PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS...

131
PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS, RELIGIUSITAS DAN PELEPASAN MORAL (MORAL DISENGAGEMENT ) TERHADAP AGRESIVITAS SUPORTER SEPAK BOLA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun Oleh : Fadilah Soraya 11150700000040 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS...

PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS, RELIGIUSITAS DAN

PELEPASAN MORAL (MORAL DISENGAGEMENT ) TERHADAP

AGRESIVITAS SUPORTER SEPAK BOLA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh :

Fadilah Soraya

11150700000040

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

ii

PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS, RELIGIUSITAS DAN

PELEPASAN MORAL (MORAL DISENGAGEMENT) TERHADAP

AGRESIVITAS SUPORTER SEPAK BOLA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Fadilah Soraya

NIM: 11150700000040

Pembimbing

Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si.

NIP. 19561223 198303 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2019 M

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Oktober 2019

Fadilah Soraya

NIM: 11150700000040

v

MOTTO

“Less Talk, Do More”

“Teruslah Berusaha Menjadi Orang Baik, Tulus, dan Ikhlas.

Maka Rezeki dan Keberkahan akan Menyertaimu”

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Agustus 2019

(C) Fadilah Soraya

(D) Pengaruh Kontrol Diri, Konformitas, Religiusitas, dan Pelepasan Moral

(Moral Disengagement) terhadap Agresivitas Suporter Sepak Bola

(E) xiv + 90 halaman + 3 lampiran

(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kontrol diri,

konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas suporter

sepak bola. Populasi dalam penelitian ini adalah suporter yang tinggal di

Jakarta yang jumlahnya tidak dapat diketahui secara pasti. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 200 orang, diambil dengan menggunakan teknik non

probability sampling (purposive sampling). Alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala agresivitas (The Aggression Questionnaire), skala

kontrol diri, skala konformitas, skala IIUM Religiosity Scale, Moral

Disengagement Scale. Uji alat ukur dilakukan dengan menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pengujian hipotesis dalam penelitian

ini menggunakan Multiple Regression Analysis melalui IBM SPSS statistics

v23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral

terhadap agresivitas suporter sepak bola dengan kontribusi sebesar 0.305.

Berdasarkan hasil uji multiple regresi terhadap dimensi terdapat dua variabel

yang berpengaruh secara signifikan yaitu compliance dari konformitas dan

blaming dari pelepasan moral. Saran untuk penelitian selanjutnya

menggunakan independent variabel tipe kepribadian dan disarankan

mengembangkan instrumen religiusitas dalam aspek sosial serta meneliti

variabel kontrol diri sebagai satu variabel. Temuan dari penelitian ini

menyarankan agar melakukan pembinaan moral oleh struktur kepengurusan

sepak bola untuk suporter sepak bola, dan tidak mudah terprovokasi oleh

orang lain, serta suporter sepak bola diharapkan mampu meredam emosinya

agar tidak mudah menyalahkan orang lain.

(G) Daftar bacaan : 57 ; buku : 10 + jurnal : 37 + skripsi : 4 + artikel : 6

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology

(B) August, 2019

(C) Fadilah Soraya

(D) Influence of Self Control, Conformity, Religiosity, and Moral Disengagement

on the aggressiveness of football fans

(E) xii + 90 pages + 3 appendix

(F) This study aims to determine whether there is an influence of self-control,

conformity, religiosity, and moral release on the aggressiveness of football

fans. The population in this study are supporters who live in Jakarta whose

numbers cannot be known with certainty. The sample in this study amounted

to 200 people, taken using non-probability sampling (purposive sampling)

techniques. Measuring instruments used in this study were the Aggression

Questionnaire, self-control scale, conformity scale, IIUM Religiosity scale,

Moral Disengagement Scale. Measuring instrument testing is done using

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Testing the hypothesis in this study was

done using Multiple Regression Analysis through IBM SPSS statistics v23.

The results of this study indicated that there is a significant influence of self

control, conformity, religiosity, and moral release on the aggressiveness of

football supporters with a contribution of 0.305. Based on the results of the

multiple regression test on dimensions there are two variables that

significantly influence the compliance of conformity and blaming of moral

release. Suggestions for future research can use independent variables such

as personality types, and it is recommended to develop measuring instruments

of religiosity in social aspects as well as examine self-control variables as one

variable. The findings of this study suggested that the soccer management

structure to conduct moral coaching for the football fans, and not easily

provoked by others, and football supporters are expected to be able to reduce

their emotions so as not to easily blame others.

(G) Reading material : 57 ; books : 10 + journals : 37 + thesis : 4 + articles : 6

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kontrol Diri,

Konformitas, Religiusitas dan Pelepasan Moral (Moral Disengagement)

Terhadap Agresivitas Suporter Sepak Bola”. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita

dari zaman kegelapan menuju zaman yang lebih baik.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah M.Si., Dekan Psikologi Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta Wakil Dekan dan jajarannya.

2. Ibu Dr. Fadhilah Suralaga M.Si, dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, mengarahkan, membimbing, berbagi ilmu

pengetahuan, serta memberi motivasi selama penyusunan skripsi ini.

3. Miftahuddin, M.Si., dosen pembimbing akademik yang telah membantu,

mendukung, dan memberi motivasi selama masa perkuliahan.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

5. Staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu dalam memberikan informasi perkuliahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh responden yang berada di Jakarta atas kesediaan dan partisipasinya,

maka penelitian ini dapat diselesaikan.

ix

7. Orang tua dan keluarga, yang selalu mendukung, memberi motivasi,

memberi perhatian dan mendo’akan selama melaksanakan penyusunan

skripsi.

8. Usus 12 jari (Hanifah, Ranza, Arin, Farida, Vivi, Tisa, Syahra, Dina, Dita,

Anggi, dan Farida) dan Rizqi Kurnia yang selalu mendo’akan, ada di saat

suka maupun duka, memberi motivasi, menghibur, mendukung,

menyemangati selama masa perkuliahan.

9. Muhammad Ilham Handaulah Pahsya atas do’a, support, motivasi, waktu,

bantuan, dan menghibur selama ini.

10. Teman-teman psikologi angkatan 2015 yang tidak mungkin disebutkan satu

persatu.

11. Rekan, sahabat, dan berbagai pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

setiap bantuan dan do’a yang telah diberikan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skrpsi ini. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

dapat menunjang pembuatan karya yang lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 25 Juli 2019

Penulis

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................................. v ABSTRAK ........................................................................................................................ vi ABSTRACT ..................................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii DAFTAR ISI...................................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1 1.2 Pembatasan Masalah ................................................................................................. 8 1.3 Perumusan Masalah .................................................................................................. 9 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 10 1.5 Manfaat penelitian .................................................................................................. 11 1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 14

2.1 Agresivitas .............................................................................................................. 14 2.1.1 Definisi Agresivitas.......................................................................................... 14 2.1.2 Dimensi Agresivitas ......................................................................................... 15 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas .............................................. 15 2.1.4 Pengukuran Agresivitas ................................................................................... 20

2.2 Kontrol Diri ............................................................................................................. 21 2.2.1 Definisi Kontrol Diri ........................................................................................ 21 2.2.2 Dimensi Kontrol Diri ....................................................................................... 22 2.2.3 Pengukuran Kontrol diri ................................................................................... 23

2.3 Konformitas ............................................................................................................ 24 2.3.1 Definisi Konformitas........................................................................................ 24 2.3.2 Dimensi Konformitas ....................................................................................... 25 2.3.3 Pengukuran Konformitas ................................................................................. 26

2.4 Religiusitas .............................................................................................................. 26 2.4.1 Definisi Religiusitas ......................................................................................... 26 2.4.2 Dimensi Religiusitas ........................................................................................ 28 2.4.3 Pengukuran Religiusitas ................................................................................... 28

2.4 Pelepasan Moral ...................................................................................................... 31 2.4.2 Definisi pelepasan moral .................................................................................. 31

xi

2.4.3 Dimensi pelepasan moral ................................................................................. 31 2.4.4 Pengukuran pelepasan moral ............................................................................ 33

2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 33 2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................................................ 38

2.7.1 Hipotesis Mayor ............................................................................................... 38 2.7.2 Hipotesis Minor ............................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 39 2.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 39 3.2 Variabel Penelitian .................................................................................................. 40

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................................ 40 3.2.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 41

3.3 Pengumpulan Data .................................................................................................. 42 3.3.1 Teknik pengumpulan data ................................................................................ 42 3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 43

3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................................ 48 3.4.1 Uji Validitas Konstruk Agresivitas .................................................................. 48 3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kontrol Diri ................................................................ 50 3.4.3 Uji Validitas Konstruk Konformitas ................................................................ 51 3.4.4 Uji Validitas Konstruk Religiusitas ................................................................. 53 3.4.5 Uji Validitas Konstruk Pelepasan Moral.......................................................... 54

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 58 3.6 Prosedur penelitian .................................................................................................. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 63 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................................... 63 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................................... 64 4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................................................... 65 4.4 Uji Hipotesis ........................................................................................................... 68

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ................................................................ 68 1.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-masing Independent Variable terhadap

Dependent Variable .................................................................................................. 74

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN ................................................................ 78 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 78 5.2 Diskusi .................................................................................................................... 78 5.3 Saran ....................................................................................................................... 82

5.3.1 Saran Teoritis ................................................................................................... 83 5.3.2 Saran Praktis .................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 85 LAMPIRAN..................................................................................................................... 91

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................... 43

Tabel 3.2 Blue Print Skala Agresivitas..................................................... 44

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kontrol Diri................................................... 45

Tabel 3.4 Blue Print Skala Konformitas................................................... 46

Tabel 3.5 Blue Print Skala Religiusitas.................................................... 47

Tabel 3.6 Blue Print Skala Pelepasan Moral............................................ 48

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Agresivitas............................................... 49

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Kontrol Diri.............................................. 51

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Compliance............................................... 52

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Conversion.............................................. 53

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Religiusitas............................................. 54

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Cognitive Restructuring......................... 55

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Minimizing Agency................................. 56

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Distortion of Negative Consequences..... 57

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Blaming.................................................. 58

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian......................................... 63

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian..................................... 64

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel Penelitian................................................ 66

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian....................................... 66

Tabel 4.5 R-Square.................................................................................... 69

Tabel 4.6 ANOVA..................................................................................... 69

Tabel 4.7 Koefisien Regresi....................................................................... 71

Tabel 4.8 Proporsi Varian Masing-Masing Independent Variable............ 75

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1...................................................................................... 37

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Online.............................................. 91

Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram.................................................. 106

Lampiran 3 Output Analisis Regresi Berganda.................................... 116

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, terdapat individu dengan berbagai macam

cara yang berbeda dalam mengemukakan pendapatnya seperti misalnya individu

yang tidak mampu mengemukakan pendapatnya, individu yang mampu

mengemukakan pendapatnya dengan cara sopan, serta ada juga individu yang

mengemukakan pendapatnya dengan cara yang memaksa agar pendapatnya

didengar dan dilaksanakan misalnya dengan cara kekerasan, mengeluarkan kata-

kata kasar jika orang lain tidak sependapat dengan dirinya, dan menjelek-jelekan

pendapat orang lain agar pendapatnya dinilai lebih bagus oleh orang lain. Perilaku

ini sering diikuti dengan melakukan penyerangan terhadap orang lain, baik secara

fisik maupun verbal untuk mengekspresikan perasaan negatifnya seperti kemarahan

dan permusuhan yang biasa disebut dengan agresivitas (Buss & Perry, 1992).

Menurut Buss & Perry (1992) agresivitas meliputi aspek agresi fisik, agresi

verbal, kemarahan, dan permusuhan. Agresi fisik dan verbal merupakan wujud

agresi dalam bentuk perilaku. Agresivitas adalah perilaku yang dilakukan seseorang

untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain (Marwan, 2018). Sedangkan kemarahan

dan permusuhan merupakan wujud agresi dalam bentuk sikap.

2

Berdasarkan penelitian Pratama (2010) agresivitas diawali oleh banyaknya

kasus kericuhan yang terjadi pada saat menonton pertandingan sepak bola yang

dilakukan oleh suporter sepak bola di Indonesia, di mana dari fenomena kericuhan

yang terjadi di hampir setiap pertandingan selalu terdapat kekerasan maupun

kerusuhan. Selain itu, di Kota Bandung terjadi kasus pengeroyokan yang dilakukan

oleh beberapa suporter dari klub sepak bola Persib Bandung terhadap salah satu

supporter dari klub sepak bola Persija Jakarta yang menjadi lawan pertandingan di

hari itu (Detiknews, 2018).

Pada kasus tersebut, Ramadhan (dalam Detiknews, 2018) mengungkapkan

bahwa korban tewas dikeroyok oleh oknum Bobotoh saat akan menonton

pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Selanjutnya menurut

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana (dalam Detiknews,

2018) peristiwa pengeroyokan terjadi sebelum pertandingan digelar di Stadion

Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung tepatnya pukul 13.00 WIB. Ketika

korban datang bersama temannya, beberapa oknum Bobotoh langsung melakukan

sweeping. Kemudian hingga pengeroyokan berlangsung, aksi pengeroyokan tidak

henti dilakukan sampai korban meninggal dunia, ada yang menggunakan tangan,

alat, maupun kaki. Dari insiden pengeroyokan, polisi menetapkan sebanyak delapan

tersangka penganiayaan. Aksi bentrok antar supporter klub sepak bola memang

sering terjadi dan pada tahun 2018, aksi bentrok masih terjadi sampai

menghilangkan nyawa seseorang.

Selanjutnya, Sammy (dalam Republika, 2012), mengungkapkan bahwa

terjadi bentrok pada tanggal 27 Mei 2012. Peristiwa bentrok terjadi dalam laga

3

terbesar sepak bola Indonesia Persija Jakarta VS Persib Bandung yang

menyebabkan adanya tiga orang korban tewas. Pada tahun yang sama dalam

Banjarmasinpost, pada tanggal 13 Mei 2012 terjadi bentrok antara supporter

Persipura Jayapura dengan aparat keamanan di lapangan Mandala Jayapura.

Bentrok tersebut disebabkan oleh rasa kecewa atas kekalahan tim mereka melawan

Persija Jakarta dengan skor tipis yaitu 0-1 (Sammy, 2012).

Berdasarkan data dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Save Our Soccer (SOS) dalam artikel kompas, tercatat bahwa sejak tahun 1994-

2018 sejumlah 76 suporter tewas dengan penyebab yang berbeda-beda ; 22 orang

mengalami pengeroyokan, 17 orang jatuh dari kendaraan, 14 orang tertusuk benda

tajam, 11 orang mendapat pukulan benda keras, 6 orang terinjak, 2 orang terkena

gas air mata, 2 orang jatuh dari tribune, 1 orang tertembak, dan 1 orang terkena

petasan.

Pada penelitian Marwan (2018) diperoleh bahwa agresivitas suporter dari

100 responden, 62% suporter hanya sekedar datang untuk memberi dukungan di

setiap pertandingan, 28% suporter berpartisipasi dalam bernyanyi menggunakan

kata-kata yang tidak baik, menyalakan kembang api, tetapi tidak terlibat dalam

perkelahian, dan 10% suporter berpartisipasi dalam bernyanyi menggunakan kata-

kata yang tidak baik, tetapi tidak terlibat dalam perkelahian.

BolaSport.com dan SuperBall.id merangkum dari berbagai sumber,

termasuk Liga Indonesia Baru sebagai pelaksana kompetisi mengenai jumlah

suporter dari klub sepak bola di Liga 1 2018. Salah satunya diperoleh data bahwa

4

Persija Jakarta menempati peringkat pertama dengan jumlah penonton terbanyak

dengan total 84.721 penonton dan jika dirata-rata, dalam setiap pertandingan,

terdapat 42.360 penonton di stadion. Munculnya agresivitas dapat dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor, baik dari internal maupun eksternal. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Sinatrya dan Darminto (2013) diperoleh faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku agresif supporter khususnya Persebaya yaitu frustasi

(kekecewaan karena tim kalah dan wasit yang tidak fair), pihak ketiga (wasit,

official, dan lawan main), lingkungan (cuaca panas), dan provokasi (agresi verbal

aktif tidak langsung dari suporter lain). Selain itu, menurut penelitian Fauziah &

Diana (2015) menunjukkan bahwa trait kepribadian big five berpengaruh secara

signifikan terhadap agresivitas. teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap agresivitas. Kemudian, menurut Putri (2013) didapatkan hasil bahwa

identitas sosial berpengaruh negatif terhadap agresivitas. Diantara banyak faktor

yang dapat mempengaruhi agresivitas, dalam penelitian ini penulis memilih dan

membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas yaitu kontrol diri,

konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral.

Ketika seseorang memiliki agresivitas yang tinggi, akan menimbulkan

konsekuensi-konsekuensi negatif seperti perilaku agresiviitas dari suporter sepak

bola dapat membuat mutu dan kualitas pertandingan menjadi hilang dan permainan

tidak lagi fair play tetapi menjadi sesuatu yang kacau dan anarkis (Sinatrya &

Darminto, 2013). Selain itu, perilaku agresivitas juga dapat menimbulkan korban

jiwa. Kasus yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2012 dalam laga terbesar sepak bola

Indonesia Persija Jakarta VS Persib Bandung. Peristiwa tersebut menyebabkan

5

adanya 3 orag korban tewas (Republika, 2012). Didukung penelitian yang

dilakukan oleh Utomo & Warsito (2012) menunjukkan perilaku agresi suporter bola

dapat mengakibatkan bentrok antar suporter, pelemparan barang ke dalam lapangan

dan dapat merusak fasilitas pada stadion.

Kontrol diri dapat mengantarkan individu untuk berperilaku baik maupun

buruk. Kontrol diri yang tinggi dalam diri individu dapat menghasilkan perilaku-

perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan sosial yang ada di masyarakat.

Sedangkan sebaliknya, kontrol diri yang rendah dalam diri individu dapat

menghasilkan perilaku-perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan

aturan sosial yang ada di masyarakat.

Penelitian DeWall, Finkel, dan Denson (2011) menyatakan bahwa

kegagalan kontrol diri memiliki peran dalam banyak tindakan agresi dan kekerasan.

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Situmorang, Pratiwi, dan Dimas

(2018) menjadikan kontrol diri sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku agresi pada remaja. Di dalam jurnal Situmorang, dkk dijelaskan bahwa

peran Ayah dan kontrol diri secara bersama-sama memiliki kontribusi atau berperan

terhadap kecenderungan perilaku agresif pada remaja siswa SMU di Yogyakarta.

Jika dilihat secara terpisah, faktor kontrol diri secara langsung juga berhubungan

dengan kecenderungan perilaku agresif remaja siswa SMU di Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Auliya & Desi (2014) menunjukkan bahwa kontrol

diri memiliki hubungan negatif yang cukup kuat dengan perilaku agresi, artinya

semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku agresi.

6

Konformitas menjadi salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi

agresivitas. Dasar utama dari konformitas adalah ketika individu melakukan

aktivitas di mana terdapat tendensi yang kuat untuk melakukan sesuatu yang sama

dengan yang lainnya, walaupun tindakan tersebut merupakan cara-cara yang

menyimpang (Siswati & Masykur, 2011). Didukung oleh penelitian Wilujeng &

Meita (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan

konformitas terhadap perilaku agresi siswa SMK PGRI 7 Surabaya. Pengaruh

antara konformitas dan perilaku agresi menunjukkan pengaruh yang positif, artinya

semakin tinggi konformitas seseorang maka akan semakin tinggi juga perilaku

agresi yang dimilikinya.

Selain itu, Palinoan (2015) melakukan penelitian mengenai agresivitas pada

kelompok geng motor di Samarinda dengan sampel terbesar yaitu sebanyak 43

anggota geng motor yang berusia 17-19 tahun, menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara konformitas dengan agresivitas pada geng motor yang berada di

Samarinda. Kemudian penelitian lain yang dilakukan oleh Fauziah & Diana (2015)

menunjukkan bahwa konformitas teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek.

Selain itu, peneliti mengambil variabel religiusitas sebagai variabel yang

dapat mempengaruhi agresivitas. Nilai religiusitas sendiri merupakan sistem nilai

yang terbentuk dan dianggap bermakna bagi manusia. Sistem ini dibentuk melalui

belajar dan besosialisasi, hal tersebut dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi

pendidikan dan masyarakat luas (Nadzir & Wulandari, 2013). Sovinia & Nailul

(2014) melakukan penelitian mengenai hubungan antara religiusitas dengan

7

agresivitas pada remaja. Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan negatif

yang signifikan antara religiusitas dengan agresivitas. Dalam hal ini, semakin

rendah tingkat religiusitas dalam diri seseorang, maka semakin tinggi agresivitas.

Sebaliknya, semakin tinggi tingkat religiusitas dalam diri seseorang, maka semakin

rendah agresivitas.

. Penelitian yang mendukung dilakukan oleh Dana & Sabzi (2013) yaitu

mengenai hubungan religiusitas dan agresivitas pada atlet professional di Provinsi

Lorestan (Iran). Hasil tersebut membuktikan terdapat hubungan negatif dan

signifikan antara religiusitas dengan agresivitas. Artinya, semakin tinggi tingkat

religiusitas dalam diri seseorang, semakin rendah agresivitasnya.

Peneliti mengambil pelepasan moral sebagai independet variable yang

dapat mempengaruhi agresivitas. Menurut teori pelepasan moral, orang biasanya

mengadopsi standar moral untuk menghalangi mereka terlibat dalam perilaku tidak

bermoral. Namun, beberapa orang meyakinkan diri mereka sendiri bahwa standar

moral tidak berlaku bagi mereka dalam konteks tertentu, sehingga menciptakan

versi realitas di mana perilaku tercela menjadi diterima secara moral (Gabbidiani,

et. al, 2013). Paciello, dkk (2008) melakukan penelitian tentang kestabilan dan

perubahan pelepasan moral pada 366 remaja usia 14 sampai 20 tahun melalui studi

longitudinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan moral berpengaruh

positif terhadap agresivitas yaitu remaja yang mempertahankan tingkat pelepasan

moral yang tinggi lebih cenderung menunjukkan tindakan agresif pada remaja

akhir.

8

Gini, dkk (2014) melakukan penelitian melalui meta analisis untuk

merangkum literatur tentang hubungan antara pelepasan moral dengan perilaku

agresif diantara anak-anak usia sekolah dan remaja. Hasilnya menunjukkan bahwa

pelepasan moral secara signifikan berkorelasi positif terhadap agresivitas diantara

anak-anak dan remaja. Selanjutnya pada individu yang memiliki pelepasan moral

yang tinggi dalam bermain video game kekerasan akan meningkatkan kecurangan

dan agresi (Gabbiadini, et. al, 2013).

Peneliti mengambil kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan

moral sebagai independent variable yang dapat mempengaruhi agresivitas

dikarenakan sebagai penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang

menggabungkan keseluruhan independent variable tesebut secara bersama

diharapkan dapat mempengaruhi agresivitas.

Berdasarkan fenomena agresivitas yang telah dipaparkan di atas, agresivitas

yang dilakukan oleh supporter sepak bola telah memakan korban jiwa. Dengan

demikian, agresivitas yang tinggi mampu membahayakan orang disekitarnya. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk meneliti agresivitas dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh kontrol

diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas suporter

sepak bola.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti mengenai perilaku agresi suporter

sepak bola. Adapun batasan dari variabel yang diteliti adalah:

9

a. Agresivitas adalah perilaku atau kecenderungan perilaku yang disengaja

untuk menyerang orang lain, baik secara fisik maupun verbal untuk

mengekspresikan perasaan negatifnya seperti kemarahan dan permusuhan

(Buss & Perry, 1992).

b. Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku,

kognitif, dan keputusan (Averill, 1973).

c. Konformitas merupakan perilaku yang muncul hasil dari norma maupun

aturan dari orang lain (Wiggins, Wiggins, dan Zanden, 1994).

d. Religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan (tarqat) antara

Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai salah satu

ciptaan-Nya yang mencakup semua amalan, kepercayaan, dan diri seorang

Muslim (Mahudin, 2016).

e. Pelepasan moral adalah penggunaan mekanisme kognitif di mana individu

dapat membuat keputusan tidak karena proses regulasi diri moral yang tidak

aktif (Bandura, 2002).

f. Suporter sepak bola yang diteliti yaitu suporter remaja - dewasa yang

menonton pertandingan secara langsung minimal tiga kali dalam enam

bulan terakhir dikarenakan dengan karakteristik tersebut menandakan

suporter bola yang aktif menonton pertandingan, sehingga memungkinkan

untuk melakukan agresivitas dan bertempat tinggal di Jakarta.

1.3 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

10

1. Apakah ada pengaruh signfikan variabel kontrol diri, konformitas,

religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas supporter sepak

bola?

2. Apakah ada pengaruh signifikan variabel kontrol diri terhadap

agresivitas suporter sepak bola?

3. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi compliance dari konformitas

terhadap agresivitas suporter sepak bola?

4. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi conversion / internalization

dari konformitas terhadap agresivitas suporter sepak bola?

5. Apakah ada pengaruh signifikan variabel religiusitas terhadap

agresivitas suporter sepak bola?

6. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi cognitive restructuring dari

pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola?

7. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi minimizing agency dari

pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola?

8. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi distortion of negative

consequences dari pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak

bola?

9. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi blaming / dehumanizing the

victim dari pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk membuktikan :

11

1. Pengaruh variabel kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan

moral terhadap agresivitas supporter sepak bola.

2. Pengaruh variabel kontrol diri terhadap agresivitas suporter sepak bola.

3. Pengaruh dimensi compliance dari konformitas terhadap agresivitas

suporter sepak bola.

4. Pengaruh dimensi conversion / internalization dari konformitas terhadap

agresivitas suporter sepak bola.

5. Pengaruh variabel religiusitas terhadap agresivitas suporter sepak bola.

6. Pengaruh dimensi cognitive restructuring dari pelepasan moral terhadap

agresivitas suporter sepak bola

7. Pengaruh dimensi minimizing agency dari pelepasan moral terhadap

agresivitas suporter sepak bola.

8. Pengaruh dimensi distortion of negative consequences dari pelepasan moral

terhadap agresivitas suporter sepak bola.

9. Pengaruh dimensi blaming / dehumanizing the victim dari pelepasan moral

terhadap agresivitas suporter sepak bola.

1.5 Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi pengembangan teori psikologi sosial, khususnya terkait dengan

agresivitas dan bermanfaat bagi peneliti lain yang hendak meneliti

agresivitas.

2. Manfaat praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan bagi suporter sepak bola untuk dapat lebih mengontrol

12

diri dan selektif dalam konformitas kelompok, juga para

penyelenggara pertandingan maupun struktur kepengurusan untuk

memahami perilaku dari para suporter untuk meminimalisir tingkat

agresivitas suporternya.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 3 Bab, yang setiap bab mempunyai sub bab tersendiri

sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian

ini.

BAB 2 : KAJIAN TEORI

Pada bab ini berisi uraian teori mengenai agresivitas, kontrol diri, konformitas,

religiusitas, pelepasan moral, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang uraian mengenai populasi, sampel penelitian, teknik

pengambilan sampel, identifikasi variabel penelitian, definisi variabel

penelitian, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, uji valitas

konstruk, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian,

hasil analisis deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, dan uji hipotesis.

BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

13

Pada bab ini berisi tentang uraian mengenai kesimpulan, diskusi, dan saran

DAFTAR PUSTAKA

14

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi uraian teori mengenai agresivitas, kontrol diri, konformitas,

religiusitas, pelepasan moral, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Agresivitas

2.1.1 Definisi Agresivitas

Bushman & Anderson (2001) mendefinisikan agresivitas sebagai perilaku yang

diarahkan pada individu lain yang dilakukan dengan maksud membahayakan

seseorang secara langsung. Menurut Baron & Byrne (2005) agresivitas adalah

tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan menyakiti makhluk hidup lain yang

ingin menghindari perlakuan semacam itu. Buss & Perry (1992) agresivitas adalah

perilaku atau kecenderungan perilaku yang disengaja untuk menyerang orang lain,

baik secara fisik maupun verbal untuk mengeskpresikan perasaan negatifnya seperti

kemarahan dan permusuhan. Selanjutnya menurut Franzoi (2006) agresivitas

adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai

seseorang, diri sendiri, atau objek.

Menurut Myers (2008) agresivitas adalah perilaku fisik atau verbal yang

bertujuan menyakiti terwujud dalam dua bentuk yaitu hostile aggression dan

instrumental aggression. Hostile aggression tumbuh dari emosi seperti marah, dan

instrumental aggression yang bertujuan untuk menyakiti sebagai alat untuk sesuatu

yang lain.

15

Berdasarkan pemaparan mengenai definisi agresivitas, penulis memilih

untuk menggunakan teori dari Buss & Perry (1992) agresivitas adalah perilaku atau

kecenderungan perilaku yang disengaja untuk menyerang orang lain, baik secara

fisik maupun verbal untuk mengeskpresikan perasaan negatifnya seperti kemarahan

dan permusuhan.

2.1.2 Dimensi Agresivitas

Buss & Perry (1992) membagi agresivitas menjadi 4 dimensi, diantaranya yaitu

pertama, agresi fisik adalah kecenderungan individu untuk melakukan serangan

secara fisik sebagai ekspresi kemarahan. Kedua, agresi verbal adalah kemaraha.

Ketiga, kemarahan adalah representasi emosi berupa dorongan afektif sebagai tahap

awal agresi sehingga dapat menimbulkan agresi fisik maupun verbal. Keempat,

permusuhan adalah perasaan sakit hati dan merasakan ketidakadilan sebagai

representasi dari proses berpikir atau kognitif dan sering diikuti dengan kebencian,

dan kecurigaan terhadap motif orang lain.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Buss & Perry (1992)

yang terdiri dari empat dimensi yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan

permusuhan karena sesuai dengan agresivitas yang hendak diukur.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

Menurut Baron & Byrne (2005), seseorang berperilaku agresi dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti, pertama, pola perilaku

tipe A Pola perilaku tipe A (Type A behavior pattern) memiliki karakteristik: (1)

sangat kompetitif, (2) selalu terburu-buru, dan (3) mudah tersinggung serta agresif

16

(Glass, 1977; Strube, 1989 dalam Baron & Byrne, 2005). Sedangkan pola perilaku

tipe B (Type B behavior pattern) memiliki karakteristik: (1) sangat tidak kompetitif,

(2) yang tidak selalu bertanding melawan waktu, dan (3) tidak mudah kehilangan

kendali.

Dalam sebuah temuan, terindikasi bahwa Tipe A cenderung terlibat dalam

agresi hostile (hostile aggression) daripada Tipe B yaitu agresi dengan tujuan

utamanya adalah untuk melakukan suatu kekerasan pada korban (Strube dkk., 1984

dalam Baron & Byrne, 2005). Kemudian sebaliknya, Tipe A cenderung tidak

terlibat dalam agresi instrumental (instrumental aggression) daripada Tipe B yaitu

agresi yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan lain disamping menyakiti korban,

seperti mengontrol sumber-sumber daya yang berharga atau pujian dari orang lain

karena telah bersikap “tegas”.

Kedua, yaitu gender / jenis kelamin. Dalam sebuah observasi, diperoleh

bahwa pria lebih banyak melakukan perilaku agresif daripada wanita (Harris, 1994,

1996 dalam Baron, 2005). Namun di sisi lain, kadar perbedaan ini tampak bervariasi

pada berbagai situasi. (1) pria secara signifikan lebih cenderung agresif daripada

wanita untuk melakukan agresi terhadap orang lain ketika orang lain tersebut tidak

memprovokasi mereka dalam cara apa pun (Betancourt & Miller, 1996 dalam

Baron & Byrne, 2005). Dalam situasi-situasi di mana provokasi memang terjadi,

terutama ketika provokasinya intens, maka wanita sama agresifnya dengan pria.

(2) dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa pria lebih cenderung

daripada wanita untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi langsung yaitu

17

tindakan yang ditujukan secara langsung pada target dan yang secara jelas datang

dari agresor seperti kekerasan fisik, mendorong, menampik, melempar sesuatu pada

orang lain, berteriak, mengejek (Bjorkqvist, Osterman, & Hjelt-Back, 1994 dalam

Baron & Byrne, 2005).

Namun, wanita lebih cenderung untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi

tidak langsung dibanding pria yaitu tindakan yang memungkinkan agresor untuk

menutupi identitasnya dari korban. Sehingga, pada beberapa kasus, membuat

korban sulit mengetahui bahwa mereka telah menjadi target dari tindakan kekerasan

yang disengaja. Tindakan ini termasuk menyebarkan rumor mengenai target,

bergosip di belakang target tersebut, memberitahu orang lain untuk tidak

berhubungan dengan target, mengarang cerita sehingga target mendapat masalah,

dan lain-lain (Baron & Byrne, 2005).

Ketiga, yaitu kontrol diri. Kontrol diri dapat mempengaruhi agresivitas

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2018) yang menunjukkan

bahwa kontrol diri memiliki pengaruh terhadap perilaku agresif pada remaja SMP.

Keempat, yaitu religiusitas. Religiusitas juga menjadi salah satu faktor yang

berasal dari dalam diri individu. Berdasarkan studi longitudinal di wilayah

Columbia (New York) yang dilakukan oleh Huessmann, Dubow, dan Boxer (2010)

menunjukkan bahwa partisipasi agama berbanding terbalik dengan agresivitas dari

waktu ke waktu dan generasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh negatif dari religiusitas terhadap agresivitas pada satu generasi terhadap

generasi selanjutnya. Artinya, semakin tinggi tingkat religiusitas dalam diri

18

seseorang, maka akan semakin rendah munculnya agresivitas. Sebaliknya, semakin

rendah tingkat religiusitas dalam diri seseorang, maka akan semakin tinggi

munculnya agresivitas.

Kelima, yaitu pelepasan moral. Berdasarkan penelitian Luthfie (2014) tentang

aggressive driving diperoleh hasil yaitu self-control dan moral disengagement

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving dengan nilai

proporsi varian sebesar 0,412 atau 41,2%.

Selain faktor internal di atas, terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi

agresivitas seperti pertama, provokasi. Agresi merupakan hasil dari provokasi

(provocation) fisik atau verbal dari orang lain. Ketika kita sedang menerima suatu

bentuk agresi dari orang lain—kritik yang menurut kita tidak adil, ungkapan

sarkatis, atau kekerasan fisik—kita jarang mengalah. Sebaliknya, kita cenderung

untuk membalas, memberikan agresi sebanyak yang telah kita terima—atau

mungkin sedikit lebih, terutama jika kita merasa pasti bahwa orang lain tersebut

bermaksud untuk menyakiti kita (Chermack, Berman, & Taylor, 1997; Ohbuchi &

Kambara, 1985 dalam Baron & Byrne 2005)

Kedua, yaitu pemaparan tentang kekerasan di media. Terdapat banyak

penelitian yang telah dilakukan untuk menguji antara pemaparan tentang kekerasan

di media (media violence) yang dapat meningkatkan agresi diantara anak-anak atau

orang dewasa. Hasilnya yang diperoleh yaitu pemaparan tentang kekerasan di

media mungkin memang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada

tingginya tingkat kekerasan di negara-negara di mana materi-materi tersebut dilihat

19

oleh sejumlah besar orang (Anderson, 1997; Berkowitz, 1993; Paik & Comstock,

1994; Wood, Wong & Cachere, 1991 dalam Baron & Byrne, 2005).

Terdapat sejumlah kemungkinan mengenai dampak pemaparan tentang

kekerasan di media. (1) individu mungkin belajar cara baru untuk melakukan agresi

dari menonton program televisi dan film—cara-cara yang tidak mereka bayangkan

sebelumnya. (2) “Copycat crimes” yaitu suatu kejahatan yang dilaporkan di media

kemudian ditiru oleh orang-orang lain di lokasi yang jauh, memperlihatkan bahwa

dampak seperti ini nyata. Ketiga, efek desensitisasi yaitu setelah menonton banyak

adegan kekerasan, individu menjadi acuh terhadap kesakitan dan penderitaan orang

lain sehingga memungkinkan untuk mengurangi pertahanan diri sendiri untuk

menolak terlibat dalam agresi.

Ketiga, yaitu lingkungan. Lingkungan dalam berbagai eksperimen, dapat

memicu munculnya keterangsangan yang berasal dari sumber yang bervariasi

seperti partisipasi dalam permainan kompetitif (Christy, Gelfand & Hartmann,

1971), olahraga keras (Zillmann, 1979), dan bahkan tipe musik tertentu (Rogers &

Ketcher, 1979) ditemukan dapat meningkatkan agresi (dalam Baron & Byrne,

2005).

Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa karena keterangsangan fisiologis

cenderung hilang secara perlahan seiring dengan waktu, sebagian dari

keterangsangan tersebut kemungkinan masih tetap ada sejalan dengan bergeraknya

individu dari satu situasi ke situasi lain. Selain itu, dampak yang terjadi pada orang

yang terlibat yaitu relatif tidak menyadari adanya keterangsangan emosi yang

20

tersisa—merupakan suatu hal yang biasa, karena keterangsangan kecil sulit untuk

disadari (Zillmann, 1994 dalam Baron & Byrne, 2005).

Keempat, yaitu konformitas. Berdasarkan penelitian Kurniawan dan Rois

(2009) menunjukkan adanya perbedaan signifikan terkait konformitas pada

kelompok teman sebaya antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat

tawuran. Siswa yang terlibat tawuran memiliki konformitas terhadap kelompok

teman sebaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terlibat tawuran.

2.1.4 Pengukuran Agresivitas

Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur agresivitas, antara

lain :

1. The Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh Buss & Perry

(1992). Alat ukur tersebut mengukur agresivitas yang terdiri dari 4 faktor

yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan dengan jumlah

29 pernyataan.

2. The Reactive-Proactive Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh

Raine, et. al. (2006). Alat ukur ini untuk mengukur agresivitas reactive dan

agresivitas proactive yang terdiri dari 23 item

3. Aggressive Provocation Questionnaire (APQ) dikembangkan oleh

O’Connor, Archer, dan Wu (2001). Alat ukur ini bertujuan untuk

mengembangkan, mengujicoba, dan memvalidasi ukuran skenario spesifik

tergantung dari jenis kelamin terhadap agresi dengan menggunakan sketsa

yang relevan secara budaya untuk laki-laki. Setiap sketsa atau skenario

21

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi situasional

yang sesuai di mana peserta dapat secara wajar menentukan bagaimana ia

akan menanggapi. Dengan cara ini, mengukur agresi yang melibatkan

serangkaian situasi provokasi khusus, daripada pernyataan yang terlibat

dalam pengukuran kuesioner.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur The Aggression

Questionnaire yang dikembangkan oleh Buss & Perry (1992) untuk mengukur

aspek agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan yang terdiri dari 29

item. Alat ukur ini dipilih karena memiliki dimensi dan pernyataan yang sesuai

dengan agresivitas yang hendak diukur.

2.2 Kontrol Diri

2.2.1 Definisi Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan tingkah laku,

kognitif, dan keputusan (Averill, 1973). Baumeister (2002) mengemukakan bahwa

kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengubah kondisi dan respon.

Kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengesampingkan

atau mengubah respon batin seseorang, serta untuk menekan kecenderungan

perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari tindakan tersebut (Tangney et

al., 2004). Galliot, et., al (2007) mengemukakan bahwa kontrol diri adalah

kemampuan untuk mengendalikan pikiran, emosi, dorongan, dan perilaku

seseorang.

22

Berdasarkan pemaparan mengenai definisi kontrol diri, penulis memilih

untuk menggunakan teori dari Averill (1973), kontrol diri adalah kemampuan

individu dalam mengendalikan tingkah laku, kognitif, dan keputusan.

2.2.2 Dimensi Kontrol Diri

Averill (1973) membagi kontrol diri menjadi 3 dimensi, diantaranya yaitu pertama,

kontrol perilaku (behavior control). Dalam berbagai situasi, seseorang tidak

memiliki cara lain selain menanggulangi potensi stimulus yang berbahaya.

Stimulus-stimulus yang diperoleh individu dapat dicegah sepenuhnya, dihentikan

sebelum waktunya, atau dimodifikasi oleh beberapa bentuk tindakan langsung.

Dengan demikian, kontrol perilaku merupakan kemampuan dalam diri individu

untuk mengendalikan tindakan langsung pada lingkungan. Kontrol perilaku terbagi

menjadi 2 yaitu regulated administration dan stimulus modification.

Regulated administration adalah kemampuan individu dalam menentukan

siapa yang mengendalikan kondisi keadaan dirinya sendiri atau sesuatu di luar

dirinya. Dengan demikian, individu yang mampu mengontrol dirinya, akan mampu

untuk mengatur kondisi keadaan dirinya sendiri atau sesuatu di luar dirinya.

Sedangkan stimulus modification adalah kemampuan individu untuk mengetahui

bagaimana dan kapan stimulus yang tidak diinginkan akan ditemukan.

Kedua, yaitu kontrol kognitif (cognitive control). Kontrol kognitif merupakan

kemampuan dalam diri individu untuk mengolah informasi dengan cara

menginterpretasikan, menilai, dan menghubungkan sebuah peristiwa dalam suatu

23

kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.

Kontrol kognitif terbagi menjadi dua yaitu information gain dan appraisal.

Information gain adalah sebuah antisipasi terhadap keadaan melalui berbagai

pertimbangan yang dilakukan oleh individu ketika mengetahui informasi tentang

sesuatu yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Sedangkan appraisal adalah sebuah

usaha menilai keadaan yang ada dengan cara memperhatikan sisi positif secara

subjektif.

Ketiga, yaitu kontrol keputusan (decisional control). Kontrol keputusan

merupakan kemampuan dalam diri individu untuk dapat memilih suatu tindakan

berdasarkan sesuatu yang diyakini atau disetujuinya serta memiliki pilihan di antara

berbagai alternatif tindakan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Averill (1973) yang

terdiri dari tiga dimensi yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol

keputusan.

2.2.3 Pengukuran Kontrol diri

Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur kontrol diri, antara

lain :

1. The Self Control Questionnaire yang dikembangkan oleh Brandon, Oescher

& Loftin, 1990 (dalam Tangney, Baumeister, & Boone, 2004) yang

merupakan skala pengendalian diri. Penekanan dari Brandon, dkk adalah

pada pengendalian diri terhadap perilaku kesehatan.

24

2. The Self Control Behavior Inventory yang dikembangkan oleh Fagen, Long

& Stevens, 1975 (dalam Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). Pada

dasarnya skala ini adalah daftar periksa untuk penilaian perilaku yang

sedang diteliti atau observasional. Pengamatan perilaku memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan dengan pengukuran laporan self-report. Tetapi,

jauh lebih sulit untuk digunakan karena membutuhkan pengamatan yang

terlatih dan sampel perilaku yang cukup besar untuk diamati.

Pada penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen yang telah

dikembangkan dan digunakan oleh Serena (2014) berdasarkan teori Averill (1973)

yang terdiri dari 3 dimensi dan 16 item untuk mengukur kontrol diri dikarenakan

penulis hanya menggunakan item-item yang sudah valid dalam alat ukur tersebut

serta penulis memodifikasi item agar sesuai dengan tujuan penelitian untuk kontrol

diri suporter sepak bola

2.3 Konformitas

2.3.1 Definisi Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau keyakinan sebagai akibat dari tekanan

kelompok yang nyata atau yang dibayangkan (Myers, 2012). Konformitas terjadi

ketika individu sudah yakin tentang apa yang tepat dan benar, sehingga perilaku

orang lain sebagian besar tidak akan relevan dan dengan demikian tidak

berpengaruh (Hogg & Vaughan, 2010).

Selanjutnya, konformitas merupakan perubahan dari perilaku seseorang

untuk lebih mendekati dengan perilaku suatu grup (Santrock, 2005). Menurut

25

Taylor, Sears, dan Peplau (2009) konformitas adalah sebuah tindakan yang

dilakukan secara sukarela karena orang lain juga melakukannya. Konformitas

adalah perilaku yang muncul hasil dari norma maupun aturan dari orang lain

(Wiggins, Wiggins, dan Zanden, 1994).

Dengan demikian, konformitas dapat terjadi ketika individu yakin tentang

apa yang tepat dan benar menurut dirinya sendiri dengan tujuan agar dapat diterima

oleh kelompoknya, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan norma sosial yang

ada.

Berdasarkan pemaparan mengenai definisi konformitas, penulis memilih

untuk menggunakan teori dari Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994), konformitas

adalah perilaku yang muncul hasil dari norma maupun aturan dari orang lain.

Penulis memilih menggunakan teori dari Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994)

karena sesuai dengan konformitas yang hendak diukur.

2.3.2 Dimensi Konformitas

Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) membagi konformitas ke dalam 2 dimensi

seperti, pertama, compliance. Konformitas compliance merupakan konformitas

yang terjadi ketika individu berkumpul bersama kelompoknya dan kemudian

berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan kelompok. Perilaku tersebut

dilakukan untuk mendapatkan reward atau untuk mengindari punishment.

Kemudian, dalam konformitas compliance, seorang individu membutuhkan orang

lain agar dapat mengikuti perilakunya.

26

Kedua, yaitu conversion / internalization. Konformitas conversion

merupakan konformitas yang terjadi ketika individu menerapkan perilaku

kelompoknya karena menganggap benar apa yang kelompoknya lakukan serta

sesuai dengan keuginannya. Jadi, individu melakukan konformitas ketika ada atau

tidak adanya kelompoknya tersebut

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep dari Wiggins, Wiggins,

dan Zanden (1994) yang terdiri dari dua dimensi yaitu compliance dan conversion.

2.3.3 Pengukuran Konformitas

Pada penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen yang telah dikembangan dan

digunakan oleh Choirunnisha Mega Prana (2016) berdasarkan teori Wiggins,

Wiggins, dan Zanden (1994) yang terdiri dari 2 dimensi dan 17 item untuk

mengukur konformitas.

2.4 Religiusitas

2.4.1 Definisi Religiusitas

Menurut Huber & Huber (2012) religiusitas merupakan wujud keyakinan atau

keberagamaan individu yang meliputi pengetahuan individu tentang agama yang

dianut (intelectual). keyakinan mengenai ajaran yang dianut (ideology), praktik

keagamaan yang bersifat komunal (public practice), praktik keagamaan yang

bersifat pribadi (private practice), dan pengalaman kontak komunikasi dengan

Tuhan (religious experience).

Selain itu, menurut Johnson (2001) religiusitas merupakan sejauh mana

seorang individu berkomitmen terhadap agama yang ia anut dan ajarannya, seperti

27

sikap dan perilaku individu yang mencerminkan komitmen tersebut. Sedangkan

menurut Fetzer (1999), religiusitas merupakan wujud keyakinan atau

keberagamaan individu melalui pengalaman beragama dalam kehidupan sehari-hari

(daily spiritual experience), makna (meaning), mengekspresikan agama yang

dianut sebagai sebuah nilai (values), meyakini ajaran agamanya (beliefs),

memaafkan (forgiveness), melakukan praktik agama secara pribadi (private

religious practice), menggunakan agama sebagai coping (religious/spiritual

coping), mendapat dukungan dari sesama penganut agama (religious support),

mengalami sejarah keagamaan (religious/spiritual history) komitmen beragama

(commitment), mengikuti organisasi/kegiataan keagamaan (organizational

religiousness), dan meyakini pilihan agamanya (religious preference).

Religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan (tarqat) antara

Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai salah satu ciptaan-Nya

yang mencakup semua amalan, kepercayaan, dan diri seorang Muslim (Mahudin,

2016).

Nadzir dan Wulandari (2013) berpendapat bahwa religiusitas merupakan

suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorong untuk bertingkah laku

dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama atau

religinya.

Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan teori dari

Mahudin, dkk (2016), religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan

28

(tarqat) antara Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai salah satu

ciptaan-Nya yang mencakup semua amalan, kepercayaan, dan diri seorang Muslim.

2.4.2 Dimensi Religiusitas

Dalam artikel yang berjudul Religiosity Among Muslims: A Scale Development And

Validation Study, Mahudin, dkk (2016) mengembangkan dimensi dan

mengklasifikasikan menjadi tiga dimensi yang terdiri dari, pertama, dimensi Islam.

Dimensi Islam mengacu pada perilaku atau aktivitas manusia yang meliputi praktik

keagamaan seperti ibadah dan ritual (misalnya shalat, zakat, ziarah, haji) dan

kewajiban sosial lainnya.

Kedua, yaitu dimensi Iman. Dimensi Iman mengacu pada benak atau

pemahaman tentang Tuhan yang melibatkan pemahaman dan kepercayaan pada

Tuhan, para Nabi, Malaikat, Al-Qur’an, dan Hari kebangkitan.

Ketiga, yaitu dimensi Ihsan. Dimensi Ihsan mengacu pada semangat untuk

mengaktualisasikan nilai-nilai dan kebaikan yang meliputi aktualisasi sifat-sifat

kebajikan seperti menolong orang lain dan bersyukur terhadap segala sesuatu yang

telah Allah berikan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Mahudin, dkk (2016)

yang terdiri dari tiga dimensi yaitu Iman, Islam, Ihsan.

2.4.3 Pengukuran Religiusitas

Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur religiusitas, antara

lain :

29

1. Multidimensional Measurement of Religiousness/Spiritually yang

dikembangkan oleh Fetzer institute (1999). Dalam alat ukut ini terdapat dua

belas sub skala pengukuran yaitu merasakan pengalaman beragama dalam

kehidupan sehari-hari (daily spiritual experience), makna (meaning),

mengekspresikan agama yang dianut sebagai sebuah nilai (values),

meyakini ajaran agamanya (beliefs), memaafkan (forgiveness), melakukan

praktik agama secara pribadi (private religious practice), menggunakan

agama sebagai coping (religious/spiritual coping), mendapat dukungan dari

sesama penganut agama (religious support), mengalami sejarah keagamaan

(religious/spiritual history) komitmen beragama (commitment), mengikuti

organisasi/kegiataan keagamaan (organizational religiousness), dan

meyakini pilihan agamanya (religious preference).

2. Religious Orientation Scale yang dikembangkan oleh Allport dan Ross

(1967). Alat ukur ini membagi religiusitas menjadi dua orientasi yaitu

orientasi instrinsik dan orientasi ekstrinsik. Terdapat dua puluh item dalam

skala ini dan menggunakan model skala Likert.

3. The Centrality of Religiousity Scale (CRS) yang dikembangkan oleh Huber

& Huber (2012) dengan mengembangkan lima dimensi Glock & Stark

(1965) adalah ukuran sentralitas, kepentingan atau arti-penting makna

keagamaan dalam kepribadian yang telah diterapkan dalam lebih dari 100

studi dalam sosiologi agama, psikologi agama dan studi agama di 25 negara

dengan total lebih dari 100.000 peserta. Alat ukur ini mengukur intensitas

umum dari lima dimensi inti yang didefinisikan teoritis dari religiusitas.

30

Dimensi CRS terdiri dari praktik publik, praktik pribadi, pengalaman

religius, ideologi, dan dimensi intelektual. Dengan demikian, CRS berasal

dari lima ukuran dimensi yang merupakan gabungan ukuran sentralitas

religiusitas yang juga cocok untuk studi antaragama. Makalah ini

menyajikan landasan teori dan dasar pemikiran dari konstruksinya dengan

berbagai versi CRS dalam 20 bahasa dengan nilai-nilai norma untuk 21

negara.

4. IIUM Religioisity Scale (IIUMReIS) yang dikembangkan oleh Mahudin,

dkk (2016) untuk mengukur religiusitas pada Muslim. IIUMReIS didasari

oleh perspektif Islam dan terdiri dari tiga dimensi bersifat unidimensional

antara lain yang berpusat pada perilaku atau aktivitas manusia (Islam),

benak atau pemahaman tentang Tuhan (Iman), dan semangat aktualisasi

nilai-nilai kebaikan (Ihsan) dengan jumlah 10 item.

Pada penelitian ini, penulis memodifikasi alat ukur IIUM Religiosity Scale

(IIUMReIS) yang dikembangkan oleh Mahudin, dkk (2016) untuk mengukur aspek

benak atau pemahaman tentang Tuhan (Iman), perilaku atau aktivitas manusia

(Islam), dan semangat aktualisasi nilai-nilai kebaikan (Ihsan) dengan

menambahkan jumlah 10 item menjadi 15 item. Alat ukur ini dipilih karena

memiliki dimensi dan pernyataan yang sesuai dengan religiusitas yang hendak

diukur.

31

2.4 Pelepasan Moral

2.4.2 Definisi pelepasan moral

Bandura (2002) mendefinisikan pelepasan moral merupakan penggunaan

mekanisme kognitif di mana individu dapat membuat keputusan tidak etis karena

proses regulasi diri moral tidak aktif. Hymel (2005) mendefinisikan pelepasan

moral sebagai proses sosio-kognitif di mana individu mampu melakukan tindakan

yang tidak etis terhadap orang lain. Selanjutnya,. Bussey (2015) dalam

penelitiannya mengungkapkan bahwa pelepasan moral adalah perilaku seseorang

yang mem-bully orang lain secara moral dan tidak terikat dengan standar moral.

Pelepasan moral merupakan mekanisme kognitif dimana seseorang memiliki

keyakinan di dalam dirinya bahwa perilaku yang bertentangan dengan moral dapat

diterima (Meter & Bauman, 2016).

Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan teori dari Bandura

(2002), pelepasan moral merupakan penggunaan mekanisme kognitif di mana

individu dapat membuat keputusan tidak etis karena proses regulasi diri moral tidak

aktif.

2.4.3 Dimensi pelepasan moral

Dimensi pelepasan moral menggunakan dimensi dari Bandura (2002) yang telah

dikembangkan oleh Hymel, et. al (2005) yang terdiri dari 4 dimensi yaitu pertama,

cognitive restructuring. Cognitive restructuring mengacu pada keyakinan dan

argumen yang berfungsi untuk membingkai perilaku berbahaya secara positif

melalui hal-hal seperti "moral justification (pembenaran moral)" (menggambarkan

perilaku sebagai bentuk dari tujuan yang layak atau tujuan moral tertentu),

32

"euphemistic labelling (pelabelan eufemistik)" (menggunakan bahasa yang

membuat negatif tindakan terdengar kurang negatif), dan "advantageous

comparisons (perbandingan yang menguntungkan)" (membuat tindakan negatif

tampak kurang negatif dengan membandingkannya dengan tindakan yang jauh

lebih negatif).

Kedua, yaitu minimizing agency. Minimizing agency mengacu pada strategi

kognitif yang menggantikan atau menyebar tanggung jawab atas tindakan negatif

dengan meminimalkan tanggung jawab pribadi seseorang untuk menghormati

otoritas yang lebih tinggi atau tanggung jawab kelompok.

Ketiga, yaitu distortion of negative consequences. Distortion of negative

consequences melibatkan strategi yang membantu untuk menjauhkan diri dari

bahaya atau untuk menekankan hasil positif daripada hasil negatif yang terkait

dengan perilaku tersebut.

Keempat, yaitu blaming / dehumanizing the victim. Blaming / dehumanizing

the victim merupakan proses kognitif untuk menyalahkan korban atau tidak

memanusiakan korban dengan berpikir korban sebagai seseorang yang layak

mendapatkan balasan atas tindakan merugikan ini, atau ikut bertanggung jawab atas

perbuatan penganiayaan semacam itu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Hymel, dkk (2005) yang

terdiri dari empat dimensi yaitu cognitive restructuring, minimizing agency,

distortion of negative consequences, dan blaming / dehumanizing the victim, karena

33

di dimensi dari Bandura (2002) sudah tercakup dalam keempat dimensi Hymel, dkk

(2005)

2.4.4 Pengukuran pelepasan moral

Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi alat ukur Moral Disengagement Scale

yang dikembangkan oleh Hymel, dkk (2005) yang mengacu pada teori Bandura

(2002) untuk mengukur aspek cognitive restructuring, minimizing agency,

distortion of negative consequences, dan blaming / dehumanizing the victim yang

terdiri dari 18 item. Alat ukur ini dipilih karena sesuai dengan karakteristik sampel

penelitian.

2.5 Kerangka Berpikir

Individu dalam kehidupannya sehari-hari dapat bersikap dan berperilaku baik

maupun buruk. Dapat dengan mudah untuk bersikap dan berperilaku baik, namun

tidak dapat dipungkiri untuk lebih mudah dalam bersikap dan berperilaku buruk.

Wujud dari perilaku tersebut didukung oleh unsur-unsur yang terdapat di dalam diri

setiap individu. Salah satunya yaitu agresivitas.

Agresivitas merupakan perilaku yang disengaja dengan tujuan untuk

menyerang maupun melukai orang lain. Agresivitas di kalangan suporter sepak bola

meliputi memukul, mencela, melemparkan benda kepada supporter lain, mencoret-

coret dinding tembok rumah orang lain dengan tulisan-tulisan nama klub sepak bola

yang didambakan, dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik terhadap supporter

lain yang menjadi lawan pertandingan, bahkan sampai menghilangkan nyawa orang

lain. Selain itu, adanya sikap kemarahan dan permusuhan seperti rasa iri terhadap

34

supporter dari klub sepak bola lain ketika klub yang didambakan tidak memperoleh

kemenangan atau kejuaraan. Namun agresivitas tidak selamanya buruk.

Agresivitas berada dan dimiliki oleh setiap individu. Agresivitas memiliki

sisi positif dan negatif. Sisi positif dari agresivitas yaitu sebagai alat untuk

melindungi diri dari bahaya orang disekitar kita. Tetapi, sisi negatif dari agresivitas

yaitu mampu membahayakan orang lain dan mampu berdampak fatal untuk orang

lain.

Di dalam lingkungan, terdapat banyak stimulus yang dapat memicu

munculnya agresivitas dalam diri. Ketika individu mampu mengendalikan diri,

kognitif, dan keputusannya untuk tidak ikut terlibat dalam tindak agresi tersebut,

maka agresivitasnya akan rendah. Dengan demikian, kontrol diri dapat menjadi

faktor penting yang berasal dari dalam diri terhadap agresivitas seseorang di

lingkungannya.

Selanjutnya, konformitas yang tinggi di lingkungan, mampu membuat

tingkat agresivitas menjadi tinggi karena individu mengikuti perilaku-perilaku

kelompoknya yang sesuai dengan apa yang diyakininya dan sesuai dengan

keinginannya. Konformitas merupakan perilaku individu yang disebabkan oleh

peniruan terhadap perilaku orang disekitar. Individu meniru perilaku orang lain,

baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal sebelumnya. Ketika individu

terlibat dalam aksi pegeroyokan atau tawuran yang disebabkan karena individu

secara sukarela melakukan hal tersebut karena orang lain juga melakukannya

meskipun mereka belum saling mengenal dekat satu sama lain. Selain itu, karena

35

adanya keinginan untuk dapat diterima oleh kelompok maupun untuk mengindari

hukuman dari kelompoknya, maka agresivitasnya akan tinggi. Sehingga

konformitas yang ada dalam diri seseorang mampu mempengaruhi agresivitas yang

ada dalam dirinya.

Kemudian, ketika seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, maka

tingkat agresivitasnya akan rendah. Hal ini dikarenakan agama mengajarkan

umatnya untuk melakukan kebaikan, seperti saling tolong menolong antar sesama

umat manusia, tidak bertindak kasar kepada orang lain, sopan santun terhadap orang

yang usianya lebih tua, sabar dalam arti mampu mengendalikan emosi ketika

mendapat stimulus yang tidak menyenangkan dari lingkungan, dan lain sebagainya.

Ketika seseorang yakin terhadap ajaran agamanya tersebut, maka individu tersebut

akan melaksanakan kebaikan-kebaikan dan akan berusaha untuk menghindari

perbuatan-perbuatan yang buruk, maka agresivitasnya akan rendah. Dengan

demikian akan mempengaruhi agresivitas yaitu mengurangi tingkat agresivitas

yang ada di dalam diri seseorang.

Pelepasan moral merupakan proses sosio-kognitif di mana individu mampu

melakukan tindakan yang mengerikan terhadap orang lain Ketika seseorang

menganggap bahwa orang lain bukan hal yang salah, maka agresinya akan tinggi.

Dengan demikian, diduga semakin tinggi pelepasan moral seseorang, maka akan

semakin tinggi agresivitasnya. Sebaliknya, semakin rendah pelepasan moral

seseorang, maka akan rendah juga agresivitasnya.

36

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat diduga bahwa

kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral memiliki kontribusi

terhadap agresivitas seseorang. Jika digambarkan pada sebuah bagan, maka

kerangka berpikirnya akan terlihat sebagai berikut :

37

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Konformitas

Compliance

Conversion

Pelepasan

Moral

Cognitive

Restructuring

Minimizing

Agency

Distortion of

Negative

Consequences

Agresivitas

Kontrol Diri

Religiusitas

Blaming /

Dehumanizing

the Victim

38

2.7 Hipotesis Penelitian

2.7.1 Hipotesis Mayor

Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel kontrol diri, konformitas,

religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.

2.7.2 Hipotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel kontrol diri terhadap agresivitas

suporter sepak bola.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi compliance pada konformitas

terhadap agresivitas suporter sepak bola.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi conversion pada konformitas

terhadap agresivitas suporter sepak bola.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel religiusitas terhadap agresivitas

suporter sepak bola.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi cognitive restructuring pada

pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi minimizing agency pada pelepasan

moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi distortion of negative

consequences pada pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi blaming / dehumanizing the victim

pada pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas tentang metode penelitian yang terdiri dari populasi, sampel,

teknik pengambilan sampel, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional

variabel, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, uji validitas

konstruk, teknik analisis data dan prosedur penelitian.

2.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah suporter sepak bola yang tinggal di Jakarta.

Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui secara pasti. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 200 orang yang ditetapkan dengan

teknik non probability sampling (purposive sampling). Adapun karakteristik

sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Suporter laki-laki atau perempuan dari klub sepak bola tertentu.

2. Remaja – dewasa.

3. Beragama Islam.

4. Menonton pertandingan secara langsung minimal sebanyak 3 kali dalam

6 bulan terakhir.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel dengan kriteria suporter

bola remaja - dewasa dikarenakan ketika di lapangan pertandingan (lingkungan

massal), tidak hanya remaja yang dapat bertindak agresif, tetapi orang dewasa juga

memiliki kemungkinan untuk bertindak agresif dan agresivitas yang akan dilihat

40

berdasarkan agresivitas yang muncul pada saat menonton pertandingan secara

langsung di lapangan.

Penulis menggunakan google-form sebagai alat untuk menyebar kuesioner.

Penulis membagikan link kuesioner kepada beberapa agen suporter yang tergabung

dalam group untuk mereka bantu sebar link tersebut ke groupnya. Selain itu, penulis

juga membagikan link kuesioner kepada teman-teman lain untuk mereka bantu

sebar link tersebut melalui media sosial masing-masing. Sampel yang terjangkau

sebanyak 232 responden tetapi hanya 200 jawaban responden yang diolah karena

responden lainnya yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Dependent Variable: Agresivitas

2. Independent Variable:

a) Kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol

keputusan)

b) Konformitas (compliance dan conversion)

c) Religiusitas (Iman, Islam, Ihsan)

d) Pelepasan moral (cognitive restructuring, minimizing

agency, distortion of negative consequences, blaming /

dehumanizing the victim).

41

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Agresivitas merupakan perilaku atau kecenderungan perilaku yang

disengaja untuk menyerang orang lain, baik secara fisik maupun

verbal untuk mengekspresikan perasaan negatifnya seperti

kemarahan dan permusuhan. Agresivitas dalam penelitian ini diukur

menggunakan adaptasi dari alat ukur The Aggression Questionnaire

yang dikembangkan oleh Buss & Perry (1992). Alat ukur tersebut

mengukur agresivitas yang terdiri dari 4 faktor yaitu agresi fisik,

agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan dengan jumlah 29 item.

2. Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan

perilaku, kognitif, dan keputusan. Kemudian, kontrol diri dalam

penelitian ini diukur menggunakan instrumen yang telah

dikembangkan dan digunakan oleh Serena (2015) berdasarkan teori

Averill (1973) yang mencakup 3 aspek yaitu kontrol perilaku,

kontrol kognitif, dan kontrol keputusan dengan jumlah 16 item.

3. Konformitas merupakan perilaku hasil dari norma maupun aturan

dari orang lain. Pengukuran konformitas dalam penelitian ini

menggunakan instrumen yang telah dikembangkan dan digunakan

oleh Prana (2016) berdasarkan teori Wiggins, Wiggins, dan Zanden

(1994) yang mencakup 2 aspek yaitu compliance dan conversion

dengan jumlah 17 item.

42

4. Religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan (tarqat)

antara Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai

salah satu ciptaan-Nya yang mencakup semua amalan, kepercayaan,

dan diri seorang Muslim. Selanjutnya, religiusitas dalam penelitian

ini diukur menggunakan modifikasi dari alat ukur IIUM Religiosity

Scale (IIUMReLS) yang dikembangkan oleh Mahudin, et. al (2016)

yang mencakup 3 aspek yaitu Iman, Islam, dan Ihsan dengan jumlah

15 item.

5. Pelepasan moral adalah penggunaan mekanisme kognitif di mana

individu mampu membuat keputuan tidak etis karena proses regulasi

diri moral tidak aktif. Pengukuran pelepasan moral dalam penelitian

ini menggunakan modifikasi alat ukur yang dikembangkan oleh

Hymel, et. al (2005) berdasarkan teori moral disengagement

Bandura (2002) yang mencakup 4 aspek yaitu cognitive

restructuring, minimizing agency, distortion of negative

consequences, dan blaming dehumanizing dengan jumlah 18 item.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik pengumpulan data

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur dari masing-masing variabel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner.

Kemudian, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan model skala Likert. Pernyataan atau item dibuat dengan dua kategori

yaitu pernyataan positif (favorable) dan (unfavorable). Untuk pernyataan

43

favorable, skor tertinggi diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Setuju” dan skor

terendah diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Tidak Setuju”. Kemudian

sebaliknya, untuk pernyataan unfavorable, skor tertinggi diberikan pada pilihan

jawaban “Sangat Tidak Setuju” dan skor terendah diberikan pada pilihan jawaban

“Sangat Setuju”.

Tabel 3.1

Skala Likert

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala dan kuesioner yang terdir dari:

1. Isian biodata subjek penelitian: Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai

biodata responden seperti nama / inisial, usia, jenis kelamin, nomor HP,

group sepak bola favorit, dan jumlah menonton pertandingan sepak bola

Nasional secara langsung sebanyak 3 kali dalam 6 bulan terakhir.

2. Skala Agresivitas

Dalam penelitian ini, skala agresivitas diperoleh dari alat ukur yang disusun

oleh penulis dengan mengadaptasi skala agresivitas Buss & Perry (1992)

yang terdiri dari 29 item. Agresivitas yang diukur berdasarkan bentuk-

bentuk yaitu agresi fisik (physical agrression), agresi verbal (verbal

aggression), kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility).

44

Tabel 3.2

Tabel Blue Print Skala Agresivitas Buss & Perry

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Agresi fisik

(Physical

aggression)

Memukul orang

lain

Menyerang orang

lain secara fisik

Merusak fasilitas

2, 3, 10

1, 4, 6, 8

19

7 4

4

1

2 Agresi verbal

(Verbal

aggression)

Memiliki sifat

argumentatif

Membalas

ucapan orang

lain secara

agresif

5, 11, 13,

27

12

4

1

3 Kemarahan

(Anger) Mudah marah

Tempramen

24, 9, 20,

21

16, 17,

18 5

2

4 Permusuhan

(Hostility) Menunjukkan

rasa iri hati

Merasa curiga

pada orang lain

Merasa

kehidupan yang

dialami tidak

adil

22, 15

26, 14, 28,

29

23, 25

2

4

2

Jumlah 29

3. Skala Kontrol Diri

Dalam penelitian ini, skala kontrol diri diperoleh dari alat ukur yang disusun

oleh penulis dengan memodifikasi instrumen kontrol diri yang telah

dikembangkan dan digunakan oleh Serena (2014) berdasarkan teori Averill

(1973) yang terdiri dari 16 item. Kontrol diri yang diukur berdasarkan

aspek-aspek yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan.

45

Tabel 3.3

Tabel Blue Print Skala Kontrol Diri

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Kontrol

perilaku

(Behavior

control)

Mengatur

pelaksanaan

Memodifikasi

stimulus

1, 2

11

10, 12 4

1

2 Kontrol

kognitif

(Cogitive

control)

Memproses

informasi yang

diperoleh

Melakukan

penilaian

13, 16

3, 14, 15

5, 7

2

5

3 Kontrol

keputusan

(Decisional

control)

Mengantisipasi

peristiwa

Mampu memilih

tindakan

4, 8

9

6

2

2

Jumlah 16

4. Skala Konformitas

Dalam penelitian ini, skala konformitas diperoleh dari alat ukur yang

disusun oleh penulis dengan memodifikasi instrumen konformitas yang

telah dikembangkan dan digunakan oleh Choirunnisha Mega Prana (2016)

berdasarkan teori Wiggin, Wiggins, dan Zanden (1994) yang terdiri dari 17

item. Konformitas yang diukur berdasarkan aspek-aspek yaitu compliance

dan conversion.

46

Tabel 3.4

Tabel Blue Print Skala Konformitas

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Compliance Berperilaku sesuai

dengan harapan

kelompok.

Berperilaku intuk

mendapatkan reward

/ menghindari

punishment.

Tidak menyetujui

perilaku tertentu.

4, 9, 7

1, 11,

16

14, 5

3

3

2

2 Conversion /

internalization Mengikuti perilaku

kelompoknya karena

menganggap benar

apa yang

kelompoknya

lakukan dan sesuai

dengan keinginnnya.

2, 6,

8, 10,

12,

13,

15, 17

3 9

Jumlah 17

5. Skala Religiusitas

Dalam penelitian ini, skala religiusitas diperoleh dari alat ukur yang disusun

oleh penulis dengan memodifikasi skala religiusitas Mahudin (2016) yang

terdiri dari 15 item. Religiusitas yang diukur berdasarkan aspek-aspek yaitu

Iman, Islam, dan Ihsan.

47

Tabel 3.5

Tabel Blue Print Skala Religiusitas

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Islam Mengerjakan semua

perintah Allah atau

melakukan aktivitas

sesuai ajaran agama

Islam

1, 2, 3 4, 5 5

2 Iman Mempelajari dan

memahami tentang

Tuhan

6, 7, 9 8, 10 5

3 Ihsan Mengaktualisasikan

sifat kebajikan

11, 12, 13 14, 15 5

Jumlah 15

6. Pelepasan moral

Dalam penelitian ini, skala pelepasan moral diperoleh dari alat ukur yang

disusun oleh penulis dengan memodifikasi skala pelepasan moral Hymel,

et. al (2005) berdasarkan teori Bandura (2002) yang terdiri dari 18 item.

Pelepasan moral yang diukur berdasarkan aspek-aspek yaitu cognitive

restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences, dan

blaming / dehumanizing the victim.

48

Tabel 3.6

Tabel Blue Print Skala Pelepasan Moral

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1. Cognitive

restructuring Mewajarkan mencela

orang lain.

Mewajarkan berkelahi.

Mewajarkan bersikap

kasar.

1

3, 5

4

2

1

3

1

2. Minimizing

agency Menyerahkan tanggung

jawab kepada orang lain

6, 8 7 3

3. Distortion of

negative

consequences

Meremehkan perilaku

agresif.

Merasionalkan alasan

untuk berperilaku agresif.

9, 11

10, 12

2

2

4. Blaming /

dehumanizing

the victim

Menyalahkan orang lain

atas perilaku agresif.

13, 14,

15, 16,

17, 18

6

Jumlah 18

3.4 Uji Validitas Konstruk

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Agresivitas

Peneliti menguji apakah 29 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur agresivitas. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 1927.27, df = 377, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.144. Sehingga peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 246.19, df = 257, P-value = 0.67516,

RMSEA = 0.000. Artinya model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item

hanya mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas.

49

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak

yang dilihat dalam pengujian CFA. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor. Apabila nilai t > 1.96, artinya item tersebut

signifikan dalam mengukur faktor yang hendak diukur. Sedangkan jika nilai t <

1.96, item tersebut tidak signifikan dan perlu di drop atau dihilangkan. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item-item agresivitas dijelaskan pada tabel 3.7

sebagai berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item agresivitas

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.36 0.04 10.03 √

2 0.50 0.03 16.22 √

3 0.45 0.03 14.61 √

4 0.59 0.03 19.13 √

5 -0.02 0.03 -0.73 X

6 0.41 0.03 14.25 √

7 0.44 0.03 13.14 √

8 0.58 0.03 17.36 √

9 0.71 0.03 25.43 √

10 0.24 0.03 7.66 √

11 0.40 0.03 13.56 √

12 0.66 0.03 21.82 √

13 0.48 0.03 16.15 √

14 0.36 0.03 11.52 √

15 0.38 0.03 11.43 √

16 0.69 0.03 21.34 √

17 0.70 0.03 21.69 √

18 0.60 0.03 18.67 √

19 0.64 0.03 19.98 √

20 0.61 0.03 19.81 √

21 0.74 0.03 22.51 √

22 0.45 0.03 13.86 √

23 0.49 0.03 15.85 √

24 0.75 0.03 23.05 √

25 0.43 0.04 11.27 √

26 0.39 0.03 11.55 √

27 0.37 0.03 11.92 √

28 0.44 0.03 13.88 √

29 0.40 0.03 12.15 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

50

Pada tabel 3.7, terdapat satu item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal ini

berarti bahwa dari dua puluh sembilan item agresivitas terdapat satu item yang

harus di-drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kontrol Diri

Peneliti menguji apakah enam belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel kontrol diri. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 693.19, df = 104, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.169. Sehingga

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 80.68,

df = 65, P-value = 0.09089, RMSEA = 0.035. Artinya model satu faktor dapat

diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu kontrol diri.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item kontrol diri dijelaskan pada tabel

3.8 sebagai berikut:

51

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Kontrol Diri

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.53 0.07 7.72 √

2 0.74 0.06 12.13 √

3 0.23 0.07 3.22 √

4 0.56 0.07 8.19 √

5 -0.64 0.06 -9.87 X

6 -0.69 0.07 -10.13 X

7 -0.79 0.06 -13.46 X

8 0.75 0.07 11.40 √

9 0.70 0.07 10.45 √

10 -0.55 0.07 -8.30 X

11 0.50 0.07 7.35 √

12 -0.53 0.07 -7.69 X

13 0.66 0.06 10.32 √

14 0.45 0.07 6.58 √

15 0.73 0.06 11.40 √

16 0.77 0.06 12.48 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.8, terdapat lima item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal ini

berarti bahwa dari enam belas item kontrol diri terdapat lima item yang harus di-

drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Konformitas

3.4.3.1 Uji Validitas Dimensi Compliance

Peneliti menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel compliance. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 170.90, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.195. Sehingga

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 13.70,

52

df = 10, P-value = 0.18705, RMSEA = 0.043. Artinya model satu faktor dapat

diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu compliance.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item compliance dijelaskan pada tabel

3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item compliance

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.57 0.07 8.40 √

2 0.73 0.07 10.30 √

3 0.53 0.08 6.29 √

4 0.61 0.07 9.26 √

5 0.30 0.07 4.17 √

6 0.90 0.06 13.88 √

7 0.49 0.08 6.45 √

8 0.71 0.06 10.94 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.9, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya

3.4.3.2 Uji Validitas Dimensi Conversion

Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel conversion. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 274.20, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.214. Sehingga

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 17.57,

53

df = 12, P-value = 0.12934, RMSEA = 0.048. Artinya model satu faktor dapat

diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu conversion.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item conversion dijelaskan pada tabel

3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item conversion

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.17 0.07 2.54 √

2 -0.42 0.11 -3.89 X

3 0.53 0.08 6.55 √

4 -0.10 0.07 -1.52 X

5 -0.07 0.07 -1.06 X

6 0.48 0.08 6.01 √

7 0.00 0.07 -0.03 X

8 0.09 0.07 1.27 X

9 0.95 0.11 8.65 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.10, terdapat lima item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal

ini berarti bahwa dari sembilan item conversion terdapat lima item yang harus di-

drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Religiusitas

Peneliti menguji apakah lima belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel religiusitas. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 854.99, df = 90, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.207. Sehingga

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 52.03,

54

df = 38, P-value = 0.06422, RMSEA = 0.043. Artinya model satu faktor dapat

diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu religiuistas.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item religiusitas dijelaskan pada tabel

3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Religiusitas

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.85 0.06 14.03 √

2 0.61 0.07 8.46 √

3 0.73 0.06 11.75 √

4 -0.83 0.06 -13.63 X

5 -0.33 0.08 -4.40 X

6 0.76 0.06 12.72 √

7 0.77 0.06 12.86 √

8 -0.08 0.08 -1.09 X

9 0.73 0.06 11.59 √

10 -0.50 0.07 -7.27 X

11 0.30 0.08 4.00 √

12 0.25 0.07 3.57 √

13 0.69 0.06 11.12 √

14 -0.45 0.07 -6.40 X

15 -0.57 0.06 -8.78 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.11, terdapat enam item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal

ini berarti bahwa dari lima belas item religiusitas terdapat satu enam item yang

harus di-drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya

3.4.5 Uji Validitas Konstruk Pelepasan Moral

3.4.5.1 Uji Validitas Dimensi Cognitive Restructuring

Peneliti menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya seluruh

item benar-benar hanya mengukur variabel cognitive restructuring. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 21.37, df = 5, P-value = 0.00069, RMSEA = 0.128. Sehingga peneliti

55

melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.90, df

= 3, P-value = 0.40783, RMSEA = 0.000. Artinya model satu faktor dapat diterima,

di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu cognitive restructuring.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item cogniive restructuring dijelaskan

pada tabel 3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Cognitive Restructuring

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.59 0.07 8.68 √

2 0.61 0.07 8.81 √

3 0.89 0.06 14.11 √

4 0.68 0.08 8.86 √

5 0.77 0.06 12.00 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.12, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya

3.4.5.2 Uji Validitas Dimensi Minimizing Agency

Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya seluruh

item benar-benar hanya mengukur variabel minimizing agency. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata langsung fit

dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000. Artinya

model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor

56

saja yaitu minimizing agency. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item

minimizing agency dijelaskan pada tabel 3.13 sebagai berikut:

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Minimizing Agency

Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan

1 0.70 0.21 3.42 √

2 0.34 0.12 2.90 √

3 0.37 0.12 2.99 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.13, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

dari tiga item minimizing agency tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan

dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya.

3.4.5.3 Uji Validitas Dimensi Distortion Of Negative Consequences

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel distortion of negative

consequences. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata langsung fit dengan Chi-Square = 2.93, df = 2, P-value = 0.23160,

RMSEA = 0.048. Artinya model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item

hanya mengukur satu faktor saja yaitu distortion of negative consequences. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item-item distortion of negative consequences

dijelaskan pada tabel 3.14 sebagai berikut:

57

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Distortion Of Negative Consequences

Item Faktor Loading Standar Error T-value Signifikan

1 0.49 0.07 6.61 √

2 0.77 0.07 11.11 √

3 0.63 0.07 8.79 √

4 0.78 0.07 11.20 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.14, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya

3.4.5.4 Uji Validitas Dimensi Blaming / Dehumanizing The Victim

Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel blaming / dehumanizing the

victim. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 96.34, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA

= 0.221. Sehingga peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 3.77, df = 4, P-value = 0.43736, RMSEA = 0.000. Artinya

model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor

saja yaitu blaming / dehumanizing the victim. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item-item blaming / dehumanizing the victim dijelaskan pada tabel 3.15

sebagai berikut:

58

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Blaming / Dehumanizing The Victim

Item Faktor Loading Standar Error T-value Signifikan

1 0.54 0.07 7.64 √

2 1.06 0.07 14.64 √

3 0.69 0.07 9.74 √

4 0.35 0.07 5.27 √

5 0.79 0.08 9.62 √

6 0.33 0.06 5.09 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.15, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh

kontrol diri, konformitas, dan religiusitas terhadap agresivitas pada supporter sepak

bola. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam mengolah data adalah

multiple regression analysis atau analisis regresi berganda. Analisis regresi

berganda merupakan analisis regresi dengan satu variabel dependen dan lebih dari

satu variabel independen. Rumus regresi berganda pada penelitian ini adalah:

Y = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑏5𝑋5 + 𝑏6𝑋6 + 𝑏7𝑋7 + 𝑏8𝑋8 + 𝑏9𝑋9

+ 𝑏10𝑋10 + e

Keterangan :

Y = Nilai prediksi Y (Agresivitas)

a = Intercept (kostan)

b = Koefisien regresi

𝑋1 = Kontrol Perilaku dari kontrol diri

59

𝑋2 = Kontrol Kognitif dari kontrol diri

𝑋3 = Kontrol keputusan dari kontrol diri

𝑋4 = Compliance dari konformitas

𝑋5 = Conversion dari konformitas

𝑋6 = Iman dari religiusitas

𝑋7 = Islam dari religiusitas

𝑋8 = Ihsan dari religiusitas

𝑋9 = Cognitive restructuring dari pelepasan moral

𝑋10 = Minimizing agency dari pelepasan moral

𝑋11 = Distortion of negative consequences dari pelepasan moral

𝑋12 = Blaming / dehumanizing the victim dari pelepasan moral

Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa pengujian

berikut:

1. 𝑅2 (Koefisien Determinasi)

Nilai 𝑅2 menunjukkan besarnya proporsi pengaruh independent variable terhadap

dependent variable. Dalam melihat proporsi, 𝑅2 dikalikan dengan 100% sehingga

didapatkan nilai proporsi pengaruh dalam bentuk persen. Sisa dari persentasi 𝑅2

merupakan faktor lain yang mempengaruhi dependent variable yang tidak diuji

dalam penelitian ini. Tabel model summary dalam SPSS juga menunjukkan nilai

Standart Error of Estimate dimana semakin kecil nilai SEE, maka model regresi

semakin tepat dalam memprediksi dependent variable. Nilai 𝑅2 diperoleh dari

rumus berikut:

𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

60

2. Uji F

Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikasi (sig.). Nilai Sig <

0.05 menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable secara simultan

memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig < 0.05 juga

menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (𝑅2) signifikan. Rumus dalam

perhitungan nilai F sebagai berikut:

F = 𝑅2/𝑘

(1−𝑅2)/(𝑁−𝑘−1)

K merupakan jumlah IV dan N merupakan jumlah sampel.

3. Uji t

Interpretasi koefisen parameter independent variable dapat dilakukan dengan

menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coeffiecients.

Nilai koefisien yang didapatkan dari masing-masing dimensi pada variabel

menunjukkan arah hubungan serta besaran koefisien masing-masing dimensi pada

model regresi. Adapun terdapat nilai signifikansi untuk mengetahui apakah masing-

masing dimensi berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable. Uji t

dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t = 𝑏

𝑆𝑏

Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard error

dari b.

61

3.6 Prosedur penelitian

Terdapat beberapa prosedur dalam melakukan penelitian ini, diantaranya yaitu:

1. Mencari fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sosial yang

menarik untuk dijadikan latar belakang penelitian.

2. Setelah memperoleh fenomena, kemudian merumuskan masalah

penelitian yang akan dijadikan topik dalam penelitian ini.

3. Melakukan studi pustaka untuk menentukan variabel-variabel yang akan

diteliti yang sesuai dengan fenomenana yang dijadikan latar belakang

dalam penelitian ini, serta faktor-faktor yang mempengaruhi variabel

terikat.

4. Menentukan populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini.

5. Menentukan dan mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan yang

sesuai dengan teori yang digunakan. Setelah menentukan alat ukur yang

sesuai, peneliti menerjemahkan dan memodifikasi alat ukur baku yang

digunakan dalam penelitian. Kemudian peneliti meminta expert

judgment yaitu dosen pembimbingan untuk mengecek dan menentukan

apakah pengklasifikasian item-item sudah tepat berdasarjan teori yang

dugunakan.

6. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian,

kemudian membuat google-form sebagai alat yang digunakan untuk

menyebar kuesioner. Setelah itu, menyebarkan link google-form kepada

62

beberapa agen suporter yang tergabung dalam group dan menitipkan

kepada teman-teman yang lain untuk dibantu dalam menyebar kuesioner.

7. Setelah data diperoleh, peneliti melakukan skoring terhadap hasil data

yang telah diperoleh. Kemudian peneliti melakukan analisis data

menggunakan metode statistik. Setelah itu, peneliti melakukan

interpretasi, membuat kesimpulan, dan membahas hasil yang diperoleh

melalui analisis statistik berdasarkan teori yang digunakan sebagai

acuan.

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada bagian ini, peneliti memaparkan gambaran data responden seperti usia, jenis

kelamin, dan frekuensi menonton pertandingan. Subjek dalam penelitian ini adalah

200 suporter sepak bola yang bertempat tinggal di Jakarta. Berikut ini merupakan

gambaran responden secara keseluruhan

Tabel 4.1

Gambaran umum subjek penelitian

Usia Frekuensi Pesentase (%)

16 – 19 73 36.5%

20 – 23 108 54%

24 – 27 19 9.5%

Jenis kelamin %

Laki-laki 193 96.5%

Perempuan 7 3.5%

Frekuensi menonton

dalam 6 bulan terakhir

%

3 – 5 kali 115 57.5%

6 – 10 kali 68 34%

> 10 kali 17 8.5%

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pada rentang usia 16 – 19 tahun

berjumlah 73 orang atau sebanyak 36.5%, rentang usia 20 - 23 tahun berjumlah 108

orang atau sebanyak 54%, dan rentang usia 24 – 27 tahun berjumlah 19 orang atau

sebanyak 9.5%. Kemudian, responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah

193 orang atau sebanyak 96.5% dan perempuan berjumlah 7 orang atau sebanyak

3.5%. Selanjutnya, responden dengan frekuensi menonton pertandingan sepak bola

64

sebanyak 3 -5 kali berjumlah 115 orang atau 57.5%, 6 – 10 kali berjumlah 68 orang

atau 34%, dan lebih dari 10 kali berjumlah 17 orang atau 8.5%.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum, mean,

standar deviasi, serta kategorisasi tinggi dan rendah skor variabel penelitian. Nilai

mean akan digunakan untuk menentukan kategorisasi skor variabel penelitian.

Deskripsi data penelitian disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Statistik deksriptif variabel penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AGRESIVITAS 200 22,73 77,45 50,0000 9,49321

KONTROL_DIRI 200 21,34 68,82 50,0000 9,05341

COMPLIANCE 200 30,90 74,34 50,0000 8,91668

CONVERSION 200 19,94 66,93 50,0000 8,43399

RELIGIUSITAS 200 28,83 62,83 50,0000 9,65461

COGNITIVE_RESTRUCTUR

ING 200 37,48 80,07 50,0000 8,91910

MINIMIZING_AGENCY 200 22,93 60,70 50,0000 6,43144

DONC 200 37,22 74,66 50,0000 8,52805

BLAMING 200 35,31 72,12 50,0000 9,04538

Valid N (listwise) 200

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah

200 orang. Nilai mean pada penelitian ini dibuat konstan pada angka 50 dengan

tujuan untuk menghilangkan skor negatif pada data. Variabel agresivitas memiliki

nilai minimum sebesar 22.73 dan nilai maksimum sebesar 77.45. Variabel kontrol

diri memiliki nilai minimum sebesar 21.34 dan nilai maksimum sebesar 68.82.

Variabel compliance memiliki nilai minimum sebesar 30.90 dan nilai maksimum

65

sebesar 74.34. Variabel conversion memiliki nilai minimum sebesar 19.94 dan nilai

maksimum sebesar 66.93. Variabel religiusitas memiliki nilai minimum sebesar

28.83 dan nilai maksimum sebesar 62.83. Variabel cognitive restructuring memiliki

nilai minimum sebesar 37.48 dan nilai maksimum sebesar 62.83. Variabel

minimizing agency memiliki nilai minimum sebesar 22.93 dan nilai maksimum

sebesar 60.70. Variabel distortion of negative consequences memiliki nilai

minimum sebesar 37.22 dan nilai maksimum sebesar 74.66. Variabel

blaming/dehumanizing the victim memiliki nilai minimum sebesar 35.31 dan nilai

maksimum sebesar 72.12. Dapat diketahui dan disimpulkan bahwa variabel

conversion memiliki nilai minimum terendah dibandingkan dengan variabel

lainnya. Variabel cognitive restructuring memiliki nilai maksimum tertinggi

dibandingkan dengan variabel lainnya.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur.

Kategorisasi skor variabel dilakukan dengan menggunakan norma tertentu.

Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari setiap variabel. Penelitian ini

menggunakan norma rendah, sedang, dan tinngi seperti yang tercantum pada tabel

4.3 sebagai berikut:

66

Tabel 4.3

Norma skor variabel

Kategori Rumus

Rendah X < (M – 1SD)

Tinggi X > (M + 1SD)

Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah norma kategorisasi tersebut

didapatkan adalah dengan melakukan kategorisasi skor variabel penelitian dan

menjelaskan perolehan nilai presentase kategorisasi untuk variabel agresivitas,

kontrol diri, compliance, conversion, religiusitas, cognitive restructuring,

minimizing agency, distortion of negative consequences, dan

blaming/dehumanizing the victim pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi skor variabel penelitian

Variabel Frekuensi

Rendah Tinggi Agresivitas 97 (48.5%) 103 (51.5%) Kontrol diri 106 (53.0%) 94 (47.0%) Compliance 94 (47.0%) 106 (53.0%) Conversion 74 (37.0%) 126 (63.0%) Religiusitas 123 (61.5%) 77 (38.5%) Cognitive restructuring 94 (47.0%) 106 (53.0%) Minimizing agency 124 (62.0%) 76 (38.0%) Distortion of negative consequences

104 (52.0%) 96 (48.0%)

Blaming 104 (52.0%) 96 (48.0%)

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini variabel

agresivitas memiliki skor tinggi berjumlah 103 orang atau 51.5% dan skor rendah

berjumlah 97 orang atau 48.5%, skor cenderung lebih tinggi. Dapat disimpulkan

bahwa tingkat agresivitas dari seluruh responden cenderung lebih tinggi.

67

Variabel kontrol diri memiliki skor tinggi berjumlah 94 orang atau 47.0%

dan skor rendah berjumlah 106 orang atau 53.0%, skor cenderung lebih rendah.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat kontrol diri dari seluruh responden cenderung

lebih rendah.

Variabel compliance memiliki skor tinggi berjumlah 106 orang atau 53.0%

dan skor rendah berjumlah 94 orang atau 47.0%, skor cenderung lebih tinggi. Dapat

disimpulkan bahwa tingkat compliance dari seluruh responden cenderung lebih

tinggi.

Variabel conversion memiliki skor tinggi berjumlah 126 orang atau 63.0%

dan skor rendah berjumlah 74 orang atau 37.0%, skor cenderung tinggi. Dapat

disimpulkan bahwa tingkat conversion dari seluruh responden cenderung lebih

tinggi.

Variabel religiusitas memiliki skor tinggi berjumlah 77 orang atau 38.5%

dan skor rendah berjumlah 123 orang atau 61.5%, skor cenderung lebih rendah.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat religiusitas dari seluruh responden cenderung

lebih rendah.

Variabel cognitive restructuring memiliki skor tinggi berjumlah 106 orang

atau 53.0% dan skor rendah berjumlah 94 orang atau 47.0%, skor cenderung lebih

tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat cognitive restructuring dari seluruh

responden cenderung lebih tinggi.

Variabel minimizing agency memiliki skor tinggi berjumlah 76 orang atau

38.0% dan skor rendah berjumlah 124 orang atau 62.0%, skor cenderung lebih

68

rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat minimizing agency dari seluruh

responden cenderung lebih rendah.

Variabel distortion of negative consequences memiliki skor tinggi

berjumlah 96 orang atau 48.0% dan skor rendah berjumlah 104 orang atau 52.0%,

skor cenderung lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat distortion of

negative consequences dari seluruh responden cenderung lebih rendah.

Variabel blaming/dehumanizing the victim memiliki skor tinggi berjumlah

96 orang atau 48.0% dan skor rendah berjumlah 104 orang atau 52.0%, skor

cenderung lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat blaming/dehumanizing

the victim dari seluruh responden cenderung lebih rendah.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Uji hipotesis berguna untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap DV

dalam penelitian ini, analisisnya digunakan dengan menggunakan teknik Multiple

Regression Analysis dengan menggunakan software SPSS v.23. Dalam melakukan

analisis regresi, mengukur 3 hal yaitu besaran R-Square untuk mengetahui seberapa

besar varian DV dijelaskan oleh IV. Kedua, melihat keseluruhan IV berpengaruh

secara signifikan terhadap DV. Terakhir, melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing IV. Tabel di bawah melihat besaran R-Square untuk

mengetahui berapa varians DV yang dapat dijelaskan oleh IV. Tabel R-Square

dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

69

Tabel 4.5

R-Square

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,553a ,305 ,276 8,07570 ,305 10,499 8 191 ,000

a. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan nilai R-Square dalam penelitian ini

sebesar 0.305 atau 30.5%. Artinya, proporsi pengaruh variabel kontrol diri,

konformitas (compliance dan conversion), religiusitas, dan pelepasan moral

(cogntive restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences,

blaming/dehumanizing the victim) adalah sebesar 30.5% sedangkan 69.5% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua, peneliti

melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh independent variable kontrol

diri, konformitas, religiusitas, dan moral disengagement memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dependent variable yaitu agresivitas. Adapun hasil uji F dapat

dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Anova Signifikansi Pengaruh Seluruh Independent Variable Terhadap

Dependent Variable

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5477,646 8 684,706 10,499 ,000b

Residual 12456,432 191 65,217

Total 17934,078 199

a. Dependent Variable: AGRESIVITAS

70

b. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC

Berdasarkan uji F pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari

keseluruhan independent variable terhadap dependent variable sebesar 0.000.

Adapun nilai Sig.<0.05 menunjukkan bahwa pengaruh yang ada signifikan.

Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel kontrol diri, konformitas,

religiusitas, dan moral disengagement terhadap agresivitas.

Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah dengan melihat nilai

koefisien regresi tiap independent variable. Jika nilai Sig.<0.05, maka koefisien

regresi tersebut signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa independent variable

memiliki dampak yang signifikan terhadap dependent variable. Adapun analisis

nilai koefisien regresi pada tiap variabel penelitian ditampilkan pada tabel 4.7

sebagai berikut:

71

Tabel 4.7

Koefisien regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 15,822 8,827 1,793 ,075

KONTROL_DIRI -,068 ,076 -,064 -,887 ,376

COMPLIANCE ,184 ,075 ,172 2,459 ,015*

CONVERSION ,068 ,071 ,061 ,958 ,340

RELIGIUSITAS -,023 ,070 -,024 -,335 ,738

COGNITIVE_RESTRUCTURING ,137 ,091 ,129 1,506 ,134

MINIMIZING_AGENCY ,010 ,092 ,007 ,106 ,916

DONC ,185 ,101 ,167 1,832 ,068

BLAMING ,190 ,087 ,181 2,192 ,030*

a. Dependent Variable: AGRESIVITAS

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, dapat disimpulkan persamaan regresi

sebagai berikut:

Agresivitas = 15.822 – 0.068 Kontrol Diri + 0.184 Compliance + 0.068

Conversion – 0.023 Religiusitas + 0.137 Cognitive Restructuring + 0.010

Minimizing Agency + 0.185 Distortion Of Negative Consequences + 0.190

Blaming/dehumanizing the victim.

Untuk melihat apakah signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan dapat dilihat pada nilai Sig. pada kolom di atas. Apabila Sig.<0.05, maka

pengaruh koefisien regresi yang dihasilkan bernilai signifikan terhadap agresivitas

dan begitupun sebaliknya. Pada tabel 4.7, terdapat dua koefisien regresi yang

signifikan yaitu compliance dan blaming. Adapun variabel lainnya menghasilkan

72

koefisien regresi yang tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh pada masing-masing independent variable adalah sebagai berikut:

1. Variabel kontrol diri

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.064 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.376 (Sig>0.05), yang berarti bahwa kontrol diri secara negatif

tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai koefisien regresi

sebesar -0.064, hal ini menunjukkan kecenderungan kontrol diri yang tinggi

akan diikuti dengan agresivitas yang rendah. Hanya saja pengaruh tersebut

tidak signifikan.

2. Variabel konformitas dimensi compliance

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.172 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.015 (Sig<0.05), yang berarti bahwa compliance secara positif

memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi

compliance, maka semakin tinggi juga agresivitas.

3. Variabel konformitas dimensi conversion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.061 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.340 (Sig>0.05), yang berarti bahwa conversion secara positif tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai koefisien regresi

sebesar 0.061, hal ini menunjukkan kecenderungan conversion yang tinggi

akan diikuti dengan agresivitas yang tinggi. Hanya saja pengaruh tersebut

tidak signifikan.

4. Variabel religiusitas

73

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.024 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.738 (Sig>0.05), yang berarti bahwa religiusitas secara negatif

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai koefisien

regresi sebesar -0.024, hal ini menunjukkan kecenderungan religiusitas

yang tinggi akan diikuti dengan agresivitas yang rendah. Hanya saja

pengaruh tersebut tidak signifikan.

5. Variabel pelepasan moral dimensi cognitive restructuring

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.129 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.134 (Sig>0.05), yang berarti bahwa cognitive restructuring secara

positif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai

koefisien regresi sebesar 0.129, hal ini menunjukkan kecenderungan

cognitive restructuring yang tinggi akan diikuti dengan agresivitas yang

tinggi. Hanya saja pengaruh tersebut tidak signifikan.

6. Variabel pelepasan moral dimensi minimizing agency

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.916 (Sig>0.05), yang berarti bahwa minimizing agency secara

positif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai

koefisien regresi sebesar 0.007, hal ini menunjukkan kecenderungan

minimizing agency yang tinggi akan diikuti dengan agresivitas yang tinggi.

Hanya saja pengaruh tersebut tidak signifikan.

7. Variabel pelepasan moral dimensi distortion of negative consequences

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.167 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.068 (Sig>0.05), yang berarti bahwa distortion of negative

74

consequences secara positif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

agresivitas. Nilai koefisien regresi sebesar 0.167, hal ini menunjukkan

kecenderungan distortion of negative consequences yang tinggi akan diikuti

dengan agresivitas yang rendah. Hanya saja pengaruh tersebut tidak

signifikan.

8. Variabel moral disengagement dimensi blaming/dehumanizing the victim

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.181 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.030 (Sig<0.05), yang berarti bahwa blaming secara positif

memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi

blaming, maka semakin tinggi juga agresivitas.

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui independent variable yang

berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Dalam penelitian ini, independent

variable yang berpengaruh signifikan terhadap agresivitas yaitu compliance dan

blaming.

1.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-masing Independent Variable

terhadap Dependent Variable

Hal selanjutnya yang dilihat dalam analisis regresi adalah proporsi varians dari

masing-masing independent variable (kontrol diri, compliance, conversion,

religiusitas, cognitive restructuring, minimizing agency, distortion of negative

consequences, dan blaming) terhadap dependent variable yaitu agresivitas.

Proporsi varians masing-masing independent variable dilihat dari nilai Sig. F

Change. Apabila Sig. F Change < 0.05, maka sumbangan proporsi varians

75

signifikan. Adapun nilai dari proporsi varians masing-masing independent variable

terdapat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Proporsi Varians Masing-masing Indepedent Variable

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,271a ,073 ,069 9,16108 ,073 15,691 1 198 ,000*

2 ,403b ,162 ,154 8,73410 ,089 20,832 1 197 ,000*

3 ,417c ,174 ,161 8,69360 ,012 2,840 1 196 ,094

4 ,429d ,184 ,168 8,66150 ,010 2,455 1 195 ,119

5 ,505e ,255 ,236 8,29915 ,071 18,400 1 194 ,000*

6 ,506f ,256 ,233 8,31447 ,001 ,286 1 193 ,594

7 ,537g ,288 ,262 8,15530 ,032 8,607 1 192 ,004*

8 ,553h ,305 ,276 8,07570 ,017 4,804 1 191 ,030*

a. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI

b. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE

c. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION

d. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS

e. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING

f. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY

g. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC

h. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC, BLAMING

Berdasarkan tabel 4.8, proporsi varians masing-masing independent variable dan

signifikansinya dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel kontrol diri memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.073

atau 7.3% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel kontrol diri

pengaruhnya signifikan dengan F Change = 15.691, df1 = 1, df2 = 198 dan

Sig. F Change = 0.000 (P Value < 0.05).

2. Variabel compliance memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.089

atau 8.9% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel compliance

76

pengaruhnya signifikan dengan F Change = 20.832, df1 = 1, df2 = 197 dan

Sig. F Change = 0.000 (P Value < 0.05).

3. Variabel conversion memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.012

atau 1.2% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel conversion

pengaruhnya tidak signifikan dengan F Change = 2.840, df1 = 1, df2 = 196

dan Sig. F Change = 0.094 (P Value > 0.05)

4. Variabel religiusitas memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.010

atau 1.0% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel religiusitas

pengaruhnya tidak signifikan dengan F Change = 2.455, df1 = 1, df2 = 195

dan Sig. F Change = 0.119 (P Value > 0.05)

5. Variabel cogntive restructuring memberikan sumbangan proporsi varian

sebesar 0.071 atau 7.1% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel cognitive

restructuring pengaruhnya signifikan dengan F Change = 18.400, df1 = 1,

df2 = 194 dan Sig. F Change = 0.000 (P Value < 0.05)

6. Variabel minimizing agency memberikan sumbangan proporsi varian

sebesar 0.001 atau 0.1% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel

minimizing agency pengaruhnya tidak signifikan dengan F Change = 0.286,

df1 = 1, df2 = 193 dan Sig. F Change = 0.594 (P Value > 0.05)

7. Variabel distortion of negative consequences memberikan sumbangan

proporsi varian sebesar 0.032 atau 3.2% terhadap agresivitas. Sumbangan

variabel distortion of negative consequences pengaruhnya signifikan

dengan F Change = 8.607, df1 = 1 , df2 = 192 dan Sig. F Change = 0.004 (P

Value < 0.05)

77

8. Variabel blaming/dehumanizing the victim memberikan sumbangan

proporsi varian sebesar 0.017 atau 1.7% terhadap agresivitas. Sumbangan

variabel blaming pengaruhnya signifikan dengan F Change = 4.804, df1 =

1, df2 = 191 dan Sig. F Change = 0.030 (P Value < 0.05)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa independent variable yang

signifikan memberikan sumbangan terhadap agresivitas yaitu kontrol diri,

compliance, cognitive restructuring, distortion of negative consequences, dan

blaming.

78

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini

adalah terdapat pengaruh yang signifikan kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan

pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola. Dilihat dari signifikansi

koefisien regresi dari masing-masing independent variable yang telah diuji,

terdapat dua variabel yang secara signifikan mempengaruhi agresivitas suporter

sepak bola yaitu compliance dari variabel konformitas dan blaming/dehumanizing

the victim dari variabel pelepasan moral. Sedangkan variabel kontrol diri,

conversion dari variabel konformitas, variabel religiusitas, serta cognitive

restructuring, minimizing agency, dan distortion of negative consequences dari

variabel pelepasan moral tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas

seseorang.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4, diperoleh hasil yaitu

terdapat pengaruh yang signifikan dari kontrol diri, konformitas (compliance dan

conversion), religiusitas, dan moral disengagement (cognitive restructuring,

minimizing agency, distortion of negative consequences, dan

blaming/dehumanizing the victim) terhadap agresivitas dengan signifikansi sebesar

0.000 dan nilai kontribusi independent variable (IV) terhadap dependent variable

79

(DV) sebesar 0.305 atau 30.5%. Dengan demikian 69.5% lainnya dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

Hasil penelitian berdasarkan koefisien regresi pada masing-masing

independent variable (IV) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dari compliance dan blaming/dehumanizing the victim terhadap agresivitas.

Sedangkan variabel kontrol diri, conversion, religiusitas, cognitive restructuring,

minimizing agency, dan distortion of negative consequences tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

Dalam penelitian ini, variabel kontrol diri memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0.064 dan signifikansi sebesar 0.376 (Sig. > 0.05), variabel kontrol diri

memiliki pengaruh terhadap agresivitas tetapi tidak signifikan. Nilai koefisien

regresi menunjukkan arah negatif, hal ini berarti ada kecenderungan bahwa semakin

tinggi kontrol diri seseorang, maka semakin rendah agresivitas yang dilakukan.

Kontrol diri tidak signifikan berpengaruh, artinya baik orang yang memiliki

kontrol diri tinggi atau rendah bisa menjadi agresif. Hal ini dimungkinkan karena

agresivitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan agresivitas suporter sepak

bola di lapangan pertandingan. Agresivitasnya merupakan perilaku massa yang

lebih dipengaruhi oleh konformitas yang tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas (compliance)

berpengaruh signifikan. Pengaruh signifikan konformitas (compliance) sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilujeng & Meita (2012) yang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari konformitas

80

dengan perilaku agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Selain itu, penelitian ini juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziah & Diana (2015) yang

menunjukkan bahwa konformitas teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek. Artinya semakin tinggi konformitas,

maka semakin tinggi agresivitas yang dilakukan.

Dimensi kedua dari konformitas adalah conversion, yang memperoleh nilai

0.061 dan signifikansi sebesar 0.340 (Sig. >0.05). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dimensi conversion tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

agresivitas. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti berasumsi bahwa perilaku suporter

sepak bola mengikuti apa yang kelompoknya lakukan adalah lebih disebabkan agar

tetap diakui atau sama dengan perilaku orang lain meskipun pada dasarnya mereka

tidak menginginkannya.

Dalam penelitian ini, variabel religiusitas memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0.024 dan signifikansi sebesar 0.738 (Sig. >0.05), artinya secara negatif

variabel religiusitas memiliki pengaruh terhadap agresivitas tetapi tidak signifikan.

Hal ini berarti ada kecenderungan bahwa semakin tinggi religiusitas seseorang,

maka semakin rendah agresivitasnya.

Religiusitas tidak signifikan berpengaruh dikarenakan religiusitas yang

diukur dalam penelitian ini merujuk pada religiusitas yang berkaitan dengan ibadah

dan keyakinan secara individual dan belum mengukur religiusitas yang berkaitan

dengan perilaku moral atau dalam lingkungan sosial.

81

Variabel terakhir yang diteliti dalam penelitian yaitu variabel pelepasan

moral. Variabel ini merujuk pada proses sosio-kognitif yang di mana individu

mampu melakukan perbuatan yang tidak etis terhadap orang lain. Dalam penelitian

ini, variabel pelepasan moral memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Paciello, dkk yang melakukan penelitian tentang kestabilan dan perubahan

pelepasan moral pada 366 remaja usia 14 sampai 20 tahun melalui studi

longitudinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan moral berpengaruh

positif terhadap agresivitas yaitu remaja yang memiliki tingkat pelepasan moral

yang tinggi lebih cenderung menunjukkan tindakan agresif pada remaja akhir.

Selanjutnya pada individu yang memiliki pelepasan moral yang tinggi dalam

bermain video game kekerasan akan meningkatkan kecurangan dan agresi

(Gabbiadini, et. al, 2013). Artinya semakin tinggi pelepasan moral, maka semakin

tinggi agresivitas.

Dimensi blaming pada variabel moral disengagement dalam penelitian ini

memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.181 dan signifikansi sebesar 0.030

(Sig. < 0.005). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara positif dimensi blaming

berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Artinya semakin tinggi blaming maka

semakin tinggi juga agresivitas seseorang. Dalam hal ini, suporter yang berperilaku

agresif terhadap orang lain dengan melakukan pelepasan moral yaitu dengan

menyalahkan korban dan kondisinya untuk membebaskan diri atas tindakan

berbahaya yang dia lakukan atau berpikir bahwa korban layak mendapat balasan

atas tindakan merugikan tersebut dan membagi kesalahannya dengan korban.

82

Berdasarkan banyaknya respon dari sampel penelitian, diperoleh hasil agresivitas

suporter sepak bola cenderung mengarah pada agresi fisik.

Dimensi lainnya dalam pelepasan moral yaitu cognitive restructuring

memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.129 dan signifikansi sebesar 0.134

(Sig. > 0.05), minimizing agency memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007

dan signifikansi sebesar 0.916 (Sig. > 0.05), dan distortion of negative

consequences memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.167 dan signifikansi

sebesar 0.068 (Sig. > 0.05). Dimensi lain dari pelepasan moral yaitu cognitive

restructuring, minimizing agency, dan distortion of negatuve consequences tidak

berpengaruh signifikan karena terwakili oleh blaming dan kuatnya pengaruh

tersebut diantara dimensi lainnya dari pelepasan moral. Keterbatasan dalam

penelitian ini adalah responden yang sesuai dengan kriteria penelitian tetapi tidak

dapat dikontrol sesuai dengan kriteria dikarenakan penyebaran kuesioner melalui

google-form.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian ini, peneliti menyadari terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh

karena itu, peneliti membagi menjadi 2 bagian saran yaitu saran teoritis dan saran

praktis. Peneliti memberi saran teoritis dengan harapan dapat memberikan

kontribusi untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti memberi

saran praktis dengan harapan dapat menjadi referensi bacaan untuk menambah

informasi, terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian.

83

5.3.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian agresivitas selanjutnya yang ingin meneliti religiusitas

sebagai independent variable, disarankan untuk mengembangkan instrumen

penelitian religiusitas yang tidak hanya terkait dengan religiusitas secara

individual (privat), tetapi juga yang berkaitan dengan religiusitas dalam

aspek sosial.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti kembali variabel

kontrol diri sebagai satu variabel.

3. Untuk penelitian agresivitas selanjutnya, disarankan untuk menggunakan

independent variable seperti misalnya tipe kepribadian, provokasi

langsung, kecerdasan emosi, dan suhu / cuaca.

5.3.2 Saran Praktis

1. Melakukan pembinaan moral yang diselenggarakan oleh struktur

kepengurusan klub sepak bola untuk suporter sepak bola melalui pendidikan

moral seperti kegiatan bimbingan, pengarahan atau pembiasaan disiplin,

cara bersopan santun atau bersikap terhadap suporter lain, dan tidak

membuat kerusuhan untuk menyeimbangkan kekuatan pribadi dengan

konformitas.

2. Pihak penyelenggara pertandingan atau aparat keamanan membuat aturan

dan sanksi bagi suporter yang memprovokasi maupun membuat kericuhan

pada saat di lapangan pertandingan.

3. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa compliance berkontribusi terhadap

tingkat agresivitas. Dengan demikian, bagi suporter sepak bola diharapkan

84

untuk menurunkan tingkat compliance dengan cara konsisten terhadap

tujuan awal menonton sepak bola untuk memberi dukungan kepada tim

yang didukung, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh orang lain agar

tidak menimbulkan kemarahan, permusuhan, perkelahian fisik maupun

verbal

4. Hasil penelitian ditemukan bahwa blaming berkontribusi terhadap tingkat

agresivitas. Dengan demikian, suporter sepak bola diharapkan menurunkan

tingkat blaming dengan cara lebih mengintropeksi diri sendiri setiap

melakukan perbuatan sehingga dapat lebih mudah meredam emosinya agar

tidak mudah mengeluarkan perkataan buruk untuk menyalahkan orang lain

85

DAFTAR PUSTAKA

Allport, G. W., Ross. J.M (1967). Personal Religious Orientation and Prejudice.

Journal of Personality and Social Psychology, 5 (4), 432-443.

Auliya, M., Desi, N. (2014). Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku Agresi pada

Siswa SMA Negeri 1 Padangan Bojonegoro. Jurnal Character. 2 (3).

Averill, J. R. Personal Control Over Aversive Stimuli and Its Relationship to Stress.

(1973). Journal of Psychological Bulletin, 80 (4), 286-303.

Bandura, Albert. (2002). Selective Moral Disengagement In The Exercise Of Moral

Agency. Journal Of Moral Education Ltd, 31 (2).

Banjarmasinpost. (2012). Kecewa Persipura Kalah Suporter Rusuh. Diakses

tanggal 15 November 2018 dari http://banjarmasin.tribunnews.com

/index.php/2012/05/13/kecewa-persipura-kalah-suporter-rusuh

Baron, R. A., Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial: Edisi Kesepuluh. Jakarta:

Erlangga.

Baumeister, Roy. F. (2002). Yielding to Temptation: Self-Control Failure,

Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal Of Consumer

Research, 28.

BolaSport.com. (2018). Empat Klub Teratas Liga 1 2018 dengan Penonton

Terbanyak di Stadion hingga Pekan Keempat. Diakses tanggal 24 Januari

2019 dari https://superball.bolasport.com/read/331441565/empat-klub-

teratas-liga-1-2018-dengan-penonton-terbanyak-di-stadion-hingga-pekan-

keempat?page=2

Buss, Arnold. A., Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of

Personality and Social Psychological Association, 63 (3), 452-459.

Bussey, Kay., et, al. (2015). The Role Of Moral Disengagement And Self-Efficacy

In Cyberbullying. Journal Of School Violence, 14 (1).

86

Dana, A., & Amir. H. S. (2013). The Relationship between Religiosity and Athletic

Aggression in Professional Athletes. Iranian Journal of Social and

Humanities Research, 01-05 (2013).

Detik. (2018). Ini Penyebab Haringga Ketahuan Bobotoh Sebagai The Jak Mania.

Diakses tanggal 24 September 2018 dari https://news.detik.com/berita-jawa-

barat/d-4226253/ini-penyebab-haringga-ketahuan-bobotoh-sebagai-the-jak-

mania

Detik. (2018). Oknum Boboth Pengeroyok Haringga Jadi Tersangka. Diakses

tanggal 24 September 2018 dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-

4226230/8-oknum-bobotoh-pengeroyok-haringga-jadi-tersangka

DeWall. C. N., et all. (2011). Self Control Inhibits Agression. Journal of Social and

Personality Psychology Compass, 5/7 (2011), 458-472.

Fauziah, S., & Mutiah, D. (2015). Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan

Konformitas Terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Raheema, 2

(2)

Fetzer institute and National Institute on Aging Working Group. (1999).

Multidimensional Measurement of Religiousness, Spiritually for Use in

Health Research. Fetzer institute on aging, Kalamazoo. MI: Fetzer Institute.

Franzoi, S. L. (2006) Social Psychology. New York: McGraw-Hill.

Gabbiadini, Alessandro., et., al. (2014). Interactive Effect of Moral Disengagement

and Violent Video Games on Sel-Control, Cheating, and Aggression. Social

Psychological and Personality Science, 5 (4).

Galliot, Matthew. T., et., al. (2007). Self-Control Relies on Glucose as a Limited

Energy Source: Willpower Is More Than a Metaphor. Journal of Personality

and Social Psychology, 92 (2).

87

Gini, Gianluca., et., al. (2014). Moral Disengagement Among Children and Youth:

A Meta-Analytic Review of Links to Aggressive Behavior. Aggresive

Behavior, 40 (1).

Hogg, M.A., & Vaughan, G. M. (2010). Essentials of Social Psychology. England:

Pearson.

Huber, S., Huber, S. (2012). The Centrality of Religiosity Scale (CRS). Religions.

3, 710-724.

Huesmann, L. R., Dubow, E. F., & Boxer, P. (2010). The Effect of Religious

Participation on Aggression Over One’s Lifetime and Across Generations.

na.

Hymel, Shelley., et., al. (2005). Moral Disengagement: A Framework For

Understanding Bullying Among Adolescents. Journal of Social Sciences, 8

(1).

Jeba, M. N. (2018). A Study on Aggressive Behaviour and Emotional Maturity of

Adolescent Student. International Journal of Research., 6 (7).

Johnson, B. R., et all. (2001). Does Adolescent Religious Commitment Matter? A

Reexamination of the Effects of Religiosity on Delinquency. Journal of

Research in Crime and Delinquency, 38 (1), 22-44

Kompas. (2018). Sudah 76 Suporter Tewas Sebab Terbanyak Karena

Pengeroyokan. Diakses tanggal 23 Desember 2018 dari

https://bola.kompas.com/read/2018/09/26/07585208/sudah-76-suporter-tewas-

sebab-terbanyak-karena-pengeroyokan

Kurniawan, S., Rois, A. M. M. (2009). Tawuran, Prasangka Terhadap Kelompok

Siswa Sekolah Lain, Serta Konformitas pada Kelompok Teman Sebaya.

Jurnal Proyeksi, 4 (2), 85-94.

Luthfie, Adam. (2014). Pengaruh Self-Control Dan Moral Disengagement

Terhadap Aggressive Driving pada Pengemudi Sepeda Motor. Skripsi, 81.

88

Mahudin, Nor. D. M., et., al. (2016). Religiosity Among Muslims: A Scale

Development And Validation Study. Makara Hubs-Asia, 20 (2).

Marwan, Iis. (2018). Aggressive Behavior Supporter in Liga Indonesia.

International Journal of Sport and Physical Education (IJSPE), 4 (1), 14-18

Meter, D. J., Bauman, S. (2018). Moral Disengagement About Cyberbullying And

Parental Monitoring: Effects On Traditional Bullying And Victimization Via

Cyberbullying Involvement. Journal Of Early Adolescence, 38 (3).

Myers, David. G. (2012). Psikologi Sosial: Social Psychology. Jakarta: Salemba.

Myers, David. G. (2008). Social Psychology. New York : McGraw-Hill.

Nadzir, Ahmad. I., Wulandari, N. W. (2013). Hubungan Religiusitas dengan

Penyesuaian Diri Siswa Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi Tabularasa, 8

(2), 689-707

O’Connor, D. B., et all. (2001). Measuring Aggression: Self-Reports, Partner

Reports, and Responses to Provoking Scenarios. Aggressive Behavior, 27, 79-

101.

Paciello, Marinella., et., al. (2008). Stablity and Change of Moral Disengagement

and Its Impact on Aggression and Violence in Late Adolescence. Child

Development, 79 (5).

Palinoan, E. L. (2015). Pengaruh Konformitas dengan Agresivitas pada Kelompok

Geng Motor di Samarinda. eJournal Psikologi, 4 (1), 79-94.

Prana, Choirunnisha. M. (2016). Pengaruh Self-Control, Konformitas Peer Group

dan Jenis Kelamin Terhadap Agresivitas Remaja. Skripsi, 44, 56, 58.

Pratama, A. Y. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Agresivitas pada

Remaja Awal Pendukung Persija (The Jak Mania). Skripsi, 13, 16, 79 .

Putri, Kadek. R. A. (2013). Hubungan Identitas Sosial dan Konformitas dengan

Perilaku Agresi pada Suporter Sepakbola Persisam Putra Samarinda.

eJournal Psikologi, 1 (3).

89

Rahayu, L.P. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri Terhadap

Perilaku Agresif pada Remaja SMP Negeri 27 Samarinda. Jurnal

Psikoborneo, 6 (2), 317-329.

Raine, Adrian., et all. (2006). The Reactive-Proactive Aggression Questionnaire:

Differential Correlates of Reactive and Proactive Aggression in Adolescent

Boys. Aggresive Behavior, 32, 159-171.

Republika. (2012). Bara di Balik Kostum Sepak Bola. Diakses tanggal 15

November 2018 dari https://www.republika.co.id/berita/sepakbola/

ligaindonesia/12/05/30/m4t7pk-bara-di-balik-kostum-sepak-bola.

Santrock, J. W. (2005). Psychology, Updated Seventh Edition. New York:

McGraw-Hill.

Serena, Megatasya. K. (2014). Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Self-Control

Terhadap Agresivitas Remaja Pengguna Game Online. Skripsi, 52, 74, 77, 80.

Sinatrya, Y.E., & Eko, D. (2013). Agresivitas Suporter Sepak Bola Persebaya

Surabaya pada Saat Pertandingan Berlangsung. Jurnal Character, 01 (02).

Siswati, Sukmawati., Masykur, A. M. (2011). Konsep Diri dengan Konformitas

terhadap Kelompok Teman Sebaya pada Aktivitas Clubbing. Jurnal

Psikologi. Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.

Situmorang, N. Z., dkk. (2018). Peran Ayah dan Kontrol Diri Sebagai Prediktor

Kecenderungan Perilaku Agresif Remaja. Jurnal Muara Ilmu Sosial,

Humaniora, dan Seni. 2 (1).

Sovinia, L., & Nailul. F. (2014). Hubungan Antara Religiusitas dengan Agresivitas.

Empati, 3 (4), 661-671

Susantyo, B. (2011). Memahami Perilaku Agresif: Sebuah Tinjauan Konseptual.

Jurnal Informasi. 16 (03).

90

Tangney, J.P., et all. (2004). High Self-Control Predicts Good Adjusment, Less

Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success. Journal of Personality,

72 (2).

Taylor, S.E., Peplau, L. A., Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial: Edisi Kedua

Belas. Jakarta: Kencana.

Utomo, Heri., Hadi, Warsito. (2013). Hubungan antara Frustasi dan Konformitas

dengan Perilaku Agresi pada Suporter Bonek Persebaya. Character: Jurnal

Penelitian Psikologi, 1 (2)

Wiggins, J. A., et all. (1994). Social Psychology: Fifth Edition. New York:

McGraw-Hill.

Wilujeng, Puput., Meita. S. B. (2012). Pengaruh Konformitas pada Geng Remaja

Terhadap Perilaku Agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Character: Jurnal

Penelitian Psikologi, 1 (2)

91

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian Online

Formulir kuesioner online ini diambil dengan menggunakan handphone

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Perkenalkan saya Fadilah Soraya, mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas

akhir (skripsi). Saya mohon bantuan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Terdapat sekumpulan pernyataan yang harus dijawab sesuai dengan apa yang Anda

rasakan atau Anda alami. Tidak ada jawaban benar maupun salah dalam setiap

pernyataan. Data yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya karena kuesioner ini

akan dipergunakan hanya untuk kepentingan penelitian.

92

Kesediaan Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini sangat berarti bagi keberhasilan

penelitian saya. Atas bantuan Anda menjadi partisipan penelitian ini, saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kriteria responden yang dicari:

1. Suporter klub sepak bola tertentu

2. Remaja - dewasa.

3. Beragama Islam.

4. Bertempat tinggal di Jakarta.

5. Menonton pertandingan sepak bola antar klub Nasional secara langsung

minimal sebanyak 3 kali dalam 6 bulan terakhir.

93

Data diri responden

Nama / Inisial :

Usia (angka) :

Jenis kelamin :

No HP :

Group sepak bola favorit :

Berapa kali pernah menonton pertandingan sepak bola Nasional secara langsung

(tuliskan dalam bentuk angka) :

94

Skala 1

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah

satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan

jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya jarang bisa

mengendalikan

keinginan untuk

menyerang orang

lain.

2. Dengan cukup

provokasi, saya

mungkin memukul

orang lain.

3. Jika seseorang

memukul saya, saya

membalas.

4. Saya sering terlibat

perkelahian

dibandingkan orang-

orang pada

umumnya.

5. Saya memberi tahu

teman-teman saya

secara terbuka

ketika saya tidak

setuju dengan

mereka.

6. Saya berkelahi

karena diajak oleh

teman

95

7. Saya tidak punya

alasan yang tepat

untuk memukul

seseorang

8. Saya pernah ingin

memukul orang

yang saya kenal

9. Beberapa teman

saya berpikir bahwa

saya pemarah.

10. Jika saya harus

menggunakan

kekerasan untuk

melindungi hak-hak

saya, maka saya

akan melakukannya.

11. Saya sering merasa

tidak setuju dengan

pendapat orang lain.

12. Ketika ada orang

yang mengganggu,

saya membentaknya

13. Saya tidak bisa

menahan diri untuk

berdebat ketika

orang lain tidak

setuju dengan saya.

14. Saya merasa curiga

terhadap orang asing

yang terlalu ramah.

15. Saya merasa orang

lain lebih beruntung

daripada saya

16. Ketika frustrasi,

saya membiarkan

kemarahan saya

muncul.

17. Kadang saya merasa

seperti dinamit yang

siap meledak

18. Saya adalah orang

yang pemarah.

19. Ketika saya marah,

saya merusak

barang-barang.

96

20. Terkadang saya

marah-marah tanpa

alasan yang jelas

21. Saya sulit

mengendalikan

emosi.

22. Terkadang saya

merasa cemburu

23. Kadang saya merasa

bahwa saya

menerima

kesepakatan yang

tidak saya senangi

dalam hidup

24. Saya mudah marah

(meledak-ledak),

tapi saya juga

mudah meredamnya

25. Terkadang saya

merasa tidak

beruntung pada

berbagai hal

26. Saya tahu bahwa

"teman-teman"

membicarakan

tentang saya di

belakang saya.

27. Teman-teman saya

mengatakan bahwa

saya suka berdebat.

28. Terkadang saya

merasa orang-orang

menertawakan saya

di belakang saya

29. Ketika orang-orang

bersikap baik, saya

menerka-nerka apa

yang mereka

inginkan

97

Skala 2

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah

satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan

jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya selalu bertanggung jawab apabila melakukan

kesalahan

2 Jika ada masalah, saya tetap berusaha untuk

menyelesaikannya

3 Jika saya tidak tahu, lebih baik saya diam daripada

pura-pura tahu

4 Saya membuat rencana tentang apa yang akan saya

lakukan

5 Saya sulit untuk mengakui kesalahan

6 Saya mengabaikan kesalahan yang saya perbuat

7 Saya sulit untuk mengakui kekalahan

8 Saya akan menyelesaikan masalah pribadi saya

agar tidak menjadi beban

98

9 Ketika saya berbuat kesalahan, saya akan langsung

meminta maaf

10 Saya akan marah kepada teman yang membuat saya

kesal

11 Saya membujuk teman saya untuk tidak berkelahi

12 Saya cuek dengan masalah yang sedang saya

hadapi

13 Saya akan lebih teliti mempelajari apa yang akan

saya lakukan

14 Saya tidak suka bila teman saya bersikap tidak

sopan terhadap orang lain

15 Saya cepat menyadari ketika yang akan saya

lakukan adalah perbuatan yang salah

16 Setelah saya melakukan kesalahan, saya

memikirkan cara untuk memperbaikinya

99

Skala 3

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah

satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan

jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya rela melakukan apa saja agar tidak dijauhi

oleh kelompok saya

2 Menurut saya, mengikuti aturan dalam kelompok

adalah hal yang menyenangkan

3 Saya merasa kelompok lain lebih baik dari

kelompok saya

4 Saya mengikuti teman-teman saya agar disukai

oleh mereka

5 Saya memilih untuk berpakaian sesuai dengan

keinginan saya meskipun berbeda dengan

kelompok saya

6 Saya bergabung ke dalam suatu kelompok karena

mereka sesuai dengan diri saya

7 Saya melakukan hal yang disenangi kelompok

saya, meskipun saya merasa tidak nyaman

100

8 Saya lebih percaya pada omongan teman

dibandingkan dengan kata hati saya sendiri

9 Saya diterima dalam kelompok karena saya

mengikuti kegiatan teman-teman saya

10 Saya ikut tawuran/berkelahi bersama kelompok

saya, karena ingin mencobanya

11 Agar tidak dijauhi oleh teman-teman, saya rela

melakukan apa yang mereka inginkan

12 Saya mengikuti gaya hidup kelompok karena sesuai

dengan saya

13 Saya akan membela kelompok saya, meskipun hal

yang mereka lakukan itu salah

14 Saya menghindari kegiatan yang tidak saya sukai,

meskipun diperintahkan oleh teman-teman saya

15 Dengan senang hati saya akan mengikuti gaya

berpakaian kelompok saya

16 Meskipun terpaksa, saya mengikuti kemauan

kelompok saya agar tidak dimusuhi

17 Saya mengikuti teman-teman saya karena apa yang

mereka lakukan sesuai dengan diri saya

101

Skala 4

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah

satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan

jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya berjuang untuk urusan duniawi dan akhirat

seperti yang disarankan oleh Nabi Muhammad

(SAW)

2 Saya menghindari perilaku yang akan dihukum

ketika saya di akhirat

3 Saya merasa semakin banyak pengetahuan yang

saya miliki, semakin saya harus menjadi rendah

hati

4 Saya dapat memperkuat hubungan saya dengan

Allah di setiap titik waktu dalam hidup

5 Saya melakukan segala cara untuk memenuhi

kesenangan pribadi

6 Saya mengingatkan anggota keluarga saya tentang

kebesaran Allah

7 Saya mengingatkan anggota keluarga saya untuk

selalu mengingat Allah

102

8 Saya mampu melakukan segala sesuatu tanpa

pertolongan siapapun

9 Saya percaya segala perbuatan baik maupun buruk

akan mendapat balasan dari Allah

10 Saya lebih memilih kegiatan lain dibandingkan

mengikuti kegiatan kajian keagamaan

11 Saya merasa buruk melakukan sesuatu yzng

dilarang walaupun orang lain juga melakukannya

12 Saya merasa bersyukur dengan apa yang saya

miliki

13 Saya akan selalu mengatakan yang sebenarnya

karena takut kepada Allah

14 Saya berbuat kebaikan jika mendapat imbalan

15 Saya hanya menolong orang terdekat saya

103

Skala 5

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah

satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan

jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.

No Pernyataan STS TS S SS

1. Mencela orang lain

merupakan hal yang

wajar

2. Berkelahi merupakan

tindak kriminal

3. Bukan merupakan hal

yang salah jika saya

bergabung dengan

teman untuk berkelahi

4. Tidak apa jika saya

bersikap kasar kepada

orang yang

menyebalkan

5. Menurut saya dan

teman-teman,

menyerang orang lain

adalah hal yang wajar

6. Seharusnya orang

dewasa menjadi

pelindung tindakan

agresif

104

7. Ketika saya melihat

anak lain berkelahi,

saya hanya bisa diam

dan melihatnya saja

8. Saya memiliki

tanggung jawab untuk

menghentikan /

memisahkan saat ada

yang berkelahi

9. Perilaku agresif

membuat esksitensi

kelompok meningkat

10. Memukul orang lain

membuat seseorang

menjadi lebih tangguh

11. Beberapa orang perlu

dipukul agar mereka

mendapat pelajaran

12. Berkelahi merupakan

cara yang baik untuk

menyelesaikan

masalah

13. Saya mencela orang

lain karena mereka

berbeda dengan saya

14. Saya menyerang

orang lain karena

mereka pantas

menerimanya

15. Saya menendang

orang karena mereka

menyakiti orang lain

16. Melakukan tindakan

agresif kepada orang

yang lemah adalah hal

yang biasa

17. Jika anak tertentu

dapat melawan

temannya, mereka

105

akan terhindar dari

pukulan

18. Siswa yang dipukuli

merupakan akibat dari

perilaku mereka

sendiri

106

Lampiran 2

Hasil CFA Konstruk Agresivitas

UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS

DA NI=29 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19

X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29

PM SY FI=AGRESIVITAS.COR

MO NX=29 NK=1 LX=FR TD=SY AD=OFF ME=UL

LK

AGRESIVITAS

FR TD 28 26 TD 23 22 TD 25 15 TD 7 6 TD 28 7 TD 10 3 TD 6 2 TD 24 22 TD

27 13 TD 4 3 TD 29 10 TD 20 1 TD 17 3 TD 6 4 TD 29 19 TD 21 13 TD 25 21 TD

23 10 TD 27 9 TD 24 14 TD 18 15 TD 19 1 TD 2 1 TD 25 4 TD 17 2 TD 20 7 TD

17 13 TD 18 6 TD 6 1 TD 18 8 TD 15 1 TD 15 9 TD 22 2 TD 11 3 TD 28 15 TD

26 20 TD 26 19 TD 26 14 TD 28 5 TD 26 8 TD 14 1 TD 29 26 TD 23 5 TD 29 28

TD 29 15 TD 17 12 TD 25 17 TD 17 7 TD 28 19 TD 21 19 TD 27 19 TD 25 18 TD

27 22 TD 29 27 TD 27 10 TD 17 16 TD 8 2 TD 21 14 TD 26 12 TD 18 12 TD 18

10 TD 29 3 TD 8 3 TD 10 8 TD 28 25 TD 25 7 TD 28 4 TD 28 1 TD 16 1 TD 4 1

TD 25 16 TD 26 25 TD 29 25 TD 21 20 TD 22 10 TD 5 2 TD 25 22 TD 25 23 TD

24 23 TD 22 7 TD 7 2 TD 23 11 TD 23 16 TD 23 14 TD 9 7 TD 16 4 TD 21 11 TD

22 18 TD 22 15 TD 23 15 TD 23 18 TD 29 22 TD 29 24 TD 26 10 TD 28 10 TD

24 2 TD 24 8 TD 8 1 TD 21 8 TD 24 15 TD 28 22 TD 15 7 TD 11 1 TD 20 14 TD

17 14 TD 26 3 TD 20 19 TD 27 17 TD 27 18 TD 29 16 TD 26 1 TD 26 11 TD 7 1

TD 13 1 TD 19 8 TD 25 24 TD 21 16 TD 24 12 TD 20 13 TD 18 11 TD 10 8 TD

16 3 TD 29 11 TD 21 12 TD 11 8 TD 27 16 TD 20 4 TD 12 10 TD 6 3 TD 12 8 TD

13 9 TD 6 3 TD 10 5 TD 19 5 TD 22 4 TD 13 7 TD 13 4 TD 21 3

PD

OU TV SS MI

107

108

Hasil CFA Konstruk Kontrol Diri

UJI VALIDITAS KONSTRUK KONTROL DIRI

DA NI=16 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

PM SY FI=KD.COR

MO NX=16 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

KONTROL DIRI

FR TD 2 1 TD 7 5 TD 16 12 TD 6 5 TD 7 6 TD 8 5 TD 5 1 TD 5 3 TD 16 5 TD 11

8 TD 12 2 TD 10 6 TD 14 6 TD 6 2 TD 8 6 TD 6 3 TD 14 10 TD 16 9 TD 9 8 TD

12 8 TD 12 6 TD 9 4 TD 7 4 TD 12 1 TD 11 4 TD 9 7 TD 14 7 TD 8 4 TD 16 13

TD 15 2 TD 15 8 TD 14 12 TD 15 9 TD 16 15 TD 14 13 TD 10 4 TD 13 4 TD 4 3

TD 14 11

PD

OU TV SS MI

109

Hasil CFA Konstruk Konformitas

1. Compliance

UJI VALIDITAS KONSTRUK COMPLIANCE

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

PM SY FI=COMPLIANCE.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

COMPLIANCE

FR TD 8 7 TD 7 2 TD 5 2 TD 5 4 TD 3 1 TD 6 3 TD 6 2 TD 3 2 TD 7 5

TD 7 6

PD

OU TV SS MI

110

2. Conversion

UJI VALIDITAS KONSTRUK CONVERSION

DA NI=9 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=CONVERSION.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

CONVERSION

FR TD 7 4 TD 7 5 TD 9 2 TD 8 6 TD 7 2 TD 8 4 TD 5 3 TD 8 1 TD 5 4

TD 3 1 TD 8 2 TD 8 5 TD 8 7 TD 6 5 TD 7 6

PD

OU TV SS MI

111

Hasil CFA Konstruk Religiusitas

DA NI=15 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15

PM SY FI=RELIGIUS.COR

MO NX=15 NK=1 LX=FR TD=SY ADD=OFF

LK

RELIGIUSITAS

FR TD 7 6 TD 15 14 TD 14 9 TD 10 9 TD 9 8 TD 2 1 TD 12 6 TD 5 2 TD 11 2

TD 4 2 TD 15 6 TD 13 4 TD 3 2 TD 15 10 TD 8 4 TD 13 6 TD 12 10 TD 7 3 TD

11 4 TD 14 1 TD 14 10 TD 15 4 TD 12 4 TD 8 6 TD 14 2 TD 11 1 TD 15 5 TD 5

4 TD 5 3 TD 4 3 TD 13 2 TD 12 3 TD 9 1 TD 11 5 TD 6 4 TD 13 12 TD 4 1 TD

9 2 TD 9 5 TD 14 5 TD 5 1 TD 11 10 TD 11 9 TD 14 11 TD 11 8 TD 10 7 TD 12

5 TD 15 12 TD 15 8 TD 14 8 TD 10 8 TD 8 7

PD

OU TV SS MI

112

Hasil CFA Konstruk Moral Disengagement

1. Cognitive Restructuring

UJI VALIDITAS KONSTRUK COGNTIVE RESTRUCTURING

DA NI=5 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=COGNITIVE.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

COGNITIVE RESTRUCTURING

FR TD 4 2 TD 4 3

PD

OU TV SS MI

113

2. Minimizing Agency

UJI VALIDITAS KONSTRUK MINIMIZING AGENCY

DA NI=3 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3

PM SY FI=MINIMIZING.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

MINIMIZING AGENCY

PD

OU TV SS MI

114

3. Distortion Of Negative Consequences

UJI VALIDITAS KONSTRUK DISTORTION OF NEGATIVE

CONSEQUENCES

DA NI=4 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=DISTORTION.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

DISTORTION OF NEGATIVE CONSEQUENCES

PD

OU TV SS MI

115

4. Blaming / Dehumanizing The Victim

UJI VALIDITAS KONSTRUK BLAMING

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=BLAMING.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BLAMING

FR TD 4 1 TD 5 2 TD 6 3 TD 4 3 TD 6 4

PD

OU TV SS MI

116

Lampiran 3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AGRESIVITAS 200 22,73 77,45 50,0000 9,49321

KONTROL_DIRI 200 21,34 68,82 50,0000 9,05341

COMPLIANCE 200 30,90 74,34 50,0000 8,91668

CONVERSION 200 19,94 66,93 50,0000 8,43399

RELIGIUSITAS 200 28,83 62,83 50,0000 9,65461

COGNITIVE_RESTRUCTU

RING 200 37,48 80,07 50,0000 8,91910

MINIMIZING_AGENCY 200 22,93 60,70 50,0000 6,43144

DONC 200 37,22 74,66 50,0000 8,52805

BLAMING 200 35,31 72,12 50,0000 9,04538

Valid N (listwise) 200

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,553a ,305 ,276 8,07570 ,305 10,499 8 191 ,000

a. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5477,646 8 684,706 10,499 ,000b

Residual 12456,432 191 65,217

Total 17934,078 199

a. Dependent Variable: AGRESIVITAS

b. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC

117

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 15,822 8,827 1,793 ,075

KONTROL_DIRI -,068 ,076 -,064 -,887 ,376

COMPLIANCE ,184 ,075 ,172 2,459 ,015

CONVERSION ,068 ,071 ,061 ,958 ,340

RELIGIUSITAS -,023 ,070 -,024 -,335 ,738

COGNITIVE_RESTRUCTURING ,137 ,091 ,129 1,506 ,134

MINIMIZING_AGENCY ,010 ,092 ,007 ,106 ,916

DONC ,185 ,101 ,167 1,832 ,068

BLAMING ,190 ,087 ,181 2,192 ,030

a. Dependent Variable: AGRESIVITAS

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,271a ,073 ,069 9,16108 ,073 15,691 1 198 ,000

2 ,403b ,162 ,154 8,73410 ,089 20,832 1 197 ,000

3 ,417c ,174 ,161 8,69360 ,012 2,840 1 196 ,094

4 ,429d ,184 ,168 8,66150 ,010 2,455 1 195 ,119

5 ,505e ,255 ,236 8,29915 ,071 18,400 1 194 ,000

6 ,506f ,256 ,233 8,31447 ,001 ,286 1 193 ,594

7 ,537g ,288 ,262 8,15530 ,032 8,607 1 192 ,004

8 ,553h ,305 ,276 8,07570 ,017 4,804 1 191 ,030

a. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI

b. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE

c. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION

d. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS

e. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING

f. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY

g. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC

h. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,

COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC, BLAMING