PENGARUH STANNUM (Sn) TERHADAP … · 1Staff Pengajar Teknik Material dan Metalurgi ITS, ......
Transcript of PENGARUH STANNUM (Sn) TERHADAP … · 1Staff Pengajar Teknik Material dan Metalurgi ITS, ......
1
PENGARUH STANNUM (Sn) TERHADAP KEKERASAN DAN
STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR FCD700-A
(PRODUK CAMSHAFT)
Ir. Sadino, M.T 1, Sigit Tri Wicaksono, S. Si, M. Si
1, Reza Pahlevi
2 1Staff Pengajar Teknik Material dan Metalurgi ITS,
2Mahasiswa Teknik Material dan
Metalurgi ITS e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Besi cor nodular merupakan paduan dari besi dan karbon dengan kadar karbon yang
lebih tinggi dari 2,0%, kadar karbon yang biasa digunakan sekitar 2,5 – 4,0 %.
Pengklasifikasian besi cor ditentukan oleh struktur mikronya yang sangat dipengaruhi oleh
kandungan karbon dalam paduan. FCD700A adalah besi cor nodular yang memiliki
kekuatan tarik 700 Mpa dan matriks strukturnya berupa pearlite. Pada aplikasinya FCD700A
digunakan untuk pembuatan camshaft mesin mobil.
Stannum (Sn) adalah salah satu unsur yang digunakan dalam pembuatan besi cor
nodular FCD700A. Stannum memiliki titik cair 231,93 oC dan titik didih 2602 oC. Pengaruh
Sn dalam besi cor nodular adalah sebagai pembentuk matriks pearlite (ASM handbook).
Dari hasil pengujian kekerasan dan struktur mikro pada sampel FCD700A dengan
variasi kadar Sn 0.015%, 0,027%, 0,028%, 0,030%, 0,032% dan 0,034% didapatkan nilai
kekerasan terbesar pada 0,028% Sn sebesar 293 HV dan nilai terkecil pada 0,015% Sn
sebesar 242 HV dengan matriks pearlite pada struktur mikronya.
Kata kunci : besi cor nodular, stannum, pearlite, kekerasan, struktur mikro.
ABSTRACT
Nodular cast iron is an alloy of iron and carbon with a carbon content higher than
2.0%, carbon levels used are about 2.5 - 4.0%. Classification of cast iron is determined by the
microstructure that highly influenced by the carbon content in the alloy. FCD700A is nodular
cast iron which has a tensile strength of 700 Mpa and the matrix structure of pearlite. In the
application, it’s used to manufacture camshaft engine.
Stannum (Sn) is one of the elements used as alloy in the manufacture of nodular cast
iron FCD700A. Stannum have melting point at 231,93 oC and boiling point at 2602 oC. The
influence of Sn in nodular cast iron is a very potent pearlite former (ASM handbook).
From the results of hardness testing and micro structure of the sample FCD700A
with Sn composition variety 0015%, 0.027%, 0.028%, 0.030%, 0.032% and 0.034% obtained
the largest force value at 0.028% Sn of 293 HV and the smallest value at 0.015% Sn for 242
HV with microstructure of pearlite matrix.
Keyword : nodular cast iron, stannum, pearlite, kekerasan, microstructure.
2
1. PENDAHULUAN
Dengan semakin majunya teknologi
industri di Indonesia, penggunaan besi cor
nodular secara umum semakin dibutuhkan
dikalangan industri. Besi cor nodular banyak
digunakan dalam pembuatan komponen
konstruksi (arms, sprockets, tool holder)
maupun komponen otomotif (camshaft,
crankshaft, gear, bosh). Besi cor nodular
memiliki bentuk grafit berupa bola-bola
kecil (nodul), hal ini yang membedakan besi
cor nodular dengan besi cor lainnya serta
sifat mekanik yang dimiliki mendekati baja.
Salah satu jenis dari besi cor nodular adalah
FCD700A yang memiliki kekuatan tarik 700
N/mm2 dan struktur matriksnya berupa
pearlite. Salah satu aplikasi dari FCD700A
adalah camshaft.
Pada penelitian ini digunakan besi
cor nodular FCD700A produk camshaft
dengan kadar Sn 0.025 – 0.035 %. Pengujian
yang akan dilakukan antara lain : pengujian
kekerasan (Hardness) dan pengamatan
struktur mikro dengan menggunakan
miokroskop optik (Metallography). Dengan
dilakukannya penelitian ini, diharapkan
dapat diketahui pengaruh dari penambahan
Sn terhadap sifat mekanik dan struktur
mikro.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Camshaft
Camshaft adalah sebuah alat yang
digunakan dalam mesin torak untuk
menjalankan valve poppet. Dia terdiri dari
batangan silinder. Cam membuka katup
dengan menekannya, atau dengan
mekanisme bantuan lainnya, ketika mereka
berputar. Cara kerjanya, camshaft akan
berotasi didalam mesin secara terus menerus
selama mesin mobil dalam keadaan hidup.
Bentuk camshaft berupa batangan
besi dengan panjang tertentu yang memiliki
bentuk khusus dan terdapat beberapa
tonjolan landai pada badannya yang disebut
camnose. Karena kerja dari camshaft yang
bersinggungan langsung terhadap valve
poppet, maka diperlukan kekerasan yang
tinggi serta sifat tahan aus yang baik.
Sifat mekanik pada camshaft adalah
seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.1 berikut:
Table 2. 1 Karakteristik Camshaft
Sifat Mekanik Camshaft
Hardness 209 - 303 BHN
Tensile Strength 700 N/mm2
2.2 Klasifikasi Besi Cor
Pengklasifikasian besi cor
ditentukan oleh struktur metalografinya
yang sangat dipengaruhi oleh kandungan
karbon dalam paduan. Karbon dalam besi
cor dapat berupa sementit (Fe3C) atau
karbon bebas (grafit). Bentuk dan distribusi
grafit akan mempengaruhi sifat fisik dan
mekanik besi cor.
Secara umum besi cor dapat
dikelompokkan berdasarkan keadaan dan
bentuk karbon yang terkandung di dalamnya
menjadi empat golongan adalah sebagai
berikut :
a. Besi tuang putih (white cast iron) dimana seluruh karbon berupa
sementit.
b. Besi tuang mampu tempa
(malleable cast iron), dimana
karbonnya berupa temper karbon,
dengan matriks pearlite dan ferrite.
c. Besi tuang kelabu (grey cast iron),
dimana karbonnya berupa grafit
berbentuk flake (serpih) dengan
matriks ferrite dan pearlite.
d. Besi tuang nodular (nodular cast
iron), diman karbonnya berupa
nodular graphite berbentuk bola
dengan matriks ferrite dan pearlite.
(Avner,1987)
2. 2. 1. Besi Tuang Nodular (Ductile Iron)
Besi tuang nodular didapatkan
dengan menambahkan beberapa unsur
selama proses pembekuan seperti
magnesium ataupun cerium maka dapat
mengubah bentuk dari graphite besi tuang
menjadi bulat (spheroidal). Berubahnya
bentuk graphite dari besi tuang tersebut
3
berpengaruh terhadap sifat mekaniknya.
Dengan bentuk yang lebih spheroidal maka
besi tuang tersebut akan memiliki keuletan
(ductility) 5 sampai 20 kali lebih tinggi jika
dibandingkan besi tuang yang memiliki
graphite berbentuk flake. Besi tuang jenis
ini yang seringkali disebut sebagai Ductile
Iron atau Nodular Cast Iron. Stuktur matriks tergantung pada
komposisi dan laju pendinginan. Matriks
yang terdiri dari ferrit dan sedikit pearlit
dinamakan besi tuang nodular ferritik.
Struktur tersebut memiliki keuletan,
ketangguhan dan machinability paling
tinggi. Struktur matrik yang sebagian besar
terdiri dari pearlite dapat diperoleh dari
normalising dengan temperatur pemanasan
8700C-900
0C kemudian didinginkan dengan
media udara. Besi tuang nodular pearlitic
memiliki kekuatan lebih tinggi daripada
ferritic tetapi keuletannya lebih rendah.
2. 2. 2. Pembekuan pada Besi Cor
Nodular
Pada besi cor nodular pembekuan
grafit nodul dimulai pada temperatur yang
lebih tinggi dari temperatur eutektik
austenite grafit serpih, pada karbon
ekuivalen yang sama. Dalam hal ini grafit
bulat dikelilingi oleh austenit. Sehingga
hanya ada satu fasa (austenit) yang kontak
dengan cairan eutektik.
Pertumbuhan grafit nodul ini
terdapat dua pendapat yaitu :
1. Grafit yang tumbuh karena selalu
mencabang sehingga membentuk
nodul seperti pada Gambar 2.2
dibawah ini:
Gambar 2.8 Grafit nodul akibat percabangan
2. Terbentuk gelembung gas,
kemudian grafit menempati
rongga tersebut. Seperti
ditunjukan pada Gambar 2.3
dibawah ini :
Gambar 2.9 Pertumbuhan grafit nodul dari
gelembung gas
Keterangan :
A. Gelembung gas C. Logam cair
B. Serabut grafit D. Besi yang sudah dipadatkan
2. 3 Stannum
Stannum (Sn) atau yang biasa
disebut dengan timah, biasanya digunakan
tanpa atau dengan paduan lain.
Struktur atom Sn
(http://environmentalchemistry.com/) :
Atomic Radius: 1.72Å
Atomic Volume: 16.3cm3/mol
Covalent Radius: 1.41Å
Cross Section (Thermal Neutron
Capture) a/barns: 0.626
Crystal Structure: Tetragonal
Atomic Mass Average : 118.71
Sifat Mekanik Sn
(http://environmentalchemistry.com/) :
Titik Penguapan : 2543K 2270°C
4118°F
Modulus Elastisitas:
Bulk : 58.2/GPa
Rigidity : 18.4/GPa
Youngs : 49.9/GPa
Heat of Vaporization : 295.8kJ/mol
Titik Cair : 505.21K ; 232.06°C;
449.71°F
Bentuk Fisik (at 20°C & 1atm) : Solid
Fasa yang terbentuk antara Fe
dengan Sn dapat dilihat pada Gambar 2.4
berikut :
4
Gambar 2.4 Diagram Fasa Fe-Sn
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
3.1.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia
Pengamatan hasil pengujian
komposisi kimia digunakan untuk
memastikan komposisi kimia dari spesimen
yang akan diuji dan prosentase Stannum
yang divariasikan pada masing-masing
spesimen.
Hasil pengujian komposisi kimia
pada masing-masing spesimen dengan
prosentase Sn yang berbeda dapat dilihat
pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia
Setelah melakukan pengujian,
apabila hasil komposisi unsur Sn belum
memenuhi target yang diinginkan maka
perlu ditambahkan unsur tersebut sesuai
perhitungan dibawah:
Penambahan Sn = %Sn x S kg
YR Sn
Dimana,
S = Banyaknya scrap yang
ditambahkan (kg)
YR = Yield Ratio Sn. (80%-85%)
%Sn = prosentase Sn yang
diinginkan.
Sn yang ditambahkan ke dalam
furnace berbentuk butiran dengan
diameter 1- 4 mm dengan
kemurnian diatas 99%.
3.1.2 Hasil Pengujian Kekerasan
Grafik K ekeras an R ata - R ata
243.5
279.825
293 289.8
278.35 276.65
220
240
260
280
300
320
0.015 0.027 0.028 0.03 0.032 0.034
% S n
HV
Gambar 3.1 Grafik kekerasan rata-rata
3.1.3 Hasil Pengujian Struktur Mikro
Pengamatan Struktur mikro
dilakukan untuk memperoleh informasi yang
lebih detail tentang struktur yang ada pada
material dimana kadar Sn yang
ditambahkan bervariasi antara 0.027%;
0.028%; 0.30%; 0.032%; 0.034%.
Pengamatan struktur mikro dilakukan pada
perbesaran 100X terhadap spesimen tanpa
etsa dan specimen yang di-etsa dalam
larutan 4% Nital.
3.1.3.1 Hasil Pengujian Dengan Etsa
Gambar 3.2 Struktur mikro Sn 0.015%,
85% nodularity, 118 pcs/mm2, (M=50X)
Grafit
Pearlite
5
Gambar 3.3 Struktur mikro Sn 0.027%, 85%
nodularity, 180 pcs/mm2, (M=50X)
Gambar 3.4 Struktur mikro Sn 0.028%, 90%
nodularity, 181 pcs/mm2 , (M=50X)
Gambar 3.5 Struktur mikro Sn 0.030%, 85%
nodularity, 192 pcs/mm2 , (M=50X)
Gambar 3.6 Struktur mikro Sn 0.032%, 85%
nodularity, 231 pcs/mm2 , (M=50X)
Gambar 3.7 Struktur mikro Sn 0.034%, 85%
nodularity, 218 pcs/mm2 , (M=50X)
3. 2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Komposisi Kimia
Berdasarkan Hasil Pengujian
Komposisi Kimia keenam specimen.
Dengan toleransi standard untuk produk
Camshaft, masing-masing unsur utama
dianggap konstan, kecuali unsur Stannum
yang pada penelitian ini divariasi
berdasarkan persen beratnya, dimana jika
komposisi unsur stannum lebih kecil atau
sama dengan 0.015 % komposisi tersebut
tidak memberikan pengaruh yang signifikan
seperti tampak pada Table 3.2 dibawah ini
Tabel 3.2 Hasil Standarisasi Komposisi Spesimen
3.2.2 Analisa Kekerasan
Nilai kekerasan pada kelima
spesimen masuk dalam standar produk
kecuali sampel dengan 0.015% Sn.
Berdasarkan pada Gambar 4.3 dapat dilihat
kenaikan nilai rata – rata kekerasan yang
cukup signifikan dan diketahui nilai
kekerasan rata-rata tertinggi terdapat pada
spesimen dengan kadar Stannum 0,028%.
Pada Gambar 3.1 terlihat penurunan nilai
rata – rata kekerasan setelah nilai rata – rata
kekerasan sebesar 293 HV pada 0.028% Sn.
Grafit
Grafit
Grafit
Grafit
e
Grafit
Pearlite
Pearlite
Pearlite
Pearlite
Pearlite
6
Gambar struktur mikro spesimen
dengan % ferrit paling sedikit dapat dilihat
pada Gambar 3.2. Stannum adalah unsur
yang berperan dalam peningkatan jumlah
pearlite dalam besi cor nodular. Pearlite
adalah suatu mixture dari cementite dan
ferrite yang mampu meningkatkan
kekerasan pada besi cor nodular, Wahid
Suherman, 1987.
Pada spesimen uji dengan kadar
Stannum 0,015% menunjukkan nilai
kekerasan terkecil dimana pada kondisi ini
specimen memiliki kadar ferit terbesar.
Walaupun spesimen uji ini masih masuk
dalam standard namun komposisi ini tidak
aman, karena sangat mendekati nilai bawah
kekerasan standar produk yaitu 220 HV,
sehingga dikhawatirkan saat aplikasinya,
Camshaft tidak akan bertahan lama.
Pada Gambar 3.1 terjadi fenomena
dimana nilai kekerasan setelah 0.028% Sn
turun walaupun tidak secara signifikan.
Berdasarkan dari perhitungan nodule count,
hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya
jumlah grafit yang dapat menyebabkan
material FCD700A 0.03%Sn, 0.032% dan
0.034% yang mempunyai nodule count 192
pcs/mm2, 231 pcs/mm
2 , 218pcs/mm
2 .
Jadi fenomena penurunan kekerasan
pada 0.03%Sn, 0.032%Sn dan 0.034%Sn
disebabkan oleh banyaknya jumlah grafit
yang cenderung berukuran kecil yang
mempunyai sifat mekanik lunak sehingga
mampu menurunkan kekerasan namun
menaikkan elongation dilihat dari sudut
pandang ukuran grafit yaitu memberikan
sifat elongation yang lebih tinggi untuk
ukuran nodule yang lebih kecil. Pada
Gambar 3.1 terlihat 0.015%Sn dengan
jumlah nodule 118 pcs/mm2
mempunyai
nilai kekerasan terkecil, hal ini disebabkan
oleh struktur matrik yang masih berupa
ferrite-pearlite dibandingkan dengan
0.027%, 0.028%, 0.030%, 0.032% dan
0.034%Sn yang matriksnya pearlitie dengan
sedikit ferrite.
4.2.3 Analisa Struktur Mikro
4.2.3.1 Analisa Grafit
Analisa grafit dilakukan dengan
pengujian struktur mikro dengan etsa pada
Gambar 3.2 sampai Gambar 3.7. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui persentase
grafit, ukuran, dan bentuk grafit dari produk
Camshaft ini.
Bentuk grafit pada keenam
spesimen seluruhnya menunjukkan bentuk
nodular sehingga tidak ada perbedaan sifat
mekanik ditinjau dari sudut pandang ini.
Namun ada pengaruh khusus pada ukuran
grafit yaitu memberikan sifat elongation
yang lebih tinggi untuk ukuran nodule yang
lebih kecil.
4.2.3.2 Analisa Matriks
Hasil pengamatan struktur mikro
pada spesimen uji yang telah dietsa dengan
larutan nital 4 % menunjukkan
terbentuknya matrik pearlitie di seluruh
permukaan spesimen. Pembentukan matrik
pearlite dipengaruhi oleh kemampuan
stannum yang sangat potensial
meningkatkan matrik pearlite di dalam besi
cor nodular FCD 700A, semakin banyak
presentase pearlite pada besi cor sehingga
kekuatan mekanik khususnya kekerasan
FCD700A semakin meningkat.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan
analisa data yang telah dilakukan maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosentase kadar Stannum akan
mempengaruhi kenaikan presentase
matriks pearlite pada material
FCD700A. Hal ini dapat dilihat
pada foto struktur mikro dengan etsa
(Gambar 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6, dan
3.7) dan perhitungan menggunakan
nodule count.
7
2. Stannum memiliki pengaruh dalam
menaikkan kekerasan material
FCD700A. Nilai kekerasan tertinggi
terdapat pada spesimen dengan
kadar Stannum 0.028% sebesar 293
HV dan kekerasan terendah dimiliki
oleh spesimen 0.015%. sebesar 242
HV (Gambar 3.1).
DAFTAR PUSTAKA
Avner, Sidney H. 1974. Introduction to
Physical Metallurgy. Singapore :
Fong and Sons Printers Pte, Ltd.
Banga, T.R, R.L. Agarwal. 1981. Foundry
Engineering. New Delhi : Khanna
Publisher.
Gupta, Prof. R.B. 1989. Foundry
Engineering. New Delhi : Satya
Prakashan
Surdia, Tata dan Kenji Chijiwa. 2006.
Teknik Pengecoran Logam.
Jakarta : PT Pradya Paramitha.
Suherman, Ir.Wahid. 1987. Pengetahuan
Bahan. Surabaya : Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
ASM Metals Handbook Vol 15.1992.
Casting
ASM Metals Handbook Vol 7.1972. Atlas
of Microstructure of Industrial
Alloy.
JIS Handbook G 5502. 2001.
Spheroidal Graphite Cast iron
JIS Handbook Z 2244. 2003.
Vickers Hardness Test
Kovacs, Bela V. 1982. Method For
Increasing Mechanical Properties
In Ductile Iron By Alloy
Additions. United State Patent
Documents.
http://en.wikipedia.org/wiki/Tin_dioxide
http://environmentalchemistry.com/yogi/peri
odic/Sn.html
http://www.ductile.org/didata/Section3/3part
2.htm#Effect%20of%20Matrix
http://www.gordonengland.co.uk/hardness/
hardness_conversion_1m.htm