PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

36
HALAMAN JUDUL PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP PENGARUH PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI BARU LAHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Karawang Politeknik Kesehatan Kemenkes R.I. Bandung Disusun Oleh ANISA NUR FAUZIYYAH NIM. P 17324413012 i

description

MAKALAH PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP BAYI BARU LAHIR

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

HALAMAN JUDULPENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP PENGARUH

PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Karawang

Politeknik Kesehatan Kemenkes R.I.

Bandung

Disusun Oleh

ANISA NUR FAUZIYYAH

NIM. P 17324413012

KEMENTRIAN KESEHATAN R.I

POLITEKNIK KESEHETAN BANDUNG

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN KARAWANG

2013

i

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP PENGARUH

PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Karawang

Politeknik Kesehatan Kemenkes R.I.

Bandung

Disusun Oleh :

Anisa Nur Fauziyyah

NIM. P 17324413012

Menyetujui,Dosen Pembimbing

Drs.Asep Sihabudin S.Pd M.Pd NIP. 196405301988031004

Koordinator Mata Kuliah

Mamat, SKM,MKMNIP.19681121989031001

Mengetahui,Ketua Program Studi Kebidanan KarawangPoliteknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Rahayu Pertiwi, M.K.MNIP. 196408151986032001

ii

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T., karena atas ridhonya penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada

umat hingga akhir zaman.

Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia dengan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Bedong Terhadap

Perkembangan Motorik Bayi Baru Lahir”.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis banyak menemukan kesulitan khususnya

kurangnya pengetahuan. Dengan penyelesaian karya tulis ini, penulis mengalami berbagai

kesulitan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat

diselesaikan. Walaupun masih banyak kekurangannya, sudah sepantasnya penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Asep Sihabudin M.Pd

2. Teman-teman CINEMA yang telah memberikan banyak inspirasi. SUKSES HIJI

SUKSES SADAYANA♥

3. Teman-teman kamar 11 yang selalu memberikan semangat♥

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan harapan

penulis yaitu agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Karawang, November 2013

Penulis

iii

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................3

LANDASAN TEORI..................................................................................................................3

2.1 Pengertian Bedong.......................................................................................................3

2.2 Mitos pada bedong.......................................................................................................3

2.3 Sistem Peredaran Darah dan Sistem Pernafasan Pada Bayi Baru Lahir......................5

2.4 Perkembangan Motoric pada Bayi Baru Lahir.............................................................9

BAB III.....................................................................................................................................14

PEMBAHASAN.......................................................................................................................14

3.1 Pengaruh bedong pada bayi baru lahir............................................................................14

3.2 Penggunaan bedong yang baik bagi bayi baru lahir........................................................17

BAB IV.....................................................................................................................................18

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................18

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................18

4.2 Saran................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................v

LAMPIRAN...............................................................................................................................vi

iv

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara degan berbagai macam budaya dan kebiasaan unik

didalamnya. Di dalam proses hamil dan melahirkan ini pun banyak munculnya mitos yang

bermunculan, bahkan menjadikannya sebuah budaya.

Kebiasaan masyarakat kita, setiap bayi baru (hampir) pasti dibedong.Satu kebiasaan yang

sudah berlangsung lama, mungkin sejak jaman nenek moyang kita. Menurut orang-orang tua

dulu, dengan membedong bayi erat-erat dipercaya dapat mencegah kakinya berbentuk O pada

saat ia besar nanti.

Kebiasaan membedong bayi memang lebih umum dipraktekkan oleh masyarakat Asia.

Tapi sebenarnya, masyarakat di Negara-negara maju lainnya bukannya sama sekali tak

mengenal praktek membedong (swaddling) ini. Cukup banyak orangtua baru saat ini yang

dibuat bingung dengan pro-kontra yang timbul dari ’tradisi’ bedong membedong ini.Apa sih

manfaat sebenarnya, dan apa kerugiannya jika bayi tidak dibedong. Oleh sebab itu, penulis

tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam karya tulis berjudul “Pengaruh Penggunaan

Bedong Terhadap Perkembangan Motorik Bayi Baru Lahir”.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, ada beberapa masalah

yang dilihat, ialah :

1. Bagaimana pengaruh penggunaan bedong terhadap bayi baru lahir?

2. Bagaimana penggunaan bedong yang baik bagi bayi baru lahir?1

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bedong terhadap bayi baru lahir.

2. Untuk mengetahui penggunaan bedong yang baik bagi bayi baru lahir

2

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bedong

Bedong (SWADDLING) adalah cara membungkus bayi dengan selimut yang

bertujuan untuk memberikan rasa hangat dan nyaman. Sebenarnya, membedong atau

swaddling sudah dilakukan sejak lama oleh orangtua-orangtua kita dulu. Di banyak

daerah di kawasan asia, membedong bayi baru lahir merupakan tradisi turun temurun,

bahkan diselimuti hal-hal mistis seperti untuk melindungi bayi dari gangguan roh jahat.

Saat ini, dunia kedokteran pun sudah membuktikan manfaat bedong bagi bayi.

2.2 Mitos pada bedong

Ada banyak mitos seputar bedong yang kemudian menggiring para orangtua hingga

membuat kesalahan-kesalahan fatal dalam proses membedong. Salah satu yang paling

sering didengar adalah bahwa membedong penting untuk meluruskan kaki bayi, sehingga

saat ia besar nanti kakinya tidak bengkok. Padahal, kaki bengkok pada bayi baru lahir

adalah wajar. Mengingat selama di dalam rahim, ia seringkali berada pada posisi

meringkuk, terutama di bulan-bulan terakhir ketika ruang di dalam rahim tak lagi luas

bagi tubuhnya yang kian membesar. Kaki yang bengkok ini perlahan-lahan akan lurus

dengan sendirinya seiring ia bertambah dewasa.

Mitos tersebut akhirnya membuat bayi-bayi dibedong dengan sangat ketat hingga tak

bisa bergerak.Padahal bedong yang terlalu ketat meningkatkan resiko SIDS atau Sudden

Infant Death Syndrom pada bayi. Karena bedong yang terlalu ketat membuat proses

3

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

bernapas bayi terganggu. Selain itu, perkembangan motorik bayi juga bisa terhambat

mengingat ia terikat hingga tidak dapat bergerak. Membedong dengan memaksa kaki

bayi lurus juga beresiko bayi menderita hip dysplasia atau keadaan di mana formasi soket

panggul bayi tidak normal.

Namun, selama bedong bayi tidak mengikatnya dengan ketat, melainkan hanya

membungkusnya agar hangat, bedong memiliki banyak manfaat.

Selain pelukan, bedong adalah ‘replika’ yang paling mampu memberikan suasana

mirip dengan saat ia masih di dalam rahim ibu. Di bulan pertama kehadirannya di dunia,

bayi masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya, maka tak heran

kalau bayi cenderung rewel.Dengan bedong, bayi mendapatkan perasaan hangat,

terlindungi dan terdekap layaknya di dalam rahim ibu. Bedong juga membantu bayi agar

tidak terganggu dengan startle/moro reflex nya sendiri (reflek menghentakkan seluruh

badan seperti sedang kaget). Dengan bedong, bayi juga tidak dapat mencakar mukanya,

sesuatu yang sering kali dilakukan bayi baru lahir karena belum mampu mengendalikan

anggota tubuhnya.Karena itu bedong membantu bayi lebih tenang, lebih mudah tertidur,

dan tidurnya pun menjadi lebih nyenyak.

Tetapi perlu diingat, tidak semua bayi senang dibedong.Jika bayi Anda malah rewel

ketika dibedong, jangan dipaksakan.Bedong bertujuan untuk memberi kenyamanan, jika

bayi tidak merasa nyaman, maka bedong menjadi tidak perlu.Saat cuaca panas juga

sangat tidak disarankan untuk membedong bayi. Keadaan overheat bagi bayi bisa

mengganggu sistem pernapasannya.

Tak selamanya pula bayi butuh dibedong. Biasanya para orangtua berhenti

membedong bayi di usia 1-2 bulan. Pada usia tersebut, bayi mulai banyak bergerak, dan

bedong bisa menggangu gerakannya. Beberapa bayi juga mulai berguling ke samping di

usia 2 bulan. Berguling dalam posisi masih dibedong akan sangat berbahaya bagi bayi.

4

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Bayi yang sudah tidak mengalami startle/moro reflex juga sudah tak perlu dibedong.

Itu menandakan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penelitian

juga menyebutkan bahwa membedong bayi di usia dua bulan ke atas tidak memberikan

manfaat signifikan untuk meredakan tangisnya.

Tetapi, di sisi lain, ada beberapa bayi yang justru menjadi kecanduan bedong dan

sulit tidur tanpa dibedong. Seiring usianya bertambah besar, longgarkan bedongnya,

hingga perlahan-lahan benar-benar longgar dan bisa berhenti digunakan tanpa ia sadari.

2.3 Sistem Peredaran Darah dan Sistem Pernafasan Pada Bayi Baru Lahir

Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari ibu.Kontribusi janin berasal

dari korion, sedangkan kontribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) di tempat

implantasi.

Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan sirkulasi

janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti yang berlangsung

melalui membran plasenta. Membran plasenta terdiri atas lapisan-lapisan pada lapisan di

luar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan ibu.Lapisan-lapisan ini

adalah trofoblas (sinsitiotrofoblas primer), jaringan penghubung pada vili korionik dan

endotel pada kapiler janin.Membran plasenta mendapat istilah yang tidak tepat, yakni

sebagai penghalang plasenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk obat-obatan,

dapat dideteksi telah melewati membrane ini. Tanpa memperhatikan seberapa tipis

membrane ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun efektifitas

membrane sama sekali tidak mengalami perubahan.

Sirkulasi janin ke plasenta berasal dari dua arteri umbilicus.Melalui arteri ini, darah

yang telah mengalami deoksigenasi meninggalkan janin. Arteri-arteri ini akan terbagi lagi

dan bercabang pada pelat korionik kemudian masuk ke dalam vili korionik. Di sini terjadi

5

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

pemabgian lebih lanjut pada cabang-cabang vili yang akan membentuk jaringan vena

kapiler yang meluas pada pembagian akhirnya. Terjadi pula transfer plasenta yang

memungkinkan transfer materi antara sirkulasi janin dan ibu yang berlangsung pada

membrane plasenta. Sirkulasi balik ke janin adalah melalui percabangan vena umbilicus,

yang serupa dengan percabangan arteri menuju pelat korionik dan kemudian dengan

pertemuan lebih lanjut ke vena umbilicus. Disini darah yang kaya oksigen akan dibawa

menuju fetus.

Sirkulasi ibu pada plasenta biasanya berada di system peredaran darah ibu. Darah yang

kaya oksigen masuk ke dalam ruang antarvilus melalui arteri-arteri endometrium spiral,

sedangkan darah yang tidak kaya oksigen akan keluar dari ruang antarvilus melalui

muara vena yang menuju vena umbilicus. Jalan masuk arteri dan jalan keluar vena yang

menyuplai tiap kotiledon secara acak berpencar melalui plasenta.Meski berbagai ahli

telah mengajukan sejumlah angka, kemungkinan terdapat kurang lebih 120 jalan masuk

arteri spiral ke dalam ruang antarvilus dari plasenta yang telah matang.Darah masuk ke

dalam ruang antarvilus dari arteri spiral yang berada di bawah tekanan yang luar biasa,

sesuai kondisi tekanan darah ibu.Hasilnya adalah alirandarah yang menyembur secara

ritmik ke dalam dan melalui ruang antarvilus melalui pelat korionik.Darah kemudian

diedarkan ke samping dengan batasan ini dan mengalir pada permukaan banyak cabang

pada vili korionik.Aliran ini cukup lambat sehingga memungkinkan pertukaran materi

antara sirkulasi ibu dan janin sepanjang membrane plasenta.Pada akhirnya darah ibu yang

telah mengalami deoksigenasi keluar melalui gerbang vena.

Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus Botalli, arteri

umbilikalis lateral dan duktus venosus arantii.

Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui

vena umbilikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui

duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra

6

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui

foramen ovale yang terletak di antara atrium dekstra dan atrium sinistra.

Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini akan mengalir ke ventrikel kiri yang

kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir

ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior.

Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah

dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-

paru, akan mengalir melalui duktus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru-

paru, dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.

Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk member nutrisi dan oksigenasi

pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-

sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke arteri melalui 2 arteri umbilikalis.

Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali

melalui vena umbilikalis ke janin.Demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung

ketika janin berada di dalam uterus.

Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan :

1. Plasenta - vena umbilicalis - hati - ductus venosus /vena hepatica - vena

cava inferior - atrium kanan - foramen ovale - Atrium kiri - ventrikel

kiri - aorta - kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki - arteri umbilicalis -

plasenta.

Ini aliran darah yg kaya oksigen.

2. Dari kepala dan tangan - vena cava superior - atrium kanan - ventrikel

kanan - arteri pulmonalis/ductus arteriosus - paru/aorta dorsalis -

abdomen, thorax, kaki - arteri umbilicalis - plasenta

7

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Ini adalah peredaran darah yang miskin oksigen.Darah miskin oksigen yang datang ke

plasenta mendapat oksigenasi pada villus, sehingga jadi kaya oksigen.

Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan

demikian, paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru mengecil dan

seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru.Dengan demikian, duktus Botalli tidak

berfungsi lsgi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen

ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.

Darah dari vena cava inferior, bersama dari vena cava superior sama-sama masuk

atrium kanan dan sama-sama masuk semua ke ventrikel kanan pula.Dari ventrikel kanan

semua darah dioksigenasi ke paru, dan tak ada lagi sebagian masuk aorta

langsung.Kembali dari paru semua darah masuk atrium kiri, terus ke ventrikel kiri.Dari

ventrikel kiri semua darah keluar jantung lewat aorta.

Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilicalis dan duktus venosus arantii

akan mengalami obiliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, maka kebutuhan

oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi

oleh makanan yang dicerna dengan system pencernaan sendiri.

8

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

2.4 Perkembangan Motoric pada Bayi Baru Lahir

Motorik kasar dan halus bayi memiliki "pola" tersendiri.Bila tak sesuai dengan "pola"

tersebut berarti adaketerlambatan.Sejak lahir, bayi sebetulnya sudah membawa 4 aspek

perkembangan.Yakni grossmotor atau gerakan/motorik kasar, fine motor atau

gerakan/motorik halus, aspek komunikasi-bicara, sertaaspek sosial dan

kemandirian.Bahkan begitu bayi lahir, aspek motoriknya sudah mulai berkembang.Pada

prinsipnya, motorik kasarmerupakan gerakan otot-otot besar.Yakni gerakan yang

dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai danlengan.Misalnya gerakan menendang,

menjejak, meraih dan melempar.Sedangkan motorik halus merupakankoordinasi antara

jari-jemari, telapak tangan dan kaki, serta mata.Masing-masing tahap perkembangan

motorik kasar dan halus memiliki kurun waktu/milestone perkembangan.Kurun waktunya

pun berbeda antara tahap perkembangan yang satu dengan lainnya.Mengangkat kepala

sejauh 45 derajat, contohnya, bisa dilakukan sampai bayi berusia 2,5 bulan. Stimulasi

motorik kasar dan halus secara sekaligus perlu dilakukakn untuk merangsang

perkembangan anak. Misalnya,sambil melatih bayi tengkurap, taruh mainan di depannya

hingga ia sekaligus belajar meraih benda di sekitarnya. Jangan lupakan pula aspek

bahasa, sosial, dan kemandiriannya.

Perkembangan motorik halus untuk mendeteksi gangguan/penyimpangan

perkembangan, bisa dilakukan dengan alatskrining perkembangan Denver II. Di situ akan

terlihat, gerakan apa saja yang sudah dicapai untuk range usia tertentu. Berikut garis

besar skrining perkembangan motorik kasar menurut Denver II:

9

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

1. Gerakan Seimbang (sejak lahir hingga 0,5 bulan)

a. Gerakan seimbang bisa dilihat dari anggota geraknya, yakni tangan dan kaki. Saat

kaget, keempat anggotageraknya yang semula dalam posisi menekuk seperti

katak, mengalami ekstensi menjadi lurus secarabersamaan.

b. Stimulasi yang disarankan, tarik selimutnya saat anak sedang tidur, baik dalam

posisi tengkurap atautelentang. Jika salah satu dari keempat anggota geraknya tak

simetris, semisal kaki kanannya tampaklemas/tak terangkat, perlu dicermati

sebagai tanda mencurigakan.

2. Mengangkat Kepala (20 hari - belum genap sebulan).

a. Dalam range waktu antara beberapa hari sejak lahir hingga usia 2,5 bulan, anak

sudah bisa mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat.

b. Selanjutnya, sekitar 1 bulan 10 hari-3,5 bulan, sudah bisa mengangkat kepala

sejauh 90 derajat.

c. Cara stimulasi, posisikan anak tengkurap/telungkup. Jika tak ada kelainan, secara

spontan bayi akan berusaha mengangkat kepalanya sendiri. Lakukan di bawah

pengawasan orang tua.

3. Duduk dengan Kepala Tegak (1,5 bulan - 3 bulan 3 minggu)

Cara stimulasi, pangku dan sandarkan anak pada tubuhnya hingga kepalanya

ikut tegak.Orang tua patutcuriga jika kepala bayi tampak lemas, terjatuh, atau

menunduk.

4. Menumpu Badan pada Kaki (1,2 bulan - 4 bulan 3 minggu)

Stimulasi yang disarankan, posisikan tengkurap. Perhatikan, tubuh bayi akan

terlihat bertumpu pada kakinya.

5. Dada Terangkat Bertumpu pada Lengan (2,5 bulan - mendekati 5 bulan)

a. Cara stimulasi, balik/telungkupkan tubuhnya. Perhatikan kemampuannya

mengangkat lengan dan dada,hingga posisi lengannya tegak.

10

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

b. Untuk bisa bertumpu pada tangannya, ulurkan mainan yang bersuara atau coba

panggil namanya, hinggadia mencoba melihat ke arah suara dan mengangkat

kepalanya. Kadang ia terjatuh, dalam arti menundukkan kepalanya.

6. Tengkurap Sendiri (1 bulan 3 minggu - 5,5 bulan)

Cara stimulasi,jangan sering menggendong bayi atau menaruhnya di ayunan

karena anak tak akan punyakesempatan belajar tengkurap. Sebaiknya taruh anak di

tempat tidur dengan posisi telentang. Kemudiansedikit demi sedikit bantu ia

membalikkan posisi tubuhnya.

7. Ditarik untuk Duduk Kepala Tegak (2 bulan 3 minggu - 6 bulan)

Cara stimulasi, tidurkan anak dengan posisi telentang, lalu tarik perlahan kedua

lengannya.Perhatikan, apakah kepalanya sudah dapat mengikuti tubuh untuk tegak

atau tidak.Jika kepala tetap lunglai, besarkemungkinan ada kelainan yang umumnya

terjadi di susunan saraf pusat.

8. Duduk Tanpa Pegangan (5 bulan 1 minggu - 7 bulan)

Bila sesudah ditarik kedua tangannya kepala bayi bisa tegak, coba lepaskan

kedua tangannya secara perlahanagar dia bisa duduk sendiri.

Aneka Perkembangan Motorik Halus

Berikut tahapan beberapa perkembangan motorik halus seperti dijelaskan Rini.

1. Mengikuti Objek ke Garis Tengah

a. Dilakukan kira-kira ketika usia bayi 1 minggu dan sudah harus bisa sampai

usianya 1 bulan 2 minggu.

b. Objeknya bisa berupa sinar/cahaya, suara dan benda. Biasanya objek yang

menarik perhatian karenamemiliki warna-warna "menyala" seperti merah, kuning,

hijau.

11

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

c. Cara stimulasi, gerakkan objek dengan warna terang tadi dari pinggir mata sampai

kira-kira ke arah garistengah. Diharapkan bayi akan mengikuti objek tersebut

sampai ke garis tengah.

2. Mengikuti Objek Lewat Garis Tengah (usia 3 minggu - 2 bulan 3 minggu)

Cara stimulasi, arahkan benda dari arah pinggir sampai lewat garis tengah.

Diharapkan mata bayi akan mengikuti gerakan benda tersebut.

3. Menggenggam (1 bulan 3 minggu - 3 bulan 1 minggu)

Cara stimulasi, beri mainan yang mengeluarkan bunyi dan memiliki pegangan

(kerincingan). Biarkan iamenggenggamnya.

4. Kedua Tangan Bersentuhan (1,5 bulan - 3 bulan)

a. Umumnya bayi suka sekali memainkan/mengamati tangannya. Di usia ini kedua

tangannya mulai salingmenyentuh atau malah menyatu.

b. Cara stimulasi, gantungkan benda atau mainan di atas tempat tidurnya, agar bayi

berusaha meraihnya.Sebaiknya, objeknya jangan berputar karena koordinasi

matanya belum baik. Benda berputar juga membuatmata bayi tidak terfokus pada

satu objek.

5. Mengikuti Objek 180 Derajat (1 bulan 3 minggu - sekitar 4 bulan)

Bayi mengikuti objek yang digerakkan oleh orang tuanya dari pinggir yang

satu sampai ke ujung pinggir matalainnya.

6. Meraih Benda (3 bulan 3 minggu - 5 bulan)

Orang tua dapat menaruh obyek atau mainan di dekatnya, biarkan bayi

mencoba meraihnya.Prinsipnya, di sini belum ada mobilisasi/perpindahan

benda.Jadi, hanya gerakan tangan yang meraih saja.

7. Mencari Benda yang Dijatuhkan (4 bulan 1 minggu - nyaris 6 bulan)

a. Stimulasi diberikan untuk menilai koordinasi gerakan benda yang berpindah dan

apakah bayi dapat melihatsekaligus mengikuti benda yang bergerak tadi.

12

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

b. Cara stimulasi, buat gumpalan benang warna merah (bisa dari benang wol)

menjadi semacam pom-pomdengan diameter sekitar 4-5 cm. Taruh di atas kepala

anak lalu gelindingkan. Ia akan berusaha melihatgumpalan benang yang berada di

atas kepalanya itu. Begitu juga ketika benangnya dijatuhkan, dia akanmencarinya.

7. Menggaruk Manik-manik (4 bulan 3 minggu - 6 bulan)

a. Jangan pilih manik-manik yang ukurannya kelewat kecil, karena bahaya bila

tertelan. Bukan pula makanankecil yang tergolong keras seperti kacang, tapi

gunakan kismis. Dudukkan bayi dan taruh kismis di depannya.Ia akan

mengambilnya menggunakan kelima jarinya.

b. Kemampuan menggaruk ini nantinya akan berkembang menjadi kemampuan

menjumput di usia 9 bulanan.

8. Memindahkan Kubus ke Tangan Lain (5 bulan 1 minggu - sekitar 8 bulan)

Cara stimulasi, beri sebuah kubus. Dia akan memegang kubus tersebut dengan

sebelah tangannya kemudianmemindahkannya ke tangan lain. Pilih kubus yang

terbuat dari kain.

9. Mengambil 2 Kubus (5 bulan 3 minggu - 9 bulan 3 minggu)

Cara stimulasi, taruh beberapa kubus di hadapannya. Di range usia ini ia sudah mulai

bisa mengambil lebihdari satu kubus dengan menggunakan kedua tangannya.

13

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh bedong pada bayi baru lahir

Pernahkah Anda melihat anak berjalan pincang, kaki terlihat lebih pendek pada

satu sisi ? jika melihat hal itu kemungkinan penyebabnya adalah terjadinya dislokasi

(lepas sendi) panggul atau gangguan  pertumbuhan sendi panggul developmental

dysplasia of the hip (DDH), yang merupakan varian lebih ringan dari dislokasi sendi

panggul. Kelainan ini dapat terjadi karena komponen sendi panggul yang terdiri dari

kepala tulang paha (femur) dan bagian dari tulang panggul, yaitu mangkuk asetabulum

tidak berada pada posisi normal sehingga pertumbuhan keduanya terganggu.

Sejatinya pertumbuhan kedua komponen ini saling mempengaruhi, bahkan boleh

dibilang keduanya tumbuh bersama-sama seprti kue yang mengembanng di dalam oven

mengikuti cetakannya, apabila posisinya berubah maka pertumbuhan masing-masing

menjadi independent tidak saling mempengaruhi sehingga bentuk kepala tulang paha dan

asetabulum menjadi abnormal (dysplasia) dan tidak cocok satu sama lain (dyskongruen)

kepala tulang paha yang seharusnya bulat menjadi oval dan rata, sedangkan mangkuk

asetabulum yang seharusnya memiliki kecekungan yang dalam menjadi dangkal atau

bahkan mendatar. Akhirnya menjadi gangguan sendi, panjang kaki berbeda antara yang

normal antara sisi yang dyplasia dan berujung pada cara jalan yang tidak normal. Angka

kejadian DDH bervariasi tergantung pada lokasi dimuka bumi ini. Menarik untuk melihat

bahwa insiden DDH ditemukan jauh lebih tinggi pada daerah dingin yang dekat dengan

kutub, insiden juga jauh lebih tinggi pada bayi-bayi yang dilahirkan pada musim dingin.

14

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Hal ini diyakini berhubungan dengan kebiasaan mengguanakan pakaian hangat berlapis-

lapis dan relatif ketat pada bayi tersebut. Walaupun di Indonesia berada di daerah tropis

yang hangat, tetapi tetap ada kebiasaan menggunakan pakaian yang hangat dan relatif

ketat yang disebut bedong. Yang lebih disebabkan kebiasaan dan kepercayaan. Alasannya

klasik agar tubuh anak dapat tumbuh lurus dan membuatnya nyaman.

            

Mengapa tidak boleh di bedong ?

            Posisi aman agar kepala femur tidak keluar dari mangkuk asetabulum adalah paha

dibuka lebar. Sebenarnya bayi akan mengambil posisi sendiri apabiala ia tidak dibedong

secara ketat, sedangkan bila anak dibedong maka sendi panggul menjadi lurus dan paha

merapat. Hal itu membuat kepala tulang paha mudah keluar dari mangkuk asetabulum

maka atas sebab itulah pembedongan ketat pada bayi sudah ditinggalkan karna terbukti

dapat menimbulkan masalah pada sendi panggul. Pada sebagian besar negara maju

bahkan sudah dilakukan program skrining nasional untuk deteksi dini DDH karena biaya

yang harus dikeluarkan  untuk menangani DDH ini  jauh lebih murah dibandingkan

stadium lanjut apabila tidak ditangani dini pada saat pasien mencapai usia produktif DDH

akan menurunkan kualitas hidup secara signifikan karena mobilitas pasien akan sangat

terganggu. Pada usia tua pasien akan mengalami proses degeneratif/ pengapuran leih

awal sehingga sering membutuhkan tindakan operasi penggatian sendi.

Diagnosis Penyakit

Pada bayi baru lahir yang mengalami DDH akan terlihat tanda-tanda sebagai berikut :

1. Lipatan paha yang tidak simetris

2. Perbedaan panjang kaki

3. Terbatasnya ruang lingkup sendi panggul pada arah abduksi ( membuka paha)

15

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

Kelainan tersebut dapat dikonfirmasikan pada pemeriksaan yang lebih spesifik oleh

dokter dan pemeriksaan USG atau foto rongent tergantung pada usia sang anak. Pada

anak yang berusia lebih tua hanya terlihat tungkai yang lebih pendek dan cara berjalan

yang tidak normal.

Penatalaksanaan dan Pengobatan DDH

Penatalaksanaan DDH tergantung pada usia dan derajat dysplasia yang terjadi.

Semakin muda usianya, semakin mudah terapinya. Semakin kecil kemungkinan

dilakukan tindakan operatif, dan hasilnya jauh lebih optimal. Karena masalah pada DDH

adalah mekanis, maka terapinya tidak dapat dilakukan hanya dengan pemerian obat-

obatan, harus dilakukan manipulasi secara mekanis. Pada usia sebelum merangkak,

penatalaksanaanya adalah dengan memakai falic harness. Apabila bayi sudah mampu

merangkak maka terapi terapi dengan falic harness menjadi tidak efektif. Terapinya

adalah dengan melakukan reposisi tertutup (mengembalikan posisi kepala tulang femur

kedalam mangkuk asetabulum dalam bius umum tanpa melakukan sayatan).

Selanjutnya dipasangkan gip untuk mempertahankan posisinya untuk mengetahui

apakah sendi panggul sudah aman atau belum dilakukan evaluasi dengan arthrogram

(foto rongent dengan kontras). Apabila dari arthrogram diketahui reposisi tertutup gagal

maka dilakukan reposisi terbuka (reposisi dengan sayatan atau operasi) untuk

menggemblikan posisi sendi panggul, selnjutnya di pertahankan atau imobilotas gips

dalam kurung waktu tertentu.

Jika derajat dsyplasianya tinggi, terjadi perubahan siknifikan. Pada bentuk kepala

tulang femur atau mangkuk asetabulum sehingga perlu dilakukan tindakan rekontruksi

tulang. Tujuannya agar kepala tulang femur dapat masuk kembali ke mangkuk

asetabulum, sehingga posisinya stabil dan kisaran gerak sendi menjadi optimal.

16

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

3.2 Penggunaan bedong yang baik bagi bayi baru lahir.

Bila Anda ingin membedong bayi Anda, pastikan cara membedongnya baik dan benar, sehingga

dampak negatif yang ditakutkan para ahli dapat dihindari. Berikut ini tips yang perlu diikuti:

Pilih bahan yang nyaman dan tebalnya disesuaikan dengan kondisi udara agar bayi tidak

kepanasan.

Jangan memaksa meluruskan kaki bayi, karena dapat mengganggu tulang pangkal paha. Ada

pendapat yang mempercayai bahwa kaki bayi yang cenderung dilipat adalah hal alami dan akan lurus

sendiri tanpa bantuan bedong. Dalam hal ini, di bagian kaki bayi dapat diberikan ruang gerak yang

cukup supaya bayi masih dapat menggerakkan kakinya.

Pastikan wajah, terutama mulut dan hidung bayi tidak tertutup kain.

Pantau terus reaksi bayi – bila ia terlihat tidak nyaman, segera bukakan bedong karena ia mungkin

kepanasan atau bedongan terlalu kencang.

Bila Anda kurang mahir membedong, kantong bayi atau bedong modern yang banyak dijual akhir-

akhir ini, dapat menjadi pilihan lain.

17

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Membedong boleh-boleh saja semasa transisi bayi agar dia tetap merasa nyaman

seperti dikandungan.Bayiyang dibedong juga memudahkan ibu untuk menyusui.Tapi

membedong bukanlah untuk meluruskan kakibayi.Jika bayi tidak kaget-kaget lagi ketika

tidur itu tanda si bayi sudah mulai beradaptasi dan penggunaan bedong sebaiknya jangan

terlalu sering agar otot motoriknya bisa bergerak maksimal.

4.2 Saran

Sebaiknya orangtua tidak asal membedong bayinya, karena jika bedongannya terlalu

kuat atau tebal bisaberbahaya bagi bayi itu sendiri. Jika udara disekitar panas dan

orangtua membedong bayi secara ketat akanmembuat bayi menjadi kepanasan (overheat).

Hal ini bisa mempengaruhi sistem saluran pernapasan daribayi tersebut.

Sebaiknya setiap 2 jam orangtua mengecek kondisi bayinya dan jangan membedong bayi

terlalu lama. Kalaubayi terlihat berkeringat maka ini menjadi tanda bahwa bayi merasa

kepanasan, karenanya lebih baikmelepas terlebih dahulu bedongannya.

Kalau bayi memang senang dibedong, maka tak ada salahnya untuk selalu

membedong bayi.Tapi sebaiknyajika bayi sudah mulai aktif bergerak orangtua tak perlu

membedong seluruh tubuhnya biarkan tangan bayikeluar agar bisa bergerak-

18

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

gerak.Namun jika bayi tidak merasa nyaman untuk membedong, orangtua jangan

memaksanya.

19

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bundakonicare.com/post/mitos-fakta/fakta-menarik-seputar-bedong

http://www.adikbayi.com/products/56/0/Bedong-Modern-Instan-Bedong-Bayi-klasik-dan-Alas-Ompol

http://www.tipsbayi.com/bedong-bayi-manfaat-dan-cara-membedong-yang-baik.html

http://id.theasianparent.com/apakah-bedong-berdampak-negatif/

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2012/12/12/mitos-bedong-dalam-pandangan-orang-kampung-510417.html

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Tanya+-+Jawab/cara.benar.bedong.bayi/001/006/910/1

v

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN BEDONG TERHADAP MOTORIK BAYI BARU LAHIR

LAMPIRAN

vi