Unit9 Konsep Dasar Pemecahan Masalah Matematika Coverbelakang
PENGARUH METODE PEMECAHAN MASALAH CARA POLYA …
Transcript of PENGARUH METODE PEMECAHAN MASALAH CARA POLYA …
i
PENGARUH METODE PEMECAHAN MASALAH CARA POLYA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MURID KELAS IV
SD INPRES PARANG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
NUR AZISAH
NIM 10540 8937 13
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nur Azisah
Stambuk : 10540893713
Jurusan : Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan Dan Imu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara
Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang
Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajuka dengan TIM
Penguj adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain
atau dibuatkan oleh siapapun
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Februari 2020
Yang Membuat Pernyataan
Nur Azisah
iii
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nur Azisah
Stambuk : 10540893713
Jurusan : Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan Dan Imu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara
Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang
Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini,saya
akan menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ,saya akan selalumelakukan konsultasi
dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila perjanjian seperti pada butir 1,2,dan 3dilanggar,maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, Februari 2020
Yang Membuat Perjanjian
Nur Azisah
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(QS. Al-Baqarah:153)
“Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak
lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai
dirinya dikala ia marah”
(Nabi Muhammad Saw)
“Belajarlah dari kesalahan orang lain . Anda tak dapat hidup cukup lama
untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri”
(Martin Vanbee)
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya
sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam
hidupku, kedua orang tuaku dan suamiku tercinta yang selalu
berdoa untuk keberhasilanku, kakak adikku dan seluruh
keluargaku yang selalu membuatku bersemangat untuk belajar,
para pendidikku yang membimbingku sehingga dapat melihat
dunia dengan ilmu, serta sahabat-sahabatku yang selalu
menemani suka dan duka.
v
ABSTRAK
Ketuntasan hasil belajar matematika siswa, Aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika, dan Respon siswa terhadap proses pembelajaran
matematika. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen pre-Experimental one
group pretest-posttest untuk mengetahui keefektifan pendekatan pemecahan
masalah terhadap hasil NUR AZISAH. 2018. Pengaruh Metode Pemecahan
Masalah Cara Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten
Gowa.SkripsiJurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing
Prof.Dr.H.Irwan Akib,M.Pd dan Dr.H.Hasaruddin Hafied,M.ed
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemecahan masalah
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sd Inpres Parang Kabupaten
Gowa, yakni dalam indikator belajar Matematika SD Inpres Parang Kabupaten
Gowa. Variabel dalam penelitian ini yaitu perlakuan,berupa ketuntasan hasil
belajar matematika, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas guru,
dan respon siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Parang
Kabupaten Gowa yang berjumlah 16 orang, laki-laki sebanyak 5 orang dan
perempuan sebanyak 11 orang. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah proses belajar mengajar di
kelas lebih baik dan aktivitas siswa meningkat. Siswa kelihatan bersemangat dan
senang mengikuti proses belajar mengajar di kelas, sehingga hal ini berpengaruh
juga terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Matematika.
Data hasil menulis karangan narasi kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.1.Berdasarkan
data yang dapat dilihat pada tabel tabel 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test
dikategorikan sangat rendah yaitu sebanyak 11 orang dengan nilai 35-55, sedang
sebanyak 2 orang dengan nilai 70-75, tinggi 1 orang dengan nilai 80, dan sangat
tingggi 2 orang dengan nilai 90. Melihat dari hasil yang ada dapat dikatakan
bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan materi
sebelum menggunaan penerapan metode polya tergolong rendah.Untuk mencari
mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa
Kata kunci: Pengaruh, Metode Pemecahan Masalah, Matematika
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta Alam, yang
Maha Pengasih yang tiada pilih kasih, Maha Penyanyang yang rasa sayangnya tak
terhenti dan berkat Rahmat, Taufik dan Inayah-Nyalah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pemecahan
Masalah Cara Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa”
dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SWT yang kita nantikan syafa’atnya fi yaumil
qiyamah, beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di
seluruh alam.
Karya tulis yang sederhana ini diajukan kepada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan
dan kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini banyak hambatan dan tantangan
yang dilalui, akan tetapi berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak maka
Skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada kedua orang tua Kamaruddin dan Syamsiah yang telah berjuang,
berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses
mencari ilmu. Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak
vii
hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya
Suami Tercinta Bripka Muh Akbar dan Anak Tercinta Azkia Nur humaera,
Terimah kasih kepada Bapak Prof.Dr.H.Irwan Akib,M.Pd., dan Dr.H.Hasaruddin
Hafied,M.Ed.,, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga
selesainya skripsi ini.
Demikian juga terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., M.M, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah mengesahkan secara resmi judul
penelitian sebagai penulisan skripsi sehingga penulis skripsi berjalan
dengan lancar
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan, yang telah memfasilitasi penulis dalam menjalani
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Aliem Bahri S,Pd.,M,Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PGSD yang telah memberi bekal
ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah SD Inpres Parang Kabupaten Gowa, yang telah
mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam
rangka penyelesaian penulisan skripsi ini
viii
6. Saudara kandung tercintaku (Bripda Muh Akram Kadafi,Muh Akmal
Abdi) yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, kasih sayang
dan bantuan baik secara moril maupun materil demi lancarnya penyusunan
skripsi ini.
7. Sahabat dan teman-teman tercintaku (Rika Iriani Syam, S. Pd, Nurhidayah
S,pd,Alsuci Lestari, S.Pd, Sri Wahyuni, S.pd, Wiwik Eka Pratiwi, S.Pd,
Putri Ayu Suhartina S dan lain sebagainya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu) yang setia memberikan masukan dan bantuan yang berarti bagi
penulis.
8. Teman-teman seperjuangan kelas N PGSD 2013, P2K Maros, memberikan
masukan serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
Makassar, Agustus
2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
....................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. RumusanMasalah ................................................................................ 6
C. TujuanPenelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat HasilPenelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Belajar dan pembelajaran .................................................................... 8
1. Definisi Belajar .......................................................................... ..... 8
2. Hakikat Matematika ...................................................................... 9
3. Tahapan Penyelesaian Metode Polya ............................................. 11
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 19
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. . 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 23
B. Variabel Penelitian ............................................................................. 23
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 24
D. Tekhnik Pengumpulan Data................................................................. 25
x
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 26
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 29
B. Pembahasan ........................................................................................ 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 44
B. Saran ............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup
secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-
pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan
informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang
bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar
dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa indonesia
saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan
tuntutan perkembangan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan
tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna dan berhasil guna) akan mampu
mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada
penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa kita, sesuai
dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam alineaa IV, pembukaan UUD
1945.
Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan,
untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang memerlukan cara
agar mendapat pendidikan yang bermakna dan bermanfaat dalam kehidupannya.
2
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan sebaik-
baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara
sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara
mikro (luas) ialah sebagai alat:
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan warga negara
c. Pengembangan kebudayaan
d. Pengembangan bangsa
Tujuan akhir pendidikan adalah individu yang berkarakter atau bermoral,
yaitu individu yang memiliki kebebasan, kesempurnaan, kemauan baik, kebenaran
dan kesamaan.
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting diantara komponen pendidikan lainnya, sehingga komponen dari
pendidikan dilakukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan
pendidikan banyak sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran matematika
dengan baik yaitu untuk meningkatakan mutu dan kualitas peserta didik, sehingga
pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan perlu dan terus
dikembangkan.
Matematika merupakan salah satu sarana berfikir guna menumbuh
kembangkan cara berfikir logis, sistematis dan kritis. Mengingat begitu
pentingnya matematika, maka kurikulum di indonesia mengatur bahwa mata
3
pelajaran matematika perlu diberikan guna membekali murid dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan kerja sama.
Ini berarti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai oleh segenap
warga negara indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya.
Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena
itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah masa bayi
dari matematika, sebaliknya matematika adalah masa dewasa dari logika.
Berbagai konsep, metode dan strategi yang perlu dikembangkan sehingga
tercipta pembelajaran khususnya pembelajaran matematika yang di dianggap oleh
sebagian sebagian murid tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan juga kreatifitas guru. Guru dapat
memanfaatkan berbagai metode dan strategi pembelajaran, sehingga tercipta
pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan fakta di lapangan, mata pelajaran matematika merupakan
mata pelajaran yang sangat dihindari oleh murid karena menganggap mata
pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang susah dipahami murid dan
membosankan bagi murid.
Anggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang susah sudah melekat
pada sebagaian besar murid, sehingga pada jam pelajaran matematika murid yang
tidak senang dengan pelajaran matematika akan malas untuk berpikir dan ikut
aktif dalam proses pembelajaran dan menyebabkan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah murid menjadi rendah.
Dalam pendidikan, mata pelajaran matematika diajarkan dari jenjang SD
hingga perguruan tinggi, pembelajaran matematika perlu diberikan pada peserta
4
didik sejak dini untuk membekali berfikir kreatif, bernalar dan bekerja keras.
Namun, pada kenyataannya masih banyak murid yang menganggap matematika
merupakan pelajaran yang sulit salah satunya dalam menyelesaikan soal
matematika berbentuk soal cerita.
Berdasarkan observasi penelitian pada tanggal 19 Januari 2018 di SD
Inpre Parang Kabupaten Gowa melalui wawancara,bahwa dalam proses
pembelajaran matematika masih sering ditemui adanya kecenderungankurang
keterlibatan siswa dalam belajar.dominasi guru dalam proses pembelajaran
menyebabkan kecederungan siswa bersifat pasif menunggu sajian guru daripada
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan ,keterampilan atau sikap yang
mereka butuhkan .Nilai rata-rata ulangan semester genap mata pelajaran
matematika siswa kelas IV SD Inpres parang kabupaten Gowa pada tahun ajaran
2017/2018 yaitu 59,46 yang belum memenuhi standar nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM)yaitu 65,00 dan secara kasikal tidak ada murid yang tuntas dalam
pembelajaran matematika.Hal ini menunjukkan bahwa pada mata pelajaran
matematika ini belum tercapai dan masih ada murid yang mengalami kesulitan
pada mata pelajaran matematika.
Soal cerita disajikan dalam bentuk cerita dan masalahnya berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Kebanyakan murid merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita dan memahami maksud dari soal yang diberikan, apa
yang ditanyakan dalam soal tersebut serta masih banyak yang kesuliatan dalam
membuat rumus matematikanya. Hal ini dikarenakan karena dalam menyelesaikan
soal matematika dalam bentuk soal cerita dibutuhkan langkah-langkah
pemahaman serta daya nalar yang tinggi. Selain itu, masih banyak murid yang
5
kurang memahami bagaimana menerjemahkan kalimat sehari-hari soal kedalam
kalimat matematika.
Dengan demikian, kemampuan murid dalam menyelesaikan soal
matematika berbentuk cerita meliputi beberapa langkah penyelesaian yaitu
kemampuan memahami soal, membuat model matematika dan perhitungan. Jika
salah satu langkah penyelesaian terdapat kesalahan maka peserta didik akan
mengalami kesulitan dalam penyelesaian soal ceritanya. Hal ini sejalan dengan
Metode Polya dalam penyelesaian soal matematika dalam berbentuk soal cerita.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika yang
dilakukan di sekolah SD Inpres Parang mengatakan bahwa memang benar masih
banyak murid yang kurang memahami dalam menyesaikan soal cerita, ini
disebabkan karena masih banyak murid yang kurang memahami maksud dari soal
yang diberikan, sehingga mereka kesulitan dalam membuat model
matematikanya. Selain itu, guru tersebut juga mengatakan bahwa dalam
pemberian ujian, soal matematika berbentuk soal cerita masuk dalam kategori
rumit.
Berdasarkan permasalahan di atas, diketahui bahwa masih banyak murid
yang kurang memahami dalam penyelesaian soal matematika berbentuk soal
cerita. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Pengaruh Metode
Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres
Parang Kabupaten Gowa”
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh hasil belajar murid dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah soal cerita matematika menggunakan cara polya ?
2. Apakah ada pengaruh metode polya dalam menyelesain soal cerita
terhadap peningkatan hasil belajar murid ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode Polya dalam penyelesaian masalah
soal cerita dalam pembelajaran Matematika Murid kelas IV SD Inpres
Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode polya dalam peningkatan hasil
belajar murid.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
untuk memperluas dunia ilmu pendidikan.
b. Memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
dan sumber daya manusia, khususnya bagi para murid yang
mengalami masalah dalam belajar yang mengakibatkan hasil
belajar yang relatif rendah.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi peserta didik
1) Dapat meningkatkan kemampuan murid dalam menyelesaikan
soal matematika berbentuk soal cerita
2) Peserta didik lebih teliti dalam menyelesaikan soal matematika
berbentuk soal cerita sehingga tidak terdapat lagi kesalahan
dalam penyelesainnya.
b. Bagi guru
7
1) Dapat mengetahui kemampuan murid dalam menyelesaikan
soal matematika berbentuk soal cerita.
2) Dapat menentukan langkah pembelajaran yang tepat untuk
mengurangi kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal
matematika.
c. Bagi sekolah
1) Sebagai bahan bacaan bagi mereka yang berkecimpung di
dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika
2) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
mutu pendidikan
d. Bagi peneliti
Yaitu, diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi dalam
melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian tersebut.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Defenisi Belajar
Belajar adalah suatu proses untuk mengubah tingkah laku sehingga
diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam
diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya
tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan.
Belajar merupakan suatu proses internal yang mungkin atau mungkin
juga tidak menghasilkan perubahan prilaku. Beberapa hal yang dipelajari
tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap prilaku dengan segera,
kemudian hari dan bisa saja tidak memberikan pengaruh.
Menurut Slameto dalam Muh. Rapi (2012) : Belajar adalah suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dan interaksi dala lingkungannya. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pangalaman. (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior throuh experiencing)
Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
9
akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Dari beberapa defenisi diatas secara tersirat menjelaskan bahwa belajar
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh sesorang yang dapat menghasilkan
perubahan prilaku menjadi lebih baik dimana perubahannya dapat dilihat
dengan segera, kemudian hari atau bisa saja tidak memberikan pengaruh.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdapat pada sang
pembelajaran yang terdapat disekitarnya. Menurut Slameto dalam Umy
Kusyairy (2014) memaparkan bahwa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu :
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan segala aspek yang berasal dari dalam diri
individu yang akan melakukan proses belajar. Faktor ini meliputi :
1. Faktor jasmaniah (faktor usia,kesehatan badan, dan catat tubuh)
2. Faktor psikologis (niat untuk belajar, intelegensi, kapasitas
memori, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kelelahan,
dan stressor atau hal-hal yang dapat membahayakan stres).
b. Faktor eksternal
Faktor ini merupakan segala aspek yang berasal dari luar individu yang
dapat mempengaruhi proses belajar faktor ini meliputi :
1. Faktor keluarga (pola asuh dari orang tua (cara mendidik), relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonimi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)
10
2. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
murid, relasi antar murid, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan murid dalam
masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat
dan media massa)
Secara global, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar murid dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri murid), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani murid
b. Faktor eksternal (faktor dari luar murid), yakni kondisi lingkungan
disekitar murid
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar murid yang meliputi strategi dan metode yang digunakan murid
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
3. Hakikat Matematika
Johson dan Rising dalam Sitti Hasmiah Mustamin (2011). Menyatakan
bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan symbol
dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide dari pada menegnai bunyi.
Soedjadi dalam Sitti Hamsiah mustamin (2000),memberikan enam
defenisi atau pengertian tentang matematika, yaitu :
a. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulsi
11
b. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan
dengan bilangan
c. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang
ruang dan bentuk
d. Matematika adalah pengetahuan tentang sruktur-struktur logic
e. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan – aturan yang keta
Matematika, menurut Ruseffendi dalam Ris Aulia Musdalifah (1990:2)
adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai
dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma
atau ponstulat, dan akhirnya ke dalil.
Disini dapat disimpulkan bahwa hakikat dari matematika adalah suatu
cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa, symbol, pembuktian dan
penalaran yang logic serta memiliki struktur yang terorganisi.
3. Tahapan Penyelesaian Metode Polya
Tahapan-tahapan penyelesaian dari soal cerita yang diberikan sesuai
dengan proses pemecahahan masalah yang diberikan Polya, Yaitu :
1. Memahami masalah ( understanding the problem)
Pada tahap ini murid harus memahami masalah yang diberikan yaitu
menetukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, apa syaratnya, cukup
ataukah berlebihan syarat tersebut dalam menyelesaikan soal yang
diberikan
2. Merencanakan pemecahan masalah (devising a plan)
12
Pada tahap ini murid harus menunjukkan hubungan antara yang diketahui
dan yang ditanyakan, dan menetukan strategi atau cara yang akan
digunakan dalam menyelesaikan soal yang diberikan
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan)
Pada tahap ini murid melaksanakan rencana yang telah ditetapkan pada
tahap merencanakan pemecahan masalah, dan mengecek setiap langkah
yang dilakukan
4. Memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back)
Pada tahap ini murid melakukan refleksi yaitu mengecek kembali atau
menguji solusi yang telah diperoleh.
Adapun penjabaran dari keempat langkah yang diajukan Polya yang
digunakan sebagai landasan dalam memecahkan suatu masalah, dapat
diuraikan sebagai berikut.
Sumber:dianiveby.blogspot.com/2012/06
a. Tahap Pemecahan Soal (Understanding)
Yang dimaksud tahap pemahaman soal menurut Polya ialah bahwa murid
harus dapat memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut.
Menurutnya ciri bahwa murid paham terhadap isi soal ialah murid dapat
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya seperti berikut:
Data atau informasi apa yang dapat diketahui dari soal?
Apa inti permasalahan dari soal yang memerlukan pemecahan?
Adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel, atau tanda-
tanda khusus?
Adakah syarat-syarat penting yang perlu diperhatikan dalam soal?
13
Sasaran penilaian pada tahap pemahaman soal meliputi:
1) Murid mampu menganalisis soal. Hal ini dapat terlihat apakah murid
tersebut paham dan mengerti terhadap apa yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal.
2) Murid dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
dalam bentuk rumus, simbol, atau kata-kata sederhana.
b. Tahap Pemikiran Suatu Rencana (Planning)
Menurut G. Polya (Rika,2001:13) pada tahap pemikiran suatu rencana,
murid harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan
saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurutnya pula kemampuan berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika
murid telah dibekali sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang
cukup memadai dalam arti masalah yang dihadapi murid bukan hal yang baru
sama sekali tetapi sejenis atau mendekati. Yang harus dilakukan murid pada
tahap ini adalah murid dapat:
1).Mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling menunjang.
2)Mencari rumus-rumus yang diperlukan.
Pada jenjang kemampuan murid tahap ini menempati urutan tertinggi. Hal
ini didasarkan atas perkembangan bahwa pada tahap ini murid dituntut untuk
memikirkan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan.
c. Pelaksanaan Rencana (Solving)
Yang dimaksud tahap pelaksanaan rencana adalah murid telah siap
melakukan perhitungan dengan segala macam data yang diperlukan termasuk
konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai. Pada tahap ini murid harus dapat
14
membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus-rumus yang akan
digunakan sudah merupakan rumus yang siap untuk digunakan sesuai dengan apa
yang digunakan dalam soal, kemudian murid mulai memasukkan data-data hingga
menjurus ke rencana pemecahannya, setelah itu baru murid melaksanakan
langkah-langkah rencana sehingga akan diharapkan dari soal dapat dibuktikan
atau diselesaikan.
Tahap pelaksanaan rencana ini mempunyai bobot lebih tinggi lagi dari
tahap pemahaman soal namun lebih rendah dari tahap pemikiran suatu rencana.
Pertimbangan yang diambil berkenaan dengan pernyataan tersebut bahwa pada
tahap ini murid melaksanakan proses perhitungan sesuai dengan rencana yang
telah disusunnya, dilengkapi pula dengan segala macam data dan informasi yang
diperlukan, hingga murid dapat menyelesaikan soal yang dihadapinya dengan
baik dan benar.
d. Tahap Peninjauan Kembali (Checking)
Yang diharapkan dari keterampilan murid dalam memecahkan masalah
untuk tahap ini adalah murid harus berusaha mengecek ulang dan menelaah
kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukannya.
Tahap peninjauan kembali ini mempunyai bobot paling rendah dalam
klasifikasi tingkat berpikir murid. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
pada tahap ini subjek hanya mengecek kebenaran dari hasil perhitungan yang
telah dikerjakannya, serta mengecek sistematika dan tahap-tahap penyelesaiannya
apakah sudah baik dan benar atau belum.
15
e. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu proses penemuan suatu respon yang
tepat terhadap suatu situasi yang benar-banar unik dan baru bagi pemecah masalah
(siswa).Kemampuan pemecahan ,asalah adalah salah satu objek tak langsung
dalam belajar matematika.Pemecahan masalah merupakan kegiatan penting dalam
matematika sekolah,karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya,siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.Melalui kegiatan ini aspek-aspek
kemampuan matematika penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak
rutin,penemuan pola,penggeneralisasian,komunikasi matematik,dan lain-lain
dapat dikembangkan secara lebih baik.
Pengajaran matematika di SD juga bertujuan untuk melatih siswa
memecahkan masalah melalui pemecahan masalah,diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang mereka jumpai
dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu,pendekatan pemecahan masalah
menjadi bagian dari pembelajaran matematika disekolah.
Mtematika yang disajikan dalam bentuk masalah akan memberikan
motivasi kepada siswa untuk mempelajari matematika lebih dalam.Dengan
dihadapkan suatu masalah matematika,siswa akan berusaha menemukan
penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah
metematika.kepuasan akan tercapai apabila siswa dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya (Aisyah, 2007:5-6) mengatakan pendekatan pemecahan
masalah merupakan suatu pedoman mengajar yang sifatnya teoritis atau
16
konseptual untuk melatih siswa memecahkan masalah-masalah matematika
dengan menggunakan berbagai strategi dan langkah pemecahan masalah yang
ada.
Selanjutnya Sanjaya (2007 : 220) mengemukakan beberapa keunggulan
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah diantaranya:
(1) Pemecahan masalah merupakan teknikyang cukup bagus untuk
memahami isi pelajaran. (2) Pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru lagi siswa. (3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa. (4) Pemecahan masalah dapat membantu
siswa bagaimana nebtransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata. (5) Pemecahan masalah dapat membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.Disamping
itu,pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. (6) Melalui
pemecahan masalah bias memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran,bahwa pada dasarnya merupakan cara berpikir,dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa,bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
buku-buku saja.
Rasa ingin tahu suatu dorongan yang sangat penting dalam belajar
matematika.Adanya rasa ingin tahu mendorong seseorang untuk mempelajari hal
hal yang baru.Untuk menimbulkan rasa ingin tahu dibutuhkan adanya sesuatu
yang menantang.Hal seperti ini biasanya muncul bila seseorang menghadapi suatu
masalah yang harus segera dipecahkan.
Untuk menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran
pemecahan masalah matematika di SD,dapat dilakukan secara klasikal
maupunkelompok dengan mengikuti langkah-langkah umum pendekatan
pemecahan masalah dan langkah-langkah pembelajaran yang biasa dilakukan di
SD,yaitu pendahuluan,pengembangan,penerapan dan penutup.
17
f. Soal Cerita
Soal cerita matematika merupakan soal – soal matematika yang
mengguanakan bahasa verbal dan umumnya berhubungan dengan kegiatan sehari
hari.
Penyelesaian soal cerita tidak hanya memperhatikan jawaban akhir
perhitungan, tetapi proses penyelesaiannya juga harus diperhatikan. Murid
diharapkan menyelesaikan soal cerita melalui suatu proses tahap demi tahap
sehingga terlihat alur berfikirnya. Selain itu dapat dilihat pula pemahaman murid
terhadap konsep yang digunakan dalam soal cerita tersebut.
Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari-hari
dan umumnya merupakan aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari. Soal
cerita mempunyai karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut:
1) Soal dalam bentuk ini merupakan suatu uraian yang memuat
satu/beberapa konsep matematika sehingga murid ditugaskan untuk
merinci konsep-konsep yang terkandung dalam soal tersebut. Umumnya
uraian soal merupakan aplikasi konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari/keadaan nyata, sehingga murid seakan-akan menghadapi
keadaan sebenarnya.
2) Murid dituntut menguasai materi tes dan bisa mengungkapkannya dalam
bahasa tulisan yang baik dan benar.
3) Baik untuk menarik hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki
murid dengan materi yang sedang dipikirkannya.
18
Penyajian soal matematika dalam bentuk soal cerita mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya:
1. Soal bisa disajikan dalam tes tipe subyektif dan obyektif.
2. Soal dalam bentuk ini dapat digunakan untuk menilai proses berpikir
murid sekaligus hasil akhirnya.
3. Meningkatkan kreatifitas dan aktivitas murid karena soal cerita menuntut
murid berpikir secara sistematik dan mengaitkan fakta-fakta yang relevan.
4. Murid akan mengetahui kegunaan dari konsep matematika yang
dipelajarinya karena diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping kelebihan soal cerita, ada pula kelemahannya. Beberapa
kelemahan dari soal cerita diantaranya:
1. Perlu kajian secara mendalam dan cermat sebelum menentukan jawaban
sehingga murid terpaku pada pokok masalah yang cukup panjang dan
kompleks.
2. Memerlukan waktu yang relatif lama dalam mengerjakannya.
3. Bahasa dan kalimat yang digunakan kadang-kadang kurang tepat (tidak
efisien dan efektif) sehingga membingungkan dan menimbulkan salah
tafsir bagi murid.
Sumber;http://id SHvoong.com/writing-and speaking/presenting/2063170-
soal cerita matematika/
E. Kerangka Pikir
Peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena
penguasaan terhadap matematika sangat diperlukan murid sebagai bekal dalam
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. Tetapi pada
19
kenyatannya di dalam mempelajari matematika banyak dijumpai berbagai
masalah oleh guru dan murid. Murid dalam menyelesaikan soal memiliki cara
yang berbeda-beda karena kemampuan matematika juga berbeda-beda.
Dalam soal pada beberapa materi matematika, ada yang disajikan dalam
bentuk cerita. Penyelesaian soal cerita tidak hanya memperhatikan jawaban akhir
perhitungan, tetapi proses penyelesaiannya juga harus diperhatikan.murid
diharapkan menyelesaikan soal cerita melalui suatu proses tahap demi tahap
sehingga terlihat alur berfikirnya.
20
Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat
dalam skema berikut :
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Soal matematika disajikan dalam
bentuk cerita
kemampuan murid dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita
Menggunakan metode
polya dalam tahapan
penyelesaian
Memahami
masalah
( understanding
the problem)
Merencanakan
pemecahan
masalah (devising
a plan)
Melaksanakan
rencana pemecahan
masalah( carrying
out the pplan)
Memeriksa
kembali solusi
yang diperoleh
(looking back)
Penyelesaian soal cerita menggunakan cara polya
Pengaruh metode pemecahan masalah cara polya dalam menyelesaikan
soal matematika berbentuk soal cerita terhadap peningkatan hasil belajar
matematika murid
21
F. Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypo dan thesis. Hypo
berarti kurang atau di bawah dan thesis berarti teori, proporsi, atau pernyataan
yang disajikan sebagai bukti. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan
yang sifatnya masih sementara.
Sedangkan Menurut Sugiyono (2015). Memberikan pengertian hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sama
halnya dengan Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini yaitu:
H1 : Ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode Pemecahan
Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres
Parang Kabupaten Gowa
HO : Tidak ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode Pemecahan
Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres
Parang Kabupaten Gowa.
Sebelum hipotesis penelitian (H1) diubah menjadi hipotesis nol (HO) yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode
22
Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten
Gowa, setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi
product moment, dan dikonsultasikan pada t tabel dengan ketentuan t tabel di taraf
signifikan 95% dengan db = 30 diperoleh nilai t tabel = 1, 70, jika t hitung lebih
besar dari t tabel maka konsekuensinya HO di tolak dan H1 diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode
Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten
Gowa.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan desain penelitian
1. Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Pre-Experimental Desaign, dimana peneliti akan menerapkan
Perlakuan (Treatment) kepada Variabel Dependen sehingga Variabel
Dependen mendapat pengaruh yaitu diberikan penerapan metode polya dalam
menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita. Sebagaimana Kita
ketahuai Pre-Experimental Desaign merupan eksperimen sungguh-sungguh,
hal ini disebabkan masih ada Variabel luar yang berpengaruh terhadap
terbentuknya Variabel Dependen. Tidak adanya Variabel kontrol
menyebabkan Variabel luar terpengaruh, Selain itu pemilihan sampel dalam
desain ini dilakukan tidak secara randaom.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah menggunakan Pre-Experimental Desaign
dengan pola One-Grup Pretest-posttes Design. Dalam pelaksanaan penelitian
ekperimen, Variabel Dependen (IV.A) diberikan Pretes (Soal Matematika
berbentuk cerita) terlebih dahulu sebelum diberikan Perlakuan (Metode Polya)
sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel X dan
variabel Y. Variabel X (mempengaruhi) dalam penelitian ini Pengaruh Metode
24
Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Murid Kelas IV.A SD Inpres Parang Kabupaten Gowa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah objek penelitian yang menjadi sumber informasi dan sumber
data tentang apa yang akan diselidiki. Populasi adalah semua jumlah responden
yang akan dijadikan objek penelitian dengan membatasi sejumlah persamaan
sifat-sifatnya maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas
IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa sebanyak 16
orang.
Tabel. 1 keadaan populasi
No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. IV.A 5 11 16
Jumlah 16
Sumber: Buku Absen Umum murid SD IV.A SD Inpres Parang
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Tahun 2018/2019
2. Sampel
Menurut Arikunto (dalam Ammin. 2010 :29), sampel merupakan bagian dari
keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian sedangkan
metodologi yang digunakan menyeleksi disebut sampling. Apabila populasi
terlalu banyak, jalan yang harus ditempuh adalah mengambil sebuah sampel
sebagai wakil dari populasi yang ditetapkan.
25
Penelitian ini digunakan sampel Random , artinya semua populasi
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian seluruh siswa
kelas IV.A, yaitu sebanyak 16 siswa, 11 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
adalah observasi dengan instrumen berupa ceklis.
Dalam Burhan (2011: 22) Observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu
dengan pancaindra lainnya.Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi
adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-
gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah
suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, objektif , logis dan rasional mengenai berbagai
fenomena. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner dimana wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek yang lain.
Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah :
a. Peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengetahui jumlah dan
keadaan murid.
26
b. Peneliti memberi tindakan berupa Pretest kepada semua siswa kelas SD
IV.A sebelum melakukan penerapan metode Polya dan memberi Posttest
seteleh memberikan perlakuan berupa penerapan metode Polya.
c. Melakukan observasi lanjutan dan mengisi ceklis sesuai dengan
keterlibatan murid dalam pembelalajaran, baik pada kelas eksperimen
maupun pada kelas kontrol.
d. Memberi skor hasil Observasi
E.Instrumen Penelitian
Pelaksanaan pengamatan ini didukung dengan instrument penelitian
berupa ceklis dan penilaian hasil belajar.
Lembar Observasi digunakan untuk mengamati perkembangan moral budi
pekerti murid, berdasarkan asumsi peneliti berupa pernyataan dengan lima
alternatif pilihan, yaitu : sangat baik (SB), baik (B), sedang (S), Kurang baik
(KB), dan tidak baik (TB) dengan skor 0-4, Aswar (dalam Sukma 2005 : 55).
Lembar tes hasil belajar diberikan sebagai upaya untuk melihat adanya
peningkatan kemampuan atau tingkat penguasaan murid terhadap materi pelajaran
dongeng setelah mengikuti proses belajar mengajar. Nilai yang diperoleh siswa
dengan KKM ( kriteria ketuntasan minimal ) yang ditetapkan oleh guru.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif eksperimen menggunakan
statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono, 2016: 169).
27
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif.
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan metode
interpretasi skor, metode ini digunakan untuk mengkaji variabel penerapan
metode polya dan keterampilan menulis siswa. Hasil skor yang berupa angka akan
diinterpretasikan secara kualitatif. Jadi skor pada skala yang menghasilkan data
berupa data interval, akan diinterpretasikan ke dalam kategori skor yang
merupakan data ordinal.
Setelah menganalisa tes hasil belajar untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh penerapan metode polya pada siswa Kelas SD IV.A SD Inpres Parang
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, dilakukan perhitungan nilai rata-rata
(mean), frekuensi dan persentase. Dengan rumus untuk menghitung mean (nilai
rata-rata) adalah sebagai berikut:
n
XiMe
(Tiro, 2008:242)
Keterangan: Me = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah
Xi = Nilai X ke i sampai ke n
N = Banyaknya subjek
Hasil belajar sebelum dan sesuda diberi perlakuan dengan menggunakan
penerapan metode polya dapat dianalisis dengan teknik analisis persentase dengan
rumus sebagai berikut :
28
P = 𝑓
𝑁 x 100% (Tiro, 2008: 242)
Keterangan : P = Persentase
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Jumlah subjek eksperimen
Dalam penelitian ini, untuk menyajikan penerapan metode polya dan
keterampilan menulis siswa dibagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik,
cukup baik, dan kurang baik. Untuk membuat skala atau rentang skor pada
masing-masing variabel, harus diketahui terlebih dahulu nilai maksimal, nilai
minimal, mean, rentang, dan standar deviasi.
Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas terhadap kemampuan
menulis karangan deskripsi maka dibutuhkan 5 (lima) kaegori penilaian sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Tabel Kategori Penilaian
Nilai Kategori
90-100 Sangat Tinggi
80– 89 Tinggi
70– 79 Sedang
60 -69 Rendah
0 -59 Sangat Rendah
29
2. Analisis Statistik Inferensial
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik
statistik t (uji t). dengan menggunakan rumus t-test, yang dikemukakan oleh
Arikunto (2013:351) yaitu:
𝑡 =𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑁(𝑁 − 1)
Keterangan:
Md = perbedaan mean pre-test dan post-test
𝑥𝑑 = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
N = jumlah subjek pada sampel
Kriteria pengujian jika :
a. Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penerapan
metode polya berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi
kelas SD IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
Jika t Hitung< t Tabel maka Ho diterima, berarti penerapan metode polya tidak
berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi kelas SD
IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Penyajian Hasil Analisis Data
1. Deskripsi Hasil Pretest Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa Sebelum Menggunakan penerapan metode
polya
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres
Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa mulai 19 januari 2018, maka
diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat
diketahui hasil belajar murid berupa nilai dari kelas IV A SD Inpres Parang
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
Data hasil menulis karangan narasi kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.1.
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel tabel 4.1 maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu sebanyak 11 orang dengan nilai
35-55, sedang sebanyak 2 orang dengan nilai 70-75, tinggi 1 orang dengan nilai
80, dan sangat tingggi 2 orang dengan nilai 90. Melihat dari hasil yang ada dapat
dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan
materi sebelum menggunaan penerapan metode polya tergolong rendah.
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV A SD
Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
31
dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.2.
Dari data pada lampiran 4 tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 =
890, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 16. Oleh karena itu dapat diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :
�̅� =∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 890
16
= 55,62
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
menulis karangan naraIsi kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe
Kabupaten Gowa sebelum menggunakan metode polya yaitu 55,62. Adapun
tingkat penguasaan materi Pretest murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Tingkat Penguasaan Materi Pretest
No. Inter
val
Frekue
nsi
Persent
ase
(%)
Katego
ri Hasil
Belajar
1
.
35-
59 11 68,75
Sangat
Rendah
2
.
70-
79 2 12,5 Sedang
3
.
80-
89 1 6,25 Tinggi
4
.
90-
100 2 12,5
Sangat
Tinggi
Jumlah 16 100
32
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 68,75%, sedang 12,5%, tinggi
6,25% dan sangat tingggi berada pada presentase 12,5%. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam
memahami serta penguasaan materi sebelum menggunakan metode polya
tergolong rendah
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 -69 Tidak tuntas 11 68,75
70 -100 Tuntas 5 31,25
Jumlah 16 100
Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
adalah 70. Berdasarkan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang
peneliti telah menentukan yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi
nilai KKM 70, maka dapat dikatakan pembelajaran tersebut berhasil dan
memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal, sedangkan pada Tabel
4.4 siswa yang dikategorikan tidak tuntas mencapai 68,75%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dimana siswa yang tuntas hanya 31,25 %.
33
Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) IV A SD Inpres Parang Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa Setelah Menggunakan Media Big Book
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data
hasil belajar kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
setelah menggunakan metode polya pada lampiran 4 tabel 4.5.
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat tinggi sebanyak 3 orang dengan nilai 90-100,
tinggi sebanyak 2 orang dengan nilai 80-89, sedang 5 orang dengan nilai 70-79,
rendah 4 orang dengan nilai 60-69, dan sangat rendah 2 dengan nilai 50-59.
Melihat dari hasil yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid
dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran setelah menggunakan media
gambar tergolong tinggi.
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas IV A SD Inpres
Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 1160
dan nilai dari N sendiri adalah 16. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
�̅� = ∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
34
= 1160
16
= 72,5
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
setelah menggunakan media gambar yaitu 72,5 dari skor ideal 70. Adapun tingkat
penguasaan materi post-test dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Tingkat Penguasaan Materi Post-test
No. Interval Frekuensi
Persentase
(%)
Kategori
Hasil
Belajar
1. 50-59 2 12,5 Sangat
Rendah
2. 60-69 4 25,0 Rendah
3. 70-79 5 31,25 Sedang
4. 80-89 2 12,5 Tinggi
5. 90-100 3 18,75 Sangat
Tinggi
Jumlah 16 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 18,75%, tinggi 12,5%, sedang
31,25%, rendah 25,0% dan sangat rendah berada pada presentase 12,5%. Melihat
35
dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa
dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran setelah menggunakan media
big book tergolong tinggi yaitu 18,75% dari presentase sebelum menggunakan
media big book yang hanya mendapatkan 12,5%
Tabel 4.8. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 -69 Tidak tuntas 6 37,5
70 -100 Tuntas 10 62,5
Jumlah 16 100
Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai
atau melebihi nilai KKM 70 maka dapat dikatakan pembelajaran tersebut berhasil
dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Dan pada Tabel
4.8 siswa yang dikategorikan tuntas mencapai 62,5%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Kelas IV A SD Inpres
Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa telah memenuhi kriteria
ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana siswa yang tidak tuntas hanya
37,5%.
36
Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Selama Menggunakan metode polya
Hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode polya selama 3 kali pertemuan
dinyatakan dalam persentase yang dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.9.
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III
menunjukkan bahwa :
a. Persentase kehadiran siswa sebesar 83,31%
b. Persentase siswa yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi
16,25%
c. Presentase siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi
sebesar 66,62%
d. Persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun
tulisan 41%
e. Persentase siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung
52,06%
f. Persentase siswayang mengajukan diri untuk membaca karangannya 58,31%
g. Persentase siswa yang mengerjakan tugas dengan benar 75%
h. Persentase siswa yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran 62,5%
Sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti yaitu
siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif
≥70% baik untuk aktivitas siswa perindikator maupun rata-rata aktivitas siswa,
37
dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan
aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 76,80% sehingga dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran telah mencapai kriteria aktif.
Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Pengaruh metode pemecahan
masalah cara polya dalam menyelesaikan soal cerita matematika terhadap
peningkatan hasil belajar siswa kelas Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa” maka teknik yang digunakan untuk
menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan
uji-t. Data analisis skor pre-test dan post-test dapat dilihat pada lampiran 4 tabel
4.10.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑ 𝑑
𝑁
=250
16
= 15,625
2. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
= 4700 −(250)2
16
38
= 4700 −62500
16
= 4700 − 3906,25
= 793,75
3. Menentukan harga t Hitung
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
t = 15,625
√793,75
16(16−1)
t = 15,625
√793,75
240
t = 15,625
√3,307
t = 15,625
1,81
t = 8.63
4. Konsultasikan dengan t tabel
thitung =8,63> ttabel= 2,131
thitung > ttabel
39
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa
penggunaan metode polya berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan
deskripsi.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan dapat ditarik kesimpulan yang
terkait dengan penelitian ini sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata hasil observasi (pengamatan) terhadap hasil belajar murid yang
diberikan perlakuan tindakan/treatment dengan Metode Polya adalah 5,3,
sedangkan nilai rata-rata hasil Observasi (pengamatan) terhadap hasil belajar
murid yang tidak diberi perlakuan/treatment dengan metode Polya adalah 2,
025. Jadi, hasil belajar murid yang diberikan perlakuan lebih tinggi sekitar 2,
77 daripada murid yang tidak diberi perlakuan.
2. Hasil perhitungan perbandingan koefisien nilai rata-rata observasi
(pengamatan) terhadap hasil belajar murid (t hitung) antara sesudah mendapat
perlakuan (X) dan sebelum mendapat perlakuan (Y) yang diperoleh sebesar 2,
49 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 95% yaitu t.s.0,95 = 1, 70.
Karena t hitung lebih besar daripada t tabel pada taraf signifikan 95%,
hipotesis alternatif (H1) diterima.
3. Setelah diadakan uji hipotesis gambaran bahwa Metode Pemecahan Masalah
Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar murid
kelas IV SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
41
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti menyarankan kepada :
1. Para pendidik dan orang tua hendaknya memberikan pembelajaran
matematika sedini mungkin supaya anak terbiasa melakukan hal-hal yang
utama pada waktu dewasa kelak karena kedamaian dan kesejahteraan
bangsa dimasa yang akan datang ada digenggaman tangan mereka.
2. Seluruh peserta didik hendaknya memperhatikan pembelajaran yang baik
yang diberiakan oleh guru maupun orang tua dalam hal yang positif.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman, Mulyono. 1999, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Agus Triyanto. 2007. Terampil berbahasa indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.
Aminuddin, 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV.Sinar
Bandung.
Anreas Priyono, 2000, Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas,
Semarang: Depdiknas, Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Anti Aarne dan Stith Thompson. 1992. Panduan berbahasa yang benar.
Surakarta. Mediatama.
Arikunto, Suharsimi.1992. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Burhan, 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Eddy Soewardy Karta Widjaya.1987. Pengukuran Hasil Evaluasi Belajar. Cet. I,
Bandung: Sinar Baru.
Farris. 1993: 304. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.
Fredick Mc Donald. dalam Burns, 1996: 8. Terampil Berbahasa Indonesia.
Ciracas, Jakarta. Erlangga.
Gie. 2000 : 6. Cara Berbahasa Yang Baik. Surakarta. Mediatama.
Gorys Keraf . 1996: 24. Terampil Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta.
Erlangga.
Hamalik,Oemar. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Sinar Bandung.
Herman Huyono. 2000 : 139. Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar
Secara Menyenangkan.Bandung:PT.Mizan Media utama (MMU).
Hernowo,2006,Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara
Menyenangkan.Bandung:PT.Mizan Media utama (MMU).
Harris. 2003. Berbagai Problema Pendidikan. Ciracas, Jakarta. Erlangga.
Hidayat, Rahayu.1997. Pengetasan Kemampuan Membaca Komunikatif. Jakarta :
Inter Nusa.
43
Hudoyo,Herman. 2000. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang : IKIP.
malang.
Hodgson. 1960. Terampil Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.
Juel (Sandjaja), 2005. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta.
Erlangga.
Kaifa, 2004. Teori Otak Triune. Bandung : Alfabeta
Kamisa. 1997. Terampil berbahasa indonesia. Ciracas, Jakarta.
Erlangga.
Kartono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif
dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Kolker. 1983: 3. Terampil Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga
Meier, Dave.2001.The Accelerated Learning Handbooks:Panduan kreatif Dan
Efektif Merancang Program Pendidikan Dan Pelatihan.Bandung:Kaifa
Muhkal, Mappaita & Sappaile Baso Intang. 1998. Pengaruh Konsep Diri
Matematika Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa SMU Kotamadya Ujung Pandang. Laporan Hasil
Penelitian. Ujung Pandang : IKIP. Ujung Pandang.
Nunun, David. 1992. Mengembangkan Pemahaman Wacana. Jakarta : Indah
Perkasa.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat Dan Efektif. Bandung : Y A3.
Nurindah. 2001. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas V SD. Inpres Tinggimae Kabupaten Gowa.Skripsi.Unismuh
Makassar.
Setiawan,Budi. 2002. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta : Rajawali.
Soedarso. 1996: 4. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas. Jakarta.
Erlangga.
Slameto.1997.Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta:Rineke cipta.
Syafi'i. 1999: 7. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.
44
Tampubolon,1987.Keterampilan Membaca.Jakarta: Pustaka Ilmu.
Tarigan, H.G, 1985. Membaca Dalam Kehidupan.Bandung: Angkasa.
Tarigan,H.G. 1987. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung : Angkasa.
Tarigan,H.G,1994.Membaca Sebagai Sesuatu Keterampilan Bahasa .
Bandung:Angkasa.
Thompson. 1992: 86. Senang Berbahasa. Ciracas, Jakarta. Erlangga.
Winarno Surakhmad. 2003. Fasilitator, Edisi I Tahun 2003.
Jl. Kembang Baru I/4 Yogyakarta. Elex Media
Wiryodijoyo, Suwarsono.1989. Strategi Membaca Pengantar Dan
Tekniknya.Jakarta : Debdikbud.
Puput Yoga Astuti. 2009. Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dengan Model
Pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual (SAVI) pada
Siswa Kelas V SD Sigaluh Banjarnegara.Banjarnegara. Skripsi:
Universitas Banjarnegara.
Risma.2010. kemampuan membaca puisi dengan menggunakan tehnik membaca
total gaya Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual (SAVI) pada siswa
kelas IV SD Inpres Antang Makassar. Makassar.Skripsi :Universitas
Muhammadiyah Makassar.
45
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran
ANALISIS STATISTIK
46
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV SDN No.
212 Inpres Bontokanang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat
melalui tabel di bawah ini :
Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest
X F F.X
35 3 105
40 2 80
45 2 90
50 2 100
55 2 110
70 1 70
75 1 75
80 1 80
90 2 180
Jumlah 16 890
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 890, sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 16. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
47
�̅� = ∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 890
16
= 55,62
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
menulis karangan naraIsi kelas V SDN No. 212 Inpres Bontokanang Kecamatan
Galesong Kabupaten Takalar sebelum menggunakan media big book yaitu 55,62.
Adapun tingkat penguasaan materi Pretest murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Tingkat Penguasaan Materi Pretest
N
o
.
Int
erv
al
Frek
uensi
Perse
ntase
(%)
Kat
ego
ri
Has
il
Bel
ajar
1
.
35-
59 11 68,75
San
gat
Ren
dah
2
.
70-
79 2 12,5
Sed
ang
3
.
80-
89 1 6,25
Tin
ggi
4
.
90-
102 12,5
San
gat
48
0 Tin
ggi
Jumlah 16 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 68,75%, sedang 12,5%, tinggi
6,25% dan sangat tingggi berada pada presentase 12,5%. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam
memahami serta penguasaan materi sebelum menggunakan media big book
tergolong rendah.
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 -69 Tidak tuntas 11 68,75
70 -100 Tuntas 5 31,25
Jumlah 16 100
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas IV SDN No.212
Inpres Bontokanang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-tes
X F F.X
49
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 1160
dan nilai dari N sendiri adalah 16. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
�̅� = ∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 1160
16
55 2 110
60 2 120
65 2 130
70 3 210
75 2 150
80 1 80
85 1 85
90 2 180
95 1 95
Jumlah 16 1160
50
= 72,5
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar kelas IV SDN No. 212 Inpres Bontokanang Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar setelah menggunakan media gambar yaitu 72,5 dari skor ideal
70. Adapun tingkat penguasaan materi post-test dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Tingkat Penguasaan Materi Post-test
N
o
.
Int
erv
al
Frek
uensi
Perse
ntase
(%)
Kat
ego
ri
Has
il
Bel
ajar
1
.
50-
59 2 12,5
San
gat
Ren
dah
2
.
60-
69 4 25,0 Ren
dah
3
.
70-
79 5 31,25
Sed
ang
4
.
80-
89 2 12,5
Tin
ggi
5
.
90-
10
0
3 18,75
San
gat
Tin
ggi
Jumlah 16 100
51
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 18,75%, tinggi 12,5%, sedang
31,25%, rendah 25,0% dan sangat rendah berada pada presentase 12,5%. Melihat
dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa
dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran setelah menggunakan media
big book tergolong tinggi yaitu 18,75% dari presentase sebelum menggunakan
media big book yang hanya mendapatkan 12,5%
Tabel 4.8. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 -69 Tidak tuntas 6 37,5
70 -100 Tuntas 10 62,5
Jumlah 16 100
Tabel 4.9. Analisis skor Pre-test dan Post-test
No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 35 55 20 400
2 55 70 15 225
3 70 80 10 100
4 90 90 0 0
52
5 90 95 5 25
6 40 60 20 400
7 40 65 15 225
8 50 65 15 225
9 75 90 15 225
10 35 60 25 625
11 50 70 20 400
12 55 75 20 400
13 80 85 5 25
14 45 70 25 625
15 45 75 20 400
16 35 55 20 400
890 1160 250 4700
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑ 𝑑
𝑁
53
=250
16
= 15,625
2. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
= 4700 −(250)2
16
= 4700 −62500
16
= 4700 − 3906,25
= 793,75
3. Menentukan harga t Hitung
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
t = 15,625
√793,75
16(16−1)
t = 15,625
√793,75
240
t = 15,625
√3,307
t = 15,625
1,81
54
t = 8.63
4. Konsultasikan dengan t tabel
thitung =8,63 > ttabel=
thitung > ttabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa
penggunaan media big book berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan
deskripsi.
55
DOKUMENTASI
Peneliti bersama Siswa
56
Kepala Sekolah dan
Guru SDI Parang
57
RIWAYAT HIDUP
Nur Azisah, lahir di Sungguminasa , Kecamatan
Somba Opu, Kabupaten Gowa pada tanggal 02
November 1995. Anak kedua dari 3 bersaudara,
Merupakan buah hati dari Kamaruddin dan Syamsiah.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada Tahun 2001 di SD
Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan,
dan pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 1 Parangloe dan tamat pada tahun 2010, kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Parangloe, dan tamat pada
tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan pada Program
Strata Satu (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Foto