PENGARUH PEMBERIAN APERSEPSI TANYA JAWAB...
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN APERSEPSI TANYA JAWAB...
PENGARUH PEMBERIAN APERSEPSI TANYA JAWAB
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
POKOK ARITMATIKA SOSIAL PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII MTs NU NURUL HUDA SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh :
NIDAUL CHOIRIYAH
NIM : 073511063
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ABSTRAK Nidaul Choiriyah (NIM. 073511063). Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial Pada
Peserta Didik Kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran
2010/2011. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pemberian Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika materi pokok Aritmatika Sosial. 2) Hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang 3) Pengaruh pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang. Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik analisis regresi satu prediktor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII, dengan keseluruhan berjumlah 203 orang. Sampel dipilih dengan teknik cluster random sampling. Dalam hal ini, yang dipilih secara acak adalah kelasnya. Sehingga terpilih kelas VII C sebagai kelas penelitian dan kelas VII B sebagai kelas uji coba instrumen. Pengumpulan data menggunakan metode angket untuk menjaring data X (Pemberian Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika) dan tes untuk menjaring data Y (hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial. Dari proses penghitungan analisis korelasi didapat nilai korelasi sebesar 0,587. Melalui uji t diperoleh thitung = 4,531> ttabel(0,05)(39) =2,023 dan thitung = 4,531 > ttabel(0,01)(39) = 2,708 . Karena thitung
lebih besar dari ttabel berarti korelasi antara variabel X dengan Y adalah signifikan. Hal tersebut juga ditunjukkan dari analisis regresi diperoleh nilai Freg = 20,548. Melalui uji F diketahui bahwa Freg = 20,548 > Ft (0.05) = 4,09 dan Freg = 20,548 > Ft (0.01) = 7,33. Dengan demikian Freg > Ft (0.05 dan 0.01). Hal ini berarti pemberian Apersepsi Tanya Jawab berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp/Fax 7601295, 7615387 Semarang 50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 31 Mei 2011
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah skripsi Saudara :
Nama : Nidaul Choiriyah
NIM : 073511063
Judul Skripsi :“Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap Hasil
Belajar Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial pada Peserta
Didik Kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran
2010/2011”
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadikan maklum
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 31 Mei 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag NIP. 19760426 200604 2 001 NIP.19691114 199403 1 003
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial pada Peserta Didik Kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Nidaul Choiriyah
NIM : 073511063
Jurusan : Tadris Matematika
Program Studi : Tadris Matematika
Telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.
Semarang, 21 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris, Ridwan, M. Ag Hj. Minhayati Saleh, M. Sc
NIP. 19630106 199703 1 001 NIP. 19760426 200604 2 001 Penguji I, Penguji II,
Li’anah, M. Pd Saminanto, S. Pd, M. Sc
NIP. 19590313 198103 2 007 NIP. 19720604 200312 1 002
Pembimbing I, Pembimbing II,
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag
NIP. 19760426 200604 2 001 NIP.19691114 199403 1 003
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah di tulis oleh orang
lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 27 Juni 2011
Pernyataan
NIDAUL CHOIRIYAH
NIM: 073511063
M O T T O
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al Insyiroh ayat 1-8 :
كردص لك حرشن ألم ◌ كروز كنا عنعضوو ◌ كرظه قضي أنالذ◌ ككرذ ا لكنفعرو◌ ◌وإلى ربك فارغب ◌فانصب فإذا فرغت◌ إن مع العسر يسرا ◌فإن مع العسر يسرا
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu,
yang memberatkan punggungmu?
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”1
1 Departemen Agama RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya
Toha Putra, 1996), hlm.478.
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan skripsi ini penulis
persembahkan kepada mereka orang yang telah membuat hidup ini menjadi
berarti.
1. Ayahanda Shodiqun, Ibunda Khotimah, dan seluruh keluarga penulis yang
tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan
tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan
mewujudkan cita-cita.
2. Kakak-kakakku, mas Choirul Huda, kang Nur Hudayana dan mbak Umi
Laiyinah yang selalu memberikan suport dan do’a.
3. Adik-adikku tersayang, Luqmanul Hakim dan M. Nafisul Haq yang menjadi
motivasi bagi penulis untuk senantiasa melangkah lebih baik.
4. Keluarga Besar Tadris Matematika khususnya angkatan 2007.
5. Segenap jajaran staf guru dan karyawan MTs NU Nurul Huda Semarang yang
memberikan kesempatan dan kemudahan dalam proses penelitian.
6. Sahabat-sahabat terbaikku yang senantiasa mendo’akan dan selalu memberi
semangat kepada penulis
7. Keluarga besar KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang yang telah banyak
memberiku ilmu dan arti sebuah kebersamaan.
8. Keluarga Besar KKN ke-56 IAIN Walisongo Semarang Posko 38 Desa
Gondang Kecamatan Limbangan, yang telah memberikan warna baru bagi
penulis.
9. Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
IJKLMا OPKLMا Qا IRS
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial pada Peserta Didik Kelas VII
MTs NU Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 ” dengan baik.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Matematika. Dalam menyelesaikan
skripsi ini penulis mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian
dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Wahyudi, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang
telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Ibu Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Sc selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan dan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Yulia Romadiastri, S. Si, M. Sc selaku Dosen Matematika, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan dan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
7. Bapak Drs. H. Ajma’in Yahya selaku Kepala MTs NU Nurul Huda Semarang
yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
8. Bapak Sugeng Mustofa, S. E, selaku guru pengampu mata pelajaran
Matematika yang telah berkenan memberi bantuan, informasi, dan kesempatan
waktu untuk melakukan penelitian.
9. Bapak dan Ibu guru serta karyawan MTs NU Nurul Huda Semarang
10. Orang tua beserta keluarga besar penulis yang telah memberikan doa,
dorongan, dan semangat.
11. Sahabat-sahabat terbaikku yang telah memberikan semangat.
12. Teman-teman mahasiswa Tadris Matematika Angkatan 2007 yang selalu
memberi motivasi.
13. Keluarga besar KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang yang telah banyak
memberiku ilmu dan arti sebuah kebersamaan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil demi terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan bagi setiap
pembaca. Biarpun demikian penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberi
manfaat dan inspirasi bagi penulis sendiri dan pembaca.
Semarang, 16 Maret 2011
Penulis
Nidaul Choiriyah
NIM. 073511063
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK PENELITIAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
HALAMAN PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah................................................................... 4
C. Penegasan Istilah ....................................................................... 5
D. Pembatasan Masalah................................................................... 7
E. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori.......................................................................... 9
1. Belajar dan Pembelajaran................................................... 9
2. Apersepsi........................................................................... 12
3. Metode Tanya Jawab......................................................... 13
4. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Hasil Belajar...................................................................... 14
5. Pembelajaran Matematika................................................. 16
6. Tinjauan Materi ( Aritmatika Sosial )................................ 17
7. Kerangka Berfikir.............................................................. 21
B. Kajian Penelitian yang Relevan................................................ 22
C. Pengajuan Hipotesis................................................................. 23
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 24
C. Variabel Penelitian .................................................................... 24
D. Metode Penelitian ..................................................................... 25
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 26
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 38
B. Pengujian Hipotesis .................................................................. 40
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 61
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 63
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 65
B. Saran-saran ................................................................................ 66
C. Penutup ..................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Nilai Mid Semester kelas ujicoba ............... 41
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Nilai Mid Semester kelas penelitian ............ 42
Tabel 4.3 : NilaiMid Semester kelas ujicoba .................................................. 43
Tabel 4.4 : NilaiMid Semester kelas penelitian .............................................. 45
Tabel 4.5 : Hasil analisis validitas soal Aritmatika Sosial .............................. 46
Tabel 4.6 : Prosentase tingkat kesukaran soal Aritmatika Sosial ................... 47
Tabel 4.7 : Prosentase daya pembeda soal Aritmatika Sosial ......................... 48
Tabel 4.8 : Distribusi frekuensi angket .......................................................... 50
Tabel 4.9 : Kualitas angket ............................................................................. 50
Tabel 4.10: Nilai distribusi frekuensi angket ................................................... 51
Tabel 4.11: Distribusi frekuensi hasil belajar Matematika .............................. 52
Tabel 4.12: Kualitas hasil belajar Matematika ................................................. 53
Tabel 4.13: Nilai distribusi frekuensi hasil belajar Matematika ...................... 53
Tabel 4.14: Ringkasan hasil Analisis Regresi .................................................. 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Diskripsi tentang MTs NU Nurul Huda Semarang
Lampiran 2 : Daftar nama peserta didik kelas ujicoba
Lampiran 3 : Daftar nama peserta didik kelas penelitian
Lampiran 4 : Nilai Mid Semester kelas ujicoba
Lampiran 5 : Nilai Mid Semester kelas penelitian
Lampiran 6 : Uji Normalitas kelas Ujicoba
Lampiran 7 : Daftar nilai frekuensi observasi kelas ujicoba
Lampiran 8 : Uji Normalitas kelas penelitian
Lampiran 9 : Daftar nilai frekuensi observasi kelas penelitian
Lampiran 10 : Uji Instrument soal Aritmatika Sosial
Lampiran 11 : Perhitungan validitas soal Aritmatika Sosial
Lampiran 12 : Perhitungan reliabilitas soal Aritmatika Sosial
Lampiran 13 : Perhitungan tingkat kesukaran soal Aritmatika Sosial
Lampiran 14 : Perhitungan daya pembeda soal Aritmatika Sosial
Lampiran 15 : Rekapitulasi jawaban angket pemberian Apersepsi Tanya Jawab
Lampiran 16 : Daftar nilai tes Aritmatika Sosial
Lampiran 17 : Koefisien hubungan variabel X (Pemberian Apersepsi Tanya
Jawab) dan Y (Hasil Belajar matematika materi pokok Aritmatika
Sosial)
Lampiran 18 : Uji Lineritas
Lampiran 19 : Daftar tabel t
Lampiran 20 : Daftar harga kritik dari r product moment
Lampiran 21 : Daftar tabel z
Lampiran 22 : Daftar tabel f
Lampiran 23 : Daftar tabel Chi Square
Lampiran 24 : Kisi-kisi Angket
Lampiran 25 : Angket pemberian Apersepsi Tanya Jawab
Lampiran 26 : Kisi-kisi Soal Ujicoba
Lampiran 27 : Soal Ujicoba
Lampiran 28 : Kisi-kisi Soal Aritmatika Sosial
Lampiran 29 : Soal tes Aritmatika Sosial
Lampiran 30 : Lembar Observasi
Lampiran 31 : RPP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan mau tidak mau
juga turut berjalan mengikuti perubahan untuk memenuhi peranannya sebagai
pencetak insan masa depan. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu
pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Bukan hanya perubahan dalam
sektor kurikulum, tetapi juga diikuti perubahan praktik pembelajaran di dalam
maupun di luar kelas.
Dalam proses belajar dan pembelajaran akan mencapai tujuan yang
optimal jika komponen – komponen yang terkait juga berjalan optimal.
Komponen tersebut diantaranya adalah peran guru dan kesiapan peserta didik
dalam belajar.
Peran guru meliputi kemampuan dan keterampilan guru dalam
menciptakan suasana kondusif untuk belajar. Guru harus mampu
mengupayakan kesiapan peserta didik yang berupa kondisi mental dan situasi
lingkungan untuk belajar atau menerima pelajaran. Kompetensi profesional
guru dalam aspek ini menyiapkan pengajaran, dari perencanaan, pelaksanaan
dan pengelolaannya.1
Pada pelaksanaan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, guru
menggunakan pendekatan sistem prosedur pengembangannya. Prosedur
pengembangan kegiatan belajar dan pembelajaran didalam kelas meliputi
kegiatan pendahuluan, pengembangan materi dan penutup. Kegiatan
pendahuluan dalam pembelajaran antara lain dilakukan dengan penyajian
apersepsi, motivasi, introduksi dan revisi. Pengembangan materi dilakukan
dengan menyajikan uraian materi secara jelas. Kegiatan penutup biasanya
dilakukan dengan memberi rangkuman atau kesimpulan terhadap materi yang
1 S., Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 9-10.
2
telah disajikan, selain itu kegiatan penutup dapat dilakukan dengan
memberikan tugas rumah.
Prosedur pengembangan kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam
kelas biasanya melalui tahap pendahuluan yang meliputi apersepsi, motivasi,
introduksi dan revisi. Kegiatan pendahuluan ini akan menentukan intensitas
penyerapan materi oleh peserta didik dan berpengaruh terhadap tujuan yang
akan dicapai. Keberhasilan guru dalam tahap pendahuluan ini akan
menentukan pola keberhasilan pada tahap pengembangan materi, sehingga
materi yang disajikan dapat terserap oleh peserta didik secara optimal.
Intensitas materi yang terserap oleh peserta didik menentukan prestasi
belajarnya lebih lanjut. Jadi, pengelolaan pembelajaran pada tahap
pendahuluan perlu manajemen yang profesional dari seorang guru.
Salah satu faktor dalam keberhasilan proses belajar dan pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang optimal adalah kesiapan peserta didik. Kesiapan
peserta didik baik dipandang dari irama perkembangan mental maupun dilihat
dari kesiapan belajarnya didalam kelas. Disamping itu, kesiapan belajar
peserta didik didalam kelas juga berpengaruh terhadap keberhasilan peserta
didik.2
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, Matematika merupakan salah
satu disiplin ilmu yang membekali peserta didik dalam menghadapi kehidupan
di masyarakat. Dalam memahami konsep Matematika perlu memahami
konsep sebelumnya karena Matematika tersusun secara hierarki dan berkaitan
unsur-unsurnya. Konsep lanjutan sulit dipahami sebelum memahami dengan
baik konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat, sehingga belajar Matematika
harus berurutan dan bertahap secara sistematis. Hal yang demikian,
kebanyakan tidak disadari oleh sebagian peserta didik yang disebabkan
minimnya informasi mengenai apa dan bagaimana sebenarnya Matematika itu.
Dengan demikian, maka akan berakibat buruk pada proses belajar peserta
didik, yakni mereka hanya belajar Matematika di kelas ketika pelajaran
Matematika dan mempelajari Matematika sesuai materi yang diajarkan tanpa
2 Ibid.
3
mempelajari materi sebelumnya. Sedangkan pendidikan yang hanya
berorientasi pada materi akan menghasilkan peserta didik yang hanya
berorientasi pada hasil akhir yang berupa angka, sementara segi pemahaman
dan pengetahuan yang diperoleh dangkal, sehingga peserta didik hanya
memiliki pemahaman yang bersifat verbal.
Berdasarkan observasi di MTs NU NURUL HUDA yang terletak di
Kelurahan Mangkangkulon Tugu Kota Semarang. Secara nyata peserta didik
MTs NU NURUL HUDA belum dapat menguasai materi Matematika
khususnya pada materi pokok Aritmatika Sosial. Peserta didik juga masih
sangat kesulitan memahami dan menyelesaikan soal Aritmatika Sosial dengan
menggunakan operasi Aljabar. Dalam memahami soal Aritmatika Sosial
peserta didik dituntut untuk berkonsentrasi dan untuk menyelesaikan soal
tersebut secara sistematis, peserta didik harus menguasai operasi Aljabar pada
materi sebelumnya. Pembelajaran yang dilaksanakan juga dirasa kurang dalam
pemberian apersepsi untuk mengingatkan peserta didik pada materi
sebelumnya yang berkaitan dengan operasi Aljabar dan materi Aritmatika
sosial yang pernah diperoleh peserta didik waktu di Sekolah Dasar.
Tingkat konsentrasi dan suasana belajar peserta didik sebelumnya juga
menjadi hambatan tersendiri bagi guru dalam proses pembelajaran
Matematika. Rendahnya konsentrasi dan kesiapan peserta didik dalam
pembelajaran Matematika menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar
peserta didik terhadap pelajaran Matematika, hal ini terlihat dari hasil ulangan
harian sebagian peserta didik di MTs NU NURUL HUDA Semarang
khususnya kelas VII yang belum mencapai ketuntasan minimal. Nilai ulangan
harian peserta didik kelas VII belum maksimal, ini dapat dilihat dari data nilai
rata-rata hasil belajar matematika adalah 6,0. Sehingga dalam pembelajaran
Matematika perlu adanya pemberian apersepsi untuk mengingatkan peserta
didik pada materi sebelumnya dan meningkatkan hasil belajar Matematika.
Pada penelitian ini dikemukakan alternatif strategi tanya jawab untuk
menyampaikan bahan apersepsi pada pembelajaran Matematika. Dengan tanya
jawab diharapkan sebelumnya peserta didik lebih mempersiapkan diri untuk
4
belajar Matematika dan dapat memahami bahan prasyarat dengan lebih baik.
Disamping itu juga dapat di identifikasi pemahaman peserta didik terhadap
materi yang telah disampaikan dan dapat menciptakan kesiapan mental peserta
didik untuk belajar Matematika. Dengan kata lain peserta didik dapat dibawa
kedalam suasana Matematika setelah beberapa saat sebelumnya berada pada
suasana yang lain.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap
Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial Pada Peserta
Didik Kelas VII MTs NU NURUL HUDA Semarang Tahun Pelajaran
2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peserta didik yang
mempelajari suatu konsep Matematika akan memerlukan pengetahuan
prasyarat yang akan menjadi landasan berpikir untuk mengembangkan suatu
konsep lanjutan. Hal ini juga berlaku pada Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial yang diajarkan di MTs NU NURUL HUDA Semarang.
Dalam mempelajari materi pokok Aritmatika Sosial terdapat soal-soal aplikasi
Aritmatika Sosial yang memerlukan penyelesaian. Untuk dapat menyelesaikan
soal-soal aplikasi Aritmatika Sosial diperlukan kemampuan dasar berupa
penguasaan konsep Aljabar pada materi sebelumnya dan materi Aritmatika
Sosial yang pernah diperoleh peserta didik waktu di Sekolah Dasar.
Bahan prasyarat dalam kegiatan belajar mengajar disajikan pada tahap
pendahuluan, yaitu dengan pemberian apersepsi tanya jawab. Pemberian
bahan apersepsi tanya jawab sebagai penyampaian bahan prasyarat dirasa akan
menentukan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi Aritmatika
Sosial yang akan disajikan. Sehingga dirasa juga akan mempengaruhi hasil
belajar Matematika pada materi pokok Aritmatika Sosial.
5
C. Penegasan Istilah
Pembahasan tentang penegasan istilah ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahpahaman terhadap arti dari judul yang digunakan,
sehingga pengertiannya menjadi lebih jelas. Beberapa istilah dan pembatasan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh berarti “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang”.3
Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa
pemberian apersepsi tanya jawab mempunyai pengaruh positif terhadap
hasil belajar peserta didik.
2. Apersepsi
Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungan pelajaran lama
dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana peserta didik
mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran
baru. Guru diharapkan dapat menghubungkan lebih dahulu bahan
pelajaran sebelumnya yang menurut guru telah dikuasai oleh peserta
didik.4 Jadi apersepsi yang dimaksud dalam penelitian ini dapat disajikan
melalui pertanyaan untuk mengetahui apakah peserta didik masih ingat
atau lupa, sudah dikuasai atau belum, hasilnya untuk menjadi titik tolak
dalam memulai pengajaran yang baru. Dalam hal ini, guru dapat
menempuh jalan pengajaran secara induktif.
3. Tanya Jawab
Tanya jawab merupakan salah satu metode untuk memberi motivasi
kepada peserta didik agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama
pembelajaran dan menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan.5
3Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 1045 4 S. Nasution, Op.cit., hlm 156-157 5 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.7, hlm.
129.
6
Dalam penulisan ini, tanya jawab dimaksudkan sebagai cara lisan
menyajikan bahan pelajaran dengan cara guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik dan memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dipahami.
4. Hasil Belajar
Keberhasilan suatu pengajaran dapat dilihat dari segi hasil belajar.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Hasil belajar juga hasil yang dicapai setelah seseorang
melakukan proses untuk mendapatkan perubahan. Hasil belajar ini dapat
diketahui dari hasil kegiatan penilaian atau pengukuran yang dilakukan
oleh pendidik.6
Adapun hasil belajar yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah
hasil belajar dalam pelajaran Matematika materi pokok Aritmatika Sosial
peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang tahun ajaran
2010/2011.
5. Aritmatika Sosial
Aritmatika Sosial adalah salah satu materi pokok pelajaran
Matematika semester I kelas VII SMP yang mengacu pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
6. Pengaruh pemberian apersepsi tanya jawab terhadap hasil belajar
Matematika materi pokok aritmatika sosial.
Daya atau kekuatan yang timbul dari pemberian apersepsi tanya jawab
terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada
peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang.
Jadi tegasnya, maksud judul skripsi ini adalah bahwa pemberian
apersepsi tanya jawab mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar
Matematika kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang Tahun ajaran
2010/2011 pada materi pokok Aritmatika Sosial.
6 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet.3,
hlm. 3.
7
D. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan Matematika dan banyak permasalahan yang
dijumpai dalam materi Aritmatika Sosial, maka dalam penelitian ini diberikan
batasan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang menjadi objek penelitian ini adalah peserta didik MTs
NU NURUL HUDA Semarang yang akan mempelajari materi Aritmatika
Sosial.
2. Materi Aritmatika Sosial yang diangkat sebagai bahan instrumen dalam
penelitian ini adalah berhubungan dengan materi yang diajarkan di MTs
NU NURUL HUDA Semarang.
E. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada pengaruh antara pemberian apersepsi tanya jawab terhadap
hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik
kelas VII MTs NU NURUL HUDA Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Memudahkan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar
untuk memahami konsep atau materi yang disajikan oleh guru, serta dapat
meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas.
2. Bagi Guru
Guru memperoleh suatu variasi pembelajaran yang lebih efektif dalam
pembelajaran Matematika dan sebagai bahan untuk peningkatan kualitas
pengajaran Matematika di sekolah.
8
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang baik bagi sekolah
dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan memajukan
program sekolah pada umumnya.
4. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada dan mendapat
pengalaman menerapkan apersepsi tanya jawab dalam pembelajaran
Matematika yang dapat diterapkan ketika sudah menjadi guru.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga
banyak ahli yang mengemukakan pengertian dengan ungkapan yang
berbeda-beda. Menurut Herman, “Belajar merupakan suatu proses aktif
dalam memperoleh pengalaman / pengetahuan baru sehingga
menyebabkan perubahan tingkah laku”. 1Sedangkan menurut Anita E.
Woolfolk, “Learning is the process trough which experiences causes
permanent change knowledge or behavior”.2 Belajar adalah suatu
proses dimana pengalaman-pengalaman menghasilkan suatu perubahan
permanent dalam pengetahuan atau tingkah laku.
Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-
Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:
ABCDE @?1ة =+5 >;1أ ا.9-,+( ذه7 56 12234 ه/ ا.-,+( نا
٣ G<GJا 12234ا GH26 DI26ث
(Belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan perubahan yang baru) Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat proses aktif
dalam memperoleh pengetahuan / pengalaman baru dalam berinteraksi
dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam individu banyak
sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
1 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, 2001), edisi revisi, hlm. 1. 2 Anita E. Woolfolk, Educational Psychology, (Bostan, Allyn and Bocon, 1996), hlm 196. 3Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,
(Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.
10
perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti
belajar.
Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya
“Proses, cara menjadikan orang / makhluk hidup belajar.”4
Pembelajaran merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari-hari yang
tidak pernah lepas dari belajar.
Proses belajar dan pembelajaran merupakan sistem yang
kompleks untuk mencapai hasil yang optimal. Hasil belajar secara
optimal diharapkan dapat diperoleh jika peserta didik dalam kondisi
siap menerima materi pelajaran. Jadi seorang guru harus mampu
membawa peserta didik dalam kondisi siap untuk belajar, dengan kata
lain guru harus berusaha untuk menciptakan suasana kondusif untuk
belajar.
Oleh karena itu, didalam belajar diperlukan pengalaman-
pengalaman yang lalu sebagai bahan apersepsi untuk menciptakan
kondisi peserta didik siap belajar. Dalam kondisi siap belajar, peserta
didik akan termotivasi dalam proses pembelajaran.
Diantara teori-teori belajar yang mendukung antara lain:
a. Teori Belajar Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya
asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon.
Teori belajar ini disebut teori connectionism. Sumbangan
pemikiran Thorndike mengenai perubahan perilaku sebagai hasil
belajar adalah hukum-hukum sebagai berikut:5
1) Law of Readiness (Hukum Persiapan)
Bila individu belum siap untuk bertindak, tetapi disuruh
melakukan respon terhadap stimulus, akan menimbulkan rasa
tidak puas atau tidak senang. Jika individu sudah siap untuk
4Departemen Pendidikan Nasional, Op.cit., hlm. 23 5Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, cet. II), hlm. 67.
11
bertindak tetapi dicegah melakukan respon terhadap stimulus,
akan menimbulkan rasa tidak senang atau tidak puas.
2) Law of Exercise (Hukum Latihan)
Koneksi respon terhadap stimulus akan semakin kuat jika
semakin sering dilatih. Jika koneksi yang sudah terbentuk itu
jarang atau tidak pernah lagi dipraktekkan maka koneksi akan
melemah dan akhirnya menghilang.
3) Law of Effect (Hukum akibat)
Jika terjadi koneksi antara respon dan stimulus dan diikuti
dengan keadaan yang memuaskan maka koneksi itu menjadi
lebih kuat dan sebaliknya. Hadiah (reward) dan hukuman
(punishment) mempunyai akibat yang sama kuat terhadap
perbuatan anak.
Keterkaitan pemberian apersepsi dengan teori Throndike dalam
pembelajaran Matematika adalah adanya asosiasi-asosiasi yang
dipengaruhi oleh kesiapan peserta didik dalam belajar, pemberian
latihan untuk menghubungkan antara respon dengan stimulus yang
diantaranya juga antara materi lalu dengan materi yang akan
disajikan sehingga diharapkan berakibat pada sikap dan hasil
belajar peserta didik.
b. Teori Belajar David Ausubel
David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna,
maksudnya adalah bahwa proses belajar itu mengaitkan informasi
baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat kognitif
seseorang.6
Dengan demikian keterkaitan penelitian ini dengan teori David
Ausubel adalah Guru menyampaikan materi pelajaran dengan
menghubungkan pada konsep yang relevan yang sudah ada dalam
struktur kognisi peserta didik.
6 Sugandi A, Teori Pembelajaran,(Semarang: UPT MKK UNNES, 2004), hlm. 35
12
2. Apersepsi
Proses belajar dan pembelajaran pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Kegiatan pendahuluan, yang terdiri dari pemberian bahan
apersepsi, introduksi, motivasi atau revisi terhadap materi yang
telah disajikan.
b. Kegiatan pengembangan, yaitu tahap kegiatan penyampaian materi
kepada peserta didik.
c. Kegiatan penutup yang biasanya diakhiri dengan tugas atau
rangkuman materi yang telah disajikan.
Pada tahap pendahuluan dalam proses belajar mengajar akan
mempengaruhi hasil yang akan dicapai, karena tahap ini merupakan
tahap penentu untuk membangkitkan motivasi peserta didik dalam
mempelajari materi yang akan disajikan, selain itu juga untuk
mengingatkan peserta didik terhadap materi yang telah disajikan
sebagai bahan prasyarat. Jadi pada tahap pendahuluan ini perlu
dilakukan asosiasi antara pengalaman (pengetahuan) lama dan
pengetahuan yang akan diajarkan melalui pemberian bahan apersepsi.
Pemberian bahan apersepsi dimaksudkan tidak hanya untuk
menghubungkan pengetahuan lama dan baru, tetapi juga memusatkan
konsentrasi peserta didik untuk melakukan pengalaman dan mengolah
pengetahuan lama menjadi pengetahuan baru.
Apersepsi menurut ahli-ahli psikologi yang dikutip Nasution
sebagai berikut:
Herbert, Apersepsi adalah menerima tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Disini terjadi asosiasi tanggapan yang baru dengan yang lama.
Wundl, berpendapat bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka, melainkan memasukkan tanggapan-tanggapan baru dalam satu hubungan kategorial.
Menurut ahli-ahli psikologi modern dengan apersepsi dimaksud pengalaman dengan penuh perhatian sambil memahami
13
serta mengolah tanggapan-tanggapan baru yang dapat dipengaruhi oleh bahan apersepsi yang telah ada.7
Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak pasif menerima,
melainkan aktif mengolah setiap rangsang yang diterima.
3. Metode Tanya Jawab
Untuk menciptakan kegiatan interaksi belajar mengajar yang lebih
dinamis, guru perlu menggunakan metode tanya jawab. Tanya jawab
merupakan salah satu metode untuk memberi motivasi kepada peserta
didik agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama pembelajaran
dan menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan. Selain itu, metode
tanya jawab merupakan ajang latihan secara lisan bagi peserta didik.
Dengan banyak latihan diharapkan peserta didik lebih memahami
materi yang telah disajikan.8
Tujuan pertanyaan bertalian dengan tujuan pendidikan, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Mendorong peserta didik berfikir memecahkan masalah
b. Membangkitkan pengertian
c. Menyelidiki atau menilai penguasaan peserta didik tentang bahan
pelajaran
d. Membangkitkan minat untuk berbuat sesuatu, sehingga timbul
keinginan untuk mempelajarinya
e. Mendorong menggunakan pengetahuan situasi yang lain
f. Membantu peserta didik mengintropeksi dan mengorganisasi
pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk prinsip atau
generalisasi yang lebih luas
g. Menunjukkan perhatian peserta didik pada bagian-bagian penting
dalam pembelajaran
h. Mengubah pendirian, kepercayaan atau prasangka yang tidak
disukai
7 S. Nasution, Op.cit., hlm 156-157 8 Roestiyah N.K., Loc.cit.
14
i. Menunjukkan perhatian kepada hubungan sebab akibat
j. Menyelidiki kepandaian, minat, kematangan, dan latar belakang
peserta didik
k. Menarik perhatian peserta didik9
Jadi metode tanya jawab merupakan salah satu alternatif yang
dapat digunakan pada tahap apersepsi, karena dengan tanya jawab
diharapkan dapat menghubungkan antara pelajaran yang telah lalu
dengan yang baru. Disamping itu, dengan tanya jawab diharapkan
peserta didik akan lebih tertarik dan memusatkan perhatiannya pada
pelajaran yang akan disajikan. Dengan kata lain, peserta didik secara
mental intelektual lebih siap untuk mengikuti proses belajar dan
pembelajaran.
Dengan metode tanya jawab yang digunakan pada tahap apersepsi
diharapkan dapat menafsirkan tanggapan-tanggapan baru, sehingga
terjadi asosiasi antara tanggapan lama dan baru.
4. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Pembelajaran dikatakan efektif jika usaha atau aktivitas yang
dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran mempunyai
ketepatan atau kesesuaian dengan tujuan yang telah ditentukan.
Pencapaian tujuan tersebut ditandai dengan adanya penilaian setelah
proses belajar mengajar berlangsung yang disebut dengan hasil belajar.
Semakin baik hasil belajar yang dicapai peserta didik maka dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran tersebut semakin efektif.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.10 Kemampuan-
kemampuan peserta didik dalam proses belajar oleh Benyamin Bloom
mengklasifikasikan secara garis besar menjadi tiga ranah sebagai
berikut:
9 Ibid., hlm 161-162 10Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22.
15
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yang meliputi pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek
yaitu penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar
tertentu.11
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai
yang dicapai seseorang dengan kemampuan maksimal. Hasil belajar
merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sejauh mana sistem
pembelajaran yang diberikan guru berhasil / tidak.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
indikator keefektifan yang meliputi ranah psikomotorik pada materi
pokok Aritmatika Sosial.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Faktor Internal, adalah: faktor yang berasal dari diri peserta didik
sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu aspek psikologis dan aspek
fisiologis.
1) Aspek psikologis, yang meliputi:
a) Intelegensi siswa
b) Bakat siswa.
c) Sikap siswa
d) Minat siswa.
e) Motivasi siswa.
11 Ibid.,
16
2) Aspek fisiologis, Kondisi jasmani yang kurang sehat akan
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran.12
b. Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik, faktor eksternal meliputi:
1) Faktor Lingkungan, meliputi: alam dan sosial
2) Faktor instrumental, meliputi: kurikulum atau bahan ajar, guru
atau pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi dan
manajemen.13
5. Pembelajaran Matematika
Kata Matematika berasal dari kata Mathema dalam bahasa yunani
yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, belajar, juga
Mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar.14 Sedangkan
pembelajaran Matematika adalah proses atau kegiatan guru mata
pelajaran Matematika dengan mengajarkan Matematika kepada peserta
didik yang didalamnya terkandung upaya guru menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
terhadap peserta didik tentang Matematika yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta
didik dengan peserta didik dalam mempelajari Matematika.15
Matematika merupakan ilmu tentang struktur, pola berfikir.
Jonhson dan Rising menyatakan bahwa:
Matematika adalah pola pikir, pola pengorganisasian, pembuktian yang logik, Matematika itu adalah bahasa... Matematika itu adalah pengetahuan struktur yang terorganisir, sifat-sifat atau teori itu dianut secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang telah
12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Sebagai Pendekatan Baru, (Bandung,: Remaja
Rosda Karya, 2003), cet. V, hlm. 130 - 134. 13
Ibid., hlm. 135 - 137. 14 HJ Sriyanto, Strategi Sukses Menguasai Matematika,(Yogjakarta: Indonesia Cerdas,
2007), hlm.12 15 Amin Suyitno, Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang:
Unnes, 2004), hlm. 2
17
didefinisikan atau tidak, atau aksioma-aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.16 Jadi dalam mempelajari Matematika perlu memperhatikan
konsep-konsep sebelumnya. Matematika tersusun secara hierarkis dan
saling berkaitan unsur-unsurnya. Konsep lanjutan tidak mungkin dapat
dipahami sebelum memahami dengan baik konsep yang menjadi
prasyarat. Ini berarti dalam belajar dan pembelajaran Matematika
diperlukan penguasaan secara baik pada pendahuluan, yaitu pada saat
pemberian apersepsi. Disamping itu belajar Matematika harus bertahap
dan berurutan secara sistematis didasarkan pada pengalaman yang lalu.
6. Tinjauan Materi (Aritmatika Sosial)
a. Laba dan Rugi17
Laba adalah selisih harga jual yang besar dari pada harga
beli. Dan sebaliknya rugi terjadi apabila harga jual lebih kecil dari
pada harga beli.
Laba = harga jual – harga beli
Rugi = harga beli – harga jual
Harga beli adalah banyak uang yang dibayarkan oleh
pembeli ketika membeli suatu barang. Sedangkan harga jual
adalah uang yang diperoleh penjual setelah menjual barang.
Selain dapat dinyatakan dengan rupiah laba atau rugi juga
dinyatakan dalam persen
Persentase Laba = x 100%
Persentase Rugi = x 100%
16 E. T Rus Effendi, Pendidikan matematika 3, Modul 1-5, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1992), hlm. 43. 17 Husein Tamponas, Matematika SMP dan MTs Kelas VII (Jakarta: Yudistira, 2005),
hlm. 78-81.
18
Contoh:
1) Pak Iqbal membeli sepeda dengan harga Rp. 450.000,00.
Kemudian dijual laku Rp. 540.000,00. Berapa laba yang
diperoleh Pak Iqbal?
2) Suatu barang dijual dengan harga Rp. 475.000,00 dan
mengalami kerugian sebesar 5%. Berapa harga beli barang
tersebut?
Jawab:
1) Laba = harga jual – harga beli
= Rp. 540.000,00 – Rp. 450.000,00
= Rp. 90.000,00
Jadi, laba yang diperoleh Pak Iqbal adalah Rp. 90.000,00
2) Harga beli =
=
= 500.000,00
Jadi, harga beli barang tersebut adalah Rp. 500.000,00
b. Rabat (Diskon)18
Rabat adalah potongan harga yang diberikan kepada
pembeli yang dinyatakan dalam persen.
Diskon = ....% x harga jual
Contoh:
Sebuah buku semula harganya Rp. 15.000,00. Jika buku tersebut
mendapat diskon 10%. Berapa harga bukunya sekarang?
Jawab:
Diskon = 10% x Rp. 15.000,00
= x Rp 15.000,00 = Rp. 1.500,00
18 Ibid., hlm. 84.
19
Jadi, harga buku setelah didiskon = Rp. 15.000,00 – Rp. 1.500,00
= Rp. 13.000,00
c. Pajak19
Pajak adalah pungutan wajib berupa uang yang harus
dibayarkan oleh penduduk atau perusahaan sebagai sumbangan
wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan
pendapatan, jual beli, barang, dan sebagainya.
Contoh:
Pak Radit mempunyai gaji satu tahun Rp. 16.000.000,00. Ia wajib
membayar pajak pendapatan sebesar 2,5%. Maka berapa besar
pajak yang harus dibayar Pak Radit tiap tahun?
Jawab:
Pajak = 2,5% x Rp. 16.000.000,00
= x Rp. 16.000.000,00
= Rp. 400.000,00
Jadi, besar pajak yang harus dibayar Pak Radit tiap tahun adalah
Rp. 400.000,00
d. Bruto, neto dan tara20
Bruto adalah berat kotor, yaitu berat suatu barang dengan
kemasan atau bungkusannya. Contohnya berat beras dengan
karungnya. Neto adalah berat bersih, yaitu berat isinya saja.
Contohnya berat susunya saja tanpa berat kalengnya. Tara adalah
potongan berat atau berat bungkus beserta kemasan. Contohnya
berat karung, berat peti buah, dan lain-lain.
Neto = berat bersih
Bruto = berat seluruhnya
Tara = potongan berat
19 Ibid., hlm. 87-88. 20
Ibid., hlm. 85-87.
Pajak = .....% x harga yang dibebani pajak
Bruto = Neto + Tara
20
Contoh:
Sebuah karung terigu tertera tulisan bruto 100 kg dan neto 98 kg.
Berapa taranya?
Jawab:
Tara = bruto – neto
= 100 kg – 98 kg
= 2 kg
Jadi, tara karung tersebut adalah 2 kg.
e. Bunga Tunggal21
Bunga adalah pertambahan sejumlah uang. Sedangkan
bunga tunggal adalah bunga yang jumlahnya tetap jika modalnya
tetap.
Contoh:
Dita mempunyai tabungan Rp. 500.000,00. Jika bank tersebut
memberi bunga1,5% persediaan awal bulan kepada penabung,
berapa tabungan dita setelah 1 bulan?
Jawab:
Bunga selama 1 bulan = x Rp. 500.000,00
= Rp. 7.500,00
Tabungan Dita setelah 1 bulan = Rp. 500.000,00 – Rp. 7.500,00
= Rp. 507.500,00
Jadi tabungan Dita seletah 1 bulan adalah sebesar Rp. 507.500,00
21 Ibid., hlm. 89.
Bunga 1 tahun = persen suku bunga x modal
Bunga b bulan = x persen suku bunga x modal
21
7. Kerangka Berfikif
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru
mata pelajaran Matematika dalam mengajarkan Matematika kepada
peserta didik yang didalamnya terkandung upaya guru untuk
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,
minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang Matematika.22 Dalam
pembelajaran kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang
atau guru.
Dalam mempelajari Matematika perlu memperhatikan konsep-
konsep sebelumnya. Matematika tersusun secara hierarkis dan saling
berkaitan unsur-unsurnya. Konsep lanjutan tidak mungkin dapat
dipahami sebelum memahami dengan baik konsep yang menjadi
prasyarat. Ini berarti dalam belajar dan pembelajaran Matematika
diperlukan penguasaan secara baik pada pendahuluan, yaitu pada saat
pemberian apersepsi. Disamping itu belajar Matematika harus bertahap
dan berurutan secara sistematis didasarkan pada pengalaman yang lalu.
Pengalaman belajar yang lalu tingkat penguasaannya dapat
diidentifikasi dengan cara memberikan apersepsi tanya jawab pada
tahap pendahuluan. Dengan apersepsi tanya jawab diharapkan kondisi
peserta didik lebih siap untuk belajar Matematika, karena disamping
membawa kondisi mental peserta didik pada konsentrasi belajar
Matematika, juga dapat mengingatkan peserta didik pada konsep yang
telah disajikan.
22 Amin Suyitno, loc.cit.
22
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Kedudukan penelitian yang akan peneliti lakukan merupakan
pengembangan dari hasil riset sebelumnya. Untuk menghindari adanya
temuan-temuan yang sama, penulis memberikan beberapa contoh penelitian
yang berkaitan dengan pemberian Apersepsi dan materi Aritmatika Sosial:
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muasyaroh, 2003 mahasiswi
IKIP PGRI Semarang yang berjudul “Pengaruh Pemberian Apersepsi
dalam Pembelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika
pada Pokok Bahasan Himpunan untuk Siswa Kelas I Semester I MTs
Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2002/2003”,
menyimpulkan bahwa Pemberian apersepsi dalam pembelajaran
Matematika peserta didik MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten
Grobogan kelas VII memberikan pengaruh positif terhadap Hasil Belajar
materi pokok Himpunan.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hadiyanto, 2008 mahasiswa
IKIP PGRI Semarang yang berjudul “Pengaruh Pemberian Apersepsi
Tanya Jawab terhadap Hasil Belajar Matematika Kompetensi Lingkaran
pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kendal Tahun Pelajaran 2007/2008”,
menyimpulkan bahwa Pemberian apersepsi dalam pembelajaran
Matematika peserta didik SMPN 1 Kendal kelas VIII memberikan
pengaruh positif terhadap Hasil Belajar materi pokok Lingkaran.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merujuk dari penelitian di
atas, di mana letak perbedaannya terdapat pada sampel, populasi, materi,
metode penelitian, dan waktu pelaksanaannya. Penelitian ini berupa
penelitian kuantitatif yang berjudul “Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya
Jawab terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial
pada Peserta Didik Kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang Tahun
Pelajaran 2010/2011”.
23
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.23
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis “ada pengaruh positif
antara pemberian apersepsi tanya jawab terhadap peningkatan hasil belajar
Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs
NU NURUL HUDA Semarang tahun pelajaran 2010/2011”
23Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm. 21.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh antara pemberian apersepsi tanya jawab terhadap hasil belajar
Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs
NU NURUL HUDA Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 – 28 November 2010.
2. Tempat Penelitian
Objek yang dalam penelitian ini adalah MTs NU Nurul Huda Semarang
yang terletak di kelurahan Mangkangkulon Tugu kota Semarang.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini meliputi:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variable dependent (terikat).1 Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah pemberian apersepsi tanya jawab.
Indikator apersepsi tanya jawab dalam penelitian ini adalah:
a. Peserta didik menguasai materi yang telah diajarkan sebelumnya.
b. Peserta didik siap untuk mempelajari materi yang akan disampaikan.
c. Peserta didik berkonsentrasi dalam pembelajaran matematika.
d. Peserta didik aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru.
1 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2007), Cet. X1, hlm. 4.
25
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.2Dalam penelitian ini
variabel terikat berupa hasil belajar Matematika peserta didik dengan
indikator nilai tes peserta didik pada materi pokok Aritmatika Sosial.
D. Metode Penelitian
Yang dimaksud metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan
oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.3
Atau dengan kata lain merupakan strategi umum yang dianut dalam
pengumpulan data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.
Metode penelitian yang digunakan di sini adalah metode penelitian
survei dengan teknik analisis regresi. Penelitian survei adalah pengamatan /
penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik
terhadap suatu persoalan tertentu di dalam suatu daerah tertentu. Tujuan dari
survei adalah mendapatkan gambaran yang mewakili daerah itu dengan
benar.4 Penelitian survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil.
Populasi tersebut dapat berkenaan dengan orang, instansi, lembaga dan lain-
lain, namun sumber utamanya adalah orang.
Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik
analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi, anareg linier sederhana,
Teknik analisis regresi ini di gunakan untuk memperoleh informasi mengenai
taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor.5
Atau yang digunakan untuk menentukan dasar ramalan dari suatu distribusi
data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan satu variabel prediktor (X)
yang memiliki hubungan linier. Harga-harga pada variabel (X) dan (Y) selalu
2Ibid., hlm. 4.
3 Sugiyono, Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 2.
4 Sukardi, Ph. D, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet.7, hlm. 193
5 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset), hlm. 1.
26
terikat dalam bentuk pasangan, yaitu X1 berpasangan dengan Y1, X2
berpasangan dengan Y2, dan seterusnya sampai dengan pasangan data Xn
dengan Yn.
Dalam penelitian ini teknik tersebut digunakan untuk mengetahui
pengaruh pemberian apersepsi tanya jawab terhadap hasil belajar Matematika
materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs NU Nurul
Huda Semarang.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.6 Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik
kelas VII MTs NU NURUL HUDA Semarang tahun pelajaran 2010/2011
yang berjumlah 203 dan berada dalam 5 kelas, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Kelas VII A berjumlah 42 peserta didik
b. Kelas VII B berjumlah 40 peserta didik
c. Kelas VII C berjumlah 41 peserta didik
d. Kelas VII D berjumlah 41 peserta didik
e. Kelas VII E berjumlah 39 peserta didik
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.7 Sampel dalam
penelitian ini adalah dua kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang tahun
pelajaran 2010/2011 dimana kelas VII-C sebagai kelas penelitian, VII-B
sebagai kelas uji coba.
6 Sudjana, Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 6. 7 Ibid.,
27
3. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini, diperoleh dengan
menggunakan teknik “cluster random sampling”, yaitu teknik memilih
sampel yang dilakukan dengan acak dan bukan didasarkan pada individual,
tetapi lebih didasarkan pada kelompok.8 Teknik ini dilakukan dengan
asumsi populasi bersifat homogen. Asumsi ini didasarkan pada ciri-ciri
relatif sama yang dimiliki populasi, antara lain sebagai berikut:
a. Latar belakang pengaturan pembagian kelas tersebut secara acak dan
tidak berdasarkan rangking sehingga tidak ada kelas unggulan.
b. Semua kelas diajar oleh guru yang sama.
c. Semua kelas diberlakukan kurikulum dan cara pengajaran yang sama.
d. Peserta didik mendapat waktu pelajaran yang sama.
Sehingga yang mendapat peluang menjadi sampel tidak secara
perorangan melainkan kelompok peserta didik yang terhimpun dalam
kelas.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian, teknik yang digunakan adalah
metode angket, metode dokumentasi, metode tes dan metode observasi.
1. Metode angket
Metode angket yaitu metode penelitian yang menggunakan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden tentang
pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.9Oleh karena itu angket sering
disebut dengan wawancara tertulis.
Metode angket pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
data tentang apersepsi tanya jawab pada materi pokok aritmatika sosial.
Ditinjau dari cara menjawab, angket/ kuesioner ini termasuk angket
tertutup artinya peneliti telah menyediakan alternatif jawaban yang harus
dipilih oleh responden tanpa kemungkinan memberikan jawaban lain.
8 Sukardi, Op.cit., hlm. 61 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Ed. VI, hlm. 151.
28
Responden harus memilih salah satu jawaban yang menurut pendapatnya
paling tepat atau benar.
Ditinjau dari jawaban yang diberikan, angket/ kuesioner ini termasuk
angket/ kuesioner langsung yaitu responden menjawab langsung tentang
keadaan dirinya. Ditinjau dari bentuknya, kuesioner ini termasuk kuesioner
pilihan ganda yaitu sama artinya dengan kuesioner tertutup. Alternatif
jawaban yang ada dalam kuesioner bisa ditransformasikan dalam bentuk
simbol kuantitatif akan menghasilkan data interval. Caranya dengan
memberikan skor terhadap setiap alternatif jawaban berdasarkan kriteria
tertentu.
2. Metode dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk
mendapatkan data berupa barang tertulis”.10 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data nilai Ulangan Tengah Semester Matematika Semester
Ganjil peserta didik kelas VII yang digunakan untuk mengetahui
homogenitas populasi dan menghimpun data yang berkaitan dengan
catatan-catatan di MTs NU Nurul Huda Semarang, seperti data tentang
sejarah, visi, misi dan tujuan MTs NU Nurul Huda Semarang.
3. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
peserta didik pada materi pokok Aritmatika Sosial. Jenis tes yang
digunakan tes objektif dengan empat pilihan jawaban.
4. Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap segala yang tampak pada obyek penelitian.11 Metode
ini akan digunakan untuk memperoleh data secara umum atau gambaran
umum peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang dan hal-hal
yang dianggap perlu dalam penelitian ini.
10 Sugiyono, op.cit., hlm. 139. 11 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 19.
29
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
a. Uji Normalitas
Setelah mendapat data awal yaitu berupa nilai Ulangan Tengah
Semester, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah sampel
berasal dari populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis: = data hasil berdistribusi tidak normal
= data berdistribusi normal
Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat:
∑=
−=
k
i i
ii
E
E
1
2 οχ
Keterangan: 2χ = harga chi kuadrat
iο = frekuensi hasil pengamatan
iE = frekuensi yang diharapkan
k = jumlah kelas interval
Kriteria pengujian jika dengan dk = k – 3 dan taraf
signifikan 5% maupun 1% maka distribusi normal.12
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui varians yang
dimiliki sama atau tidak. Yaitu yang menyelidiki kesamaan dua varians.
Rumus yang digunakan adalah:13
terkecilians
terbesariansFhitung var
var=
12 Sudjana, Op.cit., hlm. 273. 13 Sugiyono, Op.cit., hlm. 50.
30
Dengan rumus varians untuk sampel adalah:
)1(
)( 22
−
−= ∑
n
xxS
i
Kelompok dikatakan homogen jika tabelhitung FF < , dengan
%5=α dan dengan pembilangdknv =−= 111 dan
penyebutdknv =−= 122 .
2. Analisis ujicoba instrumen Tes
a. Analisis Validitas
Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan yaitu:14
{ }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
xyr = Koefisien Korelasi
X = skor item
Y = skor total
N = Jumlah peserta didik
Harga xyr yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga kritik
product moment dengan ketentuan, apabila harga xyr > tabelr maka
instrument tersebut valid. Harapan instrumen penelitian valid.
b. Analisis Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas instrument tes bentuk objektif
digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) yaitu:15
−
−
=∑
211 11 st
qp
k
kr ii
14 Suharsimi Arikunto, Loc.cit. 15 Ibid., hlm. 101.
31
Keterangan:
11r = reliabel instrumen
2st = variansi total
ip =Proporsi banyaknya peserta didik yang menjawab benar
iq = Proporsi banyaknya peserta didik yang menjawab salah
∑ iiqp = jumlah nilai perkalian antara p dan q.
Setelah diperoleh harga 11r kemudian dikonsultasikan dengan tabelr .
Apabila harga 11r > tabelr , maka instrumen tersebut reliabel. Diharapkan
instrumen dalam penelitian reliabel.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Penghitungan tingkat kesukaran tes digunakan rumus:16
JS
BP =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar.
JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes.
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut:
- Soal dengan P: 0,00 – 0,30 butir soal sukar.
- Soal dengan P: 0,30 – 0,70 butir soal sedang.
- Soal dengan P: 0,70 – 1,00 butir soal mudah.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah, diharapkan dalam penelitian ini soal diklasifikasikan
dengan P: 0,30 – 0,70 yang berarti butir soal sedang.
16 Ibid., hlm. 208.
32
d. Analisis Daya Pembeda
Dalam penelitian ini tes diujicobakan pada peserta didik yang
berjumlah kurang dari 100, sehingga termasuk dalam kelompok kecil.
Rumus untuk menentukan daya pembeda soal yaitu:17
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD −=−=
Keterangan:
D =Daya pembeda soal
AB =Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
AJ =Banyaknya peserta didik kelompok atas
BB =Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
BJ = Banyaknya peserta didik kelompok bawah
AP = Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
BP = Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
Selanjutnya daya pembeda soal yang diperoleh diinterpretasikan
dengan klasifikasi daya pembeda soal. Daya pembeda diklasifikasikan
sebagai berikut:
0,00 – 0,20 kategori soal jelek
0,20 – 0,40 kategori soal cukup
0,40 – 0,70 kategori soal baik
0,70 – 1,00 kategori soal baik sekali
Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya
dibuang.18 Diharapkan dalam penelitian soal dikategorikan baik.
3. Skoring dan Tabulasi angket pemberian apersepsi tanya jawab
Skoring dan tabulasi ini diperoleh dari hasil angket yang disebarkan
selama penelitian. Data tersebut dimasukkan dalam tabel, pada setiap
17 Ibid., hlm. 213-214. 18 Ibid., hlm. 218.
33
variabel diberikan skor nilai pada setiap alternatif jawaban responden yaitu
dengan menggunakan data tersebut dalam angka-angka kuantitatif.
4. Analisis Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian
apersepsi tanya jawab (X) terhadap hasil belajar Matematika peserta
didik pada materi pokok Aritmatika Sosial (Y).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mencari korelasi antara prediktor dan kreterium melalui teknik
korelasi moment tangkar dengan pearson dengan rumus :
xyr =
)()( 22 ∑∑∑
yx
xy
Diketahui bahwa :
a) ( )N
XXx
222 Σ−Σ=Σ
b) ( )N
YYy
222 Σ−Σ=Σ
c) ( )( )
N
YXXYxy
ΣΣΣ=Σ 19
2) Uji keberartian koefisien korelasi
Apabila sampel yang diambil berdistribusi normal, dan
memiliki koefisien korelasi r maka untuk keberartian koefisien
korelasi digunakan rumus:20
( )21
2
r
nrt
−
−=
Apabila –t(1-1/2a)(n-2) < t < t(1-1/2a)(n-2) berarti bahwa koefisien
korelasi signifikan.
19 Sutrisno Hadi, Op.cit., hlm. 4 20 Ibid., hlm. 380.
34
3) Menentukan persamaan regresi linier sederhana, ditentukan dengan
rumus:
,XbaY += dimana ∑∑= 2x
xyb dan XbYa −= 21
Keterangan:
Y = Subjek terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y
b = Nilai arah penentu prediksi yang menunjukkan nilai
peningkatan
Y = Nilai rata-rata Variabel Y
X = Nilai rata-rata X
4) Menghitung Jumlah Kuadrat:
a) Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg)= ∑∑
2
2)(
x
xy
b) Jumlah Kuadrat Residu (JKres)= ∑ 2y - JKreg
c) Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = ∑ 2y = resreg JKJK + d) dbreg = k = jumlah variabel independen (X) e) dbres = N – k - 1
f) res
reg
regRK
RKF =
Uji signifikasi (Y) pada (X) :
Uji hipotesis dengan kriteria :
Jika Fhitung > Ftabel = tolak H0 = regresi signifikan
Jika Fhitung < Ftabel = terima H0 = regresi tidak signifikan.
21 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Op.cit., hlm. 190.
35
5) Analisis Varians Regresi
Uji Varians Regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F)
dengan rumus:
regF = res
reg
RK
RK
Keterangan:
Freg = Harga bilangan f untuk regresi
RKreg = Rata-rata kuadrat hasil regresi
RKres = Rata-rata kuadrat residu
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat
tabel ringkasan analisis garis regresi :22
Sumber Variasi Db JK RK Freg
Regresi (reg) 1 ( )∑∑
2
2
x
xy
reg
reg
db
JK
res
reg
RK
RK
Residu (res) N-2 ( )∑ ∑
∑− 22
x
xyy
res
res
db
JK
Total (tot) N-1 ∑ 2y -
Harga F diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan dengan
harga Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% db=N-2. Hipotesis
diterima jika F hitung > F table.
b. Analisis Lanjut
Analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut,
yaitu untuk mengecek taraf signifikansi dengan mengkorelasikan pada
tabel Ft 5% dan Ft 1% dengan kemungkinan sebagai berikut:
22 Sutrisno Hadi, Op.Cit., hlm. 15.
36
1) Jika Freg > Ft 1% atau Ft 5% maka hipotesis signifikan, berarti ada
pengaruh positif dan hipotesis diterima.
2) Jika Freg < Ft 1% atau Ft 5% maka hipotesis non signifikan, berarti
tidak ada pengaruh positif dan hipotesis ditolak.
c. Analisis uji kelinearan regresi sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
yang dipakai dalam menghitung data dalam penelitian ini betul-betul
cocok dengan keadaan ataukah tidak, sehingga dengan demikian tidak
ada alasan untuk mencari model regresi nonlinear. Untuk memudahkan
dalam mengujinya dapat menggunakan tabel analisis varians untuk uji
kelinieran regresi berikut ini:23
sumber
variasi Dk JK KT Fhitung Ftabel
total (t) N ∑Yi2 ∑Yi
2 -
regresi (a) 1 n
Yi 2)(Σ
)()(
adk
aJK
(1)
)()(
SKT
bIaKT
(1)%5=α
α = 1% regresi (b│a) 1
ΣΣ
−Σn
YXXYb
))((
)()(
bIadk
bIaJK
residu (S) n-2 )()()( abJKaJKtJK Ι−−
)()(
Sdk
SJK
tuna cocok (TC)
k-2 JK(S)-JK(E) )()(
TCdk
TCJK (2)
)()(
EKT
TCKT
(2)%5=α
α = 1% kekeliruan (E)
n-k
Σ
−ΣΣ ni
YiYi
x
22 )(
)()(
Edk
EJK
Keterangan:
dk = derajat kebebasan
JK(t) = jumlah kuadrat total
23 Sudjana, op.cit, hlm. 332
37
JK(a) = jumlah kuadrat regresi (a)
JK(bla) = jumlah kuadrat regresi (bla)
JK(S) = jumlah kuadrat residu
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
KT(bla) = kuadrat tengah regresi (bla)
KT(S) = kuadrat tengah residu
KT(TC) = kuadrat tengah tuna cocok
KT(E) = kuadrat tengah kekeliruan
Untuk mengetahui model persamaan regresi sederhana signifikan
atau tidak, kita dapat menguji Fhitung (1) dikonsultasikan dengan Ftabel,
dengan α = 5% dan α = 1% dengan dk pembilang = 1, dk penyebut = n
– 2. Jika Fhitung(1) > Ftabel(1), maka dapat dinyatakan model persamaan
regresi linier sederhana signifikan. kemudian Jika Fhitung(1) < Ftabel(1),
maka dapat dinyatakan model persamaan regresi linier sederhana tidak
signifikan
Untuk mengetahui model persamaan regresi sederhana linier atau
tidak, kita dapat menguji Fhitung (2) dikonsultasikan dengan Ftabel, dengan
α = 5% dan α = 1% dengan dk pembilang = k - 2, dk penyebut = n - k.
Jika Fhitung(2) < Ftabel(2), maka dapat dinyatakan model persamaan regresi
linier sederhana linier. kemudian Jika Fhitung(2) > Ftabel(2), maka dapat
dinyatakan model persamaan regresi linier sederhana non linier.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pembelajaran Matematika di MTs NU Nurul Huda Semarang
mendapatkan empat jam mata pelajaran setiap minggunya dimana dalam setiap
jamnya dialokasikan waktu selama 40 menit. Waktu yang diberikan di MTs
NU Nurul Huda Semarang lebih sedikit jika dibandingkan dengan SMP hal ini
dikarenakan di MTs NU Nurul Huda Semarang terdapat banyak mata pelajaran
agamanya.
Proses pembelajaran Matematika di MTs NU Nurul Huda Semarang
belum dapat berjalan secara optimal disamping faktor dari guru dan peserta
didik juga ketersediaan waktu pembelajaran matematika yang masih kurang,
karena pembelajaran matematika memerlukan waktu yang lebih untuk guru
bisa menyampaikan materi yang cukup banyak dengan kesulitan-kesulitan
peserta didik dalam memahami materi matematika. Karena keterbatasan waktu
tersebut menyebabkan proses pembelajaran yang menjadi tidak utuh, dimana
proses apersepsi dalam kegiatan pendahuluan untuk mengaitkan materi dengan
materi yang telah lalu menjadi kurang maksimal. Sedangkan dalam memahami
konsep Matematika perlu memahami konsep sebelumnya karena Matematika
tersusun secara hierarki dan berkaitan unsur-unsurnya. Hal ini sedikit banyak
masih menjadi kendala dalam proses pembelajaran Matematika.1
Sedangkan dalam mempelajari materi Aritmatika Sosial peserta didik
dituntut untuk memahami Operasi Aljabar pada materi sebelumnya,
berkonsentrasi dan siap untuk mempelajari materi Aritmatika Sosial yang akan
disampaikan. Oleh karena itu perlu adanya penekanan pemberian apersepsi
dalam proses pembelajaran untuk mengingatkan peserta didik pada materi
Operasi Aljabar dan peserta didik lebih siap untuk mempelajari materi
Aritmatika Sosial yang akan disampaikan.
1 Hasil observasi peneliti pada tanggal 1 November 2010 di MTs NU Nurul Huda
Semarang
39
Alternatif strategi tanya jawab dipilih untuk menyampaikan bahan
apersepsi pada pembelajaran Matematika. Dengan tanya jawab diharapkan
sebelumnya peserta didik lebih mempersiapkan diri untuk belajar Matematika
dan dapat memahami bahan prasyarat dengan lebih baik. Disamping itu juga
dapat di identifikasi pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
disampaikan dan dapat menciptakan kesiapan mental peserta didik untuk
belajar Matematika. Dengan kata lain peserta didik dapat dibawa kedalam
suasana Matematika setelah beberapa saat sebelumnya berada pada suasana
yang lain.
Dari hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara
pemberian apersepsi tanya jawab terhadap hasil belajar matematika materi
pokok Aritmatika Sosial. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah:
1. Pemberian apersepsi tanya jawab menekankan pada aspek kesiapan peserta
didik untuk belajar. Dengan kesiapan belajar yang maksimal akan
mendorong peserta didik untuk belajar, sehingga pencapaian tujuan
pembelajaran dapat optimal.
2. Dengan adanya kesiapan belajar akan mendorong peserta didik untuk
belajar lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain pemberian apersepsi
tanya jawab akan menimbulkan motivasi belajar peserta didik.
3. Dengan metode tanya jawab akan lebih mengingatkan peserta didik pada
materi yang telah disampaikan, sehingga ada penekanan pada aspek
penekanan materi yang telah lalu.
4. Metode tanya jawab dalam penyampaian apersepsi tanya jawab
merangsang peserta didik untuk berfikir dalam menghubungkan materi
yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.
Pemberian apersepsi tanya jawab menekankan pada upaya
membangkitkan kesiapan belajar dan mengingatkan kembali bahan-bahan
apersepsi dengan metode tanya jawab. Namun guru juga harus memperhatikan,
dengan adanya metode tanya jawab akan lebih banyak menghabiskan waktu
dalam pembelajaran. Disamping itu sebagai akibat metode tanya jawab
40
penyampaian bahan apersepsi dapat meluas jika guru tidak mempersiapkan
dengan baik. Oleh karena itu dalam penyampaian apersepsi tanya jawab guru
harus mempersiapkan dan memilih konsep atau prinsip yang akan dijadikan
bahan apersepsi serta membatasi waktu dalam menyampaikan bahan apersepsi
dengan metode tanya jawab.
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Pendahuluan
a. Prasyarat analisis
1) Normalitas kelompok uji coba
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menguji normalitas
kelompok uji coba dengan menggunakan nilai mid semester gasal
pada lampiran 4. Setelah peneliti mengetahui nilai mid semester
gasal pada kelompok uji coba, peneliti membuat distribusi
frekuensi nilai mid semester gasal kelompok uji coba dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan rentang, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah. Nilai tertinggi = 90, nilai terendah = 50. Maka
rentang = 90 - 50 = 40
b) Menentukan banyak kelas interval (k)
Dengan n = jumlah peserta didik kelas Ujicoba. Maka,
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,602)
= 1 + 5,286
= 6,286 dibulatkan menjadi 7.
Jadi banyak kelas adalah 7.
c) Menentukan panjang kelas interval (p)
k
Rp
kelasbanyak
grenp =⇒=
tan
41
Dibulatkan ke atas jadi panjang kelas interval adalah 6
d) Pilih ujung bawah kelas pertama, diambil data terkecil. Ujung
kelas interval = 50
e) Dengan p = 6, dan memulai dengan data terkecil diambil 50,
maka kelas pertama 50 - 55, kelas kedua 56 - 61, dan
seterusnya.
TABEL 4.1
Distribusi Frekuensi
Kelas Ujicoba
NO NILAI FREKUENSI 1 50 – 55 5 2 56 – 61 8 3 62 – 67 13 4 68 – 73 4 5 74 – 79 5 6 80 – 85 3 7 86 – 91 2
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 6 dan lampiran 7
dihasilkan uji normalitas kelas ujicoba, dan S = 9,94,
dan 2χ
hitung = 3,32. Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4
diperoleh 2χ
tabel = 9,49 dan untuk α = 1%, dengan dk = 7 - 3 = 4
diperoleh 2χ
tabel = 13,28. Karena 2χ
hitung< 2χ
tabel, maka data
tersebut berdistribusi normal.
2) Normalitas kelas penelitian
Kemudian setelah peneliti mengetahui nilai mid semester
gasal pada kelas penelitian pada lampiran 5, peneliti membuat
distribusi frekuensi nilai mid semester gasal kelas penelitian,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan rentang, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah. Nilai tertinggi = 88, nilai terendah = 48. Maka
rentang = 88 – 48 = 40
42
b) Menentukan banyak kelas interval (k)
k = 1 + 3,3 log n
Dengan n = jumlah peserta didik kelas penelitian. Maka,
k = 1 + 3,3 log 41
= 1 + 3,3 (1,6128)
= 1 + 5,322
= 6,322 dibulatkan menjadi 7.
Jadi banyak kelas adalah 7.
k
Rp
kelasbanyak
grenp =⇒=
tan
c) Menentukan panjang kelas interval (p)
Dibulatkan ke atas jadi panjang kelas interval adalah 6.
d) Pilih ujung bawah kelas pertama, diambil data terkecil. Ujung
kelas interval = 48
e) Dengan p = 6, dan memulai dengan data terkecil diambil 48,
maka kelas pertama 48-53, kelas kedua 54-59, dan seterusnya.
TABEL 4.2
Distribusi Frekuensi Kelas Penelitian
NO NILAI FREKUENSI 1 48 – 53 4 2 54 – 59 4 3 60 – 65 5 4 66 – 71 10 5 72 – 77 7 6 78 – 83 7 7 84 - 89 4
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 8 dan lampiran 9
dihasilkan uji normalitas kelas penelitian, dan S =
10,67, dan 2χ
hitung diperoleh = 3,406. Untuk α = 5%, dengan dk
= 7 - 3 = 4 diperoleh 2χ
tabel = 9,49 dan untuk α = 1%, dengan dk
43
= 7 - 3 = 4 diperoleh 2χ
tabel = 13,28. Karena 2χ
hitung < 2χ
tabel,
maka data tersebut berdistribusi normal.
3) Homogenitas
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menguji homogenitas
kelas uji coba dan kelas penelitian dengan menggunakan nilai mid
semester gasal pada lampiran 4 dan lampiran 5.
Mencari mean nilai ulangan mid semester gasal kelompok
uji coba dengan perhitungan sebagai berikut, sebagai berikut:
Kemudian mencari variansi nilai ulangan mid semester
gasal, kelompok uji coba digunakan rumus sebagai berikut:
TABEL 4.3
Nilai Ulangan Mid Semester Gasal
Kelompok Uji Coba
NO KODE NILAI
1 U-1 55 66,775 138,651 138,651 2 U-2 65 66,775 3,151 3,151 3 U-3 78 66,775 126,000 126,000 4 U-4 60 66,775 45,901 45,901 5 U-5 55 66,775 138,651 138,651 6 U-6 58 66,775 77,001 77,001 7 U-7 65 66,775 3,151 3,151 8 U-8 65 66,775 3,151 3,151 9 U-9 52 66,775 218,301 218,301
10 U-10 62 66,775 22,801 22,801 11 U-11 65 66,775 3,151 3,151 12 U-12 62 66,775 22,801 22,801 13 U-13 58 66,775 77,001 77,001 14 U-14 65 66,775 3,151 3,151 15 U-15 68 66,775 1,501 1,501
xx i −2)( xx i −x
44
16 U-16 65 66,775 3,151 3,151 17 U-17 55 66,775 138,651 138,651 18 U-18 60 66,775 45,901 45,901 19 U-19 75 66,775 67,651 67,651 20 U-20 75 66,775 67,651 67,651 21 U-21 78 66,775 126,001 126,001 22 U-22 52 66,775 218,301 218,301 23 U-23 90 66,775 539,401 539,401 24 U-24 62 66,775 22,801 22,801 25 U-25 82 66,775 231,801 231,801 26 U-26 85 66,775 332,151 332,151 27 U-27 68 66,775 1,501 1,501 28 U-28 72 66,775 27,301 27,301 29 U-29 90 66,775 539,401 539,401 30 U-30 60 66,775 45,901 45,901 31 U-31 60 66,775 45,901 45,901 32 U-32 68 66,775 1,501 1,501 33 U-33 64 66,775 7,701 7,701 34 U-34 65 66,775 3,151 3,151 35 U-35 70 66,775 10,401 10,401 36 U-36 75 66,775 67,651 67,651 37 U-37 60 66,775 45,901 45,901 38 U-38 60 66,775 45,901 45,901 39 U-39 82 66,775 231,801 231,801 40 U-40 65 66,775 3,151 3,151
∑ 2671
3754,975
Mencari mean nilai ulangan mid semester gasal kelompok
sampel, sebagai berikut:
Kemudian mencari variansi nilai ulangan mid semester
gasal, kelas penelitian digunakan rumus sebagai berikut:
45
NO KODE NILAI
1 P-1 80 69,317 10,683 114,125 2 P-2 60 69,317 -9,317 86,808 3 P-3 70 69,317 0,683 0,466 4 P-4 80 69,317 10,683 114,125 5 P-5 65 69,317 -4,317 18,637 6 P-6 52 69,317 -17,317 299,881 7 P-7 80 69,317 10,683 114,125 8 P-8 67 69,317 -2,317 5,369 9 P-9 70 69,317 0,683 0,466
10 P-10 54 69,317 -15,317 234,613 11 P-11 48 69,317 -21,317 454,418 12 P-12 65 69,317 -4,317 18,637 13 P-13 48 69,317 -21,317 454,418 14 P-14 78 69,317 8,683 75,393 15 P-15 70 69,317 0,683 0,466 16 P-16 70 69,317 0,683 0,466 17 P-17 70 69,317 0,683 0,466 18 P-18 72 69,317 2,683 7,198 19 P-19 72 69,317 2,683 7,198 20 P-20 60 69,317 -9,317 86,808 21 P-21 55 69,317 -14,317 204,979 22 P-22 50 69,317 -19,317 373,149 23 P-23 55 69,317 -14,317 204,979 24 P-24 70 69,317 0,683 0,466 25 P-25 70 69,317 0,683 0,466 26 P-26 72 69,317 2,683 7,198 27 P-27 70 69,317 0,683 0,466 28 P-28 55 69,317 -14,317 204,979 29 P-29 80 69,317 10,683 114,125 30 P-30 85 69,317 15,683 245,954 31 P-31 60 69,317 -9,317 86,808 32 P-32 70 69,317 0,683 0,466 33 P-33 75 69,317 5,683 32,296 34 P-34 88 69,317 18,683 349,052 35 P-35 75 69,317 5,683 32,296 36 P-36 78 69,317 8,683 75,393
TABEL 4.4
Nilai Ulangan Mid Semester Gasal
Kelas Penelitian
xx i −2)( xx i −x
46
37 P-37 85 69,317 15,683 245,954 38 P-38 75 69,317 5,683 32,296 39 P-39 88 69,317 18,683 349,052 40 P-40 80 69,317 10,683 114,125 41 P-41 75 69,317 5,683 32,296
∑ 2739
4,800,878
Dengan ketentuan =1s variansi kelompok uji coba =2s
variansi kelas penelitian.
Untuk menyelidiki kesamaan dua varians. Menggunakan
Rumus:
Karena %5=α , , dan untuk α = 1%,
maka tabelhitung FF < . Sehingga kelompok tersebut
homogen.
b. Uji instrumen
1) Analisis Validitas
Dari hasil perhitungan pada lampiran 10, diperoleh validitas
soal Aritmatika Sosial sebagai berikut:
TABEL 4.5
Hasil Analisis Validitas
Soal Aritmatika Sosial
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Prosentase
1 Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, , 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20
15 75%
2 Tidak valid
5, 9, 10, 11, 17 5 25%
Total 20 100%
Contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1,
dapat dilihat pada lampiran 11. Tahap selanjutnya butir soal yang
47
valid dilakukan uji reliabilitas.
2) Analisis Reliabilitas
Dari hasil perhitungan pada lampiran 10, diperoleh nilai
reliabilitas butir soal Aritmatika Sosial
, dengan taraf signifikan 5% dengan n = 40 diperoleh
dan dengan taraf signifikan 1% dengan n = 40
diperoleh setelah dikonsultasikan dengan tabelr
ternyata tabelhitung rr >. Oleh karena itu instrumen soal dikatakan
reliabel.
Contoh perhitungan reliabilitas soal Aritmatika Sosial
untuk butir soal nomor 1, dapat dilihat pada lampiran 12. Tahap
selanjutnya instrumen soal yang telah reliabel diuji tingkat
kesukaran setiap butir soal
3) Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal tersebut apakah sukar, sedang atau mudah.
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal Aritmatika
Sosial pada lampiran 10, diperoleh seperti pada tabel berikut:
TABEL 4.6
Prosentase Tingkat Kesukaran Butir Soal
Aritmatika Sosial
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Prosentase
1 Sukar 0 0 0%
2 Sedang 7, 11, 13, 14 4 10%
3 Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 16,
17, 18, 19, 20 16 90%
Total 20 100%
Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal Aritmatika
Sosial untuk butir nomor 1, dapat dilihat pada lampiran 13. Tahap
akhir butir soal dilakukan analisis daya pembeda soal.
48
4) Analisis Daya Pembeda
Dari hasil perhitungan pada lampiran 10, diperoleh daya
pembeda soal untuk soal Aritmatika Sosial sebagai berikut:
TABEL 4.7
Prosentase Daya Pembeda
Soal Aritmatika Sosial
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Prosentase
1 Jelek 5, 9, 10, 11, 17 5 25 %
2 Cukup 1, 2, 3, 4, 6, 12, 15, 16, 18, 20
10 50 %
3 Baik 7, 8, 13, 14, 19 5 25 %
Total 20 100
Contoh perhitungan daya pembeda soal Aritmatika Sosial
untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 14. Tahap
akhir dilakukan penelitian dengan analisis regresi linier sederhana.
c. Skoring dan Tabulasi
1) Data Rekapitulasi Angket Tentang Pemberian Apersepsi Tanya
Jawab dalam Pembelajaran Matematika Materi Pokok Aritmatika
Sosial.
Untuk memperoleh data tentang pemberian Apersepsi
Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial, penulis menggunakan angket yang dijawab oleh
responden yaitu peserta didik kelas penelitian, kelas VII C MTs
NU Nurul Huda Semarang yang berjumlah keseluruhan 41 orang.
Untuk menentukan nilai kuantitatif dilakukan dengan cara
mengalikan bobot nilai dengan jumlah alternatif jawaban yang
dipilih. Tabel hasil rekapitulasi angket untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 15.
Dari tabel rekapitulasi jawaban angket tentang pemberian
Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika materi
pokok Aritmatika Sosial sebagai variabel X dapat diketahui bahwa
nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah 40. Adapun langkah
49
selanjutnya adalah mencari rata-rata dan kualitas variabel aktivitas
peserta didik adalah sebagai berikut:
a) Mencari Jumlah Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 41
= 1 + 3,3 (1,61278)
= 1 + 5,322
= 6,322 dibulatkan menjadi 7
b) Mencari Range
R = H – L
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
Dari data tersebut diketahui bahwa
H = 70 dan L = 40
Maka R = H – L
= 70 – 40 = 30
c) Menentukan Interval Kelas
i = ervaljumlah
range
int atau
K
Ri =
7
30=
= 4,285 dibulatkan menjadi 5
Jadi, interval kelasnya 5 dan jumlah intervalnya 7.
Setelah menentukan data-data di atas, langkah selanjutnya
adalah mencari distribusi frekuensi variabel pemberian Apersepsi
Tanya Jawab atau sebagai variabel X, seperti pada tabel 4.1
sebagai berikut:
50
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pemberian Apersepsi Tanya Jawab
Interval F X fx Mean
40 - 44 2 42 84
= 58,7
45 - 49 2 47 94
50 - 54 8 52 416
55 - 59 6 57 342
60 - 64 16 62 992
65 - 69 5 67 335
70 - 74 2 72 144
Jumlah N = 41 Σfx: 2407
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi di atas,
kemudian dikonsultasikan pada tabel 4.9 kualitas variabel
pemberian Apersepsi Tanya Jawab, sebagai berikut:
Tabel 4.9
Kualitas Pemberian Apersepsi Tanya Jawab (X) Interval Kelas Rata-Rata Kualifikasi kategori
71 ke atas Istimewa 63 – 70 Baik 56 – 62 58,7 Cukup cukup 48 – 55 Kurang
47 ke bawah Buruk
Berdasarkan hasil tabel perhitungan di atas, diketahui
bahwa mean dari variabel pemberian Apersepsi Tanya Jawab
adalah sebesar 58,7. Hal ini berarti bahwa kualitas variabel
pemberian Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran
Matematika materi pokok Aritmatika Sosial dalam kategori
“cukup” yaitu interval antara 56-62.
Setelah data didistribusi frekuensi diubah, kemudian
dibentuk nilai distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.10 sebagai
berikut:
51
Tabel 4.10
Nilai Distribusi Frekuensi.
Interval F Fr %
40 – 44 2 4,88% 45 – 49 2 4,88% 50 – 54 8 19,52% 55 – 59 6 14,63% 60 – 64 16 39,02% 65 – 69 5 12,19% 70 – 74 2 4,88% Jumlah N = 41 100 %
Dari tabel tersebut, distribusi frekuensi pemberian
Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika materi
pokok Aritmatika Sosial di atas dihasilkan nilai, untuk interval 40
- 44, dengan nilai 4,88%, interval 45 - 49, dengan nilai 4,88%,
interval 50 – 54 dengan nilai 19,52%, interval 55 - 59dengan nilai
14,63%, interval 60 – 64 dengan nilai 39,02%, untuk interval 65 -
69 dengan nilai 12,19%, dan interval 70 – 74 dengan nilai 4,88%.
2) Data Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial.
Tabel rekapitulasi hasil belajar Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas VII MTs NU Nurul
Huda Semarang sebagai variabel Y dapat dilihat pada lampiran 16,
diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 90 dan terendah 50. Adapun
untuk mencari interval nilai dan menentukan klasifikasi dan
interval digunakan rumus sebagai berikut :
a) Mencari Jumlah Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 41
= 1 + 3,3 (1,61278)
= 1 + 5,322
= 6,322 dibulatkan menjadi 7
52
b) Mencari Range
R = H – L
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
Dari data tersebut diketahui bahwa
H = 90 dan L = 50
Maka R = H – L
= 90 – 50
= 40
c) Menentukan Interval Kelas
i = ervaljumlah
range
int
= 7
40
= 5,714 dibulatkan menjadi 6.
Jadi, interval kelasnya 6 dan jumlah intervalnya 7.
Setelah menentukan data-data di atas, langkah selanjutnya
adalah mencari distribusi frekuensi variabel hasil belajar atau
sebagai variabel Y, seperti pada tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Interval F X Fx Mean
50 – 55 5 52.5 262.5
N
fxY
∑=
= 72,109
= 72,11
56 – 61 5 58.5 292.5
62 – 67 3 64.5 193.5
68 – 73 4 70.5 282
74 – 79 12 76.5 918
80 – 85 9 82.5 742.5
86 – 91 3 88.5 265.5
Jumlah N = 41 Σfx: 2956,5
53
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi di atas,
kemudian dikonsultasikan pada tabel 4.12 kualitas variabel hasil
belajar peserta didik, sebagai berikut:
Tabel 4.12
Kualitas Hasil Belajar Matematika
Interval Kelas Rata-Rata Kualifikasi Kategori
84 ke atas Istimewa 78 – 83 Baik 72 –77 72,11 Cukup cukup 66 – 71 Kurang
65 ke bawah Buruk
Berdasarkan hasil tabel perhitungan di atas, diketahui
bahwa mean dari variabel hasil belajar Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial adalah sebesar 72,11. Hal ini berarti bahwa
kualitas variabel hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika
Sosial dalam kategori “cukup” yaitu interval antara 72-77.
Setelah data didistribusi frekuensi diubah, kemudian
dibentuk nilai distribusi frekuensi, seperti pada tabel 4.13 sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Nilai Distribusi Frekuensi.
Interval F Fr %
50 – 55 5 12,19% 56 – 61 5 12,19% 62 – 67 3 7,32% 68 – 73 4 9,76% 74 – 79 12 29,27% 80 – 85 9 21,95% 86 – 91 3 7,32% Jumlah 41 100 %
Dari tabel tersebut, distribusi frekuensi hasil belajar
Matematika materi pokok Aritmatika Sosial di atas dihasilkan
nilai, yaitu untuk interval 50 – 55 dengan nilai 12,19%, untuk
interval 56 - 61 dengan nilai 12,19%, untuk interval 62 – 67dengan
54
nilai 7,32%, untuk interval 68 – 73 dengan nilai 9,76%, untuk
interval 74 – 79 dengan nilai 29,27%, untuk interval 80 – 85
dengan nilai 21,95%, untuk interval 86 – 91 dengan nilai 7,32%.
d. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau
ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Adanya Pengaruh
Positif Antara pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap hasil
belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik
kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang”
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan rumus
regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun langkah pokok
dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah sebagai
berikut:
1) Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium
Korelasi antara prediktor x dengan kriterium y dapat dicari
melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson dengan
rumus:
( )( )22 yx
xyrxy
∑∑∑
=
Telah diketahui bahwa:
( )( )N
yxXYxy
∑∑∑∑ −=
( )N
XXx
2
22 ∑∑∑ −= , dan
( )N
YYy
2
22 ∑∑∑ −=
Untuk mencari nilai hubungan di atas, data dibantu dengan
tabel koefisien hubungan, lihat lampiran 17.
Berdasarkan tabel koefisien hubungan, diketahui bahwa
55
hasil koefisien hubungan nilai tersebut ditentukan bahwa:
N = 41
∑ X = 2396
∑Y = 2965
2
∑ X = 142036
2
∑Y = 219225
∑ XY = 175100
Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah
sebagai berikut:
a) Mencari harga skor deviasi ∑ xy
∑ xy = ( )( )
N
YXXY
∑∑∑ −
= 175100 - ( )( )
41
29652396
= 175100 - 41
7104140
= 175100 – 173271,707
= 1828,293
b) Mencari harga skor deviasi ∑ 2x
2
∑ x = ( )N
XX
22 ∑
∑ −
= 142036 - ( )
41
2396 2
= 142036 - 41
5740816
= 142036– 140019,902
= 2016,097
56
c) Mencari harga skor deviasi ∑ 2y
2
∑ y = ( )N
YY
22 ∑
∑ −
= 219225 - ( )
41
2965 2
= 219225 - 41
8791225
= 219225– 214420,122
= 4804,878
Dari perhitungan di atas dapat diketahui sebagai berikut:
∑ xy = 1828,293
2
∑ x = 2016,097
2
∑ y = 4804,878
Sehingga harga rxy adalah sebagai berikut:
xyr = ( )( )22 yx
xy
∑∑∑
= ( )( )878,4804097,2016
293,1828
= 220,9687100
293,1828
= 410,3112
293,1828
= 0,587
Berdasarkan uji hubungan antara variabel pemberian
Apersepsi Tanya Jawab dengan hasil belajar Matematika materi
pokok Aritmatika Sosial peserta didik kelas VII MTs NU Nurul
Huda Semarang diperoleh indeks korelasi r = 0,587, sedangkan
indeks korelasi determinasinya adalah r2 = 0,345. Untuk
selanjutnya nilai rxy = 0,587 akan diuji signifikansinya melalui uji t.
57
2) Uji signifikasi korelasi melalui uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah nilai korelasi antara
variabel X dan variabel Y signifikan atau tidak. Dengan rumus
sebagai berikut:
21
2
r
nrthitung
−
−=
= )345,0(1
241587,0
−
−
= )655,0
245,6587,0 ×
= 809,0
666,3
= 4,531
Karena thitung = 4,531> ttabel(0,05)(39) =2,023 dan thitung =
4,531> ttabel(0,01)(39) = 2,708 berarti korelasi antara variabel X
dengan Y adalah signifikan.
3) Mencari Persamaan Regresi
Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan
rumus regresi sederhana satu prediktor, sebagai berikut:
Ŷ = a + Xb di mana∑∑
=2x
xyb dan XbYa −=
XbYa −=
∑∑
=2x
xyb
= 097,2016
293,1828
= 0,907
58
Jadi persamaan garis regresinya adalah
4) Analisis Varians Garis Regresi
Setelah diketahui persamaan garis regresinya, langkah
selanjutnya adalah mencari varian regresi atau sering disebut anava
yang menghasilkan harga F. Untuk analisis regresi dari rumus
sebagai berikut:
res
reg
regRK
RKF =
Keterangan:
Freg : Harga F regresi
RKreg : Rerata kuadrat regresi
RKres : Rerata kuadrat garis residu.
Sedangkan langkah-langkah untuk menghitung uji
signifikasi pada persamaan regresi dengan menggunakan hitungan-
hitungan yang sudah dimiliki atau skor deviasi, yaitu:
∑ xy = 1828,293
2
∑ x = 2016,097
2
∑ y = 4804,878
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:
a) Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg)
JKreg = ( )∑∑
2
2
x
xy
= ( )
097,2016
293,1828 2
= 097,2016
294,3342655
= 1657,983
59
b) Jumlah Kuadrat Residu (JKres)
JKres =
( )∑∑
∑ −2
2
2
x
xyy
= 4804,878 – 1657,983
= 3146,895
c) Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = ∑ 2y = resreg JKJK +
Ttot = ∑2y
= 4804,878
d) Rata-rata kuadrat regresi (RKreg)
RKreg = reg
reg
db
JK
= 1
983,1657
= 1657,983
e) Rata-rata kuadrat residu (RKres)
RKres = res
res
db
JK
= 241
895,3146
−
= 39
895,3146
= 80,689
f) Mencari Freg
F reg = res
reg
RK
RK
= 689,80
983,1657
= 20,548
60
Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan
dengan F tabel pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis
diterima jika Freg hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%.
Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel 4.14
berikut ini:
Tabel 4.14
Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Sumber variansi Dk/db JK RK Freg Ftabel
Kriteria 5% 1%
Regresi (reg) 1 1657,983 1657,983 20,548 4,09 7,33 Signifikan
Residu (res) 39 3146,895 80,689
Total (Σ) 40 4804,878 - - - -
Sehingga dari tabel di atas hipotesis yang mengatakan
bahwa ada pengaruh positif antara pemberian Apersepsi Tanya
Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika
Sosial kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang dapat diterima.
5) Analisis uji linieritas model regresi sederhana
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 18, dapat diketahui
bahwa Fhitung(1) = , untuk mengetahui Fhitung (1) signifikan
atau tidak, dapat dikonsultasikan Ftabel untuk α = 5% dengan dk
pembilang = 1, dk penyebut = 39, maka Ftabel(1) = 4,09. Sedangkan
untuk α = 1% dengan dk pembilang = 1, dk penyebut = 39, maka
Ftabel(1) = 7,33. Karena Fhitung (1) > Ftabel(1), maka dapat dinyatakan
persamaan regresi linier sederhana signifikan.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 18 juga, dapat
diketahui Fhitung(2) = 2,075, untuk mengetahui Fhitung(2) linier atau
tidak, dapat dikonsultasikan Ftabel untuk α = 5% dan dk pembilang
= 17 , dk penyebut = 22, maka Ftabel(2) = 2,12. Sedangkan untuk α =
1% dan dk pembilang = 17 , dk penyebut = 22, maka Ftabel(2) =
2,92. Karena Fhitung (2) < Ftabel(2), maka dapat dinyatakan model
regresi yang dipakai linier sehingga tidak ada alasan untuk mencari
61
model regresi non linier.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan
analisis regresi di MTs NU Nurul Huda Semarang, untuk mengetahui
bagaimanakah pemberian Apersepsi Tanya Jawab di sekolah tersebut, hasil
belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik kelas
VII, dan pengaruh pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap Matematika
materi pokok Aritmatika Sosial. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis regresi linier sederhana, yang digunakan untuk menentukan dasar
ramalan dari suatu distribusi data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan
satu variabel predictor (X).
Untuk mengetahui bagaimana pemberian Apersepsi Tanya Jawab
dalam pembelajaran Matematika, pengumpulan datanya menggunakan
observasi dan pemberian angket / kuesioner. Dari hal tersebut dapat diketahui
bahwa dengan pemberian Apersepsi Tanya Jawab kondisi peserta didik lebih
siap untuk belajar Matematika, karena disamping membawa kondisi mental
peserta didik pada konsentrasi belajar Matematika, juga dapat mengingatkan
peserta didik pada konsep yang telah disampaikan sebelumnya.
Sedangkan pada materi Aritmatika Sosial pemberian Apersepsi Tanya
Jawab sangat diperlukan karena peserta didik dapat lebih mudah memahami
materi Aritmatika Sosial dan menyelesaikan soal Aritmatika Sosial yang
berkaitan dengan materi sebelumnya, yaitu materi Operasi Aljabar. Selain itu,
dengan pemberian Apersepsi Tanya Jawab peserta didik lebih berkonsentrasi,
aktif dan siap untuk mempelajari materi yang akan disampaikan.
Adapun untuk mengetahui sejauh mana Pemberian Apersepsi Tanya
Jawab sebagai variabel X atau variabel independen, peneliti menggunakan
angket atau kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 41 peserta
didik pada kelas penelitian. Dari hasil analisis data diperoleh nilai tertinggi
adalah 70 dan terendah 40. Sedangkan kualitasnya dalam kategori cukup pada
interval 56 – 62 dengan nilai rata-rata 58,707.
62
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial sebagai variabel Y atau variabel dependen, peneliti
menggunakan tes yang diberikan setelah pembelajaran Matematika dengan
pemberian Apersepsi Tanya Jawab. Dari hasil analisis data diperoleh nilai
tertinggi adalah 90 dan terendah 50. Sedangkan kualitasnya dalam kategori
cukup pada interval 72 – 77 dengan nilai rata-rata 72,109.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa Pemberian Apersepsi Tanya
Jawab berpengaruh terhadap Hasil Belajar Matematika materi pokok
Aritmatika Sosial. Hal ini dapat diketahui dari analisis data bahwa Pemberian
Apersepsi Tanya Jawab sebagai variabel X memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Hasil Belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial, dimana
dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 4,531. Pada taraf signifikan 5%
didapatkan rt adalah 2,023 dan taraf signifikan 1% didapatkan rt adalah 2,708,
maka hasilnya signifikan.. Maksudnya, antara pemberian Apersepsi Tanya
Jawab dengan hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial
memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran. Pelaksanaan
prosedur pemberian Apersepsi Tanya Jawab yang tepat dapat memberikan
dampak yang baik terhadap proses belajar peserta didik, peserta didik menjadi
lebih aktif dan siap untuk mempelajari materi yang akan disampaikan. Hal
tersebut juga dibuktikan dengan persamaan garis linear regresinya adalah Y=
19,311 + 0,907 Χ
Sementara itu dari hasil analisis varians regresi diperoleh nilai Freg
sebesar 20,548. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan Ftabel, pada
taraf signifikan 5% diperoleh nilai sebesar 4,09 dan taraf signifikan 1%
sebesar 7,33. Karena harga Freg > Ftabel , maka persamaan garis regresi tersebut
menunjukkan signifikan. Hal ini berarti hipotesis nihil (H0) dengan bunyi
“tidak ada pengaruh positif antara pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap
hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial pada peserta didik
kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang” ditolak. Sedangkan hipotesis kerja
(Ha) yang menyatakan “ada pengaruh positif antara pemberian Apersepsi
Tanya Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika
63
Sosial pada peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang” adalah
diterima.
Berdasarkan hasil analisis uji linieritas data di atas, dapat diketahui
bahwa Fhitung(1) = , untuk mengetahui Fhitung (1) signifikan atau tidak,
dapat dikonsultasikan Ftabel, dengan α = 5% dan dk pembilang = 1, dk
penyebut = 39, maka Ftabel(1) = 4,09 dan dengan α = 1% dan dk pembilang = 1,
dk penyebut = 39, maka Ftabel(1) = 7,33. Karena untuk α = 5% Fhitung (1) =
20,553 > Ftabel(1) = 4,09 dan untuk α = 1% Fhitung (1) = 20,553 > Ftabel(1) = 7,33 ,
maka dapat dinyatakan model persamaan regresi linier sederhana signifikan.
Berdasarkan analisis uji linieritas data di atas juga dapat diketahui
Fhitung (2) = 2,075, untuk mengetahui Fhitung (2) linier atau tidak, dapat
dikonsultasikan Ftabel dengan α = 5% dan dk pembilang = 17 , dk penyebut =
22, maka Ftabel(2) = 2,12 dan dengan α = 1% dan dk pembilang = 17 , dk
penyebut = 22, maka Ftabel(2) = 2,92. Karena untuk α = 5% Fhitung (2) = 2,075 <
Ftabel(2) = 2,12 dan untuk α = 1% Fhitung (2) = 2,075 < Ftabel(2) = 2,92, maka dapat
dinyatakan model regresi yang dipakai linier sehingga tidak ada alasan untuk
mencari model regresi non linier
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan secara
optimal pasti terdapat keterbatasan. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang
dialami peneliti adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya
memiliki waktu sesuai keperluan yang berhubungan dengan penelitian
saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi
bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
2. Keterbatasan Kemampuan
Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan
demikian peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya dalam
64
pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan
kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan hanya sebatas materi Aritmatika Sosial
kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang. Apabila dilakukan pada materi
dan tempat yang berbeda kemungkinan hasilnya tidak sama
Meskipun banyak hambatan dalam penelitian ini, penulis bersyukur
bahwa penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses.
65
65
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian IV, dapat diambil kesimpulan jawaban
untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni:
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Apersepsi Tanya Jawab
terhadap hasil belajar Matematika di kelas VII MTs NU Nurul Huda
Semarang adalah sebagai berikut:
Pemberian Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika di
kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang berada dalam kondisi yang cukup.
Ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 58,707 yang berada dalam
interval 56 – 62.
Sedangkan hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika Sosial
peserta didik kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang berada pada kondisi
yang cukup, terbukti dengan nilai rata-rata 72,109 yang berada pada interval
70-77.
Dari analisis uji hipotesis dapat diketahui ada pengaruh positif antara
pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi
pokok Aritmatika Sosial di kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang. Hal
tersebut dapat diketahui dari hasil analisis Freg sebesar = 20,548 dengan
perbandingan 5% = 4,09, sedangkan untuk perbandingan 1% = 7,33. Hipotesis
diterima jika Freg hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%, maka Freg
signifikan pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.
Hal ini berarti menunjukkan hasil yang signifikan dan hipotesis yang
diajukan dengan bunyi “ ada pengaruh positif antara pemberian Apersepsi
Tanya Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi pokok Aritmatika
Sosial kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang” adalah dapat diterima.
66
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan mengenai pengaruh
pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap hasil belajar Matematika materi
pokok Aritmatika Sosial kelas VII MTs NU Nurul Huda Semarang, kiranya
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru Matematika untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan
dapat mengembangkan berbagai strategi dalam belajar mengajar sehingga
materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima peserta didik secara
maksimal.
2. Bagi peserta didik hendaknya selalu mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi
belajarnya, agar hasil belajar yang telah dirumuskan akan tercapai. Selain
itu harus mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari
3. Bagi semua elemen masyarakat hendaknya ikut andil dalam
mensukseskan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan agar terciptanya
masyarakat yang berpendidikan dan berakhlak mulia
C. Penutup
Syukur alhamdulillah atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan hal ini karena keterbatasan
kemampuan dan juga pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena dengan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk penelitian berikutnya.
Kemudian penulis mengucapkan jazakumullah khairan katsiran,
kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini. Harapan penulis
semoga dapat memberikan manfaat bagi semua serta dapat memberikan
sumbangan yang positif bagi kemajuan pendidikan. Amin.
67
DAFTAR PUSTAKA
A, Sugandi. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. 2004
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006. Ed. VI.
Aziz, Shaleh Abdul dan Majid, Abdul Aziz. At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris. Juz
I. Mesir: Darul Ma’arif. t.th.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Hadi, Sutrisno. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadiyanto. Pengaruh Pemberian Apersepsi Tanya Jawab terhadap Hasil Belajar
Matematika Kompetensi Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMPN 1
Kendal Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi Program Studi Pendidikan
Matematika. IKIP PGRI Semarang. 2008.
Hudojo, Herman. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. 2001.
Muasyaroh. Pengaruh Pemberian Apersepsi dalam Pembelajaran Matematika
terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Himpunan
untuk Siswa Kelas I Semester I MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2002/2003. Skripsi Program Studi
Pendidikan Matematika. IKIP PGRI Semarang. 2003.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001. cet. 2.
Nasution, S. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 1995.
Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Rus Effendi, E. T. Pendidikan matematika 3, Modul 1-5. Jakarta: Universitas
Terbuka. 1992.
Sriyanto, HJ. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogjakarta: Indonesia
Cerdas. 2007
Sudjana. Statistik. Bandung: Tarsito. 2005.
68
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1999. Cet. 6.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. 2007. Cet. X1.
________. Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. 2006.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Cet.7.
Suyitno, Amin. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: Unnes. 2004
Syah , Muhibbin. Psikologi Pendidikan Sebagai Pendekatan Baru. Bandung,:
Remaja Rosda Karya. 2003. Cet. 5.
Tamponas , Husein. Matematika SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Yudistira.
2005.
Woolfolk, Anita E. Educational Psychology. Bostan: Allyn and Bocon. 1996.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nidaul Choiriyah
Tempat /Tanggal Lahir : Semarang, 22 Agustus 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Mangkangwetan Kauman Rt. 05 Rw. 03
Tugu Semarang 50156
Riwayat Pendidikan :
1. TK Tarbiyatul Atfal 42 Lulus 1994
2. SDN 04 Mangkangwetan Lulus 2000
3. MTs NU NURUL HUDA Semarang Lulus 2003
4. MAN Kendal Lulus 2006
5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris Matematika
Lulus 2010/2011
Pengalaman Organisasi :
1. KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang 2007 – 2010
Semarang, 16 Maret 2011
Nidaul Choiriyah