PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf ·...

109
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugastugas dan Memenuhi Syaratsyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Matematika Oleh SAPTA DESTY SUGIHARTI 1411050182 Jurusan : Pendidikan Matematika Pembimbing I : Dr. Nanang Supriadi, M. Sc. Pembimbing II : Siska Andriani, S. Si., M. Pd. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2018 M

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf ·...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas–tugas dan Memenuhi Syarat–syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Matematika

Oleh

SAPTA DESTY SUGIHARTI

1411050182

Jurusan : Pendidikan Matematika

Pembimbing I : Dr. Nanang Supriadi, M. Sc.

Pembimbing II : Siska Andriani, S. Si., M. Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP NEGERI 22 PESAWARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas–tugas dan Memenuhi Syarat–syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Matematika

Oleh

SAPTA DESTY SUGIHARTI

1411050182

Jurusan : Pendidikan Matematika

Pembimbing I : Dr. Nanang Supriadi, M. Sc.

Pembimbing II : Siska Andriani, S. Si., M. Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H / 2018 M

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP NEGERI 22 PESAWARAN

Oleh

Sapta Desty Sugiharti

Kemampuan berpikir kritis adalah berpikir secara mendalam dalam mencari,

memahami dan menerapkan materi pembelajaran. Berdasarkan pra penelitian

didapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik di SMP Negeri 22

Pesawaran masih rendah, hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan

tidak menuntut peserta didik untuk berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e

berbantuan e-modul, model pembelajaran learning cycle 7e, dan model pembelajaran

konvensional terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah

menengah pertama.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasy Experimental

Design dengan metode kuantitatif dan desain penelitian yang digunakan pretest-

posttest control design. Analisis data akhir menggunakan uji Anova klasifikasi satu

arah yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta

didik SMP Negeri 22 Pesawaran dan sampel penelitian diambil dengan teknik cluster

random sampling sehingga didapatkan sampel penelitian kelas VII A sebagai kelas

eksperimen1, kelas VII B sebagai kelas eksperimen2, dan kelas VII C sebagai kelas

kontrol.

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa kelas eksperimen1 yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul memiliki

rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas eksperimen2 yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e,

dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rata-rata

peningkatan kemampuan berpikir kritis sampel penelitian yaitu kelas eksperimen1

sebesar 0,829, kelas eksperimen2 sebesar 0,693, dan kelas kontrol sebesar 0,571.

Berdasarkan rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh

kesimpulan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul lebih

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah

menengah pertama dibandingkan model pembelajaran learning cycle 7e dan model

pembelajaran konvensional. Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan

membiasakan peserta didik untuk belajar secara aktif dan mandiri seperti

pembelajaran dengan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Learning Cycle 7E, E-Modul, Kemampuan

Berpikir Kritis

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

MOTTO

Artinya : Dari Abu Ya‘la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda:

―Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka

beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang

yang selalu mengikuti hawa nafsu dan berharap kepada Allah dengan harapan

kosong‖. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan)

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan cinta yang tulus, penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. Orang tuaku tercinta Bapak Pramono, Alm Ibu Nurni, dan Mami Yani terima kasih

untuk semua doa dan dukungan serta rasa sabar yang diberikan khususnya selama

penulis menyusun skripsi.

2. Kakak-kakakku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, bantuan, dukungan,

serta motivasi yang tiada henti.

3. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

RIWAYAT HIDUP

Sapta Desty Sugiharti lahir di Bandar Lampung pada tanggal 05 Desember 1996,

anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Pramono dan Alm Ibu

Nurni.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Citra Melati

Bandar Lampung pada tahun 2002, jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1

Gedong Air pada tahun 2008, jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2011, jenjang pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 16 Bandar Lampung pada tahun 2014. Pada tahu 2014, penulis

diterima sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan

Lampung. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah, keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah

membantu dalam menyempurnakan skripsi ini, oleh sebab itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung dan selaku

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama

penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Ibu Siska Andriani, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan selama kegiatan perkuliahan.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

5. Ibu Basataruli Simanjuntak, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 22 Pesawaran yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut.

6. Bapak Drs. Tri Wahyudi selaku guru mata pelajaran matematika serta seluruh

guru dan staf SMP Negeri 22 Pesawaran yang telah membantu selama kegiatan

penelitian.

7. Kakak Eli Kurniawati, S.Pd selaku penulis e-modul yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menggunakan e-modul selama penelitian.

8. Sahabat-sahabatku Sidah Surya Kusuma, Rafika Fajrizal, Risky Melina Sari, dan

Anna Malinda yang telah selalu menemani, membantu, dan memotivasi penulis

selama menyusun skripsi dan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang

selalu berbagi cerita dan saling memotivasi selama penulis menjadi mahasiswa

UIN Raden Intan Lampung.

10. Teman-teman KKN Kelompok 212 dan PPL Kelompok 23 yang selalu

memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah mereka berikan

kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis

Sapta Desty Sugiharti

NPM. 1411050182

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 11

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 12

F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Pembelajaran ................................................................................... 14

B. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

1. Model Pembelajaran ............................................................................... 16

2. Pengertian Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ............................. 17

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ................. 18

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 22

C. E-Modul ...................................................................................................... 24

D. Model Pembelajaran Direct Instruction ...................................................... 25

E. Kemampuan Berpikir Kritis

1. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis ................................................. 26

2. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ................................................... 28

F. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 32

G. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 34

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

H. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 36

2. Hipotesis Statistik ................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ....................................................................................... 38

B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 40

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi .................................................................................................. 40

2. Sampel .................................................................................................... 41

3. Teknik Sampling .................................................................................... 41

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes .......................................................................................................... 42

2. Wawancara ............................................................................................. 42

3. Dokumentasi ........................................................................................... 43

E. Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas ........................................................................................... 46

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 47

3. Uji Tingkat Kesukaran ........................................................................... 48

4. Uji Daya Beda ........................................................................................ 48

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas Gain (N-Gain) ................................................................ 50

2. Analisis Data Awal ................................................................................. 51

3. Analisis Data Akhir ................................................................................ 53

4. Uji Lanjut Anova (Komparasi Ganda) ................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas ........................................................................................... 56

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 57

3. Uji Tingkat Kesukaran ........................................................................... 57

4. Uji Daya Beda ........................................................................................ 58

B. Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

1. Uji Normalitas Pretest Kemampuan Berpikir Kritis .............................. 62

2. Uji Homogenitas Pretest Kemampuan Berpikir Kritis .......................... 63

3. Uji Hipotesis Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 63

C. Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

1. Uji Normalitas Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 66

2. Uji Homogenitas Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ......................... 67

3. Uji Hipotesis Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ............................... 67

4. Uji Scheffe Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ................................... 68

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

D. N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

1. Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ............................. 71

2. Uji Homogenitas N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis .......................... 72

3. Uji Hipotesis N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 73

4. Uji Scheffe N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ................................... 74

E. Pembahasan ................................................................................................. 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 86

B. Saran ........................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika

Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018

................................................................................................................... 6

Tabel 2.1 Kegiatan yang Dilakukan pada Setiap Fase Model Pembelajaran Learning

Cycle 7E .................................................................................................... 21

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ...................................................... 29

Tabel 3.1 Desain Eksperimen ................................................................................... 39

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Pesawaran ................................ 41

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ....................... 44

Tabel 3.4 Interpretasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik .............................. 45

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran ................................................................. 48

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Daya Beda ................................................................ 49

Tabel 3.7 Interpretasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ....... 50

Tabel 3.8 Nilai Uji Statistik Fhitung ............................................................................. 53

Tabel 4.1 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ........... 56

Tabel 4.2 Rangkuman Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir

Kritis ......................................................................................................... 58

Tabel 4.3 Rangkuman Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ....... 58

Tabel 4.4 Kesimpulan Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ................. 59

Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 60

Tabel 4.6 Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir

Kritis ......................................................................................................... 62

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Kemampuan

Berpikir Kritis ........................................................................................... 63

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Anova Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir

Kritis ......................................................................................................... 64

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Tabel 4.9 Deskripsi Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ...................... 65

Tabel 4.10 Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ........................................................................................ 66

Tabel 4.11 Rangkuman Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ......................................................................................... 67

Tabel 4.12 Rangkuman Uji Anova Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir

Kritis ....................................................................................................... 68

Tabel 4.13 Rangkuman Uji Scheffe Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir

Kritis ....................................................................................................... 69

Tabel 4.14 Deskripsi Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis .............................. 70

Tabel 4.15 Rangkuman Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir

Kritis ....................................................................................................... 71

Tabel 4.16 Rangkuman Uji Homogenitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir

Kritis ....................................................................................................... 72

Tabel 4.17 Rangkuman Uji Anova Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ........ 73

Tabel 4.18 Rangkuman Uji Scheffe Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ....... 74

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fase-Fase Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ...................................... 21

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian ......................................................................................... 36

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 92

Lampiran 2 Indikator Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ........................... 94

Lampiran 3 Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ........................................... 95

Lampiran 4 Alternatif Jawaban Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ........... 97

Lampiran 5 Daftar Nama Peserta Didik Uji Coba Instrumen ................................ 101

Lampiran 6 Analisis Uji Validitas Instrumen ........................................................ 102

Lampiran 7 Perhitungan Manual Uji Validitas Instrumen ..................................... 104

Lampiran 8 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................... 107

Lampiran 9 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas Instrumen ................................. 109

Lampiran 10 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ...................................... 111

Lampiran 11 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ................... 113

Lampiran 12 Analisis Uji Daya Beda Instrumen ................................................... 114

Lampiran 13 Perhitungan Manual Uji Daya Beda Instrumen ................................ 116

Lampiran 14 Silabus, RPP Kelas Eksperimen1, dan RPP Kelas Eksperimen2 ..... 117

Lampiran 15 Kisi-Kisi Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ......................... 137

Lampiran 16 Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ......................................... 139

Lampiran 17 Alternatif Jawaban Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis .......... 140

Lampiran 18 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen1 ............................... 143

Lampiran 19 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen2 ............................... 144

Lampiran 20 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol ....................................... 145

Lampiran 21 Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ............................... 146

Lampiran 22 Deskripsi Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ............... 151

Lampiran 23 Perhitungan Manual Deskripsi Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir

Kritis ................................................................................................. 153

Lampiran 24 Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ...... 155

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Lampiran 25 Perhitungan Manual Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 160

Lampiran 26 Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ... 164

Lampiran 27 Perhitungan Manual Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 166

Lampiran 28 Uji Anova Klasifikasi Satu Arah Data Hasil Pretest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 168

Lampiran 29 Perhitungan Manual Uji Anova Klasifikasi Satu Arah Data Hasil Pretest

Kemampuan Berpikir Kritis .............................................................. 171

Lampiran 30 Kisi-Kisi Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 173

Lampiran 31 Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ........................................ 175

Lampiran 32 Alternatif Jawaban Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ........ 176

Lampiran 33 Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis .............................. 179

Lampiran 34 Deskripsi Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ............. 184

Lampiran 35 Perhitungan Manual Deskripsi Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 186

Lampiran 36 Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ..... 188

Lampiran 37 Perhitungan Manual Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 193

Lampiran 38 Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis . 197

Lampiran 39 Perhitungan Manual Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 199

Lampiran 40 Uji Anova Klasifikasi Satu Arah Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 201

Lampiran 41 Perhitungan Manual Uji Anova Klasifikasi Satu Arah Data Hasil

Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ............................................... 204

Lampiran 42 Uji Scheffe Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ........... 206

Lampiran 43 Perhitungan Manual Uji Scheffe Data Hasil Posttest Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 208

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Lampiran 44 Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ........................................ 211

Lampiran 45 Deskripsi Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 216

Lampiran 46 Perhitungan Manual Deskripsi Data N-Gain Kemampuan Berpikir

Kritis ................................................................................................. 218

Lampiran 47 Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ............... 220

Lampiran 48 Perhitungan Manual Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir

Kritis ................................................................................................. 225

Lampiran 49 Uji Homogenitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ........... 229

Lampiran 50 Perhitungan Manual Uji Homogenitas Data N-Gain Kemampuan

Berpikir Kritis ................................................................................... 231

Lampiran 51 Uji Anova Klasifikasi Satu Arah Data N-Gain Kemampuan Berpikir

Kritis ................................................................................................. 233

Lampiran 52 Perhitungan Manual Uji Anova Klasifikasi Satu Arah Data N-Gain

Kemampuan Berpikir Kritis .............................................................. 236

Lampiran 53 Uji Scheffe Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ..................... 238

Lampiran 54 Perhitungan Manual Uji Scheffe Data N-Gain Kemampuan Berpikir

Kritis ................................................................................................. 240

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan kualitas pendidikan menjadi kunci untuk menghadapi persaingan

antar negara. Seseorang yang mendapatkan pendidikan berkualitas memiliki peluang

untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya sebagai bekal untuk

menghadapi persaingan antar negara. Keberhasilan dalam menghadapi persaingan

antar negara akan menciptakan seorang yang berilmu, mandiri, kreatif, dan cakap.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas, yaitu

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.1

Mencari pendidikan berkualitas dan mencari ilmu tidak hanya menjadi kunci

untuk menghadapi persaingan antar negara, tetapi juga menjadi kewajiban bagi semua

umat Islam. Allah SWT mewajibkan semua umat Islam untuk mencari ilmu, yang

mana ilmu itu akan berguna untuk kehidupan di dunia serta di akhirat kelak,

sebagaimana sabda Rasullah SAW:

1

Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 24.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

طهة انعهم فزيضة عهى كم مسهم

Artinya: Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.(HR. Ibnu Majah)2

Mutu pendidikan berawal dari proses pembelajaran di dalam kelas, oleh sebab itu

untuk menciptakan pendidikan yang bermutu, maka proses pembelajaran di dalam

kelas harus didesain dengan baik.3 Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi

antara peserta didik dan pendidik untuk berbagi dan mengolah informasi dengan

harapan setelah proses pembelajaran berakhir peserta didik mendapatkan ilmu

pengetahuan baru dan dapat memanfaatkannya untuk materi selanjutnya serta tingkah

laku peserta didik berubah menjadi lebih baik. Proses pembelajaran dikatakan baik

dan efektif apabila proses pembelajaran menyenangkan, menggembirakan, bergairah,

penuh motivasi, serta menciptakan kesan untuk peserta didik.

Menciptakan proses pembelajaran yang baik serta efektif bukanlah hal yang

mudah, khususnya pada mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan, antara lain:

peserta didik sering beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit;

kurangnya keinginan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran matematika;

rendahnya kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik sebagai dampak

dari kebiasaan mencotek yang sering dilakukan oleh peserta didik; peserta didik

sering melupakan materi yang dipelajari sebelumnya; perbedaan kemampuan setiap

peserta didik dalam memahami materi pembelajaran; peserta didik merasa takut

2 ‗Setiap Muslim Wajib Mempelajari Agama‘ <http://muslim.or.id/18810-setiap-muslim-wajib-

mempelajari-agamaz.html> [diakses 19 Januari 2018].

3 Farida, ‗Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristic Vee Terhadap Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Peserta Didik‘, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6.2 (2015), 111–120.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

untuk mengajukan pertanyaan; kurangnya jumlah bahan belajar; dan proses

pembelajaran lebih sering berpusat pada pendidik, dimana pendidik lebih banyak

menjelaskan materi pembelajaran sementara peserta didik hanya mendengarkan

kemudian mencatat materi pembelajaran.

Materi pembelajaran yang terdapat pada mata pelajaran matematika

mengharuskan peserta didik untuk berpikir secara kritis atau berpikir secara

mendalam dalam mencari, memahami serta menerapkan materi pembelajaran

matematika. Akan tetapi, proses pembelajaran dimana pendidik menjelaskan materi

pembelajaran sementara peserta didik mendengarkan kemudian mencatat menjadikan

peserta didik terbiasa menerima semua materi pembelajaran tanpa berpikir untuk

mencari sendiri serta memahami materi pembelajaran. Selain itu, peserta didik

terbiasa mencontek dalam menyelesaikan persoalan matematika atau tugas yang

diberikan oleh pendidik. Hal-hal tersebut menyebabkan rendahnya kemampuan

berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik yang merupakan kemampuan penting

dalam proses pembelajaran matematika. Allah SWT juga menegaskan tentang

kejadian-kejadian yang terjadi hanya dapat dimengerti oleh umat-Nya dengan

berpikir, seperti dalam firman Allah SWT dalam Q.S Ali-Imran ayat 190-191:

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

ة﴿ە ونى ٱلنث ث ل ف ٱنيم وٱننهار لءايت وٱلرض وٱخته ى م ٱنذيه يذكزون ﴾۹۱إن فى خهق ٱنس

م قي طل ٱلل ذا ت ت وٱلرض رتنا ما خهقث ه ى م ا وعهى جنىتهم ويتفكزون فى خهق ٱنس ا وقعىد

نك فقنا عذاب ٱننار ﴾۹۱۹﴿ سثح

Artinya: Sesungguhnya tentang kejadian langit dan bumi pergantian malam dan

siang menjadi tanda (atas kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu)

orang-orang yang mengingat Allah ketika berdiri, duduk, dan waktu berbaring; dan

mereka memikirkan kejadian langit dan bumi, (sambil berkata): Ya Tuhan kami,

bukanlah Engkau jadikan ini dengan percuma (sia-sia), Mahasuci Engkau, maka

peliharakanlah kami dari siksa neraka.

Memaksimalkan proses pembelajaran menjadi salah satu cara yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta

didik. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan memvariasikan model

pembelajaran dan bahan belajar yang digunakan. Model pembelajaran adalah seluruh

kegiatan atau metode yang tersusun secara sistematis dalam proses pembelajaran.

Para ahli telah mengembangkan banyak jenis model pembelajaran dengan berbagai

kelebihan dan kekurangannya. Pendidik memiliki tugas untuk memilih serta

menentukan model pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan setiap materi

pembelajaran. Menurut Bulut yang dikutip oleh Siska Andriani, apabila pendidik

menggunakan model pembelajaran yang efektif maka pendidik dapat mengaktifkan

peserta didik selama proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

materi pembelajaran dengan efektif.4 Penggunaan model pembelajaran yang

menuntut peserta didik untuk mencari serta memahami sendiri materi pembelajaran

dari suatu permasalahan akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki

oleh peserta didik.

Selain penggunaan model pembelajaran, tersedianya bahan belajar untuk peserta

didik serta bahan belajar dengan desain yang menarik juga dapat memaksimalkan

proses pembelajaran. Bahan belajar merupakan seperangkat informasi tentang materi

pembelajaran yang harus dipahami oleh peserta didik. Bahan belajar memiliki banyak

bentuk, diantaranya berupa bahan cetak, audio, visual, audio-visual, dan multimedia.

Seiring dengan kemajuan teknologi, bahan belajar banyak dikembangkan dengan

desain yang menarik ataupun disertai dengan penggunaan animasi. Penggunaan

bahan belajar dengan desain yang menarik dapat meningkatkan keinginan peserta

didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendidik SMP Negeri 22

Pesawaran diketahui bahwa dalam proses pembelajaran matematika pendidik lebih

sering menggunakan model pembelajaran direct instruction dimana pendidik

menjelaskan serta menuliskan materi pembelajaran kemudian peserta didik mencatat

materi tersebut, hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh

peserta didik rendah. Terkadang pendidik membentuk peserta didik menjadi beberapa

kelompok diskusi, akan tetapi hal ini jarang dilakukan karena peserta didik lebih

4 Siska Andriani, ‗Evaluasi CSE-UCLA Pada Studi Proses Pembelajaran Matematika‘, Al-Jabar:

Jurnal Pendidikan Matematika, 6.2 (2015), 167–175.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

cenderung ribut dan hanya mengandalkan teman sekelompoknya saja. Selain model

pembelajaran, bahan belajar yang digunakan di SMP Negeri 22 Pesawaran terbatas

pada penggunaan buku cetak yang sudah tersedia. Buku cetak yang jumlahnya

terbatas hanya digunakan pada proses pembelajaran di dalam kelas sementara untuk

belajar di luar kelas peserta didik menggunakan buku catatan materi yang dimiliki

masing-masing peserta didik, hal ini menjadikan peserta didik mengalami kesulitan

dalam mencari bahan belajar. Selain jumlahnya yang terbatas bahan belajar yang

tersedia juga memiliki desain yang kurang menarik dan peserta didik merasa sulit

untuk memahaminya.

Proses pembelajaran matematika yang biasa dilakukan di SMP Negeri 22

Pesawaran menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh

peserta didik yang mengakibatkan peserta didik merasa kesulitan ketika

menyelesaikan persoalan matematika dan akhirnya berdampak pada hasil belajar

peserta didik yang rendah. Hal ini terlihat dari tabel nilai ujian akhir semester ganjil

mata pelajaran matematika peserta didik kelas VII di bawah ini:

Tabel 1.1

Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika Peserta

Didik Kelas VII SMP Negeri 22 Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018

No. Kelas Nilai Jumlah Peserta

Didik ˂70 ≥70

1. VII A 10 22 32

2. VII B 15 17 32

3. VII C 18 14 32

4. VII D 22 10 32

5. VII E 19 13 32

6. VII F 24 8 32

Jumlah 108 74 192

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa 108 peserta didik kelas VII di SMP

Negeri 22 Pesawaran mendapatkan nilai ujian akhir semester ganjil kurang dari nilai

KKM atau kurang dari 70 dan 74 peserta didik lainnya mendapatkan nilai ujian akhir

semester ganjil lebih dari nilai KKM. Hal ini menunjukkan model pembelajaran yang

biasa digunakan oleh pendidik di SMP Negeri 22 Pesawaran kurang efektif, karena

apabila pendidik menggunakan model pembelajaran yang efektif maka peserta didik

akan aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memahami materi pembelajaran.

Apabila peserta didik aktif dan terbiasa berpikir kritis selama proses pembelajar serta

dapat memahami materi pembelajaran dengan baik maka peserta didik dapat

menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan pada ujian akhir semester ganjil

dengan baik.

Selain kurang maksimalnya proses pembelajaran, ada beberapa faktor lain yang

menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas VII di SMP

Negeri 22 Pesawaran, yakni peserta didik memiliki anggapan bahwa matematika

adalah mata pelajaran yang sulit serta kurangnya keinginan peserta didik untuk

mempelajari matematika. Kurangnya keinginan peserta didik untuk mempelajari

matematika disebabkan peserta didik terbiasa mencontek dalam menyelesaikan tugas

dan persoalan matematika, hal ini menyebabkan peserta didik merasa sulit ketika

menyelesaikan persoalan matematika yang diberikan dalam ujian dan akhirnya

berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

Salah satu hal yang dapat digunakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran

adalah menggunakan model pembelajaran learning cycle. Model pembelajaran ini

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

dikembangkan oleh J. Myron Atkin, Robert Karplus dan Kelompok SCIC (Science

Curriculum Improvement Study), di Universitas California, Berkeley, Amerika

Serikat sejak tahun 1967.5 Model pembelajaran ini berbasis konstruktivistik yang

berarti membangun, dimana peserta didik dapat membangun pengetahuannya dengan

mengikuti secara aktif fase-fase yang telah tersusun dalam proses pembelajaran.

Dengan terlibat secara aktif peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis untuk mencari, memahami, dan menerapkan pengetahuannya.

Learning cycle pada mulanya terdiri dari tiga fase, yaitu explore (mencari),

explain (menjelaskan), dan elaborate (teliti) yang dikenal sebagai learning cycle 3e.

Tiga fase tersebut dikembangkan menjadi lima fase, yaitu engage (mengajak),

explore (mencari), explain (menjelaskan), elaborate (teliti), dan evaluate (evaluasi)

yang dikenal sebagai learning cycle 5e. Seiring perkembangan, learning cycle

dikembangkan lagi menjadi learning cycle 7e yang memiliki tujuh fase, yaitu elicit

(memperoleh), engage (mengajak), explore (mencari), explain (menjelaskan),

elaborate (teliti), evaluate (evaluasi) dan extend (memperpanjang).

Setiap fase pada model pembelajaran learning cycle 7e menuntut peserta didik

untuk berpikir kritis. Pada fase elicit atau memperoleh peserta didik diajak untuk

menggali kembali ingatan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari serta

mencari isu-isu yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Dengan menggali

kembali ingatan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari, peserta didik

5 Nina Agustyaningrum, ‗Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman‘,

Matematika Dan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran, 2011.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

berlatih untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya. Mengingat

kembali materi pembelajaran yang telah dipelajari menjadi hal yang penting, karena

pada dasarnya materi pembelajaran matematika saling berhubungan. Pada fase

engagement atau mengajak dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik agar

lebih menyukai mata pelajaran matematika dan menghilangkan anggapan peserta

didik tentang matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Pada fase explore

(mencari), explain (menjelaskan), dan elaborate (teliti) peserta didik dapat

membangun pengetahuannya dengan cara memahami serta memecahkan masalah

yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Fase evaluate atau evaluasi

digunakan untuk menentukan benar tidaknya materi pembelajaran baru yang telah

dibangun oleh peserta didik. Terakhir fase extend atau memperpanjang dapat

digunakan untuk menerapkan materi pembelajaran pada masalah kontekstual yang

berguna untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta

didik.

Penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e dalam proses pembelajaran

juga telah dilaksanakan oleh Zulfani Aziz, Ani Rusilowati, dan M. Sukisno pada

tahun 2013 dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa model

pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.6

Penelitian lain juga dilaksanakan oleh Kristinawati Widoratih, Eny Enawaty, dan Ira

Lestari pada tahun 2016 dan didapatkan kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik

6 Zulfani Aziz, Ani Rusilowati, dan M. Sukisno, ‗Penggunaan Model Pembelajaran Learning

Cycle 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi‘,

UPEJ Unnes Physics Education Journal, 2.3 (2013).

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e lebih

tinggi dibandingkan peserta didik yang diberi pembelajaran menggunakan model

konvensional.7 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristinawati ini sejalan dengan

pendapat Fajaroh dan Dasna bahwa seluruh fase dalam model pembelajaran learning

cycle akan membantu peserta didik dalam membangun pengetahuan baru melalui

interaksi dengan lingkungan agar peserta didik terlibat secara langsung dalam proses

pembelajaran sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Zulfani Aziz, Ani Rusilowati,

dan M. Sukisno serta oleh Kristinawati Widoratih, Eny Enawaty, dan Ira Lestari

diketahui bahwa model pembelajaran learning cycle 7e berpengaruh positif terhadap

hasil belajar peserta didik. Sedangkan pada penelitian ini peneliti bermaksud untuk

melihat pengaruh model pembelajaran learning cycle 7e terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, peneliti juga

menggunakan e-modul sebagai bahan belajar dalam model pembelajaran learning

cycle 7e.

Penggunaan e-modul adalah sebagai tambahan dalam model pembelajaran

learning cycle 7e. E-modul banyak diciptakan untuk melengkapi bahan belajar yang

sudah ada di sekolah, bahan belajar ini dapat ditampilkan menggunakan komputer

sehingga peserta didik tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak untuk

mencetak e-modul. Selain tidak memerlukan biaya untuk mencetak, e-modul juga

7 Kristinawati Widoratih, Eny Enawaty, dan Ira Lestari, ‗Pengaruh Model Learning Cycle 7E

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA‘, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 5.9

(2016).

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

memiliki desain yang menarik dibandingkan dengan modul cetak. Dengan desain

yang menarik diharapkan peserta didik menjadi lebih bersemangat ketika membaca

materi pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul ‖Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Berbantuan E-Modul Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta

Didik SMP Negeri 22 Pesawaran‖.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis memperoleh berbagai macam

masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Banyak peserta didik yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran

yang sulit dan menyebabkan kurangnya keinginan peserta didik untuk

mempelajari matematika.

2. Model pembelajaran yang digunakan tidak menuntut peserta didik untuk

berpikir kritis sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis

peserta didik.

3. Bahan belajar yang jumlahnya terbatas serta kurang menarik perhatian peserta

didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

4. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan penulis dan untuk menghindari

kesimpangsiuran maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

1. Pengaruh model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

2. Penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan himpunan terhadap kemampuan

berpikir kritis peserta didik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

―Adakah pengaruh model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Negeri 22

Pesawaran?‖

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penggunaan

model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Negeri 22 Pesawaran.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti:

a. Memperoleh wawasan tentang pelaksanaan model pembelajaran learning

cycle 7e.

b. Memperoleh wawasan tentang e-modul sebagai bahan belajar.

c. Memberikan bekal bagi peneliti sebagai pendidik.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

2. Manfaat bagi peserta didik:

a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Menjadikan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

c. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghubungkan materi

yang telah dipelajari.

d. Meningkatkan kerjasama antar peserta didik.

3. Manfaat bagi pendidik:

a. Menambah wawasan pendidik tentang pelaksanaan model pembelajaran

learning cycle 7e.

b. Menambah wawasan pendidik tentang penggunaan e-modul sebagai bahan

belajar.

c. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis peserta didik.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

G. Proses Pembelajaran

Belajar ialah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui suatu program

yang disusun untuk menghasilkan perubahan perilaku positif tertentu. Menurut

Witherington, belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang berbentuk sikap,

keterampilan, pengetahun, kebiasaan, dan kecakapan.8 Menurut Hasbullah yang

dikutip oleh Muhamad Syazali, belajar adalah proses aktif yang dilakukan peserta

didik dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya

mendengarkan ceramah pendidik tentang pengetahuan.9 Oleh sebab itu, untuk

mendapatkan perubahan perilaku positif, keterampilan, pengetahuan, dan kecakapan

peserta didik harus aktif dalam belajar.

Proses pembelajaran adalah suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif

untuk terjadinya interaksi komunikasi belajar mengajar antara pendidik, peserta didik,

serta komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.10

Komponen-komponen pembelajaran diantaranya adalah:

8

Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik, Dan Penilaian (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2015), h. 13.

9 Muhamad Syazali, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan

Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis‘, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan

Matematika, 6.1 (2015), 91–98.

10

Rusman, Op. Cit., h. 22.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

1. Tujuan, adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kepribadian,

akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

2. Bahan belajar, diartikan segala bentuk yang ada di luar diri seseorang yang

digunakan untuk mempermudah terjadinya proses pembelajaran pada diri

sendiri atau peserta didik.

3. Strategi pembelajaran, adalah tipe pendekatan yang digunakan untuk

menyampaikan informasi serta kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan.

4. Media pembelajaran, adalah alat untuk meningkatkan proses interaksi

pendidik dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan

serta sebagai alat yang menunjang model pembelajaran.

5. Evaluasi pembelajaran, merupakan alat indikator untuk mengukur seberapa

besar tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai seluruh

proses pembelajaran. Evaluasi tidak hanya untuk menilai suatu aktivitas

spontan tetapi juga untuk menilai aktivitas yang telah terencana.

Komponen-komponen pembelajaran menentukan seberapa besar keberhasilan

dari proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi masing-

masing dalam setiap perannya dalam proses pembelajaran.11

Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila adanya transfer belajar yakni

materi pembelajaran yang diajarkan pendidik dapat diserap ke dalam struktur kognitif

peserta didik. Peserta didik dapat mengetahui materi pembelajaran tersebut tidak

11 Ibid., h. 26-27.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

terbatas pada ingatan saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi juga dapat diserap

secara bermakna (meaning learning).12 Selain itu, proses pembelajaran dikatakan baik

dan efektif apabila proses pembelajaran tersebut menyenangkan, menggembirakan,

bergairah, penuh motivasi, tidak membosankan, serta memberikan kesan yang baik

untuk peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran adalah

proses interaksi yang menyenangkan dan bergairah antara pendidik, peserta didik,

dan komponen pembelajaran untuk memperbaiki perilaku, sikap, keterampilan, dan

kecakapan serta untuk memperoleh pengetahuan yang dapat berguna untuk

kehidupan.

H. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

1. Model Pembelajaran

Joyce & Well berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana

yang digunakan untuk menyusun kurikulum dan pembelajaran jangka panjang,

merancang bahan-bahan belajar, dan membimbing proses pembelajaran di dalam

kelas ataupun di luar kelas.13 Model pembelajaran adalah kerangka konseptual

berbentuk prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan

untuk mengatur proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.14

12 Farida, ‗Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Melalui

Pembelajaran Berbasis VCD‘, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6.1 (2015), 25–32.

13 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2013), h. 2.

14

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 89.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran memiliki

peranan penting dalam menentukan keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu,

pendidik dituntut agar dapat menggunakan model pembelajaran yang efektif dan

efesien yang dapat meningkatkan partisipasi peserta didik selama proses

pembelajaran. Manfaat dari model pembelajaran adalah menciptakan suasana belajar

yang kondusif dengan melibatkan seluruh aspek kecerdasan yang dimiliki peserta

didik atau dengan kata lain peserta didik diarahkan untuk melakukan proses

pembelajaran yang mandiri dengan pengawasan proposional oleh pendidik.15

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah rencana yang sudah disusun secara sistematis untuk mengembangkan seluruh

kemampuan yang dimiliki peserta didik.

2. Pengertian Model Pembelajaran Learning Cycle

Model pembelajaran learning cycle dikembangkan oleh J. Myron Atkin,

Robert Karplus, dan kelompok SCIS (Science Curriculum Improvement Study), di

Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat sejak tahun 1967.16 Model

pembelajaran ini terdiri dari fase-fase yang disusun agar peserta didik aktif selama

proses pembelajaran serta merupakan model pembelajaran sains yang berbasis

konstruktivisme.

15 Irda Sayuti, Rosmaini S, dan Sri Andayannhi, ‗Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle

5E Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5

Pekanbaru‘, Jurnal Pendidikan, 3.01 (2013).

16 Zakia Fardha Hafia, ‗Pengaruh Model Learning Cycle Hipotetik-Deduktif 7E Terhadap Hasil

Belajar Kognitif Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Pencemaran Lingkungan‘ (Skripsi,

Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan, 2016).

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Menurut pandangan konstruktivisme peserta didik harus membangun sendiri

pengetahuannya. Proses membangun pengetahuan dilakukan dengan cara berinteraksi

dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan. Para konstruktivis menyakini

pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari otak seseorang pendidik ke kepala peserta

didik, peserta didik harus mengartikan sendiri apa yang telah diajarkan dengan

menyesuaikan terhadap pengetahuan yang dimiliki.17

Learning cycle menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran.

Learning cycle adalah fase yang disusun sedemikian rupa sehingga peserta didik

dapat menguasai seluruh kompetensi yang harus dicapai dengan cara berperan aktif.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle merupakan

model pembelajaran yang memiliki fase-fase dan bersifat konstruktivisme, yang

menuntut peserta didik terlibat aktif dalam setiap fase kegiatan sehingga dapat

menemukan dan membangun sendiri konsep yang dipelajari serta dapat menerapkan

konsep-konsep tersebut.

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Model pembelajaran learning cycle 7e merupakan salah satu model

pembelajaran inovatif yang menjadikan peserta didik sebagai pusat dalam

pembelajaran dan pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Eisenkraft

17 Nurul Azizah dan Titin Sunarti, ‗Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Topik Cahaya Di MTs NU Trate Gresik‘, Inovasi Pendidikan

Fisika, 1.1 (2012).

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

mengembangkan tujuh fase learning cycle yaitu Elicit, Engage, Explore, Explain,

Elaborate, Evaluate, dan Extend.18

a. Elicit (Memperoleh)

Fase ini pendidik dapat mengetahui pengetahuan awal peserta didik dengan

memberikan pertanyaan yang dapat merangsang pengetahuan awal peserta

didik.

b. Engage (Mengajak)

Fase ini digunakan untuk memfokuskan perhatian, merangsang

kemampuan berpikir, dan membangkitkan minat serta motivasi peserta

didik terhadap konsep yang akan dipelajari.

c. Explore (Mencari)

Fase ini peserta didik memperoleh pengetahuan baru dengan cara mencari

permasalahan yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari

kemudian mendiskusikannya.

d. Explain (Menjelaskan)

Fase ini peserta didik diperkenalkan pada konsep, hukum, dan teori baru

kemudian peserta didik menyimpulkan serta mengemukakan hasil dari

penemuannya sementara peserta didik lain memperhatikan penjelasan

tersebut.

18 Zulfani Aziz, Ani Rusilowati, dan M. Sukisno, ‗Penggunaan Model Pembelajaran Learning

Cycle 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi‘,

UPEJ Unnes Physics Education Journal, 2.3 (2013).

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

e. Elaborate (Memperluas)

Fase ini bertujuan untuk mengajak peserta didik menerapkan simbol,

definisi, konsep, dan keterampilan pada persoalan yang berkaitan dengan

contoh yang telah diberikan selanjutnya peserta didik mengerjakan latihan

soal.

f. Evaluate (Evaluasi)

Fase ini pendidik bersama peserta didik akan mengevaluasi konsep yang

telah dibangun oleh peserta didik serta latihan soal yang telah dikerjakan.

g. Extend (Memperpanjang)

Fase ini bertujuan agar peserta didik berpikir, mencari, dan menjelaskan

contoh dari penerapan konsep yang telah dipelajari serta peserta didik

akan diberikan soal yang berpedoman pada indikator kemampuan berpikir

kritis.19

19 Nurul Yudha P, Imam Sujadi, dan Henny Ekana Chrisnawati, ‗Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Kelas VII

C SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelaaran 2014/2015‘, Jurnal Pendidikan Matematikan Dan

Matematika SOLUSI, 1.3 (2017), 22–31.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Gambar 2.1

Fase-Fase Model Pembelajaran Learning Cycle 7E20

Model pembelajaran learning cycle 7e menjadi wadah bagi peserta didik

untuk aktif dalam membangun konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan

lingkungannya. Model pembelajaran ini berorientasi pada penciptaan kondisi dan

suasana belajar mandiri, aktif dan adanya unsur kerjasama dalam proses

pembelajaran.

Tabel 2.1

Kegiatan yang Dilakukan pada Setiap Fase Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E

Fase Kegiatan

1. Elicit Menentukan pengetahuan awal. Memberi pertanyaan yang

berhubungan dengan materi pembelajaran.

2. Engage Membangkitkan minat peserta didik dengan memunculkan peristiwa

yang tidak cocok, bercerita, demonstrasi atau menunjukkan sebuah

objek, gambar, atau video. Memberi motivasi dan menangkap minat

peserta didik.

20 Laelasari, Toto Subroto, dan Nurul Ikhsan K, ‗Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle

7E Dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa‘, Euclid, 1.2 (2014).

Elicit

Engage

Explore

Explain

Elaborate

Evaluate

Extend

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Fase Kegiatan

3. Explore Peserta didik melakukan kegiatan untuk membuat observasi,

menyelidiki sebuah pertanyaan atau fenomena. Peserta didik

melakukan prediksi, mengembangkan hipotesis, merancang

eksperimen, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dst. Peserta

didik membangun pemahamannya sendiri melalui pengalaman aktif.

4. Explain Peserta didik melaporkan hasil temuannya kepada seluruh peserta

didik di kelas. Pendidik boleh mem-verbal-kan dan melakukan

klarifikasi konsep, mengenalkan konsep dan istilah serta

menyimpulkan hasil fase eksplorasi, eksplanasi pendidik, teks, dan

media digunakan untuk memandu belajar.

5. Elaborate Peserta didik menerapkan yang baru dipelajari ke dalam konteks

baru. Mengajukan pertanyaan yang berbeda (tetapi serupa) dan

peserta didik mengeksplornya dengan menggunakan konsep.

6. Evaluate Menggunakan asesmen formatif dari fase elicit dan mengases

seperti disain penyelidikan, interpretasi data, memperhatikan

pertumbuhan peserta didik. Pertumbuhan adalah perubahan yang

diinginkan dalam pemahaman peserta didik tentang konsep-konsep

kunci, prinsip-prinsip, dan keterampilan-keterampilan dalam kelas

yang berubah. Ekspektasi bervariasi berdasarkan kepada titik awal

peserta didik. Asesmen sumatif dapat digunakan untuk mengukur

pencapaian dan menentukan peringkat.

7. Extend Mengajak peserta didik untuk menghubungkan konsep dengan

konteks yang berbeda, transfer new learning.21

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Kelebihan model pembelajaran learning cycle 7e antara lain:

a. Pembelajaran bersifat student centered;

b. Pengetahuan baru dikaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumya;

c. Inti pembelajaran adalah investigasi dan penemuan;

d. Proses pembelajaran lebih bermakna karena mengutamakan pengalaman

nyata;

21 Raudhah Awal dan Noni Yulianti, ‗Pengaruh Model Learning Cycle Terhadap Penguasaan

Konsep Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Di Kelas XI IPA SMA Nurul Falah Pekanbaru‘, Bio-

Lectura, 2.02 (2015).

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

e. Menghindarkan peserta didik dari menghafal materi pembelajaran;

f. Menuntut peserta didik untuk aktif, kritis, dan kreatif.22

Sutrisno dkk juga mengungkapkan beberapa kelebihan model pembelajaran

learning cycle 7e, yaitu sebagai berikut:

a. Merangsang peserta didik untuk mengingat kembali materi pembelajaran

sebelumnya.

b. Memotivasi peserta didik untuk lebih aktif.

c. Meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik.

d. Melatih peserta didik untuk bereksperimen dalam menemukan konsep.

e. Melatih rasa percaya diri peserta didik dengan menyampaikan konsep

secara lisan.

f. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, mencari,

menemukan serta menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah

dipelajari.23

Selain kelebihan model pembelajaran learning cycle 7e juga memiliki

kelemahan antara lain:

a. Efektivitas pembelajaran rendah apabila pendidik kurang menguasai materi

dan fase-fase pembelajaran.

b. Pendidik harus kreatif dalam merancang proses pembelajaran.

22 Nina Agustyaningrum, Op. Cit.

23

Mita Mirjanah, Susanti Pudji Hastuti, dan Desy Fajar Priyayi, ‗Peningkatan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Learning Cycle (LC 7E) Pada Pembelajaran Biologi

Kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Bringin Tahun Pelajaran 2016/2017', Jurnal VARIDIKA, 29.1 (2017).

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

c. Memerlukan pengelolan kelas yang lebih terencana dan terorganisir.

d. Memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak dalam menyusun rencana dan

melaksanakan pembelajaran.24

I. E-Modul

Modul adalah bahan belajar yang disusun secara sistematis serta memuat

seperangkat pengalaman belajar yang tersusun dan didesain agar dapat membantu

peserta didik untuk mencapai tujuan belajar. Modul menjadi sarana belajar yang

bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sendiri sesuai dengan

kemampuannya masing-masing.25

Menurut Prastowo, modul adalah seperangkat

bahan belajar yang disajikan secara sistematis, sehingga penggunaannya dapat belajar

dengan atau tanpa seorang fasilitator atau pendidik.26

Perkembangan teknologi berdampak pada berbagai hal termasuk pada dunia

pendidikan. Perkembangan teknologi ini mendorong dalam upaya menciptakan

pembaruan-pembaruan dalam proses pembelajaran. Dengan pemanfaatan teknologi di

bidang pendidikan diharapkan akan menciptakan proses pembelajaran yang lebih

berkualitas.

Salah satu pembaruan dalam dunia pendidikan adalah adanya e-modul atau

modul elektronik. Sama halnya dengan modul, e-modul adalah seperangkat bahan

24 Aris Shoimin, Op. Cit., h. 62.

25

Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar (Yogyakarta:

Penerbit Gava Media, 2013).

26

Lisa Tania dan Joni Susilowibowo, ‗Pengembangan Bahan Ajar E-Modul Sebagai Pendukung

Pembelajaran Kurikuum 2013 Pada Materi Ayat Jurnal Penyesuain Perusahaan Jasa SIswa Kelas X

Akutansi SMK Negeri 1 Surabaya‘, Jurnal Pendidikan Akutansi (JPAK), 5.2 (2017).

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

belajar yang dibuat untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran, akan

tetapi e-modul digunakan dengan media berbasis komputer. E-modul merupakan

modul yang berbasis TIK yang memiliki beberapa kelebihan yaitu bersifat interaktif

dan dapat menampilkan gambar, audio, video, dan animasi serta dilengkapi tes/kuis

formatif yang memungkinkan umpan balik otomatis dengan segera.27

Visualisasi

yang ditampilkan secara menarik, membantu peserta didik dalam melakukan

eksplorasi dan observasi.28

Jika dilihat dari segi ekonomi, e-modul jelas lebih efesien

karena memerlukan biaya produksi yang sedikit untuk pencetakan dan

penggandaan.29

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa e-modul adalah bahan

belajar yang dilengkapi dengan visualisasi yang membantu peserta didik untuk lebih

memahami materi pembelajaran dan penggunaannya pada media berbasis komputer.

J. Model Pembelajaran Direct Instruction

Model pembelajaran direct instruction adalah suatu model pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik

kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai

27 Nuning Hidayatun dkk, ‗Penerapan E-Module Berbasis Problem-Based Learning Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Mengurangi Miskonsepsi Pada Materi Ekologi Siswa

Kelas X MIPA 3 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015‘, Bioedukasi, 8.2 (2015), 28–

32. 28

Nanang Supriadi, ‗Mengembangkan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Buku Ajar

Elektronik Interaktif (BAEI) Yang Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman‘, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan

Matematika, 6.1 (2015), 63–73.

29

Nelvy Warsi Enggal Lestari, Prih Hadianto, dan Lisa Rokhmani, ‗Pengembangan E-Modul

Ekonomi Pada Materi Uang Dan Perbankan Untuk Siswa Kelas X A SMA Negeri 1 Panggul

Tenggalek Tahun Ajaran 2014/2015‘, Jurnal Pendidikan Ekonomi (Economic Education Journal), 8.1

(2015).

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

materi pembelajaran secara optimal. Peran peserta didik dalam model pembelajaran

ini adalah menyimak untuk menguasai materi pembelajaran yang disampaikan

pendidik.30

Model pembelajaran ini menekankan pada peran sentral pendidik dalam

pembelajaran (teacher centered approach). Proses pembelajaran sepenuhnya diatur

dan ditentukan oleh pendidik, peserta didik tidak dituntut menemukan materi

tersebut. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran ini peserta didik menjadi

cenderung pasif karena hanya mendengarkan informasi yang diberikan pendidik

tanpa tuntutan memahaminya.

K. Kemampuan Berpikir Kritis

1. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh seseorang dalam setiap

kegiatan yang dilakukannya, termasuk selama proses pembelajaran. Peserta didik

yang mengikuti proses pembelajaran haruslah berpikir untuk memahami materi

pembelajaran. Selain berpikir untuk memahami materi pembelajaran, peserta didik

juga harus memiliki kemampuan berpikir kritis atau pemikiran yang mendalam

tentang materi pembelajaran.

Ennis mengemukakan berpikir kritis adalah proses yang memiliki tujuan agar

peserta didik dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal. Baron dan

Stemberg juga mengemukakan berpikir kritis adalah pikiran reflektif yang difokuskan

30

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:

Kencana, 2007), h. 178.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

untuk menentukan apa yang diyakini untuk dilakukan.31 Steven mengemukakan

berpikir kritis dapat digambarkan seperti metode ilmiah, yaitu: menentukan masalah

dan hipotesis, mencari dan mengumpulkan data, menguji hipotesis, melakukan

evaluasi, dan menarik kesimpulan yang reliabel.32

Pengertian berpikir kritis juga diungkapkan oleh Wijaya yaitu suatu kegiatan

menganalisa, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide-ide, mencakup,

mengkategorikan, membandingkan, menguji argumentasi, menyelesaikan,

kesimpulan, dan menentukan prioritas.33 Peserta didik dikatakan berpikir kritis

apabila peserta didik mampu menguji dan menilai pengetahuan, ide-ide, serta

mempertimbangkan argumen sebelum mendapatkan keputusan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

kritis adalah kemampuan untuk memahami dan meyakini suatu hal dengan

berdasarkan pada pengetahuan yang telah dimiliki. Salah satu bentuk kemampuan

berpikir kritis dalam pembelajaran matematika adalah peserta didik menyelesaikan

persoalan dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan

mempertimbangkan semua kemungkinan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan

persoalan tersebut. Dengan kata lain, materi pembelajaran tidak hanya dihafalkan

tetapi juga diserap secara bermakna.

31 Dasa Ismaimuza, ‗Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Pengetahuan Awal

Siswa‘, Jurnal Pendidikan Matematika, 2.1 (2017).

32

In Hi Abdullah, ‗Berpikir Kritis Matematik‘, Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan

Matematika, 2.1 (2013).

33

Siti Fadilah, ‗Pengaruh Model Student Facilitator and Explaining Dibantu Media (Panstik)

Papan Statistik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 1 Buay

Bahuga Tahun Ajaran 2016/2017‘ (Skripsi, IAIN Raden Intan Lampung, 2017).

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Menurut Halpern berpikir kritis terdiri dari beberapa bentuk, yaitu sebagai

berikut:

a. Penalaran verbal, memahami dan mengevaluasi teknik-teknik persuasif

yang ditemukan dalam bahasa lisan dan bahasa tulisan.

b. Analisis argumen, membuat perbedaan yang jelas di antara alasan-alasan

yang mendukung ataupun tidak mendukung suatu kesimpulan.

c. Penalaran probabilistik, menentukan tingkat kemungkinan dan

ketidakpastian yang diasosiasikan dengan berbagai peristiwa.

d. Uji hipotesis, mengevaluasi nilai dari data dan hasil-hasil penelitian dengan

menggunakan suatu metode, serta relevansinya yang potensial terhadap

kesimpulan-kesimpulan tersebut.34

Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik tidaklah mudah

untuk dibentuk, oleh sebab itu pendidik harus menggunakan model pembelajaran

yang menuntut peserta didik agar berpikir secara kritis dalam mencari dan memahami

materi pembelajaran kemudian mengeluarkan pendapat dari apa yang telah

didapatkan.35 Pendidik juga dapat menggunakan beberapa cara untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik, yaitu sebagai berikut:

a. Ajarkan sedikit topik tetapi mendalam.

34 Jenne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Dan Berkembang

(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2008), h. 410-411.

35

Riana Astuti, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kemagnetan Kelas IX SMP Negeri 1 Penengahan

Lampung Selatan‘ (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2017).

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

b. Dorong peserta didik untuk mempertentangkan berbagai ide yang mereka

dengar.

c. Berilah contoh tentang berpikir kritis.

d. Berilah peserta didik banyak kesempatan untuk melatih pemikiran kritis.

e. Berilah pertanyaan-pertanyaan yang mendorong pemikiran kritis.

f. Mintalah peserta didik mendebatkan isu-isu kontraversial.

g. Tanamkan kemampuan berpikir kritis dalam konteks aktivitas.

2. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Rober Ennis, peserta didik dikatakan memiliki kemampuan berpikir

kritis apabila memenuhi lima indikator. Kelima indikator tersebut diuraikan dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No.

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Sub

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Penjelasan

1. Elementary

clasifition

(Memberikan

penjelasan

sederhana

a. Memfokus

kan

pertanyaan

1) Menentukan pertanyaan

2) Menentukan kriteria-kriteria untuk

mempertimbangkan jawaban

3) Menjaga kondisi pikiran

b. Menganali

sis

argumen

1) Menentukan kesimpulan

2) Menentukan alasan

3) Menentukan alasan yang tidak dinyatakan

4) Menentukan ketidakrelevanan dan

kerelevanan

5) Mencari persamaan dan perbedaan

6) Merangkum

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

No.

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Sub

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Penjelasan

c. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

dan

pertanyaan

menantang

1) Mengapa

2) Apa intinya

3) Apa contohnya

4) Bagaimana menerapkannya dalam kasus

tersebut

2. Basic

support

(membangun

keterampilan

dasar)

a. Memperti

mbangkan

kredibilita

s suatu

sumber

1) Ahli

2) Ada tidaknya conflict interest

3) Menggunakan prosedur yang ada

b. Mengobse

rvasi dan

memperti

mbangkan

hasil

observasi

1) Ikut terlibat dalam menyimpulkan

2) Dilaporkan oleh pengamatan sendiri.

3) Mencatat hal yang diinginkan.

3. Inference

(membuat

simpulan)

a. Membuat

deduksi

dan

memperti

mbangkan

hasil

deduksi

1) Kelompok yang logis

2) Kondisi yang logis

b. Membuat

induksi

dan

memperti

mbangkan

hasil

induksi

1) Membuat generalisasi

2) Membuat kesimpulan dan hipotesis

c. Membuat

nilai

keputusan

1) Latar belakang fakta

2) Penerapan prinsip-prinsip

3) Memikirkan alternatif

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

No.

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Sub

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Penjelasan

4. Advances

clarification

(membuat

penjelasan

lebih lanjut)

a. Mengident

ifikasi

asumsi

1) Penawaran secara implisit

2) Pendapat yang diperlukan

5. Strategies

and tactics

(menentukan

strategi dan

taktik)

a. Menentuk

an suatu

tindakan

1) Mengidentifikasi masalah

2) Merumuskan alternatif yang

memungkinkan

3) Memutuskan hal yang akan dilakukan

secara tentatif

4) Me-review36

Menurut Facion, kemampuan berpikir kritis terdiri dari empat indikator, yaitu

sebagai berikut:

a. Interpretasi, adalah memahami dan mengungkapkan makna dari

pengalaman, keadaan, data, kejadian, kebiasaan atau adat, kepercayaan,

aturan, dan prosedur.

b. Analisis, adalah menentukan hubungan di antara pernyataan-pernyataan,

konsep-konsep, atau deskripsi-deskripsi yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan kepercayaan-kepercayaan, penilaian, pengalaman-

pengalaman, alasan-alasan, informasi atau opini-opini.

c. Evaluasi, adalah menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan yang

merupakan laporan-laporan dari persepsi, pengalaman, situasi, penilaian,

kepercayaan atau pendapat.

36 Siti Rahma, ‗Analisis Berpikir Kritis Siswa Dengan Pembelajaran Socrates Kontekstual Di

SMP Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah‘ (Skripsi, IAIN Raden Intan Lampung, 2017).

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

d. Inferensi, adalah menentukan dan mencari hal-hal yang diperlukan untuk

membuat hipotesisi dan kesimpulan, mempertimbangkan dan

menyimpulkan informasi dari data, situasi-situasi, atau pertanyaan-

pertanyaan.37

Pada penelitian ini peneliti menggunakan indikator kemampuan berpikir kritis

menurut Facion, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi. Peneliti

menggunakan indikator kemampuan berpikir kritis menurut Facion karena sudah

mencakup indikator yang diungkapkan oleh ahli lainnya.

L. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agitha Pricilia, dengan judul Peningkatan

Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Melalui Model Pembelajaran Learning

Cycle 7E Pada Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung

Utara. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan

efektivitas pembelajaran fisika yang menggunakan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam peningkatan pemahaman konsep peserta didik, dan

pembelajaran model learning cycle 7e lebih efektif dibandingkan dengan

model konvensional dalam pengingkatan pemahaman konsep peserta didik.

37 Karim Normaya, ‗Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan

Menggunakan Model Jucama Di Sekolah Menengah Pertama‘, Jurnal Pendidikan Matematika FKIP

Universitas Lambung Mangkurat, 3.1 (2015).

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama

melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan e-modul sebagai

tambahan pada model pembelajaran learning cycle 7e serta melihat

bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis

yang dimiliki oleh peserta didik dan model pembelajaran learning cycle 7e

dilaksanakan pada mata pembelajaran matematika.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Citra Humaira Firdaus, dengan judul Pengaruh

Model Learning Cycle 7E Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Peserta

Didik. Pada penelitian ini didapatkan hasil peserta didik yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle 7e memiliki kemampuan koneksi

matematik yang lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang menggunakan

model pembelajaran konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sama-sama melihat pengaruh penggunaan model

pembelajaran learning cycle 7e. Perbedaannya adalah pada penelitian ini

menggunakan e-modul sebagai tambahan pada model pembelajaran learning

cycle 7e serta melihat bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Zakia Fardha Hafia, dengan judul Pengaruh

Model Learning Cycle Hipotetik-Deduktif 7E Terhadap Hasil Belajar Kognitif

dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X pada Materi Pencemaran Lingkungan. Pada

penelitian ini didapatkan hasil peserta didik yang menggunakan model

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

pembelajaran learning cycle hipotetik-deduktif 7e memperoleh hasil belajar

kognitif dan sikap ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran konvensional. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama melihat pengaruh

penggunaan model pembelajaran learning cycle hipotetik-deduktif 7e.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan e-modul sebagai

tambahan pada model pembelajaran learning cycle 7e serta melihat

bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis

yang dimiliki oleh peserta didik pada pembelajaran matematika.

M. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran dikatakan baik dan efektif apabila peserta didik dan

pendidik melakukan interaksi yang aktif selama proses pembelajaran. Selama proses

pembelajaran peserta didik dituntut untuk berpikir secara kritis dalam mencari,

memahami, dan menerapkan materi pembelajaran, dengan demikian peserta didik

mempu memahami materi pembelajaran secara bermakna, yang artinya peserta didik

dapat menggunakan materi tersebut sebagai dasar untuk mempelajari materi baru

yang lebih sulit.

Berdasarkan hasil pra penelitian diketahui interaksi antara peserta didik dan

pendidik selama proses pembelajaran masih kurang baik. Hal ini disebabkan beberapa

hal diantaranya penggunaan model pembelajaran yang menjadikan pendidik sebagai

pusat sehingga peserta didik hanya mendengarkan serta mencatat penjelasan

pendidik, peserta didik enggan untuk bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

serta peserta didik tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik,

selain itu kurangnya keinginan peserta didik untuk berpikir kritis dalam memahami

dan menyelesaikan permasalahan matematika, peserta didik sering mencontek untuk

menyelesaikan persoalan matematika.

Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran yang mampu menciptakan proses

pembelajaran yang aktif serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki

peserta didik, salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah model

pembelajaran learning cycle 7e. Model pembelajaran ini memiliki tujuh fase yaitu

elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate dan extand. Model pembelajaran

ini membagi peserta didik dalam kelompok dan berdiskusi. Dengan dibentuknya

kelompok diskusi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis yang dimilikinya untuk mencari, memahami, dan menerapkan materi

pembelajaran serta dapat meningkatkan interaksi antara peserta didik dan pendidik.

Penggunaan e-modul juga dapat dijadikan penunjang model pembelajaran

learning cycle 7e. E-modul yang ditampilkan pada komputer akan memiliki desain

yang menarik serta dapat memvisualkan materi pembelajaran dengan lebih jelas,

sehingga dapat mempermudah peserta didik untuk memahami materi pembelajaran.

Setelah mendapatkan proses pembelajaran yang baik diharapkan peserta didik

dapat menyerap pengetahuan baru secara baik, tidak hanya sebatas menghafal tetapi

juga dapat menerapkan dan menilai pengetahuan baru tersebut. Peserta didik juga

terbiasa berpikir kritis selama proses pembelajaran yang nantinya akan berguna untuk

menyelesaikan permasalahan matematika yang rumit.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Untuk mengetahui lebih jelas peneliti menggambarkan kerangka penelitian

seperti bagan di bawah ini:

Gambar 2.2

Kerangka Penelitian

N. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

a. Terdapat perbedaan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta

didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan

e-modul, peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning

Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E

Berbantuan E-

Modul

Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E

Model Pembelajaran

Direct Instruction

Proses Pembelajaran

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik (Posttest)

Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Berbantuan E-Modul Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kritis Peserta Didik

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik (Pretest)

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

cycle 7e, dan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran direct

instruction.

b. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul lebih tinggi

dibandingkan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

learning cycle 7e dan model pembelajaran direct instruction.

2. Hipotesis Statistik

(rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta

didik yang menggunakan model pembelajaran learning

cycle 7e berbantuan e-modul, model pembelajaran learning

cycle 7e, dan model pembelajaran direct instruction adalah

sama).

untuk (ada sekurang-kurangnya sepasang rata-rata

peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik µi

dan µj yang tidak sama).

Keterangan:

: menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-

modul

: menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e

: menggunakan model pembelajaran direct instruction

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

O. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan penelitian

meliputi pelaksanaan, pengumpulan data, dan penghitungan data. Penelitian ini

dilaksanakan pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning

cycle 7e berbantuan e-modul, yang selanjutnya dianalisis bagaimana peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan setelah mengikuti proses

pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilaksanakan melalui eksperimentasi

atau percobaan. Eksperimentasi menunjukkan upaya sengaja untuk memodifikasi

keadaan yang menjadi penentu munculnya suatu peristiwa, serta melakukan

pengamatan dan memberikan penilaian terhadap perubahan yang muncul secara

terkontrol.38

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasy Experimental Design.

Penelitian eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak sepenuhnya

digunakan untuk mengontrol variabel dari luar yang mungkin mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Sedangkan untuk desain penelitian digunakan pretest-

posttest control design, tiga kelas sampel penelitian akan diberikan pretest sebelum

proses pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis

38

Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta:

Bumi Aksara, 2014), h. 73-74.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

peserta didik, lalu ketiga kelas tersebut belajar dengan tiga model pembelajaran yang

berbeda, dilanjutkan dengan pemberian posttest untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Tiga kelas sampel penelitian dibagi menjadi

dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen1 menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e dan berbantuan e-modul dan kelas eksperimen2

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e sedangkan kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran direct instruction. Desain eksperimen yang akan

dilaksanakan oleh peneliti digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Desain Eksperimen

Kelas Tes Awal (Pretest) Perlakuan Tes Akhir

(Posttest)

X

-

-

Keterangan:

: Kelas eksperimen1, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul.

: Kelas eksperimen2, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e.

: Kelas kontrol, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

direct instruction.

X : Treatment (Tindakan)

: Pretest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen1.

: Pretest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen2.

: Pretest kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

: Posttest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen1.

: Posttest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen2.

: Posttest kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol.

P. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment),

dan semua tindakan yang dapat dipakai untuk memengaruhi hasil eksperimen. Karena

penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh, maka variabel dikelompokkan

menjadi variabel bebas dan variabel terikat.39

5. Variabel bebas (independent variabel) adalah kondisi yang dimanipulasi oleh

peneliti untuk menerangkan bagaimana hubungannya dengan fenomena yang

akan diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul.

6. Variabel terikat (dependent variabel) atau adalah kondisi yang berubah, yang

muncul ataupun tidak muncul ketika peneliti mengganti variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis.

Q. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga

melalui statistik hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian.40

Populasi

39 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode Dan Prosedur (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2013), h. 95.

40

Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2011), h. 102.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 22 Pesawaran

yang berjumlah 192 peserta didik.

Tabel 3.2

Jumlah Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 22 Pesawaran

No. Kelas Jumlah Peserta Didik

1. VII A 32

2. VII B 32

3. VII C 32

4. VII D 32

5. VII E 32

6. VII F 32

Jumlah 192 Sumber: Buku nilai peserta didik kelas VII SMP Negeri 22 Pesawaran

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi. Dalam penelitian ini

digunakan tiga kelas sebagai sampel. Kelas pertama sebagai kelas eksperimen1 yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul, kelas

kedua sebagai kelas eksperimen2 yang menggunakan model pembelajaran learning

cycle 7e, dan kelas ketiga sebagai kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran direct instruction.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk memperoleh informasi yang mendalam,

terperinci dan efesien tentang kelompok kecil atau bukan (populasi) dengan cara

mengambil sebagian kecil (sampel) dari populasi tersebut.41

Dalam penelitian ini

digunakan random sampling dengan teknik cluster random sampling, dimana sampel

41 Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 228.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

penelitian dipilih dengan undian. Undian dilakukan sebanyak tiga kali untuk

mengambil tiga kelas, dengan ketentuan dua kelas sebagai kelas ekperimen dan satu

kelas lagi sebagai kelas kontrol.

R. Teknik Pengumpulan Data

3. Tes

Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan

subjek penelitian dengan cara mengukur.42

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan tes esai yang berpedoman pada indikator-indikator kemampuan

berpikir kritis. Tes esai diberikan sebelum dan setelah proses pembelajaran dengan

model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul untuk melihat pengaruh

model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

4. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

berdialog secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu.

Wawancara dianggap sebagai teknik yang ampuh untuk mengumpulkan informasi

baik mengenai pendapat, sikap, ataupun persepsi, dan pendapat seseorang.43

Pada

penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang

poses pembelajaran.

42 Ibid., h. 251.

43

Wina Sanjaya, Op.Cit., h. 263.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

5. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan mempelajari catatan

yang membahas data responden.44

Pada penelitian ini dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data sebelum penelitian, pelaksanaan penelitian dan sesudah

penelitian. Data yang dikumpulkan sebelum penelitian berupa hasil belajar peserta

didik sebelum dilakukan penelitian, profil sekolah, serta proses pembelajaran yang

dilakukan di sekolah. Dokumentasi juga digunakan untuk memberikan gambaran

kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Setelah penelitian dokumentasi

digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik guna

untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan penelitian.

S. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu tes esai

yang berpedoman pada empat indikator kemampuan berpikir kritis. Keempat

indikator berpikir kritis itu meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi.

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tes, yaitu prestest dan posttest. Prestest

dilaksanakan sebelum peserta didik melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan

posttest akan dilaksanakan setelah peserta didik melaksanakan proses pembelajaran.

Untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik,

dilakukan penskoran terhadap jawaban peserta didik untuk setiap butir soal. Kriteria

penskoran seperti pada tabel di bawah ini:

44 Abdurrahmat Fathoni, Op.Cit., h. 112.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik45

Indikator Keterangan Skor

Interpretasi Tidak menulis yang diketahui dan yang ditanyakan.

Menulis yang diketahui dan yang ditanyakan dengan tidak

tepat.

Menuliskan yang diketahui saja dengan tepat atau yang

ditanyakan saja dengan tepat.

Menulis yang diketahui dari soal dengan tetap tetapi kurang

lengkap.

Menulis yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan

tetap dan lengkap.

0

1

2

3

4

Analisis Tidak membuat model matematika dari soal yang

diberikan.

Membuat model matematika dari soal yang diberikan tetapi

tidak tepat.

Membuat model matematika dari soal yang diberikan

dengan tepat tanpa memberi penjelasan.

Membuat model matematika dari soal yang diberikan

dengan tepat tetapi ada kesalahan dalam penjelasan.

Membuat model matematika dari soal yang diberikan

dengan tepat dan memberi penjelasan yang benar dan

lengkap.

0

1

2

3

4

Evaluasi Tidak menggunakan strategi dalam menyelesaikan soal.

Menggunakan strategi yang tidak tepat dan tidak lengkap

dalam menyelesaikan soal.

Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan

soal tetapi tidak lengkap atau menggunakan strategi yang

tidak tepat tetapi lengkap dalam menyelesaikan soal.

Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan

soal, lengkap tetapi melakukan kesalahan dalam

perhitungan atau penjelasan.

Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan

soal, lengkap dan benar dalam perhitungan atau penjelasan.

0

1

2

3

4

45 Karim Normaya.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Indikator Keterangan Skor

Inferensi Tidak membuat kesimpulan.

Membuat kesimpulan yang tidak tepat dan tidak sesuai

dengan konteks soal.

Membuat kesimpulan yang tidak tepat meskipun

disesuaikan dengan konteks soal.

Membuat kesimpulan dengan tepat, sesuai dengan konteks

soal tetapi tidak lengkap.

Membuat kesimpulan dengan tepat, sesuai dengan konteks

soal dan lengkap.

0

1

2

3

4

Cara perhitungan nilai persentase kemampuan berpikir kritis peserta didik

adalah sebagai berikut:

Setelah diperoleh nilai persentase kemampuan berpikir kritis peserta didik

kemudian dikategorikan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Skor Interpretasi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Sebelum instrumen penelitian diujikan kepada peserta didik yang menjadi

sampel penelitian terlebih dahulu diujikan kepada peserta didik yang berada di luar

sampel penelitian, serta ada beberapa uji yang harus dilakukan pada instrumen

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

penelitian, yaitu uji validitas, uji reabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya beda.

Berikut uraiannya:

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat ketepatan instrumen

penelitian dalam mengukur konsep yang akan diukur, sehingga instrumen penelitian

dapat mengukur variabel penelitian dengan benar. Uji validitas dapat dihitung dengan

formula koefisien korelasi Product moment sebagai berikut:

∑ ∑

√* ∑ (∑

)

+* ∑

(∑ )

+

Nilai adalah nilai koefisien korelasi dari setiap item soal sebelum

dikoreksi. Kemudian dicari corrected item-total correlation coefficient dengan rumus

sebagai berikut:

( )

Keterangan:

: nilai jawaban responden pada item soal ke-i

: nilai total responden ke-i

: nilai koefisien korelasi pada item soal ke-i sebelum dikoreksi

: standar devisasi total

: standar devisasi item soal ke-i

: corrected item-total correlation coefficient

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Nilai akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel

. Jika , maka instrumen valid.46

2. Uji Reabilitas

Untuk menentukan reabilitas instrumen penelitian berupa tes esai biasanya

digunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama Rumus Alpha. Berikut ini Rumus

Alpha:

(

) (

)

Keterangan:

: nilai koefisien reabilitas tes

: banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

1 : bilangan konstanta

∑ : jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

: varian total

Jika hasil berarti tes esai yang diuji dinyatakan memiliki reabilitas

yang tinggi atau reliabel, sedangkan jika hasil berarti tes esai yang diuji

dinyatakan memiliki reabilitas yang rendah atau tidak reliabel.47

46 Novalia dan Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan (Bandar Lampung: Anugrah

Utama Raharja (AURA), 2013), h. 38.

47

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h.

209.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tes esai yang baik adalah apabila item-item yang terdapat pada tes esai tidak

terlalu sukar ataupun tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran tes esai bisa diuji

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: nilai kesukaran item

∑ : jumlah skor yang dijawab responden

: skor maksimal masing-masing butir soal

: jumlah responden

Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen memberikan penafsiran tingkat

kesukaran berdasarkan hasil P, sebagai berikut:48

Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Besar P Interpretasi

Terlalu Sukar

Cukup (Sedang)

Terlalu Mudah

4. Uji Daya Beda

Uji daya beda digunakan untuk mengukur kemampuan setiap item tes esai

untuk dapat menentukan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan yang

48 Ibid., h. 372.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

memiliki kemampuan rendah. Untuk mengetahui besarnya daya beda suatu tes esai

bisa digunakan rumus berikut:

Keterangan:

: nilai daya beda

: proporsi peserta didik kelompok atas yang dapat menjawab butir

soal dengan benar

: proporsi peserta didik kelompok bawah yang dapat menjawab

butir soal dengan benar

: banyaknya tes kelompok atas yang menjawab benar

: banyaknya tes kelompok bawah yang menjawab benar

: jumlah skor ideal kelompok atas pada butir soal yang terpilih

: jumlah skor ideal kelompok bawah pada butir soal yang terpilih

Setelah didapat besar D, interpretasi daya beda suatu tes esai bisa dilihat dari

tabel berikut:49

Tabel 3.6

Interpretasi Tingkat Daya Beda

Besar D Interpretasi

Bertanda negatif Tidak baik sekali

Tidak baik

Cukup

Baik

Baik sekali

49 Ibid., h. 389.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

T. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas Gain (N-Gain)

Uji N-Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir

kritis peserta didik setelah proses pembelajaran serta untuk melihat kualitas dari

peningkatan tersebut. Indeks gain dihitung menggunakan rumus yang dikembangkan

oleh Meltezer sebagai berikut:

Keterangan:

: indeks gain

: nilai test maksimal

: nilai test awal

: nilai test akhir

Setelah didapat besar g, interpretasi peningkatan kemampuan berpikir kritis

peserta didik bisa dilihat dari tabel berikut:50

Tabel 3.7

Interpretasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Besar g Interpretasi

Tinggi

Sedang

Rendah

50 Eka Puspita Dewi, dkk, ‗Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri untuk Menumbuhkan

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Kalor‘, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah,

02.2 (2017), 105–110.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

2. Analisis Data Awal

Sebelum menguji hipotesis, data awal yang diperoleh sebelum prapenelitian

harus diuji terlebih dahulu. Uji yang dilakukan pada data awal yaitu uji normalitas

dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk dianalisis

menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Uji

normalitas yang digunakan adalah uji Lilifors, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Menentukan formulasi hipotesis:

: data berdistribusi normal

: data tidak berdistribusi normal

2) Mengurutkan data.

3) Menentukan frekuensi masing-masing data.

4) Menentukan frekuensi kumulatif.

5) Menghitung nilai Z dimana

dengan

, √∑

6) Menentukan nilai , dengan menggunakan tabel .

7) Menghitung nilai

8) Menghitung nilai | |

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

9) Menentukan nilai. | |

10) Menentukan nilai

11) Membandingkan dan , serta membuat kesimpulan. Jika

, maka diterima.51

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk

dianalisis dengan menggunakan statistik tertentu. Uji homogenitas yang

digunakan adalah uji Bartlett dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan formulasi hipotesis

: data homogen

: data tidak homogen

2) Menghitung varians masing-masing kelompok menggunakan rumus:

3) Menghitung varians gabungan menggunakan rumus:

∑ ; dengan

4) Menghitung nilai Bartlett dengan rumus:

(∑ )

5) Menghitung nilai Chi Kuadrat dengan menggunakan rumus:

{ ∑

}

51 Novalia dan Muhamad Syazali, Op.Cit., h. 53-54.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

6) Menentukan nilai

7) Membandingkan dengan

, serta membuat kesimpulan.

Jika

, maka diterima.52

3. Analisis Data Akhir

Teknik analisis data akhir yang digunakan adalah uji Anova klasifikasi satu

arah, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi hipotesis

untuk

b. Menentukan nilai

Tabel 3.8

Uji Anova Klasifikasi Satu Arah

Sumber Varians Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Rata-Rata

Kuadrat

F0

Nilai tengah

kolom

JKK

Galat (Error) JKG

Total JKT

Dengan:

∑ ∑

52 Ibid., h. 54-55.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Keterangan:

JKT : jumlah kuadrat total

JKG : jumlah kuadrat galat

JKK : jumlah kuadrat kolom

KTG : kuadrat tengah galat

KTK : kuadrat tengah kelompok

c. Membuat kesimpulan

Jika , H0 diterima.53

4. Uji Lanjut Anova (Komparasi Ganda)

Apabila hipotesis ditolak maka dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui

perbedaan dari perlakuan-perlakuan yang telah diberikan dengan menggunakan uji

Scheffe dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan semua pasangan komparasi rerata.

b. Merumuskan hipotesis yang sesuai dengan komparasi tersebut.

c. Menentukan taraf nyata (α) = 0.05.

53 Ibid., h. 75.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

d. Menghitung nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( )

(

)

Keterangan:

: nilai pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

: rataan pada kolom ke-i

: rataan pada kolom ke-j

: rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

: ukuran sampel kolom ke-i

: ukuran sampel kolom ke-j

e. Daerah kritik { | }

f. Menentukan keputusan uji kemudian menentukan kesimpulan.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

U. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Peneliti menggunakan instrumen berupa delapan butir soal esai materi himpunan

yang berpedoman pada empat indikator kemampuan berpikir kritis. Sebelum

instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis

sampel penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba kepada peserta didik di

luar sampel yang telah mempelajari materi himpunan. Uji coba dilakukan pada 30

peserta didik kelas VIII SMP Negeri 22 Pesawaran pada tanggal 24 Agustus 2018.

Peneliti menggunakan hasil uji coba tersebut untuk mengetahui karakteristik dari

setiap butir soal dengan melakukan beberapa uji, yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji

tingkat kesukaran, dan uji daya beda. Berikut ini analisis hasil uji coba instrumen:

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Rangkuman hasil uji validitas

instrumen kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Butir Soal Interpretasi

1 0,572 0,453 0,361 Valid

2 0,720 0,628 0,361 Valid

3 0,729 0,655 0,361 Valid

4 0,773 0,791 0,361 Valid

5 0,721 0,661 0,361 Valid

6 0,626 0,583 0,361 Valid

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Butir Soal Interpretasi

7 0,446 0,342 0,361 Tidak Valid

8 0,600 0,501 0,361 Valid

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa dari delapan butir soal esai terdapat

tujuh butir soal yang valid karena , yaitu butir soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan

8 akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Sedangkan butir soal 7 tidak valid

karena tidak akan digunakan sebagai instrumen penelitian karena

dianggap tidak dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dengan baik. Perhitungan

lengkap tentang uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 6.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah instrumen konsisten dalam

mengukur kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa

, hasil perhitungan tersebut lebih besar dari yang digunakan yaitu

0,361. Karena maka instrumen berupa soal esai akan digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian karena dianggap konsisten dalam mengukur kemampuan

berpikir kritis. Perhitungan lengkap tentang uji reliabilitas dapat dilihat pada

Lampiran 8.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui butir soal mana yang

tergolong terlalu mudah, sedang, dan terlalu sukar. Rangkuman hasil uji tingkat

kesukaran instrumen kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Tabel 4.2

Rangkuman Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Butir Soal Besar P Interpretasi

1 0,704 Terlalu Mudah

2 0,717 Terlalu Mudah

3 0,617 Sedang

4 0,521 Sedang

5 0,496 Sedang

6 0,292 Terlalu Sukar

7 0,546 Sedang

8 0,617 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa dari delapan butir soal esai terdapat

lima butir soal yang tergolong sedang karena , yaitu butir soal 3,

4, 5, 7, dan 8. Sedangkan butir soal 1 dan 2 tergolong terlalu mudah karena

, dan butir soal 6 tergolong terlalu sukar karena . Perhitungan lengkap

tentang uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 10.

4. Uji Daya Beda

Uji daya beda digunakan untuk mengukur kemampuan setiap butir soal esai

untuk dapat membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis

tinggi dan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah, butir soal

yang telah diuji dan memiliki tingkat daya beda minimal cukup yang baik sebagai

instrumen penelitian. Rangkuman hasil uji daya beda instrumen kemampuan berpikir

kritis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Rangkuman Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Butir Soal Besar D Interpretasi

1 0,225 Cukup

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Butir Soal Besar D Interpretasi

2 0,267 Cukup

3 0,217 Cukup

4 0,342 Cukup

5 0,242 Cukup

6 0,217 Cukup

7 0,175 Tidak Baik

8 0,183 Tidak Baik

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa dari delapan butir soal esai terdapat

enam butir soal yang tingkat daya bedanya cukup karena , yaitu

butir soal 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Sedangkan butir soal 7 dan 8 tingkat daya bedanya tidak

baik karena , artinya kedua butir soal tersebut tidak akan digunakan

sebagai instrumen penelitian karena dianggap tidak dapat membedakan peserta didik

yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan peserta didik yang memiliki

kemampuan berpikir kritis rendah. Perhitungan lengkap tentang uji daya beda dapat

dilihat pada Lampiran 12.

Berikut ini kesimpulan dari hasil uji coba instrumen berupa delapan butir soal

esai materi himpunan yang berpedoman pada empat indikator kemampuan berpikir

kritis:

Tabel 4.4

Kesimpulan Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Butir

Soal Validitas Reliabilitas

Tingkat

Kesukaran Daya Beda Kesimpulan

1 Valid

Reliabel

Terlalu

Mudah Cukup Digunakan

2 Valid Terlalu

Mudah Cukup Digunakan

3 Valid Sedang Cukup Digunakan

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Butir

Soal Validitas Reliabilitas

Tingkat

Kesukaran Daya Beda Kesimpulan

4 Valid

Reliabel

Sedang Cukup Digunakan

5 Valid Sedang Cukup Digunakan

6 Valid Terlalu

Sukar Cukup Digunakan

7 Tidak

Valid Sedang Tidak Baik Tidak Digunakan

8 Valid Sedang Tidak Baik Tidak Digunakan

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa dari delapan butir soal esai yang telah

dilakukan uji coba akan digunakan enam butir soal esai sebagai instrumen penelitian,

yaitu butir soal 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Keenam butir soal esai yang akan digunakan

sebagai instrumen penelitian merupakan soal esai yang valid, reliabel, tingkat

kesukaran soal terlalu mudah, sedang, dan terlalu sukar serta memiliki daya beda

cukup. Enam butir soal esai ini nantinya akan digunakan sebagai soal pretest-posttest

untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik.

V. Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Pretest dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan untuk

mengetahui kemampuan awal bepikir kritis peserta didik yang menjadi sampel

penelitian. Berikut ini deskripsi data hasil pretest kemampuan berpikir kritis pada

materi himpunan:

Tabel 4.5

Deskripsi Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Ukuran Tendesi Sentral

Me Mo

Kelas Eksperimen1 36,46 16,67 26,807 26,56 33,33 5,772

Kelas Eksperimen2 35,42 11,46 25,066 25,00 34,38 7,246

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Kelas Ukuran Tendesi Sentral

Me Mo

Kelas Kontrol 35,42 10,42 23,438 23,44 31,25 7,687

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa hasil pretest yang diperoleh kelas

eksperimen1 nilai terbesar sebesar 36,46, nilai terendah sebesar 16,67, rata-rata kelas

sebesar 26,807, median sebesar 26,56, modus atau nilai yang sering muncul sebesar

33,33, dan varian kelompok sebesar 5,772. Hasil pretest yang diperoleh kelas

eksperimen2 nilai terbesar sebesar 35,42, nilai terendah sebesar 11,46, rata-rata kelas

sebesar 25,066, median sebesar 25,00, modus sebesar 34,38, dan varian kelompok

sebesar 7,246. Hasil pretest yang diperoleh kelas kontrol nilai terbesar sebesar 35,42,

nilai terendah sebesar 10,42, rata-rata kelas sebesar 23,438, median sebesar 23,44

modus sebesar 31,25, dan varian kelompok sebesar 7,687. Berdasarkan tabel di atas

juga dapat disimpulkan rata-rata kemampuan awal berpikir kritis kelas yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul sebesar

26,807 yang termasuk kategori sangat rendah lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e sebesar 25,066 yang

termasuk kategori sangat rendah dan kelas yang menggunakan model pembelajaran

direct instruction sebesar 23,438 yang termasuk kategori sangat rendah. Data hasil

pretest kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 21.

Data hasil pretest kemampuan berpikir kritis kemudian dianalisis menggunakan

beberapa uji untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan awal berpikir kritis

peserta didik. Uji yang dilakukan yaitu uji prasyarat yang meliputi uji homogenitas

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

dan uji normalitas, serta uji hipotesis. Berikut analisis data hasil pretest kemampuan

berpikir kritis.

1. Uji Normalitas Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pretest

kemampuan berpikir kritis berditribusi normal. Uji normalitas dilakukan pada

masing-masing kelas artinya uji normalitas dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu uji

normalitas pada kelas eksperimen1, uji normalitas pada kelas eksperimen2, dan uji

normalitas pada kelas kontrol. Berikut rangkuman hasil uji normalitas data pretest

kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.6

Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kesimpulan

Kelas eksperimen1 32 0,106 0,154 diterima

Kelas eksperimen2 32 0,077 0,154 diterima

Kelas kotrol 32 0,095 0,154 diterima

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa pada kelas eksperimen1

dan , karena maka diterima artinya data

hasil pretest kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen1 berdistribusi normal. Kelas

eksperimen2 dan , karena maka

diterima artinya data hasil pretest kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen2

berdistribusi normal. Kelas kontrol dan , karena

maka diterima artinya data hasil pretest kemampuan berpikir

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

kritis kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan lengkap tentang uji normalitas

data hasil pretest dari masing-masing kelas dapat dilihat pada Lampiran 24.

2. Uji Homogenitas Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pretest

kemampuan berpikir kritis ketiga kelas homogen. Berikut rangkuman hasil uji

homogenitas data pretest kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.7

Rangkuman Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas

Kesimpulan

Kelas eksperimen1 32

0,37935 5,591 diterima Kelas eksperimen2 32

Kelas kotrol 32

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa dan

, karena

maka diterima artinya data hasil pretest

kemampuan berpikir kritis ketiga kelas homogen. Perhitungan lengkap tentang uji

homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 26.

3. Uji Hipotesis Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Setelah dilakukan uji prasyarat diketahui bahwa data hasil pretest

kemampuan berpikir kritis berdistribusi normal dan homogen kemudian data diuji

menggunakan uji hipotesis yaitu uji Anova klasifikasi satu arah. Uji hipotesis ini

berguna untuk mengetahui adakah perbedaan hasil pretest kemampuan berpikir kritis

di ketiga kelas penelitian atau adakah perbedaan kemampuan awal berpikir kritis

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

peserta didik di ketiga kelas penelitian. Berikut rangkuman hasil uji Anova hasil

pretest kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.8

Rangkuman Uji Anova Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Sumber

Varians

Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Rata-Rata

Kuadrat Kesimpulan

Strategi 191,79693 2 95,89846 3,094 diterima

Galat (Error) 4396,45947 93 46,27376

Total 4588,2564 95

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa dan

, karena maka diterima artinya tidak ada perbedaan hasil

pretest kemampuan berpikir kritis atau kemampuan awal berpikir kritis peserta didik

di ketiga kelas adalah sama yang artinya kemampuan berpikir kritis peserta didik

sebelum mengikuti proses pembelajaran dengan tiga model pembelajaran yang

berbeda adalah sama dan penelitian dapat dilanjutkan menggunakan ketiga kelas

tersebut sebagai sampel penelitian. Perhitungan lengkap tentang uji anova data hasil

pretest kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 28.

W. Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Posttest dilaksanakan setelah proses pembelajaran untuk mengetahui hasil

kemampuan berpikir kritis. Posttest dilaksanakan untuk mengetahui adakah

perbedaan kemampuan berpikir kritis di ketiga kelas yang mendapatkan proses

pembelajaran dengan model yang berbeda. Berikut ini deskripsi data hasil posttest

kemampuan berpikir kritis pada materi himpunan:

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Tabel 4.9

Deskripsi Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Ukuran Tendesi Sentral

Me Mo

Kelas Eksperimen1 98,96 67,71 87,045 89,06 91,67 9,051

Kelas Eksperimen2 89,58 65,63 76,791 76,04 79,17 6,345

Kelas Kontrol 85,42 51,04 66,538 64,585 51,04

61,46

80,21

10,793

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa hasil posttest yang diperoleh kelas

eksperimen1 nilai terbesar sebesar 98,96, nilai terendah sebesar 67,71, rata-rata kelas

sebesar 87,045, median sebesar 89,06, modus sebesar 91,67, dan varian kelompok

sebesar 9,051. Hasil posttest yang diperoleh kelas eksperimen2 nilai terbesar sebesar

89,58, nilai terendah sebesar 65,63, rata-rata kelas sebesar 76,791, median sebesar

76,04, modus sebesar 79,17, dan varian kelompok sebesar 6,345. Hasil posttest yang

diperoleh kelas kontrol nilai terbesar sebesar 85,42, nilai terendah sebesar 51,04, rata-

rata kelas sebesar 66,538, median sebesar 64,585, modus sebesar 51,04, 61,46, dan

80,21, dan varian kelompok sebesar 10,793. Berdasarkan tabel di atas juga dapat

disimpulkan rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas yang menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul sebesar 87,045 yang termasuk

kategori sangat tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle 7e sebesar 76,791 yang termasuk kategori tinggi

dan kelas yang menggunakan model pembelajaran direct instruction sebesar 23,438

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

yang termasuk kategori sedang. Data hasil posttest kemampuan berpikir kritis dapat

dilihat pada Lampiran 33.

Data hasil posttest kemampuan berpikir kritis kemudian dianalisis menggunakan

beberapa uji untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis pada

ketiga kelas yang mendapatkan proses pembelajaran dengan model yang berbeda. Uji

yang dilakukan yaitu uji prasyarat yang meliputi uji homogenitas dan uji normalitas,

serta uji hipotesis. Berikut analisis data hasil posttest kemampuan berpikir kritis.

1. Uji Normalitas Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil posttest

kemampuan berpikir kritis berditribusi normal. Berikut rangkuman hasil uji

normalitas data hasil posttest kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.10

Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kesimpulan

Kelas eksperimen1 32 0,130 0,154 diterima

Kelas eksperimen2 32 0,104 0,154 diterima

Kelas kotrol 32 0,115 0,154 diterima

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa pada kelas eksperimen1

dan , karena maka diterima artinya data

hasil posttest kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen1 berdistribusi normal.

Kelas eksperimen2 dan , karena

maka diterima artinya data hasil posttest kemampuan berpikir kritis kelas

eksperimen2 berdistribusi normal. Kelas kontrol dan

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

, karena maka diterima artinya data hasil posttest

kemampuan berpikir kritis kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji

normalitas data hasil posttest dari masing-masing kelas dapat dilihat pada Lampiran

36.

2. Uji Homogenitas Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil posttest

kemampuan berpikir kritis ketiga kelas homogen. Berikut rangkuman hasil uji

homogenitas data hasil posttest kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.11

Rangkuman Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas

Kesimpulan

Kelas eksperimen1 32

2,10007 5,591 diterima Kelas eksperimen2 32

Kelas kotrol 32

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa dan

, karena

maka diterima artinya data hasil posttest

kemampuan berpikir kritis ketiga kelas homogen. Perhitungan lengkap uji

homogenitas data hasil posttest dapat dilihat pada Lampiran 38.

3. Uji Hipotesis Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Setelah dilakukan uji prasyarat diketahui bahwa data hasil posttest

kemampuan berpikir kritis berdistribusi normal dan homogen kemudian data diuji

menggunakan uji hipotesis yaitu uji Anova klasifikasi satu arah. Uji hipotesis ini

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

berguna untuk mengetahui adakah perbedaan hasil posttest kemampuan berpikir kritis

pada ketiga kelas. Berikut rangkuman hasil uji anova hasil posttest kemampuan

berpikir kritis:

Tabel 4.12

Rangkuman Uji Anova Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Sumber

Varians

Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Rata-Rata

Kuadrat Kesimpulan

Strategi 6728,51076 2 3364,25538 42,28886 3,094 ditolak

Galat (Error) 7398,53789 93 79,55417

Total 14127,04865 95

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa dan

, karena maka ditolak artinya ada perbedaan hasil posttest

kemampuan berpikir kritis yang artinya model pembelajaran learning cycle 7e

berbantuan e-modul, model pembelajaran learning cycle 7e, dan model pembelajaran

direct instruction memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil posttest

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Perhitungan lengkap tentang uji Anova data

hasil posttest kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 40.

4. Uji Scheffe Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Setelah ditolak dilakukan uji lanjut untuk mengetahui model pembelajaran

mana yang lebih signifikan terhadap hasil posttest kemampuan berpikir kritis. Kelas

eksperimen1 menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-

modul dinyatakan sebagai , kelas eksperimen2 menggunakan model pembelajaran

learning cycle 7e dinyatakan sebagai , dan kelas kontrol menggunakan model

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

pembelajaran direct instruction dinyatakan sebagai . Berikut kesimpulan hasil uji

Scheffe posttest kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.13

Rangkuman Uji Scheffe Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Komparasi Kesimpulan

27,09155 3,996 ditolak

66,73379 3,996 ditolak

21,11677 3,996 ditolak

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui ada perbedaan hasil posttest kemampuan

berpikir kritis. Komparansi besar dimana lebih besar dari

maka ditolak, artinya ada perbedaan hasil posttest kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e

berbantuan e-modul dan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

learning cycle 7e. Komparansi besar dimana lebih besar

dari maka ditolak, artinya ada perbedaan hasil posttest kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e dan

peserta didik yang menggunakan model pembelajaran direct instruction. Komparansi

besar dimana lebih besar dari maka ditolak,

artinya ada perbedaan hasil posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e dan peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran direct instruction. Berdasarkan uji Scheffe

tersebut dapat diketahui ketiga model pembelajaran memberikan pengaruh yang

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

berbeda terhadap hasil posttest kemampuan berpikir kritis peserta didik dan bila

dilihat dari nilai rata-rata hasil posttest yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul lebih

baik dibandingkan dengan model pembelajaran learning cycle 7e dan model

pembelajaran direct instruction. Perhitungan lengkap tentang uji Scheffe data hasil

posttest kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 42.

X. N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai n-gain merupakan nilai peningkatan kemampuan berpikir kritis setelah dan

sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Berikut ini deskripsi data hasil n-gain

kemampuan berpikir kritis pada materi himpunan:

Tabel 4.14

Deskripsi Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Ukuran Tendesi Sentral

Me Mo

Kelas Eksperimen1 0,98 0,60 0,829 0,850 0,85

0,88

0,111

Kelas Eksperimen2 0,84 0,57 0,693 0,695 0,72 0,077

Kelas Kontrol 0,78 0,40 0,571 0,555 0,108

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa n-gain yang diperoleh kelas

eksperimen1 nilai terbesar sebesar 0,98, nilai terendah sebesar 0,60, rata-rata kelas

sebesar 0,829, median sebesar 0,850, modus atau nilai yang sering muncul sebesar

0,85 dan 0,88, dan varian kelompok 0,111. N-gain yang diperoleh kelas eksperimen2

nilai terbesar sebesar 0,84, nilai terendah sebesar 0,57, rata-rata kelas sebesar 0,693,

median sebesar 0,695, modus sebesar 0,72, dan varian kelompok sebesar 0,077. N-

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

gain yang diperoleh kelas kontrol nilai terbesar sebesar 0,78, nilai terendah sebesar

0,40, rata-rata kelas sebesar 0,571, median sebesar 0,555 dan varian kelompok

sebesar 0,108. Berdasarkan tabel di atas juga dapat disimpulkan bahwa rata-rata n-

gain atau peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul sebesar

0,829 yang termasuk kategori tinggi lebih tinggi dibandingkan kelas yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e sebesar 0,693 yang termasuk

kategori sedang dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran direct

instruction sebesar 0,571 yang termasuk kategori sedang. Data n-gain kemampuan

berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 44.

Data n-gain kemampuan berpikir kritis kemudian dianalisis menggunakan

beberapa uji untuk mengetahui adakah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir

kritis pada ketiga kelas yang mendapatkan proses pembelajaran dengan model yang

berbeda. Uji yang dilakukan yaitu uji prasyarat yang meliputi uji homogenitas dan uji

normalitas, serta uji hipotesis. Berikut analisis n-gain kemampuan berpikir kritis.

1. Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data n-gain kemampuan

berpikir kritis berditribusi normal. Berikut rangkuman hasil uji normalitas data n-gain

kemampuan berpikir kritis:

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Tabel 4.15

Rangkuman Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kesimpulan

Kelas eksperimen1 32 0,102 0,154 diterima

Kelas eksperimen2 32 0,113 0,154 diterima

Kelas kotrol 32 0,117 0,154 diterima

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa pada kelas eksperimen1

dan , karena maka diterima artinya data

n-gain kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen1 berdistribusi normal. Kelas

eksperimen2 dan , karena maka

diterima artinya data n-gain kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen2

berdistribusi normal. Kelas kontrol dan , karena

maka diterima artinya data n-gain kemampuan berpikir kritis

kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas data n-gain

dari masing-masing kelas dapat dilihat pada Lampiran 47.

2. Uji Homogenitas N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data n-gain ketiga kelas

homogen. Berikut rangkuman hasil uji homogenitas data n-gain:

Tabel 4.16

Rangkuman Uji Homogenitas Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas

Kesimpulan

Kelas eksperimen1 32

4,06505 5,591 diterima Kelas eksperimen2 32

Kelas kotrol 32

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa dan

, karena

maka diterima artinya data n-gain kemampuan

berpikir kritis ketiga kelas homogen. Perhitungan lengkap uji homogenitas data n-

gain kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 49.

3. Uji Hipotesis N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Setelah dilakukan uji prasyarat diketahui bahwa data n-gain kemampuan

berpikir kritis berdistribusi normal dan homogen kemudian data diuji menggunakan

uji hipotesis yaitu uji anova klasifikasi satu arah. Uji hipotesis ini berguna untuk

mengetahui adakah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ketiga

kelas. Berikut rangkuman hasil uji Anova data n-gain kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.17

Rangkuman Uji Anova Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Sumber

Varians

Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Rata-Rata

Kuadrat Kesimpulan

Strategi 1,06453 2 0,53227 53,70533 3,094 ditolak

Galat (Error) 0,92171 93 0,00991

Total 1,98624 95

Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui bahwa dan

, karena maka ditolak artinya ada perbedaan peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menjadi sampel penelitian yang berarti

model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul, model pembelajaran

learning cycle 7e, dan model pembelajaran direct instruction memberikan pengaruh

yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Perhitungan lengkap uji Anova data n-gain kemampuan berpikir kritis dapat dilihat

pada Lampiran 51.

4. Uji Scheffe N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Setelah ditolak dilakukan uji lanjut untuk mengetahui model pembelajaran

mana yang lebih signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis. Kelas

eksperimen1 menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-

modul dinyatakan sebagai , kelas eksperimen2 menggunakan model pembelajaran

learning cycle 7e dinyatakan sebagai , dan kelas kontrol menggunakan model

pembelajaran direct instruction dinyatakan sebagai . Berikut rangkuman hasil uji

Scheffe n-gain kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.18

Rangkuman Uji Scheffe Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Komparasi Kesimpulan

32,06769 3,996 ditolak

87,67325 3,996 ditolak

26,79326 3,996 ditolak

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa komparansi memiliki besar

dimana lebih besar dari maka ditolak, sedangkan pada

komparansi besar dimana lebih besar dari maka

ditolak, dan pada komparansi besar dimana lebih besar dari

maka ditolak. Berdasarkan hasil uji Scheffe data n-gain kemampuan

berpikir kritis didapatkan kesimpulan:

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

a. Pada ditolak, berarti rata-rata peningkatan kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle

7e berbantuan e-modul tidak sama dengan rata-rata peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

learning cycle 7e. Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rata-rata n-gain

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul sebesar 0,829 lebih

tinggi dibandingkan rata-rata n-gain kemampuan berpikir kritis peserta didik

yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e sebesar 0,693.

b. Pada ditolak, berarti rata-rata peningkatan kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle

7e berbantuan e-modul tidak sama dengan rata-rata peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran direct

instruction. Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rata-rata n-gain

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul sebesar 0,829 lebih

tinggi dibandingkan rata-rata n-gain kemampuan berpikir kritis peserta didik

yang menggunakan model pembelajaran direct instruction sebesar 0,571.

c. Pada ditolak, berarti rata-rata peningkatan kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle

7e tidak sama dengan rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

peserta didik yang menggunakan model pembelajaran direct instruction.

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rata-rata n-gain kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran learning cycle

7e sebesar 0,693 lebih tinggi dibandingkan rata-rata n-gain kemampuan

berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran direct

instruction sebesar 0,571.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga model

pembelajaran memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik dan apabila dilihat dari rata-rata peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik ketiga kelas sampel penelitian dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul lebih baik dibandingkan

model pembelajaran learning cycle 7e dan model pembelajaran direct instruction.

Y. Pembahasan

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 22 Pesawaran pada tanggal 28 Agustus-

13 September 2018. Penelitian ini melibatkan 96 peserta didik sebagai sampel yang

terbagi menjadi tiga kelas dan menggunakan tiga model pembelajaran yang berbeda.

Kelas VII A yang terdiri dari 32 peserta didik sebagai kelas eksperimen1

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul, kelas VII B

yang terdiri dari 32 peserta didik sebagai kelas eksperimen2 menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e, dan kelas VII C yang terdiri dari 32 peserta didik

sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran direct instruction.

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Penelitian dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan, yang terdiri dari pretest

dilaksanakan pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada

pertemuan ke-2 sampai ke-5, dan posttest dilaksanakan pada pertemuan ke-6. Pretest

dilaksanakan pertama bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis

peserta didik serta adakah perbedaan kemampuan awal berpikir kritis peserta didik

yang menjadi sampel penelitian. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak

empat kali pertemuan untuk mempelajari materi himpunan sesuai dengan model

pembelajaran yang telah ditentukan. Penelitian diakhiri dengan posttest untuk

mengetahui adakah peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik serta untuk

mengetahui adakah perbedaan peningkatan kemampuan peserta didik yang belajar

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul, model

pembelajaran learning cycle 7e, dan model pembelajaran direct instruction.

Sebelum memulai penelitian, peneliti menggumpulkan data kemampuan awal

berpikir kritis peserta didik dengan memberikan pretest yang terdiri dari enam soal

esai. Pretest dilaksanakan selama 40 menit pada pertemuan pertama dari setiap kelas

sampel penelitian, kelas eksperimen2 dan kelas kontrol melaksanakan pretest pada

tanggal 27 Agustus 2018, sedangkan kelas eksperimen1 melaksanakan pretest pada

tanggal 28 Agustus 2018. Setelah semua peserta didik mengumpulkan hasil pretest,

peneliti menjelaskan sedikit tentang pengertian himpunan dan contoh himpunan.

Selain memberikan pretest dan penjelasan tentang himpunan, peneliti juga

membagikan e-modul yang akan digunakan oleh kelas eksperimen1 selama proses

pembelajaran matematika. E-modul yang peneliti bagikan dapat ditampilkan

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

menggunakan smartphone dan merupakan e-modul yang ditulis oleh Eli Kurniawati,

S.Pd. Selain membagikan e-modul, peneliti juga menjelaskan kegiatan apa yang akan

dilaksanakan selama proses pembelajaran untuk materi himpunan serta pada kelas

eksperimen1 dan eksperimen2 peneliti membagi peserta didik dalam beberapa

kelompok.

Kegiatan pembelajaran dimulai pada pertemuan kedua pada masing-masing

kelas. Pertemuan kedua di kelas eksperimen2 dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus

2018, ketika peneliti memasuki kelas peserta didik belum berkumpul bersama

anggota kelompok yang telah dibagi sebelumnya, sehingga peneliti meminta peserta

didik untuk berkumpul bersama anggota kelompoknya dan hal ini menyebabkan

suasana kelas menjadi kurang kondusif. Setelah memastikan peserta didik sudah

berkumpul bersama anggota kelompoknya dan suasana kelas kondusif, peneliti

memberitahukan sub materi yang akan dipelajari serta meminta peserta didik untuk

membaca buku cetak matematika yang sudah dimiliki dan berdiskusi tentang sub

materi tersebut serta mengerjakan Lembar Kelompok yang telah disiapkan. Akan

tetapi, pada pertemuan kedua ini banyak peserta didik yang kurang berpartisipasi

dalam kegiatan diskusi bersama kelompoknya. Selanjutnya peneliti membagikan soal

individu kepada peserta didik, akan tetapi beberapa peserta didik terlihat kesulitan

dalam mengerjakan soal. Peserta didik yang kesulitan dalam mengerjakan soal adalah

peserta didik yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan diskusi serta tidak

memperhatikan penjelasan dari anggota kelompok lain. Pertemuan kedua ini berjalan

kurang efektif yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu waktu belajar berkurang

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

karena digunakan peserta didik untuk berkumpul bersama anggota kelompoknya,

peserta didik yang tidak memperhatikan sehingga peneliti harus menjelaskan kembali

sub materi yang dipelajari, peserta didik kesulitan dalam memahami sub materi dalam

buku cetak matematika, dan peserta didik yang tidak terbiasa dengan model

pembelajaran yang digunakan. Sebelum pembelajaran berakhir, peneliti berpesan

kepada peserta didik agar sebelum peneliti memasuki kelas peserta didik sudah

berkumpul bersama anggota kelompoknya, serta berpartisipasi dalam kegiatan diskusi

dan memperhatikan penjelasan dari anggota kelompok lain.

Pertemuan kedua di kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2018,

peneliti menjelaskan secara langsung kepada peserta didik tentang sub materi yang

dipelajari. Selama peneliti menjelaskan serta menuliskan materi di papan tulis,

beberapa peserta didik justru berbicara dengan peserta didik lain dan beberapa peserta

didik terlihat mengantuk, hal ini menyebabkan susana kelas kurang kondusif. Peneliti

beberapa kali menegur peserta didik agar kembali fokus pada penjelasan peneliti.

Setelah peneliti menjelaskan sub materi, peneliti meminta peserta didik untuk

mencatat sub materi yang telah dipelajari dan mengerjakan beberapa soal. Akan

tetapi, banyak peserta didik yang tidak memahami cara mengerjakan soal tersebut

karena peserta didik tidak memperhatikan penjelasan peneliti sehingga peneliti harus

menjelaskan kembali sub materi tersebut.

Pertemuan kedua di kelas eksperimen1 dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus

2018, pertemuan di kelas eksperimen1 ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan di

kelas eksperimen2. Peserta didik belum berkumpul dengan anggota kelompoknya dan

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

ada beberapa peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan diskusi dengan baik serta

ada beberapa peserta didik yang kesulitan dalam mengerjakan soal individu yang

diberikan. Akan tetapi, peserta didik di kelas eksperimen1 membutuhkan waktu yang

lebih sedikit dalam membaca dan memahami sub materi, hal ini disebabkan e-modul

yang digunakan di kelas eksperimen1 memiliki penjelasan yang lebih mudah

dipahami oleh peserta didik.

Pertemuan ketiga di kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 3 September 2018,

pada pertemuan ketiga ini peneliti menjelaskan sub materi dengan cara yang sama

seperti pertemuan sebelumnya serta respon peserta didik juga tidak terlalu berbeda

dengan pertemuan sebelumnya. Akan tetapi, pada pertemuan ketiga ini peneliti

memberikan reward bagi peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh peneliti sehingga peserta didik lebih bersemangat selama mengikuti

proses pembelajaran.

Pertemuan ketiga di kelas eksperimen2 dilaksanakan pada tanggal 3 September

2018, proses pembelajaran berlangsung seperti pertemuan sebelumnya dan membahas

sub materi berikutnya. Pertemuan ketiga ini berlangsung lebih kondusif karena

peserta didik sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan.

Peneliti menunjuk peserta didik secara acak untuk menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya, hal ini menyebabkan peserta didik menjadi lebih aktif selama kegiatan

diskusi dan peserta didik yang cenderung pasif selama proses pembelajaran menjadi

lebih berani dalam menyampaikan pendapatnya baik dalam kegiatan diskusi ataupun

ketika menjelaskan hasil diskusi kepada kelompok lain.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Pertemuan ketiga di kelas eksperimen1 dilaksanakan pada tanggal 4 September

2018, proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif karena peserta didik sudah

terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan dan seluruh peserta didik

mengikuti kegiatan diskusi dengan baik karena semua peserta didik memiliki

kemungkinan yang sama untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok lain.

Pertemuan ketiga di kelas eksperimen1 ini tidak jauh berbeda dengan kelas

eksperimen2 peserta didik sudah mulai aktif dan bersemangat dalam mengikuti

proses pembelajaran, perbedaannya ada pada waktu yang dibutuhkan kedua kelas ini

untuk memahami materi pembelajaran.

Pertemuan keempat dan kelima di kelas kontrol dilaksanakan pada 6 dan 10

September 2018 berjalan seperti sebelumnya, dimana peneliti menjelaskan materi

pembelajaran dan menuliskannya di papan tulis, dilanjutkan peserta didik mencatat

materi tersebut dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi. Peserta didik

sering merasa bosan selama proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih sering

berbicara sendiri atau mengantuk selama proses pembelajaran, hal ini menyebabkan

peneliti merasa kurang bersemangat selama proses pembelajaran.

Pertemuan keempat dan kelima di kelas eksperimen2 dilaksanakan pada tanggal

5 dan 10 September 2018 berjalan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peserta didik

sudah terbiasa dengan kegiatan diskusi bersama kelompok serta menyampaikan hasil

diskusi kepada kelompok lain, akan tetapi peserta didik terlihat kesulitan ketika harus

memahami materi yang terdapat pada buku cetak matematika.

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Pertemuan keempat dan kelima di kelas eksperimen1 dilaksanakan pada tanggal

6 dan 11 September 2018 berjalan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peserta didik

terbiasa untuk membaca dan memahami materi pembelajaran yang ada pada e-

modul. Peserta didik juga terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya selama kegiatan

diskusi kelompok, menyampaikan hasil kelompok, serta bertanya dan menjawab

selama kegiatan pembelajaran.

Pertemuan keenam peserta didik mengerjakan soal posttest, kelas eksperimen1

dan kelas kontrol pada tanggal 13 September 2018 sedangkan kelas eksperimen2

pada tanggal 12 September 2018. Soal posttest yang diberikan berupa enam soal esai

yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik

dari masing-masing kelas setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran yang berbeda.

Setelah diperoleh data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis

peneliti melakukan beberapa uji terhadap data hasil dari ketiga kelas tersebut. Data

hasil pretest kemampuan berpikir kritis digunakan peneliti untuk mengetahui

kemampuan awal berpikir kritis peserta didik yang menjadi sampel penelitian. Data

hasil pretest kemampuan berpikir kritis kemudian dilakukan beberapa uji, yaitu uji

normalitas menggunakan uji Lilifors untuk melihat apakah data hasil pretest

kemampuan berpikir kritis dari ketiga kelas berdistribusi normal, serta uji

homogenitas menggunakan uji Bartlett untuk melihat apakah data homogen.

Berdasarkan hasil uji diperoleh bahwa data hasil pretest kemampuan berpikir kritis

berdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji Anova

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

klasifikasi satu arah. Setelah dilakukan uji Anova diperoleh bahwa tidak ada

perbedaan hasil pretest kemampuan berpikir kritis atau kemampuan awal berpikir

kritis seluruh peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah sama.

Peneliti juga melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Anova

klasifikasi satu arah pada data hasil posttest kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan

hasil uji Lilifors diperoleh bahwa data hasil posttest kemampuan berpikir kritis dari

masing-masing kelas berdistribusi normal, serta berdasarkan hasil uji Bartlett

diperoleh bahwa data hasil posttest kemampuan berpikir kritis homogen, kemudian

dilanjutkan dengan uji Anova klasifikasi satu arah. Berdasarkan uji Anova klasifikasi

satu arah diperoleh bahwa ada perbedaan hasil posttest kemampuan berpikir kritis

atau ketiga model pembelajaran yang digunakan memberikan dampak yang berbeda

terhadap kemampuan berpikir kritis. Karena terdapat perbedaan hasil posttest

kemampuan berpikir kritis maka peneliti melakukan uji Scheffe untuk mengetahui

manakah model pembelajaran yang lebih berpengaruh pada hasil posttest kemampuan

berpikir kritis. Berdasarkan uji Scheffe diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir

kritis yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul

tidak sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis yang menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e dan model pembelajaran direct instruction.

Selain menguji hasil pretest dan posttest, peneliti juga melakukan uji pada besar

nilai n-gain atau besar peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah

dan sebelum kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uji Lilifors diperoleh bahwa data n-

gain kemampuan berpikir kritis berdistribusi normal, serta berdasarkan uji Bartlett

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

diperoleh bahwa data homogen. Data n-gain kemudian diuji menggunakan uji Anova

untuk mengetahui adakah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada

ketiga kelas dan diperoleh hasil bahwa ada perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kritis pada ketiga kelas. Karena terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kritis pada ketiga kelas maka dilakukan uji Scheffe. Setelah dilakukan uji

Scheffe diperoleh bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul tidak sama

dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis yang menggunakan model

pembelajaran learning cycle 7e tidak sama dengan peningkatan kemampuan berpikir

kritis yang menggunakan model pembelajaran direct instruction atau ketiga model

pembelajaran memiliki pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kritis.

Model pembelajaran learning cycle 7e menuntut peserta didik untuk mencari

sendiri materi pembelajaran dan berpikir secara kritis untuk memahami materi

pembelajaran yang telah didapatkannya dengan harapan materi pembelajaran dapat

lebih dipahami oleh peserta didik. Selain itu, model pembelajaran learning cycle 7e

juga menuntut peserta didik untuk lebih berani dalam menyampaikan pendapatnya,

hal ini menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan peserta didik lebih

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. E-modul yang digunakan selama

proses pembelajaran juga membantu peserta didik untuk mencari materi pembelajaran

serta penjelasan materi yang singkat mempermudah peserta didik untuk memahami

materi pembelajaran, hal ini yang menyebabkan model pembelajaran learning cycle

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

7e berbantuan e-modul lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir

kritis peserta didik dibandingkan dengan model pembelajaran learning cycle 7e.

Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e juga

menuntut peserta didik untuk mencari dan berpikir secara kritis untuk memahami

materi pembelajaran, akan tetapi bahan belajar atau buku cetak matematika yang

digunakan menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami materi

pembelajaran. Model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul dan model

pembelajaran learning cycle 7e lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik dibandingkan dengan model pembelajaran direct

instruction, hal ini disebabkan ketika pendidik menjelaskan materi pembelajaran ada

peserta didik yang tidak memperhatikan dan peserta didik sering melupakan

penjelasan pendidik, serta peserta didik tidak terbiasa untuk berpikir kritis yang

merupakan hal penting dalam pembelajaran matematika.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul, model pembelajaran learning

cycle 7e, dan model pembelajaran direct instruction terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Negeri 22 Pesawaran. Model

pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul lebih baik dibandingkan model

pembelajaran learning cycle 7e dan model pembelajaran direct instruction.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Z. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Negeri 22

Pesawaran.

Berdasarkan rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat

disimpulkan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul lebih baik

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Negeri 22

Pesawaran dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,829 yang termasuk ke dalam

kategori tinggi.

AA. Saran

Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian pengaruh model pembelajaran

learning cycle 7e berbantuan e-modul, maka peneliti dapat memberikan saran untuk

menerapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbantuan e-modul sebagai salah

satu solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah

menengah pertama dalam pembelajaran matematika khususnya untuk materi

himpunan.

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, In Hi. ―Berpikir Kritis Matematik.‖ Delta-Pi: Jurnal Matematika dan

Pendidikan Matematika 2, no. 1 (2013).

Agustyaningrum, Nina. ―Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B

SMP Negeri 2 Sleman.‖ Matematika Dan Pendidikan Karakter Dalam

Pembelajaran, 2011.

Ali, Mohammad, dan Muhammad Asrori. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Andriani, Siska. ―Evaluasi CSE-UCLA Pada Studi Proses Pembelajaran

Matematika.‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6, no. 2 (2015): 167–

175.

Astuti, Riana. ―Pengaruh Model Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition

(AIR) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kemagnetan

Kelas IX SMP Negeri 1 Penengahan Lampung Selatan.‖ Skripsi, UIN Raden

Intan Lampung, 2017.

Awal, Raudhah, dan Noni Yulianti. ―Pengaruh Model Learning Cycle Terhadap

Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi di Kelas XI IPA

SMA Nurul Falah Pekanbaru.‖ Bio-Lectura 2, no. 02 (2015).

Aziz, Zulfani, Ani Rusilowati, dan M. Sukisno. ―Penggunaan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Pada

Pokok Bahasan Usaha dan Energi.‖ UPEJ Unnes Physics Education Journal

2, no. 3 (2013).

Azizah, Nurul, dan Titin Sunarti. ―Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 5E Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Topik Cahaya Di MTs

NU Trate Gresik.‖ Inovasi Pendidikan Fisika 1, no. 1 (2012).

Daryanto. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013.

Fadilah, Siti. ―Pengaruh Model Student Facilitator and Explaining Dibantu Media

(Panstik) Papan Statistik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas VIII SMPN 1 Buay Bahuga Tahun Ajaran 2016/2017.‖ Skripsi,

IAIN Raden Intan Lampung, 2017.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Farida. ―Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Melalui

Pembelajaran Berbasis VCD.‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6,

no. 1 (2015): 25–32.

———. ―Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristic Vee Terhadap Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik.‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan

Matematika 6, no. 2 (2015): 111–20.

Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011.

Hafia, Zakia Fardha. ―Pengaruh Model Learning Cycle Hipotetik-Deduktif 7E

Terhadap Hasil Belajar Kognitif Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada

Materi Pencemaran Lingkungan.‖ Skripsi, Pendidikan Fisika IAIN Raden

Intan, 2016.

Hidayatun, Nuning, Puguh Karyanto, Umi Fatmawati, dan Mujiyati. ―Penerapan E-

Module Berbasis Problem-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kreatif dan Mengurangi Miskonsepsi pada Materi Ekologi Siswa

Kelas X MIPA 3 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.‖

Bioedukasi 8, no. 2 (2015): 28–32.

Ismaimuza, Dasa. ―Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan

Awal Siswa.‖ Jurnal Pendidikan Matematika 2, no. 1 (2017).

Laelasari, Toto Subroto, dan Nurul Ikhsan K. ―Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7e Dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa.‖

Euclid 1, no. 2 (2014).

Lestari, Nelvy Warsi Enggal, Prih Hadianto, dan Lisa Rokhmani. ―Pengembangan E-

Modul Ekonomi pada Materi Uang dan Perbankan untuk Siswa Kelas X A

SMA Negeri 1 Panggul Tenggalek Tahun Ajaran 2014/2015.‖ Jurnal

Pendidikan Ekonomi (Economic Education Journal) 8, no. 1 (2015).

Mirjanah, Mita, Susanti Pudji Hastuti, dan Desy Fajar Priyayi. ―Peningkatan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Learning Cycle

(LC 7E) pada Pembelajaran Biologi Kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Bringin

Tahun Pelajaran 2016/2017.‖ Jurnal VARIDIKA 29, no. 1 (2017): 18–27.

Normaya, Karim. ―Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran

Matematika Dengan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah

Pertama.‖ Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung

Mangkurat 3, no. 1 (2015).

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Novalia, dan Muhamad Syazali. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung:

Anugrah Utama Raharja (AURA), 2013.

P, Nurul Yudha, Imam Sujadi, dan Henny Ekana Chrisnawati. ―Penerapan Model

Pembelajaran Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Pada Pelajaran Matematika Kelas VII C SMP Negeri 16 Surakarta

Tahun Pelaaran 2014/2015.‖ Jurnal Pendidikan Matematikan dan Matematika

SOLUSI 1, no. 3 (2017): 22–31.

Puspita Dewi, Eka. dkk, ‗Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri untuk

Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Kalor‘, Tadris:

Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02.no. 2 (2017), 105–110.

Ormrod, Jenne Ellis. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2008.

Rahma, Siti. ―Analisis Berpikir Kritis Siswa Dengan Pembelajaran Socrates

Kontekstual di SMP Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah.‖ Skripsi, IAIN

Raden Intan Lampung, 2017.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013.

———. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Paktik, dan Penilaian. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2015.

Sani. Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode Dan Prosedur. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2013.

———. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana, 2007.

Sayuti, Irda, Rosmaini S, dan Sri Andayannhi. ―Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5 Pekanbaru.‖ Jurnal Pendidikan

3, no. 01 (2013).

Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2014.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2008.

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.radenintan.ac.id/5271/1/SKRIPSI.pdf · Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 khususnya Matematika Kelas C yang ... 11

Supriadi, Nanang. ―Mengembangkan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Buku

Ajar Elektronik Interaktif (BAEI) yang Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman.‖

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6, no. 1 (2015): 63–73.

Syazali, Muhamad. ―Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.‖

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6, no. 1 (2015): 91–98.

Tania, Lisa. dan Joni Susilowibowo. ―Pengembangan Bahan Ajar E-Modul sebagai

Pendukung Pembelajaran Kurikuum 2013 pada Materi Ayat Jurnal

Penyesuain Perusahaan Jasa SIswa Kelas X Akutansi SMK Negeri 1

Surabaya.‖ Jurnal Pendidikan Akutansi (JPAK) 5, no. 2 (2017).

Triwiyanto, Teguh. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Widoratih, Kristinawati, Eny Enawaty, dan Ira Lestari. ―Pengaruh Model Learning

Cycle 7E Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA.‖ Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran 5, no. 9 (2016).