan kita

selalu dirahmati Allah SWT. Aamiin.

xi

11. Teman-temanku Manajemen D angkatan 2008, terima kasih atas dukungannya,

maaf tidak disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa bangga dan

rasa persahabatan diantara kita semua.

12. Teman-teman Manajemen Perbankan A angkatan 2008, semoga kita bisa

menjadi ahli perbankan yang handal dan tangguh, terlebih penting lagi semoga

ilmu kita bisa bermanfaat untuk diri kita dan orang lain.

13. Teman-teman Manajemen angkatan 2008.

14. Teman-teman Anggota BEM, baik BEM Fakultas maupun BEM Jurusan,

terima kasih atas kerjasama dan persahabatannya.

15. Teman-teman angkatan 2006 dan 2007 yaitu Ka Reksa, Ka Muiz, Ka Sofwan,

Ka Gita, dan kakak-kakak yang lainnya yang tidak disebutkan satu persatu

tanpa mengurangi rasa terimakasih dan hormat saya.

16. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga

bantuan yang telah diberikan baik berupa moril maupun materil menjadi amal

ibadah yang selalu berlipat ganda pahalanya. Aamiin yaa robbal’alamiin.

Jakarta, Mei 2013

Penulis

(Suratman)

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 14

1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 14

2. Manfaat Penelitian ................................................................................... 15

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................................ 17

1. Pengertian Bank Secara Umum ................................................................ 17

2. Pengertian Perbankan Syariah .................................................................. 18

3. Tujuan Bank Syariah ................................................................................ 20

4. Fungsi dan Peran Bank Syariah ............................................................... 21

5. Keunggulan Perbankan Syariah ............................................................... 22

6. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ............................. 23

7. Deposito Mudharabah .............................................................................. 24

a. Pengertian ............................................................................................. 24

b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah ............................................ 26

c. Macam-macam Deposito Mudharabah ................................................ 28

8. Implementasi Prinsip Mudharabah pada Produk Deposito ..................... 29

9. Bagi Hasil (Profit Sharing) ...................................................................... 31

a. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil .............................................. 33

b. Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah.................................................. 35

c. Perhitungan Bagi Hasil Deposito ........................................................ 36

10. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)............................................... 37

a. Pengertian dan Karakteristik SBIS ...................................................... 37

b. Ketentuan dan Mekanisme Penerbitan SBIS ...................................... 39

c. Pihak – Pihak dalam Lelang SBIS....................................................... 40

d. Pembatalan Hasil dan Transaksi Lelang SBIS .................................... 40

e. Sanksi .................................................................................................. 40

f. Skema SBIS ......................................................................................... 41

xiii

11. Suku Bunga ............................................................................................. 42

12. Inflasi ....................................................................................................... 44

a. Teori Inflasi Konvensional .................................................................. 44

b. Teori Inflasi Islam ............................................................................... 49

B. Keterkaitan antar Variabel ........................................................................... 50

C. Penelitian Sebelumnya ................................................................................. 52

D. Kerangka Berpikir........................................................................................ 56

E. Hipotesis ....................................................................................................... 58

BAB. III. METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 60

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 60

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 61

D. Metode Analisis Data.................................................................................. 62

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 71

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 74

1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ...................................................... 76

2. Produk-produk Bank Syariah Mandiri .................................................... 77

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................................... 85

1. Analisis Deskriptif ................................................................................... 85

2. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... 87

a. Uji Normalitas Data ............................................................................. 88

b. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 90

c. Uji Heteroskedatisitas .......................................................................... 91

d. Uji Autokorelasi .................................................................................. 93

3. Koefisien Determinasi (R Square) ........................................................... 94

4. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 94

a. Uji F (Uji Simultan)............................................................................. 94

b. Uji t (Uji Parsial) ................................................................................. 95

BAB. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .................................................................................................. 105

B. Implikasi ...................................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 109

LAMPIRAN .............................................................................................................. 113

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Profit Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Triwulan 2011 ............ 3

1.2 Perkembangan Deposito Mudharabah dan Bagi Hasil Deposito .............. 5

1.3 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ........................ 7

2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank konvensional ............................... 23

2.2 Perhitungan Bagi Hasil ............................................................................. 36

2.3 Perbedaan antara Bagi Hasil dan Bunga ................................................... 42

2.4 Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 52

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................... 85

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ............................................................... 90

4.3 Hasil Uji Multikoliniearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF .................. 91

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Bresch Pagan Godfrey ................. 92

4.5 Hasil Uji Durbin Watson (DW) ................................................................ 94

4.6 Koefisien Determinasi (R Square) ............................................................ 95

4.7 Hasil Uji F ................................................................................................. 96

4.8 Hasil Uji t .................................................................................................. 97

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Grafik Perkembangan Inflasi .................................................................. 10

2.1 Mudharabah pada Penghimpunan Dana ................................................ 31

2.2 Skema SBIS ............................................................................................ 41

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 57

4.1 Histogram ............................................................................................... 89

4.2 Grafik P-P Plot ........................................................................................ 89

4.3 Scatterplot ............................................................................................... 92

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data-data Variabel Penelitian dari Tahun 2007-2011 ............................ 113

2 Tabel Deskriptif Statistik ........................................................................ 115

3 Tabel Model Regresi, Anova, dan Koefisien.......................................... 116

4 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 117

5 Hasil Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi ......................................... 118

6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 119

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara-negara seperti Indonesia, peranan bank cenderung lebih

penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber

pembiayaan untuk kredit investasi kecil, menengah, dan besar, tetapi juga

mampu mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan.

Bank di Indonesia menggunakan dual system banking, yakni sistem

konvensional dan syariah. Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem

perbankan nasional mempunyai peranan penting dalam perekonomian.

Peranan perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh

berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan mendasar antara

keduanya adalah prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan/operasional. Salah

satu prinsip dalam operasional perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil

dan risiko (profit and loss sharing). Prinsip ini tidak berlaku di perbankan

konvensional yang menerapkan sistem bunga. (Husni, 2009:1)

Secara umum bank syariah dapat didefinisikan sebagai bank dengan

pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik

dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Produk-

produk bank syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk

bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar, dan maysir. Oleh

2

karena itu, produk-produk pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah harus

menghindari unsur-unsur yang dilarang tersebut. (Ascarya, 2008:2)

Melihat dari fungsi utama yang dijalankan perbankan syariah, semakin

lama perbankan syariah semakin berkembang. Perkembangan perbankan

syariah didorong oleh dua alasan utama yaitu (Rodoni & Hamid, 2008:17):

1. Adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi

perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai

dan prinsip syariah, khususnya bebas riba.

2. Adanya keunggulan sistem operasional dan produk perbankan syariah,

antara lain: mengutamakan pentingnya masalah moralitas, keadilan dan

transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah.

Salah satu Bank Umum Syariah (BUS) yang mempunyai peran penting

dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Syariah

Mandiri (BSM). Pada hari senin tanggal 1 November 1999 atau bertepatan

dengan 25 Rajab 1420 H merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank

Syariah Mandiri. Lahirnya Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah

usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan

Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank

syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (persero) tbk.

Bank Syari’ah Mandiri merupakan bank komersial Syari’ah yang kedua

setelah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1998 pasar bank syariah mulai

diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) anak

perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di Indonesia. Bank Syariah

3

Mandiri adalah salah satu lembaga perbankan syariah di Indonesia yang terus

berkembang. Berdasarkan Laporan Laba/Rugi secara triwulan tahun 2011,

profit (laba) PT Bank Syariah Mandiri terus mengalami peningkatan yang

cukup signifikan.

Tabel 1.1

Profit Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Triwulan 2011

(dalam Jutaan Rupiah)

Nama Bank

Triwulan 1 - 4 Tahun 2011

Maret Juni September Desember

PT Bank Muamalat Indonesia 69.430 141.253 197.239 274.331

PT Bank Syariah Mandiri 134.893 270.001 409.120 548.834

PT Bank Syariah Mega 18.710 39.448 53.393 78.034

PT Bank BRI Syariah 4.007 7.417 23.316 60.265

PT Bank Syariah Bukopin 3.311 7.010 11.033 15.105

Sumber: Bank Indonesia

Pada tahun 2011, sebagaimana perbankan konvensional, kinerja

perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang positif. Meskipun di

tengah kondisi keuangan global yang belum membaik, perkembangan

perbankan syariah kurang terpengaruh oleh kondisi global tersebut. Hal ini

terjadi karena eksposur perbankan syariah sangat kecil penempatannya di

financial market baik domestik maupun global. Sesuai amanat UU No.21 tahun

2008, perbankan syariah menjalankan fungsi utama yaitu menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat dalam rangka menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional. Selain itu, perbankan syariah juga melakukan fungsi

sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari

zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya

kepada organisasi pengelola zakat. Fungsi sosial lainnya adalah dalam bentuk

4

penghimpunan dana wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf.

Pencapaian positif perbankan syariah dapat dilihat dari peningkatan yang tinggi

dalam penghimpunan dana yang sebagian besar digunakan untuk pembiayaan.

Ekspansi pembiayaan tetap dilakukan dengan memperhatikan prudential

banking sebagaimana arah kebijakan Bank Indonesia dan tetap memperhatikan

syariah compliance sebagaimana yang digariskan oleh Dewan Syariah

Nasional (DSN). Dengan demikian, rasio pembiayaan bermasalah cukup

terkendali, selain tetap berpegang teguh dalam koridor kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah. Kondisi permodalan perbankan syariah juga tetap

dapat terjaga antara lain didukung oleh profitabilitas usaha yang cukup tinggi.

(Laporan Pengawasan Perbankan 2011: 19)

Berdasarkan perkembangan pada setiap jenis produknya, produk deposito

merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2011.

Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi yaitu

sekitar 61,06% dari posisi tahun lalu Rp 39,23 triliun menjadi Rp 62,02 triliun.

Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah,

masyarakat masih cenderung memilih produk yang memberikan imbal hasil

yang tinggi. Imbal hasil deposito berfluktuasi antara 7,24% sampai dengan

9,11% (equivalent rate), sedangkan imbal hasil tabungan sekitar 2,91% dan

giro sekitar 1,47% (equivalent rate). Dengan demikian wajarlah apabila produk

simpanan berjangka (deposito) lebih diminati dibandingkan produk tabungan.

Lebih lanjut, produk deposito yang paling diminati masyarakat adalah deposito

1 (satu) bulan (Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2012).

5

Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu Bank Umum Syariah (BUS)

dengan aset terbesar. Pada bulan November 2011, posisi aset BSM sebesar Rp

45,17 triliun, dengan perolehan dana pihak ketiga (DPK) Rp 40,26 triliun

dengan total deposito sebesar Rp 23,022 triliun (57% dari total DPK) dan

pembiayaan Rp 36,06 triliun (Sumber: http://www.syariahmandiri.co.id, 2012).

Berikut adalah penghimpunan dana khususnya simpanan berjangka (deposito

mudharabah) dan tingkat bagi hasil deposito hak pihak ketiga (nasabah) pada

Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan yang pesat selama 3 tahun

terakhir ini (lihat Tabel 1.2).

Tabel 1.2

Perkembangan Deposito Mudharabah dan Bagi Hasil Deposito

(dalam jutaan Rupiah)

TOTAL Des-2009 Des-2010 Des-2011

Deposito Mudharabah 9,583,761 15,110,402 23,524,711

Bagi Hasil Deposito 629,271 848,727 1,367,853

Sumber : Laporan Keuangan Publikasi BSM pada Bank Indonesia, data diolah

Fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang

dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip

mudharabah. Dalam transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak

sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola

dana (mudharib).

Pada bank syariah tidak berorientasi pada keuntungan bunga namun

berorientasi pada konsep bagi hasil. Bagi hasil atau profit loss sharing adalah

prinsip pembagian laba yang diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana porsi

bagi hasil ditentukan pada saat akad kerja sama. Jika usaha mendapatkan

6

keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai kesepakatan namun jika terjadi

kerugian maka porsi bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi modal masing-

masing pihak. Dasar yang gunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa

laba bersih usaha setelah dikurangi dengan biaya operasional (Suseno,

2003:46).

Dalam memelihara keseimbangan moneter di Indonesia, bank Islam

juga dapat ikut berperan dengan melakukan investasi dalam pasar uang syariah

dengan menggunakan instrumen pasar uang syariah yang diatur oleh otoritas

meneter (Bank Indonesia) berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

sama halnya pada bank konvensional dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

sebagai instrumen pasar uang (Emilianshah dan Hermana, 2005:E136).

Disamping itu, SBIS juga berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk

membantu dalam investasi bank Islam apabila terjadi kelebihan dana

(Overlikuiditas).

Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 10/11/PBI tanggal 31

Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan

menggantikan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dalam PBI baru

tersebut, SBIS didefinisikan sebagai surat berharga berdasarkan prinsip syariah

berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia (BI). SBIS menggunakan akad jualah. Dengan akad tersebut, maka

bank syariah yang menempatkan dana pada SBIS berhak mendapatkan upah

(ujrah) atas jasa membantu pemeliharaan keseimbangan moneter Indonesia.

PBI menyebutkan, SBIS dapat diagunkan kepada BI, tapi tidak bisa

7

diperdagangkan di pasar sekunder. Mekanisme penerbitan SBI Syariah

menggunakan sistem lelang. Peserta yang diperbolehkan ikut hanya bank

umum syariah (BUS) atau unit usaha syariah (UUS) dengan rasio minimal

pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (Financing to Deposit Ratio/FDR)

yang ditetapkan BI, kemudian bank mendapat keuntungan berupa bonus SBIS

atau tingkat imbalan dari hasil lelang tersebut (www.bi.go.id, 2008)

Tabel 1.3

Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Periode : Januari 2010 – Desember 2011

Sumber: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, data diolah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) diperuntukkan untuk penitipan

dana jangka pendek bagi bank yang mengalami kelebihan likuiditas. (Husni,

2009:13). Berdasarkan tabel 1.3 diatas terlihat bahwa Setifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) mengalami perubahan setiap bulannya. Pada bulan Desember

2010 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebesar 6,26%, bila

dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2010 sebesar 5,24%, maka

Sertifikat Bank Indonesia Syariah mengalami peningkatan sebesar 1,22%.

Tahun 2010 SBIS (%) Tahun 2011 SBIS (%)

Januari 6,08 Januari 6,45

Februari 6,70 Februari 6,41

Maret 6,72 Maret 6,27

April 7,17 April 6,20

Mei 7,36 Mei 6,30

Juni 7,36 Juni 6,26

Juli 7,27 Juli 6,63

Agustus 6,77 Agustus 6,63

September 6,28 September 6,64

Oktober 5,77 Oktober 6,37

November 5,22 November 6,42

Desember 5,04 Desember 6,26

8

Kondisi yang tejadi di Indonesia dengan menghadapi gejolak moneter

yang diwarnai oleh tingkat bunga yang sangat tinggi belakangan ini yang

disebabkan oleh inflasi, perbankan syariah terbebas dari negative spread,

karena perbankan islam tidak berbasis pada bunga uang. Konsep islam

menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga

pertumbuhan pembiayaannya tidak akan lepas dari pertumbuhan sektor riil

yang dibiayainya. Pada saat perekonomian dunia lesu, maka yield yang

diterima oleh perbankan islam menurun, dan pada gilirannya return yang

dibagi hasilkan kepada para penabung juga turun. Sebaliknya, pada saat

perekonomian booming, maka return yang dibagi hasilkan akan booming pula.

Dengan kata lain, kinerja perbankan islam ditentukan oleh kinerja sektor riil,

dan bukan sebaliknya. Dalam pandangan islam, uang hanyalah sebagai alat

tukar dan bukan merupakan barang dan komoditas. Islam tidak mengenal time

value of money, tetapi islam mengenal economic value of time. Jadi dengan

kata lain , yang berharga menurut pandangan islam adalah waktu itu sendiri

(Arifin, 2001:56).

Bunga atau riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan

pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam pada jumlah

pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari

sebagian modalnya selama periode waktu tertentu. Secara umum riba adalah

pengambilan tambahan yang harus dibayarkan, baik dalam transaksi jual beli

maupun pinjam meminjam yang bertentangan dengan prinsip syariah

(Sudarsono, 2003:10-11).

9

Konsep mengenai bunga sangat berlawanan dengan konsep yang ada

pada sistem perbankan syariah yang mana perbankan syariah menekankan pada

profit sharing, dengan pengertian bahwa simpanan yang ditabung atau di

depositokan pada bank syariah nantinya akan digunakan untuk pembiayaan ke

sektor riil oleh bank syariah, kemudian hasil atau keuntungan yang didapat

akan di bagi menurut nisbah yang disepakati bersama. Konsekuensi dari sistem

mudharabah adalah adanya untung rugi (profit and loss sharing), jika

keuntungan yang didapat besar maka bagi hasil yang didapat juga besar, tetapi

jika merugi maka keduanya menanggung risiko atas usaha tersebut.

Di tengah terus menurunnya suku bunga bank konvensional, margin

bagi hasil memberikan keuntungan yang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan bunga yang ditawarkan bank konvensional. Hal ini terjadi karena

sistem bagi hasil yang diberikan berdasarkan nisbah keuntungan yang

disepakati saat nasabah membuka rekening. Selain itu, selama periode krisis

moneter, bank syariah masih dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik

dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional (Banowo dan

Hermana, 2005:134).

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

umum dan terus menerus. (Boediono, 2001:161). Dibidang moneter, laju

inflasi yang tinggi tidak terkendali dapat mengganggu upaya perbankan dalam

pengerahan dana masyarakat. Dapat ditambahkan, laju inflasi yang sangat

tinggi (hyperinflation) akan menimbulkan ketidakpastian dalam berusaha

sehingga akan menggangu kegiatan operasional perbankan seperti pembuatan

10

anggaran belanja dan perencanaan kredit yang akan mempengaruhi keadaan

keuangan bank-bank. (Pohan, 2008:54)

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan

dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip

ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan

pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat

pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk

menyeimbangkan perekonomian negara, dan lain sebagainya. Secara khusus

dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi

(Putong dan Andjaswati, 2010 : 142).

Grafik 1.1

Berdasarkan grafik1.1 diatas, Tahun 2010 laju inflasi meningkat cukup

signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.Sepanjang tahun 2010 terjadi inflasi

kecuali pada bulan Maret yang mengalami deflasi sebesar 0,14 % (mtm).

sampai akhir tahun 2010 tercatat laju inflasi kumulatif mencapai 6,96 persen

(yoy), meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya 2,78%. Namun, inflasi

11

tahun 2010 tersebut masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan tahun

2008 yang mencapai 11,06 %. Hingga triwulan I tahun 2011, perkembangan

harga-harga secara umum cukup terkendali. Sampai dengan Maret 2011, laju

inflasi tahunan tercatat sebesar 6,65 % (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan laju inflasi akhir triwulan IV 2010 sebesar 6,96 %. Selama triwulan I

tahun 2011, inflasi pada Januari 2011 masih relatif tinggi sebagai dampak

lanjutan dari masih tingginya harga beberapa komoditas utama dunia sehingga

mendorong kenaikan harga komoditas sejenis di dalam negeri. Namun, sejak

Februari 2011, harga komoditas beras dan bumbu-bumbuan domestik mulai

mengalami penurunan sehingga mendorong penurunan inflasi kelompok bahan

pangan, yang selanjutnya turut mendorong penurunan inflasi komponen

volatile foods. Musim panen yang terjadi di beberapa daerah sentra produksi

telah menekan harga beras dan komoditas bahan pangan nasional lainnya.

Penurunan harga beras ini memberikan kontribusi terjadinya deflasi pada

Maret 2011 sebesar 0,32 % (mtm), terbesar dalam 10 tahun terakhir. Laju

inflasi kumulatif sampai dengan triwulan I tahun 2011 menjadi 0,70 % (ytd),

lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,99

% (ytd).

Berdasarkan kelompok pengeluarannya hingga triwulan I tahun 2011

(yoy), menurunnya indeks harga kelompok pengeluaran untuk bahan pangan

merupakan pendorong utama terjadinya deflasi pada Maret 2011. Penurunan

laju inflasi kumulatif tersebut disebabkan oleh penurunan harga beberapa

komoditas bahan pangan utama yaitu beras dan bumbu-bumbuan. Penurunan

12

harga beras diperkirakan masih akan berlangsung hingga triwulan II tahun

2011 seiring masih berlangsungnya panen raya di beberapa sentra beras

nasional. Sebaliknya, lima kelompok pengeluaran lainnya menunjukkan tren

peningkatan, dengan kelompok sandang menyumbang kenaikan tertinggi

sebesar 7,71 %, yang didorong oleh peningkatan harga emas di pasar

internasional dan domestik. Kenaikan inflasi lain didorong oleh inflasi pada

kelompok pengeluaran untuk pendidikan sebesar 3,84 % dan kesehatan sebesar

3,17 %.

Beberapa penelitian tentang deposito mudharabah yang dipengaruhi

oleh variabel lain seperti variabel makro ekonomi dan lainnya memberi

indikasi bahwa kondisi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi fungsi

intermediasi bank yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pembangunan

suatu negara dan profitabilitas bank.

Beberapa penelitian tersebut antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh

Ani dan Wasilah (2010) yang melakukan penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (deposito mudharabah

1 bulan) Bank Muammalat Indonesia. Menyimpulkan bahwa variabel tingkat

suku bunga deposito berjangka 1 bulan, tingkat bagi hasil, inflasi dan ukuran

bank berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah, sedangkan FDR

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Husni (2009) yang melakukan

penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak

ketiga pada perbankan syariah di Indonesia (periode : Januari 2007 – Desember

13

2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara SWBI terhadap

DPK, dan terdapat pengaruh negatif antara bagi hasil terhadap DPK.

Penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian

lainnya mulai dari variabel dan data yang diambil dalam kurun waktu yang

berbeda. Dengan menggunakan data yang terbaru sehingga hasil yang didapat

akan lebih menggambarkan situasi perbankan pada saat ini.

Disamping itu, Penelitian ini juga memberikan manfaat yang paling

dominan terhadap Bank Syariah Mandiri, diharapkan dengan hasil yang

didapat dari penenelitian ini manajemen Bank Syariah Mandiri mampu

menjalankan fungsinya sebagai intermediasi dan mampu mengevaluasi hasil

operasi perusahaan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan

intermediasi bank.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan penelitian tedahulu yang telah

dijelaskan maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH JUMLAH BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH,

TINGKAT IMBALAN SBIS, SUKU BUNGA SIMPANAN BERJANGKA

1 BULAN DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DEPOSITO

MUDHARABAH (STUDI KASUS PT. BANK SYARIAH MANDIRI

TAHUN 2007 - 2011).”

14

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dapat dibuat perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat

imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan

inflasi secara simultan terhadap jumlah deposito mudharabah pada

Bank Syariah Mandiri ?

2. Bagaimana pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah secara

parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah

Mandiri ?

3. Bagaimana pengaruh tingkat imbalan SBIS secara parsial terhadap

jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ?

4. Bagaimana pengaruh suku bunga simpanan berjangka 1 bulan secara

parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah

Mandiri ?

5. Bagaimana pengaruh inflasi secara parsial terhadap jumlah deposito

mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ?

C. Tujuan & Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah,

tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

15

dan inflasi secara simultan terhadap jumlah deposito mudharabah pada

Bank Syariah Mandiri.

b. Untuk menganalisis pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah

secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah

Mandiri.

c. Untuk menganalisis pengaruh tingkat imbalan SBIS secara parsial

terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.

d. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank

Syariah Mandiri.

e. Untuk menganalisis pengaruh inflasi secara parsial terhadap jumlah

deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis

tentang bagaimana pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah,

tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah di bank syariah pada

umumnya dan khususnya Bank Syariah Mandiri (BSM).

b. Bagi Perbankan Syariah

Pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan

SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi

16

terhadap salah satu produk perbankan syariah yaitu deposito

mudharabah menjadi topik yang dibahas lebih lanjut. Kajian pengaruh

jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, jumlah

suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi terhadap salah satu

produk perbankan syariah ini dapat bermanfaat untuk evaluasi

perkembangan sistem perbankan syariah serta sebagai bahan awal

kajian dalam menentukan metode kebijakan sistem syariah.

c. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya penelitian yang penulis lakukan terkait dengan bidang

manajemen perbankan. Diharapkan penelitian ini dapat di jadikan

sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut (bagi yang

berminat) di masa yang akan datang.

d. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang manajemen

perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah

wawasan pengetahuan.

e. Bagi Nasabah

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang akan menambah

wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank terutama terkait dengan

produk deposito mudharabah. Sehingga dapat di jadikan landasan

dalam pengambilan keputusan terkait dengan investasi dalam bentuk

deposito mudharabah.

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank Secara Umum

Menurut Mishkin (2007:8) Bank sebagai lembaga keuangan yang

menerima deposito dan memberikan pinjaman. Bank merupakan perantara

keuangan (financial intermediaries), Bank menimbulkan interaksi antara

orang yang membutuhkan pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidupnya,

orang yang memiliki kelebihan dana dan berusaha menjaga keuangannya

dalam bentuk tabungan dan deposito lainnya di bank.

Pengertian bank menurut Rodoni (2006:21) adalah suatu badan

usaha yang tugas utamanya sebagai perantara (financial intermediary)

untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada yang

ditentukan.

Pengertian menurut UU. 7 Tahun 1992, tentang perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU NO. 10 Tahun 1998 adalah:

a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

b. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7/1992 tentang

Perbankan).

18

c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang

dipersamakan dengan hal itu (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7/1992

tentang Perbankan).

Ditinjau dari segi imbalan atau jasa penggunaan dana, baik simpanan

maupun pinjaman, bank dapat dibedakan menjadi:

a. Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya

memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah

imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode

tertentu.

b. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya

memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah

(Rodoni dan Hamid, 2008:14).

2. Pengertian Perbankan Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak

mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank

Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan

produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi

SAW (Muhammad, 2005:1).

19

Bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya

memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah (Rodoni,

2008:14).

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang tata cara beroperasinya

dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana,

memberikan dan mengenakan imbalan didasarkan pada tata cara

bermuamalat secara Islami atau prinsip syariah, yakni mengacu pada

ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits atau dengan kata lain, bank

syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang pengoperasian disesuaikan dengan prinsip syariah

Islam (Mufraini, 2008:17).

Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem

perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha

pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk

memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan

riba, serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram

(misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram,

usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh

sistem perbankan konvensional.

20

3. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai

berikut : (Sudarsono, 2008:43)

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara

Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar

terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan

lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha

tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak

negatif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.

2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi

kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang

membutuhkan dana.

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka

peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang

diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya

kemandirian usaha.

4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya

merupakan program utama dari negara-negara yang sedang

berkembang. Upaya bank syariah didalam mengentaskan kemiskinan

ini berupa pembinaan nasabah seperti: program pembinaan pengusaha

produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan

konsumen, program pengembangan modal kerja dan program

21

pengembangan usaha bersama.

5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui aktivitas

perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi yang

diakibatkan oleh adanya inflasi, menghindari persaingan usaha yang

tidak sehat antara lembaga keuangan.

6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-

syariah.

4. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang tercantum dalam pembukuan

standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and

Auditing Organizing for Islamic Financial Institution), yaitu sebagai

berikut : (Sudarsono 2008:43)

1) Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3) Penyedia jasa keuangan dan lalu-lintas pembayaran, bank syariah dapat

melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana

mestinya.

4) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,

mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

22

Pada dasarnya tiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,

meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan,

kecuali bila dalam pelaksanaan fungsi perbankan tersebut dilarang

menurut syariah. Praktek perbankan konvensional yang dikenal saat ini,

fungsinya menggunakan sistem bunga dan dapat digolongkan sebagai

transaksi riba.

5. Keunggulan Perbankan Syariah

Keunggulan perbankan syariah adalah sebagai berikut :

1) Dengan adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan pihak bank,

tercapai suatu hal yang saling menguntungkan, maka dengan prinsip

ini kedua belah pihak akan merasa saling diuntungkan.

2) Dengan menggunakan prinsip jual beli, apabila nasabah hendak

menaikan usahanya tetapi kekurangan alat angkut untuk kegiatan

produksinya, maka dapat mengajukan pembiayaan, sehingga dapat

menerima alat angkut dengan resiko yang lebih rendah dari pada

dengan pinjaman kredit ke bank konvensional.

3) Dapat mendorong para pengusaha kecil untuk dapat lebih

mengembangkan usahanya dengan baik yaitu dengan adanya bantuan

dari pihak bank syariah.

4) Resiko kerugian yang diterima baik nasabah maupun bank dengan

menggunakan prinsip jual beli. Hal ini dikarenakan apabila terjadi

kerugian, maka kerugian tersebut dibagi menurut perjanjian yang telah

disepakati sebelumnya.

23

5) Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan

prinsip jual beli, karena menggunakan prinsip kreditur dan debitur

sehingga bank yang dapat menentukan margin yang akan ditetapkan

dan nasabah dapat dijadikan agen bank.

6. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,

perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem

perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Perbandingan

antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank Islam Bank Konvensional

1. Melakukan investasi-investasi

yang halal.

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,

jual beli, atau sewa.

3. Profit dan falah oriented

4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan

kemitraan.

5. Penghimpunan dan penyaluran

dana harus sesuai dengan fatwa

Dewan Pengawas Syariah.

1. Investasi yang halal dan

haram.

2. Memakai perangkat bunga.

3. Profit oriented.

4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan

debitur-kreditur.

5. Tidak terdapat Dewan

Pengawas Syariah.

(Sumber: Antonio, 2001:34)

24

7. Deposito Mudharabah

a. Pengertian

Deposito adalah bentuk simpanan yang mempunyai jumlah

minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan hasilnya lebih tinggi dari

pada tabungan. Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal

tertentu dengan jangka waktu yang telah disepakati, sehingga nasabah

tidak dapat mencairkan dananya sebelum jatuh tempo. Produk

penghimpunan dana ini biasanya dipilih oleh nasabah yang memiliki

kelebihan dana, sehingga selain bertujuan untuk menyimpan dananya,

bertujuan pula untuk salah satu sarana berinvestasi. (Nurianto,

2010:35)

Menurut UU No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 7, deposito adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang

bersangkutan (Karim, 2004:277).

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara

nasabah penyimpan dengan bank (Siamat, 2005:284). Deposito

berjangka adalah simpanan pihak ketiga (rupiah dan valuta asing)

yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antar

penyimpan dengan bank yang bersangkutan (Rivai, 2007:417).

25

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah

proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya

(Antonio, 2009:95). Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha

antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahib al-mâl)

menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik

sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek),

sedangkan nasabah sebagai pengelola (mudharib) mengajukan

permohonan pembiayaan dan untuk ini nasabah sebagai pengelola

(mudharib) menyediakan keahliannya (Rivai, 2007:471).

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian

pembagian keuntungan (Rodoni dan Hamid, 2008:27-28).

Mudharabah merupakan salah satu bentuk dari perkongsian, yang

mana salah satu pihak disebut pemilik modal (sahib al-mal) yang

menyediakan sejumlah uang tertentu dan berperan pasif, sementara

pihak lain disebut pengelola dana (rab al-mal atau mudarib) yaitu

orang yang menjalankan usaha, ke pengurusan atau jasa dengan tujuan

memperoleh keuntungan (Hulwati, 2009:71).

Mudharabah adalah satu bentuk kontrak antara penyedia dana

(shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib). Pada saat proyek

sudah selesai maka mudharib mengembalikan modal tersebut kepada

26

penyedia dana berikut porsi keuntungan yang telah disetujui

sebelumnya. Bank syariah, dalam hubungannya dengan pengusaha,

bertindak sebagai shahibul maal. Sedangkan dalam hubungannya

dengan deposan, bank syariah bertindak sebagai mudharib (Edwin

dkk, 2007:296).

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional No: 03/DSN-

MUI/IV/2000, menetapkan bahwa deposito yang dibenarkan secara

syariah, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah

(Burhanuddin, 2010:61).

Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian deposito

mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada

bank, dapat berupa rupiah ataupun valuta asing dimana penarikannya

hanya dapat dilakukan pada jangka waktu yang telah ditentukan dan

disepakati antara nasabah dengan pihak bank dalam baik dengan

prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad mudharabah. Biasanya

memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah

Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita

jumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan. (Karim, 2004:303)

Secara Teknis mengenai deposito mudharabah ini dalam pasal

36 huruf a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang

27

melaksanakan kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah. Pasal ini

intinya menyebutkan bahwa wajib menerapkan prinsip syariah dan

prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya dalam melakukan

penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

investasi antara lain dalam bentuk deposito berjangka dalam bentuk

mudharabah.

Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa

DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 1 April 2000 yang

menyatakan bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan

kesejahteraan dan dalam bidang investasi, memerlukan jasa

perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan

dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana berjangka

yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan baik. (DSN

MUI&BI, 2006:18-19)

Berdasarkan DSN MUI ini deposito yang dibenarkan secara

syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudhrabah, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola

dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

28

syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya

mudhrabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai

dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito

dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

c. Macam – Macam Deposito Mudharabah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik

dana, terdapat 2 (dua) bentuk mudharabah, yakni (Karim, 2009:304) :

1) Mudharabah Muthlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)

Dalam deposito Mudharabah Muthlaqah (URIA), pemilik

dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada

Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan

dengan tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain,

Bank Syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam

menginvestasikan dana URIA ini keberbagai sektor bisnis yang

diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

Dalam menghitung bagi hasil deposito Mudharabah

Muthlaqah (URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil

sebenarnya, termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk

29

tanggal pembukaan deposito Mudharabah Mutlaqah (URIA) dan

tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah hari dalam sebulan yang

menjadi angka penyebut/angka pembagi adalah hari kalender bulan

yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).

2) Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA)

Berbeda halnya dengan Deposito Mudharabah Mutlaqah

(URIA), dalam deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik

dana memberikan batasan atau persyaratan tetentu kepada Bank

Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan

tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank

Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam

menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang

diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

8. Implementasi Prinsip Mudharabah dalam Produk Deposito

Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan

syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan tujuan

dari nasabah menggunakan instrument deposito yakni sebagai sarana

investasi dalam memperoleh keuntungan (Anshori, 2007:95).

Secara teknis pemakaian prinsip akad mudharabah ke dalam produk

deposito sebagai instrument penghimpunan dana dari masyarakat pada

bank syariah telah diatur dalam pasal 5 Peraturan Bank Indonesia

No.7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi

bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

30

Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau

deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan sebagai berikut:

a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak sebagai

pemilik dana.

b. Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal.

c. Pembagian keuntungan dari penggolongan dan investasi dinyatakan

dalam bentuk nisbah.

d. Pada akad tabungan berdasarkan mudharabah, nasabah wajib

menginvestasikan minimum dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan

oleh bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka

penutupan rekening.

e. Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan.

f. Bank adalah mudharib menutup biaya operasional tabungan atau

deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi

haknya.

g. Bank tidak boleh mengurangu bagiuan keuntungan nasabah tanpa

persetujuan nasabah yang bersangkutan.

h. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam

perundang-undangan yang berlaku.

31

Gambar 2.1

Mudharabah pada Penghimpunan Dana

Titip dana Pemanfaatan dana

Bagi hasil Pemanfaat dana

Dalam hal ini, Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola

dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).

Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan

pihak ketiga (Karim, 2004:277)

Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan

membagikan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah

disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam

mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian

yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi

adalah mis management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh

terhadap kerugian tersebut (Karim, 2004:278).

9. Bagi Hasil (Profit Sharing)

Bagi hasil adalah pendapatan dari pembiayaan investasi al-

mudharabah dan al-musyarakah berupa bagi hasil usaha, dari pembiayaan

pengadaan barang al-murabahah, al-baitsaman ajil, dan al-ijarah berupa

mark up dan sewa, dari pemberian pinjaman berupa biaya administrasi,

NASABAH BANK DUNIA

USAHA

32

dan dari penggunaan fasilitas berupa fee. (Perwataatmadja dan Antonio,

1999:43).

Akad berpola bagi hasil pada prinsipnya, merupakan suatu transaksi

yang mengupayakan suatu nilai tambah (added value) dari suatu kerja

sama antarpihak dalam memproduksi barang dan jasa (Ascarya,

2008:214).

Menurut Agustianto (2005:56), bagi hasil adalah keuntungan atau

hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun

transaksi jual beli yang diberikan nasabah. Perhitungan bagi hasil

disepakati menggunakan pendekatan atau pola:

(1) Revenue Sharing

Perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh

pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang

telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Revenue Sharing mengandung kelemahan, karena apabila tingkat

pendapatan bank sedemikian rendah maka bagian bank, setelah

pendapatan didistribusikan oleh bank, tidak mampu mempunyai

kebutuhan operasionalnya (yang lebih besar daripada pendapatan fee)

sehingga merupakan kerugian bank dan membebani para pemegang

saham sebagai penanggung kerugian (Arifin, 2009:70).

(2) Profit & Loss Sharing

Adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada seluruh

pendapatan, baik hasil investasi dana maupun pendapatan fee atas

33

jasa-jasa yang diberikan bank setelah dikurangi biaya-biaya

operasional bank.

Pada saat akad terjadi, wajib disepakati sistem bagi hasil yang

digunakan, apakah Revenue Sharing, Profit & Loss Sharing, atau

Gross Profit. Jika tidak disepakati, akad itu menjadi gharar.

Pembayaran imbalan bank syariah kepada deposan (pemilik dana)

dalam bentuk bagi hasil besarnya sangat tergantung dari pendapatan

yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib atas pengelolaan dana

mudharabah tersebut, apabila bank syariah memperoleh hasil usaha

yang besar maka distribusi hasil usaha didasarkan pada jumlah yang

besar, sebaliknya apabila bank syariah memperoleh hasil usaha yang

sangat kecil.

Konsep ini terdapat unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak

yang diuntungkan sementara pihak yang lain dirugikan antara pemilik

dana dan pengelola dana sehingga besarnya benefit yang diperlukan

deposan sangat tergantung kepada kemampuan bank dalam

menginvestasikan dana-dana yang diamanahkan kepadanya (Wiroso,

2005:88).

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil

Menurut Antonio (2001:139) ada dua faktor yang mempengaruhi

bagi hasil, yaitu:

34

1. Faktor Langsung

Diantara faktor-faktor langsung (direct factor) yang

mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah sebagai berikut:

a) Investment rate, merupakan persentase aktual dana yang

diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment

rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana

dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.

b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan

jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk

diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan

menggunakan salah satu metode ini:

1) Rata-rata saldo minimum bulanan

2) Rata-rata saldo harian

Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk

diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana aktual yang

digunakan.

c) Nisbah (Profit Sharing Ratio)

1) Salah satu ciri al-mudharabah adalah nisbah yang harus

ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.

2) Nisbah antara satu bank dan bank lainnya dapat berbeda.

3) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu

bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12

bulan.

35

4) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account

lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

2. Faktor Tidak Langsung

a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah

1) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan

biaya (profit and sharing). Pendapatan yang dibagi hasilkan

merupakan pendapatan yang akan diterima dikurangi biaya-

biaya.

2) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue

sharing.

b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)

Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya

aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan

pengakuan pendapatan dan biaya.

b. Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah

Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk

ditentukan di awal dan untuk diketahui oleh kedua belah pihak yang

akan melakukan kesepakatan kerja sama bisnis karena apabila hal ini

tidak dilakukan, maka berarti telah menjadi gharar, sehingga transaksi

menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah (Yaya dkk, 2009:370).

Dalam praktek di lapangan terdapat istilah revenue sharing dan

profit sharing. Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil

bank syariah dan yang di praktekkan selama ini adalah pendapatan

36

dikurangi harga pokok yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa

dinamakan dengan gross profit (Yaya dkk, 2009:371). Prinsip

perhitungan bagi hasil dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Perhitungan Bagi Hasil

Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil

Penjualan Xx

Harga Pokok Penjualan (xx)

Laba Kotor Xx Gross Profit Sharing

Beban (xx)

Laba/Rugi bersih Xx Profit sharing

(Sumber : Yaya dkk, 2009:371)

Rumus gross profit sharing:

Rumus profit sharing:

c. Perhitungan Bagi Hasil Deposito

Adapun Perhitungan bagi hasil deposito yang diterima nasabah

sebelum pajak dan zakat pada Bank Syariah Mandiri adalah sebagai

berikut:

Jika deposito mudharabah per bulan (1 bulan)

Sumber: www.syariahmandiri.co.id

Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Kotor

Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih

37

Contoh :

1) Diketahui nominal Deposito Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1

bulan sebesar Rp. 10.000.000,00

2) Diketahui saldo rata-rata seluruh Deposito Syariah Mandiri Rupiah

jangka waktu 1 bulan Rp 7.419.489.107.191,12

3) Diketahui saldo pendapatan distribusi bagi hasil seluruh Deposito

Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1 bulan (lihat tabel) Rp

65.489.891.451.14

4) Diketahui NISBAH bagi hasil Deposito Syariah Mandiri Rupiah

jangka waktu 1 Bulan (lihat tabel) 51,00%

5) Bagi hasil yang diterima nasabah = Rp 45.016, 37

[(10.000.000,00/7.419.489.107.191,12) x 65.489.891.451,14 x

51,00% = 45.016,37]

10. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

a. Pengertian dan Karakteristik SBIS

Menurut Husni (2009:7) SWBI/SBIS merupakan mekanisme

penitipan dana ke Bank Indonesia pada saat Bank Syariah mengalami

kelebihan dana. SWBI adalah instrument moneter berdasarkan prinsip

Syariah yang dapat dimanfaatkan oleh Bank Syariah untuk mengatasi

kelebihan likuiditasnya.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.10/11/PBI/2008 tentang

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (selanjutnya disingkat SBIS), bahwa

definisi SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah

38

berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh

Bank Indonesia. Hal ini sedikit berbeda dengan SBI Konvensional

yang diterbitkan melalui lelang dengan tingkat diskonto yang berbasis

bunga (interest), sedangkan SBIS diterbitkan menggunakan

akad/kontrak transaksi ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau

komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu (‘iwadah/ju’l)

atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu perkerjaan.

Para peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti lelang SBIS

diantaranya Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS)

atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS.

Ketentuan lainnya, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit

Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

SWBI/SBIS digunakan oleh bank Syariah dalam hal terjadi

kelebihan dana, SWBI merupakan surat berharga yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia dengan menggunakan prinsip wadi’ah yad adh

dhamanah. Dengan demikian bank Indonesia memberikan bonus

tertentu atas penempatan dana tersebut. SWBI/SBIS merupakan

kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan

kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip

Syariah. (Husni, 2009:7)

SWBI yang sekarang disebut SBIS merupakan instrumen

kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan

likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Beberapa

karakteristik SBIS sebagai berikut : (Perwataatmadja dkk 2006:149).

39

1) Merupakan tanda bukti penitipan dana berjangka pendek.

2) Diterbitkan oleh Bank Indonesia.

3) Merupakan instrumen kebijakan moneter dan sarana penitipan dana

sementara.

4) Ada bonus atas transaksi penitipan dana

b. Ketentuan dan Mekanisme Penerbitan SBIS

Berdasarkan fatwa DSN-MUI dan peraturan Bank Indonesia,

instrumen SBIS dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme lelang

sebagaimana hal ini pun diberlakukan bagi SBI konvensional.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.10/16/DPM Tanggal 31

Maret 2008 tentang tata cara penerbitan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah melalui lelang dan Surat Edaran Bank Indonesia

No.10/16/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang tata cara Repo

Sertifikat Bank Indonesia Syariah dengan Bank Indonesia. Berikut ini

adalah penjelasan atas hal-hal yang berkaitan dengan peraturan diatas.

Berkaitan dengan penatausahaan SBIS, sebagaimana yang telah

dioperasikan terhadap SBI Konvensional, BI menggunakan sistem

pencatatan dan penatausahaan secara elektronis yang dikenal dengan

sistem BI-SSSS (Scripless Securities Settlement System) atau Sistem

Penyelesaian Surat Berharga Tanpa Warkat, yaitu transaksi dengan

Bank Indonesia termasuk penatausahaanya dan penatausahaan surat

berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta,

penyelenggara dan sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

40

(BI-RTGS). Berikut adalah karakteristik dari SBIS, yaitu :

1) Menggunakan akad ju'alah.

2) Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah).

3) Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12

(dua belas) bulan.

4) Diterbitkan tanpa warkat (scripless).

5) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia dan

6) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

c. Pihak-Pihak dalam Lelang SBIS

1) Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau

pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS dan

2) BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta

tidak langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit

Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

d. Pembatalan Hasil dan Transaksi Lelang SBIS

1) Hasil lelang SBIS dapat dibatalkan oleh Bank Indonesia.

2) Transaksi SBIS (Settlement lelang SBIS, Settlement first leg Repo

SBIS, dan Settlement second leg Repo SBIS) dinyatakan batal

apabila saldo rekening giro dan saldo rekening surat berharga BUS

atau UUS di Bank Indonesia tidak mencukupi.

e. Sanksi

1) Terhadap setiap transaksi SBIS yang dinyatakan batal dikenakan

sanksi berupa :

a) Teguran tertulis dan

41

b) Kewajiban membayar sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari

nilai transaksi SBIS yang dinyatakan batal atau paling banyak

sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

2) Selain dikenakan sanksi tersebut di atas, BUS atau UUS juga

dikenakan sanksi :

a) Pemberhentian sementara mengikuti lelang SBIS minggu

berikutnya dan

b) Larangan mengajukan repo SBIS selama 5 (lima) hari kerja

berturut-turut, terhitung sejak BUS atau UUS dikenakan

teguran tertulis ketiga dalam kurun waktu 6 (enam) bulan.

f. Skema SBIS

Adapun skema SBIS dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2

Skema SWBI/SBIS

(Sumber: Husni, 2009:8)

42

11. Suku Bunga

Suku bunga adalah penghasilan yang diperoleh oleh orang-orang

yang memberikan kelebihan uangnya atau surplus spending unit untuk

digunakan sementara waktu oleh orang-orang yang membutuhkan dan

menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangannya atau defisit

spending units (Judisseno, 2005:80-81). Suku bunga adalah biaya

pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut

(biasanya dinyatakan sebagai persentase per tahun) (Mishkin, 2008:4).

Dari beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa suku bunga adalah harga atau biaya yang harus dibayar atau di

berikan oleh si peminjam atau pihak yang membutuhkan dana kepada

pihak yang kelebihan dana atau meminjamkan dana sebagai timbal balik

dari penggunaan dana tersebut dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata

lain, orang yang diberi kesempatan mendapatkan pinjaman dana harus

membayar biaya atas pinjamannya tersebut. Biaya peminjaman, diukur

dalam rupiah per tahun yang di pinjam, adalah suku bunga. Jumlah

pinjaman yang di berikan disebut Principal dan harga yang dibayar

biasanya diekspresikan sebagai persentase dari principal per unit waktu

(umumnya setahun). Berikut ini adalah perbedaan bunga dan bagi hasil:

Tabel 2.3

Perbedaan antara Bagi Hasil dan Bunga

Bagi hasil Bunga

Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh

Penentuan bunga dibuat pada waktu

akad dengan asumsi selalu untung

43

(Sumber : Sudarsono, 2003:50)

Keynes dalam teori menyebutkan bahwa, tingkat bunga di tentukan

oleh permintaan dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif,

mengapa seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif

transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi (Boediono, 1985:82). Tiga motif

inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi

istilah Liquidity preference, adanya permintaan uang menurut teori Keynes

berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya

tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes

menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar

harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang

untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat

bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi.

Bagi hasil Bunga

Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh

Besarnya persentase berdasarkan

pada jumlah uang (modal) yang

dipinjamkan

Bagi hasil bergantung pada

keuntungan proyek yang dijalankan.

Bila usaha merugi, kerugian akan

ditanggung bersama oleh kedua

belah pihak.

Pembayaran bunga tetap seperti

dijanjikan apakah proyek yang

dijalankan oleh pihak nasabah

untung atau rugi.

Jumlah pembagian laba meningkat

sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan.

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat atau keadaan

ekonomi sedang booming.

Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi hasil.

Eksistensi bunga diragukan oleh

semua agama termasuk islam.

44

Menurut Hermawan, tingkat suku bunga merupakan salah satu

indikator moneter yang mempunyai dampak dalam beberapa kegiatan

perekonomian sebagai berikut: (Darmawi, 2006:182)

a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan

investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat

pertumbuhan ekonomi.

b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan

pemilik modal apakah ia akan berinvestasi pada real assets ataukah

pada financial assets.

c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak

bank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar

12. Inflasi

a. Teori Inflasi Konvensional

Menurut Samuelson, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat

keparahannya, yaitu sebagai berikut (Karim, 2007:137) :

1) Moderate inflation

Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat.

Umumnya disebut sebagai inflasi satu digit. Pada tingkat inflasi

seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan

kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil.

45

2) Galopping inflation

Inflasi tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai dengan

200% per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang hanya mau

memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan

dalam bentuk aset-aset riil. Orang akan menumpuk barang-barang,

membeli rumah dan tanah. Pasar uang akan mengalami penyusutan

dan pendanaan akan dialokasikan melalui cara-cara selain dari

tingkat bunga serta orang tidak akan memberikan pinjaman kecuali

dengan tingkat bunga yang amat tinggi. Banyak perekonomian yang

mengalami inflasi seperti ini tetap berhasil walaupun sistem harga

yang berlaku sangat buruk. Perekonomian seperti ini cenderung

mengakibatkan terjadinya gangguan gangguan besar pada

perekonomian karena orang-orang akan cenderung mengirimkan

dananya untuk berinvestasi di luar negeri dari pada di dalam negeri

(Capital Outflow).

3) Hyper inflation

Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu

sampai triliunan persen per tahun. Walaupun sepertinya banyak

pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan menghadapi

galopping inflation, akan tetapi tidak pernah ada pemerintahan yang

dapat bertahan menghadapi jenis inflasi ini. Contohnya adalah

Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-an.

46

Selain itu, inflasi dapat digolongkan karena penyebab-

penyebabnya yaitu sebagai berikut (Karim, 2007 : 138):

1) Natural inflation dan Human error inflation

Sesuai dengan namanya natural inflation adalah inflasi yang

terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai

kekuasaan dalam mencegahnya. Human error inflation adalah inflasi

yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh

manusia sendiri.

2) Actual/ anticipated/ expected inflation dan unanticipated/

unexpected inflation

Pada expected inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan

sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi

sedangkan pada unexpected inflation tingkat suku bunga pinjaman

nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek

inflasi.

3) Demand pull dan cost push inflation

Inflasi ini diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi

pada sisi permintaan agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu

perekonomian. Cost push inflation adalah inflasi yang terjadi karena

adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregatif (AS)

dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.

47

4) Spiralling inflation

Inflasi ini diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya

yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari

inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.

5) Imported inflation dan domestic inflation

Imported inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut

dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam

pasar perdagangan internasional. Domestic inflation adalah inflasi

yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu

mempengaruhi negara-negara lainnya.

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang

menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam

salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off

antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat

menurunkan tingkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah

satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian negara, dan lain

sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik

negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut ( Putong dan

Andjaswati, 2010 : 142):

1) Bila harga barang secara umum naik terus-menerus maka

masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan

normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang

memborong barang sementara yang kekurangan uang tidak bisa

48

membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam

kekacauan yang ditimbulkannya.

2) Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung

untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang

sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana yang

berdampak pada kebangkrutan bank, atau rendahnya dana investasi

yang tersedia.

3) Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga

untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga

di pasaran, sehingga harga akan terus menerus naik.

4) Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan

konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan

produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.

5) Bila inflasi berkepanjangan maka produsen banyak yang bangkrut

karena produk relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang

mampu membeli.

6) Jurang kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang

mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat

berakhir pada penjarahan dan perampasan.

7) Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang

mewah (high end) yang mana barangnya lebih laku pada saat

harganya semakin tinggi (masalah prestise).

49

8) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi

akan diusahakan secara efisien mungkin dan konsumtifisme dapat

ditekan.

9) Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil

dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.

10) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat

akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara

mendirikan atau membuka usaha, dll.

b. Teori Inflasi Islam

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena (Karim, 2007 : 139):

1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terhadap fungsi

tabungan (nilai simpanan), fungsi dari pembayaran di muka, dan

funsi dari unit penghitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang

dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga

telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain

“self feeding inflation”.

2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari

masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save).

3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-

primer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity to

Consume).

50

4) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu

penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam

mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah

produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi,

dan lainnya.

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1) Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Deposito Mudharabah

Penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010), Raditiya

(2007), Andika (2010), dan Erwin (2010) menyimpulkan bagi hasil deposito

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap deposito mudharabah

dikarenakan para nasabah dalam menempatkan dananya di bank syariah

masih dipengaruhi oleh motif untuk mencari profit sehingga jika tingkat

bagi hasil bank semakin besar maka akan semakin besar pula dana pihak

ketiga khususnya deposito yang disimpan bank.

2) Tingkat Imbalan SBIS dengan Deposito Mudharabah

Penelitian yang dilakukan Husni (2009) menyimpulkan bahwa

variabel SWBI atau tingkat imbalan SBIS berhubungan positif dengan DPK

(Deposito Mudharabah). Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah deposito

mudharabah tidak hanya bergantung pada jumah bagi hasil yang diberikan

tapi bergantung juga pada tingkat imbalan SBIS.

51

3) Suku Bunga Simpanan berjangka 1 bulan dengan Deposito

Mudharabah

Penelitian yang dilakukan oleh Raditya (2007), Erik (2006), Delvin

(2010), dan Widiastama (2006) menyimpulkan bahwa suku bunga deposito

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap deposito mudharabah.

Hal ini menunjukkan bahwa sifat nasabah untuk mendepositokan dananya di

bank adalah karena keuntungan semata. Dilihat dari keuntungan yang

menjanjikan oleh setiap bank, kalau pada bank konvensional sendiri dilihat

dari tingkat suku bunga tersebut, jika tingkat suku bunga bank konvensional

lebih tinggi dari bagi hasil, maka nasabah memilih untuk menyimpan

dananya di bank konvensional atau risiko displacement fund (pengalihan

dana dari bank syariah ke bank konvensional). Terlihat dari penelitian ini

dimana terbukti suku bunga berpengaruh negatif pada volume deposito

mudharabah Bank Syariah.

4) Inflasi dengan Deposito Mudharabah

Penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010) disimpulkan

bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan deposito mudharabah berjangka 1 bulan. Hal ini

mengindikasikan apabila tingkat inflasi naik maka nilai deposito

mudharabah berjangka 1 bulan akan mengalami kenaikan juga. Hal ini

disebabkan karena pada saat terjadi inflasi masyarakat mampu

mempertahankan tingkat konsumsinya dan melindunginya dari

52

ketidakpastian atau fluktuasi di masa depan sehingga justru akan

meningkatkan jumlah simpanannya di bank syariah.

C. Penelitian Sebelumnya

Adapun penelitian sebelumnya yang relevan dan menjadi landasan

dalam penelitian ini antara lain:

Tabel 2.4

Penelitian Sebelumnya

No Penulis Judul

Penelitian

Data dan

Variabel

Model

Analisis

Kesimpulan

1 Haron dan

Norafifah

(2000)

The effects

of

conventional

interest Rate

of Profit On

funds

deposited

with Islamic

banking

system in

Malaysia

(periode198

4-1998)

Deposito

mudharabah,

tingkat

keuntungan

deposito

mudharabah

yang di

ekspektasi,

suku bunga

deposito bank

konvensional,

jumlah

tabungan

mudharabah

pada bank

Islam, tingkat

keuntungan

tabungan

mudharabah

yang di

ekspektasi dan

suku bunga

Adaptive

expectation

model

Bahwa

terdapat

hubungan

yang positif

antara tingkat

keuntungan

deposito

mudharabah

dan suku

bunga

deposito

masing-

masing bank,

adanya

hubungan

negatif antara

suku bank

konvensional

dengan

jumlah

deposito pada

bank Islam,

terdapat

hubungan

yang positif

53

No Penulis Judul

Penelitian

Data dan

Variabel

Model

Analisis

Kesimpulan

tabungan bank

konvensional

antara tingkat

keuntungan

tabungan

mudharabah

dengan

jumlah

tabungan

pada bank

Islam

2 Erna

Rachmawati

dan Ekki

(2004)

Factors

Affecting

Mudharaba

Deposits in

Indonesia

Tingkat bagi

hasil, tingkat

suku bunga,

pendapatan

nasional,

jumlah kantor

cabang

pembantu, dan

deposito

mudharabah

(Y).

Econometric’s

Cointergration

Methode

GDP

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

deposito

mudharabah

hanya dalam

jangka waktu

pendek, KCP

berpengaruh

positif dan

signifikan

dalam jangka

panjang dan

pendek,

tingkat bagi

hasil

berpengaruh

positif dan

signifikan

dalam jangka

waktu

panjang dan

pendek, dan

tingkat suku

bunga

54

No Penulis Judul

Penelitian

Data dan

Variabel

Model

Analisis

Kesimpulan

mempunyai

hubungan

yang positif

dan tidak

signifikan

dalam jangka

waktu pendek

dan panjang

3 Assriwijaya

Raditiya

(2007)

Pengaruh

tingkat suku

bunga dan

bagi hasil

terhadap

deposito

mudharabah

pada Bank

Syariah

Mandiri

Suku bunga

(X1), bagi

hasil (X2), dan

deposito

mudharabah

(Y).

Ordinary Least

Square

( OLS ) atau

metode

kuadrat

terkecil dengan

model regresi

Partial

Adjusment

Model (PAM)

Bahwa

tingkat suku

bunga

berpengaruh

negatif

terhadap

volume

deposito

mudharabah

dan bagi hasil

mempunyai

hubungan

yang positif

tetapi tidak

berpengaruh

terhadap

volume

deposito

mudharabah

4 Azhary

Husni

(2009)

Faktor –

Faktor yang

Mempengar

uhi

Penghimpun

an Dana

Pihak Ketiga

pada

Sertifikat

Wadiah Bank

Indonesia

(X1), Bagi

Hasil (X2) dan

Dana Pihak

Ketiga (Y)

Regresi

Berganda

Terdapat

pengaruh

positif antara

SWBI

terhadap

DPK,

terdapat

pengaruh

55

No Penulis Judul

Penelitian

Data dan

Variabel

Model

Analisis

Kesimpulan

Perbankan

Syariah di

Indonesia

(periode :

Januari 2007

– Desember

2007)

negatif antara

Bagi Hasil

terhadap

DPK

5 Eko Agus

Haryanto

(2010)

Faktor-

faktor yang

mempengar

uhi deposito

mudharabah

pada bank

umum

syariah

Tingkat bagi

hasil (X1),

tingkat suku

bunga (X2),

jumlah

deposito

periode

sebelumnya

(X3), SWBI

(X4) dan

jumlah

deposito

mudharabah

(Y)

Analisis

Regresi

Berganda

Bahwa

variabel

jumlah

deposito

periode

sebelumnya

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

jumlah

deposito

mudharabah

sedangkan

variabel

lainnya tidak

berpengaruh

signifikan

6 Ani dan

Wasilah

(2010)

Faktor-

faktor yang

mempengar

uhi jumlah

penghimpun

an dana

pihak ketiga

(deposito

mudharabah

1 bulan)

Suku bunga

deposito

berjangka 1

bulan pada

bank umum

konvensional

(X1), Bagi

hasil (X2),

FDR (X3),

Inflasi (X4),

Analisis

regresi

berganda

denga metode

kuadrat

terkecil (least

square)

Bahwa

variabel

tingkat suku

bunga

deposito

berjangka 1

bulan, tingkat

bagi hasil,

inflasi dan

ukuran bank

56

No Penulis Judul

Penelitian

Data dan

Variabel

Model

Analisis

Kesimpulan

Bank

Muammalat

Indonesia

Ukuran (X5),

dan Deposito

mudharabah

(Y)

berpengaruh

signifikan

terhadap

deposito

mudharabah,

sedangkan

FDR tidak

mempunyai

pengaruh

yang

signifikan

D. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat

disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan

keduanya (Hamid, 2010:15).

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis pengaruh Jumlah Bagi

Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan

Berjangka 1 bulan, dan Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan

model regresi linear berganda antara variabel dependen dan independen.

Kerangka teori yang akan dituangkan dalam penelitian kali ini adalah sebagai

berikut:

57

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Bank Indonesia

Laporan Keuangan Publikasi

Bank Syariah Mandiri

Suku Bunga

Simpanan

Berjangka 1 Bulan

(X3)

Inflasi

(X4)

Jumlah Deposito

Mudharabah

(Y)

Model Regresi Linear Berganda

Uji Asumsi Klasik:

a. Normalitas

b. Multikolinearitas

c. Heteroskedastisitas

d. Autokorelasi

Uji Hipotesis:

a. Uji F

b. Uji t

Interpretasi dan Kesimpulan

Jumlah Bagi

Hasil Deposito

Mudharabah

(X1)

Tingkat

Imbalan

SBIS

(X2)

Badan Pusat Statistik

Koefisien Determinasi (R2)

58

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

dapat debedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis

kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol. Hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik atau hipotesis nol yang

bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang

selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Hamid, 2010:16).

Adapun alasan dalam menggunakan hipotesis ini karena penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat-alat statistik,

karakteristik ini sama dengan yang dimiliki hipotesis statistik yang juga

menggunakan alat-alat analisis dalam membuktikan dugaan objek-objek yang

diteliti.

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis di

bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu

masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun hipotesis yang

dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. H01 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku

bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi tidak berpengaruh

terhadap jumlah deposito mudharabah.

Ha1 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku

bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi berpengaruh terhadap

jumlah deposito mudharabah.

59

2. H02 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah tidak berpengaruh terhadap

jumlah deposito mudharabah.

Ha2 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh terhadap

jumlah deposito mudharabah.

3. H03 : Tingkat imbalan SBIS tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito

mudharabah.

Ha3 : Tingkat imbalan SBIS berpengaruh terhadap jumlah deposito

mudharabah.

4. H04 : Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan tidak berpengaruh terhadap

jumlah deposito mudharabah.

Ha4 : Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh terhadap

jumlah deposito mudharabah.

5. H05 : Inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.

Ha5 : Inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.

60

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas pengaruh jumlah bagi hasil deposito

mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah

Mandiri. Periode yang diteliti dari Januari 2007 - Desember 2011. Sedangkan

jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder

runtun waktu (time series).

B. Metode Penentuan Sampel

Sebelum menentukan sampel, maka terlebih dahulu peneliti harus

menentukan populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

bulanan PT. Bank Syariah Mandiri, laporan bulanan Bank Indonesia dan

laporan bulanan Badan Pusat Statistik.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling artinya sampel dipilih agar

dapat mewakili populasinya, sampel yang dipilih adalah menurut aturan umum

bahwa pengambilan sampel disyaratkan minimal 5 periode untuk tiap

61

independen. Sedangkan teknik pemilihan sampel Non Probability Sampling

adalah metode pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel, hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari penelitian

saja yang dijadikan sampel. Dari kriteria yang diajukan diatas didapat sampel

yakni Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri, Tbk, Laporan Bank Indonesia

dan Laporan Badan Pusat Statistik periode 2007-2011.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,

data jumlah deposito mudharabah yang dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri

pada laporan keuangan publikasi bank pada Bank Indonesia dengan melihat

laporan neraca dan laba rugi dari bulan Januari 2007 sampai dengan Desember

2011 yang diperoleh dari situs www.bi.go.id. Data jumlah bagi hasil deposito

mudharabah diperoleh dari Laporan Profit Distribution Bank Syariah Mandiri,

data bulanan historis suku bunga simpanan berjangka (deposito) 1 bulan pada

bank umum konvensional (BUK), tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

(SEKI) pada website www.bi.go.id dengan rentang waktu yang sama, serta

inflasi diperoleh data bulanan historis Inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

pada website www.bps.co.id.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library Research). Data yang

diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, internet dan lain-

62

lain yang berhubungan dengan aspek penelitian sebagai upaya untuk

memperoleh data yang valid

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh antara jumlah bagi

hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan

berjangka 1 bulan, dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah Bank

Syariah Mandiri. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan program komputer (software) SPSS versi 19.0

dan Microsoft Excel 2010. Berikut adalah metode yang digunakan dalam

menganalisis data pada penelitian ini:

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan untuk

memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik

deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta

penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara

grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), ukuran penyebaran data dari

rata-ratanya (standar deviasi), nilai maksimum dan minimum (Ghozali,

2011:19).

2. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan dasar dari teknis analisis regresi. Dalam

penggunaan regresi linear rentan dengan beberapa permasalahan yang sering

63

timbul, sehingga akan menyebabkan hasil dari penelitian yang telah

dilakukan menjadi kurang akurat. Oleh karena itu dilakukan pengujian

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel

terikat mempunyai distribusi normal. Menurut Santoso (2012:230),

tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi normal atau

tidak. Maksud data distribusi normal adalah data akan mengikuti arah

garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji normalitas adalah (Santoso, 2012:233):

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan

analisis grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji ini

adalah sebagai berikut:

1) Normal Probability Plot (Normal P-P Plot)

Menurut Ghazali (2005:161), metode yang lebih handal adalah

dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

64

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.

2) Metode Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas menggunakan uji statistik non parametrik

Kolmogorov-Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi

distribusi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal

jika K hitung < K tabel atau nilai Sig. > alpha (Suliyanto, 2011:75).

b. Multikolinearitas

Yaitu munculnya peluang diantara beberapa variabel bebas untuk

saling berkorelasi, pada praktiknya multikolinearitas tidak dapat

dihindari. Menurut Santoso (2012:234), tujuan uji multikolinearitas

adalah menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

terdapat problem Multikolinearitas (Multiko).

Imam Ghazali (2011:106) mengukur multikolinearitas dapat dilihat

dari nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Varian Inflation Factor). Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Hipotesis

yang digunakan dalam pengujian multikolinearitas adalah:

a) Ho: VIF > 10, terdapat multikolinearitas

b) H1: VIF < 10, tidak terdapat multikolinearitas

c. Heteroskedastisitas

65

Menurut Nachrowi dan Usman (2006:109) Heteroskedastisitas yaitu

kondisi dimana semua residual atau error mempunyai varian yang tidak

konstan atau berubah-ubah. Tujuan uji asumsi ini adalah ingin

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan

varians pada residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Santoso, 2012:238).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji heteroskedastisitas

dengan analisis grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

ini adalah sebagai berikut:

1) Metode Grafik dengan Scatterplot

Pengujian heteroskedastisitas untuk penelitian ini menggunakan

grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

heteroskedastisitas (Santoso, 2012:240):

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

Heteroskedastisitas.

66

Salah satu kelemahan pengujian secara grafis adalah tidak

jarang kita ragu terhadap pola yang ditunjukkan grafik. Keputusan

secara subjektif tentunya dapat mengakibatkan berbedanya keputusan

antara satu orang dengan lainnya. Oleh karena itu, penulis melakukan

pengujian heteroskedastisitas dengan metode Bresch Pagan Godfrey

untuk mendukung bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas.

2) Metode Bresch Pagan Godfrey

Model Bresch-Pagan Godfrey (BPG) dilakukan dengan

meregresikan antara variabel bebas terhadap pi. nilai pi diperoleh

dari, sedangkan nilai α2 diperoleh dari∑ dimana T adalah

jumlah data. Jika nilai hitung lebih besar dari tabel dengan df+

jumlah variabel bebas, maka dalam model ini terdapat masalah

heteroskedastisistas. Nilai hitung dalam metode ini diperoleh dari

dimana ESS (Explained Sum of Square) = x TSS (Total Sum of

Square). Jika uji heteroskedastisitas dengan kriteria hitung lebih

besar dari tabel dengan df = p-1 (p=jumlah variabel bebas tanpa

kostanta) maka terjadi masalah heteroskedastisitas. (Suliyanto,

2011:117).

d. Autokorelasi

67

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Santoso,

2012:241).

Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi

Otokorelasi adalah uji Durbin-Watson, yang secara umum bisa diambil

patokan sebagai berikut (Santoso, 2012:243):

a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada otokorelasi positif.

b) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada otokorelasi.

c) Angka D-W di atas +2 berarti ada otokorelasi negatif.

3. Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien Determinasi (R Square) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Nilai R Square berada diantara 0 – 1, semakin dekat nilai R Square dengan 1

maka garis regresi yang digambarkan menjelaskan 100% variasi dalam Y.

Sebaliknya, jika nilai R Square sama dengan 0 atau mendekatinya maka

garis regresi tidak menjelaskan variasi dalam Y (Ghazali, 2011:97).

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah

variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap

penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan

meningkatkan nilai R Square meskipun variabel yang dimasukkan tersebut

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya.

68

Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien

determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2adj). Koefisien

determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah

dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang

digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan

maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun

oleh adanya penambahan variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011:59).

4. Pengujian Hipotesis

Dari perhitungan dengan SPSS 19.0 akan diperoleh keterangan atau

hasil mengenai Uji F, dan Uji t untuk menjawab perumusan masalah

penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu

sebagai berikut :

1) Uji F (Uji Simultan)

Menurut Nachrowi dan Usman (2006:17) Uji-F digunakan untuk

menguji koefisien bersama-sama, sehingga nilai dari koefisien regresi

tersebut dapat diketahui secara bersama. Uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

mempengaruhi variabel dependent secara simultan atau tidak, dengan

kriteria pengujian tingkat signifikan α = 0,05. Kriteria keputusannya

adalah sebagai berikut:

69

a. Apabila F hitung > F tabel atau memiliki tingkat signifikansi < 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Apabila F hitung < F tabel atau memiliki tingkat signifikansi > 0,05

maka H0 diterima atau H1 ditolak.

Adapun cara pengujian baik dalam regresi sederhana maupun

regresi berganda sama, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang

disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) melalui bantuan

program SPSS versi 19.0

2) Uji t

Menurut Nachrowi dan Usman (2006 : 18) setelah melakukan uji

koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah

menghitung koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan

suatu uji yang dikenal dengan sebutan Uji-t. Adapun hipotesis dalam uji

ini adalah sebagai berikut:

H0 ditolak apabila : t - hit > t - tabel atau –t hit < -t - tabel

H0 diterima apabila : t - hit < t - tabel atau –t hit > -t - tabel

5. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu

variabel dependen dengan variabel independen. Tujuan regresi berganda

adalah memprediksi besar variabel tergantung (dependent variable)

menggunakan data dari duaatau lebih variabel bebas (independent variable)

yang sudah diketahui besarnya. Bila hanya ada satu variabel dependen dan

satu independen, disebut analisis regresi sederhana. Sedangkan apabila

70

terdapat beberapa variabel independen, analisisnya disebut dengan analisis

regresi berganda (Winarno, 2009:41).

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena

menggunakan empat variabel bebas yaitu jumlah bagi hasil deposito

mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1

bulan dan inflasi, serta satu variabel terikat yaitu jumlah deposito

mudharabah, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = β0+ β1BHNt+β2SBISt+β3SBt+ β4INFt+e

Keterangan:

Y = Jumlah deposito mudharabah

β0 = Intercept

β1BHNt = Jumlah bagi hasil deposito mudharabah

β2SBISt = Tingkat imbalan SBIS

β3SBt = Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

β4INFt = Tingkat inflasi

e = Tingkat kesalahan atau gangguan

E. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan definisi dari serangkaian variabel yang

digunakan dalam penulisan (Hamid, 2010:20). Pengertian operasional variabel

adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (di

observasi) dari definisi operasional tersebut dapat ditentukan alat pengambilan

data yang cocok dipergunakan. Definisi dari variabel-variabel dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

71

1. Variabel Dependent (Y)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Jumlah Deposito Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama

antara pemilik modal dengan pengelola di mana keuntungan di bagi

berdasarkan akad. Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan

prinsip bagi hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan jumlah keseluruhan deposito

mudharabah dengan jangka waktu deposito 1, 3, 6 dan 12 bulan baik

berupa deposito mudharabah rupiah atau valas periode Januari 2007

sampai dengan Desember 2011 yang diperoleh dari laporan neraca Bank

Syariah Mandiri pada laporan keuangan publikasi bank di Bank Indonesia.

Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).

2. Variabel Independent (X)

Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah (X1)

Jumlah bagi hasil disini adalah total perolehan bagi hasil untuk

nasabah pemilik deposito mudharabah yang menitipkan dananya pada

bank tersebut. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini

diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM)

pusat berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari tahun 2007-2011

yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah.

b. Tingkat Imbalan SBIS (X2)

72

Tingkat Imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

merupakan variabel bebas kedua (X2). Maksud dari variabel ini adalah

tingkat imbalan yang didapatkan dari simpanan berjangka 1 bulan

dalam Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) periode Januari 2007

sampai dengan Desember 2011. Data didapat dari tingkat imbalan SBIS

pada operasi meneter Bank Indonesia atau Statistik Ekonomi dan

Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia. Data dalam bentuk

persentase (%).

c. Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan (X3)

Suku bunga deposito 1 bulan pada bank umum konvensional

(BUK) adalah tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah

dalam memberikan keuntungan dari hasil menyimpan dananya

(deposito) di bank umum konvensional. Dalam penelitian ini

menggunakan suku bunga simpanan berjangka 1 bulan (bulanan). Data

yang digunakan bersumber dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank

Indonesia (SEKI) periode Januari 2007 sampai Desember 2011 berupa

persentase (%).

d. Inflasi (X4)

Inflasi adalah peningkatan tingkat harga secara keseluruhan.

Terjadi ketika banyak harga meningkat secara serentak. Data inflasi

73

diperoleh dari Badan Pusat Statitik (BPS), periode Januari 2007 sampai

dengan Desember 2011 berupa persentase (%).

74

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan

krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian

nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat

parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa

mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian

bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas

Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November

1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank

syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank

beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus

syariah.

PT. Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh

Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai

cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya

memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari

pemilik.

75

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank

Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero)

pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi

bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT

Bank Syariah Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung

sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti

menjadi bank syariah.langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar

tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah

berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19

Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999

Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah

menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah

memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti.

Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank

Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober, Bank Indonesia

telah menyetujui perubahan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank

Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999

merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran

76

Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis

bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri

yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank

Mandiri (Persero).

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan

idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.

Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi

salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa

perbankan di Indonesia.

1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri mempunyai visi yaitu menjadi bank syariah

tepercaya pilihan mitra usaha. Sedangkan misi Bank Syariah Mandiri antara

lain :

a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat

berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang

terkoordinasi dengan baik

b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah

terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para

pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat

luas.

c. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti

operasional perbankan syariah

77

d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional

perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang

teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian

e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat

menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala

menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen

zakat, infak dan shadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan

kepedulian sosial

f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan

lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing

2. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri

Produk-produk pada Bank Syariah Mandiri terdiri dari produk,

pembiayaan, pendanaan dan jasa.

a. Produk-produk Pembiayaan

Bank Syariah Mandiri memiliki banyak produk-produk

pembiayaan antara lain :

1) BSM customer network financing

BSM customer network financing selanjutnya disebut BSM-

CNF adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada

Nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembelian

persediaan/inventory barang dari rekanan (ATPM,

produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama

dengan bank.

78

2) Pembiayaan Resi Gudang

Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi

komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara

luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai

dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara

independen (independently controlled warehouse).

3) Pembiayaan Edukasi BSM

Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek

dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang

masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau

uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru

berikutnya dengan akad ijarah.

4) BSM Impian

BSM Impian adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah

yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang

pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Impian

dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan

perusahaan, di mana perusahaan berada dalam kondisi tertentu

misalnya perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan,

koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan

pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.

79

5) Pembiayaan Dana Berputar

Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal

kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan danannya dapat

dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

6) Pembiayaan Umrah

Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang

digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umrah

namun tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan persiapan biaya

umrah lainnya dengan akad ijarah.

7) Pembiayaan Griya BSM DP 0%

Pembiayaan Griya BSM DP 0% adalah pembiayaan untuk

pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas di

lingkungan developer maupun non developer tanpa dipersyaratan

adanya uang muka bagi nasabah (nilai pembiayaan 100% dari nilai

taksasi). Akad yang digunakan adalah akad murabahah.

8) Pembiayaan Griya BSM bersubsidi

Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi adalah pembiayaan untuk

pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH)

yang dibangun oleh pengembangan dengan dukungan fasilitas

subsidi uang muka dari pemerintah. Akad yang digunakan adalah

akad murabahah.

80

9) Pembiayaan Mudharabah BSM

Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana

seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank.

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang

disepakati.

10) Pembiayaan musyarakah BSM

Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank

merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi

sesuai dengan nisbah yang disepakati.

11) Pembiayaan Murabahah BSM

Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan

akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang

dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok

ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.

b. Produk-produk Dana

1) Tabungan

a. Tabungan Berencana BSM

Tabungan Berencana BSM adalah simpanan berjangka yang

memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian

pencapaian target dana yang telah ditetapkan.

b. Tabungan simpatik BSM

Tabungan Simpatik BSM adalah simpanan dalam mata

uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya

81

dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu

yang disepakati.

c. Tabungan BSM

Tabungan BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah

yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat

selama jam kas dibuka di counter BSM atau melalui ATM.

d. Tabungan Dollar BSM

Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang

dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap

saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip

penarikan.

e. Tabungan Mabrur

Tabungan Mabrur BSM adalah simpanan dalam mata uang

rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam

merencanakan ibadah haji dan umrah, tabungan ini dikelola

berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.

f. Tabungan Qurban BSM

Tabungan Kurban BSM adalah simpanan dalam mata uang

rupiah yang bertujuan membantu nasabah dalam perencanaan

dan pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah. Dalam

pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.

82

g. Tabungan BSM Investa Cendikia

Tabungan BSM Investa Cendikia adalah tabungan

berjangka dalam valuta rupiah dengan jumlah setoran bulanan

tetap (installment) yang dilengkapi perlindungan asuransi.

2) Deposito

a. Deposito BSM

Deposito BSM adalah produk investasi berjangka waktu

tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan

prinsip Mudharabah Mutlaqah.

b. Deposito Valas

Deposito Valas adalah produk investasi berjangka waktu

tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan

prinsip Mudharabah Mutlaqah.

3) Giro

a. Giro BSM Vallas

Giro BSM Valas adalah sarana penyimpanan dana dalam

mata uang US Dollar yang disediakan bagi nasabah

perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan

prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro

nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan

dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran

transaksi usaha.

83

b. Giro BSM Singapore Dollar

Giro BSM Singapore Dollar adalah sarana penyimpanan

dana dalam mata uang Singapore Dollar yang disediakan bagi

nasabah perorangan atau perusahaan/badan hukum dengan

pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah.

Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagai

titipan yang dijaga keamanan dan ketersediannya setiap saat

guna membantu kelancaran transaksi usaha.

c. Produk-produk Jasa

1) BSM Card

BSM Card merupakan sarana untuk melakukan transaksi

penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM

BSM, ATM Mandiri, jaringan ATM Prima-BCA dan ATM Bersama,

serta ATM Bankcard. BSM Card juga berfungsi sebagai kartu Debit

yang dapat digunakan untuk transaksi belanja diseluruh merchant

yang menggunakan EDC Prima BCA.

2) Sentra Bayar BSM

Sentra Bayar BSM merupakan layanan bank dalam menerima

pembayaran tagihan pelanggan.

3) Jual Beli Valas BSM

Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata

uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh

Bank Syariah Mandiri dengan nasabah.

84

4) BSM SMS Banking

BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan

berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan

berbagai transaksi perbankan.

5) BSM Electronic Payrol

Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini

Bank Syariah Mandiri secara mudah, aman dan fleksibel.

6) BSM Mobile Banking GPRS

BSM Mobile Banking GPRS (MBG) memudahkan Anda dalam

melakukan transaksi perbankan dengan teknologi GPRS di ponsel

Anda. Kini, dilengkapi fitur untuk melakukan transfer real time antar

bank dengan biaya pulsa paling murah.

7) SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)

Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant)

yang mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk

membayar kepada penerima atau order-nya atau menerima dan

membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau

memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang

ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen (untuk saat ini

khusus BSM dengan BSM).

85

8) BSM Net Banking

BSM Net Banking merupakan produk layanan perbankan

berbasis teknologi internet yang memberikan kemudahan melakukan

berbagai transaksi perbankan.

9) BSM Letter of Credit

Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant)

yang mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk

membayar kepada penerima atau order-nya atau menerima dan

membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau

memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang

ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat

dilihat dari nilai rata-rata (mean), ukuran penyebaran data dari rata-ratanya

(standar deviasi), nilai maksimum dan minimum. Berikut adalah hasil

statistik deskriptif penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DM 60 3411515.0000 23524711.0000 9940807.016667 5451546.3836796 BHN 60 20992.0000 1367853.0000 372698.150000 302748.5559274 SBIS 60 .0038 .0094 .005850 .0011816 SB 60 .0053 .0090 .006296 .0009195 INF 60 -.0033 .0246 .005028 .0054609 Valid N (listwise) 60

Sumber: Data diolah

86

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat nilai N=60 merupakan banyaknya

data sampel (data bulanan selama 5 tahun dari 1 perusahaan). Data deposito

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Deposito Mudharabah

yang dihimpun PT Bank Syariah Mandiri pada periode 2007-2011 yang

tercatat dalam statistik Bank Umum Syariah (PT Bank Syariah Mandiri)

yang dipublikasi dalam situs www.bi.go.id. Kemudian dari tabel tersebut

menunjukkan bahwa variabel terikat (dependent) Jumlah Deposito

Mudharabah memiliki nilai minimum 3.411.515 (jutaan) pada bulan

Februari tahun 2007 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar

23.524.711 (jutaan) pada bulan Desember 2011. Nilai rata-rata Jumlah

Deposito Mudharabah sebesar 9.940.807,0167 (jutaan) dan standar

deviasinya sebesar 5.451.546,38 (jutaan).

Variabel bebas jumlah bagi hasil deposito mudharabah memiliki

nilai minimum 20.992 (jutaan) pada bulan Januari tahun 2007 sedangkan

untuk nilai maksimumnya sebesar 1.367.853 (jutaan) pada bulan Desember

2011. Nilai rata-rata (mean) jumlah bagi hasil deposito mudharabah sebesar

372.698,15 (jutaan) dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar

deviasi) sebesar 302.748,55 (jutaan).

Variabel bebas tingkat imbalan SBIS memiliki nilai minimum

0,0038 atau 0,38 % pada bulan Februari 2011 sedangkan untuk nilai

maksimumnya sebesar 0,0094 atau 0,94% pada bulan November 2008. Nilai

rata-rata (mean) sebesar 0,005850 atau 0,59% dan ukuran penyebaran data

dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 0,0011816 atau 0,12%.

87

Variabel bebas suku bunga simpanan berjangka 1 bulan memiliki

nilai minimum 0,0053 atau 0,53% pada bulan Desember 2011 sedangkan

untuk nilai maksimumnya sebesar 0,0090 atau 0,90% pada bulan Desember

2008. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,006296 atau 0,63% dan ukuran

penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 0,0009195 atau

0,09 %.

Variabel bebas inflasi memiliki nilai minimum -0,0033 atau -0,33%

pada bulan Desember 2009 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar

0,0246 atau 2,46% pada bulan Juni 2008. Nilai rata-rata (mean) sebesar

0,005028 atau 0,50% dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar

deviasi) sebesar 0,0054609 atau 0,55 %.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai

sifat-sifat best linear estimator (BLUE). Disamping itu, suatu model

dikatakan cukup baik dan dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos

dari serangkaian ekonometrik yang melandasinya.

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang

ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji

asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat

menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik

dalam penelitian ini terdiri dari Uji normal P Plot untuk menguji normalitas

data secara statistik, Uji Multikolinearitas dengan menggunakan Variance

Inflation Factors (VIF), Uji Otokorelasi dengan menggunakan Durbin

88

Watson statistik, serta Uji heteroskedastisitas dengan melihat hasil olah data

berupa Scatterplot.

Dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh adalah untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel antara jumlah jumlah

bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga

simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah

deposito mudharabah.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai distribusi normal. Maksud data distribusi

normal adalah data akan mengikuti arah garis diagonal dan menyebar

disekitar garis diagonal. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji

apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi

berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi

normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar

mendekati nilai rata-ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

uji normalitas dengan analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov.

Berikut adalah hasil dari uji ini:

89

1) Analisa Grafik Histogram

Gambar 4.1

Histogram

Sumber: Data diolah

Berdasarkan gambar diatas histogram Regression Residual

membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut

dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.

2) Analisa Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P

Plot)

Gambar 4.2

Grafik P-P Plot

Sumber: Data diolah

Berdasarkan grafik diatas, titik-titik mengikuti atau merapat

ke garis diagonal maka data dalam penelitian ini normal atau

berdistribusi normal.

90

3) Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Residual

N 60 Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation .96550680

Most Extreme Differences

Absolute .083 Positive .083 Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .642 Asymp. Sig. (2-tailed) .805

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat disimpulkan data

dalam penelitian ini berdistribusi normal dilihat dari nilai Sig. > α

atau 0,805 > 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Yaitu munculnya peluang diantara beberapa variabel bebas untuk

saling berkorelasi, pada praktiknya multikolinearitas tidak dapat

dihindari. Mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. Berikut adalah hasil dari uji

Multikolinearitas pada tabel 4.3:

91

Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nilai tolerance variabel bebas jumlah

bagi hasil deposito mudharabah = 0,857, tingkat imbalan SBIS = 0,437,

suku bunga simpanan berjangka 1 bulan = 0,379 dan inflasi = 0,836

sedangkan nilai VIF variabel bebas jumlah bagi hasil deposito

mudharabah = 1,166, tingkat imbalan SBIS = 2,288, suku bunga

simpanan berjangka 1 bulan = 2,636 dan inflasi = 1,196. Dapat

disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas

karena nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau

error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Untuk

mengetahui apakah suatu data bersifat heteroskedastisitas atau tidak,

maka perlu pengujian. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini

menggunakan metode analisis grafik Scatterplot dan metode Park.

Berikut adalah hasil dari metode yang dilakukan:

1. Metode Analisis Grafik Scatterplot

Berikut adalah tampilan scatterplot pada gambar 4.3 di bawah ini:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 17337523.196 3351741.103 5.173 .000 BHN 11.847 1.414 .658 8.378 .000 .857 1.166

SBIS 1.086E9 5.075E8 .235 2.140 .037 .437 2.288

SB -2.707E9 7.000E8 -.457 -3.868 .000 .379 2.636

INF -2.228E8 79374355.113 -.223 -2.806 .007 .836 1.196

a. Dependent Variable: DM

92

Gambar 4.3

Scatterplot

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tampilan Scatterplot pada gambar 4.3 di atas

maka dapat disimpulkan bahwa plot menyebar secara acak diatas

maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized

Residual. Oleh karena itu pada model regresi yang dibentuk

dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

2. Metode Bresch Pagan Godfrey

Berikut adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas

dengan metode Bresch Pagan Godfrey pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Bresch Pagan Godfrey

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .356a .127 .064 1.35315E14

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.465E29 4 3.663E28 2.001 .107a

Residual 1.007E30 55 1.831E28 Total 1.154E30 59 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: pi

93

Berdasarkan tabel Model Summary dapat diperoleh nilai R Square

yaitu 0,127. sedangkan nilai dari tabel ANOVAb diperoleh nilai TSS

(Total Sum of Square), yaitu 1,54. Dengan demikian dapat dihitung

besarnya nilai ESS (Explained Sum of Square ) yaitu :

ESS= x TSS

ESS=0,127 x 1,154 = 0,147

Dengan diketahuinya nilai ESS maka dapat dihitung hitung yaitu :

=

=

= 0,0735

Berdasarkan nilai tabel dengan df=0,05, 4-1 =7,815 karena nilai

hitung (0,0735) < tabel (7,815) maka pada model regresi yang

terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu

(time-series) atau ruang (cross section). Salah satu penyebab munculnya

masalah Autokorelasi adalah adanya kelembaman (inertia) artinya

kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan

(interdependence) pada data observasi periode sebelumnya dan periode

sekarang.

94

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

otokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Berikut adalah hasil

uji otokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW) pada tabel 4.5 di

bawah ini:

Tabel 4.5

Uji Durbin Watson (DW) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .842a .709 .688 3044969.8013788 .733

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM

Sumber: Data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas nilai Durbin-Watson (DW)

sebesar 0,733. Maka dapat disimpulkan pada model regresi ini tidak

terdapat gejala otokorelasi karena nilai DW diantara -2 dan +2.

3. Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi atau R square merupakan besarnya kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan

variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien determinasi memiliki

kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan

dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan

jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R Square

meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan

95

tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan,

Adjusted R Square (R2adj).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien

tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran

sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang

disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat

naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model.

Selengkapnya mengenai hasil uji Adjusted R Square (R2adj) dapat dilihat

pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Adjusted R Square (R2adj)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .842a .709 .688 3044969.8013788

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM

Sumber : Data diolah

Besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,688 atau sebesar

68,8%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito

Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1

Bulan dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank

Syariah Mandiri adalah 68,8%, sedangkan sisanya sebesar 31,2% (100%

- 68,8%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan

ke dalam penelitian ini seperti Capital Adequacy Ratio, Financing to

Deposit Ratio, Return On Asset, PDB, tingkat pengangguran, BI rate,

kurs dan lainnya. Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan

nilai sebesar 0,842 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel

96

bebas dan variabel terikat adalah kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,5

(R > 0,5) atau 0,842 > 0,5.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Uji Fhitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan

variabel bebas terhadap variabel terikatnya atau untuk menguji ketepatan

model (goodness of fit). Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara

simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat maka model

persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika

tidak terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam kategori

tidak cocok atau not fit.

Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan

menggunakan suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis

of Variance) dengan melihat nilai signifikasi (Sig < 0,05 atau 5 %). Jika

nilai signifikasi > 0,05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikasi

< 0,05 maka H1 diterima. Berikut adalah tabel ANOVA pada tabel 4.7 di

bawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.243E15 4 3.109E14 33.529 .000a

Residual 5.100E14 55 9.272E12 Total 1.753E15 59

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM

Sumber: Data diolah

97

Berdasarkan tabel 4.7 di atas nilai Fhitung diperoleh 33,529 dengan tingkat

signifikansi 0,000, karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak atau H1 diterima dan nilai Fhitung > Ftabel (33,529 > 2,758) dengan

nilai F tabel df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (4-1), (60-4) = 2,758. Dapat

disimpulkan bahwa jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat

imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi

berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah.

b. Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu

atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi (Sig. 0,05 atau 5%)

maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Berikut adalah hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada tabel

4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 17337523.196 3351741.103 5.173 .000

BHN 11.847 1.414 .658 8.378 .000

SBIS 1.086E9 5.075E8 .235 2.140 .037

SB -2.707E9 7.000E8 -.457 -3.868 .000

INF -2.228E8 79374355.113 -.223 -2.806 .007

a. Dependent Variable: DM

Sumber : Data diolah

98

1) Uji t terhadap jumlah bagi hasil deposito mudharabah

Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel dana pihak

ketiga secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai

lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X1 = 8,378

dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t

hitung > t tabel (8,378 > 1,671). Maka Ho ditolak atau menerima H1

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah bagi hasil

deposito mudharabah berpengaruh terhadap jumlah deposito

mudharabah.

2) Uji-t terhadap tingkat imbalan SBIS

Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel tingkat

imbalan SBIS secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada

nilai lebih kecil dari α (0,037 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X2 =

2,140 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05),

sehingga t hitung > t tabel (2,140 > 1,671). Maka Ho ditolak atau

menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat

imbalan SBIS berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.

3) Uji-t terhadap suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel suku bunga

simpanan berjangka 1 bulan secara statistik menunjukkan hasil yang

signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai

-t hitung X3 = -3,868 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56,

α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-3,868 < -1,671). Maka Ho

99

ditolak atau menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

suku bunga simpanan bejangka 1 bulan berpengaruh terhadap jumlah

deposito mudharabah.

4) Uji-t terhadap inflasi

Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel inflasi secara

statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari

α (0,007 < 0,05). Sedangkan nilai -t hitung X4 = -2,806 dan t tabel

sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t

tabel (-2,806 < -1,671). Maka Ho ditolak atau menerima H1 sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh terhadap

jumlah deposito mudharabah.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka diperoleh model persamaan

regresi sebagai berikut:

Dimana :

Y = Jumlah Deposito Mudharabah (dalam jutaan rupiah)

X1 = Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah (dalam jutaan rupiah)

X2 = Tingkat Imbalan SBIS (dalam jutaan rupiah)

X3 = Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan (dalam persentase)

X4 = Inflasi (dalam persentase)

Y = 17337523.196 + 11.847X1 + 1.086E9X2 – 2.707E9X3 – 2.228E8X4

100

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Berdasarkan pada persamaan regresi di atas, apabila X1, X2 X3

dan X4 bernilai 0, maka nilai Y adalah Rp 17.337.523.196.000,-

maksudnya adalah jika dalam PT Bank Syariah Mandiri tidak ada

tidak ada jumlah bagi hasil deposito mudaharabah, tidak tingkat

imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

dan tidak ada inflasi dapat dikatakan bahwa dalam periode 2007 -

2011 jumlah deposito mudharabah berjumlah Rp

17.337.523.196.000,-

2) Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan

Jumlah Deposito Mudharabah

Berdasarkan pada persamaan regresi di atas, jumlah bagi

hasil deposito mudharabah (X1) = 11,847 maksudnya adalah jika

setiap kenaikan 1 juta jumlah bagi hasil deposito mudharabah

(X1) akan menyebabkan meningkatnya jumlah deposito

mudharabah (Y) sebesar Rp. 11.847.000.000,- Dari hasil uji

hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel ,

jumlah bagi hasil deposito mudharabah α (0,000 < 0,05).

Sedangkan nilai t hitung (X1) = 8,378 dan t tabel sebesar 1,671

(df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel

(8,378 > 1,671). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah bagi

101

hasil deposito mudharabah berpengaruh terhadap jumlah

deposito mudharabah.

Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas, variabel bagi hasil

mempunyai nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini

berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah

bagi hasil deposito berpengaruh signifikan terhadap jumlah

deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Haron dan Norafifah (2000),

Rachmawati dan Ekki (2004), Ani dan Wasilah (2010), Raditiya

(2007), Andika (2010), dan Erwin (2010) menyimpulkan bagi

hasil deposito berpengaruh signifikan terhadap deposito

mudharabah dikarenakan para nasabah dalam menempatkan

dananya di bank syariah masih dipengaruhi oleh motif untuk

mencari profit sehingga jika tingkat bagi hasil bank semakin

besar maka akan semakin besar pula dana pihak ketiga

khususnya deposito yang disimpan bank.

3) Tingkat Imbalan SBIS dengan Jumlah Deposito Mudharabah

Berdasarkan pada persamaan regresi di atas, tingkat

imbalan SBIS (X2) = 1.086E9 maksudnya adalah jika setiap

kenaikan 1 juta tingkat imbalan SBIS (X2) akan menyebabkan

meningkatnya jumlah deposito mudharabah (Y) sebesar Rp

10,86 Triliun. Dari hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat

signifikansi variabel tingkat imbalan SBIS α (0,037< 0,05).

102

Sedangkan nilai t hitung (X1) = 2,140 dan t tabel sebesar 1,671

(df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel

(2,140 > 1,671). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

imbalan SBIS berpengaruh terhadap jumlah deposito

mudharabah.

Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas, variabel tingkat

imblan SBIS mempunyai nilai signifikasi 0,037 kurang dari 0,05.

Hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa

tingkat imbalan SBIS berpengaruh signifikan terhadap jumlah

deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Husni (2009:16) menyimpulkan

variabel SWBI berhubungan positif dengan DPK. Hal ini bisa

dijelaskan bahwa jika nilai SBIS meningkat maka nilai jumlah

Deposito Mudharabah akan meningkat.

4) Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan dengan Jumlah

Deposito Mudharabah

Berdasarkan persamaan regresi diatas, Suku Bunga

Simpanan Berjangka 1 Bulan (X3) = -2.707E9 maksudnya adalah

jika setiap kenaikan 1% suku bunga simpanan berjangka 1 bulan

(X3) akan menyebabkan menurunnya jumlah deposito

mudharabah (Y) sebesar 27,07 Triliun. Dari hasil uji hipotesis

menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel suku bunga

simpanan berjangka 1 bulan α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t

103

hitung X3 = -3,868 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 =

56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-3,183 < -1,671).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga

simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh terhadap jumlah

deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Haron dan Norafifah (2000),

Raditya (2007), Erik (2006), Delvin (2010), Ani dan Wasilah

(2010) dan Widiastama (2006) menyimpulkan bahwa suku bunga

deposito mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

deposito mudharabah. Hal ini menunjukkan bahwa sifat nasabah

untuk mendepositokan dananya di bank adalah karena

keuntungan semata.

Dilihat dari keuntungan yang menjanjikan oleh setiap

bank, kalau pada bank konvensional sendiri dilihat dari tingkat

suku bunga tersebut, jika tingkat suku bunga bank konvensional

lebih tinggi dari bagi hasil, maka nasabah memilih untuk

menyimpan danaya di bank konvensional atau risiko

displacement fund (pengalihan dana dari bank syariah ke bank

konvensional). Terlihat dari penelitian ini dimana terbukti suku

bunga berpengaruh negatif pada jumlah deposito mudharabah

Bank Syariah Mandiri.

104

5) Pengaruh Inflasi dengan Jumlah Deposito Mudharabah

Berdasarkan persamaan regresi diatas, inflasi (X4) =

-2.228E8 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% inflasi (X4)

akan menyebabkan menurunnya jumlah deposito mudharabah

(Y) sebesar 2,23 Triliun. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa

tingkat signifikansi variabel Inflasi α (0,007 < 0,05). Sedangkan

nilai t hitung X4 = -3,868 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60

– 4 = 56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-2,806 < -

1,671). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga

simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh terhadap jumlah

deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010) yang

menyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan jumlah deposito mudharabah berjangka 1

bulan. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi inflasi masyarakat

mampu mempertahankan tingkat konsumsinya dan

melindunginya dari ketidak pastian atau fluktuatif di masa depan

sehingga justru akan meningkatkan jumlah simpanannya di bank

syariah.

105

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh jumlah bagi

hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan

berjangka 1 bulan dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah,

menggunakan data time series oleh PT. Bank Syariah Mandiri pada tahun

2007-2011. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear

berganda, dari pembahasan yang telah diuraikan di atas berdasarkan data yang

penulis peroleh dari penelitian sebagaimana yang telah dibahas dalam skripsi

ini maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis regresi berganda dengan menggunakan uji-F (secara

simultan) dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah bagi hasil deposito

mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1

bulan dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito

mudharabah dengan probabilitas sebesar 0,000 dan F-hitung sebesar

33,529.

2. Berdasarkan analisis regresi berganda dengan menggunakan uji-t (secara

parsial) dapat disimpulkan bahwa:

a) variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh signifikan

terhadap jumlah deposito mudharabah. Dengan nilai signifikan α

(0,000 < 0,05) dan t hitung > t tabel (8,378 > 1,671).

106

b) variabel tingkat imbalan SBIS berpengaruh signifikan terhadap jumlah

deposito mudharabah. Dengan nilai signifikan α (0,037 < 0,05) dan t

hitung > t tabel (2,140 > 1,671).

c) variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh

signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dengan nilai

signifikan α (0,000 < 0,05) dan -t hitung < -t tabel (-3,868 < -1,671).

d) variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito

mudharabah. Dengan nilai signifikan α (0,007 < 0,05) dan -t hitung < -t

tabel (-2,806 < -1,671).

3. Nilai R Square atau nilai koefisien determinasi adalah sebesar 68,8% dari

variabel dependen yaitu deposito mudharabah dapat dijelaskan oleh

variabel independen yaitu jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat

imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi

sedangkan sisanya yaitu sebesar 31,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar

variabel yang diteliti seperti Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit

Ratio, Return On Asset, PDB, tingkat pengangguran, BI rate, kurs, ukuran

bank dan lainnya.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka terdapat beberapa

implikasi yang perlu memperoleh penekanan. Hasil penelitian ini merupakan

informasi yang perlu dipertimbangkan oleh bank syariah, akademis dan

nasabah. Peneliti menyarankan untuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

107

1. Bank Syariah

Dengan adanya temuan bahwa jumlah bagi hasil deposito

mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1

bulan dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah

dengan tingkat kontribusi yang berbeda-beda. Di kalangan praktisi

perbankan syariah, masih sedikit kalangan yang memperhatikan instrumen

internal yang justru mereka anggap kurang diperhatikan oleh para nasabah

dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Tingkat

imbalan SBIS memang tidak ditampilkan secara langsung ke muka

masyarakat, akan tetapi laporan yang disediakan oleh Bank Indonesia

dalam publikasinya sedikit banyak membawa pengaruh kepada

masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah.

Performa perbankan syariah dapat diukur dari variabel tersebut, oleh

karena itu bagi para praktisi diharapkan mampu untuk meningkatkan

kinerja perbankannya secara positif dengan tujuan apabila dihitung dalam

skala nasional, performa perbankan syariah secara keseluruhan pun akan

menjadi positif dengan ukuran diatas. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat

untuk evaluasi perkembangan sistem perbankan syariah khususnya Bank

Syariah Mandiri serta sebagai bahan awal kajian dalam menentukan

metode kebijakan moneter sistem syariah

2. Bagi Nasabah

Dengan adanya temuan bahwa bahwa jumlah bagi hasil deposito

mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1

108

bulan dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah

dengan tingkat kontribusi yang berbeda-beda. Variabel inflasi merupakan

ukuran minat menabung nasabah, dengan menabung tentunya inflasi dapat

ditekan secara bersama – sama. Akan tetapi dalam memilih jenis perbankan

tentunya banyak faktor yang dipertimbangkan. Dalam perbankan syariah

misalnya, nasabah melihat besarnya bagi hasil yang diberikan bank syariah

tersebut selain itu nasabah juga masih terpengaruh oleh besarnya suku

bunga yang diberikan bank konvensional sebagai pemicu mereka

menyimpan uangnya dibank tersebut. Penelitian ini diharapkan menjadi

informasi yang akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah

bank. Sehingga dapat dijadikan pedoman sebagai pengambilan keputusan

dalam berinvestasi yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang sesuai

dengan harapan investor.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang manajemen

perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah

wawasan pengetahuan, khususnya tentang jumlah deposito mudharabah.

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel dari

faktor internal maupun eksternal bank, misalnya: Capital Adequacy Ratio,

Financing to Deposit Ratio, Return On Asset, PDB, tingkat pengangguran,

BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya. Selain itu juga bisa dengan

menambah instrumen pembiayaan bank syariah seperti pembiayaan bagi

hasil, pembiayaan jual beli, pembiayaan sewa.

109

DAFTAR PUSTAKA

Agustianto, Penentuan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Bank Syariah, Dalam

www.iaei-pusat.net.

Al Arif, Nurianto. “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”. Cet. 1. CV. Al

Fabeta, Bandung, 2010.

Andriyanti, Ani dan Wasilah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan)

Bank Muamalat Indonesia (BMI)”. Jurnal, Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokerto 2010, Universitas Jendral Soedirman

Purwokerto, 2010.

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi

Keuangan”. Cetakan pertama. Bank Indonesia, Tazkia, 1999.

------------------------------. “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik”. Gema Insani,

Jakarta, 2001.

------------------------------. “Bank Syariah dari Teori Ke Praktik”. 1st edition.

Gema Insani Press, Jakarta, 2009.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Azkia Publisher. Jakarta,

2009.

Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2008.

Boediono.”Ekonomi Moneter: Seri Sinopsis, Pengantar Ilmu Ekonomi No.5”.

BPFE, Yogyakarta, 1985.

Burhanuddin S. “Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah”. Graha Ilmu.

Yogyakarta, 2010.

DSN MUI&BI.“Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional”. cet III. CV. Gaung

Persada, Ciputat, 2006.

--------------------.”Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2012”. Direktorat

Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jakarta, 2011.

Edwin, Mustafa. dkk. “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”. Kencana, Jakarta,

2007.

Ghazali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19 Edisi

5. UNDIP, Semarang, 2011.

Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta, Jakarta,

2010.

110

Haron, Sudin dan Norafifah Ahmad. “The Effects of Conventional Interest Rates

and Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in

Malaysia”. Jurnal, International Journal of Islamic Financial Services

Vol.1 104, 2000.

Haryanto, Eko Agus. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah

pada Bank Umum Syariah”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Program Studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2010.

Hermawan Darmawi. “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”. PT.

Bumi Aksara, Jakarta, 2006.

Hulwati. “Ekonomi Islam”, Ciputat Press Indonesia Jakarta, Jakarta, 2009.

Husny, Azhari. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana

Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah di Indonesia periode: Januari

2006 – Desember 2007”. 2009.

Judisseno, Rimsky. “Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia”. 2nd edition,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.

Laporan Pengawasan Perbankan 2011.

Mishkin Frederic. “The Economics of Money, Banking, and Financial Markets”,

Eighth Edition, Colombia University. 2007.

----------------------. “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan”. 8th

edition, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Karim, Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta, 2004.

------------------------. Ekonomi Makro Islami. 2nd edition, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2007.

------------------------. ”Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. 3rd edition,

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.

Mufraini, Arief. “Modul Perbankan Syariah Landasan Teori dan Praktik”.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, Jakarta, 2008.

Muhammad. ”Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. UPP APM YKPN,

Yogyakarta, 2005.

----------------. “ Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah”. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Nachrowi, Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis

Ekonomi dan Keuangan. LP-FEUI, Jakarta, 2006.

111

Perwataatmadja dkk. “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”, Kencana dan

Fakultas Hukum UI, 2006.

Pohan, Aulia. “ Potret Kebijakan Moneter Indonesia”. Edisi 1, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2008.

Putong, Iskandar. “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro”. Jakarta, Ghalia

Indonesia. 2000

Rachmawati, Erna dan Ekki Syamsulhakim. “Factors Affecting Mudaraba

Deposits in Indonesia”. Jurnal, 2nd International Islamic Banking and

Finance Conference 2004 (Refereed Paper), 2004.

Raditiya, Assriwijaya. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap

Deposito Mudharabah Studi Kasus Bank Syariah Mandiri”. Skripsi,

dipublikasikan, ekonomi pembangunan, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta. 2007.

Rivai, Veithzal. dkk. “Bank and Financial Instituation Management Conventional

And Sharia System”. 1st edition, PT Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2007.

Rodoni, Ahmad. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. CSES Press, Jakarta,

2006.

Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. “Lembaga Keuangan Syariah”. Zikrul Hakim,

Jakarta, 2008.

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”. 5th edition, Lembaga

Penerbit FEUI, Jakarta, 2005.

Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (deskripsi dan

ilustrasi)”. Ekonisia, Yogyakarta, 2003.

Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan

Ilustrasi”, Ekonisia, Yogyakarta, 2008

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2009.

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi,

Yogyakarta, 2011.

Winarno, Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi

Kedua. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.

Yaya, Rizal. dkk. “Akuntansi Perbankan Syariah”. Salemba Empat, Jakarta,

2009.

112

Undang- Undang RI Nomor 7 Tahun 1992

Undang- Undang RI Nomor 10 Tahun 1998

http://www.bi.go.id/statistikkeuangan

http://www.bps.co.id

http://www.syariahmandiri.co.id

113

Lampiran 1: Data-data Variabel Penelitian dari Tahun 2007-2011

TAHUN BULAN

Deposito

Mudharabah

(Jutaan)

Bagi

Hasil

Deposito

(Jutaan)

SBIS

(%)

Suku

Bunga

Deposito

1 Bulan

(%)

INFLASI

(%)

Y X1 X2 X3 X4

2007

Jan 3,456,015 20,992 0.673 0.720 1.040

Feb 3,411,515 42,184 0.378 0.703 0.620

Mar 3,454,951 63,873 0.540 0.678 0.240

Apr 4,393,787 90,792 0.523 0.661 -0.160

Mei 4,430,996 114,376 0.522 0.633 0.100

Jun 3,849,011 137,978 0.444 0.622 0.230

Jul 3,939,181 160,303 0.476 0.605 0.720

Agst 4,086,822 185,859 0.429 0.597 0.750

Sept 4,746,726 213,625 0.551 0.594 0.800

Oktb 5,030,122 244,958 0.539 0.597 0.790

Nov 5,113,729 276,652 0.573 0.598 0.180

Des 5,387,826 306,198 0.567 0.599 1.100

2008

Jan 5,232,654 35,490 0.496 0.589 1.770

Feb 5,723,895 68,075 0.505 0.579 0.650

Mar 6,134,602 105,244 0.527 0.573 0.950

Apr 6,696,483 140,169 0.666 0.572 0.570

Mei 6,298,423 178,388 0.693 0.582 1.410

Jun 6,681,816 216,065 0.728 0.599 2.460

Jul 6,756,192 256,553 0.769 0.626 1.370

Agst 6,968,853 295,935 0.773 0.670 0.510

Sept 7,098,350 340,167 0.809 0.772 0.970

Oktb 7,275,193 392,070 0.915 0.845 0.450

Nov 7,583,930 446,705 0.937 0.867 0.120

Des 7,802,322 509,073 0.903 0.896 -0.040

2009

Jan 7,765,849 58,503 0.792 0.877 -0.070

Feb 7,937,765 115,933 0.728 0.824 0.210

Mar 7,952,787 169,731 0.684 0.785 0.220

Apr 6,090,330 220,989 0.633 0.753 -0.310

Mei 8,012,166 263,184 0.604 0.731 0.040

114

Jun 7,991,910 322,033 0.579 0.710 0.110

Jul 7,452,907 364,971 0.559 0.693 0.450

Agst 7,824,576 417,836 0.548 0.662 0.560

Sept 8,036,013 476,326 0.540 0.619 1.050

Oktb 8,437,882 524,005 0.541 0.615 0.190

Nov 8,620,397 576,305 0.539 0.597 -0.030

Des 9,583,761 629,271 0.538 0.573 -0.330

2010

Jan 9,957,412 57,308 0.538 0.591 0.840

Feb 10,222,510 111,387 0.534 0.578 0.300

Mar 10,902,750 173,817 0.523 0.564 -0.140

Apr 11,502,232 242,765 0.517 0.574 0.150

Mei 11,541,841 315,339 0.525 0.563 0.290

Jun 9,142,094 381,454 0.522 0.566 0.970

Jul 9,603,320 446,599 0.553 0.566 1.570

Agst 12,322,805 516,339 0.553 0.563 0.760

Sept 12,817,417 597,914 0.553 0.560 0.440

Oktb 12,999,616 680,261 0.531 0.568 0.060

Nov 13,389,538 760,655 0.535 0.565 0.600

Des 15,110,402 848,727 0.522 0.569 0.920

2011

Jan 14,956,511 81,025 0.507 0.560 0.890

Feb 15,341,027 180,985 0.558 0.560 0.130

Mar 17,449,883 274,195 0.560 0.569 -0.320

Apr 16,623,765 391,076 0.598 0.567 -0.310

Mei 17,270,458 499,409 0.613 0.571 0.120

Jun 18,687,254 602,640 0.613 0.568 0.550

Jul 19,463,013 714,607 0.606 0.572 0.670

Agst 20,165,632 849,098 0.564 0.567 0.930

Sept 21,393,987 959,858 0.523 0.569 0.270

Oktb 21,778,450 1,095,498 0.481 0.563 -0.120

Nov 23,022,056 1,232,269 0.435 0.547 0.340

Des 23,524,711 1,367,853 0.420 0.529 0.570

Sumber: Laporan Keuangan Publikasi BI, PT Bank Syariah Mandiri, Tbk &

Badan Pusat Statistik

115

Lampiran 2 : Tabel Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DM 60 3411515.0000 23524711.0000 9940807.016667 5451546.3836796 BHN 60 20992.0000 1367853.0000 372698.150000 302748.5559274 SBIS 60 .0038 .0094 .005850 .0011816 SB 60 .0053 .0090 .006296 .0009195 INF 60 -.0033 .0246 .005028 .0054609 Valid N (listwise) 60

116

Lampiran 3: Tabel Model Regresi, Anova, dan Koefisien

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .842a .709 .688 3044969.8013788

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.243E15 4 3.109E14 33.529 .000a Residual 5.100E14 55 9.272E12 Total 1.753E15 59

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 17337523.196 3351741.103 5.173 .000

BHN 11.847 1.414 .658 8.378 .000

SBIS 1.086E9 5.075E8 .235 2.140 .037

SB -2.707E9 7.000E8 -.457 -3.868 .000

INF -2.228E8 79374355.113 -.223 -2.806 .007

a. Dependent Variable: DM

117

Lampiran 4: Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Residual

N 60 Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation .96550680

Most Extreme Differences

Absolute .083 Positive .083 Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .642 Asymp. Sig. (2-tailed) .805

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

118

Lampiran 5: Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi

Uji Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 17337523.196 3351741.103 5.173 .000

BHN 11.847 1.414 .658 8.378 .000 .857 1.166

SBIS 1.086E9 5.075E8 .235 2.140 .037 .437 2.288

SB -2.707E9 7.000E8 -.457 -3.868 .000 .379 2.636

INF -2.228E8 79374355.113 -.223 -2.806 .007 .836 1.196

a. Dependent Variable: DM

Uji D-W

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .842a .709 .688 3044969.8013788 .733

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM

119

Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas

Uji Bresch Pagan Godferey

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .356a .127 .064 1.35315E14

a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: pi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.465E29 4 3.663E28 2.001 .107a

Residual 1.007E30 55 1.831E28 Total 1.154E30 59 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: pi